laporan praktikum vital sign

35
BAB I LANDASAN TEORI Pemeriksaan tanda vital adalah merupakan suatau cara untuk mendektesi adanya perubahan sistem tubuh. Disebut tanda vital karena penting untuk menilai fungsi fisiologis organ vital tubuh. Tanda-tanda vital utama meliputi empat tanda utama, yaitu 1. Tekanan Darah, 2. Denyut Nadi (kecepatan, irama, kualitas), 3. Pernafasan (kecepatan,kedalaman, dan irama), 4. Suhu tubuh dan 5.Berat Badan (BB) serta Tinggi Badan (TB). Semua tanda vital tersebut saling berhubungan dan mempengaruhi. Perubahan tanda vital dapat terjadi bila tubuh dalam kondisi aktivitas berat atau dalam keadaan sakit dan perubahan tersebut merupakan indikator adanya gangguan sistem tubuh. a. Tekanan Darah Tekanan darah adalah gaya yang ditimbulkan oleh darah terhadap satuan luas dinding pembuluh darah (arteri). Tekanan ini harus adekuat, yaitu cukup tinggi untuk menghasilkan gaya dorong terhadap darah dan tidak boleh terlalu tinggi yang dapat menimbulkan kerja tambahan bagi jantung. Umumnya, dua harga tekanan darah diperoleh dalam pengukuran, yakni tekanan sistole dan diastole. Sistole dan diastole merupakan dua periode yang menyusun satu siklus jantung. Diastole adalah kondisi relaksasi, yakni saat jantung terisi oleh darah yang 1

Upload: kyky

Post on 18-Jan-2016

191 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

Laporan

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan Praktikum Vital Sign

BAB I

LANDASAN TEORI

Pemeriksaan tanda vital adalah merupakan suatau cara untuk mendektesi adanya

perubahan sistem tubuh. Disebut tanda vital karena penting untuk menilai fungsi fisiologis

organ vital tubuh. Tanda-tanda vital utama meliputi empat tanda utama, yaitu 1. Tekanan

Darah, 2. Denyut Nadi (kecepatan, irama, kualitas), 3. Pernafasan (kecepatan,kedalaman, dan

irama), 4. Suhu tubuh dan 5.Berat Badan (BB) serta Tinggi Badan (TB). Semua tanda vital

tersebut saling berhubungan dan mempengaruhi. Perubahan tanda vital dapat terjadi bila

tubuh dalam kondisi aktivitas berat atau dalam keadaan sakit dan perubahan tersebut

merupakan indikator adanya gangguan sistem tubuh.

a. Tekanan Darah

Tekanan darah adalah gaya yang ditimbulkan oleh darah terhadap satuan luas

dinding pembuluh darah (arteri). Tekanan ini harus adekuat, yaitu cukup tinggi untuk

menghasilkan gaya dorong terhadap darah dan tidak boleh terlalu tinggi yang dapat

menimbulkan kerja tambahan bagi jantung. Umumnya, dua harga tekanan darah

diperoleh dalam pengukuran, yakni tekanan sistole dan diastole.

Sistole dan diastole merupakan dua periode yang menyusun satu siklus

jantung. Diastole adalah kondisi relaksasi, yakni saat jantung terisi oleh darah yang

kemudian diikuti oleh periode kontraksi atau sistole. Satu siklus jantung tersusun atas

empat fase:

1. Pengisian ventrikel (ventricular filling)

Adalah fase diastolik, saat ventrikel mengembang dan tekanannya turun dibandingkan

dengan atrium. Pada fase ini, ventrikel terisi oleh darah dalam tiga tahapan, yakni

pengisian ventrikel secara cepat, diikuti dengan pengisian yang lebih lambat

(diastasis), hingga kemudian proses diakhiri dengan sistole atrial. Hasil akhir

diperoleh EDV (End Diastolic Volume), yang merupakan volume darah total yang

mengisi tiap ventrikel, besarnya kurang lebih 130 mL.

2. Kontraksi isovolumetrik (isovolumetric contraction)

Mulai fase ini, atria repolarisasi, dan berada dalam kondisi diastole selama sisa siklus.

Sebaliknya, ventrikel mengalami depolarisasi dan mulai berkontraksi. Tekanan dalam

ventrikel meningkat tajam, namun darah masih belum dapat keluar dari jantung

dikarenakan tekanan pada aorta (80 mmHg) dan pulmonary trunk (10 mmHg)masih

1

Page 2: Laporan Praktikum Vital Sign

lebih tinggi dibandingkan tekanan ventrikel, serta masih menutupnya keempat katup

jantung. Dalam fase ini, volume darah dalam ventrikel adalah tetap, sehingga

dinamakan isovolumetrik.

3. Pompa ventrikuler (ventricular ejection)

Pompa darah keluar jantung dimulai ketika tekanan dalam ventrikel melampaui

tekanan arterial, sehingga katup semilunaris terbuka. Harga tekanan puncak adalah

120 mmHg pada ventrikel kiri dan 25 mmHg pada ventrikel kanan. Darah yang keluar

jantung saat pompa ventrikuler dinamakan Stroke Volume (SV), yang besarnya

sekitar 54% dari EDV. Sisa darah yang tertinggal disebut End Systolic Volume

(ESV); dengan demikian SV = EDV – ESV.

4. Relaksasi isovolumetrik (isovolumetric relaxation)

Awal dari diastole ventrikuler, yakni saat mulai terjadinya repolarisasi. Fase ini juga

disebut sebagai fase isovolumetrik, karena katup AV belum terbuka dan ventrikel

belum menerima darah dari atria.

Maka yang dimaksud dengan tekanan sistole adalah tekanan puncak yang

ditimbulkan di arteri sewaktu darah dipompa ke dalam pembuluh tersebut selama

kontraksi ventrikel, sedangkan tekanan diastole adalah tekanan terendah yang terjadi

di arteri sewaktu darah mengalir ke pembuluh hilir sewaktu relaksasi ventrikel. Selisih

antara tekanan sistole dan diastole, ini yang disebut dengan blood pressure amplitude

atau pulse pressure.

Faktor-faktor yang mempengaruhi tekanan darah adalah curah jantung,

tahanan pembuluh darah tepi, volume darah total, viskositas darah, dan kelenturan

dinding arteri.

Parameter yang diukur pada pemeriksaan tekanan darah yaitu teka-nan

maksimal pada dinding arteri selama kontraksi ventrikel kiri, tekanan diastolik yaitu

tekanan minimal selama relaksasi, dan tekanan nadi yaitu selisih antara tekanan

sistolik dan diastolik (penting untuk menilai derajat syok). Komponen suara jantung

disebut suara korotkoff yang berasal dari suara vibrasi saat manset dikempiskan.

Suara korotkoff sendiri terbagi menjadi 5 fase yaitu :

Fase I : Saat bunyi terdengar, dimana 2 suara terdengar pada waktu

bersamaan, disebut sebagai tekanan sistolik.

Fase II : Bunyi berdesir akibat aliran darah meningkat, intensitas lebih tinggi

dari fase I.

2

Page 3: Laporan Praktikum Vital Sign

Fase III : Bunyi ketukan konstan tapi suara berdesir hilang, lebih lemah dari

fase I.

Fase IV : Ditandai bunyi yang tiba-tiba meredup/melemah dan me-niup.

Fase V : Bunyi tidak terdengar sama sekali,disebut sebagai teka-nan diastole.

Interpretasi hasil pengukuran tekanan darah berdasarkan Joint National

Committee VII adalah sebagai berikut :

Klasifikasi tekanan darah pada usia ≥ 18 tahun :

Klasifikasi Tekanan sistolik (mmHg) Tekanan diastolik (mmHg)

Normal <120 <80

Pre-hipertensi 120 – 139 80 – 89

Stadium 1 140 – 159 90 – 99

Stadium 2 ≥ 160 ≥ 100

b. Denyut nadi

Denyut nadi adalah gelombang darah yang dapat dirasakan karena dipompa

kedalam arteri oleh kontraksi ventrikel kiri jantung. Denyut nadi diatur oleh sistem

saraf otonom. Lokasi untuk merasakan denyut nadi ada-lah:

1. Karotid : di bagian medial leher, dibawah angulus mandibularis, hindari

pemeriksaan dua sisi sekaligus pada waktu bersamaan.

2. Brakial : Diatas siku dan medial dari tendo bisep.

3. Radial : Bagian distal dan ventral dari pergelangan tangan.

4. Femoral : Disebelah inferomedial ligamentum inguinalis.

5. Popliteal : Di belakang lutut, sedikit ke lateral dari garis tengah.

6. Tibia posterior: Di belakang dan sedikit ke arah inferior dari maleolus medialis.

7. Pedis dorsalis : Lateral dari tendo m. Extensor hallucis longus.

Hal-hal yang dinilai saat pemeriksaan denyut nadi adalah :

1. Kecepatan

a. Bradikardia : denyut jantung lambat (<60x/menit), didapatkan pada atlet yang

sedang istirahat, tekanan intrakranial meningkat, peningkatan tonus vagus,

hipotiroidisme, hipotermia, dan efek samping beberapa obat.

b. Takikardia : denyut jantung cepat (>100x/menit), biasa terjadi pada pasien dengan

demam, feokromositoma, congestif heart failure, syok hipovolemik, aritmia kordis,

pecandu kopi dan perokok.

3

Page 4: Laporan Praktikum Vital Sign

c. Normal : 60-100x/menit pada dewasa.

2. Irama

a. Reguler

b. Regularly irregular : dijumpai pola dalam iregularitasnya.

c. Irregularly irregular : tidak dijumpai pola dalam iregularitasnya, ter-dapat pada

fibrilasi atrium.

3. Volume nadi

a. Volume nadi kecil : tahanan terlalu besar terhadap aliran darah, darah yang

dipompa jantung terlalu sedikit (pada efusi perikardial, stenosis katup mitral, payah

jantung, dehidrasi, syok hemoragik).

b. Volume nadi yang berkurang secara lokal : peningkatan tahanan setem-pat.

c. Volume nadi besar : volume darah yang dipompakan terlalu banyak, ta-hanan

terlalu rendah (pada bradikardia, anemia, hamil, hipertiroidisme ).

c. Pernafasan

Proses fisiologis yang berperan pada proses pernafasan adalah: ventilasi

pulmoner, respirasi eksternal dan internal. Laju pernafasan meningkat pada keadaan

stres, kelainan metabolik, penyakit jantung paru, dan pada peningkatan suhu tubuh.

Pernafasan yang normal bila kecepatannya 14-20x/menit pada dewasa, dan sampai

44x/menit pada bayi. Kecepatan dan irama pernafasan serta usaha bernafas perlu

diperiksa untuk menilai adanya kelainan:

1. Kecepatan :

Takipnea : pernafasan cepat dan dangkal.

Bradipnea : pernafasan lambat.

Hiperpnea/hiperventilasi : pernafasan dalam dan cepat (Kussmaul.

Hipoventilasi : bradipnea disertai pernafasan dangkal.

2. Irama

a. Reguler

b. Pernafasan cheyne-stoke : Periode apnea diselingi hiperpnea.

c. Pernafasan Biot’s (ataksia) : periode apnea yang tiba-tiba diselingi periode

pernafasan konstan dan dalam.

4

Page 5: Laporan Praktikum Vital Sign

3. Usaha bernafas :

Adalah kontraksi otot-otot tambahan saat bernafas misalnya otot interkostalis. Bila

ada kontraksi otot-otot tersebut menunjukkan adanya penurunan daya kembang paru.

d. Suhu

Suhu tubuh mencerminkan keseimbangan antara pembentukan dan

pengeluaran panas. Pusat pengaturan suhu terdapat di hipotalamus yang menentukan

suhu tertentu dan bila suhu tubuh melebihi suhu yang ditentukan hipotalamus tersebut,

maka pengeluaran panas meningkat dan sebaliknya bila suhu tubuh lebih rendah. Suhu

tubuh dipengaruhi oleh irama sirkadian, usia, jenis kelamin, stres, suhu lingkungan

hormon, dan olahraga. Suhu normal berkisar antara 36,5°C – 37,5°C. Lokasi

pengukuran suhu adalah oral (dibawah lidah), aksila, dan rektal. Pada pemeriksaan

suhu per rektal tingkat kesalahan lebih kecil daripada oral atau aksila. Peninggian

semua terjadi setelah 15 menit, saat beraktivitas, merokok, dan minum minuman

hangat, sedangkan pembacaan semu rendah terjadi bila pasien bernafas melalui mulut

dan minum minuman dingin.

e. Berat Badan dan Tinggi Badan

Postur tubuh ideal dinilai dari pengukuran antropometri untuk menilai apakah

komponen tubuh tersebut sesuai dengan standard normal atau ideal. Pengukuran

antropometri yang paling sering digunakan adalah rasio antara berat badan (kg) dan

tinggi badan (m) kuadrat, yang disebut Indeks Massa Tubuh (IMT) sebagai berikut :

BB (kg)

IMT = --------------

TB x TB (m)

Status Gizi Wanita Laki - laki

Normal 17 – 23 18 – 25

Kegemukan 23 – 27 25 – 27

Obesitas > 27 > 27

5

Page 6: Laporan Praktikum Vital Sign

BAB II

METODE, HASIL PERCOBAAN DAN JAWABAN PERTANYAAN

Alat yang digunakan

(1) Stetoskop

(2) Metronom

(3) Stop Watch

(4) Bangku step-test

(5) Bak untuk tempat es

(6) Sphygmanometer / tensimeter air raksa, aneroid dan digital

(7) Termometer air raksa (suhu tubuh), dan thermometer digital

(8) Timbangan BB, dan pengukut TB

2.1 Prosedur/ Metode Percobaan

2.1.1 Prosedur Percobaan Tekanan Darah

Prosedur Percobaan Pengukuran Tekanan Darah

(1) Istirahatkan dulu orang selama 5 menit

(2) Lakukan pengukuran tekanan darah berdasarkan posisi sikap tubuh.

(3) Latihan mengukur tekanan darah pada posisi berbaring terlentang dan menset terpasang

pada lengan kanan atas.

(4) Naikkan tekanan sampai kira-kira 20 mmHg di atas tekanan sistole normal, jaga sampai

nadi A. Radialis dipergelangan tak teraba pada cara palpasi atau hilangnya suara pada

cara auskultasi.

(6) Lakukan tindakan seperti di atas untuk auskultasi. Turunkan tekanan perlahan-lahan

sampai terdengar kembali suara bising nadi (K-1) dan tentukan tingkat-tingkat suara dari

Korotkoff sampai suara melemah/ menghilang (K-4 / K-5).

(8) Ulangi percobaan butir 1 sampai 4 pada tangan kanan dan kiri menggunakan tensimeter

aneroid dan digital (bila alat tersedia).

(9) Catat hasil percobaan anda.

A. Posisi sikap tubuh :

(1) Berbaring terlentang,

6

Page 7: Laporan Praktikum Vital Sign

Ukurlah secara auskultasi tekanan darah orang coba sampai 3 kali berturut-turut dan

ambillah nilai rata-ratanya.

(2) Duduk,

Perintahkan orang coba duduk tenang selama 3 menit, kemudian ukurlah tekanan

darahnya 3 kali berturut-turut dan ambillah nilai rata-ratanya.

(3) Berdiri,

Perintahkan orang coba berdiri dengan tenang dalam sikap “bersiap” selama 2-3 menit,

kemudian ukurlah tekanan darahnya 3 kali berturut-turut dan ambillah nilai rata-ratanya.

B. Pengaruh Latihan

Pilih salah satu orang coba untuk masing-masing kelompok.

(1) Menset tensimeter aneroid dipasang dan tekanan darahnya diukur dalam keadaan duduk

dan mencatat frekuensi nadinya.

(2) Dengan manset tetap terpasang, orang coba melakukan aktivitas naik turun bangku

dengan kecepatan 20 kali per menit selama 2 menit.

(3) Segera setelah naik turun bangku berakhir, ukur tekanan darah dan catat frekuensi

nadinya.

(4) Teruskan mengukur tekanan darah dan frekuensi dengan interval 3 menit sampai menjadi

normal kembali.

(5) Masukkan hasil yang diperoleh ke dalam tabel yang meliputi frekuensi nadi, tekanan

sistole dan diastole.

Gambar 1. Pengukuran Tekanan darah

(6) Gambarkan dalam kertas millimeter grafik hasil pengukuran frekuensi nadi dengar

tekanan sistole dan diastole, masing-masing pada absis dan ordinat (bila milimeter tidak

tersedia bisa digambar/dibuat grafik sendiri).

7

Page 8: Laporan Praktikum Vital Sign

C. Pengaruh Stress : Cold Pressure Test

Test ini merupakan suatu test yang baik untuk menentukan labilitas tekanan darah

seperti halnya emosi dan perasaan yang tidak menyenangkan juga mempengaruhi tekanan

darah.

Pilihlah orang coba untuk masing-masing kelompok.

(1) Perintahkan orang coba untuk duduk tenang selama 5 menit, kemudian ukur tekanan

darahnya dengan tensimeter aneroid sampai didapatkan hasil yang sama 3 kali berturut-

turut.

(2) Perintahkan orang coba memasukkan tangan kirinya ke dalam bak air es (40C) sampai 15

cm di atas pergelangan tangannya, selama 60 detik saja.

(3) Ukurlah tekanan darah pada detik ke-60 di dalam air es

(4) Ukurlah tekanan darah setelah perendaman dengan interval 2 menit sampai tekanan darah

menjadi kembali.

Prosedur Percobaan Pengukuran Denyut Nadi

Pengukuran denyut nadi dilakukan dengan teknik papasi, yaitu meletakkan jari di atas

A. Radialis dekat permukaan kulit di pergelangan tangan (bawah ibu jari).

Perhatikanlah pula kecepatan, irama, volume dan konturnya

(1) Minta orang coba untuk duduk

(2) Temukan tempat A. Radialis dengan benar dan rasakan dan hitung denyutan per menit

menggunakan dua jari (telunjuk dan tengah). Mulailah menghitung ketika jarum

panjang pada jam tangan menunjukkan angka 12.

(3) Hitung denyut dalam 60 detik atau 15 detik kemudian kalikan dengan 4. Ketika

melakukan hitungan jangan hanya melihat jam tangan, tetapi konsentrasi pada denyut

nadi. Rasakanlah kekuatannya.

(4) Jika merasa tidak yakin, lakukan penghitungan ulang sebanyak 3 kali.

(5) Jika kesulitan menghitung konsultasikan dengan instruktur.

(6) Ulangi percobaan 1 – 3 lakukan pada A. Brachialis. Pengukuran dilakukan dengan

meletakkan tangan orang coba agak fleksi.

(7) Ulangi percobaan 1 – 3 lakukan pada A. Karotis (tepat di bawah angulus mandibular).

dengan meletakkan kepala orang coba normal agak ekstensi.

8

Page 9: Laporan Praktikum Vital Sign

Gambar 2. Cara Pemeriksaan Denyut Nadi Pada A. Radialis, A. Brachialis dan A. Carotis

Prosedur Percobaan Pengukuran Frekuensi Nafas

Dudukkan orang coba dengan tenang. Pengukuran frekuensi nafas dilakukan dengan

memperhatikan dengan cermat naik turunnya dinding dada dan hitung jumlah naik turunnya

selama 60 detik. Perhatikan pula apakah ada Penyumbatan nafas, pola nafas. Apakah

ditunjukkan dengan kontraksi otot-otot leher atau otot-otot yang lain.

Prosedur Percobaan Pengukuran Suhu Tubuh

(1) Masukkan termometer ke dalam mulut (di bawah lidah) orang coba selama 3 menit.

(2) Perhatikan tinggi air raksa berada pada skala berapa. Lakukan percobaan sebanyak 2

kali.

(3) Lakukan pengukuran pada ketiak sebanyak 2 kali. Lihatlah apakah ada perbedaannya.

3.5 Prosedur Percobaan Pengukuran Tinggi Badan dan Berat Badan

(1) Ukurlah BB dan TB semua anggota kelompok.

(2) Hitunglah berapa BB ideal maksimal dan minimal.

(3) Hitung berapa IMT masing-masing.

(4) Masukkan dalam klasifikasi, anda termasuk klasifikasi yang mana.

9

Page 10: Laporan Praktikum Vital Sign

HASIL PERCOBAAN

2.2 Pengukuran Sikap Tubuh

Orang Para-

meter

Berbaring Duduk Berdiri

I II III rerata I I

I

II rerata I II II

I

rerata

Ke-1 Tangan

kanan

120/

80

110/

76

110/

80

113/78 90/7

5

90/7

5

90/7

5

90/75 110/

70

108/

80

108/

80

109/77

Tangan

kiri

110/

98

110/

80

110/

80

110/86 110/

60

110/

60

110/

60

110/60 110/

80

110/

80

110/

76

110/79

Ke-2 Tangan

kanan

100/

70

108/

80

98/8

0

102/77 101/

80

100/

69

101/

70

101/73 98/7

0

98/6

8

90/6

8

95/71

Tangan

kiri

108/

79

100/

70

99/6

9

102/73 98/7

8

98/7

0

96/6

8

97/72 108/

87

100/

80

101/

78

103/82

PERTANYAAN DAN JAWABAN PERCOBAAN TEKANAN DARAH

1. Apakah ada perbedaan hasil pengukuran darah dilakukan dengan tensimeter

konvensional dan digital?

Jawab: Jika dilihat melalui hasil dari rata-ratanya maka akan didapatkan hasil yang

tidak terlalu menunjukkan perbedaan yang terlalu jauh. Hanya dari ketelitiannya saja

yang berbeda.

2. Apakah ada perbedaaan hasil pengukuran darah dilakukan pada lengan kanan dan

kiri?

Jawab: Ada. Perbedaan yang nampak pada pengukuran ini adalah tekanan sistol pada tangan kanan menunjukkan hasil yang lebih tinggi dibandingkan dengan tangan kiri.

3. Apakah ada perbedaaan hasil pengukuran A.Radialis, A.Karotis,dan A. Brakialis?

Ada. Arteri Radialis yang berada pada pergelangan tangan tercatat paling banyak. Hal itu mungkin disebabkan karena arteri Radialis paling mudah untuk diraba.

4. Apakah ada perbedaaan Tekanan darah yang diukur dengan perbedaan posisi?

Jelaskan mengapa?

10

Page 11: Laporan Praktikum Vital Sign

Jawab: Iya ada perbedaan, karena tekanan darah orang yang berbaring, duduk dan

berdiri masing masing merupakan kegiatan yang berbeda dan energi yang digunakan

juga berbeda. Jadi perbedaan tersebut seperti pada saat berbaring dan duduk, tekanan

darah pada saat berbaring akan lebih rendah dibanding dengan saat duduk, karena

dengan berbaring, orang tersebut dalam keadaan relaksasi sehingga tekanan darah

tidak terlalu tinggi dibandingkan dengan posisi yang lain. Dan ketika seseorang

berbaring, maka jantung akan berdetak lebih sedikit dibandingkan saat ia

sedang duduk atau berdiri. Hal ini disebabkan saat orang berbaring, maka efek

gravitasi pada tubuh akan berkurang yang membuat lebih banyak darah mengalir

kembali ke jantung melalui pembuluh darah. Jika darahyang kembali ke jantung

lebih banyak, maka tubuh mampu memompa lebih  banyak darah setiap

denyutnya. Hal ini berarti denyut jantung yang diperlukan per menitnya untuk

memenuhi kebutuhkan darah, oksigen dan nutrisi akan menjadi lebih sedikit. Akan tetapi

dari percobaan yang kita lakukan terdapat kesalahan pada orang coba, mungkin kondisi fisik yang

menyebabkan kesalahan tersebut.

5. Sebutkan faktor apa saja yang mempengaruhi tekanan darah?

Jawab: Faktor-faktor yang menentukan tekanan darah adalah :- Faktor Fisiologis :a. Kelenturan dinding arterib. Volume darah, semakin besar volume darah maka semakin tinggi tekanan darah.c. Kekuatan gerak jantungd. Viscositas darah, semakin besar viskositas, semakin besar resistensi terhadap aliran.e. Curah jantung, semakin tinggi curah jantung maka tekanan darah meningkatf. Kapasitas pembuluh darah, makin basar kapasitas pembuluh darah maka makin tinggi tekanan darah. - Faktor Patologis:a. Posisi tubuh : Baroresepsor akan merespon saaat tekanan darah turun dan berusaha menstabilkan tekanan darah.b. Aktivitas fisik : Aktivitas fisik membutuhkan energi sehingga butuh aliran yang lebih cepat untuk suplai O2 dan nutrisi (tekanan darah naik).c. Temperatur : menggunakan sistem renin-angiontensin –vasokontriksi periferd. Usia : semakin bertambah umur semakin tinggi tekan darah (berkurangnya elastisitas pembuluh darah )e. Jenis kelamin : Wanita cenderung memiliki tekanan darah rendah karena komposisi tubuhnya yang lebih banyak lemak sehingga butuh O2 lebih untuk pembakaran.f. Emosi : Emosi Akan menaikan tekanan darah karena pusat pengatur emosi akan menset baroresepsor untuk menaikkan tekanan darah.

11

Page 12: Laporan Praktikum Vital Sign

6. Jelaskan kemungkinan yang dapat terjadi di bidang kedokteran gigi jika pada

penderita tidak dilakukan pengukuran tanda-tanda vital lebih dahulu?

Jawab: Jika tidak dilakukan pengukuran tanda-tanda vital lebih dahulu

kemungkinannya adalah ada pasien penderita hipertensi yang pada keadaan tekanan

darah lebih tinggi, gigi tidak boleh dicabut karena Saat tekanan darah sedang tinggi,

maka tekanan yang dihasilkan di pembuluh darah juga besar. Jika dilakukan cabut

gigi, maka bisa menyebabkan pendarahan atau darah susah sekali dihentikan.

2.3 Pengaruh latihan

Orang ParameterNadi

(kali/mnt)

Sistolo

(mmHg)

Diastole

(mmHg)

Ke-1 normal 68 96 57

Ke-1 3 menit

pertama109 94 73

6 menit 78 107 54

9 menit 73 101 52

11 menit 68 95 52

Ke-2 normal 91 108 68

Ke-2 3 menit

pertama133 124 67

6 menit 102 108 63

9 menit 94 106 62

11 menit 90 106 64

2.4 Pengaruh Stress : Cold Pressure Test

Orang Parameter Sistole (mmHg) Diastole (mmHg)

Ke-1 Pra-stress 96 62

30 detik 100 60

60 detik 95 63

Kel-2 Pra-stress 97 64

100 64

96 63

12

Page 13: Laporan Praktikum Vital Sign

2.5 Pengukuran Denyut Nadi

Orang

Coba

Jenis Kelamin Denyut Nadi (pada tiga tempat arteri)

Rusella P 84/menit

Ovi P 70/menit

Dila P 90/menit

Nabilah P 94/menit

PERTANYAAN PERCOBAAN DENYUT NADI

1. Mengapa mahasiswa kedokteran gigi harus mengukur denyut nadi sebelum melakukan tindakan operatif ?Jawab : Karena , sebelum seorang dokter gigi melakukan tindakan operatif, mereka harus melakukan anastesi terlebih dahulu dan sebelm tindakan anastesi dilakukan pemeriksaan fisik termasuk pengukuran denyut nadi yang bertujuan untuk mengetahui kondisi pasien dalam kondisi normal atau tidak, bisa saja pasien mengalami Aritmia, sehingga denyut nadinya cepat dan detak jantungnya tidak teratur sehingga dapat diindikasikan bahwa orang tersebut mungkin menderita kelainan jantung yang nantinya bisa menjadi suatu kondisi yang berbahasa seperti serangan jantung sehingga dapat mengakibatkan kematian.

2. Faktor apa saja yang mempengaruhi denyut nadi ?Jawab : Usia, tingkat aktivitas fisik, suhu udara, posisi tubuh, trauma, jenis kelamin, berat badan, keadaan psikis, ukuran tubuh, emosi, konsumsi obat-obatan. Wanita berumur 12 tahun ke atas umumnya memiliki denyut nadi lebih cepat dari pada laki-laki.

3. Apakah ada perbedaan pengukuran denyut nadi pada berbagai posisi tubuh ? Jelaskan mengapa !Jawab : Ada karena adanya perbedaan gaya gravitasi. pada saat berbaring denyut nadinya akan lebih rendah dibandingkan saat duduk atau berdiri, karena efek gravitasi tubuh akan berkurang yang membuat darah lebih banyak mengalir kembali ke jantung. Yang berarti denyut nadi yang diperlukan lebih sedikit.Sedangkan pada posisi berdiri, denyut nadinya akan meningkat karena darah yang kembali ke jantung lebih sedikit sehingga menyebabkan peningkatan detak jantung. Pada posisi duduk denyut nadi cenderung stabil karena jumlah darah yang tersedia bagi jantunguntuk dipompa menjadi meningkat.

4. Mengapa saat bekerja denyut nadi meningkat ?Jawab : Frekuensi nadi akan meningkat bila kerja jantung meningkat. Bila kita berlatih frekuensi denyut nadi dengan sendirinya akan meningkat sesuai dengan beratnya latihan yang dilakukan. Setelah latihan selesai frekuensi denyut nadi akan menurun. Orang yang terlatih nadi istirahatnya lebih lambat dibandingkan dengan orang yang tidak terlatih. Peningkatan denyut nadi berhubungan dengan peningkatan

13

Page 14: Laporan Praktikum Vital Sign

respirasi yang menyebabkan meningkatnya aktifitasnya otot-otot respirasi, sehingga dibutuhkan darah lebih banyak untuk menyuplai Oksigen dan nutrien melalui peningkatan aliran darah.

5. Bagaimana cara menentukan denyut nadi maksimal dan optimal ?

Jawab : Denyut nadi maksimal adalah maksimal denyut nadi yang dapat dilakukan

pada saat melakukan aktivitas maksimal.untuk menentukan denyut nadi maksimal

digunakan rumus 220-umur.

Menurut DR Suhantoro cara yang aman adalah mengukur denyut nadi

maksimal (DNM). DNM adalah denyut nadi maksimal yang dihitung berdasarkan

rumusan DNM = 220 - Umur, kemudian dikalikan dengan intensitas membakar lemak

60-70 persen DNM. DR Suhantoro mencontohkan orang yang berusia 40 tahun maka

DNM saat ia berolahraga adalah 220-40 = 180. Kemudian angka 180 dikalikan

dengan 60 persen untuk batas ringan dan 70 persen untuk batas atas yang hasilnya

108-126. Dengan mengetahui denyut nadi tersebut, maka orang yang berusia 40 tahun

harus berhenti sejenak dari olahraganya ketika denyut nadinya sudah melampaui 126.

Jika masih dipaksakan yang terjadi adalah kram jantung yang

membuat serangan jantung. "Sekali lagi perlu diperhatikan kondisi denyut jantung

saat berolahraga jangan sampai melebihi btas maksimal yang bisa membahayakan

jantung,"Jika sudah merasa melampaui dosis saat lari di futsal berikan saja bola-bola

itu ke orang lain yang masih kuat. Satu lagi saat istirahat minumlah air dengan suhu

15-16 derajat atau minuman manis dengan kadar gula 2,5-5 persen. "Minuman yang

terlalu dingin akan sulit diabsorb tubuh karena suhu tubuh setelah olahraga sedang

dalam kondisi panas," jelas Dr Suhantoro

2.6 Pengukuran Frekuensi Nafas

Orang Coba Jenis Kelamin Frekuensi Nafas ( / 60 detik )

Lady P 18/menit

Rusella P 22/menit

Ovi P 24/menit

14

Page 15: Laporan Praktikum Vital Sign

2.7 Pengukuran Suhu Tubuh

Orang Coba Lokasi Suhu Tubuh

Nanik Ketiak 36,2℃

Arie Mulut 37,2℃

Arie Ketiak 36,9℃

Dila Mulut 372 ,℃

PERTANYAAN DAN JAWABAN PERCOBAAN SUHU TUBUH

1. Mengapa pengukuran suhu tubuh di ketiak berbeda? Berapa perbedaannya?Jelaskan!

Jawab : Pada praktikum pengukuran suhu tubuh ini, adanya perbedaan suhu tubuh

yang mana rata-rata pada suhu aksila objek penelitian (OP) pada waktu istirahat

(tanpa perlakuan) 36,90C, sedangkan suhu oral (tanpa perlakuan) 37,20C . Hal tersebut

menunjukkan bahwa suhu oral lebih tinggi 0,30C daripada suhu aksila. Perbedaan ini

dikarenakan pengukuran suhu aksila merupakan pengukuran suhu di luar tubuh

sedangkan oral berada di dalam tubuh. Suhu di dalam tubuh (mukosa) lebih tinggi

dan mencerminkan suhu inti, sementara suhu di luar tubuh (kulit) tidak cepat

mengikuti perubahan suhu inti.

2. Kapan harus melakukan pengukuran suhu tubuh di rongga mulut atau pengukuran di bagian tubuh yang lain ?

Jawab : a.Aksila (Ketiak)

Pengukuran suhu tubuh dilakukan di aksila (ketiak) karena aman dan mudah

serta bisa dilakukan dalam jangka waktu yang lebih lama (9-15 menit) daripada

pengukuran di oral (mulut). Namun, pengukuran suhu di aksila kurang akurat karena

diletakkan di luar tubuh sehingga ada kemungkinan tertinggal dalam pengukuran suhu

inti pada waktu perubahan suhu yang cepat

b.Rektal

Rektal bisa dijadikan tempat pengukuran suhu tubuh karena daerah tersebut

banyak pembuluh darah , selain itu suhu rektal juga menunjukkan suhu inti.

Kerugiannya, pengukuran suhu di rektal tidak boleh dilakukan pada klien yang

mengalami bedah rektal dan nyeri pada area rektal. Waktu yang dibutuhkan dalam

pengukuran suhu di rektal adalah 3-5 menit.

15

Page 16: Laporan Praktikum Vital Sign

2.8 Pengukuran Berat Badan dan Tinggi Badan

Orang

Coba

Jenis

Kelamin

Berat

Badan

Tinggi

Badan

BB Ideal

maksimal

BB Ideal

minimal

IMT (Indeks

Massa

Tubuh)

Klasifikasi

Marus P 52 170 54 60 17,9 Kurus

Nabil P 42 150 36 40 18,6 Normal

Ovi P 44 158 43,2 48 17,6 Kurus

Nanik P 46 158 43.2 48 18,42 Kurus

PERTANYAAN DAN JAWABAN PENGUKURAN TINGGI BADAN DAN BERAT

BADAN

1. Apakah pengukuran TB dan BB diperlukan di bidang kedokteran gigi ?. Jelaskan untuk apa.Jawab : Iya, karena dari tinggi badan dan berat badan diperlukan dalam memperoleh informasi tambahan yang menegakkan diagnosis terutama yang berkaitan dengan hormonal metabolic. Selain itu, pengukuran TB dan BB juga dapat digunakan untuk mengetahui Indeks Massa Tubuh yang dapat digunakan untuk memprediksi kesehatan penderita.

2. Apakah akibat jika seseorang termasuk kurus beresiko dan apa pula akibat bagi yang terlalu gemuk ?. Jelaskan !.Jawab : Berikut adalah beberapa masalah kesehatan yang dapat dialami oleh mereka yang memiliki IMT kurang dari 18, yaitu:

a. OsteoporosisOsteoporosis adalah penipisan jaringan tulang atau hilangnya kepadatan tulang seiring dengan waktu. Osteoporosis terjadi apabila tubuh tidak mampu membentuk jaringan tulang baru, atau jaringan tulang yang telah ada diserap terlalu banyak oleh tubuh, atau keduanya..b.      Masalah reproduksiKeadaan sangat kurus pada wanita, menjadi salah satu penyebab beberapa masalah reproduksi pada wanita. Yang pertama, siklus menstruasi akan berhenti atau menjadi tidak teratur pada wanita yang terlalu kurus. Bukan hanya itu, wanita yang terlalu kurus, juga akan mengalami kesulitan saat akan konsepsi (terjadinya pembuahan), mereka juga sulit untuk mempertahankan kehamilannya. Pria yang terlalu kurus memiliki resiko untuk mengalami disfungsi seksual menetap sebanyak 22 kali lebih tinggi daripada orang dengan berat badan normal. Masalah-masalah seperti disfungsi ereksi, sakit saat berhubungan seksual atau ketidakmampuan untuk ejakulasi. Menurut penelitian juga terdapat hubungan antara berat badan pria dan kesehatan spermanya.

16

Page 17: Laporan Praktikum Vital Sign

c. AnemiaKebanyakan orang yang terlalu kurus sering mengalami kelelahan sepanjang waktu. Kekurangan energi dan fatigue atau kelemahan adalah meripakan gejala khas anemia. Anemia adalah penyakit yang terjadi saat tubuh mengalami kekurangan sel darah merah. Sel darah merah bertanggung jawab untuk transportasi oksigen menuju organ. Apabila sel darah merah kurang, maka oksigen yang diangkut menuju organ tubuh juga tidak memadai. Sehingga organ tubuh mengalami kekurangan oksigen, dan muncullah gejala anemia. Gejala lain dari anemia adalah, pucat, pusing, detak jantung tidak teratur, nafas pendek. Anemia disebabkan karena kekurangan zat besi, vitamin B-12 dan asam folat. Hal ini menjadi salah satu alasan lagi bagi penderita anoreksia untuk mengkonsumsi cukup makanan yang bergizi.d.      Rendahnya sistem imunSistem imun tubuh membutuhkan cukup sumber energi untuk dapat berfungsi dengan baik. Dan energi tersebut didapatkan dari makanan yang masuk ke tubuh kita. Bagi penderita anoreksia, karena energi yang masuk sedikit, maka sel-sel tubuh kurang maksimal dalam menghasilkan sistem imun. Sehingga orang yang terlalu kurus gampang terserang penyakit flu, bahkan dapat menjadi lebih parah, seperti kanker, yang dimulai dengan aktivitas sel yang abnormal.e.       Penyakit Jantung dan DiabetesPada penelitian, disebutkan bahwa orang yang memiliki gen kurus, memiliki kecenderungan untuk menyimpan lemak ditempat yang dalam, seperti disekitar jantung dan hati, daripada dibawah kulit. Dan studi menyatakan bahwa hal itu beresiko lebih tinggi untuk terjadinya diabetes dan serangan jantung dikemudian hari.

Akibat dari obesitas :a. Penyakit jantung dan strokMereka dengan IMT paling sedikit 30 mempunyai 50-100% peningkatan risiko kematian dibandingkan mereka dengan IMT 20-25.  Obesitas tipe buah apel mempunyai risiko hampir 3 kali untuk menderita penyakit jantung dibandingkan dengan BB normal. Meningkatnya lemak pada daerah perut secara spesifik dihubungkan dengan kekakuan pembuluh darah aorta, yaitu pembuluh darah arteri utama yang memberikan darah ke organ-organ tubuh.b. Tekanan darah tinggi

Hubungan antara obesitas dan hipertensi adalah kompleks dan mungkin menggambarkan interaksi faktor genetik, demografi dan biologik. Berbagai penelitian telah melaporkan bahwa penurunan BB bermanfaat untuk mengurangi tekanan darah.

c. Gagal jantung Suatu penelitian tahun 2002 melaporkan bahwa obesitas mungkin bertanggung jawab terhadap 11% gagal jantung pada pria dan 14 % pada wanita. Mekanismenya belum jelas.

d. Gangguan lemak darah (Dislipidemia)Efek obesitas pada kadar kolesterol adalah kompleks. Walaupun obesitas tidak mempunyai hubungan yang kuat dengan kadar kolesterol, tetapi  kadar trigliserida

17

Page 18: Laporan Praktikum Vital Sign

(TG) biasanya tinggi sedang kolesterol baik (HDL) cenderung menurun yang keduanya menyebabkan penyakit jantung.

e. Resistensi insulin dan DM tipe2Kebanyakan penderita DM tipe 2 adalah obesitas dan pada kenyataannya  memberikan kesan yang kuat bahwa penurunan BB dapat menjadi kunci di dalam mengontrol terhadap DM tipe 2, yang mempunyai kelainan berupa ketidakmampuan menggunakan insulin di dalam metabolisme glukosa.

f. Sindroma metabolik (sindroma X)Terdiri dari obesitas yang ditandai dengan penumpukan lemak pada daerah perut, gangguan kolesterol, hipertensi, dan resistensi insulin. Tampaknya faktor genetik berperanan, walaupun obesitas dan makan yang cepat memegang peranan penting di dalam perkembangan sindroma ini. Sindroma metabolik secara signifikan dihubungkan dengan penyakit jantung dan angka kematian yang lebih tinggi.

g. KankerObesitas dihubungkan dengan jenis kanker tertentu, dan beberapa ahli percaya bahwa kontrol BB yang efektif bagi anak2 dan dewasa dapat mengurangi kejadian kanker 30-40 %. Obesitas dapat meningkatkan risiko kanker dalam hubungannya dengan kadar hormon yang tinggi yang disebut growth factor, yang mana dapat merangsang pertumbuhan sel yang menyebabkan kanker.

18

Page 19: Laporan Praktikum Vital Sign

BAB III

PEMBAHASAN

3.1. Percobaan Pengukuran Tekanan Darah

Pada pengukuran tekanan darah ini didapatkan hasil yang berbeda-beda. Pada

penggunaan tensimeter konvensional hasil yang didapatkan lebih tinggi baik tekanan sistol

maupun diastolnya daripada menggunakan tensimeter digital. Begitu pula saat dilakukan

variasi posisi tubuh. Hasil yang paling tinggi menunjukkan pada posisi berbaring. Hal ini

disebabkan pada kondisi berbaring, gaya gravitasi mempengaruhi seluruh tubuh secara

uniform. Pada posisi tegak, selain akibat kontraksi jantung, pembuluh darah di bawah jantung

mendapat beban tambahan akibat perbedaan tinggi tingkat jantung dan pembuluh. Karena

peningkatan tekanan ini, darah mengumpul dalam pembuluh pengumpul venosa di

ekstremitas bawah sehingga isi sekuncup berkurang.

Pada pengukuran tekanan darah karena pengaruh latihan dapat dilihat bahwa tekanan

darah berbeda saat sebelum dimulainya aktivitas dan setelah berhenti aktivitas.

Pada percobaan pengaruh pengaruh dingin tekanan darah menurun dibandingkan

sebelum terkena dingin.

A. Pengukuran Posisi Sikap Tubuh

Dari percobaan yang telah kelompok kami kerjakan, ternyata sikap tubuh sangat

mempengaruhi terhadap tekanan darah pada saat itu juga, sehingga didapatkan hasil yang

bergitu berbeda dari berbagai posisi tubuh yang telah dilakukan. Seperti pada saat posisi

tubuh yang berbaring, maka dari pengukuran tekanan darah di dapatkan tekanan darah yang

lebih rendah dibandingkan dengan posisi tubuh saat berdiri dan saat tubuh, karena semua itu

dikarenakan tergantung kegiatan yang dilakukan sehingga tubuh juga memberikan reaksi

yang berbeda.

B. Pengaruh latihan

Pengaruh dari latihan yang dilakukan seperti percobaan dengan menaiki dan menuruni

kursi telah membuktikan bahwa ternyata tekanan darah orang yang latihan tersebut langsung

naik dan denyut nadinya juga kencang. Dari hal ini dapat kita ketahui bahwa latihan yang

berhubungan dengan kinerja otot dapat memicu cepatnya metabolisme tubuh sehingga tubuh

menjadi panas dan jantung berdetak cepat juga dikarenakan pengeluaran energi eksttra untuk

19

Page 20: Laporan Praktikum Vital Sign

latihan tersebut sehingga sebenarnya pengaruh latihan ini pula dapat meyebabkan frekuensi

pernafasan menjadi cepat walau tidak kita hitung dalam percobaan ini.

C. Pengaruh Stress : Cold Pressure Test

Setelah dilakukan percobaan pada teman kita yang memasukkan tanggannya pada air

es yang sangat dingin dapat diketahui bahwa tekanan atau Pressure dapat mempengaruhi

tekanan darah dan denyut nadi dari teman kita. Sehingga yang tadinya denyut nadi dan

tekanannya normal dapat menjadi agak naik dari yang kita ukur sebelum dimasukkan ke

dalam bak air es.

3.2 Pengukuran Denyut Nadi

Pengukuran deyut nadi yang dilakukan pada berbagai kondisi dapat memberikan hasil

yang berbeda beda dikarenakan suatu reaksi tubuh yang awalnya seperti pada saat kondisi

duduk biasa saja namun pada saat saat berdiri diketahui mempunyai denyut nadi yang lebih

cepat dibanding dari yang duduk. Hal tersebut membuktikan bahwa kondisi tubuh dapat

memberikan dampak bagi pengukuran denyut nadi pada berbagai keadaan.

3.3 Pengukuran Frekuensi Nafas

Pengukuran pernafasan yang kami lakukan menunnjukan adanya hasil bahwa telah

memenuhi kriteria normal yaitu antara 15 sampai dengan 20 kali permenit. Sehingga dari hal

ini kita dapat mengetahui bahwa orang tersebut tidak mempunyai gejala klinis apapun.

Karena kecepatan pernafasan dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti umur, jenis

kelamin, kondisi tubuh, kegiatan yang dilakukan dan lain-lain.

3.4 Pengukuran Suhu Tubuh

Pengukuran suhu tubuh ini dilakukan pada dua tempat yaitu pada oral dan aksial.

Didapatkan hasil di oral hanya 36,6℃ dan di bagian aksial menjadi 37℃. Hal tersebut telah

dijelaskan bahwa suhu tubuh di aksial cenderung lebih tinggi dari oral, namun suhu tubuh du

daerah oral mempunyai selisih 5℃. Karena memang di oral merupakan tempat yang suhunya

lebih rendah daripada di aksial sehingga memberikan hasil yang berbeda pula.

3.4 Pengukuran Tinggi Badan dan Berat Badan

Indeks massa tubuh orang coba normal yaitu berkisar 18 – 25. Tetapi ada yang indeks

massa tubuhnya 25,96 dan dikategorikan agak gemuk. Dari pengukuran indeks masa tubuh

20

Page 21: Laporan Praktikum Vital Sign

dapat diketahui bahwa seluruh anggota kelompok dalam keadaan yang normal. Bagi indeks

tubuhnya yang tidak normal akan terdapat berbagai macam resiko penyakit yang diderita oleh

orang tersebut seperti halnya penyakit diabetes mellitus, diabetes jenis ini akan meyerang

pada manusia yang mempunya IMT dibawah 18 dan orang orang yang obesitas, sehingga kita

perlu waspada dalam mejaga pola makan kita agar lebih sehat dan bergizi untuk keperluan

metabolisme tubuh.

21

Page 22: Laporan Praktikum Vital Sign

BAB 1V

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Dari hasil percobaan yang telah dilakukan dapat kita ketahui bahwa berbagai posisi

tubuh dapat mengakibatkan berubahnya tekanan darah, denyut nadi dan frekuensi

pernafasan..

1. Pengukuran tekanan darah dapat dilakukan dengan berbagai cara yaitu dengan digital,

sphygmomanometer, arenoid. Yang dapat dilakukan di di arteri brachialis, karotis,

dan fascialis.

Tekanan darah dipengaruhi oleh berbagai factor yaitu:

a. Alat yang digunakan.

b. Sikap tubuh ketika pengukuran.

c. Aktivitas.

d. Pengaruh stress atau psikis.

e. Jenis kelamin.

2. Denyut nadi setiap orang berbeda. Faktor-faktornya:

a. Jenis kelamin.

b. Berat badan.

c. Tempat penghitungan denyut nadi (arteri).

d. Aktivitas.

e. Faktor psikis.

3. Pernafasan normal pada orang dewasa adalah 15-20 kali/menit saat istirahat

Faktor yang mempengaruhi frekuensi nafas:

a. Jenis kelamin.

b. Aktivitas.

c. Berat badan.

d. Faktor psikis.

4. Suhu tubuh normal adalah 36.5-37.2 derajat celcius yang dapat dilakukan dengan

melalui oral, rektal, aksial, dan telinga.

Faktor yang mempengaruhi suhu tubuh:

a. Jenis kelamin.

b. Aktivitas.

22

Page 23: Laporan Praktikum Vital Sign

c. Kesehatan.

d. Tempat mengukur suhu tubuh.

e. Alat yang digunakan.

5. Pengukuran berat badan dan tinggi badan dapat digunakan untuk menentukan Indeks

Massa Tubuh sehingga dapat diketahui termasuk dalam golongan yang mana. IMT

yang normal berkisar antara 18-25 kg/m2. Dan juga pada percobaan Indeks Massa

Tubuh kita dapat mengetahui beberapa resiko dari kurangnya IMT atau kelebihan

IMT sehingga kita harus dapat mejaga pola makan dengan teratur dan seimbang

23

Page 24: Laporan Praktikum Vital Sign

BAB V

DAFTAR PUSTAKA

Guyton, Arthur C dan Hall. 2007. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta: EGC

Sloane, Ethel. 2001. Anatomi dan Fisiologi untuk Pemula. Jakarta: EGC

24