lapres ph dan buffer (biokimia)

12
LABORATORIUM TEKONOLOGI PANGAN FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UPN “VETERAN” JAWA TIMUR Praktikum : ______________________ Percobaan : ______________________ Tanggal : ______________________ Pembimbing : ______________________ Nama : ________________ NPM/Semester : ________________ Romb/Grup : ________________ NPM/Teman Praktek : ________________ ________________ LAPORAN RES MI _______________________________________________________ _ __________ BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Banyak reaksi kimia yang berlangsung pada tubuh kita dalam lingkungan pH yang terkontrol. Misalnya reaksi pengikatan oksigen oleh darah dapat berlangsung dengan baik jika pH darah berada pada rentang 7.35 – 7.45. Inilah yang disebut larutan penyangga. Larutan buffer adalah larutan yang tahan terhadap perubahan pH karena penambahan ion H + atau OH - sehingga dapat membantu atau menjaga ph larutan mendekati konstan. Campuran buffer mengandung asam dan basa konjugat yang tahan terhadap perubahan pH dengan cara mengasorpsi sebagian ion-ion H + atau OH - yang ditambahkan ke dalam larutan. Jadi larutan ini masih dapat mengalami perubahan pH, namun perubahannya tidak sebesar bila tanpa adanya buffer. Perubahan pH tersebut dipengaruhi oleh kekuatan buffer dan ratio [A]/[HA] atau kapasitas buffer. Larutan buffer digunakan dalam percobaan biokimia khususnya yang memerlukan kondisi pH yang terkendali seperti pada reaksi-reaksi enzimatis. Larutan penyangga berdasarkan komponen penyusunnya dikelompokkan menjadi dua, yaitu larutan penyangga asam, berfungsi mempertahankan pH < 7 yang tersusun atas larutan asam lemah dan garamnya, serta larutan penyangga basa,

Upload: nur-diana-septi

Post on 11-Apr-2016

152 views

Category:

Documents


20 download

DESCRIPTION

Banyak reaksi kimia yang berlangsung pada tubuh kita dalam lingkungan pH yang terkontrol. Misalnya reaksi pengikatan oksigen oleh darah dapat berlangsung dengan baik jika pH darah berada pada rentang 7.35 – 7.45. Inilah yang disebut larutan penyangga.

TRANSCRIPT

Page 1: Lapres PH Dan Buffer (Biokimia)

LABORATORIUM TEKONOLOGI PANGANFAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

UPN “VETERAN” JAWA TIMUR

Praktikum : ______________________Percobaan : ______________________Tanggal : ______________________Pembimbing : ______________________

Nama : ________________NPM/Semester : ________________Romb/Grup : ________________NPM/Teman Praktek : ________________

________________

LAPORAN RES MI

________________________________________________________ __________ BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Banyak reaksi kimia yang berlangsung pada tubuh kita dalam lingkungan pH yang

terkontrol. Misalnya reaksi pengikatan oksigen oleh darah dapat berlangsung dengan baik

jika pH darah berada pada rentang 7.35 – 7.45. Inilah yang disebut larutan penyangga.

Larutan buffer adalah larutan yang tahan terhadap perubahan pH karena penambahan ion

H+ atau OH- sehingga dapat membantu atau menjaga ph larutan mendekati konstan.

Campuran buffer mengandung asam dan basa konjugat yang tahan terhadap perubahan pH

dengan cara mengasorpsi sebagian ion-ion H+ atau OH- yang ditambahkan ke dalam larutan.

Jadi larutan ini masih dapat mengalami perubahan pH, namun perubahannya tidak sebesar

bila tanpa adanya buffer. Perubahan pH tersebut dipengaruhi oleh kekuatan buffer dan ratio

[A]/[HA] atau kapasitas buffer. Larutan buffer digunakan dalam percobaan biokimia

khususnya yang memerlukan kondisi pH yang terkendali seperti pada reaksi-reaksi

enzimatis.

Larutan penyangga berdasarkan komponen penyusunnya dikelompokkan menjadi dua,

yaitu larutan penyangga asam, berfungsi mempertahankan pH < 7 yang tersusun atas larutan

asam lemah dan garamnya, serta larutan penyangga basa, berfungsi mempertahankan pH > 7

yang tersusun atas larutan basa lemah dan garamnya.

1.2 Tujuan Praktikum

Memahami fungsi larutan buffer dan cara penyiapannya.

Mengetahui pengaruh pengenceran terhadap pH larutan buffer.

Mengetahui pengaruh penambahan sedikit asam dan sedikit basa.

Membandingkan penentuan pH larutan buffer secara toritis dan pH terukur dari pH

meter.

Page 2: Lapres PH Dan Buffer (Biokimia)

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

Buffer

Larutan penyangga atau larutan buffer atau larutan dapar merupakan suatu larutan yang

dapat menahan perubahan pH yang besar ketika ion-ion hydrogen atau hidroksida ditambahkan,

atau ketika larutan itu diencerkan. Secara umum, larutan buffer mengandung pasangan asam-

basa konjugat atau terdiri dari campuran asam lemah dengan garam yang mengandung anion

yang sama dengan asam lemahnya, atau basa lemah dengan garam yang mengandung kation

yang sama dengan basa lemahnya. Karena mengandung komponen asam dan basa tersebut,

larutan buffer dapat bereaksi denga asam (ion H+) maupun dengan basa (ion OH-) apa saja yang

memasuki larutan. Oleh karena itu, penambahan sedikit asam atau basa ke dalam larutan buffer

tidak mengubah pH-nya. Larutan penyangga dapat dibedakan atas larutan penyangga asam dan

larutan penyangga basa. Apabila asam lemah dicampur dengan basa konjugasinya maka akan

terbentuk larutan buffer asam, dimana larutannya mempertahankan pH pada daerah asam (pH 7)

(Underwood, A.L., 2002).

Larutan penyangga asam adalah larutan yang mengandung asam lemah [HA] dan basa

konjugasinya [A] atau garamnya. Contohnya larutan-larutan yang mengandung H2PO4- dan

HPO42-.

Larutan penyangga basa adalah larutan yang mengandung basa lemah dan basa

konjugasinya (garamnya). Contohnya basa lemah NH4OH dan garam NH4Cl.

pH (Derajat Keasaman)

pH adalah derajat keasaman yang digunakan untuk menyatakan tingkat keasaman atau

kebasaan yang dimiliki oleh suatu larutan. pH didefinisikan sebagai kologaritma aktivitas ion

hidrogen (H+) yang terlarut. Skala pH bukanlah skala absolut, bersifat relatif terhadap

sekumpulan larutan standar yang pH-nya ditentukan berdasarkan persetujuan internasional.

Larutan dengan pH kurang daripada tujuh disebut bersifat asam, dan larutan dengan pH lebih

daripada tujuh dikatakan bersifat basa atau alkali.

Buffer Fosfat

Buffer fosfat adalah buffer netral dengan kisaran pH 7. Buffer fosfat dapat dibuat dengan

menggunakan mosodium fosfat (NaH2PO4) dan basa konjugatnya yaitu disodium fosfat

(Na2HPO4) . Meskipun buffer fosfat juga merupakan larutan penyangga, namun kerja buffer ini

tidak lebih baik dari cairan rumen dalam mempertahankan pH. Hal ini dikarenakan adanya

proses saliva di dalam rumen. Saliva yang dihasilkan kelenjar ludah berperan sebagai buffer

alami bagi rumen sehingga kemampuan mempertahankan pH rumen lebih bagus (Daintith, 2005)

Page 3: Lapres PH Dan Buffer (Biokimia)

HCl

Hidrogen klorida (HCl) adalah asam monoprotik, yang berarti bahwa ia dapat

berdisosiasi melepaskan satu H+ hanya sekali. Dalam larutan asam klorida, H+ bergabung dengan

molekul air membentuk ion hidronium, H3O+.

HCl + H2O H3O+ + Cl–

Ion lain yang terbantuk adalah ion klorida, Cl–. Oleh karenanya asam klorida dapat digunakan

untuk membuat garam klorida, seperti natrium klorida. Asam klorida adalah asam kuat yang

berdisosiasi penuh dalam air (Lide, 1981).

NaOH

NaOH (Natrium Hidroksida) berwarna putih atau praktis putih, massa mellebur,

berbentuk pellet, serpihan atau batang atau bentuk lain. Sangat basa, keras, rapuh dan

menunjukkan pecahan hablur. Bila dibiarkan di udara akan cepat menyerap kanbondioksida dan

lembab. Kelarutan mudah larut dalam air dan dalam etanol tetapi tidak larut dalam eter. Titik

leleh 318oC serta titik didih 1390oC. Hidratnya mengandung 7; 5; 3,5; 3; 2; dan 1 molekul air

(Daintith, 2005).

NaOH membentuk basa kuat bila dilarutkan dalam air, NaOH murni merupakan padatan

berwarna putih, densitas NaOh adalah 2,1. Senyawa ini sangat mudak terionisasi membentuk ion

natriun dan hdroksida (Keenan dkk, 1989).

Page 4: Lapres PH Dan Buffer (Biokimia)

BAB IIIPELAKSANAAN PRAKTIKUM

3.1 Bahan dan Alat

Dalam percobaan pH dan buffer kali ini alat-alat yang digunakan adalah Erlenmeyer,

Gelas ukur, Gelas beaker, pH meter dan Kertas indikator pH ukur. Sedangkan bahan-bahan

yang digunakan adalah Larutan boraks 0.05 M (Buffer), Larutan fosfat 0.1 M dan 0.2 M

(Buffer), Larutan NaOH 0.2 M, Larutan asam sitrat 0.1M, Larutan Na-sitrat 0.1 M dan

Aquades.

3.2 Metode PercobaanPercobaan 1:1. Siapkan larutan buffer boraks 0.05M dengan larutan NaOH 0.2M.2. Siapkan 4 buah Erlenmeyer/beaker glass.3. Isi masing-masing Erlenmeyer dengan larutan boraks dan NaOH dengan komposisi

seperti berikut :X

(Larutan boraks)Y

(Larutan NaOH)50 ml 050 ml 11 ml50 ml 23 ml50 ml 43 ml

4. Campurkan kedua larutan tersebut sampai homogen dengan menggoyangkan Erlenmeyer secara perlahan, dan beri keterangan pada erlenmeyer tersebut untuk membedakan jenis komposisi larutan.

5. Ukur pH larutan dengan menggunakan pH meter dan kertas indicator.6. Catat hasil pengukuran kemudian bandingkan dengan pH teoritis.

Percobaan 2:1. Siapkan larutan buffer sitrat 0.1M dengan larutan Na-sitrat 0.1 M.2. Siapkan 5 buah Erlenmeyer/beaker glass.3. Isi masing-masing Erlenmeyer dengan larutan asam sitrat 0.1M dan larutan Na-sitrat

dengan komposisi seperti berikut:X

(Larutan asam sitrat)Y

(Larutan Na-sitrat)46.5 ml 3.5 ml35 ml 15 ml

25.5 ml 24.5 ml20.5 ml 29.5 ml7.2 ml 42.8 ml

4. Campurkan kedua larutan tersebut sampai homogen dengan menggoyangkan Erlenmeyer secara perlahan, dan beri keterangan pada erlenmeyer tersebut untuk membedakan jenis komposisi larutan.

5. Ukur pH larutan dengan menggunakan pH meter dan kertas indicator.6. Catat hasil pengukuran kemudian bandingkan dengan pH teoritis.

Percobaan 3:

Page 5: Lapres PH Dan Buffer (Biokimia)

1. Siapkan larutan buffer fosfat 0.2M dengan larutan fosfat 0.1M.2. Siapkan 5 buah Erlenmeyer/beaker glass.3. Isikan masing-masing Erlenmeyer dengan larutan fosfat 0.2 M dan larutan fosfat 0.1 M

dengan komposisi sebagai berikut:X

(Larutan fosfat 0.2M)

Y(Larutan fosfat 0.1M)

90 ml 10 ml73.5 ml 26.5 ml 51 ml 49 ml28 ml 72 ml7 ml 93 ml

4. Campurkan kedua larutan tersebut sampai homogen dengan menggoyangkan Erlenmeyer secara perlahan, dan beri keterangan pada erlenmeyer tersebut untuk membedakan jenis komposisi larutan.

5. Ukur pH larutan dengan menggunakan pH meter dan kertas indicator.6. Catat hasil pengukuran kemudian bandingkan dengan pH teoritis.

Percobaan 4:Ulangi semua metode pada percobaan 3 dengan komposisi laritan yang sama tetapi larutan diencerkan sampai dengan 200ml.

BAB IV

Page 6: Lapres PH Dan Buffer (Biokimia)

HASIL PENGAMATAN dan PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengamatan

Percobaan 1 : Buffer boraks + Larutan NaOH

X (Larutan boraks 0.05M)

Y (Larutan NaOH 0.2M)

X (Larutan boraks)

Y(Larutan NaOH)

pH Teoritis pH TerukurKertas Alat

50 ml 0 9.28 9 8.8450 ml 11 ml 9.4 10 9.2050 ml 23 ml 9.6 10 9.7250 ml 43 ml 10 11 11.26

Percobaan 2 : Buffer sitrat + Larutan Na-sitrat

X (Larutan asam sitrat 0.1M)

Y (Larutan Na-sitrat 0.1M)

X (Larutan asam sitrat)

Y(Larutan Na-sitrat)

pH Teoritis pH TerukurKertas Alat

46.5 ml 3.5 ml 3 2 2.1835 ml 15 ml 3.8 3 2.98

25.5 ml 24.5 ml 4.6 4 3.7420.5 ml 29.5 ml 5 4 3.887.2 ml 42.8 ml 6.2 5 5.51

Percobaan 3 : Buffer fosfat (tanpa diencerkan)

X (Larutan fosfat 0.2M)

Y (Larutan fosfat 0.1M)

X (Larutan fosfat

0.2M)

Y(Larutan fosfat 0.1M)

pH Teoritis pH TerukurKertas Alat

90 ml 10 ml 5.9 7 6.8173.5 ml 26.5 ml 6.4 7 7.1451 ml 49 ml 6.8 8 7.4728 ml 72 ml 7.2 8 7.977 ml 93 ml 7.9 8 8.61

Percobaan 4 : Buffer phospfat (diencerkan sampai 200ml)

X (Larutan fosfat 0.2M)

Y (Larutan fosfat 0.1M)

X (Larutan fosfat

0.2M)

Y(Larutan fosfat 0.1M)

pH Teoritis pH TerukurKertas Alat

90 ml 10 ml 5.9 7 6.8573.5 ml 26.5 ml 6.4 8 7.1851 ml 49 ml 6.8 9 7.5728 ml 72 ml 7.2 9 8.027 ml 93 ml 7.9 9 8.64

4.2 Pembahasan

Page 7: Lapres PH Dan Buffer (Biokimia)

Percobaan kali ini menggunakan tiga macam larutan buffer yang berbeda yaitu Larutan

Buffer asam (sitrat), Larutan Buffer basa (boraks) dan larutan buffer netral (fosfat). Ketiga

larutan buffer tersebut direaksikan dengan tiga macam larutan konjugatnya pada volume

yang berbeda, untuk membuktikan bahwa larutan buffer tersebut dapat mempertahankan pH-

nya dengan membandingkan pH terukur dengan pH teoritis.

Larutan penyangga atau larutan buffer atau larutan dapar merupakan suatu larutan yang

dapat menahan perubahan pH yang besar ketika ion-ion hydrogen atau hidroksida

ditambahkan, atau ketika larutan itu diencerkan. Secara umum, larutan buffer mengandung

pasangan asam-basa konjugat atau terdiri dari campuran asam lemah dengan garam yang

mengandung anion yang sama dengan asam lemahnya, atau basa lemah dengan garam yang

mengandung kation yang sama dengan basa lemahnya.

Percobaan 1, Larutan boraks 50ml tanpa penambahan NaOH, pH-nya terukur sebesar

8,84, jika dibandingkan dengan pH teoritis yaitu 9 tidak jauh berbeda. Kemudian larutan

boraks 50ml ditambahkan dengan NaOH yang berbeda yaitu 11ml, 23ml, dan 43ml, dari

komposisi tersebut didapat pH terukur yang hampir sama dengan pH teoritis. Ini

membuktikan bahwa boraks merupakan larutan penyangga yang baik karena dapat

mempertahankan pH meskipun telah mengalami penambahan larutan basa kuat NaOH.

Pada percobaan ke 3 dan 4 menggunakan larutan buffer fosfat 0.2 M dan 0.1 M. Buffer

fosfat adalah buffer netral dengan kisaran pH 7. Buffer fosfat dapat dibuat dengan

menggunakan mosodium fosfat (NaH2PO4) dan basa konjugatnya yaitu disodium fosfat

(Na2HPO4) . Meskipun buffer fosfat juga merupakan larutan penyangga, namun kerja buffer

ini tidak cukup baik. Terbukti pada tabel hasil percobaan 3 (yang tidak diencerkan) dan

percobaan (diencerkan), selisih antara hasil pH terukur dan pH teoritis cukup banyak

dibanding dengan larutan buffer sitrat dan boraks. Ini menunjukkan bahwa larutan buffer

fosfat memang tidak cukup baik dalam mempertahankan pH dengan penambahan larutan

asam atau basa.

BAB V

Page 8: Lapres PH Dan Buffer (Biokimia)

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

1. Larutan buffer atau larutan penyangga berfungsi untuk mempertahankan pH < 7 yang

tersusun atas larutan asam lemah dan garamnya, serta larutan penyangga basa, berfungsi

mempertahankan pH > 7 yang tersusun atas larutan basa lemah dan garamnya.

2. Ketiga larutan buffer yang digunakan yaitu buffer sitrat, buffer boraks dan buffer fosfat

terbukti dapat mempertahankan pH-nya ketika ditambahkan sedikit asam dan sedikit basa

dengan volume yang berbeda, dengan membandingkan pH terukur dan pH teoritis.

3. Buffer fosfat adalah buffer netral dengan kisaran pH 7. Meskipun buffer fosfat juga

merupakan larutan penyangga, namun kerja buffer ini tidak cukup baik dalam

mempertahankan pH-nya.

4. Penambahan air sampai dengan volume 200ml atau pengenceran yang dilakukan pada

larutan buffer fosfate menyebabkan peningakatan pH terukur (pH meter= 8,64, kertas =

9) dibandingkan dengan pH teoritis = 7.9.

DAFTAR PUSTAKA

Page 9: Lapres PH Dan Buffer (Biokimia)

Day, R.A & A.L, Underwood. 2002. Analis Kimia Kuantitatif, diterjemahkan oleh Iis Sopyan. Erlangga. Jakarta.

Daintith, J. 2008. Kamus Lengkap Kimia. Erlangga. Jakarta

Lide, David. 1980-1981. CRC Handbook of Chemistry and Physics (edidi ke-61st)

Keenan, C.W., Kleinfelter, D.C., dan Wood, J.H. 1989. Ilmu Kimia Untuk Universitas: Edisi Keenam. Erlangga. Jakarta.

Tim Pengajar Biokimia Pangan. 2013. Buku Petunjuk Praktikum Biokimia Pangan. Surabaya. Laboratorium Teknologi Pangan Fakultas Teknologi Industri UPN “Veteran” Jawa Timur.