laporan resmi ft syaraf 1

Download Laporan Resmi Ft Syaraf 1

If you can't read please download the document

Upload: halimatus-zein

Post on 07-Dec-2014

46 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM FARMAKOTERAPI SISTEM SYARAF P1. SCHIZOFRENIA DAN DEPRESI

Disusun Oleh : Kusuma Arum Lia Agustina Niken Puspitasari Fitri Candra Fitriyani WS Imam Asrofi 085010425 085010427 085010428 085010429 085010430 085010438

Dosen Pengampu : Sri Susilowati, MSi., Apt LABORATORIUM FARMAKOTERAPI FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS WAHID HASYIM SEMARANG 2011

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM FARMAKOTERAPI SISTEM SYARAF PERCOBAAN I SCHIZOFRENIA DAN DEPRESI

A

TUJUAN Mahasiswa dapat memahami dan mengevaluasi tatalaksana terapi pada penyakit yang berhubungan dengan depresi dan skizoprenia.

B

DASAR TEORI DEPRESI Pengertian Penyakit Depresi adalah suatu kondisi yang lebih dari suatu keadaan sedih, bila kondisi depresi seseorang sampai menyebabkan terganggunya aktivitas sosial sehariharinya maka hal itu disebut sebagai suatu Gangguan Depresi. Beberapa gejala Gangguan Depresi adalah perasaan sedih, rasa lelah yang berlebihan setelah aktivitas rutin yang biasa, hilang minat dan semangat, malas beraktivitas, dan gangguan pola tidur. Depresi merupakan salah satu penyebab utama kejadian bunuh diri. Kelainan depresi mayor dan kelainan distimik merupakan dua tipe kelainan depresi yang tercantum pada Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorder, 4th ed., text revision (DSM-IV-TR). Gambaran penting pada kelainan depresi mayor adalah keadaan klinis yang ditandai dengan satu atau lebih episode tanpa riwayat mania, gabungan depresi mania atau hipomania. Kelainan distmik adalah gangguan suasana hati (mood) kronis yang

melibatkan depresi suasana hati dari sekurangnya dua gejala yang lain, dan kelainan ini pada umunya lebih ringan dibandingkan kelainan depresi mayor.

Penyebab suatu kondisi depresi meliputi: ; Faktor organobiologis karena ketidakseimbangan neurotransmiter di otak terutama serotonin ; Faktor psikologis karena tekanan beban psikis, dampak pembelajaran perilaku terhadap suatu situasi sosial ; Faktor sosio-lingkungan misalnya karena kehilangan pasangan hidup, kehilangan pekerjaan, paska bencana, dampak situasi kehidupan sehari-hari lainnya. Menurut Diagnostic and Statistical Manual IV - Text Revision (DSM IV-TR) (American Psychiatric Association, 2000), seseorang menderita gangguan depresi jika: A. Lima (atau lebih) gejala di bawah telah ada selama periode dua minggu dan merupakan perubahan dari keadaan biasa seseorang; sekurangnya salah satu gejala harus (1) emosi depresi atau (2) kehilangan minat atau kemampuan menikmati sesuatu. 1 Keadaan emosi depresi/tertekan sebagian besar waktu dalam satu hari, hampir setiap hari, yang ditandai oleh laporan subjektif (misal: rasa sedih atau hampa) atau pengamatan orang lain (misal: terlihat seperti ingin menangis). 2 Kehilangan minat atau rasa nikmat terhadap semua, atau hampir semua kegiatan sebagian besar waktu dalam satu hari, hampir setiap hari (ditandai oleh laporan subjektif atau pengamatan orang lain) 3 Hilangnya berat badan yang signifikan saat tidak melakukan diet atau bertambahnya berat badan secara signifikan (misal: perubahan berat badan lebih dari 5% berat badan sebelumnya dalam satu bulan) 4 5 Insomnia atau hipersomnia hampir setiap hari Kegelisahan atau kelambatan psikomotor hampir setiap hari (dapat diamati oleh orang lain, bukan hanya perasaan subjektif akan kegelisahan atau merasa lambat) 6 Perasaan lelah atau kehilangan kekuatan hampir setiap hari

7

Perasaan tidak berharga atau perasaan bersalah yang berlebihan atau tidak wajar (bisa merupakan delusi) hampir setiap hari

8

Berkurangnya kemampuan untuk berpikir atau berkonsentrasi, atau sulit membuat keputusan, hampir setiap hari (ditandai oleh laporan subjektif atau pengamatan orang lain)

9

Berulang-kali muncul pikiran akan kematian (bukan hanya takut mati), berulang-kali muncul pikiran untuk bunuh diri tanpa rencana yang jelas, atau usaha bunuh diri atau rencana yang spesifik untuk mengakhiri nyawa sendiri. Gejala-gejala tersebut juga harus menyebabkan gangguan jiwa yang cukup

besar dan signifikan sehingga menyebabkan gangguan nyata dalam kehidupan sosial, pekerjaan atau area penting dalam kehidupan seseorang. Cara menanggulangi depresi berbeda-beda sesuai dengan keadaan pasien, namun biasanya merupakan gabungan dari farmakoterapi dan psikoterapi atau konseling. Dukungan dari orang-orang terdekat serta dukungan spiritual juga sangat membantu dalam penyembuhan. Diagnosis ; Depresi Mayor ditandai oleh satu atau lebih episode deprsesi mayor, seperti yang telah didefinisikan pada DSM-IV-TR. ; Ketika pasein menunjukkan gejala depresi, perlu diteliti mengenai kemungkinan penyebab medis,psikiatrik dan dipicu oleh obat (drug induced). Pada pasien depresi , perlu dilakukan kajian pegobatan, pemeriksaan fisik, pemeriksaan status mental , hitung darah lengkap termasuk diferensial, tes fungsi tiroid , dan pemeriksaan elektrolit.

Patofisiologi 1 Hipotensi amina biogenic Depresi dapat disebabkan oleh penurunan jumlah neurotransminter norepinefrin (NE),serotonin (5-HT), dan dopamine (DA) dalam otak.

2

Perubahan post-sinaptik pada sensitivitas Perubahan reseptor NE dan 5-HT2 dapat berpengaruh pada awal mula munculnya (onset) depresi.

3

Hipotesis deregulasi Teori ini lebih ditekankan pada kegagalan regulasi homeostatic pada system neurotransmitter, dibandingkan peningkatan atau penurunan absolute aktivitas neurotransmitter itu sendiri.

4

Diperlukan system serotonergik dan noradrenegik yang fungsional agar efek antidepresan dapat optimal.

5

Peranan Dopamin Beberapa kajian menunjukkan bahwa peningkatan neurotransmisi DA dalam

nucleus accumbes kemungkinan terkait dengan mekanisme aksi antidepresan. Etiologi ; ; ; ; ; ; ; ; ; Keadaan Normal Emotional relation ship Komunitas dan Kedekatan Struktur keluarga Antropologi Perkawinan Demografi Stressor psikososial Lingkungan

Manifestasi Klinik

a

Gejala emosional, antara lain meliputi : berkurangnya kemampuan untuk merasakan kesenangan , kehilangan minat terhadap aktivitas yang biasa dilakukan, kesedihan, kelihatan pesimis, sering menangis, putus harapan, ansietas (dijumpai pada hampir 90% pasien rawat jalan), perasaan bersalah, dan tandatanda psikosis (misalnya : halusinasi mendengar sesuatu, delusi).

b

Gejala Fisik, meliputi : keletihan, kesakitan (terutama sakit kepala), gangguan tidur, gangguan pada nafsu makan (menurun atau meningkat), kehilangan minat seksual, dan keluhan mengenai saluran cerna dan kardiovaskuler.

c

Gejala intelektual atau kognitif, meliputi : penurunan kemampuan untuk berkonsentrasi atau keterlambatan proses berpikir, ingatan yang lemah terhadap kejadian yang baru dialami, kebingungan dan ketdakyakinan.

d

Gangguan psikomotor, meliputi : retardasi psikomotor (perlambatan gerakan fisik, proses berpikir dan berbicara) atau agitasi psikomotor.

Terapi Non-Farmakologi a b Efikasi psikoterapi dan obat antidepresan dapat dikatakan saling menambahkan. Terapi elektrokonvulsif ( Electroconvulsive theraphy ECT ) merupakan terapi yang aman dan efektif untuk semua sub tipe gangguan depresi mayor. c Terapi cahaya ( yaitu : pasien melihat ke dalam kotak lampu) dapat digunakan untuk pasien dengan gangguan afektif musiman. Terapi Farmakologi Secara umum , obat anti depresan memiliki efikasi yang setara jika diberikan pada dosis yang sebanding. Faktor yang mempengaruhi pemilihan obat antidepresan meliputi : riwayat pasien terhadap respon obat, riwayat keluarga terhadap respons obat,sub tipe depresi, riwayat medis pada saat itu, pontesi terjadinya interaksi obat-obat,profil efek samping. Antara 65% sampai 70% pasien dengan depresi mayor dapat membaik dengan pemberian obat.

Depresi melankoliki terlihat memberikan respons yang baik dengan pemberian obat antidepresan trisiklik, penghambat ambilan kembali serotonin secara selektif (selective serotonin reuptake inhibitor-SSRI) , dan ECT.

SKIZOPRENIA Pengertian Penyakit Skizoprenia merupakan penyakit otak yang timbul akibat ketidakseimbangan pada dopamin, yaitu salah satu sel kimia dalam otak. Ia adalah gangguan jiwa psikotik paling lazim dengan ciri hilangnya perasaan afektif atau respons emosional dan menarik diri dari hubungan antarpribadi normal. Sering kali diikuti dengan delusi (keyakinan yang salah) dan halusinasi (persepsi tanpa ada rangsang pancaindra). Pada pasien penderita, ditemukan penurunan kadar transtiretin atau prealbumin yang merupakan pengusung hormon tiroksin, yang menyebabkan permasalahan pada zalir serebrospinal PATOFISIOLOGI ; Skizoprenia antara lain disebabkan oleh pembesaran ventrikel otak, penurunan ukuran otak dan perubahan bentuk otak menjadi asimetri. ; ; ; ; Hipotesis dopaminnergik Disfungsi glutamatergik Abnormalitas serotonin (5-HT) Abnormalitas primer

Etiologi Model diatesis -stress Menurut teori ini skizofrenia timbul akibat faktor psikososial dan lingkungan. Model ini berpendapat bahwa seseorang yang memiliki kerentanan (diatesis) jika dikenai stresor akan lebih mudah menjadi skizofrenia.

Diagnosa 1 2 3 Kepribadian pre psikotik Timbulnya serangan Skizofrenia, akut lebih baik. Jenis : Skizofrenia jenis hebefrenik dan simpleks sama jelek, penderita menuju ke arah kemunduran mental. 4 5 6 7 umur : makin muda permulaan, makin jelek. Pengobatan : makin cepat makin baik. Faktor pencetus : adanya faktor pencetus lebih baik. Keturunan : dalam keluarga ada penderita lebih jelek. Terapi Non Farmakologi Ada beberapa macam metode yang dapat dilakukan antara lain : ; ; ; ; ; ; ; ; ; ; ; ; Psikoterapi individual Terapi suportif Sosial skill training Terapi okupasi Terapi kognitif dan perilaku (CBT) Psikoterapi kelompok Psikoterapi keluarga Manajemen kasus Psikofarmaka Terapi elektro konvulsi Terapi koma insulin Psikoterapi dan rehabilitasi

; ;

Lobotomi prefrontal Assertive Community Treatment (ACT) Terapi Farmakologi

;

Antipsikotik Generasi Kedua Aripiprazole, olanzapine, quetiapine, risperidone, ziprasidone

;

Antipsikotik Generasi Pertama Chlorpromazine, haloperidol Manifestasi Klinik Gejala episode akut dari skizoprenia meliputi tidak bisa membedakan antara

khayalan dan kenyataan ; halusinasi (terutama mendengar suara-suara bisikan) ; delusi (keyakinan yang salah namun dianggap benar oleh penderita) ; ide-ide karena pengaruh luar ( tindakannya dikendalikan oleh pengaruh dari luar dirinya) ; proses berpikir yang tidak berurutan ( asosiasi longgar) ; ambivalen (pemikiran yang saling bertentangan) ; datar , tidak tepat, atau afek yang labil ; autisme ( menarik diri dari lingkungan sekitar dan memikirkan dirinya) ; tidak mau bekerja sama ; menyukai halhal yang dapat menimbulkan konflik pada lingkungan sekitar dan melakukan serangan baik secara verbal maupun fisik kepada orang lain ; tidak merawat diri sendiri ; dan gangguan tidur maupun nafsu makan. Setelah terjadinya episode psikotik akut , biasanya penderita skizoprenia mempunyai gejala-gejala sisa (cemas , curiga , motivasi menurun , tidak mampu memutuskan sesuatu , menarik diri dari hubungan bersosialisasi dengan lingkungan sekitar , sulit untuk belajar dari pengalaman dan tidak bias merawat diri sendiri).

C

URAIAN KASUS Justin,umur 25 tahun mempunyai riwayat 3 tahun terkena schizophrenia dengan masuk rumah sakit berkali-kali, selama sakit dia menerima serangkaian obat yang berbeda seperti : chlorpromazine, haloperidol, sulpiride, risperidone dan olanzapine, begitu juga dengan antipsikotik depot haloperidol dan zuclopenthixol.

Selama itu dia memiliki keyakinan yang kuat bahwa dia masuk dalam perang dengan setan, Allah dan makhluk halus yang berkomunikasi dengan dia. Ketika dia sakit, dia merasa tersiksa tapi sementara itu dia merasa menikmati perang tersebut karena merasa spesial. Saat ini dia menerima obat zuclopenthixol 500mg i.m tiap minggu, olanzapime 10mg malam hari, carbamazepine 200mg 3xsehari, haloperidol 10mg 4xsehari dan procyclidine 10mg 3xsehari. Di ada dibangsal rumah sakit selama 4 bulan dan tidak ada tanda-tanda gejala perbaikan. Dokter akan memberikan clozapine untukJustin. Pertanyaan: ; ; Beri komentar terhadap jterapi yang didapat Justin ? Apa yang harus dilakukan sebelum justin menerima clozapine ?

D 1

PENYELESAIAN KASUS (SOAP) Subyektif Nama Umur Jenis Kelamin Keluhan : Justin : 25 tahun : laki-laki : pasien memiliki keyakinan yang kuat bahwa dia

masuk dalam perang dengan setan, Allah dan makhluk halus yang berkomunikasi dengan dia. Ketika dia sakit, dia merasa tersiksa tapi sementara itu dia merasa menikmati perang tersebut karena merassa special. Riwayat penyakit : pasien mempunyai riwayat 3 tahun terkena skizofrenia dengan masuk rumah sakit berkali-kali, dia tinggal di bangsal rumah sakit selama 4 bulan dan tidak ada gejala-gejala perbaikan. Riwayat pengobatan : klorpromazin, sulpiride, risperidon, zuclopenthixol,

olanzapine, carbamazepin, haloperidol, procyclidine. 2 Obyektif Tidak ada data laboratorium

3

Assesment Skizopernia stage 3

4 a ;

Plan EVALUASI KERASIONALAN OBAT LAMA Tepat Indikasi INDIKASI MEKANISME AKSI Antagonis reseptor D1 dan D2 KET

NAMA OBAT Zuclopenthixol Olanzapine Carbamazepin Haloperidol Procyclidine

Tidak Tepat Indikasi Mengurangi kolinergik berlebih basal di aktifitas yang ganglia

;

Tepat Dosis REKOMENDASI DOSIS 100 mg per minggu 10-20 mg/ hari 2-20 mg/ hari DOSIS YANG DIBERIKAN 500 mg i.m tiap minggu 10 mg tiap malam 200 mg 3x sehari 10 mg 4x sehari 10 mg 3x sehari KET Tidak Tepat Dosis

NAMA OBAT Zuclopenthixol Olanzapine Carbamazepin Haloperidol Procyclidine

;

Tepat Pasien KONTRAINDIKASI KET

NAMA OBAT Zuclopenthixol Olanzapine Carbamazepin Haloperidol Procyclidine

;

Waspada ESO EFEK SAMPING KET

NAMA OBAT Zuclopenthixol Olanzapine Carbamazepin Haloperidol Procyclidine

1

Tujuan Terapi Untuk mengurangi atau menghilangkan gejala psikotik dan meningkatkan fungsi-fungsi kehidupan

2 ; ;

Terapi non Farmakologi Memberikan edukasi ke keluarga pasien Memberikan rehabilitasi : living skills, social skill, bacis education, work program, supported housing.

3 -

Terapi Farmakologi Menggantikan semua obat lama dengan Clozapine 1x sehari 12,5 mg

b ;

EVALUASI KERASIONALAN OBAT TERPILIH Tepat Indikasi INDIKASI MEKANISME AKSI KET Tepat Indikasi

NAMA OBAT Clozapine

;

Tepat Obat ALASAN DIPILIHNYA OBAT KET Tepat Obat

NAMA OBAT Clozapine

;

Tepat Dosis DOSIS YANG DIREKOMENDASIKAN DOSIS YANG DIBERIKAN Tepat Dosis KET

NAMA OBAT Clozapine

;

Tepat Pasien KONTRAINDIKASI KET Tepat Pasien

NAMA OBAT Clozapine

;

Waspada ESO EFEK SAMPING KET Waspada ESO

NAMA OBAT Clozapine

c

MONITORING DAN EVALUASI Monitoring pada respon pengobatan Melihat perbaikan gejala. Monitoring terhadap ESO Clozapine Penurunan WBC, kenaikan berat badan, kecenderungan pasien terkena diabetes. Evaluasi terhadap keberhasilan terapi Evaluasi kepatuhan pasien terhadap terapi, baik terapi farmakologi ataupun terapi non farmakologi

d o

KIE Edukasikan ke keluarga pasien untuk mendukung pengobatan pasien

o o

Informasikan aturan pakai obat pada keluarga pasien Informasikan pada keluarga pasien untuk tidak menghentikan pengobatan secara mendadak

E

PEMBAHASAN Pasien terdiagnosis skizoprenia stage 3. Ini dilihat dari obat yang digunakan adalah klozapine.Tiap stage ada taraf kepercayaannya dimana dari stage 1 ke stage 2 dan stage 3 membutuhkan waktu selama 2 minggu. Namun bila ada perpindahan dari stage 3 ke stage berikutnya membutuhkan waktu lebih lama yakni lebih dari 6 bulan. Dinyatakan stage 3 karena dilihat dari riwayat obat yang telah diberikan adalah antipsikosis generasi pertama dan kedua tidak memberikan perbaikan gejala pada pasien. Evaluasi terhadap pengobatan yang dilakukan ; Tujuan pemberian prosiklidin adalah untuk mengatasi Gejala Ekstra Piramidal (GEP) dari penggunaan Haloperidol. ; Pemakaian carbamazepin pada pasien tidak rasional dikarenakan tidak tepat indikasi. Carbamazepin di indikasikan untuk epilepsy. ; Pasien juga diberikan zuklopenthixol. Penggunaan zuklopentixol disini tidak rasional karena tidak tepat dosis. Seharusnya pemakaian siklopentixol adalah 100 mg diberikan 1 kali dalam seminggu. Siklopentixol termasuk dalam obat depo. ; Pasien diberikan obat depo dengan tujuan karena apabila diberikan obat secara oral dikhawatirkan pasien tidak patuh dalam meminum obat. Sehingga pengobatan menjadi tidak maksimal. Pemberian obat secara depo ini juga menguntungkan karena pemberian obatnya hanya satu kali saja. Plan ; Pada pengobatan pada pasien skizofrenia ini obat yang digunakan adalah klozapin. Dipilih klozapin karena pasien telah diberi obat antipsikotik generasi pertama dan kedua tetapi tidak memberikan respon. Selain itu klozapin memiliki

efek samping yang lebih minimal dibandingkan dengan obat antipsikotik lainnya. Dan juga dalam penggunaan klozapin jarang ditemukannya efek samping gejala ekstra pyramidal (GEP). ; Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pemakaian klozapin mengingat efek samping yang ditimbulkan yaitu agranulositosis (penurunan kadar sel darah putih), yakni perlu dilakukannya pemeriksaan WBC (White Blood Cell). Pemeriksaan WBC dilakukan sebelum dan selama pemberian klozapin. Harus dilakukan pemeriksaan WBC sebelum pemberian klozapin karena untuk memonitor kadar WBC pasien sebab klozapin dapat menurunkan kadar WBC pasien. Juga harus memonitor kadar gula darah karena pada pemberian klozapin pasien mempunyai kecenderungan terkena diabetes mellitus. Hal ini sangat perlu dilakukan bila keluarga pasien mempunyai riwayat penyakit diabetes mellitus. ; Pada kasus ini pasien sebelumnya telah diberikan obat zuclopentixol, olanzapin, karbamazepin, haloperidol, dan procyclidin. Ternyata obat yang diberikan tadi memberikan efek yang tidak maksimal (tidak berespon/berespon sebagian), sehingga dilakukan dilakukan adanya penggantian obat. Penggantian obat dilakukan dengan cara mengurangi dosis obat lama secara perlahan-lahan dan menambah dosis obat baru (klozapin) secara perlahan-lahan yaitu ditambah 12,5 mg setiap kali kenaikan dosisnya. Monitoring respon terapi ; ; Dilakukan dengan cara melihat perbaikan gejala Apabila pasien resisten/respon yang ditimbulkan terhadap pemberian klozapin maka pengobatan dilanjutkan ke stage 4 yaitu dengan pemberian klozapin+ AGP atau AGK. Aapabila respon yang ditimbulkan oleh pasien hanya sebagian/tidak berespon maka pengobatan dilanjutkan ke stage 5 yaitu dengan menggunakan AGP atau AGK obat tunggal yang sebelumnya belum pernah digunakan dalam pengobatan. Apabila masih resisten maka pengobatan dilanjutkan ke stage 6 yaitu dengan melakukan terapi kombinasi dengan pemberian AGP+AGK, kombinasi AGK, (AGP+AGK)+ECT, (AGP atau AGK)+agen lain (misal mood stabilizer). Monitoring Efek Samping Obat

; ;

Efek samping yang perlu diperhatikan yaitu adanya penurunan WBC. Cara memonitoringnya yaitu dengan cara melakukan pengukuran kadar WBC sebelum pengobatan dan selama pengobatan dilakukan.

;

Monitoring dilakukan sebelum dan selama pemberian obat. Selama obat diberikan pengukuran kadar WBC dilakukan setiap seminggu sekali kurang lebih selama 4 minggu. Apabila tidak ada penurunan yang berarti maka pengukuran dilakukan setiap 2 minggu.

;

Dilakukan juga pemantauan terhadap kadar gula darah. Mengingat terjadinya kenaikan berat badan. Pemantauan dilakukan setiap 1 minggu lalu 2 minggu.

Evaluasi respon terapi Kepatuhan pasien terhadap terapi farmakologi Yang perlu dievaluasi adalah kepatuhan terapi, baik terapi farmakologi maupun terapi non farmakologi. Kedua terapi ini harus dipatuhi untuk mendapat respon terapi yang diinginkan. Kepatuhan pasien terhadap terapi non farmakologi ; ; Dikontrol apakah pasien minum obat secara teratur atau tidak. Apabila pasien tidak lagi minum obat harus selidiki penyebabnya, bisa jadi pasien tidak mau minum obat lagi dikarenakan tidak tahan terhadap efek samping yang ditimbulkan.

F ; ;

KESIMPULAN Pasien didiagnosa menderita skizofrenia stage 3 Obat yang digunakan adalah Klozapine.

G

DAFTAR PUSTAKA