lapres p4 kel 7

41
1 LAPORAN RESMI PRAKTIKUM AKUSTIK DAN GETARAN – P4 GETARAN TEREDAM Disusun oleh : Kelompok 7 Bayu Heksa B.S (2410100104) Bagus Dharmawan Hadi (2411100114) Izef Aulia K. (2412100007) Nur Hasanah Azka T. (2412100008) Febrilia Ramadani (2412100032) Alvin Murad R. (2412100066) Ahmad Muzaki Zuhar (2412100115) Asisten : Nihlatul Falasifah (2411100032) PROGRAM STUDI S1 TEKNIK FISIKA JURUSAN TEKNIK FISIKA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2014

Upload: fitria-dwi-ipied

Post on 24-Nov-2015

32 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

getaran teredam

TRANSCRIPT

  • 1

    1

    LAPORAN RESMI PRAKTIKUM AKUSTIK DAN GETARAN P4

    GETARAN TEREDAM

    Disusun oleh : Kelompok 7 Bayu Heksa B.S (2410100104)

    Bagus Dharmawan Hadi (2411100114)

    Izef Aulia K. (2412100007)

    Nur Hasanah Azka T. (2412100008)

    Febrilia Ramadani (2412100032)

    Alvin Murad R. (2412100066)

    Ahmad Muzaki Zuhar (2412100115)

    Asisten : Nihlatul Falasifah (2411100032)

    PROGRAM STUDI S1 TEKNIK FISIKA JURUSAN TEKNIK FISIKA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2014

  • 2

    i

    LAPORAN RESMI PRAKTIKUM AKUSTIK DAN GETARAN P4

    GETARAN TEREDAM

    Disusun oleh : Kelompok 7 Bayu Heksa B.S (2410100104)

    Bagus Dharmawan Hadi (2411100114)

    Izef Aulia K. (2412100007)

    Nur Hasanah Azka T. (2412100008)

    Febrilia Ramadani (2412100032)

    Alvin Murad R. (2412100066)

    Ahmad Muzaki Zuhar (2412100115)

    Asisten : Nihlatul Falasifah (2411100032)

    PROGRAM STUDI S1 TEKNIK FISIKA JURUSAN TEKNIK FISIKA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2014

  • ii

    ABSTRAK

    Abstrak Pada praktikum P4 ini kami melakukan percobaan

    tentang Getaran Teredam. Dalam praktikum kali ini kami diminta

    untuk menghitung koeffisien redaman udara, minyak dan oli. Dari

    hasil percobaan yang telah dilakukan dapat diperoleh koeffisien

    udara sebesar 0,02 minyak sebesar 0 dan oli sebesar 0,09. Dari

    hasil tersebut dapat diperoleh kesimpulan bahwa ketiga benda

    tersebut masuk dalam kategori Under-damped karena koeffisien

    redamannya terletak diantara 0 dan 1.

    Kata kunci : koeffisien redaman, Under-damped

  • iii

    ABSTRACT

    Abstract - In this P4 lab we did an experiment on Damped

    Vibration. In practice this time we are asked to calculate the

    attenuation coefficient of air, oil and grease. From the results of

    experiments that have been done to the air coefficient of 0.02 was

    obtained for oil and oil 0,09 0. From these results it can be

    concluded that the three things in the category of Under-damped

    because of the damping coefficient lies between 0 and 1.

    Keywords : attenuation coefficient, Under-damped

  • iv

    KATA PENGANTAR

    Pertama-tama kami panjatkan puja dan puji syukur

    kehadirat Allah SWT karena dengan rahmatnya kami mampu

    menyelesaikan Laporan Resmi Akustik dan Vibrasi ini dengan

    sebaik-baiknya. Tidak lupa sholawat serta salam tetap tercurahkan

    kepada junjungan kita Nabi Besar Muhammad SAW.

    Dalam Laporan ini kami membahas tentang Getaran

    Teredam. Kami berharap laporan yang kami buat ini nantinya

    dapat bermanfaat bagi seluruh pembacanya, sehingga dapat

    menambah pengetahuan dan wawasan para pembacanya.

    Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak terima kasih

    kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam menyusun

    Laporan ini, khususnya kami mengucapkan banyak terima kasih

    kepada asisten praktikum akustik.

    Kami mengetahui masih banyak kesalahan dalam

    penyusunan laporan ini. Oleh karena itu kritik dan saran sangat

    kami butuhkan sebagai bahan perbaikan dalam penyusunan

    laporan yang akan datang.

    Surabaya, Mei 2014

    Penulis

  • v

    DAFTAR ISI

    Halaman Judul ......................................................................... i

    Abstrak .................................................................................... ii

    Abstract ................................................................................... iii

    Kata Pengantar ........................................................................ iv

    Daftar Isi .................................................................................. v

    Daftar Gambar ......................................................................... vi

    Daftar Tabel ............................................................................. vii

    BAB I PENDAHULUAN ....................................................... 1

    1.1 ............................................................................. Lata

    r Belakang .................................................................. 1

    1.2 ............................................................................. Rum

    usan Masalah .............................................................. 1

    1.3 ............................................................................. Tuju

    an ................................................................................ 2

    1.4 ............................................................................. Siste

    matika Laporan ........................................................... 2

    BAB II DASAR TEORI .......................................................... 3

    2.1 ............................................................................. Peng

    ertian Getaran Harmonik ............................................ 3

    BAB III METODOLOGI PERCOBAAN ............................... 9

    3.1 ............................................................................. Peral

    atan Percobaan ............................................................ 9

    3.2 ............................................................................. Lang

    kah-langkah Prercobaan ............................................. 9

    BAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN ............... 11

    4.1 ............................................................................. Hasi

    l Percobaan ................................................................. 11

    4.2 ............................................................................. Pem

    bahasan ....................................................................... 12

  • vi

    BAB V KESIMPULAN .......................................................... 19

    5.1 ............................................................................ Kesi

    mpulan ........................................................................ 19

    5.2 ............................................................................ Sara

    n ................................................................................. 19

    Daftar Pustaka ......................................................................... 21

    Lampiran

    DAFTAR GAMBAR

    Gambar 2.1 Pegas Diberi Beban dan Gaya ................................. 3

    Gambar 2.2 Grafik Under Damped............................................. 4

    Gambar 2.3 Grafik Critical Damped .......................................... 4

    Gambar 2.4 Grafik Over Damped ............................................... 7

  • vii

    DAFTAR TABEL

    Tabel 4.1 Hasil Percobaan Damper .......................................... 11

    Tabel 4.2 Rasio Redaman Damper ........................................... 11

  • viii

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang

    Vibrasi pada mesin-mesin di suatu industry sangat

    berpengaruh besar terhadap performa dari mesin-mesin industri,

    terlebih bagi mesin-mesin yang berputar, bahkan di dunia

    industry saat ini. Dalam meningkatkan performa tersebut

    biasanya di dunia industry digunakan suatu peredam dengan

    menentukan jenis redaman yang sesuai dengan spesifikasi yang

    dibutuhkan. Dalam menentukan jenis peredaman kita perlu

    mengetahui dulu konstanta pegas dan rasio redamannya. Untuk

    dapat lebih mempelajarinya maka dari itu kami melakukan

    percobaan ini.

    1.2 RumusanMasalah

    Rumusan masalah pada praktikum akustik dan getaran

    tentang vibrasi dan jenis kerusakan pompa air kali ini adalah

    sebagai berikut :

    a. Bagaimana cara konstanta pegas dan rasio redaman pada suatu

    sistem pegas ?

    b. Bagaimana perbandingan rasio redaman dari jenis damper

    yang digunakan ?

    c. Bagaimana cara menentukan jenis peredaman dalam sistem

    pegas ?

  • 2

    1.3 Tujuan

    Tujuan dari praktikum akustik dan getaran tentang getaran

    teredam kali ini adalah sebagai berikut :

    1. Menentukan konstanta pegas dan rasio redaman pada suatu

    sistem pegas.

    2. Membandingkan rasio redaman dari jenis damper yang

    digunakan.

    3. Menentukan jenis peredaman dalam sistem pegas.

    1.4 SistematikaLaporan

    Laporan resmi praktikum akustik dan getaran tentang getaran

    teredam, ini terdiri dari 5 bab, yaitu pertama bab 1, adalah

    pendahuluan, yang berisi latar belakang, rumusan masalah, tujuan

    praktikum serta sistematika laporan. Bab 2 yaitu dasar teori yang

    berisi tentang teori dasar yang menunjang praktikum ini. Bab 3

    yaitu metodologi dimana berisi tentang, alat-alat yang digunkan

    dalam praktikum serta langkah-langkah dalam praktikum. Bab 4

    yaitu analisa data dan pembahasan, dimana berisi tentang analisa

    data-data yang didapatkan dalam percobaan serta pembahasan

    terhadap analisa data tersebut. Bab 5 yaitu penutup berisi tentang

    kesimpulan dan saran. Sedangkan yang terakhir yaitu lampiran

    yang berisi tugas khusus yang diberikan.

  • 3

    BAB II

    DASAR TEORI

    2.1 Pengertian Gerak Harmonik

    2.1.1 Getaran Harmonik

    Gerak harmonic merupakan gerak sebuah benda

    dimana grafik posisi partikel sebagai fungsi waktu berupa

    sinus (dapat dinyatakan dalam bentuk sinus atau kosinus).

    Gerak semacam ini disebut gerak osilasi atau getaran

    harmonik. Contoh lain sistem yang melakukan getaran

    harmonik, antara lain, dawai pada alat musik, gelombang

    radio, arus listrik AC, dan denyut jantung. Galileo diduga

    telah mempergunakan denyut jantungnya untuk

    pengukuran waktu dalam pengamatan gerak.[1]

    Gambar 2.1 Pegas Diberi Beban dan Gaya

    Untuk memahami getaran harmonik, Anda dapat

    mengamati gerakan sebuah benda yang diletakkan pada

    lantai licin dan diikatkan pada sebuah

    pegas. Anggap mula-mula benda berada pada posisi X = 0

    sehingga pegas tidak tertekan atau teregang. Posisi seperti

    ini dinamakan posisi keseimbangan. Ketika benda ditekan

  • 4

    ke kiri (X = ) pegas akan mendorong benda ke kanan,

    menuju posisi keseimbangan. Sebaliknya jika benda

    ditarik ke kanan, pegas akan menarik benda kembali ke

    arah posisi keseimbangan (X = +).

    Gaya yang dilakukan pegas untuk mengembalikan

    benda pada posisi keseimbangan disebut Gaya Pemulih.

    Besarnya gaya pemulih menurut Robert Hooke dirumuskan

    sebagai berikut.

    Fp = -kX.(1)

    Tanda minus menunjukkan bahwa gaya pemulih selalu

    pada arah yang berlawanan dengan simpangannya. Terlihat

    bahwa percepatan berbanding lurus dan arahnya

    berlawanan dengan simpangan. Hal ini merupakan

    karakteristik umum getaran harmonik. Syarat suatu gerak

    dikatakan getaran harmonik, antara lain:

    a.Gerakannya periodik (bolak-balik).

    b. Gerakannya selalu melewati posisi keseimbangan.

    c.Percepatan atau gaya yang bekerja pada benda sebanding

    dengan posisi/simpangan benda.

    d. Arah percepatan atau gaya yang bekerja pada benda

    selalu mengarah keposisi keseimbangan

    2.1.2 Getaran Teredam

    Pada umumnya setiap benda yang berosilasi akan

    berhenti berosilasi jika tidak digetarkan secara terus

    menerus. Benda yang pada mulanya bergetar atau

    berosilasi bisa berhenti karena mengalami redaman.

    Redaman bisa terjadi akibat adanya gaya hambat atau gaya

    gesekan.

    m + c + kx = 0.(2)

  • 5

    Persamaan umum sistem dinamik orde 2:

    + 20 +02 x = 0(3)

    jika persamaan (2) dibandingkan dengan persamaan (3),

    maka didapatkan 20 = c/m,dan = = yang merupakan

    rasio redaman. Dan 0 = sebagai frekuensi natural. Nilai

    rasio redaman dapat dicari dengan menggunakan rumus:

    = (4)

    Dimana merupakan peluruhan logaritmik yang

    direpresentasikan dengan persamaan di bawah ini :

    = .(5)

    n = bilangan bulat untuk menyatakan urutan amplitudo satu

    gelombang (1,2,3...)

    A = Amplitudo (m)

    Getaran teredam memiliki beberapa jenis, yaitu getaran

    kurang teredam (under damped), getaran redaman kritis

    (critically damped), dan getaran terlampau redam (over

    damped).

    a. Underdamped

    Benda yang mengalami under damped biasanya

    melakukan beberapa osilasi sebelum berhenti. Benda

    masih melakukan beberapa getaran sebelum berhenti

    karena redaman yang dialaminya tidak terlalu besar.[1]

  • 6

    Gambar 2.2 Grafik Under Damped

    b. Critical Damping

    Benda yang mengalami critical damping biasanya

    langsung berhenti berosilasi (benda langsung kembali

    keposisi setimbangnya). Benda langsung berhenti

    berosilasi karena redaman yang dialaminya cukup

    besar.[1]

    Gambar 2.3 Grafik Critical Damped

  • 7

    c.Over damping

    Over damping miripseperti critical damping.

    Bedanya pada critical damping benda tiba lebih cepat

    di posisi setimbangnya sedangkan pada over

    damping benda lama sekali tiba di posisi

    setimbangnya. Hal ini disebabkan karena redaman

    yang dialami oleh benda sangat besar. [1]

    Gambar 2.4 Grafik Over Damped

  • 8

    Halaman ini sengaja dikosongkan

  • 9

    BAB III

    METODOLOGI PRAKTIKUM

    3.1 Alat dan Bahan

    Alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum kali ini

    adalah sebagai berikut :

    a. Papan tulis

    b. Pegas 1 buah

    c. Damper 3 macam (udara,minyak,oli)

    d. Beban 1kg

    e. Spidol

    3.2 Langkah-langkah Percobaan

    Langkah-langkah yang digunakan dalam percobaan kali ini

    adalah sebgai berikut :

    a. Nilai konstanta pegas dicari dengan memasang pada statif

    dan diberi beban kemudian pertambahan panjang pegas

    diukur.

    b. Alat dan bahan kemudian disusun.

    c. Beban yang sudah ditempeli spidol disimpangkan sejauh

    5cm dan ditahan terlebih dahulu.

    d. beban dilepaskan dan diukur 2 amplitudonya yang

    berurutan pada papan tulis.

    e. Diammbil sebanyak 3 data untuk setiap dampernya.

    f. Ulangi percobaan pada setiap damper.

    g. Grafik diplot kemudian rasio redaman dihitung dengan

    panjang amplitude yang didapat.

    j. Analisa dilakukan pada perhitungan dan jenis getaran dari

    masing-masing sistem ditentukan.

  • 10

    Halaman ini sengaja dikosongkan

  • 11

    BAB IV

    ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN

    4.1 Analisa Data

    Dari hasil praktikum yang telah dilakukan dapat diperoleh

    data sebagai berikut seperti pada Tabel 4.1 Hasil Percobaan

    Damper.

    Tabel 4.1 Hasil Percobaan Damper

    Benda A1 A2 A1/A2

    Air

    1.8 1.9 0.947368

    2.2 2.4 0.916667

    1.5 1.9 0.789474

    Minyak

    0.5 0 0

    1.1 0 0

    1.3 0 0

    Oli

    1.5 0.9 1.666667

    1.4 0.7 2

    1.9 1.1 1.727273

    Dan dari data tersebit data dicari rasio redaman untuk

    masing-masing damper seperti pada Tabel 4.2 Rasio Redaman

    Damper.

    Tabel 4.2 Rasio Redaman Damper

    Benda 0 rata-rata

    Air

    15.8 -0.054

    -0.12582 0.020031 15.8 -0.087

    15.8 -0.236

    Minyak

    15.8 0

    0 0 15.8 0

    15.8 0

  • 12

    Oli

    15.8 0.511

    0.583506 0.092516 15.8 0.693

    15.8 0.546

    0 dapat dicari dengan menggunakan rumus

    0=

    dengan m adalah massa beban dan k adalah konstanta pegas yang

    di peroleh dari rumus

    F = kx

    Dimana F adalah gaya dan x adalah pertambahan panjang egas

    saat diberi beban dan tidak diberi beban.

    Dan untuk dapat dicari melalui persamaan (5) dan untuk

    data dicari melalui persamaan (4).

    4.2 Pembahasan

    a. Bayu Heksa B.S (2410100104)

    Pada praktikum akustik dan vibrasi tentang getaran

    teredam ini bertujuan untuk mengetahui berbagai

    permasalahan dan variabel apa saja yang akan berpengaruh

    pada bahasan getaran yang terdam. Disini praktikan

    melakukan percobaan mengenai getaran yang teredam

    menggunakan pegas yang diberi beban seberat 1kg dan diberi

    penghalang berbeda berupa udara bebas, minyak goreng dan

    oli, dari situ akan di analisa respon gerakan dari pegas tersebut

    Pada percobaan pertama pada pegas yang diberi beban

    dengan hambatan udara didapati nilai amplitudo1 (A1) dan

    amplitudo2 (A2) yang hampir sama dan nilai A2 > A1 sehingga

    didapati nilai rasio redaman yang relatif kecil yaitu sebesar

    0,020031 dengan nilai rasio redaman yang relatif kecil ini bisa

    dipastikan pegas akan mengalami gerakan harmonik sebelum

  • 13

    akirnya berhenti pada titik setimbang, sedangkan pada

    percobaan kedua yang menggunakan penghalang minyak

    goreng hanya didapati nilai amplitudo1 sedangkan nilai

    amplitudo2 bernilai 0 hal ini menunjukkan bahwa benda tidak

    sempat terjadi gerakan harmonik melainkan langsung kembali

    pada titik setimbang dikarenakan besarnya rasio redaman yang

    ada pada hambatan minyak goreng, dan pada percobaan ketiga

    dengan penghalang oli didapati perbandingan antara nilai

    amplitudo1 (A1) dan amplitudo2 (A2) yang cukup besar dan

    rasio redaman sebesar 0,092516 hal ini menunjukkan benda

    masih sempat melakukan gerakan harmonik sebelum kembali

    ke titik setimbang tetapi dengan pengurangan nilai amplitudo

    yang cukup besar dikarenakan rasio redaman yang diterima

    cukup besar

    Dari hasil keseluruhan percobaan yang telah dilakukan

    maka bisa diambil kesimpulan bahwa pada media/penggalang

    minyak goreng mempunyai redaman yang paling besar lalu

    pada media/penggalang oli dan yang terakir pada

    media/penggalang udara bebas. Ada bebearapa erorr data yang

    didapat dalam melakukan percobaan, hal itu bisa disebabkan

    karena media pengamatan yang terbatas dan juga kesalahan

    praktikan ketika melakukan pengamatan.

    b. Bagus Dharmawan Hadi (2411100114)

    Pada praktikum akustik dan getaran kali ini mengenai

    getaran teredam. Praktikum dilakukan dengan mencari nilai

    rasio redaman dengan mencari amplitudo 1 dan amplitudo 2

    yang nantinya dapat diketahui nilai dari . Kemudian dari nilai

    ini dapat dicari nilai rasio redamannya . Untuk percobaan

    yang pertama yaitu dengan menggunakan bahan udara sebagai

    peredam dari getaran. Kemudian dilakukan percobaan yang

  • 14

    kedua dan ketiga dengan menggunakan minyak dan oli.

    Setelah dilakukan percobaan nilai dari rasio redamannya

    adalah udara = 0,02 ; minyak = 0 dan oli = 0,09. Dari

    nilai rasio redaman yang diperoleh maka percobaan yang telah

    dilakukan merupakan getaran yang kurang teredam karena

    nilai rasio redamannya berada di 0 < 1. Hal ini disebabkan

    pada saat pengambilan data yang tidak akurat dikarenakan

    pada saat pengambilan data memang tidak menggunakan alat

    yang presisi melainkan dengan cara menggambar dari pantulan

    ketika benda ditarik sejauh 5 cm dari keadaan setimbang yang

    nantinya akan menemukan nilai amplitudonya. Sehingga saat

    pengambilan data atau percobaan rawan terjadinya eror data.

    c. Izef Aulia K. (2412100007)

    Praktikum akustik kali ini adalah mengenai ratio

    redaman. Praktikan akan menggunakan beban 2 kg yg telah

    digantung pada sebuah statis besi. Kemudian diredaman ke

    dalam larutan oli,minyak dan tanpa larutan apapun.

    Pada percobaan pertama pada pegas yang diberi beban

    dengan hambatan udara didapati nilai amplitudo1 (A1) dan

    amplitudo2 (A2) yang hampir sama dan nilai A2 > A1 sehingga

    didapati nilai rasio redaman yang relatif kecil yaitu sebesar

    0,020031 dengan nilai rasio redaman yang relatif kecil ini bisa

    dipastikan pegas akan mengalami gerakan harmonik sebelum

    akirnya berhenti pada titik setimbang, sedangkan pada

    percobaan kedua yang menggunakan penghalang minyak

    goreng hanya didapati nilai amplitudo1 sedangkan nilai

    amplitudo2 bernilai 0 hal ini menunjukkan bahwa benda tidak

    sempat terjadi gerakan harmonik melainkan langsung kembali

    pada titik setimbang dikarenakan besarnya rasio redaman yang

    ada pada hambatan minyak goreng, dan pada percobaan ketiga

  • 15

    dengan penghalang oli didapati perbandingan antara nilai

    amplitudo1 (A1) dan amplitudo2 (A2) yang cukup besar dan

    rasio redaman sebesar 0,092516 hal ini menunjukkan benda

    masih sempat melakukan gerakan harmonik sebelum kembali

    ke titik setimbang tetapi dengan pengurangan nilai amplitudo

    yang cukup besar dikarenakan rasio redaman yang diterima

    cukup besar

    Dari hasil keseluruhan percobaan yang telah dilakukan

    maka bisa diambil kesimpulan bahwa pada media/penggalang

    minyak goreng mempunyai redaman yang paling besar lalu

    pada media/penggalang oli dan yang terakir pada

    media/penggalang udara bebas. Ada bebearapa erorr data yang

    didapat dalam melakukan percobaan, hal itu bisa disebabkan

    karena media pengamatan yang terbatas dan juga kesalahan

    praktikan ketika melakukan pengamatan.

    d. Nur Hasanah Azka T. (2412100008)

    Pada praktikum P-4 ini bertujuan mencari rasio redaman

    pada suatu sistem pegas yang dikenai pada lingkungan udara,

    minyak dan oli serta menentukan jenis peredamanya. Dari

    percobaan dan perhitungan didapat rasio redaman untuk udara,

    minyak dan oli sebesar 0.02 , 0 dan 0.09. Dari hasil rasio

    redaman tersebut dapat disimpulkan bahwa semua medium

    menyebabkan getaran kurang teredam(under damped) diamana

    syaratnya adalah 0 < 1. Ada faktor kesalahan yang

    mungkin menyebabkan adanya kesalahan data karena

    pengukuran antara lain saat pengambilan data amplitudo ,

    gesekan dengan papan menyebabkan terjadinya perbedaan

    amplitudo yang secara teoritis tidak mungkin terjadi.

    Kemudian saat pegas bergerak tidak sepenuhnya 0o terhadap

  • 16

    sumbu vertikal karena goyangan tangan atau menyentuh

    wadah tempat minyak atau oli.

    e. Febrilia Ramadani (2412100032)

    Pada praktikum akustik dan vibrasi tentang P4 ini kami

    melakukan percobaan untuk mengukur rasio redaman pada

    suatu pegas dengan menggunakan berbagai macam jenis

    damper, antara lain udara, minyak dan oli. Dari praktikum

    yang telah dilakukan dapat diperoleh rasio redaman udara,

    minyak dan oli adalah sebesar 0,02; 0; dan 0,09. Dan rasio

    tersebut masuk ke dalam jenis under damper atau kurang

    teredam karena rasionya redamannya () terletak diantara 0

    dan 1. Massa jenis dari suatu damper dapat mempengaruhi

    perbedaan besar rasio redamannya. dari data tersebut diatas

    berarti bahwa ketiga bahan tersebut memiliki sifat yang

    kurang memiliki kemampuan untuk meredam. Ada berbagai

    faktor luar yang juga bias mempengarugi besarnya nilai rasio

    redaman yakni pengamatan nilai amplitude yang salah mn saat

    menarik pegas yang bias saja tidak lurus atau memiliki

    simpangan.

    f. Alvin Murad R. (2412100066)

    Pada praktikum mengenai getaran teredam ini, bertujuan

    untuk memahami fenomena redaman pada suatu pegas. Pada

    percobaan ini digunakan fluida udara, minyak, dan oli sebagai

    media redaman pada pegas. Dari analisis data didapatkan nilai

    redaman pada masing-masing media redaman, yaitu adalah

    udara = 0,02 ; minyak = 0 dan oli = 0,09. Nilai tersebut

    didapatkan dari data yang didapatkan pada percobaan, yaitu

    nilai amplitudo pertama dan kedua kemudian nilai dengan

    menggunakan rumus yang terdapat pada modul.

  • 17

    Dari hasil analisis tersebut dapat disimpulkan bahwa

    redaman pegas pada percobaan ini kurang teredam karena

    rasio redaman terletak pada selang 0 < 1, dan udara >

    oli > minyak. Hal tersebut bertentangan dengan udara >

    minyak > oli. Namun banyak factor yang mempengaruhi

    hasil pengambilan data, namun faktor terbesar adalah kurang

    telitinya praktikan dalam mengambil data karena

    melencengnya metode yang dilakukan terhadap metode yang

    tertera pada modul, selain itu juga kekurangan fasilitas dalam

    melakukan percobaan mengakibatkan hasil data yang kurang

    akurat.

    g. Ahmad Muzaki Zuhar (2412100115)

    Pada praktikum kali ini dapat dihasilkan bahwa nilai

    koefisien redaman dari macam-macam peredam berbeda-beda.

    Yaitu udra bernilai 0,02 minyak bernilai 0 dan oli bernilai

    0,09.

  • 18

  • 19

  • 20

    Halaman ini sengaja dikosongkan

  • 21

    BAB V

    PENUTUP

    5.1 Kesimpulan

    Dari praktikum yang telah dilakukan dapat ditarik beberapa

    kesimpulan diantaranya adalah sebagai berikut :

    a. dari hasil perhitungan dapat dihitung bahwa koeffisien

    redaman udara sebesar 0.02 minyak sebesar 0 dan oli sebesar

    0,09.

    b. ketiga benda tersebut masuk dalam jenis redaman under

    damped karena koeffisisien redamannya terletak diantara 0

    dan 1.

    5.2 Saran

    Saran yang dapat diberikan untuk praktikum selanjutnya

    adalah agar alat dan bahan yang akan digunakan untuk praktikum

    lebih disiapkan lagi agar tidak membuat praktikan merasa

    kesulitan dalam hal pengambilan data.

  • 22

    Halaman ini sengaja dikosongkan

  • 23

  • 24

    DAFTAR PUSTAKA

    [1] Asisten Praktikum Akustik dan Vibrasi. 2014. Getaran

    Teredam. Laboratorium Rekayasa Akustik dan Fisika

    Bangunan, Jurusan Teknik Fisika-ITS. Surabaya.

  • LAMPIRAN

    1. Bayu Heksa B.S (2410100104)

    Perbedaan antara getaran kurang teredam (under-

    damped), getaran teredam kritis (critically-damped) dan

    getaran teredam lebih (over-damped)?

    Dari ketiga jenis redaman diatas yang menjadi pembeda

    adalah besarnya rasio redaman pada setiap jenis redaman

    tersebut, hal tersebut akan berpengaruh pada respon yang

    diterima oleh setiap benda yang dikenai oleh jenis redaman

    tersebut. Pada getaran kurang teredam memiliki nilai rasio

    redaman yang kecil yaitu 0 1

    sehinggan benda yang bergetar apabila dikenai redaman ini

    akan langsung berhenti berosilasi dan membutuhkan waktu

    yang lama sebelum kembali ke titik setimbang atau dalam

    kasus tertentu benda akan berhenti dan tidak akan mencapai

    titik setimbang

    2. Bagus Dharmawan Hadi (2411100114)

    Jelaskan yang dimaksud Under-damped,Critically-

    damped,Over-damped!

  • Getaran Kurang Teredam (under-damped)

    Getaran yang dimana getaran tersebut sangat kurang

    teredam dimana nilai rasio redamannya 0 < 1. Under-damped ini memiliki overshoot yang sangat besar.

    Getaran Teredam Kritis (Critically-damped)

    Getaran yang dimana getaran tersebut teredam sangat

    kritis atau tepat teredam dimana nilai rasio redamanya = 1. Critically-damped ini memiliki overshoot yang sesuai.

  • Getaran Teredam Lebih (Over-damped)

    Getaran yang dimana getaran tersebut teredam terlalu

    berlebih dimana nilai rasio redamannya > 1. Over-damped memiliki overshoot yang terlalu kecil.

  • 3. Izef Aulia K. (2412100007)

    Perbedaan antara getaran kurang teredam (under-

    damped), getaran teredam kritis (critically-damped) dan

    getaran teredam lebih (over-damped)?

    Dari ketiga jenis redaman diatas yang menjadi pembeda

    adalah besarnya rasio redaman pada setiap jenis redaman

    tersebut, hal tersebut akan berpengaruh pada respon yang

    diterima oleh setiap benda yang dikenai oleh jenis redaman

    tersebut. Pada getaran kurang teredam memiliki nilai rasio

    redaman yang kecil yaitu 0 1

    sehinggan benda yang bergetar apabila dikenai redaman ini

    akan langsung berhenti berosilasi dan membutuhkan waktu

    yang lama sebelum kembali ke titik setimbang atau dalam

    kasus tertentu benda akan berhenti dan tidak akan mencapai

    titik setimbang

  • 4. Nur Hasanah Azka T. (2412100008)

    Apa yang dimaksud dengan Critically-damped, Under-

    damped, Over-damped?

    a. Under-damped Getaran yang memiliki loss kecil. Under-damped terjadi

    jika 0 < 1 dan frekuensi getaran teredam dituliskan dengan persamaan

    b. Critically-damped

    Getaran redam kritis akan mendekati kesetimbangan

    dengan suatu kadar laju yang lebih cepat dari pada gerak

    terlampau redam maupun kurang redam. Critically-damped

    akan terjadi jika =1.

    c. Over-damped

  • Gerak terlampau redam tidak menggambarkan getaran

    periodik (gerakan bolak-balik), simpangan getaran akan

    berkurang atau sama sekali tidak bergerak tetap berada pada

    posisi kesetimbangan. Overshoot yang terjadi sangan kecil.

    5. Febrilia Ramadani (2412100032)

    Apa yang dimaksud dengan Critically-damped, Under-

    damped, Over-damped?

    a. Critically damped Critically damped atau teredam kritis merupakan redaman

    yang terjadi bila rasio redaman () bernilai sama dengan 1. Dalam hal ini damper memiliki kemampuan meredam

    sempurna.

    b. Under Damped Under Damped atau kurang teredam merupakan redaman

    yang terjadi apabila 01. Artinya peredam tersebut membuat seakan-akan tidak bergerak dari titik kesetimbangannya.

  • 6. Alvin Murad R. (2412100066)

    Perbedaan antara getaran kurang teredam (under-

    damped), getaran teredam kritis (critically-damped) dan

    getaran teredam lebih (over-damped) pada intinya terdapat

    pada besarnya rasio redaman pada setiap jenis redaman

    tersebut. Besarnya rasio redaman dari ketiga jenis getaran

    teredam tersebut dapt dilihat sebagai berikut over-damped >

    critically-damped > under-damped. Dari nilai tersebut

    dapat disimpulkan bahwa under-damped membutukan waktu

    yang lebih lama untuk mencapai nilai setimbang dibandingkan

    dengan critically damped. Namun pada over-damped karena

    nilai > 1 nilai yang didapatkan akan semakin kecil dari nilai

    setimbang.

    7. Ahmad Muzaki Zuhar (2412100115)

    Perbedaan ntara critically damper, under damped dan

    over damped adalah terletak pada koeffisien redamannya.

    Critically damped memiliki koeffisien redaman sama dengan

    1. Underdamped memiliki 0