laporan study visit bali

10
LAPORAN STUDY VISIT DALAM NEGERI I. 1. Nama : WIDIASMOKO,SsiT,SE 2. Pangkat / Jabatan : PENATA (IIIc) / PTO LISTRIK 3. Unit Kerja : DINAS TEKNIK ELEKTRONIKA DAN LISTRIK BANDAR UDARA SELAPARANG MATARAM II. 1. Instansi tujuan : PT (Persero) Angkasa Pura I Bandar Udara Ngurah Ray,Denpasar,Bali 2. Instansi pengirim : PT ( Persero ) Angkasa Pura I 3 . Lama Studi Visit ( dari tanggal s/d tanggal ) : 25 s/d 27 Januari 2007 III. Mata Pelajaran yang dijadikan objek : - Power Suplly - Visual Aid

Upload: muhammad-rais-engineereleven

Post on 04-Dec-2015

10 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

tes

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan Study Visit Bali

LAPORAN STUDY VISITDALAM NEGERI

I. 1. Nama : WIDIASMOKO,SsiT,SE

2. Pangkat / Jabatan : PENATA (IIIc) / PTO LISTRIK

3. Unit Kerja : DINAS TEKNIK ELEKTRONIKA DAN LISTRIK BANDAR UDARA SELAPARANG MATARAM

II. 1. Instansi tujuan : PT (Persero) Angkasa Pura I Bandar Udara Ngurah Ray,Denpasar,Bali

2. Instansi pengirim : PT ( Persero ) Angkasa Pura I

3 . Lama Studi Visit ( dari tanggal s/d tanggal ) : 25 s/d 27 Januari 2007

III. Mata Pelajaran yang dijadikan objek :

- Power Suplly - Visual Aid

Page 2: Laporan Study Visit Bali

IV. Kegiatan selama Studi Visit : Kegiatan selama Study Visit dapat diuraikan sebagai berikut; Kamis, 25 Januari 2007

- Pengenalan kepada Asman Teknik Listrik untuk menyampaikan maksud dan tujuan dari Study Visit dimaksud, dan selanjutnya meminta arahan lebih lanjut.

- Pengenalan kepada Teknisi Listrik - Pengenalan terhadap peralatan Power supply yang ada

di MPH I dan MPH 2, serta system jaringanya.

Kamis, 26 Januari 2007- Pengenalan terhadap peralatan CCR serta Visual Aid

yang ada di Area Apron,Taxiway dan Runway

Kamis, 26 Januari 2007- Pengenalan terhadap peralatan Instalasi dan Distribusi

di Terminal International dan Domestik .

V. Pendapat Saya Mengenai Program Studi Visit :

Program study Visit sangat baik untuk dilaksanakan,karena dengan program ini teknisi Bandar Udara Selaparang dapat mendapatkan informasi dan masukan yang berharga dalam mengembangkan wawasan dan ilmu Pengetahuan yang dimiliki, yang nantinya dapat diterapkan ditempat kerja dalam rangka untuk meningkatkan performansi peralatan,yang pada akhirnya dapat meningkatkan pelayanan terhadap pengguna jasa penerbangan.

Page 3: Laporan Study Visit Bali

VI. Kesimpulan :

- Fasilitas Power Supply di Bandar Udara International Ngurah Ray Bali telah memakai system Automatic (PLC) yang diback-up dengan system manual sehingga dapat mencapai tingkat kehandalan yang tinggi,dalam memberikan pelayanan kepada pengguna jasa penerbangan.

- Fasilitas Visual Aid juga dioperasikan dengan system Automatic(PLC),yang di Bacvk-up dengan system manual sehingga dapat mencapai tingkat kehandalan yang tinggi dalam memberikaqn pelayanan kepada pengguna jasa penerbangan.

IX.Saran – saran :

- Agar program Study Visit dapat diteruskan kepada tiap-tiap teknisi Listrik Bandar Udara Selaparang,untuk meningkatkan pengetahuan tentang fasilitas listrik bandara yang lebih modern dan komplek system pengoperasianya.

- Agar program Study Visit dapat dilanjutkan dengan objek bandara yang berbeda,sehingga dapat memperkaya wawasan teknisi listrik dan dapat saling bertukar pikiran / saling melengkapi dalam rangka untuk meningkatkan fasilitas listrik baik dari peralatan maupun system pengoperasinya.

Mataram , 5 Februari 2007

Yang membuat laporan.

WIDIASMOKO,SsiT,SE NIP . 9567310-W

Page 4: Laporan Study Visit Bali

LAPORAN STUDY VISIT

BAB I

I.PENDAHULUAN Bandar Udara International Ngurah Rai Bali, merupakan salah satu Bandar udara terbesar yang dikelola oleh PT( Persero) Angkasa Pura I.Sebagai Bandar Udara yang terbesar , Bandar Udara Ngurah Rai Bali harus didukung oleh fasilitas pendukung operasi penerbangan yang lengkap dan handal,demikian pula fasilitas listriknya.

Secara garis besar, fasilitas listrik Bandar Udara Ngurah Rai Bali dibagi menjadi 3 kelompok,yaitu:

1. Fasilitas Power supply2. Fasilitas Visual Aid3. Fasilitas instalasi dan penerangan.

Untuk memberikan system operasi yang handal, masing-masing kelompok fasilitas listrik tersebut dioperasikan dengan 2 (dua) system yaitu:

1. Sistem PLC 2. Sistem manual

Pengoperasian kedua system tersebut harus berdasarkan Standar Operating dan Prosedure(SOP) yang jelas,yaitu suatu standar operasi yang memberikan pedoman kepada para teknisi listrik yang bertugas melakukan perawatan dan pengoperasian fasilitas listrik,dalam kondisi normal operasi maupun kondisi terjadi ketidak normalan operasi (emergensi).

Sistem tersebut diatas tidak akan dapat beroperasi dengan baik apabila tidak didukung oleh teknisi – teknisi yang professional dibidangnya.Untuk mengoperasikan peralatan yang ada, Bandar Udara Ngurah Rai Bali memiliki teknisi listrik berjumlah 21 orang, yang terbagi dalam 3 shift.

Page 5: Laporan Study Visit Bali

BAB II

I. DAYA LISTRIK PLN

Untuk menyediakan daya listrik yang diperlukan,Bandar Udara Ngurah Rai Bali di supply oleh sumber listrik utama dari PLN dengan daya sebesar 10.38 MWatt,yang terdidri dari 3 sumber yaitu:

1.Gardu Induk di Main Power House I

2.Gardu Induk di Main Power House II

3.Gardu di Gedung Wistisaba

II. MAIN POWER HOUSE I

Main Power House I merupakan gedung yang menyediakan fasilitas pembangkit listrik cadangan ( standby power supply) yang berfungsi untuk mensupply sebagian dari kebutuhan listrik Bandar Udara Ngurah Rai, apabila catu daya utama (main power listrik) PLN mengalami gangguan atau padam.

Sumber listrik cadangan atau Genset yang ada di MPH I adalah:1. Genset Yanmar 1000 KVA2. Genset Deutz 850 KVA

Apabila catu daya utama dari PLN off, baik karena adanya gangguan pada jaringan transmisi atau karena adanya pemadaman terencana oleh pihak PLN, maka cubicle PLN akan off,dan supply listrik akan diambil alih oleh Genset secara Automatis.

Adapun beban yang dilayani oleh MPH I adalah:1. Beban essensial untuk S/S B (Sub Station B), yaitu sub

station yang khusus untuk mensupply peralatan Airfield Lighting) dan DVORJaringan distribusi dari MPH I menuju S/S B disalurkan melalui jaringan Tegangan Menengah TM) sebesar 6 KV.

Page 6: Laporan Study Visit Bali

2. Beban essensial yang meliputi Peralatan:Instrumen Landing System (ILS),Gedung MPH I,Gedung PKPPK

3. Beban Non essensial yang meliputi : Kantor Administrasi, Gedung Serbaguna,Pool Kendaraan,Bea Cukai,Lampu jalan,Gudang Perlengkapan,Security ,dan Kantor JAS

Apabila karena suatu hal,Catu Daya Utama PLN mengalami gangguan,dan Genset di MPH I mengalami gangguan,maka supply Listrik cadangan dapat di supply dari MPH II.

III. MAIN POWER HOUSE II

Main Power House II merupakan fasilitas pembangkit Listrik cadangan (Standby power supply) yang berfungsi untuk mensupply sebagian besar kebutuhan listrik Bandar Udara Ngurah Rai apabila catu daya listrik utama (main power listrik) PLN mengalami gangguan atau padam.

Sumber listrik cadangan yang ada di MPH II adalah:1. Genset Yanmar 2000 KVA ( 3 buah)2. Genset Deutz 1000 KVA

Sistem pengoperasian Genset,sinkronisasi,load sharing sampai pada sguencing penyaluran daya di control dengan system Programmable Logic Control (PLC).

Pengoperasian Genset di MPH II dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu:1. Automatic

Pada posisi automatic,pertama sekali yang harus diperhatikan adalah memastikan semua fungsi dan posisi selector switch dan indicator pada panel berfungsi dengan baik,memastikan keadaan genset dan perlengkapanya siap beroperasi, juga control – control panel lainya dalam kondisi auto operation.Pada kondisi ini,apabila supply dari PLN mengalami gangguan maka secara otomatis Genset akan beroperasi secara bersamaan.Setelah beberapa detik Genset akan mensupply beban sesuai kebutuhan.Untuk mensupply beban yang besar,dimana kebutuhan daya listrik beban melebihi kapasitas dari masing-masing Genset,maka system pengoperasian harus dilengkapi dengan alat untuk melakukan sinkronisasi Genset.

Page 7: Laporan Study Visit Bali

Sinkronisasi adalah suatu system gabungan dari beberapa genset yang beroperasi secara bersama-sama untuk mensuply suatu beban yang kapasitasnya melebihi dari kapasitas dari masing-masing genset secara individual.

Untuk melakukan sinkronisasi diperlukan beberapa syarat,dimana masing-masing genset harus mempunyai kesamaan dalam:1.Output Voltage2.Phase Sequence 3.Frekwensi

Sedangkan untuk mengetahui besar beban yang harus disupply oleh genset,maka system automatisnya dilengkapi dengan fasilitas load sharing,yaitu suatu system dimana besarnya kapasitas daya output dari genset disesuaikan dengan besarnya beban yang akan disupply.

Apabila catu daya listrik PLN normal kembali,maka dalam waktu 6 menit terjadi pelepasan beban dari Genset dan supply ke beban akan diambil alih kembali oleh PLN.Dalam waktu genset secara automatic akan berhenti dan kembali berfungsi sebaqai Pembangkit listrik Cadangan kembali.

Adapun beban yang di supply dari MPH II meliputi:1. Gedung operasi melalui Sub Station E (S/S E )2. Gedung terminal melalui S/S A, S/S F dan S/S G3. Sub Station C khusus untuk AC Sentral.

2.ManualSistem manual dipergunakan apabila system secara automatic mengalami gangguan.Sistem manual dioperasikan melalui procedure yang sudah ditetapkan dalam Sispro pengoperasian genset secara manual,yang secara garis besar dapat dilakukan sebagai berikut:a. Apabila Catu daya utama dari PLN mengalami gangguan

atau padam,maka masing-masing dihidupkan secara manual.

b. Kemudian setelah beberapa genset beroperasi,dilakukan sinkronisasi secara manual pula.

c. Setelah sinkronisasi selesai baru beban disuply melalui masing-masing cubicle yang ada secara berurutan satu persatu sesuai urutan operasi yang jelas dan pasti.

Page 8: Laporan Study Visit Bali

Keberhasilan pada system manual ini benar-benar tergantung pada keahlian dan ketelitina para teknisi,karena langkah-langkah procedure pengoperasian genset sampi pada pembebanan dilakukan satu persatu sesuai urutan yang sudah ada.Kesalahan dalam pengoperasian jelas akan mengakibatkan kerusakan fatal baik pada system maupun pada beban yang akan disupply.

Langkah selanjutnya setelah pengoperasian dengan system manual selesai adalah pencarian kerusakan.

Demikian pula apabila supply dari PLN sudah normal kembali,maka pada operasi secara manual ini system pelepasan beban sampai pada pemberhentian genset juga dilakukan secara manual sesuai urutan procedure yang sudah ada dalam sispro.