laporan tetap kimdas 2.docx

46
PERCOBAAN I LARUTAN BUFFER A. PELAKSANAAN PRAKTIKUM 1. Tujuan Praktikum Mempelajari pembuatan Larutan Buffer sederhana dan menghitung pH larutan buffer. 2. Hari, Tanggal Praktikum Kamis, 30 Mei 2013, pukul 10.00 – 12.00 WITA. 3. Tempat Praktikum Laboratorium Kimia Dasar Lantai III, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Mataram. B. LANDASAN TEORI Larutan didefinisikan sebagai zat homogeny yang merupakan campuran dari dua komponen atau lebih yang dapat berupa gas, cairan atau padatan. Larutan gas dibuat dengan menggunakan gas yang dicampur dalam gelas lainnya. Karena gas bercampur dalam semua perbandingan, maka setiap campuran gas merupakan larutan dan ia adalah homogeny. Larutan cairan dibuat dengan melarutkan gas, cairan, atau padatan dalam suatu cairan. Jika sebagai cairan adalah air, maka larutan disebut larutan berair. Larutan padatan adalah larutan padatan-padatan dalam mana satu komponen terdistribusi tak beraturan pada atom/molekul dari komponen lainnya. Larutan padatan sangat penting dalam kehidupan sehari-hari dan KIMIA DASAR II/FATEPA/2013 1

Upload: penina-tarigan

Post on 17-Dec-2015

53 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

kimdas

TRANSCRIPT

PERCOBAAN ILARUTAN BUFFERA. PELAKSANAAN PRAKTIKUM1. Tujuan Praktikum Mempelajari pembuatan Larutan Buffer sederhana dan menghitung pH larutan buffer.2. Hari, Tanggal Praktikum Kamis, 30 Mei 2013, pukul 10.00 12.00 WITA.3. Tempat Praktikum Laboratorium Kimia Dasar Lantai III, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Mataram.B. LANDASAN TEORILarutan didefinisikan sebagai zat homogeny yang merupakan campuran dari dua komponen atau lebih yang dapat berupa gas, cairan atau padatan. Larutan gas dibuat dengan menggunakan gas yang dicampur dalam gelas lainnya. Karena gas bercampur dalam semua perbandingan, maka setiap campuran gas merupakan larutan dan ia adalah homogeny. Larutan cairan dibuat dengan melarutkan gas, cairan, atau padatan dalam suatu cairan. Jika sebagai cairan adalah air, maka larutan disebut larutan berair. Larutan padatan adalah larutan padatan-padatan dalam mana satu komponen terdistribusi tak beraturan pada atom/molekul dari komponen lainnya. Larutan padatan sangat penting dalam kehidupan sehari-hari dan dikenal sebagai alloy. Alloy dapat didefinisikan sebagai campuran dua unsure atau lebih yang mempunyai sifat-sifat logam. Sebagai contoh mata uang perak sterling adalah merupakan alloy yang terdiri dari besi dan karbon (Sastrohamidjojo, 2001: 98-99).Larutan penyangga atau larutan buffer adalah suatu larutan dapat mempertahankan pH, apabila dalam larutan asam lemah ditambahkan basa konjugasi dari garamnya, hal ini terjadi apabila asam lemah dalam garam membentuk kesetimbangan disosiasi. yang dimaksud dengan buffer asam atau larutan penyangga asam adalah larutan penyangga yang nilai pH nya kurang dari 7. Contoh :1. Larutan penyangga asam merupakan campuran asam asetat (CH3COOH), sedangkan basa konjugasi adalah ion asetat. ini terdapat reaksi kesetimbangan disosiasi sebagai berikut :CH3COOH(ag) + H2O(l) H3O+(ag) + CH3COO-(ag) asam lemahCH3COONa(ag) Na+(ag) + CH3COO-(ag)basa konjugasiLarutan ini dapat terbentuk apabila larutan basa lemahditambahkan asam konjugasinya dari garamnya misalnya campuran NH3 (ag) (amonia) dan NH4+ (ag) (amonium), terjadi reaksi kesetimbangan disosiasi dalam larutan penyangga basa, sebagai berikut :NH3(ag) + H2O(l) OH-(ag) + NH4+(ag)basa lemah

NH4Cl(ag) Cl-(ag) + NH4+(ag)asam konjugasi2. Larutan penyangga mengandung campuran basa lemah garam dari asam konjugasinya. Campuran larutan basa lemah (NH4OH) dengan garam dari asam konjugasinya (NH4Cl)-. menurut reaksi, jika ditambahkan sedikit asam maka fungsi basa disini menetralkan.3. Larutan penyangga mengandung campuran asam lemah dari garam basa konjugasinya.Campuran larutan asam lemah dengan garam dari basa konjugasinya. apabila larutan tersebut ditambahkan dengan sedikit asam (H+), menjadi dinetralkan oleh ion sisa asam dari garam sebagai berikut :CH3COO- + H+ CH3COOHMenurut reaksi, apabila ditambahkan dengan basa maka akan dinetralkan oleh asamnya sebagai berikut :CH3COOH + H- CH3COO- + H2O(Abdul Jamal, 2006 : 292-293)

C. ALAT DAN BAHAN PRAKTIKUM1. Alat Alat Beaker Glass Gelas Ukur Pipet Tetes pH Meter Rak Tabung Reaksi Tabung Reaksi2. Bahan Bahan Larutan CH3COOH 0,1 M Larutan NaOH 0,1 M Larutan NH4OH 0,1 M Larutan HCL 0,1 M

D. CARA KERJA

Percobaan ILarutan BufferSkema Kerja

Alat Alat :Beaker GlassGelas UkurPipet TetespH MeterRak Tabung Reaksi Tabung Reaksi

Bahan Bahan : Larutan CH3COOH 0,1 MLarutan NaOH 0,1 MLarutan NH4OH 0,1 MLarutan HCL 0,1 M

+ 25 ml Larutan NaOH 0,1 MBeaker gelas IDimasukkan 50 ml CH3COOH 0,1 M+ 25 ml Larutan HCL 0,1 MDimasukkan 50 ml NH4OH 0,1 MDiamati yang terjadiBeaker Gelas II

Dihitung pH dengan pH meter dibandingkan dengan hasil perhitungan pH, termasuk jenis larutan buffer asam atau bassaDiambil larutan buffer bassa dari hasil percobaan

Dimasukkan kedalam tabung reaksi masing masing 1 ml

+ 1 ml aquades pada salah satu tabung

+ 2 tetes indikator fenolftalein pada masing masing tabung

Dicatat hasil dan dibandingkan intensitas warna yang terbentuk

E. HASIL PENGAMATANa. Pembuatan Larutan BufferBeakerHasil

pH MeterpH PerhitunganJenis Larutan Buffer

I55Buffer asam

II139Buffer bassa

b. Pengaruh PengenceranTabungHasil

Larutan Buffer+ AquadesWarna setelah ditambah Indikator

IBuffer BassaBeningPutih kekuning - kuningan

IIBuffer Bassa-Putih Keruh

F. ANALISIS DATAHasil dari pH perhitungan :Tabung I : 50 ml CH3COOH 0,1 M + 25 ml NaOH 0,1 MCH3COOH + NaOH CH3COONa + H2Openentuan pH larutan ditentukan dengan :pH = pKa + log (bassa konjugat) (asam) = 5 + log (0,1) (0,1) = 5 + log 1 = 5 + 0 = 5Tabung II :pOH = pKa + log (asam konjugat) (bassa) = 5 + log (0,1) (0,1) = 5 + log 1 = 5 + 0 = 5

pH = pKw pH = 14 5 = 9

F. PEMBAHASANPada percobaan pertama, menggunakan larutan CH3COOH 0,1 M sebanyak 50 ml yang dicampur dengan larutan NaOH 0,1 M sebanyak 25 ml. setelah dilakukan pencampuran, pH dihitung dengan pH meter untuk menentukan larutan tersebut termasuk jenis larutan buffer asam atau larutan buffer bassa, nilai pH larutan ini adalah 5 dilihat pada pH meter. jadi, larutan tersebut merupakan larutan buffer asam. Berdasarkan perhitungan pH pada analisis data, larutan ini memiliki pH yaitu 5. Pada percobaan kedua, menggunakan larutan NH4OH 0,1 M sebanyak 50 ml yang dicapur dengan HCl 0,1 M sebanyak 25 ml. setelah dilakukan pencampuran, pH dihitung dengan pH meter untuk menentukan larutan tersebut termasuk jenis larutan buffer asam atau larutan buffer bassa. pH larutan ini adalah 13 dilihat pada pH meter. jadi, larutan tersebut merupakan larutan buffer bassa. Berdasarkan perhitungan pH pada analisis data, larutan ini memiliki pH yaitu 9. Kemudian perlakuan selanjutnya hanya untuk larutan buffer bassa, dimasukkan larutan buffer bassa pada dua tabung reaksi, masing masing 1 ml. Kemudian pada salah satu tabung reaksi (1) ditambahkan aquades 1 ml, dan larutan tersebut menjadi bening, setelah itu ditambahkan indikator fenolftalein sebanyak 2 tetes, warna larutan tersebut berubah menjadi putih kekuning kuningan. Sedangkan, pada tabung reaksi (2) tidak ditambahkan aquades, hanya ditambahkan indikator fenolftalein, warna larutan tersebut berubah menjadi putih keruh. Berdasarkan uraian diatas, dapat dilihat bahwa terjadi perbedaan antara perhitungan pH meter dengan perhitungan analisis data pada percobaan kedua. Hal ini bisa saja terjadi karena berbagai faktor. Misalnya terjadi karena kesalahan pada saat praktikum, yaitu kesalahan pada jumlah pencampuran larutan yang tidak sesuai dengan takaran seharusnya, selain itu, dapat juga terjadi karena kesalahan pada saat membaca trayek warna pada pH meter. G. KESIMPULANBerdasarkan percobaaan diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa :1. Larutan Buffer adalah larutan yang akan tetap mempertahankan nillai pH nya walaupun diberi perlakuan.2. Perbandingan antara pH awal dengan pH setelah penambahan suatu larutan asam atau bassa, akuades, maupun pengenceran tidak mengubah pH secara signifikan.3. Terjadi beberapa kesalahan pada praktikum ini seperti perbedaan nilai pH meter dengan perhitungan pada analisis data.

PERCOBAAN IISISTEM KOLOIDA. PELAKSANAAN PRAKTIKUM1. Tujuan Praktikum Untuk mengetahui proses terjadinya koagulasi, peptisasi dan flokulasi.2. Hari, Tanggal Praktikum Kamis, 30 Mei 2013, pukul 10.00 12.00 WITA.3. Tempat Praktikum Laboratorium Kimia Dasar Lantai III, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Mataram.B. LANDASAN TEORIKoloid adalah suatu campuran zat heterogen (dua fase) antara dua zat atau lebih partikel-partikel zat yang berukuran koloid (fase terdispersi/yang dipecah) tersebar secara merata di dalam zat lain (medium pendispersi/pemecah). Ukuran partikel koloid berkisar antara 1-100 nm. Ukuran yang dimaksud dapat berupa diameter,panjang,lebar,maupun tebal dari suatu partikel. Contoh dari sistem koloid adalah tinta,yang terdiri dari serbuk-serbuk warna (padat) dengan cairan (air). Selain tinta,masih terdapat banyak sistem koloid yang lain,seperti mayonais,hairspray,jelly,dan lain-lain (Petrucci, 1987).Partikel-partikel dalam suatu koloid terlalu kecil untuk dilihat dengan mata atau dengan mikroskop biasa,walaupun demikian,partikel ini dapat mempengaruhi cahaya tampak,ukuran partikelnya yang cocok untuk menyebabkan cahaya tersebar dengan sudut-sudut yang besar. Bila konsentrasi koloidnya besar,penyebaran cahayanya ini akan menyebabkan larutan koloid kelihatan jenuh. Jadi,cahaya tak diteruskan,contohnya susu. Sinar yang datang pada susu disebarkan oleh partikel-partikel koloid. Susu kemudian diadsorpsi,sehingga tak diteruskan. Bila konsentrasi lebih kecil,dispensi koloidnya kelihatan seperti awan dan bila diencerkan lagi bisa lebih terang (transparan) misalnya saja larutan kanji yang encer akan kelihatan terang (Syukri,1999: 456).Selain dari jenis-jenis koloid,terdapat juga sifat-sifat koloid:1.Efek TyndallEfek Tyndall adalah efek yang terjadi jika suatu larutan terkena sinar. Pada saat larutan sejati disinari dengan cahaya,maka larutan tersebut tidak akan menghamburkan cahaya,sedangkan pada sistem koloid cahaya akan dihamburkan. Hal itu terjadi karena partikel-partikel koloid mempunyai partikel-partikel yang relatif besar untuk dapat menghamburkan sinar tersebut. Sebaliknya,pada larutan sejati,partikel-partikelnya relatif kecil sehingga hamburan yang terjadi hanya sedikit dan sangat sulit diamati.2. Gerak BrownGerak Brown ialah gerakan partikel-partikel koloid yang senantiasa bergerak lurus tapi tidak menentu (gerak acak/tidak beraturan). Jika kita amati koloid di bawah mikroskop ultra,maka kita akan melihat bahwa partikel-partikel tersebut akan bergerak membentuk zig-zag. Pergerakan zig-zag ini dinamakan Gerak Brown. Partikel-partikel suatu zat senantiasa bergerak. Gerakan tersebut dapat bersifat acak seperti pada zat cair dan gas,atau hanya bervibrasi di tempat seperti pada zat padat. Untuk koloid dengan medium pendispersi zat cair atau gas, pergerakan partikel-partikel akan menghasilkan tumbukan dengan partikel-partikel koloid itu sendiri. Tumbukan tersebut berlangsung dari segala arah. Oleh karena ukuran partikel cukup kecil,maka tumbukan yang terjadi cenderung tidak seimbang. Sehingga terdapat suatu resultan tumbukan yang menyebabkan perubahan arah gerak partikel sehingga terjadi gerak zig-zag atau Gerak Brown.3. AdsorpsiAdsorpsi ialah peristiwa penyerapan partikel atau ion atau senyawa lain pada permukaan partikel koloid yang disebabkan oleh luasnya permukaan partikel (Catatan: Adsorpsi harus dibedakan dengan absorpsi yang artinya penyerapan yang terjadi di dalam suatu partikel). Padapermukaan partikel koloid terdapat gayaVan der Waalsterhadap molekul atau ion lain disekitarnya. Melekatnya zat lain pada permukaan koloid itu disebut adsorpsi. Suatu koloid umumnya hanya mengadsorpsi ion positif atau ion negatif saja. Ion yang teradsorpsi dapat membentuk satu atau dua lapisan. Contohnya koloid Fe(OH)3bermuatan positif karena permukaannya menyerap ion H+dan koloid As2S3bermuatan negatif karena permukaannya menyerap ion S2.4. Muatan Koloid (Sifat Listrik)Partikel koloid yang telah mengadsorpsi ion akan bermuatan listrik sesuai dengan muatan ion yang diserapnya. Muatan koloid dapat diketahui dengan mencelupkan batang elektroda. Yang bermuatan positif akan tertarik (berkumpul) ke elektroda negatif,sedangkan yang bermuatan negatif tertarik ke elektroda positif.5. Koagulasi KoloidKoagulasi adalah penggumpalan partikel koloid dan membentuk endapan. Dengan terjadinya koagulasi,berarti zat terdispersi tidak lagi membentuk koloid. Koagulasi dapat terjadi secara fisik seperti pemanasan,pendinginan dan pengadukan atau secara kimia seperti penambahan elektrolit,pencampuran koloid yang berbeda muatan.6. Koloid Pelindung,Dialisis dan ElektroforesisKoloid pelindung ialah koloid yang mempunyai sifat dapat melindungi koloid lain dari proses koagulasi. Dialisis ialah pemisahan koloid dari ion-ion pengganggu dengan cara ini disebut proses dialisis. Elektroforesis ialah peristiwa pemisahan partikel koloid yang bermuatan dengan menggunakan arus listrik.(Keenan, 1984).C. ALAT DAN BAHAN PRAKTIKUM1) Alat-Alat Gelas Kompor Pengaduk gelas Pipet tetes Tabung reaksi Gelas ukur2) Baha Tepung tapioka Aquades FeCl3 Tanah halus NH4OH3N Ca(OH)2 0,04

D. CARA KERJA1. Cara kerja peptisasi dan flokulasi

Tanah halus sebanyak 5gr

Amati adanya peptisasi yang terjadiAduk dengan gelas pengaduk sampai rata kemudian di diamkan beberapa saat agar bahan kasar mengendapTambahkan aquades sampai mencapai volume 90mlTambahkan 10ml 3MMasukkan ke dalam gelas ukur 100ml

Hasil

Amati gejala flokulasi yang terjadiTambahkan 10ml 0,04M ke dalam gelas ukur

Hasil

2. Tepung TapiokaCara kerja koagulasi

Tambahkan larutan jenuh tetes demi tetes sambil di aduk hingga larutan menjadi coklat. Larutan di angkatHasilBandingkan kekentalan masing-masing perlakuanPanaskan larutan tadi di atas kompor listrik sambil diaduk sampai terbentuk koloid gelTambahkan 30 ml aquades di masing-masing gelas piala yang sudah diisi tepung tapiokaMasukkan ke dalam masing-masing gelas piala yang sudah disediakanTimbang tepung tapioka sebanyak 3gr, 5gr, 7grHasilAmati apakah ada efek dengan menggunakan lampu senterTambahkan 5ml NaCl 1MSol yang terbentuk dimasukkan sebanyak 5ml kedalam tabung reaksiPanaskan 50 ml air hingga mendidihLarutan di angkat lalu dinginkan larutan tersebut

E. HASIL PENGAMATAN Peptisasi dan FlokulasiPerlakuanHasil

Tanah halus 5 gram di larutkan dengan 10 ml NH4 3N + Aquades sampai mencapai volume 90 ml kemudian di aduk dan di diamkan beberapa saatTerbentuk endapan dari partikel partikel tanah yang lebih halus mengapung di permukaan tabung dari dasar hingga ke keruhan larutan semakin berkurang

Larutan di atas di tambahkan dengan 10 ml Ca(OH)2 0,04 NSecara keseluruhan,tingkatan kekeruhan larutan berkurang (semakin bening) sebab semakin banyak partikel yang mengapung ataupun mengendap

KoagulasiTabungTepung tapiokaAquadeswarnaPerubahan kekentalan

13 gram30 mlbeningTidak pekat ( kental)

27 gram30 mlSedikit keruhSedikit pekat ( sangat kental)

39 gram30 mlkeruhPekat (paling kental)

F. PEMBAHASAN PEPTISASI DAN FLOKULASIPada peraktikum ini kita akan membahas gejala yang terjadi pada peptisasi dan flokulasi, untuk mendapatkan gejala peptisasi kita melakukan percobaan terhadap tanah halus yang di masukkan kedalam gelas tabung dan di tambahkan 10 ml NH40H sebanyak 3 N ke dalam gelas dan aquades sebanyak 90 ml dan di aduk, selama pengadukan kita akan mendapatkan gejala gejala yang mulanya tidak keruh kini semakin mengeruh, tingkat kekeruhan yang terjadi setelah penambahan bahan bahan tersebut menunjukkan gejala pepetisasi, dalam kata lain peptisasi adalah gejala kekeruhan atau peptisasi pemisahan partikel partikel besar menjadi partikel koloid partikel besar di pecah pecah menjadi partikel koloid dengan penambahan suatu zat elektrolit.Sedangkan untuk mencari gejala flokulasi adalah di alakukan setelah kita mendapatkan gejala peptisasi, setelah gejala peptisasi barulah kita melakukan percobaan terhadap flokulasi dengan cara menambahkan 10 ml Ca(0H)2 0,04 N ke dalam hasil percobaan peptisasi setelah di amati kita akan mendapatkan gejala yang terjadi adalah mulanya air yang ada dalam tabung itu keruh setelah di tambahkan larutan yang tadi air di dalam tabung itu sedikit demi sedikit akan menjadi tidak keruh dalam kata lain flokulasi adalah suatu peroses pengumpalan partikel partikel terdestabilisai menjadi flok dengan ukuran yang memungkinkan dapat dipisahkan oleh peroses sedimentasi dan fitrasi dengan kata lain peroses flokulasi adalah peroses pertumbuhan flok ( partikel terdestablisasi atau mikroflok menjadi flok yang ukuran lebih besar). KoagulasiDalam percobaan koagulasi kita menggunakan 3 gr, 7 gr dan 9 gr tepung tapioka untuk mendapatkan penggumpalan koloid dalam masing-masing percobaan kita mendapatkan hasil yang berbeda-beda, gejala tersebut disebabkan oleh seberapa banyak tepung yang kita gunaakan, semakin banyak tepung yang kita gunakan semakin keruh dan semakin kental koloid, sebaliknya jika semakin sedikit tepung yang kita gunakan maka semakin tidak keruh dan semakin tidak kental koloidnya, untuk mendaptkan hasil tersebut kita perlu melakukan pemanasan terhadap larutan dengan menambahkan 10 ml air dan menambahkan larutan FeCl3 jenuh dan setelah proses pemanasan tunggu hingga larutan menjadi dingin dan menambahkan 5 ml NaCl M.

G. KESIMPULANBerdasarkan percobaan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa :1. peptisasi adalah gejala kekeruhan atau peptisasi pemisahan partikel partikel besar menjadi partikel koloid partikel besar di pecah pecah menjadi partikel koloid dengan penambahan suatu zat elektrolit. Sedangkan flokulasi adalah peroses pertumbuhan flok ( partikel terdestablisasi atau mikroflok menjadi flok yang ukuran lebih besar.2. Koagulasi adalah penggumpalan partikel koloid dan membentuk endapan. Dengan terjadinya koagulasi,berarti zat terdispersi tidak lagi membentuk koloid. Dan semakin banyak tepung tapioka maka semakin keruh warnanya dan semakin kental koloidnya, begitupun sebaliknya semakin sedikit tepung tapioka maka warnanya tetap dan tidak kental.

DAFTAR PUSTAKA

Keenan,C.W,dkk.1984.Kimia Untuk Universitas.Erlangga: Jakarta.

Petrucci,Ralph H.1987.Kimia Dasar Prinsip dan Terapan Modern. Erlangga: Jakarta

Syukri,S.1999.Kimia Dasar 2.ITB: Bandung.

PERCOBAAN IIIREAKSI ALKOHOL DAN FENOL

A. PELAKSANAAN PRAKTIKUM1. Tujuan Praktikum a. Untuk mengetahui dan memahami perbedaan antara sifat alkohol dan fenol.b. Untuk mengertahui dan memahami jenis-jenis reaksi dan reagen yang membedakan antara alkohol dan fenol.2. Waktu praktikumKamis, 13 Juni 2013 pukul 10.00 12.003. Tempat Praktikum Laboratorium Kimia Dasar Lantai III, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Mataram.

B. LANDASAN TEORI

Gugus fungsi adalah suatu atom atau kumpulan atom yang terikat bersama dengansuatu cara tertentu sebagai bagian dari suatu molekul,dan kemudian mempengaruhi karakteristik sifat fisik dan kimia molekul secara keseluruhan. Kelompok gugus fungsi yang akan dipelajari pada percobaan ini adalah gugus fungsi hidroksi (atau hidroksil),-OH. Alkohol dan fenol memiliki kemiripan dalam beberapa hal, tetapi terdapat perbedaan yang cukup mendasar sehingga kedua kelompok senyawa ini dianggap sebagai kelompok gugus fungsi yang berbeda. Salah satu perbedaan utama adalah bahwa fenol bersifat jutaan kali lebih asam daripada alkohol.

Alkohol adalah isomer fungsional yaitu mempunyai rumus molekul sama tetapi gugus funsionalnya berbeda. Untuk alkohol ada juga yang bersifat optis aktif yaitu dapat memutar bidang polarisasi cahaya cahaya yaitu alkohol yang mempunyai atom karbon asismetris (C khiral) yaitu keempat gugus yang terikat berbeda satu sama lain (Marham Sitorus : 2010).

Sifat-sifat fisika dari alkohol : Titik didih alkohol lebih tinggi dibanding dengan titik didih alkana yang mempunyai atom C yang sama. Hal ini karena dalam keadaan cair molekul-molekul alkohol terasosiasi dan biasanya membentuk jembatan. Makin banyak atom C, makin tinggi titik didihnya. Alkohol BD nya lebih tinggi daripada alkan, tetapi lebih rendah daripada air Alkohol-alkohol rendah (Marappung : 2002).

Fenol termasuk senyawa yang mempunyai gugus-gugus hidroksil yang langsung berkaitan dengan inti benzena. Oleh karena memiliki gugus fungsi yang sama, alkohol dan fenol mempunyai kemiripan sifat, akan tetapi jika dengan katalis asan relatif mudah memutuskan ikatan C OH dari alkohol, pemutusan tersebut sukar terjadi pada fenol ( Hart, dkk., 2003 )

C. ALAT DAN BAHAN1) Bahan-bahan Fenol FeCl3 Reagen Lucas n-butanol 2-butanol Sikloheksanol T-bunanol Aseton Pereaksi (BW) 2-naftol NaOH

2) Alat-alat tabung reaksi pipet tetes

D. CARA KERJA

1. Reaksi fenol besi (III) klorida

Alat dan BahanPenyaringan harus hati-hati dan sedikit-sedikitDituangkan lagi kedalam corongDikeringkan, didinginkan dan ditimbangHasilDibilas tabung reaksi dengan aquades

Reaksi fenol besi (III) klorida

+20 tetes n butanol pada tabung 2+20 tetes 2 butanol pada tabung 3Tambahakan 5 tetes feCl3 pada masing-masing tabung+20 tetes fenol pada tabung 1

Amati perubahan warna serta bau pada saat sebelum dan sesudah penambahan FeCl3

2. Reaksi Reagen Lucas

Alat dan BahanPenyaringan harus hati-hati dan sedikit-sedikitDituangkan lagi kedalam corongDikeringkan, didinginkan dan ditimbangHasilDibilas tabung reaksi dengan aquades

Reaksi Reagen Lucas

+15 tetes reagen lucas pada 4 tabung

+5 tetes n butanol pada tabung 1

+5 tetes 2 butanol pada tabung 2

+5tetes sikloheksanol pada tabung 3

+5 tetes T butanol pada tabung 4

Amati perubahan warna serta bau pada saat sebelum dan sesudah penambahan alkohol

3. Reaksi Bordwell-Wellman

Alat dan BahanPenyaringan harus hati-hati dan sedikit-sedikitDituangkan lagi kedalam corongDikeringkan, didinginkan dan ditimbangHasilDibilas tabung reaksi dengan aquades

Uji oksidasi dengan asam kromat

+15 tetes aseton pada 3 tabung

+5 tetes 1 butanol pada tabung 1

+5 tetes 2 butanol pada tabung 2

+5tetes T-butanol pada tabung 3

+2 tetes pada masing-masing tabung

Amati perubahan warna serta bau pada saat sebelum dan sesudah BW

4. Reaksi dengan Alkali

Alat dan BahanPenyaringan harus hati-hati dan sedikit-sedikitDituangkan lagi kedalam corongDikeringkan, didinginkan dan ditimbangHasilDibilas tabung reaksi dengan aquades

Reaksi Alkali

+15 tetes 1 butanol pada tabung 1

+15 tetes sikloheksanol pada tabung 2

+15tetes fenol pada tabung 3

+15 tetes naftol pada tabung 4

+10 tetes NaOH pada msing-masing tabung

Amati perubahan warna serta bau pada saat sebelum dan sesudah penambahan NaOH

E. HASIL PENGAMATAN

1. Reaksi Fenol besi (III) klorida

BahanFeCl3Perubahan Warna/Bau

Sebelum reaksiSesudah reaksi

Fenol5 tetesWarna merah dan berbau betadinWarna coklat keruh di sertai endapan dan bau lebih menyengat

n-butanol 5 tetesWarna bening dan bau menyengatMemiliki 2 warna terpisah: atas berwarna bening dan bawah berwarna kuning. Baunya tidak terlalu menyengat

2-butanol5 tetesWarnanya bening dan baunya menyengatWarna kuning keruh dan bau agak menyengat

2. Reaksi Lucas

TabungReagen lucasJenis alkoholPerubahan warna/bau

Sebelum reaksiSesudah reaksi

115 tetes1 butanolBening dan baunya menyengatBening dan berbau sedang

215 tetes2 butanolBening dan menyengatBening dan menyengat

315 tetesSikloheksanolBening dan menyengatTerbentuk 2 lapisan warna: atas lebih bening dari pada yang di bawah, dan memiliki bau paling menyengat

415 tetesT-butanolBening dan menyengatBening dan tidak berbau

3. Reaksi Bordwell-Wellman (BW)

TabungAsetonJenis AlkoholPereaksi (BW)Perubahan warna/bau

Sebelum reaksiSesudah reaksi

115 tetes1 butanol2 tetesBening dan bau agak menyengatHijau jernih dan baunya tetap

215 tetes2 butanol2 tetesBening dan bau agak menyengatHijau keruh dan bau berkurang

315 tetesT-butanol2 tetesBening dan agak menyengatOrange dan baunya sangat berkurang

4. Reaksi dengan Alkali

Bahan NaOhPerubahan warna/bau

Sebelum reaksiSesudah reaksi

n-butanol10 tetesBerwana bening dan berbau seperti tapeWarna tetap tetapi tidak bercampur baunya agak menghilang dan tidak menyengat

Sikloheksanol10 tetesBerwarna bening dan menyengatBening agak kekuningan, tetapi tidak bercampur dan baunya lebih tidak menyengat

Fenol10 tetesMerah kehitaman dan berbau seperti betadin (agak menyengat)Warnanya tetap dan baunya agak menghilang

2-naftol10 tetesPutih keruh dan baunya sedikit menyengatWarnanya agak kekuningan dan baunya lebih tidak menyengat

F. PEMBAHASAN

Pada percobaan pertama yaitu pada reaksi fenol besi (III) klorida larutan berwarna merah serta memilki bau seperti betadin, dan pada saat penambahan FeCL3 fenol berubah warna menjadi coklat keruh di sertai endapan dan baunya lebih menyengat. Dan pada saat percobaan n-butanol serta 2-butanol sama-sama memiliki warna bening dan bau yang menyengat akan tetapi saat di tambahakan FeCL3 warna pada n-butanol berubah menjadi 2 warna terpisah. Bagian atas berwarna bening dan bagian bawahnya berwarna kuning, serta baunya tidak terlalu menyengat. Untuk 2-butanol juga memiliki perubahan seperti warna menjadi kuning keruh dan baunya berkurang (agak menyengat)

Pada percobaan kedua yaitu reagen lucas ditambahkan sebanyak 15 tetes pada masing-masing empat tabung dan semuanya memiliki warna bening serta bau yang menyengat. Pada tabung 1 yang ditambahkan 5 tetes n-butanol memiliki sedikit perubahan yaitu hanya pada baunya saja yang sedikit berkurang sedangkan warnanya tetap bening. Tabung 2 yang ditambahkan 2-butanol tidak memiliki perubahan warna dan baunya tetap. Pada tabung 3 yang ditambahkan sikloheksanol warnanya membentuk 2 lapisan warna dimana bagian atasnya berwarna lebih bening dari pada yang bawah dan aromanya lebih menyengat. Pada tabung 4 dengan penambahan T-butanol warnanya tetap bening akan tetapi baunya menghilang.

Pada percobaan reaksi Bordwell-Wellman (BW) dengn penambahan 15 tetes Aseton pada 3 tabung reaksi. Tabung pertama,kedua serta ketiga memiliki warna serta bau yang sama yaitu berwarna bening dan bau menyengat. Pada saat penambahan 5 tetes 1-butanol pada tabung pertama warna larutan berubah menjadi hijau jernih dan baunya tetap pada saat tidak ada penambahan 1-butanol. Pada tabung kedua yang ditambahkan 2-butanol warnanya menjadi hijau keruh dan baunya berkurang. Pada tabung ketiga dengan penambahan T-butanol warnanya menjadi orange dan baunya sangat berkurang.

Pada percobaan keempat yaitu tabung pertama ditambahkan n-butanol sebanyak 15 tetes memiliki warna bening dan bau tidak menyengat akan tetapi berbau seperti tape, kemudian tabung pertama ditambahkan 10 tetes NaOH akan tetapi larutan tidak mengalami perubahan baik bau maupun warna. Pada tabung kedua yaitu 15 tetes sikloheksana memiliki warna bening dan bau yang menyengat sedangkan setelah ditambahkan 10 tetes NaOH warnanya menjadi bening kekuningan tetapi tidak bercampur serta baunya berkurang. Pada tabung ketiga yaitu fenol memiliki warna merah dan bau seperti betadin dan agak menyengat, setelah penambahan NaOH warnanya tetap dan baunya berkurang. Sedangkan pada tabung keempat yaitu 2-naftol memiliki warna putih keruh dan baunya sedikit menyengat dan pada saat penambahan NaOH warnanya berubah agak kekuningan dan baunya lebih berkurang.

Uji lucas digunakan untuk memebedakan alkohol alkohol primer, sekunder, dan tersier yang dapat larut dalam air. Pada percobaan fenol besi (III) klorida di didapatkan hasil , 1butanol dan 2butanol setelah ditetesi dengan FeCl3 larutan berbias kuning. Hal ini menunjukkan bahwa 1butanol dan 2butanol tidak bereaksi dengan FeCl3. Hal ini sesuai dengan teori, bahwa alkohol jenuh tidak bereaksi dengan FeCl3. Warna kekuning-kuningan berasal dari larutan FeCl3 bukan hasil reaksi. Sedangkan pada fenol terjadi perubahan warna pada fenol yang ditambahkan FeCl3 yang asalnya berwarna kuning kemudian berubah menjadi warna coklat. Hal ini membuktikan bahwa dalam fenol terdapat gugus enol. Sedangkan pada alkohol tidak terdapat gugus enol.

Pada percobaan Reagen Lucas tabung 1,2merupakan alkohol primer karena tidak memiliki perubahan setelah ditambahkan 1 butanol, 2 butanol . Sedangkan pada tabung 3 yang ditambahkan sikloheksanol merupakan alkohol sekunder.

Pada percobaan Bordwell-Wellman di dapatkan hasil pada tabung pertama,kedua merupakan Alkohol primer dan pada tabung ketiga merupakan alkohol sekunder karena setelah ditambahkan dengan aseton dan T-butanol warnanya menjadi orange

Pada percobaan keempat pada tabung keempat merupakan alkohol primer. Pada tabung pertama dan kedua merupakan alkohol sekunder. Dan tabung ketiga merupakan fenol

G. KESIMPULANDari pembahasan diatas dapat ditarik kesimpulan:1. Alkohol merupakan senyawa yang molekulnya memiliki suatu gugus hidroksil, yang terikat pada suatu atom karbon jenuh.2. Alkohol dibagi dalam tiga golongan yaitu: Alkohol primer, Alkohol sekunder , dan Alkohol tersier 3. fenol adalah senyawa yang memiliki sebuah gugus hidroksil yang terikat langsung pada cincin benzena.4. Pada percobaan pertama 1butanol dan 2 butanol tidak bereaksi dengan FeCl3, sedangkan fenol bereaksi. 5. Percobaan 2 didapatkan hasil tabung 1 dan 2 merupakan alkohol primer dan tabung 3 merupakan alkohol sekunder6. Percobaan 3 didapat hasil yaitu tabung 1 dan kedua merupakan alkohol primer dan tabung 3 merupakan alkohol sekunder7. Pada percobaan 4 tabung pertama dan kedua merupakan alkohol sekunder, tabung ketiga merupakan fenol dan tabung keempat merupakan alkohol primer.

DAFTAR PUSTAKA

Marappung. 2002. Kimia Organik. Bandung : SHA Bandung. Sitorus, Marham. 2010. Kimia Organik . Graha Ilmu : Yokjakarta. Hart, H., Craine, L.E., Hart, D.J ., 2003, Kimia Organik Edisi II, Erlangga, Jakarta

PERCOBAAN IVPEMISAHAN

A. PELAKSANAAN PRAKTIKUM1. Tujuan praktikumMempelajari pemisahan senyawa dengan metode destilasi uap.2. Waktu praktikumKamis, 13 Juni 2013 pukul 10.00 12.003. Tempat PraktikumLaboratorium Kimia Dasar Lantai III, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Mataram.

B. LANDASAN TEORIAda berbagai cara yang dapat digunakan untuk memisahkan suatu zat dari campurannya, yaitu cara destilasi, ekstraksi pelarut, dan resin penukar ion. Destilasi adalah proses perubahan fasa cair menajdi fasa uap atau gas dengan pendidihan, kemudian gas tersebut mengembun akibat pendinginan. Dasar pentingnya dalam destilasi adalah tekanan uap, yaitu suatu sifat fisika dari zat cair yang bergantung pada suhu. Ekstraksi pelarut yaitu proses pemisahan dengan menggunakan minimal 2 pelarut yang tidak saling bercampur (Suhendra, 2007 : 1-3).Campuran adalah bahan yang mengandung 2 zat berlainan atau lebih yang benrcampur dengan karib. Komponen-komponen yang ada dalam campuran dapat dipisahkan dengan proses fisika, bukan kimia. Misalnya, bila temperatur udara diturunkan, uap air cenderung memisahkan diri dalam bentuk cairan/zat padat, yakni embun/es dan jika udara cair dididihkan dengan hati-hati maka campuran ini dapat dipisahkan karena tiap komponen cenderung mendidih dalam jangka temperatur yang bergantung pada titik didihnya. Metode ini disebut destilasi (Keenan, 1994 : 24).Destilasi adalah suatu teknik pemisahan suatu zat dari campurannya berdasarkan titik didih. Destilasi ada dua macam, yaitu destilasi sederhana dan destilasi bertingkat. Destilasi sederhana merupakan proses penguapan yang diikuti pengembunan. Destilasi dilakukan untuk memisahkan suatu cairan dari campurannya apabila komponen lain tidak ikut menguap (titik didih komponen lain jauh lebih tinggi). Misalnya pengolahan air tawar dan air laut. Sementara destilasi bertingkat merupakan proses destilasi berulang-ulang yang terjadi pada kolom fraksionasi. Kolom fraksionasi terdiri atas beberapa plat yang lebih tinggi lebih banyak mengandung cairan yang mudah menguap, sedangkan cairan yang tidak mudah menguap lebih banyak dalam kondensat. Contoh destilasi bertingkat adalah pemisahan campuran alkohol-air, pemurnian minyak bumi dan lain-lain (Syarifudin, 2008:10).Destilasi merupakan proses penggabungan pemanasan dan pendinginan uap yang terbentuk sehingga diperoleh kembali yang murni. Bahaya pemanasan cairan dapat dihindarkan dengan memperhatikan sebab pemanasan. Dalam pemanasan, cairan biasanya ditambahkan batu didih untuk mencegah letupan-letupan pada saat pemanasan (Kharani, 1994 : 42).

C. ALAT DAN BAHAN PRAKTIKUM1. ALAT-ALATa. Satu set alat destilasi uapb. Corong pemisahc. Gelas ukurd. Erlenmeyere. Refraktormeter2. BAHAN-BAHANa. Tumbuhan sebagai sampel ( Bunga kenanga )b. Normal heksanc. Aquades

D. CARA KERJA

Tumbuhan sebagai sampel ( Bunga Kenanga )

Satu set alat untuk melakukan destilasi uap

Bunga kenanga dipotong-potong dan ditimbang 100 gram

Masukkan dalam ketel

Tambahkan sedikit air hingga diatas permukaan daun

Alirkan uap kedalam ketel

Lakukan destilasi selama 2 jam

Hasil

Masukkan dalam corong pisah

Minyak dan air dipisahkan tanpa menambahkan pelarut lain

Ukur volume minyak dan ditentukan indeks biasnya dengan refraktometer

Jika tidak, ditambahkan normal hekson, dan diambil minyak yang terlarut dan normal hekson

Pisahkan normal hekson dengan minyak dengan cara destilasi biasa

Hasil

E. HASIL PENGAMATAN DAN PERHITUNGAN1. HASIL PENGAMATANBahan / SampelPerubahan warnaPerubahan bau

Sebelum Setelah SebelumSetelah

20 gram bunga kenanga + 150 ml airWarna hijau daun dan kuningWarna bunga menjadi kecoklatanHarum, tidak terlalu menyengatSangat menyengat

Berat sampel = 20 gram Berat gelas ukur untuk 10 ml = 14,67 gram Berat gelas + minyak hsil destilasi = 14,74 gram Berat minyak hasil destilsi = 14,74 14,67=0,07 gram

2. PERHITUNGANDiket : berat minyak = 0,07 gramBerat sampel = 20 gram1 ml = 15 tetesVolume minyak = = 0,067 ml

Massa jenis minyak =

F. PEMBAHASANPengamatan kali ini mengenai penyulingan atau destilasi.Destilasi atau penyulingan adalah suatu proses pemisahan komponen yang berdasarkan pada perbedaan titik didih dimana komponen yang mempunyai titik didih yang rendahterlebih dahulukeluar dibanding titik didih yang tinggi. pada proses ini terjadi proses penguapan yang diikuti pengembunan. Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan yiatu tentang destilasi.Kegunaan destilasi atau penyulingan larutan ialah untuk memisahkan atau memurnikan zat terlarut dari campuran zat pelarut.Pada proses distilasi, bahan yang akan dipisahkan dimasukkan kedalam tabung destilan (erlemeyer). Pendidihan terus dilakukan hingga sejumlah komponen yang mudah menguap terpisahkan, kemudian zat destilan akan menguap melalui pipa penghubung yang selanjutnya didinginkan didalam pipa pendingin (kondensor) sehingga hasil destilat ditampung dalam tempat penampung distilat.Apabila dalam proses distilasi sudah tidak terjadi penambahan produk distilan, yaitu ketika bahan dalam kondensor tidak menetes, maka proses distilasi telah berakhir. Bahan yang didistilasi bersifat mudah menguap atau volatil, seperti : cengkeh, daun kayu putih, bunga kenanga, rempah-rempah dan sebagainya. Pada praktikum distilasiyang kami lakukanini, bahan yang digunakan adalahbunga kenanga.Dalam percobaan ini minyakkenangalebih cepat menguap (650C) daripada air (1000C).Distilasi pada praktikum ini memakai larutanbunga kenangayang terdiri dari 20 gram ditambah 150 ml air. Diatilasi memerlukan waktu distilasi selama2 jam(120menit). Hasil akhir yang diperoleh adalah air dan minyakbunga kenanga.Pada hasil pengamatan terjadi perubahan warna pada sampel (bunga kenanga) dari yang berwarna hijau daun dan kuning berubah menjadi warna kecoklatan, bau dari bunga kenanga sebelum destilasi harum dan tidak terlalu menyengat sedangkan baunya setelah destilasi sangat menyengat. Pada suhu titik didihnya yaitu 100 C air sedikit demi sedikit akan menetes.

G. KESIMPULANDestilasi atau penyulingan adalah suatu proses pemisahan komponen yang berdasarkan pada perbedaan titik didih dimana komponen yang mempunyai titik didih yang rendahterlebih dahulukeluar dibanding titik didih yang tinggi. Kegunaan dari destilasi ialah untuk memisahkan atau memurnikan zat terlarut dari campuran zat pelarut. Terjadi perubahan-perubahan pada proses destilasi yang dilakukan.

DAFTAR PUSTAKA

Keenan, dkk. 1994. Kimia Untuk Universitas. Jakarta : Erlangga.Kharani, Imam. 1994. Keselamatan Kerja Kimia Dasar. Jakarta : Erlangga.Suhendra, Dedy, dkk. 2007. Penuntun Praktikum Kimia Dasar I. Mataram : Universitas Mataram.Syarifudin. 2008.Kimia. Tangerang : Scientific Press.

KIMIA DASAR II/FATEPA/2013 11