laporan resmi praktikum arus

53
LAPORAN RESMI PRAKTIKUM ARUS LAUT Oleh : Kelompok 22 Sigit K Jati Wicaksana K2E009037 Ulha Fadika K2E009049 Lucky Kristi C K2E009061

Upload: efraim-anugerah-yusuf-rompon

Post on 05-Dec-2014

893 views

Category:

Documents


89 download

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan Resmi Praktikum Arus

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM

ARUS LAUT

Oleh :

Kelompok 22

Sigit K Jati Wicaksana K2E009037

Ulha Fadika K2E009049

Lucky Kristi C K2E009061

PROGRAM STUDI OSEANOGRAFI

JURUSAN ILMU KELAUTAN

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

UNIVERSITAS DIPONEGORO

SEMARANG

2011

Page 2: Laporan Resmi Praktikum Arus

LEMBAR PENGESAHAN

KELOMPOK : 22

No Keterangan Nilai

1 Tujuan Praktikum

2 Tinjauan Pustaka

3 Materi Metode

4 Hasil dan Pembahasan

5 Kesimpulan

6 Daftar Pustaka

Nilai Akhir

Semarang, 1 Juli 2011

Koordinator Asisten

Fabian Doko Raditya

K2E 008 017

Mengetahui,

Dosen Praktikum

Arus Laut

Indra Budi Prasetyawan

1979 1003 2002 121002

Page 3: Laporan Resmi Praktikum Arus

BAB I

TUJUAN PRAKTIKUM

1.1 Tujuan Praktikum

Adapun Tujuan Pada Praktikum Lapangan Arus Laut di Teluk Awur,

Jepara sebagai berikut:

1. Mengetahui pengukuran arus laut dengan menggunakan metode Euler dan

Lagrange

2. Mengenal dan dapat menggunakan peralatan lapangan seperti theodolit,

refraktometer, sedimen grab, sechi disc, botol nansen, horiba

3. Mengetahui besarnya kondisi perairan Jepara dengan melihat salinitas,

tingkat kecerahan, dan suhu.

Page 4: Laporan Resmi Praktikum Arus

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Arus

Arus dapat artikan sebagai pergerakan massa air secara vertikal dan

horisontal sehingga menuju keseimbangannya, atau gerakan air yang sangat

luas yang terjadi di seluruh lautan dunia. Arus juga merupakan gerakan mengalir

suatu massa air yang dikarenakan tiupan angin atau perbedaan densitas atau

pergerakan gelombang panjang. Pergerakan arus dipengaruhi oleh beberapa hal

antara lain arah angin, perbedaan tekanan air, perbedaan densitas air, gaya

Coriolis dan arus ekman, topografi dasar laut, arus permukaan, upwellng ,

downwelling.

Menurut Gross 1972, arus merupakan gerakan horizontal atau vertikal

dari massa air menuju kestabilan yang terjadi secara terus menerus. Gerakan

yang terjadi merupakan hasil resultan dari berbagai macam gaya yang bekerja

pada permukaan, kolom, dan dasar perairan. Hasil dari gerakan massa air

adalah vector yang mempunyai besaran kecepatan dan arah. Ada dua jenis gaya

yang bekerja yaitu eksternal dan internal Gaya eksternal antara lain adalah

gradien densitas air laut, gradient tekanan mendatar dan gesekan lapisan air

(Gross,1990).

Faktor penyebab terjadinya arus yaitu dapat dibedakan menjadi tiga

komponen yaitu gaya eksternal, gaya internal angin, gaya-gaya kedua yang

hanya datang karena fluida dalam gerakan yang relatif terhadap permukaan

bumi. Dari gaya-gaya yang bekerja dalam pembentukan arus antara lain

tegangan angin, gaya Viskositas, gaya Coriolis, gaya gradien tekanan horizontal,

gaya yang menghasilkan pasut.

Ketika angin berhembus di laut, energi yang ditransfer dari angin ke batas

permukaan, sebagian energi ini digunakan dalam pembentukan gelombang

gravitasi permukaan, yang memberikan pergerakan air dari yang kecil kearah

perambatan gelombang sehingga terbentuklah arus dilaut. Semakin cepat

kecepatan angin, semakin besar gaya gesekan yang bekerja pada permukaan

laut, dan semakin besar arus permukaan. Dalam proses gesekan antara angin 

dengan permukaan laut dapat menghasilkan gerakan air yaitu pergerakan air

laminar dan pergerakan air turbulen (Supangat,2003).

Page 5: Laporan Resmi Praktikum Arus

Arus laut akan juga dipengaruhi oleh :

1. Bentuk Topografi dasar lautan dan pulau – pulau yang ada

disekitarnya

Beberapa sistem lautan utama di dunia dibatasi oleh massa daratan

dari tiga sisi dan pula oleh arus equatorial counter di sisi yang keempat.

Batas – batas ini menghasilkan sistem aliran yang hampir tertutup dan

cenderung membuat aliran mengarah dalam suatu bentuk bulatan.

2. Perbedaan Densitas serta upwelling dan sinking

Perbedaan densitas menyebabkan timbulnya aliran massa air dari

laut yang dalam di daerah kutub selatan dan kutub utara ke arah daerah

tropik.Arus densitas merupakan arus yang timbul akibat adanya gradien

densitas dalam arah horizontal. Gradien densitas horizontal terbentuk

oleh variasi salinitas, suhu atau kandungan sedimen. Arus densitas ini

umumnya terjadi didaerah pantai dan estuari dimana terdapat fluks air

tawar ke arah laut. Fluks air tawar ini akan mengakibatkan adanya variasi

atau gradien densitas dalam arah horizontal yang bertambah besar ke

arah laut.

Gradien densitas horizontal ini mengakibatkan gradien tekanan horizonal

yang akhirnya menimbulkan arus densitas. Didalam arus densitas di estuari

terjadi keseimbangan antara gradien tekanan dan gesekan internal (gesekan

viskos), sementara didalam arus densitas di daerah pantai terjadi keseimbangan

antara gradien tekanan, gesekan internal, dan gaya coriolis atau hanya

keseimbangan antara gradien tekanan dan coriolis (gesekan internal diabaikan).

2.2 Macam-macam arus

Adapun jenis – jenis arus dibedakan menjadi 2 bagian, yaitu :

1. Berdasarkan penyebab terjadinya

Arus Ekman : Arus yang dipengaruhi oleh angin.

Arus Termohaline : Arus yang dipengaruhi oleh densitas dan

gravitasi.

Arus Pasut : Arus yang dipengaruhi oleh pasut.

Arus Geostropik : Arus yang dipengaruhi oleh gradien

tekanan mendatar dan gaya coriolis.

Wind driven current: Arus yang dipengaruhi oleh pola

pergerakan angin dan terjadi pada lapisan permukaan.

Page 6: Laporan Resmi Praktikum Arus

2. Berdasarkan Kedalaman

Arus Permukaan : Terjadi pada beberapa ratus meter dari

permukaan, bergerak dengan arah horizontal dan dipengaruhi

oleh pola sebaran angin.

Arus Dalam : Terjadi jauh di dasar kolom perairan, arah

pergerakannya tidak dipengaruhi oleh pola sebaran angin dan

mambawa massa air dari daerah kutub ke daerah ekuator.

Macam-macam Arus berdasar proses pembentukannya

1. Arus Permukaan Laut di Samudera (Surface

Circulation)

Penyebab utama arus permukaan laut di samudera adalah tiupan angin

yang bertiup melintasi permukaan Bumi melintasi zona-zona lintang yang

berbeda. Ketika angin melintasi permukaan samudera, maka massa air laut

tertekan sesuai dengan arah angin.

Pola umum arus permukaan samudera dimodifikasi oleh faktor-faktor fisik

dan berbagai variabel seperti friksi, gravitasi, gerak rotasi Bumi, konfigurasi

benua, topografi dasar laut, dan angin lokal. Interaksi berbagai variabel itu

menghasilkan arus permukaan samudera yang rumit.

Arus di samudera bergerak secara konstan. Arus tersebut bergerak

melintasi samudera yang luas dan membentuk aliran yang berputar searah gerak

jarum jam di Belahan Bumi Utara (Northern Hemisphere), dan berlawanan arah

gerak jarum jam di Belahan Bumi Selatan (Southern Hemisphere). Pola umum

sirkulasi arus global dapat dilihat dalam Gambar 1. Karena gerakannya yang

terus menerus itu, massa air laut mempengaruhi massa udara yang ditemuinya

dan merubah cuaca dan iklim di seluruh dunia.

Page 7: Laporan Resmi Praktikum Arus

Gambar 1. Pola sirkulasi arus global.

2. Arus di Kedalaman Samudera (Deep-water

Circulation)

Faktor utama yang mengendalikan gerakan massa air laut di kedalaman

samudera adalah densitas air laut. Perbedaan densitas diantara dua massa air

laut yang berdampingan menyebabkan gerakan vertikal air laut dan menciptakan

gerakan massa air laut-dalam (deep-water masses) yang bergerak melintasi

samudera secara perlahan. Gerakan massa air laut-dalam tersebut kadang

mempengaruhi sirkulasi permukaan.

Perbedaan densitas massa air laut terutama disebabkan oleh perbedaan

temperatur dan salinitas air laut. Oleh karena itu gerakan massa air laut-dalam

tersebut disebut juga sebagai sirkulasi termohalin (thermohaline circulation).

Model sirkulasi termohalin secara global dapat dilihat pada Gambar 2.

Gambar 2. Model pola sirkulasi termohalin global.

Page 8: Laporan Resmi Praktikum Arus

3. Arus Pasang Surut (Tidal Current)

Arus pasang surut terjadi terutama karena gerakan pasang surut air laut.

Arus ini terlihat jelas di perairan estuari atau muara sungai. Bila air laut bergerak

menuju pasang, maka terlihat gerakan arus laut yang masuk ke dalam estuari

atau alur sungai; sebaliknya ketika air laut bergerak menuju surut, maka terlihat

gerakan arus laut mengalir ke luar.

4. Arus Sepanjang Pantai (longshore current) dan Arus Rip (rip current)

Kedua macam arus ini terjadi di perairan pesisir dekat pantai, dan terjadi

karena gelombang mendekat dan memukul ke pantai dengan arah yang muring

atau tegak lurus garis pantai. Arus sepanjang pantai bergerak menyusuri pantai,

sedang arus rip bergerak menjauhi pantai dengan arah tegak lurus atau miring

terhadap garis pantai. Pola kedua macam arus ini dapat dilihat pada Gambar 3.

Gambar 3. Arus sepanjang pantai dan arus rip.

2.3 Alat dan Metode Pengukuran Arus

            Gerakan massa air di laut dapat diketahui dengan tiga cara, yakni

melakukan pengukuran langsung di laut, melalui pengamatan topografi muka laut

dengan satelit, dan model hidrodinamik .

2.3.1 Pengukuran arus secara insitu

            Pengukuran arus secara insitu dapat dilakukan dengan dua metode,

yakni metode Lagrangian dan Euler. Metode Lagrangian adalah suatu cara

Page 9: Laporan Resmi Praktikum Arus

mengukur aliran massa air dengan melepas benda apung atau drifter ke laut,

kemudian mengikuti gerakan aliran massa air laut.

            Gambar 4. menunjukkan salah satu alat ukur atau drifter yang ditaruh di

laut, pada bagian atas dilengkapi seperangkat elektronik yang mampu

mentranfer data posisi ke stasiun kontrol di darat melalui satelit. Sehingga secara

terus menerus posisinya dapat diplotkan dan akhirnya lintasan arus dapat

diketahui.

Gambar 4.

Salah satu contoh alat ukur arus dengan menggunakan metode Euler, panel

sebelah kiri merupakan salah satu contoh lintasan arus yang bergerak dari

Samudera Pasifik  bergerak memasuki perairan Indonesia.

            Cara lain mengukur arus insitu adalah dengan metode Euler. Pengukuran

arus yang dilakukan pada satu titik tetap pada kurun waktu tertentu. Cara ini

biasanya menggunakan alat yang disebut dengan Current Meter. Salah satu alat

ukur arus dengan metode Euler ditampilkan pada Gamb 5. Pada alat tersebut

dilengkapi dengan sensor suhu, conductivitas untuk mengukur salinitas, rotor

untuk kecepatan dan kompas magnetik untuk menentukan arah.

Page 10: Laporan Resmi Praktikum Arus

Gambar 5.

Current Meter Aandera Type RCM-7

            Gambar 6. menunjukkan salah satu contoh hasil rekaman arus di tiga

lapisan kedalaman pada periode 15 April-15 Juni 1997 di perairan lepas pantai

Cilacap. Panel (a) paling atas merupakan stik plot data angin rata-rata harian

selama periode yang sama seperti pengukuran arus. Panel (b) sampai (d)

merupakan vektor arus pada kedalaman 55m, 115m dan 175m. Secara umum

kecepatan arus semakin menurun dengan bertambahnya kedalaman. Panel (e)

paling bawah merupakan plot data salinitas pada lapisan kedalaman 55m (garis

utuh), 155m (garis putus-putus) dan 175m (garis titik). Pada periode 15 Mei dan

10 Juni nampak perbedaan salinitas yang cukup signifikan, dimana pada lapisan

kedalaman 55m salinitas drop menjadi 34,00 psu.

Page 11: Laporan Resmi Praktikum Arus

Gambar 6.

Contoh hasil rekaman mooring dengan alat ukur Current Meter type Aandera

2.3.2 Pengukuran arus dengan satelit altimetri

            Adanya perkembangan teknologi satelit dewasa ini sangat

memungkinkan untuk mengetahui tinggi muka laut atau topografi muka laut.

Salah satu satu satelit yang mampu untuk membedakan perbedaan tinggi muka

laut adalah Topex/Poseidon (Gambar. 7a).

            Satelit altimetri pada prinsipnya mentransmisikan gelombang dengan

panjang tertentu, kemudian dicatat waktu yang dibutuhkan untuk menempuh

jarak dari satelit ke permukaan laut dan kembali ke reciever di satelit, sehingga

jarak dari lintasa satelit ke muka laut diketahui. Jarak yang lebih dekat saat muka

laut lebih tinggi akan membutuhkan waktu yang lebih pendek bila dibandingkan

dengan saat muka laut lebih rendah. Gambar. 7b menggambarkan tinggi rendah

muka laut dan hasil analisis gerakan massa air permukaan.

Page 12: Laporan Resmi Praktikum Arus

(a)

(b)

Gambar 7.

(a) Satelit Topex-Poseidon, (b) hasil rekaman satelit Topex-Posaidon berupa

peta topografi muka laut

2.3.3 Pengukuran arus dengan membangun model hidrodinamika

Seiring dengan perkembangan teknologi komputer, para pakar

oseanografi fisika mengembangkan model-model hidrodinamika untuk

memprediksi gerak massa air di laut. Dengan memahami prinsip-prinsip fisika

dan dengan alat bantu matematika dan komputer beberapa permasalahan yang

secara analitik sulit dipecahkan dapat dipecahkan dengan metode numerik.

Sampai saat ini banyak sekali model dikembangkan, misalnya POM (Princeton

Ocean Modeling). Bahkan beberapa institusi kelautan dunia membuat paket-

paket model yang bisa di-running dalam personal komputer berbasis windows,

misalnya SMS 8.0 (Surface water Modelling System).

Page 13: Laporan Resmi Praktikum Arus

            Gambar 8. merupakan salah satu contoh model arus yang dihasilkan dari

program SMS 8.0 dengan memasukkan data kedalaman, komponen pasang-

surut M2, S2, N2. O1 dan K1.

Gambar 8.

Pola arus di pantai Aceh Timur, hasil simulasi dengan SMS 8.0

2.4 Acoustic Doppler Current Profiler (ADCP)

Prinsip kerja ADCP berdasarkan perkiraan kecepatan baik secara

horizontal maupun vertikal menggunakan efek Doppler untuk menghitung

kecepatan radial relatif, antara instrumen (alat) dan hamburan di laut. Tiga beam

akustik yang berbeda arah adalah syarat minimal untuk menghitung tiga

komponen kecepatan. Beam ke empat menambah pemborosan energi dan

perhitungan yang error. ADCP mentransmisikan ping, dari tiap elemen

transducer secara kasar sekali tiap detik. Echo yang tiba kembali ke instrumen

tersebut melebihi dari periode tambahan, dengan echo dari perairan dangkal tiba

lebih dulu daripada echo yang berasal dari kisaran yang lebih lebar. Profil dasar

laut dihasilkan dari kisaran yang didapat. Pada akhirnya, kecepatan relatif, dan

parameter lainnya dikumpulkan diatas kapal menggunakan Data Acquisition

System (DAS) yang juga secara optional merekam informasi navigasi, yang

diproduksi oleh GPS.

Page 14: Laporan Resmi Praktikum Arus

Prinsip Kerja:

Perhitungan navigasi, menggunakan kalibrasi yang dilakukan sekali

secara lengkap. Arus absolut yang melampaui kedalaman atau kedalaman

referensi didapatkan dari rata-rata kecepatan relatif kapal. Arus absolut pada

setiap kedalaman dapat dibedakan dari data terakhir dari kapal navigasi dan

perhitungan relatif ADCP

Prinsip dasar perhitungan dari perhitungan arus/gelombang yaitu

kecepatan orbit gelombang yang berada dibawah permukaan dapt diukur dari

keakuratan ADCP. ADCP  mempunyai dasar yang menjulang,dan mempunyai

sensor tekanan untuk mengukur pasang surut dan rata-rata kedalaman laut.

Time series dari kecepatan, terakumulasi dan dari time series ini, kecepatan

spektral dapat dihitung. Untuk  mendapatkan ketinggian diatas permukaan,

kecepatan spektrum dierjemahkan oleh pergeseran permukaan menggunakan

kinematika linear gelombang.  Kegunaan ADCP pada berbagai aplikasi :

1.         Perlindungan pesisir dan teknik pantai.

2.         Perancangan pelabuhan dan operasional

3.         Monitoring Lingkungan

4.         Keamanan Perkapalan

ADCP  dapat menghitung secara lengkap, arah frekuensi gelombang

spektrum, dan dapat dioperasikan di daerah dangkal dan perairan dalam. Salah

satu keuntungan ADCP adalah, tidak seperti directional wave buoy, ADCP dapat

dioperasikan dengan resiko yang kecil atau kerusakan. Sebagai tambahan untuk

frekuensi gelombang spektal, ADCP juga dapat digunakan untuk menghitung

profil kecepatan dan juga level air.

Keuntungan ADCP:

1.       Definisi yang tinggi dari arah arus/gelombang pecah.

2.       Logistik yang sederhana dengan bagian bawah yang menjulang

3.       Kerusakan yang kecil, dan resiko yang kecil.

4.       Kualitas perhitungan permukaan yang tinggi yang berasal dari dasar laut.

ADP/ADCP keistimewaannya meliputi

Dapat bekerja di kapal dengan penentuan posisi yang lengkap termasuk

bottom-tracking dan permukaan laut untuk transek dengan menggunakan

GPS.

 ADCP memberikan sistem real-time untuk pesisir pantai, dan monitoring

pelabuhan.

Page 15: Laporan Resmi Praktikum Arus

ADCP mudah digunakan untuk mengukur arus

Mempunyai system otomatik yang dilengkapi dengan baterai dan

perekam untuk buoy lepas pantai atau bottom-mounting.

2.5 Parameter perairan laut

2.5.1 Parameter Fisika

2.5.1.1 Suhu

Suhu merupakansalah satu faktor utama yang mempengaruhi penyebab

jasad-jasad laut. Jasad-jasad yang mampu mempertenggang jangka suhu yang

nisbi luas diistilahkan sebagai euritermal yang terbatas kepada jangka suhu yang

sangat sempit disebut stenotermal. Beberapa jenis diantaranya lebih euritermal

pada tahap-tahap tertentu dari kehidupannya dari pada yang lain-lain

(Bayard,1983).

Suhu air mempunyai pengaruh yang besar terhadap proses pertukaran

zat atau metabolisne dari makhluk-makhluk hidup. Keadaan ini yang jelas terlihat

dari jumplah plankton didaerah-daerah yang beriklim sedang lebih banyak

daripada didaerah-daerah yang beriklim panas (Asmawi,1986).

Suhu merupakan salah satu faktor lingkungan yang mempengaruhi

kecepatan aktivitas proses metabolisme. Suhu air mempunyai arti penting bagi

organisme perairan karena berpengaruh terhadap laju metabolisme dan

pertumbuhan. Suhu bagi hewan poikilotermik merupakan faktor pengontrol

(controlling factor) yaitu pengendali kecepatan reaksi kimia didalam tubuh

termasuk prosses metabolisme. Foresberg dan summerfelt (1998) menyatakan

bahwa meningkatkannya suhu akan mempercepat kelangsungan proses

metabolisme (Widiyati, 2005).

2.5.1.2 Kecerahan

Dengan mengetahui kecerahan suhu perairan,kita dapat mengetahui

sampai dimana masih ada kemungkinan terjadi proses asimilasi dalam air.

Lapisan-lapisan manakah yang tidak keruh,yang agak keruh dan yang paling

keruh,serta lain sebagainya. Air yang tidak terlampau keruh dan yang tidak

terlampau jernih baik untuk kehidupan ikan.Kekeruhan yang baik adalah

kekeruhan yang disebabkan oleh jasad-jasad renik dan plankton. Nilai kecerahan

yang baik untuk kehidupan ikan adalah lebih besar dari 45 cm. Karena kalau

lebih kecil dari nilai tersebut batas pandangan ikan akan berbeda (Asmawi,1986).

Page 16: Laporan Resmi Praktikum Arus

Kecerahan merupakan gambaran kedalaman air yang dapat ditembus

oleh cahaya dan umumnya tampak secara kasatmata kecerahan air tegantung

pada warna dan kekeruhan. Kecerahan pada suatu perairan sangat erat

kaitannya dengan proses fotosintesis yang terjadi secara alami. Menurut

Nybakken (1992),fotosintesis hanya dapat berlangsung bila intensitas cahaya

yang sampai ke suatu sel alga lebih besar dari intensitas disuatu perairan

(Anonymous a,2009).

2.5.1.3 Pasang Surut

Pasang surut (pasut) merupakan salah satu gejala laut yang besar

pengaruhnya terhadap kehidupan biota laut,khususnya diwilayah pantai. Pasang

surut terjadi partama-tama karena gaya tarik (gaya gravitasi) bulan. Bumi

berputar kolam air dipermukaannya dan menghasilkan dua kali pasang dan dua

kali surut dalam 24 jam dibanyak tempat dibumi kita ini. Berbagi pola gerakan

pasut ini terjadi karena perbedaan posisi sumbu putar bumi dan bulan karena

berbeda-bedannya bentuk dasar laut dan karena banyak hal lain lagi

(Romimohtarto,2001).

Naik dan turunnya permukaan laut secara periodik selama suatu interval

waktu tertentu disebut pasang surut. Pasang surut merupakan faktor lingkungan

yang paling penting yang mempengaruhi kehidupan dizona intertidal / tanpa

adanya pasang surut atau hal lain yang menyebabkan naik dan turunnya

permukaan air secara periodik zona ini tidak akan seperti itu. Dan faktor-faktor

lain akan kehilangan pengaruhnya. Ini disebabkan kisaran yang luas pada

banyak faktor fisik akibat hubungan langsung yang bergantiaan antara keadaan

terkena udara terbuka dan keadaan yang terendam air. Jika tidak ada pasang

surut fluktuasi yang besar ini tidak akan terjadi (Nybakken,1988).

2.5.1.4 Gelombang

Gelombang sebagian ditimbulkan oleh dorongan angin diatas permukaan

laut dan sebagian lagi oleh tekanan tanggensial pada partikel air. Angin yang

bertiup dipermukaan laut mula-mula menimbulkan riak gelombang (ripples). Jika

kemudian angin berhenti bertiup maka riak gelombang akan hilang dan

permukaan laut merata kembali. Tetapi jika angin bertiup lama maka riak

gelombang akan hilang dan prmukaan gelombang merata kembali. Tetapi angin

ini bertiup lama maka riak gelombang membesar terus walaupun kemudian

anginya berhenti bertiup. Setelah meninggalkan daerah asal bermula tiupan

Page 17: Laporan Resmi Praktikum Arus

angin, maka gelombang merata menjadi ombak sederhana (Romimohtarto,

2001).

Gelombang selalu menunjukkan sebuah ayunan air yang bergerak tanpa

henti-henti pada lapisan permukaan laut dan jarak dalam keadaan sama sekali

diam. Hembusan sepoi-sepoi menimbulkan pada cuaca yang tenang sekalipun

sudah cukup untuk dapat menimbulkan riak gelombang. Sebaliknya dalam

keadaan dimana terjadi badai yang besar dapat menimbulkan suatu gelombang

besar yang dapat mengakibatkan suatu kerusakan hebat pada kapal-kapal atau

daerah-daerah pantai (Hutabarat,1985).

Secara ekologis gelombang paling penting dimintakan pasang surut

dibagian yang agak dalam pengaruhnya menggurang sampai kedasar,dan

diperaiaran oseanik ia mempengaruhi peretukaraan udara dan agak dalam

gelombang ditimbulkan oleh angin, pasang surut dan kadang-kadang oleh

gempa bumi dan gunung meletus (dinamakan tsunami). Gelombang mempunyai

sifat penghancur, biota yang hidup dimintakat pasang surut harus mempunyai

daya tahan terhadap pukulan gelombang (Anonymous b, 2009).

2.5.1.5 Kecepatan arus

Arus laut permukaan merupakan pencrminan langsung dari pelangi yang

bertiup pada waktu itu. Jadi arus permukaan digerakkan oleh angin. Air dilapisan

bawahnya ikut terbawa karena adanya gaya coriolis yakni gaya yang diakibatkan

oleh perputaran bumi, maka arus dilapisan permukaan laut berbelok kekanan

dari arah angina dan arus permukaan (Romimohtarto, 2001).

Arus mempunyai pengaruh positif maupun negative terhadap kehidupan

biota perairan. Arus dapat mengakibatkan luasnya jaringan. Jaringan jasad hidup

yang tumbuh didaerah itu dan partikel-partikel dalam supensi dapat

menghasilkan pengkikisan. Diperairan dengan dasar Lumpur arus dapat

mengaduk endapan Lumpur-lumpuran sehinga mengakibatkan kekeruhan air

dan mematikan binatang juga kekeruhan yang diakibatkan bisa mengurangi

penetrasi sinar matahari dan karenanya mengurangi aktivitas

fotosistesis.manfaat dari arus bagu banyak biota adalah menyangkut

penambahan makanan bagi biota-biota tersebut dan pembunggan kotoran-

kotoranya (anonymous c, 2009).

Page 18: Laporan Resmi Praktikum Arus

2.5.1.6. Sifat Optis Air

Sifat optis air sangat berhubungan dengan intensitas matahari. Hal ini

berkaitan dengan besar sudut penyinaran yang dibentuk. Cahaya yang tiba

dipermukaan air sebagian akan dipantulkan sebagian akan diteruskan. Pada

perairan laut yang bergelombang cahaya sebagian dipantulkan dihamburkan,

sinar yang diteruskan sebagian akan diabsorbsi (Wikipedia, 2009).

Sifat optis air sangat berhubungan dengan intensitas matahari, semakin

lama matahari berada, sifat optis air dimiliki semakin besar sudut datang semakin

besar. Intensitas matahari semakin besar maka sifat air akan bervariasi

(Nybakken, 1988).

2.5.2 Parameter Kimia

2.5.2.1 pH

Air laut mempunyai kemampuan menyangga yang sangat besar untuk

mencegah perubahan pH. Perubahan pH sedikit saja dari pH alami akan

memberikan petunjuk terganggunya sistem penyangga. Hal ini dapat

menimbulkan perubahan dan ketidakseimbangan kadar CO2 yang dapat

membahayakan kehidupan biota laut. pH air laut permukaan di Indonesia

umumnya bervariasi dari lokasi ke lokasi antara 6,0-8,5 (Anonymous b, 2009).

pH merupakan suatu ekspresi dan konsentrasi ion hydrogen (H+) di

dalam air. Besarnya dinyatakan dalam minus logaritma dan konsentrasi ion H.

Tidak semua makhluk bisa bertahan terhadap perubahan nilai pH. Untuk itu alam

telah menyediakan mekanisme yang unik agar perubahan tidak terjadi atau

terjadi tetapi dengan cara perlahan. Sistem pertahanan ini dikenal sebagai

kapasitas pem-buffer-an pH sangat penting sebagai parameter kualitas air.

Karena ia mengontrol tipe dan laju kecepatan reaksi beberapa bahan di dalam

air (Anonymous c, 2009).

Konsentrasi ion zat cair dalam laut yang dinyatakan dengan pH pada

konstan, berbeda-beda antara 7,6 dan 8,3. Penyanggan terutama merupakan

hasil dari keseimbangan karbondioksida asam karbonat dan keseimbangan

bikarbonat. Efek penyangga dari partikel tanah padat yang halus dan lebih

kurang ukurannya, asam borat. Pada nilai pH yang lebih tinggi pengendapan

kalsium karbonat dimudahkan (Zottoli, 2000).

2.5.2.2 Salinitas

Page 19: Laporan Resmi Praktikum Arus

Untuk mengukur asinnya air laut maka digunakan istilah salinitas.

Salinitas merupakan takaran bagi keasinan air laut. Satuannya promil (0/00) dan

simbol yang dipakai adalah S 0/00. Salinitas didefinisikan sebagai berat zat padat

terlarut dalam gram perkilogram air laut. Jika zat padat telah dikeringkan sampai

bertanya tetap pada 4800C. Dan jumlah klorida dan bromida yang hilang diganti

dengan sejumlah kalor yang ekuivalen dengan bara kedua halida yang hilang.

Singkatnya salinitas adalah berat garam dalam gram perkilogram air laut.

Salinitas ditentukan dengan mengukur klor yang takarannya adalah klorinitas,

dengan rumus :

S 0/00 = 0,03 + 1,805 CI 0/00

(Romimohtarto, 2001).

Sebaran salinitas di laut dipengaruhi oleh berbagai faktor diantaranya,

sebagai berikut :

1.) Pola sirkulasi air

2.) Penguapan

3.) Curah hujan

4.) Arah aliran sungai

(Nontji, 1986)

2.5.2.3. DO

DO (Disolved Oxygen) menunjukkan kandungan oksigen terlarut dalam

air. Banyak sedikitnya kandungan oksigen dapat dipakai untuk menunjukkan

banyak sedikitnya air. Angka DO yang kecil menunjukkan bahwa banyak

pengotor atau bahan organik dalam air (Anonymous c , 2009).

Oksigen terlarut diperlukan oleh hampir semua bentuk kehidupan akuatik

untuk proses pembakaran dalam tubuh. Beberapa bakteria maupun beberapa

binatang dapat hidup tanpa O2 (anaerobik) sama sekali; lainnya dapat hidup

dalam keadaan anaerobic hanya sebentar tetapi memerlukan penyediaan O2

yang berlimpah setiap kali. Kebanyakan dapat hidup dalam keadaan kandungan

O2 yang rendah sekali tapi tak dapat hidup tanpa O2 sama sekali (Anonymous b,

2009).

Oksigen merupakan salah satu unsur kimia yang penting bagi kehidupan.

Dalam air laut oksigen dimanfaatkan oleh organisme perairan untuk proses

respirasi dan menguraikan zat organik oleh mikrorganisme. Oksigen terlarut juga

sangat penting dalam mendeteksi adanya pencemaran lingkungan perairan.

Karna oksigen dapat digunakan untuk melihat perubahan biota dalam perairan.

Page 20: Laporan Resmi Praktikum Arus

Adapun kelarutan oksigen dalam air dipengaruhi oleh suhu, tekanan partikel gas

yang ada di udara dan di air. Kadar garam terlarut dan adanya senyawa atau

unsur yang teroksidasi dalam air. Semakin tinggi suhu, salinitas, dan tekanan gas

yang terlarut dalam air maka kandungan oksigen makin berkurang. Kandungan

oksigen terlarut ideal bagi biota diperairan adalah mencapai antara 4,0 – 10,5

mg/l pada lapisan permukaan dan 4,3 – 10,5 mg/l pada kedalaman 10 meter

(Supriyadi, 2002).

2.6 Alat-alat pengukuran

2.6.1 Sechi disc

Secchi disk digunakan untuk melihat seberapa jauh jarak (kedalaman)

penglihatan seseorang ketika melihat ke dalam perairan. Caranya, piringan

diturunkan ke dalam air secara perlahan menggunakan pengikat/tali sampai

pengamat tidak melihat bayangan secchi. Saat bayangan pringan sudah tidak

tampak, tali ditahan/ berhenti diturunkan. Selanjutnya secara perlahan piringan

diangkat kembali sampai bayangannya tampak kembali. Kedalaman air dimana

piringan tidak tampak dan tampak oleh penglihatan adalah pembacaan dari alat

ini. Dengan kata lain, kedalaman kecerahan oleh pembacaan piringan secchi

adalah penjumlahan kedalaman tampak dan kedalaman tidak tampak bayangan

secchi dibagi dua.

Piringan secchi. Penamaan untuk menghargai nama penemunya. Lantas

mengapa warna yang dipilih Prof Secchi adalah hitam dan putih. sedangkan, di

alam begitu banyak jenis warna yang dapat dijumpai. Saat itu tidak ada alasan

yang ilmiah perihal pemilihan kedua warna ini. Tapi, mengapa pada secchi disk

warna yang digunakan adalah hitam dan putih ?. Menurut ilmu fisika, warna

Page 21: Laporan Resmi Praktikum Arus

adalah sifat cahaya yang bergantung pada panjang gelombang yang dipantulkan

benda tersebut. Benda yang memantulkan semua panjang gelombang terlihat

putih, benda yang sama sekali tidak memantulkan terlihat hitam. Jadi, hitam dan

putih digunakan karena hitam adalah warna yang dapat mewakili warna gelap

dan putih mewakili warna cerah.

2.6.2 Refraktometer

Refraktometer sebenarnya alat ukur mengukur indek bias suatu zat.

Definisi indek bias cahaya suatu zat adalah kecepatan cahaya didalam hampa

dibagi dengan kecepatan cahaya dalam zat tersebut. Kebanyakan obyek yang

dapat kita lihat, tampak karena obyek itu memantulkan cahaya kemata kita. Pada

pantulan yang paling umum terjadi, cahaya memantul kesemua arah, disebut

pantulan baur. Untuk keperluan ini cukup kita melukiskan satu sinar saaja,

mustahil ada atau hanya merupakan abstrasi geometrical saja (Sear,1994).

Standar ini berisi antara lain prosedur penentu indeks bias (n) relative

mineral transparan dalam bentuk butiran atau pecahan mineral transparan

berukuran (+/-) 0,6 mm atau berat kira-kira 0,01 gr dalam bentuk medium rendam

yang diketahui indeks biasnya dengan menggunakan mikroskop dan ilminasi

piring (Badan Standarisasi Nasional, 2008).

Refraktometer adalah alat ukur untuk menentukan indeks bias cairan atau

padat, bahan transparan dan refractometry. Prinsip pengukuran dapat

dibedakan, oleh cayaha, penggembalaan kejadian, total refleksi, ini adlah

pembiasan (refraksi) atau reflaksi total cahaya yang digunakan. Sebagai prisma

umum menggunakan semua tiga prinsip, satu dengan insdeks bias dikenal

(Prisma). Cahaya merambat dalam transisi antara pengukuran prisma dan media

sampel (n cairan) dengan kecepatan yang berbeda indeks bias diketahui dari

media sampel diukur dengan defleksi cahaya (Wikipedia Commons, 2010).

Page 22: Laporan Resmi Praktikum Arus

2.6.3 Sedimen Grab

Sedimen grap berfungsi untuk mengambil sedimen permukaan yang

ketebalannya tergantung dari tinggi dan dalamnya grab masuk kedalam lapisan

sedimen. Alat ini biasa digunakan untuk mengambil sampel sedimen pada

perairan dangkal. Berdasarkan ukuran dan cara operasional, ada dua jenis

sedimen grap yaitu sedimen grap berukuran kecil dan besar.

Sedimen grap yang berukuran kecil dapat digunakan dan

dioperasionalkan dengan mudah, hanya dengan menggunakan boat kecil alat ini

dapat diturunkan dan dinaikkan dengan tangan. Pengambilan sampel sedimen

dengan alat ini dapat dilakukan oleh satu orang dengan cara menrunkannya

secara perlahan dari atas boat agar supaya posisi grab tetap berdiri sewaktu

sampai pada permukaan dasar perairan. Pada saat penurunan alat, arah dan

kecepatan arus harus diperhitungkan supaya alat tetap konstant pada posisi titik

sampling.

Sedimen grap yang berukuran besar memerlukan peralatan tambahan

lainnya seperti winch (kerekan) yang sudah terpasang pada boat/kapal survey

berukuran besar. Alat ini menggunakan satu atau dua rahang/jepitan untuk

menyekop sedimen. Grab diturunkan dengan posisi rahang/jepitan terbuka

sampai mencapai dasar perairan dan sewaktu diangkat keatas rahang ini

tertutup dan sample sedimen akan terambil.

Keuntungan pemakaian sedimen grap adalah lokasi sampel dapat

ditentukan dengan pasti, prakiraan kedalam perairan dapat diketahui, sedangkan

kerugiannya adalah kapal harus berhenti sewaktu alat dioperasikan, sampel

teraduk, dan beberapa fraksi sedimen yang halus mungkin hilang.

2.6.4 Theodolit

Theodolite adalah instrument / alat yang dirancang untuk pengukuran

sudut yaitu sudut mendatar yang dinamakan dengan sudut horizontal dan sudut

tegak yang dinamakan dengan sudut vertical. Dimana sudut – sudut tersebut

berperan dalam penentuan jarak mendatar dan jarak tegak diantara dua buah

titik lapangan.

Dari konstruksi dan cara pengukuran, dikenal 3 macam theodolite :

1. Theodolite Reiterasi

Pada theodolite reiterasi, plat lingkaran skala (horizontal) menjadi satu

dengan plat lingkaran nonius dan tabung sumbu pada kiap.

Page 23: Laporan Resmi Praktikum Arus

Sehingga lingkaran mendatar bersifat tetap. Pada jenis ini terdapat sekrup

pengunci plat nonius.

2. Theodolite Repetisi

Pada theodolite repetisi, plat lingkarn skala mendatar ditempatkan

sedemikian rupa, sehingga plat ini dapat berputar sendiri dengan tabung poros

sebagai sumbu putar.

Pada jenis ini terdapat sekrup pengunci lingkaran mendatar dan sekrup nonius.

3. Theodolite Elektro Optis

Dari konstruksi mekanis sistem susunan lingkaran sudutnya antara

theodolite optis dengan theodolite elektro optis sama. Akan tetapi mikroskop

pada pembacaan skala lingkaran tidak menggunakan system lensa dan prisma

lagi, melainkan menggunkan system sensor. Sensor ini bekerja sebagai elektro

optis model (alat penerima gelombang elektromagnetis). Hasil pertama system

analogdan kemudian harus ditransfer ke system angka digital. Proses

penghitungan secara otomatis akan ditampilkan pada layer (LCD) dalam angka

decimal.

Page 24: Laporan Resmi Praktikum Arus

2.6.5 Botol Nansen

Botol Nansen adalah alat untuk mendapatkan sampel air laut pada

kedalaman tertentu. Ini dirancang pada 1910 oleh penjelajah awal abad ke-20

dan ahli kelautan Fridtjof Nansen dan dikembangkan oleh Shale Niskin .

Botol, lebih tepatnya disebut silinder logam atau plastik, diturunkan

dengan tali ke dalam laut dan ketika telah mencapai kedalaman yang diperlukan,

berat kuningan atau disebut pemberat (messenger)  terjatuh ke tali pemberat

(messenger) mencapai botol, maka  botol akan tertutup oleh sebuah pegas katup

di  bawah dan diatas botol lalu menjebak sampel air di dalamnya. Botol dan

sampel kemudian diambil oleh surveyor menggunakan kabel atau tali. sampel air

yang ada didalam botol ini lah yang akan digunakan nantinya untuk diteliti lebih

lanjut.

Messenger dapat diatur ketika akan dijatuhkan, dan diturunkan ke bawah

kabel / tali sampai mencapai botol Nansen. Dengan memperbaiki kedalaman dan

messenger yang akan dijatuhkan ke botol  menggunakan kabel/tali, serangkaian

sampel air pada kedalaman tertentu dapat diambil.

Untuk mengukur suhu air laut di kedalaman air sampling dicatat melalui

suatu termometer reversing tetap ke botol Nansen. Ini adalah air raksa

termometer dengan penyempitan dalam tabung kapiler yang  ketika termometer

tersebut terbalik, menyebabkan benang terperangkap air raksa  dan dapat

menunjukkan berapa derajat suhunya. Termometer non-dilindungi dipasangkan

dengan yang dilindungi, dan perbandingan kedua pembaca suhu secara baik

dapat memungkinkan dan tekanan pada titik sampling dapat ditentukan.

Page 25: Laporan Resmi Praktikum Arus

Sampling menggunakan Van Dorn/ Nansen Bottle Sampler (Omori dan

Ikeda,1992 )

Tabung Van Dorn atau Nansen Bottle Sampler terbuka diturunkan pada

kedalaman tertentu. Tabung Van Dorn atau Nansen Bottle Sampler akan ditutup

dengan meluncurkan ring atau besi pemberat sehingga bagian atas dan bawah

akan tertutup.

Page 26: Laporan Resmi Praktikum Arus

BAB III

MATERI METODE

3.1 Waktu dan Tempat

Praktikum Lapangan Arus Laut ini dilakukan pada :

Hari / Tanggal : Sabtu, 19 Juni 2011

Waktu : 13.00 WIB – Selesai

Tempat : Perairan Teluk Awur, Jepara

3.2 Alat dan Bahan

- Alat Tulis ( Kertas dan Pensil / Pulpen )

- Papan Jalan

- Theodolite

- Refraktometer

- Bola Duga

- Tali

- Sedimen Grab

- Botol Nansen

- Stopwatch

- Thermometer

- Anemometer

- GPS

3.3 Cara Kerja

3.3.1 Bola Duga

1. Menuju titik pengmatan menggunakan sopek

2. Mencatat koordinator titik pengamatan

3. Mencatat suhu dan kecepatan angin

4. Melepas bola duga ke titik pengamatan dalam kurun waktu

terterntu

5. Mengamati arah aliran dari bola duga

6. Mencatat panjang tali dari kapal ke bola duga

Page 27: Laporan Resmi Praktikum Arus

3.3.2 Theodolit

1. Penentuan titik tetap pengamtan di darat

2. Mencatat koordinat titik tetap pengamatan

3. Menembak sudur antara titik-titk tetap pengamatan dengan

target yang diapungkan ke laut pada area pengamatan di laut

4. Penembakan dilakukan dalam kurun waktu tertentu

5. Dari setiap pengamatan dilakukan perhitungan titik

pengamatan di laut

3.3.3 Botol Nansen

1. Set terlebih dahulu Nansen Bottle yang meliputi :

– tutup atas dan bawah (periksa apakah dapat menutup dengan

baik)

– tali (periksa kondisi dan panjang tali)

– messenger (periksa apakah messenger dapat melalui tali dengan

lancar)

2. Pasang tali pada Nansen Bottle, pastikan pada simpul pengikatnya

terikat dengan kuat dan kedua tutupnya terbuka.

3. Bila perlu tambahkan tali pengaman pada badan Nansen Bottle,

namun pastikan tali tersebut tidak mengganggu kerja Nansen Bottle.

4. Turunkan Nansen Bottle perlahan sampai kedalaman yang di

inginkan.

5. Setelah sampai pada kedalaman tertentu, turunkan messenger pada

Nansen Bottle melalui tali.

6. Tunggu beberapa saat sampai messenger mengenai Nansen Bottle

dan dapat mengumpulkan sample air pada kedalaman tersebut.

7. Angkat Nansen Bottle secara perlahan sampai ke permukaan.

8. Buka kran pada Nansen Bottle dan masukkan sample air pada tempat

yang telah disiapkan.

3.3.4 Refraktometer

1. Tetesi refraktometer dengan aquades

2. Bersihkan dengan kertas tisyu sisa aquadest yang tertinggal

3. Teteskan air sampel yang ingin diketahui salinitasnya

4. Lihat ditempat yang bercahaya dan catat hasilnya

Page 28: Laporan Resmi Praktikum Arus

5. Bilas kaca prisma dengan aquades, usap dengan tisyu dan simpan

refraktometer di tempat kering

3.3.5 Sechi Disc

Prosedur memasukkan secchi disk dalam air menurut Davies-Colley

1. Gunakan ukuran disk yang tepat untuk mengukur kecerahan (20 mm

→ 0.15-0.5 m, 60 mm → 0.5-1.5 m, 200 mm → 1.5-5 m, 600 mm →

5-15 m), yang dicat putih / hitam dan putih pada kuadran dan

menggunakan pemberat agar menjaga agar tali tetap lurus.

2. Pengukuran dilakukan disamping kapal yang terkena sinar matahari

3. Waktu pembacaan cukup (minimal 2 menit) ketika disk dekat atau

diangkat

4. Catat kedalaman ketika disk hampir menghilang

5. Angkat perlahan-lahan dan catat kedalaman ketik disk mulai terlihat

kembali. Kedalaman secchi merupakan rata-rata dari hilang dan

muncul kembali

6. Pembacaan dilakukan dimungkinkan pada siang hari

7. Kedalaman sedikitnya 50% lebih besar dibanding kedalaman secchi

3.3.6 Sedimen Grap

1. Renggangkan alat dan kemudian kunci

2. Turunkan secara perlahan dari atas boat agar supaya posisi grab

tetap sewaktu sampai pada permukaan dasar perairan.

3. Pada saat penurunan alat, arah dan kecepatan arus harus

diperhitungkan supaya alat tetap konstant pada posisi titik sampling.

4. Kendurkan tali sehingga grap menutup

5. Angkat alat ke permukaan

Page 29: Laporan Resmi Praktikum Arus

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Praktikum

4.1.1 Theodolit

Pada praktikum pengukuran kecepatan arus menggunakan metode lagrange

(theodolit) di dapat koordinat Horizontal di tiap pengukuran 5 menit sekali :

- 09.10 WIB

H 142° 27’ 30’’

- 09.15 WIB

H 137° 20’ 22’’

- 09.20 WIB

H 132° 24’ 47’’

4.1.2 Pengukuran parameter perairan

4.1.2.1 Stasiun 1

Koordinat : S : 06° 36’ 44,6”

E : 110° 38’ 10,2”

Kecerahan

- Pengukuran 1 : 135 cm

- Pengukuran 2 : 160 cm

- Pengukuran 3 : 145 cm

Salinitas

- Pengukuran 1 : 35 ‰

- Pengukuran 2 : 35 ‰

- Pengukuran 3 : 35 ‰

Kecepatan arus permukaan (di hitung tiap 3 menit)

- Pengukuran 1 : 9 m 0,05 m/s

- Pengukuran 2 : 13 m 0,072 m/s

- Pengukuran 3 : 13 m 0,072 m/s

Page 30: Laporan Resmi Praktikum Arus

4.1.2.2 Stasiun 2

Koordinat : S : 06° 36’ 39,4”

E : 110° 38’ 9,4”

Kecerahan

- Pengukuran 1 : 150 cm

- Pengukuran 2 : 125 cm

- Pengukuran 3 : 130 cm

Salinitas

- Pengukuran 1 : 35 ‰

- Pengukuran 2 : 35 ‰

- Pengukuran 3 : 35 ‰

Kecepatan arus permukaan (di hitung tiap 3 menit)

- Pengukuran 1 : 6 m 0,033 m/s

- Pengukuran 2 : 5 m 0,027 m/s

- Pengukuran 3 : 10 m 0,055 m/s

4.1.2.3 Stasiun 3

Koordinat : S : 06° 36’ 46,5”

E : 110° 38’ 12,6”

Kecerahan

- Pengukuran 1 : 180 cm

- Pengukuran 2 : 190 cm

- Pengukuran 3 : 195 cm

Salinitas

- Pengukuran 1 : 34 ‰

- Pengukuran 2 : 35,5 ‰

- Pengukuran 3 : 35 ‰

Kecepatan arus permukaan (di hitung tiap 3 menit)

- Pengukuran 1 : 5 m 0,027 m/s

- Pengukuran 2 : 3 m 0,016 m/s

- Pengukuran 3 : 4 m 0,022 m/s

4.2 Pengolahan Data Theodolit

a. Perhitungan Koordinat C dengan Metode Ikatan ke Muka

Page 31: Laporan Resmi Praktikum Arus

Langkah-langkah metode ikatan ke muka antara lain sebagai berikut:

1. Perhitungan koordinat C dari titik A

a. Menghitung Azimuth AB (

-0,37239845

Karena kuadran IV dilakukan perhitungan sebagai berikut:

b. Menghitung jarak AB ( )

c. Menghitung sudut C (γ)

d. Menghitung Azimuth AC ( )

Page 32: Laporan Resmi Praktikum Arus

e. Menghitung jarak AC ( )

f. Menghitung koordinat titik C

Menghitung absis C dari titik B

Menghitung ordinat C dari titik B

2. Perhitungan koordinat C dari titik B

a. Menghitung Azimuth AB (

-0,37239845

Page 33: Laporan Resmi Praktikum Arus

Karena kuadran II maka

b. Menghitung jarak BA ( )

c. Menghitung sudut C (γ)

d. Menghitung Azimuth BC ( )

e. Menghitung jarak BC ( )

Page 34: Laporan Resmi Praktikum Arus

f. Menghitung koordinat titik C

Menghitung absis titik C dari titik B

Menghitung ordinat titik C dari titik B

3. Menghitung koordinat C rata-rata

b. Perhitungan Kecepatan Arus

Kecepatan arus dapat dihitung dengan mengukur jarak antar posisi C

dengan interval waktu tertentu (5 menit). Untuk menghitung kecepatan arus

dibutuhkan data jarak dan selang waktu. Maka untuk mendapatkan data di

AutoCad 2007 maka dilakukan langkah sebagai berikut:

1. Pilih Dimension

2. Kemudian klik Aligned

3. Klik start point dan klik end point

Page 35: Laporan Resmi Praktikum Arus

Gambar 4.1. Jendela Dimension-Aligned

Gambar 4.2. Perhitungan Jarak dengan AutoCad 2007

Pada gambar terlihat jarak titik C pada posisi 1 dan posisi 2 sebesar

21,6320 m. Sedangkan selang waktu pengukuran 5 menit(300 sekon).

Kecepatan arus dapat dihitung dengan rumus:

Page 36: Laporan Resmi Praktikum Arus

4.3 Pembahasan

4.3.1 Kecerahan

Pada pengukuran kecerahan alat yang digunakan adalah secchidisk.

Secchidisk dicelupkan kedalam air, terus dimasukkan hingga tidak terlihat untuk

pertama kali, dicatat kedalamannya proses di lakukan dengan tiga kali

pengukuran

Dari hasil pengamatan diperairan Teluk awur menggunakan secchi disk

didapatkan hasil dari pengukuran semua stasiun didapatkan kedalaman tak lebih

dari 2 m. Dapat disimpulkan bahwa kecerahan pada daerah tersebut adalah

kurana atau buruk.

Sri Andayani (2005) penetrasi cahaya dalam perairan dipenguhi oleh

besarnya tingkat partikel koloid terlarut (kekeruhan), dan umumnya plankton

merupakan penyebab utama kekeruhan.

4.3.2 Kecepatan Arus permukaan

Pada pengukuran kecepatan arus, alat yang digunakan adalah bola

plastic ukuran , tali rafia, dan stopwatch. Pertama-tama bola diikat dengan tali

rafia yang panjangnya 12 m. Panjang tali rafia merupakan jarak tempuh arus.

Bola dimasukkan kedalam perairan bersamaan dengan diaktifkannya stopwatch,

botol dibiarkan terbawa arus hingga tali meregang, waktu dari pencelupan botol

hingga tali meregang merupakan waktu tempuh arus. Kecepatan arus dapat

diketahui dengan cara membagi jarak (panjang tali) dengan waktu (selang waktu

yang dibutuhkan tali hingga meregang).

Dari hasil pengamatan diperairan Teluk Awur didapatkan data panjang tali

- Pengukuran 1 : 9 m 0,05 m/s

- Pengukuran 2 : 13 m 0,072 m/s

- Pengukuran 3 : 13 m 0,072 m/s

Menurut Hinckteg Etall (1991) diacu dalam Zottoli (2000) arus selalu

berhungan dengan kedalaman. perubahan arah arus yang kompleks susunannya

terjadi sesuai dengan makin beramtahnya kedalaman perairan.

Dari hasil pengolahan terdapat perbedaan antara kecepatan arus bola

duga dan theodolite. Untuk kecepatan arus dengan Bola Duga diperoleh hasil

kecepatan sekitar 0,12 m/s-0,2 m/s, sedangkan dengan menggunakan

Theodolite diperoleh m/s. Namun hasil yang lebih akurat didapatkan dari

hasil penggunaan Theodolite, karena pada cara ini, diperhitungkan setiap sudut

Page 37: Laporan Resmi Praktikum Arus

pengamatan dan koordinat pengamatan yang pasti. Data yang didapat diolah

menggunakan komputer. Sedangkan dengan menggunakan cara Bola Duga

memiliki tingkat ketelitian yang rendah, karena pastinya terjadi error baik dari

pengamat ataupun dari alat yang dibuat. Kesalahan dari pengamat misalnya

ketika membaca jarak ukur pada tali duga yang dibaca secara relatif. Sedangkan

kesalahan alat misalnya pembuatan skala pada tali bola duga yang tidak sesuai

menyebabkan kesalahan pada perhitungan.

4.3.3 Salinitas

Alat yang digunakan dalam pengukuran salinitas ini adalah

refraktrometer. Sebelum digunakan refraktometer dikalibrasikan dulu dengan

menggunakan aquades. Sampel diambil menggunakan pipet tetes, sampel

diteteskan pada permukaan membran ± 2 tetes, kemudian membran ditutup

dengan kaca penutup. Refraktometer dihadapkan pada sumber cahaya dan

diintip lewat lubang lensa, dicatat nilai salinitas yang tertera pada skala sebelah

kanan. Setelah itu membran refraktometer dicuci kembali menggunakan aquades

dan dikeringkan menggunakan tissue. Dari hasil pengamatan di perairan teluk

awur di dapatkan refraksi cahaya perairan tersebut adalah 35 ‰

Page 38: Laporan Resmi Praktikum Arus

BAB V

KESIMPULAN

1. Pengukuran kecepatan arus di lakukan dengan metode lagrange,

yaitu dengan mengamati pergerakan bola duga menggunakan theodolit

2. Kecepatan arus di perairan jepara khususnya teluk awur tergolong

kecil

3. Refraktometer adalah alat untuk mengukur salinitas berdasarkan

bias larutan

4. Kecerahan perairan di perairan jepara sangat kurang, dari hasil

praktikum kedalaman kecerahan max 2 m

Page 39: Laporan Resmi Praktikum Arus

DAFTAR PUSTAKA

Andayani S. 2005. Kualitas Air. Fakultas Perikanan. Universitas Brawijaya.

Malang.

Nontji, A. 1986. Laut Nusantara. Djambatan. Jakarta.

Open University Team. 1989. Ocean Circulation. Pergamon Press.

Pinet, P.R. 2000. Invitation to Oceanography. 2nd  Edition. Jones and Bartlett

Publishers. Sudbury, Massachuesetts.

http://kuliahitukeren.blogspot.com/

http://id.wikipedia.org. Arus air laut-Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia

bebas. 31 Juni 2011.

http://namce8081.wordpress.com. Arus Laut « Namce8081’s Weblog. 31 Juni

2011.

http://oseanografi.blogspot.com.oseanografi. Air Laut yang Selalu Bergerak. 31

Juni 2011.

http://www.ilmukelautan.com. Arus Laut. 31 Juni 2011.

http://www.ilmukelautan.com. Faktor Penyebab Terjadinya Arus. 31 Juni 2011

http://cwienn.wordpress.com/

http://vandef.blogspot.com/2009/11/pelarutan-dan-pengenceran.html

http://k-o-n-inews.blogspot.com/2010/04/praktikum-mata-kuliah-

sedimentologi.html

http://randykundiarto.wordpress.com/2010/05/10/botol-nansen-nansen-bottle-

sampler/