laporan praktikum uji pengaruh ph

30
LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA PANGAN ENZIM II UJI PENGARUH pH Diajuakan untuk memenuhi persyaratan Praktikum Biokimia Pangan Oleh : Nama : Shinta Selviana NRP :123020011 Kel /Meja : A/5 (Lima) Asisten :Noorman Adhi Tridhar Tgl . Percobaan :30 April 2014 LABORATORIUM BIOKIMIA PANGAN JURUSAN TEKNOLOGI PANGAN

Upload: shinta-selviana

Post on 28-Dec-2015

280 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan Praktikum Uji Pengaruh PH

LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA PANGAN

ENZIM IIUJI PENGARUH pH

Diajuakan untuk memenuhi persyaratan Praktikum Biokimia Pangan

Oleh :Nama : Shinta SelvianaNRP :123020011Kel /Meja : A/5 (Lima)Asisten :Noorman Adhi TridharTgl . Percobaan :30 April 2014

LABORATORIUM BIOKIMIA PANGANJURUSAN TEKNOLOGI PANGAN

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS PASUNDAN

BANDUNG 2014

Page 2: Laporan Praktikum Uji Pengaruh PH

Laboratorium Biokimia pangan ENZIM II (Uji Pengaruh pH)

I PENDAHULUAN

Bab ini akan menguraikan mengenai : (1) Latar Belakang percobaan, (2) Tujuan Percobaan, (3) Prinsip Percobaan, dan (4)Reaksi Percobaan.

1.1.Latar Belakang PercobaanEnzim adalah biokatalisator organik yang dihasilkan

organisme hidup di dalam protoplasma, yang terdiri atas protein atau suatu senyawa yang berikatan dengan protein. Enzim mempunyai dua fungsi pokok sebagai berikut. 1. Mempercepat atau memperlambat reaksi kimia. 2. Mengatur sejumlah reaksi yang berbeda-beda dalam waktu yang sama.

Enzim disintesis dalam bentuk calon enzim yang tidak aktif, kemudian diaktifkan dalam lingkungan pada kondisi yang tepat. Misalnya, tripsinogen yang disintesis dalam pankreas, diaktifkan dengan memecah salah satu peptidanya untuk membentuk enzim tripsin yang aktif. Bentuk enzim yang tidak aktif ini disebut zimogen. Enzim tersusun atas dua bagian. Apabila enzim dipisahkan satu sama lainnya menyebabkan enzim tidak aktif. Namun keduanya dapat digabungkan menjadi satu, yang disebut holoenzim. Kedua bagian enzim tersebut yaitu apoenzim dan koenzim (Mustahib, 2011).

1.2. Tujuan PercobaanTujuan dari uji pengaruh pH adalah untuk mengetahui

pengaruh pH pada suatu enzim.

1.3.Prinsip Percobaan

Prinsip percobaan uji pengaruh pH adalah bedasarkan pada semakin tinggi pH maka aktifitas enzim semakin tinggi akan tetaapi apabila melewati batas optimus aktivitas enzim menurun,

Page 3: Laporan Praktikum Uji Pengaruh PH

Laboratorium Biokimia pangan ENZIM II (Uji Pengaruh pH)

1.4.Reaksi percobaan

Gambar 1. Reaksi Uji Pengaruh pH

E + S⇌ES E + P

Page 4: Laporan Praktikum Uji Pengaruh PH

Laboratorium Biokimia pangan ENZIM II (Uji Pengaruh pH)

II METODE PERCOBAAN

Bab ini akan menguraikan mengenai : (1) Bahan yang Digunakan, (2) Pereaksi yang Digunakan, (3) Alat yang Digunakan, dan (4) Metode percobaan

2.1. Bahan yang DigunakanBahan yang di gunakan dalam uji pengaruh pH

adalah sampel a ( pir ) dan sampel b (kacang kedelai).

2.2. Pereaksi yang Digunakan Pereaksi yang di gunakan dalam uji pengarh pH

adalah katekol, urea , pp , buffer 1 , buffer4, buffer 7 , buffer 10 .2.3. Alat yang Digunakan

Alat yang di gunakan dalam uji pengaruh pH adalah tabung reaksi sejumblah sampel , pipiet tetes , dan indikator pH.2.4. Metode Percobaan

Metode percobaan yang digunakan dalam Uji konsentrasi substrat adalah seperti gambar di bawah ini:

Page 5: Laporan Praktikum Uji Pengaruh PH

Laboratorium Biokimia pangan ENZIM II (Uji Pengaruh pH)

Gambar 2. Metode Percobaan Uji Pengaruh pH

Page 6: Laporan Praktikum Uji Pengaruh PH

Laboratorium Biokimia pangan ENZIM II (Uji Pengaruh pH)

III HASIL PENGAMATAN

Bab ini akan menguraikan mengenai : (1) Hasil Pengamatan dan, (2) Pembahasan.

3.1. Hasil Pengamatan

ekstrak ekstrak pH awal

pH akhir

pH setelah

di panasak

an

Hasil Ket

A

KATEKOL

7 1 0 +

7 4 4 -

7 7 7 -

7 10 6 +

BUREA

7 1 3 +

7 4 9 +

7 7 9 +

7 10 69 +

Tabel 1. Hasil Pengamatan Uji Konsentrasi Substrat

Keterangan : + Enzim aktif bekerja- Enzim tidak aktif bekerja

Sumber : Hasil I : Shinta dan Fitriani, Kelompok A, Meja 5, 2014

Hasil II : Laboratorium Biokimia Pangan, 2014

Page 7: Laporan Praktikum Uji Pengaruh PH

Laboratorium Biokimia pangan ENZIM II (Uji Pengaruh pH)

Gambar 3. Hasil Pengamatan Uji

3.2 Pembahasan

Berdasarkan hasil pengamatan, dapat disimpulkan bahwa ekstak kedelai dan ekstrak pir enzim dapat bekerja aktif, karena terjadi perubahan warna dan pH berubah.

Enzim adalah suatu protein dan dihasilkan oleh sel hidup. Enzim adalah protein yang mempunyai fungsi khusus. Enzim bekerja dalam mengkatalisis reaksi kimia (biokimia) yang berlangsung di dalam sel itu sendiri. Sebagai contoh adalah enzim α-amylase (dikenal juga sebagai enzim ptyalin) yang berperan dalam mengkatalisis reaksi pemecahan pati menjadi unsur penyusunnya yang lebih sederhana. Enzim ini dihasilkan secara alami di mulut bersam-sama dengan ludah (saliva) .

Dalam tubuh manusia sendiri ada berjuta-juta enzim yang mana peran masingmasing enzim tersebut sangat spesifik. Untuk itulah kemudian ada suatu sistem penamaan enzim. Dalam tata cara penamaan enzim, biasanya diawali dengan nama substrat dan diakhiri dengan akhiran –ase. Sebagai contoh adalah enzim sucrase, enzim ini berperan secara spesifik dalam menghidrolisis sukrosa. Lalu ada lagi enzim lipase, yang berperan dala mhidrolisis lemak (lipid). Aktivitas enzim ternyata dipengaruhi banyak faktor. Faktor-faktor tersebut menentukan efektivitas kerja suatu enzim. Apabila faktor pendukung tersebut berada pada kondisi yang optimum, maka kerja enzim juga akan maksimal. Beberapa faktor yang mempengaruhi kerja enzim: a. Substrat

Page 8: Laporan Praktikum Uji Pengaruh PH

Laboratorium Biokimia pangan ENZIM II (Uji Pengaruh pH)

Enzim mempunyai spesifitas yang tinggi. Apabila substrat cocok dengan enzim maka kinerja enzim juga akan optimal. b. pH (keasaman)

Enzim mempunyai kesukaan pada pH tertentu. Ada enzim yang optimal kerjanya pada kondisi asam, namun ada juga yang optimal pada kondisi basa. Namun kebanyakan enzim bekerja optimal pada pH netralc. Waktu

Waktu kontak/reaksi antara enzim dan substrat menentukan efektivitas kerja enzim. Semakin lama waktu reaksi maka kerja enzim juga akan semakin optimum. d. Konsentrasi / jumlah enzim

Konsentrasi enzim berbanding lurus dengan efektivitas kerja enzim. Semakin tinggi konsentrasi maka kerja enzim akan semakin baik dan cepat. e. Suhu

Seperti juga pH. Semua enzim mempunyai kisaran suhu optimum untuk kerjanya. f. Produk Akhir

Reaksi enzimatis selalu melibatkan 2 hal, yaitu substrat dan produk akhir. Dalam beberapa hal produk akhir ternyata dapat menurunkan produktivitas kerja enzim.

Kemampuan mengkatalis suatu reaksi berhubungan dengan struktur dari molekul protein tersebut, sehingga bila faktir lingkungan mempengaruhi struktur protein maka juga akan mempengeruhi aktifitas enzim. Faktor yang mempengaruhi utama adalah pH dan suhu (Yuniastuti, hlm 45, 2006).

Bila pH lebih rendah atau kadar H+ meningkat, maka gugus yang bermuatan negatif menjadi terprotonisasi, karena itu menetralkan muatan negatif. Bila pH menungkat atau konsentrasi OH- meningkat maka gugus yang bermuatan positif bersosiasi sehingga dinetralkan (Yuniastuti, hlm 45, 2006).

Page 9: Laporan Praktikum Uji Pengaruh PH

Laboratorium Biokimia pangan ENZIM II (Uji Pengaruh pH)

sel, sebagai katalis yang efisien, serta mempunyai derajat kekhasan yang tinggi. Sifat-sifat Enzim adalah sebagai berikut:

a. Enzim hanya mengubah kecepatan reaksi, artinya enzim tidak mengubah produk akhir yang dibentuk atau mempengaruhi keseimbangan reaksi, hanya meningkatkan laju suatu reaksi.

b. Enzim bekerja secara spesifik, artinya enzim hanya mempengaruhi substrat tertentu saja.

c. Enzim merupakan protein. Oleh karena itu, enzim memiliki sifat seperti protein. Antara lain bekerja pada suhu optimum, umumnya pada suhu kamar. Enzim akan kehilangan aktivitasnya karena pH yang terlalu asam atau basa kuat, dan pelarut organik. Selain itu, panas yang terlalu tinggi akan membuat enzim terdenaturasi sehingga tidak dapat berfungsi sebagai mana mestinya.

d. Enzim diperlukan dalam jumlah sedikit. Sesuai dengan fungsinya sebagai katalisator, enzim diperlukan dalam jumlah yang sedikit.

e. Enzim bekerja secara bolak-balik. Reaksi-reaksi yang dikendalikan enzim dapat berbalik, artinya enzim tidak menentukan arah reaksi tetapi hanya mempercepat laju reaksi sehingga tercapai keseimbangan. Enzim dapat menguraikan suatu senyawa menjadi senyawa-senyawa lain. Atau sebaliknya, menyusun senyawa-senyawa menjadi senyawa tertentu (Mustahib, 2011).

Larutan buffer atau larutan penyangga adalah larutan yang dipakai untuk mempertahankan harga pH tertentu agar tidak mengalami perubahan yang signifikan pada saat reaksi kimia itu terjadi. Perubahan sifat zat baik asam atau basa pada sebuah reaksi kimia akan sangat mempengaruhi hasil dari reaksi kimia yang akan dihasilkan. Agar produk suatu reaksi kimia sesuai dengan apa yang kita harapkan, maka campuran larutan pembentuknya harus lah memiliki harga pH

Page 10: Laporan Praktikum Uji Pengaruh PH

Laboratorium Biokimia pangan ENZIM II (Uji Pengaruh pH)

yang konstan, artinya tidak berubah dari asam ke basa atau sebaliknya (Al-ma’rab, 2012),

Secara umum, larutan buffer atau penyangga terdiri dari dua jenis, yaitu sebagai berikut:

1. Larutan buffer yang bersifat asam Larutan buffer yang bersifat asam terdiri dari

campuran antara asam lemah dan basa konjugasinya. Larutan ini berfungsi untuk mempertahankan harga pH pada suasana asam yakni pada kisaran pH kurang dari 7. Apabila teman-teman melakukan reaksi kimia yang menghendaki suasana asam dengan kisaran pH kurang dari 7, maka larutan buffer yang teman-teman gunakan adalah larutan buffer yang bersifat asam. Cara membuat larutan buffer yang bersifat asam, selain dengan mencampurkan antara asam lemah dengan garamnya (basa konjugasinya), bisa juga dibuat dengan mencampurkan asam lemah dan basa kuat, dimana asam lemah ditambahkan dengan jumlah yang berlebih. Pada umumnya, basa kuat yang digunakan dalam pembuatan larutan buffer yang bersifat asam adalah basa-basa seperti natrium, kalium, kalsium, barium dan sebagainya. Reaksi yang terjadi adalah:

CH3COO-(aq) + H+(aq) → CH3COOH(aq)CH3COOH(aq) + OH-(aq) → CH3COO-(aq) + H2O(l)

2. Larutan buffer yang bersifat basa Larutan buffer yang bersifat basa terdiri dari campuran

basa lemah dan asam konjugasinya. Larutan buffer tersebut berfungsi untuk mempertahankan harga pH sebuah larutan yang berada pada kisaran angka di atas 7. Apabila teman-teman melakukan sebuah reaksi kimia yang mengharuskan kondisi pH di atas 7, maka teman-teman menggunakan larutan buffer yang bersifat basa untuk melakukan reaksi kimia tersebut agar dapat menghasilkan produk reaksi sesuai yang diinginkan. Cara lain dalam membuat larutan penyangga yang bersifat basa adalah dengan

Page 11: Laporan Praktikum Uji Pengaruh PH

Laboratorium Biokimia pangan ENZIM II (Uji Pengaruh pH)

mencampurkan basa lemah dengan asam kuat, dimana jumlah basa lemah ditambahkan dalam jumlah yang berlebih. Reaksinya adalah sebagai berikut (Al-ma’rab, 2012)

NH3 (aq) + H+(aq) → NH4+ (aq)NH4+ (aq) + OH-(aq) → NH3 (aq) + H2O(l)

Berikut ini merupakan komposisi untuk membuat larutan buffer dengan nilai pH mendekati nilai pH yang diperlukan. takaran bobot berikut adalah untuk konsentrasi 0,1 M dilarutkan dalam 1,0 liter. sehingga perbandingannya [asam]:[konjugat].

Pada beberapa larutan diperlukan beberapa tetes penambahan HCl 6M atau NaOH 6M ke dalam satu liter larutan sambil diukur dengan pH meter.

buffer pH 2,1 Asam Fosfat 85% H3PO4 6.8 mL + Kalium dihidrogen fosfat , KH2PO4 12.8 g

Buffer pH 2,8 asam hidroklorida HCl, 8.6 mL + Kalium hidrogen ftalat KHC8H4O4, 20.4 g

buffer pH 4,1 asam metil suksinat, HO2CCH2CH2CO2H, 11.8 g + kalium metil suksinat, HO2CCH2CH2CO2Na, 14.0 g

buffer pH 7,2 kalium fosfat, KH2PO4, 12.8 g + Dikalium fosfat, K2HPO4 15.8 g

buffer pH 10,2 Sodium bicarbonate, NaHCO3, 8.4 g + Sodium carbonate, Na2CO3, 10.6 g.

Semua enzim dan aktivitas enzim cukup peka terhadap perubahan derajat keasaman (pH). Aktivitas enzim menjadi terhenti jika diperlakukan pada asam basa yang bersifat kuat sekali. Pada umumnya, aktivitas enzim efektif di kisaran pH lingkungan yang sempit. Di luar zona pH maksimal tersebut,

Page 12: Laporan Praktikum Uji Pengaruh PH

Laboratorium Biokimia pangan ENZIM II (Uji Pengaruh pH)

kenaikan maupun penurunan pH mengakibatkan aktivitas enzim menurun secara cepat. Contohnya enzim pencerna pada lambung memiliki pH optimal 2 sehingga aktivitas enzim hanya mampu bekerja saat kondisi sangat asam. Pengaruh pH terhadap aktifitas enzim dapat termonitor karena enzim terdiri atas protein. Jumlah muatan positif dan negatif yang ada dalam molekul protein dan bentuk dari permukaan protein sebagiannya oleh pH.

Berdasarkan hasil pengamatan diperoleh enzim padaekstrak kedelai aktif pada pH 1-10, enzim pada ekstrak pir gaktif pada pH 1 , 4, 7, dan 10 . Seperti protein pada umumnya, struktur ion enzim tergantung pada pH lingkungannya. Enzim dapat berbentuk ion positif, ion negatif, atau ion bermuatan ganda (zwitter ion).Dengan demikian perubahan pH lingkungan akanberpengaruh terhadap struktur ion pada enzim, pH rendahatau pH tinggi dapat pula menyebebkan terjadinya proses denaturasi dan ini akan mengakibatkan menurunnya aktivitasenzim Kedelai Kacang kedelai mengandung kalsium, besi, potassiumdan fosfor. Kacang kedelai juga kaya akan vitamin Bkompleks. Kacang kedelai merupakan salah satu yangmengandung protein tinggi, makanan yang berkalsium tinggi,kacang kedelai juga unik karena bebas dari racun kimia. enzim pH optimum pH

Grafik 4. Hubungan pH dengan Aktivitas

Page 13: Laporan Praktikum Uji Pengaruh PH

Laboratorium Biokimia pangan ENZIM II (Uji Pengaruh pH)

Enzim Dari bentuk kurva pada gambar, tampak bahwa ada suatu pH tertentu atau daerah pH yang dapat menyebabkan kecepatan reaksi paling tinggi. pH tersebut dinamakan pH optimum (Poedjiadi,2005). Aktivitas maksimum dicapai pada suatu pH tertentu dan penyimpangan-penyimpangan dari pH tersebut menyebabkan berkurangnya aktivitas (Pelczar, 1986).

Molekul atau ion yang menghambat kerja enzim disebut inhibitor. Hambatan terhadap aktivitas enzim dalam suatu reaksi kimia ini mempunyai arti penting karena hambatan tersebut merupakan mekanisme pengaturan reaksi-reaks iyang terjadi dalam tubuh. Di samping itu hambatan ini dapat memberikan gambaran lebih jelas mengenai mekanisme kerja enzim (Poedjiadi, 2005).

A32ktivitas suatu enzim dapat dihambat atau diperlambatatau juga dihentikan oleh zat-zat kimiawi melalui berbagaicara. Hambatan enzim dapat dikelompokkan ke dalam tipenon-reversible, reversible, dan alosterik (Poedjiadi, 2005). Hambatan non-reversible dapat terjadi karena inhibitorbereaksi tidak reversibel dengan bagian tertentu pada enzim.Dengan demikian mengurangi aktivitas katalitik enzim tersebut(Poedjiadi, 2005).

Hambatan non-reversible biasanya menyangkutmodifikasi atau menjadi tidak aktifnya satu atau lebih gugusanfungsional enzim tersebut (Pelczar, 1986). Ada 2 tipe utama hambatan reversibel, yaitu kompetitifdan non-kompetitif. Hambatan kompetitif dapat dibalik dengancara menambah konsentrasi substrat sedangkan non-kompetitif tidak dapat (Pelczar, 1986). Hambatan kompetitif disebabkan karena ada molekulyang mirip dengan substrat yang dapat pula membentukkompleks enzim inhibitor (EI). Pembentukan kompleks EI inisama dengan pembentukan kompleks ES, yaitu melaluipenggabungan inhibitor dengan enzim pada bagian aktifenzim (Poedjiadi, 2005).

Page 14: Laporan Praktikum Uji Pengaruh PH

Laboratorium Biokimia pangan ENZIM II (Uji Pengaruh pH)

Inhibitor kompetitif dapat menghalangi terbentuknyakompleks ES dengan cara membentuk kompleks EI. Berbeda dengan kompleks ES, kompleks EI ini tidak dapat membentukhasil reaksi P (Poedjiadi, 2005). Dengan demikian adanya inhibitor bersaing dapatmengurangi peluang bagi terbentuknya kompleks ES dan halini menyebabkan berkurangnya kecepatan reaksi(Poedjiadi, 2005).

Pengaruh inhibitor dapat dihilangkan dengan cara menambah substrat dalam konsentrasi besar. Padakonsentrasi substrat sangat besar, peluang terbentuknya kompleks ES juga makin besar. Kecepatan reaksi maksimum dapat tercapai pada konsentrasi substrat yang besar(Poedjiadi, 2005).

Hambatan non-kompetitif tidak dipengaruhi olehbesarnya konsentrasi substrat dan inhibitor yang melakukannya disebut inhibitor non-kompetitif. Dalam hal ini inhibitor dapat bergabung dengan enzim pada suatu bagian enzim di luar bagian aktif. Penggabungan antara inhibitor dengan enzim ini terjadi pada enzim bebas atau pada enzim yang teah mengikat substrat yaitu kompleks enzim substrat(Poedjiadi, 2005).

Penggabungan inhibitor dengan enzim bebas menghasilkan kompleks EI sedangkan penggabungan dengan kompleks ES menghasilkan ESI. Baik kompleks EI maupun ESI bersifat inaktif. Ini berarti bahwa kedua kompleks tersebut tidak dapat menghasilkan hasil reaksi yang diharapkan(Poedjiadi, 2005).

Kelompok enzim yang bersifat tidak termasuknon-reversible dan reversible disebut alosterik. Hambatanyang terjadi pada enzim alosterik dinamakan hambatanalosterik sedangkan inhibitor yang menghambat dinamakaninhibitor alosterik (Poedjiadi, 2005).

Bentuk molekul inhibitor alosterik ini berbeda dengan molekul substrat. Lagipula inhibitor alosterik berikatan dengan

Page 15: Laporan Praktikum Uji Pengaruh PH

Laboratorium Biokimia pangan ENZIM II (Uji Pengaruh pH)

enzim pada tempat di luar bagian aktif enzim. Dengan demikian hambatan ini tidak akan dapat diatasi dengan penambahan sejumlah besar substrat. Terbentuknya ikatanantara enzim denagn inhibitor mempengaruhi konformasienzim sehingga bagian aktif mengalami perubahan bentuk.Akibatnya ialah penggabungan substrat pada bagian aktifenzim terhambat (Poedjiadi, 2005),

Enzim memiliki spesifitas atau kekhasan terhadapsubstrat, katalis juga menampakkan spesifitas atau kekhususan, Artinya suatu katalis tertentu akan berfungsi pada suatu jenis reaksi tertentu (Pelczar, 1986).

Suatu enzim bekerja secara khas terhadap suatusubstrat tetentu, kekhasan inilah ciri suatu enzim. Ini sangatberbeda dengan katalis lain (bukan enzim) yang dapat bkerjaterhadap berbagai macam reaksi. Enzim urease hanya bekerja terhadap urea sebagai substratnya. Ada juga enzimyang bekerja terhadap kebih dari satu substrat namun enzimtersebut mempunyai kekhasan tertentu (Poedjiadi, 2005).

Kekhasan terhadap suatu reaksi disebut kekhasan reaksi.Suatu asam amino tertentu sebagai substrat dapat mengalamiberbagai reaksi dengan berbagai enzim (Poedjiadi, 2005).

Khasnya, satu molekul enzim dapat mengkatalisperubahan 10 sampai 1000 molekul substrat (senyawa yangdikenai proses oleh enzim) per detik. Reaksi-reaksi yangdikatalisis oleh enzim seringkali berlangsung beberapa ribusampai lebih dari satu juta kali lebih cepat daripadareaksi-reaksi yang sama tetapi tidak dikatalisis oleh enzim.Menurut perhitungan, penguraian protein dalam prosespencernaan manusia akan memakan waktu lebih dari 50 tahun dan bukannya beberapa jam saja tanpa bantuankerja enzim (Pelczar, 1986).

Page 16: Laporan Praktikum Uji Pengaruh PH

Laboratorium Biokimia pangan ENZIM II (Uji Pengaruh pH)

Pengendalian pH sehingga mempengaruhi aktivasi enzim sangat diperlukan dalam praktek teknologi pangan. Dalam industri pangan di mana penggunaan enzim mempunya iperanan penting, pengaturan pH harus ditunjukkan untukmendapatkan keaktifan enzim yang maksimal. Sebaliknya, didalam proses pengolahan pangan, keaktifan enzm tertentutidak dikehendaki, sehingga harus dicegah atau dihambat.(Winarno, 1992).

Faktor-faktor yang mempengaruhi kerja enzim, diantaranyakonsentrasi enzim, konsentrasi substrat, pengaruh suhu,pengaruh pH, pengaruh inhibitor, pengaruh koenzim(Poedjiadi, 2005).

Suasana yang terlalu asam atau alkalis menyebabkan denaturasi protein dan hilangnya secara total aktivitas enzim.Pada sel hidup, perubahan pH sangat kecil. Enzim hanya aktifpada kisaran pH yang sempit. Oleh karena itu media harusbenar-benar dipelihara dengan menggunakan buffer (larutanpenyangga). Jika enzim memiliki lebih dari satu substrat,maka pH optimumnya akan berbeda pada suatu substrat).Tiap enzim memiliki karakteristik pH optimal dan aktif dalamrange pH yang relatif kecil, dalam banyak kasus, bentuk kurvamenandakan dari keaktifan enzim berbanding pH yangterkandung di dalamnya (Rosalia, 2011).

Pada enzim yang mengandng urease ditambahkanindikator PP berfungsi sebagai memperjelas perubahan yangterjadi. PP dapat diganti dengan indikator lainnya, asalkanbersifat sesama basa, misalnya methilen blue. Larutan penyangga (buffer) adalah larutan yang dapatmenjaga atau mempertahankan pH-nya dari penambahanasam, basa, maupun pengenceran oleh air. pH larutan buffertidak berubah (konstan) setelah penambahan sejumlah asam,basa, maupun air. Larutan buffer mampu menetralkan penambahan asam maupun basa dari luar (Andy, 2009).

Page 17: Laporan Praktikum Uji Pengaruh PH

Laboratorium Biokimia pangan ENZIM II (Uji Pengaruh pH)

Larutan buffer merupakan campuran dari asam lemah dan basa konyugasinya maupun basa lemah dan asamkonyugasinya. Sebagai contoh, campuran dari larutanCH3COOH (asam lemah) dan larutan CH3COONa membentuk larutan buffer asam(Andy, 2009).

Mekanisme kerja larutan buffer adalah menetralkan asammaupun basa dari luar. Masing-masing komponen dalamlarutan buffer mampu menetralkan asam maupun basa dariluar. Dalam larutan buffer asam. Sebagai contoh,CH3COOH/CH3COONa, terjadi kesetimbangan sebagaiberikut : - + CH3COOH(aq) + H2O(l) CH3COO (aq)⇌ + H3O (aq) Gambar 10. Reaksi Kesetimbangan Larutan Buffer Komponen asam lemah dan basa konyugasi dalamlarutan buffer asam membentuk sistem kesetimbangan asamlemah. Saat sejumlah larutan asam ditambahkan dari luar, - +komponen CH3COO bekerja untuk menetralkan ion H larutanasam. Akibatnya, kesetimbangan bergeser ke arah kiri. -Jumlah ion CH3COO akan berkurang dan sebaliknya, jumlahmolekul CH3COOH akan meningkat (Andy, 2009).

Pada hasil pengamatan pH ada yang naik dan ada yang turun. Hal tersebut disebabkan pH tersebut menyesuaikandengan pH optimumnya pada kondisi 1 atm dan suhu ruang. Pada pengukuran pH awal dan pH akhir digunakan suatuindikator universal. Secara umum, indikator merupakan suatuzat yang memiliki warna yang kuat atau warna tersebut hilangatau berubah jika zat tersebut direaksikan dengan zat yanglain. pH optimum dari urease adalah 7,4 (Nursiam, 2010). Enzim pada katekol adalah katekin. Kateik memiliki pHoptimum 4-8 (Syah, 2010).

Page 18: Laporan Praktikum Uji Pengaruh PH

Laboratorium Biokimia pangan ENZIM II (Uji Pengaruh pH)

IV KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini akan menguraikan mengenai : (1) Kesimpulan dan (2) Saran.

4.1 Kesimpulan

Berdasarakan hasil pengamatan didapatakan bahwa untuk sampel A yaitu buah pir aktif bekerja pada pada pH 1 dan 10 sedangkan untuk sampel B yaitu kacang koro aktif pada pH 1, 4, 7, 10.

4.2 Saran

Sebaiknya praktikan memahami terlebih dahulu metodeyang akan dilakukan. Saat mengambil sampel berbedasebaiknya menggunakan pipet berbeda agar sampel tidakbercampur dan alat yang digunakan harus dalam keadaanbersih.

Page 19: Laporan Praktikum Uji Pengaruh PH

Laboratorium Biokimia pangan ENZIM II (Uji Pengaruh pH)

Daftar Pustaka

Al-ma’rab, Nafi’ah. (2012) Apa itu Larutan Penyangga atau Buffer?. http://informasitips.com. Diakses 4 April 2014

Fardiaz, Srikandi. (1992). Mikrobiologi Pangan 1. PT Gramedia Pustaka Utama : Jakarta.Fauziah,

Lisna.(2011). Pengaruh Suhu, pH, Konsentrasi Enzim Terhadap Kecepatan Reaksi Enzimatis. http://chocolate-purplepharmacy.blogspot.com. Akses : 21 Maret 2012.

Michael J..(1986). Dasar-dasar Mikrobiologi. Penerbit Universitas Indonesia : Jakarta.

Mustahib, (2011). ENZIM, http://biologi.blogsome.com. Diakses 4 April 2014

Poedjiadi, Anna. (2005). Dasar-Dasar Biokimia. Edisi revisi, Universitas Indonesia-press: Jakarta.

Siregar, Amelia. (2010). Enzim dan Peranannya. http://www.chem-is-try.org. diakses 4 April 2014.

Yuniastuti, (2006). Biokimia. Graha Ilmu: Yogyakarta.

Page 20: Laporan Praktikum Uji Pengaruh PH

Laboratorium Biokimia pangan ENZIM II (Uji Pengaruh pH)

Page 21: Laporan Praktikum Uji Pengaruh PH

Laboratorium Biokimia pangan ENZIM II (Uji Pengaruh pH)

Page 22: Laporan Praktikum Uji Pengaruh PH