lapres p4 kel 7

41
1 LAPORAN RESMI PRAKTIKUM AKUSTIK DAN GETARAN – P4 GETARAN TEREDAM Disusun oleh : Kelompok 7 Bayu Heksa B.S (2410100104) Bagus Dharmawan Hadi (2411100114) Izef Aulia K. (2412100007) Nur Hasanah Azka T. (2412100008) Febrilia Ramadani (2412100032) Alvin Murad R. (2412100066) Ahmad Muzaki Zuhar (2412100115) Asisten : Nihlatul Falasifah (2411100032) PROGRAM STUDI S1 TEKNIK FISIKA JURUSAN TEKNIK FISIKA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2014

Upload: febriliaramada5755

Post on 18-Jan-2016

38 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Vibrasi pada mesin-mesin di suatu industry sangat berpengaruh besar terhadap performa dari mesin-mesin industri, terlebih bagi mesin-mesin yang berputar, bahkan di dunia industry saat ini. Dalam meningkatkan performa tersebut biasanya di dunia industry digunakan suatu peredam dengan menentukan jenis redaman yang sesuai dengan spesifikasi yang dibutuhkan. Dalam menentukan jenis peredaman kita perlu mengetahui dulu konstanta pegas dan rasio redamannya. Untuk dapat lebih mempelajarinya maka dari itu kami melakukan percobaan ini.

TRANSCRIPT

Page 1: LAPRES P4 KEL 7

1

1

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM AKUSTIK DAN GETARAN – P4

GETARAN TEREDAM

Disusun oleh : Kelompok 7 Bayu Heksa B.S (2410100104)

Bagus Dharmawan Hadi (2411100114)

Izef Aulia K. (2412100007)

Nur Hasanah Azka T. (2412100008)

Febrilia Ramadani (2412100032)

Alvin Murad R. (2412100066)

Ahmad Muzaki Zuhar (2412100115)

Asisten : Nihlatul Falasifah (2411100032)

PROGRAM STUDI S1 TEKNIK FISIKA JURUSAN TEKNIK FISIKA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2014

Page 2: LAPRES P4 KEL 7

2

i

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM AKUSTIK DAN GETARAN – P4

GETARAN TEREDAM

Disusun oleh : Kelompok 7 Bayu Heksa B.S (2410100104)

Bagus Dharmawan Hadi (2411100114)

Izef Aulia K. (2412100007)

Nur Hasanah Azka T. (2412100008)

Febrilia Ramadani (2412100032)

Alvin Murad R. (2412100066)

Ahmad Muzaki Zuhar (2412100115)

Asisten : Nihlatul Falasifah (2411100032)

PROGRAM STUDI S1 TEKNIK FISIKA JURUSAN TEKNIK FISIKA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2014

Page 3: LAPRES P4 KEL 7
Page 4: LAPRES P4 KEL 7

ii

ABSTRAK

Abstrak – Pada praktikum P4 ini kami melakukan percobaan

tentang Getaran Teredam. Dalam praktikum kali ini kami diminta

untuk menghitung koeffisien redaman udara, minyak dan oli. Dari

hasil percobaan yang telah dilakukan dapat diperoleh koeffisien

udara sebesar 0,02 minyak sebesar 0 dan oli sebesar 0,09. Dari

hasil tersebut dapat diperoleh kesimpulan bahwa ketiga benda

tersebut masuk dalam kategori Under-damped karena koeffisien

redamannya terletak diantara 0 dan 1.

Kata kunci : koeffisien redaman, Under-damped

Page 5: LAPRES P4 KEL 7

iii

ABSTRACT

Abstract - In this P4 lab we did an experiment on Damped

Vibration. In practice this time we are asked to calculate the

attenuation coefficient of air, oil and grease. From the results of

experiments that have been done to the air coefficient of 0.02 was

obtained for oil and oil 0,09 0. From these results it can be

concluded that the three things in the category of Under-damped

because of the damping coefficient lies between 0 and 1.

Keywords : attenuation coefficient, Under-damped

Page 6: LAPRES P4 KEL 7

iv

KATA PENGANTAR

Pertama-tama kami panjatkan puja dan puji syukur

kehadirat Allah SWT karena dengan rahmatnya kami mampu

menyelesaikan Laporan Resmi Akustik dan Vibrasi ini dengan

sebaik-baiknya. Tidak lupa sholawat serta salam tetap tercurahkan

kepada junjungan kita Nabi Besar Muhammad SAW.

Dalam Laporan ini kami membahas tentang Getaran

Teredam. Kami berharap laporan yang kami buat ini nantinya

dapat bermanfaat bagi seluruh pembacanya, sehingga dapat

menambah pengetahuan dan wawasan para pembacanya.

Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak terima kasih

kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam menyusun

Laporan ini, khususnya kami mengucapkan banyak terima kasih

kepada asisten praktikum akustik.

Kami mengetahui masih banyak kesalahan dalam

penyusunan laporan ini. Oleh karena itu kritik dan saran sangat

kami butuhkan sebagai bahan perbaikan dalam penyusunan

laporan yang akan datang.

Surabaya, Mei 2014

Penulis

Page 7: LAPRES P4 KEL 7

v

DAFTAR ISI

Halaman Judul ......................................................................... i

Abstrak .................................................................................... ii

Abstract ................................................................................... iii

Kata Pengantar ........................................................................ iv

Daftar Isi .................................................................................. v

Daftar Gambar ......................................................................... vi

Daftar Tabel ............................................................................. vii

BAB I PENDAHULUAN ....................................................... 1

1.1 ............................................................................. Lata

r Belakang .................................................................. 1

1.2 ............................................................................. Rum

usan Masalah .............................................................. 1

1.3 ............................................................................. Tuju

an ................................................................................ 2

1.4 ............................................................................. Siste

matika Laporan ........................................................... 2

BAB II DASAR TEORI .......................................................... 3

2.1 ............................................................................. Peng

ertian Getaran Harmonik ............................................ 3

BAB III METODOLOGI PERCOBAAN ............................... 9

3.1 ............................................................................. Peral

atan Percobaan ............................................................ 9

3.2 ............................................................................. Lang

kah-langkah Prercobaan ............................................. 9

BAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN ............... 11

4.1 ............................................................................. Hasi

l Percobaan ................................................................. 11

4.2 ............................................................................. Pem

bahasan ....................................................................... 12

Page 8: LAPRES P4 KEL 7

vi

BAB V KESIMPULAN .......................................................... 19

5.1 ............................................................................ Kesi

mpulan ........................................................................ 19

5.2 ............................................................................ Sara

n ................................................................................. 19

Daftar Pustaka ......................................................................... 21

Lampiran

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Pegas Diberi Beban dan Gaya ................................. 3

Gambar 2.2 Grafik Under Damped............................................. 4

Gambar 2.3 Grafik Critical Damped .......................................... 4

Gambar 2.4 Grafik Over Damped ............................................... 7

Page 9: LAPRES P4 KEL 7

vii

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Hasil Percobaan Damper .......................................... 11

Tabel 4.2 Rasio Redaman Damper ........................................... 11

Page 10: LAPRES P4 KEL 7

viii

Page 11: LAPRES P4 KEL 7

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Vibrasi pada mesin-mesin di suatu industry sangat

berpengaruh besar terhadap performa dari mesin-mesin industri,

terlebih bagi mesin-mesin yang berputar, bahkan di dunia

industry saat ini. Dalam meningkatkan performa tersebut

biasanya di dunia industry digunakan suatu peredam dengan

menentukan jenis redaman yang sesuai dengan spesifikasi yang

dibutuhkan. Dalam menentukan jenis peredaman kita perlu

mengetahui dulu konstanta pegas dan rasio redamannya. Untuk

dapat lebih mempelajarinya maka dari itu kami melakukan

percobaan ini.

1.2 RumusanMasalah

Rumusan masalah pada praktikum akustik dan getaran

tentang vibrasi dan jenis kerusakan pompa air kali ini adalah

sebagai berikut :

a. Bagaimana cara konstanta pegas dan rasio redaman pada suatu

sistem pegas ?

b. Bagaimana perbandingan rasio redaman dari jenis damper

yang digunakan ?

c. Bagaimana cara menentukan jenis peredaman dalam sistem

pegas ?

Page 12: LAPRES P4 KEL 7

2

1.3 Tujuan

Tujuan dari praktikum akustik dan getaran tentang getaran

teredam kali ini adalah sebagai berikut :

1. Menentukan konstanta pegas dan rasio redaman pada suatu

sistem pegas.

2. Membandingkan rasio redaman dari jenis damper yang

digunakan.

3. Menentukan jenis peredaman dalam sistem pegas.

1.4 SistematikaLaporan

Laporan resmi praktikum akustik dan getaran tentang getaran

teredam, ini terdiri dari 5 bab, yaitu pertama bab 1, adalah

pendahuluan, yang berisi latar belakang, rumusan masalah, tujuan

praktikum serta sistematika laporan. Bab 2 yaitu dasar teori yang

berisi tentang teori dasar yang menunjang praktikum ini. Bab 3

yaitu metodologi dimana berisi tentang, alat-alat yang digunkan

dalam praktikum serta langkah-langkah dalam praktikum. Bab 4

yaitu analisa data dan pembahasan, dimana berisi tentang analisa

data-data yang didapatkan dalam percobaan serta pembahasan

terhadap analisa data tersebut. Bab 5 yaitu penutup berisi tentang

kesimpulan dan saran. Sedangkan yang terakhir yaitu lampiran

yang berisi tugas khusus yang diberikan.

Page 13: LAPRES P4 KEL 7

3

BAB II

DASAR TEORI

2.1 Pengertian Gerak Harmonik

2.1.1 Getaran Harmonik

Gerak harmonic merupakan gerak sebuah benda

dimana grafik posisi partikel sebagai fungsi waktu berupa

sinus (dapat dinyatakan dalam bentuk sinus atau kosinus).

Gerak semacam ini disebut gerak osilasi atau getaran

harmonik. Contoh lain sistem yang melakukan getaran

harmonik, antara lain, dawai pada alat musik, gelombang

radio, arus listrik AC, dan denyut jantung. Galileo diduga

telah mempergunakan denyut jantungnya untuk

pengukuran waktu dalam pengamatan gerak.[1]

Gambar 2.1 Pegas Diberi Beban dan Gaya

Untuk memahami getaran harmonik, Anda dapat

mengamati gerakan sebuah benda yang diletakkan pada

lantai licin dan diikatkan pada sebuah

pegas. Anggap mula-mula benda berada pada posisi X = 0

sehingga pegas tidak tertekan atau teregang. Posisi seperti

ini dinamakan posisi keseimbangan. Ketika benda ditekan

Page 14: LAPRES P4 KEL 7

4

ke kiri (X = –) pegas akan mendorong benda ke kanan,

menuju posisi keseimbangan. Sebaliknya jika benda

ditarik ke kanan, pegas akan menarik benda kembali ke

arah posisi keseimbangan (X = +).

Gaya yang dilakukan pegas untuk mengembalikan

benda pada posisi keseimbangan disebut Gaya Pemulih.

Besarnya gaya pemulih menurut Robert Hooke dirumuskan

sebagai berikut.

Fp = -kX…………………….(1)

Tanda minus menunjukkan bahwa gaya pemulih selalu

pada arah yang berlawanan dengan simpangannya. Terlihat

bahwa percepatan berbanding lurus dan arahnya

berlawanan dengan simpangan. Hal ini merupakan

karakteristik umum getaran harmonik. Syarat suatu gerak

dikatakan getaran harmonik, antara lain:

a.Gerakannya periodik (bolak-balik).

b. Gerakannya selalu melewati posisi keseimbangan.

c.Percepatan atau gaya yang bekerja pada benda sebanding

dengan posisi/simpangan benda.

d. Arah percepatan atau gaya yang bekerja pada benda

selalu mengarah keposisi keseimbangan

2.1.2 Getaran Teredam

Pada umumnya setiap benda yang berosilasi akan

berhenti berosilasi jika tidak digetarkan secara terus

menerus. Benda yang pada mulanya bergetar atau

berosilasi bisa berhenti karena mengalami redaman.

Redaman bisa terjadi akibat adanya gaya hambat atau gaya

gesekan.

mẍ + cẋ + kx = 0………….(2)

Page 15: LAPRES P4 KEL 7

5

Persamaan umum sistem dinamik orde 2:

ẍ + 2ξω0 ẋ+ω02 x = 0………………………(3)

jika persamaan (2) dibandingkan dengan persamaan (3),

maka didapatkan 2ξω0 = c/m,dan ξ = = yang merupakan

rasio redaman. Dan ω0 = sebagai frekuensi natural. Nilai

rasio redaman dapat dicari dengan menggunakan rumus:

ξ= ………………………(4)

Dimana δ merupakan peluruhan logaritmik yang

direpresentasikan dengan persamaan di bawah ini :

δ= ………………….(5)

n = bilangan bulat untuk menyatakan urutan amplitudo satu

gelombang (1,2,3...)

A = Amplitudo (m)

Getaran teredam memiliki beberapa jenis, yaitu getaran

kurang teredam (under damped), getaran redaman kritis

(critically damped), dan getaran terlampau redam (over

damped).

a. Underdamped

Benda yang mengalami under damped biasanya

melakukan beberapa osilasi sebelum berhenti. Benda

masih melakukan beberapa getaran sebelum berhenti

karena redaman yang dialaminya tidak terlalu besar.[1]

Page 16: LAPRES P4 KEL 7

6

Gambar 2.2 Grafik Under Damped

b. Critical Damping

Benda yang mengalami critical damping biasanya

langsung berhenti berosilasi (benda langsung kembali

keposisi setimbangnya). Benda langsung berhenti

berosilasi karena redaman yang dialaminya cukup

besar.[1]

Gambar 2.3 Grafik Critical Damped

Page 17: LAPRES P4 KEL 7

7

c.Over damping

Over damping miripseperti critical damping.

Bedanya pada critical damping benda tiba lebih cepat

di posisi setimbangnya sedangkan pada over

damping benda lama sekali tiba di posisi

setimbangnya. Hal ini disebabkan karena redaman

yang dialami oleh benda sangat besar. [1]

Gambar 2.4 Grafik Over Damped

Page 18: LAPRES P4 KEL 7

8

“Halaman ini sengaja dikosongkan”

Page 19: LAPRES P4 KEL 7

9

BAB III

METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1 Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum kali ini

adalah sebagai berikut :

a. Papan tulis

b. Pegas 1 buah

c. Damper 3 macam (udara,minyak,oli)

d. Beban 1kg

e. Spidol

3.2 Langkah-langkah Percobaan

Langkah-langkah yang digunakan dalam percobaan kali ini

adalah sebgai berikut :

a. Nilai konstanta pegas dicari dengan memasang pada statif

dan diberi beban kemudian pertambahan panjang pegas

diukur.

b. Alat dan bahan kemudian disusun.

c. Beban yang sudah ditempeli spidol disimpangkan sejauh

5cm dan ditahan terlebih dahulu.

d. beban dilepaskan dan diukur 2 amplitudonya yang

berurutan pada papan tulis.

e. Diammbil sebanyak 3 data untuk setiap dampernya.

f. Ulangi percobaan pada setiap damper.

g. Grafik diplot kemudian rasio redaman dihitung dengan

panjang amplitude yang didapat.

j. Analisa dilakukan pada perhitungan dan jenis getaran dari

masing-masing sistem ditentukan.

Page 20: LAPRES P4 KEL 7

10

“Halaman ini sengaja dikosongkan”

Page 21: LAPRES P4 KEL 7

11

BAB IV

ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN

4.1 Analisa Data

Dari hasil praktikum yang telah dilakukan dapat diperoleh

data sebagai berikut seperti pada Tabel 4.1 Hasil Percobaan

Damper.

Tabel 4.1 Hasil Percobaan Damper

Benda A1 A2 A1/A2

Air

1.8 1.9 0.947368

2.2 2.4 0.916667

1.5 1.9 0.789474

Minyak

0.5 0 0

1.1 0 0

1.3 0 0

Oli

1.5 0.9 1.666667

1.4 0.7 2

1.9 1.1 1.727273

Dan dari data tersebit data dicari rasio redaman untuk

masing-masing damper seperti pada Tabel 4.2 Rasio Redaman

Damper.

Tabel 4.2 Rasio Redaman Damper

Benda ω0 δ δrata-rata ξ

Air

15.8 -0.054

-0.12582 0.020031 15.8 -0.087

15.8 -0.236

Minyak

15.8 0

0 0 15.8 0

15.8 0

Page 22: LAPRES P4 KEL 7

12

Oli

15.8 0.511

0.583506 0.092516 15.8 0.693

15.8 0.546

ω0 dapat dicari dengan menggunakan rumus

ω0=

dengan m adalah massa beban dan k adalah konstanta pegas yang

di peroleh dari rumus

F = kx

Dimana F adalah gaya dan x adalah pertambahan panjang egas

saat diberi beban dan tidak diberi beban.

Dan untuk δ dapat dicari melalui persamaan (5) dan untuk ξ

data dicari melalui persamaan (4).

4.2 Pembahasan

a. Bayu Heksa B.S (2410100104)

Pada praktikum akustik dan vibrasi tentang getaran

teredam ini bertujuan untuk mengetahui berbagai

permasalahan dan variabel apa saja yang akan berpengaruh

pada bahasan getaran yang terdam. Disini praktikan

melakukan percobaan mengenai getaran yang teredam

menggunakan pegas yang diberi beban seberat 1kg dan diberi

penghalang berbeda berupa udara bebas, minyak goreng dan

oli, dari situ akan di analisa respon gerakan dari pegas tersebut

Pada percobaan pertama pada pegas yang diberi beban

dengan hambatan udara didapati nilai amplitudo1 (A1) dan

amplitudo2 (A2) yang hampir sama dan nilai A2 > A1 sehingga

didapati nilai rasio redaman yang relatif kecil yaitu sebesar

0,020031 dengan nilai rasio redaman yang relatif kecil ini bisa

dipastikan pegas akan mengalami gerakan harmonik sebelum

Page 23: LAPRES P4 KEL 7

13

akirnya berhenti pada titik setimbang, sedangkan pada

percobaan kedua yang menggunakan penghalang minyak

goreng hanya didapati nilai amplitudo1 sedangkan nilai

amplitudo2 bernilai 0 hal ini menunjukkan bahwa benda tidak

sempat terjadi gerakan harmonik melainkan langsung kembali

pada titik setimbang dikarenakan besarnya rasio redaman yang

ada pada hambatan minyak goreng, dan pada percobaan ketiga

dengan penghalang oli didapati perbandingan antara nilai

amplitudo1 (A1) dan amplitudo2 (A2) yang cukup besar dan

rasio redaman sebesar 0,092516 hal ini menunjukkan benda

masih sempat melakukan gerakan harmonik sebelum kembali

ke titik setimbang tetapi dengan pengurangan nilai amplitudo

yang cukup besar dikarenakan rasio redaman yang diterima

cukup besar

Dari hasil keseluruhan percobaan yang telah dilakukan

maka bisa diambil kesimpulan bahwa pada media/penggalang

minyak goreng mempunyai redaman yang paling besar lalu

pada media/penggalang oli dan yang terakir pada

media/penggalang udara bebas. Ada bebearapa erorr data yang

didapat dalam melakukan percobaan, hal itu bisa disebabkan

karena media pengamatan yang terbatas dan juga kesalahan

praktikan ketika melakukan pengamatan.

b. Bagus Dharmawan Hadi (2411100114)

Pada praktikum akustik dan getaran kali ini mengenai

getaran teredam. Praktikum dilakukan dengan mencari nilai

rasio redaman dengan mencari amplitudo 1 dan amplitudo 2

yang nantinya dapat diketahui nilai dari δ. Kemudian dari nilai

δ ini dapat dicari nilai rasio redamannya ξ. Untuk percobaan

yang pertama yaitu dengan menggunakan bahan udara sebagai

peredam dari getaran. Kemudian dilakukan percobaan yang

Page 24: LAPRES P4 KEL 7

14

kedua dan ketiga dengan menggunakan minyak dan oli.

Setelah dilakukan percobaan nilai dari rasio redamannya

adalah ξ udara = 0,02 ; ξ minyak = 0 dan ξ oli = 0,09. Dari

nilai rasio redaman yang diperoleh maka percobaan yang telah

dilakukan merupakan getaran yang kurang teredam karena

nilai rasio redamannya berada di 0 ≤ ξ < 1. Hal ini disebabkan

pada saat pengambilan data yang tidak akurat dikarenakan

pada saat pengambilan data memang tidak menggunakan alat

yang presisi melainkan dengan cara menggambar dari pantulan

ketika benda ditarik sejauh 5 cm dari keadaan setimbang yang

nantinya akan menemukan nilai amplitudonya. Sehingga saat

pengambilan data atau percobaan rawan terjadinya eror data.

c. Izef Aulia K. (2412100007)

Praktikum akustik kali ini adalah mengenai ratio

redaman. Praktikan akan menggunakan beban 2 kg yg telah

digantung pada sebuah statis besi. Kemudian diredaman ke

dalam larutan oli,minyak dan tanpa larutan apapun.

Pada percobaan pertama pada pegas yang diberi beban

dengan hambatan udara didapati nilai amplitudo1 (A1) dan

amplitudo2 (A2) yang hampir sama dan nilai A2 > A1 sehingga

didapati nilai rasio redaman yang relatif kecil yaitu sebesar

0,020031 dengan nilai rasio redaman yang relatif kecil ini bisa

dipastikan pegas akan mengalami gerakan harmonik sebelum

akirnya berhenti pada titik setimbang, sedangkan pada

percobaan kedua yang menggunakan penghalang minyak

goreng hanya didapati nilai amplitudo1 sedangkan nilai

amplitudo2 bernilai 0 hal ini menunjukkan bahwa benda tidak

sempat terjadi gerakan harmonik melainkan langsung kembali

pada titik setimbang dikarenakan besarnya rasio redaman yang

ada pada hambatan minyak goreng, dan pada percobaan ketiga

Page 25: LAPRES P4 KEL 7

15

dengan penghalang oli didapati perbandingan antara nilai

amplitudo1 (A1) dan amplitudo2 (A2) yang cukup besar dan

rasio redaman sebesar 0,092516 hal ini menunjukkan benda

masih sempat melakukan gerakan harmonik sebelum kembali

ke titik setimbang tetapi dengan pengurangan nilai amplitudo

yang cukup besar dikarenakan rasio redaman yang diterima

cukup besar

Dari hasil keseluruhan percobaan yang telah dilakukan

maka bisa diambil kesimpulan bahwa pada media/penggalang

minyak goreng mempunyai redaman yang paling besar lalu

pada media/penggalang oli dan yang terakir pada

media/penggalang udara bebas. Ada bebearapa erorr data yang

didapat dalam melakukan percobaan, hal itu bisa disebabkan

karena media pengamatan yang terbatas dan juga kesalahan

praktikan ketika melakukan pengamatan.

d. Nur Hasanah Azka T. (2412100008)

Pada praktikum P-4 ini bertujuan mencari rasio redaman

pada suatu sistem pegas yang dikenai pada lingkungan udara,

minyak dan oli serta menentukan jenis peredamanya. Dari

percobaan dan perhitungan didapat rasio redaman untuk udara,

minyak dan oli sebesar 0.02 , 0 dan 0.09. Dari hasil rasio

redaman tersebut dapat disimpulkan bahwa semua medium

menyebabkan getaran kurang teredam(under damped) diamana

syaratnya adalah 0 ≤ < 1. Ada faktor kesalahan yang

mungkin menyebabkan adanya kesalahan data karena

pengukuran antara lain saat pengambilan data amplitudo ,

gesekan dengan papan menyebabkan terjadinya perbedaan

amplitudo yang secara teoritis tidak mungkin terjadi.

Kemudian saat pegas bergerak tidak sepenuhnya 0o terhadap

Page 26: LAPRES P4 KEL 7

16

sumbu vertikal karena goyangan tangan atau menyentuh

wadah tempat minyak atau oli.

e. Febrilia Ramadani (2412100032)

Pada praktikum akustik dan vibrasi tentang P4 ini kami

melakukan percobaan untuk mengukur rasio redaman pada

suatu pegas dengan menggunakan berbagai macam jenis

damper, antara lain udara, minyak dan oli. Dari praktikum

yang telah dilakukan dapat diperoleh rasio redaman udara,

minyak dan oli adalah sebesar 0,02; 0; dan 0,09. Dan rasio

tersebut masuk ke dalam jenis under damper atau kurang

teredam karena rasionya redamannya (ξ) terletak diantara 0

dan 1. Massa jenis dari suatu damper dapat mempengaruhi

perbedaan besar rasio redamannya. dari data tersebut diatas

berarti bahwa ketiga bahan tersebut memiliki sifat yang

kurang memiliki kemampuan untuk meredam. Ada berbagai

faktor luar yang juga bias mempengarugi besarnya nilai rasio

redaman yakni pengamatan nilai amplitude yang salah mn saat

menarik pegas yang bias saja tidak lurus atau memiliki

simpangan.

f. Alvin Murad R. (2412100066)

Pada praktikum mengenai getaran teredam ini, bertujuan

untuk memahami fenomena redaman pada suatu pegas. Pada

percobaan ini digunakan fluida udara, minyak, dan oli sebagai

media redaman pada pegas. Dari analisis data didapatkan nilai

redaman pada masing-masing media redaman, yaitu adalah ξ

udara = 0,02 ; ξ minyak = 0 dan ξ oli = 0,09. Nilai tersebut

didapatkan dari data yang didapatkan pada percobaan, yaitu

nilai amplitudo pertama dan kedua kemudian nilai δ dengan

menggunakan rumus yang terdapat pada modul.

Page 27: LAPRES P4 KEL 7

17

Dari hasil analisis tersebut dapat disimpulkan bahwa

redaman pegas pada percobaan ini kurang teredam karena

rasio redaman terletak pada selang 0 ≤ ξ < 1, dan ξ udara > ξ

oli > ξ minyak. Hal tersebut bertentangan dengan ρ udara > ρ

minyak > ρ oli. Namun banyak factor yang mempengaruhi

hasil pengambilan data, namun faktor terbesar adalah kurang

telitinya praktikan dalam mengambil data karena

melencengnya metode yang dilakukan terhadap metode yang

tertera pada modul, selain itu juga kekurangan fasilitas dalam

melakukan percobaan mengakibatkan hasil data yang kurang

akurat.

g. Ahmad Muzaki Zuhar (2412100115)

Pada praktikum kali ini dapat dihasilkan bahwa nilai

koefisien redaman dari macam-macam peredam berbeda-beda.

Yaitu udra bernilai 0,02 minyak bernilai 0 dan oli bernilai

0,09.

Page 28: LAPRES P4 KEL 7

18

Page 29: LAPRES P4 KEL 7

19

Page 30: LAPRES P4 KEL 7

20

“Halaman ini sengaja dikosongkan”

Page 31: LAPRES P4 KEL 7

21

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Dari praktikum yang telah dilakukan dapat ditarik beberapa

kesimpulan diantaranya adalah sebagai berikut :

a. dari hasil perhitungan dapat dihitung bahwa koeffisien

redaman udara sebesar 0.02 minyak sebesar 0 dan oli sebesar

0,09.

b. ketiga benda tersebut masuk dalam jenis redaman under

damped karena koeffisisien redamannya terletak diantara 0

dan 1.

5.2 Saran

Saran yang dapat diberikan untuk praktikum selanjutnya

adalah agar alat dan bahan yang akan digunakan untuk praktikum

lebih disiapkan lagi agar tidak membuat praktikan merasa

kesulitan dalam hal pengambilan data.

Page 32: LAPRES P4 KEL 7

22

“Halaman ini sengaja dikosongkan”

Page 33: LAPRES P4 KEL 7

23

Page 34: LAPRES P4 KEL 7

24

DAFTAR PUSTAKA

[1] Asisten Praktikum Akustik dan Vibrasi. 2014. Getaran

Teredam. Laboratorium Rekayasa Akustik dan Fisika

Bangunan, Jurusan Teknik Fisika-ITS. Surabaya.

Page 35: LAPRES P4 KEL 7

LAMPIRAN

1. Bayu Heksa B.S (2410100104)

Perbedaan antara getaran kurang teredam (under-

damped), getaran teredam kritis (critically-damped) dan

getaran teredam lebih (over-damped)?

Dari ketiga jenis redaman diatas yang menjadi pembeda

adalah besarnya rasio redaman pada setiap jenis redaman

tersebut, hal tersebut akan berpengaruh pada respon yang

diterima oleh setiap benda yang dikenai oleh jenis redaman

tersebut. Pada getaran kurang teredam memiliki nilai rasio

redaman yang kecil yaitu 0≤ ξ <1 sehingga benda yang

mengalami getaran mendapat nilai losses yang kecil dan benda

pun masi bisa berosilasi dan membutuhkan waktu yang lama

sebelum akirnya kembali ke titik setimbang, sedangkan untuk

getaran teredam kritis memiliki nilai rasio redaman ξ =1

sehingga benda yng mengalami getaran apabila dikenai jenis

redaman ini akan memiliki waktu yang relatif singkat untuk

dapat kembali ke titik setimbang, dan yang terakir pada

getaran teredam lebih nilai raso redamannya besar yaitu ξ >1

sehinggan benda yang bergetar apabila dikenai redaman ini

akan langsung berhenti berosilasi dan membutuhkan waktu

yang lama sebelum kembali ke titik setimbang atau dalam

kasus tertentu benda akan berhenti dan tidak akan mencapai

titik setimbang

2. Bagus Dharmawan Hadi (2411100114)

Jelaskan yang dimaksud Under-damped,Critically-

damped,Over-damped!

Page 36: LAPRES P4 KEL 7

Getaran Kurang Teredam (under-damped)

Getaran yang dimana getaran tersebut sangat kurang

teredam dimana nilai rasio redamannya 0 ≤ ξ < 1. Under-

damped ini memiliki overshoot yang sangat besar.

Getaran Teredam Kritis (Critically-damped)

Getaran yang dimana getaran tersebut teredam sangat

kritis atau tepat teredam dimana nilai rasio redamanya ξ = 1.

Critically-damped ini memiliki overshoot yang sesuai.

Page 37: LAPRES P4 KEL 7

Getaran Teredam Lebih (Over-damped)

Getaran yang dimana getaran tersebut teredam terlalu

berlebih dimana nilai rasio redamannya ξ > 1. Over-damped

memiliki overshoot yang terlalu kecil.

Page 38: LAPRES P4 KEL 7

3. Izef Aulia K. (2412100007)

Perbedaan antara getaran kurang teredam (under-

damped), getaran teredam kritis (critically-damped) dan

getaran teredam lebih (over-damped)?

Dari ketiga jenis redaman diatas yang menjadi pembeda

adalah besarnya rasio redaman pada setiap jenis redaman

tersebut, hal tersebut akan berpengaruh pada respon yang

diterima oleh setiap benda yang dikenai oleh jenis redaman

tersebut. Pada getaran kurang teredam memiliki nilai rasio

redaman yang kecil yaitu 0≤ ξ <1 sehingga benda yang

mengalami getaran mendapat nilai losses yang kecil dan benda

pun masi bisa berosilasi dan membutuhkan waktu yang lama

sebelum akirnya kembali ke titik setimbang, sedangkan untuk

getaran teredam kritis memiliki nilai rasio redaman ξ =1

sehingga benda yng mengalami getaran apabila dikenai jenis

redaman ini akan memiliki waktu yang relatif singkat untuk

dapat kembali ke titik setimbang, dan yang terakir pada

getaran teredam lebih nilai raso redamannya besar yaitu ξ >1

sehinggan benda yang bergetar apabila dikenai redaman ini

akan langsung berhenti berosilasi dan membutuhkan waktu

yang lama sebelum kembali ke titik setimbang atau dalam

kasus tertentu benda akan berhenti dan tidak akan mencapai

titik setimbang

Page 39: LAPRES P4 KEL 7

4. Nur Hasanah Azka T. (2412100008)

Apa yang dimaksud dengan Critically-damped, Under-

damped, Over-damped?

a. Under-damped

Getaran yang memiliki loss kecil. Under-damped terjadi

jika 0 ≤ ᶓ < 1 dan frekuensi getaran teredam dituliskan dengan

persamaan

b. Critically-damped

Getaran redam kritis akan mendekati kesetimbangan

dengan suatu kadar laju yang lebih cepat dari pada gerak

terlampau redam maupun kurang redam. Critically-damped

akan terjadi jika ᶓ=1.

c. Over-damped

Page 40: LAPRES P4 KEL 7

Gerak terlampau redam tidak menggambarkan getaran

periodik (gerakan bolak-balik), simpangan getaran akan

berkurang atau sama sekali tidak bergerak tetap berada pada

posisi kesetimbangan. Overshoot yang terjadi sangan kecil.

5. Febrilia Ramadani (2412100032)

Apa yang dimaksud dengan Critically-damped, Under-

damped, Over-damped?

a. Critically damped

Critically damped atau teredam kritis merupakan redaman

yang terjadi bila rasio redaman (ξ) bernilai sama dengan 1.

Dalam hal ini damper memiliki kemampuan meredam

sempurna.

b. Under Damped

Under Damped atau kurang teredam merupakan redaman

yang terjadi apabila 0<ξ,< 1. Artinya peredam belum bisa

meredam dengan sempurna.

c. Over Damped

Over damped atau terlampau redam bisa terjadi apabila

rasio redaman (ξ)>1. Artinya peredam tersebut membuat

seakan-akan tidak bergerak dari titik kesetimbangannya.

Page 41: LAPRES P4 KEL 7

6. Alvin Murad R. (2412100066)

Perbedaan antara getaran kurang teredam (under-

damped), getaran teredam kritis (critically-damped) dan

getaran teredam lebih (over-damped) pada intinya terdapat

pada besarnya rasio redaman pada setiap jenis redaman

tersebut. Besarnya rasio redaman dari ketiga jenis getaran

teredam tersebut dapt dilihat sebagai berikut ξ over-damped >

ξ critically-damped > ξ under-damped. Dari nilai ξ tersebut

dapat disimpulkan bahwa under-damped membutukan waktu

yang lebih lama untuk mencapai nilai setimbang dibandingkan

dengan critically damped. Namun pada over-damped karena

nilai ξ > 1 nilai yang didapatkan akan semakin kecil dari nilai

setimbang.

7. Ahmad Muzaki Zuhar (2412100115)

Perbedaan ntara critically damper, under damped dan

over damped adalah terletak pada koeffisien redamannya.

Critically damped memiliki koeffisien redaman sama dengan

1. Underdamped memiliki 0<ξ<1. Overdamped memiliki ξ>1.