laporan tugas besar 1
TRANSCRIPT
1. Gambaran Kondisi Masyarakat Modern Secara Umum
Pola pikir manusia semakin berkembang. Hal ini dapat diindikasikan seiring
dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) yang diciptakan
untuk membantu pemenuhan akan semakin tingginya kebutuhan hidup manusia.
Zaman modern yang serba cepat dan praktis ini, manusia memerlukan adanya sarana
komunikasi yang handal dan canggih. Sarana komunikasi yang dibutuhkan tersebut
harus berorientasi untuk memenuhi kebutuhan akan layanan akses komunikasi data
dengan kecepatan tinggi, kapasitas yang sangat besar, kinerja yang sangat baik,
tingkat ketersediaan yang tinggi, dan fleksibilitas yang dinamis.
Dampak dari perkembangan IPTEK khususnya dibidang teknologi informasi
dan komunikasi adalah terjadinya perubahan perilaku dan gaya hidup manusia yang
serba praktis dan ketergantungan terhadap teknologi yang sangat tinggi. Gaya hidup
yang serba praktis ini tidak ingin direpotkan oleh hal kecil seperti media kabel yang
acap kali memiliki persoalan tersendiri dalam instalasi, pemeliharaan, biaya yang
dikeluarkan dan tidak fleksibel. Namun hal ini dapat diatasi dengan memilih sebuah
slolusi yaitu jaringan nirkabel LAN atau WLAN (Wireless Local Area Networks).
WLAN sering digunakan sebagai koneksi final antara jaringan kabel dengan
mobile user dan banyak digunakan di sejumlah industri dan korporasi seperti health-
care, retail, manufacturing, warehousing dan academic. Dengan WLAN, pengguna
dapat mengakses data dan informasi tanpa harus mencari tempat untuk
menyambungkan kabel. WLAN mempunyai kelebihan di bidang produktifitas,
kepercayaan dan mengurangi cost dibandingkan jaringan dengan media kabel.
Kampus ITS Sukolilo merupakan suatu institusi pendidikan yang terletak di
daerah Surabaya Timur. Untuk membantu sarana dan prasarana pembelajaran antara
dosen dengan mahasiswa, aktifitas akademik lainnya dan aktifitas administratif,
diperlukan adanya suatu fasilitas jaringan akses nirkabel atau WLAN di lingkungan
kampus ITS Sukolilo yang mampu menghubungkan seluruh wilayah kampus ITS
Sukolilo Surabaya.
1
2. Telaah Pustaka
2.1 Jaringan Intranet LAN
Jaringan komputer adalah kumpulan dua atau lebih peripheral seperti
komputer. printer, interface LAN, dan perangkat lain yang saling dihubungkan atau
saling berhubungan dengan menggunakan sebuah media baik dengan kabel maupun
tanpa kabel (nirkabel/wireless) sehingga dapat melakukan pemakaian data dan sumber
daya secara bersama-sama serta dapat saling bertukar informasi. Dalam jaringan
komputer sederhana dengan media kabel kita mengenal istilah workgroup atau peer to
peer. Jaringan intranet dapat diartikan hanya memberikan layanan bagi sekelompok
pengguna komputer yang terhubung dengan LAN maupun WAN untuk mengakses
dan melakukan komunikasi data dalam lingkup lokal saja. Biasanya intranet hanya
melayani sebuah instansi dalam suatu wilayah jangkauan LAN/WAN tersebut
Secara umum, jaringan mempunyai beberapa manfaat yang lebih
dibandingkan dengan komputer yang berdiri sendiri (stand-alone), yaitu dalam hal :
1. Jaringan memungkinkan manajemen sumber daya lebih efisien. Misalnya, banyak
pengguna dapat saling berbagi printer tunggal dengan kualitas tinggi,
dibandingkan memakai printer kualitas rendah di masing-masing meja kerja.
Selain itu, lisensi perangkat lunak jaringan dapat lebih murah dibandingkan lisensi
stand-alone terpisah untuk jumlah pengguna sama.
2. Jaringan membantu mempertahankan informasi agar tetap handal dan up-to-date.
Sistem penyimpanan data terpusat yang dikelola dengan baik memungkinkan
banyak pengguna mengakses data dari berbagai lokasi yang berbeda, dan
membatasi akses ke data sewaktu sedang diproses.
3. Jaringan membantu mempercepat proses berbagi data (data sharing). Transfer
data pada jaringan selalu lebih cepat dibandingkan sarana berbagi data lainnya
yang bukan jaringan (flashdisk, disket, CD, dan lain sebagainya).
4. Jaringan memungkinkan kelompok-kerja berkomunikasi dengan lebih efisien.
Surat dan penyampaian pesan elektronik (email) merupakan substansi sebagian
besar sistem jaringan, disamping sistem penjadwalan, pemantauan proyek,
konferensi online dan groupware, dimana semuanya membantu tim bekerja lebih
produktif.
2
5. Jaringan membantu usaha dalam melayani klien mereka secara lebih efektif.
Akses jarak-jauh ke data terpusat memungkinkan karyawan dapat melayani klien
di lapangan dan klien dapat langsung berkomunikasi dengan pemasok.
Local Area Network (LAN), merupakan jaringan internal di dalam sebuah
gedung dan ruangan. LAN seringkali digunakan untuk menghubungkan komputer-
komputer pribadi dan workstation dalam gedung kantor suatu organisasi, perusahaan
atau pabrik-pabrik untuk memakai bersama sumber daya (misalnya printer, media
penyimpanan/storage) dan saling bertukar informasi. Dalam jaringan LAN, tiap-tiap
peripheral dengan peripheral lainnya dihubungkan oleh sebuah media kabel.
Terdapat beberapa topologi dalam jaringan akses LAN. Pemilihan topologi
jaringan adalah untuk menentukan kebutuhan kabel bagi instalasi pengkabelan.
Pemilihan topologi dilakukan dengan cara memeriksa tempat yang akan dibangun
suatu jaringan komputer agar dapat dirancang bentuk fisik jaringan, ditentukan
tempat-tempat yang berhubungan dengan jaringan dan lokasi komponen jaringan.
Pada dasarnya jaringan LAN menghubungkan antar masing-masing peripheral
jaringan lainnya dengan menggunakan kabel atau fiber optik sebagai media transmisi.
.
2.2 Jaringan WLAN
WLAN adalah jaringan komputer yang menggunakan gelombang radio
sebagai media transmisi data. Informasi (data) ditransfer dari satu komputer ke
komputer lain menggunakan gelombang radio. WLAN sering disebut sebagai jaringan
nirkabel atau jaringan wireless. Proses komunikasi tanpa kabel ini dimulai dengan
bermunculannya peralatan berbasis gelombang radio, seperti walkie talkie, remote
control, cordless phone, ponsel, dan peralatan radio lainnya. Lalu adanya kebutuhan
untuk menjadikan komputer sebagai barang yang mudah dibawa (mobile) dan mudah
digabungkan dengan jaringan yang sudah ada. Hal-hal seperti ini akhirnya mendorong
pengembangan teknologi wireless untuk jaringan komputer.
Biasanya wireless LAN dipakai di suatu daerah atau lokasi dimana pemakainya
selalu dalam keadaan bergerak, atau di lokasi tersebut tidak terdapat jaringan kabel
untuk penyaluran data. Wireless LAN ini biasanya menggunakan frekuensi 2,4 GHz
yang disebut juga dengan ISM (Industrial, Scientific, Medical) Band, dimana oleh
FCC (Federal Communication Commission) memang dialokasikan untuk berbagai
keperluan industri, sains, dan media. Jadi siapa pun dapat menggunakan frekuensi ini
3
dengan bebas asalkan tidak menggunakan pemancar berdaya tinggi. Anatomi dari
wireless LAN sendiri biasanya digunakan sebagai hubungan dari satu point to point
yang lain, tetapi dengan perkembangan teknologi, wireless LAN ini dapat digunakan
untuk hubungan dari point to multipoint begitu pula sebaliknya.
Teknologi WLAN merupakan teknologi yang bertujuan untuk menggantikan
kabel yang menghubungkan terminal peripheral dengan jaringan, dengan begitu
terminal peripheral dapat berpindah dengan bebas dan tetap dapat berkomunikasi
dalam jaringan dengan kecepatan transmisi yang memadai. WLAN distandarisasi oleh
IEEE dengan kode 802.11 yang bertujuan untuk menyamakan semua teknologi
nirkabel yang digunakan dibidang komunikasi dan untuk menjamin interoperabilitas
antara semua produk –produk yang menggunakan standar ini.
Jaringan WLAN sebenarnya hampir sama dengan jaringan kabel LAN, akan
tetapi setiap simpul pada WLAN menggunakan perangkat nirkabel untuk
berhubungan dengan jaringan. Tiap-tiap simpul pada WLAN menggunakan frekuensi
yang sama dan SSID yang menunjukkan identitas dari perangkat nirkabel.
WLAN bekerja dengan menggunakan gelombang radio dengan frekuensi
diatas 2,4 GHz. Oleh karena itu, kondisi suatu tempat atau ruangan sangat
berpengaruh terhadap baik buruknya gelombang yang diterima oleh perangkat
WLAN. Jaringan WLAN dapat bertindak sebagai suatu perluasan dari suatu kabel
jaringan. Ada kemungkinan masalah dimana memperluas jaringan akan memerlukan
tambahan kabel dalam instalasinya dan menjadi kendala dalam pembiayaannya.
WLAN dapat dengan mudah digunakan untuk menyediakan konektivitas dalam suatu
gedung yang merupakan area yang jauh,. Karena hanya sedikit diperlukan
pemasangan kabel untuk memasangan WLAN, biaya instalasi dan pembelian ethernet
dengan sepenuhnya dihapuskan.
Tidak seperti jaringan kabel LAN, jaringan WLAN hanya memiliki dua mode
yang dapat digunakan yaitu infrastruktur dan Ad-Hoc. Dalam konsep desain yang
akan diimplementasikan di kampus ITS Sukolilo, akan digunakan mode infrastruktur.
2.2.1 Mode Infrastruktur
Konfigurasi Infrastruktur wireless LAN adalah sebuah konfigurasi jaringan
yang tidak hanya berhubungan dengan sesama jaringan wireless saja tetapi terhubung
juga dengan jaringan wired. Jaringan wireless dapat berhubungan dengan jaringan
4
wired menggunakan Access Point.. Pada mode infrastruktur, Access Point berfungsi
untuk melayani komunikasi utama pada jaringan WLAN. Access Point
mentransmisikan data pada peripheral dengan jangkauan tertentu pada suatu daerah.
Penambahan dan pengaturan letak access point dapat memperluas jangkauan dari
WLAN.
Gambar 1. Mode Infrastruktur
2.3 Wi-Fi (Wireless Fidelity)
Wi-Fi adalah sertifikasi merek dagang yang diberikan pabrikan kepada
perangkat-perangkat telekomunikasi (internet) yang bekerja di jaringan WLAN pada
frekuensi 2,4 dan 5 GHz serta telah memenuhi kualitas kapasitas interoperasi yang
dipersyaratkan dari standardisasi IEEE 802.11. Berbagai spesifikasi dari standar IEEE
802.11 yaitu IEEE 802.11 a, IEEE 802.11 b, IEEE 802.11 g, dan IEEE 802.11 n.
Hotspot adalah lokasi yang dilengkapi dengan perangkat WiFi sehingga dapat
digunakan oleh orang-orang yang berada di lokasi tersebut untuk mengakses internet
dengan menggunakan notebook/PDA yang sudah memiliki kartu WiFi.
Wi-Fi adalah koneksi tanpa kabel seperti handphone dengan mempergunakan
teknologi radio sehingga pemakainya dapat mentransfer data dengan cepat dan aman.
Wi-Fi tidak hanya dapat digunakan untuk mengakses internet, Wi-Fi juga dapat
digunakan untuk membuat jaringan tanpa kabel di perusahaan.
5
Tabel 1. Spesifikasi IEEE 802.11
Gambar 2. Label Wi-Fi
2.4 Arsitektur Jaringan WLAN
Dikarenakan jaringan WLAN menggunakan media gelombang radio maka
arsitektur jaringan WLAN diklasifikasikan kedalam sel-sel. Tiap-tiap sel (yang
disebut dengan Basic Service Set atau BSS) dikontrol oleh Base Station (yang disebut
dengan Access Point atau biasa disingkat AP). Terdapat 2 jenis BSS, yaitu
independent BSS (IBSS) apabila MS tidak dihubungkan menggunakan AP, dan
disebut infrastructure BSS apabila terdapat AP yang menghubungkan MS. Walaupun
WLAN dapat berupa sel tunggal,dengan sebuah AP, kebanyakan instalasi WLAN
terdiri dari beberapa sel, di mana AP terhubung melalui suatu backbone (disebut
dengan Distribution System atau DS). Backbone ini biasanya berupa Ethernet dan
dalam beberapa kasus juga dapat berupa wireless. Jaringan WLAN yang telah
terinterkoneksi secara utuh, termasuk dengan sel-sel yang berbeda, seluruh AP dan
DS dipandang sebagai satu jaringan 802.11 bagi layer di atasnya dan jaringan ini
disebut dengan Extended Service Set (ESS).
6
Spesifikasi Kecepatan Band Frequency Kompatibilitas802.11b 11 Mbps 2.4 GHz 802.11b802.11a 54 Mbps 5 GHz 802.11a802.11g 54 Mbps 2.4 GHz 802.11b/g802.11n 100 Mbps 2.4 GHz 802.11b/g/n
Gambar 3. Konsep Jaringan WLAN
2.5 Perangkat yang Digunakan Dalam Desain Jaringan Akses
WLAN Kampus ITS Sukolilo
Perangkat-perangkat jaringan yang digunakan yaitu terdiri sebagai berikut :
a) NIC (Network Interface Card)
peralatan (Hardware) yang memungkinkan terjadinya hubungan antar komputer pada
suatu jaringan. Pada umumnya NIC sudah terpasang dalam mobile komputer.
b) Mobile/Desktop PC,
perangkat akses untuk pengguna, mobile PC pada umumnya sudah terpasang port
PCMCIA (Personal Computer Memory Card International Association) sedangkan
desktop PC harus ditambahkan wireless adapter melalui kartu PCI (Peripheral
Component Interconnect) atau USB (Universal Serial Bus).
c) Access Point,
perangkat yang digunakan untuk menghubungkan pengguna dengan sebuah jaringan
komputer. Access Point ini menerima data dari pengguna dalam bentuk gelombang
berfrekuensi radio dan kemudian meneruskannya ke jaringan kabel, sebaliknya
Access Point juga mengirimkan data dari jaringan ke pengguna dalam bentuk
gelombang radio.
d) Switch
7
alat yang digunakan untuk menghubungkan beberapa LAN yang terpisah dan untuk
meningkatkan kinerja jaringan suatu organisasi dengan cara pembagian jaringan
yang besar dalam beberapa jaringan yang lebih kecil. Meskipun terhubung dengan
jaringan yang bebeda pada masing-masing port, switch dapat memindahkan paket
data antar jaringan apabila diperlukan
e) Antena Eksternal
Digunakan untuk memperkuat daya pancar.
f) Router
perangkat yang dapat digunakan untuk menghubungkan dua jaringan lokal yang
mempunyai protokol sama pada lapisan jaringan OSI. Sedangkan protokol pada
lapisan fisik dan link berbeda. Jadi fungsi utama router digunakan untuk pengiriman
data jika terdapat perbedaan dalam beberapa bagian protokol. Perbedaan dari
beberapa bagian protokol ini terjadi pada hubungan antar jaringan LAN dengan
LAN dalam suatu WAN (Wide Area Network). Router ini menghubungkan antar
LAN tersebut
2.6 Keamanan Dalam Jaringan WLAN
Jaringan nirkabel benar-benar berbeda dengan jaringan kabel, yang secara
fisik lebih aman. Informasi ditransmisikan melalui melalui gelombang
elektromagnetik pada frekuensi radio dimana siapa saja bisa mentransmisikan dan
menerima data. Signal disebarkan tidak menggunakan media kabel. Sehingga
WLAN sangat rawan untuk disadap. Kinerja WLAN yang paling menonjol adalah
jaringan tanpa kabel dan mobilitas dari alat tersebut. Akan tetapi pertukaran data
menggunakan frekuensi radio di udara sangat mudah disadap oleh orang lain
menggunakan tools sniffer.
Standar 802.11 merupakan standar jaringan nirkabel yang dikeluarkan oleh
Electrical and Electronics Engineers (IEEE). Standar 802.11 awalnya memiliki dua
tujuan utama yaitu : 1) mudah diakses; 2) koneksi. Dengan kata lain, 802.11 dibuat
sebagai ‘open’ standard.
Dengan menggunakan media nirkabel maka tidak perlu menggunakan
konektivitas secara fisik seperti kabel yang bisa digunakan di rumah ataupun di
tempat kita bekerja. Untuk jaringan nirkabel bisaanya digunakan wireless access
point yang berfungsi layaknya radio transmitter, Perangkat nirkabel menggunakan
8
gelombang radio yang bisa melalui/menembus dinding maupun gedung. Dengan
kelebihannya ini. Dengan menggunakan media nirkabel maka jaringan LAN di
rumah maupun diperkantoran menjadi sangat fleksibel. Tapi di sisi lain
kelemahannya adalah koneksi ke jaringan lokal bagi penyusup menjadi lebih
mudah. Sehingga perlu sekali pertimbangan keamanan untuk mencegah akses ilegal
ke jaringan dan data.
Kurangnya perhatian terhadap keamanan wireless bukanlah hal yang
bijaksana, karena merancang jaringan dengan perencanaan keamanan dari awal
sangatlah menghemat waktu, tenaga bahkan uang. Pencegahan di tahap awal
merupakan solusi terbaik. Di beberapa titik WLAN terkoneksi ke jaringan
backbone, memungkinkan hacker untuk menggunakan WLAN untuk menyusup ke
jaringan.
Untuk mendapatkan jaringan nirkabel dengan keamanan sempurna merupakan
pekerjaan yang hampir tidak mungkin. Akan tetapi pencegahan tetap harus
dilakukan ketika kita merancang jaringan nirkabel. Hal ini berarti harus benar-benar
memperhatikan access point. Keamanan system wireless bisa dibagi menjadi empat
bagian yaitu :
· Keamanan aplikasi. Yang berarti keamanan aplikasi user dan aplikasi standar
seperti e-mail.
· Keamanan perangkat. Bagaimana memproteksi perangkat fisik dari kasus
kerusakan, hilang ataupun dicuri.
· Keamanan dari komunikasi nirkabel. Bagaimana memproteksi pesan saat
dikirimkan.
· Keamanan server yang terkoneksi menggunakan internet atau jaringan kabel.
Daerah diantara Access point dengan pengguna merupakan daerah dengan
kemungkinan gangguan keamanan paling tinggi dari jaringan nirkabel. Daerah ini
merupakan daerah bebas, dimana komunikasi data dilakukan melalui frekuensi
radio sehingga berbagai gangguan keamanan dapat terjadi di sini. Secara umum
gangguan keamanan yang ada di daerah antara Access point dengan pengguna
adalah: otentikasi dan eavesdroping (penyadapan). Access point harus bisa
menentukan apakah seorang pengguna yang berusaha membangun koneksi ke
jaringan tersebut memiliki hak akses atau tidak dan juga berusaha agar komunikasi
dengan pengguna dilakukan secara aman. Selama ini ada beberapa teknik yang
digunakan untuk mendukung keamanan Access point, antar lain: Service Set ID
9
(SSID), Wired Equivalent privacy (WEP), MAC addresss, dan Extensible
Authentication Protocol (EAP). Pada umumnya teknik-teknik tersebut tidak berdiri
sendiri, melainkan dikombinasikan dengan teknik-teknik lainnya.
2.7 Propagasi Gelombang Radio
Udara memiliki beberapa fungsi, seperti mengirim suara, memampukan
perjalanan udara, dan mempertahankan hidup. Udara juga dapat berfungsi sebagai
medium perambatan gelombang radio yang merupakan inti dari jaringan nirkabel.
Udara merupakan saluran yang memungkinkan terjadinya aliran komunikasi antara
perangkat komputer dan infrastruktur nirkabel. Komunikasi melalui jaringan
nirkabel serupa dengan berbicara dengan seseorang. Semakin kita bergerak
menjauh, semakin sulit kita mendengar suara satu sama lain, apalagi jika ada suara
bising.
Gelombang radio juga merambat melalui udara, tetapi gelombang tersebut
memiliki keistimewaan tertentu yang memampukan perambatan dengan jarak yang
relatif jauh. Gelombang radio tidak dapat didengar oleh manusia sehingga
gelombang tersebut harus diperkuat ke level yang lebih tinggi tanpa merusak
pendengaran manusia. Bagaimanapun, kualitas transmisi tergantung pada kuat atau
lemahnya gelombang di udara maupun jarak gelombang sendiri. Hujan, salju, kabut,
dan asap merupakan contoh-contoh unsur yang mengganggu perambatan
gelombang komunikasi nirkabel. Buktinya, hujan yang terlalu lebat dapat
mengurangi jangkauan gelombang sampai 50 persen. Hambatan lainnya, seperti
pohon dan gedung dapat memengaruhi perambatan dan performa jaringan nirkabel.
Masalah tersebut sangat penting jika kita hendak merencanakan pemasangan
nirkabel MAN atau WAN. Pada jaringan nirkabel, medium udara dibutuhkan untuk
mendukung perambatan gelombang radio dan cahaya dari satu titik ke titik yang
lain.
Link Budget adalah suatu perhitungan perencanaan jaringan, didalamnya
terdapat rugi – rugi (loss). Kalkulasi tersebut antara lain loss, daya pancar, jarak
antara antena pemancar dengan antena penerima. Untuk membuat satu sambungan
tanpa kabel yang baik, kita harus memenuhi ketentuan yang hasilnya didapat dari
perhitungan Link Budget.
Loss (Penurunan kekuatan sinyal) merupakan salah satu hal yang
mempengaruhi penghitungan link budget. Karena pada umumnya, masing – masing
10
material (spect) yang digunakan pada instalasi RF (Radio Frequency) mempunyai
rugi–rugi / loss yang berbeda–beda. Dan semua rugi–rugi / loss itu tergantung dari
jenis material / spect . Jenis-jenis loss antara lain :
Cable Loss
Setiap kabel baik dari segi jenis dan juga merek mempunyai rugi-rugi (loss)
yang berbeda-beda. Semakin besar diameter kabel yang dipakai, maka rugi-
rugi (loss) yang didapat semakin kecil dan secara tidak langsung akan
mempengaruhi daya yang dipancarkan oleh antena.
Jumper Loss
Jumper berfungsi untuk menghubungkan antara feeder / kabel dengan antena.
Pada ujung-ujung kabel jumper yang elastis terdapat sebuah konektor
Wall Loss / penetration lossDinding juga mempunyai rugi-rugi (loss), bahan dasar dinding seperti
Gypsum, Beam, wooden, glass, concrete atau tembok bata sekalipun
mempunyai nilai loss yang berbeda. Wall loss di asumsikan sebesar 18 dB
untuk indoor penetration, namun wall loss dapat dimasukkan nilainya sesuai
dengan bahan dasar tersebut. Untuk besarnya loss diperlihatkan pada Tabel
dibawah ini.
Tabel 2. Wall Loss / Penetration Loss
Path Loss / Free Space Loss
terjadi ketika data / sinyal melewati media udara dari antena ke penerima
dalam jarak tertentu. Path loss dapat timbul disebabkan oleh banyak faktor,
seperti kontur tanah, lingkungan yang berbeda, medium propagasi (udara yang
kering atau lembab), jarak antara antena pemancar dengan penerima, lokasi
dan tinggi antena. Path loss merupakan komponen penting dalam perhitungan
dan analisis desain link budget sistem telekomunikasi.
11
Rumus Path Loss mengacu pada kalkulasi dari bapak Onno W Purbo
(www.apjii.or.id/onno/ wireless-network-calculation-2-2003.xls ) :
Path Loss (dB) = 20*Log10(f)+20*Log10(d)+36.6 ……………………(1)
Dimana : f = frekuensi (MHz)
d = distance (miles)
Gambar 4. Perhitungan Link Budget
Selanjutnya yang perlu di hitung adalah Margin Sistem Operasi (System
Operating Margin – SOM) agar sistem dapat tetap bekerja dengan baik. SOM
digunakan untuk menghitung daya sinyal pada receiver secara teoritis. Formula
yang perlu di perhatikan, yaitu:
SOM (dB) = Rx signal level (dBm) - Rx sensitivity (dBm) ….…………………. (2)
Rx level (dBm) = Tx level (dBm) + Tx antena gain (dB) + Rx antena gain (dB) – loss total (dB) …………………………………………………………………..... (3).
12
3. Konsep Desain Proyek Jaringan Akses Wi-Fi Kampus ITS Sukolilo
3.1 Kerangka Pengerjaan Proyek
Kerangka pengerjaan proyek desain jaringan akses komunikasi Wi-Fi di
kampus ITS Sukolilo adalah sebagai berikut :
1. Survei dan pemetaan lokasi kampus ITS Sukolilo (site survey) :
Menyiapkan peralatan yang dibutuhkan seperti : spectrum analyzer,
strobe light, voltmeter, peta topografi, meteran pengukur, dll
Check kondisi topografi lingkungan kampus ITS Sukolilo
Check kondisi LOS (Line Of Sight)
2. Identifikasi Kebutuhan :
Jenis layanan yang akan diberikan oleh jaringan seperti e-mail kampus
Skalabilitas jaringan yang akan dibuat
Topologi yang akan digunakan
Pemilihan perangkat jaringan
Keamanan dan monitoring jaringan
Alokasi biaya pengadaan perangkat
3. Perancangan Jaringan :
Perhitungan Link Budget dan Standard Operating Margin
Desain penempatan perangkat jaringan
4. Implementasi Perencanaan Rancangan
5. Pengujian, Pengawasan dan Pemeliharaan
Tabel 3. Jadwal Pengerjaan
13
3.2 Spesifikasi Jaringan
Dalam proses perencanaan desain jaringan Wi-Fi, kampus ITS Sukolilo
terlebih dahulu sudah memiliki koneksi internet dan sejumlah peripheral jaringan
seperti kartu jaringan, komputer, printer, switch, router dan kabel optik dalam skala
yang sangat besar, akan tetapi sumber daya tersebut belum dimanfaatkan sehingga
konsep perancangan desain jaringan komputer area lokal yang akan kami lakukan
yaitu meliputi desain jaringan backbone, desain jaringan nirkabel dan alokasi
anggaran pengadaan perangkat jaringan nirkabel seperti access point dan antena.
Untuk jaringan backbone kampus ITS Sukolilo, kami menggunakan topologi
tree atau star-bus dan menempatkan gedung perpustakaan sebagai titik pusat
jaringan komputer dengan sebuah router yang memiliki koneksi ke internet.
Pemilihan topologi menentukan kebutuhan kabel bagi instalasi pengkabelan.
Pemilihan topologi dilakukan dengan cara meninjau pada tempat yang akan
dibangun suatu jaringan komputer agar dapat merancang bentuk fisik jaringan,
menentukan tempat-tempat yang berhubungan dengan jaringan dan lokasi
komponen jaringan. Penggunaan topologi tree dimaksudkan untuk memudahkan
proses perancangan dan implementasi desain jaringan komputer, melihat lingkup
wilayah ITS yang memiliki 5 fakultas dengan sejumlah besar jurusan harus tercakup
seluruhnya.
Topologi tree merupakan topologi yang banyak digunakan. Peripheral jaringan
seperti komputer dan printer dihubungkan ke hub/switch/. Sedangkan hub/switch
satu dengan hub/switch lain yang dihubungkan dengan sebuah jalur tulang
punggung (backbone).
Gambar 5. Topologi Tree
14
Untuk desain jaringan WLAN yang akan dibangun menggunakan mode
infrastruktur atau topologi star yang dapat disambungkan ke jaringan backbone.
Selain itu penggunaan access point dalam mode infrastruktur dapat mengakomodasi
sejumlah besar pengguna. Hal ini dipertimbangkan mengingat kampus ITS
Sukolilo memiliki banyak SDM. Pertimbangan lain, Access Point dapat
mentransmisikan data pada peripheral dengan jangkauan tertentu pada suatu daerah.
Penambahan dan pengaturan letak access point dapat memperluas jangkauan dari
WLAN.
3.2.1 Kebutuhan Perangkat
Pemilihan sistem jaringan adalah untuk menentukan jenis kabel, kartu jaringan
dan perangkat lain yang digunakan dalam pembuatan jaringan LAN. Dalam
melakukan pemilihan system jaringan harus disertai dengan pendataan perangkat
keras yang akan digunakan dan jumlah biaya yang harus dikeluarkan
Spesifikasi perangkat adalah hal penting yang harus diputuskan untuk dapat
membuat desain jaringan yang optimal. Berdasarkan faktor biaya serta fungsi dari
masing masing alat yang dibutuhkan, maka direncanakan pemilihan spesifikasi
perangkat untuk proyek ini sebagai berikut :
Access Point
Untuk access point indoor yang akan diletakkan di bagian dalam gedung, kami
menggunakan produk D-Link : DWL-2200AP/E. Pemilihan access point ini
didasarkan oleh faktor biaya dan fungsi. Dari segi fungsi. Access point ini hanya
memiliki daya pancar rata-rata 15 dBm dengan sebuah antena omni directional
yang memiliki gain 5 dBi, cukup efisien untuk skema indoor. Dari segi biaya,
perangkat ini senilai 38.95 US atau Rp. 352.500,-
Gambar 6. D-Link DWL-2200AP/E
Tabel 4. Spesifikasi DWL-2200AP/E
15
16
Technical SpecificationsStandards + IEEE 802.11b
+ IEEE 802.11g + IEEE 802.3+ IEEE 802.3af + IEEE 802.3u + IEEE 802.3x
Network Management + Web Browser interface - HTTP+ AP Manager+ SNMP Support - D-View Module - Private MIB+ Command Line Interface - Telnet
Wireless Signal Rate1 For 802.11g:+ 108, 54, 48, 36, 24, 18, 12, 9 and 6MbpsFor 802.11b:+ 11, 5.5, 2, and 1Mbps
Security + WPA-Personal + WPA-Enterprise+ WPA2-Personal + WPA2-Enterprise+ 64/128/152-bit WEP + SSID Broadcast Disable+ MAC Address Access Control List
Wireless Frequency Range + 2.4GHz to 2.4835GHzWireless Operating Range1 802.11g (Full Power with 5dBi gain diversity dipole
antena)Indoors: + 98ft (30m) @ 54Mbps + 108ft (33m) @ 48Mbps + 121ft (37m) @ 36Mbps+ 151ft (46m) @ 24Mbps + 203ft (62m) @ 18Mbps + 223ft (68m) @ 12Mbps + 256ft (78m) @ 9Mbps + 302ft (92m) @ 6MbpsOutdoors:+ 328ft (100m) @ 54Mbps + 968ft (295m) @ 11Mbps + 1378ft (420m) @ 6Mbps
Antena Type + Dipole antena with 5dBi gainOperating Voltage + 48VDC +/- 10% for PoERadio and Modulation Type For 802.11b:
DSSS:+ DBPSK @ 1Mbps + DQPSK @ 2Mbps + CCK @ 5.5 and 11MbpsFor 802.11g:OFDM:+ BPSK @ 6 and 9Mbps + QPSK @ 12 and 18Mbps + 16QAM @ 24 and 36Mbps+ 64QAM @ 48 and 54MbpsDSSS:+ DBPSK @ 1Mbps • DQPSK @ 2Mbps + CCK @ 5.5 and 11Mbps
Transmit Output Power For 802.11b:+ 63mW (18dBm) + 40mW (16dBm) + 32mW (15dBm)+ 23mW (13dBm) + 10mW (10dBm) + 6mW (7dBm)+ 1mW (0dBm)For 802.11g:
Untuk access point outdoor, kami menggunakan produk TP-Link TL-WR841N.
Pemilihan access point ini juga didasarkan oleh faktor biaya dan fungsi. Mengingat
harga access point khusus untuk skema outdoor masih sangat mahal. Oleh karena
itu untuk access point yang akan digunakan untuk skema outdoor akan
disambungkan dengan antena grid semi parabolic. Dari segi fungsi. Antena ini
memiliki daya pancar rata-rata 20 dBm dengan dua buah antena omni directional
yang dapat diganti. Dari segi biaya, perangkat ini senilai 31.50 US atau Rp.
285.000,-
Gambar 7. TP-Link TL-WR841N
Tabel 4. Spesifikasi TP-Link TL-WR841N
PC Connectivity 10/100M Auto-Sensing RJ45 Port(Auto MDI/MDIX) Wifi Signal Capability IEEE 802.11n,
IEEE 802.11g, IEEE 802.11b
Work Mode AP Router Mode, Bridge WDS Mode Frequency Range 2.4 ~ 2.4835GHz Wireless Security 64/128/152 bit WEP,
WPA/WPA2, WPA-PSK/WPA2-PSK (TKIP/AES)
Antena Type 2x 3dBi Omni Directional Antena Wireless Transmit Power 20dBm (Max. EIRP) Receiver Sensitivity 270/130/108/54M(-68dBm@10%PER)
11M(-85dBm@8%PER) 6M(-88dBm@10%PER) 1M(-90dBm@8%PER)
Operating Temperature 0°C ~ 40°C (32℉ ~ 104℉) Operating Humidity 10% ~ 90% RH non condensation Storage Temperature -40°C ~ 70°C (-40℉ ~ 158℉) Storage Humidity 5% ~ 95% RH non condensation
17
Input Voltage Range Localized to Country of Sale Output Voltage Range 9VAC / 0.6A Linear PSU Support Operating System PC with Windows 2000/XP/Vista Other Features Modulation Type :
DBPSK, DQPSK, CCK, OFDM, 16-QAM, 64-QAM Dimension (WHD) 192(W) x 130(D) x 33(H) mm Weight 251 gram Alnect Care Warranty 30 Hari Standard Warranty 180 Hari (6 Bulan) Manufacturer website http://www.tp-link.com/
Antena Grid 24 dBi
Untuk antena luar, kami memakai antena Grid RMI Korea yang handal dan
ekonomis untuk kebutuhan koneksi wi-fi. Mendukung berbagai tipe access point
2.4GHz seperti TPLink, JAHT, Minitar, Linksys, Cisco, D-Link, Senao, Zcom dan
lainnya.
Gambar 8. Grid Antenna RMI 2.4GHz 24 dBi Korea
Spesifikasi TeknisGain : 24 dBiType : GridPolarization : LinearBeamwidth Degree : Horizontal: 10, Vertical: 13VSWR : <=1.3Frequency : 2400-2485 MHzConnector : N-femaleSize Width : 530mmLength : 740 mmWeight : 2500 gMount : Mounting hardware fits 35-50 mm mast tubesMaterial : Reflector-11mm aluminium
18
Konektor N dan Reverse Polarity SMA
Impedance : 50 ohm 75 ohmFrequency range : 0~11GHz 0~6GHzWorking voltage : 500 volts rms max.Insulation resistance : 5,000 megaohms min.Dielectric withstanding voltage : 2,500 volts rms min.Contact resistance Center contact : 3.0 milliohms max.Outer contact : 2.0 milliohms max.VSWR : f (GHz) Straight: 1.3 max.Right angle : 1.5 max.Insertion loss : 0.3dB max. at 10GHz
Tabel 5. Spesifikasi Konektor N
Electrical Data Detail
Impedance 50 ohm Frequency range Flexible cable: 0~12.4GHz
Semi-rigid cable: 0~18GHz Working voltage RG402 (.141”) → 500 volts rms max.
RG405 (.085”) → 335 volts rms max. RG58, 141, 142, 223/U → 500 volts rms max. RG174, 188, 316/U → 335 volts rms max. RG178, 196/U → 250 volts rms max.
Insulation resistance 5,000 megohms min. Dielectric withstanding voltage
RG402 (.141”) → 1,000 volts rms max.
RG405 (.085”) → 750 volts rms max. RG58, 141, 142, 223/U → 1,000 volts rms max. RG174, 188, 316/U → 750 volts rms max. RG178, 196/U → 500 volts rms max.
Contact resistance Center contact: 3.0 milliohms max.
Outer contact: 2.0 milliohms max. VSWR: f (GHz) Straight Right angle
RG178/U 1.20+0.025f 1.20+0.03f RG174, 316/U 1.15+0.02f 1.15+0.03f RG58, 141, 142, 223/U 1.10+0.01f 1.15+0.02f RG402 (.141”) 1.05+0.005f 1.15+0.15f RG405 (.085”) 1.05+0.005f 1.18+0.15f
Insertion loss 0.04dB max. x √f GHz (straight)
0.06dB max. x √f GHz (right angle)
3.3 Kalkulasi Matematis Perhitungan Jangkauan Maksimal
19
Untuk access point indoor yang akan diletakkan di bagian dalam gedung, kami
menggunakan produk D-Link : DWL-2200AP/E yang bekerja pada frekuensi 2.4 GHz
dengan daya transmit sekitar 15 dBm.
Dari penjelasan spesifikasi Acces Point D-Link DWL-2200AP/E diatas
diketahui memiliki daya pancar antena (Tx level) adalah sebesar 15 dBm dan gain 5
dBi. Sedangkan daya minimum yang harus diterima pada receiver (Rx level) mobile
device diasumsikan sebesar -68 dBm (menggunakan Orinoco Enterasys Wireless
Card Onboard). Maka dengan menggunakan persamaan (4) yang diasumsikan tidak
terdapat loss pada kabel pemancar maupun penerima sehingga didapatkan :
Rx level = Tx level + Tx gain + Rx gain – Path Loss Total
-68 dBm = 15 + 5 + 0 - Loss Total
Maka Path Loss Total yang diperbolehkan adalah sebesar (20+68) = 88 dB.
Sehingga jarak maksimum jangkauan sinyal Wi-Fi yang dipancarkan antena dari
access point dan yang diterima pengguna dihitung dengan persamaan (1) dimana
nilai frekuensi gelombang radio yang digunakan adalah 2,4 GHz atau 2400 MHz
Path Loss (dB) = 20*Log10(f)+20*Log10(d)+36.6
88 = 20*Log10(2400) + 20*Log10(d) + 36.6
88 = 67.6 + 20*Log10(d) + 36.6
20*Log10(d) = -16.2 dB
Log10(d) = -0.81 dB
d = 0.1548 miles = 249.0732 meter = 249 meter
Dengan Rx sensitivity berkisar pada -73 dBm, maka SOM bernilai,
SOM (dB) = Rx signal level (dBm) - Rx sensitivity (dBm)
= -68 - (-68) = 0 dB
Dalam kondisi indoor, penghalang (obstacle) yang memungkinkan terjadinya
penetration loss antara lain : beton/tembok, kayu dan kaca yang memiliki loss
masing-masing 30.1, 2.2 dan 10.1 dB. Kalkulasinya jika terdapat kondisi :
1 obstacle kaca dengan loss 2.2 dB
Rx level = Tx level + Tx gain + Rx gain – Path Loss – Penetration Loss
-68 dBm = 15 dBm + 5 + 0 - Path Loss - 2.2 dB
Path Loss = 85.8 dB
20
Jangkauan maksimum dari kondisi ini,
Path Loss (dB) = 20*Log10(f)+20*Log10(d)+36.6
85.8 dB = 20*Log10(2400)+20*Log10(d)+36.6
85.8 dB = 67.6 + 20*Log10(d) +36.6
20*Log10(d) = -18.4 dB
Log10(d) = -0.92 dB
d = 0.1202 miles = 193.4443 meter = 193 meter
1 obstacle tembok dengan loss 18 dB
Rx level = Tx level + Tx gain + Rx gain – Path Loss – Penetration Loss
-68 dBm = 15 dBm + 5 + 0 - Path Loss - 18 dB
Path Loss = 70 dB
Jangkauan maksimum dari kondisi ini,
Path Loss (dB) = 20*Log10(f)+20*Log10(d)+36.6
70 dB = 20*Log10(2400)+20*Log10(d)+36.6
70 dB = 67.6 + 20*Log10(d) +36.6
20*Log10(d) = -34.2 dB
Log10(d) = -1.71 dB
d = 0.019498 miles = 31.3729 meter = 31 meter
1 obstacle dinding kayu dengan loss 10.1 dB
Rx level = Tx level + Tx gain + Rx gain – Path Loss – Penetration Loss
-68 dBm = 15 dBm + 5 + 0 - Path Loss - 10.1 dB
Path Loss = 77.9 dB
Jangkauan maksimum dari kondisi ini,
Path Loss (dB) = 20*Log10(f)+20*Log10(d)+36.6
77.9 dB = 20*Log10(2400)+20*Log10(d)+36.6
77.9 dB = 67.6 + 20*Log10(d) +36.6
20*Log10(d) = -26.3 dB
Log10(d) = -1.315 dB
d = 0.0484 miles = 77.903 meter = 77 meter
1 obstacle kaca, I obstacle kayu dan 1 obstacle tembok dengan loss 2.2, 10.1,
18 dB
21
Rx level = Tx level + Tx gain + Rx gain – Path Loss – Penetration Loss
-68 dBm = 15 dBm + 5 + 0 - Path Loss - 18 dB - 2.2 dB - 10.1 dB
Path Loss = 57.7 dB
Jangkauan maksimum dari kondisi ini,
Path Loss (dB) = 20*Log10(f)+20*Log10(d)+36.6
57.7 dB = 20*Log10(2400)+20*Log10(d)+36.6
57.7 dB = 67.6 + 20*Log10(d) +36.6
20*Log10(d) = -46.5 dB
Log10(d) = -2.325 dB
d = 0.004731 miles = 7.6130 meter = 7 meter
Sedangkan untuk access point yang akan digunakan sebagai access point
outdoor yang juga akan disambungkan dengan antena grid – semi parabolic di
bagian luar gedung, digunakan access point TP-Link TL-WR841N, yang bekerja
pada frekuensi 2.4 GHz dengan daya transmit sekitar 20 dBm.
Dari penjelasan spesifikasi Acces Point TP-Link TL-WR841N diatas diketahui
memiliki daya pancar antena (Tx level) adalah sebesar 20 dBm dan gain 3 dBi.
Sedangkan daya minimum yang harus diterima pada receiver (Rx level) mobile
device diasumsikan sebesar -68 dBm (menggunakan Orinoco Enterasys Wireless
Card Onboard). Maka dengan menggunakan persamaan (4) yang diasumsikan tidak
terdapat loss pada kabel pemancar maupun penerima sehingga didapatkan :
Rx level = Tx level + Tx gain + Rx gain – Path Loss Total
-68 dBm = 20 + 2 (3) + 0 - Loss Total
Maka Path Loss Total yang diperbolehkan adalah sebesar (25+68) = 94 dB.
Sehingga jarak maksimum jangkauan sinyal Wi-Fi yang dipancarkan antena dari
access point dan yang diterima pengguna dihitung dengan persamaan (1) dimana
nilai frekuensi gelombang radio yang digunakan adalah 2,4 GHz atau 2400 MHz
Path Loss (dB) = 20*Log10(f)+20*Log10(d)+36.6
94 = 20*Log10(2400) + 20*Log10(d) + 36.6
94 = 67.6 + 20*Log10(d) + 36.6
20*Log10(d) = -10.2 dB
22
Log10(d) = -0.51 dB
d = 0.3090 miles = 497.181 meter = 497 meter
Dengan Rx sensitivity berkisar pada -68 dBm, maka SOM bernilai,
SOM (dB) = Rx signal level (dBm) - Rx sensitivity (dBm)
= -68 - (-68) = 0 dB
Untuk pemakaian antena luar, kami menggunakan antena grid semi parabolic
RMI 2.4GHz 24 dBi Korea. Untuk menghitung jangkauan dari antena tersebut kami
merancang skema dari link komunikasinya.
Gambar 9. Link Komunikasi Menggunakan Antena Grid Semi Parabolic
Dengan nilai spesifikasi sebagai berikut :
- Daya yang dipancarkan AP 20 dBm
- Receiver sensitivity -68 dBm untuk kecepatan 54 Mbps
- Konektor (pigtail) memiliki loss total 0.36 dB masing-masing
- Kabel koaksial memiliki loss 0.8 dB per meter sehingga kabel koaksial 10 meter
memiliki loss 8 dB
- Gain antena grid masing-masing 24 dBi
- Jarak maksimum adalah d
Maka kalkulasinya adalah sebagai berikut:
Rx level = Tx level + Tx gain + Rx gain – Tx Cable Loss – Rx Cable Loss
– Tx Connector Loss – Rx Connector Loss – Path Loss
-68 dBm = 20 dBm + 24 dBi + 24 dBi – 8 dBi – 8 dBi – 0.36 dBi
– 0.36 dBi – Path Loss
23
Path Loss = 119.28 dB
Sehingga jangkauan maksimal didapat dengan menggunakan persamaan (1)
Path Loss (dB) = 20*Log10(f)+20*Log10(d)+36.6
119.28 dB = 20*Log10(2400)+20*Log10(d)+36.6
119.28 dB = 67.6 + 20*Log10(d)+36.6
20 log10 (d) = 15.6 dBlog10 (d) = 0.78d = 6.0255 miles = 9695.0295 meter = 9. 695 kilometer
Sehingga jangkauan maksimum untuk antena grid mencapai 9 km.
3.3.1 Alokasi Biaya
Tabel 6. Alokasi Biaya
No Perangkat Tipe Jumlah Harga Satuan
(Rupiah)
Harga Total (Rupiah)
1 Access PointIndoor D-Link DWL-2200AP 85 352.500 29.962.500 Outdoor TP-Link TL-WR841N 9 285.000 2.565.000
2 Antenna Luar
Grid Semi Parabolic RMI 2.4 GHz 24 dBi Korea
8 270.000 2.160.000
3 Konektor N Female 8 30.000 240.000 RP-SMA 8 30.000 240.000
4 Kabel Koaksial LMR400 8 @ 10 meter
30.000 2.400.000
5 Antenna Holder
- 8 300.000 2.400.000
6 Lightning Arrester
Al Telicon 9 8 275.000 2.200.000
7 Altimeter Suunto 1 1.000.000 1.000.0008 Strobe Light Gress 1 140.000 140.0009 AP Box - 94 100.000 9.400.000
52.707.500
Alokasi biaya total meliputi anggaran 2 tipe access point, 1 tipe antenna, 2 tipe
konektor, 1 macam kabel, 1 jenis perangkat pengukuran yang belum dimiliki
kampus ITS Sukolilo, 2 perangkat pengamanan. Alokasi biaya total untuk desain
24
perancangan jaringan akses Wi-Fi ke intranet kampus ITS Sukolilo menghabiskan
dana total Rp. 52. 707.500,-
4 Lampiran
25
AP Indoor : 85AP Outdoor : 9Antena grid : 8
Keterangan :
jangkauan AP
indoor
jangkauan AP outdoor
jaringan backbone
antena grid semi parabolic
Gambar 10. Mapping Desain Perencanaan Jaringan Akses Wi-Fi Intranet Kampus ITS
26
PENS
UPT BHS
TI
SI
D3 FTI
T. LINGK
SIPIL
ARSTEK
PWK
PASCA
REKTORATPERPUS T.LAUT
SISKAL
TEKPAL
T.KIMI
DESPRO
TC
G.ROBOT
BAAK
STATIS
BIOLOGI
ELEKTRO MATRIALMATEM
BNI
SCC
MESIN
FISIKA
KIMIA
TEKFIS
UPT BHS
BAUKPUSKOM
PPNS