laporan praktikum objek fenomena dan persoalan biologi.docx
TRANSCRIPT
Halaman Judul
LAPORAN PRAKTIKUM
PRAKTIKUM BIOLOGI DASAR I
OBJEK, FENOMENA DAN PERSOALAN BIOLOGI
Disusun oleh :
Kelompok II
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN IPA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2013
Halaman Pengesahan
HALAMAN PENGESAHAN
PRAKTIKUM OBJEK FENOMENA DAN PERSOALAN BIOLOGI
Oleh
Kelompok II
Yogyakarta, 12 September 2013
Anggota
No. Nama NIM
1. Wahyu Marliyani 13312241005
2. Endah Setyorini 13312241010
3. Firda Putri Darojati 13312241013
4. Annisa Fitri Sholikhah 13312241027
5. Esny Yanuartika 13312241037
diserahkan pada tanggal................................................................jam.....................
Mengetahui
Asisten
( )
Daftar Isi
DAFTAR ISI
Halaman Judul................................................................................................i
Halaman Pengesahan.....................................................................................ii
Daftar Isi........................................................................................................iii
A. Judul.....................................................................................................4
B. Tujuan Percobaan...............................................................................4
C. Dasar Teori..........................................................................................4
D. Metode Praktikum..............................................................................9
E. Data Hasil Observasi.........................................................................10
F. Pembahasan...........................................................................................11
G. Kesimpulan dan Saran......................................................................22
H. Lampiran............................................................................................23
I. Daftar Pustaka......................................................................................27
A. Judul
Objek, Fenomena dan Persoalan Biologi
B. Tujuan Percobaan
1. Mengidentifikasi berbagai macam objek biologi beserta fenomena –fenomena objek
ataupun fenomena – fenomena yang terdapat dilingkungan sekitar.
2. Mengidentifikasi tingkat organisasi kehidupan dari objek yang diobservasi.
3. Menemukan persoalan biologi menurut BSCS berdasarkan fenomena yang diamati.
C. Dasar Teori
Sains merupakan proses penyelidikan (inquiry),mengajukan pertanyaan, dan
menghasilkan badan ilmu (body of knowledge) berupa teori, hukum. Tujuan dari sains adalah
bagaimana menyelidiki, memahami dunia alam, menjelaskan peristiwa di alam dan
menggunakan penjelasan tersebut untuk membuat prediksi yang bermanfaat.
Biologi adalah ilmu tentang kehidupan. Istilah biologi diambil dari bahasa Yunani yaitu
“bios” yang berarti kehidupan dan “logos” yang berarti ilmu. Jadi, biologi adalah cabang ilmu
pengetahuan yang mempelajari perihal kehidupan. Seringkali dalam bahasa indonesia disebut
dengan istilah ilmu hayat. (Jajah Soemarwoto 1982: 1).
Biologi sebagai ilmu mempunyai ciri-ciri tertentu. BSCS (Biological Sains Curiculum Study)
menggambarkan struktur biologi secara sederhana sebagai bangun tiga dimensi yang meliputi
objek, tingkat organisasi kehidupan, dan tema persoalan. Biologi sebagai ilmu
memilikinobjek tertentu, tingkatan dimana objek dipelajari dan tema yang merupakan
persoalan dari objek tertentu. Tema dan pengelompokkan objek dapat berubah, tetapi struktur
keilmuan biologi masih bagus untuk dipahami secara komprehensif.
Berdasarkan struktur keilmuan dalam BSCS, objek atau kajian biologi dikelompokkan
menjadi tiga yaitu:
1. Animals
Kajian yang dipelaji adalah dunia hewan.
2. Protista
Kajian yang dipelajari adalah tentang eukariota bersel tunggal (uniseluler) dan
organisme multiseluler yang berkerabat dekat.
3. Plants
Kajian yang dipelajari adalah dunia tumbuhan.
Berdasarkan struktur keilmuan dalam BSCS, tingkatan organisasi biologi dikelompokkan
menjadi:
1. Tingkat molekul.
Molekul adalah sebuah partikel yang terdiri atas dua atau lebih atom-atom dalam
unsur yang sama atau berbeda dan berikatan bersama secara kimia.
2. Tingkat Sel
Sel adalah unit terkecil dalam kehidupan atau unit dasar dari suatu kehidupan.
3. Tingkat Jaringan
Jaringan adalah kumpulan dari beberapa sel yang mempunyai bentuk dan fungsi yang
sama.
4. Tingkat organ
Organ adalah kumpulan dari beberapa jaringan yang berbeda yang menjalankan fungsi
yang sama.
5. Tingkat Individu
Individu adalah seluruh sistem organ yang saling berinteraksi, saling menunjang atau
saling berpengaruh dan membentuk satu tubuh makhluk hidup. Di lingkungan yang lebih
luas, individu diartikan sebagai satuan makhluk hidup tunggal. Kata individu berasal dari
bahasa Latin yakni Individuum yang artinya “tidak dapat dibagi”.
6. Tingkat Populasi
Populasi adalah kumpulan dari beberapa individu dengan jenis yang sama yang tinggal
didaerah tertentu dan dibatasi oleh ruang dan waktu.
7. Tingkat Komunitas
Komunitas adalah kumpulan populasi yang tinggal bersama pada suatu areal tertentu,
dimana terjadi suatu bentuk hubungan atau interaksi, baik antara individu sejenis
(intraspecies) maupun antara jenis yang berbeda (antarspecies). Keadaan populasi di
dalam suatu komunitas pun selalu berubah-ubah atau bersifat dinamis. Dinamika populasi
ini dipengaruhi oleh 3 faktor yaitu kelahiran, kematian, dan perpindahan.
8. Tingkat Ekosistem
Ekosistem adalah tingkatan organisasi kehidupan yang mencakup organisme dan
lingkungan tak hidup, dimana kedua komponen tersebut saling mempengaruhi dan
berinteraksi. Pada ekosistem, setiap organisme mempunyai suatu peranan, ada yang
berperan sebagai produsen, konsumen ataupun dekomposer. Peranan makan dan dimakan
di dalam ekosistem akan membentuk rantai makanan bahkan jaring-jaring makanan.
9. Tingkat Bioma
Bioma adalah semua komunitas biotik yang berhubungan dengan komunitas biotik
yang lain.
BSCS memiliki sembilan tema persoalan yang melekat pada objek, yaitu:
1. Evolusi
Sebuah proses yang telah menstransformasi kehidupan dibumi mulai dari bentuk
pertama sampai pada keanekaragaman yang luar biasa saat ini, adalah salah satu tema
biologi yang menyatukan semua tema lainnya. Charles Darwin menjelaskan dengan
sejumlah bukti bahwa spesies modern muncul dari suatu urut-urutan nenek moyang
melalui suatu proses yang disebut dengan pewarisan modifikasi atau evolusi.
2. Keragaman dan keanekaragaman
Keragaman adalah ciri utama kehidupan. Sekitar 1,5 juta spesies baik tumbuhan
maupun hewan telah terdefinisi saat ini. Ekspresi yang berbeda-beda dari kode genetik
menghasilkan keberagaman makhluk hidup. Namun dibalik keberagaman ini terdapat
kesamaan, terutama pada tingkat organisasi yang lebih rendah, misalnya pada struktur sel
yang memiliki kemiripan tertentu.
3. Generasi Berkelanjutan
Kelangsungan antar generasi sepanjang masa memiliki dasar molekul dalam replikasi
DNA. Organisasi struktural yang kompleks pada suatu organisme ditentukan oleh suatu
tulisan warisan genetik yang menyampaikan informasi dalam bentuk kode yang jumlahnya
sangat besar. Bentuk kehidupan yang berbeda dari suatu bahasa yang sama yang dipakai
untuk memprogram keturunan biologis.
4. Organisme dan Lingkungan
Suatu organisme adalah sebuah sistem terbuka, suatu kesatuan yang saling bertukar
materi dan energi dengan lingkungannya. Tiap organisme berinteraksi terus menerus
dengan lingkungannya, yang meliputi organisme lain dan faktor tak hidup lainnya.
Banyaknya informasi antara organisme-organisme dan lingkungannya ini terjalin
membentuk susunan dari suatu ekosistem.
5. Perilaku
Organisme memberikan batasan terhadap apa yang mereka lakukan. Organisme
dibatasi oleh kondidi lingkungan spesifik dan oleh faktor keturunan khusus mereka.
Perilaku memiliki dasar biologis. Keragaman yang karya dalam perilaku belajar dan tak
belajar, perilaku kelompok, komunikasi, agresi dan dinamika kelompok.
6. Struktur dan Fungsi
Semua organisme terbentuk dari sel, yaitu unit dasar dari struktur dan fungsi
organisme tersebut. Bentuk dan susunan akan menentukan fungsi tertentu. Struktur dan
fungsi digunakan pada semua tingkatan organisasi.
7. Regulasi
Regulasi berkaitan dalam melengkapi struktur dan fungsi. Regulasi berkaitan dengan
variasi jangka panjang dan berskala besar dalam variasi struktur dan fungsi. Semua
organisasi butuh dipertahankan meskipun terjadi perubahan eksternal dan internal.
Dua tema (Science as inquiry dan history of biological concept) merupakan tema persoalan
yang melekat pada wawasan keilmuaan bukan pada objek ataupun kejadiaan.
Adapun gamabaran bangun tiga dimensi keilmuan biologi meneurut BSCS adalah sebagai
berikut:
Gambar 1. Struktur keilmuan Biologi Menurut BSCS Versi Lama
Gambar 2. Struktur keilmuan Biologi Menurut BSCS Versi Baru
No. Old Themes (1996) New Themes(2001)
1 Evolution Evolution: patterns and products of change
2 Organism and Environment Interaction and interdependence
3 Genetic continuity Genetic continuity
4 Regulation Maintenance of a dynamic equilibrium
5 Diversity and Unity Growth, development, and differentiation
6 Structure and function Energy, matter, and organization
7 Science as inquiry Science, technology and society
8 History of biological concepts
9 Behavior
Tabel 1. Perbandingan Tema Biologi dalam BSCS Versi Lama dan Baru
Salah satu cara mempelajari objek biologi dan fenomenanya adalah dengan observasi.
Observasi merupakan kemampuan untuk menggunakan panca indera, tanpa ataupun dengan
alat bantu dengan menemukan sejumlah fakta atau fenomena. Alat bantu yang digunakan
dalam melakukan observasi, antara lain: melalui lensa dalam mikroskop, lup, dan lain-lain.
Diharapkan dalam melakukan observasi tidak dicampurkan dengan persepsi (pikiran-pikiran
berdasarkan pengalaman-pengalaman) sehingga data yang diperoleh objektif.
D. Metode Praktikum
a. Tempat dan Waktu Praktikum
Tempat :1. Kebun halaman Laboratorium Kimia.
2. Di depan Laboratorium Kimia
3. Di halaman Laboratorium Biologi
4. Di halaman depan Laboratorium Fisika
5. Di kolam depan Laboratorium Biologi
Waktu : Kamis, 12 September 2013
Jam : 11.30 – 12.40
b. Alat dan Bahan
Objek : Objek dan gejala biologi
Alat : Panca indra, lup, alat tulis, dan kamera
c. Langkah Kerja
Mengidentifikasi macam objek biologi, tingkatan organisasi kehidupan dan macam persoalan dari ciri atau fenomena tersebut berdasarkan struktur keilmuan BSCS
(Biological Science Curiculum Study).
Mencatat hasil observasi ke dalam tabel.
Mengamati ciri atau fenomena objek ataupun peristiwa yang tampak.
Memfokuskan observasi terhadap organ atau bagian individu, individu, atau sekelompok individu organisme yang menarik perhatian.
Mengidentifikasi objek biologi yang dapat ditemukan pada lokasi observasi yang sudah dipilih.
Menentukan lokasi observasi.
E. Data Hasil Observasi
No. LokasiMacam
objek biologi
Fenomena objek atau
peristiwa
Tingkat
organisasi
kehidupan
Persoalan
biologi
menurut
struktur
keilmuan
BSCS
1.
Kebun
halaman
Lab.
Kimia
Sekelompok
semut hitam
(hewan)
Semut yang berhenti ketika
berpapasan dengan semut
lainnya
Populasi Perilaku
2.
Didepan
Lab.
Kimia
Seekor
burung
berwarna
hijau kuning
(hewan)
Suaranya “cuit…cuit…”
dan hinggap dipohonIndividu Perilaku
3.
Di
halaman
Lab.
Biologi
Daun pohon
sawo bludru
(tumbuhan)
Daun berbentuk
meruncing.
Pada bagian permukaan
atas daun berwarna
hijau tua dan pada
bagian bawah daun
berwarna merah bata.
Permukaan atas daun
licin dan permukaan
bawah daun berbulu
lembut.
Tulang daunnya
berwarna coklat.
OrganStruktur dan
fungsi
4. Di
halaman
depan
Daun cemara
Norfolk
(tumbuhan)
Daun berbentuk jarum
dan ada sela antar
daunnya.
Organ Struktur
Lab.
Fisika
Daunnya majemuk dan
berbentuk seperti
jarum.
5.
Dihalam
an depan
lab.
Biologi
Seekor Kupu
– kupu
(hewan)
Terbang berpindah dari
satu pohon ke pohon lain.Individu Perilaku
6.
Di depan
Lab.
Biologi
(kolam)
Sekelompok
ikan nila
(hewan)
Ada yang berwarna kuning
dan orange, orange, hitam
dan putih, dan putih bercak
orange.
Populasi
K
eanekaraga
man
7.
Didepan
Lab.
Biologi
Pelepah sawit
(tumbuhan)
Warna pelepah bagian
bawah berwarna
kuning semakin ke atas
berwarna hijau.
Dipinggir pelepah
terdapat duri – duri.
Organ Struktur
8.
Didepan
Lab.
Biologi
Batang
euforbia
(tumbuhan)
Batangnya berduri daunnya
berbentuk oval.Organ Struktur
F. Pembahasan
Observasi yang bertopik objek, fenomena dan persoalan biologi yang ada disekitar
lingkungan kita, bertujuan agar mahasiswa dapat mengidentifikasi semua objek, gejala dan
tingkatan organisme yang ada disekitar kita. Selain itu juga kegiatan ini bertujuan untuk agar
mahasiswa dapat menemukan persoalan biologi berdasarkan hasil pengamatan. Observasi
dilaksanakan pada hari Kamis 2013, pukul 11.30 - 12.40 dan lokasi yang digunakan meliputi
kebun halaman Laboratorium Kimia, di depan Laboratorium Kimia, di halaman Laboratorium
Biologi, di halaman depan Laboratorium Fisika, dan di kolam depan Laboratorium Biologi.
Adapaun alat dan bahan yang digunakan dalam observasi tersebut yaitu alat tulis, kamera,
lup, sekelompok semut hitam (hewan), seekor burung berwarna hijau kuning (hewan), daun
pohon sawo bludru (tumbuhan), daun cemara norfolk (tumbuhan), seekor kupu-kupu (hewan),
sekelompok ikan nila (hewan), pelepah sawit (tumbuhan), batang euforbia (tumbuhan).
Langkah kerja observasi ini yang pertama adalah menentukan lokasi atau tempat dimana
kita akan melakukan observasi tersebut. Kemudian yang kedua adalah mengidentifikasi objek
biologi yang dapat ditemukan pada lokasi observasi yang telah dipilih. Selanjutnya
memfokuskan observasi tersebut terhadap organ atau bagian individu, individu atau
sekelompok individu organisme yang menarik perhatian, dan yang terakhir adalah mengamati
ciri atau fenomena objek ataupun peristiwa yang tampak dan mencatatnya kedalam tabel
dalam bentuk hasil dari pengamatan yang telah dilakukan.
Berdasarkan teori kita telah mengetahui bahwa biologi adalah suatu ilmu pengetahuan
alam, di mana biologi mempunyai beberapa tingkat organisme kehidupan biologi dari mulai
molekul,sel sampai dengan tingkat bioma. Mengklasifikasikan makhluk hidup atau objek
biologi perlu adanya suatu pengamatan pada objek biologi tersebut misalnya observasi yang
telah kami lakukan.
Dalam observasi, kami mengelompokkan menjadi 3 yaitu fenomena
objek/peristiwa,tingkatan organisme kehidupan dan persoalan biologi berdasarkan struktur
keilmuan BSCS. Ada 8 objek yang telah diobservasi. Adapun objek, fenomena, tingkat
organisasi kehidupan, dan persoalan biologi yang berhasil diamati adalah:
1. Sekelompok semut hitam (hewan)
Dalam pengamatan ini,kami mengamati sekelompok semut yang sedang berhenti berjalan
ketika sedang berpapasan dengan semut lainnya. Akan tetapi, ketika kami mencoba lebih
mengamatinya ternyata saat semut-semut itu bertemu antena pada semut mereka seperti
bersentuhan seakan akan mereka sedang bertegur sapa. Penelitian ilmiah tentang semut
menunjukkan adanya jaringan komunikasi yang luar biasa diantara makhluk ini.
Dalam kepala semut terdapat organ-organ indra majemuk, bersar dan kecil, untuk
mennagkap isyarat visual dan kimiawi yang vital bagi koloni, yang mungkin terdiri atas sejuta
lebih pekerja, yang semuanya betina. Otaknya mengandung setengah juta sel syaraf, matanya
majemuk antenanya berfungsi sebagai hidung dan ujung jari. Tonjolan di bawah mulut
menjadi indra pengecap, bulu menjadi indra peraba. (National Geographic, vol. 165, no. 6
hlm. 777).
Sekalipun tidak kita perhatikan, semut memiliki metode komunikasi yang cukup berbeda
berkat organ pengindra mereka yang peka. Mereka menggunakan organ indra ini setiap saat
dalam hidup mereka, dari menemukan mangsa hingga saling mengikut sesamanya, dari
membangun sarang hingga bertarung. Sistem komunikasi mereka membuat kita, sebagai
manusia yang berakal budi kagum pada 500.000 sel saraf yang termuat dalam 2 atau 3 mm
tubuh mereka. Harus kita ingat disini, setengah juta sel saraf dan sistem komunikasi yang
rumit tersebut dimiliki oleh semut yang ukuran tubuhnya hampir seperjuta tubuh manusia.
Dalam penelitian yang dilakukan pada makhluk sosial seperti semut, lebah, dan rayap yang
hidup berkoloni, respon hewan-hewan ini dalam proses komunikasi digolongkan dalam
beberapa kategori utama: mengambil posisi siaga, bertemu, membersihkan, bertukar makanan
cair, mengelompok, mengenali, mendeteksi kasta. (Bert Hölldobler-Edward O. Wilson, The
Ants, Harvard University Press, 1990, hlm. 227).
Semut, yang membentuk struktur sosial yang tertib dengan berbagai respon ini, menjalani
hidup berdasarkan pertukaran berita timbal balik, dan tidak mengalami kesulitan
melakukannya. Dapat dikatakan bahwa semut, dengan sistem komunikasi yang mengesankan
itu, seratus persen berhasil dalam hal-hal yang kadang tak dapat diselesaikan atau disepakati
manusia melalui berbicara, misalnya bertemu, bercerita, membersihkan, bertahan dan lain-
lain.
Cara pertukaran berita diantara kelompok semut, yang pertama yaitu semut pencari pergi
ke sumber makanan yang baru ditemukan. Lalu mereka memanggil semut lain dengan cairan
yang disebut feromon (pembawa hormon). Feromon adalah isyarat yang digunakan diantara
hewan spesies dan biasanya digunakan dalam kelenjar khusus untuk disebarkan. Saat
kerumunan di sekitar makanan membesar sekresi feromon membatasi pekerja. Jika makanan
sangat kecil atau jauh, pencari menyesuaikan jumlah semut yang mencoba mencapai makanan
dengan mengeluarkan isyarat. Jika makanan besar, semut mencoba lebih giat untuk
meninggalkan lebih banyak jejak, sehingga lebih banyak semut dari sarang yang membantu
para pemburu. Apapun yang terjadi tak perna ada masalah dalam konsumsi makanan dan
pemindahannya ke sarang.
Contoh lain yang berkaitan dengan semut penjelajah yang migrasi dari sarang
kesarang. Semut ini mendekati sarang tua dari sarang yang baru ditemukan dengan
meninggalkan jejak. Para pekerja lalu memeriksa sarang baru itu dan jika mereka yakin
mereka juga mulai meninggalkan feromon mereka sendiri ( jejak kimiawi) diatas jejak lama.
Oleh karena itu, semut yang berjalan diantara dua sarang itu meningkat jumlahnya dan
mereka menyiapkan sarang. Selama pekerjaan ini, semut pekerja tidak bersantai. Mereka
membangun organisasi dan pembagian kerja tertentu diantara mereka.
2. Seekor burung berwarna hijau kuning (hewan)
Setiap mahluk hidup mempunyai ciri khas masing masing. Termasuk burung yang kami
amati ketika di halaman depan Laboratorium Kimia, ia mempunyai kebiasaan kebiasaan dan
perilaku-perilaku yang khas dan berbeda dengan yang lainnya. Dalam struktur keilmuan
BSCS perilaku-perilaku mahluk hidup tersebut dipelajari dalam kawasan kajian perilaku/
behavior.
Dalam pengamatan ini kami mengamati seekor burung yang sedang bersuara
“Cuuit...cuuit....cuuuiiit” dan hinggap di sebuah pohon. Tingkat organisasi kehidupannya
individu.
Rata-rata burung bernyanyi untuk menunjukan kepribadian mereka atau untuk
menarik minat burung betina dan selain dari nyanyiannya burung juga memiliki cara dan gaya
yang berbeda dalam membuat si betina tertarik. Selain itu burung menggunakan suara
mereka untuk berkomunikasi dengan burung yang lain. Bersuara dan berkicau adalah cara
yang sangat efisien untuk burung saling berinteraksi terutama karena ukuran mereka yang
kecil dan hidup di habitat yang luas dan lebat seperti hutan.
Sebuah panggilan burung mengatakan sesuatu yang jelas dan tidak ambigu. Suatu
panggilan akan menjadi komunikasi dua arah apabila ada burung yang lain yang mendengar
panggilan tersebut. Panggilan ini akan mempengaruhi perilaku burung yang mendengarkan.
Setiap jenis burung memiliki jenis kicauan mereka sendiri dan biasanya unik kecuali
beberapa jenis burung yang memiliki kemampuan menirukan kicauan jenis burung yang lain.
Burung betina tahu bagaimana memilih mereka dari jenis burung yang sama.
Untuk burung jantan juga sama, mereka juga melakukan penilaian terhadap burung
betina. Apabila menurut mereka tidak ada burung betina yang layak untuk dikawini di daerah
tersebut, burung jantan akan berpindah tempat tenggeran untuk mencari pasangan.
Kemampuan suara burung berasal dari struktur yang tidak biasa dari organ vokal mereka.
Syrinx adalah organ yang memproduksi suara pada burung, ini setara dengan kotak suara dari
manusia. Syrinx berisi selaput yang bergetar dan menghasilkan gelombang suara saat udara
dari paru-paru melewatinya. Otot-otot kontrol yang detail dari syrinx memproduksi kicauan;
sementara burung dengan system otot vokal yang lebih rumit menghasilkan kicauan-kicauan
yang lebih kompleks
3. Daun pohon sawo bludru (tumbuhan)
Dalam pengamatan kami, kami melihat daun pohon sawo bludru. Dengan daun berbentuk
meruncing. Dan pada bagian permukaan atas daun pohon sawo bludru berwarna hijau tua dan
pada bagian bawah daun berwarna merah bata. Permukaan atas daun ketika kami raba terasa
licin dan permukaan bawah daun teras berbulu lembut. Terlihat tulang daun pohon sawo
bludru berwarna merah bata. Dan berdasarkan persoalan biologi menurut struktur keilmuan
BSCS dapat di golongkan kedalam struktur dan fungsi.
Permukaan daun juga dapat memberikan sifat khas, karena adanya daun yang mengkilap
atau buram dan ada yang berambut atau tak berambut. Warna sisi atas daun ( adaksial) sering
kali berbeda dengan sisi bawah karena jumlah butir hijau daun lebih terkonsentrasi di sisi atas
daun ( pada jaringan palisade) . Sifat yang dibedakan sebagai berikut :
a. Licin ( laevis) serta
1. Mengkilap (Nitidus, nitens) pada kaca piring (Gardenia augusta).
2. Buram (opacus) contoh daun tua pada mahoni (Swietenia macrophylla).
3. Berlapis lilin (pruinosus) misalnya permukaan bawah daun pisng (Musa
paradisca).
b. Gundul (glaber) contoh sisi atas daun kupu kupu (Bauhinia purpurea)
c. Kasar (scaber ) contoh Petrea volubilis.
d. Berkerut (rugosus) misalnya pada jarong (Stachytarpheta jamaicensis).
e. Berbenjol benjol ( bullatus) bagian bagian mesofil menonjol keatas. Conoth air mata
pengantin (Antigonon leptopus)
f. Dengan rambut (pilus). Ada bermacam macam rambut.
1. Berambut (pilosus) jika rambut pendek dan tersebar.
2. Berambut panjang (villosus) rambut panjang lunak.
3. Berambut beludru (velutinus) rambut pendek dan rapat.
4. Berambut kasar (hirsutus) rambut kaku
5. Berambut bintang (stellato-pillosus) rambut bercabang seperti bintang misalnya
daun waru (Hibiscus similis)
6. Berambut duri (setosus) rambut amat kaku dan tegar.
7. Berambut bulu (plumosus) rambut seperti bulu yakni rambut yang masing-masing
berambut lagi.
8. Berambut empuk (pubescens) rambut pendek, lunak merapat pada permukaan.
9. Berambut sutera (sericeus) rambut tegak, rapat, lurus, lunak dan mengkilap.
10. Berambut wol (lanatus) panjang, berkeriting tak teratur.
11. Berambut seperti vilt (tomentosus) jika rambut yang kacau tersusun tak teratur
namun padat membentuk suatu lapisan rapat.
12. Berambut seperti sikat dan merapat (strigosus) jika rambut kaku dan merapat ke
permukaan.
Dari penjabaran diatas dapat diketahui bahwa daun pada pohon sawo bludru adalah Licin
(laevis) serta mengkilap pada kaca piring dengan rambut (pilus) beludru (velutinus) rambut
berbentuk pendek dan rapat.
4. Daun cemara Norfolk (tumbuhan)
Cemara Norfolk atau dalam bahasa latin dikenal dengan nama Araucaria heteropylla
(salisb.) Franco, termasuk famili Araucariaceae, berasal dari kepulauan Norfolk, New
Zealand. Di Indonesia tanaman ini dikenal dengan nama cemara norfolk. Salah satu organ dari
tumbuhan ini sangat unik, yakni bagian daunnya yang memanjang dan berbentuk seperti
jarum-jarum yang tumpul sepanjang 1 – 1,5 cm sehingga dikenal dengan tumbuhan jarum.
Selain itu keunikan yang lain adalah daunnya selalu hijau dan tidak pernah gugur (evergreen).
Sebenarnya daun pada cemara norfolk adalah ranting yang berdaun rata seperti jarum.dari
observasi yang telah kami lakukan, kami mengamati daun cemara norfolk. Daun merupakan
salah satu organ tumbuhan yang tumbuh dari batang umumnya berwarna hijau (mengandung
klorofil) dan terutama berfungsi sebagai penangkap energi dari cahaya matahari untuk
fotosintesis. Daun merupakan organ terpenting pagi tumbuhan dalam melangsungkan
kehidupannya. Daun juga mempunyai bagian-bagian yang berperan penting untuk membantu
proses pertumbuhan.
Organ tumbuhan tersusun atas sekelompok sel yang mempunyai keaktifan yang sama yang
disebut jaringan. Secara morfologi dan anatomi daun merupakan organ tumbuhan yang paling
beragam. Ini dapat dilihat dari daun yang unik dari cemara norfolk. Bentuk daun yang elegan
dan unik juga merupakan karakteristik dari tumbuhan tersebut. Didalam observasi, daun
cemara norfolk berbentuk seperti jarum-jarum yang tumpul (obtusus), bentuk daun seperti
silinder, ujung tumpul, seluruh bagian kaku. Inilah karakteristik dari daun cemara norfolk.
Bentuk daun yang unik tersebut berfungsi sebagai bentuk adaptasi terhadap habitat hampir
semua anggotanya banyak dijumpai diwilayah bersuhu relatif sejuk, seperti sekeliling kutub
atau didataran tinggi. Daun yang berbentuk jarum pada cemara norfolk, sehingga ada sela
diantara daun tersebut.
Selain itu fenomena dari cemara norfolk adalah daunnya yang berwarna hijau, meskipun
dalam satu daun ada perbedaan warna daun, yaitu dipucuk daun berwarna hijau muda. Daun
yang berwarna hijau dikarenkan ada kloroplas sebagai tempat fotosintesis dengan mengubah
energi surya menjadi energi kimia dengan cara menyerap dan menggunakan energi matahari
untuk menggerakkan sintesis senyawa-senyawa organik seperti gula dari karbondioksida dan
air. Kloroplas mengandung pigmen hijau yang berwarna klorofil, serta berbagai enzim dan
molekul lain yang berfungsi dalam produksi gula secara fotosintesis.
Perbedaan warna daun antara dipucuk dan badan daun dikarenakan perbedaan tingkat
kedewasaan atau kematangan. Hal ini berhubungan dengan umur daun tersebut. Daun yang
dewasa atau tua memiliki warna daun hijau tua. Sedangkan daun yang masih muda yang
berada di pucuk cemara norfolk bewarna hijau muda. Selain faktor umur, faktor lingkungan
yang berperan penting seperti intensitas cahaya yang didapat dan kelembaban.
5. Seekor kupu-kupu (hewan)
Kupu-kupu merupakan salah satu jenis satwa liar bangsa serangga yang memiliki
keindahan warna dan bentuk sayap. Di alam, kupu-kupu memiliki nilai penting, yaitu sebagai
penyerbuk pada proses pembuahan bunga. Hal ini secara ekologis turut memberi andil dalam
mempertahankan keseimbangan ekosistem dan memperkaya keanekaragaman hayati.
Biasanya hidup pada habitat teresterial dan komposisi jenisnya bervariasi menurut kondisi
habitatnya. Keanekaragaman jenis kupu-kupu dan habitatnya sangat luas dari dataran rendah
sampai hutan pegunungan tinggi, 0 - 2000 mdpl (Sihombing, 1999).
Pekarangan rumah merupakan salah satu habitat kupu-kupu. Keberadaan kupu-kupu
dipengaruhi oleh komposisi vegetasi dan kondisi lingkungan sekitar serta besarnya gangguan
manusia. (Tikupadang dan Gunawan, 1977).
Kelangsungan hidup kupu-kupu sangat ditunjang dengan tersedianya tumbuhan sebagai
sumber pakan, baik pada tahap larva (ulat), maupun pada tahap imago (kupu-kupu dewasa),
dan tersedianya tumbuhan yang dapat berfungsi sebagai pelindung. Disamping itu, juga
diperlukan factor cahaya yang cukup, udara yang bersih, dan air sebagai materi yang
dibutuhkan untuk menjaga kelembaban linkungan dimana kupu-kupu tersebut hidup. Kupu-
kupu dewasa rata-rata berumur satu bulan. Di alam liar umurnya lebih pendek karena
predator, penyakit, maupun faktor lain. yang ekstrem seperti kupu-kupu monarch, mourning
cloak, dan tropical heliconian yang bisa hidup hingga sembilan bulan, kupu-kupu terkecil
hanya berumur satu minggu (North American Butterfly Association ).
Kupu-kupu hidup dari nektar bunga, beberapa menyukai cairan yang dihisap dari buah-
buahan yang jatuh di tanah dan membusuk, daging bangkai, kotoran burung dan tanah basah.
Kupu-kupu termasuk jenis serangga dalam pengkelasannya di kelompokan sebagai order
Lepidoptera, yakni serangga yang sayapnya ditutupi oleh sisik. Jumlah jenis kupu-kupu yang
telah diketahui di seluruh dunia diperkirakan ada sekitar 13.000, dan mungkin beberapa ribu
jenis lagi yang belum di determinasi (Stokoe, W.J., 1982).
Kupu kupu termasuk hewan yang membantu penyerbukan tumbuh-tumbuhan yang di sebut
dengan polinator. Kupu-kupu hidup hampir di seluruh penjuru dunia. Sama seperti serangga
lainnya, kupu-kupu memiliki tiga bagian tubuh dan sepasang antena. Dan uniknya seluruh
tubuh kupu kupu di liputi dengan sesor berupa bulu-bulu halus.
Dari hasil pengamatan diketahui bahwa kupu-kupu pada awalnya akan mendatangi
tanaman atau daerah yang sama, dimana biasanya kupu-kupu menemukan sumber
makanannya. Setelah itu kupu-kupu mulai hinggap pada tanaman dan mendekati sumber
makanan yaitu bunga. Kupu-kupu mulai sampai pada tangkai bunga, dan proses ini terjadi
kurang lebih selama 15-25 detik, sebelum kupu-kupu hinggap lagi pada bunga yang lain.
Setelah hinggap pada tangkai bunga, pelan-pelan kupu-kupu sampai pada sumber, dan
menghisap sari bunga kurang lebih membutuhkan waktu 2-10 detik, dan kemudian mencari
bunga lain, tidak menutup kemungkinan kalau nanti kupu-kupu akan kembali pada bunga
yang sama. Perilaku yang sama akan terjadi terus-menerus dalam proses kupu-kupu mencari
makan. Jika pada saat kupu-kupu menghisap sari bunga, dan kemudian ada gangguan dari
lingkungan, maka kupu-kupu dengan segera meninggalkan sumber makanan. Spesies kupu-
kupu yang berbeda maka berbeda pula perilaku kupu-kupu dalam mencari makan. Dari hasil
pengamatan, dapat diketahui kupu-kupu yang diamati merupakan salah satu spesies dari
family papilionidae.
Dalam pengamatan yang kami lakukan, kami melihat kupu kupu. Kupu kupu itu begitu
indah terbang berpindah tempat dari satu pohon ke pohon yang lain. Berdasarkan persoalan
biologi menurut struktur keilmuan BSCS seekor kupu kupu dapat di golongkan kedalam
perilaku. Sewaktu berpindah dari bunga ke bunga , kupu kupu menjadi penyerbuk sehingga
terjadi penyerbukan silang.
6. Sekelompok ikan nila (hewan)
Ikan nila adalah sejenis ikan konsumsi air tawar. Ikan ini diintroduksi dari Afrika pada
tahun 1969 dan kini menjadi ikan peliharaan yang populer di kolam-kolam air tawar dan
dibeberapa waduk di Indonesia. Nama ilmiah pada ikan Nila adalah Oreochromis niliticus,
dan di dalam Bahasa Inggris ikan ini dikenal dengan sebutan Nile Tilapia. Ikan Nila termasuk
kelompok ikan tilapial (Trewavas, 1982).
Ikan nila banyak dibudidayakan di berbagai daerah, selain itu mempunyai kemampuan
beradaptasi yang baik diberbagai jenis air, contohnya hidup di air tawar, air payau, dan air
laut. Ikan ini juga tahan terhadap perubahan lingkungan, bersifat omnivora dan mampu
mencerna makanan secara efisien. Pertumbuhannya cepat dan tahan terhadap serangan
penyakit. Ikan yang menjadi peliharaan, biasanya yang berukuran sedang, yaitu dengan
panjang total (moncong hingga ujung ekor) mencapai sekitar 30 cm. Sirip punggung (dorsal)
dengan 16-17 (tajam) dan 11-15 jari-jari (duri lunak); dan sirip dubur (anal) dengan 3 duri dan
berjari-jari antara 8-11 cm. Klasifikasi ikan nila adalah sebagai berikut:
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Sub Filum : Vertebrata
Kelas : Pisces
Sub Kelas : Teleosin
Ordo : Percormorphii
Sub Ordo : Percoidae
Famili : Cichlidae
Genus : Oreochromis
Spesies : Oreochromis Niloticus
Common Name : Nile Tilapia
Local Name : Nila
Morfologi keanekaragaman ikan nila yaitu:
Memiliki bentuk tubuh yang pipih ke arah bertikal (kompres) dengan profil empat
persegi panjang ke arah antero posterior.
Posisi mulut terletak di ujung hidung (terminal) dan dapat disembuhkan.
Pada sirip ekor tampak jelas garis-garis vertikal dan pada sirip punggungnya garis
tersebut letaknya kelihatan condong.
Ciri khas ikan nila adalah garis-garis vertikal berwarna hitam pada sirip ekor, punggung
dan dubur.
Pada bagian sirip caudal (ekor) dengan bentuk membuat terdapat warna kemerahan dan
bisa digunakan sebagai indikasi kematangan gonad.
Pada rahang terdapat bercak kehitaman.
Sisik ikan nila adalah tipe ctenoid.
Ikan nila juga ditandai dengan jari-jari dorsal yang keras, begitu pun bagian analnya.
Dengan posisi sirip anal di belakang sirip dada (abdorminal).
Ikan nila memiliki tulang kartilago kranium sempurna, organ pembau dan kapsul otik
tergabung menjadi satu.
Eksoskleton Ostracodermi mempunyai kesamaan dengan dentin pada kulit.
Elasmobrachii yang merupakan mantel keras seperti email pada gigi vertebrata. Di
bawah lapisan tersebut terdapat beberapa lapisan tulang sponge dan di bawahnya lagi
terdapat tulang padat.
Tulang palato-quadrat dan kartilago Meckel adalah tulang rawan yang akan membentuk
rahang atas dan rahang bawah.
Kolam air yang kami amati terdapat beberapa ikan nila didalamnya. Ada yang berwarna
kuning dan orange, orange, hitam dan putih, dan orange putih. Sekelompok ikan itu kami
amati semua ikan nila, akan tetapi mereka mempunyai warna corak warna yang berbeda beda
.Kami mengklasifikasikanya kedalam populasi menurut tingkat organisme kehidupan. Dan
termasuk keberagaman dan keanekaragaman dalam persoalan biologi menurut struktur
keilmuan BSCS.
7. Pelepah sawit (tumbuhan)
Kelapa sawit tergolong tanaman yang memiliki biji keping satu (monokotil) oleh
karenanya batang kelapa sawit tidak berkambium dan pada umumnya tidak tumbuh
bercabang, kecuali pada tanaman yang tumbuh abnormal. Batang kelapa sawit tumbuh tegak
lurus (phototropi) dan dibungkus oleh pelepah daun. Bagian bawah batang umumnya lebih
besar dibanding bagian atasnya. Hingga umur tanaman tiga tahun, batang kelapa sawit masih
belum dapat terlihat karena masih terbungkus oleh pelepah daun.
Setiap tahun, tinggi batang kelapa sawit bertambah pada kisaran 45 cm tergantung umur
tanaman, ketersediaan hara, keadaan tanah, iklim, dan genetik tanaman. Tinggi tanaman
kelapa sawit yang dibudidayakan maksimum mencapai 15--18 m, sedangkan kelapa sawit liar
tingginya dapat mencapai 30 m.
Daun kelapa sawit tersusun majemuk menyirip membentuk satu pelepah yang panjangnya
antara 7,0--9,0 m, dimana jumlah anak daun setiap pelepah berkisar antara 250--400 helai.
Pada pohon kelapa sawit yang dipelihara, dalam satu batangnya terdapat 40--50 pelepah daun,
sedangkan untuk kelapa sawit liar jumlahnya bisa mencapai 60 pelepah. Daun muda yang
masih kuncup berwarna kuning pucat, sedangkan daun tua berwarna hijau tua dan segar.
Tanaman kelapa sawit tua membentuk 2--3 pelepah daun setiap bulannya, sedangkan tanaman
muda menghasilkan 4--5 daun setiap bulannya. Produksi daun per-bulan dipengaruhi oleh
faktor umur, lingkungan genetik, dan iklim.
Luas permukaan daun sangat berpengaruh terhadap produktivitas hasil tanaman. Semakin
luas permukaan daun maka produktivitas hasil tanaman akan semakin tinggi. Hal ini terjadi
karena proses fotosintesis akan berjalan dengan baik pada jumlah daun yang banyak, namun
luas permukaan daun yang melebihi titik optimal justru dapat menyebabkan laju transpirasi
tanaman tinggi, pemborosan fotosintat untuk pertumbuhan vegetatif daun, dan penurunan
produktivitas hasil tanaman. Proses fotosintesis akan optimal jika luas permukaan daun
mencapai 11 m2.
Pada pelepah sawit yang kami amati, warna pada bagian pelepah bawah berwarna kuning
semakin keatas berwarna hijau . Dan dipinggir pelah sawit terdapat duri duri. Hal tersebut
kami golongkan sebagai fenomena objek karena dapat berupa gambar tanpa harus adanya
rekaman. Kami menggolongkan pula ke dalam jenis plantae karena daun merupakan bagian
dari tumbuhan. Berdasarkan persoalan biologi menurut struktur keilmuan BSCS maka kami
masukkanke dalam struktur dan fungsi.
8. Batang euphorbia (tumbuhan)
Euphorbia adalah tanaman dengan batang berduri dan bergetah, dengan bunga yang
menyembul dari ketiak daun berupa gerombol bunga. Sebagian dari jenis euphorbia tumbuh
menyemak, tetapi ada juga jenis-jenis yang tumbuh tinggi dan besar. Bunga euphorbia yang
sempurna selalu berkelipatan 8. Euphorbia dikenal juga sebagai bunga delapan dewa.
Batang euphorbia tidak berkayu, tetapi jika tumbuh membesar akan mengeras. Bentuk
batangnya ada yang bulat, ada pula yang bersudut. Batang ini ditumbuhi duri, ada yang
berduri tunggal, ganda, dan duri yang berkelompok. Daun yang sehat agak tebal, dengan
permukaan halus, dan tulang daun yang menonjol. Bentuk daun ada yang berujung lancip,
oval, ada juga yang membulat, dan ada pula yang berbentuk hati.
Euphorbia juga ada yang berupa species, ada juga yang varietas (biasa disebut jenis hibrida
atau hasil persilangan). Euphorbia berkerabat dekat dengan kastuba, sehingga euphorbia juga
adalah jenis tanaman yang peka terhadap cahaya pada malam hari. Adanya cahaya malam hari
menjadikan tanaman ini tidak mau berbunga, tetapi akan mempercepat atau memacu
tumbuhnya tunas samping.
Pada batang euphorbia yang kami amati, batangnya batangnya berduri dan berbentuk oval.
Saat batang euphorbia yang kecil jarak antar durinya berimpitan sedang pada batang
tumbuhan euforbia yang besar jarak antar durinya lebih renggang. Tingkat organisasi
kehidupan pada pengamatan ini populasi.
Setelah kami mencoba membahas hasil pengamatan kami, kami ingin mengutarakan
kesulitan , kendala , maupun kesalahan-kesalahan yang telah kelompok kami lakukan dalam
pengamatan sehingga membuat hasil atau data pengamatan kurang akurat,antara lain :
1. Kurangnya persiapan penguasaan materi sebelum melakukan observasi.
2. Kurang ketelitian kami dalam mengamati objek.
3. Kurang pahamnya kami dalam mengklasifikasi atau mengelompokkan objek
kedalam persoalan biologi menurut BSCS.
G. Kesimpulan dan Saran
a. Kesimpulan
Dari observasi yang telah dilakukan dan diperoleh hasil observasi, praktikan dapat
menyampaikan kesimpulan bahwa:
1. Di lingkungan alam sekitar kita terdapat berbagai macam objek kajian biologi. Adapun
objek kajian biologi yang dapat teramati oleh praktikan adalah:
a. Tumbuhan: daun pohon sawo bludru, daun cemara norfolk, pelepah sawit, dan
batang euforbia.
b. Hewan: sekelompok semut hitam, seekor burung berwarna hijau kuning, seekor
kupu-kupu, dan sekelompok ikan nila.
2. Dari objek hasil observasi dapat diidentifikasi tingkat organisasi kehidupannya, yaitu:
a. Tingkat populasi: sekelompok semut hitam dan sekelompok ikan nila.
b. Tingkat individu: seekor burung berwarna hijau kuning dan seekor kupu-kupu.
c. Tingkat organ: daun pohon sawo bludru, daun cemara norfolk, pelepah sawit, dan
batang euforbia.
3. Persoalan biologi meneurut BSCS yang dapat teramati dari fenomena-fenomena hasil
observasi yang telah dilakukan, yaitu:
a. Tema persoalan perilaku: sekelompok semut hitam, seekor burung berwarna hijau
kuning dan seekor kupu-kupu.
b. Tema persoalan struktur dan fungsi (structure and function): daun pohon sawo
bludru, daun cemara norfolk, pelepah sawit, dan batang euforbia.
c. Tema persoalan keanekaragaman: sekelompok ikan nila.
b. Saran
Dalam praktikum mengobservasi tentang objek, fenomena, dan persoalan biologi, kami
memberikan saran beberapa hal, antara lain:
1. Sebelum melakukan observasi, praktikan harus mempelajari dan memahami
mengenai objek, fenomena dan persoalan biologi yang ada di lingkungan alam
sekitar dan berkaitan dengan kehidupan sehari-hari menurut badan keilmuan BSCS
(Biological Science Curriculum Study).
2. Saat melakukan observasi pada objek kajian biologi, observasi harus dilakukan
dengan menggunakan panca indera, baik penglihatan, pendengaran, penciuman,
peraba, dan perasa. Selain itu untuk membantu mempermudah melihat benda-benda
kecil dapat menggunakan lup (kaca pembesar).
3. Pada proses penulisan laporan, praktikan harus menggunakan referensi buku-buku,
serta menggunakan jurnal yang tepat dan sesuai dengan objek, fenomena, dan
persoalan biologi yang telah diamati pada saat melakukan observasi.
H. Daftar Pustaka
Campbell, Neil A, dkk. 2010. Biologi. Jakarta: Erlangga.
Gembong Tjitrosoepomo. 1985. Morfologi Tumbuhan. Yogyakarta: Gajah Mada Press.
Repository.ipb.ac.id/bitsstream/handle/123456789/3466/Bo8tw1.pdf. Diunduh pada
tanggal 17 September 2013 pukul 15.41 WIB.
Biologi Dasar I. Yogyakarta: FMIPA
Sri Mulyani. 2006. Anatomi Tumbuhan. Yogyakarta: Kanisinus.
Widowati, Asri dan Ekosari R. 2012. Petunjuk Praktikum
Harun Yahya. 2002. Keajaiban Pada Semut. Bandung: Dzikra.
http://blog.ub.ac.id/abdullahelg10/2011/09/16/anatomi-dan-fisiologi-ikan-nila/
http://hendronoprin.blogspot.com/2010/01/kupu-kupu.html
I. Lampiran
1. Pengamatan 1
Sekelompok semut hitam yang berhenti ketika berpapasan dengan semut lainnya.
2. Pengamatan 2
Seekor burung berwarna hijau kuning, suaranya “cuit...cuitt” dan hinggap dipohon.
3. Pengamatan 3
Pohon sawo bludru, daun berbentuk meruncing. Pada bagian permukaan atas daun
berwarna hijau tua dan bagian bawah daun berwarna merah bata. Permukaan atas daun
licin dan permukaan bawah daun berbulu lembut. Tulang dauunya berwarna coklat.
Tampak bagian permukaan atas daun.
Tampak bagian permukaan bawah daun.
4. Pengamatan 4
Daun cemara norfolk, daunnya berbentuk jarum dan terdapat sela antar dauunnya.
Daunnya majemuk dan berbentuk seperti jarum
5. Pengamatan 5
Seekor kupu-kupu, terbang berpindah dari satu pohon kepohon lain.
6. Pengamatan 6
Sekelompok ikan nila, ada yang berwarna kuning dan orange, orange, hitam dan putih, dan
putih bercak orange.
7. Pengamatan 7
Pelepah sawit, warna pelepah bagian bawah berwarna kuning semakin keatas berwarna
hijau. Dipinggir pelepah terdapat duri-duri
8. Pengamatan 8
Batang tumbuhan euforbia, batangnya berduri daunnya berbentuk oval.