laporan variasi kontinyu.doc

20
LAPORAN MINGGUAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR VARIASI KONTINYU Oleh : Nama : Mochamad Rahman Sidik NRP : 123020073 Kelompok : C Meja : 8 (Delapan) Tanggal Praktikum : 20 November 2012 Asisten : Nadya Charisma Putri

Upload: rahman-sidik

Post on 05-Feb-2016

160 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan Variasi Kontinyu.doc

LAPORAN MINGGUANPRAKTIKUM KIMIA DASAR

VARIASI KONTINYU

Oleh :

Nama : Mochamad Rahman Sidik NRP : 123020073 Kelompok : C Meja : 8 (Delapan) Tanggal Praktikum : 20 November 2012 Asisten : Nadya Charisma Putri

LABORATORIUM KIMIA DASARJURUSAN TEKNOLOGI PANGAN

FAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS PASUNDAN

BANDUNG2012

Page 2: Laporan Variasi Kontinyu.doc

VARIASI KONTINYU

Mochamad Rahman Sidik123020073

Nadya Charisma Putri

Tujuan Percobaan : Untuk mengamati reaksi kimia yang kuantitas molar totalnya sama, tetapi kuantitas masing-masing pereaksinya berubah-ubah serta untuk mengetahui cara untuk meramalkan atau menentukan stokiometri sistem suatu reaksi , dan menentukan titik maksimum serta minimum stokiometri dalam reaksi.(Sutrisno, 2012)

Prinsip Percobaan : Berdasarkan metode variasi kontinyu, dimana dalam metode ini dilakukan sederet pengamatan kuantitas molar totalnya sama, namun masing-masing kuantitas pereaksinya berubah-ubah, tetapi jumlah mol totalnya sama dan berdasarkan pada teori stokiometri (Benjamin Richter 1962-1807) yaitu ilmu tentang pengukuran perbandingan kuantitatif atau pengukuran perbandingan jumlah. (Sutrisno, 2012)

Metode Percobaan :Sistem CuSO4 – NaOH 1. Masukan 5ml CuSO4 2M, dan 25ml NaOH 0,5M kedalam gelas kimia yang berbeda, ukur suhu masing-masing larutan, kemudian campurkan kedua larutan tersebut serta ukur suhunya dengan termometer.

Page 3: Laporan Variasi Kontinyu.doc

2. Masukan 10ml CuSO4 2M, dan 20ml NaOH 0,5M kedalam gelas kimia yang berbeda, ukur suhu masing-masing larutan, kemudian campurkan kedua larutan tersebut serta ukur suhunya dengan termometer.

3. Masukan 15ml CuSO4 2M, dan 15ml NaOH 0,5M kedalam gelas kimia yang berbeda, ukur suhu masing-masing larutan, kemudian campurkan kedua larutan tersebut serta ukur suhunya dengan termometer.

Page 4: Laporan Variasi Kontinyu.doc

4. Masukan 20ml CuSO4 2M, dan 10ml NaOH 0,5M kedalam gelas kimia yang berbeda, ukur suhu masing-masing larutan, kemudian campurkan kedua larutan tersebut serta ukur suhunya dengan termometer.

5. Masukan 25ml CuSO4 2M, dan 5ml NaOH 0,5M kedalam gelas kimia yang berbeda, ukur suhu masing-masing larutan, kemudian campurkan kedua larutan tersebut serta ukur suhunya dengan termometer.

Page 5: Laporan Variasi Kontinyu.doc

Sistem NaoH – HCl1. Masukan 5ml NaOH 0,1M, dan 25ml HCl 1M kedalam gelas kimia yang berbeda, ukur suhu masing-masing larutan, kemudian campurkan kedua larutan tersebut serta ukur suhunya dengan termometer.

2. Masukan 10ml NaOH 0,1M, dan 20ml HCl 1M kedalam gelas kimia yang berbeda, ukur suhu masing-masing larutan, kemudian campurkan kedua larutan tersebut serta ukur suhunya dengan termometer.

Page 6: Laporan Variasi Kontinyu.doc

3. Masukan 15ml NaOH 0,1M, dan 15ml HCl 1M kedalam gelas kimia yang berbeda, ukur suhu masing-masing larutan, kemudian campurkan kedua larutan tersebut serta ukur suhunya dengan termometer.

4. Masukan 20ml NaOH 0,1M, dan 10ml HCl 1M kedalam gelas kimia yang berbeda, ukur suhu masing-masing larutan, kemudian campurkan kedua larutan tersebut serta ukur suhunya dengan termometer.

Page 7: Laporan Variasi Kontinyu.doc

5. Masukan 25ml NaOH 0,1M, dan 5ml HCl 1M kedalam gelas kimia yang berbeda, ukur suhu masing-masing larutan, kemudian campurkan kedua larutan tersebut serta ukur suhunya dengan termometer.

Page 8: Laporan Variasi Kontinyu.doc

Hasil Pengamatan :Berdasarkan hasil percobaan yang dilakukan didapatkan hasil sebagai berikut:

Tabel 1 CuSO4-NaOHNO V CuSO4

2MVNaOH

0,5MTM(0C)

TA(0C)

T(0C)

Mmol CuSO4

Mmol NaOH

Mmol CuSO4

/mmol NaOH

1 5ml 25ml 27 28 1 10 12,5 0,82 10ml 20ml 26,75 29,5 2,75 20 10 23 15ml 15ml 26 29,5 3,5 30 7,5 0,44 20ml 10ml 27 28,5 1,5 40 5 85 25ml 5ml 27,5 27,5 0,75 50 2,5 20

Tabel 2 NaOH-HClNO V NaOH

0,1MV HCl

1MTM(0C)

TA(0C)

T(0C)

Mmol NaOH

Mmol HCl

Mmol NaOH/mmol

HCl1 5ml 25ml 27,1 27 0,1 0,5 25 0,022 10ml 20ml 26,95 27,5 0,55 1 20 0,053 15ml 15ml 26,95 27,5 0,55 1 15 0,14 20ml 10ml 26,7 27,5 0,8 2 10 0,25 25ml 5ml 27,25 28 0,75 2,5 5 0,5

Grafik Tabel 1.

Page 9: Laporan Variasi Kontinyu.doc

Grafik Tabel 2

Pembahasan : Hukum kekekalan Massa dikemukakan oleh Antoine Laurent Lavoisier

(1743-1794). Hukum tersebut berbunyi, “Dalam suatu reaksi, massa zat sebelum dan sesudah reaksi adalah sama”. Dengan kata lain massa tidak dapat diciptakan dan tidak dapat dimusnahkan. Artinya selama reaksi terjadi tidak ada atom-atom pereaksi dan hasil reaksi yang hilang. (Anonim, 2012)

Konsetrasi larutan merupakan cara untuk menyatakan hubungan kuantitatif antara zat terlarut dan pelarut:Konsentrasi : jumlah zat tiap satuan volum (besaran intensif)Larutan encer : jumlah zat terlarut sangat sedikitLarutan pekat : jumlah zat terlarut sangat banyakCara menghitung konsentrasi sesuai soal yaitu dengan:1. Molaritas (M)

Molaritas adalah jumlah mol zat terlarut dalam satu liter larutan. Rumus Molaritas adalah :

M = Mol Zat terlarut / Liter larutan

Page 10: Laporan Variasi Kontinyu.doc

2. Normalitas (N)Normalitas merupakan jumlah mol-ekivalen zat terlarut per liter larutan.

Terdapat hubungan antara Normalitas dengan Molaritas, yaitu :N = M x Valensimol-ekivalen :Asam/basa: jumlah mol proton/OH- yang diperlukan untuk menetralisir suatu asam / basa. 3. Molalitas(m)

Molalitas adalah jumlah mol zat terlarut dalam 1000 gram pelarut. Rumus Molalitas adalah :

4. Persen Berat (% w/w)Persen berat menyatakan jumlah gram berat zat terlarut dalam 100 gram

larutan.(Brady, 2012)5. Bagian per juta (part per million, ppm)

ppm = massa komponen larutan (g) per 1 juta g larutan. Untuk pelarut air : 1 ppm setara dengan 1 mg/liter. (Brady, 2012).

Sistem koloid (selanjutnya disingkat "koloid") merupakan suatu bentuk campuran (sistem dispersi) dua atau lebih zat yang bersifat homogen namun memiliki ukuran partikel terdispersi yang cukup besar (1 - 100 nm), sehingga terkena efek Tyndall. Bersifat homogen berarti partikel terdispersi tidak terpengaruh oleh gaya gravitasi atau gaya lain yang dikenakan kepadanya; sehingga tidak terjadi pengendapan, misalnya. Sifat homogen ini juga dimiliki oleh larutan, namun tidak dimiliki oleh campuran biasa (suspensi). (Anonim,2012)Macam-macam koloid

Koloid memiliki bentuk bermacam-macam, tergantung dari fase zat pendispersi dan zat terdispersinya. Beberapa jenis koloid:1. Aerosol yang memiliki zat pendispersi berupa gas. Aerosol yang memiliki zat terdispersi cair disebut aerosol cair (contoh: kabut dan awan) sedangkan yang memiliki zat terdispersi padat disebut aerosol padat (contoh: asap dan debu dalam udara).2. Sol Sistem koloid dari partikel padat yang terdispersi dalam zat cair. (Contoh: Air sungai, sol sabun, sol detergen dan tinta).3. Emulsi Sistem koloid dari zat cair yang terdispersi dalam zat cair lain, namun kedua zat cair itu tidak saling melarutkan. (Contoh: santan, susu, mayonaise, dan minyak ikan).4. Buih Sistem Koloid dari gas yang terdispersi dalam zat cair. (Contoh: pada pengolahan bijih logam, alat pemadam kebakaran, kosmetik dan lainnya5. Gel sistem koloid kaku atau setengah padat dan setengah cair. (Contoh: agar-agar, Lem). (Anonim,2012)

Page 11: Laporan Variasi Kontinyu.doc

Adapun faktor yang dapat mempengaruhi reaksi-reaksi kimia tersebut adalah kesterilan alat, yang jika kita memakai alat yang tidak steril kemungkinan besar hasil reaksi akan berkurang keakuratannya karena larutan yang dituangkan bisa saja bereaksi dengan zat yang masih bersisa di alat tersebut. Penggunaan termometer pun sangat berpengaruh terhadap proses percobaan ini. Jika termometer yang akan digunakan untuk mengukur suhu tidak dicuci bersih dengan air lalu dilap, maka suhu yang muncul di termometer akan terpengaruh oleh suhu larutan sebelumnya. Apabila kita salah dalam memegang termometer, suhu tubuh kita pun bisa terhitung oleh termometer, maka dari itu jika ingin menghitung suhu larutan jangan memegang termometernya langsung, tetapi memegang tali yang berada diatas termometer agar suhu tubuh kita tidak terhitung.

Titik maksimum atau minimum yang sesuai dengan titik stoikiometri sistem, yaitu yang menyatakan perbandingan pereaksi-pereaksi dalam senyawa. Titik maksimum adalah suatu kombinasi terbaik dari suatu larutan dalam titik stoikiometri. Sedangkan titik minimum adalah titik kombinasi kurang baik larutan dalam stoikiometri.

Penerapan pada bidang pangan dengan percobaan variasi kontinyu dan stoikiometri, yaitu memasak, membuat suatu sirup dengan campuran gula, ekstrak serta air, dan membuat santan, susu , minyak ikan dan suspensi koloid lainya serta dapat menentukan kadar suatu kandungan zat dalam bahan pangan atau mengetahui konsentrasi suatu bahan pangan dalam suatu olahan makanan.(Anonim, 2012)

\

Kesimpulan : Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan di laboratorium kimia dasar

dapat disimpulkan bahwa pada Variasi kontinyu, suatu zat dengan konsentrasi yang sama namun berbeda volumenya, maka suhunya pun akan berbeda. Dari hasil pengamatan di dapat bahwa dengan mereaksikan NaOH 1 M dengan volume 5 ml, 10 ml, 15 ml, 20 ml, dan 25ml dan HCl 1 M dengan volume 25ml, 20 ml, 15 ml, 10 ml, dan 5ml dengan mempertahankan volume totalnya, yaitu 30ml didapatkan hasil perubahan suhunya sebesar 0,1, 0,55, 0,55, 0,8, dan 0,75. Sedangkan dengan mencampurkan NaOH 1 M dengan volume 25ml, 20 ml, 15 ml, 10 ml, dan 5ml dan CuSO4 1 M dengan volume 5 ml, 10 ml, 15 ml, 20 ml, dan 25ml dengan mempertahankan volume totalnya sebesar 30 ml maka hasil pengamatan perubahan suhunyanya sebesar 1, 2,75 , 3,5 , 1,5 , dan 0,75

Page 12: Laporan Variasi Kontinyu.doc

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2012, Kimia Dasar Stokiometri,http://www.slideshare.net/zulfi3101/s-t-o-i-k-i-o-m-e-t-r-i#btnNextDiakses : 22 Nopember 2012

Brady, James E. 1999. Kimia Universitas Asas & Struktur. Binarupa Aksara, Jakarta.

Sutrisno, E. T, dkk. (2011), Penuntun Praktikum Kimia Dasar, Jurusan Teknologi Pangan Universitas Pasundan : Bandung

Page 13: Laporan Variasi Kontinyu.doc

LAMPIRANTabel 2 CuSO4-NaOHNO V CuSO4

2MVNaOH

0,5MTM(0C)

TA(0C)

T(0C)

Mmol CuSO4

Mmol NaOH

Mmol CuSO4

/mmol NaOH

1 5ml 25ml 27 28 1 10 12,5 0,82 10ml 20ml 26,75 29,5 2,75 20 10 23 15ml 15ml 26 29,5 3,5 30 7,5 0,44 20ml 10ml 27 28,5 1,5 40 5 85 25ml 5ml 27,5 27,5 0,75 50 2,5 20

Tabel 2 NaOH-HClNO V NaOH

0,1MV HCl

1MTM(0C)

TA(0C)

T(0C)

Mmol NaOH

Mmol HCl

Mmol NaOH/mmol

HCl1 5ml 25ml 27,1 27 0,1 0,5 25 0,022 10ml 20ml 26,95 27,5 0,55 1 20 0,053 15ml 15ml 26,95 27,5 0,55 1 15 0,14 20ml 10ml 26,7 27,5 0,8 2 10 0,25 25ml 5ml 27,25 28 0,75 2,5 5 0,5

TM : Suhu rata-rata kedua larutanTA : Suhu ketika kedua larutan di campurkan T : Suhu ketika kedua larutan di campurkan - Suhu rata-rata kedua larutan Atau Suhu rata-rata kedua larutan - Suhu ketika kedua larutan di campurkanSuhu yang besar di kurangi suhu yang kecil agar tidak minus

Sistem koloid (selanjutnya disingkat "koloid") merupakan suatu bentuk campuran (sistem dispersi) dua atau lebih zat yang bersifat homogen namun memiliki ukuran partikel terdispersi yang cukup besar (1 - 100 nm), sehingga terkena efek Tyndall. Bersifat homogen berarti partikel terdispersi tidak terpengaruh oleh gaya gravitasi atau gaya lain yang dikenakan kepadanya; sehingga tidak terjadi pengendapan, misalnya. Sifat homogen ini juga dimiliki oleh larutan, namun tidak dimiliki oleh campuran biasa (suspensi). (Anonim,2012)Macam-macam koloid

Koloid memiliki bentuk bermacam-macam, tergantung dari fase zat pendispersi dan zat terdispersinya. Beberapa jenis koloid:1. Aerosol yang memiliki zat pendispersi berupa gas. Aerosol yang memiliki zat terdispersi cair disebut aerosol cair (contoh: kabut dan awan) sedangkan yang memiliki zat terdispersi padat disebut aerosol padat (contoh: asap dan debu dalam udara).2. Sol Sistem koloid dari partikel padat yang terdispersi dalam zat cair. (Contoh: Air sungai, sol sabun, sol detergen dan tinta).

Page 14: Laporan Variasi Kontinyu.doc

3. Emulsi Sistem koloid dari zat cair yang terdispersi dalam zat cair lain, namun kedua zat cair itu tidak saling melarutkan. (Contoh: santan, susu, mayonaise, dan minyak ikan).4. Buih Sistem Koloid dari gas yang terdispersi dalam zat cair. (Contoh: pada pengolahan bijih logam, alat pemadam kebakaran, kosmetik dan lainnya5. Gel sistem koloid kaku atau setengah padat dan setengah cair. (Contoh: agar-agar, Lem). (Anonim,2012)

Penerapan pada bidang pangan dengan percobaan variasi kontinyu dan stoikiometri, yaitu memasak, membuat suatu sirup dengan campuran gula, ekstrak serta air, dan membuat santan, susu , minyak ikan dan suspensi koloid lainya serta dapat menentukan kadar suatu kandungan zat dalam bahan pangan atau mengetahui konsentrasi suatu bahan pangan dalam suatu olahan makanan.(Anonim, 2012)