laporan skenario a blok 7
DESCRIPTION
Skenario a campak blok 7 2012 FK UMPTRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Blok Imunologi dan Infeksi adalah blok ketujuh pada semester II dari
sistem Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) Pendidikan Dokter Fakultas
Kedokteran Universitas Muhammadiyah Palembang. Salah satu strategi
pembelajaran sistem Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) ini adalah Problem
Based Learning (PBL). Tutorial merupakan pengimplementasian dari metode
Problem Based Learning (PBL). Dalam tutorial mahasiswa dibagi dalam
kelompok-kelompok kecil dan setiap kelompok dibimbing oleh seorang
tutor/dosen sebagai fasilitator untuk memecahkan kasus yang ada.
Pada kesempatan ini dilaksanakan tutorial studi kasus skenario A yang
memaparkan tentang Rohim, anak laki-laki, usia 9 bulan, dibawa ibunya ke
Puskesmas untuk mendapatkan imunisasi campak, tetapi ibu Rohim menjelaskan
bahwa anaknya sudah menderita campak sebelumnya pada usia 7 bulan. Petugas
Puskesmas menolak untuk memberikan imunisasi campak karena sudah pernah
menderita campak. Riwayat imunisasi sebelumnya, Rohim hanya mendapatkan
imunisasi BCG 1 kali, Hepatitis B, DPT dan Polio 2 kali. Pada saat ingin
imunisasi Hepatitis B, DPT dan Polio yang ke-3, Rohim mengalami batuk pilek
tanpa demam sehingga tidak di imunisasi.
1.2 Maksud dan Tujuan
Adapun maksud dan tujuan dari laporan tutorial studi kasus ini, yaitu :
1. Sebagai laporan tugas kelompok tutorial yang merupakan bagian dari sistem
pembelajaran KBK di Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah
Palembang.
1
2. Dapat menyelesaikan kasus yang diberikan pada skenario dengan metode
analisis dan pembelajaran diskusi kelompok.
3. Tercapainya tujuan dari metode pembelajaran tutorial.
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Data Tutorial
Tutor : dr. Putri Zalika
Moderator : Siti Zalika
Sekretaris meja : Adawiyah Simanjuntak
Sekretaris papan : Yessy Puspasari
Waktu : 1. Senin, 24 Juni 2013
Pukul: 13.00 – 14.30 WIB
2. Rabu, 26 Juni 2013
Pukul: 13.00 – 14.30 WIB
Peraturan turorial :
1. Menonaktifkan ponsel atau dalam keadaan diam.
2. Mengacungkan tangan saat akan mengajukan pendapat dan pertanyaan yang
relevan.
3. Izin saat akan keluar ruangan.
4. Dilarang makan dan minum.
5. Saling menghargai pendapat peserta lain dan tetap tenang serta tidak ribut.
2.2 Skenario Kasus
Rohim, anak laki-laki, usia 9 bulan, dibawa ibunya ke Puskesmas untuk
mendapatkan imunisasi campak, tetapi ibu Rohim menjelaskan bahwa anaknya
sudah menderita campak sebelumnya pada usia 7 bulan. Petugas Puskesmas
menolak untuk memberikan imunisasi campak karena sudah pernah menderita
campak.
Riwayat imunisasi sebelumnya, Rohim hanya mendapatkan imunisasi BCG
1 kali, Hepatitis B, DPT dan Polio 2 kali. Pada saat ingin imunisasi Hepatitis B,
3
DPT dan Polio yang ke-3, Rohim mengalami batuk pilek tanpa demam sehingga
tidak di imunisasi.
2.3 Klarifikasi Istilah
1. Puskesmas :
2. Imunisasi campak :
3. Imunisasi BCG :
4. Campak :
5. Imunisasi Hepatitis B :
6. Imunisasi DPT :
7. Imunisasi Polio :
8. Demam :
9. Imunisasi :
2.4 Identifikasi Masalah
1. Rohim, anak laki-laki, usia 9 bulan, dibawa ibunya ke Puskesmas untuk men-
dapatkan imunisasi campak, tetapi ibu Rohim menjelaskan bahwa anaknya su-
dah menderita campak sebelumnya pada usia 7 bulan.
2. Petugas Puskesmas menolak untuk memberikan imunisasi campak karena su-
dah pernah menderita campak.
3. Riwayat imunisasi sebelumnya, Rohim hanya mendapatkan imunisasi BCG 1
kali, Hepatitis B, DPT dan Polio 2 kali.
4
4. Pada saat ingin imunisasi Hepatitis B, DPT dan Polio yang ke-3, Rohim men-
galami batuk pilek tanpa demam sehingga tidak di imunisasi.
\
2.5 Analisis Masalah
1. Rohim, anak laki-laki, usia 9 bulan, dibawa ibunya ke Puskesmas untuk
mendapatkan imunisasi campak, tetapi ibu Rohim menjelaskan bahwa
anaknya sudah menderita campak sebelumnya pada usia 7 bulan.
a. Apa saja jenis-jenis imunisasi (secara umum) ? (desi, afif, yessy,
adit)
b. Bagaimana prosedur pemberian imunisasi campak? (dela, eka, ririn,
qodri)
c. Bagaimana pengaruh pemberian imunisasi campak terhadap sistem
imun di dalam tubuh? (wiyah, desi, afif, yessy)
d. Usia berapa balita diberikan imunisasi campak dan mengapa pembe-
rian imunisasi diberikan pada usia tersebut? (adit,dela, eka, ririn)
Jawab :
Pada usia 9 bulan. Karena pada saat usia 9 bulan titer antibodi
seorang balita yang didapat dari ibu melalui transplasental ketika
dalam kandungan dan imunitas melalui kolostrum sudah menurun
bila balita membuat antibodi sendiri (Karnen, 2012)
e. Apa saja syarat-syarat pemberian imunisasi campak? (Qodri,wiyah,
desi, eka)
f. Mengapa Rohim menderita campak pada usia 7 bulan? (Yessy, adit,
dela, desi):
5
2. Petugas Puskesmas menolak untuk memberikan imunisasi campak karena
sudah pernah menderita campak.
a. Bagaimana dampak pemberian imunisasi campak ketika pasien terse-
but sudah pernah terkena campak sebelumnya? (Ririn, qodri, wiyah,
dela)
1. Anak yang telah menderita campak berarti telah memiliki
antibodi terhadap virus campak
2. Imunisasi adalah transfer antibodi secara pasif, dapat diperoleh
dari pemberian dua macam bentuk, yaitu imunoglobulin non-
spesifik (gamaglobulin) dan imunoglobulin.
3. Imunogloblulin non-spesifik digunakan pada anak dengan
defisiensi imunoglobulin sehingga memberikan perlindungan
dengan segera dan cepat namun hanya bertahan untuk beberapa
minggu saja.
4. Imunoglobulin spesifik diberikan pada anak yang belum
terlindung karena belum pernah mendapatkan vaksinasi.
5. Vaksinasi merupakan suatu tindakan yang dengan sengaja
memberikan paparan dari suatu patogen, misalnya pada kasus ini
vaksinasi campak
6. Antigen yang diberikan merangsang produksi limfosit,
pembentukan antibodi dan sel memori.
7. Jadi apabila seorang anak sudah pernah terinfeksi penyakit
campak dan diberikan imunisasi campak lagi maka tidak
berpengaruh terhadap sistem imunnya karena sistem imun anak
sudah memiliki sel memori dan antibodi terhadap patogen
tersebut.
(Karnen, 2012)
6
b. Mengapa imunisasi campak tidak diberikan kepada pasien yang su-
dah menderita pernah menderita campak? (Afif, yessy, adit, wiyah)
c. Apa saja jenis-jenis vaksin imunisasi campak? (Eka, ririn, qodri, adit)
d. Apa saja kontraindikasi pemberian imunisasi campak? Desi, afif,
yessy, qodri)
3. Riwayat imunisasi sebelumnya, Rohim hanya mendapatkan imunisasi BCG
1 kali, Hepatitis B, DPT dan Polio 2 kali.
a. Apakah imunisasi BCG 1 kali, Hepatitis B, DPT dan polio 2 kali su-
dah mencukupi untuk usia Rohim? (Dela, eka, ririn, yessy)
Jawab:
Belum mencukupi. Berdasarkan jadwal imunisasi dari Ikatan Dokter
Indonesia :
1. Vaksinasi DPT diberikan sebanyak 4 kali, yaitu bulan ke-2, ke-4,
ke-6, ke-18 dan bulan ke-24. Dan untuk anak berusia diatas 7
tahun dapat juga diberi vaksinasi ulangan pada tahun ke-5, ke-10
hingga tahun ke-18. Jadi vaksinasi DPT belum mencukupi.
2. Vaksinasi polio diberikan sebanyak 6 kali, yaitu pada saat lahir,
bulan ke-2, ke-4, ke-6, ke-18, ke-24, dan tahun ke-5. Jadi
vaksinasi polio belum mencukupi
(Karnen, 2012)
b. Apa saja jenis-jenis Vaksin? (Wiyah, desi, afif, ririn)
c. Apa manfaat dan tujuan pemberian imunisasi (secara umum)? (Adit,
dela, eka, afif)
Jawab:
Tujuan : Untuk mencegah terjadinya penyakit tertentu pada
seseorang dan menghilangkan penyakit tertentu pada sekelompok
masyarakat (populasi) (IDAI, 2005).
7
Manfaat :
1. Meningkatkan derajar imunitas
2. Memberikan imunitas protektif dengan menginduksi respon
memori terhadap patogen tertentu (Karen, 2012).
d. Apa manfaat dan tujuan imunisasi: (qodri, wiyah, desi, eka)
- BCG
- Hepatitis B
- DPT
- Polio
e. Bagaimana dampak jika anak tidak diberikan imunisasi lengkap?
(Yessy, adit, dela, desi)
Jawab:
Anak yang mendapat imunisasi yang tidak lengkap maka tidak
memiliki antibodi yang cukup untuk menghadapi suatu patogen
karena antibodinya belum terpajan zat patogen tersebut sehingga
tidak memiliki memori terhadap zat patogen tertentu. Akibatnya anak
tersebut memiliki resiko lebih besar untuk terpajan suatu penyakit
(IDAI, 2005)
f. Apa efek samping dari pemberian imunisasi (Secara umum)? (Ririn,
qodri, wiyah, dela)
Jawab:
Kontraindikasi : Reaksi alergi berat/ anafilaksis terhadap vaksin atau
komponennya. Kebanyakan vaksin mengandung bufer dan eksipien,
bahan lain yang ditambahkan dalam manufaktur vaksin (Karnen,
2012).
g. Bagaimana program imunisasi dari Ikatan Dokter Anak Indonesia
(IDAI) dan Departemen Kesehatan? (Afif, yessy, adit, wiyah)
8
h. Bagaimana teknik pemberian imunisasi BCG, Hepatitis B, DPT dan
Polio? (Eka, ririn, qodri, adit)
i. Apa saja jenis-jenis imunitas? (Desi, afif, yessy, qodri)
4. Pada saat ingin imunisasi Hepatitis B, DPT dan Polio yang ke-3, Rohim
mengalami batuk pilek tanpa demam sehingga tidak di imunisasi.
a. Apakah pada saat batuk pilek tanpa demam, anak tidak boleh di imu-
nisasi? (Dela, eka, ririn, yessy)
Jawab:
b. Bagaimana respon imun seorang anak yang mengalami batuk pilek
tanpa demam tetapi tetap diberikan imunisasi? (Wiyah, desi, afif,
ririn)
c. Apa saja syarat pemberian imunisasi (secara umum)? (Adit, dela,
eka, afif)
d. Sampai berapa lama proteksi dari imunisasi BCG, Hepatitis B, DPT
dan Polio?(qodri, wiyah, dela, eka)
Jawab : tambahan
Lama proteksi sesudah vaksinasi bervariasi yang tergantung dari
patogen dan jenis vaksin. Imunitas terhadap toksin tetanus yang
terutama tergantung dari igG dan sel B yang memprosuksinya, dapat
berlangsung 10 tahun atau lebih. Imunitas juga tergantung dari
tempat infeksi dan jenis respon imun yang efektif terhadapnya
(Karnen, 2012)
e. Mengapa pemberian imunisasi harus terjadwal dan bagaimana
mekanismenya di dalam tubuh? (Yessy, adit, desi, dela)
Jawab:
9
Pada keadaan tertentu imunisasi tidak dapat dilaksanakan dengan
jadwal yang sudah disepakati. Keadaan ini tidak merupakan
hambatan untuk melanjutkan imunisasi. Vaksin yang sudah diterima
oleh anak tidak menjadi hilang manfaatnya, sudah mengahasilkan
respon imunologis sebagaimana yang diharapkan tetapi belum
mencapai hasil yang optimal karena belum mendapat imunisasi
lengkap, sehingga kadar antibodi yang dihasilkan masih dibawah
kadar ambang perlindungan (prtective level) atau belum mencapai
kadar antibodi (titer) yang bisa memberikan perlindungan untuk
kurun waktu yang panjang (life long immunity) sebagaimana bila
imunisasinya lengkap (IDAI, 2005)
f. Apa saja imunisasi dasar dan apa saja imunisasi lain yang diberikan
pada anak? (Ririn, qodri, wiyah, eka)
\
2.6 Kesimpulan
Rohim, 9 bulan tidak bisa mendapatkan imunisasi campak karena
pernah menderita campak sebelumnya.
2.7 Kerangka Konsep
10
Ada respon antibodi di dalam tubuh
Rohim terkena campak
2.8 Learning Issue
No Pokok
Bahasan
What I
Know
What I don’t
Know
What I Have to
Prove
How I
will Learn
1
2
3
4
5
11
Tidak diperlukan vaksinasi campak
6
12