laporan ransum ruminansia

30
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Kambing Peranakan Ettawa (PE) Berdasarkan hasil praktikum yang dilakukan ternak yang digunakan adalah kambing PE sebanyak empat ekor dengan jenis kelamin betina. Sutiyono et.al (2002) menyatakan bahwa kambing PE termasuk kambing tipe besar yaitu mempunyai tinggi badan sekitar 70 sampai 100 cm dan berat badan dewasa 65 sampai 75 kg. Telinga terkulai panjang di kanan dan kiri kepala. Ciri spesifik kambing PE adalah rahang bawah lebih panjang dan bagian hidungnya cembung serta dipaha sisi belakang tumbuh bulu yang panjang (surai). Berikut data ternak yang digunakan sebagai probandus dalam praktikum: Tabel 1. Identifikasi kambing Peranakan Etawa Parameter No. Identifikasi 1 2 3 4 Kondisi fisiologis Sehat Sehat Sehat Sehat, Berat badan (kg) 38,4 47,8 16,3 19,8 Poel 2 1 - - Perkiraan umur 2-2,5 tahun 1-1,5 tahun 6 bulan – 1 tahun 6 bulan – 1 tahun

Upload: quthub-muhammad

Post on 03-Feb-2016

37 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

ransum ruminansia

TRANSCRIPT

Page 1: laporan ransum ruminansia

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Kambing Peranakan Ettawa (PE)

Berdasarkan hasil praktikum yang dilakukan ternak yang

digunakan adalah kambing PE sebanyak empat ekor dengan jenis

kelamin betina. Sutiyono et.al (2002) menyatakan bahwa kambing PE

termasuk kambing tipe besar yaitu mempunyai tinggi badan sekitar 70

sampai 100 cm dan berat badan dewasa 65 sampai 75 kg. Telinga

terkulai panjang di kanan dan kiri kepala. Ciri spesifik kambing PE

adalah rahang bawah lebih panjang dan bagian hidungnya cembung

serta dipaha sisi belakang tumbuh bulu yang panjang (surai). Berikut

data ternak yang digunakan sebagai probandus dalam praktikum:

Tabel 1. Identifikasi kambing Peranakan Etawa

ParameterNo. Identifikasi1 2 3 4

Kondisi fisiologis

Sehat Sehat Sehat Sehat,

Berat badan (kg)

38,4 47,8 16,3 19,8

Poel 2 1 - -Perkiraan umur

2-2,5 tahun

1-1,5 tahun

6 bulan – 1 tahun

6 bulan – 1 tahun

Deskripsi identifikasi

Kepala coklat, badan putih, kaki hitam

kepala putihm terdapat lingkar coklat pada mata

Kepala coklaat kaki putih

Kepala hitam kaki putih

Page 2: laporan ransum ruminansia

Pemberian Pakan

Berdasarkan praktikum yang dilakukan pemberian pakan hijauan

dilakukan sebanyak 3 kali dalam sehari berupa hijauan kaliandra

(Calliandra calothyrsus), sedangkan untuk pakan konsentrat diberikan

sebanyak 300 gram untuk setiap ternak dalam satu hari. Pakan hijauan

diberikan secara adlibitum .Konsentrat yang diberikan jenis konsentrat

sumber energi 13 % dengan formulasi bahan pakan dapat dilihat pada

tabel 1 sebagai berikut.

Tabel 1. Formulasi ransum konsentrat sumber energi

BP BK PK SE I SE II

B.Kopra % 89,99 19,87 24,9 22,8B.Kedelai % 90,14 43,26 4,4 4,0Dedak % 90,40 4,05 0,0 11,4Pollard % 87,39 14,08 23,3 35,1Onggok % 89,95 5,54 19,2 22,4K.Kopi % 84,90 9,39 24,5 0,0Premix% 1 - 0,8 1,0Molasses % 75 4 3,0 3,3

Sarwono (2002) menyatakan bahwa jenis pakan kambing ada

dua macam, yaitu pakan pokok yang terdiri atas hijauan (rumput, legum,

dan limbah pertanian) dan penguat (suplemen, konsentrat, dan pakan

tambahan). Untuk ternak ruminansia termasuk kambing,terdapat empat

kategori pakan yang memiliki potensi sebagai sumber pakan yaitu 1)

tanaman pakan ternak (rumput alam maupun rumput introduksi,

leguminosa herba dan tanaman pohon multi guna); 2) hasilsisa/samping

tanaman pangan; 3) hasil samping industri-agro; dan 4) bahan pakan

non-konvensional yang belum umum digunakan namun memiliki potensi

Page 3: laporan ransum ruminansia

sebagai pakan (Sarwono, 2002). Berdasarkan praktikum, pemberian

pakan kambing yang dilakukan sudah sesuai dengan literatur.

Tabel 2. Formulasi ransum konsentrat sumber protein

BP BK PK SP I SPT

B.Kopra % 89,99 19,87 37,3 5,1B.Kedelai % 90,14 43,26 0,0 25,6B.Klenteng % 88,33 29,01 37,3 20,5Pollard % 87,39 14,08 7,6 14,6Onggok % 89,95 5,54 7,9 15,1K.Kopi % 84,90 9,39 6,4 12,2Premix% 1 - 0,3 0,5Molasses % 75 4 3,3 6,3

Penampilan Ternak

Pertambahan Bobot Badan Harian

Sumber Energi. Pemberian pakan yang dilakukan pada

praktikum ternak ruminansia kelompok 2 memberikan pakan dengan

perlakuan sumber energi 1. Berdasarkan praktikum yang dilakukan

diperoleh data bobot badan dengan empat kali penimbangan setiap

minggunya selama satu bulan yang tersaji pada tabel 1.

Tabel 1. Pertambahan bobot badan perlakuan sumber energi I dengan

sumber energi II

Perlakuan KelompokADG

I II III

SE I

2 0.13 0.08 -0.056 0.22 -0.12 0.0520 -0.3 -0.03 0.2

Rata-rata 0.02 -0.02 0.07

SE II

14 0.11 0.06 0.4215 -0.07 -0.20 0.0916 0.30 0.10 0.37

Rata-rata 0.11 -0.01 0.29

Page 4: laporan ransum ruminansia

Berdasarkan data yang didapatkan dari praktikum bobot badan

kambing kelompok ,2, 6 dan 20 yang diberi pakan dengan perlakuan

SE I memiliki ADG (Average Daily Gain) yang pertama yaitu 0,02 ,

kedua -0,02 dan yang ketiga 0,07. Kambing kelompok 14,15, dan 16

yang diberi pakan dengan perlakuan SE II, memiliki ADG atau

pertambahan bobot badan rata-rata yaitu yang pertama 0,11, kedua -

0,02, dan ketiga 0,29, dari kedua perlakuan tersebut pakan dengan

perlakuan SE II memiliki ADG atau pertambahan bobot badan rata-rata

lebih tinggi dibandingkan dengan perlakuan SE I. Perbedaan pada

perlakuan SE I dan SE II, SE I tidak menggunakan dedak halus,

sedangkan SE II tidak menggunakan kulit kopi. PK kulit kopi lebih tinggi

dibandingkan dengan PK dedak halus.

1 2 3-0.05

00.05

0.10.15

0.20.25

0.30.35

ADG SE I dan SE II

SE ISE II

Minggu ke-

ADG

Gambar 1. Grafik ADG SE I dan SE II

Sumber Energi dan Sumber Protein. Pemberian pakan yang

dilakukan pada praktikum ternak ruminansia dengan perlakuan sumber

energi dan sumber protein didapatkan data bobot badan dengan empat

Page 5: laporan ransum ruminansia

kali penimbangan setiap minggunya selama satu bulan yang tersaji

pada tabel 2.

Tabel 2. Pertambahan bobot badan perlakuan SE I dan SP I

Perlakuan KelompokADG

I II III

SE I

2 0.13 0.08 -0.056 0.22 -0.12 0.0520 -0.3 -0.03 0.2

Rata-rata 0.02 -0.02 0.07

SP I

14 0.13 0.13 0.2415 0.00 0.05 0.0216 -0.01 0.42 -0.12

Rata-rata 0.04 0.20 0.05

Berdasarkan data yang didapatkan dari praktikum bobot badan

kambing kelompok 2, 6 dan 20 yang diberi pakan dengan perlakuan SE

I memiliki ADG (Average Daily Gain) pada minggu pertama yaitu 0,02,

kedua -0,02 dan yang ketiga 0,07. Kembing kelompok 3, 4,dan 5 yang

diberi pakan dengan perlakuan SP I ADG (Average Daily Gain) yang

pertama yaitu 0,04, kedua 0,20, dan yang ketiga 0,05. Data tersebut

menunjukkan bahwa pakan dengan perlakuan SP I memiliki

pertambahan bobot badan yang lebih tinggi dibandingkan dengan pakan

dengan perlakuan SE I. Ternak yang diberikan pakan dengan perlakuan

SP I tidak mengalami penurunan bobot badan, sedangkan perlakuan SE

I mengalami penurunan bobot badan.

Page 6: laporan ransum ruminansia

1 2 3-0.05

0

0.05

0.1

0.15

0.2

0.25

ADG SE I dan SP I

SE ISP I

Minggu ke-

ADG

Gambar 2. Grafik bobot badan SE I dan SP I

Sumber energi dan Sumber Protein Terproteksi. Pemberian

pakan yang dilakukan pada praktikum ternak ruminansia dengan

perlakuan sumber energi dan sumber protein didapatkan data bobot

badan dengan empat kali penimbangan setiap minggunya selama satu

bulan yang tersaji pada tabel 3

Tabel 3. Pertambahan bobot badan perlakuan SE I dan SPT

Perlakuan KelompokADG

I II III

SE I

2 0.13 0.08 -0.056 0.22 -0.12 0.0520 0.05 -0.39 0.20

Rata-rata 0.13 -0.14 0.07

SPT

11 0.35 0.16 0.0012 0.21 -0.09 0.2013 -0.10 0.13 0.17

Rata-rata 0.15 0.07 0.12

Berdasarkan data yang didapatkan dari praktikum bobot badan

kambing kelompok ,2, 6 dan 20 yang diberi pakan dengan perlakuan SE

I memiliki ADG (Average Daily Gain) yang pertama yaitu 0,13, kedua -

Page 7: laporan ransum ruminansia

0,14 dan yang ketiga 0,07. Kembing kelompok 11, 12, dan 13, yang

diberi pakan dengan perlakuan SPT memiliki ADG (Average Daily Gain)

yang pertama yaitu 0,15, kedua 0,07, dan yang ketiga 0,12.

Pertambahan bobot badan ternak rata-rata kelompok perlakuan pakan

sumber proteini terproteksi lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok

sumber energy.

1 2 3-0.04-0.02

00.020.040.060.08

0.10.120.140.16

ADG SE I dan SPT

SE ISPT

Minggu ke-

ADG

Gambar 1. Grafik bobot badan SE I dan SPT

Page 8: laporan ransum ruminansia

Pengukuran Data Vital

Panjang badan

Sumber energi. Pengukuran panjang badan dilakukan sebanyak

empat kali setiap minggu selama satu bulan. Panjang badan diukur

dengan menggunakan mistar. Berdasarkan hasil pengukuran diperoleh

data sebagai berikut:

Tabel 1. Panjang badan kambing dengan perlakuan SE I dan SE II

Perlakuan KelompokPanjang badan

I II III

SE I

2 2.33 1.00 -2.336 5.33 1.67 1.3320 0.67 1.33 -0.67

Rata-rata 2.78 1.33 -0.56

SE II

11 0.00 0.00 0.0012 0.00 3.67 0.0013 0.00 1.00 3.67

Rata-rata 0.00 1.56 1.22

Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui panjang badan

kambing dengan perlakuan SE I yaitu pada minggu pertama 2,78,

kedua 1, 33 dan ketiga -0,56. Panjang badan kambing dengan

perlakuan SE II yaitu pada minggu pertama 0,00, kedua 1,56, dan

ketiga 1, 22. Berdasarkan data yang diperoleh dapat diketahui bahwa

panjang badan kambing dengan perlakuan SE II lebih tinggi

dibandingkan SE I.

Page 9: laporan ransum ruminansia

1 2 3

-1.00-0.500.000.501.001.502.002.503.00

PANJANG BADAN SE I DAN SE II

SE ISE II

Minggu ke-

Panj

ang

bada

n

Gambar 1. Grafik panjang badan kambing dengan perlakuan SE I dan

SE II

Sumber Energi dan Sumber Protein. Pengukuran panjang

badan dilakukan sebanyak empat kali setiap minggu selama satu bulan.

Panjang badan diukur dengan menggunakan mistar. Berdasarkan hasil

pengukuran diperoleh data sebagai berikut:

Tabel 2. Panjang badan kambing dengan perlakuan SE I dan SP I

Perlakuan KelompokPanjang badan

I II III

SE I

2 2.33 1.00 -2.336 5.33 1.67 1.3320 0.67 1.33 -0.67

Rata-rata 2.78 1.33 -0.56

SP I

3 0.17 0.67 0.674 0.33 0.00 0.335 1.00 1.67 2.17

Rata-rata 0.50 0.78 1.06Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui panjang badan

kambing dengan perlakuan SE I yaitu pada minggu pertama 2,78,

kedua 1, 33 dan ketiga -0,56. Panjang badan kambing dengan

perlakuan SP I yaitu pada minggu pertama 0,50, kedua 0,78, dan ketiga

Page 10: laporan ransum ruminansia

1,06 . Berdasarkan data yang diperoleh dapat diketahui bahwa panjang

badan kambing dengan perlakuan SP I lebih tinggi dibandingkan SE I.

Panjang badan dengan perlakuan SP I tidak mengalami penurunan

sedangkan SE I mengalami penurunan.

1 2 3

-1.00-0.500.000.501.001.502.002.503.00

Panjang badan SE I dan SP I

SE ISP I

Minggu ke-

Panj

ang

bada

n

Gambar 2. Grafik panjang badan kambing dengan perlakuan SE I dan

SP I

Sumber Energi dan Sumber Protein Terproteksi. Pengukuran

panjang badan dilakukan sebanyak empat kali setiap minggu selama

satu bulan. Panjang badan diukur dengan menggunakan mistar.

Berdasarkan hasil pengukuran diperoleh data sebagai berikut:

Tabel 3. Panjang badan kambing dengan perlakuan SE I dan SPT

Perlakuan KelompokPanjang badan

I II III

SE I

2 2.33 1.00 -2.336 5.33 1.67 1.3320 0.67 1.33 -0.67

Rata-rata 2.78 1.33 -0.56

SPT

11 4.67 2.00 0.3312 0.33 0.00 0.6713 0.00 0.00 0.67

Rata-rata 1.67 0.67 0.56

Page 11: laporan ransum ruminansia

Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui panjang badan

kambing dengan perlakuan SE I yaitu pada minggu pertama 2,78,

kedua 1, 33 dan ketiga -0,56. Panjang badan kambing dengan

perlakuan SPT yaitu pada minggu pertama 1,67, kedua 0,67, dan ketiga

0,56 . Berdasarkan data yang diperoleh dapat diketahui bahwa panjang

badan kambing dengan perlakuan SPT lebih tinggi dibandingkan SE I.

Panjang badan dengan perlakuan SPT tidak mengalami penurunan

sedangkan SE I mengalami penurunan.

1 2 3

-1.00-0.500.000.501.001.502.002.503.00

Panjang badan SE I dan SPT

SE ISPT

Minggu ke-

Panj

ang

bada

n

Gambar 3. Grafik panjang badan kambing dengan perlakuan SE I dan

SPT

Page 12: laporan ransum ruminansia

Lingkar dada

Sumber energi. Pengukuran lingkar dada dilakukan sebanyak

empat kali setiap minggu selama satu bulan. Lingkar dada diukur

dengan menggunakan pita ukur. Berdasarkan hasil pengukuran

diperoleh data sebagai berikut:

Tabel 4. Lingkar dada kambing dengan perlakuan SE I dan SE II

Perlakuan KelompokLingkar dada

I II III

SE I

2 0.67 0.33 -0.676 1.00 -0.33 1.0020 -0.33 1.33 0.33

Rata-rata 0.44 0.44 0.22

SE II

11 0.17 0.67 0.6712 0.33 0.00 0.3313 1.00 1.67 2.17

Rata-rata 0.50 0.78 1.06Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui lingkar dada kambing

dengan perlakuan SE I yaitu pada minggu pertama 0,44, kedua 0,44

dan ketiga 0,22. Panjang badan kambing dengan perlakuan SE II yaitu

pada minggu pertama 0,50, kedua 0,78, dan ketiga 1,06 . Berdasarkan

data yang diperoleh dapat diketahui bahwa lingkar dada kambing

dengan perlakuan SE II lebih tinggi dibandingkan SE I. LIngkar dada

dengan perlakuan SE II tidak mengalami penurunan sedangkan SE I

mengalami penurunan.

Page 13: laporan ransum ruminansia

1 2 30.00

0.50

1.00

1.50

2.00

2.50

Lingkar dada SE I dan SE II

SE ISE II

Minggu ke-

Lingk

ar d

ada

Gambar 4. Grafik lingkar dada kambing dengan perlakuan SE I dan SE

II

Sumber energi dan sumber protein. Pengukuran lingkar dada

dilakukan sebanyak empat kali setiap minggu selama satu bulan.

Panjang badan diukur dengan menggunakan mistar. Berdasarkan hasil

pengukuran diperoleh data sebagai berikut:

Tabel 4. Lingkar dada kambing dengan perlakuan SE I dan SP I

Perlakuan KelompokLingkar dada

I II III

SE I

2 0.67 0.33 -0.676 1.00 -0.33 1.0020 -0.33 1.33 0.33

Rata-rata 0.44 0.44 0.22

SP I

3 0.50 0.50 0.674 0.17 0.83 0.005 0.33 1.33 1.33

Rata-rata 0.33 0.89 0.67Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui lingkar dada kambing

dengan perlakuan SE I yaitu pada minggu pertama 0,44, kedua 0,44

dan ketiga 0,22. Panjang badan kambing dengan perlakuan SP I yaitu

Page 14: laporan ransum ruminansia

pada minggu pertama 0,33, kedua 0,89, dan ketiga 0,67 . Berdasarkan

data yang diperoleh dapat diketahui bahwa lingkar dada kambing

dengan perlakuan SP I lebih tinggi dibandingkan SE I.

1 2 30.00

0.20

0.40

0.60

0.80

1.00

Lingkar dada SE I dan SP I

SE ISP I

Minggu ke-

Lingk

ar d

ada

Gambar 5. Grafik lingkar dada kambing dengan perlakuan SE I dan SP I

Sumber energi dan sumber protein terproteksi. Pengukuran

lingkar dada dilakukan sebanyak empat kali setiap minggu selama satu

bulan. Panjang badan diukur dengan menggunakan mistar.

Berdasarkan hasil pengukuran diperoleh data sebagai berikut:

Tabel 4. Lingkar dada kambing dengan perlakuan SE I dan SPT

Perlakuan KelompokLingkar dada

I II III

SE I

2 0.67 0.33 -0.676 1.00 -0.33 1.0020 -0.33 1.33 0.33

Rata-rata 0.44 0.44 0.22

SPT

11 2.67 0.67 0.3312 0.00 1.00 0.3313 0.00 0.00 0.67

Rata-rata 0.89 0.56 0.44Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui lingkar dada kambing

dengan perlakuan SE I yaitu pada minggu pertama 0,44, kedua 0,44

Page 15: laporan ransum ruminansia

dan ketiga 0,22. Panjang badan kambing dengan perlakuan SPT yaitu

pada minggu pertama 0,89, kedua 0,56, dan ketiga 0,44 . Berdasarkan

data yang diperoleh dapat diketahui bahwa lingkar dada kambing

dengan perlakuan SPT lebih tinggi dibandingkan SE I.

1 2 30.00

0.20

0.40

0.60

0.80

1.00

Lingkar dada SE I dan SPT

SE ISPT

Minggu ke-

Lingk

ar d

ada

Gambar 6. Grafik lingkar dada kambing dengan perlakuan SE I dan SPT

Page 16: laporan ransum ruminansia

Tinggi gumba

Sumber energi. Pengukuran tinggi gumba dilakukan sebanyak

empat kali setiap minggu selama satu bulan. Tinggi gumba diukur

dengan menggunakan mistar. Berdasarkan hasil pengukuran diperoleh

data sebagai berikut:

Tabel 4. Tinggi gumba kambing dengan perlakuan SE I dan SE II

Perlakuan KelompokTinggi gumba

I II III

SE I

2 1.67 0.67 3.006 0.33 0.33 1.3320 0.00 3.00 1.00

Rata-rata 0.67 1.33 1.78

SE II

14 0.33 0.00 -0.6715 2.33 1.33 0.0016 0.67 0.00 3.33

Rata-rata 1.11 0.44 0.89Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui tinggi gumba kambing

dengan perlakuan SE I yaitu pada minggu pertama 0,67, kedua 1,33

dan ketiga 1,78. Tinggi gumba kambing dengan perlakuan SE II yaitu

pada minggu pertama 1,11, kedua 0,44, dan ketiga 0,89. Berdasarkan

data yang diperoleh dapat diketahui bahwa tinggi gumba kambing

dengan perlakuan SE I lebih tinggi dibandingkan SE II.

Page 17: laporan ransum ruminansia

1 2 30.00

0.40

0.80

1.20

1.60

2.00

Tinggi gumba SE I dan SE II

SE ISE II

Minggu ke-

Ting

gi g

umba

Gambar 6. Grafik lingkar dada kambing dengan perlakuan SE I dan SE

II

Sumber energi dan sumber protein. Pengukuran tinggi gumba

dilakukan sebanyak empat kali setiap minggu selama satu bulan. Tinggi

gumba diukur dengan menggunakan mistar. Berdasarkan hasil

pengukuran diperoleh data sebagai berikut:

Tabel 4. Tinggi gumba kambing dengan perlakuan SE I dan SP I

Perlakuan KelompokTinggi gumba

I II III

SE I

2 1.67 0.67 3.006 0.33 0.33 1.3320 0.00 3.00 1.00

Rata-rata 0.67 1.33 1.78

SP I

14 0.33 0.17 0.3315 0.07 -0.57 0.3316 0.00 0.00 3.00

Rata-rata 0.13 -0.13 1.22Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui tinggi gumba kambing

dengan perlakuan SE I yaitu pada minggu pertama 0,67, kedua 1,33

dan ketiga 1,78. Tinggi gumba kambing dengan perlakuan SP I yaitu

pada minggu pertama 0,13, kedua -0,13, dan ketiga 1,22. Berdasarkan

Page 18: laporan ransum ruminansia

data yang diperoleh dapat diketahui bahwa tinggi gumba kambing

dengan perlakuan SE I lebih tinggi dibandingkan SP I.

1 2 3-0.50

0.00

0.50

1.00

1.50

2.00

Tinggi gumba SE I dan SP I

SE ISP I

Minggu ke-

Ting

gi g

umba

Gambar 6. Grafik lingkar dada kambing dengan perlakuan SE I dan SP I

Page 19: laporan ransum ruminansia

Sumber energi dan sumber protein terproteksi. Pengukuran

tinggi gumba dilakukan sebanyak empat kali setiap minggu selama satu

bulan. Tinggi gumba diukur dengan menggunakan mistar. Berdasarkan

hasil pengukuran diperoleh data sebagai berikut:

Tabel 4. Tinggi gumba kambing dengan perlakuan SE I dan SPT

Perlakuan KelompokTinggi gumba

I II III

SE I

2 1.67 0.67 3.006 0.33 0.33 1.3320 0.00 3.00 1.00

Rata-rata 0.67 1.33 1.78

SPT

11 0.00 1.00 0.0012 0.00 0.00 0.6712 0.17 0.00 2.83

Rata-rata 0.06 0.33 1.17Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui tinggi gumba kambing

dengan perlakuan SE I yaitu pada minggu pertama 0,67, kedua 1,33

dan ketiga 1,78. Tinggi gumba kambing dengan perlakuan SE II yaitu

pada minggu pertama 0,06, kedua 0,33, dan ketiga 1,17. Berdasarkan

data yang diperoleh dapat diketahui bahwa tinggi gumba kambing

dengan perlakuan SE I dan SPT, keduanya mengalami kenaikan.

Page 20: laporan ransum ruminansia

1 2 30.00

0.40

0.80

1.20

1.60

2.00

Tinggi gumba SE I dan SPT

SE ISPT

Minggu ke-

Ting

gi g

umba

Gambar 6. Grafik lingkar dada kambing dengan perlakuan SE I dan SPT

Page 21: laporan ransum ruminansia
Page 22: laporan ransum ruminansia

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Saran

.

Page 23: laporan ransum ruminansia

DAFTAR PUSTAKA

Atabany, A. 2001. Studi kasus produksi kambing Peranakan Etawah dan kambing Saanen pada peterakan kambing Barokah dan PT Taurus Dairy Farm. Tesis. Program Pasca sarjana. Institut Pertanian Bogor. Bogor

Cleasby, T.G. 2003. The Feeding Value of Molasses. Proceedings of The South African Sugar Technologists'Association-April 2013

Evans, D. O. 2001. NFT for Beauty, Food, Fodder and Soil Improvement. Agroforestry Species and Technologies. USA.

Hadipernata, M., W. Supartono., M.A. Falah. 2012. Proses Stabilisasi Dedak Padi Menggunakan Radiasi Far Infra Red (FIR) Sebagai Bahan Baku Minyak Pangan. Research Article.

Hartadi, H., S. Reksohadiprodjo dan A. D. Tillman. 2005. Tabel Komposisi Pakan untuk Indonesia. Gadja Mada University Press, Yogyakarta.

Herdian, Hendra. 2005. Evaluasi Penggunaan Program LIPI Mix Dalam Membuat Formulasi Premix Mineral untuk Pakan Ternak. Buletin Peternakan Vol. 29(3) 2005 ISSN 0126-4400.

Kamal, M. 1994. Nutrisi Ternak Dasar. Laboratorium Makanan Ternak. Fakultas Peternakan Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta.

Kamal, M. 1998. Bahan Pakan dan Ransum Ternak. Laboratorium Ternak. Fakultas Peternakan. Univesitas Gadjah Mada, Yogyakarta

Muis, Helmi., Imana M., Mirnawati. 2010. Teknologi Bioproses Ampas Kedele (Soybean Waste) untuk Meningkatkan Daya Gunanya Sebagai Pakan Unggas. Universitas Andalas. Padang.

Nugroho Achmad R. P., Asmuddin Natsir dan Syamsudin Hasan. 2014. Pemanfaatan Nutrisi Ransum Komplit dengan Kandungan Protein Berbeda pada Kambing Marica Jantan. Universitas Hasanudin.

Purbowati, Endang. 2009. Pemanfaatan Protein Pakan dan Produksi Protein Mikroba pada Sapi Peranakan Ongole yang diberi Pakan Roti Sisa Pasar Sebagai Pengganti Dedak Padi.

Page 24: laporan ransum ruminansia

Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner. Hal : 220-225.

Sugeng, B. 1995. Beternak Domba. Penebar Swadaya, Jakarta.

Tanius, T.S.A. 2003. Seri Agribisnis Beternak Kambing Perah Peranakan Etawah. Press, Surakarta.

Utomo, R. 2012. Bahan Pakan Berserat Untuk Pakan sapi. Citra Aji Parama. Yogyakarta.

Waldroup Park W., and KeithSmith. 2014. Soybean Meal Information Center Fact Sheet Soybean Use-Poultry. United Soybean Board.

Warintek. 2009. Pakan Ternak. Kementrian Riset & Teknologi PDII-LIPI. jakarta