laporan status gizi dan pemantauan pertumbuhan

Upload: romi-mauliza-fauzi

Post on 14-Apr-2018

249 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/30/2019 Laporan Status Gizi Dan Pemantauan Pertumbuhan

    1/5

    Laporan Status Gizi dan PemantauanPertumbuhan Balita.

    Polewali Mandar Sulawesi Barat . Laporan Status Gizi dan Laporan rekapitulasi

    Pemantauan Pertumbuhan Balita adalah dua laporan tahunan tentang keadaan

    gizi balita. Laporan pertama berisi tentang Status Gizi Balita Kecamatan dan

    yang kedua adalah laporan pemantauan pertumbuhan Balita (SKDN) kecamatan.

    Interpretasi kedua laporan ini berbeda, namun mempunyai hubungan sebab-

    akibat. Anak balita di ukur status gizinya untuk mengetahui apakah anak balita

    tersebut keadaan gizi buruk, kurang, baik dan lebih, sedangkan pemantauan

    pertumbuhan untuk mengetahui sejauhmana pertumbuhan (penambahan) berat-

    badan balita tiap bulannya. Interpretasi kedua laporan ini adalah Status Gizi

    merupakan hasil akhir (dampak) dari kegiatan (proses) pemantauan pertumbuhan

    balita.

    Laporan Status Gizi Anak Balita

    Laporan status gizi balita kabupaten Polewali Mandar tahun 2009 berisi uraian status gizi buruk,

    kurang, baik dan status gizi lebih, masing-masing status gizi ini diurai berdasarkan jenis kelamin

    (laki-laki dan perempuan, menurut kecamatan (puskesmas). Sumber datanya adalah hasil

    Pemantauan Status Gizi yang dilakukan oleh Petugas gizi puskesmas, dan dilaksanakan

    sekali dalam setahun.Pada tahun 2009 status gizi pada 27.217 anak balita (anak laki-laki dan perempuan) dengan

    kategori status gizi buruk sebesar 1,29 % (352), gizi kurang 16,43% (4.473), gizi baik 80,39%

    (22.027) dan gizi lebih sebesar 1,34 % (365).

    Untuk status gizi balita laki-laki (12.945) gizi buruk ditemukan sebesar 1.29% (167), gizi

    kurang 17.97% (2.326), Gizi baik 79,49% (10.290) dan gizi lebih sebesar 1.25% (162).

    Sedangkan status gizi balita perempuan (14.272) , gizi buruk ditemukan sebesar 1.30%

    (185), gizi kurang 15.04% (2.147), gizi baik 82.24% (11.737) dan gizi lebih sebesar 1.42%

    (203).Berdasarkan patokan dari atau sasaran dari program perbaikan kategori status gizi buruk

    dan status gizi kurang harusnya berada di bawah 15 % . Melihat data s ta tus giz i

    kurang+buruk (baca: kurang tambah buruk) di Polewali Mandar sebesar 17.72%

    dapat diintepretasikan bahwa status gizi balita di Polewali Mandar masih dikategorikan

    sebagai daerah rawan gizi.

  • 7/30/2019 Laporan Status Gizi Dan Pemantauan Pertumbuhan

    2/5

    Daerah atau kecamatan yang status gizinya (buruk+kurang) telah berada dibawah 15 % hanya

    kec. Matakali, Tinambung, Luyo, Mapilli dn Balanipa. Kecamatan lain berada diatas 15 % yaitu

    Binuang, Polewali, Anreapi, Tapango, Wonomulyo, Campalagian, Limboro, Allu, Tubbi

    Taramanu, dan Matanga. Hal ini menunjukkan bahwa kabupaten Polewali Mandar di tahun

    2009, sebagian besar wilayah Kabupaten Polewali Mandar masih merupakan daerah

    rawan terjadi masalah gizi, terutama hal-hal yang berhubungan dengan intake konsumsi

    energi dan protein yang masih kurang, pola asuh yang belum jelas dan penyakit-penyakit

    infeksi pada anak balita yang masih sering terjadi.

    Secara jelas daerah-daerah kecamatan tersebut dapat diperlihatkan pada Peta Wilayah

    Kecamatan Rawan GiziKabupaten Polewali Mandar di bawah ini. Pemetaan gambar ini

    berdasarkan kategori daerah dengan prevalensi gizi yang dinyatakan bebas masalah,

    masalah ringan, masalah sedang dan masalah berat.

    Terlihat warna gelap (hitam) yang mendominasi, hanya satu kecamatan yang terlihat warna

    hijau sebagai kecamatan dengan prevalensi gizi kurang dan buruknya di bawah 5 %. Warna

    Hitam menunjukkan tingginya prevalensi gizi kurang dan buruk diatas 20 %. Artinya dari 100

    balita atau setiap posyandu dengan sasaran balitanya 100, sekitar 20an (baca : duapuluan)

    balita menderita masalah gizi kurang energi protein, artinya dari semua ini

    http://arali2008.files.wordpress.com/2010/05/peta-wilayah-rawan-gizi-polewali-mandar.jpg
  • 7/30/2019 Laporan Status Gizi Dan Pemantauan Pertumbuhan

    3/5

    adalah mempersiapkan balita sebagai penerus cita-cita bangsa masih setengah -

    setengah.

    Laporan Pemantauan Pertumbuhan Balita

    Laporan pemantauan pertumbuhan balita didasarkan pada data SKDN singkatan yang

    dipakai untuk menganalisis hasil kegiatan penimbangan berat badan balita di posyandu

    Pada laporan ini terdapat data jumlah posyandu yang aktif dan tidak aktif. Data tentang jumlah

    kader yang aktif dan tidak aktif, kemudian data hasil kegiatan kader posyandu yaitu Jumlah

    bal i ta (S), Jumlah B al i ta yang m emil iki KMS - s ingkatan dar i Kartu Menujuh Sehat

    Jum lah Bal i ta yang di t im bang (D), jumlah bal i ta yang naik berat badannya (D) dan jumlah

    bal i ta dengan BGM pada KMS. Semua data pemantauan ini d iuraikan per kecamatan

    (puskesmas)

    Jumlah posyandu di kabupaten Polewali Mandar selama tahun 2009 sebanyak 494posyandu dimana jumlah posyandu yang aktif sebanyak 473 (95%). Jumlah kader seluruhnya

    sebanyak 2.110 kader dengan kader aktif sebanyak 1.912 kader (90%). Jumlah balita yang

    terpantau selama tahun 2009 sebanyak 36.022 balita, dengan analisis SKDNnya adalah :

    Pertama : Balita yang memiliki KMS (liputan program) sebanyak 33.877 (K/S= 94%), hanya

    sekitar 6 % yang tidak memiliki KMS Balita atau Buku KIA yang didalamnya mempunyai KMS-

    Balita. Angka 6 % ini biasa juga di isilahkan dengan drop out program posyandu artinya

    anak-anak balita ini benar- benar tidak mau terlibat dalam kegiatan posyandu, penyebabnya

    antara lain, tinggal didaerah yang jauh dari posyandu, orang tuanya selalu sibuk, atau tinggalsecara berpindah antar keluarga. Melihat data kepemilikan KMS Balita yang telah mencapai

    94%, sebenarnya setiap keluarga balita telah mempunyai media sederhana untuk memantau

    pertumbuhan anaknya, namun kenyataannya hal ini belum dilakukan secara maksimal. Masih

    ditemukan diantara mereka, anak balitanya menderita gizi kurang bahkan gizi buruk, seperti

    yang diperlihatkan pada pemantauan status gizi (PSG) diatas.

    Kedua : Balita ditimbang (partisipasi masyarakat dalam kegiatan posyandu) sebanyak 24.154

    (D/S= 67.1%). Angka partisipasi masyarakat dalam kegiatan posyandu ini tidak sebanding

    dengan keluarga yang telah memiliki KMS, yaitu sekitar 26,9 % atau sekitar 9.000an (baca :sembilan ribuan) balita kehilangan kesempatan (Opportunity Lost) untuk dipantau

    pertumbuhannya , tentunya semua ini tidak terlepas dari peran orang tua balita dan petugas

    kesehatan yang ada di wilayah kerjanya, disamping juga peran stakeholder tingkat desa, untuk

    merespon anak yang kehilangan kesempatan dipantau tumbuh-kembangnya. Kehilangan

  • 7/30/2019 Laporan Status Gizi Dan Pemantauan Pertumbuhan

    4/5

    Kesempatan karena tumbuh-kembang anak bila telah terjadi tidak akan terulang yang kembali,

    sekali terlewati, maka tidak akan terulang lagi.

    Ketiga : Balita yang Naik BBnya (Hasil program ) sebanyak 16.992 (N/S = 47,2%). Presentase

    ini disebut juga dengan Hasi l Program karena yang di l ihat adalah bal i ta yang naik

    dibanding d engan seluruh sasaran populasi program , sudah otomatis cakupannya tidak

    akan bisa mencapai 100%, karena seperti yang disebutkan point 1 (satu) dan 2 (dua) diatas, 6

    % telah drop out biasa diistilahkan dengan DO - dan 26,9% telah kehilangan

    kesempatan atau secara keseluruhan sekitar 33 %, jadi maksimal hasil program yang bisa

    dicapai hanya sekitar 67%.

    Keempat : Balita yang Naik Berat Badannya terhadap balita yang ditimbang (N/D) sebanyak

    =70,3%. Analisis ini biasa juga disebut Hasil kegiatan atau hasil dari kegi atan pemant auan

    per tum buhan bal i ta di Posyandu, selebihnya atau sekitar 29,7%, balita berat-badanya tetap,

    turun berat badannya perbulannya atau ditahu berat badannya tetapi tidak bisa dibandingan

    dngan bulan sebelumnya karena bulan sebelumnya tidak ditimbang.

    Kelima : Dan balita dengan BGM-KMS sebanyak 928 (BGM/D= 3.8%). Analisis ini sebenarnya

    dipergunakan untuk warning pada setiap orang tua balita dan petugas kesehatan, bila tidak

    diperhatikan sang balita bisa mengalami gizi buruk.

    Laporan Status Gizi dan Laporan Pemantauan Pertumbuhan Balita adalah dua laporan tahunan

    tentang keadaan gizi balita Kabupaten Polewali Mandar di tahun 2009. Dari dua jenis laporan

    ini ada beberapa hal yang menarik untuk diperhatikan yaitu Pertama : Jumlah Gizi buruk (352

    balita) selama tahun 2009 lebih sedikit dari jumlah balita dengan BGM pada KMS ( 928 balita).Hal ini dapat diartikan bawah tidak semua balita BGM pada KMS adalah gizi buruk. Kedua :

    Jumlah balita (27.217 balita) pada penentuan status gizi lebih sedikit dari jumlah balita yang

    dipantau (36.022 balita) atau sekitar 75% wajar memang harus demikian Namun jika

    dibandingkan dengan balita yang ditimbang, jumlah balita pada penentuan status gizi masih

    lebih banyak dari balita yang ditimbang perbulannya tidak wajar, penentuan status gizi

    tidak ditindaklanjuti dengan pemantauan per bulannya. Ketiga : Pada Penentuan status

    gizi dapat dibedakan menurut jenis kelamin, namun untuk pemantaun pertumbuhan balita

    belum dapat dibedakan menurut jenis kelamin. Keempat : Penentuan status gizi hanya dilakukan pengukuran berat badan maupun tinggi badan hanya sekali dalam setahun, sementara

    untuk pemantauan pertumbuhan dilakukan per bulannya.

    Dua laporan tahunan tentang keadaan gizi balita Kabupaten Polewali Mandar tahun 2009.

    Laporan pertama yang berisi tentang Status Gizi Balita kabupaten polewali Mandar tahun 2009

    dan yang kedua adalah laporan pemantauan pertumbuhan Balita (SKDN) Kabupaten Polewali

  • 7/30/2019 Laporan Status Gizi Dan Pemantauan Pertumbuhan

    5/5

    Mandar Tahun 2009. Interpretasi kedua laporan ini berbeda, namun mempunyai hubungan

    sebab-akibat. Anak balita di ukur status gizinya untuk mengetahui apakah anak balita tersebut

    keadaan gizi buruk, kurang, baik dan lebih, sedangkan pemantauan pertumbuhan untuk

    mengetahui sejauhmana pertumbuhan (penambahan) berat-badan balita. Tepatnya Status Gizi

    merupakan hasil akhir (dampak) dari kegiatan proses pemantauan pertumbuhan balita.

    Hasilnya atau kesimpulannya kegiatan pemantauan pertumbuhan balita belum dilakukan secara

    maksimal, padahal semua sarana dan prasarananya telah tersedia termasuk alat evaluasinya,

    sehingga hasil akhir, dapat menunjukkan bahwa mempersiapkan balita sebagai generasi

    penerus cita- cita bangsa masih setengah -setengah.