laporan-sfpt-kecambah

33
LAPORAN PRAKTIKUM SFPT “PENGARUH PERENDAMAN BIJI DALAM AIR TERHADAP PERKECAMBAHAN” Oleh : Kelompok 1 Ageng Kastawaningtyas 13030654003 Safitri Rahayu 13030654014 Septiana Nurjanatin Aulia 13030654028 Yeny Ratnasari 13030654037 Kelas Pendidikan IPA A 2013

Upload: cavitri-vitri

Post on 06-Nov-2015

60 views

Category:

Documents


22 download

DESCRIPTION

laporan sfpt

TRANSCRIPT

LAPORAN PRAKTIKUM SFPTPENGARUH PERENDAMAN BIJI DALAM AIR TERHADAP PERKECAMBAHAN

Oleh :Kelompok 1Ageng Kastawaningtyas13030654003Safitri Rahayu13030654014Septiana Nurjanatin Aulia13030654028Yeny Ratnasari13030654037

Kelas Pendidikan IPA A 2013

PRODI PENDIDIKAN IPAFAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAMUNIVERSITAS NEGERI SURABAYA2015ABSTRAKPENGARUH PERENDAMAN BIJI DALAM AIR TERHADAP PERKECAMBAHAN

Praktikum pengaruh perendaman biji dalam air terhadap perkecambahan ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh lama perendaman biji kacang hijau terhadap perkecambahan. Metode penelitian yang dilakukan adalah merendam biji kacang hijau selama 4 jam, 3 jam, 2 jam, 1 jam dan tanpa direndam masing-masing 50 biji, kemudian menanam dalam waktu yang bersamaan pada cawan petri yang sudah dialasi kapas basah, lalu menutup cawan petri kemudian menyimpan di tempat gelap dan mengamati setiap hari berapa jumlah biji yang berkecambah selama 10 hari. Hari pertama pengamatan dihitung saat penanaman biji pada cawan petri. Setelah itu membuat tabel persentase perkecambahan dan indeks kecepatan perkecambahan dari hasil pengamatan. Hasil pengamatan berupa banyaknya biji kacang hijau yang berkecambah dari tiap beda lama perendaman. Berdasarkan pengamatan, perkecambahan dipengaruhi oleh lama perendaman dalam air, semakin lama perendaman maka waktu perkecambahan juga akan semakin cepat. Semakin lama perendaman biji dalam air maka semakin tinggi pula indeks kecepatan perkecambahannya.

Kata Kunci: kacang hijau, IKP (Indeks Kecepatan Perkecambahan), perkecambahan, persentasi perkecambahan.

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar BelakangPada perbanyakan secara generatif, masalah utama yang dihadapi adalah lamanya waktu yang diperlukan biji untuk berkecambah. Hal ini dikarenakan beberapa faktor antara lain keadaan biji (keadaan khusus yang menghambat perkecambahan biji kacang hijau adalah tidak mempunyai endosperm sebagai cadangan makanan pada awal perkecambahan biji), permeabilitas kulit biji, dan tersedianya air di sekeliling biji.Jika ketiga faktor tersebut tidak mendukung biji untuk melakukan perkecambahan maka biji memiliki kemampuan untuk mengundurkan fase perkecambahannya yang disebut dengan dormansi. Peranan hormon tumbuh di dalam biji yang mengalami dormansi adalah dapat menstimulasi sintesis ribonuklease, amilase dan protease di dalam biji.Fase akhir dari dormansi adalah fase berkecambah. Permulaan fase perkecambahan ini ditandai dengan penghisapan air (imbibisi) kemudian terjadi pelunakan kulit biji sehingga terjadi hidratasi protoplasma. Setelah fase istirahat berakhir, maka aktivitas metabolisme meningkat dengan disertai meningkatnya aktivitas enzimatik dan respirasi. Di dalam aktivitas metabolisme, giberelin yang dihasilkan oleh embrio ditranslokasikan ke lapisan aleuron sehingga menghasilkan enzim amilase. Proses selanjutnya yaitu enzim tersebut masuk ke dalam cadangan makanan dan mengkatalis proses perubahan cadangan makanan yang berupa pati menjadi gula sehingga dapat menghasilkan energi yang berguna untuk aktivitasi sel dan pertumbuhan.

B. Rumusan MasalahBerdasarkan latar belakang diatas dapat diambil suatu rumusan masalah sebagai berikut :Bagaimana pengaruh lama perendaman biji kacang hijau terhadap perkecambahan?

C. TujuanAdapun tujuan dari pengamatan ini adalah sebagai berikut :Untuk mengetahui pengaruh lama perendaman biji kacang hijau terhadap perkecambahan.

BAB IIKAJIAN PUSTAKA

Banyaknya air yang memadai merupakan syarat utama terjadinya perkecambahan, air dapat menghilangkan masa dormansi dari biji. Perkecambahan merupakan permulaan kembali pertumbuhan embrio di dalam biji. Yang diperlukan adalah suhu yang cocok , dan persediaan oksigen yang cukup. Terbuka terhadap cahaya untuk waktu yang sesuai juga merupakan persyaratan untuk perkecambahan untuk beberapa kasus. (Kimball. 1983)Perkecambahan dapat diartikan sebagai proses pengaktifan kembali aktifitas pertumbuhan sumbu embrio (embryonic axis) di dalam biji yang berhenti untuk kemudian membentuk bibit (seedling). Pada embrio yang sangat muda sel-selnya hampir sama bentuk dan ukuran belum terdiferensisasi. Sel-sel ini membelah berulang-ulang kemudian mengalami pertumbuhan, perkembangan dan diferensiasi beberapa waktu, akhirnya akan kelihatan organ-organ permulaan yang belum sempurna seperti akar, batang dan daun.Untuk perkecambahan, biji harus mempunyai ketersediaan cukup air. Pada suhu tinggi, jumlah air akan berkurang karena air menguap pada suhu tinggi. (Dwijoseputro, 1991). Perkecambahan biji tidak hanya dipengaruhi oleh suhu, tapi juga(bergantung pada spesies) dipengaruhi oleh cahaya, pemecahan kulit biji agar radikula dapat menerobos keluar dan oksigen dan/atau air dapat masuk, penghilangan zat penghambat kimiawi, dan pematangan embrio. (Salisbury. 1995)Pada kondisi pertumbuhan yang cocok, satu biji yang hidup akan berkecambah dan menghasilkan satu tumbuhan muda atau kecambah. Gejala luar pertama dari perkecambahan adalah pecahnya testa didaerah mikrofil dan dari situ muncul radikula yang kemudian menancap ke tanah dan menjadi akar. (Loveless, 1987)Air yang memegang peranan yang penting dalam proses perkecambahan biji dan kehidupan tumbuhan. Fungsi air pada perkecambahan biji adalah untuk melunakkan kulit biji. Air yang masuk secara imbibisi akan melunakkan biji dan menyebabkan pengembangan embrio dan endosperm. Air akan memberikan kemudahan masuknya oksigen kedalam biji. Dinding sel yang kering hampir tidak permeabel untuk gas. (Firdaus, dkk. 2006)Penyerapan air melalui imbibisi dan osmosis merupakan proses yang pertama terjadi pada perkecambahan diikuti dengan pelunakan biji. Selanjutnya embrio dan endosperm akan membengkak sehingga mendesak kulit biji yang sudah lunak sampai pecah. Makanan cadangan yang disimpan dalam biji adalah berupa selulosa, pati, lemak dan protein. Sumber energi ini pada monokotil terdapat dalam endosperm dan pada dikotil terdapat kotiledon. Makanan ini berupa senyawa komplek bermolekul besar, tidak dapat diangkut kedaerah sumbu embrio sehingga tidak dapat dimanfaatkan langsung oleh titik tumbuh untuk pembentukan protoplasma baru. Oleh sebab itu zat ini harus dipecah dahulu menjadi senyawa sederhana, larut dalam air sehingga dapat diangkut. Proses perombakan senyawa ini dapat terjadi dengan bantuan enzim-enzim pencernaan yang terdapat dalam biji yang mnguraikan pati dan hemiselulosa menjadi gula; lemak menjadi asam lemak dan gliserol serta protein menjadi asam amino. Hasil rombakan ini larut dalam air sehingga mudah untuk di angkut. (Salisbury. 1995)Imbibisi air oleh biji menyebabkan berlangsungnya reaksi kimia sehingga perkecambahan terjadi dengan adanya penembusan radial kulit biji dan pelepasan posfat dan kation dari vitin juga berlangsung segera setelah perkecambahan dan sebagian ion diangkut oleh tumbuhan lewat floem. (Santoso, 1990)Air yang diserap oleh biji digunakan untuk proses respirasi, energi yang terbentuk akan digunakan untuk perkecambahan. Respirasi adalah reaksi oksidasi senyawa organik untuk menghasilkan energi yang digunakan untuk aktivitas sel dan kehidupan tumbuhan dalam bentuk ATP atau senyawa berenergi tinggi lainnya. Selain itu respirasi juga menghasilkan senyawa antara yang berguna sebagai bahan sintesis berbagai senyawa lain (Salisbury. 1995).Dalam proses perkecambahan fithohormon sangat diperlukan yaitu:1. Giberelin untuk enzim hidrolitik2. Sitokinin merangsang pembelahan sel, menghasilkan munculnya akar lembaga dan pucuk lembaga. Perluasan awal pada koleoriza (munculnya ujung akar) terutama karena pembesaran sel.3. Auksin meningkatkan petumbuhan karena pembesaran koleoriza akar lembaga dan pucuk lembaga dan aktivasi geotropi yaitu orientasi yang benar pada pertumbuhan akar dan pucuk, terlepas dar orientasi. (Firdaus dkk, 2006)Faktor yang mempengaruhi kecepatan penyerapan air oleh biji adalah:1. Konsentrasi airKonsentrasi yang dimaksud disini adalah konsentrasi air diluar biji dibandingkan dengan konsentrasi air didalam biji.2. Permeabilitas kulit biji atau membrane biji.Ada biji dimana kulitnya keras dan ada pula kulit biji yang lunak dan permiabel.3. SuhuApabila suhu air ditingkatkan, hal ini akan meningkatkan difusi air ke dalam biji sampai batas waktu tertentu.4. Luas permukaan biji yang kontak dengan air.Kecepatan penyerapan air oleh biji berbanding lurus dengan luas permukaan.5. Tekanan hidrostatikMeningkatnya volume air yang masuk akan menimbulkan tekanan hidrostatik. Meningkatnya tekanan hidrostatik dalam biji akan memperlambat penyerapan air.6. Spesies.Masing masing spesies mempunyai kecepatan penyerapan tertentu.7. Komposisi kimia.Biji yang mempunyai kadar protein yang tinggi menyerap lebih cepat sampai tingkat tertentu dibandingkan dengan biji yang kadar karbohidratnya tinggi atau kadar minyaknya tinggi.8. Umur bijiBiji tua menyerap lebih cepat dan membutuhkan air lebih banyak (Firdaus dkk, 2006).Biji dapat berkecambah karena di dalamnya terdapat embrio atau lembaga tumbuhan.Embrio atau lembaga tumbuhan mempunyai tiga bagian, yaitu akar lembaga/calon akar (radikula), daun lembaga (kotiledon), dan batang lembaga (kaulikulus).Terdapat dua macam pertumbuhan, yaitu :1. Pertumbuhan PrimerTerjadi sebagai hasil pembelahan sel-sel jaringan meristem primer.Berlangsung pada embrio, bagian ujung-ujung dari tumbuhan seperti akar dan batang.2. Pertumbuhan SekunderMerupakan aktivitas sel-sel meristem sekunder yaitu kambium dan kambium gabus.Pertumbuhan ini dijumpai dikotil, gymnospermae dan menyebabkan membesarnya ukuran diameter tumbuhan.Mula-mula kambium hanya terdapat pada ikatan pembuluh, yang disebut kambium vasic atau kambium intravaskuler.Fungsinya adalah membentuk xylem dan floem primer.Selanjutnya parenkim akar/batang yang terletak di antara ikatan pembuluh, menjadi kambium yang disebut kambium intervasis.Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan dibedakan atas faktor luar dan faktor dalam.1. Faktor Luar (Eksternal)a. MakananMakanan adalah sumber energi dan sumber materi untuk menyintesis sebagai komponen sel. Nutrien yang dibutuhkan tumbuhan bukan hanya karbon dioksida dan air, tetapi juga unsur-unsur lainnya. Karbon dioksida diabsorbsi oleh daun, sedangkan air dan mineral diserap oleh akar.b. AirTanpa air, tumbuhan tidak akan tumbuh. Air termasuk senyawa utama yang sangat dibutuhkan tumbuhan. Air berfungsi antara lain untuk fotosintesis, mengaktifkan reaksi enzimatik, menjaga kelembapan dan membantu perkecambahan biji. Tanpa air, reaksi kimia dalam sel tidak dapat berlangsung sehingga mengakibatkan tumbuhan mati.c. SuhuSuhu yang baik atau ideal yang diperlukan tumbuhan sehingga pertumbuhan dan perkembangan berlangsung baik disebut suhu optimum (10oC-38oC). Umumnya tumbuhan tidak dapat tumbuh di bawah suhu 0oC dan di atas 40oC. Keberadaan suhu ini erat hubungannya dengan kerja enzim. Jika suhu terlalu tinggi atau terlalu rendah, enzim akan rusak.d. KelembapanKelembapan udara memengaruhi penguapan air yang berhubungan dengan penyerapan nutrien. Penguapan air akan meningkat apabila kelembapan rendah, akibatnya tumbuhan dapat menyerap banyak nutrien.e. CahayaCahaya sangat dibutuhkan oleh tanaman untuk dapat melakukan fotosintesis. Jika suatu tanaman kekurangan cahaya, maka tumbuhan itu bisa tampak pucat dan warna tanaman itu kekuning-kuningan.2. Faktor Dalam (Internal)a. GenGen merupakan substansi hereditas dan penentu sifat individu yang terdapat di dalam kromosom. Sifat kenetik ini memengaruhi ukuran dan bentuk tumbuh tumbuhan.b. Hormon Tumbuhan (Fitohormon)Fitohormon adalah senyawa organik yang dihasilkan oleh tumbuhan, yang dalam konsentrasi rendah atau kecil dapat mengatur proses fisiologis. Adapun syarat-syarat fitohormon yaitu senyawa organik yang dihasilkan oleh tumbuhan itu sendiri; harus dapat ditranslokasikan; tempat sintesis dan kerja berbeda; dan aktif dalam konsentrasi rendah.

BAB IIIMETODE PERCOBAAN

A. Diamati perkecambahannya setiap hari selama 10 hariData hasil pengamatan50 butir kacang hijau direndam dalam waktu yang telah ditentukanKacang hijau yang telah direndam ditumbuhkan dalam cawan petri yang telah diberi kapas basahRancangan Percobaan

B. Alat Dan Bahan1. Alata. Cawan petri5 buahb. Gelas kimia4 buahc. Kapassecukupnya2. Bahana. Biji kacang hijau250 butirb. Air sulingsecukupnya

C. Variabel Percobaan1. Variabel Kontrol: biji kacang hijau, jumlah biji kacang hijau, alat yang digunakan, tempat penyimpanan kecambah, waktu mulai penanaman bijiDefinisi Operasional: Kacang hijau yang digunakan dalam percobaan ini digunakan jenis yang sama, jumlah kacang hijau yang digunakan untuk setiap perlakuan sebanyak 50 butir, alat yang digunakan sama untuk setiap perlakuan, kecambah pada setiap perlakuan ditempatkan pada kondisi yang sama yaitu tempat yang gelap, biji ditanam pada waktu yang bersamaan2. Variabel Manipulasi: lama perendamanDefinisi Operasional: Lama perendaman dibuat berbeda untuk setiap perlakuan yaitu tanpa perendaman, 1 jam perendaman, 2 jam perendaman, 3 jam perendaman, dan 4 jam perendaman.3. Variabel Respon: jumlah kecambah kacang hijau yang tumbuhDefinisi Operasional: Jumlah kecambah yang tumbuh setiap harinya selama 10 hari pengamatan akan berbeda untuk setiap perlakuanD. Langkah Percobaan1. Merendam biji kacang hijau selama 4 jam, 3 jam, 2 jam, 1 jam dan tanpa direndam masing-masing 50 biji2. Menanam dalam waktu yang bersamaan pada cawan petri yang sudah dialasi kapas basah3. Menutup cawan petri kemudian menyimpan ditempat gelap dan mengamati setiap hari berapa jumlah biji yang berkecambah selama 10 hari. Hari pertama pengamatan dihitung saat penanaman biji pada cawan petri4. Membuat tabel presentase perkecambahan dan indeks kecepatan perkecambahan dari hasil pengamatan

Xn= banyaknya biji yang berkecambah pada hari ke-n

BAB IVANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. DataTabel 1. Jumlah biji yang berkecambahNo.Waktu perendaman (jam)Jumlah biji yang berkecambah pada hari ke-Jumlah akhir perkecambahan

12345678910

100373400000044

210403310100048

320433000000046

430451001100048

540451200000048

Keterangan: biji kacang hijau

Tabel 2. Pengaruh lama perendaman biji terhadap persentase perkecambahan dan IKP (Indeks Kecepatan perkecambahan)No.Waktu perendaman (jam)Jumlah awalJumlah akhir perkecambahanPersentase (%)IKP

1050448820,50

2150489622,09

3250469222,50

4350489623,14

5450489623,33

Keterangan: biji kacang hijau

B. AnalisisBerdasarkan data di atas, dapat diketahui bahwa dengan perbedaan lama perendaman, dihasilkan jumlah dan kecepatan perkecambahan biji kacang hijau yang berbeda-beda. Pada lama perendaman 0 jam atau tanpa perendaman, biji berkecambah pada hari ke-2, jumlah semua biji yang berkecambah 44 dari jumlah keseluruhan 50 biji dengan persentase sebesar 88% dan IKP sebesar 20,50. Pada biji dengan perendaman selama 1 jam, biji mulai berkecambah pada hari ke-2, jumlah semua biji yang berkecambah 48, dengan persentase sebesar 96% dan IKP senilai 22,09. Pada lama perendaman 2 jam, biji mulai berkecambah pada hari ke-2, jumlah semua biji yang berkecambah 46, dengan persentase 92% dengan IKP sebesar 22,50. Pada lama perendaman 3 jam, biji berkecambah pada hari ke-2, jumlah semua biji yang berkecambah 48 dari jumlah keseluruhan 50 biji dengan persentase 96% dan IKP sebesar 23,14. Pada lama perendaman 4 jam, biji mulai berkecambah pada hari ke-2, jumlah semua biji yang berkecambah 48 dari jumlah awal 50 biji dengan persentase 96% dan IKP sebesar 23,33.Hubungan antara lama perendaman dengan persentase perkecambahan dan IKP (Indeks Kecepatan Perkecambahan) dapat dilihat pada diagram di bawah ini:Diagram 1. Hubungan lama perendaman dengan persentase perkecambahan

Diagram 2. Hubungan lama perendaman dengan IKP (Indeks Kecepatan Perkecambahan)

Dari diagram 1. diperoleh bahwa persentase jumlah biji yang berkecambah mulai dari tidak direndam sampai 1 jam, semakin lama perendaman semakin besar persentase perkecambahannya. Tetapi pada lama perendaman 2 jam persentase turin menjadi 92% dan pada lama perendaman 3 jam naik lagi menjadi 96%, dan pada lama perendaman 4 jam tetap 96%.Dari diagram 2. diperoleh pengaruh lama perendaman terhadap IKP adalah semakin lama waktu perendaman, maka IKP juga akan semakin besar.

C. PembahasanBerdasarkan analisis data di atas, diketahui bahwa harga IKP bertambah besar seiring dengan lamanya perendaman dan persentase perkecambahan bertambah besar seiring dengan lamanya perendaman biji kacang hijau. Biji yang direndam selama 4 jam memiliki harga IKP paling besar dari biji yang direndam selama 3 jam, 2 jam, 1 jam, dan 0 jam. Hal tersebut dikarenakan semakin lama biji direndam, maka semakin besar masuknya air ke dalam endosperma biji. Imbibisi air oleh biji menyebabkan berlangsungnya reaksi kimia sehingga perkecambahan terjadi dengan adanya penembusan radial kulit biji dan pelepasan posfat dan kation dari vitin juga berlangsung segera setelah perkecambahan dan sebagian ion diangkut oleh tumbuhan lewat floem. Perendaman biji dalam air mengakibatkan kulit biji lembab dan lebih lunak memungkinkan pecah dan robek sehingga perkembangan embrio dan endosperm lebih cepat terjadi, serta untuk memberikan fasilitas masuknya oksigen (larut dalam air) ke dalam biji. Selain itu air juga berfungsi mengencerkan protoplasma sehingga dapat mengaktifkan berbagai fungsinya serta sebagai alat transport larutan makanan dari endosperm atau kotiledon ke titik tumbuh, dimana akan terbentuk protoplasma baru.Pertumbuhan biji kacang hijau menjadi lebih pesat karena ketika proses perendaman ada air yang masuk meresap ke dalam biji kacang hijau tersebut atau biasa disebut imibisi. Air yang berimibisi tersebut langsung memenuhi ruang di dalam kecambah sehingga lapisan-lapisan pembungkus pecah dan membuat perubahan metabolic (adanya hormon giberelin) terhadap embrio, sehingga menyebabkan biji tersebut melanjutkan pertumbuhan. Kadar air juga sangat berpengaruh terhadap perkecambahan, dengan kadar air biji yang berlebihan maka tingkat penyerapan air pada waktu perkecambahan tidak dapat optimum. Oleh karena itu lebih baik merendam biji kacang hijau tersebut dengan waktu yang cukup tidak boleh kurang ataupun lebih karena apabila terlalu lama menyebabkan biji kacang hijau tersebut menjadi busuk.Sebaliknya pada biji yang tidak direndam, kulit biji tetap keras sehingga proses perkembangannya menjadi lambat. Sel-sel biji kacang hijau yang kering mempunyai nilai osmosis yang rendah, sehingga mempunyai nilai potensial osmotik yang rendah dan mempunyai nilai defisit tekanan osmotik yang tinggi, sehingga apabila biji yang kering direndam dalam air dalam waktu yang lama akan terjadi peristiwa imbibisi yang sebenarnya juga merupakan suatu proses difusi air atau osmosis. Biji dapat diketahui berkecambah jika yang pertama muncul dari biji tersebut adalah radikula (akar lembaga) yang berasal dari kulit biji yang pecah akibat pembengkakan biji setelah biji mengalami proses imbibisi. Pada biji yang kering gas O2 akan masuk ke dalam sel secara difusi. Apabila dinding sel kulit biji dan embrio telah menyerap air, maka suplai okigen akan meningkat pada sel-sel hidup, sehingga memungkinkan untuk terjadinya proses respirasi dan CO2 yang dihasilkan lebih mudah berdifusi keluar. Sedangkan untuk biji yang tidak direndam, dinding selnya hampir tidak permeable untuk gas, sehingga masuknya O2 ke dalam biji akan menjadi lambat. Pada biji yang direndam dengan air dapat membentuk alat transport makanan yang berasal dari endosperm, kotiledon pada titik tumbuh pada embrionik di ujung yang nantinya akan digunakan untuk membentuk protoplasma baru. Namun ketika suplai air rendah atau tidak tersedia maka pembentukan sitoplasma baru akan berlangsung sangat lambat. Air berpengaruh terhadap kecepatan reaksi biokimia dalam sel yang berhubungan dengan kerja enzim. Perkecambahan memerlukan suhu yang tepat untuk aktivitas enzim, sehingga dalam percobaan ini diletakkan pada tempat gelap. Keadaan gelap berpengaruh terhadap bentuk luar dan laju perpanjangan. Tumbuhan yang diletakkan di tempat gelap akan tumbuh lebih cepat daripada di tempat yang terkena cahaya. Hal ini dilakukan untuk menjaga intensitas cahaya yang diterima tumbuhan agar pertumbuhan berlangsung dengan baik. Salah satu faktor dalam yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tanaman adalah hormon tumbuhan. Pada biji kacang hijau mengalami masa dormansi namun tidak lama. Ketika dormansi biji kacang hijau telah hilang maka biji akan membentuk hormon giberelin yang diperlukan untuk mengungguli efek kerja penghambat pertumbuhan, sehingga pertumbuhan pun dapat dimulai. Dalam keadaan tersebut, dilakukan perendaman dalam air maka biji pun akan berkecambah. Kadar air dalam sel berpengaruh terhadap pembentukan hormon, sehingga biji kacang hijau yang direndam selama 4 jam akan lebih cepat berkecambah sehingga IKP tinggi dan persentase perkecambahanpun juga tinggi. Ketersediaan air mempengaruhi proses pertumbuhan dan perkembangan.Namun, pada praktikum kali ini, terjadi sedikit perbedaan yang mana pada perendaman 2 jam, terjadi penurunan persentase perkecambahan dibanding dengan yang direndam selama 1 jam. Hal ini dapat terjadi diperkirakan karena berbedanya kondisi biji sebelum direndam seperti permeabilitas kulit biji, dan luas permukaan biji yang kontak dengan air. Karena perkecambahan bukan hanya dipengaruh oleh faktor luar tetapi juga dipengaruhi faktor dalam.

BAB VPENUTUP

A. KesimpulanKesimpulan yang dapat diambil dari percobaan yang kami lakukan mengenai pengaruh perendaman biji dalam air terhadap perkecambahan adalah perkecambahan dipengaruhi oleh lama perendaman dalam air, semakin lama perendaman maka waktu perkecambahan juga akan semakin cepat. Semakin lama perendaman biji dalam air, maka semakin tinggi pula indeks kecepatan pertumbuhannya (lama perendaman biji berbanding lurus terhadap indeks kecepatan perkecambahan).

B. SaranDalam praktikum ini diperlukan pemilihan yang cermat dalam menentukan biji yang digunakan dalam percobaan, sebaiknya memilih biji kacang hijau yang baik dengan ukuran yang sama. Mengusahakan keadaan media tetap lembab.

DAFTAR PUSTAKA

Dwidjoseputro, 1991. Pengantar fisiologi Tumbuhan. Gramedia. JakartaFirdaus L.N., Sri Wulandari, Yusnida Bey. 2006. Fisiologi Tumbuhan. Pusat Pengembangan Pendidikan Universitas Riau. Pekanbaru.Heddy, Suwasono. 1990. Biologi Pertanian. Rajawali Press. JakartaKimball, John. 1983. Biologi jilid II edisi ke lima. Erlangga. JakartaLoveless. RA. 1987. Prinsip-prinsip Biologi Tumbuhan Untuk Daerah Tropika. PT. Gramedia Utama. Jakarta.Salisbury, FB., Ross, CW., 1995 . Fisiologi Tumbuhan Jilid 1. Penerbit ITB. BandungSantoso. 1990. Fisiologi Tumbuhan. UGM Press: Yogyakarta

LAMPIRANA. Lampiran Perhitungan1. Persentase Perkecambahan

a. 0 jam = = 88%b. 1 jam = = 96%c. 2 jam = = 92%d. 3 jam = = 96%e. 4 jam = = 96%

2. IKP (Indeks Kecepatan Perkecambahan)

Xn= banyaknya biji yang berkecambah pada hari ke-n

a. 0 jam = 0 + 18,5 + 1 + 1 + 0 + 0 + 0 + 0 + 0 + 0 = 20,50b. 1 jam = 0 + 20 + 1 + 0,75+ 0,20 + 0 + 0,14 + 0 + 0 + 0 = 22,09c. 2 jam = 0 + 21,5 + 1 +0+ 0 + 0 + 0 + 0 + 0 + 0 = 22,50

d. 3 jam = 0 + 22,5 + 0,33 + 0 + 0 + 0,17 + 0,14 + 0 + 0 + 0 = 23,14e. 4 jam = 0 + 22,5 + 0,33 + 0,5 + 0 + 0 + 0 + 0 + 0 + 0 = 23,33

B. C. Lampiran Foto

Hari ke-10

0 jam

1 jam

2 jam

3 jam

4 jam