laporan puskesmas bara-baraya with cover

39
ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HASANUDDIN Laporan Kepaniteraan Klinik Puskesmas Bara-baraya Periode 30 September – 12 Oktober 2013 Oleh : dr. Elizabeth Clarissa Palar Pembimbing : dr. Sri Ramadhany, M.Kes DIBAWAKAN DALAM RANGKA TUGAS KEPANITERAAN KLINIK BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2013 LAPORAN

Upload: elizabeth-clarissa-palar

Post on 05-Jan-2016

288 views

Category:

Documents


45 download

DESCRIPTION

Laporan kepaniteraan klinik di Makassar

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan Puskesmas Bara-baraya With Cover

ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS HASANUDDIN

Laporan Kepaniteraan Klinik Puskesmas Bara-baraya

Periode 30 September – 12 Oktober 2013

Oleh :

dr. Elizabeth Clarissa Palar

Pembimbing :

dr. Sri Ramadhany, M.Kes

DIBAWAKAN DALAM RANGKA TUGAS KEPANITERAAN KLINIK

BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR 2013

LAPORAN

Page 2: Laporan Puskesmas Bara-baraya With Cover

HALAMAN PENGESAHAN

Yang bertanda-tangan di bawah ini, menyatakan bahwa

Nama : dr. Elizabeth Clarissa Palar

NIM : Dokter Adaptasi Luar Negeri

Judul Referat : Laporan Kepaniteraan Klinik Puskesmas Bara-baraya Periode 30

September – 12 Oktober 2013

Telah menyelesaikan tugas dalam rangka kepaniteraan klinik pada Bagian Ilmu Kesehatan

Masyarakat Fakultas Kedokteran Unviersitas Hasanuddin.

Makassar, Oktober 2013

dr. Sri Ramadhany, M.Kes

Mengetahui,

Ketua Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat

Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin

Page 3: Laporan Puskesmas Bara-baraya With Cover

DAFTAR ISI

HAMALAN JUDUL………………………………………………………………………………………………………………………i

HALAMAN PENGESAHAN……………………………………………………………………………………………………………ii

DAFTAR ISI………………………………………………………………………………………………………………………………..iii

I. PENDAHULUAN………………………………………………………………………………………………………..1

II. KONSEP DASAR PUSKESMAS…………………………………………………………………………………….4

III. STRUKTUR ORGANISASI PUSKESMAS………………………………………………………………………14

IV. GAMBARAN UMUM PUSKESMAS BARA-BARAYA…..……………………………………………….25

V. PELAKSANAAN KEGIATAN……………………….………………………………………………………………32

VI. KESIMPULAN DAN SARAN……………………………………… ………………………………………………36

VII. FOTO-FOTO KEGIATAN PUSKESMAS BARA-BARAYA………………………………………………..59

Page 4: Laporan Puskesmas Bara-baraya With Cover

BAB I

PENDAHULUAN

Secara sederhana, Puskesmas merupakan unit pelaksana pembangunan kesehatan di

tingkat kecamatan. Puskesmas adalah suatu kesatuan organisasi kesehatan fungsional yang

merupakan pusat pengembangan kesehatan masyarakat yang juga membina peran serta

masyarakat disamping memberikan pelayanan secara menyeluruh dan terpadu kepada

masyarakat di wilayah kerjanya dalam bentuk kegiatan pokok. Dengan kata lain, puskesmas

mempunyai wewenang dan tanggung jawab atas pemeliharaan kesehatan masyarakat dalam

wilayah kerjanya.

Untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan diselenggarakan berbagai upaya

kesehatan secara menyeluruh, berjenjang, dan terpadu. Puskesmas adalah penanggung jawab

penyelenggara upaya kesehatan untuk jenjang tingkat pertama. Berdasarkan adanya bentuk

pelayanan maka Puskesmas berada dalam tingkat yang pertama (primary health care) yang

mana pelayanan jenis ini diperlukan untuk masyarakat yang sakit ringan dan masyarakat yang

sehat untuk meningkatkan kesehatan mereka atau promosi kesehatan (jumlah kelompok ini

merupakan jumlah populasi sekitar 85%). Pada saat ini Puskesmas telah didirikan hamper di

seluruh pelosok tanah air. Untuk menjangkau seluruh wilayah kerjanya, Puskesmas diperkuat

dengan Puskesmas Pembantu dan Puskesmas Keliling. Kecuali itu untuk daerah yang jauh dari

sarana pelayanan rujukan, Puskesmas dilengkapi dengan fasilitas rawat inap.

Wilayah kerja Puskesmas meliputi satu kecamatan atau sebagian dari kecamatan. Faktor

kepadatan penduduk, luas daerah, keadaan geografik dan keadaan infrastruktur lainnya

merupakan bahan pertimbangan dalam menentukan wilayah kerja puskesmas. Puskesmas

merupakan perangkat Pemerintah Daerah Tingkat II, sehingga pembagian wilayah kerja

Puskesmas ditetapkan oleh Bupati atau Walikota, dengan saran teknis dari kepala Dinas

Kesehatan Kabupaten/Kota. Sasaran penduduk yang dilayani oleh sebuah Puskesmas rata-rata

30.000 penduduk setiap Puskesmas. Untuk perluasan jangkauan pelayanan kesehatan maka

Puskesmas perlu ditunjang dengan unit pelayanan kesehatan yang lebih sederhana yang

Page 5: Laporan Puskesmas Bara-baraya With Cover

disebut Puskesmas Pembantu dan Puskesmas Keliling. Khusus untuk kota besar dengan jumlah

penduduk satu juta atau lebih, wilayah kerja Puskesmas bisa meliputi satu kelurahan.

Puskesmas di ibukota kecamatan dengan jumlah penduduk 150.000 jiwa atau lebih, merupakan

“Puskesmas Pembina” yang berfungsi sebagai pusat rujukan bagi puskesmas kelurahan dan juga

mempunyai fungsi koordinasi.

Pelayanan Kesehatan yang diberikan Puskesmas adalah pelayanan kesehatan

menyeluruh yang meliputi pelayanan:

1. Promotif (peningkatan kesehatan)

2. Preventif (upaya pencegahan)

3. Kuratif (pengobatan)

4. Rehabilitative (pemulihan kesehatan)

Pelayanan tersebut ditujukan kepada semua penduduk, tidak membedakan jenis

kelamin dan golongan umur, sejak pembuahan dalam kandungan sampai tutup usia. Sebelum

ada puskesmas, pelayanan kesehatan di Kecamatan meliputi Balai Pengobatan, Balai

Kesejahteraan Ibu dan Anak, Usaha Hyegiene Sanitasi Lingkungan, Pemberantasan Penyakit

Menular, dan lain-lain. Usaha-usaha tersebut masih bekerja sendiri-sendiri dan langsung

melapor kepada Kepala Dinas Kesehatan Dati II. Petugas Balai Pengobatan tidak tahu menahu

apa yang terjadi di BKIA, begitu juga petugas BKIA tidak mengetahui apa yang dilakukan oleh

petugas Hygiene Sanitasi dan sebaliknya. Dengan adanya sistem pelayanan kesehatan melalui

Pusat Kesehatan Masyarakat yakni Puskesmas, maka berbagai kegiatan pokok Puskesmas

dilaksanakan bersama di wilayh satu koordinasi dan satu pimpinan.

Dalam perkembangannya, batasan-batasan di atas makin kabur seiring dengan

diberlakukannya UU Otonomi Daerah yang lebih mengedepankan desentralisasi. Dengan

Otonomi, setiap daerah tingkat II punya kesempatan mengembangkan Puskesmas sesuai

Rencana Strategis (renstra) Kesehatan Daerah dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah

Daerah (RPJMD) Bidang Kesehatan seusai situasi dan kondisi daerah Tingkat II. Konsekuensinya

adalah perubahan struktur organisasi kesehatan serta tugas pokok dan fungsi menggambarkan

lebih dominasinya kepentingan daerah tingkat II, yang memungkinkan terjadinya perbedaan

penentuan skala prioritas upaya peningkatan pelayanan kesehatan ditiap daerah tingkat II,

Page 6: Laporan Puskesmas Bara-baraya With Cover

dengan catatan setiap kebijakan tetap mengacu kepada Renstra Kesehatan Nasional. Di sisi lain

daerah tingkat II dituntut melakukan akselerasi di semua sector penunjang upaya pelayanan

kesehatan.

Page 7: Laporan Puskesmas Bara-baraya With Cover

BAB II

KONSEP DASAR PUSKESMAS

A. Sejarah Puskesmas

Dr. J. Leimenamencetuskan gagasan sistem pelayanan kesehatan tingkat primer yang

dikenal dengan Bandung Plan (1955), Konsep ini kemudian diadopsi oleh WHO. Diyakini bahwa

gagasan inilah yang kemudian dirumuskan sebagai konsep pengembangan sistem pelayanan

tingkat primer dengan membentuk unit-unit organisasi fungsional dari Dinas Kesehatan

Kabupaten di tiap kecamatan yang mulai dikembangkan sejak tahun 1969/1970 dan kemudian

disebut Puskesmas.

Pada era pemerintahan Soeharto, Dr. J. Leimenan berperan dalam dimulainya prisnisp

pendekatan pelayanan kesehatan masyarakat primer berbasis masyarakat yang terintegrasi

secara horizontal (antar program-program kesehatan di tingkat primer) dan vertikal (antara

DInas Kesehatan Kabupaten dan Puskesmas Kecamatan). Pada tahun 1969 – 1974 yang dikenal

dengan masa Pelita 1, dimulai program kesehatan Puskesmas di sejumlah Kecamatan dari

sejumlah Kabupaten di tiap Propinsi. Hingga awal tahun 1990-an Puskesmas menjelma menjadi

kesatuan organisasi kesehatan fungsional yang merupakan pusat pengembangan kesehatan

masyarakat yang juga memberdayakan peran serta masyarakat, selainmemberikan pelayan

secara menyeluruh dan terpadu kepada kepada masyrakat di wilayah kerjanya dalam bentuk

kegiatan pokok.

Puskesmas yang merupakan unit organisasi yang fungsional dari DInas Kesehatan

Kabupaten mempunyai 3 fungsi Utama yaitu:

1. Sebagai pusat pengembangan kesehatan wilayah, artinya berfungsi membina dan

mengontrol kesehatan wilayah dan rakyatnya, seperti mengawasi (surveilans) dan

mencegah penyakit meular serta penyakit lain dalam masyarakat, memperbaiki

kesehatan lingkungan seperti pengawasana tempat-tempat umum.

2. Pemberi pelayanan kesehatan dan kedokteran secara menyeluruh (holistic), paripurna,

tepadu dan berkesinambungan kepada rakyat di wilayah kerja, seperti pengobatan

Page 8: Laporan Puskesmas Bara-baraya With Cover

umum, keehatan gigi, kesehatan ibu dan anak, KB, perbaiakn gizi, penyuluhan

kesehatan.

3. Pembinaan peran serta masyarakat di bidang masyarakat dengan pendekatan PKMD,

Posyandu yang terdiri dari : penimbangan balita secara berkala, penyuluhan dan

perbaikan gizi, penyediaan oralit mencegah kematian akibat diare. Imunisasi, keluarga

berencana untuk pencegahan kesakitan dan kematian balita dengan pemantauan yang

baik menggunakan KMS, Balok SKDN dan sistem 5 meja agar benar dapat mewujudkan

peran serta masyarakat.

B. Pengertian

Puskesmas adalah suatu kesatuan organisasi kesehatan fungsional yang merupakan

pusat pengembangan kesehatan masyarakat yang juga membina peran serta masyarakat

disamping memberikan pelayan secara menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat di wilayah

kerjanya dalam bentuk kegiatan pokok. Dengan kata lain Puskesmas mempunyai wewenang

dan tanggung jawab atas pemeliharan kesehatan masyrakat dalam wilayah kerjanya.

C. Visi

Pembagunan kesehatan diselenggarakan oleh puskesmas adalah tercapainya kecamatan

sehat menuju terwujudnya Indonesia sehat. Kecamatan sehat adalah gambaran kecamatan

masa depan yang ingin dicapai melalui pembangunan kesehatan, yakni masyrakat yang hidup

dalam lingkungan dan perilaku sehat, memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan

kesehatan yang bermutu secara adil dan merata serta memiliki derajat kesehatan yang setinggi-

tingginya.

Adapun indikator kecamatan sehat yang ingin dicapai merangkumi 4 indikator utama

yakni:

1. Lingkungan sehat.

2. Perilaku sehat.

3. Cakupan pelayanan kesehatan yang bermutu.

4. Derajat kesehatan pendudukan kecamatan.

Page 9: Laporan Puskesmas Bara-baraya With Cover

D. Misi

Misi pembangunan kesehatan diselenggarakan oleh puskesmas adalah mendukung

tercapainya misi pembangunan kesehatan nasional. Misi tersebut adalah seperti berikut:

1. Menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan di wilayah kerjanya.

2. Mendorong kemandirian hidup sehat bagi keluarga dan masyarakat di wilayah kerjanya.

3. Memelihara dan meningkatkan mutu, pemerataan dan keterjangkauan pelayanan

kesehatan.

4. Memelihara dan meningkatkan kesehatan perorangan, keluarga dan masyarakat beserta

lingkungannya.

E. Tujuan

Tujuan pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh puskesmas adalah

mendukung tercapainya tujuan pembangunan kesehatan nasional yakni meningkatkan

kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang yang bertempat tinggal di

wilayah kerja puskesmas agar terwujud derajat kesehatan yang setinggi-tingginya dalam rangka

mewujudkan Indonesia Sehat 2010.

F. Fungsi, peran dan kedudukan

Fungsi Puskesmas:

1. Sebagai pusat pembangunan kesehatan masyarakat di wilayah kerjanya.

2. Membina peran serta masyarakat di wilayah kerjanya dalam rangka meningkatkan

kemampuan untuk hidup sehat.

3. Memberikan pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat

di wilayah kerjanya.

Proses dalam melaksanakan fungsinya, dilaksanakan dengan cara:

a. Merangsang masyarkat termasuk swasta untuk melaksanakan kegiatan dalam rangka

menolong dirinya sendiri.

b. Memberikan petunjuk kepada masyarakat tentang bagaimana menggali dan

menggunakan sumberdaya yang ada secara efektif dan efisien.

Page 10: Laporan Puskesmas Bara-baraya With Cover

c. Memberikan bantuan yang bersifat bimbingan teknis materi dan rujukan medis maupun

rujukan kesehatan kepada masyarakat dengan ketentuan bantuan tersebut tidak

menimbulkan ketergantungan.

d. Meberikan pelayanan kesehatan langsung kepada masyarakat.

e. Bekerjasama dengan sector-sektor yang bersangkutan dalam melaksanakan program

puskesmas.

Peran Puskesmas:

Dalam konteks Otonomi Daerah saat ini, Puskesmas mempunyai peran yang sangat vital

sebagai institusi pelaksana teknis, dituntut memiliki kemampuan manajerial dan wawasana

jauh ke depan untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan.

Peran tersebut ditunjukan dalam bentuk ikut serta menentukan kebijakan daerah

melalui sistem perencanaan yang matang dan realisasi, tatalaksana kaegiatan yang tersusun

rapi, serta sistem evaluasi dan pemantauan yang akurat. Rangkaian material di atas bermanfaat

dalam penentuan skala prioritas daerah dan sebagai bahan kesuaian dalam mementukan

RAPBD yang berorientasi kepada kepentingan masyarakat. Adapun ke depan, Puskesmas juga

dituntut berperan dalam pemanfaatan teknologi informasi terkait upaya peningkatan

pelayanan kesehatan secara komprehensif dan terpadu.

Kedudukan Puskesmas

1. Kedudukan administratif:

Puskesmas merupakan perangkat teknis Pemerintah Daerah Tingkat II dan

bertanggung jawab langsung baik teknis maupun administratif kepada Kepala DInas

Kesehatan Dati II.

2. Kedudukan dalam hirarki pelayan kesehatan:

Dalam urutan hirarki pelayanan kesehatan, sesuai SKN maka Puskesmas

berkedudukan pada Tingkat Fasilitas Pelayanan Kesehatan Pertama.

Yang dimaksud Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama adalah fasilitas, sedangkan dalam

hal pengembangan pelayanan kesehatan, puskesmas dapat meningkatkan dan

mengembangkan diri kea rah modernisasi sistem pelayanan di semua lini, baik promotif,

Page 11: Laporan Puskesmas Bara-baraya With Cover

preventif, kuratif maupun rhebilitatif sesuai kebijakan Rencana Strategis daerah tingkat II di

bidang kesehatan. Sebagai contoh : di bidang prootif, puskesmas dimungkinkan menggunakan

LCD proyektor sebagai sarana penyukuhan kesehatan dengan memanfaatkan teknologi terkini

yang bersifat interaktif menggunakan perangkat audiovisual multimedia.

Di bidang penunjang kuratif, Pukesmas dapat mengembangkan Laboratorium modern

menggunakan Elektro Fotometri, USG, EEG dan lain-lain secara bertahap, agar mutu pelayanan

meningkat dan masyarkat dapat menikmati berbagai pelayanan kesehatan di Puskesmas.

Di bidang pengembangan SDM petugas, pimpinan puskesmas dapat mengupakan

medical review dan prosedur tetap pelayananmedis, agar upaya kuratif lebih bermutu dan

dapat dipertanggung jawabkan.

Di bidang preventif, Puskesmas dapat mengembangkannya dalam bentuk pembuatan

brosur semisal brosur jadwal imunisasi, brosur DBD (demam berdarah Dengue), diare dan lain-

lainsesuai skala prioritas dan kondisi tiap puskesmas.

Di bidang rehabilitatif, juga dapat dikembangkan transfer pengetahuan kesehatan

kepada khalayak berupa brosur, semisal brosur jadwal makan diabetes saat puasa dan lain-lain.

G. Manajemen Puskesmas

Manajemen Puskesmas berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia.

Nomor : 128/Menkes/SK/II/2004. Manajemen Puskesmas adalah rangkaian kegiatan yang

bekerja secara sistemik untk menghasilkan luaran puskesmas yang efektif dan efisien.

Dalam rangka peningkatan manajemen di tingkat Puskesmas, maka unsure-unsur

manajemen yang terdiri atas perencanaan, penggerakan pelaksanaan dan pengawasan,

pengendalian dan penilaian telah dikembangkan.

1. Perencanaan.

Secara umum perencanaan dapat dikatakan sebagai suatu prose’s penyusunan yang

sistematis mengenai kegiatan-kegiatan yang perlu dilakukakan untuk mengatasi masalah-

masalah yang dihadapi dalam rangka pencapain tujuan yang telah ditetapkan.

Perencanaan di tingkat Puskesmas atau yang disebut MicroPlanning dikeluarkan pada

tahun 1986. Microplanning atau perencanaan mikro di tingkat puskesmas adalah

penyusunan rencana di tingkat Puskesmas untuk 5 tahun termasuk rincian tiap tahunnya.

Page 12: Laporan Puskesmas Bara-baraya With Cover

Mikroplanning ini dirasakan kurang bersifat operasional karena kurun waktu rencana yang

disusun berjangka waktu lima tahunan. Disamping itu dijumpai permasalahan bahwa belum

semua puskesmas melaksanakan mikroplanning dan kurang dimanfaatkannya hasil

mikroplanning oleh dinas kesehatan II. Oleh karena itu dikembangkan pedoman

perencanaan tingkat puskesmas (PTP) yang akan memuat petunjuk dalam menyusun

rencana kegiatan yag akan dilaksanakan dalam kurun waktu satu tahun. Diharapkan hasil

penyusunan rencana tingkat puskesmas ini dapat seragam sehingga dapat mempermudah

dalam pengolahan selanjutnya di tingkat kabupaten menjadi suatu rencana tahunan

kesehatan di dearah tingkat II.

Disamping itu dengan adanya perencanaan tingkat puskesmas ini diharapkan adanya

nilai tambah berupa meningkatnya kemampuan manajemen puskesmas dalam

merencanakan kegiatan-kegiatan yang akan dilakukannya yang meliputi seluruh kegiatan

pokok puskesmas. Penyusunan rencana tingkat puskesmas dilakukan dalam 4 tahap yaitu

tahap persiapan, tahap analisis situasi, tahap penyusunan rencana usulan kegiatan (RUK)

dan tahao oenyusuanan rencana pelaksanaan kegiatan (RPK).

a. Tahap Persiapan.

Tahap ini bertujuan untuk mempersiapkan pihak-pihak atau petugas yang akan terlibat

dalam prose’s perencanaan agar memperoleh kesamaan pandangan dan pengetahuan

dalam melaksanakan langkah-langkah perencanaan tingkat puskesmas. Tahap ini

dilaksanakan melalui pertemuan, pembahasan atau pelatihan sesuai keperluannya.

b. Tahap analisis situasi

Pada tahap ini diperoleh data dan informasi untuk mengetahui keadaan dan masalah

operasional puskesmas yang perlu ditanggulangi. Yang dimaksud masalah operasional

adalah tidak tercapainya target pelayanan kesehatan seperti yang diharapkan dan

penyebabnya. Data yang perlu dikumpukam adalah data situasi umum (data kependudukan,

data wilayah, data sekolah) dan data pencapaian target program.

c. Tahap penyusunan renacana usualan kegiatan (RUK)

Page 13: Laporan Puskesmas Bara-baraya With Cover

Tahap ini meliputi tiga langkah yaitu perumusan masalah dan penyebabnya, langkah

perumusan masalah dan penyebabnya, langkah perumusan pendekatan pemecahan

masalah dan langkah penyusunan rencana usualan kegiatan (RUK)

d. Tahap penyusuan rencana pelaksanaan kegiatan (RPK).

Rencana pelaksanaan kegiatan yang disebut pula dengan Plan Of Action (POA) adalah

penysunan rencana yang mencakup rincian kegiatan, volume kegiatan, lokasi pelaksanaan,

tenaga pelaksana, sumber biaya dan pejedwalannya.

2. Penggrakan pelaksanaan.

Dalam rangka manajemen Puskesmas yang terdiri atas perencanaan (P1), penggerakan

pelaksanaan (P2) dan pengawasan, pengendalian penelitian (P3) maka lokakarya mini

puskesmas merupakan pedoman penggerakan pelaksanaan.

Lokakarya mini puskesmas terdiri dari 4 komponen yaitu penggalangan kerjasama lintas

sektoral dan rapat kerja tribulanan lintas sektoral.

a. Penggalangan kerjasama dalam tim

Yaitu lokakarya yang dilaksanakan sebulan sekali di dalam lingkungan puskesmas sendiri

dalam rangka menikatkan kerjasama antar petugas puskesmas untuk meningkatkan fungsi

puskesmas.

b. Penggalangan kerjasama linta sektoral

Dalam rangka meningkatkan peran serta masyarakat dan dukungansektor-sektor yang

bersangkutan diperlukan penggalangan kerjasama lintas sektoral setahun sekali. Untuk itu

perlu dijelaskan manfaat bersama pembinaan upaya peran serta msyarakat dalam bidang

kesehatan bagi sector-sektr yang bersangkutan. Sebagai hasil pertemuan adalah

kesepakatan rencana kerja sama lintas sektoral dalam membina peran serta masyarakat

dalam bidang kesehatan.

c. Rapat kerja bulanan puskesmas

Sebagai tindak lanjut rapat penggalangan kerja sama dalam tim setiap akhir bulan

diadakan pertemuan antar tenaga puskesmas untuk membandingkan rencana kerja bulan

yang lalu dengan hasil kegiatannya. Apabila dijumpai masalah akan dibahas bersama untuk

dipecahkan bersama dan kemudian menyusun rencana kerja bulan berikutnya.

Page 14: Laporan Puskesmas Bara-baraya With Cover

d. Rapat kerja tribulan lintas sektoral

Sebagai tindak lanjut pertemuan penggalangan kerjasama lintas sektoral dilakukan

pertemuan lintas sektoral setiap 3 bulan sekali untuk mengkaji hasil kegiatan kerja sama

lintas sektoral selama 3 bulan yang lalu dan memecahkan masalah yang dihadapi kemudian

disusun rencana kerja sama lintas sektoral 3 bulan berikutnya.

3. Pengawasan, pengendalian dan penelitian.

Dalam manajemen diperlukan adanya data yang akurat, tepat waktu dan kontiniu serta

muktahir secara periodic. Berdasarkan SK Mentri No. 63/Menkes/II/1981, berlaku sistem

pencatatan dan pelaporan terpadu puskesma (SP2TP).

SP2TP adalah tata cara pencatatan dan pelaporan yang lengkap untuk pengelolaan

puskesmas, meliputi keadaan fisik, tenagam sarana dan kegiatan pokok yang dilakkan serta

hasil yang dicapai oleh puskesmas. Dengan melakukan SP2TP yang baik maka akan didapat

data dan informasi yang diperlukan untuk perencanaan, pergerakan pelaksanaan,

pemantauan, pelaksanaan, pengendalian dan penilaian penampilan puskesmas serta situasi

kesehatan masyarakat umumnya. SP2TP dilakukan oleh semua puskesmas termasuk

puskesmas perawaan, puskesmas pembantu dan puskesmas keliling.

Pencatatan dan pelaporan mencakup data umum dan demografi wilayah kerja

puskesmas, data ketenagaan, data sara yang dimiliki puskesmas yang dilakukan secara periodic

(bulanan, triwulan, semester dan tahunan) dnegan menggunakan formulir yang baku.

Dalam upaya peningkatan fungsi puskesmas telah dikembangkan suatu pola pembinaan

puskesmas melalui stratifikasi puskesmas. Penilaian prestasi kerja puskesmas dilakukan dengan

menggunakan pedoman stratifikasi puskesmas dimana puskesmas dikelompokan dalam 3 strata

yaitu :

a. strata puskesmas dengan prestasi kerja yang baik

b. strata puskesmas dengan prestasi kerja cukup

c. strata puskesmas dengan prestasi kerja kurang.

Aspek yang dinilai dalam stratafikasi puskesmas meliputi 4 aspek atau kelompok

variable yaitu hasil kegiatan puskesmas dalam bentuk cakupan dari masing-masing kegiatan,

Page 15: Laporan Puskesmas Bara-baraya With Cover

hasil dan cara pelaksanaan memenjem puskesmas, sumber daya yang tersedia di puskesmas

serta keadaan lingkungan yang memperngaruhi pencapaian hasil kegiatan puskesmas.

Kegiatan stratifikasi mencakup pengumpulan data dan pengelohan data, analisis

masalah dan penentuan langkah penganggulangannya yang dilakukan mulai dari tingkat

puskesmas, kabupaten, propinsi sampai ke tingkat pusat.stratifikasi puskesmas dilaksanakan

setahun sekali secara menyeluruh dan serentak di semua puskesmas dan bertahap sesuai

dengan jenjang administratsi sampai ke pusat.

Page 16: Laporan Puskesmas Bara-baraya With Cover

BAB III

STRUKTUR ORGANISASI PUSKESMAS

Struktur organisasi adalah rencana formal untuk menciptakan pembagian kerja yang

efisien dan koordinasi yang efektif dari kegiatan-kegiatan anggota organisasi. Struktur

organisasi mengandung pengertian tentang bagaimana tugas kerja akan dibagi, dikelompokan

dan dikoordinaksikan secara formal. Secara teoritis, struktur orgnaisasi merupakan kegiatan

sistemik antar berbagai komponen. Komponen sumberdaya manusia (SDM) adalah komponen

yang paling dominan. Struktur mengacu ke Kemenkes 128/2004.

A. Organisasi Puskesmas

Susuana organisasi puskesmas terdiri dari:

a. unsur pimpinan : Kepala Puskesmas

b. Unsur pembantu pimpinan : urusana tata usaha

c. Unsur pelaksana :

1. unit yang terdiri dari tenaga/pegawai dalam jabatan fungsional

2. jumlah unit tergantung kepada kegiatan, tenaga dan fasilitas tiap daerah

3. unit terdiri dari : unit I, II,III,IV,V,VI dan VII (liat bagan)

Struktur Organisasi Puskesmas

Kepala Puskesmas

Page 17: Laporan Puskesmas Bara-baraya With Cover

Urusan tata usaha

Unit I – III Puskesmas Pembantu Unit IV – VII

Pelaksanaan teknis Pelaksana teknis

B. Ringkasan uraian tugas

Kepala puskemas :

Mempunyai tugas pokok dan fungsi: memimpin, mengawasi dan mengkoordinir

kegiatan puskesmas yang dapat dilakukan dalam jabatan struktural dan jabatan fungsional.

Kepala urusan tata usaha:

Mempunyai tugas pokok dan fungsi: di bidang kepegawaian, keuangan, perlengkapan

dan surat menyurat serta pencatatn dan pelaporan

Unit I:

Mempunyai tugas pokok dan fungsi: melaksanakan kegiatan kesejahteraan ibu dan

anak, keluarga berencana dan perbaikan gizi.

Unit II :

Mempunyai tugas pokok dan fungsi: melaksanakan kegiatan pencegahan dan

pemberantasan penyakit, khususnya imunisasi, kesehatan lingkungan dan laboratorium.

Unit III :

Mempunyai tugas pokok dan fungsi: melaksanakan kegiatan kesehatan gigi dan mulut,

kesehatan tenaga kerja dan Lansia (lanjut usia).

Unit IV:

Mempunyai tugas pokok dan fungsi: melaksanakan kegiatan perawatan kesehatan

masyarakat, kesehatan sekolah dan olah raga, kesehatan jiwa, kesehatan mata dan

kesehatan khusus lainnya.

Unit V:

Page 18: Laporan Puskesmas Bara-baraya With Cover

Mempunyai tugas pokok dan fungsi: melaksanakan kegiatan di bidang pembinaan dan

pengembangan upaya kesehatan masyarakat dan penyuluhan kesehatan masyarakat.

Unit VI :

Mempunyai tugas pokok dan fungsi: melaksanakan kegiatan pengobatan rawat jalan

dan rawat inap (puskesmas perawatan.

Unit VII :

Mempunyai tugas pokok dan fungsi: melaksanakan pengelolaan farmasi.

C. Ringkasan tata kerja

Dalam melkasanakan tugasnya, kepala puskesmas wajib menetapkan prinsip koordinasi,

integrasi dan sinkronisasi baik dalam lingkungan Puskesmas maupun dengan satuan organisasi

di luar Puskesmas sesuai dengan tugasnya masing-masing,

Kepala puskesmas bertanggung jawab memimpin, mengkoordinasi semua unsure

lingkungan puskesmas, memebrikan bimbingan serta petunjuk bagi pelaksanaaan tugas masing-

masing petugas bawahannya. Setiap unsure di lingkungan puskesmas wajib mengikuti dan

mematuhi petunjuk dari dan bertanggung jawab kepada kepala puskesmas.

Hal-hal yang menyangkut tata hubungan dan koordinasi dengan instansi vertikal

Departemen kesehatan RI (akan diatur dengan surat Keputusan bersama menteri dalam negeri

dan menteri kesehatab RI)

Catatan :

Dalam realisasi pelaksanaan prnyusunan struktur organisasi dan penempatab petugas

dapat dilakukan secara fleksibel, bergantung kepada jumlah dan jenis tenaga, kegiatan dan

fasilitas di masing-masing puskesmas atau daerah tingkat II. Selain itu, juga dapat dimodifikasi

sesuai kemudahan koordinasi dan integrasi personal maupun progrna serta akses layanan.

Contoh :

Unit V yang mestinya melaksanakan rawat jalan dan rawat inap, dapat ditambahkan

Lab, mengingat kemudahan akses dan alur pelayanan dan rawat jalan sebagai koordinasi.

Berarti di unit II tanpa laboratrium karena sudah disubsitusi. Setiap modifikasi sistem unit

hendaknya disertai narasi atau keterangan agar tidak berulangkali ditanyakan oleh tim supervisi

Page 19: Laporan Puskesmas Bara-baraya With Cover

dinas kesehatan Dati II. Bentuk dan tampilan struktur organisasi juga fleksibel dan tidak

mengikat, yang penting dapat dilihat oleh petugas maupun pengunjung. Perlu diingat,

adakalanya supervisor atau staf SubDin dinas kesehatan Dati II, kurang memahami keterkaiatan

struktur sistem unit dengan Renstra daerah naupun kondisi setiap puskesmas, untuk itu

diperlukan penjelasana dalam bentuk tertulis yang termuat dalam narasi Renacana Kerja dan

Evaluasi Puskesmas.

D. Fasilitas penunjang

a. Puskesmas Pembantu

Puskesmas pembantu yang lebih disering dikenal sebagai Pustu atau Puban, adalah unit

pelayanan kesehatan sederhana dan befrungsi menunjang serta membantu melaksanakan

kegiatan-kegiatan yang dilakukan puskesmas dalam ruang lingkup wilayah yang lebih kecil. Pada

akhir Pelita V di wilayah kerja puskesmas pembantu diperkirakan meliputi 2-3 desa, dengan

sasaran penduduk antara 2.500 jiwa (di luar jawa-bali) hingga 10.000 jiwa (di perkotaan jawa-

bali). Puskesmas pembantu merupakan bagian integral dari puskesmas, atau setiap puskesmas

memiliki beberapa puskesmas pembantu di dalam wilayh kerjanya. Namun adakalanya

puskesmas tidak memiliki puskesmas Pembantu, khususnya di dareah perkotaan.

b. Puskesmas keliling

Puskesmas keliling merupakan unit pelayanan kesehatan keliling yang dilengkapai

dengan kendaraan bermotor roda 4 atau perahu bermotor dan peralatan kesehatan, peralatan

komunikasi serta sejumlah tenaga dari puskesmas.

Puskesmas keliling berfungsi menunjang dan membantu melaksanakan kegiatan-

kegiatan puskesmas dalam wilayah kerjanya yang belum terjangkau oleh pelayanan kesehatan.

Kegiatan puskesmas keliling adalah:

a. Memberikan pelayan kesehtan kepada masyarakat di daerah terpencil taua daerah yang

tidak atau sulit dijangkau oleh pelayanan puskesmas atau puskesmas pembantu dengan

frekuensi 4 kali dalam seminggu, atau disesuaikan dengan kondisi geografis tiap

puskesmas.

Page 20: Laporan Puskesmas Bara-baraya With Cover

b. Melakukan penyelidikan tentang kejadian luar biasa (KLB)

c. Dapat dipergunakan sebagai alat transport penderita dalam rangka rujukan bagi kasus

darurat

d. Melakukan penyuluhan kesehatan dengan menggunakan alat ausiovisual.

c. Bidan Desa

Pada setiap desa yang belum ada fasilitas pelayanan kesehatanya, ditempatkan seorang

bidan yang bertempat tinggal di desa tersebut dan bertanggung jawab langsung kepada kepala

puskesmas.

Wilayah kerja bidan desa adalah suatu desa dengan jumlah penduduk rata-rata 3.000

jiwa. Tugas utama bidan desa adalah membina peran serta masyarakat melalui pembinaan

posyandu dan pembinaan kelompok dasawisma, disamping memberikan pelayanan langsung di

posyandu dan pertolongan persalinan di rumah penduduk. Selain itu juga menerima rujukan

masalah kesehatan anggota keluarga. Dasawisma untuk diberi pelayana seperlunya atau dirujuk

lebih lanjut ke Puskesmas atau fasilitas pelayanan kesehatan yang lebih mampu dan terjangkau

secara nasional.

E. Program pokok puskesmas

Kegiatan pokok puskesmas dilaksanakan sesuai kemampuan tenaga maupun

fasilitasnya, karena kegiatan pokok di setiap puskesmas dapat berbeda-beda. Namun demikian

kegiatan pokok puskesmas yang lazim dan seharusnya dilaksanakan adalah sebagai berikut :

1. Kesejahteraan ibu dan anak (KIA)

2. Keluarga berencana

3. Ushaha peningkatan gizi

4. Kesehatan lingkungan

5. Pemberantasana penyakit menular

6. Upaya pengobatan termasuk pelayanan darurat kecelakanaan

7. Penyuluhan kesehatan masyarakat

8. Usaha kesehatan sekolah

9. Kesehatan olah raga

Page 21: Laporan Puskesmas Bara-baraya With Cover

10. Perawatan kesehatan masyrakat

11. Usaha kesehatan kerja

12. Usaha kesehatan gigi dan mulut

13. Usaha kegiatan jiwa

14. Kesehatan mata

15. Laboratorium (diupayakan tidak lagi sederhana)

16. Pencatatan dan pelaporan sistem informasi kesehatan

17. Kesehatab usia lanjut

18. Pembinaan pengobataan tradisional

Pelaksanaan kegiatan pokok puskesmas diserahkan kepada keluarga sebagai satuan

masyarkat terkecil. Karenanya, kegiatan pokok puskesmas ditujukan untuk kepentngan

kesehatan keluarga sebagai bagian dari masyarakat di wilayah kerjanya. Setiap kegiatan pokok

puskesmas dilaksanakan dengan pendekatan pembangunan kesehatan masyrakat desa (PMKD).

Disamping penyelanggaran usaha-usaha kegiatan pokok puskesmas seprti tersebut di

atas. Puskesmas sewaktu-waktudapat diminta untuk melaksanakan program kesehatan

tertentu oleh pemerintah pusat (contoh: Pekan Imunisasi Nasional). Dalam hal demikian, baik

petunjuk pelaksanaan maupun perbekalan akan diberikan oleh pemerintah pusat bersama

pemerintah daerah. Keadaan darurat mengenai kesehatan dapat terjadi, misalnya karena

timbuh wabah penyakit menular atau bencana alam. Untuk mengatasi kejadian darurat seperti

di atas bisa mengurangi atau menunda kegiatan lain.

Jangkauan Pelayanan Kesehatan

Sesuai dengan keadaan geografis, luas wilayah, sarana perhubungan dan kepadatan

penduduk dalam wilayah kerja Puskesmas, tidak semua penduduk dapat dengan mudah

mendapatkan akses layanan puskesmas. Agar jangkauan pelayanan puskesmas lebih merata

dan meluas, puskesmas perlu ditunjang dengan puskesmas pembantu, Bidan desa di daerah

yang belum terjangkau oleh pelayanan kesehatan yang sudah ada. Disamping itu pergerakkan

peran serta masyarakat untuk mengelola posyandu dan membina dasawisma akan dapat

menunjang jangkauan pelayanan kesehatan.

Page 22: Laporan Puskesmas Bara-baraya With Cover

Dukungan Rujukan.

1. Sistem rujukan upaya kesehatan

Adalah suatu sistem jaringan pelayanan kesehatan yang memungkinkan terjadinya

penyerahan tanggung jawab secara timbal balik atas timbal balik atas timbulnya masalah dari

suatu kasus atau masalah kesehatan masyarakat, baik secara vertikal maupun horizontal,

kepada yang lebih kompeten, terjangkau dan dilakukan secara rasional.

2. Jenis Rujukan :

Sistem Rujukan secara konsepsional menyangkut hal-hal sebagai berikut:

a. Rujukan medik, meliputi:

Konsultasi penderita untuk keperluan diagnostik, pengobatan, tindakan operatif dan

lain-lain.

Pengiriman bahan (spesimen) untuk pemeriksaan laboratorium yang lebih lengkap.

Mendatangkan atau mengirim tenaga yang lebih kompeten atau ahli untuk

meningkatkan mutu pelayanan pengobatan.

b. Rujukan kesehatan.

Adalah rujukan yang menyangkut masalah kesehatan masyrakat yang bersifat

preventif dan promotif yang antara lain meliputi bantuan:

Survei epidemiologi dan pemberantasan penyakit atas kejadian luar biasa atau

berjangkitnya penyakit menular

Pemberian pangan atas terjadinya kelaparan di suatu wilayah

Penyidikan penyebab keracunan, bantuan teknologi penanggulangan keracunan dan

bantuan obat-obatan atas terjadinya keracunan masal

Pemberian makanan, tempat tinggal dan obat-obatan untuk pengungsi atas

terjadinya bencana alam

Saran dan teknologi untuk penyediaan air bersih atas masalah kekurangan air bersih

bagi masyrakat umum

Pemeriksaan spesimen air di Laboratorium Kesehatan dan lain-lain.

3. Tujuan sistem rujukan upaya kesehatan

Page 23: Laporan Puskesmas Bara-baraya With Cover

a. Umum :

Dihasilkannya pemerataan upaya pelayanan kesehatan yang didukung kualitas

pelayanan yang optimal dalam rangka memecahkan masalah kesehatan secara berdaya

guna dan berhasil guna.

b. Khusus:

Dihasilkannya upaya pelayanan kesehatan klinik yang bersifat kuratif dan

rehabilitatif secara berhasil guna dan berdaya guna

Dihasilkannya upaya kesehatan masyarakat yang bersifat preventif dan promotif

secara berhasil guna dan berdaya guna.

4. Jenjang tingkat pelayanan kesehatan

5.

Jenjang (hirarki) Komponen/unsure pelayan

kesehatan

Tingkat rumah tangga Pelayanan kesehatan oleh individu

atau oleh keluarganya sendiri

Tingkat masyarakat Kegiatan swadaya masyarakat dalam

menolong mereka sendiri oleh kelompok

paguyubab, PKK, Seka Bhakti Husada,

anggota RW, RT dan masyarakat.

Fasilitas pelayanan kesehatan

professional tingkat pertama

Puskesmas, Puskesmas pembantu,

Puskesmas keliling, Praktek Doketr

swasta, Poloklinik swasta dan lain-lain.

Fasilitas pelayanan rujukan tingkat

pertama

Rumah sakit kabupaten/kota, RS.

Swasta, Klinik Swasta, Laboratorium, dan

lain-lain

Fasilitas pelayanan rujukan yang

lebih tinggi

Rumah sakit tipe B dan tipe A,

lembaga spesialistik swasta, Lab.

Keshatan daerah, Lab. Klinik swasta, dll.

Page 24: Laporan Puskesmas Bara-baraya With Cover

6. Alur rujukan

Rujukan medik:

Intern antara petugas puskesmas

Antara puskesmas pembantu dengan puskesmas

Antara puskesmas yang satu dengan puskesmas yang lain

Antara puskesmas dengan RS, Laboratorium, atau fasilitas kesehatan lainnya.

7. Upaya peningkatan mutu rujukan

Langkah-langkah dalam upaya meningkatkan mutu rujukan:

Meningkatkan mutu pelayanan di Puskesmas dalam menampung rujukan dari

puskesmas pembantu dan pos kesehatan lain dari masyarakat.

Mengadakan Pusat rujukan antara dengan mengadakan ruangan tambahan untuk 10

tempat tidur perawatan penderita gawat darurat di lokasi yang strategis.

Meningkatkan sarana komunikasi antara unit pelayanan kesehatan

Menyediakan puskesmas keliling di setiap kecamatan dalam bentuk kendaraan roda

4 atau perahu bermotor yang dilengkapi alat komunikasi.

Menyediakan sarana pencatatan dan pelaporan bagi sistem rujukan, baik rujukan

medik maupun rujukan kesehatan

Meningkatkan upaya dana sehat masyarakat untuk menunjang pelayan rujukan.

Page 25: Laporan Puskesmas Bara-baraya With Cover
Page 26: Laporan Puskesmas Bara-baraya With Cover

BAB IV

GAMBARAN UMUM PUSKESMAS BARA-BARAYA

Gambar 1. Puskesmas Bara-baraya

A. LETAK DAN DEMOGRAFI PUSKESMAS BARA-BARAYA

Puskemas Bara-baraya merupakan salah satu puskesmas penyedia fasilitas Rawat

Inap dan merupakan satu dari tiga puskesmas yang berada di wilayah Kecamatan

Makassar Kota Makassar. Letaknya tidak jauh dari pusat Kota Makassar, yaitu di Kelurahan

Bara-baraya tepatnya di jalan Abu Bakar Lambogo No. 141 Makassar. Wilayah kerja

Puskesmas Bara-baraya yang mencakup 6 Kelurahan dari 14 Kelurahan dalam wilayah

Kecamatan Makassar.

Luas Wilayah kerja Puskesmas Bara-baraya di Kecamatan Makassar yang meliputi

Kelurahan Bara-baraya, Kelurahan Bara-baraya Timur, Kelurahan BaraBaraya Utara,

Kelurahan Bara-baraya Selatan, Kelurahan Lariangbangi, dan Keluarahan Barana.

Luas masing-masing kelurahan yang merupakan wilayah kerja Puskesmas

Bara-baraya dapat dilihat di tabel berikut :

Tabel 1. Wilayah Kerja Puskesmas Bara-baraya

Page 27: Laporan Puskesmas Bara-baraya With Cover

Luas wilayah kerja Puskesmas Bara-baraya secara keseluruhan adalah 0,98 km2 atau

sekitar 43,5 % dari luas Kecamatan Makassar yang seluruhnya seluas 2,25 km2. Adapun

batas-batas wilayah kerja Puskesmas Bara-baraya adalah :

1) Sebelah timur berbatasan dengan Kelurahan Tamamaung.

2) Sebelah utara berbatasan dengan Kelurahan Kelurahan Maccini.

3) Sebelah selatan berbatasan dengan Kelurahan Rappocini.

4) Sebelah barat berbatasan dengan Kelurahan Maradekaya dan Pisang Utara.

Jumlah penduduk dan tingkat kepadatan penduduk di wilayah kerja Puskesmas Bara-

baraya berdasarkan wilayah kelurahan disertai sejumlah RW dan RT masing-masing

kelurahan terlihat pada tabel berikut ini.

Tabel 2. Jumlah RW, RT dan KK

Di Wilayah Kerja Puskesmas Bara-baraya

Page 28: Laporan Puskesmas Bara-baraya With Cover

B. KEADAAN LINGKUNGAN

Puskesmas Bara-baraya terletak di daerah perkembangan kota dengan lingkungan

pemukiman yang padat. Terdapat beberapa daerah yang masih kumuh terutama daerah

pinggiran. Sebagian wilayahnya merupakan datarn rendah, sehingga memungkin terjadinya

banjir.

C. VISI DAN MISI PUSKESMAS BARA-BARAYA

1. Visi Puskesmas Bara-baraya

Menjadi puskesmas dengan pelayanan terbaik di Sulawesi Selatan, lima terbaik di

Indonesia Timur dan 10 terbaik di Indonesia.

2. Misi Puskesmas Bara-baraya

Meningkatkan sarana dan prasarana.

Meningkatkan profesionalisme sumber daya manusia dalam pelaksanaan pelayanan

kesehatan secara berkelanjutan.

Mengembangkan jenis layanan dan mutu pelayanan kesehatan.

Meningkatkan sistem informasi dan manajemen puskesmas.

Mengembangkan kemitraan.

Meningkatkan upaya kemandirian masyarakat.

Tujuh Upaya Kesehatan Wajib Puskesmas Bara-baraya adalah sebagai berikut :

a) Upaya promisi kesehatan

b) Upaya Kesehatan Lingkungan

Page 29: Laporan Puskesmas Bara-baraya With Cover

c) Upaya Pencegahan dan Pemberantasan penyakit

d) Upaya Pengobatan

e) Upaya kesehatan keluarga/kesehatan ibu&anak/keluarga berencana.

f) Upaya perbaikan gizi masyarakat

g) Upaya usaha kesehatan sekolah (UKS)/ Usaha kesehatan gigi sekolah (UKGS)/ Usaha

Kesehatan gigi Masayarakat (UKGM)

D. UPAYA KESEHATAN

a. Ketenagaan

Jumlah tenaga kesehatan yang ada di Puskesmas Bara-baraya adalah 39

orang masing-masing yang akan dirincikan sebagai berikut.

Tabel 3. Distribusi Jenis dan Jumlah Tenaga Kesehatan

di Wilayah Kerja Puskesmas Bara-baraya

No. Jenis Jumlah

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

11.

12.

13.

Dokter Umum

Dokter Gigi

Penyelanggara Keperawatan

Penyelenggara Kebidanan

Apoteker

Asisten Apoteker

Tata Usaha

Perawat Gigi

Penyelenggara Gizi

Pelaksanaan Laboratorium

Pelaksana sanitasi

Rekam Medik

Juru Masak

4

2

11

10

1

1

2

2

1

2

1

1

1

Jumlah 39

Page 30: Laporan Puskesmas Bara-baraya With Cover

Puskesmas Bara-baraya adalah Puskesmas Plus yang merupakan puskesmas yang

melayani selama 24 jam (Rawat Inap), maka tenaga perawat merupakan tenaga terbanyak

dengan jumlah 11 orang dan juga tenaga bidan sebanyak 10 orang.

b. Pelaksanaan Kegiatan

i) Poliklinik (Health Care and Effective Communication With Patients)

Merupakan pelayanan yang bersifat pribadi (Private Goods) dalam bentuk

rawat jalan dengan tujuan utama menyembuhkan penyakit dan pemulihan

kesehatan perorangan tanpa mengabaikan pemeliharaan kesehatan dan pencegahan

penyakit.

ii) Kamar Obat

Setelah pasien mendapatkan resep obat dari dokter, pasien dapat langsung

mengambil obat di kamar obat/apotek.

iii) Pelayanan Imunisasi

Kegiatan imunisasi di Puskesmas melayani balita, ibu hamil, dan wanita yang

ingin menikah (Imunisasi Tetanus Toksoid).

iv) Keluarga Berencana (KB)

Kegiatan ini dilakukan dalam bentuk konseling dan cara penggunaan

bermacam-macam alat kontrasepsi yang tersedia di Puskesmas.

v) Kesehatan Ibu dan Anak (KIA)

Kegiatan ini berupa pelayanan kesehatan yang ditujukan pada ibu hamil

(Antenatal Care) berupa penimbangan BB, Pengukuran TB, LLA, dan Pemeriksaan

Leopold.

vi) Perawatan Umum

Terdapat kamar perawatan rawat inap, setiap pasien difollow up secara rutin

setiap hari oleh dokter umum yang bertugas dan dibantu oleh perawat.

vii) Perawatan Persalinan

Jika seorang ibu hamil melahirkan di puskesmas, disediakan perawatan

persalinan untuk dipantau perkembangannya.

viii) Laboratorium

Page 31: Laporan Puskesmas Bara-baraya With Cover

Fasilitas laboratorium yang tersedia adalah, Pemeriksaan Darah Rutin (Hb,

Leukosit, LED, Hematokrit, Trombosit), DDR, Widal, GDS, Urin rutin, Plano Test.

ix) Puskesmas Keliling

Kegiatan Puskesmas keliling ini, dirangkaikan dengan kegiatan posyandu,

imunisasi, pengobatan gratis. Pasien yang datang berupa balita, anak-anak, ibu hamil,

dan lansia.

x) Penyuluhan (Promosi Kesehatan)

Penyuluhan kesehatan dilakukan dibeberapa Sekolah yang berada di wilayah

kerja Puskesmas, serta di Posyandu.

xi) Unit Gawat Darurat ( UGD)

Selama 24 jam Puskesmas Bara-baraya membuka pelayan UGD, yang

melayani kasus emergency yang trauma maupun yang non trauma ataupun non

emergency.

E. Alur Pelayanan Puskesmas Bara-baraya

Gambar 2. Alur Pelayanan Puskesmas Bara-baraya

Page 32: Laporan Puskesmas Bara-baraya With Cover
Page 33: Laporan Puskesmas Bara-baraya With Cover

BAB V

PELAKSANAAN KEGIATAN

Puskesmas Bara-baraya merupakan salah satu tempat stase saat menjalani pendidikan di

Bagian Ilmu Kedokteran Komunitas dan Ilmu Kedokteran Pencegahan pada minggu III dan IV

mahasiswa adaptasi luar negri. Pelaksanaan kegiatan ini berlangsung selama 2 minggu, mulai

tanggal 30 September – 12 Oktober 2013, mulai pukul 08:00-12:30 WITA, dengan 6 hari dinas.

Program kegiatan yang dilakukan selama 2 minggu stase di Puskesmas Bara-baraya adalah

Poliklinik Umum dan Posyandu. Pada pelaksanaan kegiatan ini kami mendapat

bimbingan/arahan dari kepala puskesmas, para pegawai puskesmas dan masyarakat sekitar

yang terlibat dalam kegiatan. Kegiatan yang dilaksanakan tersebut secara terperinci sebagai

berikut: Program-program tersebut adalah:

1. Poliklinik Umum

2. Posyandu

1. Poliklinik Umum

Poliklinik umum adalah bentuk pelayanan kesehatan rawat jalan yang bertujuan untuk

penyembuhan penyakit dan pemeliharaan kesehatan, baik secara perorangan atau

berkelompok (masyarakat). Hal ini sesuai dengan usaha pelayanan kesehatan Puskesmas, yaitu

kuratif dan rehabilitative.

Kegiatan poliklinik umum berlangsung setiap hari Senin-Sabtu dari 08.00-12.00 WITA,

kecuali pada hari jumat dari 08.00-11.00 WITA. Dokter muda yang melaksanakan kegiatan

poliklinik ini berupa anamnesis, pemeriksaan fisik, diagnosis dan penulisan resep terhadap

pasien dengan di bawah bimbingan dokter umum yang bertugas.

Keluhan-keluhan yang paling sering ditemukan pada pasien yang datang berobat ke

Puskesmas Bara-baraya adalah batuk, pilek, demam, dan berak-berak. Distribusi pasien datang

dari berbagai golongan usia. Penyakit yang sering ditemukan selama bertugas poliklinik dari

Page 34: Laporan Puskesmas Bara-baraya With Cover

tanggal 30 September– 12 Oktober 2013 adalah Infeksi Saluran Pernafasan Atas (ISPA),

Hipertensi, dan Gastroenteritis.

Dari hasil pengalaman selama mengikuti kegiatan poliklinik umum di Puskesmas Bara-

baraya, kami tidak menemukan kendala yang bermakna oleh karena masyarakat yang datang

berobat sangat kooperatif terhadap kegiatan-kegiatan yang dilakukfan di poliklinik umum.

Adapun sepuluh (10) penyakit terbanyak yang dapat disimpulkan setelah mengikuti

kegiatan poliklinik umum dari tanggal 30 September – 12 Oktober 2013, yaitu:

Tabel 4. Sepuluh penyakit terbanyak di Puskesmas Bara-baraya periode 30 September – 12

Oktober 2013

No. Jenis penyakit Jumlah pasien

1. Common Cold 51

2. Demam yang tidak diketahui penyebabnya 40

3. Diare 24

4. Batuk 21

5. Kecelakaan dan Rudapaksa 20

6. Hipertensi 19

7. Dermatitis dan Eksim 15

8. Gastritis 12

9. Gangguan Gigi dan Jaringan Penyangga 10

10. Hypotensi 9

2. Posyandu

Posyandu adalah bagian dari upaya untuk mencapai keluarga kecil, bahagia, dan sejahtera,

dilakasanakan oleh keluarga bersama dengan masyarakat di bawah bimbingan petugas

kesehatan dari Puskesmas setempat. Dalam kegiatan posyandu kita mengenal istilah “sistem 5

meja”, yaitu kegiatan posyandu dilakukan di masing-masing meja yang mempunyai tugas

masing-masing. Sistem 5 meja ini tidak berarti bahwa untuk berlangsungnya posyandu harus

memiliki 5 meja, tetapi berarti 5 pokok kegiatan yang harus di laksanakan, yaitu:

Meja 1: Pendaftaran pengunjung posyandu dilayani oleh kader. Anak didaftar dalam formulir

pencatatan yang dilakukan oleh kader. Bila anak sudah memiliki KMS, berarti bulan lalu anak

Page 35: Laporan Puskesmas Bara-baraya With Cover

sudah ditimbang. Minta KMSnya, lalu catat namanya pada secarik kertas. Kertas itu diselipkan

di KMS, kemudian ibu balita diminta membawa anaknya ke tempat penimbangan. Bila anak

belum memiliki KMS, berarti baru bulan ini ikut penimbangan atau KMS lamanya hilang. Ambil

KMS baru, kolomnya diisi lengkap, nama anak di catat pada secarik kertas. Lalu secarik kertas

itu diselipkan di KMS, kemudian ibu balita itu diminta membawa anaknya ke tempat

penimbangan.

Meja 2: Penimbangan anak dan Ibu hamil, dilayani oleh kader kesehatan.

Meja 3: Pencatatan dan hasil penimbangan dari meja 2 di dalam KMS, dilayani oleh kader

kesehatan.

Meja 4: Penyuluhan kepada ibu anak dan ibu hamil, oleh kader kesehatan

Meja 5: Pemberian imunisasi, pemasangan alat kontrasepsi, atau pengobatan bagi yang

memerlukan, dan periksa hamil.

Berikut ini data yang kami dapat selama posyandu tersebut:

Tabel 5. Data Posyandu Puskemas Bara-baraya 30 September – 12 Oktober 2013

Palem III Palem V

Jumlah anak yang

ditimbang

25 20

Obesitas 0 0

Overweight 0 2

Gizi baik 16 12

Gizi kurang 9 6

Page 36: Laporan Puskesmas Bara-baraya With Cover

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN I. Kesimpulan

1. Puskesmas adalah suatu kesatuan organisasi kesehatan yang langsung memberikan

pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan terintegrasi kepada masyarakat wilayah kerja

tertentu dalam usaha-usaha kesehatan pokok.

2. Upaya kesehatan di tingkat Puskesmas dilakukan secara terpadu melalui empat

pendekatan pelayanan, yaitu kuratif (pengobatan), preventif (pencegahan), promotif

(peningkatan kesehatan), dan rehabilitatif (perawatan).

3. Pelayanan terinci dalam basic six program pokok yaitu Upaya Promosi Kesehatan, Upaya

Kesehatan Lingkungan, Upaya Kesehatan Ibu dan Anak serta Keluarga Berencana, Upaya

Perbaikan Gizi Masyarakat, Upaya pencegahan, dan Pemberantasa Penyakit Menular, Upaya

pengobatan.

4. Kegiatan dokter muda bagian IKM/IKK selama stase di Puskesmas Bara-baraya adalah

Poliklinik Umum dan Posyandu.

5. 10 penyakit yang paling sering didapati di Puskesmas Bara-baraya adalah Common Cold

(51 orang), Fever of Unknown Origin (40 orang), Diare (24 orang), Batuk (21 orang), Kecelakaan

dan Rudapaksa (20 orang), Hipertensi (19 orang), Dermatitis dan Eksim (15 orang), Gastritis (12

orang), Gangguan gigi dan jaringan penyangga (10 orang), dan Hypotensi (9 orang).

6. Kegiatan Posyandu dan Puskesmas Keliling yang kami ikut serta, dilakukan di 2 tempat

yaitu Palem III dan Palem V terhitung pada tanggal 30 September – 12 Oktober 2013.

Didapatkan total 45 bayi yang di timbang, 2 bayi overweight, 28 bayi dengan gizi baik, dan 15

bayi dengan gizi buruk.

II. Saran

1. Diarapkan agar tetap mempertahankan program-program Puskesmas yang sudah

sesuai, serta melakukan pengembangan untuk meningkatkan tingkat kesehatan masyarakat.

Page 37: Laporan Puskesmas Bara-baraya With Cover

2. Diharapkan penggunaan sarana dan prasarana yang ada dapat dimaksimalkan. Demikian

pula diharapkan adanya pembaharuan sarana dan prasarana.

3. Diharapkan tinjauan rutin ke lapangan, untuk mengkontrol pelaksanaan pelayanan

kesehatan, dan melihat masalah-masalah kesehatan yang sering terjadi di masyarakat.

4. Diharapkan agar tetap mempertahankan keberhasilan program-program Puskesmas.

Page 38: Laporan Puskesmas Bara-baraya With Cover

Kegiatan – kegiatan selama penugasan Ilmu Kesehatan Masyarakat di Puskesmas Bara-

baraya

Gambar 3. Posyandu Palem III

Gambar 4. Kegiatan Posyandu Palem V, registrasi peserta Posyandu dan penimbangan

berat badan

Page 39: Laporan Puskesmas Bara-baraya With Cover

Gambar 5. Kegiatan Posyandu Palem III, pendataan.

Gambar 6. Kegiatan Posyandu Palem V, penyuluhan kepada ibu hamil.