laporan sk2

76
BAB I KEGIATAN DISKUSI A. KOMPETENSI YANG AKAN DICAPAI COMPETENCIES CADE GO CD 33 Merancang dan menetapkan rencana pelayanan gizi sesuai dengan keadaan kesehatan 33.1 Merancang pelayanan gizi sesuai dengan keadaan kesehatan klien, dengan menegakkan diagnosa gizi yang tepat. B. SKENARIO Kepala Instalasi Gizi RS Mercusuar, Ibu Cantika mengikuti Pelatihan Internasional tentang “International Dietetics and Nutrition Terminology (IDNT), Third Edition”. Beliau ingin menerapkan hasil pelatihan terebut dalam asuhan gizi di RS. Oleh karena itu, Ibu Cantika mensosialisasikan ke seluruh staf gizi dan meminta staf menganalisis perbedaan IDNT Edisi 3 dibandingkan edisi 1 dan 2. Anda sebagai salah satu staf gizi diharapkan memahami isi dari IDNT edisi 3 tersebut dalam penanganan asuhan gizi menggunakan NCP Model mulai dari Nutritional Assessment hingga nutrition monitoring- evaluation sehingga nantinya IDNT edisi 3 tersebut dapat diterapkan pada rumah sakit Mercusuar. C. UNCLEAR TERM NO ISTILAH PENGERTIAN 1. IDNT Ayu : Pedoman yang disusun oleh ADA yang berisi tentang domain-domain tentang diagnosa gizi Endah : pedoman yang disusun oleh ADA Week 2 – Skenario Klinik 2 | 1

Upload: hiyaalfirahmah

Post on 30-Jun-2015

772 views

Category:

Documents


15 download

TRANSCRIPT

Page 1: laporan SK2

BAB I

KEGIATAN DISKUSI

A. KOMPETENSI YANG AKAN DICAPAI

COMPETENCIES

CADE GO

CD 33 Merancang dan menetapkan

rencana pelayanan gizi sesuai

dengan keadaan kesehatan

33.1 Merancang pelayanan gizi sesuai

dengan keadaan kesehatan klien, dengan

menegakkan diagnosa gizi yang tepat.

B. SKENARIO

Kepala Instalasi Gizi RS Mercusuar, Ibu Cantika mengikuti Pelatihan Internasional

tentang “International Dietetics and Nutrition Terminology (IDNT), Third Edition”.

Beliau ingin menerapkan hasil pelatihan terebut dalam asuhan gizi di RS. Oleh

karena itu, Ibu Cantika mensosialisasikan ke seluruh staf gizi dan meminta staf

menganalisis perbedaan IDNT Edisi 3 dibandingkan edisi 1 dan 2. Anda sebagai

salah satu staf gizi diharapkan memahami isi dari IDNT edisi 3 tersebut dalam

penanganan asuhan gizi menggunakan NCP Model mulai dari Nutritional

Assessment hingga nutrition monitoring-evaluation sehingga nantinya IDNT edisi 3

tersebut dapat diterapkan pada rumah sakit Mercusuar.

C. UNCLEAR TERM

NO ISTILAH PENGERTIAN

1. IDNT Ayu : Pedoman yang disusun oleh ADA yang berisi

tentang domain-domain tentang diagnosa gizi

Endah : pedoman yang disusun oleh ADA berupa

standarisasi bahasa (terminology) untuk melakukan

assessment, diagnosis, intervensi, hingga monev

untuk dapat digunakan oleh ahli gizi.

Ayu: Standar bahasa yang dikembangkan untuk

mendeskripsikan fungsi gizi yang khas dalam nutrition

assessment, nutrition diagnosis, nutrition intervention,

dan nutrition monitoring-evaluation untuk memfasilitasi

komunikasi ahli gizi dalam melakukan pelayanan gizi

baik pada interprofesi ataupun antarprofesi tenaga

Week 2 – Skenario Klinik 2 | 1

Page 2: laporan SK2

kesehatan.

(Nutrition Care Process Part II : Using The

International Dietetics and Nutrition Terminology to

Document the Nutrition Care Process, 2008)

2. Asuhan gizi Annisaa : Asuhan Gizi adalah merupakan suatu

kegiatan ilmiah untuk memenuhi kebutuhan pasien

akan Gizi.(Depkes RI,2003).

Hiya : salah satu kegiatan dalam pelayanan gizi yang

di dalamnya terdapat pengkajian status gizi,

pengkajian riwayat gizi pasien, menterjemahkan diet

ke dalam bentuk makanan, memberikan motivasi,

penyuluhan dan konsultasi gizi

Melia : memonitoring sampai pasien ...

Ineke: kegiatan ilmiah untuk memenuhi kebutuhan

pasien akan gizi.

3. Mengsosialisasikan Nike : usaha untuk mengubah milik perseorangan

menjadi milik umum

Endah : suatu bentuk komunikasi dimana info

disampaikan ke banyak orang agar bisa memperoleh

pemahaman yang sama terhadap informasi tersebut

4. Pelatihan Ineke : suatu kegiatan yang digunakan untuk

meningkatkan pengetahuan dan keterampilan/skill

Primanita :

(1) proses, cara, perbuatan melatih; kegiatan atau

pekerjaan melatih: ~ yg diberikan belum cukup; di

bidang industri, perusahaan itu sudah mulai

melakukan ~ sendiri;

(2) (2) tempat melatih: Pusat Pendidikan

(http://kamusbahasaindonesia.org/pelatihan)

5. 1. Nutrition monitoring Ineke : monitoring adalah kegiatan melakukan

pengawasan pada progres kegiatan tertentu

6. 2. Nutrition evaluation Endah : Penyakit DM yang dikarenakan obesitas…

Hanif : ketika reseptor insulin mengalami

permasalahan

Tata : evaluasi : eva·lu·a·si /évaluasi/ n penilaian: hasil

--ihttp://pusatbahasa.diknas.go.id/kbbi/index.php

Anik : penilaian gizi dilakukan berdasarkan problem Week 2 – Skenario Klinik 2 | 2

Page 3: laporan SK2

yang didapatkan

Hanif : sebagai dasar dalam melakukan evaluasi

berdasarkan data dari nutrition assessment

7. 3. Nutrition

assessment

Melia : suatu penilaian keadaan gizi seseorang, yang

dilakukan secara antropometri, biokimia, atau

konsumsi makanan. Masing-masing pendekatan

mempunya kelebihan dan kekurangannya

Annissa: langkah awal dalam melakukan asuhan gizi

dengan memperoleh, memverifikasi dan

menginterpretasikan data yang dibutuhkan untuk

diidentifikasi masalah terkait dengan nutrisi. Datanya

meliputi berbagai data yang diperlukan untuk

menegakkan nutrition diagnosis seperti data lab, data

antropometri, data behavior dll yang dapat dijadikan

acuan untuk menegakkan nutrition diagnosis.

8. 4. NCP model Nike : suatu pendekatan proses pelayanan gizi yang

meliputi assessment,diagnosis,intervensi,dan

monitoring dan evaluasi

Ayu : digunakan untuk menegakkan diagnosa gizi

terkait dengan asuhan gizi yang akan diberikan

Hiya : suatu alur kerja. Tahapan-tahapan yang

diperlukan untuk memberikan intervensi yang tepat

sampai ke monevnya

Anik: metode penyelesaian masalah yang sistematik

yang digunakan oleh ahli gizi untuk berfikir kritis dan

membuat keputusan mengenai permasalahan terkait

dengan masalah gizi

Melia: problem solving....

Endah : visualisasi grafis (kerangka konsep) yang

mengilustrasikan tahap-tahap pada NCP, termasuk

faktor-faktor internal dan eksternal yang

mempengaruhi pelaksanaan NCP

9. 5. NCP Endah : pendekatan sistematis yang menyediakan

pelayanan gizi yang berkualitas, bagian dari NCPM,

didukung dengan pola pikir kritis untuk memecahkan

problem nutrisi

Week 2 – Skenario Klinik 2 | 3

Page 4: laporan SK2

D. CUES

Memahami isi IDNT edisi 1, 2, dan 3, menganalisis perbedaannya, serta

menerapkannnya dalam rancangan pelayanan gizi menggunakan NCP model mulai

dari NA sampai monev sehingga nantinya dapat diterapkan di RS

E. PROBLEM IDENTIFICATION

IDNT

1. Apa saja bahasan dalam IDNT?(isinya)

2. Alasan atau tujuan diberlakukannya IDNT?

3. Perbedaan IDNT 123?

4. Kekurangan dan kelebihan IDNT?

5. Bagaimana suatu IDNT dibuat dan dasar2 apa saja yang perlu diperhatikan untuk

melakukan suatu revisi, penambahan, atau pengurangan terhdap konten atau isi

dari IDNT?

6. Bagaimana menerapkan IDNT pada suatu RS?

7. Isi IDNt yang cocok untuk melakukan asuhan gizi menggunakan NCP model?

8. Apa keterkaitan NCP model dengan IDNT?prinsip apa yang mendasari kita

melakukan assessment,diagnosis, intervensi, dan monev?

NCP

9. Apa saja yang termasuk dalam NCP model? Pengertian dll

10. Bagaiana menerapkan NCP model dalam asuhan gizi?

11. Bagaimana peneraoan NCP model di Indonesia?

12. Apa saja yang termasuk di dalam asuhan gizi?

13. Apa saja jenis2 pelatihan internasional lain selain IDNT yg berkaitan dengan gzi?

F. HASIL BRAINSTORMING DK I

Jumat, 25 Februari 2011

Week 2 – Skenario Klinik 2 | 4

Page 5: laporan SK2

IDNT

1. Apa saja bahasan dalam IDNT?(isinya)

Anik : terdapat jurnal-jurnal hasil IDNT

Untuk menseragamkan bahasa yang digunakan ahli gizi untuk

menegakkan diagnosa gizi pada pasien

Hanif :Ada terminologi untuk nutrition diagnosis, intervensi, & monitoring-

evaluation. Sementara NA dalam bentuk matriks

Hiya :Terdapat domain-domain. Langkah dalam NCP antara lain

Assessment, diagnosa dan ada intervensi yang harus diberikan dan

ada sistem monevnya

Endah : yang ada dalam panduan manual IDNT :

- Empat langkah dalam NCP dengan standarisasi taksonomi

untuk melakukan nutrition diagnosis, nutrition intervention, dan

nutrition monitoring-evaluasi

- Penjelasan 4 tahap dalam NCP, disajikan pada snapshot

(tujuan pada setiap tahap, kategori, critical thinking)

- Nutrition assessment matrix

- Definisi terminologi diagnosis, intervention, monitoring-

evaluation

Hanif : untuk pembagian jenis2 intervensi ada 4 : pemberian makanan dan

zat gizi, nutrition edukasi, konseling & koordinasi dalam tim medis.

Anik : untuk melakukan intervensi berdasarkan penyebab.

Hiya : Pada bagian diagnosa ada problem, etiologi dan Sign-Symptoms

Endah : diagnosis gizi dinyatakan dengan PES statement. P (Problem-

masalah) didasarkan pada hasil assessment. E (Etiology-penyebab)

sebagai dasar melakukan intervensi. S (Sign/Symptom-tanda/gejala)

adalah yang dimonitoring dan dievaluasi.

Hiya : IDNT berarti suatu pedoman standar istilah/bahasa untuk Ahli Gizi

dalam melakukan proses assessment, diagnosis gizi, intervensi,

monev.

2. Alasan atau tujuan diberlakukannya IDNT?

Anik : Tujuannya yaitu Menseragamkan bahasa-bahasa AG untuk

menegakkan diagnosa gizi pada pasien

Nike : sebagai penegakkan diagnosa gizi

Week 2 – Skenario Klinik 2 | 5

Page 6: laporan SK2

Melia : salah satu dati alasan atau tujuan diberlakukannya IDNT selain untuk

dasar penegakkan diagnosa gizi juga membantu dalam proses

melakukan NCP

Ineke : agar bahasa terstandar sehingga tidak terjadi mis-komunikasi antar

ahli gizi.

Tata : agar profesi gizi bisa internasional. Pengembangan profesi ahli gizi

agar bisa teraplikasikan dimana saja.

Hiya : standarisasi bahasa dan istilah agar tidak terjadi miss comunication

antar Ahli Gizi, untuk melakukan diagnosa gizi (NA, Diagnosa,

Intervensi dan Monev)

3. Perbedaan IDNT 123?

Ayu : Pada IDNT yang ketiga terdapat subdomain sedangkan pada edisi-

edisi sebelumnya masih berupa domain.

Melia : jika berdasarkan logika isi dari IDNT edisi 3 pasti lebih update dari

edisi-edisi sebelumnya

Hanif : IDNT edisi 3 adalah edisi terbaru. Edisi 3 masih tergolong baru untuk

diterapkan di Ina. Mungkin yang sudah diterapkan di indonesia adalah

edisi 1 & 2

Hiya : IDNT 3 kemungkinan lebih lengkap

4. Kekurangan dan kelebihan IDNT?

Annisaa : hanya dapat mendiagnosa dari segi gizinya saja apakah itu

menjadi kelebihan dari IDNT atau juga bisa menjadi kelemahan dari

INDT?

Ayu : Mampu menstandarkan bahasa sehingga tidak terjadi miskomunikasi

interprofesi gizi ataupun antarprofesi tenaga kesehatan.

Nike : salah satu kelebihannya adalah yang tertulis dalam IDNT sudah

terstruktur, sudah tersedia intervensinya seperti apa, sehingga

memudahkan ahli gizi dalam menegakkan diagnosis, dan memberikan

intervensi yg tepat

Tata : pola pikir AG jadi lebih terarah, mindmapping (alur berpikir) ahli gizi

menjadi lebih jelas dalam step atau langkah-langkah dalam

menlakukan suatu asuhan gizi.

Endah : (+) menyediakan standarisasi terminologi sehingga memudahkan

komunikasi antar ahli gizi dan antar tenaga kesehatan

Week 2 – Skenario Klinik 2 | 6

Page 7: laporan SK2

Anik : (-) penerapan di Indonesia masih susah, karena banyak rumah sakit

yang masih menerapkan MNT. Baru 2 rumah sakit yang

menerapkannya

Ineke : tapi dokter diagnosa nya Cuma dari segi obatnya sedangkan kita dari

segi gizinya

Hanif : IDNT tidak praktis dan butuh waktu lama untuk menegakkan

diagnosa sesuai dengan isi IDNT

Inek : susah diterapkan karena diagnosa masih atas kuasa dokter : tapi

dokter diagnosa nya Cuma dari segi obatnya sedangkan kita dari segi

gizinya

Nike : menanggapi pendapat Ineke dan Anik, berarti butuh banyak

sosialisasi. Kekurangannya adalah masih kurang

disosialisasikan,bukan dari IDNTnya.

Melia : menanggapi dari komentar Annisaa, ahli gizi dapat mendiagnosa gizi

itu merupakan kelebihan IDNT. Karena dengan begitu maka ada

kesetaraan profesi gizi dengan profesi kesehatan yang lain.

Anik : setuju sama melia, dengan menggunakan IDNT yang

diimplementasikan melalui NCP, dapat meningkatkan derajat ahli gizi

di rumah sakit. Karena AG dapat membuat rencana asuhan gizi untuk

meningkatkan kesehatan pasien berdasarkan pendekatan gizinya.

Hiya : (menyimpulkan). Terdapat kelebihan dan kekurangan

Kelebihan: adanya standarisasi bahasa terstruktur sehingga

memudahkan dalam penggunaannya,

Kekurangan: lebih ke penerapannya di Indonesia, karena kurangnya

sosialisasi sehingga NCP terlihat kurang bisa di terapkan di Indonesia

5. Bagaimana suatu IDNT dibuat dan dasar2 apa saja yang perlu diperhatikan untuk

melakukan suatu revisi, penambahan, atau pengurangan terhdap konten atau isi

dari IDNT?

Hiya : Kemungkinan di edisi 3 ada hal-hal baru yang perlu diketahui oleh

ahli gizi

Anik : dasar pertimbangan untuk merevisi yaitu kemajuan pengetahuan

(pengetahuannya berkembang) seperti penyakit-penyakit terbaru,

penyebab dari suatu penyakit dari berbagai faktor; sehingga

memberikan dampak untuk merevisi, penambahan ataupun

pengurangan di IDNT 3.

Week 2 – Skenario Klinik 2 | 7

Page 8: laporan SK2

Melia : Jika dilihat kembali dari tujuan diberlakukannya IDNT untuk

standarisasi bahasa, mungkin karena masih ada miskomomunikasi

antar ahli gizi maka dibuat edisi terbaru untuk lebih

menstandarisasikan bahasanya untuk meminimalisir miskomunikasi

tersebut.

6. Isi IDNT yang cocok untuk melakukan asuhan gizi menggunakan NCP model?

Semua cocok

7. Apa keterkaitan NCP model dengan IDNT?prinsip apa yang mendasari kita

melakukan assessment,diagnosis, intervensi, dan monev?

Anik : keterkaitannya NCP dengan IDNT yaitu, NCP merupakan cara

pengaplikasiannya, isinya berdasarkan dari IDNT nya yaitu berupa

term atau istilah yang digunakan dalam NCP.

Endah : penerapan NCP menggunakan IDNT

Hanif : NCP merupakan proses standar untuk memberikan asuhan gizi,

tetapi berbeda formatnya antar RS. IDNT itu merupakan bahasa

standar untuk menerapkan NCP

Bu inggita : NCP model itu apa?ketahui dulu

Hiya : kita samakan pengertiannya dulu

NPC merupakan proes kita melakukan asuhann gizi

Melia : Apakah yang dimaksud Hanif NCP sebagain instrumen itu yg

tabel PONR?

Hanip : NCP model..

Annisaa : penggunaan NCP di setiap RS sama, hanya cara

pendokumentasiannya saja yang berbeda-beda

Endah : NCP model merupakan suatu konsep proses standar dalam

melakukan asuhan gizi. Dalam pelaksanaannya yang membedakan

antara RS satu dan yang lain adalah format penyajiannya.

Hiya : NCP merupakan konsep bagaimana cara melakukan asuhan gizi,

yang membedakan antar RS merupakan cara penerapannya

Anik : setuju, jadi prinsip melakukannya semua sama tapi dokumentasi

NCP yang berbeda-beda

Week 2 – Skenario Klinik 2 | 8

Page 9: laporan SK2

NCP

8. Apa saja yang termasuk dalam NCP model? Pengertian dll

Hiya : ketahui dulu pengertian dari ADIME, critical thinkingnya, prinsip-

prinsip

9. Bagaimana penerapan NCP model di Indonesia?

Tata : konsepnya sama, tetapi tergantung dari masing2 kebijakan RS dalam

menerapkannya

Tata : konsepnya sama, tetapi tergantung dari masing2 kebijakan RS dalam

menerapkannya. Format berbeda bukan merupakan indicator intinya,

namun content utamanya lah yang menjadi poin utama didalamnya

(domain, term)

10. Apa saja kegiatan yang termasuk di dalam asuhan gizi?

ADIME

G. HASIL BRAINSTORMING DK II

Senin, 28 Februari 2011

1. Apa saja bahasan dalam IDNT?(isinya)

Ineke : terdapat bahasa baku yang digunakan pada proses tiap proses NCP.

Ayu : 1. Ada standarisasi istilah (±450 istilah) yang merefleksikan setiap

langkah NCP Model.

2. Dalam setiap langkah NCP Model terdapat beberapa domain.

3. Domain :

a. Nutition Assessment : ada 5 domain (food/nutrition related

history, anthropometric measurements, biochemical data,

medical test and procedures, nutrition focused physical findings,

and client history)

Week 2 – Skenario Klinik 2 | 9

Page 10: laporan SK2

b. Nutrition Diagnosis : ada 3 domain (intake, clinical, and

behavioral/environment).

c. Nutriton Intervention : ada 4 domain (food and/or nutrient

delivery, nutrition education, nutrition counseling, and

coordination of nutrient care).

d. Nutrition Monitoring-Evaluation : ada 4 domain (food/nutrition

related history, anthropometric measurements, biochemical data,

medical test and procedures, nutrition focused physical findings)

(http://www.informatics.review.com/wiki/index.php/IDNT)

Nike : IDNT berisi matriks yang menghubungkan problem dan etiologinya

Hiya : bagian-bagian dalam IDNT

- daftar istilah yang sudah terstandarisasi dari seluruh proses NCP:

ADIME

- Worksheet yang berisi istilah-istilah terstandar

- Setakan ulang artikel NCP update

- Daftar pustaka sumber-sumber NCP

- Snapshot yang berisi keterangan tentang 4 tahapan dalam NCP

(McCharthy, Maureen. 2010. The NCP and Standardized Language in

Nephrology Nutrition)

Primanita : the ADIME of NCPM, comprise 40% of the examination. (IDNT, 3rd

Ed)

Melia : Menambahkan dari pendapat Ayu, selain ada domain ada juga

pembagian kelas dan subklas, serta identifikasi dari masalah-masalah

gizi yang ada

Hiya (kesimpulan) : IDNT merupakan standarisasi bahasa/istilah yang digunakan

untuk mendiskripsikan hasil dari setiap langkah NCP. Dalam petunjuk/

pedoman penggunaannya (buku) terdapat bagian-bagian yang tadi

sudah disebutkan dan dijelaskan

2. Alasan atau tujuan diberlakukannya IDNT?

Anissa:

Tujuan ditearpkannya IDNT:

Standard untuk pengumpulan data

Fasilitas untuk berkomunikasi

Untuk meningkatkan komunikasi diantara sesame profesi ahli gizi

Merubah dari experience-based menjadi evidence-based practice

Week 2 – Skenario Klinik 2 | 10

Page 11: laporan SK2

Nike : Tujuan IDNT menyediakan terminologi terstandar yang digunakan

untuk menjabarkan hasil dari tiap tahap dalam NCP

Ineke : mendeskripsikan tipe masalah gizi, intervensi, hasil (melalui monev),

juga untuk melengkapi dokumentasi medis.

Primanita : memfasilitasi secara jelas dan konsisten deskripsi dari pelayanan gizi

(to facilitate clear and consistent description on nutrition service.

(IDNT, 3rd ed)

Melia : Dengan adanya IDNT maka kita sebagai ahli gizi dapat menegakkan

diagnosa sendiri yang merupakan diagnosa gizi. Hal itu merupakan

salah satu wujud dari aplikasi keilmuan kita di bidang gizi, selain itu

juga menunjukkan tanggung jawab kita terhadap keprofesian dan pada

akhirnya diharapkan akan membawa gizi ke dalam otonomi profesi.

Hiya (kesimpulan) : alat mendeskripsikan tipe masalah gizi, menyediakan istilah

sehingga ada keseragaman dokumentasi dalam rekam medis,

keseragaman istilah dalam ahli gizi sendiri, sehingga bisa ada

recognation (profesi ahli gizi diakui dan dihargai)

3. Perbedaan IDNT 123?

Endah : perbedaan reference manual IDNT

1st edition : sangat lengkap ada dasar-dasar penentuan terminologi,

snapshot, di diagnosis ada PES, begitu pula pada intervensi dan

monev ada penjelasan (definisi) terminologi masing-masing, ditambah

referensi pada setiap bagian

Third edition: lebih sederhana. Termilogi yang masuk pada panduan

edisi ketiga adalah yang direvisi (penambahan, pengurangan) beserta

dasar pertimbangan revisinya. Penyajian matrix lebih sederhana. Ada

tambahan 10 diagnosis pada edisi 3.

Anik : pada IDNT 3 terjadi perubahan seperti:

a. Revisi pada label individu

b. Revisi pada definisi individu

c. NA dan N.MONEV berubah meliputi pada:

deletion individual indicator determined not to be an individual

Addition individual indicator determined to be an individual

Revision individual indicator for clarity

d. N. Diagnosis berubah pada:

e. deletion etiology atau sign/symptomps yang bukan faktor

penyebab

Week 2 – Skenario Klinik 2 | 11

Page 12: laporan SK2

Addition etiology atau sign/symptomps yang menjadi faktor

penyebab

Revision etiology atau sign/symptomps for clarity

f. N. Intervention berubah pada:

deletion details of the intervention

Addition details of the intervention

Revision details of the intervention for clarity

Selain itu, pada critical thingking di setiap step ditambahkan.

Penambahan di terminologi untuk problem seperti penyakit-

penyakit lebih dijelaskan.

Annissa : ada penambahan, perbaikan maupun pengurangan dari masing-

masing domain

Edisi 3 banyak perubahan

Ayu : IDNT edisi kedua :

a. Revisi pada Nutrition Assessment dilakukan karena terjadi

revisi pada nutrition diagnosis, nutrition intervention, dan

nutrition monitoring-evaluation.

b. Nutrition Diagnosisnya terdiri dari 60 diagnosis gizi yang

terbagi ke dalam 3 domain.

c. Terdapat worksheet pada setiap langkah NCP.

d. Terdapat artikel NCP update.

e. Terdapat bibliografi sumber NCP.

f. Terdapat snapshot.

IDNT edisi 3 :

a. 4 langkah NCP tidak berubah.

b. Ada 10 Nutrition Diagnosis baru, terdapat 5 diagnosa gizi yang

berupa prediksi. Pemilihan Nutrition Diagnosis yang berupa

prediksi ini karena ada suatu prediksi yang mana intake di masa

yang akan datang akan menjadi tidak optimal atau berlebih

berdasarkan observasi, pengalaman, atau alasan ilmiah.

c. Nutrition Assessment dan Monevnya digabung.

(www.eatright.com)

Hiya : IDNT 1: ada pemisahan untuk ADIME

Untuk IDNT 2&3 digabung A&E

IDNT 3 10 diagnosa baru

Week 2 – Skenario Klinik 2 | 12

Page 13: laporan SK2

IDNT 1 IDNT2 IDNT3

- Assessment dan

monev dipisah

- Monev berubah nama,

FD,...dan berubah

konten

- Ada revise, delete, add

- Assessment dan

monev gabung

- Untuk IDNT3 ada CS

- Ada penambahan 10

diagnosa baru di third

edition

-

Hanif : Tidak setuju jika dikatakan assessment dan monev digabung menjadi

1. Itu bertujuan untuk memudahkan kita membaca korelasi setiap

parameter dengan kemungkinan2 monev yang akan dilakukan

Endah : kurang sepakat dengan kata “digabung”, mungkin yang dimaksud

adalah bahwa kategori (domain) pada assessment dan monev sama,

sehingga terminologinya juga sama.

Hiya : combine, bukan menggabungkan

Hanif : Ada pengkategorian untuk etiologi.

Melia : Ada pengurangan NI 1.1 pada edisi 3

Nike : NI 1.1 dan NI 1.3 sudah dikurangi mulai dari edisi 1

Hiya : sign and simptom tidah disebutkan dalam edisi 3

Hanif : Apakah sign symptom wajib untuk dicantumkan? Karena di edisi 1

dan 2 pun sign symptom yang dicantumkan pun hanya sebagai contoh

(sebagai referensi bukan sebagai patokan). Lagipula assesment sudah

menggambarkan sign symptom. Menurut saya tidak wajib juga untuk

etiologi,

Anik : dalam matriks IDNT 3 sudah ditentukan yaitu diagnosa ini dengan

etiologi seperti ini sedangkan dari Edisi 1 dilihat dari masalahnya dulu,

dan bebas memilih untuk diagnosisnya. Pada third edition: sudah

dikotak-kotakkan.

Edisi 1 dilihat masalahnya dulu, third edition: sudah dikotak-kotakkan,

sedangakan di nedisi 1 kita bebas memilih

Upik : hanya sebagai pedoman..., bagaimana ahli gizi menentukan

Hanif : First edition:etiologinya: problem ini, etiologi pasti iniWeek 2 – Skenario Klinik 2 | 13

Page 14: laporan SK2

Apakah satu diagnosa hanya boleh 1 etiologi saja? tidak

Apakah pilihannya terbatas matriks?

Hiya : Pada IDNT edisi 3, bagian Nutrtion Diagnosis Matrix halaman 6,

NI1.5: diagnosa tersebut bisa dengan etiologi yang berbeda

Hanif : Mengacu pada penggunaan edisi 3 : assessment diagnosis

(problem dulu baru etiologi? Atau sebaliknya)

Nike : Tetap menggunakan acuan P-E-S. Setelah kita mendapatkan data

antropometri, maka kita bisa mengetahui permasalahan apa yang

sedang terjadi, sehingga kita mendapatkan problemnya, barulah kita

cari penyebabnya atau etiologi, dan bukti-buktinya dalam sign and

simptom

Endah : etiologinya third edition bisa disambungkan dengan kategori. Kolom

kategori dihubungkan dengan assessment

Hanif : Alur NCP: problem dari etiologi.

Nike : Matriks berisi keterkaitan antara berbagai problem, gejala, etiologi,

dan bukan digunakan sebagai dasar penegakan diagnosa

Melia : menanggapi dari diskusi teman-teman berarti tetap kembali dari

proses awal PES itu sendiri yang berangkat problem baru ke etiologi

dan sign/symptom.

Hiya : Kalau terkait dengan proses NCP, sesuai dengan urutannya. NCP

tetap prosesnya. Sedangkan matriks isinya keterkaitan yang

memungkinkan untuk dapat digunakan sebagai acuan

Hanif : edisi 3 kurang praktis? Tidak bisa dibuat seperti kamus

Ineke : proses penggunaan tetap sama seperti pada edisi 1 dan 2. Hanya

saja pada edisi 3 lebih lengkap dari edisi sebelumnya

Anik : menanggapi tidak praktis juga karena di IDNT 3 term tidak begitu

dijelaskan hanya kode-kode saja. Jadi kita tetap harus melihat

keterangan dari kode tersebut di edisi sebelumnya.

Hiya : mungkin menjadi kekurangan dari IDNT 3

Hiya : memang tugas kita

Hanif : tetap memakai edisi 1&2 untuk melengkapi IDNT3

4. Kekurangan dan kelebihan IDNT?

Endah : memisahkan antara terminologi bahasa dan panduan memakai

bahasa

Buku : membaca panduan

Terminologi: dari revisi-revisi

Week 2 – Skenario Klinik 2 | 14

Page 15: laporan SK2

5. Bagaimana suatu IDNT dibuat dan dasar2 apa saja yang perlu diperhatikan untuk

melakukan suatu revisi, penambahan, atau pengurangan terhdap konten atau isi

dari IDNT?

Nike : Halaman 1 terminologi terdapat cara untuk mengubah IDNT, dapat

dilakukan oleh member dengan mengisi form yang telah disediakan

Hiya : Suatu revisi, penambahan, pengurangan terhadap isi IDNT:

- Berdasarkan usulan member

- Berdasarkan penelitian

(IDNT 3rd edition. 2011. Nutrition Care Process. IDNT Reference Sheet

Changes.)

Ayu : Revisi yang diajukan terdiri dari tiga hal pokok :

a. Pengajuan penambahan terminologi atau modifikasi redaksi kata.

b. Pengajuan penambahan atau modifikasi reference sheet.

c. Harus memberikan contoh kasusnya ketika penambahan atau

modifikasi itu dilakukan.

Melia : menambahkan dapi pendapat Hiya, untuk dapat mengubah isi dari

IDNT harus didasarkan dari penelitian. Dan penelitian tersebut meliputi

Hypometabolism, Inadequate Bioactive Substance Intake, Imbalance

of Nutrients, Inconsistent Carbohydrate Intake, Altered Gastrointestinal

(GI) Function, Food and Nutrition-Related Knowledge Deficit, Not

Ready for Diet/Lifestyle Change, and Undesirable Food Choices

Anik : terdapat revisi NCPM pada IDNT 3 yaitu:

a. N. Assessment didefinisikan kembali dan bagian-bagiannya

diformat ulang untuk mencapai sign/symptomp yang dibagi

kelompok kecil (cluster) berdasarkan nutrition diagnosis reference

sheet

b. Contoh sekarang pada nutrition diagnosis meliputi terminologi

“potential risk” dan “risk of” sebagai modifier pada diagnosis tapi

modifier tersebut tidak terlalu direkomendasikan

c. Pasien mungkin memiliki lebih dari 1 diagnosis. Dan nutrition

intervention serta monev menjelaskan masing-masing dari

diagnosis tersebut

Hiya : dibuat oleh NCP/SL Commitee, dibawah ADA, revisi dilakukan setiap

tahun, dan didiskusikan layak atau tidak. Publikasi terhadap hasil revisi

dilakuakn setiap dua tahun sekali.

ADA. 2011. Nutrition Controlled Vocab/Terminology Maintenance)

Week 2 – Skenario Klinik 2 | 15

Page 16: laporan SK2

Melia : perkembangan dari IDNT:

• Pelatihan PAGT 2009 diadakan di RSCM & DPP ASDI dan ditempat

lain diseluruh Indonesia

• Th 2002-2003 Workshop ADA

• Th 2005 Penggolongan Nutrition Diagnosis menjadi 3 Domain

• Th 2006 PAGT diimplementasikan di RS.Hasan Sadikin

• Th 2007 PAGT disosialisasi dikalangan ahli gizi

• Th 2007 PAGT diimplentasikan di RSCM

• American Dietetic Association tahun 2008 mengeluarkan buku First

Edition International Dietetics & Nutrition Terminology (IDNT)

Reference Manual Standardized Language For the Nutriton Care

Process.

• Pelatihan PAGT 2008-2009 diadakan RSHS & DPD ASDI Jabar

6. Bagaimana menerapkan IDNT pada suatu RS?

Ineke : penggunaan IDNT seiring dengan penggunaan NCP di rumah sakit.

Karena IDNT dan NCP sendiri saling melengkapi. IDNT digunakan

dalam setiap step NCP mulai dari assessment sampai monitoring dan

evaluasi.

7. Apa keterkaitan NCP model dengan IDNT?

NCP

Primanita : saling melengkapi (complementary tools)

NCPM : merupakan suatu problem solving model (ADIME, NCP

Model)

IDNT : merupakan langkah-langkah dalam menjalankan NCPM (the

result of each step of the model)(IDNT, 3rd Ed)

NCPM: prob solving

IDNT: langkahnya

Ineke : NCPM terkait dengan IDNT karena dalam pelaksanaan NCPM selalu

berdasarkan standar pada IDNT.

Endah : NCP model

Hanif : NCP model cocok untuk

Hiya : NCPM dideskripsikan melalui IDNT

(NCP/SL Committee. 2008. NCP Part II: Using the IDNT to Document

the NCP)

8. Apa saja yang termasuk dalam NCP model?Prinsip apa yang mendasari kita

melakukan assessment,diagnosis, intervensi, dan monev?

Week 2 – Skenario Klinik 2 | 16

Page 17: laporan SK2

Endah :

Bagian-bagian NCP model :

1. Central component (core) : hubungan antara pasien/klien/grup

dengan ahli gizi (clent-centered approach)

2. Nutrition Care Process (NCP) : A-D-I-ME dan tujuannya masing-

masing

3. Komponen yang harus dimiliki ahli gizi untuk melakukan NCP

(kode etik, keilmuan, skill dan kompetensi, cara pikir kritis,

kolaborasi, komunikasi, evidence-based)

4. Faktor-faktor luar yang mempengaruhi kemampuan ahli gizi dalam

memberikan pelayanan kepada pasien/klien/grup (HCS, sosio-

ekonomi, setting praktek)

5. Screening : kegiatan mengidentifikasi faktor resiko untuk

memisahkan pasien yang beresiko dan tidak, dapat diaplikasikan

oleh selain ahli gizi, maka bukan termasuk pada lingkaran

6. Outcome management system : mengumpulkan dan menganalisis

data pada level grup

Sepuluh Alasan Penerapan NCP :

1. Meningkatkan kualitas pelayanan asuhan gizi

Week 2 – Skenario Klinik 2 | 17

1

2

3

45

6

Page 18: laporan SK2

2. Outcome lebih baik

3. Memicu profesionalitas

4. Otonomi ahli gizi

5. Bahasa yang digunakan oleh ahli gizi

6. Konsisten antara ahli gizi

7. Adanya koding untuk reimbursement

8. Dasar database untuk Electronic MR

9. Format chart terstandar

10. Memacu pelatihan untuk calon ahli gizi

Ayu : Critical thinking dari setiap langkah NCP :

a. Nutrition Assessment

1) Menentukan data yang sesuai untuk dikumpulkan

2) Memilih alat pengukuran dan prosedur yang sesuai dengan

kondisinya.

3) Validitas dan reliabilitas alat pengkajian serta penerapannya.

4) Memilih data yang penting dan relevan dari semua data yang

terkumpul.

5) Validitas data.

b. Nutrition Diagnosis

1) Menemukan pola dan hubungan di antara data dan penyebab

yang mungkin.

2) Menarik kesimpulan.

3) Menyatakan masalah dengan jelas.

4) Membuat diagnosa yang spesifik.

c. Nutrition Intervention

1) Menentukan tujuan dan prioritas.

2) Menentukan rencana dasar pelayanan gizi.

3) Membuat hubungan interdisiplinari.

4) Menyesuaikan strategi intervensi dengan kebutuhan pasien,

diagnosa gizi, dan nilai laboratorium.

5) Menyiapkan alternatif pilihan intervensi.

6) Menspesifikkan waktu dan frekuensi pelayanan.

d. Nutrition Monitoring-Evaluation

1) Memilih indikator yang sesuai.

2) Menggunakan referensi standar pembanding yang sesuai.

3) Menjelaskan peluang kemungkinan outcomes.

Week 2 – Skenario Klinik 2 | 18

Page 19: laporan SK2

4) Menetapkan faktor-faktor yang membantu atau menghambat

progres.

(NCP I, 2008)

Endah : NCP adalah standarisasi proses dan bahasa tapi bukan standarisasi

pelayanan. Domain-domain dalam setiap tahap NCP :

Assessment (5 kategori) :

Food/Nutrition-related history

Anthropometric measurement

Biochemical data, medical tests, prosedures

Nutrition-focused physical findings

Client history

Diagnosis (3 kategori) :

Nutrition Intake (NI)

Nutrition Clinical (NC)

Nutrition Behavioral-Environmental (NB)

Intervention (4 kategori) :

Food and/or Nutrition delivery (ND)

Nutrition education (E)

Nutrition Counseling (C)

Coordination of Nutrition care (RC)

Monitoring and Evaluation (4 kategori) :

Food/Nutrition-related history (FH)

Anthropometric measurement (AD)

Biochemical data, medical tests, prosedures (BD)

Nutrition-focused physical findings outcomes (PD)

Selain itu juga ada CH (Client History dan CS (Comparative

Standard)

9. Bagaimana menerapkan NCP model dalam asuhan gizi?

Anik : mengetahui dulu asuhan gizi seperti apa. Mekanisme asuhan gizi

yaitu:

- Diagnosa masalah gizi

- Menentukan Kebutuhan gizi

- Mempersiapkan makanan

- Pemberian zat gizi baik oral/enteral/parenteral

- Evaluasi / pemantauan respons pasien

Jadi pada asuhan gizi, NCP digunakan untuk menegakkan diagnosa

gizi

Week 2 – Skenario Klinik 2 | 19

Page 20: laporan SK2

Hiya : Yang disebutkan oleh Anik adalah asuhan gizi yang lama

Yang baru adalah NCP. Asuhan gizi adalah kegiatan pelayanan gizi.

Di mana setiap kegiatan mempunyai input, proses dan output. Dalam

asuhan gizi terdapat:

Input (keterangan/bukti/fakta tentang keadaan pasien/klien,

prinsip-prinsip bersifat ilmiah, protokol)

Proses(NCP)

Outcome (peningkatan kualitas pelayanan, peningkatan

kesehatan)

(Marlis, Atkins. 2010. Canadian Perspectives On The NCP and IDNT.

Dietitians of Canada)

Primanita : NCP berada dalam jalur asuhan gizi. NCP merupakan proses yang

dijalaninya.

Proses asuhan gizi rumah sakit :

Contoh formulirnya asuhan gizi rumah sakit :

Week 2 – Skenario Klinik 2 | 20

Page 21: laporan SK2

Hiya : asuhan gizi adalah kegiatan dalam pelayanan gizi

Kegiatan ini ada input

Prosesnya merupakan NCP

Dan ada output

Melia : ada alur pelayanan gizi....

10. Bagaimana penerapan NCP model di Indonesia?

Endah : NCP ada pada rumah sakit yang menerapkan MNT

Hiya : Sejalan dengan apa yang disampaikan Endah. Karena memang

sebelum ada, para ahli gizi menggunakan MNT tetapi MNT kurang

menyeluruh. MNT merupakan salah satu aplikasi dari NCP

(Lacey, Karen. 2008. NCP and Model: ADA Adopts Road Map To

Quality Care And Outcomes Management)

Anik : NCPM tidak sama dengan MNT. NCPM lah yang menyediakan MNT.

H Karena pada MNT terdapat: nutrition diagnosis, therapy, counseling

services for the purpose of disease management; spesific care. NCPM

lah yang menyediakan kegiatan tersebut tapi dengan pendekatan dari

gizi (lebih kompleks)

11. Apa saja yang termasuk di dalam asuhan gizi?

SUDAH terjawab

12. Dokumentasi NCP??

Week 2 – Skenario Klinik 2 | 21

Page 22: laporan SK2

Endah : apakah perlu ada standarisasi format pada dokumentasi NCP?

Anik : tanpa perlu memperhatikan format yang sebenarnya, jadi yang

terpenting berdasarkan kualitas dokumentasi seperti terus-menerus,

relevan, akurat dan tepat waktu. Meliputi:

a. Gizi-terkait data assessment (dengan makanan dan nutrition

history, data biokimia, tes dan prosedur medis, antropometri,

pemeriksaan jasmani terkait gizi dan sejarah klien). Pengukuran

boleh juga termasuk membandingkan data dengan standar

b. Pernyataan diagnosis singkat yang jelas tertulis dengan format:

“diagnosis” berhubungan dengan “etiologi” dibuktikan oleh

“sign&simtom”. Diagnosa gizi dapat berubah dan direvisi sebagai

informasi baru. Pasien boleh memiliki lebih dari 1 diagnosis gizi.

c. Deskripsi dan intervensi gizi diimplementasikan untuk mengetahui

progress dari pasien setelah pemberian preskripsi gizi oleh RD.

Intervensi berhubungan dengan diagnosa gizi spesifik.

d. Nike : Ada 6 format dokumentasi

Week 2 – Skenario Klinik 2 | 22

Page 23: laporan SK2

Sumber: Skipper, Annalynn .Applying the Nutrition Care

Process:Nutrition Diagnosis and Intervention,2007

http://www.adaevidencelibrary.com/files/file/Skipper_Article

%20%282%29.pdf

H. HASIL BRAINSTORMING DK III

Selasa, 01 Maret 2011

1. Bagaimana menggunakan IDNT Edisi 3?

2. Bagaimana menerapkan IDNT di RS?

Melia :Langkah I : ASSESMENT GIZI

1. Menggali informasi yang memadai untuk mengidentifikasi masalah gizi.

2. Membedakan/memilah data yang penting dan tidak penting.

3. Data yang dikumpulkan terdiri dari 5 katagori (A,B,C,D + riwayat personal).

4. Pengumpulan data gizi dilakukan dengan cara observasi langsung (data

primer) atau dari dokumen medik (data sekunder).

5. Setelah data terkumpul dilakukan analisis dan interpretasi dengan cara

membandingkannya dengan standar, untuk menemukan ketidaknormalan dari

data.

6. Data-data yang tidak normal dapat menjadi faktor yang potensial timbulnya

masalah gizi (problem).

Langkah 2 : DIAGNOSIS GIZI

Mengidentifikasi dan memberi nama masalah gizi secara :

• Jelas dan singkat

Week 2 – Skenario Klinik 2 | 23

Page 24: laporan SK2

• Spesifik

• Akurat

• Berdasarkan data assessmen

• Diagnosis Gizi bukan Diagnosis Medis

Diagnosis Gizi Dinyatakan dalam kalimat yang terstruktur PES.

• P (Problem) : Masalah Gizi spesifik yang aktual (nama/lebel diagnosis gizi)

• E (Etiologi) :Akar penyebab masalah

• Sign/symtom : Fakta/bukti yang menunjukan masalah gizi

P berkaitan dengan E ditandai dengan S/S (ada kata penghubung antara P

dan E dan S).

Diagnosis gizi terdiri dari 3 domain, yaitu :

1. Intake (NI)

Terlalu banyak atau terlalu sedikit makanan/zat gizi yang dikonsumsi

dibandingkan dengan kebutuhan.

Week 2 – Skenario Klinik 2 | 24

Page 25: laporan SK2

2. Clinical (NC)

Masalah gizi yang berhubungan dengan kondisi fisik/medical.

3. Behavioral/environmental (NB)

Pengetahuan,sikap,kepercayaan,lingkungan, keamanan pangan,

keterbatasan memperoleh makanan.

Langkah 3: INTERVENSI GIZI

Tediri dari :

• Planing

• Implementasi

Intevensi Gizi bertujuan untuk menanggulangi masalah gizi.

Sasaran intervensi gizi adalah etiologi (akar masalah).

Apabila etiologi tidak dapat dirubah oleh praktisi gizi/dietisien, maka intervensi

gizi ditujukan untuk mengurangi tanda & gejala.

Ineke : seperti pelaksanaan NCP pada umumnya, diawali dengan Assessment yaitu

dengan mengambil data dan membandingkannya dengan nilai normal. Dari

hasil membandingkan dengan nilai normal tersebut akan didapatkan data

yang menyimpang dari nilai normal, data tersebut dapat dijadikan parameter

adanya problem. Untuk melihat problem apa yang terjadi dapat dilakukan

dengan melihat matriks yang ada pada IDNT edisi 3, problem disesuaikan

dengan parameter yang ada. Jika problem sudah ditentukan, maka etiologi

dan bagian selanjutnya ditentukan dengan cara biasanya.

Anik: parameter di IDNT 3, jenis-jenis penyakit sudah lebih dijelaskan. Jadi dengan

penyakit tertentu sudah ada term diagnosisnya

Hiya : Pada IDNT 3 kemungkinan terdapat bagian yang kita tidak punya, seperti

pada IDNT 1, di mana dalam satu diagnosa (problem) sudah ada etiology dan

sign/symptom yang dapat dipilih sesuai kondisi pasien/klien. Sehingga dalam

menggunakan IDNT 3 perlu disesuaikan dengan IDNT 1 dan IDNT 2

Annissa: bagaimana membaca matriks etiologi?

Nike : Sama dengan pendapat kemarin, bahwa martik merupakan keterkaitan

antara etiologi dan problem. Matriks bukan acuan penegakan diagnosa, tapi

berisi keterkaitan saja antara problem dan etiologinya

Annissa: bagaimana cara membacanya?

Ineke : diagnosa berdasarkan tabel, kemudian untuk etiologinya kita cari di matriks

Week 2 – Skenario Klinik 2 | 25

Page 26: laporan SK2

Annissa: pada halaman 3 matriks, disitu terdapat etiologi berupa reducing energy

intake, tetapi kenapa pada diagnosanya berupa excessive energy intake?

keterkaitannya dimana?

Hanif : pertanyaannya kenapa etiologi dikelompokkan?

Bu inggita : menegakkan diagnosa juga kita lihat dari etiologi

Di matriks, etiologi yang satu banyak diagnosa yang terkait

Penambahan diagnosa 10, banyak yang dihapus dan direvisi, serta ditambah

Kita sudah tau mengapa dihapus, ditambah, dan direvisi

Kita bisa memadukan dengan IDNT 1 dan 2

Endah : NCP meningkatkan kualitas pelayanan gizi, meningkatkan kualitas gizi,

komunikasi dan dokumentasi

IDNT menyediakan suatu pendekatan konsisten untuk rekam medis, sehingga

memudahkan kita berkominikasi dengan profesi lainnya

Untuk suatu penelitian intervensi rumah sakit akan menyulitkan bila format

antar rumah sakit berbeda-beda

Apakah format penyajian yang beda, atau beda apa yang dituliskan menjadi

suatu permasalahan ketika dokumentasi NCP tersebut akan digunakan

sebagai alat komunikasi atau mungkin pada penelitian?

Ayu : Pada format PONR yang disampaikan Bu Etik dulu, Intervensinya tidak

diberi kode seperti kode IDNT untuk Nutrition Intervention, tetapi malah

menggunakan kode untuk Nutrition Diagnosis .

Anik : contoh dokumentasi IDNT 3 ada di bagian jurnal halaman 1292, yaitu:

Week 2 – Skenario Klinik 2 | 26

Page 27: laporan SK2

Bu inggita: Ada 1 sesuai dengan IDNT, satunya berdasarkan preskripsi diet. Tujuan,

syarat dan sebagainya muncul pada preskripsi diet

Tidak cukup dengan kode saja, tetap butuh preskripsi diet

Nike : setiap rumah sakit memiliki preskripsi diet yang berbeda-beda sehingga intuk

intervensinya pun juga berbeda antara rumah sakit satu dengan rumah sakit

yang lain

Anik : di dalam format pendokumentasian RSHS, intervensi gizinya tetap ada kode-

kode IDNT dan ditambahkan preskripsi diet seperti jenis, bentuk, komposisi

dan route diet. Bentuk dokumentasi NCP di RSHS yaitu:

ASSESSMENT

(diahnosa penyakit, antropometri, lab,

fisik-klinis, riwayat gizi, riwayat

personal&/penyakit/obat)

DIAGNOSA GIZI

(domain intake, klinis, behaviour)

Week 2 – Skenario Klinik 2 | 27

Page 28: laporan SK2

INTERVENSI

(jenis, bentuk, komposisi dan route diet)

MONITORING EVALUASI TINDAK LANJUT

Hiya : Untuk intervensi tetap menggunakan terminology yang ada sehingga tetap

ada keseragaman/kesamaan istilah. Untuk penjelasannya sebaiknya tetap

ada preskripsi diet (tujuan prinsip syarat diet, waktu dan frekuensi pemberian,

dsb. Yang disesuaikan dengan kebijakan Rumah Sakit)

Hiya : (tanya) Kemarin saya menyatakan bahwa pada IDNT 3 di bagian Nutrition

Assessment/ Monev tidak ada CS karena di matriks NA dan monev tidak ada

domain tersebut. Setelah dibaca, di bagian Monev (pada matriks NA bagian

Food/Nutrition-Related Nutrition Diagnosis Terminology) ada, tetapi domain

CS tidak ada. Di bagian belakang juga tidak ada. Di IDNT 2 ada CS.

Anik : CS tetap ada yang di domain assessment namun di client history tidak ada,

karena pada client history berisi penyakit pasien yang dimana tidak

dibutuhkan nilai standar atau CS

Ayu : CS pada Nutrition Monitoring-Evaluation IDNT edisi 3 tidak ada mungkin

karena pada edisi ini CS digunakan pada data-data yang mempunyai nilai

standar saja. Ineke: mungkin hanya bagian yang direvisi yang ditunjukkan

pada edisi 3, jika tidak ditampilkan bias menggunakan edisi sebelumnya.

Melia : kemungkinan CS tidak direvisi pada IDNT ketiga, sehingga tidak

dicantumkan pada tabel perubahan namun tetap ada di matriks.

Kasus : kerjakan sesuai IDNT 3,2,1

Mulai ADIME

Gunakan simbol-simbol yang digunakan

Sehingga tau apakah dengan simbol sudah menggambarkan?

Kalau belum misalnya perlu preskripsi die, perlu dibuat

Week 2 – Skenario Klinik 2 | 28

Page 29: laporan SK2

I. HIPOTESIS

Week 2 – Skenario Klinik 2 | 29

Page 30: laporan SK2

J. LEARNING ISSUES

1. Sebutkan pengertian, bagian-bagian,tujuan, dan kelebihan IDNT

2. Apakah perbedaan antara IDNT 1, 2, dan 3?

3. Sebutkan 10 diagnosa baru di IDNT 3, dan berapa jumlah revisi, penambahan, dan

penghapusan pada IDNT 3?

4. Sebutkan keterkaitan antata asuhan gizi, NCP, dan IDNT?

5. Jelaskan mengenai NCP Model, mulai dari pengertian, tujuan, gambaran,

penjelasan, bagian-bagian, dan kelebihannya!

6. Jelaskan isi atau tahapan NCP, mulai dari assessment,diagnosis,intervensi, dan

monev, mencakup definisi, tujuan, tools, komponen, critical thinking, dan

determination.

7. Jelaskan dokumentasi NCP

K. PEMBAHASAN LEARNING ISSUES

1. Pengertian, bagian-bagian, tujuan, dan kelebihan IDNT

a. Pengertian

IDNT merupakan sebuah pedoman yang disusun oleh ADA dan berisi tentang

standarisasi bahasa atau pengontrolan penggunaan kosakata untuk digunakan oleh

ahli gizi untuk melakukan assessment, diagnosis, intervensi, dan monitoring dan

evaluasi.

b. Sejarah

Berikut merupakan perkembangan dari paradigma Pelayanan Asuhan Gizi

Terstandar (PAGT) sebelum dikeluarkannya IDNT di Indonesia:

1. Pelatihan PAGT 2009 diadakan di RSCM & DPP ASDI dan ditempat lain

diseluruh Indonesia

2. Tahun 2002-2003 Workshop ADA

3. Tahuh 2005 Penggolongan Nutrition Diagnosis menjadi 3 Domain

4. Tahuh 2006 PAGT diimplementasikan di RS.Hasan Sadikin

5. Tahuh 2007 PAGT disosialisasi dikalangan ahli gizi

6. Tahuh 2007 PAGT diimplentasikan di RSCM

7. American Dietetic Association tahun 2008 mengeluarkan buku First Edition

International Dietetics & Nutrition Terminology (IDNT) Reference Manual

Standardized Language For the Nutriton Care Process.

8. Pelatihan PAGT 2008-2009 diadakan RSHS & DPD ASDI Jabar

c. Tujuan dan Fungsi

Week 2 – Skenario Klinik 2 | 30

Page 31: laporan SK2

Tujuan dan fungsi dari dikeluarkannya IDNT oleh ADA, merupakan pedoman yang

digunakan oleh ahli-ahli gizi supaya dapat berkomunikasi dengan baik antar ahli gizi

karena memiliki kesamaan bahasa yang digunakan untuk melakukan asuhan gizi

kepada pasien. Melalui IDNT ini maka dapat menjadi alat untuk mendeskripsikan

masalah gizi karena sudah tersedianya terminologi NCP sehingga dapat dilakukan

pendokumentasian yang seragam dalam penggunaan istilah. Dan pada akhirnya

diharapkan adanya pengakuan kesetaraan keprofesian gizi dengan profesi

kesehatan yang lain.

d. Kelebihan dan Kekurangan IDNT

Kelebihan IDNT:

1. Mensupport NCP dengan menyajikan deskripsi terkait istilah yang digunakan

pada tiap proses NCP

2. Setiap tahun akan direvisi sehingga dapat menyesuaikan dengan perbaruan ilmu

pengetahuan

3. Bahasa terstandar menghindari adanya kesalah pahaman antar ahli gizi maupun

dengan profesi lain

4. Memudahkan ahli gizi untuk menjelaskan masalah yang ada, penyebab,

intervensi dan hasil dari intervensi yang dilakukan

5. Dapat digunakan untuk menunjang rekap medis

6. Menjadikan profesi ahli gizi lebih “istimewa” karena mempunyai bahasa baku

dalam pelaksanaan pelayanan gizi

Kekurangan IDNT:

1. Cukup sulit untuk dipahami terutama terkait cara penggunaan IDNT edisi 3 bagi

pemula

2. Untuk IDNT edisi 3 cukup rumit alur penggunaannya karena terdapat banyak

matriks

e. Dokumentasi NCPM

Dokumentasi merupakan salah satu poin penting yang melibatkan IDNT secara

langsung. Dokumentasi dapat digunakan sabagai sarana komunikasi antar ahli gizi

maupun antara ahli gizi dengan profesi lain. Karena luasnya cakupan dokumentasi

maka diperlukan suatu dokumentasi yang bisa dipahami oleh profesi-profesi terkait.

Terkait dengan format, dokumentasi NCP dapat berbeda pada tiap rumah sakit

karena bergantung pada kebijakan masing-masing rumah sakit. Dokumentasi bisa

mengikuti langkah-langkah NCP (assessment, diagnosis, intervensi, monev) atau

format lain yang terkait dengan menggunakan system komputerisasi, suatu system

yang menggunakan alat lebih kompleks daripada selembar kertas. Pada system

Week 2 – Skenario Klinik 2 | 31

Page 32: laporan SK2

komputerisasi pun tetaplah harus terkait dengan IDNT agar memperjelas pelayanan

gizi apakah yang diberikan pada pasien.

Walaupun tidak ada format baku dalam melakukan dokumentasi, terdapat

beberapa syarat yang harus dipenuhi oleh format dokumentasi tersebut antara lain

berkelanjutan, relevan, akurat dan berkala. Dokumentasi haruslah terdapat poin-poin

berikut:

Data hasil assessment, teramasuk didalamnya adalah riwayat intake, data

biokimia, data medis, antopometri, kemampuan fisik pasien, dan riwayat

penyakit. Perbandingan hasil assessment dengan nilai normal juga dapat

dimasukkan pada bagian ini.

Diagnosa yang jelas, tertulis dalam format: “Diagnosa” terkait dengan

“etiologi” ditandai dengan “tanda/gejala”. Format tersebut adalah format

umum yang paling banyak digunakan untuk menjelaskan diagnosa gizi.

Diagnose tersebut bias saja berubah jika pengukuran dilakukan kembali

terutama setelah pasien/klien mendapatkan intervensi.

Deskripsi dari intervensi yang bertujuan mengatasi masalah gizi yang

didapatkan melalui diagnosa. Intervensi yang dilakukan harus

berkesinambungan dengan masalah yang ada dan bias berbeda-beda

untuk tiap individu atau kelompok. Karena itulah setiap intervensi haruslah

direncanakan sedemikian rupa sehingga sesuai dengan kebutuhan

pasien.

Deskripsi dari monitoring dan evaluasi gizi, digunakan untuk

mengidentifikasi outcome dan adanya perubahan dari pasien terkait

dengan tujuan dan gol dari intervensi yang dilakukan. Perubahan pada

indikator gizi tertentu harus bisa diukur dan dibandingkan dengan status

sebelumnya, tujuan intervensi, atau referensi standar.

f. MNT vs NCPM

MNT (Medical Nutrition Therapy) merupakan suatu proses assessment sampai

intervensi yang menjadi bagian dari proses pelayanan kesehatan. MNT menjadi

salah satu aplikasi dari NCP sehingga MNT adalah bagian dari NCP. Dalam

pelaksanaan MNT harus berdasarkan pada NCP, karena NCP menjadi kerangka

dalam pelayanan gizi sedangkan MNT merupakan bagian dari pelayanan gizi.

g. Revisi IDNT

Revisi IDNT dilakukan setiap tahun tetapi publikasi hasil revisi dilakukan tiap dua

tahun sekali. Revisi dilakukan oleh organisasi khusus (ADA Nutrition Care Process

Standardized Language Committee / NCP-SL). Revisi didapatkan dari:

Week 2 – Skenario Klinik 2 | 32

Page 33: laporan SK2

a. Anggota ADA yang mengajukan rekomendasi adanya modifikasi atau

penambahan dengan melakukan prosedur pengajuan yang telah ditentukan.

Prosedur dapat dilihat pada website ADA (www.eatright.org).

b. Perubahan juga dapat dilakukan berdasarkan pada adanya penelitian tentang

diagnosa gizi. Satu penelitian dapat meneliti tentang diagnosa topik spesifik seperti

hipometabolisme, kekurangan intake substrat bioaktif, ketidakseimbangan zat gizi,

intake karbohidrat tidak konsisten, adanya gangguan fungsi GI, pengetahuan yang

kurang terkait zat gizi, ketidaksiapan melakukan perubahan kebiasaan atau pola

hidup, ketidakmampuan memilih makanan yang benar, dan penelitian lain terkait

diagnosa gizi.

(IDNT Third Edition, 2011)

(http://www.gizi.net/makalah/download/pelatihan-NCP.pdf)

2. Perbedaan IDNT edisi 1, 2, dan 3

IDNT 1st edition IDNT 2nd edition IDNT 3rd edition

Nutrient

Assessment

Nutrient Assessment and Monev Terminology

Terdiri dari 5 domain :

1. Food Nutrition

Related History

2. Biochemical Data

Medical Test and

Procedure

3. Anthropometrics

Measurement

4. Physical examination

findings

5. Client History

Terdiri dari 6

domain :

FH : Food Nutrition

Related History

AD : Anthropometrics

Measurement

BD : Biochemical

Data

PD : Nutrition Focus

Physical Findings

CH : Client History

CS : Comparative

Standars (Kebutuhan

normalnya)

Nutrition Assessment

didefinisikan kembali

dan bagian-

bagiannya diformat

ulang untuk

mencapai

sign/symptomp yang

dibagi kelompok kecil

(cluster) berdasarkan

nutrition diagnosis

reference sheet.

NA dan N.MONEV

berubah meliputi

pada :

a. deletion

individual indicator

determined not to be

an individual

Week 2 – Skenario Klinik 2 | 33

Page 34: laporan SK2

b. addition individual

indicator determined to be an

individual

c.revision

individual indicator for

clarity

Terdiri dari 6 domain :

FH : Food Nutrition

Related History

AD : Anthropometrics

Measurement

BD : Biochemical

Data

PD : Nutrition Focus

Physical Findings

CH : Client History

CS : Comparative

Standars (Kebutuhan

normalnya)

Nutrition Diagnosis

Terdiri dari 3 domain :

NI

NC

NB

Terdiri dari 3 domain :

NI

NC

NB

Terdapat 10 istilah

diagnosis baru, 5

diagnosa di

antaranya berupa

prediksi berdasarkan

observasi,

pengalaman, atau

alasan ilmiah.

N. Diagnosis berubah

Week 2 – Skenario Klinik 2 | 34

Page 35: laporan SK2

pada:

g. deletion etiology atau

sign/symptomps yang

bukan faktor penyebab

h. addition etiology atau

sign/symptomps yang

menjadi faktor penyebab

i. revision etiology atau

sign/symptomps for clarity

Terdapat revisi

(berupa penambahan

dan pengurangan)

pada class dan

subclass.

Nutrition Intervention

Terdiri dari 4 domain :

ND: Food and/or

Nutrition Delivery

E : Nutrient Education

C : Counseling

RC : kolaborasi

dengan tenaga

kesehatan yang lain

Terdiri dari 4

domain :

ND : Food and/or

Nutrition Delivery

E : Initial dan Brief

Education

C : Counseling

RC : kolaborasi

dengan tenaga

kesehatan yang lain

N. Intervention berubah

pada:

a. deletion details of the

intervention

b. addition details of the

intervention

c. revision details of the

intervention for clarity

Terdiri dari 4 domain :

ND : Nutrition

Delivery

E : Initial dan Brief

Education

Pada E terdapat

kelas :

a. Nutrition Education

Content

b. Nutrition Education

Application

Week 2 – Skenario Klinik 2 | 35

Page 36: laporan SK2

C : Counseling

RC : kolaborasi

dengan tenaga

kesehatan yang lain

Nutrition Monitoring- Evaluation

Terdiri dari 4 domain :

1. BE :Behavioral

Environment Outcomes

2. FI : Food and Nutrient

Intake Outcomes

3. S : Nutrient Related

Physical Sign/Symptom

Outcomes

4. PC : Nutrition Related

Patient/Client Centered

Outcomes

Terdiri dari 6 domain :

1. FH

2. AD : Anthropometrics

3. BD : Biochemical

4. PD : Physics/Clinics

5. CH

6. CS

Terdiri dari 6

domain :

1. FH

2. AD :Anthropometrics

3. BD : Biochemical

4. PD : Physics/Clinics

5. CH

6. CS

3. 10 penambahan diagnosa pada IDNT 3

No

mo

r

Terminologi Alasan Penambahan T

a

h

u

n

1 NI-

1.6

Predicted suboptimal

energy intake

Telah ditentukan

untuk mesuk ke

dalam diagnosa gizi

2

0

1

1

2 NI-

1.7

Predicted excessive

energy intake

Telah ditentukan

untuk mesuk ke

dalam diagnosa gizi

2

0

1

1

Week 2 – Skenario Klinik 2 | 36

Page 37: laporan SK2

3 NI-

2.6

Inadequate*

parenteral nutrition

infusion

Diagnosa untuk

nutrisi parenteral den

enteral dipisah

2

0

1

1

4 NI-

2.7

Excessive parenteral

nutrition infusion

Diagnosa untuk

nutrisi parenteral den

enteral dipisah

2

0

1

1

5 NI-

2.8

Less than optimal

parenteral nutrition

Diagnosa untuk

nutrisi parenteral den

enteral dipisah

2

0

1

1

6 NI-

2.9

Limited food

acceptance

Telah ditentukan

untuk mesuk ke

dalam diagnosa gizi

2

0

1

1

7 NI-

5.1

1.1

Predicted

Suboptimal Nutrient

Intake (specify)

Telah ditentukan

untuk mesuk ke

dalam diagnosa gizi.

2

0

1

1

8 NI-

5.1

1.2

Predicted Excessive

Nutrient Intake

(specify)

Telah ditentukan

untuk mesuk ke

dalam diagnosa gizi

2

0

1

1

9 N

C-

2.4

Predicted Food–

Medication

Interaction

Telah ditentukan

untuk mesuk ke

dalam diagnosa gizi

2

0

1

1

10 NB

-

3.3

Limited Access to

Nutrition-Related

Supplies

Telah ditentukan

untuk mesuk ke

dalam diagnosa gizi

2

0

1

Week 2 – Skenario Klinik 2 | 37

Page 38: laporan SK2

1

Jumlah revisi, penambahan dan penghapusan pada IDNT 3

NA/

MO

NE

V

DIAGNOSA INTERVENTION

I

N

T

A

K

E

C

LI

NI

C

AL

BE

HA

VIO

UR

N

D

E C R

C

R

E

VI

S

E

D

5 9

5

29 21 9 7 2 2

A

D

D

E

D

22 7

3

38 30 7 6 - -

D

EL

ET

E

D

8 4

2

18 2 4 2 - -

Alasan dilakukan revisi:

- Penulisan yang direvisi lebih tepat dari sebelumnya

- Penjelasan definisi

Alasan dilakukan penambahan/added:

- Memperjelas keterangan seperti indikator, referensi

- Agar terjadi konsistensi dan kesesuaian dalam terminologi

Week 2 – Skenario Klinik 2 | 38

Page 39: laporan SK2

- Ada pemisahan antara enteral dan parenteral

Alasan dilakukan penghapusan:

- Tidak sesuai dengan terminologi yang bersangkutan

- Ada pemisahan antara enteral dan parenteral

- Agar terjadi konsistensi dalam terminologi

- Penghapusan referensi karena dipindahkan di reference sheet

Sumber : International Dietetics and Nutrition Terninology (IDNT) Third Edition, 2011.

4. Keterkaitan antara Pelayanan Gizi, Asuhan Gizi, NCP dan IDNT

Pelayanan Gizi Di Rumah Sakit terdiri dari beberapa kegiatan, yaitu :

a. Penyelenggaraan Makanan

b. Asuhan Gizi di Ruang Rawat Inap dan Rawat Jalan

c. Penelitian dan Pengembangan Gizi Terapan

(PGRS DEPKES RI, 2006)

Asuhan Gizi (Nutritional Care) sendiri merupakan suatu upaya bersama dan

terintegrasi yang dilakukan oleh Ahli Gizi dan tenaga medis lain seperti dokter,

perawat dan tenaga pendukung dengan melibatkan penderita. Tujuan dari

asuhan gizi adalah agar kebutuhan gizi yang diperlukan dapat tercapai.

Peran ahli gizi dalam asuhan gizi, antara lain:

1. Mengkaji status gizi pasien

2. Mengkaji riwayat gizi pasien

3. Menterjemahkan diet ke dalam bentuk makanan yang disesuaikan dengan

kebiasaan makan serta keperluan terapi

4. Memperhatikan keadaan umum dan gizi pasien

5. Memberikan motivasi agar pasien mau makan

6. Memberikan penyuluhan dan konsultasi gizi

7. Melakukan kunjungan keliling bersama tim atau mandiri

8. Membuat evaluasi status gizi pasien secara berkala, mencatat konsumsi dan

membuat penyesuaian diet

(Benny Soegianto.2008. Pelayanan Gizi Rumah Sakit)

Untuk memberikan asuhan gizi yang berkualitas diperlukan proses asuhan

gizi yang terstandar. Asuhan gizi merupakan suatu kegiatan yang di dalamnya

memerlukan input dan proses untuk mencapai outcome yang diharapkan yaitu

peningkatan kualitas asuhan gizi sehingga dapat juga meningkatkan derajat

kesehatn pasien/klien. Inputnya antara lain keterangan/bukti/ fakta dari pasien,

prosedur pelaksanaan asuhan gizi (protokol), sedangkan proses dalam asuhan

Week 2 – Skenario Klinik 2 | 39

Page 40: laporan SK2

gizi dilakukan dengan NCP yang merupakan suatu metode problem solving

terstandar yang secara konsisten digunakan untuk mempertimbangkan asuhan

yang bersifat individu dimana dalam pelaksanaannya memerlukan pemikiran kritis

dan penentuan keputusan yang tepat. (gambaran dapat dilihat pada hipotesis)

(Marlis, Atkins. 2010. Canadian Perspective on the NCP and IDNT)

Dalam prosesnya NCP dideskripsikan dengan menggunakan IDNT

(International Dietetics and Nutrition Terminology). IDNT merupakan istilah

terstandar atau kumpulan kata terkontrol yang digunakan untuk mendeskripsikan

hasil setiap step (langkah) dari NCP, yaitu Nutrition Assessment, Nutrition

Diagnosis, Nutrition Intervention, dan Nutrition Monitoring Evaluation. IDNT dan

NCP Model merupakan alat komplementer (saling mendukung). NCP Model

sebagai metode pemecahan masalah, sedangkan IDNT menyediakan istilah

terstandar untuk mendeskripsikannya. Sehingga IDNT dapat digunakan untuk

memfasilitasi komunikasi antar ahli gizi maupun ahli gizi dengan tenaga medis

lain. Dengan adanya IDNT pula didapatkan keseragaman dokumentasi dalam

rekam medis dalam hal istilah.

(NCP/SL Committee. 2010. NCP Part II: Using the International Dietetics and

Nutrition Terminology to Document the Nutrition Care Process)

5. Nutrition Care Process and Model

i. Pengertian

Cara atau metode pemecahan masalah (problem solving) yang sistematis dimana

dietisien dituntut dapat berpikir kritis dan membuat keputusan yang tepat, terkait

dalam memecahkan masalah-masalah gizi dan dapat melaksanakan asuhan gizi

yang berkualitas, aman dan efekti.

http://www.gizi.net/makalah/download/pelatihan-NCP.pdf

NCP adalah suatu standar proses.

ii. Tujuan

Yaitu meningkatkan pengetahuan & keterampilan dalam:

1. Mendapatkan data, memverifikasi, menginterpretasi data yang dibutuhkan unt

identifikasi masalah gizi (Nutrition Assessment).

2. Mengidentifikasi dan memberi nama masalah/problem gizi (Nutrition

Diagnosis).

3. Merencanakan dan mengimplementasi tindakan spesifik untuk mengatasi

masalah gizi (Nutrition Intervensi)

Week 2 – Skenario Klinik 2 | 40

Page 41: laporan SK2

4. Menentukan kemajuan yang terjadi setelah dilakukan intervensi dan apakah

sasaran sudah tercapai (Nutrition Monitoring Dan Evaluation).

http://www.gizi.net/makalah/download/pelatihan-NCP.pdf

iii. Kelebihan

Didalam aplikasi NCP Model, ahli gizi bisa mengaplikasikan asuhan gizi yang

dapat melatih : Critical Thingking, Decision Making, Problem Solving,

Collaboration ahli gizi dengan tenaga kesehatan lain, serta interaksi dengan

pasien.

iv. NCP Model

Bagan NCP Model

Inti Model

Hubungan antara klien atau pasien atau Tim dan dietetik profesional (dietisien)

adalah kerjasama, fokus kepada pasien. Yang langkah-langkahnya terdiri dari :

Week 2 – Skenario Klinik 2 | 41

Page 42: laporan SK2

a. Nutrition Assessment

b. Nutrition Diagnosis

c. Nutrition Intervention

d. Nutrition Monitoring & Evaluation

Lingkar Luar dari model asuhan gizi

Kekuatan/Syarat yang harus dimiliki oleh Dietisien (profesional dietetik) untuk

Proses Asuhan Gizi adalah :

1. Mempunyai Pengetahuan Dietetik

2. Mampu berfikir kritis dalam menganalisis problem, merumuskan pemecahan

masalah dan mengevaluasinya

3. Berkompetensi

4. Dapat berjasama dengan yang lain yg dapat membantu memecahkan masalah

5. Mampu berkomunikasi

6. Berdasarkan fakta & mempunyai kode etik

Faktor Lingkungan Luar

1. Sistem pelayanan kesehatan, praktek pelaksanaan

2. Dukungan sosial, ekonomi

Aplikasi PAGT (Proses Asuhan Gizi Terstandar atau NCP)

1. PAGT terutama diterapkan untuk proses asuhan gizi individu pada pelayanan

pasien rawat jalan dan rawat inap

2. PAGT juga dapat diterapkan pada asuhan gizi di community

Perkembangan NCP

Pelatihan PAGT 2009 diadakan di RSCM & DPP ASDI dan ditempat lain

diseluruh Indonesia

Th 2002-2003 Workshop ADA

Th 2005 Penggolongan Nutrition Diagnosis menjadi 3 Domain

Th 2006 PAGT diimplementasikan di RS.Hasan Sadikin

Th 2007 PAGT disosialisasi dikalangan ahli gizi

Th 2007 PAGT diimplentasikan di RSCM

American Dietetic Association tahun 2008 mengeluarkan buku First Edition

International Dietetics & Nutrition Terminology (IDNT) Reference Manual

Standardized Language For the Nutriton Care Process.

Week 2 – Skenario Klinik 2 | 42

Page 43: laporan SK2

Pelatihan PAGT 2008-2009 diadakan RSHS & DPD ASDI Jabar

Sumber :

Mata Kuliah NCP, oleh Ir. A A Gede Anom Aswin, MPS, 2008

http://www.gizi.net/makalah/download/pelatihan-NCP.pdf

6.Tahapan-tahapan dalam NCP

1. Nutrition Assesment

a. Definisi dan tujuan

Nutrition assessment adalah pendekatan sistematis untuk mengumpulkan, mencatat

(record), dan menginterpretasikan data yang relevan dari pasien, klien, anggota

keluarga, penyelenggara asuhan gizi, dan individu maupun kelompok lainnya.

b. Sumber data atau alat Assesment

1) Screening atau lembar rujukan

2) Rekam medik

3) Konsultasi dengan penyelenggaran asuhan, meliputi juga anggota keluarga

4) Focus group discussion dan survey berbasis komunitas

5) Laporan statisik, data administrasi, dan studi epidemiologi.

c. Jenis data yang didapatkan

1) Riwayat makanan dan nutrisi

2) Pengukuran antropometri

3) Data biokimia dan tes kesehatan

4) Pemeriksaan fisik klinis

5) Riwayat klien

d. Komponen

1) Me-review data yang terkumpul sebagai faktor yang mempengaruhi status

kesehatan dan gizi.

2) Mengelompokkan data dasar individu untuk mengidentifikasi suatu diagnosis gizi

sesuai dengan deskripsi di “diagnosis reference sheets”.

3) Mengidentifikasi standar yang nanti digunakan untuk pembanding.

e. Critical thinking

1) Menentukan data yang tepat untuk dikumpulkan

2) Menetapkan membutuhkan informasi tambahan atau tidak

3) Memilih alat assesment dan prosedur yang sesuai dengan situasi dan kondisi

pasien/klien

4) Mengaplikasikan alat assesment dengan cara yang valid dan reliable

5) Membedakan antara data yang relevan dan tidak relevan

Week 2 – Skenario Klinik 2 | 43

Page 44: laporan SK2

6) Membedakan antara data yang penting dan tidak penting

7) Memastikan data telah valid

f. Penentuan tindak lanjut asuhan.

Jika di akhir assesment baik assesment awal maupun assesment ulang ditemukan

masalah yang tidak dapat ditangani oleh proses asuhan gizi selanjutnya, maka

hentikan asuhan gizi untuk sementara waktu.

2. Nutrition Diagnosis

a. Definisi dan Tujuan

Proses mengidentifikasi dan memberikan nama (labelling) pada masalah gizi

yang ada dimana profesi gizi bertanggungjawab untuk menanganinya secara

independen.

a. Sumber data atau alat diagnosis

Data hasil assessment

b. Komponen

1) Nutrition diagnosis / Problem

Mendeskripsikan perubahan status pasien/klien. Label dignostik biasanya

diawali dengan kata “altered”,”excessive”, atau “inadequate”.

2) Etiology

Faktor-faktor yang dikumpulkan ketika nutrition assesment yang berkontribusi

terhadap adanya masalah patofisiologi,psikososial,situasional, budaya, dan

atau lingkungan

3) Sign Symptoms

Tanda-tanda dan gejala yang mengambarkan adanya masalah gizi

c. Critical thinking

1) Menemukan pola dan hubungan antara data dan kemungkinan penyebab.

2) Menarik kesimpulan

3) Menyatakan satu permasalahan secara tuntas

4) Membuat koneksi interdisipliner

d. Penentuan tindak lanjut asuhan

Mengikuti alur nutrition diagnosis. Jika tidak ditemukan masalah gizi, maka

pasien dirujuk kembali ke provider primer. Jika terdapat masalah gizi yang

berpotensi untuk berkembang,maka profesi gizi harus menindaklanjuti dengan

menentukan metode yang tepat dan follow up secara teratur.

Week 2 – Skenario Klinik 2 | 44

Page 45: laporan SK2

3. Nutrition Intervention

a. Definisi dan tujuan

Intervensi Gizi adalah tindakan terencana yang mempunyai tujuan tertentu

dengan tolak ukur perubahan perilaku, faktor resiko, kondisi lingkungan

maupun status kesehatan yang erat kaitannya dengan gizi. Terbagi menjadi

dua komponen yaitu:perencanaan dan implementasi. Dasar untuk penentuan

intervensi adalah dari diagnosa gizi terutama bagian etiologinya. Tapi

seringkali, juga berdasar langsung dari sign symptom.

b. Sumber data atau alat intervensi

1) Pedoman tatalaksana nutrisi dari organisasi profesi

2) Literatur penelitian terkini

c. Komponen = Critical thinking

1) Menetapkan tujuan dan prioritas

2) Menentukan preskripsi diet atau rencana intervensi dasar

3) Membuat koneksi interdisipliner.

4) Mencocokkan strategi intervensi dengan kebutuhan pasien atau klien,

diagnosa gizi, dan norma umum yang berlaku di suatu masyarakat.

5) Memilih beberapa alternatif untuk menentukan rangkaian tindakan.

6) Menspesifikkan waktu dan frekuensi asuhan.

d. Penentuan tindak lanjut asuhan

Jika pasien atau klien sudah mencapai tujuan intervensi atau belum siap

mencapai perubahan yang diharapkan, maka profesional gizi boleh

memberhentikan klien dari rangkaian asuhan gizi sebagai bagian dari rencana

intervensi gizi

4. Nutrition Monitoring-Evaluation

a. Definisi dan tujuan

Mengidentifikasi banyaknya progress yang telah dibuat dan apakah tujuan

atau outcomes yang diperkirakan berhasil tercapai

b. Sumber data dan alat monev

1) Data monitoring pribadi

2) Pengukuran antropometri, data biokimia, tes medis, dan prosedur.

3) Survey pasien/klien, pretest,posttest, dan atau kuesionner

4) Follow up melalui telepon atau surat.

c. Tipe data yang diukur

1) Riwayat nutrisi

2) Pengukuran antropometri, data biokimia, tes medis, dan prosedur

Week 2 – Skenario Klinik 2 | 45

Page 46: laporan SK2

3) Fisik klinis terkait nutrisi

d. Komponen Monev

1) Monitoring progress

2) Mengukur outcomes

3) Mengevaluasi outcomes

e. Critical thinking

1) Memilih indikator/alat ukur yang tepat

2) Menggunakan standar referensi yang tepat sebagai pembanding

3) Menjelaskan variasi dari outcomes yang diperkirakan

4) Menentukan faktor yang membantu atau menyembunyikan progressn

f. Penentuan tindak lanjut asuhan

Berdasarkan temuan-temuan yang didapatkan, profesional gizi boleh aktif

melanjutkan asuhan. Jika asuhan gizi telah selesai atau tidak ada

perubahan lagi yang diharapkan, bisa dihentikan. Jika asuhan gizi

dilanjutkan, assesment ulang harus menghasilkan perbaikan terhadap

diagnosa dan intervensi. Jika asuhan dihentikan, pasien/klien masih

dipantau untuk kemungkinan suatu perubahan status dan mengikuti

asuhan gizi kembali di kemudian hari.

Sumber : International Dietetics and Nutrition Terninology (IDNT) Third

Edition, 2011.

7. Dokumentasi asuhan gizi

Kegunaan utama dari IDNT adalah untuk mendokumentasikan asuhan gizi ke

dalam rekam medik. Dalam prakteknya, RD menggunakan banyak format

berbeda untuk dokumentasi rekam medik. Dokumentasi mengikuti tahapan/alur

NCP. Tanpa memperhatikan format yang bener-bener tepat untuk digunakan.

Dokumentasi yang berkualitas berlangsung secara terus menerus,relevan, akurat,

dan berkala. Prinsip pendokumentasian dan hal-hal yang harus

didokumentasikan adalah sebagai berikut:

1. Data assesment terkait gizi, riwayat nutrisi dan makanan yang berhubungan,

data biokimia, fisik klinis, pengukuran antropometri, dan riwayat gizi. Data-

data di atas sebisa mungkin dibandingkan dengan standar.

2. Pernyataan diagnosis harus disampaikan dengan jelas dan ringkas dan ditulis

dalam format umum “Diagnosis”related to“etiology”as evidenced by“signs and

symptoms”. Pasien mungkin mempunyai diagnosis gizi lebih dari satu atau

Week 2 – Skenario Klinik 2 | 46

Page 47: laporan SK2

bahkan tidak sama sekali. Jika kedua hal diatas terjadi, tetap harus

didokumentasikan dalam medical record.

3. Deskripsi dari intervensi gizi yang akan dilakukan, terutama tentang

preskripsi diet yang telah disesuaikan RD dengan kebutuhan individu pasien.

Intervensi berkaitan dengan diagnosa gizi tertentu. Kesalahan ketika

menghubungkan intervensi dengan diagnosis akan diidentifikasi sebagai

kekurangan dari sistem dokumentasi yang ada.

4. Deskripsi dari monitoring dan evaluasi digunakan untuk mengidentifikasi

outcomes pasien/klien yang terkait dengan diagnosa gizi dan tujuan serta

rencana intervensi. Perubahan dalam indikator outcomes tertentu dapat

diukur dan dibandingkan dengan status klien sebelumnya, tujuan intervensi,

atau reference standar.

Sumber : International Dietetics and Nutrition Terninology (IDNT) Third Edition, 2011.

Week 2 – Skenario Klinik 2 | 47

Page 48: laporan SK2

BAB II

KEGIATAN SKILL LABORATORIUM

A. KOMPETENSI

CD 33 Merancang dan menetapkan rencana pelayanan gizi sesuai dengan

keadaan kesehatan

GO 33.1 Merancang pelayanan gizi sesuai dengan keadaan kesehatan klien,

dengan menegakkan diagnosa gizi yang tepat.

B. WAKTU DAN TEMPAT

Waktu pelaksanaan pada hari Rabu, 2 Maret 2011 pukul 10.30 – 15.30 (300 menit)

di gedung Graha Medika lantai 1.

C. METODE LABSKIIL

Mahasiswa mampu menegakkan diagnosa gizi, dan membuat rencana intervensi

hingga monitoring dan evaluasi dengan menggunakan NCP model berdasarkan

penggunaan buku IDNT (International Dietetics and Nutrition Terminology) edisi 3.

D. HASIL

IDENTITAS PASIEN

Nama : Nn. Yuliana

Jenis Kelamin : P

Umur : 18 tahun

Week 2 – Skenario Klinik 2 | 48

Page 49: laporan SK2

TTL : 05/08/1992

Alamat : Jl. Bejo RT.21 RW.08 Salamrejo, Trenggalek

Pendidikan : SMU

Pekerjaan : Pelajar

MRS : 06/11/2010

Register : 1029847

Diagnosa : Sarkoma Bastroides post radikal histeroktomi

Ruang/kamar : IRNA III Ruang 9

DATA SUBYEKTIF

Nutrisi

Sekarang Dahulu

Mendapatkan diet nasi

TKTP

Nafsu makan menurun

Recall :

E=1145,6 kkal (49,9%)

P=36,1g (51,2%)

L=35g (54,9%)

KH=169g (46,8%)

Pasien makan 3x sehari

Makanan pokok: Nasi (100-150g)

Lauk hewani: ayam goreng (3-4x/mgg porsi 50g), telur (60g),

daging (50g), dan ikan (75g) dikonsumsi 2-3x/mgg)

Sayur: wortel, kangkung, dan bayam (50g) 3-4x/mgg

Buah: apel (125g), jeruk (100g), dan pepaya (100g) 2-3x/mgg

Pasien tidak pernah mendapatkan edukasi gizi

Riwayat Penyakit

Sekarang Dahulu Keluarga

Pasien MRS untuk

menjalani operasi radikal

histeroktomi setelah

kemoterapi 6x dengan hasil

poor respon

Pasien pernah MRS tahun 2009

dengan keluhan benjolan pada

vagina, namun dikatakan ada

gangguan hormon.

Juni 2010 pasien didiagnosis sarcoma

dan harus menjalani kemoterapi

Tidak ada keluarga yang

menderita penyakit

seperti yang diderita

pasien

OBAT

Obat Dosis Keterangan (+IOM)

Ampicilin 3x1g

Week 2 – Skenario Klinik 2 | 49

Page 50: laporan SK2

Metronidazole 3x500g

Gunbamycyn 2x1

Antacid 3x1sdm

Asam femarat 3x500mg

Tramadol

Robumartia 1x1

DATA OBYEKTIF

Anthropometri

TB = 151 cm BB = 47 kg IMT = 47/1,512 = 20,6 Normal

Biokimia

Nilai Normal Interpretasi Rasional

Leukosit 8300 / µl 3.500 – 10.000/ µl N

Hb 10,7 dl 12-16 / dl ↓ Perdarahan

Hematokrit 31,2% 38-47% ↓ Perdarahan

Trombosit 245.000 dl 150.000 - 390.000 N

Ureum 12,2 mg/dl 10-50 mg/dl N

Creatinin 0,75 mg/dl 0,7-1,5 mg/dl N

Natrium 124 mmol 135-148mEq/L ↓

Albumin 3,27 g/dl

GDS 96 mg/dl ≥200 mg/dl ↓ Belum makan/makan sedikit

Fisik/Klinis

Kesadaran umum : cukup

Kesadaran : compos mentis

Tekanan darah : 100/80 mmHg (N)

Nadi : 80x/menit (N)

RR : 20x/menit (N)

Week 2 – Skenario Klinik 2 | 50

Page 51: laporan SK2

T. ax : 37,1oC (N)

Luka tutup kasa, Pus (+)

E. HAMBATAN

1. Kesulitan dalam penggunaan buku IDNT edisi 3

2. Waktu untuk mengerjakan labskill kurang

Week 2 – Skenario Klinik 2 | 51

Page 52: laporan SK2

BAB IV

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. KESIMPULAN

1. IDNT

- IDNT merupakan sebuah pedoman yang disusun oleh ADA dan berisi

tentang standarisasi bahasa atau pengontrolan penggunaan kosakata untuk

digunakan oleh ahli gizi untuk melakukan assessment, diagnosis, intervensi,

dan monitoring dan evaluasi.

- Tujuan dan fungsi dari dikeluarkannya IDNT oleh ADA, merupakan pedoman

yang digunakan oleh ahli-ahli gizi supaya dapat berkomunikasi dengan baik

antar ahli gizi karena memiliki kesamaan bahasa yang digunakan untuk

melakukan asuhan gizi kepada pasien.

2. Perbedaan IDNT 1,2, dan 3

- Terdapat perbedaan antara IDNT 1, 2, dan 3 dalam domain-domain nutrition

assessment, diagnosis, intervention, dan monev

- Terdapat 10 penambahan nutrition diagnosis baru pada IDNT edisi 3

- Terminologi pada IDNT edisi 3 ada bagian yang direvisi, ditambah, maupun

dihapus

3. Keterkaitan antara pelayanan gizi, asuhan gizi, NCP, dan IDNT

- Asuhan gizi merupakan salah satu kegiatan dalam pelayanan gizi.

- Dalam asuhan gizi diperlukan input dan proses sehingga didapatkan output

- Proses dalam asuhan gizi memerlukan suatu standar yaitu NCP

- Di dalam pelaksanaan NCP, diperlukan IDNT sebagai standarisasi bahasa

untuk mendeskripsikan setiap langkah dari NCP

4. NCPM

- Merupakan gambaran (visualisasi) dari NCP, yang merupakan cara atau

metode pemecahan masalah (problem solving) yang sistematis dimana

dietisien dituntut dapat berpikir kritis dan membuat keputusan yang tepat,

Week 2 – Skenario Klinik 2 | 52

Page 53: laporan SK2

terkait dalam memecahkan masalah-masalah gizi dan dapat melaksanakan

asuhan gizi yang berkualitas, aman dan efektif.

- Terdapat 4 tahapan dalam NCP, yakni assessment, diagnosis, intervensi, dan

monev, yang mesing-masing tahapan memiliki definisi, tujuan, alat,

komponen, critical thinking, dan penentuan tindak lanjut asuhan

B. REKOMENDASI

1. Mendapatkan seluruh bagian buku panduan IDNT edisi 3

2. Mendapatkan pelatihan terlebih dahulu dalam menggunakan buku IDNT

(International Dietetics and Nutrition Terminology) edisi 3.

Week 2 – Skenario Klinik 2 | 53

Page 54: laporan SK2

DAFTAR PUSTAKA

Mata Kuliah NCP, oleh Ir. A A Gede Anom Aswin, MPS, 2008

http://www.gizi.net/makalah/download/pelatihan-NCP.pdf

NCP/SL Committee. 2010. NCP Part II: Using the International Dietetics and Nutrition

Terminology to Document the Nutrition Care Process

PGRS DEPKES RI, 2006

http://www.gizi.net/makalah/download/pelatihan-NCP.pdf

www.eatright.org

Skipper, Annalynn .Applying the Nutrition Care Process:Nutrition Diagnosis and

Intervention,2007

http://www.adaevidencelibrary.com/files/file/Skipper_Article%20%282%29.pdf

Lacey, Karen. 2008. NCP and Model: ADA Adopts Road Map To Quality Care And

Outcomes Management

Marlis, Atkins. 2010. Canadian Perspectives On The NCP and IDNT. Dietitians of Canada

NCP/SL Committee. 2008. NCP Part II: Using the IDNT to Document the NCP

IDNT 3rd edition. 2011. Nutrition Care Process. IDNT Reference Sheet Changes.

Week 2 – Skenario Klinik 2 | 54

Page 55: laporan SK2

McCharthy, Maureen. 2010. The NCP and Standardized Language in Nephrology Nutrition

http://www.informatics.review.com/wiki/index.php/IDNT

TIM PENYUSUN

KETUA : Hiya Alfi Rahmah 0810730039

SEKERTARIS 1 : Annisaa P.N 0810730019

SEKERTARIS 2 : Nike Frans 0810730051

ANGGOTA :

Anik Budiany 0810730017

Ayu Intan Safitri 0810730022

Endah Retno Palupi 0810730032

Hanif Alamudin M. 0810730036

Ineke Marita Oktaviana 0810730042

Melia Puspita Sari 0810730048

Primanita Setyowati 0810730058

FASILITATOR : Bu Inggita Kusumastuty

PROSES DISKUSI :

1. Kemampuan Fasilitator dalam Memfasilitasi

Fasilitator sudah baik dalam memfasilitasi diskusi

Fasilitator membantu mengingatkan chair untuk mengondusifkan kembali diskusi

ketika sudah mulai kurang kondusif

Fasilitator juga memancing peserta diskusi jika ada kompetensi atau learning

issues yang belum tercapai

Fasilitator membantu mengarahkan topik diskusi saat mulai melebar dari

pembahasan

Fasilitator memberikan penjelasan singkat saat diskusi menemui jalan buntu

2. Kompetensi/ Hasil Belajar Yang Dicapai Oleh Anggota Diskusi

Merancang pelayanan gizi sesuai dengan keadaan kesehatan klien, dengan

menegakkan diagnosa gizi yang tepat.

Week 2 – Skenario Klinik 2 | 55

Page 56: laporan SK2

Memahami isi IDNT edisi 1, 2, dan 3 termasuk panduannya serta keterkaitannya

dalam Nutrition Care Process dan Model

Mengetahui perbedaan atau revisi yang ada pada setiap edisi publikasi IDNT

Week 2 – Skenario Klinik 2 | 56