laporan refleksi kasus gagal jantung
DESCRIPTION
Laporan Refleksi Kasus Gagal JantungTRANSCRIPT
Laporan Refleksi KasusKomuda
RSUD Muntilan
Evi Herdianti (20100310079)
1. PengalamanSeorang wanita berusia 70 tahun datang ke RSUD Muntilan dengan keadaan tidak sadarkan diri, lemas, mengalami sesak nafas sehari SMRS, batuk berdahak, terdengar bunyi ngik-ngik saat bernafas, GDS turun, disertai riwayat hipertensi dan gula positif. Pada pemeriksaan ditemukan :
TD: 150/100 mmHg
N: 100 x/menitRR: 40 x/menit
SpO2: 99 100
Wheezing : +/+S1>S2 reguler
Abd: cembung, supel
Ekstremitas : edema (-)
Pada waktu pasien tiba di RSUD Muntilan dan mendapat pemeriksaan di atas, pasien didiagnosis awal dengan hipoglikemik, asma bronchial. Kemudian pasien mendapat penanganan awal dengan diberikan D 10%, D 40% 2 flash, injeksi ranitidine IA / 12 jam, dan nebulizer jika sudah sadar. Setelah konsultasi dengan Dokter Spesialis Penyakit Dalam, diberi tambahan terapi yaitu aminofilin, injeksi lasix IA / 24 jam, KSR, dan nebulizer lagi. Selanjutnya pasien juga melakukan beberapa pemeriksaan penunjang dan didiagnosis sebagai dekompensasi kordis.2. Masalah yang DikajiMengapa pasien dengan dekom diberikan terapi ranitidine ?3. Analisis KritisGagal jantung atau biasa disebut decompensasi cordis adalah suatu keadaan pathologis adanya kelainan fungsi jantung berakibat jantung gagal memompa darah untuk memenuhi kebutuhan metabolisme tubuh. Gagal jantung terjadi akibat penyakit atau keadaan keadaan pathologis pada jantung itu sendiri maupun penyakit pada sistem peredaran darah (Noer,1996).Berdasarkan informasi dari salah satu literature farmakologi, kelompok obat yang digunakan pada gagal jantung, tercantum pada table di bawah ini :
Kelompok obat yang digunakan pada gagal jantung
Diuretic
Antagonis reseptor aldosteron
Penghambat enzim pengubah angiotensin (angiotensin converting enzyme)
Penyekat reseptor angiotensin
Penyekat beta
Glikosida jantung
Vasodilator
Agonis beta, dopamine
Bipiridin
Peptide natriuretik
Ranitidin merupakan golongan obat antihistamin reseptor 2 (AH2). Mekanisme kerja ranitidin adalah menghambat reseptor histamin 2 secara selektif dan reversibel sehingga dapat menghambat sekresi cairan lambung. Ranitidin mengurangi volume dan kadar ion hidrogen dari sel parietal akan menurun sejalan dengan penurunan volume cairan lambung.Secara eksplisit, ranitidine bukan merupakan golongan farmakoterapi utama yang digunakan pada pasien dengan dekompensasi kordis, tetapi dalam kasus ini ranitidine digunakan sebagai terapi penunjang yang digunakan sebagai kolaborasi obat yang diberikan berdasarkan indikasi tertentu. Ranitidine berfungsi sebagai penghambat sekresi asam lambung, manfaat ini yang diambil untuk terapi penunjang dalam kasus dekom. Asam lambung atau yang biasa disebut asam hidroklorat (HCL) akan merangsang perut untuk memberikan tanda agar segera diisi makanan. Namun apabila tidak ada makanan yang masuk, maka kandungan asam itu dapat mengikis dinding lambung sehingga menyebabkan terluka. Penggunaan ranitidine pada kasus ini adalah untuk menurunkan atau menetralkan asam lambung, mencegah ketidaknyamanan dan irigasi gaster, khususnya adanya penurunan sirkulasi mukosa.4. Dokumentasi
Interpretasi Pemeriksaan Radiologi Thorax
Corakan vascular meningkat
Kerly sign (+)
Sinus dan diafragma DBN
Cor CTR 0,60
Kesan : kardiomegali dengan edema pulmo
Cek GDS
TanggalJamNilai GDS
22 februari 201315.00 WIB23
16.00 WIB73
23.00 WIB55
23 februari 201304.00 WIB39
06.00 WIB118
16.00 WIB149
5. ReferensiNoer.Sjaifoellah,Dkk 1996, Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam ,Edisi ke 3, Jakarta, Penerbit Balai penerbit FKUI.
Katzung, BG. 1995. Farmakologi Dasar dan Klinik Edisi III. EGC : Jakartahttp : //www.duniabaca.com (Perpustakaan Online Blogger Indonesia)