laporan resmi farmasetika iv

Upload: mocoz

Post on 13-Jul-2015

310 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

LAPORAN RESMI FARMASETIKA IV ANALISIS PERMASALAHAN RESEP OBAT

DISUSUN OLEH : 1. ARBAIYAH (08.9.3.04)

2. BQ. FITRIATUL HASANAH (08.9.3.05) 3. DEDI HARIADI 4. TOPAN JANUANSYAH (08.9.3.06) (08.9.3.44)

PROGRAM STUDI (DIII) FARMASI FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS NAHDLATUL WATHAN MATARAM 2010/2011

(1.) Resepdr. Soesilo Pradipto, SpOG. SIP : 515/DIKES/X/2000Kantor : RSUD Nahdlatul Wathan Jl. Kaktus 1-3 Mataram Praktek : Jl. Kaktus Apotek NW Farma Telp. 664350 Mataram Rumah : Jl. Merdeka 125 Mataram

Mataram,20.

R/ Bactrim Forte Metoclorpamid Panadol m.f.pulv.dtd.no X S.b.d.d.pulv I

tb. I 10 mg tb. I

R/ Lisinopril Aspirin

mg 20 mg 75

m.f.pulv.da in caps.dtd.no X S.1.d.d.caps I

Pro : Ny. Esti Alamat : Dasan Agung

Umur : 25 tahun

Resep tidak boleh diganti tanpa sepengetahuan dokter

(2.) Keabsahan Resep Resep di atas tidak absah karena tidak terdapat tanggal pembuatan resep (inscriptio).

(3.) Uraian Obat 1. Bactrim forte Komposisi : kotrimoksazol terdiri dari trimetoprim 160 mg dan sulfametoksazol 800 mg. Indikasi : infeksi saluran kemih, saluran nafas, infeksi genital, Kontraindikasi : hipersensitif, wanita hamil, bayi baru lahir, kerusakan hati dan kerusakan ginjal. Dosis : 2-3x sehari 1 tablet forte. 2. Metoclorpamid Komposisi : metoclorpamid 10 mg Indikasi : berbagai jenis dispepsia akibat fungsi motorik dan sekretorik, gastroduodenitis dan antroduodenitis, syndram hipo motilitas lambung primer, pankreatitis kronik, gangguan pencernaan akibat gangguan obat lain setelah gastrotektomi dan kolositektomi. Kontraindikasi : hipersensitif Dosis : 2-3x sehari 10 mg (1 tablet) 3. Panadol Komposisi : parasetamol 500 mg Indikasi : sakit kepala, sakit seni, sakit otot, sakit telinga, menurunkan panas, sakit gigi dan rematik artritis. Kontraindikasi : hipersensitif dan kerusakan fungsi hati. Dosis : 3-4x sehari 500 mg (1 tablet) 4. Lisinopril Komposisi : lisinopril 20 mg Indikasi : gagal jantung kongestif dan hipertensi Kontraindikasi : angioneoretik, edema karena terapi ACE inhibitor, wanita hamil trimester 2 dan 3 Dosisi : 10-20 mg / hari.

Efek samping : pusing, sakit kepala, diare, lesu, batuk, mual, ruam kulit, angiodiuretik edema hiperkalemia. 5. Aspirin Komposisi : Asam asetilsalisilat 500 mg Indikasi : demam. Rasa nyeri akibat masuk angin, sakit gigi, nyeri otot, antikoagulan. Kontraindikasi : kepekaan terhadap salisilat, demam berdarah, tukak lambung dan terapi antikoagulan, wanita hamil. Dosis : 3-4 x sehari 250 mg.

(4.) Problem 1. Bactrim forte, lisinopril dan aspirin dikontraindikasikan untuk ibu hamil. 2. Penggantian obat paten panadol 3. Terdapat antibiotika dalam 1 tanda R/

(5.) Pengatasan 1. Antibiotika bactrim forte diganti dengan amoksisilin,lisinopril diganti dengan metildopa. 2. Panadol dengan diganti dengan nufadol. 3. Antibiotika dalam pembuatan dan pengemasan dikerjakan tersendiri.

(6.) Usulan Resep

dr. Soesilo Pradipto, SpOG. SIP : 515/DIKES/X/2000Kantor : RSUD Nahdlatul Wathan Jl. Kaktus 1-3 Mataram Praktek : Jl. Kaktus Apotek NW Farma Telp. 664350 Mataram Rumah : Jl. Merdeka 125 Mataram

Mataram,20.

R/ Amoksisilin m.f.pulv.dtd.no.X S.t.d.d.pulv.I

tb. I

R/ Metoclorpamid Nufadol m.f.pulv.dtd.no X S.b.d.d.pulv I

10 mg tb. I

R/ Metildopa Aspirin

tb. I mg 75

m.f.pulv.da in caps.dtd.no X S.1.d.d.caps I

Pro : Ny. Esti Alamat : Dasan Agung

Umur : 28 tahun

(7.) Etiket Untuk resep di atas membutuhkan 3 buah etiket berwarna putih yaitu : 1. Etiket untuk antibiotikaApotek NW Farma APA : Topan Januansyah SIA : 08.9.3.44 No : I Tanggal : 16/10/2010

Nama Pasien : Ny. Esti Aturan Pakai : 3 x sehari 1 bungkus

2. Etiket untuk emetik dan analgesikApotek NW Farma APA : Topan Januansyah SIA : 08.9.3.44 No : II Tanggal : 16/10/2010

Nama Pasien : Ny. Esti Aturan Pakai : 2 x sehari 1 bungkus

3. Etiket untuk hipertensiApotek NW Farma APA : Topan Januansyah SIA : 08.9.3.44 No : III Tanggal : 16/10/2010

Nama Pasien : Ny. Esti Aturan Pakai : 1 x sehari 1 kapsul

(8.) Pembahasan Pada praktikum farmasetika IV perdana kali ini, kita akan membahas mengenai analisis permasalahan dalam suatu resep obat. Ada kalanya, resep obat yang dberikan oleh dokter terdapat berbagai permasalahan baik dari segi keabsahan / kelengkapan maupun dari interaksi di antara obat-obat yang diresepkan khususnya obat yang diresepkan lebih dari satu jenis obat. Selain itu, kriteria pasien juga harus diperhatikan dan penyakit yang sedang dideritanya agar obat beserta dosisnya dapat diberikan dengan tepat dan jelas. Untuk itu, resep harus benar-benar dperiksa dan dianalisis dengan baik sebelum dilayani. Seperti resep obat di atas, permasalahan pasien dapat di lihat pada dokter spesialis sebagai pemberi resep yaitu dokter spesialis kandungan / spesialis obstetri dan ginekologi (SpOG). Dari sini kita dapat melihat bahwa pasien adalah pasien ibu hamil. Bagi ibu hamil, tak sembarangan obat yang dapat diminum dalam artian banyak jenis2 obat yang memang dikontraindikasikan bagi ibu hamil. Untuk itu, penanganan resep ibu hamil harus mendapatkan perhatian khusus. Menurut MIMS ada beberapa kategori obat untuk ibu hamil yaitu kategori A, B, C, D dan X. Kategori A : studi terkontrol pada wanita hamil tidak memperlihatkan adanya resiko terhadap janin, kategori B : studi pada hewan tidak menunjukkan adanya resiko terhadap janin, tetapi tidaka ada studi terkontrol pada wanita hamil, kategori C : studi pada binatang percobaan memperlihatkan adanya resiko terhadap efek samping pada janin dan tidak ada studi terkontrol pada wanita hamil, obat pada kategori ini hanya boleh diberikan jika besarnya manfaat diperoleh melebihi besarnya resiko terhadap janin, kategori D: ada bukti positif mengenai resiko obat ini terhadap janin, tetapi obat ini masih boleh digunakan oleh ibu hamil jika besarnya manfaat yang diperoleh melebihi besarnya resiko terhadap janin, kategori X : studi pada binatang percobaab atau manusia memperlihatkan abnormalitas pada janin atau terbukti beresiko terhadap janin dan besarnya resiko obat ini terhadap janin jelas-jelas melebihi manfaat yang diharapakan. Pada resep di atas, bactrim forte merupakan obat yang termasuk kategori C sedangkan lisinopril merupakan obat dengan kategori C atau D. Oleh karena itu, ke dua obat ini diganti sebab membahayakan bagi ibu hamil. Penggantian bactrim forte (kombinasi kotrimoksazol) dengan amoksisilin sedangkan lisinopril dengan metildopa sebab ke dua obat ini termasuk dalam kategori B yang aman untuk ibu hamil. Secara kasat mata, apabila melihat resep obat di atas,

terdapat 2 jenis obat analgetika antipieretik yang diresepkan yakni panadol (parasetamol) dan aspirin (asetosal). Hal ini mungkin terlihat ganjal karena dalam satu resep terdapat 2 jenis obat yang khasiatnya sama. Akan tetapi kalau di analisis lebih lanjut, ternyata aspirin yang diresepkan adalah aspirin dengan dosis 75 mg yaitu aspirin dengan aktivitas sebagai agregasi platelet / antitrombolitik pada pasien dengan gangguan jantung dengan dosis umumnya 90 mg. Biasanya ada pada sediaan paten aspilet. Aktivitas aspirin sebagai analgetik antipieretik dicapai pada saat dosisnya 500 mg. Untuk mengganti jenis -jenis obat di atas yang memang dikontraindikasikan untuk ibu hamil, terlebih dahulu kita sebagai farmasis harus menghubungi dokter untuk mengusulkan dan menjelaskan mengenai obat-obat tersebut agar diganti sesuai dengan usulan kita (resep usulan). Selain itu, obat paten yang tidak tersedia di apotek sesuai dengan yang dresepkan harus dikonfiramsi juga agar diganti dengan obat paten lain yang dosis dan kandungannya sama dengan obat paten yang diresepkan. Pelayanan resep antibiotika juga harus diperhatikan. Pada dasarnya, antibiotika harus ditulis dengan R/ tersendiri karena pemberian, pengerjaan serta pengemasannya harus terpisah mengingat antibiotika harus dihabiskan agar mencegah terjadinya resistensi. Apabila obat-obat yang diresepkan tidak tersedia atau persediaanya kurang, maka pihak apotek / farmasis wajib melayani obat yang tersedia saja, selebihnya pasien harus dibuatkan kopi / salinan resep agar menebus kekurangan obatnya di apotek lain. Salinan resep dapat lihat seperti di bawah ini :

Apotek NW Farma Jl. Kaktus 1-3 Mataram Telp. (0370) 664530 Apoteker : Topan Januansyah SIA : 08.9.3.44

Mataram, 16 Oktober 2010 Salinan Resep

Nomor Dari dokter Ditulis tanggal Pro Dibuat tanggal R/ Amoksisilin

: 234 : dr. Soesilo Pradipto, SpOG : 16 Oktober 2010 : Ny. Esti : 16 Oktober 2010 tb. I

m.f.pulv.dtd.no.X S.t.d.d.pulv.I R/ Metoclorpamid Nufadol m.f.pulv.dtd.no X S.b.d.d.pulv I R/ Metildopa Aspirin m.f.pulv.da in caps.dtd.no X S.1.d.d.caps I nedet tb. I mg 75 d.i.d 10 mg tb. I nedet

pcc

Cap Apotek

(9.) Kesimpulan 1. Sebelum melayani resep obat ada kalanya kita harus menganalisis dan menetliti permasalahan dalam resep tersebut. 2. Dalam resep terdapat obat-obat yang dikontraindikasikan utuk ibu hamil seperti lisinopril sebagai antihipersensitif yang diganti dengan metildopa, antibiotika kotrimoksazol diganti dengan amoksisilin. 3. Antibiotika dalam penulisannya harus berada dala R/ terpisah. Selain itu pengerjaan, pengemasan dan pemberian juga harus terpisah. 4. Aspirin dala resep berkhasiat sebagai agregasi platelet / antitrombolitik.

(10.) Pustaka Syamsuni. 2005. Ilmu Resep. Penerbit buku kedokteran : Jakarta. ISO (informatorium Spesialite Obat) 2008/2009. MIMS Indonesia petunjuk Konsultasi 2009/2010.