laporan tomat
TRANSCRIPT
i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
atas rahmat dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan laporan yang berjudul
“PRODUKSI BENIH TOMAT” yang merupakan tugas praktikum Teknik
Produksi Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura
Oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan
terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Yth.Bapak Sardju SP selaku dosen yang telah banyak membimbing dan
memberikan ilmu kepada penulis.
2. Yth.Bapak Aldi Kamal Wijaya SP, MP, MST selaku asisten dosen yang telah
banyak membimbing dan memberikan ilmu kepada penulis.
3. Yth. Bapak Abdul Goni SP, selaku asisten dosen yang banyak membimbing dan
memberikan ilmu kepada penulis.
4. Yth. Ibu Mulyani SE, selaku asisten dosen yang banyak membimbing dan
memberikan ilmu kepada penulis.
5. Serta teman-teman penulis yang selalu memberikan dukungan dalam pembuataan
laporan ini.
Semoga segala bantuan yang tidak ternilai harganya ini mendapat imbalan
dari Allah SWT sebagai amal ibadah, Amin.
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan,
oleh karena itu kritik saran yang membangun dari berbagai pihak sangat penulis
harapkan demi perbaikan-perbaikan ke depan. Amin Yaa Rabbal ‘Alamiin
Bogor, 09 Juni 2013
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................................. i
DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii
BAB I Pendahuluan ................................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang .............................................................................................. 1
1.2 Tujuan ............................................................................................................ 2
BAB II Tinjauan Pustaka ........................................................................................ 3
BAB III Bahan dan Metode .................................................................................... 7
3.1 Bahan ............................................................................................................. 7
3.2 Metode Praktikum ......................................................................................... 7
BAB IV Proses Produksi Benih ............................................................................ 10
BAB V Hasil dan Pembahasan ............................................................................. 15
5.1 Hasil ............................................................................................................. 15
5.2 Pembahasan ................................................................................................. 23
BAB VI Kesimpulan ............................................................................................ 25
BAB VII Daftar Pustaka ....................................................................................... 26
1
BAB I
Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Tomat merupakan satu dari sayuran yang paling banyak dibudidayakan di
dunia. Sebagai sayuran buah, tomat merupakan sumber vitamin A dan C. Tomat
tumbuh baik pada temperatur 20 -27oC, pembentuknan buah terhambat pada
temperatur >30 oC atau < 10
oC. Tomat baik ditanam pada tanah yang berdrainasi
baik, dengan pH optimum 6.0 – 7.0. Tomat dapat ditanam sebagai rotasi pada
lahan sawah. Hindari menanam tomat pada lahan yang sebelumnya ditanami
tanaman dari keluarga Solanaceae, seperti: terung, cabai, tomat dan yang lainnya
untuk menghindarkan hama dan penyakit. Beberapa tipe tomat yang
dibudidayakan antara lain: buah segar (biasanya berwarna merah dengan variasi
dalam bentuk, ukuran dan warna); chery – buah kecil; dan prosesing – buah
dengan warna merah yang kuat dan tinggi dalam kandungan bahan padat, sesuai
untuk dibuat pasta, sup atau saos. Berdasarkan pertumbuhannya, tomat
diklasifikasikan sebagai determinat (menyemak, pendek) dimana pertumbuhan
batang diakhiri dengan karangan bunga, semideterminat atau indeterminat (tinggi)
tumbuh berterusan menghasilkan daun dan bunga. Pada indeterminat,
memungkinkan masa panen yang lebih panjang, yang mungkin bermanfaat pada
waktu harga berfluktuasi, akan tetapi jenis ini perlu menggunakan turus dan harus
dipangkas secara teratur yang dapat menambah tenaga kerja. Untuk varietas yang
ditanam dapat dipilih berdasarkan varietas yang tahan penyakit, disesuaikan
dengan musim, atau varietas hibrida maupun OP, tergantung dari kebutuhan budi
daya.
Benih yang bersal bukan dari parental (induk) bermutu akan membuat
produksivitas buah menjadi rendah, sehingga daya saing juga menjadi rendah.
Artinya, biaya bisa saja tetap atau lebih tinggi, tetapi jumlah produksi menurun
sehingga pendapatannya menurun. Karena itulah, sebaiknya petani membeli benih
bermutu sehingga produksivitas tomat menjadi lebih tinggi.
2
Buah tomat saat ini merupakan salah satu komoditas hortikultura yang
bernilai ekonomi tinggi dan masih memerlukan penanganan serius, terutama
dalam hal peningkatan hasilnya dan kualitas buahnya. Apabila dilihat dari rata-
rata produksinya, ternyata tomat di Indonesia masih rendah, yaitu 6,3 ton/ha jika
dibandingkan dengan negara-negara Taiwan, Saudi Arabia dan India yang
berturut-turut 21 ton/ha, 13,4 ton/ha dan 9,5 ton/ha. Rendahnya produksi tomat di
Indonesia kemungkinan disebabkan varietas yang ditanam tidak cocok, kultur
teknis yang kurang baik atau pemberantasan hama/penyakit yang kurang efisien.
Kebanyakan varietas tomat hanya cocok ditanam di dataran tinggi, tetapi
oleh Badan Penelitian dan Pengambangan Pertanian telah dilepas varietas tomat
untuk dataran rendah, yaitu Ratna, Berlian, Mutiara serta beberapa varietas
lainnya. Namun seringkali terjadi penanaman tomat tanpa memperhatikan
kualitasnya, sehingga hasil dan kualitas buahnya sangat rendah. Oleh karena itu
untuk memenuhi kebutuhan tomat yang semakin tinggi maka penelitian perlu
diarahkan untuk meningkatkan hasil dan kualitas buah tomat dengan menanam
varietas-varietas unggul.
Kemampuan tomat untuk dapat menghasilkan buah sangat tergantung pada
interaksi antara pertumbuhan tanaman dan kondisi lingkungannya. Faktor lain
yang menyebabkan produksi tomat rendah adalah penggunaan pupuk yang belum
optimal sertta pola tanam yang belum tepat. Upaya untuk menanggulangi kendala
tersebut adalah dengan perbaikan teknik budidaya. Salah satu teknik budidaya
tanaman yang diharapkan dapat meningkatkan hasil dan kualitas tomat adalah
pemilihan benih tomat.
1.2 Tujuan
Tujuan praktikum ini adalah untuk mengetahui cara memproduksi benih
tomat secara benar. Dan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi
dalam memproduksi benih tomat. Serta mengetahui cara budidaya tanaman toman
untuk diambih benihnya.
3
BAB II
Tinjauan Pustaka
Tomat
Klasifikasi ilmiah
Kerajaan: Plantae
(tidak termasuk) Eudicots
Ordo: Solanales
Famili: Solanaceae
Genus: Solanum
Spesies: S. lycopersicum
Nama binomial
Solanum lycopersicum
L.
Sinonim
Lycopersicon lycopersicum
Lycopersicon esculentum
Tomat (Solanum lycopersicum syn. Lycopersicum esculentum)
adalah tumbuhan dari keluarga Solanaceae, tumbuhan asli Amerika
tengah dan Selatan, dari Meksiko sampai Peru. Tomat merupakan tumbuhan
siklus hidup singkat, dapat tumbuh setinggi 1 sampai 3 meter. Tomat merupakan
keluarga dekat dari kentang.
Kata tomat berasal dari bahasa Aztek, salah satu suku Indian yaitu xitomate
atau xitotomate. Tanaman tomat berasal dari negara Peru dan Ekuador, kemudian
menyebar ke seluruh Amerika, terutama ke wilayah yang beriklim tropik, sebagai
gulma. Penyebaran tanaman tomat ini dilakukan oleh burung yang makan buah
4
tomat dan kotorannya tersebar kemana-mana. Penyebaran tomat ke Eropa dan
Asia dilakukan oleh orang Spanyol. Tomat ditanam di Indonesia sesudah
kedatangan orang Belanda. Dengan demikian, tanaman tomat sudah tersebar ke
seluruh dunia, baik di daerah tropik maupun subtropik. Tanaman tomat termasuk
tanaman semusim yang berumur sekitar 4 bulan. Tanaman tomat dapat tumbuh di
wilayah dengan iklim mediterania.
Terdapat ratusan kultivar tomat yang dibudidayakan dan diperdagangkan.
Pengelompokan hampir selalu didasarkan pada penampilan atau kegunaan
buahnya. Berdasarkan penampilannya, terdapat buah tomat dengan kisaran warna
dari hijau ketika masak, kuning, jingga, merah, ungu (hitam), serta belang-belang.
Dari ukuran dan bentuk, orang mengenal kelompok tomat:
granola yang bentuknya bulat dengan pangkal buah mendatar dan
mencakup yang biasanya dikenal sebagai tomat buah (karena dapat
dimakan langsung),
gondol yang biasa dibuat saus dengan bentuk lonjong oval (biasanya yang
ditanam di Indonesia adalah kultivar 'Gondol Hijau' dan 'Gondol Putih',
dan keturunan dari kultivar impor 'Roma') dan termasuk pula tomat buah,
sayur adalah tomat dengan buah biasanya padat dan dipakai untuk diolah
dalam masakan
ceri (tomat ranti) yang berukuran kecil dan tersusun berangkai pada
tangkai buah yang panjang.
Berdasarkan kegunaannya, orang mengenal tomat buah, tomat sayur, serta
tomat lalapan. Berdasarkan hal ini, fungsi tomat merupakan klasifikasi dari buah
maupun sayuran, walaupun struktur tomat adalah struktur buah.
Dalam budidaya tanaman tomat, ada beberapa syarat agar tomat tersebut
dapat tumbuh secara optimal yaitu:
Iklim
1. Curah hujan yang sesuai untuk pertumbuhan tanaman tomat adalah 750 mm-
1.250 mm/tahun. Keadaan ini berhubungan erat dengan ketersediaan air tanah
5
bagi tanaman, terutama di daerah yang tidak terdapat irigasi teknis. Curah hujan
yang tinggi (banyak hujan) juga dapat menghambat persarian.
2. Kekurangan sinar matahari menyebabkan tanaman tomat mudah terserang
penyakit, baik parasit maupun non parasit. Sinar matahari berintensitas tinggi
akan menghasilkan vitamin C dan karoten (provitamin A) yang lebih tinggi.
Penyerapan unsur hara yang maksimal oleh tanaman tomat akan dicapai apabila
pencahayaan selama 12-14 jam/hari, sedangkan intensitas cahaya yang
dikehendaki adalah 0,25 mj/m2 per jam.
3. Suhu udara rata-rata harian yang optimal untuk pertumbuhan tanaman tomat
adalah suhu siang hari 18-29 derajat C dan pada malam hari 10-20 derajat C.
Untuk negara yang mempunyai empat musim digunakan heater (pemanas) untuk
mengatur udara ketika musim dingin, udara panas dari heater disalurkan ke dalam
green house melalui saluran fleksibel warna putih.
4. Kelembaban relatif yang tinggi sekitar 25% akan merangsang pertumbuhan
untuk tanaman tomat yang masih muda karena asimilasi CO2 menjadi lebih baik
melalui stomata yang membuka lebih banyak. Tetapi, kelembaban relatif yang
tinggi juga merangsang mikro organisme pengganggu tanaman.
Media Tanam
1. Tanaman tomat dapat ditanam di segala jenis tanah, mulai tanah pasir sampai
tanah lempung berpasir yang subur, gembur, banyak mengandung bahan organik
serta unsur hara dan mudah merembeskan air. Selain itu akar tanaman tomat
rentan terhadap kekurangan oksigen, oleh karena itu air tidak boleh tergenang.
2. Tanah dengan derajat keasaman (pH) berkisar 5,5-7,0 sangat cocok untuk
budidaya tomat.
3. Dalam pembudidayaan tanaman tomat, sebaiknya dipilih lokasi yang topografi
tanahnya datar, sehingga tidak perlu dibuat teras-teras dan tanggul.
Ketinggian Tempat
Tanaman tomat dapat tumbuh di berbagai ketinggian tempat, baik di dataran
tinggi maupun di dataran rendah, tergantung varietasnya. Tanaman tomat yang
sesuai untuk ditanam di dataran tinggi misalnya varietas berlian, varietas mutiara,
6
varietas kada. Sedangkan varietas yang sesuai ditanam di dataran rendah misalnya
varietas intan, varietas ratna, varietas berlian, varietas LV, varietas CLN. Selain
itu, ada varietas tanaman tomat yang cocok ditanam di dataran rendah maupun di
dataran tinggi antara lain varietas tomat GH 2, varietas tomat GH 4, varietas
berlian, varietas mutiara.
Dalam proses budidaya tanaman tomat, diperlukan mulsa dalam menutupi
bedengan tanaman tomat. Mulsa yang dipakai adalah Mulsa Plastik Hitam Perak.
Beberapa keuntungan penggunaan mulsa plastik yaitu :
a. Mengurangi fluktuasi suhu tanah.
b. Mengurangi evaporasi tanah, sehingga kelembaban tanah dapat dipertahankan.
c. Mengurangi kerusakan (erosi) tanah karena air hujan.
d. Menekan pertumbuhan gulma, mengurangi pencucian hara terutama Nitrogen
dan meningkatkan aktivitas mikrobiologi tanah.
e. Mengurangi serangan hama pengisap (Thrips, tungau dan kutu daun) dan
penyakit tular tanah (rebah kecambah dan akar bengkak).
Dalam pertumbuhan tanaman tomat, diperlukan ajir untuk mencegah
tanaman tomat tersebut roboh.
7
BAB III
Bahan dan Metode
3.1 Bahan
Alat:
Cangkul
Kored
Mulsa Plastik Hitam Perak
Tugal
Tali Rapia
Meteran/Penggaris
Ajir
Tray Semai
Media Tanam
Gembor
Ember
Cemplongan
Bahan:
Benih Tomat Sayur varietas Rempai
Pupuk Kandang
Pupuk NPK Mutiara 16:16:16
Fungisida Antracol dan Dithene
3.2 Metode Praktikum
1. Semai benih Tomat Sayur verietas Rempai dalam tray semai/lahan semai
yang telah terisi oleh media tanam. Semai selama + 2-3 minggu sampai
benih tersebut telah siap dipindahtanamkan (transplanting)
2. Siapkan lahan untuk penanaman tomat (dalam praktikum kali ini, lahan
untuk tomat sebesar (4x5)meter), buat bedengan sebanyak 4 bedengan
dengan ukuran lebar bedengan sebesar 1 meter dan panjang bedengan 5
meter serta tinggi bedengan 20-30cm
8
3. Ratakan bedengan lalu taburkan pupuk kandang diatas bedengan dan
diamkan selama 1 minggu agar nitrogen pada pupuk kandang tidak terlalu
banyak.
4. Setelah 1 minggu, aduk pupuk kandang dengan tanah bedengan lalu
ratakan kembali. Setelah itu, tutup semua bedengan dengan menggunakan
Mulsa Plastik Hitam Perak. Bagian perak mulsa menghadap atas. Cara
pemasangan mulsa adalah dengan cara menarik kedua ujung mulsa hingga
menutupi bedengan tomat, lalu tahan dengan menggunakan ajir kecil pada
sekeliling mulsa.
5. Setelah mulsa terpasang sempurna, lubangi mulsa tersebut dengan
menggunakan alat pembolong yaitu cemplongan dengan jarak antar lubang
50 cm.
6. Pada lubang tanam, beri ajir sepanjang + 1 meter dengan cara di tancapkan
kedalam lubang tanam untuk menyangga tanaman tomat.
7. Setelah umur semai sudah mencukupi, pindahkan (transplanting) tanaman
tomat tersebut dari tray semai/lahan semai ke lahan tomat. Beri lubang
pada lubang tanam dengan menggunakan tugal sedalam + 7cm. Masukan
tanaman tomat kedalam lubang tersebut lalu tutup dengan menggunakan
tanah. Ikat tanaman tersebut pada ajir yang telah terpasang pada lubang
tanam lalu siram dengan menggunakan air untuk mengurang stres pada
tanaman toman yang baru dipindahkan.
8. Jika beberapa minggu kemudian tanaman yang dipindah tanamkan mati,
ganti dengan menggunakan tanaman yang baru, ulangi langkah ke 7.
9. Ambil 10 tanaman untuk dijadikan sampel komoditas tomat yang kita
tanam. Amati perkembangan tanaman setiap minggu serta melakukan
pemeliharaan bedengan dengan cara roguing pada setiap minggunya dan
pemupukan dengan menggunakan pupuk NPK Mutiara dicampur dengan
fungisida Dithene/Antracol pada setiap minggu.
10. Catat perkembangan tanaman sampel mulai dari fase vegetatif sampai fase
sebelum panen. Catat ukuran kuantitatif tanaman sampel setiap minggu.
11. Panen tanaman tomat yang telah masak fisiologis dengan ciri buah tomat
berwarna merah atau hijau bergaris merah.
9
12. Lakukan ekstraksi buah tomat dengan cara rendam benih tomat dalam air
selama + 24 jam hingga benih lepas dari lendir. Jemur benih tomat hingga
kadar air menurun lalu siap untuk dijadikan benih selanjutnya.
13. Catat semua total bobot hasil panen, tanaman sampel, kadar air, viabilitas
(daya berkecembah) dan bobot seribu butir benih tomat.
10
BAB IV
Proses Produksi Benih
A. Persiapan tanam
Setelah tanah diolah dengan baik dan dibuat bedengan dengan lebar 1 m
tinggi 20 cm dimusim kemarau dan 35 cm di musim penghujan, jarak antar
bedengan 50 cm untuk memudahkan drainasi pada musim penghujan. Mulsa
plastik atau jerami dapat digunakan untuk menutupi permukaan tanah. Bila
temperatur >28oC, mulsa plastik harus ditutupi jerami. Jumlah tanaman adalah
33.000/ha untuk indeterminat, dan 16.000/ha untuk determinat.
B. Persyaratan tanah
pH tanah harus dipertahankan pada 6.5, kalau perlu dengan pengapuran.
Persiapan tanah dan pemupukan hampir sama dengan untuk produksi buah, atau
lebih tinggi terutama kandungan fosfor. Pemberian N biasanya setengah dari
kalium untuk memelihara keseimbangan antara pembungaan dan pertumbuhan
vegetatif.
C. Perlakuan benih
Diperkirakan 250 g benih (sekitar 70 000 biji) diperlukan untuk tipe
indeterminat dan 125 g untuk tipe determinat diperlukan untuk 1 ha. Benih
disemai di pesemaian atau baki pesemaian sedalam 0.5 cm, 750-900 biji. Bila
sudah berdaun 2 (8 hari setelah semai), semaian dibumbun, dan dipelihara
dipersemaian, dengan penyiraman yang teratur, pemupukan dengan larutan pupuk
ZA 0.5% (0.5 g/l), 0.25% urea atau 0.1% larutan nitrophoska. Penyemprotan
fungisida seperti Captan atau Thiram untuk mengurangi damping off. Hama
seperti: Bemissia, thrips dan aphids dapat menularkan virus. Untuk
menghindarkannya, tutupi pesemaian dengan kain jala 60 mesh. Bila semaian
sudah mempunyai 4-5 daun, tambah penyinaran 6-9 hari sebelum semaian
dipindahkan ke lapangan.
11
D. Pemupukan
Untuk hasil yang optimum, tanaman tomat perlu diberi pupuk organik dan
organik. Total N (kg/ha) yang diperlukan untuk mencapai target hasil buah
diperkirakan dengan kelipatan 2.4. Sedangkan untuk P2O5 dan K2O diperkirakan
dengan kelipatan pengambilan N masing masing dengan 0.35 dan 1.45. Sebagai
contoh: untuk potensi hasil tomat 40 ton/ha iperlukan 40 x 2.4 = 96 kg N. Utuk
P2O5 96 x 0.35 = 34 kg, dan K2O: 96 x 1.45 = 140 kg. Di daerah Tropis
biasanya pemupukan berkisar 60-120 kg N/ha, 60-140 kg P2O5//ha dan 60-120 kg
K2O /ha, setengahnya diberikan sebagai pupuk dasar dan sisanya diberikan
sebagai pupuk susulan pada pembentukan buah pertama.
E. Isolasi
Tomat merupakan tanaman menyerbuk sendiri, akan tetapi penyerbukan
silang dapat terjadi karena selalu ada kemungkinan serangga membawa tepung
sari dari luar, atau adaya serangga yang mampu menyerbukkan silang, atau
bunga dengan putik yang panjang hingga memungkinkan terjadinya serbuk silang.
Jarak isolasi minimum antara varietas yang berbeda antara 30 – 200 m, untuk
menghindarkan pencampuran sewaktu panen. Untuk varietas hibrida, jarak yang
diperlukan tidak lebih dari 2 m.
F. Roguing
Tanaman yang menyimpang secara morfologis harus dicabut dan dibuang.
Roguing dilakukan sebelum pembungaan, pada masa pembungaan awal, dan pada
saat buah pertama matang. Panen dan Prosesing Benih Buah matang dipanen,
terutama buah hasil persilangan dipanen dari galur betina yang biasanya terdapat
label pada kalik. Buah matang dipotong melintang, kemudian dikeluarkan biji
dengan lapisan beningnya ke dalam wadah yang disediakan. Pisahkan kulit dan
bagian buah yang terbawa. Biji kemudian difermentasi sampai 3-5 hari pada 20-
25oC. Bila lapisan bening sudah pecah, biji dikocok beberapa kali untuk proses
fermentasi yang seragam dan mencegah perubahan warna biji. Proses fermentasi
jangan sampai melampaui masa pecahnya lapisan bening biji, karena dapat
menyebabkan perkecambahan dini. Biji kemudian dicuci dengan air kemudian
12
saring, dan hal ini dilakukan beberapa kali sampai biji bersih. Pengeringan dapat
dilakukan setelah air ditiriskan melalui kain, kemudian biji dihamparkan pada alas
yang sesuai dan dikeringkan di bawah sinar matahari, sesekali dibalikkan. Benih
yang kering kemudian disimpan di tempat kering dan kedap udara, seperti halnya
menyimpan benih sayuran lainnya.
G. Pengairan
Diperlukan pengairan cukup pada setiap stadia pertumbuhan tomat
terutama untuk tipe indeterminat. Pengairan diperlukan terutama dalam periode
satu bulan setelah pemindahan ke lapangan. Bila perakaran sudah berkembang,
pengairan yang lebih diperlukan, akan tetapi dengan frekuensi yang lebih jarang,
disesuaikan dengan kebutuhan. Tanaman tomat tidak tahan terhadap genangan air,
karena itu harus segera dikeringkan antara 1-3 hari.
H. Pemeliharaan
Pemberian turus diberikan agar tanaman tidak menyentuh tanah, dan
menambah ukuran dan jumlah buah, memudahkan penyemprotan dan mengurangi
busuk buah. Pada tipe indeterminat, pemberian turus memudahkan pemangkasan
dan pemeliharaan lainnya. Pemangkasan tunas untuk membatasi tunas yang
tumbuh dapat mempercepat kematangan buah, mendorong keseragaman buah dan
ukuran buah yang lebih besar, memperbaiki sirkulasi udara diantara kanopi
tanaman yang memudahkan penyemprotan dan mengurangi penyakit.
Pemangkasan dapat juga dilakukan terhadap bunga, sehingga buah yang
dihasilkan berukuran lebih besar dan seragam sesuai dengan yang diharapkan atau
harga. Gulma dapat menyaingi cahaya, air dan hara, serta dapat menjadi inang
patogen. Penyiangan dengan manual atau penggunaan mulsa organik dapat
dilakukan.
13
I. Pengendalian hama dan penyakit tanaman
Periksalah terjadinya serangan hama dan penyakit di lapangan sebelum
mengambil tindalkan pengendalian. Gunakan pestisida yang sesuai dan tepat
untuk target sasaran, serta sesuaikan dengan anjuran keselamatan manusia dan
lingkungan. Penyakit yang biasa menyerang tanaman tomat: Busuk daun
(Phytophthora infestans), Xanthomonas campestris pv. Vesicatoria, Alternaria
solani, Stemphyllium solani, Ralstonia solanacearum, Sclerotium rolfsii, Fusarium
oxysforum f.sp lycopersici, Tomato Yelow Leaf Curl Virus (TYLCV). Sedangkan
hama yang biasa menyerang tomat: ulat buah (Helicoverpa armigera), nematoda
bengkak akar (Meloidogyne incognita, M. Javanica, M. Arenaria). Selain
penggunaan pestisida dapat dilakukan juga dengan rotasi tanaman, menanam
varietas yang resisten, penggunaan sprikler (bemissia), drainasi, pH tanah di atas
5.5
J. Pemanenan
Tomat dapat dipanen pada beberapa stadia buah, tergantung keperluan
pasar dan pemasarannya. Untuk pengangkutan jauh, tomat dapat dipanen pada
stadia breaker (tidak lebih dari 10% permukaan buah berwarna kekuningan, merah
muda atau merah. Penanganan paska panen akan mempengaruhi kualitas buah.
Hindarkan kerusakan buah, dan jangan mencampur buah yang rusak dengan buah
yang mulus. Panen sebaiknya dilakukan pada cuaca sejuk di pagi hari. Tempatkan
buah pada tempat sejuk dan terlindung dengan ventilasi yang baik, serta
kelembaban 85 – 90%. Apabila perlu, buah yang belum terlalu tua dapat juga
dipanen dan dibiarkan menjadi masak sebelum benih di ekstraksi. Penundaan
ekstraksi benih pada buah yang berwarna merah pada saat panen, dapat
memperbaiki kualitas/mutu benih.
14
K. Pascapanen
Buah tomat yang sudah dipetik dan terkumpul harus segera dibersihkan
dari segala kotoran yang menempel dari permukaan kulitnya, baik berupa debu,
percikan tanah, maupun sisa-sisa pestisida dan pupuk daun yang disemprotkan
pada saat pemeliharaan tanaman. Buah tomat dapat dicuci dengan zat kimia
pembersih kotoran dan residu pestisida, yaitu zat neutral cleaner brogdex dan
britex wax. Dengan pencucian buah menjadi bersih dari segala kotoran dan
terlindung dari kuman-kuman penyakit, serta dapat menurunkan temperatur dalam
buah sehingga proses respirasi dalam buah dapat terhambat.
15
BAB V
Hasil dan Pembahasan
5.1 Hasil
Pemeriksaan Pendahuluan Produksi Benih
(dilakukan pada awal praktikum)
Kelompok : A1-4
Komositi/varietas : Kedelai dan Tomat sayur
Perlakuan :
Minggu ke/tanggal :
No Variabel pengawasan Keterangan (Hasil Pengawasan)
1 Peta lokasi
2 Batas lahan :
Sebelah utara Perkampungan warga
Sebelah selatan Perkampungan warga
Sebelah barat Lahan tomat kelompok A2-3, lahan kedelai kelompok A2-1
Sebelah timur Perkampungan warga
3 Blok dan luas lahan Blok 1 luas lahan 5x6 M
4 Sejarah lahan Blok 1 lahan bera, blok 3 kacang hijau
5 Kesuburan tanah;
Jenis tanah latasol
PH tanah Ph tanah rendah 4,5-5
kKelemahan tanah cukup lemah
Alat pengolah tanah teraktor
Frekuensi pengolahan 2 kali
kedalaman olah kurang lebih 20
Sistem perairan memakai saluran air/drainase
16
PENGAMATAN TOMAT
2
8/3
/13
Sample 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Tinggi 24 28 20 22 20 19 19 18 21 16
∑Daun 20 42 56 56 56 39 30 25 48 25
∑Batang 5 7 8 8 8 8 6 5 6 5
25/4
/13
Sample 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Tinggi 46 64 66 67 60 62 42 42 59 53
∑Cabang 6 7 7 4 2 6 13 11 5 4
∑Bunga 42 32 53 60 96 55 57 52 50 70
∑Buah 2 34 21 13 27 19 15 38 47 13
2/5
/13
Sample 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Tinggi 58 79 66 67 60 62 44 52 60 60
∑Cabang 6 7 7 4 2 6 13 11 5 4
∑Bunga 30 45 25 53 119 50 96 93 36 62
∑Buah 46 83 56 43 105 93 56 96 86 58
17
Pengamatan Tanaman Contoh Fase Vegetatif dan generatif
Kelompok : A1-4
Komoditi/varietas : Tomat sayur varietas rempai
Perlakuan :
Minggu ke/tanggal :
No Tolok Ukur Tanaman Contoh
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A. Fase vegetatif
1 Tinggi tanaman (cm) 24 20 20 22 20 19 19 18 21 76
2 Jumlah daun (bh) 20 42 56 56 56 30 25 48 25 25
3 Jumlah cabang (bh) 5 7 8 8 8 8 6 5 6 5
B. Fase generatif
1 Awal berbunga (hr/ mg) MINGGU KE 4 SETELAH TANAM (11 APRIL 2013 )
2 50 % (hr/mg) MINGGU KE 5 ( 18 APRIL2013 - 20 APRIL)
3 Berbunga 75% (hr/mg) MINGGU KE 6 SETELAH TANAM ( 25 APRIL 2013 - 29 APRIL 2013)
4 Jumlah bunga 70 128 81 162 155 129 152 189 122 120
5 Produksi Buah 104 gr 109 gr 112 gr 77 gr 155 gr 151 gr 99 gr 147 gr 113 gr 111 gr
6 Produksi Benih 2 gr 1,4 gr 1,7 gr 0,8 gr 1,9 gr 1,9 gr 1,3 gr 2 gr 2,1 gr 1,5 gr
7 Persentase Rendemen Benih 2% 1,00% 1,50% 1% 1,20% 1,20% 1,30% 1,30% 1,85% 1,40%
8 Bobot 1000 Butir 3,445 gr 2,99 gr 3,485 gr 3,505 gr 3,19 gr 3,535 gr 3,145 gr 2,92 gr 3,485 gr 3,285 gr
18
Panen Tanaman sampel
Rabu, 22 Mei 2013 sampai dengan Sabtu, 1 Juni 2013
Sampel tanaman 1
Panen ke- Bobot
buah
Bobot
benih %KA
1 0 gr 0 gr 0%
2 137 gr 1,505 gr 9,87%
3 118 gr 1,295 gr 8,24%
4 131 gr 1,62 gr 6,29%
5 235 gr 3,26 gr 9,44%
6 136 gr 1,93 gr 6,87%
Rata-rata 104 gr 2gr 8%
Sampel tanaman 3
Panen ke- Bobot
buah
Bobot
benih %KA
1 0 gr 0 gr 0%
2 129 gr 1,82 gr 6,34%
3 119 gr 1,58 gr 3,44%
4 41 gr 0,79 gr 7,74%
5 33 gr 0,831 gr 7,26%
6 238 gr 3,29 gr 9,44%
Rata-rata 112 gr 1,7 gr 6,8%
Sampel tanaman 5
Panen ke- Bobot
buah
Bobot
benih %KA
1 46 gr 1,095 gr 9,52%
2 179 gr 1,25 gr 7,96%
3 189 gr 2,27 gr 7,46%
4 193 gr 2,91 gr 7,56%
5 287 gr 2,75 gr 8,52%
6 34 gr 0,833 gr 7,26%
Rata-rata 155 gr 1,9 gr 8%
Sampel tanaman 2
Panen ke- Bobot
buah
Bobot
benih %KA
1 10 gr 0,30 gr 7,69%
2 189 gr 2,86 gr 7,52%
3 200 gr 2,37 gr 7,22%
4 43 gr 0,86 gr 7,78%
5 41 gr 0,838 gr 7,34%
6 175 gr 1,21 gr 7,92%
Rata-rata 109 gr 1,4 gr 7,6%
Sampel tanaman 4
Panen ke- Bobot
buah
Bobot
benih %KA
1 36 gr 0,835 gr 7,28%
2 98 gr 1,10 gr 6,48%
3 110 gr 1,015 gr 6,34%
4 138 gr 1,74 gr 6,38%
5 37 gr 0,837 gr 7,28%
6 43 gr 0,841 gr 7,34%
Rata-rata 77 gr 0,8 gr 6,85%
Sampel tanaman 6
Panen ke- Bobot
buah
Bobot
benih %KA
1 30 gr 0,405 gr 7,14%
2 208 gr 2,96 gr 8,75%
3 238 gr 2,31 gr 8,75%
4 211 gr 2,99 gr 8,78%
5 32 gr 0,407 gr 7,14%
6 187 gr 2,26 gr 7,45%
Rata-rata 151 gr 1,9 gr 8%
19
Sampel tanaman 7
Panen ke- Bobot
buah
Bobot
benih %KA
1 18 gr 0,60 gr 8,33%
2 137 gr 1,69 gr 6,65%
3 130 gr 1,6 gr 6,15%
4 31 gr 0,406 gr 7,15%
5 133 gr 1,43 gr 6,33%
6 144 gr 2,01 gr 6,95%
Rata-rata 99 gr 1,3 gr 6,9%
Sampel tanaman 8
Panen ke- Bobot
buah
Bobot
benih %KA
1 50 gr 1,83 gr 8,01%
2 200 gr 2,34 gr 6,48%
3 205 gr 2,34 gr 8,41%
4 96 gr 1,80 gr 6,41%
5 299 gr 2,87 gr 8,66%
6 30 gr 0,828 gr 7,21%
Rata-rata 147 gr 2 gr 6%
Sampel tanaman 9
Panen ke- Bobot
buah
Bobot
benih %KA
1 48 gr 1,165 gr 7,03%
2 104 gr 1,75 gr 10,01%
3 48 gr 1,81 gr 8,03%
4 216 gr 3,04 gr 8,94%
5 48 gr 1,81 gr 8,03%
6 216 gr 3,04 gr 8,94%
Rata-rata 113 gr 2,1 gr 8,5%
Sampel tanaman 10
Panen ke- Bobot
buah
Bobot
benih %KA
1 36 gr 0,79 gr 7,81%
2 97 gr 0,75 gr 8,20%
3 50 gr 0,75 gr 10,20%
4 228 gr 3,06 gr 9,20%
5 130 gr 1,88 gr 6,81%
6 123 gr 1,54 gr 6,22%
Rata-rata 111 gr 1,5 gr 8%
20
HASIL PANEN TOMAT
Kelompok A1-4
Tomat sayur varietas rempai
Tabel panen umum
PANEN TANGGAL
TOTAL
BOBOT
PANEN
BUAH
TOTAL
BOBOT
PANEN
BENIH
TOTAL
BOBOT
BENIH
SAMPEL
RATA-
RATA %KA
1
Kamis, 16 Mei
2013 1,1 Kg 11,44 gr 0,74 gr 7,85%
2
Sabtu, 18 Mei
2013 1 Kg 21,78 gr 1,74 gr 7,82%
3
Rabu, 22 Mei
2013 2,8 Kg 41,46 gr 1,46 gr 7,40%
4
Kamis, 23 Mei
2013 1 kg 21,38 gr 1,74 gr 6,20%
5
Rabu, 29 Mei
2013 5 kg 39,34 gr 1,69 gr 7,68%
6
Sabtu, 1 Juni
2013 3 Kg 43,42 1,78 7,56%
TOTAL KESELURUHAN 13,9 kg 178,82 gr 9,15 gr 7,42%
Jadi total benih tomat : total bobot panen benih + total bobot benih sampel
178,82 gram + 9,15 gram = 187,97 gram
21
BOBOT 1000 BUTIR
Bobot 1000
butir
1 3,445 gr
2 2,99 gr
3 3,485 gr
4 3,505 gr
5 3,19 gr
6 3,535 gr
7 3,145 gr
8 2,92 gr
9 3,485 gr
10 3,285 gr
rata-
rata 3,3 gr
Tabel bobot benih 1000 butir = 3,3 gram
22
HASIL PANEN TOMAT
Kelompok B2-3
Tomat sayur varietas rempai
Tabel sampel
Tanaman sampel Bobot buah Bobot benih %KA
1 80 gr 0,215 gr 2%
2 186 gr 1,225 gr 4%
3 100 gr 1,275 gr 5%
4 78 gr 0,185 gr 8%
5 136 gr 2,145 gr 0%
6 30 gr 0,375 gr 4%
7 42 gr 1,29 gr 3%
8 56 gr 0,215 gr 9%
9 44 gr 1,22 gr 12%
10 36 gr 0,18 gr 4%
rata-rata 78,8 gr 0,832 gr 5%
Tabel panen keseluruhan
PANEN TANGGAL
TOTAL BOBOT
PANEN BUAH
TOTAL
KESELURUHAN
BOBOT PANEN
BENIH
1
Kamis, 15 Mei
2013 5 gram
199,6 Gram
2
Sabtu, 18 Mei
2013 150 gram
3
Rabu, 22 Mei
2013 1,5 Kg
4
Kamis, 23 Mei
2013 3,7 kg
5
Rabu, 29 Mei
2013 4,3 kg
6
Sabtu, 1 Juni
2013 2,8 Kg
TOTAL KESELURUHAN 12,30 kg
23
5.2 Pembahasan
Berdasarkan data tersebut, dapat dilihat bahwa hasil panen tanaman tomat
varietas rempai beragam, hal tersebut bisa dikarenakan dalam proses budidaya
tanaman tomat tersebut terdapat beberapa perbedaan dan bisa menyebabkan hasil
benih kurang optimal, kami sadari banyak beberapa kendala dalam proses
budidaya buah tomat varietas rempai tersebut.
Pertama dalam hal persiapan lahan. Tomat merupakan tanaman yang bisa
tumbuh pada keasaman tanah (pH) sekitar 6,5. Pada lahan GG tempat kita
menanam tomat, lahan tersebut ber pH 6-6,5. Hal tersebut sangat efektif untuk
pertumbuhan tanaman tomat. Namun, pada kenyataannya, hasil produksi yang
kami terima belum cukup optimal. Hal tersebut bisa terjadi karena kurangnya
perawatan & penyiraman yang kami lakukan.
Pada proses transplanting atau pindah tanam tanaman tomat, terjadi
beberapa kesalahan yang menyebabkan tanaman tomat tersebut mati beberapa
hari kemudian. Dalam pemindahan yang kami lakukan, terjadi kesalahan yaitu
kami mengangkat tanaman tersebut tanpa disertai tanah, hanya tanaman dan
akarnya saja. Dan juga kami terlalu lama diamkan tanaman tomat tersebut
didalam ember sehingga tanaman tersebut mati. Pada literatur yang kami baca,
transplanting harus dilakukan secepat mungkin untuk mencengah tanaman
tersebut mati dan usahakan diangkat bersama tanahnya agar akar didalam tanah
terangkat semua dan tidak mengakibatkan putusnya akar. Kami baca juga, bahwa
transplanting tanaman tomat dilakukan di pagi hari ketika matahari belum terlalu
terik agar mengurang stress tanaman tomat akibat pindahtanam ini. Tetapi yang
kami lakukan adalah pindah tanam dilakukan pada pukul 09.00 dimana jam
tersebut matahari sudah cukup terik sehingga stress tanaman tomat sangat besar
meski kami siram dengan menggunakan air setelah kami tanam di bedengan kami.
Pada transplanting yang kedua, kami lakukan pada sore hari ketika cuaca
mendung, kami mengangkat tanaman tomat dengan tanahnya pada lahan semai
dan kami tanam di bedengan kami. Pada proses transplanting kedua ini, tanaman
tomat kami hanya beberapa yang mati akibat stress. Hal itu bisa terjadi karena
pada cuaca mendung dan ingin hujan, jadi ketika ditanam, tanaman tersebut akan
disiram menggunakan air hujan.
24
Pada proses pemeliharaan, banyak hal yang kami rasa mengalami
kekurangan, salah satunya adalah ketika pemeliharaan. Pada pengikatan tanaman
tomat, kami tidak lakukan secara rutin ketika tanaman tersebut tumbuh, hal itu
berakibat tanaman tomat kami tidak tumbuh sempurna ke atas, melainkan
kesamping, hal tersebut juga mempengaruhi perkembangan buah tomat yang
tumbuh kesamping sehingga resiko untuk jatuh sebelum matang karena terkena
kaki atau lain-lain sangat besar. Dan setiap minggu kami amati pertumbuhan juga
pada fase yang butuh pengamatan seperti pada fase generatif dan vegetatif.
Dalam pemupukan, pupuk kami berikan sesuai dengan dosis yang
dianjurkan dan rutin kami berikan pada setiap minggu untuk menambah zat-zat
yang diperlukan untuk pertumbuhan tanaman tersebut. Kami juga rutin setiap
minggu memelihara bedengan kami dengan cara pencabutan gulma dan roguing
untuk menjaga keseragaman tanaman tomat kami.
Pada masa generatif, terdapat beberapa penyakit pada tanaman tomat kami,
salah satunya yaitu penyakit daun menggulung yang disebabkan oleh virus (Potato
Leaf Roll Virus/PLRV). Penyakit tersebut menyebabkan beberapa tanaman tomat
kam harus dicabut karena dikhawatirkan menular kepada tanaman tomat lain yang
masih segar. Hal tersebut mempengaruhi hasil panen tomat kami yang seharusnya
optimal.
Pada hasil panen dapat dilihat bahwa hasil panen kelompok kami lebih besar
dibandingkan kelompok B2-3. Hal tersebut bisa terjadi karena pada kelompok
kami, panen tomat dilakukan rutin untuk menjaga kualitas tomat dan menghindari
kerugian akibat buah tomat yang jatuh ke tanah sebelum kami panen. Dan untuk
kadar air rata-rata, kelompok kami masih optimal untuk disimpan karena kadar air
untuk benih ortodoks harus kurang dari 10% untuk disimpan dalam waktu yang
cukup lama.
25
BAB VI
Kesimpulan
Kesimpulan dari praktikum ini adalah perlakuan dan faktor pendukung
dalam praktik ini sangatlah penting dalam menjaga keseragaman tanaman tomat
dan faktor tersebut sangat mempengaruhi hasil panen. Semakin kita rajin untuk
memelihara bedengan dan selalu cek kondisi tanaman dan faktor pendukungnya,
maka hasil yang didapatkan bisa maksimal.
26
BAB VII
Daftar Pustaka
Anonymous, 1979. Vegetable Production Training Manual. Asian Vegetable
Research and Development Center. Shanhua. Tainan. ROC.
Anonymous, 2013. Tomat. http://id.wikipedia.org/wiki/tomat
Atherthon J.G., and J. Rudich. 1986. The Tomato Crop. Published by Chapman
and Hall. London – New York.
Kartapradja dan Djuariah, 1992. Budidaya Tamaman Tomat. Pertanian. Bandung
Sutopo L, 1990. Teknologi Benih. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Hidayat I.M, 2009. Budidaya dan Produksi Benih Tomat. Puslitbang Pertanian.
Jakarta