laporan skill sgd 5 blok 9 lbm 6 (dislokasi tmj)

9
LAPORAN SKILL LAB SGD 5 BLOK 9 DISLOKASI TMJ Anggota Kelompok : 1. Apriana Nofita Sari 31101300341 2. Ega Rochmawati 31101300346 3. Farida Musyfa 31101300350 4. Isma Susanti 31101300354 5. Junizaf Iqbal 31101300356 6. Rizal Saeful Drajat 31101300379 7. Thaufiq Kitrikurniawan 31101300391 8. Tia Lovita 31101300392 9. Tiara Bistya Astari 31101300393 10. Tri Anggasari 31101300394 11. Wilda Noor Izzati Muslim 31101300396 FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG (UNISSULA)

Upload: isma-suss-lolaloading

Post on 07-Feb-2016

105 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

Laporan Skill Sgd 5 Blok 9 Lbm 6 (DISLOKASI TMJ)

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan Skill Sgd 5 Blok 9 Lbm 6 (DISLOKASI TMJ)

LAPORAN SKILL LAB

SGD 5 BLOK 9

DISLOKASI TMJ

Anggota Kelompok :

1. Apriana Nofita Sari 31101300341

2. Ega Rochmawati 31101300346

3. Farida Musyfa 31101300350

4. Isma Susanti 31101300354

5. Junizaf Iqbal 31101300356

6. Rizal Saeful Drajat 31101300379

7. Thaufiq Kitrikurniawan 31101300391

8. Tia Lovita 31101300392

9. Tiara Bistya Astari 31101300393

10. Tri Anggasari 31101300394

11. Wilda Noor Izzati Muslim 31101300396

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG (UNISSULA)

SEMARANG

2014

Page 2: Laporan Skill Sgd 5 Blok 9 Lbm 6 (DISLOKASI TMJ)

Tujuan Skill Lab.:

1. Mahasiswa memiliki pengetahuan dasar dislokasi Temporomandibular Joint (TMJ).

2. Mahasiswa mengetahui tujuan reduksi dislokasi Temporomandibular Joint (TMJ).

3. Mahasiswa mampu mendemonstrasikan tahapan reduksi dislokasi

Temporomandibular Joint (TMJ).

Landasan Teori

Dislokasi mandibula adalah suatu gangguan yang terjadi karena pergeseran sendi.

Penderita dengan gangguan ini akan merasa tidak nyaman walaupun gangguan ini jarang

disertai dengan rasa sakit yang hebat.

Dislokasi didefinisikan sebagai pergerakan kondilus kearah depan dari eminensia

artiklare yang memerlukan beberapa bentuk manipulasi untuk mereduksinya. Dislokasi

berbeda dengan subluksasi dimana pasien dapat mengembalikan kondilus ke dalam fosa

secara normal.

Dislokasi dapat terjadi satu sisi (unilateral) atau dua sisi (bilateral) dan dapat bersifat

akut atau emergensi, kronis atau long-standing serta kronis yang bersifat rekuren yang

dikenal dengan dislokasi habitual, sehingga penderita akan mengalami kelemahan yang

sifatnya abnormal dari kabsula pendukung dan Ligamen.

Klasifikasi Dislokasi Temporomandibular Joint (TMJ)

Terdapat berbagai jenis dislokasi yang dapat terjadi melalui mekanisme traumatik

ataunontraumatik.Jenis dislokasi dibedakan berdasarkan letak condylus relatif terhadap

fossa articularis tulang temporal.

1. Dislokasi anterior

Pada dislokasi tipe ini terjadi perubahan posisi condylus menjadi anterior

terhadap fossa articularis tulang temporal. Dislokasi anterior biasanya terjadi akibat

interupsi pada sekuens normal kontraksi otot saat mulut tertutup setelah membuka

dengan ekstrim.Muskulus masseter dan temporalis mengangkat mandibula sebelum

muskulus pterygoid lateral berelaksasi, mengakibatkan condylus mandibularis tertarik

ke anterior ke tonjolan tulang dan keluar dari fossa temporalis.

Spasme muskulus masseter, temporalis, dan pterygoid menyebabkan trismus

dan menahan condylus tidak dapat kembali ke fossa temporalis. Dislokasi jenis ini

dapat unilateral atau bilateral. Dislokasi tersebut dibedakan menjadi akut, kronik

rekuren, atau kronik.

Dislokasi akut terjadi akibat trauma atau reaksi distonik, namun biasanya

disebabkan oleh pembukaan mulut yang berlebihan seperti menguap, anestesi

Page 3: Laporan Skill Sgd 5 Blok 9 Lbm 6 (DISLOKASI TMJ)

umum, ekstraksi gigi, muntah, atau kejang. Dislokasi anterior juga dapat

terjadi setelah prosedur endoskopik.

Dislokasi kronik akut disebabkan oleh mekanisme yang sama pada pasien

dengan faktor risiko seperti fossa mandibularis yang dangkal (kongenital),

kehilangan kapsul sendi akibat riwayat disloasi sebelumnya, atau

sindrom hipermobilitas.

Dislokasi kronik terjadi akibat dislokasi TMJ yang tidak ditangani sehingga

condylus tetap berada dalam posisinya yang salah dalam waktu lama.

Biasanya dibutuhkan reduksi terbuka.

2. Dislokasi posterior biasanya terjadi akibat trauma fisik langsung pada dagu. Condylus

mandibularis tertekan ke posterior ke arah mastoid. Jejas pada meatus acusticus

externum akibat condylus dapat terjadi pada dislokasi tipe ini.

3. Dislokasi superior terjadi akibat trauma fisik langsung pada mulut yang sedang berada

dalam posisi terbuka. Sudut mandibula pada posisi ini menjadi predisposisi

pergeseran condylus ke arah superior dan dapat mengakibatkan kelumpuhan nervus

fasialis, kontusio serebri, atau gangguan pendengaran.

4. Dislokasi lateral biasanya terkait dengan fraktur mandibula. Condylus bergeser

ke arah lateral dan superior serta sering dapat dipalpasi pada permukaan temporal

kepala.

Patofisiologi Dislokasi Temporomandibular Joint (TMJ)

Dislokasi dari temporomandibularjoint (TMJ) seringkali timbul dan disebabkan

oleh hipermobilitas dari mandibula. Subluxation (dislokasi parsial dari sendi)

menyebabkan pemindahan dari kondilus, biasanya tidak membutuhkan pengelolaan

medis. Kondisi yang lebih serius timbul ketika kondilus mandibula bertranslasi ke

anterior di depan articular eminence dan terkunci pada posisi itu. Dislokasi dapat

terjadi secara unilateral atau bilateral dan dapat timbul secara spontan ketika mulut

membuka secara lebar, seperti pada saat menguap, makan atau pada saat prosedur

perawatan gigi. Dislokasi dari kondilus mandibula yang bertahan lebih dari beberapa

detik biasanya akan menyebabkan sakit dan biasanya juga menimbulakn kejang otot

parah.

Dislokasi dapat diatasi sesegera mungkin. Sebelumnya, operator harus

mengenakan masker, handscoon, dan kassa untuk pembalut ibu jari. Kassa berfungsi

untuk menahan tekanan dari oklusal gigi geligi posterior dan mencegah dari gigitan

pasien ketika pengembalian posisi TMJ berlangsung. Sebelum melakukan tindakan,

Page 4: Laporan Skill Sgd 5 Blok 9 Lbm 6 (DISLOKASI TMJ)

operator memberikan anestesi muscle relaxan berupa obat diazepam (valium)

sebanyak 2ml dengan teknik intra muskuler. Kemudian pengembalian posisi TMJ

dilakukan dengan membuat tekanan kebawah pada gigi posterior dengan ibu jari

menekan daerah oklusal sekuat-kuatnya dan tekanan ke atas pada dagu menggunakan

4 jari lain, disertai dengan displacement/pemindahan pada posterior mandibula.

Etiologi Dislokasi

a) Pasien mempunyai fosa mandibular yang dangkal serta kondilus yang tidak

berkembang dengan baik;

b) Anatomi yang abnormal serta kerusakan dari stabilisasi ligament yang akan

mempunyai kecenderungan untuk terjadi kembali (rekuren);

c) Membuka mulut yang terlalu lebar atau terlalu lama;

d) Kelemahan kapsuler yang dihubungkan dengan subluksasi kronis;

e) Diskoordinasi otot-otot karena pemakaian obat-obatan atau gnagguan

neurologis.

Perawatan Pasca Reduksi Dislokasi Temporomandibular Joint (TMJ)

Adapun terapi yang dianjurkan adalah:

a. Makanan lunak

Dengan konsumsi makanan yang tidak perlu banyak dikunya, rahang – termasuk

sendi temporomandibular dan otot pengunyahan- mendapatkan kesempatan untuk

beristirahat dan sembuh. Makanan yang sebaiknya dihindari antara lain makanan

besar atau tebal yang perlu membuka mulut dengan lebar, makanan lengket,

makanan keras, atau renyah.

b. Kompres es, latihan dan kompres hangat.

Dengan mengompres sisi wajah + akan melemaskan otot – otot yang

menyebabkan spasme, kemudian dilanjutkan dengan latihan peregangan seperti:

Meletakkan ibu jari kiri di bawah gidepan rahang atas

Letakkan Jari telunjuk dan tengah kanan di atas gigi depan rahang bawah

Secara perlahan, tarik rahang dengan menggunakan tangan.

c. Obat – Obatan

Obat yang dapat diberikan antara lain:

o Nonsteroidal antiinflammatory drugs (NSAIDs), seperti aspirin atau ibuprofen

untuk meredakan nyeri otot dan pembengkakan. Pemberiannya untuk jangka

pendek dan berdasarkan basis regular, bukan pada saat diperlukan selama 2-4

minggu dan kemudian dilakukan tapering off.

Page 5: Laporan Skill Sgd 5 Blok 9 Lbm 6 (DISLOKASI TMJ)

o Narkotik diberikan pada pasien dengan nyeri akut berat dan tidak boleh

diberikan lebih dari 10-14 hari.

o Bila NSAID tidak efektif meredakan nyeri, dapat diberikan dosis rendah

antidepresan trisiklik dengan anti muskarinik. Obat –obatan ini menghambat

transmisi nyeri dan mengurangi bruxisme malam hari. Jenis yang biasa

digunakan adalah Amitriptyline and nortriptyline dalam dosis kecil.

o Relaxan otot untuk melemaskan otot rahang seperti diazepam,

methocarbamol, and cyclobenzaprine diberikan dalam dosis efektif terendah.

d. Splint

Splint yang dipakai didesain untuk seluruh gigi dan ditujukan untuk mencegah

gigi atas dan bawah menyatu sehingga menyulitkan pasien mengatupkan

rahangnya. Kerja splint adalah dengan mengambil tekanan sendi dan otot rahang

sehingga memberikan kesempatan untuk beristirahat dan menyembuhkan diri.

Pemakaian splint harus sesuai anjuran dokter dan tidak boleh dipakai terlalu lama

karena akan mengubah gigitan. Jenis splint yang dapat dipakai adalah anterior

repositioning splint dan autorepositional splints. Faktor – faktor yang

mempengaruhi penyembuhan dengan penggunaan splint diperkirakan adalah

perubahan hubungan oklusal, redistribusi gaya oklusi pada gigitan dan perubahan

hubungan struktural dan gaya pada TMJ.

Metode Pelaksanaan

Mahasiswa dengan tutor melakukan diskusi mengenai materi dislokasi mandibula.

Mahasiswa secara berpasangan mendemostrasikan tahapan pengembalian posisi mandibula

karena dislokasi mandibula yang sebelumnya telah dibahas bersama. Setiap pasangan

mendemostrasikan secara bergantian dan tutor menilai hasil kegiatan dari setiap pasangan

Waktu dan Tempat Pelaksanaan

- 12.30-15.30 di ruang skill lab. Fakultas kedokteran gigi Unissula

Hasil Kegiatan

Mahasiswa mampu melakukan pengembalian posisi mandibula dan TMJ ke keadaan

normal sesuai dengan cara membuat tekanan kebawah pada gigi posterior dan tekanan ke atas

pada dagu, disertai dengan displacement/pemindahan pada posterior mandibula, walaupun

masih banyak kekurangan seperti tidak menyebutkan posisi kepala pasien harus 900 terhadap

Page 6: Laporan Skill Sgd 5 Blok 9 Lbm 6 (DISLOKASI TMJ)

tembok/sandaran, posisi duduk pasien harus 900 terhadap lantai serta posisi tangan operator

harus sejajar dengan kepala pasien.

Daftar pustaka

Mandible dislocation. Diunduh dari http://emedicine.medscape.com/article/823775

National Institute of Dental and Craniofacial Research. TMJ disorders. June 2006

Mengetahui, 20 September 2014

Tutor SGD 5

drg. Arlina, Sp.KG