lapsus anak

35
BAB I PRESENTASI KASUS I. IDENTITAS PASIEN Nama : An. H. A Umur : 7 tahun Jenis Kelamin : Laki laki Agama : Islam Nama Ayah : Tn. A Pekerjaan Ayah : Wiraswasta Nama Ibu : Ny. P Pekerjaan Ibu : Ibu Rumah Tangga Alamat : Duwet, Wonosari Klaten Tanggal masuk : 26 -5 - 2015 No. CM : 159790 II. ANAMNESIS Anamnesis diperoleh melalui autoanamnesis dan aloanamnesis terhadap ibu pasien. A. Keluhan Utama Demam sejak 4 hari lalu B. Riwayat Penyakit Sekarang Pasien datang diantar oleh keluarganya ke RS PKU Delanggu dengan keluhan demam tinggi sejak 4 hari lalu. Ibu pasien mengatakan demam dirasa tiba tiba dan naik turun, demam naik saat malam hari. Selain itu pasien juga mengatakan jika mulai hari ini tiba tiba perutnya sakit di

Upload: tegar-m-wijaya

Post on 08-Nov-2015

19 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

dgwgr

TRANSCRIPT

BAB IPRESENTASI KASUS

I. IDENTITAS PASIENNama:An.H. AUmur:7 tahunJenisKelamin:Laki laki Agama:IslamNamaAyah:Tn.APekerjaanAyah:WiraswastaNamaIbu:Ny.PPekerjaanIbu:IbuRumahTanggaAlamat:Duwet, Wonosari KlatenTanggalmasuk:26 -5 - 2015No.CM:159790II. ANAMNESISAnamnesis diperoleh melalui autoanamnesis dan aloanamnesis terhadap ibupasien.1. Keluhan UtamaDemam sejak 4 hari lalu1. Riwayat Penyakit SekarangPasien datang diantar oleh keluarganya ke RS PKU Delanggu dengan keluhan demam tinggi sejak 4 hari lalu. Ibu pasien mengatakan demam dirasa tiba tiba dan naik turun, demam naik saat malam hari. Selain itu pasien juga mengatakan jika mulai hari ini tiba tiba perutnya sakit di sekitar pusar, selain itu pasien juga mengatakan badannya lemas. Pasien tidak mengeluhkan adanya pusing (-), mual muntah (-) buang air besar dan buang air kecil normal. Sebelumnya pasien belum diperiksakan ke dokter dan belum diberi obat apapun.Saat dilakukan pemeriksaan di bangsal hamka, pasien masih mengeluhkan masih sakit di perut sekitar umbilical. Ibu pasien mengatakan pasien badannya masih lemas tetapi sudah tidak demam, makan minum pasien sudah baik. Selain itu tidak ada keluhan lain. 1. Riwayat Penyakit DahuluRiwayat sakit serupa : disangkalRiwayat mondok : disangkalRiwayat kejang: disangkalRiwayat asma: disangkalRiwayat alergi: disangkal

1. Riwayat Penyakit KeluargaRiwayat sakit serupa: disangkalRiwayat asma: disangkalRiwayat alergi: disangkal1. Riwayat Kesehatan KeluargaAyah:sehatIbu:sehat1. Pemeliharaan Kehamilan dan PrenatalPemeriksaan : diBidan Frekuensi:ibu pasien mengatakan jika rutin memeriksakan pasien sesuai jadwal di kartu menuju sehat ( KMS )Keluhan selama kehamilan: tidak adaObat-obatan yang diminum selama kehamilan:vitamin dan tablet penambah darah.1. Riwayat Kelahiran :Pasien lahir di bidan dengan berat badan lahir 3500 gram dan panjang 52cm, lahir spontan, langsung menangis kuat segera setelah lahir, usia kehamilan 39 minggu.1. Riwayat imunisasiIbu pasien mengatakan jika imunisasi anaknya sudah lengkap semua sampai usia 9 bulan.1. Riwayat Petumbuhan dan PerkembanganIbu pasien mengatakan jika anaknya bisa berdiri dan mulai berbicara di usia sekitar 1 tahun.

1. Riwayat MakanMinumAnak1. Usia 0-6 bulan : ASI eksklusif selama 6 bulan.1. Usia 6-12 bulan : ibu pasien mengatakan jika pada usia lebih dari 6 bulan pasien mulai diberi makanan tambahan.1. Usia 1 tahun sekarang: ibu pasien mengatakan jika pasien makan makanan sehari hari dan mau makan sayur buah. 1. Kesan : kualitas dan kuantitas cukup1. Riwayat Keluarga Berencana:Ibu pasien saat ini memakai KB suntik 1 bulan

1. PohonKeluarga

7 tahun

Pasien merupakan anak kedua, di keluarga tidak ada menderita sakit yang sama dengan pasien. Kakak pasien perempuan sekarang berusia 15 tahun.

III. PEMERIKSAAN FISIKPemeriksaan dilakukan saat di IGD1. Keadaan UmumKeadaanumum:tampak lemasDerajatkesadaran:komposmentis2. Tanda vitalNadi:140x/menit,reguler,isitegangancukupPernafasan:22x/menit,tipethorakoabdominalSuhu:37,6C(peraxiler)Tensi : 100/80 mmHgBB:25kgTB:115cm3. Kulit : Warna sawo matang, kelembaban cukup, ujud kelainan kulit (-)4. Kepala : Bentuk mesocephal, rambut hitam sukar dicabut, distribusi merata, UUB sudah menutup5. Mata : Mata cowong(-/-), konjungtiva pucat (-/-), skleraikterik (-/-) ,pupil isokor (3mm/3mm), reflek cahaya (+/+)6. Hidung : Bentuk normal, nafas cuping hidung (-/-), sekret (-/-)7. Mulut : Bibir sianosis (-), mukosa basah (+)8. Telinga : Bentuk normal, sekret(-).9. Tenggorok : Uvula ditengah, tonsil hiperemis (-), T1-T1, faring hiperemis (+)10. Leher : Trakea di tengah, kelenjargetah bening tidak membesarLymphonodi : Retroaurikuler:tidakmembesar, Submandibuler:tidakmembesar11. Thorax : normochest, retraksi (-), gerakan simetris kanan kiriCor: Inspeksi:IktuskordistidaktampakPalpasi:IktuskordistidakkuatangkatPerkusi:BatasjantungkesantidakmembesarKananatas:ICSIILPSDKanan bawah: ICS IV LPSDKiribawah:ICSIVLMCSAuskultasi:BJI-IIintensitasnormal,reguler,bising(-)Kesan : NormalPulmoInspeksi:Pengembangandadakanan=kiriPalpasi:Fremitusterabakanan=kiriPerkusi:SonordisemualapangparuBatasparu-hepar:ICSVkananAuskultasi:SDvesikuler(+/+),RBK(-/-),RBH(-/-)12. AbdomenInspeksi:dindingdadasetinggidindingperutAuskultasi:peristaltik(+)meningkatPerkusi:tympani seluruh lapangan abdomenPalpasi:nyeritekan(- )hepartidakteraba,lientidakteraba,turgorkembali cepat.13. Urogenital : dalam batas normal14. Ekstremitas : Akral dingin di kedua ekstremitas atas dan bawah (+)Edem ekstremitas (-)

15. Perhitungan Status Gizi (secara antropometris)BB : 25 kgTB:115cmStatus gizi : Kesan : Gizi baik secara antropometri

IV. PEMERIKSAAN PENUNJANGPemeriksaan Laboratorium darah Darah Rutin : Hb 17,0 (9,1.5-14) g/dL Leukosit 6,8 (4-12) ribu Eritrosit 6,2 (4,50-5,50) juta Trombosit 55,0 (200-400) ribu Hematokrit 35,5 (40,0-48,0) MCV 77,4 (80,3-103) MCH 27,3 (26-34) pg MCHC 35,3 (32-36) Limfosit 28,9 (20-51) Granulosit 60,1 (50-80) Monosit 11 (2-9)Sero- Imunologi S. TIPHY O (-) S. PARATIPHY B0 (-) S. PARATIPHY C0 (-) S. PARATIPHY AO (-) S. TIPHY H (-) S. PARATIPHY AH (-) S. PARATIPHY BH (-) S. PARATIPHY CH (-)

RESUMEKurang lebih 4 hari sebelum masuk rumah sakit, pasien mengeluh panas tinggi, panas dirasa tinggi mendadak dan terus menerus. Selain itu pasien juga mengeluh batuk berdahak, dan muntah setiap makan sejak 2 hari lalu jadi asupan makan berkurang. Ibu pasien juga mengatakan sejak tadi malam badan pasien terutama di tangan dan kaki terasa dingin semua dan pasien juga lemas kemudian oleh keluarga pasien dibawa ke PKU Muhammadyah Delanggu. Sebelumnya pasien sudah diberi obat penurun panas namun tetap panas. Buang air kecil (+) normal, buang air besar (+) normal. Riwayat imunisasi dasar kurang imunisasi campak. Riwayat perkembangan dan pertumbuhan baik. Riwayat pemeliharaan prenatal baik. Riwayat kelahiran, lahir spontan dengan usia kehamilan 40 minggu, pemeliharaan postnatal baik. Pada pemeriksaan fisik diperoleh keadaan umum sedang, komposmentis dan gizi kesanbaik. Tanda vital :tensi : 100/80 mmhg, N: 140x/menit, RR: 22x/menit, t= 37,6C, pemeriksaan neurologi dalam batas normal. Status gizi secara antropometris : gizi baik. Pemeriksaan laboratoriumdidapatkan trombositopenia.

VI. DIAGNOSIS BANDINGDemam DengueInfeksi Saluran Pernapasan Atasdd : Demam Berdarah Dengue

VII. DIAGNOSIS KERJA0. Demam Dengue0. Infeksi Saluran Pernapasan Atas

IX. PENATALAKSANAANTerapi1. O2 nasal 2 lpm1. Infus RL 500 cc guyur dilanjutkan 16 tpm makro1. Infus Gelafusal 250 cc1. Injeksi Ranitidin 3x amp1. Injeksi Dexamethasone 3x amp1. Injeksi Paracetamol 400 mg ekstra1. Paracetamol 3x1 per oral

Monitoring1. Keadaan Umum, tanda vital1. Akral dingin dan keluhan pasien

X. PROGNOSISAdvitam:dubia ad bonamAdsanam:dubia ad bonamAdfungsionam:dubia ad bonam

LEMBAR MONITORINGtanggalCatatan perkembanganDiagnosaPengelolaan

13/5/2015S : demam (-), akral hangat (+), batuk (+), BAK (+) N, BAB (-)O : KU baik, kes CM, N 130x, RR 21x, S 37 C, tensi 110/80Hasil laboratorium darah rutin: Hb 13,5 g/dL Leukosit 4,8 ribu Eritrosit 5,27 juta Trombosit 34,0 ribu Hematokrit 40,8

Demam DengueISPA PO: Psidii Syr 2 cth 1Inadryl Syr 3 cth 1Infus:Infus RA 20 tpmInjeksi ranitidine 2x ampul

14/5/2015S : demam (-), akral hangat (+), batuk (+), BAK (+) N, BAB (-)O : KU baik, kes CM, N 120x, RR 21x, S 37 C, tensi: 120/80Hasil laboratorium darah rutin: Hb 11,9 g/dL Leukosit 6,9 ribu Eritrosit 4,48 juta Trombosit 32,0 ribu Hematokrit 34,5

Demam DengueISPATerapi lanjut

15/5/2015S : demam (-), akral hangat (+), batuk (+), BAK (+) N, BAB (-)O : KU baik, kes CM, N 130x, RR 21x, S 37 C, tensi: 110/80Hasil laboratorium darah rutin: Hb 12,5 g/dL Leukosit 6,5 ribu Eritrosit 4,7 juta Trombosit 49,0 ribu Hematokrit 36,0

Demam DengueISPATerapi lanjut

16/5/2015S : demam (-), akral hangat (+), batuk berkurang, BAK (+) N, BAB (-)O : KU baik, kes CM, N 120x, RR 20x, S 37 C, tensi: 120/80Hasil laboratorium darah rutin: Hb 12,1 g/dL Leukosit 6,6 ribu Eritrosit 4,5 juta Trombosit 98,0 ribu Hematokrit 34,5

Demam DengueISPATerapi lanjut

17/5/2015S : demam (-), akral hangat (+), batuk berkurang, BAK (+) N, BAB (-)O : KU baik, kes CM, N 110x, RR 23x, S 37 C, tensi: 110/80Hasil laboratorium darah rutin: Hb 12,1 g/dL Leukosit 7,1 ribu Eritrosit 4,48 juta Trombosit 248,0 ribu Hematokrit 34,7

Demam DengueISPABLPL

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

1. DEMAM DENGUE0. DefinisiDemam Dengue ataupun Demam Berdarah Dengue (DBD) di sebabkan oleh virus dengue yang termasuk dalam kelompok B Arthropod Virus (Arbovirosis) yang sekarang dikenal sebagai genus flavivirus, family flaviviride, dan mempunyai 4 serotipe yaitu Den-1, Den-2, Den-3, Den-4. Infeksi salah satu serotipe akan menimbulkan antibodi terhadap serotipe yang bersangkutan, sehingga tidak dapat memberikan perlindungan terhadap serotipe lain.

0. Cara PenularanTerdapat 3 faktor yang memegang peranan pada penularan infeksi virus dengue, yaitu manusia, virus, dan vector perantara.Virus dengue ditularkan kepada manusia melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti. Nyamuk Aedes albopictus, Aedes polynesiensis, dan beberapa spesies yang lain juga dapat menularkan virus ini, namun, merupakan vector yang kurang berperan. Nyamuk aedes tersebut dapat mengundang virus dengue pada saat menggigit manusia yang sedang viremia. Kemudian virus yang berada di kelenjar liur berkembang biak dalam waktu 8 10 hari (extrinsic incubation period) sebelum dapat ditularkan lagi kepada manusia pada saat gigitan berikutnya. Virus dalam tubuh nyamuk betina dapat ditularkan kepada telurnya (transovarian transmission), namun perannya dalam penularan virus tidak penting.

0. Patogenesis Virus merupakan organisme yang hanya dapat hidup dalam sel hidup. Maka demi kelangsungan hidupnya, virus harus bersaing dengan sel manusia sebagai pejamu (host) terutama dalam mencukupi kebutuhan akan protein. Persaingan tersebut sangat tergantung pada daya tahan penjamu, bila daya tahan baik maka akan terjadi penyembuhan dan timbul anti body, namun bila daya tahan rendah maka perjalanan penyakit menjadi semakin berat dan bahkan dapat menimbulkan kematian. Patogenesis DBD dan DSS (Dengue Syok Sindrome) masih merupakan masalah yang kontroversial. Dua teori yang banyak dianut pada DBD dan DSS adalah hipotesis infeksi sekunder (teori secondary heterologous infection) atau hipotesis immune enhancement. Hipotesis ini menyatakan secara tidak langsung bahwa pasien yang mengalami infeksi yang kedua kalinya dengan serotipe virus dengue yang heterolog yang mempunyai resiko berat yang lebih besar untuk menderita DBD. Antibodi heterolog yang telah ada sebelumnya akan mengenai virus lain yang akan menginfeksi dan kemudian membentuk kompleks antigen antibodi yang kemudian berikatan dengan Fc reseptor dari membran sel leukosit terutama makrofag. Oleh karena antibodi heterolog maka virus tidak dinetralisasikan oleh tubuh sehingga akan bebas melakukan replikasi dalam sel magrofag. Dihipotesiskan juga mengenai antibodi dependent enhancement (ADE), suatu proses yang akan meningkatkan infeksi dan replikasi virus dengue di dalam sel mononuklear. Sebagai tanggapan terhadap infeksi tersebut, terjadi sekresi mediator vasoaktif yang kemudian menyebabkan peningkatan permeabilitas pembuluh darah, sehingga mengakibatkan keadaan hipovolemia dan syok. Agregasi trombosit ini juga mengakibatkan gangguan fungsi trombosit, sehingga walaupun jumlah trombosit masih cukup banyak, tidak berfungsi baik. Disisi lain, aktivasi koagulasi akan menyebabkan aktivasi faktor Hageman sehingga terjadi aktivasi sistem kinin sehingga mamacu peningkatan permeabilitas kapiler yang dapat mempercepat terjadinya syok. Jadi, perdarahan masif pada DBD diakibatkan oleh trombositopenia, penurunan faktor pembekuan (akibat KID), kelainan fungsi trombosit, dan kerusakan dinding endotel kapiler. Akhirnya, perdarahan akan memperberat syok yang terjadi.

0. Manifestasi Klinis

Demam DengueSetelah masa inkubasi 4 6 hari, gejala prodromal yang tidak khas seperti nyeri kepala, nyeri tulang belakang, dan perasaan lelah. Tidak khas dari DD ialah peningkatan suhu mendadak , kadang-kadang disertai menggigil, nyeri kepala, dan flushed face. Dalam 24 jam terasa nyeri pada belakang mata terutama pada pergerakan mata atau bila bola mata ditekan, fotofobia, dan nyeri otot serta sendi. Gejala lain yang dapat dijumpai ialah anoreksia, konstipasi, nyeri perut / kolik, nyeri tenggorokan, dan depresi. Gejela tersebut biasa menetap untuk beberapa hari. Secara klinis ditemukan demam, suhu pada umumnya anatara 39 40 OC, bersifat bifasik, menetap dalam 5 7 hari. Pada fase awal demam terdapat ruam yang tampak pada muka, leher, dan dada. Pada akhir fase demam (hari 3 atau 4) ruam berbentuk makulopapular atau berbentuk skarlatina. Selanjutnya pada fase penyembuhan suhu turun dan timbul petekie yang menyeluruh pada kaki dan tangan, dan diantara petekie dapat dijumpai area kulit normal berupa bercak putih, kadang dirasakan gatal. Perdarahan kulit pada DD terbanyak ialah uji tourniquet positive dengan atau tanpa petekie. 1Derajat penyakit sangat bervariasi berbeda untuk setiap individu dan pada daerah epidemik.Perjalanan penyakit biasanya pendek 5 hari, tetapi dapat memanjang terutama pada dewasa sampai beberapa minggu. Pada dewasa seringkali disertai lemah, depresi dan bradikardi. Perdarahan seperti mimisan, perdarahan gusi, hematuria, dan menoragi, sering terjadi pada saat epidemik DD. Walaupun jarang, kadang terjadi perdarahan hebat walaupun jarang menyebabkan kematian. DD yang disertai dengan menifestasi perdarahan harus dibedakan dengan DBD.Secara laboratoris pada fase akut (awal demam) akan dijumpai jumlah leukosit normal, kemudian menjadi leukopeni selama fase demam. Jumlah trombosit pada umumnya normal, demikian pula semua faktor pembekuan, tetapi pada saat epidemik, dapat dijumpai trombositopeni. Serum biokimia pada umumnya normal, namun enzim hati dapat meningkat.

Demam Berdarah DengueBentuk klasik dari DBD ialah demam tinggi 2-7 hari disertai dengan muka kemerahan. Keluhan anoreksia, sakit kepala, nyeri otot, tulang, sendi, mual dan muntah sering ditemukan. Beberapa penderita mengeluh nyeri menelan dengan faring hiperemis ditemukan pada pemeriksaan, namun jarang ditemukan batuk pilek. Biasanya ditemukan juga nyeri perut yang dirasakan di epigastrium dan dibawah tulang iga. Demam tinggi dapat menimbulkan kejang demam terutama bayi. Bentuk perdarahan yang paling sering adalah uji tourniquet (rumple leede) positif, kulit mudah memar dan perdarahan pada bekas suntikan intravena atau bekas pengambilan darah. Kebanyakan kasus, ptekie halus ditemukan tersebar di daerah ekstremitas, aksila, wajah, dan palatum mole yang biasa ditemukan pada fase awal dari demam. Epistaksis dan perdarahan gusi lebih jarang ditemukan, perdarahan saluran cerna ringan dapat ditemukan pada fase demam. Hati biasanya membesar dengan variasi dari just palpable sampai 24cm dibawah arcus aortae kanan. Sekalipun pembesaran hati tidak berhubungan dengan berat ringannya penyakit namun pembesaran hati lebih sering ditemukan pada penderita dengan syok. Masa kritis dari penyakit terjadi pada akhir fase demam, pada saat ini terjadi penurunan suhu yang tiba-tiba sering disertai dengan gangguan sirkulasi yang bervariasi dalam berat ringannya. Pada kasus dengan sirkulasi ringan, perubahan terjadi minimal dan sementara pada kasus berat penderita dapat mengalami syok.

Dengue Shock SyndromeSyok biasanya terjadi pada saat atau segera setelah suhu turun, antara hari 3 sampai hari 7. Pasien mula-mula terlihat letargi atau gelisah kemudian jatuh dalam syok yang ditandai dengan kulit dingin-lembab, sianosis sekitar mulut, nadi cepat lemah, tekanan nadi < 20 mmHg dan hipotensi. Kebanyakan pasien masih tetap sadar sekalipun sudah mendekati stadium akhir. Dengan diagnosis dini dan penggantian cairan adekuat, syok biasanya teratasi dengan segera, namun bila terlambat diketahui atau pengobatan tidak adekuat, syok dapat menjadi syok berat dengan berbagai penyulitnya seperti asidosis metabolik, perdarahan hebat saluran cerna, sehingga memperburuk prognosis. Pada masa penyembuhan yang biasanya terjadi dalam 2 3 hari, kadang ditemukan sinus bradikardi atau aritmia, dan timbul ruam pada kulit. Tanda prognostic baik apabila pengeluaran urin cukup dan kembalinya nafsu makan.

0. PEMERIKSAAN PENUNJANGLaboratoriumPemeriksaan darah yang rutin dilakukan untuk menskrining penderita demam dengue adalah melalui uji Rumpel Leede, pemeriksaan kadar hemoglobin, kadar hematokrit, jumlah trombosit dan hapusan darah tepi untuk melihat adanya limfositosis relatif disertai gambaran limfosit plasma biru.Trombositopeni dan hemokonsentrasi merupakan kelainan yang selalu ditemukan pada DBD. Penurunan jumlah trombosit 4 8 tahun). Uji neutralisasi juga rumit dan memerlukan waktu yang cukup lama sehingga tidak dipakai secara rutin.1. IgM Elisa (IgM Captured Elisa. Mac Elisa)Mac Elisa pada tahun terahir ini merupakan uji serologi yang banyak sekali dipakai. Mac Elisa adalah singkatan dari IgM captured Elisa. Sesuai namanya, tes tersebut akan mengetahui kandungan IgM dalam serum pasien.Hal-hal yang perlu diperhatikan pada uji Mac Elisa ialah : Pada hari 4-5 infeksi virus dengue, akan timbul IgM yang kemudian diikuti dengan timbulnya IgG. Dengan mendeteksi IgM pada serum pasien, akan secara cepat dapat ditentukan diagnosis yang tepat. Ada kalanya hasil uji terhadap IgM masih negatif, dalam hal seperti ini perlu diulang. Apabila hari sakit ke 6 IgM masih negatif, maka dilaporkan sebagai hegatif. Perlu dijelaskan disini bahwa IgM dapat bertahan di dalam darah sampai 2-3 bulan seletah adanya infeksi. Untuk memperjelaskan hasil uji IgM dapat pula dilakukan uji terhadap IgG. Mengingat alasan tersebut di atas, maka uji IgM tidak boleh dipakai sebagai satu-satunya uji diagnosis untuk pengelolaan kasus. Uji Mac Elisa mempunyai sensitifitas sedikit di bawah uji HI, dengan kelebihan uji Mac Elisa hanya memerlukan satu serum akut saja dengan spesifisitas yang sama dengan uji HI. Pada saat ini juga telah beredar uji IgM/IgG Elisa yang sebanding dengan uji HI, hanya sedikit lebih spesifik. Beberapa merek dagang kit uji untuk infeksi dengue seperti IgM/IgG Dengue Blot, Dengue Rapid IgM/IgG, IgM Elisa, telah beredar di pasaran.1. IgG Elisa

1. DIAGNOSISDemam Dengue.Manifestasi klinis DD menyerupai berbagai penyakit seperti infeksi virus chikungunya, demam tifoid, leptospirosis, dan malaria. Diagnosis pasti dapat dibantu dengan pemeriksaan serologis atau isolasi virus. 1Probable Demam akut disertai dua atau lebih manifestasi klinis berikut : Sakit kepala Nyeri belakang kepala Mialgia, dan atralgia Ruam Manifestasi perdarahan LeukopeniaConfirmed/ Diagnosis PastiKasus yang telah dikonfirmasi dengan kriteria laboratoris. Sebagai berikut : Isolasi virus dengue dari serum atau sampel otopsi. Peningkatan titer antibodi 4 kali pada pasangan serum akut dan konvalesen. Positif antigen dengue virus pada pemeriksaan otopsi jaringan, serum atau cairan serebrospinal dengan metode immunochemisry, immunofluoressence atau ELISA. Pemeriksaan Polymerase Chain Reaction (PCR positif).

1. PENATALAKSANAANPada dasarnya pengobatan DBD bersifat suportif, yaitu mengatasi kehilangan cairan plasma sebagai akibat peningkatan permeabilitas kapiler dan sebagai akibat perdarahan. Pasien DD dapat berobat jalan sedangkan pasien DBD dirawat di ruang perawatan biasa.Tetapi pada kasus DBD dengan komplikasi diperlukan perawatan intensif. Untuk dapat merawat pasien DBD dengan baik, diperlukan dokter dan perawat yang terampil, sarana laboratorium yang memadai, cairan kristaloid dan koloid, serta bank darah yang senantiasa siap bila diperlukan. Diagnosis dini dan memberikan nasehat untuk segera dirawat bila terdapat tanda syok, merupakan hal yang penting untuk mengurangiangka kematian. Di pihak lain, perjalanan penyakit DBD sulit diramalkan. Pasien yang pada waktu masuk keadaan umumnya tampak baik, dalam waktu singkat dapat memburuk dan tidak tertolong. Kunci keberhasilan tatalaksana DBD / SSD terletak pada ketrampilan para dokter untuk dapat mengatasi masa peralihan dari fase demam ke fase penurunan suhu (fase kritis, fase syok) dengan baik.

DEMAM DENGUE.Pasien DD dapat berobat jalan, tidak perlu dirawat. Pada fase demam pasien dianjurkan: Tirah baring, selama masih demam. Obat antipiretik atau kompres hangat diberikan apabila diperlukan. Untuk menurunkan suhu menjadi < 39C, dianjurkan pemberian parasetamol. Asetosal/salisilat tidak dianjurkan (indikasi kontra) oleh karena dapat menyebabkan gastritis, perdarahan, atau asidosis. Dianjurkan pemberian cairan dan elektrolit per-oral, jus buah, sirop, susu, disamping air putih, dianjurkan paling sedikit diberikan selama 2 hari. Monitor suhu, jumlah trombosit dan hematokrit sampai fase konvalesen.Pada pasien DD, saat suhu turun pada umumnya merupakan tanda penyembuhan. Meskipun demikian semua pasien harus diobservasi terhadap komplikasi yang dapat terjadi selama 2 hari setelah suhu turun. Hal ini disebabkan oleh karena kemungkinan kita sulit membedakan antara DD dan DBD pada fase demam. Perbedaan akan tampak jelas saatsuhu turun, yaitu pada DD akan terjadi penyembuhan sedangkan pada DBD terdapat tanda awal kegagalan sirkulasi (syok).Komplikasi perdarahan dapat terjadi pada DD tanpa disertai gejala syok. Oleh karena itu, orang tua atau pasien dinasehati bila terasa nyeri perut hebat, buang air besar hitam, atau terdapat perdarahan kulit serta mukosa seperti mimisan, perdarahan gusi, apalagi bila disertai berkeringat dingin, hal tersebut merupakan tanda kegawatan, sehingga harus segera dibawa segera ke rumah sakit. Pada pasien yang tidak mengalami komplikasi setelah suhu turun 2-3 hari, tidak perlu lagi diobservasi.

Gambar 1. Tatalaksana Kasus Tersangka DBD

DEMAM BERDARAH DENGUE.Perbedaan patofisilogik utama antara DBD dan penyakit lain adalah adanya peningkatan permeabilitas kapiler yang menyebabkan perembesanplasma dangangguan hemostasis. Gambaran klinis DBD sangat khas yaitu demam tinggi mendadak, diastesis hemoragik, hepatomegali, dankegagalan sirkulasi. Maka keberhasilan tatalaksana DBD terletak pada bagian mendeteksi secara dini fase kritis yaitu saat suhu turun (the time of defervescence) yang merupakan fase awal terjadinya kegagalan sirkulasi, dengan melakukan observasi klinis disertai pemantauan perembesan plasma dan gangguan hemostasis. Prognosis DBD terletak pada pengenalan awal terjadinya perembesan plasma, yang dapat diketahui dari peningkatan kadar hematokrit. Fase kritis pada umumnya mulai terjadi pada hari ketiga sakit. Penurunan jumlah trombosit sampai