lapres l1 fisdas 2

Upload: selvi-poetriy

Post on 02-Jun-2018

238 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/10/2019 Lapres L1 Fisdas 2

    1/30

    i

    HUKUM JOULE

    PANAS YANG DITIMBULKAN OLEH ARUS LISTRIK (L1)

    SELVI FIDIA PUTRI LESTARI

    1113 100 029

    JURUSAN FISIKA

    FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

    INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA

    ABSTRAK

    Telah dilakukan percobaan Hukum Joule panas yang ditimbulkan oleh

    arus listrik praktikum ini bertujuan untuk menentukan panas yang ditimbulkan

    oleh arus listrik dan membuktikan hukum Joule, serta menentukan harga 1 Joule

    itu. Praktikum ini dilaksanakan dengan melakukan dua percobaan dengan dua

    rangkaian yang berbeda. Dimana pada rangkaian 1, letak tahanan geser berada

    setelah voltmeter dan amperemeter,sedangkan pada ragkaian rangkaian 2 letak

    tahanan geser berada setelah power supply.Dari kedua rangkaian ini diamati mana

    yang lebih efisien. Dalam percobaan ini didapatkan besarnya arus, beda potensial

    dan waktu yang dibutuhkan untuk menaikkan suhu sebesar 1 derajat celcius .

    kemudian data ini di analisa untuk menentukan besarnya panas dan harga dari 1

    Joule.dari percobaan yang telah dilakukan didapat harga 1 joule adalah 0,23

    kalori.

    Kata kunci: beda potensial , kuat arus, suhu

  • 8/10/2019 Lapres L1 Fisdas 2

    2/30

    ii

    DAFTAR ISI

    ABSTRAK ............................................................................................................... i

    DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii

    PENDAHULUAN .................................................................................................. 1

    1.1 Latar Belakang .............................................................................................. 1

    1.2 Permasalahan................................................................................................. 1

    1.3 Tujuan ........................................................................................................... 1

    DASAR TEORI ...................................................................................................... 2

    2.1 Temperatur .................................................................................................... 2

    2.2 Konsep Panas ................................................................................................ 2

    2.3 Arus Listrik ................................................................................................... 4

    2.4 Asas Black ..................................................................................................... 5

    2.5 Voltmeter....................................................................................................... 6

    2.6 Amperemeter ................................................................................................. 7

    2.7 Kalorimeter ................................................................................................... 7

    2.8 Hukum Joule ................................................................................................. 8

    METODOLOGI PERCOBAAN ............................................................................. 9

    3.1 Peralatan dan Bahan ...................................................................................... 9

    3.2 Langkah Kerja ............................................................................................... 9

    ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN ........................................................... 11

    4.1 Analisis Data ............................................................................................... 11

    4.2 Perhitungan ................................................................................................. 12

    4.3 Grafik .......................................................................................................... 15

    4.4 Pembahasan ................................................................................................. 15

    KESIMPULAN ..................................................................................................... 18

  • 8/10/2019 Lapres L1 Fisdas 2

    3/30

    iii

    DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 19

    LAMPIRAN .......................................................................................................... 20

  • 8/10/2019 Lapres L1 Fisdas 2

    4/30

    1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang

    Dalam kehidupan sehari-hari, kita mengetahui bahwa arus listrik yang

    mengalir pada suatu rangkaian juga menghasilkan panas. Pada peralatanperalatan

    yang menggunakan arus listrik sebagai sumber energinya, apabila kita aktifkan

    dalam jangka waktu tertentu, maka akan timbul panas pada bagian rangkaian

    listrik yang merupakan tempat / pusat aktifitas arus listrik.

    Pada dasarnya,panas pada peralatan elektronik tersebut disebabkan oleh energi

    listrik yang terkonversi menjadi energi panas.secara umum hal tersebut dapat

    dijelaskan secara fisis. hal inilah yang mendasari percobaan kami.

    1.2 Permasalahan

    Dalam melakukan percobaan L1 ini, terdapat berbagai permasalahan yaitu

    bagaimana menentukan panas yang ditimbulkan oleh arus listrik dan bagaimana

    cara membuktikan Hukum Joule dan menentukan harga 1 Joule.

    1.3 Tujuan

    Tujuan dari percobaan ini adalah untuk menentukan panas yang ditimbulkan

    oleh arus listrik dan bagaimana cara membuktikan Hukum Joule dan menentukan

    harga 1 Joule.

  • 8/10/2019 Lapres L1 Fisdas 2

    5/30

    2

    BAB II

    DASAR TEORI

    2.1 Temperatur

    Temperatur merupakan ukuran mengenai panas atau dinginnya benda. Banyak

    sifat zat yang dapat berubah terhadap temperatur. Salah satu contohnya adalah

    besi, sebatang besi akan lebih panjang ketika panas dari pada ketika dingin.

    Sebagian besar zat akan memuai ketika dipanaskan. Hal ini menunjukkan bahwa

    hambatan listrik materi zat juga berubah terhadap temperatur (Giancoli, 2001).

    Pada temperatur yang lebih tinggi, zat padat akan seperti besi bersinar yang

    berwarna jingga bahkan berwarna putih. Alat yang dirancang untuk mengukur

    temperatur disebut dengan termometer. Ada banyak termometer, tetapi cara kerja

    dari setiap termometer bergantung pada beberapa sifat materi yang berubah

    terhadap temperatur. Temperatur lebih gampang kita kenal sebagai tolak ukur

    panas atau dinginnya suatu benda. Untuk lebih tepatnya lagi, temperatur

    merupakan suatu ukuran energi kinetik molekul internal rata rata sebuah benda.

    Definisi maupun penentuan temperatur merupakan suatu hal yang sulit. Namun di

    dalam hukum termodinamika yang kedua dapat digunakan untuk mendefinisikan

    skala temperatur yang tak bergantung pada sifat sifat zat apapun dan dapat dipilih

    yang sama dengan skala temperatur yang didefinisikan dengan menggunakan

    sifat-sifat gas (Tipler, 1991).

    Konsep dari temperatur pada dasarnya yaitu keadaan panas dan dinginnya

    suatu benda. Benda panas memiliki temperatur yang lebih tinggi dibandingkan

    dengan benda yang dingin. Temperatur juga berhubungan dengan energi kinetik

    pada molekul-molekul suatu benda (Young dan Freedman, 1996).

    2.2 Konsep Panas

    Panas adalah besaran dasar. Dari sistem yaitu sistem A dan B berbeda

    suhunya, bila dihubungkan satu sama lain akan terjadi perubahan suhu sampai

    suhu keduanya sama besar (setimbang).perubahan suhu ini terjadi karena adanya

    aliran panas/perpindahan panas dari A ke B atau sebaliknya. Ketika dua benda

  • 8/10/2019 Lapres L1 Fisdas 2

    6/30

    3

    yang mempunyai suhu yang berbeda dihubungkan satu sama lain dihubungkan,

    maka akan terjadi transfer energi atau aliran energi dari benda yang suhunya lebih

    tinggi ke benda yang suhunya lebih rendah. Energi yang dipindahkan pada

    kondisi-kondisi seperti ini biasa disebut sebagai energi kalor/panas (heat). Ketika

    suatu benda dipanaskan maka energi diberikan pada benda itu dan benda tersebut

    akan kehilangan energi. kita dapat menyimpulkan bahwa satu kalori akan

    mengubah temperatur satu gram air satu derajat Celsius.

    (Tipler A.paul.2008)

    Tentu saja energi kalor tidak berbeda dari energi mekanik. Kalori

    merupakan satuan energi yang lain yang mirip dengan Erg atau Joule. Salah satu

    cara untuk menemukan hubungan antara kalori dan joule adalah mengukur

    besarnya kalor yang diterima dalam kalori ketika dilakukan kerja yang berupa

    gaya gesek dalam jumlah tertentu dalam satuan Joule. Jamess Presscott Joule

    melakukan percobaan seperti itu pada tahun 1840. Joule menggunakan sebuah alat

    yang didalamnya beban-beban yang jatuh merotasikan sekumpulan dayung

    didalam sebuah wadah air yang diisolasi. Didalam satu siklus operasi maka

    beban-beban yang jatuh tersebut melakukan sejumlah kerja yang diketahui pada

    air tersebut, yang massanya m, dan kita memperhatikan bahwa temperatur naik

    sebanyak T. Kita dapat menghasilkan kenaikan temperatur yang sama ini dengan

    memindahkan tenaga kalor Q kepada sistem tersebut yang diberikan oleh:

    Q = m.c. T (2.1)

    Jadi kita mengukur W, mengamati T, dan menghitung Q,

    Sejak saat itu, metode elektrik untuk menentukan hubungan kalori dan

    Joule telah disempurnakan. Hasil yang didapat ini dinamakan Tara kalor mekanik

    dari kalor/panas adalah

    1 kalori = 4,184 Joule sehingga

    1 Joule = 0,239 Kalori

    Kita dapat menggunakan nilai percobaan ini untuk mengubah pengukuran energi-

    kalor menjadi satuan dasar energi-mekanik. Konsep seperti ini akan kita coba

    untuk diterapkan dalam percobaan ini.

  • 8/10/2019 Lapres L1 Fisdas 2

    7/30

    4

    Apabila antara dua ujung kawat konduktor diberi beda potensial, maka

    elektron-elektron bebas akan bergerak di sepanjang kawat konduktor tersebut.

    Elektron akan menumbuk partikel konduktor selama terjadi beda potensial.

    Dengan demikian dapat dianggap elektron berkecepatan rata-rata tetap. Dengan

    adanya tumbukan tersebut, maka sebagian energi gerak elektron akan diberikan

    pada partikel. Getaran partikel akan bertambah besar dan inilah yang

    menyebabkan panas. Dalam percobaan ini kawat spiral yang dialiri arus listrik

    dimasukkan ke dalam air sehingga terjadi perpindahan panas dari spiral ke air.

    Hingga derajat pertambahan panas (dH/dt) berbanding lurus dengan arus listrik

    dan beda potensial :

    dH/dt = V.i (2.2)

    Bila V dan I tetap maka persamaan (1) dapat diintegralkan

    H = V.i.t (2.3)

    H = Jumlah panas yang timbul (Joule)

    t = lama waktu dialiri listrik (detik)

    Bila V,I,t dapat diukur maka H dapat dihitung.

    Panas yang diterima air :

    Q1= W.(Ta-Tm) (kalori) (2.4)

    Panas yang diterima kalorimeter dan pengaduknya :

    Q2= 0,26.W.(Ta-Tm) (kalori) (2.5)

    W = massa air(gram)

    Ta = Temperatur akhir(0C)

    Tm = Temperatur awal (0C)

    0,26W = harga air

    Berdasar asas Black, maka panas yang diterima = panas yang dilepas, Jadi

    persamaan (2.2) = Jumlah persamaan (2.3) & (2.4). Sehingga harga 1 Joule dalam

    satuan kalori dapat ditentukan. (halliday resnick.2000)

    2.3 Arus Listrik

    Arus listrik adala aliran muatan yang bergerak, namun tidak semua muatan

    yang bergerak mengandung arus listrik. Jika akan terdapat arus listrik yang

  • 8/10/2019 Lapres L1 Fisdas 2

    8/30

    5

    melalui suatu permukaan, pasti akan ada aliran neto muatan yang melalui

    permukaan itu.misalnya elektron bebas (elektron induksi) dalam suatu kawat

    tembaga terisolasi berada dalam gerak acak pada kecepatan yang merupakan

    kelipatan dari 106m/s. Jika kita membentuk suatu bidang hipotessis melalui kawat

    tadi, elektron konduksi akan lewat melalui kawat tersebut dalam kedua arah pada

    laju beberapa miliar per sekon tetapi tidak ada transpor neto muatan dan dengan

    demikian tidak ada arus yang melewati kawat. Namun jika kita menghubungkan

    ujung-ujung kawat ke baterai, kita sedikit mencondongkan arus dalam satu arah,

    yang berakibat sekarang terdapat transpor neto muatan dan demikian ada arus

    listrik yang melalui kawat.contoh lain adalah alran air yang melalui selang di

    taman merepresentasikan aliran terarah dari muatan positif (proton dalam molekul

    air) pada laju yang mungkin beberapa juta coulumb per sekon. Namun tidak ada

    transpor neto muatan, karena terdapat juga aliran paralel dari muatan negatif

    (elektron dalam molekul air) dalam jumlah tepat sam dan bergerak dalam arah

    tepat sama. (Halliday,resnick.2005)

    2.4 Asas Black

    Fase suatu benda pada umumnya tergantung pada temperaturnya. Benda dapat

    berada dalam Fase padat, cair atau gas. Pada umumnya, bahan hanya berada pada

    phase gas bila temperatur tinggi dan tekanannya rendah. Pada temperatur yang

    rendah dan tekanan yang tinggi, gas berubah ke phase cair atau ke phase padat.

    Pada peristiwa melebur atau meleleh, panas diserap atau dikeluarkan oleh

    benda yang mengeluarkan perubahan phase tersebut, demikian pula pada

    peristiwa mendidih, mengembun, dan sublimasi. banyaknya panas persatuan

    massa benda pada waktu terjadi perubahan phase disebut panas laten.

    Sekarang kita tinjau dua sistem yang berbeda dengan suhu awal yang

    berlainan T1dan T2(misal T1> T2 ). Bila dua sistem tersebut dihubungkan maka

    akan terjadi perpindahan panas sampai tercapai keadaan setimbang dengan

    anggapan bahawa ada panas yang hilang keluar dari sistem. Dalam keadaan

    setimbang, kedua sistem mempunyai suhu sama (Ta ) yang disebut suhu akhir.dari

    permodelan ini dapat ditarik kesimpulan bahwa sistem pertama mengalami

  • 8/10/2019 Lapres L1 Fisdas 2

    9/30

    6

    penurunan suhu berarti sistem tersebut melepaskan panas ( Q1 ). Sebaliknya

    sistem kedua mengalami kenaikan suhu berarti sistem tersebut menerima kalor (

    Q2 ).dari sini, dapat diketahui bunyi azas black yaitu panas yang dilepas sama

    dengan panas yang diterima .sehingga

    Q1= Q2 (2.6)

    m1 c1 (T1Ta) = m1 c1(TaT2) (2.7)

    dari persamaan diatas dapat diperoleh besaran yang dicari. (Dosen-dosen fisika

    FMIPA ITS.2012)

    2.5 Voltmeter

    Sebuah voltmeter, atau juga dikenal sebagai tegangan meter, digunakan untuk

    mengukur perbedaan potensial atau tegangan, antara dua titik dalam sebuah sirkuit listrik

    atau elektronik. Beberapa voltmeter dirancang untuk digunakan dalam arus searah (DC)

    sirkuit, sedangkan yang lain dirancang untuk arus bolak-balik (AC) sirkuit. Bagian

    yang paling penting dari voltmeter adalah analog, yang mana pembacaan

    ditunjukkan dengan jarum penunjuk pada suatu skala adalah galvanometer.

    Galvanometer sendiri bekerja dengan prinsip gaya antara medan magnet dan

    kumparan kawat pembawa arus. Penyimpangan jarum galvanometer sebanding

    dengan arus yang melewatinya. Pada galvanometer, sensitivitas arus skala penuh,

    Im adalah arus yang dibutuhkan agar jarum menyimpang dengan skala penuh

    (Giancoli, 2001).

    Voltmeter selalu mengukur selisih antara potensial di antara dua titik.

    Voltmeter yang ideal akan mempunyai hambatan yang tak berhingga, sehingga

    apabila disambungkan diantara dua titik dalam sebuah rangkaian tidak akan

    mengubah arus. Tegangan yang melalui kumparan alat ukur pada simpangan skala

    penuh dapat diperluas jangkauannya dengan menyambungkan resistor Rs secara

    seri dengan kumparan tersebut. Oleh karena itu, hanya sebagian dari selisih

    potensial total itu yang akan muncul melalui kumparan itu sendiri, dan sisanya

    akan muncul melalui Rs (resistor seri). Pada voltmeter dengan pembacaan skala

    penuh Vv, diperlukan resistor seri Rs, sehingga dapat dirumuskan sebagai berikut

    ini :

  • 8/10/2019 Lapres L1 Fisdas 2

    10/30

    7

    (2.8)

    (Sears dan Zemansky, 2000).

    2.6 Amperemeter

    Amperemeter merupakan sebuah alat untuk mengukur arus listrik

    dalam orde ampere. Amperemeter adalah suatu galvanometer yang diberi tahanan

    luar yang paralel dengan tahanan galvanometer yang sering disebut tahanan shunt.

    Fungsi dari tahanan shunt adalah untuk mengalirkan arus sedemikian

    rupa sehingga arus maksimum yang lewat galvanometer tetap dalam orde

    mokroamper.( Halliday : 2011 )

    2.7 Kalorimeter

    Kalorimeter adalah alat yang digunakan untuk menentukan besarnya

    kapasitas pans suatu zat. Ada beberapa kalorimeter, pada bab ini akan dibahas

    salah satu macam kalorimeter yaitu kalorimeter air berdinding ganda.

    Kalorimeter air berdinding ganda terdiri atas bejana logam berdinding tipis

    A, yang permukaan luarnya diberi lapisan nikel untuk mengurangi kehilangan

    panas karena radiasi. Bejana ini berisi air yang diketahui banyaknya dan

    mempunyai tutup yang berlubang untuk dapat dimasuki termometer B dan

    pengaduk C. Kehilangan panas dapat dikurangi lagi dengan memasukkan bejana

    tersebut ke dalam bejana lain D yang terbuat dari penyekat panas. Jika kepada

    kalorimeter tersebut diberikan sejumlah panas Q yang beluum diketahui, maka

    dengan membaca termometer sebelum dan sesudah dimasukkan panas tadi,

    dapatlah diketahui harga Q berdasarkan kenaikan temperatur yang terjadi.

    Cara mempergunakan kalorimeter air berdinding ganda ini sebagai

    berikut: sepotong bahan yang akan diukur panas jenisnya dipanaskan hingga

    temperatur ts.misalkan massa potongan bahan tersebut msdan panas jenisnya cs.

    Air di dalam kalorimeter diaduk dengan pengaduk c, dan temperaturnya dicatat t1.

    Selanjutnya potongan bahan dimasukkan ke dalam kalorimeter dengan cepat, air

    lalu diaduk lagi dengan baik dan temperatur air yang baru dicatat t2. Massa

  • 8/10/2019 Lapres L1 Fisdas 2

    11/30

    8

    kalorimeter mcdan panas jenisnya cc,sedangkan massa air adalah mw. Jika selama

    percobaan ini tidak ada panas yang hilan dari kalorimeter, maka panas yang

    diberikan oleh potongan bahan pada waktu temperatur bahan turun dari tsmenjadi

    t2sama dengan panas yang diterima oleh air dan bejana kalorimeter (azas black),

    jadi:

    ms c3 (Ts-T2) = mw(1) (T2T1) + mccc(T2T1) (2.9)

    dengan mc ,cc merupakan harga air dari kalorimeter, sedang panas jenis air

    dianggap 1. Dari persamaan (6), harga csdapat dihitung karena besaran- besaran

    lainnya sudah diketahui. Perlu diperhatikan bahwa metode pengukuran panas jenis

    diatas hanya menghasilkan panas jenis rata-rata di dalam daerah temperatur ts

    sampai t2.(Dosen-Dosen fisika FMIPA ITS.2012)

    2.8 Hukum Joule

    Hukum joule menuliskan bagaimana energi diubah kedalam energi

    termal, yang didalam suatu penghantar merupakan suatu proses yang tidak dapat

    dibalik atau hanya berlangsung satu arah. Pada saat akan merebus air, makin besar

    nyala api maka akan makin cepat suhu air tersebut meningkan. Ini berarti makin

    besar kalor yang diberikan pada air. Jika diberikan kalor yang sama pada sedikit

    air, maka akan lebih cepat daripada yang sebelumnya. Joule juga telah

    merumuskan perbandingan jumlah satuan usaha dengan jumlah satuan panas yang

    dihasilkan adalah sama, sehingga

    (2.10) (2.11)

    Dimana V adalah tegangan listrik, I adalah arus listrik, t adalah waktu

    dalam sekon. ( Serway : 2004 )

  • 8/10/2019 Lapres L1 Fisdas 2

    12/30

    9

    BAB III

    METODOLOGI PERCOBAAN

    3.1 Peralatan dan Bahan

    Alat dan bahan yang digunakan dalam percobaan kali ini yaitu satu set

    kalorimeter dan perlengkapannya, satu buah termometer, satu buah adaptor, satu

    buah stopwatch, satu buah tahanan geser (Rg), satu buah ampermeter (A), satu

    buah voltmeter (V), air, es batu, dan neraca.

    3.2 Langkah Kerja

    Pada percobaan kali ini terdapat beberapa rangkaian alat.

    Gambar 3. 1 Skema alat model pertama

    Gambar 3. 2 Skema alat model kedua

    Langkah yang pertama, alat dirangkai sesuai pada gambar 3.1 , kemudian

    dengan seizin asisten, dihubungkan tegangan PLN. Langkah yang kedua,

    kalorimeter yang ditunjukan dengan huruf K diisi dengan air massa air 125gram

    dan massa total air+kalorimeter 170,5gram, kemudian massa air dalam

  • 8/10/2019 Lapres L1 Fisdas 2

    13/30

  • 8/10/2019 Lapres L1 Fisdas 2

    14/30

    11

    BAB IV

    ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN

    4.1 Analisis Data

    Dari percobaan yang sudah dilakukan, didapatkan beberapa data sebagai

    berikut:

    Tabel 4. 1 Hasil pengambilan data pada Rangkaian 1, m= 125g, dan I=0,5A

    No t(s) T(C) V(v)

    1 34,8 29 0,75

    2 93,4 30 0,758333

    3 95,08 31 0,7616674 112,62 32 0,763333

    5 136,95 33 0,765Tabel 4. 2 Hasil pengambilan data pada Rangkaian 1, m= 130g, dan I=0,5A

    No t(s) T(C) V(v)

    1 97,22 16 0,763333

    2 68,29 17 0,765

    3 84,33 18 0,766

    4 87,12 19 0,766667

    5 115,89 20 0,766667Tabel 4. 3 Hasil pengambilan data pada Rangkaian 2, m= 125g, dan I=0,5A

    No t(s) T(C) V(v)

    1 86,9 28 0,75

    2 114,07 29 0,758333

    3 111,3 30 0,766667

    4 116,7 31 0,766667

    5 134,52 32 0,766667Tabel 4. 4 Hasil pengambilan data pada Rangkaian 2, m= 125g, dan I=0,4A

    No t(s) T(C) V(v)1 173,96 16 0,606667

    2 146,45 17 0,606667

    3 118,82 18 0,606667

    4 134,31 19 0,606667

    5 113,43 20 0,606667

  • 8/10/2019 Lapres L1 Fisdas 2

    15/30

    12

    4.2 Perhitungan

    Untuk perhitungan digunakan data pertama pada tabel 4.1 sebagai contoh

    perhitungan. Pertama-tama dicari terlebih dahulu nilai H, dengan menggunakan

    persamaan:

    Sehingga:

    Joule

    Kemudian dicari nilai Q1 dengan menggunakan persamaan:

    Kemudian dicari nilai Q2 dengan menggunakan persamaan:

    Setelah itu ditentukan nilai dari 1 joule dengan cara, menggunakan

    persamaan:

  • 8/10/2019 Lapres L1 Fisdas 2

    16/30

    13

    Maka dapat ditentukan hasil perhitungan untuk semua data:

    Tabel 4. 5 Hasil perhitungan pada Rangkaian 1, m= 125g, dan I=0,5A

    No t(s) T(C) V(v) H

    1 34,8 29 0,75 13,05

    2 93,4 30 0,758333 35,41417

    3 95,08 31 0,761667 36,20963

    4 112,62 32 0,763333 42,9833

    5 136,95 33 0,765 52,38338

    Rata-rata H 36,0081

    Q1 125Q2 32,5

    Nilai 1 Joule 0,228623

    Tabel 4. 6 Hasil perhitungan pada Rangkaian 1, m= 130g, dan I=0,5A

    No t(s) T(C) V(v) H

    1 97,22 16 0,763333 37,10563

    2 68,29 17 0,765 26,12093

    3 84,33 18 0,766 32,29839

    4 87,12 19 0,766667 33,396

    5 115,89 20 0,766667 44,4245

    Rata-rata H 34,66909

    Q1 33,8

    Q2 163,8

    Nilai 1 Joule 0,211655

    Tabel 4. 7 Hasil perhitungan pada Rangkaian 2, m= 125g, dan I=0,5A

    No t(s) T(C) V(v) H1 86,9 28 0,75 32,5875

    2 114,07 29 0,758333 43,25154

    3 111,3 30 0,766667 42,665

    4 116,7 31 0,766667 44,735

    5 134,52 32 0,766667 51,566

    Rata-rata H 42,96101

    Q1 125

    Q2 32,5

    Nilai 1 Joule 0,272768

  • 8/10/2019 Lapres L1 Fisdas 2

    17/30

    14

    Tabel 4. 8 Hasil perhitungan pada Rangkaian 2, m= 125g, dan I=0,4A

    No t(s) T(C) V(v) H1 173,96 16 0,606667 42,21429

    2 146,45 17 0,606667 35,53853

    3 118,82 18 0,606667 28,83365

    4 134,31 19 0,606667 32,59256

    5 113,43 20 0,606667 27,52568

    Rata-rata H 33,34094

    Q1 125

    Q2 32,5

    Nilai 1 Joule 0,211689

    Lalu ditentukan nilai galat dari keseluruhan data dengan cara:

    ( )

    3,673472 %

  • 8/10/2019 Lapres L1 Fisdas 2

    18/30

  • 8/10/2019 Lapres L1 Fisdas 2

    19/30

    16

    prinsipnya, hambatan dapat diperoleh dari logam. Besar hambatan logam

    sebanding dengan panjang logam. Pada alat ini panjang logam yang dihubungkan

    dengan sumber listrik dapat diubah-ubah sehingga hambatannya pun dapat

    berubah-ubah. Yang ketiga adalah voltmeter , voltmeter ini digunakan untuk

    mengukur beda potensial, yang keempat adalah amperemeter, amperemeter ini

    digunakan untuk mengukur arus listrik. Yang pertama kali dilakukan dalam

    percobaan adalah merangkai alat, untuk rangkaian satu, Pertama-tama

    dihubungkannya power supply dengan kalorimeter dan dari kalorimeter

    dihubungkan ke voltmeter dan amperemeter, lalu dari voltmeter dan amperemeter

    dihubungkan ke hambatan geser dan dari habatan geser dihubungkan kembali ke

    power supply. Setelah itu dimasukan air dingin kedalam kalorimeter kemudian

    alat yang telah dihubungkan ke sumber listrik dinyalakan. Dan diukur perubahan

    suhunya.

    Dalam percobaan yang kami lakukan, pada saat percobaan dengan

    menggunakan rangkaian satu dilakukan dua kali dengan arus yang sama namun

    massa airnya yang berbeda atau dibuat variasi. Yang pertama adalah 125 gram air

    dan yang kedua adalah 130 gram. Pada saat percobaan dengan menggunakan arus

    0,5 Ampere, pertama-tama dimasukan air dingin kedalam kalorimeter sebanyak

    125 gram ( sudah termasuk dengan bejana logamnya ) kemudian ditunggu hingga

    suhu yang ditunjukan oleh termometer menjadi 29 derajat celcius. Setelah suhu

    yang ditunjukan oleh termometer menunjukan angka 29 derajat celcius kemudian

    alat dinyalakan dan ditunggu hingga suhu meningkat. Dalam percobaan kali ini

    yang dihitung adalah waktu yang dibutuhkan untuk berubahnya 1 derajat celcius

    hingga suhu mencapai 33 derajat celcius. Hasil yang kelompok kami dapatkan

    bisa dilihat pada tabel 4.1. dapat dilihat bahwa ketika dialiri arus sebesar 0,5

    Ampere untuk mencapai 33 derajat celcius membutuhkan waktu selama 136,95

    detik. Untuk percobaan yang kedua yaitu dengan menggunakan arus 0,5 Ampere

    sama seperti percobaan dengan menggunakan massa air 125 gram, namun untuk

    percobaan yang menggunakan arus 0,5 Ampere, waktu yang dibutuhkan untuk

    mencapai suhu 20 derajat celcius hanya 115,89 detik. Disini dapat disimpulkan,

  • 8/10/2019 Lapres L1 Fisdas 2

    20/30

    17

    semakin tinggi arus maka semakin cepat perubahan suhu yang terjadi atau

    semakin cepat panas.

    Untuk percobaan pada rangkaian dua pertama-tama dihubungkannya

    power supply dengan hambatan geser dan dari hambatan geser dihubungkan ke

    amperemeter, dari amperemeter dihubungkan ke kalorimeter dan dari kalorimeter

    dihubungkan ke voltmeter, dan dari voltmeter dihubungkan kembali ke

    kalorimeter, dari kalorimeter dihubungkan kembali ke power supply. Pada

    percobaan dengan dengan menggunakan rangkaian kedua ini juga dilakukan dua

    kali percobaan. Sama seperti pada percobaan dengan menggunakan rangkaian

    satu. Yaitu arus yang digunakannya adalah 0,5 Ampere dan 0,4 Ampere. Pada

    rangkaian kedua ini, untuk percobaan dengan menggunakan arus listrik 0,5

    Ampere hanya dibutuhkan waktu yang singkat untuk mencapai suhu 32 derajat

    celcius dari 28 derajat celcius, yaitu selama 134,52 detik. ini membuktikan bahwa

    pada percobaan menggunakan rangkaian dua perubahan suhunya jauh lebih cepat

    dibandingkan dengan pada saat percobaan dengan menggunakan rangkaian satu.

    Dan untuk percobaan dengan menggunakan arus 0,4 Ampere, hanya dibutuhkan

    waktu selama 113,43 detik dari 16 derajat celcius menuju 20 derajat celcius.

    Jadi dapat disimpulkan bahwa percobaan dengan rangkaian dua lebih

    efisien dibanding dengan percobaan dengan menggunakan rangkaian satu. Selain

    lebih cepat dan menghemat waktu, percobaan dengan menggunakan rangkaian

    kedua ini menghemat listrik..

  • 8/10/2019 Lapres L1 Fisdas 2

    21/30

    18

    BAB V

    KESIMPULAN

    Dari hasil perhitungan dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa:

    1. Dari rangkaian 1 dan 2,untuk masalah efektifitas.maka lebih efektif dan

    efisien rangkaian 2.

    2. Arus yang diberikan sebanding dengan pertambahan suhu yang terjadi.

  • 8/10/2019 Lapres L1 Fisdas 2

    22/30

    19

    DAFTAR PUSTAKA

    David Halliday, et all.2011. Fundamental of Physics 9th Edition. United State of

    America : John Wiley & Sons, Inc.

    Dosen-dosen Fisika FMIPA ITS.2000. Fisika Dasar 1. Surabaya : Institut

    Teknologi Surabaya.

    Dosen-dosen Fisika FMIPA ITS.2009. Fisika Dasar 2. Surabaya : Institut

    Teknologi Surabaya.

    Greenslade B. Thomas. 1978. Nineteenth Century Textbook Illustrations XXIII

    The Rheostat.

    Raymon A. Serway, John W. Jewett. 2004. Physics for Scientitss and

    Engineering. California : Thomsons Brook.

    Tipler Paul A, Gene Mosca. 2008. Physics for Scientits and Engineers with

    Moderen Physics. New York : W. H. Freeman and Company.

  • 8/10/2019 Lapres L1 Fisdas 2

    23/30

    20

    LAMPIRAN

    Berikut adalah ralat untuk data yang didapat, yaitu tegangan dan waktu.

    Untuk data waktu:

    Tabel 6. 1 Hasil ralat tegangan pada rangkaian 1, m= 125g, dan I=0,5A

    No V(v)

    1 0,75 -0,00967 9,34E-05

    2 0,758333 -0,00133 1,78E-06

    3 0,761667 0,002 4E-06

    4 0,763333 0,003667 1,34E-05

    5 0,765 0,005333 2,84E-05

    Rata-rata V 0,759667

    Ralat Mutlak: [

    ]

    Ralat Nisbi:

    Keseksamaan: 99%

  • 8/10/2019 Lapres L1 Fisdas 2

    24/30

    21

    Tabel 6. 2 Hasil ralat tegangan pada Rangkaian 1, m= 130g, dan I=0,5A

    No V(v)

    1 0,763333 -0,0022 4,84E-06

    2 0,765 -0,00053 2,84E-07

    3 0,766 0,000467 2,18E-07

    4 0,766667 0,001133 1,28E-06

    5 0,766667 0,001133 1,28E-06

    Rata-rata V 0,765533

    Ralat Mutlak:

    [

    ]

    Ralat Nisbi:

    Keseksamaan:

    99,91784%

  • 8/10/2019 Lapres L1 Fisdas 2

    25/30

    22

    Tabel 6. 3 Hasil ralat tegangan pada Rangkaian 2, m= 125g, dan I=0,5A

    No V(v)

    1 0,75 -0,01167 0,000136

    2 0,758333 -0,00333 1,11E-05

    3 0,766667 0,005 2,5E-05

    4 0,766667 0,005 2,5E-05

    5 0,766667 0,005 2,5E-05

    Rata-rata V 0,761667

    Ralat Mutlak: [

    ]

    Ralat Nisbi:

    Keseksamaan:

    99,56236%

  • 8/10/2019 Lapres L1 Fisdas 2

    26/30

    23

    Tabel 6. 4 Hasil ralat tegangan pada Rangkaian 2, m= 125g, dan I=0,4A

    No V(v)1 0,606667 0 0

    2 0,606667 0 0

    3 0,606667 0 0

    4 0,606667 0 0

    5 0,606667 0 0

    Rata-rata V 0,606667

    Ralat Mutlak:

    [

    ]

    Ralat Nisbi:

    Keseksamaan:

    100%

  • 8/10/2019 Lapres L1 Fisdas 2

    27/30

    24

    Tabel 6. 5 Hasil ralat waktu pada rangkaian 1, m= 125g, dan I=0,5A

    No t(s)1 34,8 -59,77 3572,453

    2 93,4 -1,17 1,3689

    3 95,08 0,51 0,2601

    4 112,62 18,05 325,8025

    5 136,95 42,38 1796,064

    Rata-rata t 94,57

    Ralat Mutlak:

    [

    ]

    Ralat Nisbi:

    Keseksamaan:

    82,15508%

  • 8/10/2019 Lapres L1 Fisdas 2

    28/30

    25

    Tabel 6. 6 Hasil ralat waktu pada Rangkaian 1, m= 130g, dan I=0,5A

    No t(s)

    1 97,22 6,65 44,2225

    2 68,29 -22,28 496,3984

    3 84,33 -6,24 38,9376

    4 87,12 -3,45 11,9025

    5 115,89 25,32 641,1024

    Rata-rata t 90,57

    Ralat Mutlak: [

    ]

    Ralat Nisbi:

    Keseksamaan:

    91,33227%

  • 8/10/2019 Lapres L1 Fisdas 2

    29/30

    26

    Tabel 6. 7 Hasil ralat waktu pada Rangkaian 2, m= 125g, dan I=0,5A

    No t(s)

    1 86,9 -25,798 665,5368

    2 114,07 1,372 1,882384

    3 111,3 -1,398 1,954404

    4 116,7 4,002 16,016

    5 134,52 21,822 476,1997

    Rata-rata t 112,698

    Ralat Mutlak: [

    ]

    Ralat Nisbi:

    Keseksamaan:

    93,23769%

  • 8/10/2019 Lapres L1 Fisdas 2

    30/30

    Tabel 6. 8 Hasil ralat waktu pada Rangkaian 2, m= 125g, dan I=0,4A

    No t(s)

    1 173,96 36,566 1337,072

    2 146,45 9,056 82,01114

    3 118,82 -18,574 344,9935

    4 134,31 -3,084 9,511056

    5 113,43 -23,964 574,2733

    Rata-rata t 137,394

    Ralat Mutlak: [

    ]

    Ralat Nisbi:

    Keseksamaan:

    92,11406%