lapres isolasi jahe

Upload: dewi

Post on 08-Mar-2016

139 views

Category:

Documents


16 download

DESCRIPTION

lapres

TRANSCRIPT

I. Judul Percobaan: Isolasi Minyak Jahe dari Rimpang Jahe

II. Hari/ Tanggal Percobaan:Selasa, 13 Oktober 2015

III. Hari/ Tanggal Selesai Percobaan:Selasa, 13 Oktober 2015

IV. Tujuan Percobaan:Setelah melakukan kegiatan praktikum diharapkan mahasiswa dapat:1. Memilih peralatan yang dibutuhkan sesuai dengan percobaan yang dikerjakan2. Memilih bahan-bahan yang dibutuhkan sesuai dengan percobaan yang dikerjakan3. Mengisolasi minyak jahe dari rimpang jahe dengan cara yang tepat

V. Dasar TeoriJahe (Zingiber officinale) adalah tanaman yang sangat populer sebagai rempah-rempah dan bahan obat. Rimpangny berbentuk jemari yang menggembung di ruas-ruas tengah. Rasa dominan pedas disebabkan senyawa keton bernama zingeron. Jahe termasuk suku Zingiberaccae (temu-temuan). Nama ilmiah jahe diberikan oleh william Roxburgh dari dari kata Yunani Zingiberi, dari bahasa sanskerta, singaberi.Minyak jahe merupakan salah satu minyak atsiri yang dapat diisolasi dari rimpang(akar) jahe sebanyak 1,5 3 % dari berat jahe kering. Minyak jahe dinegara majudigunakan sebagai campuran pembuatan kosmetik, bahan penyedap masakan tertentu dansebagai obat. Senyawa penyusun minyak jahe terdiri dari -pinena, kamfena, 1,8-sineol, borneol, neral, geranial, -kurkumina, -zingeberena, dan -saskuipellandrena.Sejak jaman dahulu jahe sudah dimanfaatkan untuk memasak, minuman penghangattubuh dan sebagai bahan untuk membuat jamu/obat tradisional.Diguna-kannya jahesebagai bahan obat tradisional dikarenakan di dalam ubi/rimpang jahe terdapat senyawaaktif yang bisa digunakan untuk mengobati beberapa ma-cam penyakit seperti batuk,penghilang rasa sakit (antipyretic) dan sebagainya (Wahjoedi B., 1994).Jahe dibedakan menjadi 3 jenis berdasarkan ukuran, bentuk dan warna rimpangnya.Ketiga jenis itu ada-lah jahe putih/kuning besar (jahe gajah atau jahe badak), jaheputih/kuning kecil (jahe emprit) dan jahe merah atau jahe sunti. Jahe emprit dan jahe suntimengandung minyak atsiri 1,5 3,8 % dari berat keringnya dan cocok untuk ramuanobat-obatan atau untuk diekstrak oleoresin dan minyak atsirinnya (Tim Lentera, 2002).Jahe kering mengandung beberapa komponen kimia antara lain pati, minyakatsiri,fixed oil, air ,abu, dan serat kasar (Guenther, 1987). Minyak jahe mengandung 2golongan komponen utama, yaitu :1. Minyak AtsiriJahe kering mengandung 1-3% minyak atsiri dan senyawa ini menyebabkan jaheberbau khas.Komponen utama dalam minyak jahe adalah zi-ngiberen dan zingiberol,yang menyebabkan bau harum. Sedangkan senyawa penyusunnya adalah n-desilaldehideyang bersifat optis dan inaktif, n-nonil aldehide d-camphene, d--phellandrene, metalheptenon,sineol, borneol dan geraniol, lineol, asetat dan kaprilat, sitral, chaviol, limonene,fenol zingiberen adalah senyawa yang paling utama dalam minyak. Selamapenyimpanan,persenyawaan akan mengalami resinifikasi. (Guenter, 1952) Zingiberolmerupakan sesque-terpen alkohol (C15H26O), yang menyebabkan bau khas minyak jahe.2. Fixed OilJahe mengandung fixed oil sebanyak 3-4%, yang terdiri dari gingerol, shogaol danresin.Senyawa-senyawa tersebut menyebabkan rasa pedas pada jahe.Selain itu jahe jugamengandung oleoresin yang menyebabkan rasa pedas. Oleoresin dapat diperoleh dengancara ekstraksi menggunakan pelarut yang menguap, misalnya aseton, alkohol atau eter.Jumlah komponen dalam oleoresin yang dihasilkan tergantung dari jenis pelarut yangdigunakan.Minyak atisri yang terdapat di dalam jahe bisa diambil dengan metode ekstraksimaupun distilasi / penyulingan. Pada umumnya petani di Indonesia mengambil minyakjahe dengan carapenyulingan karena teknologi yang digunakan tidak terlalu sulit dantidak menggunakan pelarut. Selain menghasilkan minyak jahe sebagai produk utama,usaha penyulingan minyak jahe juga menghasilkan ampas.Biasanya ampas ini langsungdikeringkan dan digunakan sebagai bahan bakar untuk memanaskan tungku penyulingan.Sebenarnya sangat disayangkan kalau ampas jahe tersebut langsung digunakansebagai bahan bakar untuk tungku penyulingan karena masih mengandung senyawaoleoresin yang bisa diambil dan dimanfaat-kan.Oleh karena itu pada penelitian ini dicobauntuk mengambil oleoresin yang masih terdapat dalam ampas jahe sebelum digunakansebagai bahan bakar.Salah satu metode pengambilan oleoresin yang bisa diterapkanadalah ekstraksi.Ektraksi suatu proses penyarian suatu senyawa kimia dari suatu bahan alam dengan menggunakan pelarut tertentu. Ekstrasi bisa dilakukan dengan berbagai metode yang sesuai dengan sifat dan tujuan ekstraksi. Pada proses ekstraksi ini dapat digunakan sampel dalam keadaan segar atau yang telah dikeringkan, tergantung pada sifat tumbuhan dan senyawa yang akan diisolasi. Untuk mengektraksi senyawa utama yang terdapat dalam bahan tumbuhan dapat digunakan pelarut yang cocok.Ekstraksi komponen senyawa kimia yang terdapat dalam tumbuhan dapat dilakukan dengan cara : SOKLETASI Sokletasi adalah suatu metode / proses pemisahan suatu komponen yang terdapat dalam zat padat dengan cara penyaringan berulang-ulan dengan menggunakan pelarut tertentu, sehingga semua komponen yang diinginkan akan terisolasi.Pengambilan suatu senyawa organik dari suatu bahan alam padat disebut ekstraksi. Jika senyawa organik yang terdapat dalam bahan padat tersebut dalam jumlah kecil, maka teknik isolasi yang digunakan tidak dapat secara maserasi, melainkan dengan teknik lain dimana pelarut yang digunakan harus selalu dalam keadaan panas sehingga diharapkan dapat mengisolasi senyawa organik itu lebih efesien. Isolasi semacam itu disebut sokletasi.Adapun prinsip sokletasi itu yaitu : penyaringan yang berulang-ulang sehingga hasil yang didapatkan sempurna dan pelarut yang digunakan relastif sedikit. Bila penyaringan ini telah selesai maka pelarutnya diuapkan kembali dan sisanya adalah zat yang tersari. Metode sokletasi menggunakan suatu pelarut yang mudah menguap dan dapat melarutkan senyawa organik yang terdapat pada bahan tersebut, tetapi tidak melarutkan zat padat yang tidak diinginkan. Metode sokletasi seakan merupakan penggabungan antara metode maserasi dan perkolasi. Jika pada metode pemisahan minak astiri (distilasi uap), tidak dapat digunakan dengan baik karena persentasi senyawa yang akan digunakan atau yang akan diisolasi cukup kecil atau tidak didapatkan pelarut yang diinginkan untuk maserasi ataupun perkolasi ini, maka cara yang terbaik yang didapatkan untuk pemisahan ini adalag sokletasi.Sokletasi digunakan pada pelarut organik tertentu. Dengan cara pemanasan, sehingga uap yang timbul setelah dingin secara kontinu akan membasahi sampel, secara teratur pelarut tersebut dimasukkan kembali kedalam labu dengan membawa senyawa kimia yang akan diisolasi tersebut. pelarut yang telah membawa senyawa kimia pada labu distilasi yang diuapkan dengan rotary evaporator sehingga pelarut tersebut dapat diangkat lagi bila suatu campuran organik berbentuk cair atau padat ditemuai pada suatu zat padat, maka dapat diekstrak dengan menggunakan pelarut yang diinginkan.Syarat-syarat pelarut yang digunakan dalam proses sokletasi :1. Pelarut yang mudah menguap seperti : n-heksan, eter, petroleum eter, metil klorida dan alkohol.2. Titik didih pelarut rendah.3. Pelarut tidak melarutkan senyawa yang diinginkan.4. Pelarut terbaik bahan yang akan diekstraksi.5. Pelarut tersebut akan terpisah dengan cepat setelah pengocokan.6. Sifat sesuai dengan senyawa yang akan diisolasi, polar atau non polar.Ekstraksi dilakukan dengan menggunkan berurutan pelarut-pelarut organik dengan kepolaran yang semakin mengikat. Dimulai dengan pelarut heksana, eter, petroleum eter, atau kloroform untuk memisahkan senyawa-senyawa trepenoid dan lipid-lipid, kemudian dilanjutkan dengan alkohol dan etil asitet untuk memisahkan senyawa-senyawa yang lebih polar. Walaupun demikian, cara ini seringkali tidak mengjasilkan pemisahan yang sempurna dari senyawa-senyawa yang diekstraksi.Cara menghentikan sokletasi adalah dengan menghentikn pemanasan yang sedang berlangsung. Sebagai catatan sampel yang digunakan dalam sokletasi harus dihindarkan dari sinar matahari langsung. Jika sampai tekena sinar matahari, senyawa dalam sampel akan berfotosintesis hingga terjadi penguaraian atau dekomposisi. Hal ini akan menimbulkan senyawa baru yang disebut senyawa artefak, hingga dikatakan sampel tidak alami lagi.Alat sokletasi tidak boleh lebih rendah dari pipa kapiler, karena ada kemungkinan saluran pipa dasar akan tersumbat. Juga tidak boleh terlalu tinggi dari pipa kapiler karena sampel tidak terendam seluruhnya.Dibanding dengan cara terdahulu (destilasi), maka metode sokletasi ini lebih efisien, karena :1. Pelarut organik dapat menarik senawa organil dalam bahan alam secara berulang kali.2. Waktu yang digunakan lebih efesien.3. Pelarut lebih sedikit dibandingkan dengan metode meserasi atau perkolasi.Sokletasi dihentikan apabila :1. Pelarut yang digunakan tidak berwarna lagi2. Sampel yang diletakkan diatas kaca arloji tidak menimbulkan bercak lagi.3. Hasil sokletasi diuji dengan pelarut tidak mengalami perubahan yang spesifik.Keunggulan sokletasi :1. Sampel diektraksi dengan sempurna karena dilakukan berulang-ulang.2. Jumlah pelarut yang digunakan sedikit.3. Proses sokletasi berlangsung cepat.4. Jumlah sampel yang diperlukan sedikit.5. Pelarut organik dapat mengambil senyawa organik berulang kali.Kelemahan sokletasi :1. Tidak baik dipakai untuk mengekstraksi bahan-bahan tumbuhan yang mudah rusak atau senyawa-senyawa yang tidak tahan panas karena akan terjadi penguraian.2. Harus dilakukan identifikasi setelah penyaringan, dengan menggunakan pereaksi meyer, Na, wagner, dan reagen-reagen lainnya.3. Pelarut yang digunkan mempunyai titik didih rendah, sehingga mudah menguap.

PELARUT Petroleum eter adalah pelarut non polar yang merupakan campuran dari hidrokarbon cair yang mudah menguap. Petroleum eter akan melarutkan senyawa-senyawa yng bersifat kurang polar pada selubung sel dan dinding sel seperti lemak-lemak, terpenoid, klorofil dan steroid merupakan campuran hidrokarbon (bukan eter sebenarnya) yang atsiri dan mudah terbakar, tidak berwarna, terutama terdiri dari pentana dan heksana. Petroleum eter memiliki titik didih dalam rentang 20-75 0C, titik lebur -730C . petroleum eter memiliki konstanta dielektrikum 2,0-2,2.Heksan adalah sebuah senyawa hidrokarbon alkana dengan rumus kimia C6H14. Awalan heks merujuk pada enam atom karbon yang terdapat pada heksana dengan akhiran ana berasal dari alkana, yang merujuk pada ikatan tunggal yang menghubungkan atom-atom karbon tersebut. N-heksana merupakan jenis pelarut organik. Fungsi dari heksana adalah untuk mengekstraksi lemak atau untuk melarutkan lemak, sehingga merubah warna dari kuning menjadi jernih. N-Heksana memiliki titik didih 69 0C sehingga bisa digunakan sebagai pelarut dalam pemisahan minyak atsiri.Sedangkan minyak jahe memiliki titik didih 140-1800C. Perbedaan titik didih inilah yang dimanfaatkan untuk memisahkan minyak jahe dan pelarut n-heksana. Kadar air jahe basah 86,2%. Indeks bias minyak jahe 1,4850-1,492 dan rendemen minyak atsiri jahe 1-3%.

VI. Alat dan Bahan1. Alat-alat: Alat ekstraksi soxhlet1 set Evaporator1 set Heating mantel1 buah Spatula1 buah Kaca arloji2 buah Pipet tetes 5 buah Gelas kimia2 buah Statif 1 buah Klem2 buah Pisau1 buah Kertas saring1 lembar Tali50 cm

2. Bahan-bahan: Jahe basah250 gram N-heksana100mL Na2SO41 gram

VII. Alur Kerja1. 250 gram jahe basahDibersihkan dari kotoranDipotong tipis-tipisDikeringkan dan diangin-anginkan (tidak boleh kena sinar matahari langsung )Digiling Serbuk jahe (sampel)Persiapan Sampel

2. Penentuan kadar air

0, 860 gram jahe basaDitimbang Dioven pada suhu 110 0CDitimbang lagi (dioven dan ditimbang sampai berat konstan )Dihitung kadar airnya Kadar air

3. Isolasi minyak jahe (cara modern )

10 gram serbuk jaheDimasukkan dalam alat ektraksi sokletPelarut N-heksana sebanyak 160 mLDimasukkan dalam labu ekstraktorDiektraksi sampai hasil ekstraksi tidak berwarna Hasil ekstraksiDiuapkan pelarutnya dengan evaporatorEkstrakDitambahkan Na2SO4 anhidratDisaring Pelarut ResiduFiltrat / minyakDitimbang Dihitung Rendemen Indeks bias Ditentukan

VIII. HASIL PENGAMATANNoProsedur PercobaanHasil PengamatanDugaan / ReaksiKesimpulan

SebelumSesudah

1.Persiapan sampel

250 gram jahe basahDibersihkan dari kotoranDipotong tipis-tipisDikeringkan dan diangin-anginkan (tidak boleh kena sinar matahari langsung )Digiling Serbuk jahe (sampel)

Jahe basah : berwarna kuning serbuk jahe : bewarna kuning

2.Penentuan Kadar air

0, 801 gram jahe basaDitimbang Dioven pada suhu 110 0CDitimbang lagi (dioven dan ditimbang sampai berat konstan )Dihitung kadar airnya Kadar air

jahe basah : berwarna kuning massa jahe basah mula-mula: 0,860 gram massa jahe setelah dioven : 0,332 gram kadar air : 61,39 %Kadar air dalam jahe secara teori yaitu 85% - 90 %Berdasarkan percobaan penentuan kadar air diperoleh kadar air dalam jahe basah = 61,39 %. Hal tersebut tidak sesuai dengan teori

3.Isolasi minyak jahe (cara modern)

10 gram serbuk jaheDimasukkan dalam alat ektraksi sokletPelarut N-heksana sebanyak 160 mLDimasukkan dalam labu ekstraktorDiektraksi sampai hasil ekstraksi tidak berwarna Hasil ekstraksiDiuapkan pelarutnya dengan evaporatorEkstrakDitambahkan Na2SO4 anhidratDisaring Pelarut ResiduFiltrat / minyakDitimbang Dihitung Rendemen Indeks bias Ditentukan

serbuk jahe : berwarna coklat muda massa serbuk jahe : 10 gram n-heksan : larutan tak berwarna Na2SO4 anhidrat : larutan tak berwarna Volume pelarut n-heksan : 160 mL Jumlah naik turun larutan saat ekstraksi : 47 kali Massa Na2SO4 anhidrat : 1 gram serbuk jahe diektraksi dengan pelarut n-heksan mulanya berwarna kuning hingga tak berwarna hasil ekstrak :larutan berwarna kuning kecoklatan(+) diuapkan dengan evaporator pelarut : tak berwarna ektrak : kuning kecoklatan (++) ektrak + Na2SO4 anhidrat : larutan berwarna kuning kecokatan (++) minya jahe yang dihasilkan 0,354 gram rendemen=3,54% indeks minyak jahe = 1,47574 indeks n-heksan = 1,44260 indeks bias minyak jahe secara teori : 1,4850-1,4920 indeks bias n-heksan secara teori : 1,374 9 kadar minyak jahe secara teori : 1,5 % - 3,0 % Berdasarkan percobaan diperoleh indeks bias minyak jahe =1,47574. Hal tersebut sesuai dengan teori. Berdasarkan percobaan diperoleh indeks bias n-heksan =1,44260. Hal tersebut tidak sesuai dengan teori. Berdasarkan percobaan diperoleh Rendemen minyak jahe =3,54% Hal tersebut tidak sesuai dengan teori.

IX. Analisis dan Pembahasan1. Isolasi Minyak JahePada percobaan isolasi minyak jahe dari rimpang jahe ini bertujuan untuk mengisolasi minyak jahe dari rimpang jahe.Untuk mengisolasi minyak jahe dari rimpang jahe tersebut digunakan teknik ekstraksi pelarut yang prinsipnya adalah memisahkan komponen minyak jahe dari campuran awalnya dengan pelarut berdasarkan perbedaan titik didih.Langkah pertama yang harus dilakukan yaitu menyiapkan jahe basah sebanyak 250 gram 1 minggu sebelum praktikum.Karena bahan awal merupakan padatan maka alat pengekstraksi yang paling sesuai adalah soxhlet.Kemudian jahe basah tersebut dibersihkan dari kotoran yang menempel pada lapisan luar jahe tanpa dikupas kulit jahenya.Langkah selanjutnya yaitu mengiris tipis-tipis jahe yang sudah dibersihkan agar jahe lebih cepat kering.Kemudian jahe yang sudah diiris tipis-tipis dianginkan dalam suhu kamar tidak boleh mengenai sinar matahari langsung.Setelah jahe tepat kering, jahe kemudian digiling untuk dapat diperoleh serbuk jahe yang dibutuhkan untuk percobaan mengisolasi minyak jahe dari rimpang jahe tersebut.Setelah diperoleh serbuk jahe, langkah selanjutnya yaitu menimbang 10 gram serbuk jahe tersebut dan menimbang 1 lembar kertas saring dan 50cm tali yang digunakan untuk memocong jahe. Tali tersebut dibagi menjadi 2, sebagian dengan panjang 15cm dan sebagian yang lain 35cm. Setelah itu kertas saring yang sudah ditimbang di gulung dan salah satu bagiannya ditali dengan tali yang panjangnya 15cm. kemudian jahe yang sudah ditimbang dimasukkan kedalam tali tersebut. Setelah itu sisi yang lainnya ditali dengan tali yang 35cm dan tali disisakan sepanjang 15cm untuk media pada saat mengeluarkan jahe dari alat ekstraksi soxhlet. Setelah selesai memocong jahe, langkah selanjutnya yaitu memasukkan jahe yang telah dipocong dengan kertas saring tadi dimasukkan ke dalam alat ekstraksi soxhlet. Hal ini dilakukan agar komponen-komponen minyak jahe yang terlarut dalam pelarut dan yang akan ikut turun ke labu dasar bulat tidak disertai oleh serbuk jahe. Kemudian memasukkan batu didih kedalam labu dasar bulat.Fungsi dari penambahan batu didih adalah untuk meratakan panas sehingga panas menjadi homogen pada seluruh bagian larutan dan untuk menghindari titik lewat didih. Pori-pori dalam batu didih akan membantu penangkapan udara pada larutan dan melepaskannya ke permukaan larutan (ini akan menyebabkan timbulnya gelembung-gelembung kecil pada batu didih). Tanpa batu didih, maka larutan yang dipanaskan akan menjadi superheated pada bagian tertentu, lalu tiba-tiba akan mengeluarkan uap panas yang bisa menimbulkan letupan/ledakan (bumping). Selanjutnya memasukkan pelarut n-hekasan sebanyak 2/3 dari volume labu dasar bulat.Pelarut n-heksana dapat mengekstrak minyak dan lemak, air dan tanah, dan juga dapat mengekstrak minyak dari tumbuh-tumbuhan sehingga sesuai digunakan untuk mengekstraksi minyak atsiri. Titik didih n-heksana adalah 68,7C sedangkan minyak jahe memiliki titik didih 140-180C Perbedaan titik didih ini yang dimanfaatkan untuk memisahkan minyak jahe dan pelarut n-heksana. Pelarut n-heksana akan menguap terlebih dahulu daripada minyak jahe yang dihasilkan dan pada akhirnya akan hanya tertinggal minyak jahe pada labu dasar bulat. Langkah selanjutnya yaitu merangkai alat ekstraksi soxhlet seperti pada gambar dibawah ini:

Setelah alat ekstraksi sudah dirangkai beserta minyak jahe dan n-heksana sebagai pelarut, dimulai pemanasan hingga didapatkan larutan yang tidak berwarna pada soxhlet dan larutan kuning jernih pada labu dasar bulat.Pemanas yang digunakan adalah menggunakan heating mantel karena heating mantel dapat menjaga suhu pemanasan konstan.Pemanasan berfungsi agar pelarut lebih reaktif (mengubah pelarut yang berupa cairan menjadi uap). Pelarut yang menguap kemudian mencair lagi dan jatuh berupa tetesan dikarenakan uap panas pelarut didinginkan oleh kondensor yang dialiri oleh air sehingga uap akan mengembun menjadi cairan. Kondensor berfungsi untuk mendinginkan uap yang panas.Aliran air yang masuk dalam kondensor dialirkan dari bawah agar alirannya lebih lama sehingga pendinginannya lebih optimal.Jumlah tetesan ekstrak yang diperoleh hingga pelarut dalam soxhlet yang awalnya berwarna kuning menjadi tidak berwarna adalah 47 kali.Larutan kuning jernih pada labu dasar bulat adalah larutan campuran antara komponen-komponen dari minyak jahe dengan n-heksana.Setelah pelarut alam soxhlet tidak berwarna, langkah selanjutnya yaitu mengambil minyak jahe yang diperoleh pada labu dasar bulat.Minyak jahe yang diperoleh masih belum murni karena masih tercampur dengan pelarutnya (n-heksana). Untuk memisahkan minyak jahe dari n-heksana digunakan evaporator (menggunakan cara modern) yang didasarkan dengan prinsip perbedaan titik didih antara kedua komponen tersebut. n-heksana yang memiliki titik didih yang lebih rendah daripada minyak jahe akan menguap terlebih dahulu sehingga pada akhirnya hanya akan tertinggal minyak jahe yang coklat kekuningan. Kemudian minyak jahe yang telah didapatkan ditimbang dan didapatkan 0,394 gram. Setelah ditimbang maka minyak jahe dihitung rendemennya dengan menggunakan rumus berikut:

Dengan menggunakan rumus tersebut, maka didapatkan rendemen minyak jahe sebesar 3,54 % dan hal ini sudah sesuai dengan teori.Setelah diperoleh rendemen dari minyak jahe langkah selanjutnya yaitu minyak jahe yang diperoleh ditambahkan padatan Na2SO4 anhidrous yang berfungsi untuk mengikat air yang masih tersisa dalam minyak jahe sehingga minyak jahe lebih murni. Untuk memisahkan Na2SO4 anhidrous dengan minyak jahe dilakukan melalui proses dekantasi agar diperoleh minyak jahe tanpa campuran. Setelah itu dipisahkan dengan Na2SO4 anhidrous, kemudian diukur indeks bias dari minyak jahe dengan menggunakan refraktometer dan didapatkan indeks bias dari minyak jahe sebesar 1,47574 dan hal ini tidak sesuai dengan teori karena indeks bias minyak jahe menurut teori yaitu sebesar 1,4850 1,4920. Dan dihitung juga indeks bias dari pelarutnya (n-heksana) dan diperoleh indeks bias dari n-heksana yaitu sebesar 1,44260.Minyak jahe yang diperoleh mengandung minyak atsiri yang memiliki komponen senyawa organik seperti zingiberene dan zingiberol. Kenyataan ini didukung oleh hasil uji indeks bias dari minyak jahe yang diperoleh sebesar 1,47574mendekati nilai indeks bias dari minyak atsiri yaitu sebesar 1,4850-1,4920.

2. Menghitung kadar air:Dalam percobaan isolasi minya jahe ini, bukan hanya melakukan isolasi minyak jahe dan menentukan indeks saja, namun juga dilakukan percobaan yaitu menghitung kadar air dalam jahe yang digunakan. Selain menentukan indeks bias minyak jahe dan rendemennya, dilakukan juga pengukuran kadar air dari jahe basah dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

Dengan menggunakan rumus tersebut maka diperoleh kadar air dari jahe sebesar 61,39%. Massa konstan dari jahe tersebut didapat dengan cara menimbang jahe yang telah di oven pada suhu 110 C sehingga kadar air dalam jahe telah menguap semuanya. Pada percobaan ini dilakukan didapatkan berat konstan dari jahe yaitu sebesar 0,332 gram dari berat jahe yang awalnya 0,860gram.

IX. DiskusiPada perobaan ini didapatkan rendemen dari minyak jahe yang tidak sesuai dengan teori, hal ini dikarenakan oleh beberapa hal yaitu:1. Pada awal percobaan, kita hanya memasukkan 33mL pelarut kedalam labu dasar bulat, seharusnya 2/3 dari kapasitas volume labu dasar bulat. Setelah itu kita menambahkan pelarut (n-heksana) kembali sebanyak 127mL.2. Pada perangkaian alat ekstraksi soxhlet setelah kita menambahkan lagi pelarut (n-heksana), kita merangkai alat ekstraksi masih belum benar-benar rapat yang mengakibatkan pelarut n-heksana menguap keluar.Dan pada percobaan ini didapatkan kadar air dari minyak jahe yang tidak sesuai dengan teori, hal ini dikarenakan kita membeli minyak jahe 2 minggu sebelum kita melakukan praktikum isolasi minyak jahe ini, mungkin kadar air dalam jahe sedikit sudah menguap.

X. KesimpulanPada percobaan isolasi minyak jahe dari serbuk jahe dapat diambil kesimpulan yaitu:1. Berdasarkan percobaan ini, diperoleh indeks bias dari minyak jahe yaitu sebesar 1,47574. Hal tersebut sudah sesuai dengan teori2. Berdasarkan percobaan ini, diperoleh rendemen minyak jahe yaitu sebesar 3,54%. Hal ini tidak sesuai dengan teori.3. Berdasarkan percobaan kadar air ini, diperoleh kadar air yaitu sebesar 61,39%. Hal tersebut tidak sesuai dengan teori.

XI. JAWABAN PERTANYAAN1. Jelaskan secara singkat prinsip kerja ekstraksi soxhlet yang digunakan dalam percobaan ini!Jawab:Prinsip kerja dari ekstraksi soxhlet pada percobaan ini adalah pemisahan suatu komponen dari campurannya dengan menggunakan pelarut yang mudah menguap.

1. Bilamana pemisahan pelarut menggunakan alat evaporator? Berikan alasan!Jawab:Pemisahan pelarut menggunakan alat evaporator biloa pelarut yang digunakan adalah bersifat mudah menguap, karena prinsip kerja dari evaporator adalah dengan cara menguapkan pelarut.

1. Berdasarkan hasil rendemen minyak atsiri yang anda peroleh, apakah cara pengeringan dan penghalusan serbuk jahe berpengaruh pada hasil? Jelaskan!Jawab:Cara pengeringan dan penghalusan serbuk jahe berpengaruh pada hasil rendemen minyak atsiri, karena: Pengeringan: apabila dilakukan dengan menggunakan suhu tinggi akan merusak minyak jahe, karena sifat minyak yang dapat menguap. Penghalusan: serbuk jahe yang halus memiliki luas permukaanyang besar, sehingga pelarut lebih cepat untuk melarutkan komponen minyak jahe.

1. Apa fungsi Na2SO4 dalam percobaan ini?Jawab:Fungsi Na2SO4 : sebagai zat pengering yang digunakan untuk memisahkan minyak jahe dari pelarut yang masih tersisa.

1. Sebutkan minimal lima senyawa yang terdapat dalam minyak atsiri jahe dan tuliskan rumus strukturnya!Jawab:

DAFTAR PUSTAKA

Guenther, E.1987.Minyak Atsiri. Terjemahan S. Ketaren.Jilid I. Jakarta UI Press.Hart H.2003.Kimia Organik. Erlangga:JakartaHasbullah.2001.Teknologi Tepat Guna Agroindustri Kecil Sumatera Barat.Jakarta :Dewan Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Industri Sumatera Barat (Editor :Tarwiyah dan Kemal)Tim, Dosen.2014.Penuntun Praktikum Kimia Organik II. Jurusan Kimia FMIPA UNESATim, Lentera.2002.Khasiat dan Manfaat Jahe Merah si Rimpang Ajaib. AgromediaPustaka : JakartaWahjoedi, B.1994.Beberapa Data Farma-kologi dari Jahe.Warta Perhipba, PerhimpunanPeneliti Bahan Obat Alami, vol 2, hal : 4 6

LAMPIRAN PERHITUNGANISOLASI MINYAK JAHE DARI RIMPANG JAHE1. Penentuan Kadar AirDiketahui :Massa awal= 0,860 gramMassa Konstan= 0,332 gramDitanya :Kadar air jahe (%) = ?Jawab :

2. Rendemen Minyak JaheDiketahui :Massa awal= 10,002 gramMassa Konstan= 0,354 gramDitanya :Rendemen minyak jahe (%) = ?Jawab :

LAMPIRAN FOTOISOLASI MINYAK JAHE DARI RIMPANG JAHENo.Alur KerjaGambarKeterangan

1.Jahe basah sebelum dicuciMasih ada kotoran yang menempel dipermukaan luar jahe

2.Jahe basah setelah dicuciJahe sudah bersih

3.Jahe kering digilingSerbuk jahe berwarna coklat

1. Persiapan sampel

2. Penentuan kadar airNo.Alur KerjaGambarKeterangan

1.Jahe basah ditimbangMassa jahe (awal) = 0,860 gram

2.Jahe dimasukkan kedalam ovenDi oven pada suhu 1100C

3.Ditimbang hingga berat konstanMassa jahe konstan = 0,332Kadar air dalam jahe = 61,39%

3. Isolasi minyak jaheNo.Alur KerjaGambarKeterangan

1.Menimbang 10 gram serbuk jaheMassa serbuk jahe (awal) = 10,002 gram

2.Menimbang kertas saringMassa kertas saring = 1,062 gram

3.Menimbang benangMassa benang = 0,635 gram

4.Mengikat salah satu ujung kertas saringSebagai tempat serbuk jahe

5.Memasukkan serbuk jahe kedalam kertas saringSerbuk jahe berwarna coklat

6.Menimbang serbuk jahe dalam kertas saring yang telah diikat kedua ujungnyaMassa = 13,929 gram

7.Disiapkan larutan heksana. Diukur dengan gelas ukurLarutan heksana tak berwana dengan volume 160 mL

8.Dimasukka ke dalam labu ekstraktorLarutan tak berwarna

9.Merangkai alat untuk proses ekstraksiDialiri dengan air yang dihubungkan dengan selang

10.Proses ekstraksi minyak jahe

Dipanaskan selama 2 jam sampai terbentuk ekstrak minyak jahe

11.Proses ekstraksi dihentikan

Proses ekstraksi dihentikan setelah larutan dalam soxlet menjadi tak berwarna

12.Ekstrak minyak jahe didinginkanEkstrak minyak jahe berwarna coklat dan dibiarkan sampai dingin

13.Ekstrak minyak jahe diuapkan dengan evaporatorDiupkan selama 1 jam

14.Proses penguapan dihentikanMinyak jahe berwarna coklat

15.Minyak jahe di masukkan dalam gelas kimiaMinyak jahe berwarna coklat

16.Menimbang Na2S2O3 anhidratMassa Na2S2O3 anhidrat = 1,001 gram

17.Minyak jahe ditambahkan Na2S2O3 anhidratLarutan berwarna coklat

18.Minyak jahe difiltrasi dan diletakkan di kaca arlojiMinyak jahe berwarna kuning kecoklatan

19.Minyak jahe ditimbangMassa minyak jahe yang diperoleh = 0,354 gram