laporang bengkel (profil u)
TRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG
Mata kuliah Teknologi Dasar Mekanik merupakan teori dasar yang diajarkan kepada mahasiswa
jurusan Teknik Listrik untuk memahami dan biasa mengerjakan pekerjaan-pekerjaan yang berhubungan
dengan bengkel mekanik.
Dimana pekerjaannya menggunakan alat-alat yang dioperasikan secara manual. Setelah melaksanakan
praktek ini, Mahasiswa / praktikan diharapkan mempunyai ketrampilan maupun kemampuan pengetahuan
dalam bidang kerja bangku dan sejenisnya. Untuk lebih mewujudkan hal-hal diatas, aktivitas terbesar
dilakukan olehmahasiswa/praktikan sedangkan instruktur hanya memberikan penjelasan /
bimbinganapabila dianggap perlu untuk diketahui.
1.2. TUJUAN PRAKTEK
Setelah selesai mempelajari dan melaksanakan buku praktek Teknologi Mekanik ini, para
mahasiswa/praktikan diharapkan dapat :
1. Mengikir profil U & mengikir bulat
2. Menggores dan menandai
3. Menggergaji
4. Mengebor
5. Mengetap
6. Mengcountersing
7. Mengukur menggunakan jangka sorong
8. Memakai siku Sesuai dengan teknik yang benar
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA/TEORI DASAR
2.1. KIKIR
Pengikiran merupakan salah satu dari kerja bangku yang merupakan proses pengerjaan
logam dengan tujuan pengikisan dan meratakan serta menghaluskan permukaan
logam yang pada umumnya dilakukan dengan sikap kerja berdiri.
Dalam kurikulum Jurusan Teknik Elektro Politeknik Negeri Bali terdapat mata kuliah praktek Dasar
Teknologi Mekanik yang diberikan pada mahasiswa semester I. Pada praktikum ini mahasiswa diberikan
salah satu praktek kerja kikir untuk memberikan keahlian melakukan pengikiran benda logam pada
mahasiswa sebagai bekal kelak ketika sudah lulus dari Politeknik.
Kikir adalah perkakas tangan terpenting untuk pengambilan serpih atau penggarapan benda kerja.
Kikir dibedakan oleh bentuk gigi, jenis gurat, pembagian gurat, besar dan bentuk. Pemilihan kikir
ditentukan oleh besar, besar dan bentuk benda kerja serta banyaknya pengambilan serpih, mutu
permukaan dan ketepatan pekerjaan kikir.
Gambar 2.1. Perbedaan Gagang Kikir
Gambar 2.2. Sikap Kerja Paksa Saat Mengikir
Cara memegang kikir yang benar
Tangan kanan : Peganglah gagang kikir dengan teguh dan tekanlah ujunggagang tersebut, dengan
telapak tangan bagian tengah. Jari-jari yang lainnya dibawahkikir.
Tangan kiri : Tempatkan telapak tangan dan ibu jari pada ujung kikir. Jari-jari yang lainnya terletak
diujung kikir tersebut, dengan keadaan rapat satu sama dan melipat kebawah, tetapi tidak menggenggam
ujung kikir tersebut.
Bekerja dengan kikir kecil, maka gagang tersebut harus dipegang dengan genggaman yang ringan
dan tekanannya cukup oleh jari-jari dan ibu jari saja. Pekerjaan pengikiran terdiri dari dua jenis antara
lain pekerjaan pengikisan atau sering disebut pengikiran kasar yaitu proses penyerpihan atau pembuangan
logam serpih dengan penekanan. Dan pengikiran penghalusan permukaan yaitu
mengikir halus pada permukaan bidang kerja dengan sedikit penekanan dengan perasaan sehingga hasil
kikir menjadi lebih presisi, sehingga posisi siku memegang peran yang sangat penting karena gaya otot
bekerja bervariasi dengan sudut siku. Oleh karena itu berat dari lengan dan beban lain yang berada di
tangan akan memberikan sedikit momen pada siku. Pekerjaan kikir terdiri dari pekerjaan yang
memerlukan ketelitian dan pekerjaan yang memerlukan sedikit penekanan. Maka untuk menghasilkan
hasil kerja yang optimal dengan sikap tubuh yang alamiah, tinggi objek kerja harus berada 5÷10 cm di atas
siku untuk pekerjaan yang memerlukan ketelitian dan tinggi objek 5÷10 cm di bawah siku untuk pekerjaan
dengan sedikit penekanan.
2.1.1. PEMILIHAN KIKIR
Pemilihan macam kikir yang digunakan tergantung dari ukuran dan bentuk dari permukaan dari
benda kerja yang akan dikikir.Kikir Pelat = untuk benda kerja yang permukaannya rata.
Kikir Persegi = untuk mengikir bagian tengah suatu lubang berbentuk persegi.
Kikir Segitiga = untuk mengikir permukaan benda kerja sehingga
menghasilkan bentuk segitiga.
Kikir Bulat = untuk menghasilkan permukaan benda kerja yang rata bulat.
Kikir Setengah Bulat = untuk menghaluskan atau meratakan bidang kerjasetengah bulat.
2.1.2. MENGIKIR RATA
1. Benda kerja dicekam sedemikian rupa sehingga pencekaman tidak menyebabkan benda kerja
tersebut berubah bentuk (bengkok)
2. Pengikiran memanjang. Kikir digunakan sejajar dengan sisi panjang benda kerja.
3. Kikir digunakan sejajar dengan sisi melintang dengan benda kerja.
4. Untuk dapat menghasilkan pengikiran yang baik, maka setelah karat pada benda kerja hilang
pengikiran dilanjutkan dengan pengikiran menyilang dengan sudut 60o terhadap sisi memanjang.
Untuk dapat menghasilkan permukaan kikir yang halus dan rata, maka kikir harus dibersihkan
dengan menggunakan sikat kawat atau sikat pembersih kikir. Arah pembersihan ini disesuaikan
dengan alur kikir yaitu dengan menarik sikat kawat keluar. Sedangkan arah mendorong adalah
arus yang salah dimana akan mengakibatkan alus dari kikir tersebut menjadi rusak.
2.2. GERGAJI
Gergaji digunakan untuk memotong dan untuk mengurangi tebal dari bendakerja yang nantinya akan
dikerjakan lagi. Ada banyak tipe dai bingkai dan daungergaji dipasaran.
2.2.1. BAGIAN-BAGIAN DARI GERGAJI
1. Sebelum proses pemotongan dimulai buat alur dengan kikir segitiga padaujung garis yang akan
diigergaji.
2. Letakkan gergaji di alur tersebut dan dimiringkan kemuka kira-kira 10o. Tekanan yang tidak
cukup pada permulaan pemotongan akan menyebabkan gigi-gigi gergaji menggosok benda kerja
dan menjadi tumpul.
3. Hasil yang baik adalah bila menurut metode yang telah ditentukan
4. Penggergajian yang salah akan mengasilkan pemotongan yang menyimpang dari yang
diinginkan.
5. Sudut pemotongan terlalu besar akam menyebabkan mata gergaji rusak. Bagian – bagian dari
gergaji adalah sebagai berikut :
Bingkai : biasanya terbuat dari pipa baja yang kuat dan kaku agar hasilnya lurus dan kuat. Bingkai
yang dapat diatur, dibuat dari pipa oval dari baja. Bingkai ini dapat dipakai untuk bermacam-macam
panjang dari daun gergaji.
Tangkai : harus yang baik pegangannya (sepeti memegang pistol), biasanya terbuat dari logam
yang lunak.
Pasak : daun gergaji dipasang pada kedua pasak yang terdapat pada bingkainya.
Mur Kupu-kupu : untuk mengencangkan daun gergaji.
2.3. BOR
Pengerboran adalah salah satu hal yang penting dan sering digunakan dalamoperasi permesinan.
Mesin bor dapat juga digunakan untuk bermacam-macam operasi seperti reaming (pelebaran),
couunterboring, boring, pemotongan ulir, dan beberapa pekerjaan yang bulat.
Mesin bor dapat digolongkan sebagai berikut :
• Mesin bor tangan (mekanik dan elektrik)
• Mesin bor bangku atau dengan kaki
• Mesin bor tiang (colum) atau mesin bor tegak (tunggal ataubanyak poros )
• Mesin bor radial
• Mesin-mesin “jig bor”Pada pengerjaan profil U ini kami menggunakan mesin bor colum dan
pillarPemilihan/ penggunaan dari mesin dalam pemakaian tertentu tergantunglebarnyaa lubang dan
ukuran benda kerja.
2.3.1. MESIN BOR JENIS COLUM DAN PILLAR
Mesin bor jenis colum, terdiri dari sebuah batang tegak, padanya dipasangkepala mesin bor dan meja
kerja. Meja mesin dapat digerakkan keatas dan kebawahbegitu juga kesamping. Dan mesin bor tipe Pillar
meja hanya dapat dinaik turunkan,tetapi mesin ini sering digunakan dengan gabungan meja lain. Kedua
type mesin borini biasanya dilengkapi dengan pemakanan otomatis, disamping dengan tuas
pemutardengan tangan.
2.4. MEMEGANG BENDA KERJA DENGAN RAGUM TANGAN
Benda-benda kecil dapat dipegang dalam ragum tangan. Pelubang dari titik-titik pusat yang
berdiameter sampai dengan +6 mm tidak memerlukan penjepit ragumtangan dengan meja mesin.
Pengaturan tempat-tempat pengeboran dengan ujungpelubang (bor) dapat lebi mudah dan cepat.
2.5. PENITIK
Penitikan adalah proses pembuatan lubang pada benda kerja atau bahan kerjaatau bahan-bahan
dengan alat yang diperkeras dan digerinda ujungnya bersudut ±300– 90o. Penekanan ujung penitik harus
terhadap bahan yang lebih lunak, bagian yangdiletakkan akan terdorong kepermukaan disekitar ujung
penitik.
Penandaan dengan penitik terutama untuk 3 tujuan :
1. Menentukan pusat-pusat lubang pada perpotongan garis untuk memudahkan dan memusatkan
awal dari pengeboran.
2. Untuk menjelaskan garis hinggadimana bagian yangdikerjakan.
3. Untuk menjelaskan garis-garis goresan.
2.5.1. CARA MENANDAI PUSAT
1. Pegang penitik ditangan kiri.
2. Miringkan dan geser sepanjang garis hingga tepat pada garis potong, dimana tempat pusat dititik.
3. Penitik dipukul satu kali dengan pukulan yang ringan danperiksa posisinya. Jika sudah tepat, pukul
yang lebih keras.Keungkinan kesalahan bisa terjadi pasa saat menitik sehingga lingkaran tidak betul-
betul bulat dan tiitk pusat tidak pada tempatnya.
2.6. PENGGORES
Tiga macam penggores tangan yang biasa dipakai di ruang kerja : Penggores tangan sedukan,
Penggores dengan satu ujung bengkok, Penggores dengan ujung dapat dirubah-ubah. Ujung penggores
harus benar sudutnya antara 20o– 25o.
2.6.1. CARA MEMBERI TANDA
1. Penggores harus cukup kemiringannya dari jalan pembantu. Haasilkemiringan yang salah akan
membuat goresan yang kabur dan tidak akan benar dalam memindahkan ukuran.
2. Tekan penyiku atau penggaris agar kuat benda kerja dan gambar hanya sekali.
3. Kecondongan penggores pada arah maju.
2.7. PENGGARIS SIKU
Siku adalah alat yang digunakanuntuk mengukur kerataan benda kerja danmembuat sudut 90o atau
siku-siku. Cara menggunakanya adalah dengan menempatkan siku tegak lurus dengan benda
kerja. Kemudian dilihat permukaan benda apakah sudah rata atau siku-siku dengan cara menggerakkan
siku ini kedepan dan kebelakang. Apabila masih terlihat lubang pada permukaan benda kerja tersebut
berarti permukaan tersebut belum rata.
2.8. JANGKA SORONG DAN PENGGARIS
2.8.1. JANGKA SORONG
Jangka sorong terdiri dari :
• Rahang tetap/fixed jaw dan bingkai, sepanjang bingkainya terdapat pembagian skala yang
sangat teliti dan dibuat dengan diagravier.
• Rahang tidak tetap/ slidding jaw dan skala nonius dapat digerakkan sepanjang bingkai.
• Skrup pengencang yang berfungsi untuk menjaga ketepatanpengukuran.Kadang-kadang ada yang
dilengkapI dengan pengatur/fine adjusmen gerakanyang halus sepanjang bingkainya. Kadang ada
juga yang melengkapi dengan bagian-bagian untuk pengukuran dalam dan kedalaman suatu benda.
2.8.1.1. CARA MEMBACA JANGKA SORONG
Skala jangka sorong ada dua yaitu : skala utama dan skala nonius. Skalautama adalah skala yang tidak
bergerak, skala nonius adalah skala yang bergerak.Mencari ketelitian jangka sorong : Letakkan 0 skala
nonius segaris dengan 0skala utama maka bagian ke 10 dari skala nonius segaris dengan bagian ke 9
skalautama, kalau 1 bagian skala utama = 1mm, maka 1 bagian skala nonius = 0,9 mm, maka ketelitian
jangka sorong = 1 – 0,9 = 0,1 mm. Ini berarti jangka sorong dapatmembaca sampai 0,1 mm.
2.8.2. PENGGARIS
Penggaris yang kami gunakan pada saat pengerjaan profil U adalah pengarisbesi. Besi yang keras,
tipis dan mudah lentur dipilih sebagai bahan dari penggarisyang digunakan dalam pengerjaan logam.
Kelenturan dari penggaris mempunyaikebaikan, apabila untuk mengukur permukaan lengkung. Ketelitian
dari pembacaantergantung dari kwalitet garis-garis dan pada pembagian skala. Ukuran skala daripenggaris
besi berkwlitet tinggi biasanya dalam pembagian 1/1 atau ½ mm.
2.8.2.1. KETELITIAN DAN CARA MENGGUNAKAN PENGGARIS
• Ketelitian ukuran adalah bagian ukurran terkecil yang bisa langsungdibaca pada alat tersebut.
• Panjan dari benda yang akan diukur ditempatkan berlawanandengan skala yang mudah dibaca
dengan menempatkan pinggir-pinggir benda yang diukur pada garis-garis bagian skala.
• Jika penempatan pinggir-pinggir dari benda yang diukur denganbagian sklaa tidak mungkin,
perkiraa yang tepat dari panjang bendayang diukur tak mungki didapat.
• Kesukaran ini dapat diatasi dengan prinsip jangka sorong danmicrometer. Kedua alat tersebut
dapat mengukur dengan pembagianskala lebih teliti.
2.9. RAGUM
Ragum dipergunakan untuk menjepit benda kerja seperti digunakan untuk mengikir, menggergaji,
memahat dll. Ragum biasanya terbuat dari besi tuang ataubaja tempa. Yang terpenting pada semua bangku
kerja adalah struktur kekerasan daribangku itu sendiri dan kekerasan memasang ragum. Banyak sekali
model dari ragum,yang mana dipergunakan untuk keperluan yang berbeda.
Dibawah ini ada dua macamcontoh ragum :
• Pemasangan bentuk rahang depan
• Pemasangan bentuk rahang belakang.
2.9.1. PENCEKAMAN BENDA KERJA PADA RAGUM
1. Pencekaman benda kerja ; permukaan benda kerja yangdikerjakan beradasedekat mungkin
permukaan atas rahangragum.
2. Pencekaman benda bulat ; ragum yang rahangnya berbentuk Vdigunakan untuk mencekam
benda kerja yang bulat ataupunpipa.
3. Pencekaman benda kerja yang tak teratur ; Paralel pad yangterbuat dari kayu dapat dipakai sebagai
pembantu sehinggabenda kerja dapat dicekam dengan baik.
4. Pencekaman untuk yang mencegah benda kerja yang rusak ; lemaluminium dapat dipasang pada
rahang ragum, sehinggapencekaman tidak menyebabkan benda kerja rusak.
2.10. COUNTERSING
Disamping pengeboran beberapaoperasi lain mengenai lubang yang bulatdapat dilakukan pada mesin
bor. Lubang yang bulat dipersiapkan untuk suatu maksud tertentu meliputi memperbesar diameter lubang
seperti kedudukan kepalaskrup dan paku keling . Alat yang digunakan untuk operasi ini disebut
“countersink cutter”.
2.11. PALU
Palu yang baik terdiri dari :
1. Serat dari kayunya sejajar dengan sumbunya.
2. Ujung yang memukul.
3. Ujung yang meruncing dipolish.
4. Tangkai yang dipasang presisi pada kepala palunya.
5. Kepala palunya diamankan oleh semacam pasak.
6. Harus di camper.
Cara memegang palu yang benar adalah posisi ibu jari dan jari-jari yang lainmenangkup pada ujung
tangkai. Gerakannya dilakukan dengan pergelangan danlengan, lihatlah pada tempat yang dipukul dan
diusahakan bahwa sumbu kepala palutegak lurus. Pasaknya miring terhadap sumbu kepala palu, maka
tangkainya menekankesemua permukaan lubang.
2.12. STAMP (CAP )
Cap-cap dipakai menandai logam dan beberapa bahan bukan logam dengannomer, huruf atau tanda-
tanda lainnya. Cap-cap dibuat dari baja perkakas (alatpotong), dikeraskan dan di tempering (60-62 RC).
Cap-cap tidak boleh digunakanpada bidang yang telah dikeraskan atau kasar ( raw ). Jika digunakan untuk
itu, makacap-cap akan rusak.
TIPE-TIPE STEMPEL
ada 3 tipe stempel :
1. Cap nomor
2. Cap huruf
3. Cap tanda
CARA MENGECAP :
1. Pengecapan dari kanan ke kiri (untuk orang tidak kidal ) untuk mempermudah dilihat.
2. Letakkan cap pada benda kerja, miringkan sedikit kearah kita, diatasgaris tanda.
3. Tarik cap hati-hati kegaris sampai kita merasakan berhenti digaris itu.
4. Cap sekarang ditegakkan sampai menyentuh permukaan benda kerjadengan rata.
5. Pukul satu kali dengan ringan pada posisi ini.
6. Periksa apakah hasilnya tepat digaris dan lurus (tegak ).
7. Untuk membetulkan adalah tempatkan kembali cap pada bekaspengecapan dibetulkan dengan
memutar searah jarum jam atauberlawanan.
8. Pada permukaan pukullah dengan ringan saja.
9. Setelah diadakan pembetulan, barulah kita pukul dengan keras,sehingga semuanya seragam dan
kedalaman yang tepat.
10. Terakhir hilangkan seluruh tonjolan-tonjolan yang terjadi denganmenggunakan kikir.
2.13. KESELAMATAN KERJA DI BANGKU KERJA
MESIN DAN ALAT-ALAT KERJA
Pertimbangannya sebelum bekerja pada suatu mesin atau sebuah alat kitaharus mempertimbangkan
dan mengingat akan keselamatan kerja, sehingga programkerja akan berjalan dengan lancer.
• Mesin dan alat mana yang harus kita ketahui.
• Lingkungan dan suasana tempat kerja.
• Pengaman .
• Kebersihan mesin dan alat.
PERLENGKAPAN DIRI SENDIRI
• Pakaian kerja yang sesuai rapih dan terkancing.
• Jangan menyimpan benda tajam.
• Rambut yang panjang harus diberi pelindung.
• Lepas semua perhiasan dari tangan.
• Gunakan kacamata khusus.
• Gunakan sepatu yang sesuai.
• Gunakan sarung tangan jika perlu.
KEBERSIHAN
• Bersihkanlah tangan sebelum dan sesudah bekerja.
• Gunakanlah pakaian kerja sebersih mungkin.
• Meja tempat bekerja harus dalam keadaan bersih sebelum dansesudah dipakai.
KEMAMPUAN
Pada saat mengerjakan benda kerja pada suatu mesin misalnya mesinbubut, bor, dan gergaji, kita
harus melihat kemampuan mesin tersebut, sehinggabanyak pemakaian, kecepatan putaran atau kecepatan
potongnya harus ditentukanberdasarkan akan kemampuan mesinya agar tetap aman. Kerusakan-kerusakan
yangterjadi pada umumnya yang diakibatkan pada beban lebih, misalnya : electro motorterbakar, karena
sabuk penggerak atau kopling tidak slip.
Kecelakaan dibangku kerja kebanyakan disebabkan oleh penggunaan alat-alatyang tidak tepat (tidak
sesuai ) dengan fungsinya, juga menggunakan yang salah atautidak hati-hati. Kecelakaan ini
disebabkan oleh ujung-ujung alat potong atau bendakerja yang tajam.
PENCEGAHANNYA
1. Bekerjalah dengan hati-hati
2. Pergunakan alat-alat sesuai dengan fungsinya.
3. Pergunakan alat-alat dengan kondisi yang baik.
4. Pergunakan alat-alat dengan baik dan benar.
5. Jangan menyimpan alat-alat tajam disaku baju kerja
6. Simpanlan alat-alat yang berujung tajam mengarah menjauhikita.
7. Lindungi ujung-ujung alat yang tajam dengan gabus atau bahan lain.
8. Pisahkan alat-alat ukur presisi dengan alat-alat potong
9. Simpanlah alat-alat terpisah satu dengan yang lainnya.
10. Alasi alat-alat presisi dengan lap halus.
11. Ambillah alat-alat dengan hati-hati.
12. Bersihkanlah alat-alat sebelum dan sesudah dipakai.
Hal-hal yang harus diperhatikan pada alat-alat kerja bangku :
1. KIKIR
- Periksalah tangkai kikir, apakah tangkai kikir terpasang denganbaik dan kuat? Jangan
menggunakan kikir tanpa tangkai.
- Bersihkan kikir dari beram sebelum dan sesudah dipakai.
- Jangan membiarkan di atau kotoran pada gigi-gigi kikir.
- Jangan mempergunakan kikir sebagai palu.
- Simpanlah kikir terpisah satu dengan yang lainnya.
2. PALU
Kecelakaan yang ditimbulkan oleh penggunaan palu yang salah bukansaja menimpa si pekerja tetapi
juga bisa menimpa lingkungan disekitarnya.
PENCEGAHAN
- Periksa selalu, apakah tangkai terpasang kuat pada rumahnyayakinkan baji terpasang dengan baik
ditempatnya.
- Jangan mempergunakan palu yang tangkainya patah ataupecah.
- Hilangkan olie flemak atau kotoran lainnya dari bagian mukapalu dan tangkai sebelum digunakan.
- Jangan mempergunakan palu untuk memukul benda yang lebihkeras dari palu itu sendiri.
- Pilihlah ukuran palu yang sesuai dengan operasinya.
- Gerinda segera muka palu yang lebih berkembang.
- Waktu memukul yakinkan disekitar kita tidak ada orang.
3. RAGUM
- Bersihkan ragum dari oli atau lemak sebelum dipakai.
- Jagalah ragum jangan sampai tergores oleh alat potong.
- Waktu menjepit benda kerja handle jangan dipukul ataudiperpanjang cukup diputar dengan
tangan saja.
- Bersihkan selalu ragum setelah dipakai, berilah olie atau lemak secukupnya.
- Mulut ragum harus diberi jarak.
4. GERGAJI TANGAN
- Pergunakanlah daun gergaji yang tajam.
- Sewaktu pemakanan gergaji harus bergerak lurus.
- Jepitlah benda kerja dengan kuat.
- Pengergajian diusahakan sedekat mungkin ke mulut ragum.
- Simpanlah gergaji dalam keadaan tidak di kencangkan.
BAB III
PEMBAHASAN / ANALISA
3.1 JOB SHEET
3.2 ALAT DAN BAHAN
Alat dan bahan yang diperlukan dalam pengerjaan profil U adalah :
1. Plat besi baja -- 10x67x36 mm
2. Gergaji besi -- 1 buah
3. Ragum -- 1 buah
4. Kikir -- 3 macam
5. Penggores -- 1 buah
6. Penitik -- 1 buah
7. Jangka sorong -- 1 buah
8. Penggaris -- 1 buah
9. Bor -- 1 set
10. Tap (3, 5, 6 ) -- 3 set/ukuran
11. Countersink (6 ) -- 1 set
12. Palu -- 1 buah
13. Stamping -- 1 set
3.3 LANGKAH KERJA DAN PENGERJAAN JOB
Dalam bab IV ini kita membahas tentang bagaimana langkah kerja dan cara pengerjaannya dengan
baik . Hal pertama yang kita perhatikan ialah menyiapkan alat-alat yang dibutuhkan, dan kemampuan-
kemampuan kita menggunakan alat ukur dengan benar terlebih dahulu. Dan menyiapkan besi baja
berbentuk U yang terlebih dahulu dipotong menjaadi 90 mm
Pada pertemuan pertama belajar menggergaji dengan baik dan benar di benda kerja sehingga
mendapatkan ukuran panjang 86 mm, setelah proses pemotongan dengan gergaji tangan berhasil
selanjutnya kita belajar menitik pada benda kerja. Pada benda kerja kita ukur dengan mistar agar mendapat
ukutan panjang 82 mm,setelah mendapat ukuran tersebut lakukan proses penitikan dengan jarak 2 mm dari
satu titik ke titik lainnya. Setelah proses penitikan selesai dilanjutkan dengan pemotongan kembali bagian
yang telah dititik tersebut dengan gergaji sehingga memperoleh ukuran panjang 82 mm.
Hari kedua kita kembali menggergaji benda kerja agar mendapat kanukuran tinggi 32 mm, supaya
kita terbiasa menggergaji dengan baik dan benar. Setelah mendapatkan Ukuran panjang 82 mm dan tinggi
32 mm pada benda kerja, lakukan proses pengikiran dengan alat kikir yang sesuai fungsinya
sehinggamemperoleh hasil pengukuran panjang 80 mm, tinggi 30 mm dan lebar 63 mm.Pada proses
pengikiran ini kita harus waspada dan selalu memperhatikan hasil pengikiran setidaknya setiap 30 menit
sekali, kita mengukur hasil pengikiran dengan jangka sorong agar mendapatkan hasil yang maksimal pada
benda kerja. Pada proses pengikiran tersebut mungkin kita memerlukan banyak waktu agar mendapatkan
hasil yang maksimal dan tepat.
Hari keempat setelah mendapatkan hasil pengukuran panjang 80 mm,tinggi 30 mm, dan lebar 63
mm, kita kembali mengikir pada benda kerja agar benda kerja halus dan menghilangkan bekas karatnya.
Hari kelima setelah benda kerja terlihat halus dan sesuai ukuran yang sudah ditentukan, kita membuat
sketsa pada benda kerja untuk membuat lubang berbentuk segiempat dengan ukuran 10x15mm pada
masing-masing kaki benda kerja dengan gergaji, pada proses tersebut kita menyisakan sedikit celah agar
bisa dikikir untuk medapatkan ukuran tersebut dan membuatnya terlihat rapi dan halus. Setelah itu
membuat lubang kembali dengan gergaji agar mendapatkan ukuran yang sudah dipersyaratkan pada daftar
gambar dan daftar tabel.
Hari keenam kembali membuat lubang di kaki kaki benda kerja berbentuk setengah lingkaran dengan
diameter 20 mm, pada proses tersebut pertama kita harus menggergaji dengan bentuk segitiga dan
menyisakan celah agarkita bisa mengikirnya dengan kikir setengah lingkaran agar mendapatkan
bentuk yang halus dan rapi. Setelah itu membuat bentuk tumpul pada masing-masing ujung kaki benda
kerja dengan kikir setengah lingkaran sesuai dengan daftargambar dan daftar tabel.
Hari ketujuh membuat delapan lubang pada bagian atas benda kerja dengan menggunakan mesin bor
tetapi kita terlebih dahulu harus memberikan tanda pada benda kerja dengan cara menitik bagian yang akan
dibor dengan menggunakan penitik. Setelah diberi titik lanjutkan dengan melakukan pengeboran bagaian
yang akan di lubangi sesuai dengan mata bor dengan ketentuan yang dipersyaratkan.
Hari kedelapan kita kembali membuat sketsa dengan menyambungkan dua lubang besar yang sudah
dilubangi dengan mesin bor, setelah itu kita potong bagian di dalamnya dengan gergaji sesuai dengan daftar
gambar dan daftar table lalu dikikir agar halus dan rapi. Sesudahnya lakukan proses pengetapan dengan tap
pada dua lubang yang sudah ditentukan. Dalam proses tersebut kita memakaimata tap yang berbeda sesuai
dengan yang sudah dipersyaratkan dan harus berhati–hati dalam memutar tap, memutar tap dimulai
dengan memutarnya sesuaidengan arah jarum jam, jika terasa keras putar balik sebanyak 1 kali putaran
lalulanjutkan kembali memutar searah jarum jam. Dalam pengetapan satu lubang harus tiga kali agar baut
yang akan di coba bisa masuk dengan lancer.
Hari kesembilan melakukan proses countersing dengan menggunakanmesin bor. Dalam proses ini
kita harus berhati-hati agar hasilnya tidak terlalu dalam maupun terlalu keluar sehingga baut dapat benar-
benar rata dengan bendakerja.
Hari terakhir melakukan proses stamping. Letakan benda pada landasan atau di ragum. Ambil pelat
penahan lurus dan letakan pada bawah garisyang akan di stamping. Letakan stempel pada atas garis yang
telah ada pelatpenahannya yang lurus dan stempel sedikit miring untuk mengepaskannya.Tegakan stempel
sehingga menyentuh seluruh permukaannya ke benda kerja. Pukulah dengan palu, lalu kikir dan amplas
pekerjaan baja profil U pun selesai.
3.4 ANALISA DATA
Pertemuan
Ke
Proses yang dikerjakan Hasil Kendala
BAB V
PENUTUP
4.1 KESIMPULAN
Berdasarkan praktek yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa praktek bangku kerja ini
mengajarkan kami tentang teknik-teknik dasar teknologi mekanik dan cara menggunakan alat yang baik
dan benar seperti :
Mengikir profil U & mengikir bulat
Menggores dan menandai
Menggergaji
Mengebor
Mengetap
Mengcountersing
Mengukur menggunakan jangka sorong
Memakai siku
Menggunakan palu
Memberi cap (stamping )
4.2 SARAN
Pada praktek selanjutnya diharapkan peralatan yang disediakan lebih lengkapdan dijelaskan cara-cara
pengerjaanya terlebih dahulu. Mungkin juga bias diawaldisarankan bagi yang ingin menggunakan
peralatan diluar dari meja kerja bias diinfokan bias dipinjam kepada teknisi.