lapresss konduktivitas termal
DESCRIPTION
KONDUKTIVITAS TERMALTRANSCRIPT
JURNAL ELEKTRONIKA DASAR 2, BCT AC ANALISIS
1
Abstrak—Telah dilakukan percobaan yang berjudul
Pengukuran Konduktivitas Termal Karet Penghapus Merk
“Joyko”.Percobaan dilakukan dengan tujuan untuk menentukan
nilai konduktivitas termal karet penghapus dan mempelajari
bagaimana aliran panas dapat terjadi dalam sebuah bahan. Pada
percobaan ini, digunakan prinsip konduktivitas termal pada
bahan yang dilakukan dengan memberikan beda suhu pada
permukaan atas dan bawah bahan. Adanya perbedaan suhu ini
membuat suhu tinggi yang berada pada permukaan bawah
bahan mengalir dalam selang waktu t, menuju ke permukaan
atas bahan. Pada percobaan ini digunakan alat dan bahan
berupa pyrometer, kompor listrik, timer, Al, penghapus karet
joyko, kasa, gelas beker, air, dan tisu. Aluminium ditumpuk
dengan karet penghapus yang telah dibentu silinder dan
divariasi panjangnya, kemudian ditumpuk lagi dengan
Aluminium lainnya. Kemudian ditentukan T1, T2, T3, dan T4
pada ketiga bahan yang telah ditumpuk, lalu dipanaskan selama
5 menit. Ketika dipanaskan, Permukaan Aluminium yang paling
bawah memperoleh kalor yang paling besar karena letaknya
yang paling dekat dengan sumber panas. Karena adanya
perbedaan suhu dengan permukaan atas bahan sambungan,
terjadi aliran panas secara konduksi yang mengalir dari T4
menuju T1. Dari percobaan ini, diperoleh data T1, T2, T3, dan T4
dan diketahui panjang Al 1, Al 2 dan panjang karet penghapus.
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, dapat
disimpulkan bahwa panas terjadi pada sebuah bahan ketika
bahan tersebut diberi energi yang berupa panas, molekul-
molekul pada bahan tersebut akan bergetar dan seiring dengan
meningkatnya suhu, terjadilah tumbukan antar partikel yang
kemudian saling melepaskan energi berupa energi panas. Nilai
konduktivitas termal karet penghapus dengan l = 0,6 ; 1,1 ; dan
1,6cm berturut-turut jika ditinjau dari atas adalah 27,13W/moC ,
15,32W/moC ,dan 33,50W/m
oC. Nilai konduktivitas termal karet
penghapus dengan l = 0,6 ; 1,1 ; dan 1,6cm berturut-turut jika
ditinjau dari bawah adalah 117,05 W/moC , 14,87W/m
oC ,dan
64,54W/moC.
Kata Kunci—konduktivitas, konduksi, termal
I. PENDAHULUAN
ERDASARKANkemampuan bahan dalam
menghantarkan arus listrik, sifat bahan diklasifikasikan
menjadi empat, yaitu isolator, semikonduktor,
konduktor, dan superkonduktor. Konduktoradalahbahan yang
hargaresistivitasnyakurangdari10-5–103m. Isolator disifatkandenganadanyaikatanioniksehinggaelektronvalensitid
akbebasbergerak.Perbedaanlaindarikonduktordansemikondukt
oradalahvariasinyaterhadapsuhu. Konduktorkonduktivitasnyatinggiketikasuhusekitar 0K,
semikonduktorsebaliknya.Dalampengelompokkannyakondukt
ordapatdibagimenjadi :
a. Konduktorbagus, hargaresistivitasnya 10-8 – 1 m
b. Konduktorsedang, hargaresistivitasnya 1 – 107m
c. Konduktorjelek, hargaresistivitasnyalebihdari 107m Konduksitermaladalahsuatufenomena transport di
manaperbedaantemperaturmenyebabkan transfer energitermaldarisatudaerahbendapanaskedaerah yang lain
daribendayang samapadatemperatur yang lebihrendah.Panas
yang ditransferdarisuatutitikketitik yang
lainmelaluisalahsatudaritigametodayaitu:
1. Konduksi adalah Bilapanas yang di transfer
tidakdiikutidenganperpindahanmassadaribenda. Konduksi
diakibatkan oleh tumbukan antar molekul penyusun zat.
Ujung benda yang panas mengandung molekul yang
bergetar lebih cepat. Ketika molekul yang bergetar cepat
tadi menumbuk molekul di sekitarnya yang lebih lambat,
maka terjadi transfer energi ke molekul disebelahnya
sehingga getaran molekul yang semula lambat menjadi lebih cepat. Molekul ini kemudian menumbuk molekul
lambat di sebelahnya dengan disertai transfer energi.
Demikian seterusnya sehingga pada akhirnya energi
sampai pada ujung benda yang lainnya.
2. Konveksi terjadi karena gerakan massa molekul dari satu
tempat ke tempat lain. Konveksi terjadi perpindahan
molekul dalam jarak yang jauh.
3. Radiasi adalah perpindahan panas tanpa memerlukan
medium.
Penyelidikanterhadapkonduktivitastermaladalahuntukme
nyelidikilajudarikonduksitermalmelaluibeberapa material.Jumlahpanas yang dikonduksikanmelalui material
persatuanwaktudilukiskanolehpersamaan: Δ𝑄
Δ𝑡 = kA
Δ𝑇
Δ𝑥 (1)
Koefisienkonduktivitastermal k
didefinisikansebagailajupanaspadasuatubendadengansuatugrad
ientemperatur.Nilaikonduktivitastermalpentinguntukmenentukanjenisdaripenghantaryaitukonduksipanas yang baik (good
conductor) untuk nilai koefisien konduktivitas termal yang
besardanpenghantarpanas yang tidakbaik(good insulator)
untuk nilai koefisien panas yang kecil.
Tabel 1. Konduktivitastermalberbagaibahanpada 0℃:
BAHAN Konduktivitastermal(k)
W/m℃
Logam
Perak(murni) 410
Tembaga(murni) 385
PENGUKURAN KONDUKTIVITAS TERMAL
KARET PENGHAPUS MERK “JOYKO”
Puspita Fahmi Ariani, Kunti Nailazzulfa, Setiawan Abdillah, Yovanita Narsisca
Jurusan Fisika, Fakultas MIPA, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS)
Jl. AriefRahman Hakim, Surabaya 60111 Indonesia e-mail: [email protected]
B
JURNAL ELEKTRONIKA DASAR 2, BCT AC ANALISIS
2
Alumunium (murni) 202
Nikel(murni) 93
Besi(murni) 73
Baja karbon,1%∁ 43
Timbal (murni) 35
Baja krom -
nikel(18%Cr,8%Ni) 16.3
Bukanlogam
Kuarsa(sejajarsumbu) 41.6
Magnesit 4.15
Marmer 2.08-2.94
Batupasir 1.83
Kaca, jendela 0.78
Kayu, maple atauek 0.17
Serbukgergaji 0.059
Wolkaca 0.038
II. METODOLOGI
Pada percobaan konduktivitas termal ini, digunakan alat
dan bahan diantaranya pyrometer, kompor listrik, kassa, gelas
beker, air, tisu, timer, 2 buah material referensi (Al) dengan l
masing-masing= 3cm dan 3,2cm, dan 3 buah material sampel
(karet penghapus) dengan l masing-masing= 0,6cm, 1,1cm,
1,7cm. Pyrometer merupakan sebuah alat dengan sensor suhu
yang berfungsi untuk mengukur suhu suatu benda dengan
mengarahkan pointer tepat pada titik tengah benda yang akan
diukur suhunya. Kompor listrik berfungsi untuk memberikan
api yang bertindak sebagai sumber panas. Kassa berfungsi sebagai penyangga agar material uji tidak bersentuhan
langsung dengan api. Gelas beker, air, dan tisu digunakan
untuk proses pendinginan material yang telah dipanaskan.
Timer berfungsi sebagai penanda waktu. Al berfungsi sebagai
material referensi yang telah diketahui koefisien
konduktivitasnya, sebagai pembanding untuk material sampel
agar dapat diketahui koefisien konduktivitasnya. Karet
penghapus berfungsi sebagai material sampel yang akan dicari
konduktivitasnya.
Untuk melakukan percobaan ini, terdapat beberapa langkah
kerja sebagai berikut. Pertama, disiapkan alat dan bahan yang
akan digunakan. Kemudian diukur panjang masing-masing untuk material referensi dan material sampel. Diletakkan kasa
diatas api sebagai alas. Keempat, disusun material dan
ditentukan T1, T2, T3, dan T4 nya. Kemudian dinyalakan
kompor listrik, dan bahan dipanaskan selama 5 menit. Setelah
5 menit, bahan diangkat satu persatu dengan penjepit dan
diukur masing-masing suhunya dengan menggunakan
pyrometer. Setelah suhu diukur, bahan didinginkan dengan
cara memasukkannya ke dalam gelas beker yang telah diisi
air, kemudian bahan dikeringkan dengan tisu. Diulangi
langkah diatas sebanyak 3 kali untuk material sampel dengan
panjang 1,1 cm dan 1,7 cm.
Gambar 1. Aluminium
Gambar 2. Penghapus
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
Dari percobaan yang telah dilakukan, diperoleh data berupa
T1, T2, T3, dan T4 yang secara lengkap disajikan dalam tabel
3.1, 3.2 dan 3.3 berikut ini :
Tabel 3.1 Data T1, T2, T3, dan T4 pada Al dan Karet Penghapus
dengan l = 0,6cm
No. T1 (oC) T2 (
oC) T3 (oC) T4 (
oC)
1 37 40 50 57
2 34 37 51 59
3 35 38 50 56
Tabel 3.2 Data T1, T2, T3, dan T4 pada Al dan Karet Penghapus
dengan l = 1,1cm
No. T1 (oC) T2 (
oC) T3 (oC) T4 (
oC)
1 34 36 55 59
2 41 43 54 56
3 40 44 56 59
Tabel 3.3 Data T1, T2, T3, dan T4 pada Al dan Karet Penghapus
dengan l = 1,7cm
No. T1 (oC) T2 (
oC) T3 (oC) T4 (
oC)
1 33 36 50 54
2 38 41 51 55
3 35 39 50 53
Berdasarkan data-data yang telah diperoleh, dapat dihitung
nilai koefisien konduktivitas untuk karet penghapus dengan
menggunakan persamaan :
JURNAL ELEKTRONIKA DASAR 2, BCT AC ANALISIS
3
𝑘𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 = 𝑘𝑟𝑒𝑓𝑒𝑟𝑒𝑛𝑠𝑖Δ𝑇𝑟
Δ𝐿𝑟𝑥Δ𝐿𝑠
Δ𝑇𝑠 (2)
Data perhitungan secara lengkap disajikan dalam bentuk tabel
di bawah ini :
Tabel 3.4 Perhitungan Konduktivitas Karet Penghapus dengan l = 0,6cm Ditinjau dari Atas.
∆Tr(oC)
∆Lr (m)
∆Ls (m)
∆Ts (oC)
k Al (W/moC
)
k pengh (W/moC)
3 0,03 0,006 10 202 12,12
3 0,03 0,006 14 202 8,66
3 0,03 0,006 2 202 60,60
Tabel 3.5 Perhitungan Konduktivitas Karet Penghapus dengan
l = 1,1cm Ditinjau dari Atas.
∆Tr(oC)
∆Lr (m)
∆Ls (m)
∆Ts (oC)
k Al (W/moC
)
k pengh (W/moC)
2 0,03 0,011 19 202 7,80
2 0,03 0,011 11 202 13,47
4 0,03 0,011 12 202 24,69
Tabel 3.6 Perhitungan Konduktivitas Karet Penghapus dengan
l = 1,7cm Ditinjau dari Atas.
∆Tr(oC)
∆Lr (m)
∆Ls (m)
∆Ts (oC)
k Al (W/moC
)
k pengh (W/moC)
3 0,03 0,017 14 202 24,53
3 0,03 0,017 10 202 34,34
4 0,03 0,017 11 202 41,62
Tabel 3.7 Perhitungan Konduktivitas Karet Penghapus dengan
l = 0,6cm Ditinjau dari Bawah.
∆Tr(oC)
∆Lr (m)
∆Ls (m)
∆Ts (oC)
k Al (W/moC)
k pengh (W/moC)
7 0,032 0,006 10 202 26,51
8 0,032 0,006 14 202 21,64
16 0,032 0,006 2 202 303,00
Tabel 3.8 Perhitungan Konduktivitas Karet Penghapus dengan
l = 1,1cm Ditinjau dari Bawah.
∆Tr(oC)
∆Lr (m)
∆Ls (m)
∆Ts (oC)
k Al (W/moC)
k pengh (W/moC)
4 0,032
0,011 19 202 14,62
2 0,032
0,011 11 202 12,63
3 0,032
0,011 12 202 17,36
Tabel 3.9 Perhitungan Konduktivitas Karet Penghapus dengan
l = 1,7cm Ditinjau dari Bawah.
∆Tr(oC)
∆Lr (m)
∆Ls (m)
∆Ts (oC)
k Al (W/moC
)
k pengh (W/moC)
4 0,032 0,032 14 202 57,71
4 0,032 0,032 10 202 80,80
3 0,032 0,032 11 202 55,09
Berdasarkan data yang diperoleh pada tabel 3.1, 3.2, dan
3.3, dapat dilihat bahwa suhu terbesar terjadi pada titik T4,
dimana T4 merupakan permukaan bawah aluminium yang
paling dekat dengan api. Kemudian, panas yang diterima oleh
T4 dialirkan secara konduksi menuju ke T3 dimana T3
merupakan permukaan atas Aluminium yang bersinggungan
dengan permukaan karet penghapus. Suhu di titik ini lebih
kecil dibandingkan dengan suhu di titik T4, karena T3 terletak lebih jauh dari api dibandingkan dengan letak T4. Kemudian,
panas dari T4 dialirkan melalui bahan yang berbeda, yaitu
penghapus. Dari tabel 3.1, 3.2, dan 3.3, terlihat bahwa ∆T32
nilainya cukup besar. Hal ini disebabkan oleh sifat karet
penghapus yang sukar menghantarkan panas. Setelah sampai
di titik T2, yang tidak lain merupakan permukaan bawah
Aluminium yang bersinggungan dengan permukaan atas karet
penghapus, kemudian panas dialirkan kembali secara konduksi
menuju ke T1 dalam bahan yang sama, yaitu Aluminium.
Terlihat bahwa perbedaan suhu yang terjadi pada T2 ke T1
hampir sama dengan perbedaan suhu pada T4 dan T3. Kedua perbedaan suhu ini disebut dengan ∆T Aluminium. Sedangkan
perbedaan suhu yang besar terjadi pada T3 dan T2 dimana ini
merupakan ∆T karet penghapus.
Pada tabel 3.4 sampai 3.9, didapatkan harga k untuk karet
penghapus. Jika diperhatikan, nilai k ini tidak pernah sama dan
berubah-ubah untuk setiap pengukuran. Range nilai k juga
sangat bervariasi mulai dari yang terkecil yaitu 7,80 W/moC
dan yang terbesar yaitu 303,00 W/moC. Secara teori,
percobaan ini dapat dikatakan gagal, karena tidak dapat
membuktikan harga k untuk karet penghapus yang bersifat
semikonduktor. Menurut data yang diperoleh dari referensi,
harga k untuk karet berada pada kisaran 0,2 W/moC sementara
dari hasil perhitungan, didapatkan harga k yang sangat besar
dan melampaui harga k untuk Aluminium. Hal ini diapat
disebabkan oleh beberapa hal, diantaranya suhu ruangan yang
rendah sehingga mengakibatkan proses pemanasan bahan
terganggu dan tidak diperoleh data yang akurat. Hal lain yang
mungkin terjadi adalah kesalahan dari praktikan yang kurang
teliti dalam melakukan percobaan, sehingga dapat terjadi
kesalahan pengukuran yang berimbas pada hasil k yang tidak
sesuai. Walaupun nilai k karet penghapus yang diperoleh tidak
sesuai dengan k referensi, dari percobaan ini, dapat dibuktikan
bahwa karet merupakan penghantar panas yang kurang baik
dilihat dari ∆T32 yang besar. Hal ini mengindikasikan bahwa
karet penghapus, ketika diberi energi panas tidak dapat
mengalirkan energinya dengan baik, sehingga banyak energi
panas yang terbuang.
JURNAL ELEKTRONIKA DASAR 2, BCT AC ANALISIS
4
IV. KESIMPULAN
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, dapat
disimpulkan bahwa panas terjadi pada sebuah bahan ketika
bahan tersebut diberi energi yang berupa panas, molekul-
molekul pada bahan tersebut akan bergetar dan seiring dengan meningkatnya suhu, terjadilah tumbukan antar partikel yang
kemudian saling melepaskan energi berupa energi panas. Nilai
konduktivitas termal karet penghapus dengan l = 0,6 ; 1,1 ;
dan 1,6cm berturut-turut jika ditinjau dari atas adalah 27,13
W/moC , 15,32 W/moC ,dan 33,50 W/moC. Nilai konduktivitas
termal karet penghapus dengan l = 0,6 ; 1,1 ; dan 1,6cm
berturut-turut jika ditinjau dari bawah adalah 117,05 W/moC ,
14,87 W/moC ,dan 64,54 W/moC.
UCAPAN TERIMA KASIH Penulis mengucapkan terima kasih kepada saudari Kunti
Nailazzulfa, Yovanita Narsisca, dan saudara Setiawan
Abdillah selaku asisten laboratorium asam, yang telah
membimbing dan mengarahkan praktikan selama praktikum
berlangsung. Tak lupa juga penulis mengucapkan terima kasih
kepada teman-teman kelompok yang telah dapat bekerja sama
dengan baik hingga laporan ini dapat terselesaikan.
DAFTAR PUSTAKA
[1] Arsyad,Muhammad.2000.PengetahuanTentangBumi.
Makassar
JurusanFisikaFMIPAUniversitasNegeriMakassar. [2] Nishi, Yoshio. And Robert Doering. 2008.”Handbook of Semiconductor
Manufacturing Technology, second edition”. CRS Press, United State. [3] Zemansky, Sears. “Fisika Universitas”. 1991. Addison Wesley Publishing
company