laporan praktikum transformator hubung singkat
DESCRIPTION
mengetahui perbandingan nilai-nilai yang terukur antara trafo 2 belitan dan autotrafoTRANSCRIPT
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK TENAGA LISTRIK
TRANSFORMATOR HUBUNG SINGKAT
Kelompok 3 LT 2C
Danang Hutama (3.31.13.2.08)
Dimas Anas Aditya (3.31.13.2.09)
Faela Ma’ana Shufa (3.31.13.2.10)
Friza Wildanul (3.31.13.2.11)
Program Studi Teknik Listrik
Jurusan Teknik Elektro
Politeknik Negeri Semarang
2014/2015
I. Tujuan
Setelah melaksanakan praktek ini, diharapkan mahasiswa dapat :
Menentukan prosentase tegangan hubung singkat terhadap tegangan nominal.
Menentukan rugi tembaga ( PCU ) dan konstanta Rek dan Xek .
II. Pendahuluan
Prosentase tegangan primer pada saat terjadi hubung singkat terhadap tegangan
nominal dapat ditentukan sebagai berikut :
VhsVnom
X 100 %
Dari prosentase tegangan hubung singkat terhadap tegangan nominal tersebut di atas dapat
diketahui besar arus hubung singkat yang terjadi bila trafo bekerja pada tegangan nominal.
Pada percobaan trafo hubung singkat tegangan primer relatif kecil ( antara 0 hingga 15%
dari tegangan nominal ), maka mutual fluks yang dihasilkan oleh inti trafo dapat diabaikan,
sehingga rangkaian pengganti trafo dalam keadaan hubung singkat dapat digambarkan
sebagai berikut :
Gambar 2. 1. Rangkaian Pengganti Trafo
Dari rangkaian pengganti tersebut dapat ditentukan besar rugi tembaga (Pcu) dan
konstanta trafo pada beban nominal, yaitu :
Pcu = Phs = daya hubung singkat
Xek=√Z2 ek−R2ek Rek= Phs
Ihs2Zek=Vin
Ihs
Dari harga Rek dan Xek ini dapat ditentukan rugi tegangan pada trafo saat berbeban.
III. Alat dan Bahan
ACPS Variabel 0-220 V ; 6 A 1 buah
Transformator 220 V/48 V 50 VA 1 buah
Multimeter Analog 2 buah
Tang Ampere 1 buah
Wattmeter 1 buah
Kabel Jumper 20 buah
IV. Gambar Rangkaian
a. Percobaan Transformator 2 Belitan Hubung Singkat
Gambar 4.1. Rangkaian Percobaan Transformator 2 Belitan Hubung Singkat
b. Percobaan Transformator Auto Hubung Singkat
Gambar 4.2. Rangkaian Percobaan Transformator Auto Hubung Singkat
c. Tes Polaritas 1
Gambar 4. 3. Rangkaian Percobaan Tes Polaritas 1
d. Tes Polaritas 2
Gambar 4. 4. Rangkaian Percobaan Tes Polaritas 2
V. Langkah Kerja
Langkah Percobaan
1. Siapkan alat dan bahan yang sudah dicek.
2. Rangkai Amperemeter yang diseri dengan polaritas (+) sisi primer trafo. Rangkai
Wattmeter sesuai dengan rangkaian yang tertera di name plate. Hubungkan Voltmeter
pada sisi primer trafo. Sisi sekunder trafo diberi Amperemeter.
3. Masukkan tegangan pada sisi primer trafo dengan variable regulator tegangan. Amati
sisi sekunder trafo pada Amperemeter (A2). Lakukan percobaan tersebut higga I2
menunjukkan nilai sesuai dengan tabel hasil praktikum.
4. Amatilah pada sisi primer trafo yaitu pada Voltmeter, Amperemeter, dan Wattmeter
kemudian catatlah pada tabel hasil praktikum.
Langkah Uji Polaritas
1. Hubungkan Voltmeter (V3) pada polaritas ‘+’ sisi primer dan pada polaritas sisi
sekunder.
2. Hubung singkatkan polaritas ‘-‘ sisi primer dengan polaritas ‘-‘ sisi sekunder.
3. Hubungkan Voltmeter (V1) pada sisi primer.
4. Hubungkan Voltmeter (V2) pada sisi sekunder.
5. Beri tegangan masuk pada sisi primer, jika V3 = V1 + V2 maka A1 = (+) ; a1 = (-).
Jika V3 = V1 – V2 maka A1 = (+) ; a1 = (+).
VI. Hasil Pekerjaan
Tabel 6.1. Praktikum Transformator 2 Belitan Hubung Singkat
No Frekuensi (Hz) Vin (V) I1 (A) I2 (A) P (W)1 50 Hz 4,5 0,6 0,25 Mendekati 02 50 Hz 9 0,52 0,5 Mendekati 03 50 Hz 14,5 0,5 0,75 0,84 50 Hz 20 0,46 1 1
Tabel 6.2. Praktikum Transformator Auto Hubung Singkat
No Frekuensi (Hz) Vin (V) I1 (A) I2 (A) P (W)1 50 Hz 7,2 0,3 0,25 Mendekati 02 50 Hz 13,5 0,28 0,5 Mendekati 03 50 Hz 20,5 0,24 0,75 0,84 50 Hz 27,5 0,21 1 1
Tabel 6. 3. Tes Polaritas 1
V1 V2 V3 Keterangan
100 25 125 V3 = V1 + V2
Tabel 6. 4. Tes Polaritas 2
V1 V2 V3 Keterangan
100 25 75 V3 = V1 - V2
VII. Analisa Data
Sebelum memulai percobaan, setiap trafo harus diketahui polaritasnya menggunakan uji
tes polaritas sesuai gambar 4. 3 dan 4. 4.
Pada percobaan ini trafo yang digunakan adalah trafo berukuran 50 VA agar arusnya
juga kecil.
Jika V3 = V1+V2 maka trafo tersebut bersifat aditif. Pada percobaan kali ini
menggunakan beban berupa resistor geser 330 ; 1,5 A. Prosentase tegangan primer pada
saat terjadi hubung singkat terhadap tegangan nominal dapat ditentukan sebagai berikut :
VhsVnom
X 100 %
Dari prosentase tegangan hubung singkat terhadap tegangan nominal tersebut di atas
dapat diketahui besar arus hubung singkat yang terjadi bila trafo bekerja pada tegangan
nominal.
Pada percobaan trafo hubung singkat tegangan primer relatif kecil ( antara 0 hingga
15% dari tegangan nominal ), maka mutual fluks yang dihasilkan oleh inti trafo dapat
diabaikan, sehingga rangkaian pengganti trafo dalam keadaan hubung singkat dapat
digambarkan sebagai berikut :
Gambar 7. 1. Rangkaian Pengganti Trafo
Dari rangkaian pengganti tersebut dapat ditentukan besar rugi tembaga (Pcu) dan
konstanta trafo pada beban nominal, yaitu :
Pcu = Phs = daya hubung singkat
Xek=√Z2 ek−R2ek Rek= Phs
Ihs2Zek=Vin
Ihs
Dari harga Rek dan Xek ini dapat ditentukan rugi tegangan pada trafo saat berbeban.
VIII. Pertanyaan dan Tugas
1. Apakah rugi tembaga trafo itu?
2. Tuliskan 4 langkah urutan percobaannya!
3. Berapakah arus maksimum hubung singkat trafo 50 VA 220 V/48 V?
Jawab:
1. Rugi tembaga adalah rugi-rugi yang disebabkan oleh pemanasan yang timbul akibat
arus mengalir pada hambatan kawat penghantar yang terdapat pada kumparan
sekunder dan primer trafo.
2.
a. Siapkan alat dan bahan yang sudah dicek.
b. Rangkai Amperemeter yang diseri dengan polaritas (+) sisi primer trafo. Rangkai
Wattmeter sesuai dengan rangkaian yang tertera di name plate. Hubungkan
Voltmeter pada sisi primer trafo. Sisi sekunder trafo diberi Amperemeter.
c. Masukkan tegangan pada sisi primer trafo dengan variable regulator tegangan.
Amati sisi sekunder trafo pada Amperemeter (A2). Lakukan percobaan tersebut
higga I2 menunjukkan nilai sesuai dengan tabel hasil praktikum.
d. Amatilah pada sisi primer trafo yaitu pada Voltmeter, Amperemeter, dan
Wattmeter kemudian catatlah pada tabel hasil praktikum.
3. Ihs maks = SV
= 5 0V A
48 V
Ihs maks = 1,041 A
Jadi, arus hubung singkat maksimum trafo tersebut adalah 1,041 A.
IX. Kesimpulan
1. Pada kedua trafo, semakin besar arus hubung singkat (I2) maka semakin besar tegangan
inputnya.
2. Berbanding terbalik dengan tegangan input, arus sisi primer semakin kecil nilainya jika
arus hubung singkat (I2) semakin besar.
3. Dari data diatas dapat dibandingkan bahwa pada trafo 2 belitan memiliki tegangan
input (Vin) yang lebih rendah dan arus primer (I1) yang lebih tinggi dibandingkan trafo
auto.
4. Trafo auto memiliki tegangan input (Vin) yang lebih tinggi dan arus primer (I1) yang
lebih rendah dibandingkan trafo 2 belitan.
5. Jika dicermati, daya yang dihasilkan tidak sesuai dengan perhitungan daya antara
tegangan dan arus, dikarenakan pada trafo terdapat rugi-rugi.