laporan skenario a blok 7

16
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Blok Imunologi dan Infeksi adalah blok ketujuh pada semester II dari sistem Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Palembang. Salah satu strategi pembelajaran sistem Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) ini adalah Problem Based Learning (PBL). Tutorial merupakan pengimplementasian dari metode Problem Based Learning (PBL). Dalam tutorial mahasiswa dibagi dalam kelompok-kelompok kecil dan setiap kelompok dibimbing oleh seorang tutor/dosen sebagai fasilitator untuk memecahkan kasus yang ada. Pada kesempatan ini dilaksanakan tutorial studi kasus skenario A yang memaparkan tentang Rohim, anak laki-laki, usia 9 bulan, dibawa ibunya ke Puskesmas untuk mendapatkan imunisasi campak, tetapi ibu Rohim menjelaskan bahwa anaknya sudah menderita campak sebelumnya pada usia 7 bulan. Petugas Puskesmas menolak untuk memberikan imunisasi campak karena sudah pernah menderita campak. Riwayat imunisasi sebelumnya, Rohim hanya mendapatkan imunisasi BCG 1 kali, SKENARIO A BLOK VII 1

Upload: bungaananda

Post on 29-Nov-2015

46 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

Skenario a campak blok 7 2012 FK UMP

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan Skenario a Blok 7

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Blok Imunologi dan Infeksi adalah blok ketujuh pada semester II dari

sistem Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) Pendidikan Dokter Fakultas

Kedokteran Universitas Muhammadiyah Palembang. Salah satu strategi

pembelajaran sistem Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) ini adalah Problem

Based Learning (PBL). Tutorial merupakan pengimplementasian dari metode

Problem Based Learning (PBL). Dalam tutorial mahasiswa dibagi dalam

kelompok-kelompok kecil dan setiap kelompok dibimbing oleh seorang

tutor/dosen sebagai fasilitator untuk memecahkan kasus yang ada.

Pada kesempatan ini dilaksanakan tutorial studi kasus skenario A yang

memaparkan tentang Rohim, anak laki-laki, usia 9 bulan, dibawa ibunya ke

Puskesmas untuk mendapatkan imunisasi campak, tetapi ibu Rohim menjelaskan

bahwa anaknya sudah menderita campak sebelumnya pada usia 7 bulan. Petugas

Puskesmas menolak untuk memberikan imunisasi campak karena sudah pernah

menderita campak. Riwayat imunisasi sebelumnya, Rohim hanya mendapatkan

imunisasi BCG 1 kali, Hepatitis B, DPT dan Polio 2 kali. Pada saat ingin

imunisasi Hepatitis B, DPT dan Polio yang ke-3, Rohim mengalami batuk pilek

tanpa demam sehingga tidak di imunisasi.

1.2 Maksud dan Tujuan

Adapun maksud dan tujuan dari laporan tutorial studi kasus ini, yaitu :

1. Sebagai laporan tugas kelompok tutorial yang merupakan bagian dari sistem

pembelajaran KBK di Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah

Palembang.

1

Page 2: Laporan Skenario a Blok 7

2. Dapat menyelesaikan kasus yang diberikan pada skenario dengan metode

analisis dan pembelajaran diskusi kelompok.

3. Tercapainya tujuan dari metode pembelajaran tutorial.

2

Page 3: Laporan Skenario a Blok 7

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Data Tutorial

Tutor : dr. Putri Zalika

Moderator : Siti Zalika

Sekretaris meja : Adawiyah Simanjuntak

Sekretaris papan : Yessy Puspasari

Waktu : 1. Senin, 24 Juni 2013

Pukul: 13.00 – 14.30 WIB

2. Rabu, 26 Juni 2013

Pukul: 13.00 – 14.30 WIB

Peraturan turorial :

1. Menonaktifkan ponsel atau dalam keadaan diam.

2. Mengacungkan tangan saat akan mengajukan pendapat dan pertanyaan yang

relevan.

3. Izin saat akan keluar ruangan.

4. Dilarang makan dan minum.

5. Saling menghargai pendapat peserta lain dan tetap tenang serta tidak ribut.

2.2 Skenario Kasus

Rohim, anak laki-laki, usia 9 bulan, dibawa ibunya ke Puskesmas untuk

mendapatkan imunisasi campak, tetapi ibu Rohim menjelaskan bahwa anaknya

sudah menderita campak sebelumnya pada usia 7 bulan. Petugas Puskesmas

menolak untuk memberikan imunisasi campak karena sudah pernah menderita

campak.

Riwayat imunisasi sebelumnya, Rohim hanya mendapatkan imunisasi BCG

1 kali, Hepatitis B, DPT dan Polio 2 kali. Pada saat ingin imunisasi Hepatitis B,

3

Page 4: Laporan Skenario a Blok 7

DPT dan Polio yang ke-3, Rohim mengalami batuk pilek tanpa demam sehingga

tidak di imunisasi.

2.3 Klarifikasi Istilah

1. Puskesmas :

2. Imunisasi campak :

3. Imunisasi BCG :

4. Campak :

5. Imunisasi Hepatitis B :

6. Imunisasi DPT :

7. Imunisasi Polio :

8. Demam :

9. Imunisasi :

2.4 Identifikasi Masalah

1. Rohim, anak laki-laki, usia 9 bulan, dibawa ibunya ke Puskesmas untuk men-

dapatkan imunisasi campak, tetapi ibu Rohim menjelaskan bahwa anaknya su-

dah menderita campak sebelumnya pada usia 7 bulan.

2. Petugas Puskesmas menolak untuk memberikan imunisasi campak karena su-

dah pernah menderita campak.

3. Riwayat imunisasi sebelumnya, Rohim hanya mendapatkan imunisasi BCG 1

kali, Hepatitis B, DPT dan Polio 2 kali.

4

Page 5: Laporan Skenario a Blok 7

4. Pada saat ingin imunisasi Hepatitis B, DPT dan Polio yang ke-3, Rohim men-

galami batuk pilek tanpa demam sehingga tidak di imunisasi.

\

2.5 Analisis Masalah

1. Rohim, anak laki-laki, usia 9 bulan, dibawa ibunya ke Puskesmas untuk

mendapatkan imunisasi campak, tetapi ibu Rohim menjelaskan bahwa

anaknya sudah menderita campak sebelumnya pada usia 7 bulan.

a. Apa saja jenis-jenis imunisasi (secara umum) ? (desi, afif, yessy,

adit)

b. Bagaimana prosedur pemberian imunisasi campak? (dela, eka, ririn,

qodri)

c. Bagaimana pengaruh pemberian imunisasi campak terhadap sistem

imun di dalam tubuh? (wiyah, desi, afif, yessy)

d. Usia berapa balita diberikan imunisasi campak dan mengapa pembe-

rian imunisasi diberikan pada usia tersebut? (adit,dela, eka, ririn)

Jawab :

Pada usia 9 bulan. Karena pada saat usia 9 bulan titer antibodi

seorang balita yang didapat dari ibu melalui transplasental ketika

dalam kandungan dan imunitas melalui kolostrum sudah menurun

bila balita membuat antibodi sendiri (Karnen, 2012)

e. Apa saja syarat-syarat pemberian imunisasi campak? (Qodri,wiyah,

desi, eka)

f. Mengapa Rohim menderita campak pada usia 7 bulan? (Yessy, adit,

dela, desi):

5

Page 6: Laporan Skenario a Blok 7

2. Petugas Puskesmas menolak untuk memberikan imunisasi campak karena

sudah pernah menderita campak.

a. Bagaimana dampak pemberian imunisasi campak ketika pasien terse-

but sudah pernah terkena campak sebelumnya? (Ririn, qodri, wiyah,

dela)

1. Anak yang telah menderita campak berarti telah memiliki

antibodi terhadap virus campak

2. Imunisasi adalah transfer antibodi secara pasif, dapat diperoleh

dari pemberian dua macam bentuk, yaitu imunoglobulin non-

spesifik (gamaglobulin) dan imunoglobulin.

3. Imunogloblulin non-spesifik digunakan pada anak dengan

defisiensi imunoglobulin sehingga memberikan perlindungan

dengan segera dan cepat namun hanya bertahan untuk beberapa

minggu saja.

4. Imunoglobulin spesifik diberikan pada anak yang belum

terlindung karena belum pernah mendapatkan vaksinasi.

5. Vaksinasi merupakan suatu tindakan yang dengan sengaja

memberikan paparan dari suatu patogen, misalnya pada kasus ini

vaksinasi campak

6. Antigen yang diberikan merangsang produksi limfosit,

pembentukan antibodi dan sel memori.

7. Jadi apabila seorang anak sudah pernah terinfeksi penyakit

campak dan diberikan imunisasi campak lagi maka tidak

berpengaruh terhadap sistem imunnya karena sistem imun anak

sudah memiliki sel memori dan antibodi terhadap patogen

tersebut.

(Karnen, 2012)

6

Page 7: Laporan Skenario a Blok 7

b. Mengapa imunisasi campak tidak diberikan kepada pasien yang su-

dah menderita pernah menderita campak? (Afif, yessy, adit, wiyah)

c. Apa saja jenis-jenis vaksin imunisasi campak? (Eka, ririn, qodri, adit)

d. Apa saja kontraindikasi pemberian imunisasi campak? Desi, afif,

yessy, qodri)

3. Riwayat imunisasi sebelumnya, Rohim hanya mendapatkan imunisasi BCG

1 kali, Hepatitis B, DPT dan Polio 2 kali.

a. Apakah imunisasi BCG 1 kali, Hepatitis B, DPT dan polio 2 kali su-

dah mencukupi untuk usia Rohim? (Dela, eka, ririn, yessy)

Jawab:

Belum mencukupi. Berdasarkan jadwal imunisasi dari Ikatan Dokter

Indonesia :

1. Vaksinasi DPT diberikan sebanyak 4 kali, yaitu bulan ke-2, ke-4,

ke-6, ke-18 dan bulan ke-24. Dan untuk anak berusia diatas 7

tahun dapat juga diberi vaksinasi ulangan pada tahun ke-5, ke-10

hingga tahun ke-18. Jadi vaksinasi DPT belum mencukupi.

2. Vaksinasi polio diberikan sebanyak 6 kali, yaitu pada saat lahir,

bulan ke-2, ke-4, ke-6, ke-18, ke-24, dan tahun ke-5. Jadi

vaksinasi polio belum mencukupi

(Karnen, 2012)

b. Apa saja jenis-jenis Vaksin? (Wiyah, desi, afif, ririn)

c. Apa manfaat dan tujuan pemberian imunisasi (secara umum)? (Adit,

dela, eka, afif)

Jawab:

Tujuan : Untuk mencegah terjadinya penyakit tertentu pada

seseorang dan menghilangkan penyakit tertentu pada sekelompok

masyarakat (populasi) (IDAI, 2005).

7

Page 8: Laporan Skenario a Blok 7

Manfaat :

1. Meningkatkan derajar imunitas

2. Memberikan imunitas protektif dengan menginduksi respon

memori terhadap patogen tertentu (Karen, 2012).

d. Apa manfaat dan tujuan imunisasi: (qodri, wiyah, desi, eka)

- BCG

- Hepatitis B

- DPT

- Polio

e. Bagaimana dampak jika anak tidak diberikan imunisasi lengkap?

(Yessy, adit, dela, desi)

Jawab:

Anak yang mendapat imunisasi yang tidak lengkap maka tidak

memiliki antibodi yang cukup untuk menghadapi suatu patogen

karena antibodinya belum terpajan zat patogen tersebut sehingga

tidak memiliki memori terhadap zat patogen tertentu. Akibatnya anak

tersebut memiliki resiko lebih besar untuk terpajan suatu penyakit

(IDAI, 2005)

f. Apa efek samping dari pemberian imunisasi (Secara umum)? (Ririn,

qodri, wiyah, dela)

Jawab:

Kontraindikasi : Reaksi alergi berat/ anafilaksis terhadap vaksin atau

komponennya. Kebanyakan vaksin mengandung bufer dan eksipien,

bahan lain yang ditambahkan dalam manufaktur vaksin (Karnen,

2012).

g. Bagaimana program imunisasi dari Ikatan Dokter Anak Indonesia

(IDAI) dan Departemen Kesehatan? (Afif, yessy, adit, wiyah)

8

Page 9: Laporan Skenario a Blok 7

h. Bagaimana teknik pemberian imunisasi BCG, Hepatitis B, DPT dan

Polio? (Eka, ririn, qodri, adit)

i. Apa saja jenis-jenis imunitas? (Desi, afif, yessy, qodri)

4. Pada saat ingin imunisasi Hepatitis B, DPT dan Polio yang ke-3, Rohim

mengalami batuk pilek tanpa demam sehingga tidak di imunisasi.

a. Apakah pada saat batuk pilek tanpa demam, anak tidak boleh di imu-

nisasi? (Dela, eka, ririn, yessy)

Jawab:

b. Bagaimana respon imun seorang anak yang mengalami batuk pilek

tanpa demam tetapi tetap diberikan imunisasi? (Wiyah, desi, afif,

ririn)

c. Apa saja syarat pemberian imunisasi (secara umum)? (Adit, dela,

eka, afif)

d. Sampai berapa lama proteksi dari imunisasi BCG, Hepatitis B, DPT

dan Polio?(qodri, wiyah, dela, eka)

Jawab : tambahan

Lama proteksi sesudah vaksinasi bervariasi yang tergantung dari

patogen dan jenis vaksin. Imunitas terhadap toksin tetanus yang

terutama tergantung dari igG dan sel B yang memprosuksinya, dapat

berlangsung 10 tahun atau lebih. Imunitas juga tergantung dari

tempat infeksi dan jenis respon imun yang efektif terhadapnya

(Karnen, 2012)

e. Mengapa pemberian imunisasi harus terjadwal dan bagaimana

mekanismenya di dalam tubuh? (Yessy, adit, desi, dela)

Jawab:

9

Page 10: Laporan Skenario a Blok 7

Pada keadaan tertentu imunisasi tidak dapat dilaksanakan dengan

jadwal yang sudah disepakati. Keadaan ini tidak merupakan

hambatan untuk melanjutkan imunisasi. Vaksin yang sudah diterima

oleh anak tidak menjadi hilang manfaatnya, sudah mengahasilkan

respon imunologis sebagaimana yang diharapkan tetapi belum

mencapai hasil yang optimal karena belum mendapat imunisasi

lengkap, sehingga kadar antibodi yang dihasilkan masih dibawah

kadar ambang perlindungan (prtective level) atau belum mencapai

kadar antibodi (titer) yang bisa memberikan perlindungan untuk

kurun waktu yang panjang (life long immunity) sebagaimana bila

imunisasinya lengkap (IDAI, 2005)

f. Apa saja imunisasi dasar dan apa saja imunisasi lain yang diberikan

pada anak? (Ririn, qodri, wiyah, eka)

\

2.6 Kesimpulan

Rohim, 9 bulan tidak bisa mendapatkan imunisasi campak karena

pernah menderita campak sebelumnya.

2.7 Kerangka Konsep

10

Ada respon antibodi di dalam tubuh

Rohim terkena campak

Page 11: Laporan Skenario a Blok 7

2.8 Learning Issue

No Pokok

Bahasan

What I

Know

What I don’t

Know

What I Have to

Prove

How I

will Learn

1

2

3

4

5

11

Tidak diperlukan vaksinasi campak

Page 12: Laporan Skenario a Blok 7

6

12