laporan praktikum - pertumbuhan hiu

23
LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI PERIKANAN ACARA 7 PERTUMBUHAN IKAN HIU Oleh: Fajar Nur Ajisar H1G013009 Lussy Afriamita H1G013017 Afitri Aidah H1G013025 Susilo Nugroho H1H013015 Mukti Setia Aji H1H013043 Ina Yatus Sa’ni H1H013053 Agung Suryanata H1K013011 Dyah Ayu Hadiati H1K013022 Suhendra H1K013028

Upload: dyah-ayu-hadiati

Post on 15-Jan-2016

175 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

laporan bioper pertumbuhan hiu- Unsoed

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan Praktikum - Pertumbuhan Hiu

LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI PERIKANAN

ACARA 7

PERTUMBUHAN IKAN HIU

Oleh:

Fajar Nur Ajisar H1G013009Lussy Afriamita H1G013017Afitri Aidah H1G013025Susilo Nugroho H1H013015Mukti Setia Aji H1H013043Ina Yatus Sa’ni H1H013053Agung Suryanata H1K013011Dyah Ayu Hadiati H1K013022Suhendra H1K013028

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTANUNIVERSITAS JENDRAL SOEDIRMAN

PURWOKERTO 2014

Page 2: Laporan Praktikum - Pertumbuhan Hiu

I. PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Ikan cucut atau ikan hiu (Elasmobranchii) termasuk kelompok ikan pelagis besar

yang memiliki nilai ekonomis. Hampir semua bagian ikan cucut dapat diolah dan

dimanfaatkan terutama siripnya yang bernilai ekonomis tinggi yaitu untuk bahan soup.

Selain itu daging, tulang, kulit, hati, dan limbah (kepala dan isi perut) semuanya dapat

diolah untuk dimanfaatkan.Ikan cucut yang lebih dikenal dengan nama ikan hiu pada

umumnya bersifat predator (Rahmat, 2011)

Pengamatan ukuran panjang dan berat ikan berguna untuk mengetahui komposisi

ukuran dan hubungan panjang beratnya, mengetahui variasi berat dan panjang

tertentu dari ikan secara individual atau kelompok–kelompok individu sebagai

suatu petunjuk tentang kegemukan, kesehatan, produktifitas dan kondisi fisiologis

termasuk perkembangan gonad.. Selain itu, manfaat dari informasi panjang berat

antara lain adalah bahwa melalui persamaan matematik tersebut (W = a.Lb) maka dapat

memperkirakan berat ikan pada panjang tertentu dan sebaliknya. Analisa hubungan

panjang–berat juga dapat mengestimasi faktor kondisi atau sering disebut dengan index

of plumpness, yang merupakan salah satu hal penting dari pertumbuhan untuk

membandingkan kondisi atau keadaan kesehatan relatif populasi ikan atau individu

tertentu (Girsang, 2013).

Pertumbuhan dapat dirumuskan sebagai pertambahan ukuran panjang atau berat

dalam suatu waktu. Pertumbuhan juga merupakan proses biologis yang komplek dimana

banyak faktor yang mempengaruhinya. Kecepatan pertumbuhan panjang dan berat ikan

dapat dipengaruhi oleh faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal antara lain

keturunan dan jenis kelamin yang membawa sifat genetik masing – masing dari alam

Page 3: Laporan Praktikum - Pertumbuhan Hiu

yang sulit untuk dikontrol. Sedangkan faktor eksternal yang mempengaruhi

pertumbuhan antara lain yaitu suhu, salinitas, makanan, dan pencemaran yang secara

tidak langsung akan mengakibatkan menurunnya kualitas air (Solichin, dkk, 2014).

1.2 Tujuan

Tujuan dari praktikum pertumbuhan ikan hiu ini adalah :

1. Untuk mengetahui tipe pertumbuhan ikan hiu berdasarkan ukuran panjang dan

berat.

2. Menghitung faktor kondisi.

Page 4: Laporan Praktikum - Pertumbuhan Hiu

II. TINJAUAN PUSTAKA

Ikan hiu atau cucut adalah jenis ikan pelagis. Namun, ikan ini juga bersifat

demersal. Ikan cucut bersifat "euryhalin" yang artinya mempunyai derajat toleransinya

lebar terhadap salinitas, sehingga dapat hidup di perairan payau dan perairan tawar

(sungai dan danau), selain laut sebagai habitat utamanya (Manik, 2004).

Ikan cucut merupakan salah satu jenis ikan yang memiliki nilai ekonomis tinggi.

Ikan cucut mempunyai ciri-ciri morfologis sebagai berikut:

1. Bentuk tubuh seperti torpedo dan memiliki ekor yang kuat.

2. Insang terletak di sisi kiri dan kanan bagian belakang kepala. Insang tidak

memiliki tutup, tetapi berupa celah insang (gill openings atau gill slit). Jumlah

celah insang antara 5-7 buah.

3. Mulut terletak di bagian ujung terdepan bagian bawah.

4. Gigi triangular.

5. Ekor pada umumnya berbentuk heterocercal yaitu bentuk cagak dengan cuping

bagian atasnya lebih berkembang di banding bagian cuping bawahnya (Rahmat,

2011).

Klasifikasi Ikan Cucut (Grey Shark Long Nose) adalah sebagai berikut

Kingdom : Animalia

Filum : Chordata

Kelas : Chondrichthyes

Ordo : Carcharhiniformes

Famili : Carcharhinidae

Genus : Carcharhinus

Spesies : Carcharhinus brevipina

Page 5: Laporan Praktikum - Pertumbuhan Hiu

Ikan cucut termasuk dalam sub klas Elasmobranchii. Cucut termasuk hewan

vivipar dan ovovivipar dengan fekunditas yang rendah, pertumbuhan dan kematangan

gonadnya yang lambat, siklus reproduksi dan siklus hidupnya panjang. Jenis ikan cucut

yang ada di dunia sekarang ini diperkirakan sekitar 375 - 500 jenis, dan dikelompokkan

ke dalam delapan bangsa (order), 30 suku dan 100 marga. Pembagian kelompok jenis

cucut tersebut umumnya didasarkan pada perbedaan bentuk morfologi yang mudah

dikenali. Faktor yang sangat berpengaruh terhadap penyebaran cucut adalah kedalaman

perairan dan suhu, karena kedua faktor ini relatif tidak berubah. Kedalaman rata-rata

dimana cucut berada, berkisar antara 70 - 1000 meter, walaupun demikian ada beberapa

cucut yang hidup pada kedalaman lebih dari 1000 meter (Fakhrurrizal, 2011).

Kecepatan pertumbuhan panjang dan berat ikan dapat dipengaruhi oleh faktor

internal dan faktor eksternal. Faktor internal antara lain keturunan dan jenis kelamin

yang membawa sifat genetik masing–masing dari alam yang sulit untuk dikontrol.

Sedangkan faktor eksternal yang mempengaruhi pertumbuhan antara lain yaitu suhu,

salinitas, makanan, dan pencemaran yang secara tidak langsung akan mengakibatkan

menurunnya kualitas air (Solichin, dkk, 2014).

Pertumbuhan yang terjadi pada ikan dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu

alometrik positif, alometrik negatif, dan isometrik. Alometrik positif yaitu dimana nilai

b<3, artinya pertumbuhan berat lebih cepat dibandingkan pertumbuhan panjang.

Sedangkan, alometrik negatif yaitu dimana nilai b>3, artinya pertumbuhan panjang

lebih cepat dibandingkan pertumbuhan berat. Dan isometrik yaitu ketika nilai b=3,

artinya pertumbuhan panjang seimbang dengan pertumbuhan berat (Girsang, 2013).

Page 6: Laporan Praktikum - Pertumbuhan Hiu

III. MATERI DAN METODE

III.1 Materi

III.1.1 Alat

Alat yang digunakan pada praktikum ini yaitu timbangan, penggaris

plastik/milimeter blok, dan baki preparat.

III.1.2 Bahan

Bahan yang digunakan pada praktikum kali ini yaitu ikan hiu abu-abu

hidung panjang (Carcharhinus brevipina).

III.2 Metode

Ikan diukur panjang totalnya (cm), lalu ditimbang beratnya (gram), data

dimasukkan dalam tabel yang telah tersedia. Nilai log L dan Log W dihitung. Kemudian

hubungan panjang dan berat ikan dihitung. Tipe pertumbuhan ditetapkan berdasarkan

perhitungan. Faktor kondisi ikan dihitung. Dibuat daftar yang tersusun dari harga-harga

L, Log L, W, Log W, Log L X Log W, (Log L)2.

III.3 Waktu dan Tempat

Praktikum dilaksanakan hari Sabtu tanggal 19 Oktober 2014. Pada pukul 08.00 –

selesai di Laboratorium Pemanfaatan Sumberdaya Perairan Fakultas Perikanan dan Ilmu

Kelautan, Universitas Jendral Soedirman, Purwokerto.

Page 7: Laporan Praktikum - Pertumbuhan Hiu

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

Tabel 1. Data Panjang dan Berat Grey Shark Long Nose (Carcharhinus brevipinna)

NoPanjang

Total (cm)

Panjang Cagak (cm)

Panjang Sirip

Punggung(cm)

Panjang Sirip Dada (cm)

Panjang Sirip Ekor

Bawah(cm)

Panjang Clasper

(cm)

Jenis Kelamin

ClasperBerat (gr)

1 50,5 40 4 5,5 4,8 4 Jantan NFC 5242 52 39 5 6 5 - Betina - 6133 45,8 34 4,3 4,8 3,8 5 Jantan FC 4284 43 36 3 4 3 5 Jantan NFC 402

Keterangan :

NC : Non Calcifcation

NFC : Non Full Calcifcation

FC : Full Calcifcation

Tabel 2. Data Panjang dan Berat Baby Grey Shark (Carcharhinus brevipinna)

Jenis Kelamin Panjang Total (cm) Berat (gr)Jantan 23,3 52Betina 22,3 43

Tabel 3. Data Pertumbuhan Ikan Hiu (Carcharhinus brevipinna)

No L (cm) Log L W (gr) Log W Log L x Log W (Log L)2

1 505 2,70 524 2,72 7,34 7,29

2 520 2,72 613 2,79 7,59 7,40

3 458 2,66 428 2,63 4,00 7,08

4 430 2,63 402 2,60 6,84 6,92

∑ 1913 10,71 1967 10,74 28,77 28,69

Rata-rata

478,25 2,68 491,75 2,68 7,19 7,17

Page 8: Laporan Praktikum - Pertumbuhan Hiu

Tabel 4. Data Pertumbuhan Baby Grey Shark Long Nose (Carcharhinus brevipinna)

No. Ikan L (mm) Log L W (gr) Log W Log LxLog W (Log L)2

1 23.3 1.38 52 1.72 2.37 1.90

2 22.3 1.35 43 1.63 2.20 1.82

Σ 45.6 2.73 95 3.35 4.57 3.72

Rata-rata 22.8 1.36 47.5 1.67 2.28 1.86

Page 9: Laporan Praktikum - Pertumbuhan Hiu

4.2 Pembahasan

Berdasarkan perhitungan dari hubungan panjang dan berat ikan hiu diperoleh nilai

log a= 0 dan nilai b sebesar 1,00 harga b merupakan harga pangkat yang pertambahan

panjang ikan lebih cepat dibandingkan berat ikan, jika nilai tersebut ditransformasikan

ke dalam bentuk logaritma. Pada umumnya berat dianggap sebagai suatu fungsi dari

hubungan panjang, dan berat yang mengikuti hukum kubik yaitu bahwa berat ikan

sebagai pangkat tiga dari panjangnya, tetapi dalam prakteknya sering ditemukan

hubungan antara panjang dan berat pada ikan yang sebenarnya tidak demikian karena

bentuk dan panjang ikan berbeda-beda (Effendie, 1997). Sedangkan perhitungan dari

hubungan panjang dan berat anak ikan hiu diperoleh nilai log a sebesar 0,005 dan nilai b

sebesar 1.22. Hal ini dikarenakan oleh beberapa faktor kondisi yang didasarkan pada

proporsi berat terhadap panjang tubuh ikan tersebut apabila kondisi lingkungan

memungkinkan (Madinawati, dkk, 2011).

Jenis pertumbuhan pada ikan hiu adalah alometrik negatif (b<3) artinya

pertumbuhan panjang ikan tersebut lebih cepat pertambahan beratnya. Sedangkan pada

ikan nilem bersifat alometrik positif (b>3) artinya pertambahan panjang ikan tidak

secepat pertambahan beratnya (Joung, et al, 2005).

Pertumbuhan ikan air laut cenderung bersifat alometrik negatif. Hal ini dapat

disebabkan oleh beberapa faktor. Diantaranya faktor eksternal yang berupa pH dan

salinitas dari air tersebut yang dapat mempengaruhi pola makan dari ikan (Jaya, 2013).

Kecepatan pertumbuhan panjang dan berat ikan dapat dipengaruhi oleh faktor

internal dan faktor eksternal. Faktor internal antara lain keturunan dan jenis kelamin

yang membawa sifat genetik masing – masing dari alam yang sulit untuk dikontrol.

Sedangkan faktor eksternal yang mempengaruhi pertumbuhan antara lain yaitu suhu,

Page 10: Laporan Praktikum - Pertumbuhan Hiu

salinitas, makanan, dan pencemaran yang secara tidak langsung akan mengakibatkan

menurunnya kualitas air (Solichin, dkk, 2014).

Faktor kondisi ikan hiu yaitu sebesar 1,028 sedangkan faktor kondisi anak ikan

hiu sebesar 1,035. Perhitungan faktor kondisi berdasarkan hubungan panjang dan berat

maka akan didapatkan faktor kondisi yang yang dinamakan kondisi relatif yaitu faktor

kondisi relatif (Kn) yaitu berat yang berdasarkan pengamatan dibagi dengan berat yang

berdasarkan kepada dugaan berat dari panjangnya, yaitu berdasarkan kelompok umur,

kelompok panjang tertentu atau sebagian dari populasi. Nilai dari faktor kondisi relatif

berfluktuasi dengan ukuran ikan dimana ikan yang berukuran kecil mempunyai kondisi

relatif yang tinggi, kemudian menurun ketika ikan bertambah besar. Hal ini

berhubungan dengan perubahan makanan ikan tersebut yang berasal dari ikan pemakan

plankton berubah menjadi ikan pemakan ikan atau sebagai karnivora (Previero, et al,

2011).

Page 11: Laporan Praktikum - Pertumbuhan Hiu

V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan, adapun kesimpulannya

adalah sebagai berikut:

1. Hasil perhitungan diperoleh nilai b ikan Hiu (Carcharhinus brevipinna) adalah

1,00 sedangkan untuk anak hiunya nilai b nya adalah 1,22. Pertambahan panjang

ikan hiu maupun anaknya lebih cepat dari pada pertambahan beratnya (b < 3).

Karena tidak seimbang maka disebut alometrik negatif dimana pertambahan

panjang ikan tersebut lebih cepat dari pada pertambahan beratnya.

2. Faktor kondisi pada ikan hiu (Carcharhinus brevipinna) dan anaknya, masing-

masing adalah 1,028 dan 1,035.

5.2 Saran

Untuk praktikum selanjutnya disarankan agar lebih teliti dalam mengukur panjang

ikan, baik panjang total, panjang standar dan panjang anggota tubuh ikan lain yang

membutuhkan ketelitian, tak terkecuali dalam mengukur berat ikan. Supaya data yang

dihasilkan dapat dipertanggungjawabkan.

Page 12: Laporan Praktikum - Pertumbuhan Hiu

DAFTAR PUSTAKA

Aubrey, Craig W. 2005. Early Life History of the Spinner Shark in a Florida Nursery . American Fisheries Society Symposium 10 : 1-16.

Benz, George W. 1987. Dermophthirius penneri sp. n. (Monogenea: Microbothriidae) an Ectoparasite of Carcharhinid Sharks, Carcharhinus brevipinna and Carcharhinus limbatus. Proc. Helminthol. Soc. Wash, 54(2) : 185-190.

Fakhrurrizal, Richan, dkk. 2014. Analisa Sebaran Spasial Ikan Cucut (Ordo Rajiformes) Berdasarkan Variasi Kedalaman Di Perairan Laut Jawa. Diponegoro Journal Of Maquares, 3(1) : 71-80.

Girsang, Eduard P, Melki dan Isnaini. 2013. Penambahan Serbuk Buah Avicennia marina Terhadap Laju Pertumbuhan Ikan Kakap Putih (Lates alcarifer) Pada Skala Laboratorium. Maspari Journal, 2013, 5 (1) : 44-49

Jaya Berian, Fitri Agustriani, Isnaini. 2013. Laju Pertumbuhan dan Tingkat Kelangsungan Hidup Benih Kakap Putih (Lates calcarifer, Bloch) dengan Pemberian Pakanyang Berbeda. Maspari Journal, 2013, 5 (1), 56-63

Joung, Shoou- Jeng, et al. 2005. Age, Growth, and Reproduction of the Spinner Shark, Carcharhinusbrevipinna, in the Northeastern Waters of Taiwan. Zoological Studies 44(1) : 102-110

Manik, Nurdin. 2004. Mengenal Beberapa Jenis Hiu. Oseana, 29(1) : 9 – 17.

Medinawati, Novalina Serdiati, Yoel. 2011. Pemberian Pakan Yang Berbeda Terhadap Pertumbuhan dan Kelangsungan Hidup Benih Ikan Lele Dumbo (Clarias gariepinus). Media Litbang Sulteng IV (2) : 83 – 87

Previero, et al. 2011. Age and Growth Of The Dog Snapper Lutjanus Jocu (Bloch & Schneider, 1801) In Abrolhos Bank, Northeastern Brazil. Neotropical Ichthyology, 9(2):393-401

Rahmat, Enjah. 2011. Teknik Pengukuran Morfometrik Pada Ikan Cucut Di Perairan Samudera Hindia. BTL, 9(2) : 1-5.

Solichin, Anhar, dkk. 2014. Aspek Pertumbuhan Dan Reproduksi Ikan Nilem (Osteochilus Hasselti) Di Perairan Rawa Pening Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang. Diponegoro Journal Of Maquares, 3(3) : 153-159.

Page 13: Laporan Praktikum - Pertumbuhan Hiu

LAMPIRAN

Lampiran 7. Pertumbuhan Ikan Hiu (Carcharhinus brevipinna)

1. Perhitungan Alometrik dan Faktor Kondisi Ikan Hiu (Carcharhinus brevipinna)

a¿1

b¿∑ log W −(N × log a)

∑ log L

b¿10.74−(4 ×0)

10.71

b¿1.00

Kesimpulan : nilai b kurang dari 3, maka dapat diartikan bahwa ikan Hiu (Carcharhinus brevipinna) memiliki alometrik negatif karena pertumbuhan panjang ikan lebih cepat daripada beratnya.

Faktor kondisi= W

a Lb

Faktor kondisi= 491.75

1× 478.251.00

Faktor kondisi=1.028

2. Perhitungan Alometrik dan Faktor Kondisi Bayi Ikan Hiu (Carcharhinus brevipinna)

a¿1.012

log a¿∑ logW ×∑ ¿¿¿¿¿¿¿

log a¿(10.74 ×28.69 )−(10.71 ×28.77)

(4 ×28.69 )−10.712

log a¿0

log a¿∑ logW ×∑ ¿¿¿¿¿¿¿

log a¿(1.67 ×1.86 )−(1.36× 2.28)

(2×1.86 )−1.362

log a¿0.005

Page 14: Laporan Praktikum - Pertumbuhan Hiu

b¿∑ log W −(N × log a)

∑ log L

b¿1.67−(2 ×0.005)

1.36

b¿1.22

Kesimpulan : nilai b kurang dari 3, maka dapat diartikan bahwa bayi ikan Hiu (Carcharhinus brevipinna) memiliki alometrik negatif karena pertumbuhan panjang ikan lebih cepat daripada beratnya.

Faktor kondisi= W

aLb

Faktor kondisi= 47.5

1.012× 22.81.22

Faktor kondisi=1.035

Gambar 1. Panjang total Ikan Hiu (Carcharinus brevipina)

Gambar 2. Kepala Ikan Hiu (Carcharinus brevipina)

Gambar 3. Gigi Ikan Hiu (Carcharinus brevipina)

Page 15: Laporan Praktikum - Pertumbuhan Hiu

Gambar 4. Sirip punggung Ikan Hiu (Carcharinus brevipina)

Gambar 5. Sirip ekor Ikan Hiu

Gambar 6. Sirip dada Ikan Hiu

Gambar 7. Clasper Ikan Hiu

Gambar 8. Sirip ekor Ikan Hiu

Page 16: Laporan Praktikum - Pertumbuhan Hiu

Gambar 9. Bayi Ikan Hiu Jantan

Gambar 10. Bayi Ikan Hiu Betina