laporan studi kelayakan penambahan kegiatan usaha...

83
(PT BATAVIA PROSPERINDO TRANS, Tbk.) Gedung Chase Plaza, Lantai 12 Jl. Jendral Sudirman Kav. 21 Jakarta Selatan, DKI Jakarta LAPORAN STUDI KELAYAKAN PENAMBAHAN KEGIATAN USAHA PENUNJANG

Upload: others

Post on 26-Oct-2020

4 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: LAPORAN STUDI KELAYAKAN PENAMBAHAN KEGIATAN USAHA …idx.co.id/StaticData/NewsAndAnnouncement/ANNOUNCEMENTSTOCK/From_E… · Studi Kelayakan Penambahan Kegiatan Usaha Penunjang –

(PT BATAVIA PROSPERINDO TRANS, Tbk.)

Gedung Chase Plaza, Lantai 12

Jl. Jendral Sudirman Kav. 21

Jakarta Selatan, DKI Jakarta

LAPORAN STUDI KELAYAKAN

PENAMBAHAN KEGIATAN USAHA PENUNJANG

Page 2: LAPORAN STUDI KELAYAKAN PENAMBAHAN KEGIATAN USAHA …idx.co.id/StaticData/NewsAndAnnouncement/ANNOUNCEMENTSTOCK/From_E… · Studi Kelayakan Penambahan Kegiatan Usaha Penunjang –

Nomor: 00003/IDRBDG/FS/VII/2020 Jakarta, 2 Juli 2020

Kepada Yth.

PT Batavia Prosperindo Trans, Tbk.

Gedung Chase Plaza, Lt. 12

Jl. Jendral Sudirman Kav. 21

Jakarta Selatan, DKI Jakarta

Up. : Direksi

Perihal : Laporan Studi Kelayakan Penambahan Kegiatan Usaha Penunjang

Dengan hormat,

Memenuhi permintaan dalam penugasan untuk memberikan pendapat sebagai penilai independen atas kelayakan

rencana penambahan bidang usaha PT Batavia Prosperindo Trans, Tbk (“Perseroan”) terkait penambahan unit

kerja (“Rencana Penambahan Kegiatan Usaha Penunjang”) seperti yang tertuang di dalam Surat Perjanjian Kerja

(SPK) Nomor 079/IDR-SPK/FS-BDG/V/2020, tanggal 14 Mei 2020 dan dalam batas-batas kemampuan kami sebagai

Kantor Jasa Penilai Publik (KJPP) yang beroperasi berdasarkan Ijin Usaha dari Departemen Keuangan Republik

Indonesia No. 552KM.1/2009. Penilai Publik Bunga Budiarti, SE., M.Ec.Dev., MAPPI (Cert.) merupakan Penilai

independen yang bernaung dalam KJPP Iwan Bachron dan Rekan (“IDR”) berdasarkan ijin Penilai Publik No.B-

1.16.00.465 dan STTD OJK No. STTD.PB-08/PM.2/2018, bertindak untuk melakukan penilaian secara objektif,

independen, berintregritas, tidak ada benturan kepentingan dengan objek dan subjek penilaian (tidak memiliki

kepentingan atau dipengaruhi oleh orang lain) atau menjunjung tinggi objektivitas, menjaga kerahasiaan, profesional

dan tidak memihak dan untuk penilaian objek dalam laporan ini tidak diperlukan bantuan tenaga ahli dari luar. Seluruh

Penilai ahli dan staff pelaksana dalam penugasan ini adalah satu kesatuan tim penugasan dibawah koordinator penilai.

Sebelumnya kami telah menyusun dan menerbitkan laporan Studi Kelayakan Penambahan Kegiatan Usaha

Penunjang dengan No. 00002/IDRBDG/FS/V/2020, Tanggal 28 Mei 2020, namun sehubungan dengan adanya surat

tanggapan dari Otoritas Jasa Keuangan No. S-733/PM.221/2020, tanggal 29 Juni 2020, perihal “Perubahan dan/atau

Tambahan Informasi atas Rencana Perubahan Kegiatan Usaha PT Batavia Prosperindo Trans, Tbk.”, maka dengan

ini kami menerbitkan kembali laporan Studi Kelayakan Penambahan Kegiatan Usaha Penunjang untuk menambahkan

penjelasan dan pengungkapan atas asumsi yang digunakan dengan tidak merubah kesimpulan yang dihasilkan,

sebagai berikut:

1. Penambahan pengungkapan bahwa laporan studi kelayakan ini telah mengajukan permohonan relaksasi

jangka waktu dengan mengacu pada Surat Otoritas Jasa Keuangan Nomor S-101/D.04/2020 tanggal 24

Maret 2020 tentang Perpanjangan Jangka Waktu Berlakunya Laporan Keuangan dan Laporan Penilai di

Pasar Modal.

Page 3: LAPORAN STUDI KELAYAKAN PENAMBAHAN KEGIATAN USAHA …idx.co.id/StaticData/NewsAndAnnouncement/ANNOUNCEMENTSTOCK/From_E… · Studi Kelayakan Penambahan Kegiatan Usaha Penunjang –

Studi Kelayakan Penambahan Kegiatan Usaha Penunjang – PT Batavia Prosperindo Trans, Tbk. ii

2. Penambahan pernyataan bahwa perhitungan dan analisis dalam studi kelayakan usaha (feasibility study)

telah dilakukan dengan benar.

3. Penambahan penjelasan secara lebih rinci terhadap analisis terkait dengan persaingan dalam industri

tersebut, apakah ada pihak yang mendominasi, serta peluang yang dimiliki oleh Perseroan untuk bersaing

dengan para kompetitor tersebut.

4. Penambahan penjelasan secara lebih rinci terhadap analisis terkait ketersediaan dan kualitas sumber daya

berbasis teknologi informasi sehubungan dengan rencana penambahan kegiatan usaha penunjang yang

direncanakan berbasis online.

5. Penambahan penjelasan secara lebih rinci terhadap analisis lebih rinci terkait dengan penambahan kegiatan

usaha penunjang terhadap kemampuan untuk menciptakan nilai bagi Perseroan dengan mempertimbangkan

kemampuan dari pesaing yang sudah ada di pasar.

6. Penambahan penjelasan secara lebih rinci terhadap analisis risiko pada bab VII, berupa upaya atau cara

Perseroan untuk memitigasi atau mengatasi risiko-risiko tersebut.

7. Penambahan penjelasan asumsi dan dasar menggunakan arus kas bersih untuk kapital.

8. Penambahan penjelasan analisis titik impas (break even analysis).

9. Penambahan penjelasan analisis profitabilitas (overall profitability).

10. Penambahan penjelasan analisis tingkat imbal balik investasi (overall return on investment).

11. Penambahan penjelasan asumsi dasar proyeksi disusun sampai tahun 2024.

12. Penambahan penjelasan asumsi dan dasar diprediksikan terdapat kenaikan pada pendapatan.

13. Penambahan penjelasan asumsi tingkat okupansi dari kendaraan/sumber daya yang tersedia.

14. Penjelasan penyebab peningkatan signifikan pendapatan untuk tahun 2023 bila dibandingkan dengan tahun

2022 namun tidak diikuti oleh peningkatan beban pokok pendapatan yang signifikan untuk periode tersebut.

15. Penambahan informasi bahwa penyusunan proyeksi telah memperhatikan implementasi PSAK 72.

16. Pengungkapan basis perhitungan terminal value yang digunakan dalam laporan studi kelayakan ini.

17. Koreksi pada lampiran proyeksi laporan laba rugi atas akun pendapatan untuk disajikan nilai rincian untuk

masing-masing jenis pendapatan.

18. Penjelasan tabel proyeksi hanya mencakup sampai tahun 2024, sedangkan untuk mendapatkan nilai kekal,

kami mengkapitalisasikan nilai sisa tahun 2024 dengan tingkat diskonto yang digunakan untuk kemudian

didiskonto pada tahun 2024.

Page 4: LAPORAN STUDI KELAYAKAN PENAMBAHAN KEGIATAN USAHA …idx.co.id/StaticData/NewsAndAnnouncement/ANNOUNCEMENTSTOCK/From_E… · Studi Kelayakan Penambahan Kegiatan Usaha Penunjang –

Studi Kelayakan Penambahan Kegiatan Usaha Penunjang – PT Batavia Prosperindo Trans, Tbk. iii

LATAR BELAKANG

Perseroan merupakan sebuah perseroan terbatas berstatus perusahaan terbuka (public company) yang didirikan di

Indonesia. Bidang usaha Perseroan meliputi bidang jasa transportasi. Perseroan berdomisili di Jakarta dengan kantor

di Gedung Chase Plaza Lantai 12, Jalan Jenderal Sudirman Kav. 21, Jakarta Selatan, DKI Jakarta dengan nomor

telepon (021) 520 0434 (Hunting), nomor faksimili (021) 570 6413, alamat email: [email protected], dan

alamat website https://www.bataviarent.com/.

Berdasarkan informasi yang kami terima dari manajemen Perseroan, Perseroan akan memanfaatkan kendaraan yang

dimiliki namun kurang produktif keberadaannya dengan kebutuhan modal dan sumber daya yang relatif kecil. Untuk

memanfatkan kendaraan yang tidak produktif tersebut, Perseroan membutuhkan kegiatan usaha penunjang lainnya

selain kegiatan usaha utama Perseroan. Sehingga Perseroan merencanakan untuk menambah kegiatan usaha yaitu

layanan Angkutan Darat Lainnya (KBLI: 42429), Angkutan Bermotor untuk Barang Umum (KBLI: 49431), Pergudangan

dan Penyimpanan (KBLI: 52101), Aktivitas Kurir (KBLI: 53201).

Berdasarkan penjelasan dari manajemen Perseroan, Rencana Perseroan akan mengakibatkan terjadinya

penambahan kegiatan usaha penunjang Perseroan sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Otoritas Jasa Keuangan

Republik Indonesia Nomor 17/POJK.04/2020 tentang “Transaksi Material dan Perubahan Kegiatan Usaha Utama”

(“POJK No.17/2020”), mengingat bahwa Rencana Transaksi akan mengakibatkan terjadinya penambahan kegiatan

usaha penunjang Perseroan yaitu layanan Angkutan Darat Lainnya (KBLI: 42429), Angkutan Bermotor untuk Barang

Umum (KBLI: 49431), Pergudangan dan Penyimpanan (KBLI: 52101), Aktivitas Kurir (KBLI: 53201).

Untuk transaksi yang menyebabkan terjadinya Penambahan Kegiatan Usaha Penunjang, Peraturan POJK No.17/2020

mensyaratkan adanya laporan studi kelayakan tentang penambahan kegiatan usaha penunjang yang disusun oleh

penilai independen.

Dalam rangka pelaksanaan Rencana Transaksi dan untuk memenuhi ketentuan-ketentuan yang diatur dalam

Peraturan POJK No.17/2020, maka Perseroan perlu menunjuk penilai untuk melaksanakan penyusunan studi

kelayakan atas Rencana Penambahan Kegiatan Penunjang Usaha (“Studi Kelayakan”).

PEMBERI TUGAS

Pemberi tugas adalah Perseroan, atau PT Batavia Prosperindo Trans, Tbk., Perseroan adalah sebuah perseroan

terbatas berstatus perusahaan terbuka (public company) yang didirikan di Indonesia. Bidang usaha Perseroan meliputi

bidang jasa transportasi. Perseroan berdomisili di Jakarta di Gedung Chase Plaza Lantai 12, Jalan Jenderal Sudirman

Kav. 21, Jakarta Selatan, DKI Jakarta dengan nomor telepon (021) 520 0434 (Hunting), nomor faksimili (021) 570

6413, alamat email: [email protected], dan alamat website https://www.bataviarent.com/.

Page 5: LAPORAN STUDI KELAYAKAN PENAMBAHAN KEGIATAN USAHA …idx.co.id/StaticData/NewsAndAnnouncement/ANNOUNCEMENTSTOCK/From_E… · Studi Kelayakan Penambahan Kegiatan Usaha Penunjang –

Studi Kelayakan Penambahan Kegiatan Usaha Penunjang – PT Batavia Prosperindo Trans, Tbk. iv

TUJUAN DAN MAKSUD STUDI KELAYAKAN

Tujuan penyusunan Studi Kelayakan adalah untuk memberikan gambaran mengenai kelayakan Rencana

Penambahan Kegiatan Usaha Penunjang ditinjau dari berbagai aspek, meliputi aspek pasar, aspek teknis, aspek pola

bisnis, aspek model manajemen, dan aspek keuangan. Maksud dari penyusunan Studi Kelayakan adalah untuk

memberikan gambaran tentang kelayakan dari penambahan kegiatan usaha penunjang Perseroan yang selanjutnya

akan digunakan Perseroan untuk memenuhi ketentuan dari Peraturan POJK No.17/2020.

TANGGAL EFEKTIF STUDI KELAYAKAN

Studi Kelayakan diperhitungkan pada tanggal 31 Desember 2019. Tanggal ini dipilih atas dasar pertimbangan

kepentingan dan tujuan penyusunan Studi Kelayakan serta dari data keuangan Perseroan yang kami terima. Data

keuangan tersebut berupa laporan keuangan Perseroan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2019

yang telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik (KAP) Kosasih, Nurdiyaman, Mulyadi, Tjahjo dan Rekan yang menjadi

dasar penyusunan Studi Kelayakan, sesuai Standar Akuntansi Keuangan denganmemperhatikan implementasi dari

PSAK 72.

Sesuai dengan ketentuan dalam Peraturan No. VIII.C.3 tentang “Pedoman Penilaian dan Penyajian Laporan Penilaian

Usaha di Pasar Modal” (“Peraturan VIII.C.3”), Studi Kelayakan berlaku selama 6 (enam) bulan sejak tanggal efektif

Studi Kelayakan, yaitu tanggal 31 Desember 2019, kecuali terdapat hal-hal yang dapat mempengaruhi kesimpulan

nilai lebih dari 5% (lima persen).

KEJADIAN PENTING SETELAH TANGGAL EFEKTIF STUDI KELAYAKAN

Dari tanggal efektif Studi Kelayakan, yaitu tanggal 31 Desember 2019, sampai dengan tanggal diterbitkannya laporan

ini, tidak terdapat kejadian penting yang dapat mempengaruhi hasil Studi Kelayakan secara signifikan.

RUANG LINGKUP

Dalam menyusun Studi Kelayakan, kami telah menelaah, mempertimbangkan, mengacu, atau melaksanakan prosedur

atas data dan informasi, antara lain, sebagai berikut:

1. Keterbukaan informasi kepada pemegang saham Perseroan yang disusun oleh manajemen Perseroan dalam

rangka pelaksanaan Rencana Penambahan Kegiatan Usaha Penunjang;

2. Laporan keuangan Perseroan untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2019, 31 Desember

2018, 31 Desember 2017, 31 Desember 2016 dan 31 Desember 2015 yang diaudit oleh KAP Kosasih,

Nurdiyaman, Mulyadi, Tjahjo dan Rekan;

3. Proyeksi keuangan Perseroan dengan Rencana Penambahan Kegiatan Usaha Penunjang dan tanpa Rencana

Penambahan Kegiatan Usaha tahun 2020–2024 yang disusun oleh manajemen Perseroan;

4. Dokumen-dokumen lain yang berhubungan dengan Penambahan Kegiatan Usaha Penunjang Perseroan;

Page 6: LAPORAN STUDI KELAYAKAN PENAMBAHAN KEGIATAN USAHA …idx.co.id/StaticData/NewsAndAnnouncement/ANNOUNCEMENTSTOCK/From_E… · Studi Kelayakan Penambahan Kegiatan Usaha Penunjang –

Studi Kelayakan Penambahan Kegiatan Usaha Penunjang – PT Batavia Prosperindo Trans, Tbk. v

5. Hasil diskusi dan wawancara dengan pihak manajemen Perseroan, yaitu Bapak Eko Tantri sebagai Finance and

Accounting, mengenai alasan, latar belakang, dan hal-hal lain yang terkait dengan Penambahan Kegiatan Usaha

Penunjang;

6. Berbagai sumber informasi baik berdasarkan media cetak maupun elektronik dan hasil analisis lain yang kami

anggap relevan;

7. Informasi lain dari pihak manajemen Perseroan dan pihak-pihak lain yang relevan untuk penugasan.

KONDISI PEMBATAS

Dalam melaksanakan analisis, kami mengasumsikan dan bergantung pada keakuratan, kehandalan dan kelengkapan

dari semua informasi keuangan dan informasi-informasi lain yang diberikan kepada kami oleh manajemen Perseroan

atau yang tersedia secara umum yang pada hakekatnya adalah benar, lengkap dan tidak menyesatkan, dan kami tidak

bertanggung jawab untuk melakukan pemeriksaan independen terhadap informasi-informasi tersebut. Kami juga

bergantung kepada jaminan dari manajemen Perseroan bahwa mereka tidak mengetahui fakta-fakta yang

menyebabkan informasi-informasi yang diberikan kepada kami menjadi tidak lengkap atau menyesatkan.

Analisis Studi Kelayakan dipersiapkan menggunakan data dan informasi sebagaimana diungkapkan di atas. Segala

perubahan atas data dan informasi tersebut dapat mempengaruhi hasil akhir pendapat kami secara material. Kami

tidak bertanggungjawab atas perubahan kesimpulan atas Studi Kelayakan maupun segala kehilangan, kerusakan,

biaya ataupun pengeluaran apapun yang disebabkan oleh ketidakterbukaan informasi sehingga data yang kami

peroleh menjadi tidak lengkap dan atau dapat disalahartikan.

Karena hasil dari Studi Kelayakan sangat tergantung dari data serta asumsi-asumsi yang mendasarinya, perubahan

pada sumber data serta asumsi sesuai data pasar akan merubah hasil dari Studi Kelayakan. Oleh karena itu, kami

sampaikan bahwa perubahan terhadap data yang digunakan dapat berpengaruh terhadap hasil Studi Kelayakan, dan

bahwa perbedaan yang terjadi dapat bernilai material. Walaupun penyusunan laporan Studi Kelayakan telah

dilaksanakan dengan itikad baik dan dengan cara yang profesional, kami tidak dapat menerima tanggung jawab atas

kemungkinan terjadinya perbedaan kesimpulan yang disebabkan oleh adanya analisis tambahan, diaplikasikannya

hasil Studi Kelayakan sebagai dasar untuk melakukan analisis transaksi, ataupun adanya perubahan dalam data yang

dijadikan sebagai dasar Studi Kelayakan.

Pekerjaan kami yang berkaitan dengan Studi Kelayakan tidak merupakan dan tidak dapat ditafsirkan dalam bentuk

apapun, suatu penelaahan atau audit atau pelaksanaan prosedur-prosedur tertentu atas informasi keuangan.

Pekerjaan tersebut juga tidak dapat dimaksudkan untuk mengungkapkan kelemahan dalam pengendalian internal,

kesalahan, atau penyimpangan dalam laporan keuangan atau pelanggaran hukum.

Page 7: LAPORAN STUDI KELAYAKAN PENAMBAHAN KEGIATAN USAHA …idx.co.id/StaticData/NewsAndAnnouncement/ANNOUNCEMENTSTOCK/From_E… · Studi Kelayakan Penambahan Kegiatan Usaha Penunjang –

Studi Kelayakan Penambahan Kegiatan Usaha Penunjang – PT Batavia Prosperindo Trans, Tbk. vi

ASUMSI-ASUMSI POKOK

Studi Kelayakan disusun berdasarkan kondisi pasar dan kondisi perekonomian, kondisi umum bisnis dan kondisi

keuangan, serta peraturan-peraturan Pemerintah pada tanggal efektif penilaian.

Dalam penyusunan Studi Kelayakan, kami juga menggunakan beberapa asumsi lainnya, seperti terpenuhinya semua

kondisi dan kewajiban Perseroan dan semua pihak yang terlibat dalam Rencana Penambahan Kegiatan Usaha

Penunjang yang akan dilaksanakan sesuai dengan prosedur-prosedur dan dengan jangka waktu yang telah ditetapkan

dalam dokumen-dokumen yang terkait dengan Penambahan Kegiatan Usaha Penunjang, dan hal-hal lainnya yang

terkait sebagaimana yang diinformasikan oleh manajemen Perseroan, khususnya dalam hal pemenuhan kewajiban

Perseroan sebagaimana yang diatur dalam dokumen-dokumen yang terkait dengan Rencana Penambahan Kegiatan

Usaha Penunjang. Kami juga mengasumsikan bahwa dari tanggal penerbitan Studi Kelayakan sampai dengan tanggal

terjadinya Rencana Penambahan Kegiatan Usaha Penunjang tidak terjadi perubahan apapun yang berpengaruh

secara material terhadap asumsi-asumsi yang digunakan dalam penyusunan Studi Kelayakan.

KETERSEDIAAN TENAGA AHLI

Sehubungan dengan Rencana Penambahan kegiatan Usaha Penunjang tersebut, saat ini Perseroan telah memiliki

sumber daya manusia yang dinilai cukup kompeten untuk menjalankan kegiatan usaha yang baru.

PERTIMBANGAN ALASAN PENAMBAHAN KEGIATAN USAHA PENUNJANG

Berdasarkan informasi yang kami terima dari manajemen Perseroan, Perseroan akan memanfaatkan kendaraan yang

tidak produktif keberadaannya dengan kebutuhan modal dan sumber daya yang relatif kecil. Untuk memanfatkan

kendaraan yang tidak produktif tersebut, Perseroan membutuhkan kegiatan usaha penunjang lainnya selain kegiatan

usaha utama Perseroan. Sehingga Perseroan merencanakan untuk menambah kegiatan usaha yaitu layanan

Angkutan Darat Lainnya (KBLI: 42429), Angkutan Bermotor untuk Barang Umum (KBLI: 49431), Pergudangan dan

Penyimpanan (KBLI: 52101), Aktivitas Kurir (KBLI: 53201).

INDEPENDENSI PENILAI

Dalam mempersiapkan Studi Kelayakan, IDR bertindak secara independen tanpa adanya benturan kepentingan dan

tidak terafiliasi dengan Perseroan ataupun pihak-pihak yang terafiliasi dengan Perseroan. IDR juga tidak memiliki

kepentingan ataupun keuntungan pribadi terkait dengan penugasan ini. Selanjutnya, Studi Kelayakan tidak disusun

untuk memberikan keuntungan atau merugikan pihak manapun. Imbalan yang kami terima sama sekali tidak

dipengaruhi oleh hasil yang diperoleh dari proses penyusunan Studi Kelayakan dan IDR hanya menerima imbalan

sesuai dengan surat perjanjian kerja yang telah disetujui oleh manajemen Perseroan.

Page 8: LAPORAN STUDI KELAYAKAN PENAMBAHAN KEGIATAN USAHA …idx.co.id/StaticData/NewsAndAnnouncement/ANNOUNCEMENTSTOCK/From_E… · Studi Kelayakan Penambahan Kegiatan Usaha Penunjang –

Studi Kelayakan Penambahan Kegiatan Usaha Penunjang – PT Batavia Prosperindo Trans, Tbk. vii

PENDEKATAN DAN METODE YANG DIGUNAKAN

Pendekatan yang digunakan dalam menganalisa kelayakan Rencana Penambahan Kegiatan Usaha Penunjang

adalah pendekatan pendapatan (income based approach) dengan menggunakan metode diskonto arus kas

(discounted cash flow [DCF] method), yang mengacu pada net present value (NPV), interest rate of return (IRR), dan

profitability index (PI) dari hasil arus kas bersih perubahan, sehingga Rencana Penambahan Kegiatan Usaha

Penunjang dapat dikatakan layak atau menguntungkan apabila NPV-nya positif atau lebih besar dari nol, IRR lebih

besar dari pada diskonto yang digunakan, dan PI-nya lebih besar dari pada 1.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil analisis atas seluruh data dan informasi yang telah kami terima dan dengan mempertimbangkan

semua faktor yang relevan yang mempengaruhi dalam analisis kelayakan, maka menurut pendapat kami Rencana

Penambahan Kegiatan Usaha Penunjang adalah layak. Hal ini dapat dilihat dari nilai kriteria investasi yang

diperhitungkan selama 5 tahun masa proyeksi sebagai berikut:

Net Present Value (Nilai Bersih)

Berdasarkan perhitungan dan analisa yang dilakukan menunjukkan bahwa Net Present Value (NPV) perubahan

positif sebesar Rp7.385.964 ribu pada tingkat diskonto (discount rate) yang ditetapkan. Nilai NPV > 0 menunjukkan

bahwa proyek tersebut layak untuk direalisasikan.

Internal Rate of Return (Tingkat Pengembalian)

Analisa Internal Rate of Return (IRR) perubahan pada proyek ini menunjukkan bahwa nilai perhitungan adalah 18,72%.

Hasil tersebut menunjukkan bahwa IRR yang diperoleh lebih besar dibandingkan dengan tingkat diskonto (discount

rate) yang ditetapkan sehingga proyek tersebut layak untuk direalisasikan.

Profitability Index (PI)

Profitability Index (PI) adalah teknik penganggaran modal untuk mengevaluasi proyek-proyek investasi untuk

kelangsungan hidup atau profitabilitas. Pada studi ini menunjukan bahwa PI perubahan sebesar 1,15. Indeks

profitabilitas apa pun yang sama dengan atau lebih besar dari 1 dianggap baik dan layak untuk direalisasikan.

Kelayakan tersebut kami tentukan berdasarkan data dan informasi yang kami peroleh dari pihak manajemen

Perseroan, serta pihak-pihak lain yang relevan dengan penugasan. Kami menganggap bahwa semua informasi

tersebut adalah benar, dan bahwa tidak ada keadaan atau hal-hal yang tidak terungkap yang akan mempengaruhi

kelayakan tersebut secara material.

Kami tidak melakukan penyelidikan dan juga bukan merupakan tanggung jawab kami kemungkinan terjadinya masalah

yang berkaitan dengan status hukum kepemilikan, kewajiban utang dan/atau sengketa atas Rencana Penambahan

Kegiatan Usaha Penunjang. Kami tegaskan pula bahwa kami tidak memperoleh manfaat atau keuntungan apapun

Page 9: LAPORAN STUDI KELAYAKAN PENAMBAHAN KEGIATAN USAHA …idx.co.id/StaticData/NewsAndAnnouncement/ANNOUNCEMENTSTOCK/From_E… · Studi Kelayakan Penambahan Kegiatan Usaha Penunjang –

Studi Kelayakan Penambahan Kegiatan Usaha Penunjang – PT Batavia Prosperindo Trans, Tbk. viii

baik saat ini maupun di masa datang, dan imbalan jasa yang telah disetujui atas penugasan ini tidak tergantung pada

hasil yang dilaporkan.

Berdasarkan hasil penilaian dan analisa kami atas semua aspek tersebut di atas menunjukkan bahwa Rencana

Penambahan Kegiatan Usaha Penunjang yang dimaksud, layak untuk direalisasikan.

Perlu disampaikan bahwa proyeksi usaha dan keuangan disusun atas dasar asumsi-asumsi tertentu yang validitasnya

tergantung dari kondisi yang akan timbul dikemudian hari.

Hormat kami, KJPP IWAN BACHRON & REKAN Appraisers and Consultants

Bunga Budiarti, S.E., M.Ec.Dev, MAPPI (Cert)

Rekan

Penilai Properti

Izin Penilai Publik No. P-1.17.00500

MAPPI No. 11-S-02732 No. Register: RMK-2017.00554

Page 10: LAPORAN STUDI KELAYAKAN PENAMBAHAN KEGIATAN USAHA …idx.co.id/StaticData/NewsAndAnnouncement/ANNOUNCEMENTSTOCK/From_E… · Studi Kelayakan Penambahan Kegiatan Usaha Penunjang –

Studi Kelayakan Penambahan Kegiatan Usaha Penunjang – PT Batavia Prosperindo Trans, Tbk. ix

PERNYATAAN

Dalam batas kemampuan dan keyakinan kami sebagai penilai, kami yang bertanda tangan di bawah ini menerangkan

bahwa:

a. Pernyataan dalam laporan ini, sebatas pengetahuan kami, bahwa perhitungan dan analisis dalam studi kelayakan

usaha telah dilakukan dengan benar dan akurat;

b. Dalam batas kemampuan dan keyakinan kami sebagai konsultan penyusun Laporan Studi Kelayakan ini, bahwa

nilai investasi yang terdapat dalam laporan ini yang menjadi dasar bagi analisa, pendapat dan kesimpulan yang

diuraikan didalamnya adalah sesuai dan benar. Perlu kami tegaskan bahwa kami tidak mengambil keuntungan atas

hasil dari analisa proyek, baik saat ini maupun dimasa yang akan datang;

c. Dalam mempersiapkan Studi Kelayakan, IDR bertindak secara independen tanpa adanya benturan kepentingan

dan tidak terafiliasi dengan Perseroan ataupun pihak-pihak yang terafiliasi dengan Perseroan. IDR juga tidak

memiliki kepentingan ataupun keuntungan pribadi terkait dengan penugasan ini. Selanjutnya, Studi Kelayakan

tidak disusun untuk memberikan keuntungan atau merugikan pihak manapun;

d. Biaya jasa profesional tidak dikaitkan dengan opini yang telah ditentukan sebelumnya atau gambaran opini yang

diinginkan oleh Pemberi Tugas, opini, pencapaian hasil yang dinyatakan, atau adanya kondisi yang terjadi

kemudian (subsequent event) yang berhubungan secara langsung dengan penggunaan yang dimaksud;

e. Penilai telah mengikuti persyaratan pendidikan profesional yang ditetapkan/ dilaksanakan oleh Masyarakat

Profesi Penilai Indonesia (MAPPI);

f. Analisis, opini, dan kesimpulan yang dibuat oleh Penilai, serta laporan telah dibuat dengan memenuhi ketentuan

Kode Etik Penilai Indonesia (KEPI), Standar Penilaian Indonesia (SPI), serta POJK yang berlaku;

g. Laporan Studi Kelayakan ini tidak sah apabila tidak dibubuhi tanda tangan Rekan dan stempel kantor (office seal)

dari KJPP IWAN BACHRON DAN REKAN.

No. Nama Tanda Tangan

1. Penanggung Jawab

Bunga Budiarti, SE., M.Ec.Dev, MAPPI (Cert.)

Izin Penilai Publik No. B-1.16.00.465

MAPPI No. : 11-S-02732

No. Register: RMK-2017.00554

2. Reviewer

Hasbiyallah, SE., MM.

MAPPI No. 11-P-03064

No. Register: RMK-2018.02032

Page 11: LAPORAN STUDI KELAYAKAN PENAMBAHAN KEGIATAN USAHA …idx.co.id/StaticData/NewsAndAnnouncement/ANNOUNCEMENTSTOCK/From_E… · Studi Kelayakan Penambahan Kegiatan Usaha Penunjang –

Studi Kelayakan Penambahan Kegiatan Usaha Penunjang – PT Batavia Prosperindo Trans, Tbk. x

.

3. Valuation Engineer

Retno Widiana, S.Tr.M.

MAPPI No.: 18-P-08771

No. Register: RMK-2018.02635

Fathi Prasetya, ST MAPPI No. 20-P-10194 No. Register: RMK-2020.03329

Page 12: LAPORAN STUDI KELAYAKAN PENAMBAHAN KEGIATAN USAHA …idx.co.id/StaticData/NewsAndAnnouncement/ANNOUNCEMENTSTOCK/From_E… · Studi Kelayakan Penambahan Kegiatan Usaha Penunjang –

Studi Kelayakan Penambahan Kegiatan Usaha Penunjang – PT Batavia Prosperindo Trans, Tbk. xi

DAFTAR ISI

Halaman

SURAT PENGANTAR .................................................................................................................................................. i

PERNYATAAN ......................................................................................................................................................... viii

DAFTAR ISI ................................................................................................................................................................. x

DAFTAR TABEL ...................................................................................................................................................... xiii

DAFTAR GAMBAR .................................................................................................................................................. xiv

ASUMSI-ASUMSI DAN KONDISI PEMBATAS ........................................................................................................ xv

BAB I PENDAHULUAN

1. Umum ........................................................................................................................................... I-1

1.1. Latar Belakang ............................................................................................................................. I-1

1.2. Tujuan dan Maksud Studi Kelayakan ........................................................................................... I-2

1.3. Tanggal Efektif dan Masa Berlaku Laporan ................................................................................. I-2

1.4. Profil Perseroan............................................................................................................................ I-3

1.4.1. Struktur Permodalan .................................................................................................................... I-3

1.4.2. Susunan Pengurus ....................................................................................................................... I-4

1.4.3. Kegiatan Usaha ............................................................................................................................ I-4

BAB II ASPEK HUKUM

2.1. Profil Perseroan........................................................................................................................... II-1

2.2. Akta Pendirian dan Akta Perubahan ........................................................................................... II-1

2.3. Struktur Permodalan ................................................................................................................... II-2

2.4. Susunan Pengurus ...................................................................................................................... II-3

2.5. Kegiatan Usaha ........................................................................................................................... II-3

2.6. Legalitas dan Perizinan ............................................................................................................... II-4

BAB III ASPEK PASAR

3.1. Tinjauan Makro Ekonomi ............................................................................................................ III-1

3.1.1. Kondisi Perekonomian Dunia ..................................................................................................... III-1

3.1.2. Kondisi Perekonomian Indonesia ............................................................................................... III-2

3.1.3. Proyeksi Perekonomian Indonesia Tahun 2021 ......................................................................... III-9

3.2. Perkembangan Bisnis Transportasi ........................................................................................... III-9

3.2.1. Perkembangan Jasa Transportasi Darat .................................................................................... III-9

3.2.2. Industri Bisnis Penyewaan Kendaraan (Mobil) ........................................................................... III-9

3.2.3. Kompetitor ................................................................................................................................ III-11

3.2.4. Strategi Pemasaran .................................................................................................................. III-12

3.2.5. Keunggulan Kompetitif ............................................................................................................. III-13

3.3. Kesimpulan Analisa Kelayakan Pasar ...................................................................................... III-13

BAB IV ASPEK TEKNIS

4.1. Data Mobil .................................................................................................................................. IV-1

4.2. Tipe Kendaraan .......................................................................................................................... IV-1

4.3. Rincian Jumlah Unit Kendaraan ................................................................................................. IV-1

4.4. Rincian Kendaraan Penambahan Unit Usaha ............................................................................ IV-1

4.5. Rincian Layanan Unit Usaha ...................................................................................................... IV-2

4.6. Rincian Penambahan Layanan Unit Usaha................................................................................ IV-2

4.7. Faktor Pendukung Penambahan Layanan Unit Usaha .............................................................. IV-2

4.8. Kesimpulan Analisa Kelayakan Teknis....................................................................................... IV-2

Page 13: LAPORAN STUDI KELAYAKAN PENAMBAHAN KEGIATAN USAHA …idx.co.id/StaticData/NewsAndAnnouncement/ANNOUNCEMENTSTOCK/From_E… · Studi Kelayakan Penambahan Kegiatan Usaha Penunjang –

Studi Kelayakan Penambahan Kegiatan Usaha Penunjang – PT Batavia Prosperindo Trans, Tbk. xii

BAB V ASPEK POLA BISNIS

5.1. Kegiatan Usaha Utama .............................................................................................................. V-1

5.2. Kegiatan Penambahan Penunjang Usaha .................................................................................. V-1

5.2.1. Segmen Usaha Penyewaan dengan Aplikasi (Online) dan Logistik ............................................ V-2

5.2.2. Uraian Obyek Penambahan Unit Usaha Penunjang Perseroan .................................................. V-2

5.3. Keunggulan Kompetitif ................................................................................................................ V-2

5.4. Pertimbangan dan Alasan ........................................................................................................... V-2

5.5. Pengaruh Penambahan Kegiatan Usaha Penunjang pada Kondisi Keuangan Perseroan ......... V-3

5.6. Ketersediaan Tenaga Ahli ........................................................................................................... V-4

5.7. Kesimpulan Analisa Kelayakan Pola Bisnis ................................................................................ V-4

BAB VI ASPEK MODEL MANAJEMEN

6.1. Kapasitas dan Kemampuan Manajemen.................................................................................... VI-1

6.2. Ketersediaan Tenaga Kerja ........................................................................................................ VI-1

6.3. Manajemen Perseroan ............................................................................................................... VI-2

6.3.1. Dewan Komisaris ....................................................................................................................... VI-2

6.3.2. Direksi ........................................................................................................................................ VI-2

6.3.3. Komite Audit ............................................................................................................................... VI-3

6.3.4. Sekretaris Perusahaan ............................................................................................................... VI-4

6.3.5. Audit Internal .............................................................................................................................. VI-6

6.3.6. Komposisi Karyawan .................................................................................................................. VI-6

6.4. Manajemen Penambahan Kegiatan Usaha Perseroan .............................................................. VI-8

6.5. Kesimpulan Analisa Kelayakan Model Manajemen .................................................................... VI-9

BAB VII ASPEK RISIKO

7.1. Risiko Kondisi Perekonomian Nasional ..................................................................................... VII-1

7.2. Risiko Operasional .................................................................................................................... VII-1

7.3. Risiko Likuiditas......................................................................................................................... VII-1

7.4. Risiko Tuntutan atau Gugatan Hukum ...................................................................................... VII-2

7.5. Risiko Persaingan Usaha .......................................................................................................... VII-2

7.6. Risiko Hubungan Industri .......................................................................................................... VII-2

7.7. Risiko Sumber Daya Manusia ................................................................................................... VII-2

7.8. Risiko Sistem dan Informasi ...................................................................................................... VII-3

7.9. Risiko Produk yang Aman dan Berkualitas ............................................................................... VII-3

7.10. Risiko Hubungan Dengan Pelanggan ....................................................................................... VII-3

7.11. Analisis SWOT .......................................................................................................................... VII-3

7.11.1. Strength (Kekuatan) .................................................................................................................. VII-4

7.11.2. Weakness (Kelemahan) ............................................................................................................ VII-4

7.11.3. Opportunity (Peluang) ............................................................................................................... VII-4

7.11.4. Threat (Ancaman) ..................................................................................................................... VII-4

7.12. Kesimpulan ............................................................................................................................... VII-5

BAB VIII ASPEK KEUANGAN

8.1. Arus Kas Bersih yang Digunakan ............................................................................................. VIII-1

8.2. Penentuan Tingkat Diskonto .................................................................................................... VIII-2

8.3. Proyeksi Keuangan .................................................................................................................. VIII-4

8.3.1. Proyeksi Keuangan Dengan Penambahan Kegiatan Usaha Penunjang Perseroan ................ VIII-5

8.3.2. Proyeksi Keuangan Tanpa Penambahan Kegiatan Usaha Penunjang Perseroan ................... VIII-9

8.3.3. Nilai Kekal (Terminal Value) ................................................................................................... VIII-11

Page 14: LAPORAN STUDI KELAYAKAN PENAMBAHAN KEGIATAN USAHA …idx.co.id/StaticData/NewsAndAnnouncement/ANNOUNCEMENTSTOCK/From_E… · Studi Kelayakan Penambahan Kegiatan Usaha Penunjang –

Studi Kelayakan Penambahan Kegiatan Usaha Penunjang – PT Batavia Prosperindo Trans, Tbk. xiii

8.3.4. Analisis Titik Impas ................................................................................................................. VIII-11

8.3.5. Analisis Profitabilitas .............................................................................................................. VIII-11

8.3.6. Analisis Tingkat Imbal Balik Investasi (Return on Investment) ............................................... VIII-12

8.4. Kriteria Kelayakan .................................................................................................................. VIII-12

8.5. Kesimpulan Hasil Analisis ...................................................................................................... VIII-14

LAMPIRAN-LAMPIRAN:

LAMPIRAN KEUANGAN

Page 15: LAPORAN STUDI KELAYAKAN PENAMBAHAN KEGIATAN USAHA …idx.co.id/StaticData/NewsAndAnnouncement/ANNOUNCEMENTSTOCK/From_E… · Studi Kelayakan Penambahan Kegiatan Usaha Penunjang –

Studi Kelayakan Penambahan Kegiatan Usaha Penunjang – PT Batavia Prosperindo Trans, Tbk. xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1. Rincian Penambahan Unit Usaha ....................................................................................................... I-1

Tabel 1.2. Daftar Pemegang Saham dan Struktur Pemilikan Modal .................................................................... I-2

Tabel 1.3. Rincian Unit Usaha .............................................................................................................................. I-3

Tabel 2.1. Daftar Pemegang Saham dan Struktur Pemilikan Modal ................................................................... II-2

Tabel 2.2. Rincian Unit Usaha ............................................................................................................................. II-3

Tabel 4.1. Tipe Kendaraan ................................................................................................................................. IV-1

Tabel 4.2. Komposisi Pemakaian Kendaraan .................................................................................................... IV-1

Tabel 4.3. Rincian Tipe Kendaraan .................................................................................................................... IV-2

Tabel 4.4. Rincian Unit Usaha ............................................................................................................................ IV-2

Tabel 4.5. Rincian Penambahan Unit Usaha ..................................................................................................... IV-2

Tabel 5.1. Rincian Penambahan Unit Usaha ...................................................................................................... V-1

Tabel 5.2. Rincian Kendaraan yang Akan Disewakan ........................................................................................ V-2

Tabel 6.1. Jumlah Karyawan Berdasarkan Tingkatan Jabatan .......................................................................... VI-7

Tabel 6.2. Jumlah Karyawan Berdasarkan Tingkatan Pendidikan ..................................................................... VI-7

Tabel 6.3. Jumlah Karyawan Berdasarkan Tingkatan Usia ................................................................................ VI-7

Tabel 6.4. Jumlah Karyawan Berdasarkan Lokasi Kantor Perwakilan ............................................................... VI-8

Tabel 6.5. Susunan Struktur Organisasi Penambahan Kegiatan Usaha Perseroan .......................................... VI-8

Tabel 8.1. Biaya Modal/Ekuitas BPTR ............................................................................................................. VIII-3

Tabel 8.2. Perhitungan WACC ......................................................................................................................... VIII-4

Tabel 8.3. Rincian Penambahan Unit Usaha ................................................................................................... VIII-6

Tabel 8.4. COGS to Sales, Tahun 2020-2024 .................................................................................................. VIII-6

Tabel 8.5. Proyeksi Pendapatan dan Biaya Operasional (Rp Ribu) ................................................................. VIII-8

Tabel 8.6. Analisis BEP Dengan Rencana Penambahan Kegiatan Usaha Penunjang (Rp Ribu) .................. VIII-11

Tabel 8.7. Analisis Profitabilitas dan ROI Dengan Rencana Penambahan Kegiatan Usaha Penunjang ....... VIII-12

Tabel 8.8. Kriteria Kelayakan (Rp Ribu) ......................................................................................................... VIII-14

Page 16: LAPORAN STUDI KELAYAKAN PENAMBAHAN KEGIATAN USAHA …idx.co.id/StaticData/NewsAndAnnouncement/ANNOUNCEMENTSTOCK/From_E… · Studi Kelayakan Penambahan Kegiatan Usaha Penunjang –

Studi Kelayakan Penambahan Kegiatan Usaha Penunjang – PT Batavia Prosperindo Trans, Tbk. xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1. Pertumbuhan Ekonomi Indonesia.................................................................................... III-3

Gambar 3.2. Neraca Pembayaran Indonesia ....................................................................................... III-4

Gambar 3.3. Neraca Pembayaran Indonesia (Tahunan) ...................................................................... III-4

Gambar 3.4. Transaksi Berjalan ........................................................................................................... III-5

Gambar 3.5. Appresiasi/Depresiasi Nilai Tukar Rupiah Peers ............................................................. III-6

Gambar 3.6. Volatilitas Nilai Tukar Rupiah ........................................................................................... III-6

Gambar 3.7. Inflasi ............................................................................................................................... III-7

Gambar 3.8. Peta Inflasi Daerah (%, yoy) ............................................................................................ III-7

Gambar 3.9. Perkembangan Suku Bunga PUAB O/N .......................................................................... III-8

Gambar 3.10. IHSG dan Indeks Bursa Global Triwulan IV 2019 (mtm) ................................................. III-8

Gambar 8.1. Proyeksi Pendapatan dan Beban Pokok Pendapatan Tahun 2020-2024

Dengan Penambahan Kegiatan Usaha Penunjang Perseroan ...................................... VIII-6

Gambar 8.2. Proyeksi Beban Usaha Tahun 2020-2024 Dengan Penambahan

Kegiatan Usaha Penunjang ........................................................................................... VIII-7

Gambar 8.3. Proyeksi Laba Sebelum Pajak dan Laba Bersih Tahun 2020-2024

Dengan Rencana Penambahan Kegiatan Usaha Penunjang ........................................ VIII-7

Gambar 8.4. Proyeksi Pendapatan dan Harga Pokok Pendapatan Tahun 2020-2024

Tanpa Rencana Penambahan Kegiatan Usaha Penunjang .......................................... VIII-9

Gambar 8.5. Proyeksi Beban Usaha Tahun 2020-2024 Tanpa Rencana Penambahan

Kegiatan Usaha Penunjang ......................................................................................... VIII-10

Gambar 8.6. Proyeksi Laba Sebelum Pajak dan Laba Bersih Tahun 2020-2024

Tanpa Rencana Penambahan Kegiatan Usaha Penunjang ........................................ VIII-10

Page 17: LAPORAN STUDI KELAYAKAN PENAMBAHAN KEGIATAN USAHA …idx.co.id/StaticData/NewsAndAnnouncement/ANNOUNCEMENTSTOCK/From_E… · Studi Kelayakan Penambahan Kegiatan Usaha Penunjang –

Studi Kelayakan Penambahan Kegiatan Usaha Penunjang – PT Batavia Prosperindo Trans, Tbk. xvi

ASUMSI-ASUMSI DAN KONDISI PEMBATAS

1. Laporan penilaian ini bersifat non-disclaimer opinion.

2. IDR telah melakukan penelaahan atas dokumen-dokumen yang digunakan dalam proses penilaian.

3. Data dan informasi yang diperoleh berasal dari sumber yang dapat dipercaya keakuratannya. Informasi yang

dinyatakan tanpa menyebutkan sumbernya merupakan hasil penelaahan kami terhadap data yang ada,

pemeriksaan atas dokumen ataupun keterangan dari instansi pemerintah yang berwenang. Tanggung jawab

untuk memeriksa kembali kebenaran informasi tersebut sepenuhnya berada dipihak Pemberi Tugas.

4. IDR menggunakan proyeksi keuangan yang telah disesuaikan yang mencerminkan kewajaran proyeksi keuangan

yang dibuat oleh manajemen Perseroan dengan kemampuan pencapaiannya (fiduciary duty).

5. IDR bertanggung jawab atas pelaksanaan studi kelayakan dan kewajaran proyeksi keuangan.

6. Laporan ini terbuka untuk publik kecuali terdapat informasi yang bersifat rahasia, yang dapat mempengaruhi

operasional Perseroan.

7. IDR bertanggung jawab atas laporan dan kesimpulan akhir.

8. IDR telah memperoleh informasi atas status hukum obyek Rencana Penambahan Kegiatan Usaha Penunjang

dari Perseroan. IDR tidak melakukan penelitian dan penyelidikan yang ada hubungannya dengan kebenaran

legalitas, serta hutang piutang yang mengakibatkan kerugian atas properti yang dinilai, karena bukan merupakan

ruang lingkup pekerjaan penilai, kami berasumsi bahwa obyek yang dinilai tersebut telah bebas dari segala

tuntutan hukum.

9. Kantor Jasa Penilai Publik (KJPP) IWAN BACHRON DAN REKAN tidak berkewajiban untuk memberikan

kesaksian atau hadir di depan pengadilan atau pejabat pemerintah, jika hal tersebut tidak terkait dengan maksud

dan tujuan laporan ini, serta di luar ruang lingkup dari penugasan.

10. Jika dikemudian hari Penilai diminta untuk memberikan penjelasan dan pemaparan yang dilakukan diluar wilayah

kerja kantor kami, maupun kepada pihak selain pemberi tugas dan pengguna jasa, maka segala bentuk biaya

yang timbul menjadi beban pemberi tugas.

11. Laporan Penilaian ini tidak sah apabila tidak dibubuhi tanda tangan Pimpinan dan stempel kantor (office seal)

dari KJPP IWAN BACHRON DAN REKAN.

**************

Page 18: LAPORAN STUDI KELAYAKAN PENAMBAHAN KEGIATAN USAHA …idx.co.id/StaticData/NewsAndAnnouncement/ANNOUNCEMENTSTOCK/From_E… · Studi Kelayakan Penambahan Kegiatan Usaha Penunjang –

Studi Kelayakan Penambahan Kegiatan Usaha Penunjang – PT Batavia Prosperindo Trans, Tbk. I - 1

BAB I

PENDAHULUAN

1. UMUM

1.1. Latar Belakang

Perseroan merupakan sebuah perseroan terbatas berstatus perusahaan terbuka (public company) yang

didirikan di Indonesia. Bidang usaha Perseroan meliputi bidang jasa transportasi. Perseroan berdomisili di

Jakarta dengan kantor di Gedung Chase Plaza Lantai 12, Jalan Jenderal Sudirman Kav. 21, Jakarta

Selatan, DKI Jakarta dengan nomor telepon (021) 520 0434 (Hunting), nomor faksimili (021) 570 6413,

alamat email: [email protected], dan alamat website https://www.bataviarent.com/.

Berdasarkan informasi yang kami terima dari manajemen Perseroan, Perseroan akan memanfaatkan

kendaraan yang tidak produktif keberadaannya dengan kebutuhan modal dan sumber daya yang relatif

kecil. Untuk memanfatkan kendaraan yang dimiliki namun kurang produktif tersebut, Perseroan

membutuhkan kegiatan usaha yang lain selain kegiatan usaha utama Perseroan. Sehingga Perseroan

merencanakan untuk menambah kegiatan usaha penunjang yaitu sebagai berikut:

Tabel 1.1 Rincian Penambahan Unit Usaha

No. Nama KBLI Kode KBLI

1 Angkutan Darat Lainnya 42429

2 Angkutan Bermotor untuk Barang Umum 49431

3 Pergudangan dan Penyimpanan 52101

4 Aktivitas Kurir 53201

Dimana dasar penambahan bidang usaha tersebut diatas mengacu kepada Peraturan Menteri Pehubungan

Republik Indonesia No. PM 117, Tahun 2018, tentang Penyelenggaraan Angkutan Orang Tidak Dalam

Trayek dan mengacu kepada peraturan daerah No. 5, Tahun 2014, tentang Transportasi. Lembaga

Pemerintahan terkait pelaksaan perizinan untuk penambahan kegiatan usaha penunjang tersebut diatas

adalah: Dinas Pehubungan DKI Jakarta, PTSP (Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu)

Jakarta Selatan, serta Badan Pajak dan Retribusi Daerah (apabila diperlukan).

Berdasarkan penjelasan dari manajemen Perseroan, Rencana Perseroan berupa penambahan kegiatan

usaha penunjang Perseroan sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Republik

Indonesia Nomor 17/POJK.04/2020 tentang “Transaksi Material dan Perubahan Kegiatan Usaha Utama”

(“POJK No.17/2020”), mengingat bahwa Rencana Transaksi akan mengakibatkan terjadinya penambahan

kegiatan usaha Perseroan.

Page 19: LAPORAN STUDI KELAYAKAN PENAMBAHAN KEGIATAN USAHA …idx.co.id/StaticData/NewsAndAnnouncement/ANNOUNCEMENTSTOCK/From_E… · Studi Kelayakan Penambahan Kegiatan Usaha Penunjang –

Studi Kelayakan Penambahan Kegiatan Usaha Penunjang – PT Batavia Prosperindo Trans, Tbk. I - 2

Untuk transaksi yang menyebabkan terjadinya penambahan kegiatan usaha penunjang, Peraturan POJK

No.17/2020 mensyaratkan adanya laporan studi kelayakan tentang perubahan kegiatan usaha penunjang

yang disusun oleh penilai independen.

Dalam rangka pelaksanaan Rencana Transaksi dan untuk memenuhi ketentuan-ketentuan yang diatur

dalam Peraturan POJK No.17/2020, maka Perseroan perlu menunjuk penilai untuk melaksanakan

penyusunan studi kelayakan atas Rencana Penambahan Kegiatan Usaha Penunjang (“Studi Kelayakan”).

1.2. Tujuan dan Maksud Studi Kelayakan

Tujuan penyusunan Studi Kelayakan adalah untuk memberikan gambaran mengenai kelayakan Rencana

Penambahan Kegiatan Usaha Penunjang ditinjau dari berbagai aspek, meliputi aspek pasar, aspek teknis,

aspek pola bisnis, aspek model manajemen, dan aspek keuangan. Maksud dari penyusunan Studi

Kelayakan adalah untuk memberikan gambaran tentang kelayakan dari penambahan kegiatan usaha

penunjang Perseroan yang selanjutnya akan digunakan Perseroan untuk memenuhi ketentuan dari

Peraturan POJK No.17/2020.

1.3. Tanggal Efektif dan Masa Berlaku Laporan

Studi Kelayakan diperhitungkan pada tanggal 31 Desember 2019. Tanggal ini dipilih atas dasar

pertimbangan kepentingan dan tujuan penyusunan Studi Kelayakan serta dari data keuangan Perseroan

yang kami terima.

Sehubungan dengan perkembangan kondisi di Indonesia yang dipengaruhi oleh penyebaran virus corona

(COVID-19) sehingga dapat memengaruhi pertumbuhan ekonomi global dan Indonesia, untuk itu OJK

mengeluarkan peraturan No. S-101/D.04/2020 tanggal 24 maret 2020 perihal “Perpanjangan Jangka Waktu

Berlakunya Laporan Keuangan dan Laporan Penilaian di Pasar Modal, Perpanjangan Masa Penawaran

Awal dan Penundaan/Pembatalan Penawaran Umum”, dimana sebagai berikut:

- Pada angka 2 dijelaskan mengenai “Jangka waktu antara tanggal laporan keuangan dan tanggal

penilaian (cut off date) laporan penilai yang digunakan dalam rangka transaksi material, transaksi

afiliasi dan transaksi yang mengandung benturan kepentingan diperpanjang dari jangka waktu

sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-undangan di sektor Pasar Modal”.

Mengingat laporan studi kelayakan ini dibuat dalam rangka penambahan kegiatan usaha penunjang,

dimana hal ini tidak tercakup dalam peraturan No.S-101/D.04.2020, maka dari itu Perseroan melalui

suratnya dengan No. 0030/BPT/DIR/VI/2020, tanggal 25 Juni 2020, melakukan permohonan perihal

“Relaksasi Jangka Waktu antara Tanggal Penilaian Laporan Penilai yang digunakan Dalam Rangka

Penambahan Kegiatan Usaha Penunjang”. Berdasarkan hal tersebut, maka masa berlaku laporan

studi kelayakan ini yang awalnya berakhir pada tanggal 30 Juni 2020 mendapatkan relaksasi menjadi

berakhir pada tanggal 31 Agustus 2020. Berdasarkan jadwal yang telah ditentukan, Perseroan akan

Page 20: LAPORAN STUDI KELAYAKAN PENAMBAHAN KEGIATAN USAHA …idx.co.id/StaticData/NewsAndAnnouncement/ANNOUNCEMENTSTOCK/From_E… · Studi Kelayakan Penambahan Kegiatan Usaha Penunjang –

Studi Kelayakan Penambahan Kegiatan Usaha Penunjang – PT Batavia Prosperindo Trans, Tbk. I - 3

melakukan RUPSLB pada tanggal 7 Juli 2020, dimana tanggal tersebut masih tercakup dalam batasan

relaksasi yang diajukan.

- Pada angka 4 dijelaskan bahwa “kondisi pasar yang berfluktuasi signifikan sebagaimana ditetapkan

dalam Surat Edaran OJK nomor 3/SEOJK.04/2020 ditetapkan sebagai peristiwa lain yang

berpengaruh secara signifikan terhadap kelangsungan usaha Emiten sebagaimana dimaksud dalam

angka 6 huruf a. 1) c) Peraturan No.IX.A.2. dalam hal dalam jangka waktu sejak efektifnya Pernyataan

Pendaftaran sampai dengan berakhirnya masa Penawaran Umum Perdana Saham, Penawaran

Umum Efek Bersifat Utang/ Sukuk, Emiten bermaksud menunda masa Penawaran Umum atau

membatalkan Penawaran Umum karena kondisi sebagaimana dimaksud dalam angka 6 huruf a.1) c)

Peraturan No. IX.A.2, maka emiten wajib menyampaikan permohonan kepada OJK.

Perpanjangan jangka waktu tersebut serta penetapan peristiwa lain yang berpengaruh secara

signifikan terhadap kelangsungan usaha perusahaan, sebagaimana dimaksud dalam angka 4 berlaku

sampai dengan batas waktu yang akan ditetapkan oleh Otoritas Jasa Keuangan.

1.4. Profil Perseroan

PT Batavia Prosperindo Trans, Tbk., (‘BPTR’) didirikan tanggal 8 Desember 2014 di Kota Jakarta. Sejak

tahun 2015, perusahaan memulai kegiatan usahanya di bidang jasa transportasi. Kantor pusat Perseroan

terletak di Gedung Chase Plaza Lantai 12, Jalan Jenderal Sudirman Kav. 21, Jakarta Selatan, DKI Jakarta.

1.4.1. Struktur Permodalan

Berdasarkan laporan keuangan Perseroan tanggal 31 Desember 2019, struktur permodalan Perseroan dan

komposisi kepemilikan saham Perseroan adalah sebagai berikut:

Tabel 1.2 Daftar Pemegang Saham dan Struktur Pemilikan Modal

No Pemegang Saham Lembar Saham Presentase Jumlah (Rupiah)

1. PT Batavia Prosperindo International Tbk. 1.157.808.300 74,70% 115.780.830.000

2. PT Victoria Insurance Tbk 217.000.000 14,00% 21.700.000.000

3. Paulus Handigdo 30.530.000 1,97% 3.053.000.000

4. Rima Rupita 20.700.000 1,34% 2.070.000.000

5. Markus Dinarto Pranoto 10.000.000 0,65% 1.000.000.000

6. Masyarakat (masing-masing dibawah 5%):

Pemegang saham lokal 113.926.700 7,34% 11.392.670.000

Pemegang saham asing 35.000 0,00% 3.500.000

Jumlah 1.550.000.000 100,00% 155.000.000.000

Sumber: laporan keuangan Perseroan tanggal 31 Desember 2019

Page 21: LAPORAN STUDI KELAYAKAN PENAMBAHAN KEGIATAN USAHA …idx.co.id/StaticData/NewsAndAnnouncement/ANNOUNCEMENTSTOCK/From_E… · Studi Kelayakan Penambahan Kegiatan Usaha Penunjang –

Studi Kelayakan Penambahan Kegiatan Usaha Penunjang – PT Batavia Prosperindo Trans, Tbk. I - 4

1.4.2. Susunan Pengurus

Berdasarkan laporan keuangan Perseroan per 31 Desember 2019, susunan Dewan Komisaris dan Direksi

Perseroan adalah sebagai berikut:

Susunan Komisaris

Komisaris Utama : Markus Dinarto Pranoto

Komisaris Independen : Cecilia Beatrix Pangemanan

Susunan Direksi

Direktur Utama : Paulus Handigdo

Direktur Independen : Rima Rupita

1.4.3. Kegiatan Usaha

Perseroan bergerak dalam bidang jasa transportasi sebagai berikut:

Tabel 1.3 Rincian Unit Usaha

No. Nama KBLI Kode KBLI

1 Reparasi Mobil 45201

2 Angkutan Sewa 49422

3 Portal Web dan Platform Digital Tanpa Tujuan Komersial 63121

4 Portal Web dan Platform Digital dengan Tujuan Komersial 63122

5 Aktivitas Konsultasi Transportasi 70202

6 Aktivitas Penyewaan dan Sewa Guna Usaha Tanpa Hak

Opsi Mobil, Bus, Truk dan Sejenisnya 77100

Page 22: LAPORAN STUDI KELAYAKAN PENAMBAHAN KEGIATAN USAHA …idx.co.id/StaticData/NewsAndAnnouncement/ANNOUNCEMENTSTOCK/From_E… · Studi Kelayakan Penambahan Kegiatan Usaha Penunjang –

Studi Kelayakan Penambahan Kegiatan Usaha Penunjang – PT Batavia Prosperindo Trans, Tbk. II - 1

BAB II

ASPEK HUKUM

2.1. Profil Perseroan

PT Batavia Prosperindo Trans, Tbk., (‘BPTR’) adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa

transportasi. Sejak tahun 2015, perusahaan memulai kegiatan usahanya di bidang layanan penyewaan

kendaraan.

Kantor pusat Perseroan terletak di Gedung Chase Plaza Lantai 12, Jalan Jenderal Sudirman Kav. 21,

Jakarta Selatan, DKI Jakarta.

2.2. Akta Pendirian dan Akta Perubahan

PT Batavia Prosperindo Trans, Tbk., (‘BPTR’) didirikan berdasarkan Akta Notaris Devi Yuana Lisa S.H.,

notaris pengganti dari Nur Muhammad Dipo Nusantara Pua Upa, S.H., M.Kn., No. 20 tanggal 8 Desember

2014 di Kota Jakarta dan telah mendapat pengesahan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik

Indonesia melalui Surat Keputusan No. AHU-40495.40.10.Tahun 2014 tanggal 19 Desember 2014 serta

diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 104 Tambahan No. 73508 tanggal 30 Desember

2014.

Anggaran Dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan, berdasarkan Akta Notaris Dr.

Irawan Soerdojo, S.H., M.Si., No. 64 tanggal 11 April 2018 di Jakarta mengenai:

(i) Melakukan penawaran umum perdana saham-saham Perusahaan kepada masyarakat dan

mencatatkan saham-saham Perusahaan tersebut pada Bursa Efek Indonesia serta mengubah status

Perusahaan dari Perseroan Tertutup menjadi Perseroan Terbuka;

(ii) Perubahan nama Perusahaan menjadi PT Batavia ProsperindoTrans, Tbk.;

(iii) Perubahan nilai nominal per saham dari Rp100.000 menjadi Rp100, perubahan modal dasar dari

1.500.000 lembar saham menjadi 1.500.000.000 lembar saham, dan perubahan modal ditempatkan

dan disetor penuh dari 950.000 lembar saham menjadi 950.000.000 lembar saham;

(iv) Peningkatan modal dasar dari 1.500.000.000 lembar saham atau jumlah keseluruhan

Rp150.000.000.000 menjadi 4.600.000.000 lembar saham atau jumlah keseluruhan

Rp460.000.0000.000;

(v) Peningkatan modal ditempatkan dan disetor penuh dari 950.000.000 lembar saham atau jumlah

keseluruhan Rp95.000.000.000 menjadi 1.150.000.000 lembar saham atau jumlah keseluruhan

Rp115.000.000.000. Peningkatan modal ditempatkan dan disetor penuh tersebut diambil bagian oleh

PT Batavia Prosperindo Makmur sebesar 161.970.000 lembar saham atau senilai Rp16.197.000.000,

PT Victoria Insurance, Tbk., senilai 36.500.000 lembar saham atau sebesar Rp3.650.000.000, dan

Paulus Handigdo sebesar 1.530.000 lembar saham atau senilai Rp153.000.000.

Page 23: LAPORAN STUDI KELAYAKAN PENAMBAHAN KEGIATAN USAHA …idx.co.id/StaticData/NewsAndAnnouncement/ANNOUNCEMENTSTOCK/From_E… · Studi Kelayakan Penambahan Kegiatan Usaha Penunjang –

Studi Kelayakan Penambahan Kegiatan Usaha Penunjang – PT Batavia Prosperindo Trans, Tbk. II - 2

Perubahan tersebut telah disahkan oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan

Surat Penerimaan Pemberitahuan Perubahan Anggaran Dasar No. AHU-AH.01.03-0144294 tanggal 12

April 2018 dan telah didaftarkan pada Tanda Daftar Perusahaan No. AHU-0051534.AH.01.11 Tahun 2018

tanggal 12 April 2018.

Berdasarkan Akta Notaris No. 31 tanggal 9 Juli 2018 dari Dr. Irawan Soerodjo, S.H., M.Si., yang memberikan

pernyataan PT Bursa Efek Indonesia Tanggal 6 Juli 2018, penawaran umum saham Perusahaan kepada

masyarakat adalah sebanyak 400.000.000 lembar saham atau senilai Rp40.000.000.000 sehingga jumlah

seluruh modal ditempatkan dan disetor penuh oleh Perusahaan sebesar 1.550.000.000 lembar saham

senilai Rp155.000.000.000.

Perubahan terakhir berdasarkan Akta Notaris No. 271 tanggal 27 Mei 2019, dari Christina Dwi Utami, SH.,

M. Hum, Mkn., Notaris di Kota Administrasi Jakarta Barat, menyatakan tentang perubahan pasal 3 Anggaran

Dasar Perseroan tentang maksud dan tujuan serta kegiatan usaha Perseroan sesuai dengan Klasifikasi

Baku Lapangan Usaha Indonesia Tahun 2017. Perubahan tersebut telah disahkan oleh Menteri Hukum dan

Hak Asasi Manusia Republik Indonesia melalui Surat Keputusan No. AHU-0033121.AH.01.02.Tahun 2019.

2.3. Struktur Permodalan

Berdasarkan laporan keuangan Perseroan tanggal 31 Desember 2019, modal dasar Perseroan berjumlah

Rp460.000.000.000 (Empat Ratus Enam Puluh Miliar Rupiah) yang terbagi atas 4.600.000.000 (Empat

Miliar Enam Ratus Juta) saham, dengan nilai nominal Rp100 (Seratus Rupiah) untuk tiap-tiap lembar

saham. Modal ditempatkan dan disetor penuh oleh Perusahaan sebesar 1.550.000.000 lembar saham

senilai Rp155.000.000.000.

Secara terinci, daftar nama pemegang saham dan struktur kepemilikan modal Perseroan berdasarkan

Berdasarkan Akta Nomor 271 tanggal 26 Juni 2019 tentang Perubahan Anggaran Dasar PT Batavia

Prosperindo Tbk oleh Notaris Christina Dwi Utami berkedudukan di Jakarta, dengan disetujui oleh

Keputusan Menteri Hukum Dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia melalui Surat Keputusan No. AHU-

0033121.AH.01.02. Tahun 2019 tanggal 26 Juni 2019, dapat dilihat pada Tabel 2.1 berikut ini.

Tabel 2.1 Daftar Pemegang Saham dan Struktur Pemilikan Modal

No Pemegang Saham Lembar Saham Presentase Jumlah (Rupiah) 1

PT Batavia Prosperindo Makmur 861.770.000 55,60% 86.177.000.000

2

PT Victoria Insurance Tbk 217.000.000 14,00% 21.700.000.000

3

Paulus Handigdo 30.530.000 1,97% 3.053.000.000

4

Rima Rupita 20.700.000 1,34% 2.070.000.000

5

Markus Dinarto Pranoto 10.000.000 0,65% 1.000.000.000

6

Sandy Jonathan Halim 10.000.000 0,65% 1.000.000.000

7

Masyarakat (masing-masing dibawah 5%)

Pemegang saham 400.000.000 25,81% 40.000.000.000

Jumlah 1.550.000.000 100,00% 155.000.000.000

Page 24: LAPORAN STUDI KELAYAKAN PENAMBAHAN KEGIATAN USAHA …idx.co.id/StaticData/NewsAndAnnouncement/ANNOUNCEMENTSTOCK/From_E… · Studi Kelayakan Penambahan Kegiatan Usaha Penunjang –

Studi Kelayakan Penambahan Kegiatan Usaha Penunjang – PT Batavia Prosperindo Trans, Tbk. II - 3

*)Sumber: Lampiran Keputusan Menteri Hukum Dan HAM No. AHU-0033121.AH.01.02. Tahun 2019 tanggal 26 Juni 2019

Saham Perseroan terdiri dari 1 (satu) jenis saham biasa yang memberikan hak yang sama dan sederajat

kepada para pemegang sahamnya.

2.4. Susunan Pengurus

Berdasarkan Akta Nomor 271 tanggal 26 Juni 2019 tentang Perubahan Anggaran Dasar PT Batavia

Prosperindo Tbk oleh Notaris Christina Dwi Utami berkedudukan di Jakarta, dengan disetujui oleh

Keputusan Menteri Hukum Dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia melalui Surat Keputusan No. AHU-

0033121.AH.01.02. Tahun 2019 tanggal 26 Juni 2019, susunan Dewan Komisaris dan Direksi Perseroan

adalah sebagai berikut:

Susunan Komisaris

Komisaris Utama : Markus Dinarto Pranoto

Komisaris Independen : Cecilia Beatrix Pangemanan

Susunan Direksi

Direktur Utama : Paulus Handigdo

Direktur Independen : Rima Rupita

2.5. Kegiatan Usaha

Perseroan bergerak dalam bidang jasa transportasi dengan rincian sebagai berikut:

Kegiatan Usaha Utama:

a. Menjalankan usaha aktivitas penyewaan dan sewa guna usaha tanpa hak opsi mobil, bus, truk,

dan sejenisnya;

b. Menjalankan usaha aktivitas konsultasi transportasi;

c. Menjalankan usaha angkutan sewa.

Kegiatan Usaha Penunjang:

a. Menjalankan usaha portal web dan/atau platform digital tanpa tujuan komersial;

b. Menjalankan usaha portal web dan/atau platform digital dengan tujuan komersial;

c. Menjalankan usaha reparasi mobil.

Tabel 2.2 Rincian Unit Usaha

No. Nama KBLI Kode KBLI

1 Reparasi Mobil 45201

2 Angkutan Sewa 49422

3 Portal Web dan Platform Digital Tanpa Tujuan Komersial 63121

4 Portal Web dan Platform Digital dengan Tujuan Komersial 63122

Page 25: LAPORAN STUDI KELAYAKAN PENAMBAHAN KEGIATAN USAHA …idx.co.id/StaticData/NewsAndAnnouncement/ANNOUNCEMENTSTOCK/From_E… · Studi Kelayakan Penambahan Kegiatan Usaha Penunjang –

Studi Kelayakan Penambahan Kegiatan Usaha Penunjang – PT Batavia Prosperindo Trans, Tbk. II - 4

No. Nama KBLI Kode KBLI

5 Aktivitas Konsultasi Transportasi 70202

6 Aktivitas Penyewaan dan Sewa Guna Usaha Tanpa Hak

Opsi Mobil, Bus, Truk dan Sejenisnya 77100

2.6. Legalitas dan Perizinan

Pada saat ini Perseroan telah memperoleh dokumen-dokumen dan perizinan yang diperlukan dari instansi

yang berwenang berkaitan dengan kegiatan usahanya yang berupa:

1. Salinan bukti Surat Keterangan Domisili Perusahaan No. 841/27.1BU.1/31.74.02.1004/-

71.562/e/2018, yang dikeluarkan oleh Kepala Unit Pelaksana Pelayanan Terpadu Satu Pintu,

Kelurahan Karet, berlaku sampai dengan tanggal 31 Januari 2024;

2. Salinan bukti Surat Nomor Induk Berusaha (NIB) 8120008810128 yang dikeluarkan oleh Lembaga

Pengelola dan Penyelenggara OSS pada tanggal 2 Agustus 2018;

3. Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) No. 71.654.782.3-011.000;

4. Izin Penyelenggaraan Angkutan Orang dengan Tujuan Tertentu (Angkutan Sewa) Nomor

1200/6.15/31/-1.819.6/2016 yang dikeluarkan oleh Kepala Badan Pelayanan Terpadu Satu Pintu

Provinsi DKI Jakarta, berlaku hingga 5 tahun dari tanggal ditetapkan.

5. Salinan Akta No. 269 tanggal 27 Mei 2019 yang dibuat oleh Notaris Christina Dwi Utami, SH., M. Hum,

Mkn., di Kota Administrasi Jakarta Barat, dan telah mendapat pengesahan dari Menteri Hukum dan

Hak Asasi Manusia Republik Indonesia melalui Surat Keputusan No. AHU-0033121.AH.01.02.Tahun

2019.

6. Salinan Akta No. 270 tanggal 27 Mei 2019 yang dibuat oleh Notaris Christina Dwi Utami, SH., M. Hum,

Mkn., di Kota Administrasi Jakarta Barat, dan telah mendapat pengesahan dari Menteri Hukum dan

Hak Asasi Manusia Republik Indonesia melalui Surat Keputusan No. AHU-0033121.AH.01.02.Tahun

2019.

7. Salinan Akta No. 271 tanggal 27 Mei 2019 yang dibuat oleh Notaris Christina Dwi Utami, SH., M. Hum,

Mkn., di Kota Administrasi Jakarta Barat, dan telah mendapat pengesahan dari Menteri Hukum dan

Hak Asasi Manusia Republik Indonesia melalui Surat Keputusan No. AHU-0033121.AH.01.02.Tahun

2019.

8. Salinan Surat Keputusan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia melalui Surat

Keputusan No. AHU-0033121.AH.01.02.Tahun 2019 tanggal 26 Juni 2019.

Page 26: LAPORAN STUDI KELAYAKAN PENAMBAHAN KEGIATAN USAHA …idx.co.id/StaticData/NewsAndAnnouncement/ANNOUNCEMENTSTOCK/From_E… · Studi Kelayakan Penambahan Kegiatan Usaha Penunjang –

Studi Kelayakan Penambahan Kegiatan Usaha Penunjang – PT Batavia Prosperindo Trans, Tbk. III - 1

BAB III

ASPEK PASAR

3.1. Tinjauan Makro Ekonomi

Tinjauan makro ekonomi berikut merupakan cuplikan dari Laporan Kebijakan Moneter Triwulan IV 2019 dan

Laporan Neraca Pembayaran Indonesia Triwulan IV 2019 yang disusun oleh Bank Indonesia.

3.1.1. Kondisi Perekonomian Dunia

Dalam perkembangannya, optimisme terhadap pemulihan ekonomi global sempet menguat pada triwulan

IV-2019, kebijakan yang ditempuh banyak negara untuk memperkuat perekonomiannya. Optimisme makin

kuat saat tercapai kesepakatan tahap I perundingan perdagangan AS-Tiongkok, optimisme tersebut juga

mendorong kenaikan aliran modal ke negara berkembang sampai dengan pertengahan Januari 2020.

Namun memasuki akhir Januari 2020 optimisme tersebut berubah karena COVID-19 yang diperkirakan

akan menekan perekonomian Tiongkok dan kemudian menghambat proses pemulihan ekonomi global pada

triwulan I 2020. Bank Indonesia memperkirakan pertumbuhan ekonomi dunia 2020 sebesar 3,0%. Proyeksi

pertumbuhan ekonomi ASEAN-5 diturunkan di 2020 dari 5,0% menjadi 4,8% dan kembali membaik dengan

pola V-Shape menjadi 5,2% pada 2021.

Pada 2019, PDB Eropa tumbuh melambat dari 1,8% (yoy) pada 2018 menjadi 1,2% (yoy) didorong oleh

penurunan kinerja sektor ekternal, ditengah konsumsi dan investasi yang terjaga. Pada 2020, COVID-19

turut berdampak meskipun kinerja sektor eksternal diperkirakan sedikit membaik seiring dengan kemajuan

kesepakatan dagang.

Perbaikan prospek ekonomi di tengah dampak COVID-19 diperkirakan terjadi di AS, meskipun dengan level

yang menurun dibandingkan dengan kinerja tahun 2019 yang mencapai 2,3%.

Prospek pemulihan ekonomi global yang tertunda kemudian mempengaruhi prospek perdagangan dan

harga komoditas dunia. Meskipun secara keseluruhan tetap membaik, pemulihan ekonomi global yang

tertahan akibat COVID-19 diperkirakan menurunkan volume perdagangan dunia pada triwulan I-2020 dan

Kembali membaik setelah periode tersebut. Sementara itu, harga minyak ke depan diperkirakan akan pulih

dan prospek harga komoditas dunia non-energi diperkirakan tetap meningkat.

Page 27: LAPORAN STUDI KELAYAKAN PENAMBAHAN KEGIATAN USAHA …idx.co.id/StaticData/NewsAndAnnouncement/ANNOUNCEMENTSTOCK/From_E… · Studi Kelayakan Penambahan Kegiatan Usaha Penunjang –

Studi Kelayakan Penambahan Kegiatan Usaha Penunjang – PT Batavia Prosperindo Trans, Tbk. III - 2

3.1.2. Kondisi Perekonomian Indonesia

Pertumbuhan Ekonomi

Pertumbuhan ekonomi Indonesia, optimisme akan pemulihan ekonomi tertahan di awal Januari 2020

dengan merebaknya COVID-19, namun secara umum pertumbuhan ekonomi Indonesia 2019 tetap berdaya

tahan di tengah kondisi perekonomian dunia yang belum kuat. Pertumbuhan ekonomi tetap baik yakni

5,02%, meskipun lebih rendah dari capaian tahun 2018 yakni sebesar 5,17%. Pertumbuhan ekonomi

tersebut ditopang oleh permintaan domestik yang terjaga dengan meningkatnya perdagangan antar daerah

seperti wilayah Sumatera. Selain itu, pertumbuhan ekonomi Kalimantan dan Bali-Nusa Tenggara tetap

terjaga didukung oleh perbaikan ekspor komoditas primer.

Tabel 3.1 Pertumbuhan Ekonomi Sisi Pengeluaran

Komponen 2017 2018 2019

2019 I II III IV

Konsumsi Rumah Tangga 4,94 5,05 5,02 5,18 5,01 4,97 5,04

Konsumsi Lembaga Nonprofit 6,93 9,10 16,96 15,29 7,41 3,53 10,62

Melayani Rumah Tangga

Konsumsi Pemerintah 2,13 4,80 5,22 8,23 0,98 0,48 3,25

Investasi (PMTDB) 6,15 6,64 5,03 4,55 4,21 4,06 4,45

Investasi Bangunan 6,24 5,41 5,48 5,46 5,03 5,53 5,37

Investasi Nonbangunan 5,90 10,31 3,69 3,70 1,95 -0,13 1,80

Ekspor 8,91 6,55 -1,58 -1.73 0,10 -0,39 -0,87

Impor 8,06 11,88 -7,47 -6.84 -8.30 -8,05 -7,69

PDB 5,07 5,17 5,07 5,05 5,02 4,97 5,02

Sumber: BI, Laporan Kebijakan Moneter Triwulan IV 2019

Optimisme terhadap peningkatan pertumbuhan ekonomi 2020 tetap kuat. Dari sisi Lapangan Usaha (LU),

pertumbuhan ekonomi 2019 terutama ditopang oleh sektor tersier. LU transportasi, pergudangan,

informasi dan komunikasi tumbuh tinggi disertai konstribusi terhadap pertumbuhan ekonomi yang

meningkat. Hal yang sama terlihat pada kinerja LU jasa keuangan, real estate dan jasa perusahaan yang

tetap baik.

Tabel 3.2 Pertumbuhan Ekonomi Sisi Lapangan Usaha

Komponen 2017 2018 2019 2019

I II III IV

Pertanian, Peternakan, Kehutanan, dan Perikanan 3,87 3,94 1,82 5,33 3,12 4,26 3,64

Pertambangan dan Penggalian 0,66 2,16 2,32 -7.1 2,34 0,94 1,22

Industri Pengolahan

Listrik, Gas, Air Bersih, dan Pengadaan Air * 1,76 5,48 4,48 2,65 3,83 5,96 4,24

Konstruksi 6,80 6,09 5,91 5,69 5,65 5,79 5,76

Perdagangan dan Penyediaan Akomodasi dan Mamin** 4,63 5,10 5,34 4,80 4,61 4,65 4,84

Transportasi, Pergudangan, Informasi dan Komunikasi*** 9,12 7,04 7,45 7,93 8,09 8,75 8,06

Jasa Keuangan, Real Estat, dan Jasa Perusahaan**** 5,43 4,82 7,26 6,03 6,94 8,04 7,07

Jasa-jasa Lainnya***** 4,37 6,83 7,12 8,41 6,43 5,45 6,81

PDB 5,07 5,17 5,07 5,05 5,02 4,97 5,02

Page 28: LAPORAN STUDI KELAYAKAN PENAMBAHAN KEGIATAN USAHA …idx.co.id/StaticData/NewsAndAnnouncement/ANNOUNCEMENTSTOCK/From_E… · Studi Kelayakan Penambahan Kegiatan Usaha Penunjang –

Studi Kelayakan Penambahan Kegiatan Usaha Penunjang – PT Batavia Prosperindo Trans, Tbk. III - 3

*) Penggabungan 2 lap. usaha: (i) Pengadaan Listrik dan Gas (ii) Pengadaan Air

**) Penggabungan 2 lap. usaha: (i) Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil dan Motor (ii) Penyediaan Akomodasi dan Mamin

***) Penggabungan 2 lap. usaha: (i) Transportasi dan Pergudangan (ii) Informasi dan Komunikasi

****) Penggabungan 3 lap. usaha: (i) Jasa Keuangan, (ii) Real Estate (iii) Jasa Perusahaan

*****) Penggabungan 4 lap. usaha: (i) Adm. Pemerintahan, Pertahanan, Jaminan Sosial Wajib, (ii) Jasa Pendidikan, (iii) Jasa Kesehatan dan Kegiatan Lainnya (iv) Jasa Lainnya

Sumber: BI, Laporan Kebijakan Moneter Triwulan IV 2019

Secara parsial, pertumbuhan ekonomi didukung oleh pertumbuhan di sebagian besar daerah terutama di

wilayah Kalimantan dan Bali - Nusa Tenggara. Peningkatan pertumbuhan ekonomi di Sumatera pada

triwulan IV 2019 didorong oleh perdagangan produk minyak sawit sejalan dengan implementasi program

B20. Pertumbuhan ekonomi Kalimantan didukung oleh perbaikan ekspor komoditas primer, seperti

batubara ke Tiongkok. Pertumbuhan ekonomi Bali-Nusa Tenggara dipengaruhi oleh perbaikan ekspor

komoditas tembaga dan bijih nikel. Sementara pertumbuhan ekonomi Sulampua (Sulawesi -Maluku-

Papua) sedikit melambat karena kinerja ekspor yang menurun.

Gambar 3.1 Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Sumber: BI, Laporan Kebijakan Moneter Triwulan IV, 2019

Secara keseluruhan 2019, peningkatan pertumbuhan ekonomi terjadi di seluruh wilayah Indonesia.

Peningkatan pertumbuhan ekonomi di Jawa pada 2019 bersumber terutama dari kegiatan industri

pengolahan dan perdagangan sejalan dengan permintaan domestik yang tumbuh tinggi, serta dukungan

Pemerintah untuk terus memperkuat daya saing industri nasional. Sementara itu, peningkatan

pertumbuhan ekonomi di Sumatera pada 2019 didukung oleh kegiatan perdagangan dan industri

pengolahan, terutama pengolahan CPO, untuk memenuhi penyerapan kebutuhan domestik. Di Papua,

perbaikan pertumbuhan pada 2019 dipengaruhi oleh tingginya aktivitas pertambangan hingga paruh

pertama 2019 sebelum memasuki fase akhir penambangan terbuka dan Izin Usaha Pertambangan

Khusus (IUPK) di Papua.

Page 29: LAPORAN STUDI KELAYAKAN PENAMBAHAN KEGIATAN USAHA …idx.co.id/StaticData/NewsAndAnnouncement/ANNOUNCEMENTSTOCK/From_E… · Studi Kelayakan Penambahan Kegiatan Usaha Penunjang –

Studi Kelayakan Penambahan Kegiatan Usaha Penunjang – PT Batavia Prosperindo Trans, Tbk. III - 4

Neraca Pembayaran Indonesia (NPI)

Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) pada triwulan IV 2019 mencatat surplus sehingga menopang

ketahanan eksternal Indonesia. NPI pada triwulan IV 2019 mencatat surplus sebesar USD4,3 miliar,

membaik dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang mengalami defisit sebesar USD46 juta. Surplus

NPI tersebut terutama ditopang oleh surplus transaksi modal dan finansial yang meningkat serta defisit

transaksi berjalan yang tetap terkendali. Dengan perkembangan tersebut, posisi cadangan devisa pada

akhir Desember 2019 mencapai USD129,2 miliar, meningkat dari USD124,3 miliar pada akhir September

2019. Posisi cadangan devisa tersebut setara dengan pembiayaan 7,6 bulan impor atau 7,3 bulan impor

dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional

sebesar 3 bulan impor.

Gambar 3.2 Neraca Pembayaran Indonesia Gambar 3.3 Neraca Pembayaran Indonesia (Tahunan)

Sumber: BI, NPI, Triwulan IV, 2019

Surplus transaksi modal dan finansial pada triwulan IV 2019 meningkat yang mencerminkan optimisme

terhadap prospek perekonomian domestik. Surplus transaksi modal dan finansial pada triwulan IV 2019

tercatat sebesar USD12,4 miliar, lebih tinggi dari surplus pada triwulan sebelumnya sebesar USD7,4 miliar.

Besarnya surplus tersebut terutama didorong oleh tingginya arus masuk investasi portofolio yang bersumber

dari penerbitan obligasi global baik pemerintah maupun korporasi. Selain itu, investasi lainnya juga

mencatat surplus sejalan dengan adanya penarikan simpanan bank di luar negeri oleh pelaku usaha

domestik dan bertambahnya penempatan dana nonresiden di bank dalam negeri. Hal tersebut

mencerminkan tingginya kepercayaan investor terhadap prospek perekonomian domestik dan imbas hasil

aset keuangan domestik yang tetap menarik (BI, NPI, Triwulan IV, 2019)

Defisit neraca transaksi berjalan pada triwulan IV 2019 tetap terkendali, sehingga turut menopang

ketahanan sektor eksternal Indonesia. Defisit neraca transaksi berjalan pada triwulan IV 2019 tercatat

sebesar USD8,1 miliar (2,84% dari PDB), ditopang oleh surplus neraca perdagangan nonmigas yang

meningkat. Meningkatnya surplus neraca perdagangan nonmigas terutama dipengaruhi oleh penurunan

impor nonmigas di tengah kinerja ekspor nonmigas yang belum kuat. Di sisi lain, defisit neraca perdagangan

Page 30: LAPORAN STUDI KELAYAKAN PENAMBAHAN KEGIATAN USAHA …idx.co.id/StaticData/NewsAndAnnouncement/ANNOUNCEMENTSTOCK/From_E… · Studi Kelayakan Penambahan Kegiatan Usaha Penunjang –

Studi Kelayakan Penambahan Kegiatan Usaha Penunjang – PT Batavia Prosperindo Trans, Tbk. III - 5

migas meningkat sejalan dengan naiknya impor minyak untuk memenuhi tingginya permintaan di akhir

tahun.

Gambar 3.4 Transaksi Berjalan

Sumber: BI, NPI, Triwulan IV, 2019

Perkembangan NPI secara keseluruhan tahun 2019 menunjukkan ketahanan sektor eksternal yang tetap

kuat. NPI tahun 2019 mencatat surplus USD4,7 miliar, membaik dari tahun sebelumnya yang mengalami

defisit sebesar USD7,1 miliar. Perkembangan tersebut didorong oleh defisit neraca transaksi berjalan yang

membaik serta surplus transaksi modal dan finansial yang meningkat signifikan. Defisit neraca transaksi

berjalan pada 2019 tercatat sebesar USD30,4 miliar atau 2,72% dari PDB, membaik dibandingkan dengan

defisit pada tahun sebelumnya sebesar USD32,86 miliar atau 2,94% dari PDB. Perkembangan tersebut

terutama ditopang oleh neraca perdagangan barang yang mencatat surplus, berbeda dibandingkan tahun

sebelumnya yang mengalami defisit. Neraca perdagangan barang yang mencatat surplus dipengaruhi oleh

surplus neraca perdagangan nonmigas yang meningkat serta defisit neraca perdagangan migas yang

menurun. Hal tersebut dipengaruhi oleh turunnya impor minyak sejalan dengan kebijakan pengendalian

impor seperti program B20. Kinerja NPI yang membaik juga ditopang oleh surplus transaksi modal dan

finansial yang meningkat signifikan menjadi sebesar USD36,4 miliar dari USD25,2 miliar pada 2018,

ditopang oleh aliran masuk modal berjangka panjang di tengah berlanjutnya ketidakpastian pasar keuangan

global (BI, NPI, Triwulan IV, 2019).

Nilai Tukar Rupiah

Nilai tukar Rupiah menguat sejalan dengan kinerja Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) yang membaik.

Pada November 2019, Rupiah secara rata-rata mengalami apresiasi 0,42%, meskipun secara point to point

mengalami depresiasi 0,41% dibandingkan dengan level akhir Oktober 2019. Dengan perkembangan

tersebut Rupiah sejak awal tahun sampai dengan 20 November 2019 menguat 2,03% (ytd). Penguatan

Rupiah didukung oleh pasokan valas dari para eksportir dan aliran masuk modal asing yang tetap berlanjut

didorong prospek ekonomi Indonesia yang tetap terjaga, daya tarik pasar keuangan domestik yang tetap

besar, serta ketidakpastian pasar keuangan global yang sedikit mereda.

Pada triwulan IV 2019, Nilai tukar Rupiah tetap terkendali sesuai nilai fundamental didukung kinerja Neraca

Pembayaran Indonesia yang tetap baik. Pada 19 Februari 2020, Rupiah secara rerata menguat 0,27%

Page 31: LAPORAN STUDI KELAYAKAN PENAMBAHAN KEGIATAN USAHA …idx.co.id/StaticData/NewsAndAnnouncement/ANNOUNCEMENTSTOCK/From_E… · Studi Kelayakan Penambahan Kegiatan Usaha Penunjang –

Studi Kelayakan Penambahan Kegiatan Usaha Penunjang – PT Batavia Prosperindo Trans, Tbk. III - 6

dibandingkan dengan rerata level Januari 2020, meskipun secara point to point harian melemah sebesar

0,24% dibandingkan dengan level akhir bulan Januari 2020. Pelemahan Rupiah pada awal Februari 2020

terutama dipicu sentimen terhadap Covid-19, meskipun dalam perkembangan berikutnya kembali stabil

ditopang pasokan valas eksportir dan aliran masuk modal asing. Rupiah yang menguat juga terlihat pada

Januari 2020 yang secara rerata mencatat apresiasi 2,13% dibandingkan dengan rerata level Desember

2019.

Gambar 3.5 Appresiasi/Depresiasi Nilai Tukar Rupiah Peers Gambar 3.6 Volatilitas Nilai Tukar Rupiah

Sumber: Reuters, Bloomberg, diolah, data s.d. 19 Februari 2020, BI, Kebijakan Moneter Triwulan IV, 2019

Sampai dengan pertengahan Februari 2020, volatilitas Rupiah tercatat sebesar 6,2% atau menurun

dibandingkan dengan volatilitas pada tahun sebelumnya yaitu sebesar 7,0%. Pada Gambar 3.6

menunjukkan level volatilitas lebih rendah dibandingkan dengan mata uang pers yang secara rerata

mencapai 8,6%. Penurunan volatilitas Rupiah didorong oleh makin baiknya mekanisme pasar dan

meningkatnya keyakinan para pelaku pasar terhadap kebijakan Bank Indonesia dan Pemerintah.

Ke depan, Bank Indonesia memandang nilai tukar Rupiah tetap stabil sesuai dengan fundamentalnya dan

mekanisme pasar yang terjaga. Untuk mendukung efektivitas kebijakan nilai tukar dan memperkuat

pembiayaan domestik, Bank Indonesia terus mengakselerasi pendalaman pasar keuangan, baik pasar uang

maupun pasar valas

Inflasi

Inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) pada triwulan IV 2019 dan Januari 2020 tetap terkendali dalam

sasaran inflasi. Inflasi IHK tercatat 0,51% (qtq), meningkat dari 0,15% (qtq) pada triwulan sebelumnya.

Peningkatan inflasi disebabkan oleh kenaikan musiman pada kelompok volatile food dan administered

prices. Inflasi inti tetap terkendali pada level 0,39% (qtq) dan 3,02% (yoy). Peningkatan pada kelompok

volatile food didukung dipengaruhi oleh pola musiman yang naiknya permintaan akhir tahun dan

terganggunya produksi komoditas hortikultura. Kelompok administered prices juga meningkat karena

dampak pengumuman kenaikan cukai tembakau pada 2020.

Inflasi inti tetap terjaga tercatat sebesar 0,19% (mtm) pada Januari 2020 atau 2,88% (yoy) lebih rendah

dibandingkan dengan inflasi pada bulan sebelumnya sebesar 3,00% (yoy). Kelompok administered prices

Page 32: LAPORAN STUDI KELAYAKAN PENAMBAHAN KEGIATAN USAHA …idx.co.id/StaticData/NewsAndAnnouncement/ANNOUNCEMENTSTOCK/From_E… · Studi Kelayakan Penambahan Kegiatan Usaha Penunjang –

Studi Kelayakan Penambahan Kegiatan Usaha Penunjang – PT Batavia Prosperindo Trans, Tbk. III - 7

mengalami deflasi sebesar 0,28% (mtm) 0,64% (yoy) pada Januari 2020, menurun dibandingkan dengan

bulan sebelumnya yang tercatat sebesar 0,72 (yoy).

Gambar 3.7 Inflasi

Sumber: BPS, BI, Kebijakan Moneter Triwulan IV, 2019

Inflasi di berbagai daerah terlihat merata, sebagian besar wilayah masih berada dalam rentang sasaran

inflasi nasional 2020. Inflasi tinggi tercatat di Jakarta, Jawa Barat, Lampung, Maluku dan Kalimantan Selatan

sedang terendah di Kalimantan Utara.

Gambar 3.8 Peta Inflasi Daerah (%, yoy)

Sumber: BPS, BI, Kebijakan Moneter Triwulan IV, 2019

Suku Bunga

Pada triwulan IV 2019, transmisi kebijakan moneter berjalan dengan baik di tengah stabilitas sistem

keuangan yang terjaga, intermediasi yang meningkat, serta likuiditas yang sejalan dengan kebutuhan

ekonomi. Suku Bunga pasar uang antar bank (PUAB) O/N telah turun sebesar 103bps atau 4,81% selama

periode pelonggaran kebijakan moneter. Suku bunga perbankan juga turun dimana rerata tertimbang suku

bunga deposito yang tercatat 6,22% atau turun 61bps. Suku bunga kredit modal kerja turun 29bps menjadi

10,13%. Yield obligasi korporasi peringkat AAA turun sebesar 111bps ke level 7,07%. Likuiditas di pasar

uang dan perbankan memadai, tercermin pada rerata harian volume PUAB Januari 2020 yang tetap tinggi

Page 33: LAPORAN STUDI KELAYAKAN PENAMBAHAN KEGIATAN USAHA …idx.co.id/StaticData/NewsAndAnnouncement/ANNOUNCEMENTSTOCK/From_E… · Studi Kelayakan Penambahan Kegiatan Usaha Penunjang –

Studi Kelayakan Penambahan Kegiatan Usaha Penunjang – PT Batavia Prosperindo Trans, Tbk. III - 8

sebesar Rp15,12 triliun dan rasin Alat Likuid terhadap Dana Pihak Ketiga (AL/DPK) tetap besar yaitu

20,86% pada Desember 2019.

Gambar 3.9 Perkembangan Suku Bunga PUAB O/N

Sumber: BI, Kebijakan Moneter Triwulan IV, 2019

Pasar Saham

Kinerja pasar saham domestik membaik pada triwulan IV 2019, sejalan dengan tekanan dari eksternal yang

berkurang. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada akhir triwulan IV 20119 menguat 2,10% (qtq)

dibandingkan dengan posisi September 2019. Perkembangan ini dipengaruhi oleh imbas ketidakpastian

pasar keuangan global yang turun dan optimisme terhadap perekonomian domestic. Pada Januari 2020,

ISHG terkoreksi 5,7% (mtm), terutama dipengaruhi oleh naiknya ketidakpastian pasar keuangan global

dengan terjadinya COVID-19. Perkembangan ini sejalan perkembangan pasar saham dunia baik di negara

maju maupun di negara berkembang. Secara sectoral kinerja saham di seluruh sektor terkoreksi cukup

dalam, terutama sektor-sektor yang memiliki keterkaitan erat dengan kinerja eksternal yaitu sektor

pertanian, industri dan pertambangan.

Gambar 3.10 IHSG dan Indeks Bursa Global Triwulan IV 2019 (mtm)

Sumber: BI, Kebijakan Moneter Triwulan IV, 2019

Page 34: LAPORAN STUDI KELAYAKAN PENAMBAHAN KEGIATAN USAHA …idx.co.id/StaticData/NewsAndAnnouncement/ANNOUNCEMENTSTOCK/From_E… · Studi Kelayakan Penambahan Kegiatan Usaha Penunjang –

Studi Kelayakan Penambahan Kegiatan Usaha Penunjang – PT Batavia Prosperindo Trans, Tbk. III - 9

3.1.3. Proyeksi Perekonomian Indonesia Tahun 2021

Bank Indonesia memperkirakan pertumbuhan ekonomi global tumbuh sebesar 3,4% pada tahun 2021 dan

pertumbuhan ekonomi Indonesia 2020 tumbuh sebesar 5,0% - 5,4% dan kemudian meningkat pada tahun

2021 menjadi 5,2% - 5,6%. Ke depan, upaya penanggulangan COVID-19 perlu terus dicermati karena dapat

mempengaruhi prospek pertumbuhan ekonomi, volume perdagangan, dan harga komoditas dunia, serta

pergerakan aliran modal ke negara berkembang, termasuk Indonesia agar stabilitas ekonomi tetap

terkendali dan sistem keuangan yang tetap terjaga. (BI, Laporan Kebijakan Moneter Triwulan IV 2019).

3.2. Perkembangan Bisnis Transportasi

3.2.1. Perkembangan Jasa Transportasi Darat

Transportasi merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari perkembangan globalisasi. Peranan

transportasi menjadi sangat penting untuk mendukung kelancaran rantai pasok barang atau supply chain di

industri manufaktur. Selain itu, sarana transportasi yang baik juga dapat membantu kemudahan mobilitas

manusia. Tingginya mobilitas manusia dan barang suatu negara akan sebanding dengan tingginya

kemajuan perekonomian negara tersebut. Dukungan transportasi untuk memudahkan pergerakan manusia

dan barang dalam bisnis menjadi salah satu faktor sukses perekonomian (Adisasmita, 2010).

Menurut BPS (2020), produk domestik bruto Indonesia tahun 2019 tumbuh sebesar 5,03%. Pertumbuhan

ekonomi terjadi pada semua sektor ekonomi. Pertumbuhan pada sektor transportasi dan komunikasi

sebesar 12,90% yang meningkat dari tahun sebelumnya sebesar 12,76%. Tingkat pertumbuhan diberbagai

sektor berimbas positif terhadap kebutuhan transportasi perusahaan terutama perusahaan yang bergerak

dalam bidang industry consumer goods, perbankan, telekomunikasi, jasa dan ritel.

3.2.2. Industri Bisnis Penyewaan Kendaraan (Mobil)

Di zaman yang serba canggih ini, muncul berbagai jenis bisnis baru di tengah masyarakat. Sebagian

merupakan bisnis yang benar-benar baru, sedangkan sebagian yang lainnya merupakan transformasi dari

bisnis lama. Salah satu bisnis baru yang bertransformasi di era ini adalah bisnis sewa mobil.

Rental mobil atau jasa sewa mobil adalah sebuah perusahaan yang menyediakan mobil untuk disewa

dengan jangka waktu tertentu, mulai dari hitungan jam sampai hari. Perusahaan jenis ini biasanya memiliki

beberapa cabang atau anak cabang yang terletak di beberapa kota besar. Kebanyakan berlokasi di

beberapa pusat keramaian atau pusat kota, bandara, stasiun, dan tempat wisata. Penyedia jasa rental mobil

biasanya juga menyediakan jasa sopir yang semakin memudahkan para pelanggan.

Pasca terjadinya Perang Dunia II, masyarakat semakin sering melakukan perjalanan jauh atau bepergian.

Hal ini berdampak sangat signifikan terhadap bisnis sewa mobil. Pada akhirnya muncul beberapa

perusahaan rental mobil yang terkenal bahkan di kancah Internasional seperti National Car Rental

(1947, Europcar (1949), Enterprise Rent-A-Car (1957), Thrifty Rent A Car (1958), dan Budget Rent a Car

(1958) (jogjacars.com, 26 Februari 2018).

Page 35: LAPORAN STUDI KELAYAKAN PENAMBAHAN KEGIATAN USAHA …idx.co.id/StaticData/NewsAndAnnouncement/ANNOUNCEMENTSTOCK/From_E… · Studi Kelayakan Penambahan Kegiatan Usaha Penunjang –

Studi Kelayakan Penambahan Kegiatan Usaha Penunjang – PT Batavia Prosperindo Trans, Tbk. III - 10

Di Indonesia sendiri jasa sewa mobil sudah berkembang dengan pesat sejak sepuluh tahun terakhir. Kita

dapat menemukan berbagai penyedia jasa sewa mobil dengan berbagai macam armada di kota-kota besar.

Di samping itu, di era globalisasi yang kian maju ini jasa sewa mobil di berbagai kota sudah dilengkapi

dengan situs web, akun media sosial dan system sewa online. Alhasil, kini urusan sewa menyewa mobil

semakin berkembang dan mudah (jogjacars.com, 26 Februari 2018).

Bisnis sewa mobil melesat dengan pesat seiring dengan kebutuhan transportasi yang meningkat tajam.

Mobilitas yang tinggi membutuhkan kendaraan yang salah satunya bisa didapatkan dengan cara sewa

mobil.

Tingginya permintaan akan transportasi (mobil) untuk kebutuhan individu, perusahaaan baik pemerintah,

BUMN maupun swasta mendorong meningkatnya usaha persewaan mobil. Banyak perusahaan yang tidak

mau pegang aset seperti mobil. Perusahaan lebih memilih menyewa mobil dan tidak mau aset mobil

tersebut menjadi beban bagi laporan keuangan perusahaan, dengan menyewa mobil sebagai penunjang

aktivitas, sebuah perusahaan jadi terbebas dari berbagai beban pemeliharaan. Saat ini, semakin banyak

perusahaan yang menyewa dari pada membeli.

“ASSA Rent” salah satu perusaahan sewa mobil terbesar di Indonesia menilai pertumbuhan bisnis

penyewaan kendaraan pada tahun ini akan menyentuh level dua digit seiring dengan pergeseran pola

konsumsi masyarakat. Pada tahun sebelumnya bisnis penyewaan mobil perusahaan tumbuh 10% dan pada

tahun 2020 masih menargetkan pendapatan dengan kisaran yang sama. Dalam menjalankan bisnis

penyewaan kendaraan, perusahaan terus mengincar pelanggan-pelanggan baru terutama ke perusahanan-

perusahaan. Perusahaan tidak melakukan penyewaan ke ritel dan individu. (Herlina Kartika, senin 20

Januari 2020, investasi.kontan.co.id).

Penyewaan kendaraan tidak hanya dipakai untuk pengangkutan orang yang dipakai sebagai alat mobilitas

dalam sehari-hari, namun beberapa perusahaan melakukan penyewaan kendaraan untuk pengangkutan

logistik. Tingginya minat masyarakat Indonesia akan pasar online membuka peluang pasar bagi perusahaan

penyewaan kendaraan. Tingginya minat belanja online, membuka peluang bagi perusahaan-perusahaan

ekspedisi baik yang sudah ada maupun yang baru berdiri. Dimana perusahan-perusahaan ekspedisi

tersebut, membutuhkan kendaraan sebagai moda transportasi dalam pengangkutan barang dalam jasa

kirim dan antar.

Perkembangan teknologi saat ini sudah sangat pesat. Teknologi yang ada dan berkembang di zaman

milenial sekarang ini sudah sangat diluar kendali daripada sesuatu yang biasa kita dapati. Perkembangan

teknologi dalam transportasi adalah seperti maraknya sewa mobil online yang lebih dikenal dengan istilah

taksi online.

Berdasarkan riset Google dan Temasek pangsa pasar (Gross Merchandise Value/GMV) layanan

transportasi online di enam negara kawasan Asia Tenggara mencapai US$2,98 miliar atau setara Rp43,2

triliun pada 2015. Nilai tersebut terdiri atas layanan transportasi US$2,5 miliar dan layanan pengantar

Page 36: LAPORAN STUDI KELAYAKAN PENAMBAHAN KEGIATAN USAHA …idx.co.id/StaticData/NewsAndAnnouncement/ANNOUNCEMENTSTOCK/From_E… · Studi Kelayakan Penambahan Kegiatan Usaha Penunjang –

Studi Kelayakan Penambahan Kegiatan Usaha Penunjang – PT Batavia Prosperindo Trans, Tbk. III - 11

makanan US$450 juta. Kemudian, pada 2018 meningkat menjadi US$7,9 miliar (Rp114 triliun) dan

diproyeksikan melonjak menjadi US$29 miliar (Rp420 triliun) pada 2025. Pada 2015, jumlah pengguna rata-

rata harian jasa transportasi online baru mencapai 1,5 juta/hari dan meningkat menjadi 8 juta/hari pada

2018.

Pangsa pasar transportasi di Indonesia merupakan yang terbesar dibanding dengan negara Asia Tenggara

lainnya. GMV layanan transportasi online domestik pada 2015 mencapai US$980 juta kemudian meningkat

menjadi US$3,78 miliar pada 2018 kemudian diproyeksikan akan tumbuh menjadi US$14,5 miliar pada

2025. Jumlah penduduk yang mencapai lebih dari 260 juta jiwa serta tumbuhnya pengguna internet

merupakan pasar potensial bagi perekonomian yang berbasis internet (https://databoks.katadata.co.id/,

29/11/2018).

Sektor transportasi online semakin digemari hingga tahun-tahun selanjutnya. Pertumbuhan pendapatan

dari transportasi online rata-rata sebesar 15,76% pada 2019-2023. Pendapatan dari sektor tersebut

diproyeksikan naik hingga 107,5% menjadi US$318,8 miliar jika dibandingkan 2018. Adapun penetrasi

pengguna transportasi online diperkirakan sebesar 13,5% pada 2019 dan akan meningkat hingga 20%

pada 2023 (https://databoks.katadata.co.id/, Hari Widowati,19/9/2019).

Peluang dan pangsa pasar bisnis sewa mobil masih sangat besar dan akan terus bertumbuh. Meskipun

membutuhkan modal investasi yang tidak kecil untuk menjalankan bisnis ini, namun pesaing dalam bisnis

ini semakin banyak dengan berdirinya perusahaan-perusahaan sewa mobil yang baru, baik perusahaan

besar maupun perusahaan rumahan.

3.2.3. Kompetitor

Dalam melakukan Rencana Penambahan Kegiatan Usaha Penunjang Perseroan dalam bidang jasa

transportasi berupa layanan Angkutan Darat Lainnya (KBLI: 42429), Angkutan Bermotor untuk Barang

Umum (KBLI: 49431), Pergudangan dan Penyimpanan (KBLI: 52101), Aktivitas Kurir (KBLI: 53201).

Persaingan usaha Perseroan tentunya tidak terlepas dari kompetitor. Berikut profil kompetitor Perseroan

yang tumbuh dan berkembang di Indonesia baik swasta maupun pemerintah yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia:

1. PT Adi Sarana Armada, Tbk.

2. PT Blue Bird, Tbk.

3. PT Rimau Multi Putra Pratama, Tbk.

4. Citra Maharlika Nusantara Co

5. PT Eka Sari Lorean Transport, Tbk.

6. PT Steady safe Tbk.

7. Express Trasindo Utama Tbk.

8. PT Panorama Transportasi

9. PT Zebra Nusantara Tbk.

Page 37: LAPORAN STUDI KELAYAKAN PENAMBAHAN KEGIATAN USAHA …idx.co.id/StaticData/NewsAndAnnouncement/ANNOUNCEMENTSTOCK/From_E… · Studi Kelayakan Penambahan Kegiatan Usaha Penunjang –

Studi Kelayakan Penambahan Kegiatan Usaha Penunjang – PT Batavia Prosperindo Trans, Tbk. III - 12

10. PT Mitra International Resources Tbk.

11. PT Sidomulyo Selaras Tbk.

12. PT WEHA Transportasi Indonesia Tbk.

13. Perum PPD

14. Perum DAMRI

Persaingan dalam industri transportasi mulai semakin ketat dengan terlihat dari masuknya para pemain

baru yang menawarkan berbagai inovasi baru dalam pola bisnis, seperti contohnya, bidang usaha ekspedisi

yang dahulu didominasi oleh pemain lama seperti POS, JNE, serta WAHANA, belakangan ini mulai muncul

pesaing baru seperti Si Cepat, JNT, Gesit, Paxel, dan bahkan saat ini aplikasi Go-Jek memiliki fitur Go-send

intercity dan withincity. Salah satu inovasi yang cukup siginifikan adalah fitur pick up (pengambilan barang

ditempat), serta inovasi lainnya yaitu ekspedisi yang memerlukan waktu 15 jam dari sejak barang yang

diterima kurir yang melakukan pengambilan dari pelanggan untuk diantar sampai ke alamat tujuan

pengiriman.

Dengan semakin membaiknya kondisi infrastruktur di Indonesia, juga memaksa para pelaku usaha pada

industri transportasi untuk dapat lebih kompetitif dalam memberikan target harga. Keunggulan kompetitif

yang dimiliki oleh Perseroan adalah memberikan kepuasan yang maksimal kepada pelanggan lama maupun

baru secara konsisten dengan harga yang kompetitif, aset sewa yang baru atau terjaga dengan baik secara

kualitasnya, kecepatan dalam pelayanan, serta pelayanan online selama 24 jam, sehingga secara perlahan

akan memiliki captive market diantara para pesaing.

3.2.4. Strategi Pemasaran

Sesuai dengan informasi yang diterima dari manajemen Perseroan, Perseroan sebagai salah satu penyedia

layanan berskala besar menyediakan layanan berbasis nilai tambah yang meliputi:

1. Positioning dalam memasuki pasar tertentu

Perseroan berfokus pada segmen pasar yang less price sensitive, dan lebih mengutamakan mutu

pelayanan dengan harga yang sesuai.

2. Kecepatan pemenuhan kebutuhan

Perseroan menjaga adanya stok kendaraan yang cukup dan juga beragam jenisnya sehingga

dapat memenuhi kebutuhan pelanggan dalam waktu yang relatif lebih singkat.

3. Fokus pada pelanggan

Perseroan mengutamakan pelayanan dan kepuasan pelanggan, salah satunya melalui

ketersediaan call center 24 jam untuk dapat memberikan layanan tindak lanjut apabila ada

kerusakan pada kendaraan yang digunakan pelanggan. Perseroan juga menyediakan customize

service bagi pelanggan yang memerlukan.

Sebagai perusahan yang sedang berkembang dalam layanan penyewaan kendaraan, pengembangan

usaha terus dilakukan Perseroan dalam rangka meningkatkan pangsa pasar melalui penambahan kantor

Page 38: LAPORAN STUDI KELAYAKAN PENAMBAHAN KEGIATAN USAHA …idx.co.id/StaticData/NewsAndAnnouncement/ANNOUNCEMENTSTOCK/From_E… · Studi Kelayakan Penambahan Kegiatan Usaha Penunjang –

Studi Kelayakan Penambahan Kegiatan Usaha Penunjang – PT Batavia Prosperindo Trans, Tbk. III - 13

perwakilan, penambahan basis pelanggan dan pencitraan merek Batavia Rent. Perseroan akan selalu

mengembangkan posisi Perseroan melalui fokus dan inovasi terhadap pelayanan, kualitas dan produk dan

layanan yang ditawarkan kepada para pelanggan.

Selain itu Perseroan berkeyakinan bahwa investasi yang tepat dan berkesinambungan dalam kegiatan

usaha utama Perseroan terutama untuk peningkatan nama merek, jaringan usaha dan fasilitas teknologi,

kendaraan, pelatihan sumber daya manusia dan program loyalitas pelanggan akan meningkatkan kepuasan

pelanggan dan memperkuat posisi Perseroan di pasar. Fokus yang berkesinambungan pada hal-hal

tersebut di atas akan berdampak meningkatkan basis pelanggan dan pangsa pasar Perseroan.

3.2.5. Keunggulan Kompetitif

Sesuai dengan informasi yang diterima dari manajemen Perseroan, sasaran dari layanan penyewaan

kendaraan adalah korporasi dan ritel baik layanan penyewaan jangka panjang maupun jangka pendek.

Keunggulan kompetitif Perseroan dalam kegiatan penyewaan kendaraan ini adalah sebagai berikut:

1. Semua armada yang dimiliki Perseroan merupakan mobil baru yang disewakan untuk pelanggan;

2. Perseroan juga mengutamakan kepuasan pelanggan melalu servis yang maksimal (service oriented);

3. Memberikan harga yang bersaing dengan pesaing-pesaing lainnya sehingga Perseroan secara perlahan

memiliki captive market tersendiri diantara para pesaing.

3.3. Kesimpulan Analisa Kelayakan Pasar

Dengan memperhatikan perkembangan usaha, potensi pasar, dan kondisi perekonomian Indonesia yang

sedang tumbuh, maka Rencana Penambahan Kegiatan Usaha Penunjang secara pasar layak untuk

dilaksanakan.

Page 39: LAPORAN STUDI KELAYAKAN PENAMBAHAN KEGIATAN USAHA …idx.co.id/StaticData/NewsAndAnnouncement/ANNOUNCEMENTSTOCK/From_E… · Studi Kelayakan Penambahan Kegiatan Usaha Penunjang –

Studi Kelayakan Penambahan Kegiatan Usaha Penunjang – PT Batavia Prosperindo Trans, Tbk. IV - 1

BAB IV

ASPEK TEKNIS

PT Batavia Prosperindo Trans, Tbk., berkantor di Gedung Chase Plaza Lantai 12, Jalan Jenderal Sudirman Kav.

21, Jakarta Selatan, DKI Jakarta. Berdasarkan informasi yang diberikan Perseroan, Berikut rincian keseluruhan

jumlah unit kendaraan yang disewakan:

4.1. Data Mobil

Sampai dengan 31 Desember 2019, total unit kendaraan milik Perseroan adalah 2.648 unit kendaraan.

Penjualan ditawarkan secara normal dengan sistem kontrak dengan pengguna layanan penyewaan

kendaraan.

4.2. Tipe Kendaraan

Ada beberapa tipe kendaraan yang dimilki Perseroan yang digunakan dalam usaha penyewaan kendaraan,

adalah sebagai berikut:

Tabel 4.1 Tipe Kendaraan

No. Tipe Kendaraan (Unit Mayoritas)

1 Daihatsu Grandmax, Mitsubishi L300, Truk 4 ban dan 6 ban

2 Toyota Avanza, Toyota Innova, Daihatsu Minibus, Honda Mobilio

4.3. Rincian Jumlah Unit Kendaraan

Berikut komposisi pemakaian unit kendaraan milik Perseroan:

Tabel 4.2 Komposisi Pemakaian Kendaraan

No. Uraian Kendaraan Prosentase Jumlah Unit

1 Tersewa 88,5% 2,345

2 Belum Tersewa 11.5% 303

3 Total 100% 2,648

4.4. Rincian Kendaraan Penambahan Unit Usaha

Sesuai informasi dari manajemen Perseroan tipe kendaraan yang dimanfaatkan untuk kegiatan usaha yang

akan ditambahkan dengan jumlah kendaraan sebanyak angka idle dari total unit yang dimiliki, dengan

rincian sebagai berikut:

Page 40: LAPORAN STUDI KELAYAKAN PENAMBAHAN KEGIATAN USAHA …idx.co.id/StaticData/NewsAndAnnouncement/ANNOUNCEMENTSTOCK/From_E… · Studi Kelayakan Penambahan Kegiatan Usaha Penunjang –

Studi Kelayakan Penambahan Kegiatan Usaha Penunjang – PT Batavia Prosperindo Trans, Tbk. IV - 2

Tabel 4.3 Rincian Tipe Kendaraan

No. Uraian Tipe Kendaraan

1 Logistik (Komersial/Niaga) Daihatsu Grandmax, Mitsubishi L300, Truk 4 ban dan 6 ban

2 Passenger Toyota Avanza, Toyota Innova, Daihatsu Minibus, Honda Mobilio

4.5. Rincian Layanan Unit Usaha

Berdasarkan informasi Perseroan, berikut layanan unit usaha yang bisa dilakukan Perseroan:

Tabel 4.4 Rincian Unit Usaha

No. Nama KBLI Kode KBLI

1 Reparasi Mobil 45201

2 Angkutan Sewa 49422

3 Portal Web dan Platform Digital Tanpa Tujuan Komersial 63121

4 Portal Web dan Platform Digital dengan Tujuan Komersial 63122

5 Aktivitas Konsultasi Transportasi 70202

6 Aktivitas Penyewaan dan Sewa Guna Usaha Tanpa Hak

Opsi Mobil, Bus, Truk dan Sejenisnya 77100

4.6. Rincian Penambahan Layanan Unit Usaha

Berdasarkan informasi Perseroan, berikut penambahan layanan unit usaha yang akan dilakukan Perseroan:

Tabel 4.5 Rincian Penambahan Unit Usaha

No. Nama KBLI Kode KBLI

1 Angkutan Darat Lainnya 42429

2 Angkutan Bermotor untuk Barang Umum 49431

3 Pergudangan dan Penyimpanan 52101

4 Aktivitas Kurir 53201

4.7. Faktor Pendukung Penambahan Layanan Unit Usaha

Sesuai informasi dari manajemen Perseroan, faktor pendukung penambahan layanan unit usaha yang

berbasis online akan dilakukan Perseroan dengan cara melakukan penyempurnaan infrastruktur teknologi

yang telah dikembangkan Perseroan, dalam aspek perangkat keras berupa server, kestabilan jaringan atau

konektifitas dan perangkat lunak berupa penyimpanan data secara online (cloud), penyediaan platform yang

dapat berupa aplikasi dan situs, serta mempersiapkan karyawan yang ahli dalam bidang informasi dan

teknologi.

Page 41: LAPORAN STUDI KELAYAKAN PENAMBAHAN KEGIATAN USAHA …idx.co.id/StaticData/NewsAndAnnouncement/ANNOUNCEMENTSTOCK/From_E… · Studi Kelayakan Penambahan Kegiatan Usaha Penunjang –

Studi Kelayakan Penambahan Kegiatan Usaha Penunjang – PT Batavia Prosperindo Trans, Tbk. IV - 3

Dalam hal mempersiapkan karyawan yang ahli dalam bidang informasi dan teknologi, Perseroan telah

memiliki karyawan dengan latar belakang pendidikan dan pengalaman yang memiliki kompetensi dan

keahlian tersebut sebelumnya, sehingga Perseroan tidak melakukan penambahan karyawan. Berikut latar

belakang pendidikan karyawan yang telah dipersiapkan oleh Perseroan:

Nama : Wiljon Kasiman

Jabatan : IT Manager

Tempat/Tanggal Lahir : 5 Maret 1988

Pendidikan : S1 Ilmu Komputer

Pengalaman : Programer

Nama : Ahmad fauzi

Jabatan : Operasional Supervisor

Tempat/Tanggal Lahir : Bogor, 26 Oktober 1987

Pendidikan : D1 Teknologi Informatika

Pengalaman : Spv. IT

4.8. Kesimpulan Analisa Kelayakan Teknis

Dengan memperhatikan jumlah kendaraan, dan fasilitas yang disediakan Perseroan, maka Rencana

Penambahan Kegiatan Usaha Penunjang secara teknis layak untuk dilaksanakan.

Page 42: LAPORAN STUDI KELAYAKAN PENAMBAHAN KEGIATAN USAHA …idx.co.id/StaticData/NewsAndAnnouncement/ANNOUNCEMENTSTOCK/From_E… · Studi Kelayakan Penambahan Kegiatan Usaha Penunjang –

Studi Kelayakan Penambahan Kegiatan Usaha Penunjang – PT Batavia Prosperindo Trans, Tbk. V - 1

BAB V

ASPEK POLA BISNIS

5.1. Kegiatan Usaha Utama

Sejak didirikan pada 8 Desember 2014, berdasarkan laporan tahunan Perseroan tahun 2019, Perseroan

bergerak dalam bidang jasa transportasi yaitu layanan penyewaan kendaraan dengan memiliki tiga unit

usaha yaitu:

1. Layanan penyewaan kendaraan jangka Panjang (di atas satu tahun), umumnya untuk melayani kebutuhan

pelanggan korporasi atas transportasi yang nyaman, aman dan dapat diandalkan untuk mendukung

kegiatan usahanya. Jasa penyewaan tersebut mengurangi beban pelanggan korporasi dalam mengelola

kendaraan yang meliputi beban administrasi dan pemeliharaan kendaraan. Pada prinsipnya, Perseroan

memberikan solusi jasa transportasi bagi pelanggan korporasi sehingga mereka dapat fokus kepada bisnis

utamanya.

2. Layanan penyewaan kendaraan jangka pendek (di bawah satu tahun), merupakan penyewaan mobil dalam

jangka waktu kurang dari satu tahun baik dengan atau tanpa juru mudi dan dapat disewa harian yang

disediakan oleh Perseroan untuk memenuhi kebutuhan pelanggan korporasi dan ritel baik untuk keperluan

pariwisata maupun perjalanan bisnis insidentil.

3. Layanan Fleet Management, merupakan solusi bagi pelanggan yang ingin menyewa mobil sesuai dengan

keinginan pelanggan

5.2. Kegiatan Penambahan Penunjang Usaha

Perseroan merupakan sebuah perseroan terbatas berstatus perusahaan terbuka (public company) yang

saat ini bergerak dalam bidang jasa transportasi yaitu layanan penyewaan kendaraan.

Kantor pusat Perseroan terletak di Gedung Chase Plaza Lantai 12, Jalan Jenderal Sudirman Kav. 21,

Jakarta Selatan, DKI Jakarta.

Berdasarkan informasi dari manajemen Perseroan, Perseroan merencanakan untuk melakukan layanan

penyewaan kendaraan milik Perseroan berbasis online yaitu sebagai berikut:

Tabel 5.1 Rincian Penambahan Unit Usaha

No. Nama KBLI Kode KBLI

1 Angkutan Darat Lainnya 42429

2 Angkutan Bermotor untuk Barang Umum 49431

3 Pergudangan dan Penyimpanan 52101

4 Aktivitas Kurir 53201

Page 43: LAPORAN STUDI KELAYAKAN PENAMBAHAN KEGIATAN USAHA …idx.co.id/StaticData/NewsAndAnnouncement/ANNOUNCEMENTSTOCK/From_E… · Studi Kelayakan Penambahan Kegiatan Usaha Penunjang –

Studi Kelayakan Penambahan Kegiatan Usaha Penunjang – PT Batavia Prosperindo Trans, Tbk. V - 2

Dari pelanggan Perseroan yang ada saat ini, diharapkan dengan kegiatan penambahan usaha penunjang

yang akan dijalankan dapat menggunakan sumber daya yang dimiliki Perseroan secara lebih produktif dan

efektif serta dapat meningkatkan pelayanan yang lebih maksimal kepada pelanggan existing. Dengan harga

yang bersaing dan kinerja pelayanan yang maksimal diharapkan dapat memperoleh pelanggan baru,

sehingga Perseroan secara perlahan memiliki captive market tersendiri diantara para pesaing.

5.2.1. Segmen Usaha Penyewaan dengan Aplikasi (Online) dan Logistik

Berdasarkan informasi dari manajemen Perseroan, Perseroan merencanakan untuk penambahan kegiatan

unit usaha penunjang Perseroan yaitu layanan Angkutan Darat Lainnya (KBLI: 42429), Angkutan Bermotor

untuk Barang Umum (KBLI: 49431), Pergudangan dan Penyimpanan (KBLI: 52101), Aktivitas Kurir (KBLI:

53201) berbasis online.

5.2.2. Uraian Obyek Penambahan Unit Usaha Perseroan

Layanan penyewaan kendaraan terdiri dari sebanyak angka idle dari total unit yang dimiliki kendaraan

dengan rincian sebagai berikut:

Tabel 5.2 Rincian Kendaraan yang Akan Dimanfaatkan Penggunaannya

No. Uraian Tipe Kendaraan

1. Logistik (Komersial/Niaga) Daihatsu Grandmax, Mitsubishi L300, Truk 4 ban dan 6 ban

2. Passenger Toyota Avanza, Toyota Innova, Daihatsu Minibus, Honda Mobilio

5.3. Keunggulan Kompetitif

Sesuai dengan informasi yang diterima dari manajemen Perseroan, sasaran dari layanan penyewaan

kendaraan adalah korporasi dan ritel baik layanan penyewaan jangka panjang maupun jangka pendek.

Keunggulan kompetitif Perseroan dalam kegiatan penyewaan kendaraan ini adalah sebagai berikut:

1. Semua armada yang dimiliki Perseroan merupakan mobil baru yang disewakan untuk pelanggan.

2. Perseroan juga mengutamakan kepuasan pelanggan melalui servis yang maksimal (service oriented).

3. Memberikan harga yang bersaing dengan pesaing-pesaing lainnya sehingga Perseroan secara perlahan

memiliki captive market tersendiri diantara para pesaing.

5.4. Pertimbangan dan Alasan

Berdasarkan informasi yang kami terima dari manajemen Perseroan, Perseroan akan memanfaatkan

kendaraan yang tidak produktif keberadaannya dengan kebutuhan modal dan sumber daya yang relatif

kecil. Untuk memanfatkan kendaraan yang tidak produktif tersebut, Perseroan membutuhkan kegiatan

usaha yang lain selain kegiatan usaha utama Perseroan. Sehingga Perseroan merencanakan untuk

menambah kegiatan usaha Penunjang yaitu layanan Angkutan Darat Lainnya (KBLI: 42429), Angkutan

Bermotor untuk Barang Umum (KBLI: 49431), Pergudangan dan Penyimpanan (KBLI: 52101), Aktivitas

Kurir (KBLI: 53201).

Page 44: LAPORAN STUDI KELAYAKAN PENAMBAHAN KEGIATAN USAHA …idx.co.id/StaticData/NewsAndAnnouncement/ANNOUNCEMENTSTOCK/From_E… · Studi Kelayakan Penambahan Kegiatan Usaha Penunjang –

Studi Kelayakan Penambahan Kegiatan Usaha Penunjang – PT Batavia Prosperindo Trans, Tbk. V - 3

Dalam melakukan Rencana Penambahan Kegiatan Unit Usaha Penunjang, Perseroan telah

mempertimbangkan berbagai macam faktor. Keinginan untuk semakin mengembangkan usaha penunjang

Perseroan yang selanjutnya diharapkan dapat meningkatkan nilai bagi para pemegang saham Perseroan

menjadi alasan utama Perseroan untuk merencanakan penambahan kegiatan unit usaha penunjang

Perseroan yaitu layanan Angkutan Darat Lainnya (KBLI: 42429), Angkutan Bermotor untuk Barang Umum

(KBLI: 49431), Pergudangan dan Penyimpanan (KBLI: 52101), Aktivitas Kurir (KBLI: 53201).

Dengan demikian, melalui penambahan kegiatan unit usaha Perseroan yang baru nantinya, Perseroan

diharapkan dapat mengembangkan kegiatan unit usaha (ekspansi) pada pendapatan lain di luar kegiatan

perusahaan yang mana selanjutnya diharapkan dapat menjadi sumber pendapatan lainnya bagi Perseroan.

5.5. Pengaruh Penambahan Kegiatan Usaha Penunjang pada Kondisi Keuangan Perseroan

Dalam Rencana Penambahan Kegiatan Usaha Penunjang, Perseroan merencanakan penambahan

kegiatan unit usaha penunjang Perseroan yaitu layanan Angkutan Darat Lainnya (KBLI: 42429), Angkutan

Bermotor untuk Barang Umum (KBLI: 49431), Pergudangan dan Penyimpanan (KBLI: 52101), Aktivitas

Kurir (KBLI: 53201).

Hal ini dilakukan sebagai suatu pengembangan kegiatan unit usaha Perseroan dan memaksimalkan potensi

dari pemanfaatan kendaraan yang dimiliki oleh Perseroan terhadap kendaraan-kendaraan yang saat ini

belum digunakan oleh Perseroan sehingga dapat memberikan nilai tambah berupa pendapatan dan

penurunan terhadap beban utilitas dalam operasional dimana beban pengoperasian tersebut dapat

dibebankan sebagian kepada kendaraan itu sendiri. Dengan demikian, Perseroan mengharapkan dengan

penambahan kegiatan unit usaha penunjang, Perseroan ini dapat membukukan potensi pendapatan dan

laba pada masa mendatang.

Berdasarkan hasil analisis proyeksi keuangan, diketahui bahwa perubahan kegiatan usaha dimaksud akan

memberikan manfaat kepada Perseroan maupun Pemegang Saham Perseroan, antara lain:

Dengan Perubahan Kegiatan Usaha, maka aset lancar Perseroan diproyeksikan sebesar Rp 70,2 miliar

pada tahun 2020 dan menjadi sebesar Rp 134,7 miliar pada tahun 2024, liabilitas jangka pendek Perseroan

diproyeksikan sebesar Rp 152,6 miliar pada tahun 2020 dan menjadi sebesar Rp 153,9 miliar pada tahun

2024, liabilitas jangka panjang Perseroan diproyeksikan sebesar Rp 201,1 miliar pada tahun 2020 dan

menjadi sebesar Rp 452,9 miliar pada tahun 2024, total ekuitas Perseroan diproyeksikan sebesar Rp 301,9

miliar pada tahun 2020 dan menjadi sebesar Rp 444,7 miliar pada tahun 2024, total pendapatan Perseroan

diproyeksikan sebesar Rp 190,4 miliar pada tahun 2020 dan menjadi sebesar Rp 355,8 miliar pada tahun

2024, total beban pokok pendapatan Perseroan diproyeksikan sebesar Rp 49,7 miliar pada tahun 2020 dan

menjadi sebesar Rp 92,9 miliar.

5.6. Ketersediaan Tenaga Ahli

Sehubungan dengan Rencana Penambahan kegiatan Usaha tersebut, saat ini Perseroan telah memiliki

sumber daya manusia yang dinilai cukup kompeten untuk menjalankan kegiatan usaha yang baru.

Page 45: LAPORAN STUDI KELAYAKAN PENAMBAHAN KEGIATAN USAHA …idx.co.id/StaticData/NewsAndAnnouncement/ANNOUNCEMENTSTOCK/From_E… · Studi Kelayakan Penambahan Kegiatan Usaha Penunjang –

Studi Kelayakan Penambahan Kegiatan Usaha Penunjang – PT Batavia Prosperindo Trans, Tbk. V - 4

Manajemen merupakan suatu faktor yang dominan untuk kelangsungan operasi suatu proyek. Jasa

manajemen, bisnis, dan administrasi diharapkan dapat dikelola oleh anggota manajemen yang ahli dan

berpengalaman dalam bidangnya. Kompetensi manajemen pelaksana Perseroan tercermin dari latar

belakang pendidikan dan pengalaman yang dilewati. Manajemen Perseroan yang telah berpengalaman

adalah manajemen yang ahli dalam bidang jasa manajemen, bisnis, dan administrasi.

5.7. Kesimpulan Analisa Kelayakan Pola Bisnis

Dengan memperhatikan pola bisnis yang akan diterapkan oleh Perseroan dalam Rencana Penambahan

Kegiatan Usaha Penunjang, maka Rencana Penambahan Kegiatan Usaha Penunjang secara pola bisnis

layak untuk dilaksanakan.

Page 46: LAPORAN STUDI KELAYAKAN PENAMBAHAN KEGIATAN USAHA …idx.co.id/StaticData/NewsAndAnnouncement/ANNOUNCEMENTSTOCK/From_E… · Studi Kelayakan Penambahan Kegiatan Usaha Penunjang –

Studi Kelayakan Penambahan Kegiatan Usaha Penunjang – PT Batavia Prosperindo Trans, Tbk. VI - 1

BAB VI

ASPEK MODEL MANAJEMEN

Sistem organisasi dan manajemen yang baik sangat diperlukan untuk mendukung terciptanya suatu perusahaan

yang sistematis dalam pengendalian internal sehingga dapat membentuk perusahaan yang mapan dan untuk

mencapai tujuannya. Struktur organisasi dan manajemen yang baik sangat erat hubungannya dengan koordinasi

kerja yang terpadu dan terarah.

Dalam setiap organisasi diperlukan ketegasan dalam pembagian tugas yang disesuaikan dengan bagan

organisasi, pendelegasian wewenang yang jelas dan koordinasi kerja yang terpadu. Penempatan tenaga kerja

yang sesuai dengan pengalaman, keahlian dan keterampilannya merupakan faktor yang penting dalam

menerapkan kebijaksanaan perusahaan. Hal ini juga akan memperlancar pendelegasian tugas kepada unit di

bawahnya atau sebaliknya, yang pada akhirnya akan memperlancar kerja perusahaan.

Perseroan sebagai yang bergerak dalam bidang jasa transportasi, akan terus mengembangkan usahanya pada

masa yang akan datang. Oleh sebab itu, struktur organisasi Perseroan harus dijadikan pegangan dalam

menjalankan kegiatan usahanya.

6.1. Kapasitas dan Kemampuan Manajemen

Pada perkembangan selanjutnya, struktur organisasi Perseroan akan berkembang sesuai dengan

perkembangan industri jasa transportasi dan penambahan kegiatan usaha penunjang Perseroan.

Penambahan kegiatan usaha Perseroan tersebut akan membutuhkan lebih banyak staf/operator untuk

menjalankan seluruh kegiatan perusahaan yang semakin kompleks. Dalam memenuhi kebutuhan

tambahan ini, dari waktu ke waktu dan sesuai dengan rencana pengembangan bisnis industri Perseroan,

maka akan ditempatkan beberapa tenaga ahli, sedangkan perekrutan tenaga kerja diutamakan yang

memiliki keahlian di bidangnya dan layanan penyewaan kendaraan berbasis online, sehingga sumber daya

manusia yang dimiliki Perseroan berkompeten di bidang teknologi.

6.2. Ketersediaan Tenaga Kerja

Ketersediaan tenaga kerja akan menentukan tim pelaksana yang terbaik dengan kebijaksanaan dalam

pengangkatan tenaga kerja dan diutamakan yang sudah berpengalaman dalam bidangnya.

Usaha meningkatkan produktivitas dari karyawan yang akan dilakukan antara lain:

1. Peningkatan keahlian karyawan (man power training);

2. Sistem manajemen yang baik untuk dapat melaksanakan tugas semaksimal mungkin;

3. Job description yang jelas dari setiap karyawan secara terarah;

4. Rasa tanggung jawab kepada perusahaan dalam usaha penyempurnaan dan penghematan;

5. Menciptakan suasana kerja yang menyenangkan dengan cara memperhatikan kesejahteraan karyawan,

menjamin ketenangan dan kepastian serta ketentraman kerja.

Page 47: LAPORAN STUDI KELAYAKAN PENAMBAHAN KEGIATAN USAHA …idx.co.id/StaticData/NewsAndAnnouncement/ANNOUNCEMENTSTOCK/From_E… · Studi Kelayakan Penambahan Kegiatan Usaha Penunjang –

Studi Kelayakan Penambahan Kegiatan Usaha Penunjang – PT Batavia Prosperindo Trans, Tbk. VI - 2

6.3. Manajemen Perseroan

6.3.1. Dewan Komisaris

Anggota Dewan Komisaris diangkat dan diberhentikan oleh RUPS. Setiap anggota Dewan Komisaris

memiliki keahlian dalam bisnis dan keuangan yang sesuai dengan operasional Perseroan. Dewan Komisaris

melaksanakan fungsi pengawasan, dan memberikan nasihat kepada Direksi terkait perencanaan,

pengelolaan, serta pelaksanaan bisnis dan isu-isu Perseroan.

Dewan Komisaris memiliki kewenangan dan tanggung jawab sebagai berikut:

1. Bertanggung jawab atas semua tindakan Perseroan dan memberikan saran kepada Direksi.

2. Memberikan persetujuan atas rencana kerja tahunan Perseroan, selambat-lambatnya sebelum

dimulainya tahun buku yang akan datang.

3. Melakukan tugas yang secara khusus diberikan kepadanya menurut Anggaran Dasar, peraturan

perundang-undangan yang berlaku dan/atau berdasarkan keputusan RUPS.

4. Melakukan tugas, wewenang dan tanggung jawab sesuai dengan ketentuan Anggaran Dasar Perseroan

dan keputusan RUPS.

5. Meneliti dan menelaah laporan tahunan yang dipersiapkan oleh Direksi serta menandatangani laporan

tahunan tersebut.

6. Mematuhi Anggaran Dasar dan peraturan perundangundangan, serta wajib melaksanakan prinsip-

prinsip profesionalisme, efisiensi, transparansi, kemandirian, akuntabilitas, pertanggungjawaban, serta

kewajaran.

7. Melaksanakan fungsi nominasi dan remunerasi sesuai dengan ketentuan dan peraturan

perundangundangan yang berlaku.

Dewan Komisaris melaksanakan tugas dan tanggung jawab mereka sebagaimana diatur dalam Anggaran

Dasar dan perundang-undangan yang berlaku, seperti Peraturan Otoritas Jasa Keuangan

No.33/POJK.04/2014 tentang Direksi dan Dewan Komisaris Emiten atau Perusahaan Publik.

Berdasarkan laporan keuangan Perseroan per 31 Desember 2019, susunan Dewan Komisaris Perseroan

adalah sebagai berikut:

Komisaris Utama : Markus Dinarto Pranoto

Komisaris Independen : Cecilia Beatrix Pangemanan

6.3.2. Direksi

Direksi adalah organ Perseroan yang mengemban tanggung jawab untuk menjalankan operasional dan

bisnis Perseroan sehari-hari. Anggota Direksi diangkat dan diberhentikan oleh RUPS.

Direksi memiliki kewenangan dan tanggung jawab sebagai berikut:

1. Menjalankan dan bertanggung jawab atas pengurusan Perseroan untuk kepentingan Perseroan sesuai

dengan maksud dan tujuan Perseroan yang ditetapkan dalam Anggaran Dasar.

Page 48: LAPORAN STUDI KELAYAKAN PENAMBAHAN KEGIATAN USAHA …idx.co.id/StaticData/NewsAndAnnouncement/ANNOUNCEMENTSTOCK/From_E… · Studi Kelayakan Penambahan Kegiatan Usaha Penunjang –

Studi Kelayakan Penambahan Kegiatan Usaha Penunjang – PT Batavia Prosperindo Trans, Tbk. VI - 3

2. Dalam menjalankan tugas dan tanggung jawab atas pengurusan sebagaimana dimaksud pada ayat (1),

Direksi wajib menyelenggarakan RUPS tahunan dan RUPS lainnya sebagaimana diatur dalam

peraturan perundang-undangan dan Anggaran Dasar.

3. Setiap anggota Direksi wajib melaksanakan tugas dan tanggung jawab sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) dengan itikad baik, penuh tanggung jawab, dan kehati-hatian.

4. Dalam rangka mendukung efektivitas pelaksanaan tugas dan tanggung jawab sebagaimana dimaksud

pada ayat (1) Direksi dapat membentuk komite.

5. Dalam hal dibentuk komite sebagaimana dimaksud pada ayat (4), Direksi wajib melakukan evaluasi

terhadap kinerja komite setiap akhir tahun buku.

6. Setiap anggota Direksi bertanggung jawab secara tanggung renteng atas kerugian Perseroan yang

disebabkan oleh kesalahan atau kelalaian anggota Direksi dalam menjalankan tugasnya.

7. Anggota Direksi tidak dapat dipertanggungjawabkan atas kerugian Perseroan sebagaimana dimaksud

pada ayat (1) apabila dapat membuktikan:

a. Kerugian tersebut bukan karena kesalahan atau kelalaiannya;

b. Telah melakukan pengurusan dengan itikad baik, penuh tanggung jawab, dan kehati-hatian untuk

kepentingan dan sesuai dengan maksud dan tujuan Perseroan;

c. Tidak mempunyai benturan kepentingan baik langsung maupun tidak langsung atas tindakan

pengurusan yang mengakibatkan kerugian; dan

d. Telah mengambil tindakan untuk mencegah timbul atau berlanjutnya kerugian tersebut

8. Direksi berwenang mewakili Perseroan di dalam dan di luar pengadilan.

Direksi Perseroan berpartisipasi dalam beberapa kegiatan pelatihan, lokakarya maupun seminar yang

diadakan di dalam maupun di luar negeri dalam rangka meningkatkan kemampuan kepemimpinan maupun

manajerial.

Berdasarkan laporan keuangan Perseroan per 31 Desember 2019, susunan Direksi Perseroan adalah

sebagai berikut:

Direktur Utama : Paulus Handigdo

Direktur Independen : Rima Rupita

6.3.3. Komite Audit

Dalam melaksanakan tugas pengawasan terhadap pengelolaan Perseroan, Dewan Komisaris didukung

oleh Komite Audit. Komite ini adalah organ untuk melaksanakan audit atas laporan yang disiapkan oleh

Direksi, melakukan analisis atas laporan yang dibuat oleh Akuntan Publik dan Unit Audit Internal serta

laporan keuangan yang diterbitkan oleh Perseroan. Dalam proses audit, Komite Audit melakukan pertemuan

dengan semua pihak yang mewakili divisi/departemen yang terlibat dalam operasional, pembukuan, serta

kontrol dan pengawasan aset. Meskipun Komite Audit hadir untuk membantu Dewan Komisaris, keputusan

akhir tetap merupakan tanggung jawab Dewan Komisaris.

Page 49: LAPORAN STUDI KELAYAKAN PENAMBAHAN KEGIATAN USAHA …idx.co.id/StaticData/NewsAndAnnouncement/ANNOUNCEMENTSTOCK/From_E… · Studi Kelayakan Penambahan Kegiatan Usaha Penunjang –

Studi Kelayakan Penambahan Kegiatan Usaha Penunjang – PT Batavia Prosperindo Trans, Tbk. VI - 4

Komite Audit bertanggung jawab langsung kepada Dewan Komisaris. Lingkup tugas dan tanggung jawab

Komite Audit adalah sebagai berikut:

1. Melakukan penelaahan atas informasi keuangan yang akan dikeluarkan Perseroan atau Perusahaan

Publik kepada publik dan/atau pihak otoritas antara lain laporan keuangan, proyeksi, dan laporan lainnya

terkait dengan informasi keuangan Perseroan.

2. Melakukan penelaahan atas ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan yang berhubungan

dengan kegiatan Perseroan.

3. Memberikan pendapat independen dalam hal terjadi perbedaan pendan Komisaris mengenai

penunjukan Akuntan yang didasarkan pada independensi, ruang lingkup, penugasan, dan imbalan jasa.

4. Melakukan penelaahan atas pelaksanaan pemeriksaan oleh auditor internal dan mengawasi

pelaksanaan tindak lanjut oleh Direksi atas temuan auditor internal.

5. Melakukan penelaahan terhadap aktivitas pelaksanaan manajmen resiko yang dilakukan oleh Direksi,

jika Perseroan atau Perusahaan Publik tidak memiliki fungsi pemantau risiko di bawah Dewan Komisaris.

6. Menelaah pengaduan yang berkaitan dengan proses akuntasi dan pelaporan keuangan Perseroan atau

Perusahaan Publik.

7. Menelaah dan memberikan saran kepada Dewan Komisaris terkait dengan adanya potensi benturan

kepentingan Perseroan atau Perusahaan Publik .

8. Menjaga kerahasiaan dokumen, data, dan informasi Perseroan.

9. Membuat, mengkaji dan memperbarui Piagam Komite Audit (Audit Committee Charter) dengan tetap

mengacu kepada peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Komite Audit Perseroan dibentuk berdasarkan Keputusan Rapat Dewan Komisaris Perseroan No. SK-

VI/2018/BPT/004 tanggal 7 Juni 2018, dengan susunan anggota Komite Audit pada tanggal 31

Desember 2018 dan 2019 sebagai berikut:

Ketua : Cecilia Beatrix Pangemanan

Anggota : Artyani Suraesta

Anggota : Melissa Rusli

Berdasarkan Peraturan OJK No. 56/POJK.04/2015 tentang Pembentukan dan Pedoman Penyusunan

Piagam Unit Audit Internal, Perusahaan telah menyusun Piagam Internal Audit dan telah membentuk

Divisi Internal Audit sejak tanggal 12 April 2018.

6.3.4. Sekretaris Perusahaan

Dengan menyediakan data dan informasi yang akurat dan relevan tentang kegiatan Perseroan. Tugas dan

Perseroan membangun fungsi Sekretaris Perusahaan untuk mematuhi Peraturan Otoritas Jasa Keuangan

No.35/POJK.04/2014 tentang Sekretaris Perusahaan Emiten atau Perusahaan Publik. Dalam menjalankan

fungsinya, Sekretaris Perusahaan bekerja sama dengan Divisi Legal dan Hubungan Investor.

Page 50: LAPORAN STUDI KELAYAKAN PENAMBAHAN KEGIATAN USAHA …idx.co.id/StaticData/NewsAndAnnouncement/ANNOUNCEMENTSTOCK/From_E… · Studi Kelayakan Penambahan Kegiatan Usaha Penunjang –

Studi Kelayakan Penambahan Kegiatan Usaha Penunjang – PT Batavia Prosperindo Trans, Tbk. VI - 5

Secara umum, Sekretaris Perusahaan melapor langsung kepada Direksi dan berperan sebagai

penghubung komunikasi antara Perseroan dengan para Pemegang Saham, investor, masyarakat dan

pemangku kepentingan lainnya tanggung jawab Sekretaris Perusahaan lainnya adalah sebagai berikut:

1. Mengikuti perkembangan Pasar Modal khususnya peraturan perundang – undangan yang berlaku di

bidang Pasar Modal;

2. Memberikan masukan kepada Direksi dan Dewan Komisaris untuk mematuhi ketentuan peraturan

perundang – undangan yang berlaku di bidang Pasar Modal;

3. Membantu Direksi dan Dewan Komisaris dalam pelaksanaan tata kelola perusahaan yang meliputi:

a. Keterbukaan informasi kepada masyarakat, termasuk ketersediaan informasi pada Situs Web

Perusahaan;

b. Penyampaian laporan kepada Otoritas Jasa Keuangan tepat waktu;

c. Penyelenggaraan dan dokumentasi Rapat Umum Pemegang Saham;

d. Penyelenggaraan dan dokumentasi rapat Direksi dan/atau Dewan Komisari; dan

e. Pelaksanaan program orientasi terhadap perusahaan bagi Direksi dan/atau Dewan Komisaris.

4. Sebagai penghubung Perusahaan dengan pemegang saham Emiten atau Perusahaan Publik, Otoritas

Jasa Keuangan, dan pemangku kepentingan umum lainnya;

5. Sekretaris Perusahaan dan pegawai dalam unit kerja yang menjalankan fungi sekretaris perusahaan

wajib menjaga kerahasiaan dokumen, data dan informasi yang bersifat rahasia kecuali dalam rangka

memenuhi kewajiban sesuai dengan peraturan perundang-undangan atau ditentukan lain dalam

peraturan perundang-undangan;

6. Sekretaris Perusahaan dan pegawai dalam unit kerja yang menjalankan fungsi sekretaris perusahaan

dilarang mengambil keuntungan pribadi secara langsung maupun tidak langsung, yang merugikan

Emiten atau Perusahaan Publik;

7. Dalam rangka mengingkatkan pengetahuan dan pemahaman untuk membantu pelaksanaan tugasnya,

Sekretaris Perusahaan harus mengikuti pendidikan dan/atau pelatihan;

8. Sekretaris Perusahaan bertanggung jawab kepada Direksi;

9. Setiap informasi yang disampaikan oleh sekretaris perusahaan kepada masyarakat merupakan

informasi resmi Perusahaan;

10. Mengelola Rapat Gabungan Komisaris dan Direksi dan mencatat agenda, minute, kebijakan, keputusan,

dan data – data yang dihasilkan didalam Rapat Gabungan Komisaris dan Direksi;

11. Membantu Direksi dalam pemecahan masalah – masalah Perusahaan secara umum;

12. Mengawasi jalannya aplikasi peraturan yang berlaku dengan tetap berpedoman pada prinsip GCG;

13. Menatausahakan serta menyimpan dokumen – dokumen Perusahaan;

14. Memberikan pelayanan kepada masyarakat atau shareholder atas informasi yang dibutuhkan pemodal

yang berkaitan dengan kondisi Perusahaan.

Page 51: LAPORAN STUDI KELAYAKAN PENAMBAHAN KEGIATAN USAHA …idx.co.id/StaticData/NewsAndAnnouncement/ANNOUNCEMENTSTOCK/From_E… · Studi Kelayakan Penambahan Kegiatan Usaha Penunjang –

Studi Kelayakan Penambahan Kegiatan Usaha Penunjang – PT Batavia Prosperindo Trans, Tbk. VI - 6

6.3.5. Audit Internal

Perseroan membangun fungsi Sekretaris Perusahaan untuk mematuhi Peraturan Otoritas Jasa Keuangan

No.56/POJK.04/2015 tentang pembentukan dan pedoman untuk Penyusunan Piagam Unit Internal Audit.

Audit Internal adalah sebuah fungsi untuk menjamin dan memberikan konsultasi secara independen dan

obyektif untuk menambah nilai dan meningkatkan kegiatan operasional Perseroan. Fungsi ini membantu

Perseroan mencapai tujuannya melalui pendekatan yang sistematis dan disiplin untuk mengevaluasi dan

meningkatkan efektivitas proses manajemen risiko, kontrol dan tata kelola. Dalam melaksanakan tugasnya,

Auditor Internal akan menerapkan dan menjunjung prinsip integritas, objektivitas, kerahasiaan dan

kompetensi.

Fungsi Unit Audit Internal adalah untuk memberikan jaminan yang independen dan obyektif terhadap

efektivitas dan integritas operasional Perseroan. Dalam melaksanakan tugasnya, Audit Internal memberikan

konsultasi kepada departemen dan unit tertentu untuk memperkuat operasional masing-masing.

Tanggung jawab Departemen Internal Audit meliputi:

1. Menyusun dan melaksanakan rencana Audit Internal tahunan;

2. Menguji dan mengevaluasi pelaksanaan pengendalian interen dan sistem manajemen risiko sesuai

dengan kebijakan Perusahaan;

3. Melakukan pemeriksaan dan penilaian atas efisiensi dan efektivitas di bidang keuangan, akuntansi,

operasional, sumber daya manusia, pemasaran, teknologi informasi dan kegiatan lainnya;

4. Memberikan saran perbaikan dan informasi yang obyektif tentang kegiatan yang diperiksa pada semua

tingkat manajemen;

5. Membuat laporan hasil audit dan menyampaikan laporan tersebut kepada direktur utama dan dewan

komisaris;

6. Memantau, menganalisis dan melaporkan pelaksanaan tindak lanjut perbaikan yang telah disarankan;

7. Bekerja sama dengan Komite Audit;

8. Menyusun program untuk mengevaluasi mutu kegiatan audit internal yang dilakukannya; dan

9. Melakukan pemeriksaan khusus apabila diperlukan.

6.3.6. Komposisi Karyawan

Berdasarkan laporan keuangan Perseroan, hingga 31 Desember 2019 jumlah karyawan sebanyak 114

karyawan. Berikut komposisi Distribusi komposisi karyawan berdasarkan jenjang jabatan, pendidikan, usia

serta lokasi cabang dengan rincian sebagai berikut:

Page 52: LAPORAN STUDI KELAYAKAN PENAMBAHAN KEGIATAN USAHA …idx.co.id/StaticData/NewsAndAnnouncement/ANNOUNCEMENTSTOCK/From_E… · Studi Kelayakan Penambahan Kegiatan Usaha Penunjang –

Studi Kelayakan Penambahan Kegiatan Usaha Penunjang – PT Batavia Prosperindo Trans, Tbk. VI - 7

Tabel 6.1 Jumlah Karyawan Berdasarkan Tingkatan Jabatan

Jenjang Jabatan 2018 2019

Tetap Kontrak Tetap Kontrak

Direksi 2 - 2 -

Manager 7 3 12 2

Supervisor 12 1 12 1

Pelaksana 47 25 77 8

Jumlah 68 29 103 11

Tabel 6.2 Jumlah Karyawan Berdasarkan Tingkatan Pendidikan

Jenjang Pendidikan 2018 2019

Tetap Kontrak Tetap Kontrak

Doktor (S3) - - - -

Magister (2) 2 - 3 -

Sarjana (S1) 29 16 36 7

Sarjana Muda (D3) 9 2 10 -

Non Sarjana 28 11 54 4

Jumlah 68 29 103 11

Tabel 6.3 Jumlah Karyawan Berdasarkan Tingkatan Usia

Jenjang Usia 2018 2019

Tetap Kontrak Tetap Kontrak

< 20 1 12 4 1

21 - 30 24 16 39 6

31 - 40 30 6 38 2

41 - 50 11 5 18 2

51 - 60 2 - 4 -

Jumlah 68 29 103 11

Page 53: LAPORAN STUDI KELAYAKAN PENAMBAHAN KEGIATAN USAHA …idx.co.id/StaticData/NewsAndAnnouncement/ANNOUNCEMENTSTOCK/From_E… · Studi Kelayakan Penambahan Kegiatan Usaha Penunjang –

Studi Kelayakan Penambahan Kegiatan Usaha Penunjang – PT Batavia Prosperindo Trans, Tbk. VI - 8

Tabel 6.4 Jumlah Karyawan Berdasarkan Lokasi Kantor Perwakilan

Lokasi Kantor Perwakilan 2018 2019

Tetap Kontrak Tetap Kontrak

Jakarta 54 21 83 9

Bekasi 2 1 3 -

Semarang 2 3 4 1

Surabaya 7 - 7 -

Bandung 2 2 3 1

Medan 1 1 2 -

Palembang - 1 1 -

Jumlah 68 29 103 11

6.4. Manajemen Penambahan Kegiatan Usaha Perseroan

Berdasarkan informasi Perseroan, bahwa belum ada penambahan karyawan untuk struktur organisasi yang

baru dalam rangka penambahan kegiatan usaha Perseroan. Karyawan yang tersusun dalam organisasi

yang baru sebagai karyawan utama untuk penambahan kegiatan usaha adalah pengalihan dari struktur

organisasi yang lama yang diberi jabatan yang baru. Berikut susunan pengurus organisasi untuk

penambahan kegiatan usaha Perseroan.

Tabel 6.5 Susunan Struktur Organisasi Penambahan Kegiatan Usaha Perseroan

No. Nama Jabatan

1 Butar Tio Business Development Senior Manager

2 Wilijon Kasiman IT Manager

3 Alvin Sutarman Operasional Supervisor

4 Ahmad Fauzi Operasional Supervisor

5 Eko Tantri Finance & Accounting Manager

1. Nama : Butar Tio

Jabatan : Business Development Senior Manager

Tempat/Tanggal Lahir : Medan, 11 Juni 1978

Pendidikan : S2 Bisnis Administrasi

Pengalaman : 2016 – Sekarang sebagai Dealing Branch Head

2. Nama : Wilijon Kasiman

Jabatan : IT Manager

Tempat/Tanggal Lahir : 5 Maret 1988

Pendidikan : S1 Ilmu Komputer

Pengalaman : Programer

Page 54: LAPORAN STUDI KELAYAKAN PENAMBAHAN KEGIATAN USAHA …idx.co.id/StaticData/NewsAndAnnouncement/ANNOUNCEMENTSTOCK/From_E… · Studi Kelayakan Penambahan Kegiatan Usaha Penunjang –

Studi Kelayakan Penambahan Kegiatan Usaha Penunjang – PT Batavia Prosperindo Trans, Tbk. VI - 9

3. Nama : Alvin Sutarman

Jabatan : Operasional Supervisor

Tempat/Tanggal Lahir : Jakarta, 29 November 1990

Pendidikan : SMK

Pengalaman : Spv. Operasional Kantor

4. Nama : Ahmad fauzi

Jabatan : Operasional Supervisor

Tempat/Tanggal Lahir : Bogor, 26 Oktober 1987

Pendidikan : D1 Teknologi Informatika

Pengalaman : Spv. IT

5. Nama : Eko Tantri

Jabatan : Finance & Accounting Manager

Tempat/Tanggal Lahir : Jakarta, 19 September 1989

Pendidikan : S2 Manajemen, CPA (Certified Public Accountant)

Pengalaman : Associate Manager – External Auditor

6.5. Kesimpulan Analisa Kelayakan Model Manajemen

Berdasarkan struktur organisasi Rencana Penambahan Kegiatan Usaha Penunjang, jumlah personel, dan

pengelolaan manajemen Perseroan, maka secara umum hal tersebut telah cukup mendukung operasional

kerja perusahaan dalam Rencana Penambahan Kegiatan Usaha Penunjang secara pola bisnis layak untuk

dilaksanakan.

Page 55: LAPORAN STUDI KELAYAKAN PENAMBAHAN KEGIATAN USAHA …idx.co.id/StaticData/NewsAndAnnouncement/ANNOUNCEMENTSTOCK/From_E… · Studi Kelayakan Penambahan Kegiatan Usaha Penunjang –

Studi Kelayakan Penambahan Kegiatan Usaha Penunjang – PT Batavia Prosperindo Trans, Tbk. VII - 1

BAB VII

ASPEK RISIKO

Dalam menjalankan kegiatan usahanya, tentunya Perseroan tidak terlepas dari berbagai macam risiko. Risiko yang

terkait langsung dengan industri jasa yang dihadapi oleh Perseroan dapat dilihat pada uraian berikut ini.

7.1. Risiko Kondisi Perekonomian Nasional

Kondisi perekonomian global dan lokal serta indikator-indikator perekonomian seperti inflasi, tingkat suku

bunga, nilai tukar Rupiah terhadap mata uang asing, perlambatan ekonomi dan lain-lain dapat

mempengaruhi pendapatan dan keuntungan Perseroan. Dalam meminimalisasi risiko perekonomian,

Perseroan harus terus menerus memperbarui informasi terkait dengan perekonomian lokal secara spesifik

dan global secara umum serta melakukan analisa mendalam terhadap posisi keuangan Perseroan secara

reguler. Terkait dengan risiko suku bunga, Perseroan dapat mengelola beban bunga dan suku bunga tetap

dengan mengevaluasi kecenderungan suku bunga pasar. Perseroan juga dapat melakukan penelaahan

berbagai suku bunga yang ditawarkan oleh kreditur untuk mendapatkan suku bunga yang menguntungkan

sebelum mengambil keputusan untuk melakukan perikatan utang.

7.2. Risiko Operasional

Risiko yang umumnya terjadi disebabkan karena kekurangan dan atau kegagalan proses internal,

kesalahan manusia (human error), kegagalan sistem ataupun permasalahan-permasalahan yang

berdampak pada keseluruhan operasi usaha Perseroan, dimulai dari tahapan business development,

sampai dengan estate maintenance/management. Jika hal tersebut tidak disikapi dengan tepat maka akan

dapat mempengaruhi pendapatan dan keuntungan Perseroan. Untuk menghindari hal tersebut, diperlukan

kegiatan pelatihan dan pengembangan terhadap karyawan Perseroan yang disesuaikan dengan bidang

pekerjaan masing-masing.

7.3. Risiko Likuiditas

Risiko likuiditas adalah risiko bahwa Perseroan akan mengalami kesulitan dalam membayar liabilitas

keuangannya. Perseroan mengelola risiko likuiditas dengan mempertahankan kas dan setara kas yang

cukup dalam memenuhi kebutuhan kas jangka pendeknya. Perseroan juga harus secara rutin mengevaluasi

proyeksi arus kas dan arus kas aktual, serta jadwal tanggal jatuh tempo aset dan liabilitas keuangan yang

jika tidak terkontrol dengan baik. Perseroan membuat perencanaan serta memastikan bahwa Perseroan

selalu memiliki dana memenuhi kewajiban ketika liabilitas tersebut jatuh tempo, hal tersebut dapat

berdampak merugikan terhadap kondisi keuangan Perseroan.

Page 56: LAPORAN STUDI KELAYAKAN PENAMBAHAN KEGIATAN USAHA …idx.co.id/StaticData/NewsAndAnnouncement/ANNOUNCEMENTSTOCK/From_E… · Studi Kelayakan Penambahan Kegiatan Usaha Penunjang –

Studi Kelayakan Penambahan Kegiatan Usaha Penunjang – PT Batavia Prosperindo Trans, Tbk. VII - 2

7.4. Risiko Tuntutan atau Gugatan Hukum

Perseroan dapat terlibat dalam sengketa dan proses hukum dalam menjalankan kegiatan usahanya,

termasuk yang berhubungan dengan penyewaan kendaraan, persaingan, kesehatan dan keselamatan

kerja, lingkungan, tata kelola perusahaan, pencemaran lingkungan, keterbukaan informasi,

ketenagakerjaan, serta pajak yang dapat memiliki dampak material dan merugikan terhadap reputasi,

operasional dan kondisi keuangan Perseroan. Perseroan saat ini tidak terlibat dalam sengketa hukum atau

penyelidikan yang dilakukan Pemerintah yang bersifat material. Apabila di masa mendatang Perseroan

terlibat dalam sengketa dan proses hukum yang material maka hasil dari proses hukum tersebut dapat

berdampak merugikan terhadap kondisi keuangan Perseroan. Untuk menjaga kondisi Perseroan yang sehat

dalam semua aspek, Perseroan harus selalu menjaga hubungan dengan semua pihak baik internal maupun

eksternal dengan cara mentaati peraturan yang berlaku, sehingga tercipta hubungan yang dinamis dan

konsisten.

7.5. Risiko Persaingan Usaha

Risiko Persaingan Usaha Penyewaan Kendaraan yang dikembangkan Perseroan di masa akan datang

akan menghadapi kompetisi dari pengembang lainnya dalam hal lokasi, fasilitas, infrastruktur pendukung,

pelayanan dan harga. Untuk mengurangi risiko tersebut, Perseroan harus mengadakan pemasaran tepat

sasaran yang agresif dan pelayanan yang maksimal dan konsisten, baik kepada pelanggan existing maupun

baru, jika tidak, pada akhirnya akan dapat mempengaruhi kinerja Perseroan.

7.6. Risiko Hubungan Industri

Dengan peraturan ketenagakerjaan yang terus berubah, Perseroan harus menjalin hubungan yang baik

dengan para karyawan dan serikat pekerja dengan mengedepankan aturan yang berlaku dan konsistensi.

Dengan demikian, apabila ada gejolak yang berpotensi menimbulkan gangguan operasional Perseroan

maka dapat diketahui secara dini. Gangguan terhadap hubungan industrial dapat mempengaruhi kegiatan

operasional, biaya, dan reputasi Perseroan yang pada akhirnya akan dapat mempengaruhi kinerja

Perseroan.

7.7. Risiko Sumber Daya Manusia

Penting bagi Perseroan untuk dapat menarik, mengembangkan, dan mempertahankan karyawan yang

berkualitas dalam jumlah yang tepat untuk dapat bersaing dan berkembang secara efektif. Di negara

berkembang, terdapat persaingan yang ketat untuk mendapatkan talenta berbakat yang jumlahnya terbatas.

Lepasnya talenta pada posisi manajemen atau posisi inti lainnya, atau ketidakmampuan untuk

mengidentifikasi, menarik atau mempertahankan karyawan yang berkualitas, akan mempersulit

pengelolaan bisnis dan mempengaruhi operasi dan hasil keuangan yang pada akhirnya akan dapat

mempengaruhi kinerja Perseroan. Untuk meminimalisasi risiko tersebut, Perseroan melakukan pendekatan

Page 57: LAPORAN STUDI KELAYAKAN PENAMBAHAN KEGIATAN USAHA …idx.co.id/StaticData/NewsAndAnnouncement/ANNOUNCEMENTSTOCK/From_E… · Studi Kelayakan Penambahan Kegiatan Usaha Penunjang –

Studi Kelayakan Penambahan Kegiatan Usaha Penunjang – PT Batavia Prosperindo Trans, Tbk. VII - 3

yang berlangsung dengan mempertahankan kepuasan karyawan melalui remunerasi yang kompetitif serta

program manajemen kinerja untuk menanamkan motivasi yang tinggi.

7.8. Risiko Sistem dan Informasi

Dalam menjalankan kegiatan usaha, Perseroan senantiasa berinteraksi secara elektronik dengan para

pelanggan, pemasok, dan konsumen, sehingga Perseroan sangat membutuhkan sistem dan infrastruktur

TI yang aman dan dapat diandalkan. Gangguan dalam sistem TI dapat menghambat operasi bisnis di

berbagai area, termasuk menghambat penjualan, dan siklus arus kas Perseroan yang pada akhirnya akan

dapat mempengaruhi kinerja Perseroan. Agar risiko tersebut dapat diminimalisasi, Perseroan harus selalu

mengevaluasi secara rutin dan mengoptimalkan kebutuhan internet sebagai basis infrastruktur operasional

Perseroan dalam sistem dan informasi.

7.9. Risiko Produk yang Aman dan Berkualitas

Dalam pengelolaan properti berupa properti sewa, terdapat risiko dalam hal pengelolaan properti. Risiko ini

dapat disebabkan oleh kesalahan manusia, kegagalan peralatan atau faktor eksternal lainnya yang pada

akhirnya akan dapat mempengaruhi kinerja Perseroan. Risiko ini dapat dikurangi dengan cara selalu

menjalankan standar operasional prosedur yang ketat terhadap properti yang disewakan sebelum dikirim

ke pelanggan.

7.10. Risiko Hubungan Dengan Pelanggan

Pertumbuhan bisnis Perseroan secara berkesinambungan, bergantung pada keberhasilan dalam

membangun hubungan yang erat dengan para pelanggan. Perseroan perlu mempertahankan hubungan

baik dengan para pelanggan dan membangun hubungan baru dengan pelanggan yang terkait dengan

usaha yang dijalankan Perseroan. Kualitas hubungan yang baik dengan para pelanggan, juga menentukan

kemampuan Perseroan dalam mengamankan harga dan membuat perjanjian kerjasama yang

menguntungkan. Kegagalan untuk mempertahankan hubungan yang erat dengan pelanggan dapat

berdampak negatif terhadap perjanjian kerjasama Perseroan dengan pelanggan yang bersangkutan yang

pada akhirnya akan dapat mempengaruhi kinerja Perseroan. Risiko hubungan dengan pelanggan dapat

diminimalisasi Perseroan dengan cara mengutamakan mutu pelayanan dengan harga yang sesuai, servis

after sales, menjaga pelayanan yang cepat dalam memenuhi kebutuhan pelanggan dengan menjamin

ketersediaan stok kendaraan yang cukup dan beragam jenisnya, dan menjaga fokus untuk mengutamakan

pelayanan dan kepuasan pelanggan.

7.11. Analisis SWOT

7.11.1. Strength (Kekuatan)

1. Semua armada yang dimiliki Perseroan merupakan mobil baru yang disewakan untuk pelanggan

2. Perseroan juga mengutamakan kepuasan pelanggan melalu servis yang maksimal (service oriented)

Page 58: LAPORAN STUDI KELAYAKAN PENAMBAHAN KEGIATAN USAHA …idx.co.id/StaticData/NewsAndAnnouncement/ANNOUNCEMENTSTOCK/From_E… · Studi Kelayakan Penambahan Kegiatan Usaha Penunjang –

Studi Kelayakan Penambahan Kegiatan Usaha Penunjang – PT Batavia Prosperindo Trans, Tbk. VII - 4

3. Memberikan harga yang bersaing dengan pesaing-pesaing lainnya sehingga Perseroan secara perlahan

memiliki captive market tersendiri diantara para pesaing.

4. Positioning dalam memasuki pasar tertentu. Perseroan berfokus pada segmen pasar yang less price

sensitive, dan lebih mengutamakan mutu pelayanan dengan harga yang sesuai.

5. Kecepatan pemenuhan kebutuhan. Perseroan menjaga adanya stok kendaraan yang cukup dan juga

beragam jenisnya sehingga dapat memenuhi kebutuhan pelanggan dalam waktu yang relatif lebih

singkat.

6. Fokus pada pelanggan. Perseroan mengutamakan pelayanan dan kepuasan pelanggan, salah satunya

melalui ketersediaan call center 24 jam untuk dapat memberikan layanan tindak lanjut apabila ada

kerusakan pada kendaraan yang digunakan pelanggan. Perseroan juga menyediakan customize service

bagi pelanggan yang memerlukan.

7.11.2. Weakness (Kelemahan)

1. Perseroan merupakan pemain baru dalam bidang jasa transportasi, meskipun Group Batavia sudah

lama berdiri dan cukup terkenal dengan reputasi yang baik, namun bidang yang dianyomi selama ini

adalah dalam bidang keuangan

2. Harga yang relatif tinggi dibandingkan dengan pesaing-pesaing lainnya dikarenakan Perseroan

mengutamakan service excellence.

7.11.3. Opportunity (Peluang)

1. Dengan prediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia yang meningkat, dan pertumbuhan bisnis penyewaan

kendaraan yang terus meningkat di Jakarta diharapakan permintaan terhadap penyewaan kendaraan

akan meningkat.

2. Tingginya permintaan perusahaan-perusahaan akan penyewaan kendaraan untuk menunjang aktivitas

perusahaan baik swasta maupun pemerintah.

3. Perkembangan teknologi, memberikan pelayanan yang sangat mudah dengan pemanfaatan aplikasi

online.

7.11.4. Threat (Ancaman)

1. Kompetisi dari pengembang lainnya dalam hal fasilitas, infrastruktur pendukung, pelayanan dan harga.

2. Perang harga terutama pada rental-rental tradisional yang membanting harga.

3. Ketidakjelasan kondisi ekonomi Dunia saat ini menjadi ancaman tersendiri terhadap perkembangan

ekonomi Indonesia sehingga dikhawatirkan akan berdampak terhadap pelemahan ekonomi dan

permintaan terhadap kebutuhan sewa kendaraan.

4. Sebagai perusahaan yang berorientasi terhadap profit, Perseroan juga harus menjaga likuiditas kas agar

tetap dapat memenuhi kebutuhan operasional perusahaan.

Page 59: LAPORAN STUDI KELAYAKAN PENAMBAHAN KEGIATAN USAHA …idx.co.id/StaticData/NewsAndAnnouncement/ANNOUNCEMENTSTOCK/From_E… · Studi Kelayakan Penambahan Kegiatan Usaha Penunjang –

Studi Kelayakan Penambahan Kegiatan Usaha Penunjang – PT Batavia Prosperindo Trans, Tbk. VII - 5

7.12. Kesimpulan

Berdasarkan analisis risiko yang telah diuraikan tersebut maka risiko yang akan timbul dalam Perseroan

Rencana Penambahan Kegiatan Usaha Penunjang, baik risiko internal maupun eksternal akan dapat

diprediksikan sejak dini, sehingga manajemen dapat dengan cepat menyiapkan langkah antisipasinya.

Page 60: LAPORAN STUDI KELAYAKAN PENAMBAHAN KEGIATAN USAHA …idx.co.id/StaticData/NewsAndAnnouncement/ANNOUNCEMENTSTOCK/From_E… · Studi Kelayakan Penambahan Kegiatan Usaha Penunjang –

Studi Kelayakan Penambahan Kegiatan Usaha Penunjang – PT Batavia Prosperindo Trans, Tbk. VIII - 1

BAB VIII

ASPEK KEUANGAN

Analisis keuangan dalam Studi Kelayakan menggunakan metode diskonto arus kas (discounted cash flow) dengan

mengacu pada kriteria net present value (NPV), dimana Penambahan Kegiatan Usaha Penunjang Perseroan dapat

dikatakan layak atau menguntungkan jika NPV lebih besar dari nol, analisa internal rate of return (IRR) perubahan

menunjukkan jumlah yang lebih besar dari pada diskonto yang digunakan, serta profitability index (PI) adalah teknik

penganggaran modal untuk mengevaluasi proyek-proyek investasi untuk kelangsungan hidup atau profitabilitas,

menunjukkan perhitungan lebih besar dari pada satu.

Proyeksi keuangan yang digunakan dalam Studi Kelayakan didasarkan pada proyeksi keuangan yang disusun oleh

manajemen Perseroan. Kami telah melakukan penyesuaian terhadap proyeksi tersebut berdasarkan kondisi pasar,

pengalaman, dan ketentuan-ketentuan yang berlaku secara umum, agar dapat menggambarkan kondisi operasi

dan kinerja Perseroan dengan lebih wajar. Secara garis besar, tidak ada penyesuaian yang signifikan yang kami

lakukan terhadap target kinerja Perseroan.

8.1. Arus Kas Bersih yang Digunakan

Untuk melakukan analisis keuangan dalam Studi Kelayakan dengan menggunakan metode diskonto arus kas,

terdapat 3 (tiga) pilihan pendapatan ekonomi untuk didiskonto yaitu dividen, arus kas bersih (AKB) untuk ekuitas

(free cash flow to equity), dan AKB untuk kapital (free cash flow to invested capital) atau AKB untuk perusahaan

(free cash flow to firm).

Dalam Studi Kelayakan, pendapatan ekonomi yang akan didiskonto dalam analisis kelayakan adalah AKB untuk

kapital. Pemilihan arus kas bersih untuk kapital yang digunakan sebagai basis perhitungan kelayakan didasarkan

pada kondisi proyeksi perusahaan yang mencerminkan kondisi struktur capital yang cukup volatile (yang terlihat

dari pergerakan debt yang berubah selama periode proyeksi).

Pengertian AKB berarti bahwa arus kas yang diperoleh sudah bebas dari kewajiban penyediaan pengeluaran

barang modal (capital expenditure), baik untuk mempertahankan operasi perusahaan saat ini maupun penyediaan

cadangan untuk penggantian (reserve for replacement), modal kerja, dan untuk pertumbuhan melalui penyediaan

dana tambahan pengeluaran barang modal, yang dihitung sebagai berikut:

Laba (rugi) setelah pajak

+ Bunga setelah pajak

+ Penyusutan

– Capex

– Kenaikan (atau + penurunan) modal kerja bersih

= Arus kas bersih untuk kapital

Page 61: LAPORAN STUDI KELAYAKAN PENAMBAHAN KEGIATAN USAHA …idx.co.id/StaticData/NewsAndAnnouncement/ANNOUNCEMENTSTOCK/From_E… · Studi Kelayakan Penambahan Kegiatan Usaha Penunjang –

Studi Kelayakan Penambahan Kegiatan Usaha Penunjang – PT Batavia Prosperindo Trans, Tbk. VIII - 2

8.2. Penentuan Tingkat Diskonto

Untuk mendiskonto arus kas bersih tiap-tiap tahun, tingkat diskonto yang digunakan adalah biaya modal ekuitas

(cost of equity) digunakan capital asset pricing model (CAPM) dengan menggunakan persamaan sebagai berikut:

RBDSRPRk mfe −+= )(

dimana:

ke = Balikan yang diharapkan dari suatu sekuritas tertentu, atau biaya modal ekuitas/saham biasa

Rf = Tingkat balikan yang tersedia untuk suatu sekuritas bebas risiko (risk free rate)

β = Beta

RPm = Premi risiko ekuitas untuk pasar secara keseluruhan (equity risk premium)

RBDS = Rating-based default spread

Rf adalah tingkat suku bunga untuk instrumen-instrumen yang dianggap tidak memiliki kemungkinan gagal bayar.

Di Indonesia, instrumen bebas risiko yang dapat dipilih adalah tingkat bunga Obligasi Pemerintah untuk jangka

panjang. Terkait dengan tanggal penilaian yang jatuh pada tanggal 31 Desember 2019, maka instrumen bebas

risiko yang dipakai adalah obligasi Pemerintah RI dalam mata uang rupiah dengan tenor 30 tahun dengan yield

sebesar 7,82% yang diperoleh dari situs www.ibpa.co.id, dan angka tersebut akan digunakan sebagai tingkat

balikan bebas risiko.

RPm adalah selisih antara tingkat bunga investasi bebas risiko dengan tingkat balikan investasi dalam bentuk

penyertaan. Penentuan equity market risk premium memasukkan premi untuk risiko spesifik negara (country-

specific risk premiums) seperti volatilitas harga saham untuk menghasilkan base equity market risk premium.

Dengan mengikutsertakan risiko-risiko ini, dihasilkan tingkat diskonto yang mengakomodasi perubahan-perubahan

sentimen jangka pendek di sekuritas pada pasar negara yang bersangkutan. Untuk penilaian ini, kami

menggunakan tingkat premi risiko sebesar 9,49%, yang diolah dari hasil penelitian Aswath Damodaran yang

diterbitkan tanggal 01 April 2020.

Beta (β) adalah faktor untuk meliput risiko sistematis dari suatu ekuitas. Beta akan dikalikan dengan market risk

premium untuk mendapatkan equity risk premium.

Untuk memperoleh faktor beta yang sesuai kami menggunakan unlevered beta sebesar 0,79 yang diperoleh dari

rata-rata perusahaan pembanding dari perusahaan yang bergerak dalam bidang usaha Transportation untuk

negara-negara berkembang yang kami peroleh dari hasil riset Aswath Damodaran 05 Januari 2020.

Dalam perhitungan digunakan beta dari perusahaan-perusahaan tersebut sebagai beta untuk menghitung cost of

equity BPTR, di mana beta tersebut dihitung dari rata-rata unlevered beta. Cara ini dilakukan untuk menetralisir

pengaruh leverage yang ada di masing-masing perusahaan terhadap beta. Perusahaan yang sama dengan

leverage yang berbeda akan memiliki cost of equity yang berbeda pula, oleh karena itu pengaruh leverage yang

ada di tiap perusahaan perlu dinetralisir dengan cara menghitung unlevered beta.

Page 62: LAPORAN STUDI KELAYAKAN PENAMBAHAN KEGIATAN USAHA …idx.co.id/StaticData/NewsAndAnnouncement/ANNOUNCEMENTSTOCK/From_E… · Studi Kelayakan Penambahan Kegiatan Usaha Penunjang –

Studi Kelayakan Penambahan Kegiatan Usaha Penunjang – PT Batavia Prosperindo Trans, Tbk. VIII - 3

Unlevered beta rata-rata perusahaan pembanding yang diperoleh dari perhitungan ini kemudian di-relevered

dengan tingkat leverage pasar pada industri sejenis untuk memperoleh beta yang sesuai untuk mendiskonto BPTR

tersebut dengan formula sebagai berikut:

𝛽𝐿 = 𝛽𝑈 × (1 + (1 − 𝑇) × 𝐷𝐸𝑅)

dimana:

T: Tingkat pajak

DER: Debt to equity ratio

𝛽𝐿: Beta levered, yaitu ukuran risiko sistematis dari suatu saham yang diukur secara obyektif dari

responsivitas pengembalian perusahaan terhadap pergerakan pengembalian portofolio pasar apabila

dibandingkan dengan portofolio pasar dengan pengaruh utang.

𝛽𝑈: Beta unlevered, yaitu ukuran risiko sistematis dari suatu saham yang diukur secara obyektif dari

responsivitas pengembalian perusahaan terhadap pergerakan pengembalian portofolio pasar apabila

dibandingkan dengan portofolio pasar tanpa pengaruh utang.

Sama halnya dengan data unlevered beta, data DER juga diperoleh dari rata-rata perusahaan pembanding dari

perusahaan yang bergerak dalam bidang usaha Transportation untuk negara-negara berkembang yang kami

peroleh dari hasil riset Aswath Damodaran yang dikeluarkan Januari 2020. Dari data tersebut nilai DER adalah

55,00%. Dengan memasukkan persamaan diatas, diperoleh nilai βL sebesar 1,21.

Dalam penilaian ini juga digunakan RBDS untuk melakukan penyesuaian terhadap biaya modal ekuitas mengingat

dalam perhitungan biaya modal ekuitas ini digunakan RPm yang berasal dari hasil riset Aswath Damodaran,

dimana RBDS sebesar 1,59% digunakan untuk mengurangi besaran biaya modal ekuitas.

Berdasarkan nilai beta tersebut, maka dengan menggunakan persamaan CAPM diperoleh biaya modal atas

ekuitas BPTR adalah:

Tabel 8.1. Biaya Modal/Ekuitas BPTR

Keterangan Persentase

- Tingkat Bunga Bebas Risiko 7,82%

- Premi Risiko Market 9,49%

Beta 1,12

RDBS 1,59%

Biaya Modal untuk Ekuitas 17,89%

Biaya Modal Tertimbang

Menghitung analisa studi kelayakan BPTR dilakukan dengan mendiskonto tingkat kembalian terhadap keseluruhan

modal, maka tingkat diskonto yang digunakan adalah tingkat diskonto yang merupakan rata-rata tertimbang biaya

modal, baik yang berasal dari pinjaman jangka panjang maupun yang berasal dari penyertaan.

Page 63: LAPORAN STUDI KELAYAKAN PENAMBAHAN KEGIATAN USAHA …idx.co.id/StaticData/NewsAndAnnouncement/ANNOUNCEMENTSTOCK/From_E… · Studi Kelayakan Penambahan Kegiatan Usaha Penunjang –

Studi Kelayakan Penambahan Kegiatan Usaha Penunjang – PT Batavia Prosperindo Trans, Tbk. VIII - 4

Penentuan posisi tingkat leverage yang optimal adalah mencari titik dimana tambahan penghematan pajak yang

berasal dari tambahan hutang akan sama dengan tambahan biaya bunga sebagai akibat dari risiko gagal bayar

yang diantisipasi dari keberadaan keseluruhan hutang.

Dalam analisa studi kelayakan ini, untuk biaya bunga untuk hutang digunakan tingkat bunga pinjaman rata-rata

dalam mata uang Rupiah dari bank pemerintah periode Desember 2019, yaitu 9,75%. Berdasarkan biaya bunga

tersebut maka diperoleh biaya modal pada Desember 2019 sampai akhir proyeksi sebesar 7,31%, dengan tarif

pajak (T) 25%, dengan perhitungan sebagai berikut:

Untuk kepentingan analisa studi kelayakan, komposisi pendanaan dihitung berdasarkan kinerja perbandingan

interest bearing debt dengan ekuitasnya, dimana komposisi struktur permodalan BPTR diasumsikan mengikuti

struktur permodalan pasar dari hasil riset Aswath Damodaran. Dengan demikian struktur hutang sebesar 35,48%,

sedangkan sisanya yaitu sebesar 64,52% akan dipenuhi dengan modal sendiri. Dengan mempertimbangkan faktor-

faktor di atas dan kekuatan/kelebihan serta risiko yang dihadapi, kami berpendapat bahwa tingkat diskonto sebesar

14,13% untuk BPTR adalah wajar untuk mendiskonto arus kas bersih dengan perhitungan sebagai berikut:

Tabel 8.2. Perhitungan WACC

Keterangan Komposisi Biaya Modal Rata-rata Tertimbang

Hutang 35,48% 7,31% 2,59%

Ekuitas 64,52% 17,89% 11,54%

WACC 14,13%

8.3. Proyeksi Keuangan

Perhitungan analisis keuangan dalam Studi Kelayakan dilakukan dengan metode diskonto arus kas yang

didasarkan pada proyeksi keuangan yang disusun oleh manajemen Perseroan. Kami telah melakukan

penyesuaian terhadap proyeksi tersebut agar dapat menggambarkan kondisi operasi dan kinerja Perseroan

dengan lebih wajar. Secara garis besar, tidak ada penyesuaian yang signifikan yang kami lakukan terhadap target

kinerja Perseroan.

Mengingat bahwa terdapat dua skenario proyeksi keuangan, yaitu proyeksi keuangan tanpa Rencana

Penambahan Kegiatan Usaha Penunjang dan proyeksi keuangan dengan Rencana Penambahan Kegiatan Usaha

Penunjang, maka analisis kelayakan atas Rencana Penambahan Kegiatan Usaha Penunjang harus didasarkan

pada analisis inkremental dari dua skenario proyeksi keuangan tersebut.

Untuk menentukan kelayakan, digunakan analisis NPV, IRR dan PI inkremental yang dihitung dengan

mengurangkan NPV dari AKB untuk ekuitas tanpa Rencana Penambahan Kegiatan Usaha Penunjang terhadap

NPV dari AKB untuk ekuitas dengan Rencana Penambahan Kegiatan Usaha Penunjang.

Kd = i x (1-T)

Kd = 9,75% x (1-25%) = 7,31%

Page 64: LAPORAN STUDI KELAYAKAN PENAMBAHAN KEGIATAN USAHA …idx.co.id/StaticData/NewsAndAnnouncement/ANNOUNCEMENTSTOCK/From_E… · Studi Kelayakan Penambahan Kegiatan Usaha Penunjang –

Studi Kelayakan Penambahan Kegiatan Usaha Penunjang – PT Batavia Prosperindo Trans, Tbk. VIII - 5

8.3.1. Proyeksi Keuangan Dengan Penambahan Kegiatan Usaha Penunjang Perseroan

Proyeksi keuangan dengan Rencana Penambahan Kegiatan Usaha Penunjang disusun dengan memperhatikan

bahwa Rencana Penambahan Kegiatan Usaha Penunjang telah dilaksakan dan Perseroan memperoleh dana dari

hasil tersebut. Dengan dilaksanakannya Rencana Penambahan Kegiatan Usaha Penunjang, Perseroan

mendapatkan tambahan pendapatan yang berasal dari pemanfaatan unit mobil yang tidak produktif sebesar sekitar

kurang lebih 10% dari jumlah keseluruhan unit mobil yang ada, yaitu sebesar 2.648 unit mobil.

Asumsi-asumsi yang mendasari penyusunan proyeksi keuangan adalah sebagai berikut:

- Penyusunan asumsi sampai tahun 2024, atas pertimbangan bahwa kegiatan penambahan usaha

penunjang ini tidak memerlukan biaya capex (biaya investasi) yang tinggi dan usaha utama Perseroan

mempunyai kesamaan dengan kegiatan penambahan usaha penunjang, salah satunya yaitu persewaan

mobil, sehingga market untuk kegiatan penambahan usaha penunjang tidak sulit untuk memasarkannya;

- Pendapatan Perseroan diproyeksikan rata-rata naik sebesar 16,99% selama tahun 2020–2024 (CAGR).

Prediksi kenaikan penjualan diperoleh dari manajemen Perseroan atas pertimbangan bahwa Perseroan

mulai beroperasional sejak tahun 2015, lebih dari 3 tahun dalam industri transportasi, dan memiliki growth

penjualan historikal yang lebih besar dari pada asumsi prediksi yang digunakan saat ini;

- Beban pokok pendapatan/penjualan diproyeksikan rata-rata sebesar 26,11% dari pendapatan/penjualan

selama tahun 2020–2024;

- Beban usaha diproyeksikan rata-rata sebesar 14,62% mengalami kenaikan per tahun selama tahun

2020–2024;

- Pada pertengahan tahun 2019 Perseroan diproyeksikan menerima pendapatan dari Rencana

Penambahan Kegiatan Usaha Penunjang dalam penyewaan mobil yang tidak produktif;

- Sumber daya yang tersedia untuk kegiatan penambahan usaha penunjang adalah kurang lebih 10% dari

jumlah keseluruhan unit mobil yang tersedia. Dimana jumlah tersebut merupakan jumlah idle yang dari

kegiatan usaha utama sebelum ada penambahan kegiatan usaha penunjang, dengan tikat okupansi 30%

dari kendaraan yang idle tersebut di Tahun 2020 dan meningkat hingga 50% di Tahun kekal;

- Asumsi pajak penghasilan badan adalah tarif pajak yang berlaku di Indonesia, yaitu 25%.

Berikut adalah penjelasan mengenai hal-hal pokok dalam proyeksi keuangan dengan Rencana Penambahan

Kegiatan Usaha Penunjang.

1. Proyeksi Pendapatan dan Beban Pokok Pendapatan

Pendapatan Perseroan berasal dari layanan penyewaan kendaraan jangka panjang dan jangka pendek, layanan

jasa juru mudi, layanan fleet management. Selain itu Perseroan berencana akan melakukan Rencana Perubahan

Kegiatan Usaha dengan menambah usaha sehingga ada pendapatan tambahan dari kegiatan usaha tambahan

tersebut, sebagai berikut:

Page 65: LAPORAN STUDI KELAYAKAN PENAMBAHAN KEGIATAN USAHA …idx.co.id/StaticData/NewsAndAnnouncement/ANNOUNCEMENTSTOCK/From_E… · Studi Kelayakan Penambahan Kegiatan Usaha Penunjang –

Studi Kelayakan Penambahan Kegiatan Usaha Penunjang – PT Batavia Prosperindo Trans, Tbk. VIII - 6

Tabel 8.3 Rincian Penambahan Unit Usaha

No. Nama KBLI Kode KBLI

1 Angkutan Darat Lainnya 42429

2 Angkutan Bermotor untuk Barang Umum 49431

3 Pergudangan dan Penyimpanan 52101

4 Aktivitas Kurir 53201

Gambar berikut menunjukkan proyeksi pendapatan dan beban pokok pendapatan Perseroan dengan Penambahan

Kegiatan Usaha Penunjang Perseroan mulai tahun 2020 sampai dengan tahun 2024.

Gambar 8.1

PT Batavia Prosperindo Trans Tbk

Proyeksi Pendapatan dan Beban Pokok Pendapatan Tahun 2020–2024

Dengan Penambahan Kegiatan Usaha Penunjang Perseroan

Sumber: Manajemen Perseroan, data diolah

Apabila ditampilkan dengan angka persentase dari tahun 2022 ke tahun 2023, adalah sebagai berikut.

Tabel 8.4 COGS to Sales, Tahun 2020-2024

Keterangan 2019 2020 2021 2022 2023 2024

Des Des Des Des Des Des

Pendapatan 162.596.164 190.393.822 223.521.457 255.059.209 311.342.850 355.871.194 Beban Pokok Pendapatan (42.459.267)

(49.718.161)

(58.368.888) (66.604.445) (81.301.976)

(92.929.808)

% COGS to sales 26,11% 26,11% 26,11% 26,11% 26,11% 26,11%

2. Proyeksi Beban Usaha

Beban usaha terdiri dari beban gaji dan tunjangan, beban perijinan, beban umum dan adminitrasi, serta beban

penyusutan.

Gambar berikut menunjukkan proyeksi beban usaha mulai tahun 2020 sampai dengan tahun 2024.

2020 2021 2022 2023 2024

PENDAPATAN 190,393,822 223,521,457 255,059,209 311,342,850 355,871,194

BEBAN POKOK PENDAPATAN 49,718,161 58,368,888 66,604,445 81,301,976 92,929,808

-

50,000,000

100,000,000

150,000,000

200,000,000

250,000,000

300,000,000

350,000,000

400,000,000

Page 66: LAPORAN STUDI KELAYAKAN PENAMBAHAN KEGIATAN USAHA …idx.co.id/StaticData/NewsAndAnnouncement/ANNOUNCEMENTSTOCK/From_E… · Studi Kelayakan Penambahan Kegiatan Usaha Penunjang –

Studi Kelayakan Penambahan Kegiatan Usaha Penunjang – PT Batavia Prosperindo Trans, Tbk. VIII - 7

Gambar 8.2

PT Batavia Prosperindo Trans Tbk

Proyeksi Beban Usaha Tahun 2020–2024

Dengan Penambahan Kegiatan Usaha Penunjang

Sumber: Manajemen Perseroan, data diolah

3. Proyeksi Laba Sebelum Pajak dan Laba Bersih

Gambar berikut menunjukkan proyeksi laba sebelum pajak dan laba bersih Perseroan dengan Rencana

Penambahan Kegiatan Usaha Penunjang mulai tahun 2020 sampai dengan tahun 2024.

Gambar 8.3

PT Batavia Prosperindo Trans Tbk

Proyeksi Laba Sebelum Pajak dan Laba Bersih Tahun 2020–2024

Dengan Rencana Penambahan Kegiatan Usaha Penunjang

Sumber: Manajemen Perseroan, data diolah

4. Biaya Pendirian dan Sumber Pembiayaan

Dalam merealisasikan Rencana Penambahan Kegiatan Usaha Penunjang, Perseroan tidak melakukan pengadaan

unit mobil baru, karena Rencana Penambahan Kegiatan Usaha Penunjang akan dijalankan dengan memanfaatkan

aset milik Perseroan yang belum tersewa dan telah dimiliki sebelumnya oleh Perseroan yang saat ini berada di

garasi milik Perseroan sekitar ±10% dari jumlah unit mobil keseluruhan. Dengan demikian Rencana Penambahan

2020 2021 2022 2023 2024

PENDAPATAN 190,393,822 223,521,457 255,059,209 311,342,850 355,871,194

BEBAN USAHA 87,685,225 103,708,671 116,826,045 138,271,993 156,467,607

-

50,000,000

100,000,000

150,000,000

200,000,000

250,000,000

300,000,000

350,000,000

400,000,000

2020 2021 2022 2023 2024

LABA (RUGI) SEBELUMMANFAAT PAJAK PENGHASILAN

17,969,171 23,325,571 25,309,777 39,078,442 49,253,197

LABA (RUGI) TAHUN BERJALAN 13,476,878 17,494,179 18,982,333 29,308,831 36,939,898

-

10,000,000

20,000,000

30,000,000

40,000,000

50,000,000

60,000,000

Page 67: LAPORAN STUDI KELAYAKAN PENAMBAHAN KEGIATAN USAHA …idx.co.id/StaticData/NewsAndAnnouncement/ANNOUNCEMENTSTOCK/From_E… · Studi Kelayakan Penambahan Kegiatan Usaha Penunjang –

Studi Kelayakan Penambahan Kegiatan Usaha Penunjang – PT Batavia Prosperindo Trans, Tbk. VIII - 8

Kegiatan Usaha Penunjang tidak memerlukan sumber pembiayaan dan pihak bank atau dari pemegang saham

Perseroan.

5. Modal Kerja

Dalam kegiatan usaha layanan layanan Angkutan Darat Lainnya (KBLI: 42429), Angkutan Bermotor untuk Barang

Umum (KBLI: 49431), Pergudangan dan Penyimpanan (KBLI: 52101), Aktivitas Kurir (KBLI: 53201) yang akan

dilakukan oleh Perseroan, tidak diperlukan modal kerja tambahan, dikarenakan bahwa pendapatan sewa diterima

dengan sistem cash basis, dan beban usaha terkait juga dibayarkan dengan sistem cash basis.

6. Biaya Operasional

Biaya operasional layanan Angkutan Darat Lainnya (KBLI: 42429), Angkutan Bermotor untuk Barang Umum (KBLI:

49431), Pergudangan dan Penyimpanan (KBLI: 52101), Aktivitas Kurir (KBLI: 53201) terdiri dari biaya perijinan.

Berdasarkan proyeksi dari manajemen, besaran biaya operasional diperkirakan mengalami kenaikan yang tidak

signifikan dibandingkan dengan kondisi tanpa melakukan penambahan usaha. Beban operasional yang bersifat

variabel terefleksi dalam beban pokok pendapatan, sedangkan beban bersifat tetap tidak ada, dikarenakan

manajemen Perseroan tidak menambah jumlah karyawan.

Tabel 8.5

PT Batavia Prosperindo Trans Tbk

Proyeksi Pendapatan dan Biaya Operasional (Rp Ribu)

Keterangan 2019 2020 2021 2022 2023 2024

Des Des Des Des Des Des

PENDAPATAN 162.596.164 190.393.822 223.521.457 255.059.209 311.342.850 355.871.194

Sewa operasi 157.403.299

Jasa pengemudi 5.110.918

Lain-lain 81.947

BEBAN POKOK PENDAPATAN (96.040.749) (49.718.161) (58.368.888) (66.604.445) (81.301.976) (92.929.808)

LABA BRUTO 66.555.415 140.675.662 165.152.569 188.454.765 230.040.874 262.941.386

BEBAN USAHA

Gaji dan tunjangan (12.553.244) (13.557.504) (14.642.104) (15.813.472) (17.078.550) (18.444.834)

Biaya perijinan (239.200)

Umum dan administrasi (6.713.860) (6.917.234) (7.126.768) (7.342.650) (7.565.071) (7.794.230)

Depresiasi (COGS) - (66.971.287) (81.939.798) (93.669.923) (113.628.372) (130.228.543)

Depresiasi (1.181.303)

Total Beban Usaha (20.448.407) (87.685.225) (103.708.671) (116.826.045) (138.271.993) (156.467.607)

LABA (RUGI) USAHA 46.107.008 52.990.437 61.443.898 71.628.720 91.768.881 106.473.780

PENGHASILAN (BEBAN) LAIN-LAIN

Keuntungan (kerugian) revaluasi aset tetap (446.836)

Penghasilan bunga 11.342

Laba perdagangan portofolio efek 38.906

Laba (rugi) dari klaim asuransi (191.558)

Beban keuangan (34.027.205) (35.021.266) (38.118.327) (46.318.942) (52.690.440) (57.220.583)

Laba (Rugi) penjualan aset tetap 954.980

Rugi selisih kurs -

Lain-lain - neto 13.707

Total Beban Lain-lain - Neto (33.646.666) (35.021.266) (38.118.327) (46.318.942) (52.690.440) (57.220.583)

LABA (RUGI) SEBELUM MANFAAT PAJAK PENGHASILAN 12.460.341 17.969.171 23.325.571 25.309.777 39.078.442 49.253.197

MANFAAT PAJAK PENGHASILAN 25% (4.352.086) (4.492.293) (5.831.393) (6.327.444) (9.769.610) (12.313.299)

LABA (RUGI) TAHUN BERJALAN 8.108.256 13.476.878 17.494.179 18.982.333 29.308.831 36.939.898

Page 68: LAPORAN STUDI KELAYAKAN PENAMBAHAN KEGIATAN USAHA …idx.co.id/StaticData/NewsAndAnnouncement/ANNOUNCEMENTSTOCK/From_E… · Studi Kelayakan Penambahan Kegiatan Usaha Penunjang –

Studi Kelayakan Penambahan Kegiatan Usaha Penunjang – PT Batavia Prosperindo Trans, Tbk. VIII - 9

8.3.2. Proyeksi Keuangan Tanpa Penambahan Kegiatan Usaha Penunjang Perseroan

Proyeksi keuangan tanpa Rencana Penambahan Kegiatan Usaha Penunjang disusun dengan memperhatikan

bahwa Rencana Penambahan Kegiatan Usaha Penunjang tidak dilaksanakan sehingga pendapatan utama

Perseroan berasal dari usaha layanan penyewaan kendaraan jangka panjang dan jangka pendek, layanan jasa

juru mudi dan layanan fleet management.

Asumsi-asumsi yang mendasari penyusunan proyeksi keuangan adalah sebagai berikut:

− Pendapatan Perseroan diproyeksikan rata-rata naik sebesar 16,93% selama tahun 2020–2024 (CAGR);

− Beban pokok pendapatan diproyeksikan rata-rata sebesar 26,11% dari penjualan selama tahun 2020–

2024;

− Beban usaha diproyeksikan rata-rata sebesar 14,62% mengalami kenaikan per tahun selama tahun

2020–2024;

− Pada pertengahan tahun 2019 Perseroan diproyeksikan menerima pendapatan dari Rencana

Penambahan Kegiatan Usaha Penunjang dalam penyewaan mobil yang tidak produktif;

− Asumsi pajak penghasilan badan adalah tarif pajak yang berlaku di Indonesia, yaitu 25%;

− Pada pertengahan tahun 2019 Perseroan diproyeksikan menerima pendapatan dari Rencana

Penambahan Kegiatan Usaha Penunjang dalam penyewaan mobil yang tidak produktif

Berikut adalah penjelasan mengenai hal-hal pokok dalam proyeksi keuangan Perseroan tanpa Rencana

Penambahan Kegiatan Usaha Penunjang.

1. Proyeksi Pendapatan dan Harga Pokok Pendapatan

Pendapatan Perseroan berasal dari usaha layanan penyewaan kendaraan jangka panjang dan jangka pendek,

layanan jasa juru mudi dan layanan fleet management.

Gambar berikut menunjukkan proyeksi pendapatan dan harga pokok penjualan Perseroan tanpa Rencana

Penambahan Kegiatan Usaha Penunjang mulai tahun 2020 sampai dengan tahun 2024.

Gambar 8.4

PT Batavia Prosperindo Trans Tbk

Proyeksi Pendapatan dan Harga Pokok Pendapatan Tahun 2020–2024

Tanpa Rencana Penambahan Kegiatan Usaha Penunjang

Sumber: Manajemen Perseroan, data diolah

2,020 2,021 2,022 2,023 2,024

BEBAN POKOK PENDAPATAN 48,157,841 56,546,473 64,538,762 78,794,086 90,054,907

PENDAPATAN 184,418,636 216,542,585 247,148,754 301,738,982 344,861,872

-

100,000,000

200,000,000

300,000,000

400,000,000

500,000,000

Page 69: LAPORAN STUDI KELAYAKAN PENAMBAHAN KEGIATAN USAHA …idx.co.id/StaticData/NewsAndAnnouncement/ANNOUNCEMENTSTOCK/From_E… · Studi Kelayakan Penambahan Kegiatan Usaha Penunjang –

Studi Kelayakan Penambahan Kegiatan Usaha Penunjang – PT Batavia Prosperindo Trans, Tbk. VIII - 10

2. Proyeksi Beban Usaha

Beban usaha terdiri dari beban gaji dan tunjangan, beban perijinan, beban umum dan adminitrasi, serta beban

penyusutan.

Gambar berikut menunjukkan proyeksi beban usaha Perseroan tanpa Rencana Penambahan Kegiatan Usaha

Penunjang mulai tahun 2020 sampai dengan tahun 2024.

Gambar 8.5

PT Batavia Prosperindo Trans Tbk

Proyeksi Beban Usaha Tahun 2020–2024

Tanpa Rencana Penambahan Kegiatan Usaha Penunjang

Sumber: Manajemen Perseroan, data diolah

3. Proyeksi Laba Sebelum Pajak dan Laba Bersih

Gambar berikut menunjukkan proyeksi laba sebelum pajak dan laba bersih Perseroan tanpa Rencana

Penambahan Kegiatan Usaha Penunjang mulai tahun 2020 sampai dengan tahun 2024.

Gambar 8.6

PT Batavia Prosperindo Trans Tbk

Proyeksi Laba Sebelum Pajak dan Laba Bersih Tahun 2020–2024

Tanpa Rencana Penambahan Kegiatan Usaha Penunjang

Sumber: Manajemen Perseroan, data diolah

2,020 2,021 2,022 2,023 2,024

BEBAN USAHA 87,446,025 103,708,671 116,826,045 138,271,993 156,467,607

PENDAPATAN 184,418,636 216,542,585 247,148,754 301,738,982 344,861,872

-

100,000,000

200,000,000

300,000,000

400,000,000

500,000,000

600,000,000

2,020 2,021 2,022 2,023 2,024

LABA (RUGI) TAHUN BERJALAN 10,220,129 13,564,336 14,598,754 23,986,847 30,839,081

LABA (RUGI) SEBELUM MANFAATPAJAK PENGHASILAN

13,626,838 18,085,782 19,465,005 31,982,463 41,118,775

- 10,000,000 20,000,000 30,000,000 40,000,000 50,000,000 60,000,000 70,000,000 80,000,000

Page 70: LAPORAN STUDI KELAYAKAN PENAMBAHAN KEGIATAN USAHA …idx.co.id/StaticData/NewsAndAnnouncement/ANNOUNCEMENTSTOCK/From_E… · Studi Kelayakan Penambahan Kegiatan Usaha Penunjang –

Studi Kelayakan Penambahan Kegiatan Usaha Penunjang – PT Batavia Prosperindo Trans, Tbk. VIII - 11

8.3.3. Nilai Kekal (Terminal Value)

Sebagai dasar dalam menentukan nilai kekal (terminal value) atau nilai pada periode kekal (perpetuity period),

kami menggunakan nilai sisa, yaitu nilai buku aset tetap yang digunakan dalam rencana penambahan usaha sekitar

±10% unit mobil yang idle dari total unit mobil yang dimiliki oleh Perseroan pada saat memulai usaha penambahan

tersebut, pada periode akhir proyeksi tahun 2024.

Untuk mendapatkan nilai kekal, kami mengkapitalisasikan nilai sisa tahun 2024 dengan tingkat diskonto yang

digunakan untuk kemudian didiskonto pada tahun 2024.

8.3.4. Analisis Titik Impas

Titik impas atau break even point (BEP) adalah keadaan suatu usaha yang tidak memperoleh laba dan tidak

menderita rugi atau dengan kata lain suatu usaha dikatakan impas jika jumlah pendapatan (revenue) sama dengan

jumlah biaya, atau apabila laba kontribusi hanya dapat digunakan untuk menutup biaya tetap saja. BEP dalam

Rupiah dapat diformulasikan sebagai berikut:

BEP = Total Biaya Tetap

(1- (Total Biaya Variabel))

Penjualan Berdasarkan persamaan BEP dalam Rupiah, diperoleh BEP dalam Rupiah untuk masing-masing periode selama

masa proyeksi. Nilai BEP dalam rupiah mencerminkan pendapatan minimal yang diperlukan agar terjadi BEP.

Perhitungan BEP untuk Rupiah pada proyeksi Dengan Rencana Penambahan Kegiatan Usaha Penunjang adalah

sebagai berikut:

Tabel 8.6

PT Batavia Prosperindo Trans Tbk

Analisis BEP Dengan Rencana Penambahan Kegiatan Usaha Penunjang (Rp Ribu)

Analisis BEP Dengan Rencana Penambahan Kegiatan Usaha

Penunjang

Tahun

2020 2021 2022 2023 2024

Pendapatan

190.393.822 223.521.457 255.059.209 311.342.850 355.871.194

Beban pokok

49.718.161 58.368.888 66.604.445 81.301.976 92.929.808

Beban operasional

87.685.225 103.708.671 116.826.045 138.271.993 156.467.607

BEP 118.675.291 140.361.808 158.115.178 187.140.640 211.767.021

8.3.5. Analisis Profitabilitas

Analisis profitabilitas adalah analisis untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam usahanya mendapatkan

laba (profit) dari pendapatan (earning) terkait penjualan. Jenis-jenis rasio profitabilitas dipakai untuk

memperlihatkan seberapa besar laba atau keuntungan yang diperoleh dari kinerja suatu perusahaan. Sebagai

gambaran bagaimana Perseroan dalam usahanya mendapatkan laba terdapat pada tabel berikut ini.

Page 71: LAPORAN STUDI KELAYAKAN PENAMBAHAN KEGIATAN USAHA …idx.co.id/StaticData/NewsAndAnnouncement/ANNOUNCEMENTSTOCK/From_E… · Studi Kelayakan Penambahan Kegiatan Usaha Penunjang –

Studi Kelayakan Penambahan Kegiatan Usaha Penunjang – PT Batavia Prosperindo Trans, Tbk. VIII - 12

Tabel 8.7

PT Batavia Prosperindo Trans Tbk

Analisis Profitabilitas dan ROI Dengan Rencana Penambahan Kegiatan Usaha Penunjang

Analisis Profitibilitas & ROI Dengan Penambahan Kegiatan Usaha Penunjang

Tahun

2020 2021 2022 2023 2024

Gross Profit Margin 73,89% 73,89% 73,89% 73,89% 73,89%

Operating Profit Margin 27,83% 27,49% 28,08% 29,48% 29,92%

Net Profit Margin 7,08% 7,83% 7,44% 9,41% 10,38%

Return on Investment, ROI 2,06% 2,29% 2,17% 3,13% 3,51%

Return on Equity, ROE 4,46% 5,15% 5,30% 7,19% 8,31%

Dalam tabel 8.6 diatas, dapat terlihat bahwa profitabilitas Perseroan yang digambarkan dalam persentase laba

operasi (Operating Profit Margin) terhadap pendapatan dan persentase laba bersih (Net Profit Margin) terhadap

pendapatan mengalami peningkatan selama masa proyeksi tahun 2020 sampai dengan 2024, yang dapat diartikan

bahwa Perseroan memiliki kemampuan dalam menghasilkan laba bagi perusahaan semakin baik.

8.3.6. Analisis Tingkat Imbal Balik Investasi (Return on Investment)

Return on Invesment adalah rasio yang menunjukkan hasil dari jumlah aktiva yang digunakan dalam perusahaan

atau suatu ukuran tentang efisiensi manajemen. Rasio ini menunjukkan hasil dari seluruh aktiva yang dikendalikan

dengan mengabaikan sumber pendanaan. Dengan ROI, Perseroan dapat mengetahui seberapa efisien

perusahaan guna memanfaatkan aktiva untuk kegiatan operasional dan dapat memberikan informasi ukuran

profitabilitas Perseroan. Dalam tabel 8.6, dapat terlihat bahwa tingkat imbal balik investment mengalami

peningkatan selama masa proyeksi tahun 2020 sampai dengan 2024, yang dapat diartikan bahwa Perseroan

tingkat balikan dari investasi Perseroan semakin baik.

8.4. Kriteria Kelayakan

Kriteria kelayakan keuangan pada umumnya dilakukan dengan mengacu pada parameter investasi seperti Net

Present Value (NPV), internal rate of return (IRR), profitability index (PI), dan payback period (PP).

Analisis kelayakan atas Penambahan Kegiatan Usaha Penunjang Perseroan harus didasarkan pada analisis

inkremental dari dua skenario proyeksi keuangan, yaitu proyeksi keuangan tanpa Penambahan Kegiatan Usaha

Penunjang Perseroan dan proyeksi keuangan dengan Penambahan Kegiatan Usaha Penunjang Perseroan. Pada

awal proyeksi terdapat pengeluaran dana sebagai biaya perijinan namun bukan dana investasi (initial outlay),

sehingga initial outlay dihitung dari keberlangsungan kegiatan usaha tambahan itu sendiri. Menurut informasi dari

manajemen Perseroan, aset yang digunakan dalam kegiatan usaha tambahan tersebut dengan memanfaatkan

aset tetap perusahaan yang tidak produktif keberadaannya yaitu sekitar ±10% dari jumlah keseluruhan unit mobil

yang saat ini berada di garasi Perseroan.

Page 72: LAPORAN STUDI KELAYAKAN PENAMBAHAN KEGIATAN USAHA …idx.co.id/StaticData/NewsAndAnnouncement/ANNOUNCEMENTSTOCK/From_E… · Studi Kelayakan Penambahan Kegiatan Usaha Penunjang –

Studi Kelayakan Penambahan Kegiatan Usaha Penunjang – PT Batavia Prosperindo Trans, Tbk. VIII - 13

Penyusunan asumsi sampai tahun 2024, atas pertimbangan bahwa kegiatan penambahan usaha ini tidak

memerlukan biaya capex (biaya investasi) yang tinggi dan usaha utama Perseroan mempunyai kesamaan dengan

kegiatan penambahan usaha penunjang, yaitu persewaan mobil, sehingga market untuk kegiatan penambahan

usaha penunjang tidak sulit untuk mendapatkannya.

Untuk mendapatkan nilai kekal, kami mengkapitalisasikan nilai sisa tahun 2024 dengan tingkat diskonto yang

digunakan untuk kemudian didiskonto pada tahun 2024.

Perhitungan terminal value dalam laporan studi kelayakan ini adalah menggunakan basis nilai sisa di akhir periode

proyeksi, hal ini guna mengedepankan prinsip kehati-hatian dan prudent dalam menganalisa. Jika menggunakan

nilai sisa dalam akhir periode proyeksi akan diperoleh indikator kelayakan seperti (NPV, PI, IRR) yang masih

menunjukkan hal yang positif (layak), sedangkan apabila menggunakan terminal value (dengan gordon growth

model) di akhiri periode proyeksi akan menghasilkan indikator kelayakan (NPV, PI, IRR) yang jauh lebih baik.

Analisis NPV bertujuan untuk melihat layak-tidaknya Penambahan Kegiatan Usaha Penunjang Perseroan di masa

depan jika ditinjau pada saat sekarang dari segi keuangan. Suatu proyek yang memiliki NPV positif berarti

menguntungkan dan layak untuk dilaksanakan, begitu pula sebaliknya.

Analisa internal rate of return (IRR) bertujuan untuk melihat tingkat pengembalian dari Penambahan Kegiatan

Usaha Penunjang Perseroan di masa depan jika ditinjau pada saat sekarang dari segi keuangan. Suatu proyek

yang memiliki IRR lebih besar dari pada tingkat diskonto yang digunakan berarti menguntungkan dan layak untuk

dilaksanakan, begitu pula sebaliknya.

Analisa Profitability Index (PI) adalah teknik penganggaran modal untuk mengevaluasi Penambahan Kegiatan

Usaha Penunjang Perseroan dalam kelangsungan usahanya atau profitabilitasnya dari di masa depan jika ditinjau

pada saat sekarang dari segi keuangan. Suatu proyek yang memiliki PI lebih besar dari satu berarti menguntungkan

dan layak untuk dilaksanakan, begitu pula sebaliknya.

Untuk menentukan kelayakan, digunakan analisis NPV, IRR, dan PI inkremental/perubahan yang dihitung dari hasil

selisih AKB untuk kapital (FCFF) Tanpa Penambahan Kegiatan Usaha Penunjang Perseroan dengan AKB untuk

kapital (FCFF) Dengan Penambahan Kegiatan Usaha Penunjang Perseroan.

Dari hasil perhitungan diperoleh hasil AKB untuk kapital (FCFF) inkremental/perubahan adalah sebesar

Rp48.260.873 ribu. Kemudian analisis perhitungan NPV, IRR, dan PI inkremental/perubahan dengan diskonto

14,13%, diperoleh sebesar:

• NPV inkremental/perubahan sebesar Rp7.385.964 ribu

• IRR inkremental/perubahan sebesar 18,72%

• PI inkremental/perubahan sebesar 1,15

Perhitungan selisih AKB untuk kapital (FCFF) Tanpa Penambahan Kegiatan Usaha Penunjang Perseroan dengan

AKB untuk kapital (FCFF) Dengan Penambahan Kegiatan Usaha Penunjang Perseroan dapat dilihat pada tabel

8.8.

Page 73: LAPORAN STUDI KELAYAKAN PENAMBAHAN KEGIATAN USAHA …idx.co.id/StaticData/NewsAndAnnouncement/ANNOUNCEMENTSTOCK/From_E… · Studi Kelayakan Penambahan Kegiatan Usaha Penunjang –

Studi Kelayakan Penambahan Kegiatan Usaha Penunjang – PT Batavia Prosperindo Trans, Tbk. VIII - 14

Tabel 8.8

PT Batavia Prosperindo Trans Tbk

Kriteria Kelayakan

(Rp Ribu)

8.5. Kesimpulan Hasil Analisis

Berdasarkan hasil analisis atas seluruh data dan informasi yang telah diterima IDR dan dengan mempertimbangkan

semua faktor yang relevan yang mempengaruhi dalam analisis kelayakan, maka IDR berpendapat bahwa

Penambahan Kegiatan Usaha Penunjang adalah layak secara finansial. Dengan demikian, dapat disimpulkan

bahwa Penambahan Kegiatan Usaha Penunjang layak untuk dilaksanakan.

Arus Kas Bersih Tanpa Penambahan Usaha

Tahun

0 2020 2021 2022 2023 2024

EAT 10.220.129 13.564.336 14.598.754 23.986.847 30.839.081

Interest*(1-T) 26.390.949 28.651.245 34.739.207 39.517.830 42.915.437

Depresiasi 66.971.287 81.939.798 93.669.923 113.628.372 130.228.543

Capex (156.649.161) (166.315.091) (195.057.035) (167.880.779) (221.526.277)

CNWC - (16.155.960) (4.102.461) (3.908.775) (6.971.484) (5.507.430)

FCFF - (69.222.756) (46.262.172) (55.957.927) 2.280.785 (23.050.646)

KETERANGAN

Arus Kas Bersih Dengan Penambahan Usaha

Tahun

2020 2021 2022 2023 2024

EAT 13.476.878 17.494.179 18.982.333 29.308.831 36.939.898

Interest*(1-T) 26.265.949 28.588.745 34.739.207 39.517.830 42.915.437

Depresiasi 66.971.287 81.939.798 93.669.923 113.628.372 130.228.543

Capex (156.649.161) (166.315.091) (195.057.035) (167.880.779) (221.526.277)

CNWC - (16.918.982) (4.230.707) (4.027.749) (7.187.742) (5.686.926)

FCFF - (66.854.029) (42.523.075) (51.693.323) 7.386.511 (17.129.325)

KETERANGAN

Free Cash Flow Inkremental Tahun

2020 2021 2022 2023 2024

EAT 3.256.750 3.929.842 4.383.579 5.321.984 6.100.816

Interest*(1-T) (125.000) (62.500) - - -

Depresiasi - - - - -

Capex - - - - -

CNWC (763.022) (128.246) (118.975) (216.258) (179.496)

Kendaraan sewa (12.671.096)

Capex (3.000.000)

Kendaraan sewa pembiayaan (40.920.860)

Nilai sisa 83.453.355

FCFF Inkremental 48.260.873 (54.223.229) 3.739.096 4.264.604 5.105.726 89.374.676

Discount Factor 14,13% 0,87616 0,76766 0,67260 0,58931 0,51633

NPV Inkremental 7.385.964 (47.508.450) 2.870.368 2.868.370 3.008.842 46.146.833

IRR Inkremental 18,72%

PROFITABILITY INDEX, PI 1,15

Page 74: LAPORAN STUDI KELAYAKAN PENAMBAHAN KEGIATAN USAHA …idx.co.id/StaticData/NewsAndAnnouncement/ANNOUNCEMENTSTOCK/From_E… · Studi Kelayakan Penambahan Kegiatan Usaha Penunjang –

LAMPIRAN STUDI KELAYAKAN

PENAMBAHAN KEGIATAN USAHA PENUNJANG

PT BATAVIA PROSPERINDO TRANS, Tbk.

Gedung Chase Plaza, Lantai 12

Jl. Jendral Sudirman Kav. 21

Jakarta Selatan, DKI Jakarta

Page 75: LAPORAN STUDI KELAYAKAN PENAMBAHAN KEGIATAN USAHA …idx.co.id/StaticData/NewsAndAnnouncement/ANNOUNCEMENTSTOCK/From_E… · Studi Kelayakan Penambahan Kegiatan Usaha Penunjang –

PT Batavia Prosperindo Trans, Tbk.

Proyeksi Laporan Laba (Rugi), Tahun 2020-2024

Tanpa Rencana Penambahan Kegiatan Usaha Penunjang

(Rp Ribu)

2020 2021 2022 2023 2024

Des Des Des Des Des

PENDAPATAN 184,418,636 216,542,585 247,148,754 301,738,982 344,861,872

Sewa operasi

Jasa pengemudi

Lain-lain

BEBAN POKOK PENDAPATAN (48,157,841) (56,546,473) (64,538,762) (78,794,086) (90,054,907)

LABA BRUTO 136,260,795 159,996,113 182,609,992 222,944,896 254,806,965

BEBAN USAHA

Gaji dan tunjangan (13,557,504) (14,642,104) (15,813,472) (17,078,550) (18,444,834)

Umum dan administrasi (6,917,234) (7,126,768) (7,342,650) (7,565,071) (7,794,230)

Depresiasi (COGS) (66,971,287) (81,939,798) (93,669,923) (113,628,372) (130,228,543)

Depresiasi

Total Beban Usaha (87,446,025) (103,708,671) (116,826,045) (138,271,993) (156,467,607)

LABA (RUGI) USAHA 48,814,770 56,287,442 65,783,947 84,672,903 98,339,358

PENGHASILAN (BEBAN) LAIN-LAIN

Keuntungan (kerugian) revaluasi aset tetap

Penghasilan bunga

Laba perdagangan portofolio efek

Laba (rugi) dari klaim asuransi

Beban keuangan (35,187,932) (38,201,660) (46,318,942) (52,690,440) (57,220,583)

Laba (Rugi) penjualan aset tetap

Rugi selisih kurs

Lain-lain - neto

Total Beban Lain-lain - Neto (35,187,932) (38,201,660) (46,318,942) (52,690,440) (57,220,583)

LABA (RUGI) SEBELUM MANFAAT PAJAK PENGHASILAN 13,626,838 18,085,782 19,465,005 31,982,463 41,118,775

MANFAAT PAJAK PENGHASILAN 25% (3,406,710) (4,521,445) (4,866,251) (7,995,616) (10,279,694)

LABA (RUGI) TAHUN BERJALAN 10,220,129 13,564,336 14,598,754 23,986,847 30,839,081

Keterangan

Page 76: LAPORAN STUDI KELAYAKAN PENAMBAHAN KEGIATAN USAHA …idx.co.id/StaticData/NewsAndAnnouncement/ANNOUNCEMENTSTOCK/From_E… · Studi Kelayakan Penambahan Kegiatan Usaha Penunjang –

PT Batavia Prosperindo Trans, Tbk.

Proyeksi Laporan Posisi Keuangan, Tahun 2020-2024

Tanpa Rencana Penambahan Kegiatan Usaha Penunjang

(Rp Ribu)

2020 2021 2022 2023 2024

Des Des Des Des Des

ASET

ASET LANCAR

Kas dan setara kas 24,559,448 29,190,725 30,985,100 45,323,608 67,520,049

Portofolio efek - pihak berelasi 2,450,537 2,450,537 2,450,537 2,450,537 2,450,537

Piutang usaha

Pihak ketiga 24,972,356 29,322,300 33,466,719 40,858,850 46,698,174

Pihak berelasi

Piutang lain-lain

Pihak ketiga 644,646 644,646 644,646 644,646 644,646

Pihak berelasi -

Pendapatan yang belum ditagih 982,016 982,016 982,016 982,016 982,016

Persediaan 76,166 89,434 102,074 124,621 142,431

Uang muka 1,451,560 1,451,560 1,451,560 1,451,560 1,451,560

Beban dibayar di muka 3,325,834 3,325,834 3,325,834 3,325,834 3,325,834

Ppn dibayar di muka 8,426,358 8,426,358 8,426,358 8,426,358 8,426,358

Total Aset Lancar 66,888,921 75,883,409 81,834,844 103,588,029 131,641,603

ASET TIDAK LANCAR

Piutang pihak berelasi - - - - -

Aset tetap 584,685,971 669,061,263 770,448,376 824,700,784 915,998,518

Tagihan pajak penghasilan 848,335 848,335 848,335 848,335 848,335

Aset pajak tangguhan - - - - -

Total Aset Tidak Lancar 585,534,306 669,909,599 771,296,712 825,549,119 916,846,853

TOTAL ASET 652,423,227 745,793,008 853,131,555 929,137,148 1,048,488,457

LIABILITAS DAN EKUITAS

LIABILITAS JANGKA PENDEK

Utang usaha - pihak ketiga 1,496,449 1,757,200 2,005,485 2,448,677 2,798,382

Utang bank jangka pendek 25,000,000 25,000,000 25,000,000 25,000,000 25,000,000

Liabititas anjak piutang 17,000,000 17,000,000 17,000,000 17,000,000 17,000,000

Utang lain-lain 982,485 982,485 982,485 982,485 982,485

Beban masih harus dibayar 2,120,852 2,120,852 2,120,852 2,120,852 2,120,852

Uang muka diterima 825,459 825,459 825,459 825,459 825,459

Utang pajak 310,971 310,971 310,971 310,971 310,971

Pendapatan sewa tangguhan 1,123,659 1,123,659 1,123,659 1,123,659 1,123,659

Liabilitas jangka panjang yang jatuh tempo 1 thn-Utang bank - - - - -

Utang sewa pembiayaan

Pihak ketiga 103,696,104 103,696,104 103,696,104 103,696,104 103,696,104

Pihak berelasi - - - - -

Total Liabilitas Jangka Pendek 152,555,980 152,816,730 153,065,015 153,508,208 153,857,912

LIABILITAS JANGKA PANJANG

Liabilitas jangka panjang setelah dikurangi bagian 1 thn-Utang bank 66,843,750 44,908,122 23,008,294 6,982,066 -

Utang sewa pembiayaan

Pihak ketiga 66,928,880 158,409,202 272,800,539 300,402,319 385,546,908

Pihak berelasi 50,000,000 50,000,000 50,000,000 50,000,000 50,000,000

Liabilitas imbalan kerja karyawan 1,292,386 1,292,386 1,292,386 1,292,386 1,292,386

Liabilitas pajak tangguhan 6,089,372 6,089,372 6,089,372 6,089,372 6,089,372

Total Liabilitas Jangka Panjang 191,154,388 260,699,082 353,190,591 364,766,144 442,928,667

TOTAL LIABILITAS 343,710,368 413,515,812 506,255,606 518,274,351 596,786,579

EKUITAS

Modal saham 235,000,000 245,000,000 245,000,000 285,000,000 295,000,000

Tambahan modal disetor (1,205,244) (1,205,244) (1,205,244) (1,205,244) (1,205,244)

Saldo laba (Defisit) 37,927,060 51,491,396 66,090,150 90,076,997 120,916,078

Keuntungan revaluasi aset tetap 36,991,044 36,991,044 36,991,044 36,991,044 36,991,044

TOTAL EKUITAS 308,712,860 332,277,196 346,875,949 410,862,797 451,701,878

TOTAL LIABILITAS DAN EKUITAS 652,423,227 745,793,008 853,131,555 929,137,148 1,048,488,457

Keterangan

Page 77: LAPORAN STUDI KELAYAKAN PENAMBAHAN KEGIATAN USAHA …idx.co.id/StaticData/NewsAndAnnouncement/ANNOUNCEMENTSTOCK/From_E… · Studi Kelayakan Penambahan Kegiatan Usaha Penunjang –

PT Batavia Prosperindo Trans, Tbk.

Proyeksi Laporan Arus Kas, Tahun 2020-2024

Tanpa Rencana Penambahan Kegiatan Usaha Penunjang

(Rp Ribu)

2020 2021 2022 2023 2024

Des Des Des Des Des

Arus kas operasional

Penerimaan piutang 181,463,628 212,192,641 243,004,335 294,346,851 339,022,548

Jumlah 181,463,628 212,192,641 243,004,335 294,346,851 339,022,548

Pembayaran utang usaha (47,989,530) (56,298,990) (64,303,117) (78,373,440) (89,723,013)

Beban bunga (35,187,932) (38,201,660) (46,318,942) (52,690,440) (57,220,583)

Beban gaji & tunjangan (13,557,504) (14,642,104) (15,813,472) (17,078,550) (18,444,834)

Biaya administrasi dan umum (6,917,234) (7,126,768) (7,342,650) (7,565,071) (7,794,230)

Beban pajak (3,406,710) (4,521,445) (4,866,251) (7,995,616) (10,279,694)

Jumlah (107,058,910) (120,790,968) (138,644,433) (163,703,116) (183,462,353)

Arus kas dari investasi

Setoran modal 80,000,000 10,000,000 - 40,000,000 10,000,000

Penjualan unit 60,796,150 91,726,507 106,802,946 73,120,335 126,586,444

Capex (217,445,311) (258,041,597) (301,859,982) (241,001,115) (348,112,721)

Jumlah (76,649,161) (156,315,091) (195,057,035) (127,880,779) (211,526,277)

Arus Kas dari pendanaan

Pinjaman 229,956,249 206,433,278 241,487,985 192,800,892 278,490,177

Pembayaran pokok hutang (204,064,454) (136,888,584) (148,996,477) (181,225,339) (200,327,654)

Jumlah 25,891,795 69,544,694 92,491,508 11,575,553 78,162,523

Surplus (Defisit) Kas 23,647,352 4,631,277 1,794,375 14,338,508 22,196,440

Saldo awal kas 912,096 24,559,448 29,190,725 30,985,100 45,323,608

Saldo akhir kas 24,559,448 29,190,725 30,985,100 45,323,608 67,520,049

Keterangan

Page 78: LAPORAN STUDI KELAYAKAN PENAMBAHAN KEGIATAN USAHA …idx.co.id/StaticData/NewsAndAnnouncement/ANNOUNCEMENTSTOCK/From_E… · Studi Kelayakan Penambahan Kegiatan Usaha Penunjang –

PT Batavia Prosperindo Trans, Tbk.

Proyeksi Laporan Laba (Rugi), Tahun 2020-2024

Dengan Rencana Penambahan Kegiatan Usaha Penunjang

(Rp Ribu)

2019 2020 2021 2022 2023 2024

Des Des Des Des Des Des

PENDAPATAN 162,596,164 190,393,822 223,521,457 255,059,209 311,342,850 355,871,194

Pendapatan existing 157,403,299 184,418,636 216,542,585 247,148,754 301,738,982 344,861,872

Jasa pengemudi 5,110,918

Pendapatan tambahan usaha 5,975,186 6,978,872 7,910,455 9,603,868 11,009,322

Lain-lain 81,947

BEBAN POKOK PENDAPATAN (42,459,267) (49,718,161) (58,368,888) (66,604,445) (81,301,976) (92,929,808)

LABA BRUTO 120,136,896 140,675,662 165,152,569 188,454,765 230,040,874 262,941,386

BEBAN USAHA

Gaji dan tunjangan (12,553,244) (13,557,504) (14,642,104) (15,813,472) (17,078,550) (18,444,834)

Biaya perijinan (239,200)

Umum dan administrasi (6,713,860) (6,917,234) (7,126,768) (7,342,650) (7,565,071) (7,794,230)

Depresiasi (COGS) (53,581,482) (66,971,287) (81,939,798) (93,669,923) (113,628,372) (130,228,543)

Depresiasi (1,181,303)

Total Beban Usaha (74,029,889) (87,685,225) (103,708,671) (116,826,045) (138,271,993) (156,467,607)

LABA (RUGI) USAHA 46,107,008 52,990,437 61,443,898 71,628,720 91,768,881 106,473,780

PENGHASILAN (BEBAN) LAIN-LAIN

Keuntungan (kerugian) revaluasi aset tetap (446,836)

Penghasilan bunga 11,342

Laba perdagangan portofolio efek 38,906

Laba (rugi) dari klaim asuransi (191,558)

Beban keuangan (34,027,205) (35,021,266) (38,118,327) (46,318,942) (52,690,440) (57,220,583)

Laba (Rugi) penjualan aset tetap 954,980

Rugi selisih kurs -

Lain-lain - neto 13,707

Total Beban Lain-lain - Neto (33,646,666) (35,021,266) (38,118,327) (46,318,942) (52,690,440) (57,220,583)

LABA (RUGI) SEBELUM MANFAAT PAJAK PENGHASILAN 12,460,341 17,969,171 23,325,571 25,309,777 39,078,442 49,253,197

MANFAAT PAJAK PENGHASILAN 25% (4,352,086) (4,492,293) (5,831,393) (6,327,444) (9,769,610) (12,313,299)

LABA (RUGI) TAHUN BERJALAN 8,108,256 13,476,878 17,494,179 18,982,333 29,308,831 36,939,898

Keterangan

Page 79: LAPORAN STUDI KELAYAKAN PENAMBAHAN KEGIATAN USAHA …idx.co.id/StaticData/NewsAndAnnouncement/ANNOUNCEMENTSTOCK/From_E… · Studi Kelayakan Penambahan Kegiatan Usaha Penunjang –

PT Batavia Prosperindo Trans, Tbk.

Proyeksi Laporan Posisi Keuangan, Tahun 2020-2024

Dengan Rencana Penambahan Kegiatan Usaha Penunjang

(Rp Ribu)

2020 2021 2022 2023 2024

Des Des Des Des Des

ASET

ASET LANCAR

Kas dan setara kas 27,053,175 45,486,049 51,545,028 50,989,262 69,107,023

Portofolio efek - pihak berelasi 2,450,537 2,450,537 2,450,537 2,450,537 2,450,537

Piutang usaha

Pihak ketiga 25,781,464 30,267,318 34,537,884 42,159,322 48,188,960

Pihak berelasi

Piutang lain-lain

Pihak ketiga 644,646 644,646 644,646 644,646 644,646

Pihak berelasi -

Pendapatan yang belum ditagih 982,016 982,016 982,016 982,016 982,016

Persediaan 78,634 92,316 105,341 128,587 146,978

Uang muka 1,451,560 1,451,560 1,451,560 1,451,560 1,451,560

Beban dibayar di muka 3,325,834 3,325,834 3,325,834 3,325,834 3,325,834

Ppn dibayar di muka 8,426,358 8,426,358 8,426,358 8,426,358 8,426,358

Total Aset Lancar 70,194,223 93,126,633 103,469,204 110,558,121 134,723,911

ASET TIDAK LANCAR

Piutang pihak berelasi - - - - -

Aset tetap 584,685,971 669,061,263 770,448,376 824,700,784 915,998,518

Tagihan pajak penghasilan 848,335 848,335 848,335 848,335 848,335

Aset pajak tangguhan - - - - -

Total Aset Tidak Lancar 585,534,306 669,909,599 771,296,712 825,549,119 916,846,853

TOTAL ASET 655,728,530 763,036,232 874,765,915 936,107,240 1,051,570,764

LIABILITAS DAN EKUITAS

LIABILITAS JANGKA PENDEK

Utang usaha - pihak ketiga 1,545,002 1,813,831 2,069,673 2,526,614 2,887,717

Utang bank jangka pendek 25,000,000 25,000,000 25,000,000 25,000,000 25,000,000

Liabititas anjak piutang 17,000,000 17,000,000 17,000,000 17,000,000 17,000,000

Utang lain-lain 982,485 982,485 982,485 982,485 982,485

Beban masih harus dibayar 2,120,852 2,120,852 2,120,852 2,120,852 2,120,852

Uang muka diterima 825,459 825,459 825,459 825,459 825,459

Utang pajak 310,971 310,971 310,971 310,971 310,971

Pendapatan sewa tangguhan 1,123,659 1,123,659 1,123,659 1,123,659 1,123,659

Liabilitas jangka panjang yang jatuh tempo 1 thn-Utang bank - - - - -

Utang sewa pembiayaan

Pihak ketiga 103,696,104 103,696,104 103,696,104 103,696,104 103,696,104

Pihak berelasi - - - - -

Total Liabilitas Jangka Pendek 152,604,532 152,873,362 153,129,204 153,586,145 153,947,248

LIABILITAS JANGKA PANJANG

Liabilitas jangka panjang setelah dikurangi bagian 1 thn-Utang bank 66,843,750 44,908,122 23,008,294 6,982,066 -

Utang sewa pembiayaan

Pihak ketiga 76,928,880 168,409,202 282,800,539 310,402,319 395,546,908

Pihak berelasi 50,000,000 50,000,000 50,000,000 50,000,000 50,000,000

Liabilitas imbalan kerja karyawan 1,292,386 1,292,386 1,292,386 1,292,386 1,292,386

Liabilitas pajak tangguhan 6,089,372 6,089,372 6,089,372 6,089,372 6,089,372

Total Liabilitas Jangka Panjang 201,154,388 270,699,082 363,190,591 374,766,144 452,928,667

TOTAL LIABILITAS 353,758,920 423,572,444 516,319,795 528,352,288 606,875,914

EKUITAS

Modal saham 225,000,000 245,000,000 245,000,000 265,000,000 265,000,000

Tambahan modal disetor (1,205,244) (1,205,244) (1,205,244) (1,205,244) (1,205,244)

Saldo laba (Defisit) 41,183,810 58,677,988 77,660,321 106,969,152 143,909,050

Keuntungan revaluasi aset tetap 36,991,044 36,991,044 36,991,044 36,991,044 36,991,044

TOTAL EKUITAS 301,969,609 339,463,788 358,446,121 407,754,952 444,694,850

TOTAL LIABILITAS DAN EKUITAS 655,728,530 763,036,232 874,765,915 936,107,240 1,051,570,764

Keterangan

Page 80: LAPORAN STUDI KELAYAKAN PENAMBAHAN KEGIATAN USAHA …idx.co.id/StaticData/NewsAndAnnouncement/ANNOUNCEMENTSTOCK/From_E… · Studi Kelayakan Penambahan Kegiatan Usaha Penunjang –

PT Batavia Prosperindo Trans, Tbk.

Proyeksi Laporan Arus Kas, Tahun 2020-2024

Dengan Rencana Penambahan Kegiatan Usaha Penunjang

(Rp Ribu)

2020 2021 2022 2023 2024

Des Des Des Des Des

Arus kas operasional

Penerimaan piutang 186,629,707 219,035,603 250,788,643 303,721,412 349,841,556

Jumlah 186,629,707 219,035,603 250,788,643 303,721,412 349,841,556

Pembayaran utang usaha (49,503,765) (58,113,741) (66,361,628) (80,868,280) (92,587,095)

Beban bunga (35,021,266) (38,118,327) (46,318,942) (52,690,440) (57,220,583)

Biaya perijinan (239,200)

Beban gaji & tunjangan (13,557,504) (14,642,104) (15,813,472) (17,078,550) (18,444,834)

Biaya administrasi dan umum (6,917,234) (7,126,768) (7,342,650) (7,565,071) (7,794,230)

Beban pajak (4,492,293) (5,831,393) (6,327,444) (9,769,610) (12,313,299)

Jumlah (109,731,261) (123,832,333) (142,164,137) (167,971,952) (188,360,041)

Arus kas dari investasi

Setoran modal 70,000,000 20,000,000 - 20,000,000 -

Penjualan unit 60,796,150 91,726,507 106,802,946 73,120,335 126,586,444

Capex (217,445,311) (258,041,597) (301,859,982) (241,001,115) (348,112,721)

Jumlah (86,649,161) (146,315,091) (195,057,035) (147,880,779) (221,526,277)

Arus Kas dari pendanaan

Pinjaman 229,956,249 206,433,278 241,487,985 192,800,892 278,490,177

Pembayaran pokok hutang (194,064,454) (136,888,584) (148,996,477) (181,225,339) (200,327,654)

Jumlah 35,891,795 69,544,694 92,491,508 11,575,553 78,162,523

Surplus (Defisit) Kas 26,141,079 18,432,874 6,058,979 (555,766) 18,117,761

Saldo awal kas 912,096 27,053,175 45,486,049 51,545,028 50,989,262

Saldo akhir kas 27,053,175 45,486,049 51,545,028 50,989,262 69,107,023

Keterangan

Page 81: LAPORAN STUDI KELAYAKAN PENAMBAHAN KEGIATAN USAHA …idx.co.id/StaticData/NewsAndAnnouncement/ANNOUNCEMENTSTOCK/From_E… · Studi Kelayakan Penambahan Kegiatan Usaha Penunjang –

PT Batavia Prosperindo Trans, Tbk.

Kriteria Investasi

Rencana Penambahan Kegiatan Usaha Penunjang

(Rp Ribu)

Arus Kas Bersih Tanpa Penambahan Usaha

2020 2021 2022 2023 2024

EAT 10,220,129 13,564,336 14,598,754 23,986,847 30,839,081

Interest*(1-T) 26,390,949 28,651,245 34,739,207 39,517,830 42,915,437

Depresiasi 66,971,287 81,939,798 93,669,923 113,628,372 130,228,543

Capex (156,649,161) (166,315,091) (195,057,035) (167,880,779) (221,526,277)

CNWC (16,155,960) (4,102,461) (3,908,775) (6,971,484) (5,507,430)

FCFF (69,222,756) (46,262,172) (55,957,927) 2,280,785 (23,050,646)

CFO 61,035,456 91,401,674 104,359,901 130,643,735 155,560,194

Interest (1-tax_) 26,390,949 28,651,245 34,739,207 39,517,830 42,915,437

Capex (156,649,161) (166,315,091) (195,057,035) (167,880,779) (221,526,277)

FCFF (69,222,756) (46,262,172) (55,957,927) 2,280,785 (23,050,646)

KETERANGANTahun

Arus Kas Bersih Dengan Penambahan Usaha

2020 2021 2022 2023 2024

EAT 13,476,878 17,494,179 18,982,333 29,308,831 36,939,898

Interest*(1-T) 26,265,949 28,588,745 34,739,207 39,517,830 42,915,437

Depresiasi 66,971,287 81,939,798 93,669,923 113,628,372 130,228,543

Capex (156,649,161) (166,315,091) (195,057,035) (167,880,779) (221,526,277)

CNWC (16,918,982) (4,230,707) (4,027,749) (7,187,742) (5,686,926)

FCFF (66,854,029) (42,523,075) (51,693,323) 7,386,511 (17,129,325)

CFO 63,529,184 95,203,270 108,624,506 135,749,460 161,481,515

Interest (1-tax_) 26,265,949 28,588,745 34,739,207 39,517,830 42,915,437

Capex (156,649,161) (166,315,091) (195,057,035) (167,880,779) (221,526,277)

FCFF (66,854,029) (42,523,075) (51,693,323) 7,386,511 (17,129,325)

KETERANGANTahun

Page 82: LAPORAN STUDI KELAYAKAN PENAMBAHAN KEGIATAN USAHA …idx.co.id/StaticData/NewsAndAnnouncement/ANNOUNCEMENTSTOCK/From_E… · Studi Kelayakan Penambahan Kegiatan Usaha Penunjang –

2020 2021 2022 2023 2024

EAT 3,256,750 3,929,842 4,383,579 5,321,984 6,100,816

Interest*(1-T) (125,000) (62,500) - - -

Depresiasi - - - - -

Capex - - - - -

CNWC (763,022) (128,246) (118,975) (216,258) (179,496)

Kendaraan sewa (12,671,096)

Capex (3,000,000)

Kendaraan sewa pembiayaan (40,920,860)

Nilai sisa 83,453,355

FCFF Inkremental 48,260,873 (54,223,229) 3,739,096 4,264,604 5,105,726 89,374,676

Discount Factor 14.13% 0.87616 0.76766 0.67260 0.58931 0.51633

NPV Inkremental 7,385,964 (47,508,450) 2,870,368 2,868,370 3,008,842 46,146,833

IRR Inkremental 18.72%

PROFITABILITY INDEX, PI 1.15

Present Value Cash In Flow 2,743,927 2,968,818 2,948,393 3,136,285 46,239,512

Present Value Cash Out Flow (50,252,377) (98,450) (80,022) (127,443) (92,679)

Penerimaan 3,131,750 3,867,342 4,383,579 5,321,984 6,100,816

Pengeluaran (13,434,119) (128,246) (118,975) (216,258) (179,496)

(10,302,369) (6,563,272) (2,298,668) 2,807,058 8,728,378

PAYBACK PERIOD, PP 4 Tahun 3 Bulan (0.77) (25.59) (6.44) 3.25 9.73

TahunFree Cash Flow Inkremental

Page 83: LAPORAN STUDI KELAYAKAN PENAMBAHAN KEGIATAN USAHA …idx.co.id/StaticData/NewsAndAnnouncement/ANNOUNCEMENTSTOCK/From_E… · Studi Kelayakan Penambahan Kegiatan Usaha Penunjang –

Analisa Sensitifitas Inkremental

Perubahan Pendapatan 0% -10% -5% 5% 10%

NET PRESENT VALUE (NPV) 7,385,964 (11,720,955) (2,258,254) 17,214,599 27,230,584

INTERNAL RATE OF RETURN, IRR 18.72% 6.63% 12.71% 24.66% 30.57%

PROFITABILITY INDEX, PI 1.15 0.76 0.95 1.33 1.52

Perubahan Biaya 0% -10% -5% 5% 10%

NET PRESENT VALUE (NPV) 7,385,964 25,359,402 16,374,852 (1,607,298) (10,604,966)

INTERNAL RATE OF RETURN, IRR 18.72% 30.53% 24.50% 13.15% 7.78%

PROFITABILITY INDEX, PI 1.15 1.50 1.32 0.97 0.79