laporan resmi praktikum biokimia

21
LAPORAN RESMI PRAKTIKUM BIOKIMIA “PENENTUAN KADAR PATI PADA UMBI KENTANG” I. JUDUL : Penentuan Kadar Pati pada Umbi Kentang II. TUJUAN : Mengetahui kadar pati atau amilum pada umbi kentang III. ALAT DAN BAHAN : ALAT : 1. Tabung raksi (10 buah) 2. Mortar (1 buah) 3. Beker glass 250 ml (3 buah) 4. Magnetic Stirer 5. Pipet tetes ( 2buah) 6. Bunsen (1 buah) 7. Kaki tiga dan kasa (1 buah) 8. Cuvet 9. Spektrofotometer 10. Gelas ukur 50 ml/100 ml (1 buah) 11. Rak tabung reaksi (1 buah) 12. Corong kaca (1 buah) 13. Penjepit tabung rekasi (1 buah) BAHAN : 1. Umbi Kentang 2. Akuades 3. Kertas saring 4. Alumunium foil 5. Larutan glukosa 2,4,6,8 dan 10 mg/100 ml 6. Larutan HCl 25% 7. Larutan NaOH 45%

Upload: berliyana-indra

Post on 29-Sep-2015

338 views

Category:

Documents


19 download

DESCRIPTION

hidrolisis pati pada beberapa jenis kentang

TRANSCRIPT

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM BIOKIMIAPENENTUAN KADAR PATI PADA UMBI KENTANGI. JUDUL: Penentuan Kadar Pati pada Umbi KentangII. TUJUAN: Mengetahui kadar pati atau amilum pada umbi kentangIII. ALAT DAN BAHAN:ALAT :1.Tabung raksi (10 buah)2.Mortar (1 buah)3.Beker glass 250 ml (3 buah)4.Magnetic Stirer5.Pipet tetes ( 2buah)6.Bunsen (1 buah)7.Kaki tiga dan kasa (1 buah)8.Cuvet 9.Spektrofotometer10.Gelas ukur 50 ml/100 ml (1 buah)11.Rak tabung reaksi (1 buah)12.Corong kaca (1 buah)13.Penjepit tabung rekasi (1 buah)BAHAN :1.Umbi Kentang2.Akuades3.Kertas saring4.Alumunium foil5.Larutan glukosa 2,4,6,8 dan 10 mg/100 ml6.Larutan HCl 25%7.Larutan NaOH 45%8.Larutan Reagen Nelson9.Larutan Reagen Arsenomolybdat.

IV. DATA PENGAMATANHasil Absorbansi Larutan Standar GlukosaKel.Jenis KentangAbsorbansi

1. Kentang baby0,539

2. Kentang kuning0,147

3. Kentang baby0,478

4. Kentang kuning0,292

5. Kentang hitam0,160

6. Kentang hitam0,494

Dari hasil analisis persamaan Regresi linear didapatkan :a = 0,0422b = 0,057

y = ax + bsehingga didapatkan persamaan :

y = 0,0422x + 0,057dimana: Y = absorbansi larutan sampelX = konsentrasi glukosaKelompokHasil Percobaan

Konsentrasi gula (X) %Konsentrasi pati (0,9 x X) %

1y = ax + b0,539 = 0,0422x + 0,0570,482 = 0,0422xX = 11,4218009

Kp = 0,9 x XKp = 0,9 x 11,4218009Kp = 10,27962081

2y = ax + b0,147 = 0,0422x + 0,0570,09 = 0,0422xX = 2,13270

Kp = 0,9 x XKp = 0,9 x 2,13270Kp = 1,91943

3y = ax + b0,478 = 0,0422x + 0,0570,421 = 0,0422xX = 9,9763033

Kp = 0,9 x XKp = 0,9 x 9,9763033Kp = 8,97867297

4y = ax + b0,292 = 0,0422x + 0,0570,235 = 0,0422xX = 5,5687203

Kp = 0,9 x XKp = 0,9 x 5,5687203Kp = 5,01184827

5

y = ax + b0,160 = 0,0422x + 0,0570,103 = 0,0422xX = 2,4407582

Kp = 0,9 x XKp = 0,9 x 2,4407582Kp = 2,19668238

6y = ax + b0,494 = 0,0422x + 0,0570,437 = 0,0422xX = 10,355450

Kp = 0,9 x XKp = 0,9 x 10,355450Kp = 9,319905

V. PEMBAHASANNama Uji: Penentuan Kadar Pati atau amilum pada Umbi KentangTujuan: Mengetahui kadar amilum atau pati pada sampel umbi kentangPrinsip Kerja :Langkah awal dalam praktikum ini yaitu dengan menimbang 2 gram kentang yang sudah dikupas, kemudian menghaluskannya dengan mortar. Kentang yang sudah halus kemudian dimasukkan kedalam erlenmeyer dan ditambahkan 5 ml akuades. Larutan dihomogenkan dengan menggunakan magnetic stirer selama 10 menit. Suspensi kentang kemudian disaring dengan menggunakan kertas saring dan dicuci dengan akuades hingga volumenya 25 ml. Filtrat tersebut mengandung karbohidrat yang larut lalu dibuang. Residu yang terdapat dalam kertas saring dipindahkan ke erlenmeyer dengan pencucian 20 ml akuades, kemudian ditambahkan dengan 3 ml HCl. Tutup tabung erlenmeyer menggunakan kapas, kemudian dilapisi dengan alumunium foil dan dirapatkan menggunakan karet gelang. Panaskan akuades sebanyak 150 ml dalam gelas ukur, lalu masukkan erlenmeyer yang berisi larutan pencucian kentang yang ditambah 3 ml HCl dan lakukan pemanasan selama 10 menit. Kemudian didinginkan.Setelah pemanasan, encerkan NaOH ke dalah larutan hingga volumenya 50 ml. Filtrat diambil sebanyak 1 ml dan ditambahkan 1 ml reagen Nelson untuk menentukan gula pereduksi dengan metode Nelson Somogly. Masukkan larutan tersebut ke dalam cuvet yang telah dibersihkan, kemudian masukkan cuvet ke dalam spektrofotometer yang ditera dengan panjang gelombang 540 m, alat spektrofotometer akan mencatat angka absorbansinya.Penggunaan reagen nelson digunakan untuk menghidrolisis pati atau mengetahui kadar gula dalam kentang. Prinsip analisis kadar gula reduksi menggunakan metode Nelson Somogly adalah gula reduksi akan mereduksi kuprioksida menjadi kuprooksida yang terbentuk direaksikan dengan arsenomolibdat sehingga terbentuk molybdenum berwarna biru, pengukuran absrobansinya menggunakan spektrofotometer pada panjang gelombang 540 m.

Dasar TeoriKarbohidrat adalah polihidrok aldehida atau keton atau senyawa yang menghasilkan senyawa-senyawa ini bila dihidrolisa. Nama karbohidrat berasal dari kenyataan bahwa kebanyakan senyawa dari golongan ini mempunyai rumus empiris, yang menunjukkan bahwa senyawa tersebut adalah karbon hidrat, dan memiliki nisbah karbon terhadap hydrogen dan terhadap oksigen sebagai 1:2:1. Sebagai contoh, rumus empiris D-glukosa adalah C6H12O6, yang juga dapat ditulis sebagai (CH2O)6 atau C6(H2O)6. Walaupun banyak karbohidrat yang umum sesuai dengan rumus empiris (CH2O)n , yang lain tidak memperlihatkan nisbah ini dan beberapa yang lain juga mengandung nitrogen, fosfor, memperlihatkan nisbah ini dan beberapa yang lain juga mengandung nitrogen, fosfor, atau sulfur (Lehninger,1982).Karbohidrat dalam bentuk gula reduksi dan pati dianalisis dengan metode Nelson-Samogyi secara spektrofotometri. (Sudarmadji dkk, 1984 dalam Rahayu dkk., 2005).Pemecahan amilosa akan menghasilkan glukosa dan maltosa, sedang pemecahan amilopektin akan menghasilkan glukosa, maltosa, dan limit dekstrin (Menurut Frazierand Westhoff, 1988 dalam Rahayu dkk., 2005).Molekul karbohidrat terdiri atas atom-atom karbon, hidrogen dan oksigen.Jumlah atom hidrogen dan oksigen merupakan perbandingan 2:1 seperti pada molekul air.Sebagai contoh molekul glukosa mempunyai rumus kimia C6H12O6 sedangkan rumus sukrosa adalah 22:11 atau 2:1.Dengan demikian dahulu orang berkesimpulan adanya air dalam karbohidrat, yang berasal dari karbon dan hidrat atau air. Walaupun pada kenyataannya senyawa karbohidrat tidak mengandung molekul air, namun kata karbohidrat tetap digunakan di samping nama lain yaitu sakarida. Ada beberapa senyawa yang mempunyai rumus empiris seperti karbohidrat, tetapi bukan karbohidrat, misalnya C2H4O2 adalah asam asetat atau hidroksiasetaldehida, sedangkan formaldehida mempunyai rumus CH2O atau lazim ditulis HCHO. Dengan demikian senyawa yang termasuk karbohidrat tidak hanya ditinjau dari rumus empirisnya saja, tetapi yang penting ialah rumus strukturnya (Poedjiadi, 1994).Pati merupakan bentuk penting polisakarida yang tersimpan dalam jaringan tanaman, yang tersimpan dalam kloroplas daun serta amiloplas pada biji dan umbi. Pati dibentuk dari rantai glukosa melalui ikatan glikosida. Senyawa glikosida hanya dapat menghasilkan glukosa pada hidrolisis atau disebut juga glukan (Rivai, 1995). Komposisi pati pada umumnya terdiri dari amilopektin dan amiloplas (Bradburry and Holloway, 1988). Amilosa tersusun dari molekul -glukosa dengan ikatan glikosida (1,4) membentuk rantai linier. Pada amilopektin terdiri dari rantai amilosa dengan ikatan (1,4) yang saling terikat membentuk cabang dengan ikatan glikosida (1,6) (Pomerans, 1991). Pati kentang mengandung amilosa sekitar 23 % dan amilopektin 77 % (Sunarti et al., 2002). Menurut Whistler et al., (1984) dalam Rahayu, dkk (2005) pemecahan amilosa akan menghasilkan glukosa dan maltosa, sedang pemecahan amilopektin akan menghasilkan glukosa, maltosa, dan limit dekstrin.Berdasarkan fakta dan kajian ilmiah yang ada, maka pati merupakan polisakarida paling melimpah kedua. Pati terdiri dari dua fraksi yang dapat dipisahkan dengan air panas. Fraksi terlarut disebut amilosa ( 10-20%) dan fraksi tidak terlarut disebut amilopektin ( 80-90% ) (Fessenden, 1994). Fungsi pati dalam tumbuhan sebagai cadangan makanan, juga sebagai substrat untuk produksi enzim amilase. Pati terdapat dalam gandum, beras, jagung, kentang, jenis umbi-umbian (Yuli Darni,2008).Analisis DataPati merupakan zat gizi penting dalam diet sehari-hari. Menurut greenwold dan munro (1979) dalam Rahayu (2005) sekitar 80% kebutuhan energi manusia didunia oleh karbohidrat. Karbohidrat ini dapat dipenuhi dari sumber seperti biji-bijian (jagung, padi, gandum), umbi-umbian (ubi kayu, ubi jalar, kentang) dan batang (sagu) sebagai tempat penyimpanan pati yang merupakan cadangan makanan bagi tanaman. Pati yang juga merupakan simpanan energi di dalam sel-sel tumbuhan ini berbentuk butiran-butiran kecil mikroskopik dengan berdiameter berkisar antara 5-50 nm. Di alam, pati akan banyak terkandung dalam beras, gandum, jagung, biji-bijian seperti kacang merah atau kacang hijau dan banyak juga terkandung di dalam berbagai jenis umbi-umbian seperti singkong, kentang atau ubi.Pada praktikum penentuan kadar pati pada umbi kentang, kami menggunakan kentang sebanyak 2 gram. Setelah melalui banyak tahap penyaringan, dilakukan untuk menghidrolisis karbohidrat menggunakan HCl. Berdasarkan teori Bronsted Lowry, dikatakan bahwa hidrolisis merupakan proses protolisis yang melibatkan molekul air dan proteolit lemah yang bermuatan. HCl yang merupakan asam kuat akan cenderung memberikan proton jika dilarutkan dalam air, sehingga asam ini akan berubah seluruhnya menjadi basa pasangannya / konjugat. Dalam praktek yang dilakukan larutan pati ditambahkan HCl dan dipanaskan dengan waktu 10 menit pada tiap tabung sehingga waktu yang diperoleh sekitar 10 menit. Larutan asam HCl akan menghidrolisis pati melalui proses pemotongan rantai, hasil pemotongannya adalah campuran dekstrin, maltosa dan glukosa.Pati yang telah terhidrolisis dengan asam ini kemudian ditambahkan dengan reagen arsenomolibdat. Penggunaan reagen arsenomolibdat ini dimaksudkan agar terbentuk senyawa kompleks yang akan memudahkan pengukuran absorbansi larutan melalui instrumenspektrofotometer UV. Dari perlakukan ini terjadi perubahan pada larutan dimana larutan yang semulanya bening berubah menjadi warna biru muda.Warna biru muda yang dihasilkan merupakan reaksi antara reagen dan panjang rantai pati hidrolisat. Molekul reagen tersebut akan dikurung oleh 6 satuan glukosa pada rantai heliks pada pati hidrolisat. Semakin panjang rantai pati hidrolisat maka akan semakin biru warna larutan.Pada kegiatan praktikum menggunakan berbagai macam varietas kentang sehingga memperoleh nilai Absorbansi yang berbeda-beda pula. Angka absorbansi yang telah diperoleh digunakan untuk menghitung konsentrasi glukosa dengan memasukkan angka absorbansi larutan ke dalam persamaan regresi linier / kurva standart yang telah ditentukan yaitu : y = 0,0422x + 0,057. Jika telah diperoleh konsentrasi glukosanya, maka langkah selanjutnya menghitung konsentrasi pati dengan rumus : Kp = 0,9 x X. Menurut teorinya (berdasar tabel Absorbansi Larutan Standart Glukosa) semakin tinggi angka absorbansi, maka semakin tinggi pula kadar glukosanya. Berikut analisis data yang telah di peroleh kelompok 1-6 :Kelompok 1Konsentrasi gula sebesar 11,4218009 dengan angka absrobansi 0,539 sehingga konsentrasi glukosa yang terkandung dalam kentang baby pada kelompok 1 tergolong dalam standart glukosa yang normal karena angka absorbansinya lebih dari 0,480.Kelompok 2Konsentrasi gula sebesar 2,13270 dengan angka absrobansi 0,147 sehingga konsentrasi glukosa yang terkandung dalam kentang kuning tergolong dalam standart glukosa yang normal karena angka absorbansinya sekitar 0,121 0,195.

Kelompok 3Konsentrasi gula sebesar 9,9763033 dengan angka absrobansi 0,478 sehingga konsentrasi glukosa yang terkandung dalam kentang baby pada kelompok 3 tergolong dalam standart glukosa yang normal karena angka absorbansinya sekitar 0,387 0,480.Kelompok 4Konsentrasi gula sebesar 5,5687203 dengan angka absrobansi 0,292 sehingga konsentrasi glukosa yang terkandung dalam kentang kuning pada kelompok tergolong dalam standart glukosa yang normal karena angka absorbansinya sekitar 0,195 0,346

Kelompok 5Konsentrasi gula sebesar 2,4407582 dengan angka absrobansi 0,160 sehingga konsentrasi glukosa yang terkandung dalam kentang hitam pada kelompok 5 tergolong dalam standart glukosa yang normal karena angka absorbansinya sekitar 0,121 0,195

Kelompok 6Konsentrasi gula sebesar10,355450 dengan angka absrobansi 0,494 sehingga konsentrasi glukosa yang terkandung dalam kentang hitam pada kelompok 6 tergolong dalam standart glukosa yang normal karena angka absorbansinya lebih dari 0,480.

Jika divisualisasikan dalam bentuk grafik hubungan antara absorbansi dan glukosa dapat diketahui bahwa tingkat absorbansi tertinggi terdapat pada kentang kentang baby kelompok 1, sedangkan tingkat absorbansi paling rendah terdapat pada kentang kuning kelompok 2.

Hasil percobaan diperoleh konsentrasi glukosa pada kentang baby kelompok 1 adalah 11,4218009 yang merupakan konsentrasi glukosa tertinggi dibandingkan konsentrasi glukosa pada sampel kentang yang lain bahkan sampel kentang yang sama varietasnya. Sedangkan konsentrasi glukosa terendah pada kentang kuning yaitu sebesar 2,13270.Setelah mengetahui kosentrasi glukosa pada setiap sampel, langkah selanjutnya mengetahui konsentrasi pati yang terkandung dalam umbi kentang. Berdasarkan hasil percobaan yang telah dilakukan masing-masing kelompok memperoleh hasil yang berbeda-beda. Berikut data perolehan konsentrasi pati pada masing masing varietas kentang yang diujikan dengan urutan dari konsentrasi pati tinggi ke konsentrasi pati rendah :1. Kelompok 1Kp = 10,279620812. Kelompok 6Kp = 9,3199053. Kelompok 3Kp = 8,978672974. Kelompok 4Kp = 5,011848275. Kelompok 5Kp = 2,196682386. Kelompok 2Kp = 1,91943Berdasarkan data percobaan tersebut menunjukkan bahwa ada korelasi positif antara absorbansi dengan konsentrasi glukosa dan konsentrasi pati. Semakin tinggi tingkat absorbansi, maka semakin tinggi pula konsentrasi glukosa dan konsentrasi pati yang terkandung dalam kentang.Kadar pati terendah terdapat pada kentang jenis kuning yaitu dengan kadar 1, 91943 % pada kelompok 2. Sedangkan kadar pati tertinggi terdapat pada kentang jenis baby yaitudengan kadar10,27962081%. Akan tetapi pada penggunaan varietas kentang yang sama juga memiliki hasil yang berbeda, seperti yang ditunjukkan pada kelompok 10 dan kelompok 3 yang menggunakan varietas kentang baby. Konsentrasi pati yang dihasilkan kentang kelompok 10 lebih besar dibandingkan dengan hasil konsentrasi kentang baby kelompok 3 yaitu sebesar 8,97867297. Adanya perbedaan ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain :a) Kurang telitinya praktikan dalam melaksanakan langkah-langkah kerja praktikum sehingga terjadi perbedaan hasil.b) Kurang akuratnya takaran pemberian berbagai larutan yang digunakan sebagai reagen dalam uji coba penentuan kadar pati ini.c) Kesalahan pada pemanasan tabung erlenmeyer dalam gelas beker yang tidak ditunggu sampai benar-benar dingin untuk kemudian diencerkan atau ditambah larutan NaOH sehingga dapat menyebabkan perbedaan hasil konsentrasi pati pada varietas kentang yang sama.d) Kualitas kentang yang dijadikan bahan utama dalam penentuan kadar pati juga turut menjadi faktor penyebab perbedaan hasil konsentrasi pati.Selain faktor diatas adanya perbedaan perolehan hasil konsentrasi pada masing masing varietas kentang juga dapat disebabkan oleh faktor berikut, diantaranya :a) Umur panen kentangDengan bertambahnya waktu umur panen kentang maka terjadi perubahan komposisi umbi kentang, yaitu menurunnya kadar gula dan kadar pati (Siswoputranto, 1989). Hal ini berhubungan dengan proses fotosintesis atau asimilasi, dimana semakin lama waktu panen pada umbi kentang maka kadar gula dan kadar pati pada kentang akan menurun. Sehingga menyebabkan perbedaan konsentrasi glukosa dan konsentrasi pati pada masing-masing varietas kentang.b) Pengaruh varietas kentangVarietas kentang yang digunakan jelas menunjukkan adanya perbedaan konsentrasi glukosa dan konsentrasi pati pada masing-masing varietas kentang. Waktu atau umur panen tanaman kentang tergantung pada varietas kentang yang ditanam.Dengan adanya faktor yang mempengaruhi perbedaan konsentrasi glukosa dan konsentrasi pati pada masing-masing varietas kentang. Dapat kita ketahui bahwa konsentrasi pati paling banyak ditunjukkan dengan urutan: (1) kentang baby; (2) kentang hitam dan (3)kentang kuning. VI. KESIMPULAN Berdasarkan data pengamatan dan perhitungan yang diperoleh mengenai konsentrasi pati, dapat diurutkan konsentrasi pati tinggi ke konsentrasi pati rendah, yaitu : a. Kelompok 1Kp = 10,27962081b. Kelompok 6Kp = 9,319905c. Kelompok 3Kp = 8,97867297d. Kelompok 4Kp = 5,01184827e. Kelompok 5Kp = 2,19668238f. Kelompok 2Kp = 1,91943 Adanya perbedaan konsentrasi pati pada masing masing varietas kentang yang digunakan disebabkan oleh :a. Adanya perbedaan usia panen pada masing-masing varietas kentangb. Perbedaan varietas kentang yang digunakan itu sendiri. Adanya perbedaan konsentrasi pati yang diperoleh dari varietas kentang yang sama dapat disebabkan oleh fator berikut, diantaranya :a) Kurang telitinya praktikan dalam melaksanakan langkah-langkah kerja praktikum sehingga terjadi perbedaan hasil.b) Kurang akuratnya takaran pemberian berbagai larutan yang digunakan sebagai reagen dalam uji coba penentuan kadar pati ini.c) Kesalahan pada pemanasan tabung erlenmeyer dalam gelas beker yang tidak ditunggu sampai benar-benar dingin untuk kemudian diencerkan atau ditambah larutan NaOH sehingga dapat menyebabkan perbedaan hasil konsentrasi pati pada varietas kentang yang sama.d) Kualitas kentang yang dijadikan bahan utama dalam penentuan kadar pati juga turut menjadi faktor penyebab perbedaan hasil konsentrasi pati.

VII. DAFTAR PUSTAKARahayu, Anny, dkk. 2005. Analisis Karbohidrat, Protein, dan Lemak pada Pembuatan Kecap Lamtoro Gung (Leucaena leucocephala) terfermentasi Aspergillus oryzae.Surakarta : Universitas Sebelas Maret. Jurnal Bioteknologi 2.Rukaman, Rivai. 1995. Asas Pemeriksaan Kimia. Jakarta : Penerbit UI.Bradburry, J.H. et,.al. 1998. Chemistry of Tropical Root Crops : Significance for Nutrition and Agriculture in the Pasific. Australian Centre for International Agriculture Research. Canberra.Fesenden, R J.Fessenden, Js.1995. Kimia OrganikII. Terjemahan oleh A.H Pudjoatmaka,Edisi 3. Jakarta : Erlangga (125-127)Sudarmadji, S., B. Haryono, dan Suhardi. 1984. ProsedurAnalisa Untuk Bahan Makanan dan Pertanian. Edisi ketiga.Yogyakarta: Penerbit Liberty.Yuli Darni, Chici A, Sri Ismiyati D.2008.SintesaBioplastik dari Pati Pisang dan Gelatindengan Plasticizer Gliserol.UniversitasLampung, Seminar Nasional Sains danTeknologi-II.Siswoputranto, D.L. 1989. Teknologi Pascapanen dalam Kentang. Balai Penelitian Hortikultura Lembang. Lembang. Ed. Ashandi A.A., et.al. 209 p.

VIII. LAMPIRAN1 lembar foto dokumentasi1 lembar data pengamatan

Surakarta, Maret 2015Asisten, Praktikan,