laporan tomat

28
i KATA PENGANTAR Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan laporan yang berjudul PRODUKSI BENIH TOMATyang merupakan tugas praktikum Teknik Produksi Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura Oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada : 1. Yth.Bapak Sardju SP selaku dosen yang telah banyak membimbing dan memberikan ilmu kepada penulis. 2. Yth.Bapak Aldi Kamal Wijaya SP, MP, MST selaku asisten dosen yang telah banyak membimbing dan memberikan ilmu kepada penulis. 3. Yth. Bapak Abdul Goni SP, selaku asisten dosen yang banyak membimbing dan memberikan ilmu kepada penulis. 4. Yth. Ibu Mulyani SE, selaku asisten dosen yang banyak membimbing dan memberikan ilmu kepada penulis. 5. Serta teman-teman penulis yang selalu memberikan dukungan dalam pembuataan laporan ini. Semoga segala bantuan yang tidak ternilai harganya ini mendapat imbalan dari Allah SWT sebagai amal ibadah, Amin. Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu kritik saran yang membangun dari berbagai pihak sangat penulis harapkan demi perbaikan-perbaikan ke depan. Amin Yaa Rabbal ‘Alamiin Bogor, 09 Juni 2013

Upload: azhielfurqon

Post on 27-Oct-2015

646 views

Category:

Documents


27 download

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan Tomat

i

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena

atas rahmat dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan laporan yang berjudul

“PRODUKSI BENIH TOMAT” yang merupakan tugas praktikum Teknik

Produksi Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura

Oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan

terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Yth.Bapak Sardju SP selaku dosen yang telah banyak membimbing dan

memberikan ilmu kepada penulis.

2. Yth.Bapak Aldi Kamal Wijaya SP, MP, MST selaku asisten dosen yang telah

banyak membimbing dan memberikan ilmu kepada penulis.

3. Yth. Bapak Abdul Goni SP, selaku asisten dosen yang banyak membimbing dan

memberikan ilmu kepada penulis.

4. Yth. Ibu Mulyani SE, selaku asisten dosen yang banyak membimbing dan

memberikan ilmu kepada penulis.

5. Serta teman-teman penulis yang selalu memberikan dukungan dalam pembuataan

laporan ini.

Semoga segala bantuan yang tidak ternilai harganya ini mendapat imbalan

dari Allah SWT sebagai amal ibadah, Amin.

Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan,

oleh karena itu kritik saran yang membangun dari berbagai pihak sangat penulis

harapkan demi perbaikan-perbaikan ke depan. Amin Yaa Rabbal ‘Alamiin

Bogor, 09 Juni 2013

Page 2: Laporan Tomat

ii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................. i

DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii

BAB I Pendahuluan ................................................................................................ 1

1.1 Latar Belakang .............................................................................................. 1

1.2 Tujuan ............................................................................................................ 2

BAB II Tinjauan Pustaka ........................................................................................ 3

BAB III Bahan dan Metode .................................................................................... 7

3.1 Bahan ............................................................................................................. 7

3.2 Metode Praktikum ......................................................................................... 7

BAB IV Proses Produksi Benih ............................................................................ 10

BAB V Hasil dan Pembahasan ............................................................................. 15

5.1 Hasil ............................................................................................................. 15

5.2 Pembahasan ................................................................................................. 23

BAB VI Kesimpulan ............................................................................................ 25

BAB VII Daftar Pustaka ....................................................................................... 26

Page 3: Laporan Tomat

1

BAB I

Pendahuluan

1.1 Latar Belakang

Tomat merupakan satu dari sayuran yang paling banyak dibudidayakan di

dunia. Sebagai sayuran buah, tomat merupakan sumber vitamin A dan C. Tomat

tumbuh baik pada temperatur 20 -27oC, pembentuknan buah terhambat pada

temperatur >30 oC atau < 10

oC. Tomat baik ditanam pada tanah yang berdrainasi

baik, dengan pH optimum 6.0 – 7.0. Tomat dapat ditanam sebagai rotasi pada

lahan sawah. Hindari menanam tomat pada lahan yang sebelumnya ditanami

tanaman dari keluarga Solanaceae, seperti: terung, cabai, tomat dan yang lainnya

untuk menghindarkan hama dan penyakit. Beberapa tipe tomat yang

dibudidayakan antara lain: buah segar (biasanya berwarna merah dengan variasi

dalam bentuk, ukuran dan warna); chery – buah kecil; dan prosesing – buah

dengan warna merah yang kuat dan tinggi dalam kandungan bahan padat, sesuai

untuk dibuat pasta, sup atau saos. Berdasarkan pertumbuhannya, tomat

diklasifikasikan sebagai determinat (menyemak, pendek) dimana pertumbuhan

batang diakhiri dengan karangan bunga, semideterminat atau indeterminat (tinggi)

tumbuh berterusan menghasilkan daun dan bunga. Pada indeterminat,

memungkinkan masa panen yang lebih panjang, yang mungkin bermanfaat pada

waktu harga berfluktuasi, akan tetapi jenis ini perlu menggunakan turus dan harus

dipangkas secara teratur yang dapat menambah tenaga kerja. Untuk varietas yang

ditanam dapat dipilih berdasarkan varietas yang tahan penyakit, disesuaikan

dengan musim, atau varietas hibrida maupun OP, tergantung dari kebutuhan budi

daya.

Benih yang bersal bukan dari parental (induk) bermutu akan membuat

produksivitas buah menjadi rendah, sehingga daya saing juga menjadi rendah.

Artinya, biaya bisa saja tetap atau lebih tinggi, tetapi jumlah produksi menurun

sehingga pendapatannya menurun. Karena itulah, sebaiknya petani membeli benih

bermutu sehingga produksivitas tomat menjadi lebih tinggi.

Page 4: Laporan Tomat

2

Buah tomat saat ini merupakan salah satu komoditas hortikultura yang

bernilai ekonomi tinggi dan masih memerlukan penanganan serius, terutama

dalam hal peningkatan hasilnya dan kualitas buahnya. Apabila dilihat dari rata-

rata produksinya, ternyata tomat di Indonesia masih rendah, yaitu 6,3 ton/ha jika

dibandingkan dengan negara-negara Taiwan, Saudi Arabia dan India yang

berturut-turut 21 ton/ha, 13,4 ton/ha dan 9,5 ton/ha. Rendahnya produksi tomat di

Indonesia kemungkinan disebabkan varietas yang ditanam tidak cocok, kultur

teknis yang kurang baik atau pemberantasan hama/penyakit yang kurang efisien.

Kebanyakan varietas tomat hanya cocok ditanam di dataran tinggi, tetapi

oleh Badan Penelitian dan Pengambangan Pertanian telah dilepas varietas tomat

untuk dataran rendah, yaitu Ratna, Berlian, Mutiara serta beberapa varietas

lainnya. Namun seringkali terjadi penanaman tomat tanpa memperhatikan

kualitasnya, sehingga hasil dan kualitas buahnya sangat rendah. Oleh karena itu

untuk memenuhi kebutuhan tomat yang semakin tinggi maka penelitian perlu

diarahkan untuk meningkatkan hasil dan kualitas buah tomat dengan menanam

varietas-varietas unggul.

Kemampuan tomat untuk dapat menghasilkan buah sangat tergantung pada

interaksi antara pertumbuhan tanaman dan kondisi lingkungannya. Faktor lain

yang menyebabkan produksi tomat rendah adalah penggunaan pupuk yang belum

optimal sertta pola tanam yang belum tepat. Upaya untuk menanggulangi kendala

tersebut adalah dengan perbaikan teknik budidaya. Salah satu teknik budidaya

tanaman yang diharapkan dapat meningkatkan hasil dan kualitas tomat adalah

pemilihan benih tomat.

1.2 Tujuan

Tujuan praktikum ini adalah untuk mengetahui cara memproduksi benih

tomat secara benar. Dan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi

dalam memproduksi benih tomat. Serta mengetahui cara budidaya tanaman toman

untuk diambih benihnya.

Page 5: Laporan Tomat

3

BAB II

Tinjauan Pustaka

Tomat

Klasifikasi ilmiah

Kerajaan: Plantae

(tidak termasuk) Eudicots

Ordo: Solanales

Famili: Solanaceae

Genus: Solanum

Spesies: S. lycopersicum

Nama binomial

Solanum lycopersicum

L.

Sinonim

Lycopersicon lycopersicum

Lycopersicon esculentum

Tomat (Solanum lycopersicum syn. Lycopersicum esculentum)

adalah tumbuhan dari keluarga Solanaceae, tumbuhan asli Amerika

tengah dan Selatan, dari Meksiko sampai Peru. Tomat merupakan tumbuhan

siklus hidup singkat, dapat tumbuh setinggi 1 sampai 3 meter. Tomat merupakan

keluarga dekat dari kentang.

Kata tomat berasal dari bahasa Aztek, salah satu suku Indian yaitu xitomate

atau xitotomate. Tanaman tomat berasal dari negara Peru dan Ekuador, kemudian

menyebar ke seluruh Amerika, terutama ke wilayah yang beriklim tropik, sebagai

gulma. Penyebaran tanaman tomat ini dilakukan oleh burung yang makan buah

Page 6: Laporan Tomat

4

tomat dan kotorannya tersebar kemana-mana. Penyebaran tomat ke Eropa dan

Asia dilakukan oleh orang Spanyol. Tomat ditanam di Indonesia sesudah

kedatangan orang Belanda. Dengan demikian, tanaman tomat sudah tersebar ke

seluruh dunia, baik di daerah tropik maupun subtropik. Tanaman tomat termasuk

tanaman semusim yang berumur sekitar 4 bulan. Tanaman tomat dapat tumbuh di

wilayah dengan iklim mediterania.

Terdapat ratusan kultivar tomat yang dibudidayakan dan diperdagangkan.

Pengelompokan hampir selalu didasarkan pada penampilan atau kegunaan

buahnya. Berdasarkan penampilannya, terdapat buah tomat dengan kisaran warna

dari hijau ketika masak, kuning, jingga, merah, ungu (hitam), serta belang-belang.

Dari ukuran dan bentuk, orang mengenal kelompok tomat:

granola yang bentuknya bulat dengan pangkal buah mendatar dan

mencakup yang biasanya dikenal sebagai tomat buah (karena dapat

dimakan langsung),

gondol yang biasa dibuat saus dengan bentuk lonjong oval (biasanya yang

ditanam di Indonesia adalah kultivar 'Gondol Hijau' dan 'Gondol Putih',

dan keturunan dari kultivar impor 'Roma') dan termasuk pula tomat buah,

sayur adalah tomat dengan buah biasanya padat dan dipakai untuk diolah

dalam masakan

ceri (tomat ranti) yang berukuran kecil dan tersusun berangkai pada

tangkai buah yang panjang.

Berdasarkan kegunaannya, orang mengenal tomat buah, tomat sayur, serta

tomat lalapan. Berdasarkan hal ini, fungsi tomat merupakan klasifikasi dari buah

maupun sayuran, walaupun struktur tomat adalah struktur buah.

Dalam budidaya tanaman tomat, ada beberapa syarat agar tomat tersebut

dapat tumbuh secara optimal yaitu:

Iklim

1. Curah hujan yang sesuai untuk pertumbuhan tanaman tomat adalah 750 mm-

1.250 mm/tahun. Keadaan ini berhubungan erat dengan ketersediaan air tanah

Page 7: Laporan Tomat

5

bagi tanaman, terutama di daerah yang tidak terdapat irigasi teknis. Curah hujan

yang tinggi (banyak hujan) juga dapat menghambat persarian.

2. Kekurangan sinar matahari menyebabkan tanaman tomat mudah terserang

penyakit, baik parasit maupun non parasit. Sinar matahari berintensitas tinggi

akan menghasilkan vitamin C dan karoten (provitamin A) yang lebih tinggi.

Penyerapan unsur hara yang maksimal oleh tanaman tomat akan dicapai apabila

pencahayaan selama 12-14 jam/hari, sedangkan intensitas cahaya yang

dikehendaki adalah 0,25 mj/m2 per jam.

3. Suhu udara rata-rata harian yang optimal untuk pertumbuhan tanaman tomat

adalah suhu siang hari 18-29 derajat C dan pada malam hari 10-20 derajat C.

Untuk negara yang mempunyai empat musim digunakan heater (pemanas) untuk

mengatur udara ketika musim dingin, udara panas dari heater disalurkan ke dalam

green house melalui saluran fleksibel warna putih.

4. Kelembaban relatif yang tinggi sekitar 25% akan merangsang pertumbuhan

untuk tanaman tomat yang masih muda karena asimilasi CO2 menjadi lebih baik

melalui stomata yang membuka lebih banyak. Tetapi, kelembaban relatif yang

tinggi juga merangsang mikro organisme pengganggu tanaman.

Media Tanam

1. Tanaman tomat dapat ditanam di segala jenis tanah, mulai tanah pasir sampai

tanah lempung berpasir yang subur, gembur, banyak mengandung bahan organik

serta unsur hara dan mudah merembeskan air. Selain itu akar tanaman tomat

rentan terhadap kekurangan oksigen, oleh karena itu air tidak boleh tergenang.

2. Tanah dengan derajat keasaman (pH) berkisar 5,5-7,0 sangat cocok untuk

budidaya tomat.

3. Dalam pembudidayaan tanaman tomat, sebaiknya dipilih lokasi yang topografi

tanahnya datar, sehingga tidak perlu dibuat teras-teras dan tanggul.

Ketinggian Tempat

Tanaman tomat dapat tumbuh di berbagai ketinggian tempat, baik di dataran

tinggi maupun di dataran rendah, tergantung varietasnya. Tanaman tomat yang

sesuai untuk ditanam di dataran tinggi misalnya varietas berlian, varietas mutiara,

Page 8: Laporan Tomat

6

varietas kada. Sedangkan varietas yang sesuai ditanam di dataran rendah misalnya

varietas intan, varietas ratna, varietas berlian, varietas LV, varietas CLN. Selain

itu, ada varietas tanaman tomat yang cocok ditanam di dataran rendah maupun di

dataran tinggi antara lain varietas tomat GH 2, varietas tomat GH 4, varietas

berlian, varietas mutiara.

Dalam proses budidaya tanaman tomat, diperlukan mulsa dalam menutupi

bedengan tanaman tomat. Mulsa yang dipakai adalah Mulsa Plastik Hitam Perak.

Beberapa keuntungan penggunaan mulsa plastik yaitu :

a. Mengurangi fluktuasi suhu tanah.

b. Mengurangi evaporasi tanah, sehingga kelembaban tanah dapat dipertahankan.

c. Mengurangi kerusakan (erosi) tanah karena air hujan.

d. Menekan pertumbuhan gulma, mengurangi pencucian hara terutama Nitrogen

dan meningkatkan aktivitas mikrobiologi tanah.

e. Mengurangi serangan hama pengisap (Thrips, tungau dan kutu daun) dan

penyakit tular tanah (rebah kecambah dan akar bengkak).

Dalam pertumbuhan tanaman tomat, diperlukan ajir untuk mencegah

tanaman tomat tersebut roboh.

Page 9: Laporan Tomat

7

BAB III

Bahan dan Metode

3.1 Bahan

Alat:

Cangkul

Kored

Mulsa Plastik Hitam Perak

Tugal

Tali Rapia

Meteran/Penggaris

Ajir

Tray Semai

Media Tanam

Gembor

Ember

Cemplongan

Bahan:

Benih Tomat Sayur varietas Rempai

Pupuk Kandang

Pupuk NPK Mutiara 16:16:16

Fungisida Antracol dan Dithene

3.2 Metode Praktikum

1. Semai benih Tomat Sayur verietas Rempai dalam tray semai/lahan semai

yang telah terisi oleh media tanam. Semai selama + 2-3 minggu sampai

benih tersebut telah siap dipindahtanamkan (transplanting)

2. Siapkan lahan untuk penanaman tomat (dalam praktikum kali ini, lahan

untuk tomat sebesar (4x5)meter), buat bedengan sebanyak 4 bedengan

dengan ukuran lebar bedengan sebesar 1 meter dan panjang bedengan 5

meter serta tinggi bedengan 20-30cm

Page 10: Laporan Tomat

8

3. Ratakan bedengan lalu taburkan pupuk kandang diatas bedengan dan

diamkan selama 1 minggu agar nitrogen pada pupuk kandang tidak terlalu

banyak.

4. Setelah 1 minggu, aduk pupuk kandang dengan tanah bedengan lalu

ratakan kembali. Setelah itu, tutup semua bedengan dengan menggunakan

Mulsa Plastik Hitam Perak. Bagian perak mulsa menghadap atas. Cara

pemasangan mulsa adalah dengan cara menarik kedua ujung mulsa hingga

menutupi bedengan tomat, lalu tahan dengan menggunakan ajir kecil pada

sekeliling mulsa.

5. Setelah mulsa terpasang sempurna, lubangi mulsa tersebut dengan

menggunakan alat pembolong yaitu cemplongan dengan jarak antar lubang

50 cm.

6. Pada lubang tanam, beri ajir sepanjang + 1 meter dengan cara di tancapkan

kedalam lubang tanam untuk menyangga tanaman tomat.

7. Setelah umur semai sudah mencukupi, pindahkan (transplanting) tanaman

tomat tersebut dari tray semai/lahan semai ke lahan tomat. Beri lubang

pada lubang tanam dengan menggunakan tugal sedalam + 7cm. Masukan

tanaman tomat kedalam lubang tersebut lalu tutup dengan menggunakan

tanah. Ikat tanaman tersebut pada ajir yang telah terpasang pada lubang

tanam lalu siram dengan menggunakan air untuk mengurang stres pada

tanaman toman yang baru dipindahkan.

8. Jika beberapa minggu kemudian tanaman yang dipindah tanamkan mati,

ganti dengan menggunakan tanaman yang baru, ulangi langkah ke 7.

9. Ambil 10 tanaman untuk dijadikan sampel komoditas tomat yang kita

tanam. Amati perkembangan tanaman setiap minggu serta melakukan

pemeliharaan bedengan dengan cara roguing pada setiap minggunya dan

pemupukan dengan menggunakan pupuk NPK Mutiara dicampur dengan

fungisida Dithene/Antracol pada setiap minggu.

10. Catat perkembangan tanaman sampel mulai dari fase vegetatif sampai fase

sebelum panen. Catat ukuran kuantitatif tanaman sampel setiap minggu.

11. Panen tanaman tomat yang telah masak fisiologis dengan ciri buah tomat

berwarna merah atau hijau bergaris merah.

Page 11: Laporan Tomat

9

12. Lakukan ekstraksi buah tomat dengan cara rendam benih tomat dalam air

selama + 24 jam hingga benih lepas dari lendir. Jemur benih tomat hingga

kadar air menurun lalu siap untuk dijadikan benih selanjutnya.

13. Catat semua total bobot hasil panen, tanaman sampel, kadar air, viabilitas

(daya berkecembah) dan bobot seribu butir benih tomat.

Page 12: Laporan Tomat

10

BAB IV

Proses Produksi Benih

A. Persiapan tanam

Setelah tanah diolah dengan baik dan dibuat bedengan dengan lebar 1 m

tinggi 20 cm dimusim kemarau dan 35 cm di musim penghujan, jarak antar

bedengan 50 cm untuk memudahkan drainasi pada musim penghujan. Mulsa

plastik atau jerami dapat digunakan untuk menutupi permukaan tanah. Bila

temperatur >28oC, mulsa plastik harus ditutupi jerami. Jumlah tanaman adalah

33.000/ha untuk indeterminat, dan 16.000/ha untuk determinat.

B. Persyaratan tanah

pH tanah harus dipertahankan pada 6.5, kalau perlu dengan pengapuran.

Persiapan tanah dan pemupukan hampir sama dengan untuk produksi buah, atau

lebih tinggi terutama kandungan fosfor. Pemberian N biasanya setengah dari

kalium untuk memelihara keseimbangan antara pembungaan dan pertumbuhan

vegetatif.

C. Perlakuan benih

Diperkirakan 250 g benih (sekitar 70 000 biji) diperlukan untuk tipe

indeterminat dan 125 g untuk tipe determinat diperlukan untuk 1 ha. Benih

disemai di pesemaian atau baki pesemaian sedalam 0.5 cm, 750-900 biji. Bila

sudah berdaun 2 (8 hari setelah semai), semaian dibumbun, dan dipelihara

dipersemaian, dengan penyiraman yang teratur, pemupukan dengan larutan pupuk

ZA 0.5% (0.5 g/l), 0.25% urea atau 0.1% larutan nitrophoska. Penyemprotan

fungisida seperti Captan atau Thiram untuk mengurangi damping off. Hama

seperti: Bemissia, thrips dan aphids dapat menularkan virus. Untuk

menghindarkannya, tutupi pesemaian dengan kain jala 60 mesh. Bila semaian

sudah mempunyai 4-5 daun, tambah penyinaran 6-9 hari sebelum semaian

dipindahkan ke lapangan.

Page 13: Laporan Tomat

11

D. Pemupukan

Untuk hasil yang optimum, tanaman tomat perlu diberi pupuk organik dan

organik. Total N (kg/ha) yang diperlukan untuk mencapai target hasil buah

diperkirakan dengan kelipatan 2.4. Sedangkan untuk P2O5 dan K2O diperkirakan

dengan kelipatan pengambilan N masing masing dengan 0.35 dan 1.45. Sebagai

contoh: untuk potensi hasil tomat 40 ton/ha iperlukan 40 x 2.4 = 96 kg N. Utuk

P2O5 96 x 0.35 = 34 kg, dan K2O: 96 x 1.45 = 140 kg. Di daerah Tropis

biasanya pemupukan berkisar 60-120 kg N/ha, 60-140 kg P2O5//ha dan 60-120 kg

K2O /ha, setengahnya diberikan sebagai pupuk dasar dan sisanya diberikan

sebagai pupuk susulan pada pembentukan buah pertama.

E. Isolasi

Tomat merupakan tanaman menyerbuk sendiri, akan tetapi penyerbukan

silang dapat terjadi karena selalu ada kemungkinan serangga membawa tepung

sari dari luar, atau adaya serangga yang mampu menyerbukkan silang, atau

bunga dengan putik yang panjang hingga memungkinkan terjadinya serbuk silang.

Jarak isolasi minimum antara varietas yang berbeda antara 30 – 200 m, untuk

menghindarkan pencampuran sewaktu panen. Untuk varietas hibrida, jarak yang

diperlukan tidak lebih dari 2 m.

F. Roguing

Tanaman yang menyimpang secara morfologis harus dicabut dan dibuang.

Roguing dilakukan sebelum pembungaan, pada masa pembungaan awal, dan pada

saat buah pertama matang. Panen dan Prosesing Benih Buah matang dipanen,

terutama buah hasil persilangan dipanen dari galur betina yang biasanya terdapat

label pada kalik. Buah matang dipotong melintang, kemudian dikeluarkan biji

dengan lapisan beningnya ke dalam wadah yang disediakan. Pisahkan kulit dan

bagian buah yang terbawa. Biji kemudian difermentasi sampai 3-5 hari pada 20-

25oC. Bila lapisan bening sudah pecah, biji dikocok beberapa kali untuk proses

fermentasi yang seragam dan mencegah perubahan warna biji. Proses fermentasi

jangan sampai melampaui masa pecahnya lapisan bening biji, karena dapat

menyebabkan perkecambahan dini. Biji kemudian dicuci dengan air kemudian

Page 14: Laporan Tomat

12

saring, dan hal ini dilakukan beberapa kali sampai biji bersih. Pengeringan dapat

dilakukan setelah air ditiriskan melalui kain, kemudian biji dihamparkan pada alas

yang sesuai dan dikeringkan di bawah sinar matahari, sesekali dibalikkan. Benih

yang kering kemudian disimpan di tempat kering dan kedap udara, seperti halnya

menyimpan benih sayuran lainnya.

G. Pengairan

Diperlukan pengairan cukup pada setiap stadia pertumbuhan tomat

terutama untuk tipe indeterminat. Pengairan diperlukan terutama dalam periode

satu bulan setelah pemindahan ke lapangan. Bila perakaran sudah berkembang,

pengairan yang lebih diperlukan, akan tetapi dengan frekuensi yang lebih jarang,

disesuaikan dengan kebutuhan. Tanaman tomat tidak tahan terhadap genangan air,

karena itu harus segera dikeringkan antara 1-3 hari.

H. Pemeliharaan

Pemberian turus diberikan agar tanaman tidak menyentuh tanah, dan

menambah ukuran dan jumlah buah, memudahkan penyemprotan dan mengurangi

busuk buah. Pada tipe indeterminat, pemberian turus memudahkan pemangkasan

dan pemeliharaan lainnya. Pemangkasan tunas untuk membatasi tunas yang

tumbuh dapat mempercepat kematangan buah, mendorong keseragaman buah dan

ukuran buah yang lebih besar, memperbaiki sirkulasi udara diantara kanopi

tanaman yang memudahkan penyemprotan dan mengurangi penyakit.

Pemangkasan dapat juga dilakukan terhadap bunga, sehingga buah yang

dihasilkan berukuran lebih besar dan seragam sesuai dengan yang diharapkan atau

harga. Gulma dapat menyaingi cahaya, air dan hara, serta dapat menjadi inang

patogen. Penyiangan dengan manual atau penggunaan mulsa organik dapat

dilakukan.

Page 15: Laporan Tomat

13

I. Pengendalian hama dan penyakit tanaman

Periksalah terjadinya serangan hama dan penyakit di lapangan sebelum

mengambil tindalkan pengendalian. Gunakan pestisida yang sesuai dan tepat

untuk target sasaran, serta sesuaikan dengan anjuran keselamatan manusia dan

lingkungan. Penyakit yang biasa menyerang tanaman tomat: Busuk daun

(Phytophthora infestans), Xanthomonas campestris pv. Vesicatoria, Alternaria

solani, Stemphyllium solani, Ralstonia solanacearum, Sclerotium rolfsii, Fusarium

oxysforum f.sp lycopersici, Tomato Yelow Leaf Curl Virus (TYLCV). Sedangkan

hama yang biasa menyerang tomat: ulat buah (Helicoverpa armigera), nematoda

bengkak akar (Meloidogyne incognita, M. Javanica, M. Arenaria). Selain

penggunaan pestisida dapat dilakukan juga dengan rotasi tanaman, menanam

varietas yang resisten, penggunaan sprikler (bemissia), drainasi, pH tanah di atas

5.5

J. Pemanenan

Tomat dapat dipanen pada beberapa stadia buah, tergantung keperluan

pasar dan pemasarannya. Untuk pengangkutan jauh, tomat dapat dipanen pada

stadia breaker (tidak lebih dari 10% permukaan buah berwarna kekuningan, merah

muda atau merah. Penanganan paska panen akan mempengaruhi kualitas buah.

Hindarkan kerusakan buah, dan jangan mencampur buah yang rusak dengan buah

yang mulus. Panen sebaiknya dilakukan pada cuaca sejuk di pagi hari. Tempatkan

buah pada tempat sejuk dan terlindung dengan ventilasi yang baik, serta

kelembaban 85 – 90%. Apabila perlu, buah yang belum terlalu tua dapat juga

dipanen dan dibiarkan menjadi masak sebelum benih di ekstraksi. Penundaan

ekstraksi benih pada buah yang berwarna merah pada saat panen, dapat

memperbaiki kualitas/mutu benih.

Page 16: Laporan Tomat

14

K. Pascapanen

Buah tomat yang sudah dipetik dan terkumpul harus segera dibersihkan

dari segala kotoran yang menempel dari permukaan kulitnya, baik berupa debu,

percikan tanah, maupun sisa-sisa pestisida dan pupuk daun yang disemprotkan

pada saat pemeliharaan tanaman. Buah tomat dapat dicuci dengan zat kimia

pembersih kotoran dan residu pestisida, yaitu zat neutral cleaner brogdex dan

britex wax. Dengan pencucian buah menjadi bersih dari segala kotoran dan

terlindung dari kuman-kuman penyakit, serta dapat menurunkan temperatur dalam

buah sehingga proses respirasi dalam buah dapat terhambat.

Page 17: Laporan Tomat

15

BAB V

Hasil dan Pembahasan

5.1 Hasil

Pemeriksaan Pendahuluan Produksi Benih

(dilakukan pada awal praktikum)

Kelompok : A1-4

Komositi/varietas : Kedelai dan Tomat sayur

Perlakuan :

Minggu ke/tanggal :

No Variabel pengawasan Keterangan (Hasil Pengawasan)

1 Peta lokasi

2 Batas lahan :

Sebelah utara Perkampungan warga

Sebelah selatan Perkampungan warga

Sebelah barat Lahan tomat kelompok A2-3, lahan kedelai kelompok A2-1

Sebelah timur Perkampungan warga

3 Blok dan luas lahan Blok 1 luas lahan 5x6 M

4 Sejarah lahan Blok 1 lahan bera, blok 3 kacang hijau

5 Kesuburan tanah;

Jenis tanah latasol

PH tanah Ph tanah rendah 4,5-5

kKelemahan tanah cukup lemah

Alat pengolah tanah teraktor

Frekuensi pengolahan 2 kali

kedalaman olah kurang lebih 20

Sistem perairan memakai saluran air/drainase

Page 18: Laporan Tomat

16

PENGAMATAN TOMAT

2

8/3

/13

Sample 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Tinggi 24 28 20 22 20 19 19 18 21 16

∑Daun 20 42 56 56 56 39 30 25 48 25

∑Batang 5 7 8 8 8 8 6 5 6 5

25/4

/13

Sample 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Tinggi 46 64 66 67 60 62 42 42 59 53

∑Cabang 6 7 7 4 2 6 13 11 5 4

∑Bunga 42 32 53 60 96 55 57 52 50 70

∑Buah 2 34 21 13 27 19 15 38 47 13

2/5

/13

Sample 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Tinggi 58 79 66 67 60 62 44 52 60 60

∑Cabang 6 7 7 4 2 6 13 11 5 4

∑Bunga 30 45 25 53 119 50 96 93 36 62

∑Buah 46 83 56 43 105 93 56 96 86 58

Page 19: Laporan Tomat

17

Pengamatan Tanaman Contoh Fase Vegetatif dan generatif

Kelompok : A1-4

Komoditi/varietas : Tomat sayur varietas rempai

Perlakuan :

Minggu ke/tanggal :

No Tolok Ukur Tanaman Contoh

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A. Fase vegetatif

1 Tinggi tanaman (cm) 24 20 20 22 20 19 19 18 21 76

2 Jumlah daun (bh) 20 42 56 56 56 30 25 48 25 25

3 Jumlah cabang (bh) 5 7 8 8 8 8 6 5 6 5

B. Fase generatif

1 Awal berbunga (hr/ mg) MINGGU KE 4 SETELAH TANAM (11 APRIL 2013 )

2 50 % (hr/mg) MINGGU KE 5 ( 18 APRIL2013 - 20 APRIL)

3 Berbunga 75% (hr/mg) MINGGU KE 6 SETELAH TANAM ( 25 APRIL 2013 - 29 APRIL 2013)

4 Jumlah bunga 70 128 81 162 155 129 152 189 122 120

5 Produksi Buah 104 gr 109 gr 112 gr 77 gr 155 gr 151 gr 99 gr 147 gr 113 gr 111 gr

6 Produksi Benih 2 gr 1,4 gr 1,7 gr 0,8 gr 1,9 gr 1,9 gr 1,3 gr 2 gr 2,1 gr 1,5 gr

7 Persentase Rendemen Benih 2% 1,00% 1,50% 1% 1,20% 1,20% 1,30% 1,30% 1,85% 1,40%

8 Bobot 1000 Butir 3,445 gr 2,99 gr 3,485 gr 3,505 gr 3,19 gr 3,535 gr 3,145 gr 2,92 gr 3,485 gr 3,285 gr

Page 20: Laporan Tomat

18

Panen Tanaman sampel

Rabu, 22 Mei 2013 sampai dengan Sabtu, 1 Juni 2013

Sampel tanaman 1

Panen ke- Bobot

buah

Bobot

benih %KA

1 0 gr 0 gr 0%

2 137 gr 1,505 gr 9,87%

3 118 gr 1,295 gr 8,24%

4 131 gr 1,62 gr 6,29%

5 235 gr 3,26 gr 9,44%

6 136 gr 1,93 gr 6,87%

Rata-rata 104 gr 2gr 8%

Sampel tanaman 3

Panen ke- Bobot

buah

Bobot

benih %KA

1 0 gr 0 gr 0%

2 129 gr 1,82 gr 6,34%

3 119 gr 1,58 gr 3,44%

4 41 gr 0,79 gr 7,74%

5 33 gr 0,831 gr 7,26%

6 238 gr 3,29 gr 9,44%

Rata-rata 112 gr 1,7 gr 6,8%

Sampel tanaman 5

Panen ke- Bobot

buah

Bobot

benih %KA

1 46 gr 1,095 gr 9,52%

2 179 gr 1,25 gr 7,96%

3 189 gr 2,27 gr 7,46%

4 193 gr 2,91 gr 7,56%

5 287 gr 2,75 gr 8,52%

6 34 gr 0,833 gr 7,26%

Rata-rata 155 gr 1,9 gr 8%

Sampel tanaman 2

Panen ke- Bobot

buah

Bobot

benih %KA

1 10 gr 0,30 gr 7,69%

2 189 gr 2,86 gr 7,52%

3 200 gr 2,37 gr 7,22%

4 43 gr 0,86 gr 7,78%

5 41 gr 0,838 gr 7,34%

6 175 gr 1,21 gr 7,92%

Rata-rata 109 gr 1,4 gr 7,6%

Sampel tanaman 4

Panen ke- Bobot

buah

Bobot

benih %KA

1 36 gr 0,835 gr 7,28%

2 98 gr 1,10 gr 6,48%

3 110 gr 1,015 gr 6,34%

4 138 gr 1,74 gr 6,38%

5 37 gr 0,837 gr 7,28%

6 43 gr 0,841 gr 7,34%

Rata-rata 77 gr 0,8 gr 6,85%

Sampel tanaman 6

Panen ke- Bobot

buah

Bobot

benih %KA

1 30 gr 0,405 gr 7,14%

2 208 gr 2,96 gr 8,75%

3 238 gr 2,31 gr 8,75%

4 211 gr 2,99 gr 8,78%

5 32 gr 0,407 gr 7,14%

6 187 gr 2,26 gr 7,45%

Rata-rata 151 gr 1,9 gr 8%

Page 21: Laporan Tomat

19

Sampel tanaman 7

Panen ke- Bobot

buah

Bobot

benih %KA

1 18 gr 0,60 gr 8,33%

2 137 gr 1,69 gr 6,65%

3 130 gr 1,6 gr 6,15%

4 31 gr 0,406 gr 7,15%

5 133 gr 1,43 gr 6,33%

6 144 gr 2,01 gr 6,95%

Rata-rata 99 gr 1,3 gr 6,9%

Sampel tanaman 8

Panen ke- Bobot

buah

Bobot

benih %KA

1 50 gr 1,83 gr 8,01%

2 200 gr 2,34 gr 6,48%

3 205 gr 2,34 gr 8,41%

4 96 gr 1,80 gr 6,41%

5 299 gr 2,87 gr 8,66%

6 30 gr 0,828 gr 7,21%

Rata-rata 147 gr 2 gr 6%

Sampel tanaman 9

Panen ke- Bobot

buah

Bobot

benih %KA

1 48 gr 1,165 gr 7,03%

2 104 gr 1,75 gr 10,01%

3 48 gr 1,81 gr 8,03%

4 216 gr 3,04 gr 8,94%

5 48 gr 1,81 gr 8,03%

6 216 gr 3,04 gr 8,94%

Rata-rata 113 gr 2,1 gr 8,5%

Sampel tanaman 10

Panen ke- Bobot

buah

Bobot

benih %KA

1 36 gr 0,79 gr 7,81%

2 97 gr 0,75 gr 8,20%

3 50 gr 0,75 gr 10,20%

4 228 gr 3,06 gr 9,20%

5 130 gr 1,88 gr 6,81%

6 123 gr 1,54 gr 6,22%

Rata-rata 111 gr 1,5 gr 8%

Page 22: Laporan Tomat

20

HASIL PANEN TOMAT

Kelompok A1-4

Tomat sayur varietas rempai

Tabel panen umum

PANEN TANGGAL

TOTAL

BOBOT

PANEN

BUAH

TOTAL

BOBOT

PANEN

BENIH

TOTAL

BOBOT

BENIH

SAMPEL

RATA-

RATA %KA

1

Kamis, 16 Mei

2013 1,1 Kg 11,44 gr 0,74 gr 7,85%

2

Sabtu, 18 Mei

2013 1 Kg 21,78 gr 1,74 gr 7,82%

3

Rabu, 22 Mei

2013 2,8 Kg 41,46 gr 1,46 gr 7,40%

4

Kamis, 23 Mei

2013 1 kg 21,38 gr 1,74 gr 6,20%

5

Rabu, 29 Mei

2013 5 kg 39,34 gr 1,69 gr 7,68%

6

Sabtu, 1 Juni

2013 3 Kg 43,42 1,78 7,56%

TOTAL KESELURUHAN 13,9 kg 178,82 gr 9,15 gr 7,42%

Jadi total benih tomat : total bobot panen benih + total bobot benih sampel

178,82 gram + 9,15 gram = 187,97 gram

Page 23: Laporan Tomat

21

BOBOT 1000 BUTIR

Bobot 1000

butir

1 3,445 gr

2 2,99 gr

3 3,485 gr

4 3,505 gr

5 3,19 gr

6 3,535 gr

7 3,145 gr

8 2,92 gr

9 3,485 gr

10 3,285 gr

rata-

rata 3,3 gr

Tabel bobot benih 1000 butir = 3,3 gram

Page 24: Laporan Tomat

22

HASIL PANEN TOMAT

Kelompok B2-3

Tomat sayur varietas rempai

Tabel sampel

Tanaman sampel Bobot buah Bobot benih %KA

1 80 gr 0,215 gr 2%

2 186 gr 1,225 gr 4%

3 100 gr 1,275 gr 5%

4 78 gr 0,185 gr 8%

5 136 gr 2,145 gr 0%

6 30 gr 0,375 gr 4%

7 42 gr 1,29 gr 3%

8 56 gr 0,215 gr 9%

9 44 gr 1,22 gr 12%

10 36 gr 0,18 gr 4%

rata-rata 78,8 gr 0,832 gr 5%

Tabel panen keseluruhan

PANEN TANGGAL

TOTAL BOBOT

PANEN BUAH

TOTAL

KESELURUHAN

BOBOT PANEN

BENIH

1

Kamis, 15 Mei

2013 5 gram

199,6 Gram

2

Sabtu, 18 Mei

2013 150 gram

3

Rabu, 22 Mei

2013 1,5 Kg

4

Kamis, 23 Mei

2013 3,7 kg

5

Rabu, 29 Mei

2013 4,3 kg

6

Sabtu, 1 Juni

2013 2,8 Kg

TOTAL KESELURUHAN 12,30 kg

Page 25: Laporan Tomat

23

5.2 Pembahasan

Berdasarkan data tersebut, dapat dilihat bahwa hasil panen tanaman tomat

varietas rempai beragam, hal tersebut bisa dikarenakan dalam proses budidaya

tanaman tomat tersebut terdapat beberapa perbedaan dan bisa menyebabkan hasil

benih kurang optimal, kami sadari banyak beberapa kendala dalam proses

budidaya buah tomat varietas rempai tersebut.

Pertama dalam hal persiapan lahan. Tomat merupakan tanaman yang bisa

tumbuh pada keasaman tanah (pH) sekitar 6,5. Pada lahan GG tempat kita

menanam tomat, lahan tersebut ber pH 6-6,5. Hal tersebut sangat efektif untuk

pertumbuhan tanaman tomat. Namun, pada kenyataannya, hasil produksi yang

kami terima belum cukup optimal. Hal tersebut bisa terjadi karena kurangnya

perawatan & penyiraman yang kami lakukan.

Pada proses transplanting atau pindah tanam tanaman tomat, terjadi

beberapa kesalahan yang menyebabkan tanaman tomat tersebut mati beberapa

hari kemudian. Dalam pemindahan yang kami lakukan, terjadi kesalahan yaitu

kami mengangkat tanaman tersebut tanpa disertai tanah, hanya tanaman dan

akarnya saja. Dan juga kami terlalu lama diamkan tanaman tomat tersebut

didalam ember sehingga tanaman tersebut mati. Pada literatur yang kami baca,

transplanting harus dilakukan secepat mungkin untuk mencengah tanaman

tersebut mati dan usahakan diangkat bersama tanahnya agar akar didalam tanah

terangkat semua dan tidak mengakibatkan putusnya akar. Kami baca juga, bahwa

transplanting tanaman tomat dilakukan di pagi hari ketika matahari belum terlalu

terik agar mengurang stress tanaman tomat akibat pindahtanam ini. Tetapi yang

kami lakukan adalah pindah tanam dilakukan pada pukul 09.00 dimana jam

tersebut matahari sudah cukup terik sehingga stress tanaman tomat sangat besar

meski kami siram dengan menggunakan air setelah kami tanam di bedengan kami.

Pada transplanting yang kedua, kami lakukan pada sore hari ketika cuaca

mendung, kami mengangkat tanaman tomat dengan tanahnya pada lahan semai

dan kami tanam di bedengan kami. Pada proses transplanting kedua ini, tanaman

tomat kami hanya beberapa yang mati akibat stress. Hal itu bisa terjadi karena

pada cuaca mendung dan ingin hujan, jadi ketika ditanam, tanaman tersebut akan

disiram menggunakan air hujan.

Page 26: Laporan Tomat

24

Pada proses pemeliharaan, banyak hal yang kami rasa mengalami

kekurangan, salah satunya adalah ketika pemeliharaan. Pada pengikatan tanaman

tomat, kami tidak lakukan secara rutin ketika tanaman tersebut tumbuh, hal itu

berakibat tanaman tomat kami tidak tumbuh sempurna ke atas, melainkan

kesamping, hal tersebut juga mempengaruhi perkembangan buah tomat yang

tumbuh kesamping sehingga resiko untuk jatuh sebelum matang karena terkena

kaki atau lain-lain sangat besar. Dan setiap minggu kami amati pertumbuhan juga

pada fase yang butuh pengamatan seperti pada fase generatif dan vegetatif.

Dalam pemupukan, pupuk kami berikan sesuai dengan dosis yang

dianjurkan dan rutin kami berikan pada setiap minggu untuk menambah zat-zat

yang diperlukan untuk pertumbuhan tanaman tersebut. Kami juga rutin setiap

minggu memelihara bedengan kami dengan cara pencabutan gulma dan roguing

untuk menjaga keseragaman tanaman tomat kami.

Pada masa generatif, terdapat beberapa penyakit pada tanaman tomat kami,

salah satunya yaitu penyakit daun menggulung yang disebabkan oleh virus (Potato

Leaf Roll Virus/PLRV). Penyakit tersebut menyebabkan beberapa tanaman tomat

kam harus dicabut karena dikhawatirkan menular kepada tanaman tomat lain yang

masih segar. Hal tersebut mempengaruhi hasil panen tomat kami yang seharusnya

optimal.

Pada hasil panen dapat dilihat bahwa hasil panen kelompok kami lebih besar

dibandingkan kelompok B2-3. Hal tersebut bisa terjadi karena pada kelompok

kami, panen tomat dilakukan rutin untuk menjaga kualitas tomat dan menghindari

kerugian akibat buah tomat yang jatuh ke tanah sebelum kami panen. Dan untuk

kadar air rata-rata, kelompok kami masih optimal untuk disimpan karena kadar air

untuk benih ortodoks harus kurang dari 10% untuk disimpan dalam waktu yang

cukup lama.

Page 27: Laporan Tomat

25

BAB VI

Kesimpulan

Kesimpulan dari praktikum ini adalah perlakuan dan faktor pendukung

dalam praktik ini sangatlah penting dalam menjaga keseragaman tanaman tomat

dan faktor tersebut sangat mempengaruhi hasil panen. Semakin kita rajin untuk

memelihara bedengan dan selalu cek kondisi tanaman dan faktor pendukungnya,

maka hasil yang didapatkan bisa maksimal.

Page 28: Laporan Tomat

26

BAB VII

Daftar Pustaka

Anonymous, 1979. Vegetable Production Training Manual. Asian Vegetable

Research and Development Center. Shanhua. Tainan. ROC.

Anonymous, 2013. Tomat. http://id.wikipedia.org/wiki/tomat

Atherthon J.G., and J. Rudich. 1986. The Tomato Crop. Published by Chapman

and Hall. London – New York.

Kartapradja dan Djuariah, 1992. Budidaya Tamaman Tomat. Pertanian. Bandung

Sutopo L, 1990. Teknologi Benih. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Hidayat I.M, 2009. Budidaya dan Produksi Benih Tomat. Puslitbang Pertanian.

Jakarta