laporan praktikum parasimpatomimetik

10
Kelompok: VIII Heriawan Wirdah Hayati Yayuk Agustina Zulfi Andri Sahputra Laporan praktikum parasimpatomimetik

Upload: rahmabasri

Post on 22-Dec-2015

20 views

Category:

Documents


7 download

DESCRIPTION

farmakologi

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan praktikum  parasimpatomimetik

Kelompok: VIII

Heriawan

Wirdah Hayati

Yayuk Agustina

Zulfi Andri Sahputra

Laporan praktikum parasimpatomimetik

Page 2: Laporan praktikum  parasimpatomimetik

Tujuan

• Untuk mengetahui efek yang ditimbulkan dari pilokarpin

• Untuk mengetahu efek yang ditimbulkan dari atropine

• Untuk mengetahui obat-obatan yang tergolong dalam obat kolinergik

Page 3: Laporan praktikum  parasimpatomimetik

Defenisi Pilokarpin adalah suatu amin tersier

yang stabil terhadap hidrolisis oleh asetilkolinesterase. Polikarpin termasuk obat yang lemah dibanding dengan asetilkolin dan turunannya. Pilokarpin HCl dibuat sedian tetes mata karena berfungsi sebagai miotik untuk pengobatan glaucoma.

Atropin adalah senyawa berbentuk kristal putih,rasa sangat pahit,titik lebur 115° dan terdiri dari amine antimuscarinic tersier. Atropin merupakanantagonis reseptor kolinergik yang diisolasi dari Atropa belladona L, Daturastramonium L dan tanaman lain dari family Solanaceae

Page 4: Laporan praktikum  parasimpatomimetik

Alat Dan Bahan

1. Alat Botol tetes topwatch / jam tangan Flash light (senter) Jangka sorong Luv (kaca pembesar)

2. Bahan 2 Ekor kelinci Pilokarpin 1% Atropine 1%

Page 5: Laporan praktikum  parasimpatomimetik

Prosedur Percobaan

Diukur diameter normal kelinci kanan dan kiri serta refleksnya terhadap cahaya sebanyak 3 kali dengan selang waktu 5 menit.

Diberi tetes mata pilokarpin sebanyak 2 tetes pada mata kiri dan kanan

Diamati diameter pupil kedua mata kelinci serta reflex cahayanya selama 30 menit selang waktu 5 menit

Setelah 30 menit diberi tetes mata atropine sebanyak 2 tetes pada kedua mata

Diamati pupil kedua mata kelinci serta reflex cahaya selama 30 menit selang waktu 5 menit

Dibuat grafik diameter pupil vs waktu

Page 6: Laporan praktikum  parasimpatomimetik

Menit Mata Kanan (mm) Mata Kiri (mm)

-5 0,20 0,07

-10 0,37 0,24

-15 0,25 0,23

CPO 2 tetes Pilokarpin 2 tetes Pilokarpin

5 0,23 0,24

10 0,26 0,25

15 0,21 0,27

CPO 2 tetes Athropin 2 tetes Athropin

5 0,13 0,07

10 0,30 0,20

15 0,40 0,47

HASIL PERCOBAAN

Page 7: Laporan praktikum  parasimpatomimetik

GRAFIK Tabel Pengamatan Pilokarpin Vs Waktu

-5 -10 -15 5 10 150

0.05

0.1

0.15

0.2

0.25

0.3

0.35

0.4

Mata KananMata Kiri

Page 8: Laporan praktikum  parasimpatomimetik

Pembahasan

pada percobaan kali ini kami melakukan praktikum yang berjudul parasimpatomimetik dimana praktikum ini menggunakan 2 eko kelinci. Didalam percobaan ini menggunakan obat pilokarpin 1% dan atrhopine1%.

Di dalam praktikum ini kami melakukan obat yang pertama pada kelinci adalah pilokarpin ,Dan hasil yang didapatkan pengukuran pupil mata sebelum diberi obat pilokarpin dan atrhopin adalah disaat durasi 5 menit didapatkan hasil diameter pupil mata kanan adalah 0,20 cm, sedangkan diameter pupil kiri adalah 0,07. Pada saat durasi 10 menit didapatkan hasil diameter mata kanan adalah 0,37 cm, sedangkan diameter pupil mata kiri adalah 0,24 cm. Pada durasi 15 menit didapatkan hasil diameter mata kanan adalah 0,23 cm, sedangkan diameter mata kiri adalah 0,25.

Setelah diberikan obat Pilokarpin 1% pada saat durasi 5 menit didapatkan hasil diameter pupil mata kanan adalah 0,23 cm, sedangkan diameter kiri adalah 0,24 cm. Pada saat durasi 10 menit didapatkan hasil diameter mata kanan adalah 0,26 cm, sedangkan diameter mata kiri adalah 0,25 cm. Pada saat durasi 15 menit di dapatkan hasil diameter mata kanan adalah 0,21 cm,sedangkan diameter mata kiri adalah 0,27 cm.

Page 9: Laporan praktikum  parasimpatomimetik

Kesimpulan

Pemberian pilokarpin secara tetes mata pada kelinci menghasilkan efek miosis (mengecilnya diameter pupil mata) yang dapat dilihat secar avisual dan diukur dengan jangka sorong , serta peningkatan refleks mata terhadap cahaya yang ditandai dengan kecepatan mata berkedip.

Pemberian atropin secara tetes mata pada kelinci menghasilkan efek midriasis (membesarnya diameter pupil mata) yang dapat dilihat secara visual dan diukur dengan alat bantu jangka sorong, serta penurunan refleks mata terhadap cahaya, yang ditandai dengan perlambatan kedipan mata (walaupun secara teori harusnya tidak ada refleks cahaya).

Page 10: Laporan praktikum  parasimpatomimetik

TERIMAKASIH