laporan skenario a blok 13 tutorial 6 2011 (repaired)

51
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Blok Digestif adalah blok ketiga belas pada semester 4 dari Kurikulum Berbasis Kompetensi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Palembang. Pada kesempatan ini dilaksanakan tutorial studi kasus skenario A yang menerapkan kasus Mina, perempuan, umur 5 tahun, di bawa ibunya ke Puskesmas Tipe A dengan keluhan utama berak cair. Tiga hari sebelum ke Puskesmas, penderita demam tinggi disertai BAB cair frekuensi 3-4 kali sehari, konsistensi air lebih banyak daripada ampas, jumlah kira-kira ½ gelas setiap BAB, ada darah dan lendir. Dua hari sebelum ke Puskesmas, BAB cair mulai disertai muntah 3 kali perhari, muntah tidak menyemprot, isi muntah apa yang dimakan. Satu hari sebelum ke Puskesmas BAB cair disertai darah dan lenidr bertambah sering sehingga Mina tampak lemas. BAK terakhir 6 jam sebelum ke Puskesmas. Mina memiliki kebiasaan menghisap jempol jika ingi tidur. Mina sudah melakukan beberapa pemeriksaan yaitu pemeriksaan fisikdan pemeriksaan laboratorium. 1.2 Maksud dan Tujuan Laporan Tutorial Skenario A Blok XIII Angkatan 2011|1

Upload: muhamad-fajar-setia-budi

Post on 01-Dec-2015

305 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Blok Digestif adalah blok ketiga belas pada semester 4 dari Kurikulum

Berbasis Kompetensi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas

Muhammadiyah Palembang.

Pada kesempatan ini dilaksanakan tutorial studi kasus skenario A yang

menerapkan kasus Mina, perempuan, umur 5 tahun, di bawa ibunya ke Puskesmas

Tipe A dengan keluhan utama berak cair. Tiga hari sebelum ke Puskesmas,

penderita demam tinggi disertai BAB cair frekuensi 3-4 kali sehari, konsistensi air

lebih banyak daripada ampas, jumlah kira-kira ½ gelas setiap BAB, ada darah dan

lendir. Dua hari sebelum ke Puskesmas, BAB cair mulai disertai muntah 3 kali

perhari, muntah tidak menyemprot, isi muntah apa yang dimakan. Satu hari

sebelum ke Puskesmas BAB cair disertai darah dan lenidr bertambah sering

sehingga Mina tampak lemas. BAK terakhir 6 jam sebelum ke Puskesmas. Mina

memiliki kebiasaan menghisap jempol jika ingi tidur. Mina sudah melakukan

beberapa pemeriksaan yaitu pemeriksaan fisikdan pemeriksaan laboratorium.

1.2 Maksud dan Tujuan

Adapun maksud dan tujuan dari laporan tutorial studi kasus ini, yaitu :

1. Sebagai laporan tugas kelompok tutorial yang merupakan bagian dari

system pembelajaran KBK di Fakultas Kedokteran Universitas

Muhammadiyah Palembang.

2. Dapat menyelesaikan kasus yang diberikan pada skenario dengan metode

analisis dan pembelajaran diskusi kelompok.

3. Tercapainya tujuan dari metode pembelajaran tutorial.

Laporan Tutorial Skenario A Blok XIII Angkatan 2011|1

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Data Tutorial

Tutor : dr. Asmarani

Moderator : Putra Manggala

Sekretaris Meja : Selina Heraris

Sekretaris Papan : M. Fajar Setia Budi

Waktu : 1. Senin, 24 Juni 2013

2. Rabu, 26 Juni 2013

Rule tutorial : 1. Alat komunikasi di non-aktifkan

2. Semua anggota harus mengeluarkan pendapat

3. Berbicara yang sopan dan penuh tata krama

4. Tidak boleh makan dan minum selama tutorial.

2.2 Skenario Kasus

Mina, perempuan, umur 5 tahun, di bawa ibunya ke Puskesmas Tipe A

dengan keluhan utama berak cair. Tiga hari sebelum ke Puskesmas, penderita

demam tinggi disertai BAB cair frekuensi 3-4 kali sehari, konsistensi air lebih

banyak daripada ampas, jumlah kira-kira ½ gelas setiap BAB, ada darah dan

lendir. Dua hari sebelum ke Puskesmas, BAB cair mulai disertai muntah 3 kali

perhari, muntah tidak menyemprot, isi muntah apa yang dimakan. Satu hari

sebelum ke Puskesmas BAB cair disertai darah dan lenidr bertambah sering

sehingga Mina tampak lemas. BAK terakhir 6 jam sebelum ke Puskesmas. Mina

memiliki kebiasaan menghisap jempol jika ingi tidur.

Pemeriksaan fisik

Keadaan umum: tampak sakit sedang, gelisah BB 16 kg, TB 110 cm.

Tanda vital: kesadaran kompos mentis, gelisah, nadi 130x/menit teratur, isi

tegangan kurang, RR 30x/menit, temp 38,0oC

Keadaan spesifik:

Laporan Tutorial Skenario A Blok XIII Angkatan 2011|2

Kepala: ubun-ubun besar tertutup, kelopak mata cekung, air tidak ada, mukosa

mulut kering.

Thoraks: simetris, retraksi (-/-), bunyi nafas vesikuler, bunyi bising jantung tidak

ada.

Abdomen: datar, lemas, bising usus meningkat, hepar dan lien tidak teraba,

cubitan kulit (turgor) kembali sangat lambat.

Ekstremitas: kedua ujung jari kaki dan tangan mulai teraba dingin.

Pemeriksaan laboratorium

Hb 12g/dl, jumlah WBC 17.500/mm3, diferential count 0/1/2/63/30/4.

Urin rutin:

Makroskopis: warna kuningan

Mikroskopis: lekosit (-), RBC (-), protein (-)

Feses rutin:

Makroskopis: cair lebih banyak dari ampas, darah (+), pus (-), lendir (+)

Leukosit feses: 6-10/lpb, eritrosit: 5-8/lpb, bakteri ++, hyfa (-), jamur (-)

2.3 Klarifikasi Istilah

1. Puskesmas tipe A : Puskesmas yang dipimpin secara penuh oleh

dokter (rakemas ke II 1969)

2. Berak cair : Pengeluaran tinja berair berkali-kali yang tidak

normal (Dorland, 2008: 311)

3. BAB darah dan

lendir

: Pengeluaran tinja yang disertai darah dan lendir.

4. Muntah tidak

menyemprot

: Pengeluaran isi lambung melalui mulut yang

tidak adanya tekanan intrakranial.

5. Lemas : Suatu keadaan dimana tubuh kekurangan energi.

6. Gelisah : Rasa cemas, ketakpastian, dan ketakutan tanpa

ada stimulus yang jelas, disertai perubahan

fisiologis (takikardia, berkeringat, tremor, dll)

(Dorland, 2008: 77)

7. Isi tegangan : Denyutan berirama pada pembuluh nadi yang

dapat diraba dengan jari tangan (Dorland, 2008:

Laporan Tutorial Skenario A Blok XIII Angkatan 2011|3

900)

8. Kelopak mata

cekung

: Kelopak mata yang jaringan di belakang mata

kering dan tertarik ke dalam akibat kekurangan

cairan.

9. Mukosa mulut

kering

: Jaringan epitel penghasil mukus kurang

memproduksi mukosa sehingga mulut menjadi

kering

10. Retraksi : Tindakan menarik kembali atau keadaan tertarik

kembali (Dorland, 2008: 946)

11. Bising usus

meningkat

Kontraksi tonik bersifat kontinu berlangsung

bermenit-menit sampai jam yang meningkat (At

glance 35)

12. Turgor : Keadaan menjadi turgid; sensasi penuh yang

normal atau yang lain (Dorland, 2008: 1132)

13. Pus : Cairan kaya protein hasil proses peradangan

yang mengandung leukosit, debris selular, dan

cairan encer (liquid puris) (Dorland, 2008: 902)

14. Hyfa : Satu dari filamen-filamen penyusun miselium

jamur/Rangkaian sel yang membentk tubuh

jamur (Dorland,2008: 945)

2.4 Identifikasi Masalah

1. Mina, perempuan, umur 5 tahun, di bawa ibunya ke Puskesmas Tipe A

dengan keluhan utama berak cair.

2. Tiga hari sebelum ke Puskesmas, penderita demam tinggi disertai BAB

cair frekuensi 3-4 kali sehari, konsistensi air lebih banyak daripada ampas,

jumlah kira-kira ½ gelas setiap BAB, ada darah dan lendir.

3. Dua hari sebelum ke Puskesmas, BAB cair mulai disertai muntah 3 kali

perhari, muntah tidak menyemprot, isi muntah apa yang dimakan.

4. Satu hari sebelum ke Puskesmas BAB cair disertai darah dan lenidr

bertambah sering sehingga Mina tampak lemas. BAK terakhir 6 jam

sebelum ke Puskesmas.

5. Mina memiliki kebiasaan menghisap jempol jika ingin tidur.

Laporan Tutorial Skenario A Blok XIII Angkatan 2011|4

6. Pemeriksaan fisik

Keadaan umum: tampak sakit sedang, gelisah BB 16 kg, TB 110 cm.

Tanda vital: kesadaran kompos mentis, gelisah, nadi 130x/menit teratur, isi

tegangan kurang, RR 30x/menit, temp 38,0oC

Keadaan spesifik:

Kepala: ubun-ubun besar tertutup, kelopak mata cekung, air tidak ada,

mukosa mulut kering.

Thoraks: simetris, retraksi (-/-), bunyi nafas vesikuler, bunyi bising jantung

tidak ada.

Abdomen: datar, lemas, bising usus meningkat, hepar dan lien tidak teraba,

cubitan kulit (turgor) kembali sangat lambat.

Ekstremitas: kedua ujung jari kaki dan tangan mulai teraba dingin.

7. Pemeriksaan laboratorium

Hb 12g/dl, jumlah WBC 17.500/mm3, diferential count 0/1/2/63/30/4.

Urin rutin:

Makroskopis: warna kuningan

Mikroskopis: lekosit (-), RBC (-), protein (-)

Feses rutin:

Makroskopis: cair lebih banyak dari ampas, darah (+), pus (-), lendir (+)

Leukosit feses: 6-10/lpb, eritrosit: 5-8/lpb, bakteri ++, hyfa (-), jamur (-)

2.5 Analisis Masalah

1. Mina, perempuan, umur 5 tahun, di bawa ibunya ke Puskesmas Tipe A

dengan keluhan utama berak cair.

a. Anatomi, fisiologi, dan histologi sistem digestif?

Jawab:

1. Anatomi

Mulut Farink ( orofaring) oesophagus gaster small

Intestinum ( doedenum, jejenum, ilium) caecum colon

accenden fisura hepatica colon transversum fisura lienalis

colon deccendens sigmoid rectum anus

Laporan Tutorial Skenario A Blok XIII Angkatan 2011|5

2. Fisiologi

Fungsi utama sistem pencernaan adalah memindahkan nutrient, air

dan elektrolit dari makanan yang kita makan ke dalam lingkungan

internal tubuh. Manusia menggunakan molekul-molekul organic

yang terkandung dalam makanan dan O2 untuk menghasilkan

energi.

a) Motilitas

Motilitas mengacu pada kontraksi otot yang mencampur dan

mendorong isi saluran pencernaan. Otot polos di saluran

pencernaan terus menerus berkontraksi dengan kekuatan rendah

yang disebut tonus. Terhadap aktivitas tonus yang terus

menerus terdapat dua jenis dasar motilitas pencernaan:

Gerakan propulsif (mendorong) yaitu gerakan memajukan isi

saluran pencernaan ke depan dengan kecepatan yang berbeda-

beda. Kecepatan propulsif bergantung pada fungsi yang

dilaksanakan oleh setiap organ pencernaan.

Gerakan mencampur memiliki fungsi ganda. Pertama,

mencampur makanan dengan getah pencernaan. Kedua,

mempermudah penyerapan dengan memajankan semua bagian

isi usus ke permukaan penyerapan saluran pencernaan.

b) Sekresi

Laporan Tutorial Skenario A Blok XIII Angkatan 2011|6

Sejumlah getah pencernaan disekresikan ke dalam lumen

saluran pencernaan oleh kelenjar-kelenjar eksokrin. Setiap

sekresi pencernaan terdiri dari air, elektrolit, dan konstituen

organik spesifik yang penting dalam proses pencernaan

(misalnya enzim, garam empedu, dan mukus). Sekresi tersebut

dikeluarkan ke dalam lumen saluran pencernaan karena adanya

rangsangan saraf dan hormon sesuai.

c) Pencernaan

Pencernaan merupakan proses penguraian makanan dari

struktur yang kompleks menjad struktur yang lebih sederhana

yang dapat diserap oleh enzim. Manusia mengonsumsi tiga

komponen makanan utama, yaitu:

1) Karbohidrat

Kebanyakan makanan yang kita makan adalah karbohidrat

dalam bentuk polisakarida, misalnya tepung kanji , daging

(glikogen), atau tumbuhan (selulosa) .Bentuk karbohidrat

yang paling sederhana adalah monosakarida seperti

glukosa, fruktosa, dan galaktosa.

2) Lemak

Sebagian besar lemak dalam makanan berada dalam bentuk

trigelsida. Produk akhir pencernaan lemak adalah

monogliserida dan asam lemak.

3) Protein

Protein terdiri dari kombinasi asam amino yang disatukan

oleh ikatan peptida. Protein akan diuraikan menjadi asam

amino serta beberapa polipeptida kecil yang dapat diserap

dalam saluran pencernaan.

3. Histologi

Sistem pencernaan

berfungsi mengolah bahan makanan jadi zat yang bisa diserap

tubuh, dan membuang sisa hasil pencernaan atau zat yg tidak

diperlukan tubuh

Laporan Tutorial Skenario A Blok XIII Angkatan 2011|7

Agar dapat diserap, harus dicerna dulu dengan adanya gigi

mengunyah, kelenjar liur, supaya nanti komponen makanan dari

molekul besar jadi lebih kecil dan sederhana. Proses ini dimulai

dari mulutanus. Ada kelenjar2 pencernaan juga, tetapi kandung

empedu: BUKAN kelenjar, fungsinya hanya tempat menampung

empedu yang dihasilkan oleh hati.

Saluran cerna: lepas dari rongga mulut, dimulai dari esophagus

lambung usus halus usus besar anus

Usus halus: ada 3 bag (duodenum, jejunum, dan ileum). Usus besar

juga 3 (sekum, colon, rectum).

Secara umum, saluran cerna terdiri dari empat lapisan yang sama di

sepanjang saluran. Hanya saja, setiap bagiannya menunjukkan

modifikasi dan spesialisasi regional masing-masing. Empat lapisan

itu adalah :

a) Mukosa

Terdiri atas :

1) Epitel pelapis

2) Lamina Propia

Jaringan ikat longgar dengan banyak pembuluh darah dan

pembuluh limfe, kadang-kadang mengandung kelenjar dan

jaringan limfoid

3) Muskularis mukosa

Terdiri atas lapisan sirkular dalam yang tipis dan lapis

longitudinal luar serat otot polos yang memisahkan lapisan

mukosa dari submukosa

b) Submukosa

Terdiri atas jaringan ikat longgar dengan banyak pembuluh

darah dan pembuluh limfe dan pleksus saraf submukosa

(pleksus Meissner). Mungkin juga mengandung kelenjar dan

jaringan limfoid.

c) Muskularis eksterna

Laporan Tutorial Skenario A Blok XIII Angkatan 2011|8

Mengandung sel-sel otot polos yang berorientasi secara spiral

dan terbagi dalam beberapa lapisan menurut arah utama

perjalanan sel otot. Lapisan ini juga mengandung pleksus saraf

mienterikus (pleksus Auerbach) yang terletak diantara lapisan

otot. Terdapat juga pembuluh darah dan pembuluh limfe dalam

jaringan ikat diantara lapisan.

d) Serosa/Adventisia

Lapisan tipis, terdiri atas jaringan ikat longgar yang kaya

pembuluh darah dan pembuluh limfe serta jaringan lemak, dan

epitel selapis gepeng mesotel sebagai pelapis (jika tanpa

mesotel disebut sebagai adventisia).

Jaringan lemak apabila terdapat mesotel, maka disebut dengan

lapis serosa.

b. Hubungan jenis kelamin dan umur dengan keluhan?

Jawab:

Diare banyak di alami oleh anak yang berumur di bawah 5 tahun

karena rentan dengan penularan bakteri dan virus melalui mulut dan

makanan. Pada Mira yang sedang berusia 5 tahun ini memiliki system

imun yang belum sempurna dan memiliki faktor kebiasaan menghisap

jempol tangan sehingga rentan terkena diare.

Laporan Tutorial Skenario A Blok XIII Angkatan 2011|9

Jenis kelamin – keluhan → Tidak ada referensi yang menyatakan

bahwa laki-laki maupun perempuan lebih sering mengalami keluhan-

keluhan ini.

c. Apa penyebab dari berak cair?

Jawab:

Ada 4 faktor penyebab diare adalah:

1. Faktor infeksi:

Dapat berupa infeksi enteral karena kuman antara lain E.coli,

shigela, salmonela dan vibrio. Karena virus seperti Rotavirus dan

karena parasit seperti Amuba, Giardia lamblia dll. Dan infeksi

parenteral seperti morbili, tonsilitis, bronkopneumonia dll.

2. Faktor makanan:

Makanan yang berubah susunannya secara mendadak dan makanan

yang beracun. Serta kurangnya kebersihan ketika mengkonsumsi

makanan

3. Faktor konstitusi:

Intoleransi laktosa baik yang kongenital maupun yang didapat dan

malabsorbsi lemak.

4. Faktor psikik:

Misalnya ‘broken family’ atau stres emosional yang lain.

d. Bagaimana mekanisme dari berak cair?

Jawab:

Laporan Tutorial Skenario A Blok XIII Angkatan 2011|10

Faktor resiko: isap jari

bakteri masuk ke traktus digestivus lewat mulut

bakteri masuk ke lapirasan mukosa kolon mengeluarkan enterotoksin dan eksotoksin

enterotoksin

aktivasi GMP siklik intaseluler

memicu sekresi ion Cl- sis el kripta dan menghambat

absorbs Na

sekresi air, garam, dan ion karbonat ke dalam lumen

usus

merangsang peristaltik

↑ peristaltik

Diare encer

eksotoksin

neurotoksin sitotoksin

↑ peristaltik Merusak epitel muko

Gangguan absorbsi air

e. Bagaimana standar pelayanan puskesmas type A?

Jawab:

Standar pelayanan Puskesmas tipe A pada pasien dengan keluhan pada

kasus:

1. Atasi dehidrasi dan pemberian makan sama dengan diare akut

Laporan Tutorial Skenario A Blok XIII Angkatan 2011|11

2. Beri pengobatan antibiotik oral selama 5 hari, yang sensitif

terhadap sebagian besar strain shigella. Contoh antibiotik yang

sensitif terhadap strain shigella di Indonesia adalah siprofloxasin,

sefiksim dan asam nadiliksat.

3. Beri tablet zinc

Keputusan MENKES RI No.1216/menkes/SK/XI/2001 tentang

pedoman pemberantasaan penyakit diare dinyatakan bahwa penyakit

diare masih merupakan masalah kesehatan masyarakat indonesia ,baik

ditinjau dari angka kesakitan dan angka kematian serta kejadian luar

biasa (KLB) yang ditimbulkan.

Jadi, itulah mengapa puskesmas tipe Adalah standar yang tepat karena

langsung di tangani oleh para dokter dari puskesmas tersebut

2. Tiga hari sebelum ke Puskesmas, BAB cair mulai disertai muntah 3 kali

perhari, muntah tidak menyemprot, isi muntah apa yang dimakan.

a. Bagaimana frekuensi BAB normal, konsistensi normal?

Jawab:

b. Apa hubungan demam tinggi dengan keluhan utama?

Jawab:

Berak cair yang terjadi pada Mina terjadi karena bakteri yang

menginfeksi kolon sehingga akibatnya sistem imun (makrofag dan sel

PMN) memfagosit tersebut dan mengeluarkan sitokin yang akan

mengakibatkan timbulnya demam.

c. Bagaimana mekanisme demam?

Jawab:

Bakteri masuk ke kolon mengeluarkan toksin makrofag dan sel

PMN memfagosit dan mengeluarkan sitokin IL1, IL6, TNF α

sitokin masuk ke aliran darah merangsang pembentukan asam

arakidonat di hipotalamus asam arakidonat merangsang

Laporan Tutorial Skenario A Blok XIII Angkatan 2011|12

pembentukan PGE2 PGE2 mengubah set point suhu di hipotalamus

demam

d. Bagaimana dampak keluhan bila tidak segera ditangani?

Jawab:

Apabila keluhan ini tidak segera ditangani maka akan terjadi dehidrasi

yang semakin berat pada Mina

e. Apa makna keluhan terjadi sejak 3 hari?

Jawab:

makna keluhan 3 hari yang lalu menandakan kalau penyakit mina

adalah diare yang akut,karena menurut masa inkubasi pada penyakit ini

kurang dari 14 hari yang menandakan suatu diare akut

f. Apa makna BAB cair 3-4x/hari disertai konsistensi darah?

Jawab:

Diarenya 3-4x/hari dapat menyebabkan dehidrasi karena diperkirakan

dapat mengeluarkan cairan berlebih.

Diare darah menandakan bahwa adanya kerusakan dinding usus

berupa nekrosis atau ulserasi. Adanya darah merupakan tanda adanya

invasi dari bakteri yang menghasilkan toksin perusak dinding usus.

Diare mucus/lendir menandakan bahwa penyebab dari diare adalah

bakteri. Dimana bagian villi yang dirusak adalah enterosit yang

fungsinya untuk mereabsorbsi. Bakteri mengeluarkan toksin yang

sifatnya merusak dinding usus (Shigella,Salmonella) ataupun toksin

yang merangsang sekresi mucus (Vibrio cholera).

3. Dua hari sebelum ke Puskesmas, BAB cair mulai disertai muntah 3 kali

perhari, muntah tidak menyemprot, isi muntah apa yang dimakan.

a. Apa hubungan BAB cair disertai muntah dengan keluhan-keluhan?

Jawab:

Laporan Tutorial Skenario A Blok XIII Angkatan 2011|13

Muntah merupakan suatu cara dimana traktus gastrointestinal

membersihkan dirinya sendiri dari isinya ketika hampir semua bagian

atas traktus gastrointestinal teriritasi secara luas, sangat mengembang

atau bahkan sangat terangsang.

Pada keluhan-keluhan yang dirasakan Mina (BAB cair, Demam dan

Muntah) ini memiliki hubungan yang sangat erat, dari penyebab

masing-masing keluhan tadi terlihat bahwa factor iritasi lah penyebab

keluhan-keluhan tersebut. Ditambah dengan factor hipersekresi pada

intestinal yang diakibatkan oleh infeksi bakteri menyebabkan distensi

rongga intestinal yang juga berpengaruh terhadap terjadinya muntah.

b. Apa makna BAB cair disertai muntah yang tidak menyemprot?

Jawab:

BAB cair yang disertai muntah yang tidak menyemprot menandakan

bahwa keluhan yang terjadi berasal dari saluran pencernaan bagian

bawah akibat adanya suatu ↑ gerakan antiperistaltik dan telah terjadi

gangguan asam basa

c. Bagaimana mekanisme muntah dalam kasus ini?

Jawab:

Pada anak yang mengalami muntah yang terjadi pada saat

sebelum/sesudah diare dapat disebabkan oleh lambung yang turut

meradang atau akibat gangguan keseimbangan asam basa dan

elektrolit ( Ilmu Kesehatan Anak.UI. hal. 285. Jild.1)

Penyebab kehilangan volume cairan paling sering adalah terjadi

akibat muntah, penyedotan lambung, diare atau drainase dan fistula

(ostomi). (Patofisiologi Price and Wilson)

Dengan mekanisme:

Infeksi kuman masuk kedalam traktus digestivus traktus

digestivus menjadi terinfeksi (digaster sebagian kecil kuman mati,

karena suasana asam) tetapi ada kuman ada yang lolos

kuman melewati usus halus menuju kebagian terminal ileum

Laporan Tutorial Skenario A Blok XIII Angkatan 2011|14

dan kolon menempel di lapisan mukosa dan menembus lapisan

epitel terjadinya reaksi peradangan yang hebat terlepasanya

sel dan timbul tukak gangguan absorpsi di bagian tersebut

diare Kuman yang masih tersisa di lambung

mengaktifkan/merangsang system imun untuk membersihkan

kuman tersebut muntah

hubungan dengan keseimbangan asam basa :

Ketika terjadi diare (dimana pengeluaran air dalam jumlah banyak

gangguan keseimbangan elektrolit (cairan) dalam tubuh)

muntah (sebagai penyeimbang agar tidak terjadi asidosis akibat

diare yang berlebihan satu hari sebelumnya) tetapi setelah mulai

seimbang maka muntah tidak terjadi lagi.

d. Apa penyebab muntah 3x/hari?

Jawab:

Saluran cerna Luar saluran cerna Non-organik

1. Obstruksi :

a. intususepsi

b. obstruksi usus

c. akalasia

d. struktur (ingesti

bahan kaustik)

2. non obstruksi:

a. gastroenteritis

b. apendisitis

c. gastritis

d. ulkus peptikum

e. keracunan

makan

1. SSP:

a. TIK meninggi

b. Infeksi SSP

c. Hidrosefalus

2. Organ lain:

a. Inf.saluran

napas

b. Inf.saluran

kemih

c. Otitis media

d. Torsio testis

Psikogenik

Menarik perhatian

Motion sicknes

Obat

Sumber: IDAI

Laporan Tutorial Skenario A Blok XIII Angkatan 2011|15

e. Mengapa muntah terjadi pada 2 hari sebelumnya?

Jawab:

Muntah terjadi 2 hari sebelumnya, diakibatkan karena hubungan

dengan masa inkubasi (dimana waktu yang diperlukan oleh kuman

(saat menginvasi) sampai menimbulkan sakit. Bisa juga sebagai

refleks/usaha tubuh untuk mengeluarkan kuman. Terjadi karena

homeostasis untuk menyeimbangkan agar tidak terjadi asidosis akibat

diare yang berlebihan.

f. Apa saja klasifikasi dari muntah?

Jawab:

Klasifikasi muntah

1. Berdasarkan sifat :

a) Muntah proyektil (muntah yang menyemprot), muntah ini

disebabkan oleh peningkatan tekanan intra kranial maupun

meningitis.

b) Non proyektil (muntah yang tidak menyemprot), mungah yang

diseebabkan oleh infeksi pada saluran cerna.

c) Nokturnal, muntah yang terjadi pada malamhari.

2. Berdasarkankarakteristiknya :

a) Muntah yang berwana merah tua/kehitaman disebabkan ulkus

yang terjadi di lambung.

b) Muntah yang berwarna merah segar disebabkan oleh luka yang

pada oesophagus atau pharynx

c) Muntah yang berwarna hijau atau kekuningan, muntah ini

mengindikasikan kegawat daruratan medik.

4. Satu hari sebelum ke Puskesmas BAB cair disertai darah dan lenidr

bertambah sering sehingga Mina tampak lemas. BAK terakhir 6 jam

sebelum ke Puskesmas.

Laporan Tutorial Skenario A Blok XIII Angkatan 2011|16

a. Apa makna BAB cair disertai darah dan lendir yang bertambah sering

sehingga menyebabkan lemas?

Jawab:

mina kekurangan cairan eletrolit yang menyebabkan rusaknya

penyerapan pada epitel mukosa di usus sehingga menyebabkan

kurangnya asupan maksimal pada penyerapan cairan sehingga tubuh

kekurangan cairan dan dehidrasi menjadi lemas

b. Apa makna BAK 6 jam sebelum ke Puskesmas?

Jawab:

Mengetahui derajat dehidrasinya, karena apabila BAKnya sudah tidak

seperti normal kemungkinan cairan tubuh sudah menurun atau

berkurang sehingga perlu penanganan cairan tambahan dan tepat.

c. Bagaimana derajat dehidrasi?

Jawab:

Derajat dehidrasi dapat ditentukan berdasarkan

1. kehilangn berat badan

a) dehidrasi ringan : bila terjadi penurunan berat badan 2 ½ -5%.

Gejalanya:

Kulit wajah tampak memerah

Rasa haus yang begitu besar

Kulit hangat dan kering

Tidak buang air kecil atau volume urine  berkurang dengan

warna gelap

Pusing dan tubuh merasa lemah

Mengantuk

Mulut dan lidah terasa kering disertai berkurangnya air liur

b) dehidrasi sedang: bila terjadi penurunan berat badan 5-10%.

Gejalanya:

Tekanan darah menurun

Pingsan

Laporan Tutorial Skenario A Blok XIII Angkatan 2011|17

Kontraksi yang kuat pada otot, lengan, kaki, perut dan

punggung

Kejang

Perut kembung

Gagal jantung

Ubun-ubun cekung

Denyut nadi cepat dan lemah

c) dehidrasi berat: bila terjadi penurunan berat badan >10%.

Gejalanya:

Berkurangnya kesadaran dan tidak buang air kecil

Tangan dan kaki terasa dingin dan lembab

Denyut nadi yang semakin cepat dan lemah hingga tidak

teraba

Tekanan darah yang menurun hingga tidak dapat diukur

Kebiruan pada ujung kuku, mulut, dan lidah

2. Skor Maurice King

Bagian tubuh

yang diperiksa

Nilai untuk gejala yang ditemukan

0 1 2

Keadaan

umum

Sehat Gelisah,

cengang,

apatis, ngantuk

Mengigau,

koma atau

syok

Kekenyalan

kulit

Normal Sedikit kurang Sangat kurang

Mata Normal Sedikit cekung Sangat cekung

Ubun – ubun

besar

Normal Sedikit cekung Sangat cekung

Mulut Normal Kering Kering dan

sianosis

Denyut

nadi/menit Kuat>120 Sedang (120-

140)

Lebih dari 40

Laporan Tutorial Skenario A Blok XIII Angkatan 2011|18

Jika kulit kembali normal dalam waktu :

a) 2-5 detik : turgor agak kurang (dehidarasi ringan)

b) 5-10 detik: turgor kurang (dehidarasi sedang)

c) >10 detik: turgor sangat kurang (dehidrasi berat)

Berdasarkan skor yang ditemukan pada penderita,dapat ditentukan

derajat dehidrasinya:

a) Skor 0-2 : dehidrasi ringan

b) Skor 3-6 : dehidrasi sedang

c) Skor >7 : dehidrasi berat

No

.

Tanda dan gejala Dehidrasi

ringan

Dehidrasi

sedang

Dehidrasi

berat

1. Keadaan umum

dan kondisi:

- Bayi dan

anak kecil

- Anak

lebih besar

dan

dewasa

Haus, sadar,

gelisah.

Haus, sadar,

gelisah.

Haus, gelisah,

letargi tetapi

intebel.

Haus, sadar,

merasa pusing.

Mengantuk,

lemas,

ekstremitas

dingin

berkeringat,

sianotik,

mungkin

koma.

Sadar,

gelisah,

berkeringat,

kulit keriput

dan kejang

otot.

2. Nadi radialis Normal Cepat dan

lemah

Cepat, halus,

dan kadang-

kadang tak

teraba

Laporan Tutorial Skenario A Blok XIII Angkatan 2011|19

3. Pernapasan Normal Dalam dan

cepat

Dalam dan

cepat

4. Ubun-ubun Normal Cekung Sangat

cekung

5. Mata Normal Cekung Sangat

cekung

6. Elastisitas kulit Cubitan kulit

kembali segera

Cubitan kulit

kembali

lambat (<2

detik)

Cubitan kulit

kembali

sangat

lambat (>2

detik)

7. Tekanan darah

sistolik

Normal Normal-rendah > 80 mmHg

dan mungkin

tak terukur

8. Air mata Ada Kering Sangat

kering

9. Pengeluaran urin Normal Jumlah kurang

dan pekat

Anuria/

oliguria berat

10. % kehilangan BB 4-5% 6-9% 10% atau

lebih

11. Perkiraan

kehilangan cairan

40-50 mmHg 60-90% 100-110

mmHg

12. Fontanella

anterior

Normal Cekung Sangat

cekung

Sumber: WHO (1980)

d. Bagaimana BAK normal?

Jawab:

Pada anal-anak, 85% anak memiliki kendali penuh terhadap kandung

kemih dan defekasi.

Pengeluaran urin terjadi 6-8 kali/hari

Rata-rata volume urine pada anak-anak 500-1000ml/hari.

Laporan Tutorial Skenario A Blok XIII Angkatan 2011|20

Warna agak kekuningan atau kuning muda

PH : 5,0 – 7

5. Mina memiliki kebiasaan menghisap jempol jika ingi tidur.

a. Hubungan kebiasaan menghisap jempol dengan keluhan pada kasus

ini?

Jawab:

Kebiasaan isap jempol merupakan faktor resiko terjadinya disentri. Hal

ini karena pada anak-anak usia 5 tahun senang bermain dan

kebersihannya juga kurang baik sehingga memungkinkan bakteri

menempel pada jari-jarinya sehingga ketika ia menghisap jempol,

bakteri yang terdapat di permukaan jari masuk ke dalam trakrus

digestivus dan menginfeksi kolon yang menyebabkan terjadinya diare.

b. Apa saja dampak dari kebiasaan menghisap jempol?

Jawab:

6. Pemeriksaan fisik, keadaan umum

a. Bagaimana interpretasi dari hasil pemeriksaan fisik?

Jawab:

tampak sakit sedang, gelisah (abnormal)

BB 16 kg, TB 110 cm. (normal)

Tanda vital:

kesadaran kompos mentis (normal)

nadi 130x/menit teratur, isi tegangan kurang (abnormal)

nilai normal: pada anak 5 tahun 70-115x/menit

RR 30x/menit (normal)

Nilai normal: 20-30x/menit

temp 38,0oC (abnormal)

nilai normal:

b. Bagaimana mekanisme dari hasil pemeriksaan fisik?

Jawab:

Laporan Tutorial Skenario A Blok XIII Angkatan 2011|21

nadi 130x/menit teratur

mekanisme: volume cairan ekstrasel ↓ → volume darah ↓ →

kompensasi tubuh → jantung meningkatkan nadi

isi tegangan kurang

mekanisme: cairan tubuh ↓ → volume darah di pembuluh darah ↓

→ isi tegangan ↓.

7. Pemeriksaan spesifik

a. Bagaimana interpretasi dari hasil pemeriksaan spesifik?

Jawab:

Kepala

ubun-ubun besar tertutup (normal)

kelopak mata cekung (abnormal)

air tidak ada, mukosa mulut kering.(abnormal)

Thoraks:

simetris, retraksi (-/-), bunyi nafas vesikuler, bunyi bising jantung

tidak ada (normal)

Abdomen:

datar, lemas (normal)

bising usus meningkat (abnormal)

hepar dan lien tidak teraba (normal)

cubitan kulit (turgor) kembali sangat lambat (abnormal)

Ekstremitas:

kedua ujung jari kaki dan tangan mulai teraba dingin.(abnoemal)

b. Bagaimana mekanisme dari hasil pemeriksaan spesifik?

Jawab:

Kepala

kelopak mata cekung (abnormal)

mekanisme: faktor risiko isap jari → bakteri masuk ke traktus

digestifus lewat mulut → bakteri ke lapisan mukosa kolon

mengeluarkan enterotoksin dan eksotoksin → Gangguan absorsi air

dan merusak epitel dan jaringan dibawahnya → BAB cair, disertai

Laporan Tutorial Skenario A Blok XIII Angkatan 2011|22

darah dan lendir → volume cairan ekstrasel menurun (dehidrasi) →

cairan transel di intraokular menurun → mata cekung.

air tidak ada, mukosa mulut kering.(abnormal)

mekanisme: faktor risiko isap jari → bakteri masuk ke traktus

digestifus lewat mulut → bakteri ke lapisan mukosa kolon

mengeluarkan enterotoksin dan eksotoksin → Gangguan absorsi air

dan merusak epitel dan jaringan dibawahnya → BAB cair, disertai

darah dan lendir → volume cairan ekstrasel menurun (dehidrasi) →

produksi kelenjar salivaris dan kelenjar lakrimalis menurun →

mukosa mulut kering dan air mata tidak ada.

Abdomen:

bising usus meningkat (abnormal)

mekanisme: diare → hiperperistaltik pada usus

cubitan kulit (turgor) kembali sangat lambat (abnormal)

mekanisme: faktor risiko isap jari → bakteri masuk ke traktus

digestifus lewat mulut → bakteri ke lapisan mukosa kolon

mengeluarkan enterotoksin dan eksotoksin → Gangguan absorsi air

dan merusak epitel dan jaringan dibawahnya → BAB cair, disertai

darah dan lendir → volume cairan ekstrasel menurun (dehidrasi) →

cairan dilapisan kulit menurun → ↓ elastisitas → turgor kembali.

Ekstremitas:

kedua ujung jari kaki dan tangan mulai teraba dingin.(abnomal)

mekanisme:

8. Pemeriksaan laboratorium

a. Bagaimana interpretasi dari hasil pemeriksaan laboratorium?

Jawab:

Hb 12g/dl (normal)

Jumlah WBC 17.500/mm3 (abnormal) → leukositosis

Nilai normal: bayi/anak: 9000-12000/mm3

diferential count 0/1/2/63/30/4.(normal)

nilai normal: 0-1/1-3/2-6/50-70/20-40/2-8

Laporan Tutorial Skenario A Blok XIII Angkatan 2011|23

Urin rutin:

Makroskopis: warna kuningan (abnormal) → tanda-tanda telah

terjadi dehidrasi.

Mikroskopis: lekosit (-), RBC (-), protein (-) (normal)

Feses rutin:

Makroskopis: cair lebih banyak dari ampas, darah (+), pus (-),

lendir (+)

Leukosit feses: 6-10/lpb, eritrosit: 5-8/lpb, bakteri ++, hyfa (-),

jamur (-)

b. Bagaimana mekanisme dari hasil pemeriksaan laboratorium?

Jawab:

Wbc : leukositosis

Mekanisme: Jejas infeksi sitokin peningktan leukosit

leukositosis

Urin kekuningan : urin pekat

Mekanisme: Dehidrasi ADH↑ reabsobsi air↑ urin pekat

urin kuning

Feses : eritrosit: 5-8/lpb, bakteri ++

Mekanisme: Invasi mikroorganismeulserasi

mukosaperdarahan dan terbentuk pseudomembran yang terdiri

dari benang fibrin, leukosit, debris mukosa yang nekrosis, bakteri

dan eritrosit tinja ditemukan eritrosit, lekosit, bakteri

c. Bakteri apa yang kemungkinan menyebabkan keluhan pada kasus ini?

Jawab:

Bakteri sigella

9. Bagaimana cara menegakkan diangnosis pada kasus ini?

Jawab:

1) Anamnesis

a. Berak-berak 3-4x/hari, jumlah ½ gelas, selama 3 hari, konsistensi

banyak air dari ampas, kekuningan ada darah dan lendir

Laporan Tutorial Skenario A Blok XIII Angkatan 2011|24

b. Muntah-muntah 3x/hari, 2 hari sebelum kepuskesmas, muntahnya

tidak menyemprot, 3 hari sebelum masuk rumah sakit berkurang,

c. Demam hilang timbul dan merasa gelisah

2) Pemeriksaan Fisik

a. Keadaan Umum: Tampak sakit sedang, gelisah, BB 16 kg, TB

110 cm. Tanda vital: Kesadaran komposmentis , isi tegangan

kurang, RR 30x/m, Nadi 130x/m temperatur 38,0˚C

b. Keadaan spesifik:

Kepala: Ubun-ubun besar besar tertutup, kelopak mata cekung, air

mata tidak ada,mukosa mulut kering.

Abdomen: datar,lemas,bising usus meningkat,hepar dan lien tidak

teraba, cubitan kulit kembali sangat lambat.

Ekstremitas: kedua ujung kaki dan tangan mulai teraba dingin.

3) Pemeriksaan Laboratorium:

Hb 12g/dl, jumlah WBC 17.500/mm3.differential count 0/1/2/63/30/4

Urin rutin:

Makroskopis: warna kekuningan

Mikroskopis: leokosit (-), RBC (-), protein (-)

Feses rutin

Makroskopis: cair lebih banyak dari ampas, darah (+), pus(-), lender

(+).

Leukosit feses: 6-10/lpb, eritrosit 5-8/lbp, bakteri ++, hyfa (-), jamur(-)

10. Apa Diferensial Diagnosis pada kasus ini?

Jawab:

Rotavirus Shigella V cholerae Kasus

Mual &

muntah

Dari

permulaan

Jarang jarang +

Demam + + - +

Gejala lain - Dapat

kejang,muntah,BAB

berdarah

- +

(kecuali

kejang)

Laporan Tutorial Skenario A Blok XIII Angkatan 2011|25

Sifat tinja:

Volume sedang Sedikit Sangat

banyak

Sedikit

Frekuensi Sampai 10x/

lebih

Sering sekali Hampir terus

menerus

Sering

Konsistensi Berair

(cairan>amp

as)

Berair

(cairan>ampas)

Air Cairan

>

ampas

Mukus Jarang Sering flacks +

Darah - Sering - +

Bau - Tidak berbau Anyir Tidak

Diketah

ui

Warna Hijau,

kuning

Hijau - Tidak

Diketah

ui

Leukosit - + - +

11. Apa saja pemeriksaan tambahan yang dibutuhkan untuk kasus ini?

Jawab:

Pemeriksaan penunjang: biakan bakteri dari feses.

12. Apa Working Diagnosis pada kasus ini?

Jawab:

Disentri basilaris

13. Apa Epidemiologi pada kasus ini?

Jawab:

Infeksi dengan shigella terjadi paling sering bulan-bulan panas

pada daerah beriklim sedang, dan selama musim hujan pada daerah yang

beriklim tropis, jenis kelmin yang terkena sama..

Laporan Tutorial Skenario A Blok XIII Angkatan 2011|26

Hasil penelitian dibeberapa rumah sakit di Indonesia dari Juni 1998

sampai dengan November 1999, dari 3848 orang penderita diare berat,

ditemukan 5% persen akibat shigella. Didunia sekurangnya 200 juta kasus

dan 650.000 kematian terjadi akibat disentri basiler pada anak-anak

dibawah umur 5 tahun.

14. Apa etiologi pad kasus ini?

Jawab:

Infeksi bakteri sigella

15. Bagaimana patofisiologi kasus ini?

Jawab:

Laporan Tutorial Skenario A Blok XIII Angkatan 2011|27

bakteri masuk ke traktus digestivus lewat mulut

bakteri masuk ke lapirasan mukosa kolon mengeluarkan enterotoksin dan eksotoksin

enterotoksin

aktivasi GMP siklik intaseluler

memicu sekresi ion Cl- sis el kripta dan menghambat

absorbs Na

eksotoksin

neurotoksin sitotoksin

↑ peristaltik Merusak epitel dan jaringan dibawahnya

muka

Faktor resiko : sering menghisap jempol

16. Bagaimana penatalaksanaan pada kasus ini?

Jawab:

1) Promotif

Laporan Tutorial Skenario A Blok XIII Angkatan 2011|28

sekresi air, garam, dan ion karbonat ke dalam lumen

usus

merangsang peristaltik

↑ peristaltik

BAB encer

Gangguan absorbsi air dan rusak

pembuluh darah

BAB encer, darah ,dan

lendir

Cairan transel di intraokular menurun

Mata cekung

Produksi kelenjar salivaris dan kelenjar lakrimalis menurun

Mukosa mulut kering dan air mata tidak ada

Cairan di lapisan kulit menurun

Turgor kembali lambat

Volume darah menurun

Kompensasi : HR↑

Aliran darah di pembuluh darah menurun

Tegangan pembuluh darah menurun

Kompensasi : ↑reabsorbsi air oleh tubulus ginjal dan ↓ air yang dieksresikan

Volume pigmen urobilinogen lebih banyak daripada ir yang dieksresikan

Urine kuning

Volume cairan ekstrasel menurun (dehidrasi)

Volume cairan ekstrasel menurun (dehidrasi)

a. Menjelaskan agar ibu memberikan oralit sesendok teh tiap 1-2

menit sampai habis, apabila anak muntah maka dihentikan dahulu

+10 menit lalu dilanjutkan lagi tetapi lebih lambat misalnya

sesendok tiap 2-3 menit.

b. Menjelaskan perlunya menjaga kebersihan diri dan alat-alat

makan/minum (dot) dengan cara cuci tangan sebelum membuat

susu dan menggunakan alat-alat makan/minum yang sudah dicuci

bersih atau direbus dahulu.

c. Menjelaskan perlu pemahaman mengenai tanda-tanda dehidrasi

seperti rewel, kehausan, mata cekung, menangis tidak keluar air

mata, bibir kering. Bila anak diare disertai muntah berulang, anak

tampak kehausan sebaiknya segera dibawa ke Rumah Sakit atau

poliklinik terdekat (penting bila setelah pulang dari RSDK anak

sakit lagi).

d. Menganjurkan menjaga kebersihan lingkungan dan kebersihan

pribadi contohnya tidak membuang sampah sembarangan, buang air

besar di jamban, mencuci tangan sebelum membuat susu atau

menbuang kotoran.

e. Menganjurkan untuk menggunakan air bersih untuk membuat susu,

air harus dimasak sampai mendidih. Memberitahu ibu cara

melakukan sterilisasi dot yang benar.

2) Preventif

a. Untuk mencegah diare akibat infeksi rotavirus, bisa diberikan vaksin

rotavirus per-oral (melalui mulut).

b. Untuk mencegah penyebaran infeksi, sebaiknya setelah merawat

bayi yang sakit, tangan harus dicuci bersih-bersih

c. Pemberian ASI (Air Susu Ibu) eksklusif

d. Pemberian makanan pendamping ASI yang bersih dan bergizi

setelah bayi berumur 6 bulan

e. Mencuci tangan

f. gunakan produk terbuat dari susu yang telah dipasteurisasi untuk

membunuh bakteri.

Laporan Tutorial Skenario A Blok XIII Angkatan 2011|29

g. Jangan biarkan makanan pada suhu ruangan oleh karena dapat

merangsang pertumbuhan bakteri.

h. Masaklah makanan dan air minuman hingga matang.

i. Pemerberian imunisasi campak

j. Menggunakan air bersih yang cukup banyak

k. Menggunakana jamban keluarga

l. Cara membuang tinja yang baik dan benar

3) Kuratif

4) Rehabilitatif

Pengantian cairan dan elektrolit merupakan elemen yang penting dalam

terapi efektif diare akut. Beratnya dehidrasi secara akurat dinilai

berdasarkan berat badan yang hilang sebagai persentasi kehilangan total

berat badan dibandingkan berat badan sebelumnya sebagai baku emas.

Pemberian terapi cairan dapat dilakukan secara oral atau parateral.

Pemberian secara oral dapat dilakukan untuk dehidrasi ringan sampai

sedang dapat menggunakan pipa nasogastrik, walaupun pada dehidrasi

ringan dan sedang. Bila diare profus dengan pengeluaran air tinja yang

banyak ( > 100 ml/kgBB/hari ) atau muntah hebat (severe vomiting)

sehingga penderita tak dapat minum sama sekali, atau kembung yang

sangat hebat (violent meteorism) sehingga upaya rehidrasi oral tetap

akan terjadi defisit maka dapat dilakukan rehidrasi parenteral walaupun

sebenarnya rehidrasi parenteral dilakukan hanya untuk dehidrasi berat

dengan gangguan sirkulasi. Keuntungan upaya terapi oral karena murah

dan dapat diberikan dimana-mana. AAP merekomendasikan cairan

rehidrasi oral (ORS) untuk rehidrasi dengan kadar natrium berkisar

antara 75-90 mEq/L dan untuk pencegahan dan pemeliharaan dengan

natrium antara 40-60mEq/L. Anak yang diare dan tidak lagi dehidrasi

harus dilanjutkan segera pemberian makanannya sesuai umur.

a. Dehidrasi Ringan – Sedang

Laporan Tutorial Skenario A Blok XIII Angkatan 2011|30

Rehidrasi pada dehidrasi ringan dan sedang dapat dilakukan

dengan pemberian oral sesuai dengan defisit yang terjadi namun

jika gagal dapat diberikan secara intravena sebanyak : 75 ml/kg

bb/3jam. Pemberian cairan oral dapat dilakukan setelah anak dapat

minum sebanyak 5ml/kgbb/jam. Biasanya dapat dilakukan setelah

3-4 jam pada bayi dan 1-2 jam pada anak . Penggantian cairan bila

masih ada diare atau muntah dapat diberikan sebanyak 10ml/kgbb

setiap diare atau muntah.

Secara ringkas kelompok Ahli gastroenterologi dunia memberikan

9 pilar yang perlu diperhatikan dalam penatalaksanaan diare akut

dehidrasi ringan sedang pada anak, yaitu :

Menggunakan CRO ( Cairan rehidrasi oral )

Cairan hipotonik

Rehidrasi oral cepat 3 – 4 jam

Realiminasi cepat dengan makanan normal

Tidak dibenarkan memberikan susu formula khusus

Tidak dibenarkan memberikan susu yang diencerkan

ASI diteruskan

Suplemen dnegan CRO ( CRO rumatan )

Anti diare tidak diperlukan

b. Dehidrasi berat

Penderita dengan dehidrasi berat, yaitu dehidrasi lebih dari 10%

untuk bayi dan anak dan menunjukkan gangguan tanda-tanda vital

tubuh ( somnolen-koma, pernafasan Kussmaul, gangguan dinamik

sirkulasi ) memerlukan pemberian cairan elektrolit parenteral.

Penggantian cairan parenteral menurut panduan WHO diberikan

sebagai berikut:

Usia <12 bln: 30ml/kgbb/1jam, selanjutnya 70ml/kgbb/5jam

Usia >12 bln: 30ml/kgbb/1/2-1jam, selanjutnya 70ml/kgbb/2-2½

jam

Walaupun pada diare terapi cairan parenteral tidak cukup bagi

kebutuhan penderita akan kalori, namun hal ini tidaklah menjadi

Laporan Tutorial Skenario A Blok XIII Angkatan 2011|31

masalah besar karena hanya menyangkut waktu yang pendek.

Apabila penderita telah kembali diberikan diet sebagaimana

biasanya . Segala kekurangan tubuh akan karbohidrat, lemak dan

protein akan segera dapat dipenuhi. Itulah sebabnya mengapa pada

pemberian terapi cairan diusahakan agar penderita bila

memungkinkan cepat mendapatkan makanan / minuman sebagai

biasanya bahkan pada dehidrasi ringan sedang yang tidak

memerlukan terapi cairan parenteral makan dan minum tetap dapat

dilanjutkan.

c. Pemilihan jenis cairan

Cairan Parenteral dibutuhkan terutama untuk dehidrasi berat

dengan atau tanpa syok, sehingga dapat mengembalikan dengan

cepat volume darahnya, serta memperbaiki renjatan

hipovolemiknya. Cairan Ringer Laktat (RL) adalah cairan yang

banyak diperdagangkan dan mengandung konsentrasi natrium yang

tepat serta cukup laktat yang akan dimetabolisme menjadi

bikarbonat. Namun demikian kosentrasi kaliumnya rendah dan

tidak mengandung glukosa untuk mencegah hipoglikemia. Cairan

NaCL dengan atau tanpa dekstrosa dapat dipakai, tetapi tidak

mengandung elektrolit yang dibutuhkan dalam jumlah yang cukup.

Jenis cairan parenteral yang saat ini beredar dan dapat memenuhi

kebutuhan sebagai cairan pengganti diare dengan dehidrasi adalah

Ka-EN 3B.16 Sejumlah cairan rehidrasi oral dengan osmolaliti 210

– 268 mmol/1 dengan Na berkisar 50 – 75 mEg/L, memperlihatkan

efikasi pada diare anak dengan kolera atau tanpa kolera.

17. Apa komplikasi pada kasus ini?

Jawab:

Komplikasi shigellosis yang paling sering adalah dehidrasi dengan

resiko gagal ginjal dan kematian yang menyertainya. Sekresi hormone

antidiueretik yang mengakibatkan hiponatremi yang berat.

Laporan Tutorial Skenario A Blok XIII Angkatan 2011|32

Komplikasi utama yang lain, terutama pada anak kurang gizi yang

amat muda adalah sepsis dan koagulasi intravaskuler.

18. Bagaimana prognosis pada kasus ini?

Jawab:

Dubia ad bonam

19. Apa KDU pada kasus ini?

Jawab:

KDU 4

20. Bagaimana Pandangan Islam tentang kasus ini?

Jawab:

Rasulallah saw bersabda :

Bersihkanlah badan. Maka allah akan membersihkan kamu. Maka

sesungguhnya seorang ‘abdi (muslim )yang tidur dalam keadaan bersih

/suci kecuali tidur bersamanya, pada rambut-rambutnya, malaikat yang

tidak ada hentinya mendoa kannya, ya allah ampunilah, abdimu ini karena

sesungguhnya ia tidur dalam ke adaan bersih atau suci. (HR. Thabrani,

ibnu hibban)

2.6 Kerangka Konsep

Laporan Tutorial Skenario A Blok XIII Angkatan 2011|33

Faktor risiko: kebiasaan mengisap jempol

Bakteri masuk ke traktus digestifus

Infeksi mukosa crasumInfeksi mukosa tenue

Muntah tidak menyemprotPemeriksaan fisik dan laboratorium abnormalGangguan absorbsiKerusakan epitel

BAB darah

demam

BAB cair disertai lendir

2.7 Hipotesis

Mina pr, 5 tahun datang kepuskesmas dengan keluhan berak cair, darah,

dan lendir karena mengalami disentri yang di akibatkan infeksi bakteri

sigella.

Laporan Tutorial Skenario A Blok XIII Angkatan 2011|34

Laporan Tutorial Skenario A Blok XIII Angkatan 2011|35