laporan praktikum objek fenomena dan persoalan biologi.docx

40
Halaman Judul LAPORAN PRAKTIKUM PRAKTIKUM BIOLOGI DASAR I OBJEK, FENOMENA DAN PERSOALAN BIOLOGI Disusun oleh : Kelompok II PROGRAM STUDI PENDIDIKAN IPA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2013

Upload: wahyu-marliyani

Post on 01-Jan-2016

1.734 views

Category:

Documents


50 download

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan Praktikum Objek Fenomena dan Persoalan Biologi.docx

Halaman Judul

LAPORAN PRAKTIKUM

PRAKTIKUM BIOLOGI DASAR I

OBJEK, FENOMENA DAN PERSOALAN BIOLOGI

Disusun oleh :

Kelompok II

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN IPA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

2013

Halaman Pengesahan

Page 2: Laporan Praktikum Objek Fenomena dan Persoalan Biologi.docx

HALAMAN PENGESAHAN

PRAKTIKUM OBJEK FENOMENA DAN PERSOALAN BIOLOGI

Oleh

Kelompok II

Yogyakarta, 12 September 2013

Anggota

No. Nama NIM

1. Wahyu Marliyani 13312241005

2. Endah Setyorini 13312241010

3. Firda Putri Darojati 13312241013

4. Annisa Fitri Sholikhah 13312241027

5. Esny Yanuartika 13312241037

diserahkan pada tanggal................................................................jam.....................

Mengetahui

Asisten

( )

Page 3: Laporan Praktikum Objek Fenomena dan Persoalan Biologi.docx

Daftar Isi

DAFTAR ISI

Halaman Judul................................................................................................i

Halaman Pengesahan.....................................................................................ii

Daftar Isi........................................................................................................iii

A. Judul.....................................................................................................4

B. Tujuan Percobaan...............................................................................4

C. Dasar Teori..........................................................................................4

D. Metode Praktikum..............................................................................9

E. Data Hasil Observasi.........................................................................10

F. Pembahasan...........................................................................................11

G. Kesimpulan dan Saran......................................................................22

H. Lampiran............................................................................................23

I. Daftar Pustaka......................................................................................27

Page 4: Laporan Praktikum Objek Fenomena dan Persoalan Biologi.docx

A. Judul

Objek, Fenomena dan Persoalan Biologi

B. Tujuan Percobaan

1. Mengidentifikasi berbagai macam objek biologi beserta fenomena –fenomena objek

ataupun fenomena – fenomena yang terdapat dilingkungan sekitar.

2. Mengidentifikasi tingkat organisasi kehidupan dari objek yang diobservasi.

3. Menemukan persoalan biologi menurut BSCS berdasarkan fenomena yang diamati.

C. Dasar Teori

Sains merupakan proses penyelidikan (inquiry),mengajukan pertanyaan, dan

menghasilkan badan ilmu (body of knowledge) berupa teori, hukum. Tujuan dari sains adalah

bagaimana menyelidiki, memahami dunia alam, menjelaskan peristiwa di alam dan

menggunakan penjelasan tersebut untuk membuat prediksi yang bermanfaat.

Biologi adalah ilmu tentang kehidupan. Istilah biologi diambil dari bahasa Yunani yaitu

“bios” yang berarti kehidupan dan “logos” yang berarti ilmu. Jadi, biologi adalah cabang ilmu

pengetahuan yang mempelajari perihal kehidupan. Seringkali dalam bahasa indonesia disebut

dengan istilah ilmu hayat. (Jajah Soemarwoto 1982: 1).

Biologi sebagai ilmu mempunyai ciri-ciri tertentu. BSCS (Biological Sains Curiculum Study)

menggambarkan struktur biologi secara sederhana sebagai bangun tiga dimensi yang meliputi

objek, tingkat organisasi kehidupan, dan tema persoalan. Biologi sebagai ilmu

memilikinobjek tertentu, tingkatan dimana objek dipelajari dan tema yang merupakan

persoalan dari objek tertentu. Tema dan pengelompokkan objek dapat berubah, tetapi struktur

keilmuan biologi masih bagus untuk dipahami secara komprehensif.

Berdasarkan struktur keilmuan dalam BSCS, objek atau kajian biologi dikelompokkan

menjadi tiga yaitu:

1. Animals

Kajian yang dipelaji adalah dunia hewan.

2. Protista

Kajian yang dipelajari adalah tentang eukariota bersel tunggal (uniseluler) dan

organisme multiseluler yang berkerabat dekat.

3. Plants

Kajian yang dipelajari adalah dunia tumbuhan.

Page 5: Laporan Praktikum Objek Fenomena dan Persoalan Biologi.docx

Berdasarkan struktur keilmuan dalam BSCS, tingkatan organisasi biologi dikelompokkan

menjadi:

1. Tingkat molekul.

Molekul adalah sebuah partikel yang terdiri atas dua atau lebih atom-atom dalam

unsur yang sama atau berbeda dan berikatan bersama secara kimia.

2. Tingkat Sel

Sel adalah unit terkecil dalam kehidupan atau unit dasar dari suatu kehidupan.

3. Tingkat Jaringan

Jaringan adalah kumpulan dari beberapa sel yang mempunyai bentuk dan fungsi yang

sama.

4. Tingkat organ

Organ adalah kumpulan dari beberapa jaringan yang berbeda yang menjalankan fungsi

yang sama.

5. Tingkat Individu

Individu adalah seluruh sistem organ yang saling berinteraksi, saling menunjang atau

saling berpengaruh dan membentuk satu tubuh makhluk hidup. Di lingkungan yang lebih

luas, individu diartikan sebagai satuan makhluk hidup tunggal. Kata individu berasal dari

bahasa Latin yakni Individuum yang artinya “tidak dapat dibagi”.

6. Tingkat Populasi

Populasi adalah kumpulan dari beberapa individu dengan jenis yang sama yang tinggal

didaerah tertentu dan dibatasi oleh ruang dan waktu.

7. Tingkat Komunitas

Komunitas adalah kumpulan populasi yang tinggal bersama pada suatu areal tertentu,

dimana terjadi suatu bentuk hubungan atau interaksi, baik antara individu sejenis

(intraspecies) maupun antara jenis yang berbeda (antarspecies). Keadaan populasi di

dalam suatu komunitas pun selalu berubah-ubah atau bersifat dinamis. Dinamika populasi

ini dipengaruhi oleh 3 faktor yaitu kelahiran, kematian, dan perpindahan.

8. Tingkat Ekosistem

Ekosistem adalah tingkatan organisasi kehidupan yang mencakup organisme dan

lingkungan tak hidup, dimana kedua komponen tersebut saling mempengaruhi dan

berinteraksi. Pada ekosistem, setiap organisme mempunyai suatu peranan, ada yang

berperan sebagai produsen, konsumen ataupun dekomposer. Peranan makan dan dimakan

di dalam ekosistem akan membentuk rantai makanan bahkan jaring-jaring makanan.

Page 6: Laporan Praktikum Objek Fenomena dan Persoalan Biologi.docx

9. Tingkat Bioma

Bioma adalah semua komunitas biotik yang berhubungan dengan komunitas biotik

yang lain.

BSCS memiliki sembilan tema persoalan yang melekat pada objek, yaitu:

1. Evolusi

Sebuah proses yang telah menstransformasi kehidupan dibumi mulai dari bentuk

pertama sampai pada keanekaragaman yang luar biasa saat ini, adalah salah satu tema

biologi yang menyatukan semua tema lainnya. Charles Darwin menjelaskan dengan

sejumlah bukti bahwa spesies modern muncul dari suatu urut-urutan nenek moyang

melalui suatu proses yang disebut dengan pewarisan modifikasi atau evolusi.

2. Keragaman dan keanekaragaman

Keragaman adalah ciri utama kehidupan. Sekitar 1,5 juta spesies baik tumbuhan

maupun hewan telah terdefinisi saat ini. Ekspresi yang berbeda-beda dari kode genetik

menghasilkan keberagaman makhluk hidup. Namun dibalik keberagaman ini terdapat

kesamaan, terutama pada tingkat organisasi yang lebih rendah, misalnya pada struktur sel

yang memiliki kemiripan tertentu.

3. Generasi Berkelanjutan

Kelangsungan antar generasi sepanjang masa memiliki dasar molekul dalam replikasi

DNA. Organisasi struktural yang kompleks pada suatu organisme ditentukan oleh suatu

tulisan warisan genetik yang menyampaikan informasi dalam bentuk kode yang jumlahnya

sangat besar. Bentuk kehidupan yang berbeda dari suatu bahasa yang sama yang dipakai

untuk memprogram keturunan biologis.

4. Organisme dan Lingkungan

Suatu organisme adalah sebuah sistem terbuka, suatu kesatuan yang saling bertukar

materi dan energi dengan lingkungannya. Tiap organisme berinteraksi terus menerus

dengan lingkungannya, yang meliputi organisme lain dan faktor tak hidup lainnya.

Banyaknya informasi antara organisme-organisme dan lingkungannya ini terjalin

membentuk susunan dari suatu ekosistem.

5. Perilaku

Organisme memberikan batasan terhadap apa yang mereka lakukan. Organisme

dibatasi oleh kondidi lingkungan spesifik dan oleh faktor keturunan khusus mereka.

Page 7: Laporan Praktikum Objek Fenomena dan Persoalan Biologi.docx

Perilaku memiliki dasar biologis. Keragaman yang karya dalam perilaku belajar dan tak

belajar, perilaku kelompok, komunikasi, agresi dan dinamika kelompok.

6. Struktur dan Fungsi

Semua organisme terbentuk dari sel, yaitu unit dasar dari struktur dan fungsi

organisme tersebut. Bentuk dan susunan akan menentukan fungsi tertentu. Struktur dan

fungsi digunakan pada semua tingkatan organisasi.

7. Regulasi

Regulasi berkaitan dalam melengkapi struktur dan fungsi. Regulasi berkaitan dengan

variasi jangka panjang dan berskala besar dalam variasi struktur dan fungsi. Semua

organisasi butuh dipertahankan meskipun terjadi perubahan eksternal dan internal.

Dua tema (Science as inquiry dan history of biological concept) merupakan tema persoalan

yang melekat pada wawasan keilmuaan bukan pada objek ataupun kejadiaan.

Adapun gamabaran bangun tiga dimensi keilmuan biologi meneurut BSCS adalah sebagai

berikut:

Gambar 1. Struktur keilmuan Biologi Menurut BSCS Versi Lama

Page 8: Laporan Praktikum Objek Fenomena dan Persoalan Biologi.docx

Gambar 2. Struktur keilmuan Biologi Menurut BSCS Versi Baru

No. Old Themes (1996) New Themes(2001)

1 Evolution Evolution: patterns and products of change

2 Organism and Environment Interaction and interdependence

3 Genetic continuity Genetic continuity

4 Regulation Maintenance of a dynamic equilibrium

5 Diversity and Unity Growth, development, and differentiation

6 Structure and function Energy, matter, and organization

7 Science as inquiry Science, technology and society

8 History of biological concepts

9 Behavior

Tabel 1. Perbandingan Tema Biologi dalam BSCS Versi Lama dan Baru

Salah satu cara mempelajari objek biologi dan fenomenanya adalah dengan observasi.

Observasi merupakan kemampuan untuk menggunakan panca indera, tanpa ataupun dengan

alat bantu dengan menemukan sejumlah fakta atau fenomena. Alat bantu yang digunakan

Page 9: Laporan Praktikum Objek Fenomena dan Persoalan Biologi.docx

dalam melakukan observasi, antara lain: melalui lensa dalam mikroskop, lup, dan lain-lain.

Diharapkan dalam melakukan observasi tidak dicampurkan dengan persepsi (pikiran-pikiran

berdasarkan pengalaman-pengalaman) sehingga data yang diperoleh objektif.

D. Metode Praktikum

a. Tempat dan Waktu Praktikum

Tempat :1. Kebun halaman Laboratorium Kimia.

2. Di depan Laboratorium Kimia

3. Di halaman Laboratorium Biologi

4. Di halaman depan Laboratorium Fisika

5. Di kolam depan Laboratorium Biologi

Waktu : Kamis, 12 September 2013

Jam : 11.30 – 12.40

b. Alat dan Bahan

Objek : Objek dan gejala biologi

Alat : Panca indra, lup, alat tulis, dan kamera

c. Langkah Kerja

Mengidentifikasi macam objek biologi, tingkatan organisasi kehidupan dan macam persoalan dari ciri atau fenomena tersebut berdasarkan struktur keilmuan BSCS

(Biological Science Curiculum Study).

Mencatat hasil observasi ke dalam tabel.

Mengamati ciri atau fenomena objek ataupun peristiwa yang tampak.

Memfokuskan observasi terhadap organ atau bagian individu, individu, atau sekelompok individu organisme yang menarik perhatian.

Mengidentifikasi objek biologi yang dapat ditemukan pada lokasi observasi yang sudah dipilih.

Menentukan lokasi observasi.

Page 10: Laporan Praktikum Objek Fenomena dan Persoalan Biologi.docx

E. Data Hasil Observasi

No. LokasiMacam

objek biologi

Fenomena objek atau

peristiwa

Tingkat

organisasi

kehidupan

Persoalan

biologi

menurut

struktur

keilmuan

BSCS

1.

Kebun

halaman

Lab.

Kimia

Sekelompok

semut hitam

(hewan)

Semut yang berhenti ketika

berpapasan dengan semut

lainnya

Populasi Perilaku

2.

Didepan

Lab.

Kimia

Seekor

burung

berwarna

hijau kuning

(hewan)

Suaranya “cuit…cuit…”

dan hinggap dipohonIndividu Perilaku

3.

Di

halaman

Lab.

Biologi

Daun pohon

sawo bludru

(tumbuhan)

Daun berbentuk

meruncing.

Pada bagian permukaan

atas daun berwarna

hijau tua dan pada

bagian bawah daun

berwarna merah bata.

Permukaan atas daun

licin dan permukaan

bawah daun berbulu

lembut.

Tulang daunnya

berwarna coklat.

OrganStruktur dan

fungsi

4. Di

halaman

depan

Daun cemara

Norfolk

(tumbuhan)

Daun berbentuk jarum

dan ada sela antar

daunnya.

Organ Struktur

Page 11: Laporan Praktikum Objek Fenomena dan Persoalan Biologi.docx

Lab.

Fisika

Daunnya majemuk dan

berbentuk seperti

jarum.

5.

Dihalam

an depan

lab.

Biologi

Seekor Kupu

– kupu

(hewan)

Terbang berpindah dari

satu pohon ke pohon lain.Individu Perilaku

6.

Di depan

Lab.

Biologi

(kolam)

Sekelompok

ikan nila

(hewan)

Ada yang berwarna kuning

dan orange, orange, hitam

dan putih, dan putih bercak

orange.

Populasi

K

eanekaraga

man

7.

Didepan

Lab.

Biologi

Pelepah sawit

(tumbuhan)

Warna pelepah bagian

bawah berwarna

kuning semakin ke atas

berwarna hijau.

Dipinggir pelepah

terdapat duri – duri.

Organ Struktur

8.

Didepan

Lab.

Biologi

Batang

euforbia

(tumbuhan)

Batangnya berduri daunnya

berbentuk oval.Organ Struktur

F. Pembahasan

Observasi yang bertopik objek, fenomena dan persoalan biologi yang ada disekitar

lingkungan kita, bertujuan agar mahasiswa dapat mengidentifikasi semua objek, gejala dan

tingkatan organisme yang ada disekitar kita. Selain itu juga kegiatan ini bertujuan untuk agar

mahasiswa dapat menemukan persoalan biologi berdasarkan hasil pengamatan. Observasi

dilaksanakan pada hari Kamis 2013, pukul 11.30 - 12.40 dan lokasi yang digunakan meliputi

kebun halaman Laboratorium Kimia, di depan Laboratorium Kimia, di halaman Laboratorium

Biologi, di halaman depan Laboratorium Fisika, dan di kolam depan Laboratorium Biologi.

Adapaun alat dan bahan yang digunakan dalam observasi tersebut yaitu alat tulis, kamera,

lup, sekelompok semut hitam (hewan), seekor burung berwarna hijau kuning (hewan), daun

pohon sawo bludru (tumbuhan), daun cemara norfolk (tumbuhan), seekor kupu-kupu (hewan),

sekelompok ikan nila (hewan), pelepah sawit (tumbuhan), batang euforbia (tumbuhan).

Page 12: Laporan Praktikum Objek Fenomena dan Persoalan Biologi.docx

Langkah kerja observasi ini yang pertama adalah menentukan lokasi atau tempat dimana

kita akan melakukan observasi tersebut. Kemudian yang kedua adalah mengidentifikasi objek

biologi yang dapat ditemukan pada lokasi observasi yang telah dipilih. Selanjutnya

memfokuskan observasi tersebut terhadap organ atau bagian individu, individu atau

sekelompok individu organisme yang menarik perhatian, dan yang terakhir adalah mengamati

ciri atau fenomena objek ataupun peristiwa yang tampak dan mencatatnya kedalam tabel

dalam bentuk hasil dari pengamatan yang telah dilakukan.

Berdasarkan teori kita telah mengetahui bahwa biologi adalah suatu ilmu pengetahuan

alam, di mana biologi mempunyai beberapa tingkat organisme kehidupan biologi dari mulai

molekul,sel sampai dengan tingkat bioma. Mengklasifikasikan makhluk hidup atau objek

biologi perlu adanya suatu pengamatan pada objek biologi tersebut misalnya observasi yang

telah kami lakukan.

Dalam observasi, kami mengelompokkan menjadi 3 yaitu fenomena

objek/peristiwa,tingkatan organisme kehidupan dan persoalan biologi berdasarkan struktur

keilmuan BSCS. Ada 8 objek yang telah diobservasi. Adapun objek, fenomena, tingkat

organisasi kehidupan, dan persoalan biologi yang berhasil diamati adalah:

1. Sekelompok semut hitam (hewan)

Dalam pengamatan ini,kami mengamati sekelompok semut yang sedang berhenti berjalan

ketika sedang berpapasan dengan semut lainnya. Akan tetapi, ketika kami mencoba lebih

mengamatinya ternyata saat semut-semut itu bertemu antena pada semut mereka seperti

bersentuhan seakan akan mereka sedang bertegur sapa. Penelitian ilmiah tentang semut

menunjukkan adanya jaringan komunikasi yang luar biasa diantara makhluk ini.

Dalam kepala semut terdapat organ-organ indra majemuk, bersar dan kecil, untuk

mennagkap isyarat visual dan kimiawi yang vital bagi koloni, yang mungkin terdiri atas sejuta

lebih pekerja, yang semuanya betina. Otaknya mengandung setengah juta sel syaraf, matanya

majemuk antenanya berfungsi sebagai hidung dan ujung jari. Tonjolan di bawah mulut

menjadi indra pengecap, bulu menjadi indra peraba. (National Geographic, vol. 165, no. 6

hlm. 777).

Sekalipun tidak kita perhatikan, semut memiliki metode komunikasi yang cukup berbeda

berkat organ pengindra mereka yang peka. Mereka menggunakan organ indra ini setiap saat

dalam hidup mereka, dari menemukan mangsa hingga saling mengikut sesamanya, dari

membangun sarang hingga bertarung. Sistem komunikasi mereka membuat kita, sebagai

manusia yang berakal budi kagum pada 500.000 sel saraf yang termuat dalam 2 atau 3 mm

Page 13: Laporan Praktikum Objek Fenomena dan Persoalan Biologi.docx

tubuh mereka. Harus kita ingat disini, setengah juta sel saraf dan sistem komunikasi yang

rumit tersebut dimiliki oleh semut yang ukuran tubuhnya hampir seperjuta tubuh manusia.

Dalam penelitian yang dilakukan pada makhluk sosial seperti semut, lebah, dan rayap yang

hidup berkoloni, respon hewan-hewan ini dalam proses komunikasi digolongkan dalam

beberapa kategori utama: mengambil posisi siaga, bertemu, membersihkan, bertukar makanan

cair, mengelompok, mengenali, mendeteksi kasta. (Bert Hölldobler-Edward O. Wilson, The

Ants, Harvard University Press, 1990, hlm. 227).

Semut, yang membentuk struktur sosial yang tertib dengan berbagai respon ini, menjalani

hidup berdasarkan pertukaran berita timbal balik, dan tidak mengalami kesulitan

melakukannya. Dapat dikatakan bahwa semut, dengan sistem komunikasi yang mengesankan

itu, seratus persen berhasil dalam hal-hal yang kadang tak dapat diselesaikan atau disepakati

manusia melalui berbicara, misalnya bertemu, bercerita, membersihkan, bertahan dan lain-

lain.

Cara pertukaran berita diantara kelompok semut, yang pertama yaitu semut pencari pergi

ke sumber makanan yang baru ditemukan. Lalu mereka memanggil semut lain dengan cairan

yang disebut feromon (pembawa hormon). Feromon adalah isyarat yang digunakan diantara

hewan spesies dan biasanya digunakan dalam kelenjar khusus untuk disebarkan. Saat

kerumunan di sekitar makanan membesar sekresi feromon membatasi pekerja. Jika makanan

sangat kecil atau jauh, pencari menyesuaikan jumlah semut yang mencoba mencapai makanan

dengan mengeluarkan isyarat. Jika makanan besar, semut mencoba lebih giat untuk

meninggalkan lebih banyak jejak, sehingga lebih banyak semut dari sarang yang membantu

para pemburu. Apapun yang terjadi tak perna ada masalah dalam konsumsi makanan dan

pemindahannya ke sarang.

Contoh lain yang berkaitan dengan semut penjelajah yang migrasi dari sarang

kesarang. Semut ini mendekati sarang tua dari sarang yang baru ditemukan dengan

meninggalkan jejak. Para pekerja lalu memeriksa sarang baru itu dan jika mereka yakin

mereka juga mulai meninggalkan feromon mereka sendiri ( jejak kimiawi) diatas jejak lama.

Oleh karena itu, semut yang berjalan diantara dua sarang itu meningkat jumlahnya dan

mereka menyiapkan sarang. Selama pekerjaan ini, semut pekerja tidak bersantai. Mereka

membangun organisasi dan pembagian kerja tertentu diantara mereka.

2. Seekor burung berwarna hijau kuning (hewan)

Setiap mahluk hidup mempunyai ciri khas masing masing. Termasuk burung yang kami

amati ketika di halaman depan Laboratorium Kimia, ia mempunyai kebiasaan kebiasaan dan

Page 14: Laporan Praktikum Objek Fenomena dan Persoalan Biologi.docx

perilaku-perilaku yang khas dan berbeda dengan yang lainnya. Dalam struktur keilmuan

BSCS perilaku-perilaku mahluk hidup tersebut dipelajari dalam kawasan kajian perilaku/

behavior.

Dalam pengamatan ini kami mengamati seekor burung yang sedang bersuara

“Cuuit...cuuit....cuuuiiit” dan hinggap di sebuah pohon. Tingkat organisasi kehidupannya

individu.

Rata-rata burung bernyanyi untuk menunjukan kepribadian mereka atau untuk

menarik minat burung betina dan selain dari nyanyiannya burung juga memiliki cara dan gaya

yang berbeda dalam membuat si betina tertarik. Selain itu burung menggunakan suara

mereka untuk berkomunikasi dengan burung yang lain. Bersuara dan berkicau adalah cara

yang sangat efisien untuk burung saling berinteraksi terutama karena ukuran mereka yang

kecil dan hidup di habitat yang luas dan lebat seperti hutan.

Sebuah panggilan burung mengatakan sesuatu yang jelas dan tidak ambigu. Suatu

panggilan akan menjadi komunikasi dua arah apabila ada burung yang lain yang mendengar

panggilan tersebut. Panggilan ini akan mempengaruhi perilaku burung yang mendengarkan.

Setiap jenis burung memiliki jenis kicauan mereka sendiri dan biasanya unik kecuali

beberapa jenis burung yang memiliki kemampuan menirukan kicauan jenis burung yang lain.

Burung betina tahu bagaimana memilih mereka dari jenis burung yang sama.

Untuk burung jantan juga sama, mereka juga melakukan penilaian terhadap burung

betina. Apabila menurut mereka tidak ada burung betina yang layak untuk dikawini di daerah

tersebut, burung jantan akan berpindah tempat tenggeran untuk mencari pasangan.

Kemampuan suara burung berasal dari struktur yang tidak biasa dari organ vokal mereka.

Syrinx adalah organ yang memproduksi suara pada burung, ini setara dengan kotak suara dari

manusia. Syrinx berisi selaput yang bergetar dan menghasilkan gelombang suara saat udara

dari paru-paru melewatinya. Otot-otot kontrol yang detail dari syrinx memproduksi kicauan;

sementara burung dengan system otot vokal yang lebih rumit menghasilkan kicauan-kicauan

yang lebih kompleks

3. Daun pohon sawo bludru (tumbuhan)

Dalam pengamatan kami, kami melihat daun pohon sawo bludru. Dengan daun berbentuk

meruncing. Dan pada bagian permukaan atas daun pohon sawo bludru berwarna hijau tua dan

pada bagian bawah daun berwarna merah bata. Permukaan atas daun ketika kami raba terasa

licin dan permukaan bawah daun teras berbulu lembut. Terlihat tulang daun pohon sawo

Page 15: Laporan Praktikum Objek Fenomena dan Persoalan Biologi.docx

bludru berwarna merah bata. Dan berdasarkan persoalan biologi menurut struktur keilmuan

BSCS dapat di golongkan kedalam struktur dan fungsi.

Permukaan daun juga dapat memberikan sifat khas, karena adanya daun yang mengkilap

atau buram dan ada yang berambut atau tak berambut. Warna sisi atas daun ( adaksial) sering

kali berbeda dengan sisi bawah karena jumlah butir hijau daun lebih terkonsentrasi di sisi atas

daun ( pada jaringan palisade) . Sifat yang dibedakan sebagai berikut :

a. Licin ( laevis) serta

1. Mengkilap (Nitidus, nitens) pada kaca piring (Gardenia augusta).

2. Buram (opacus) contoh daun tua pada mahoni (Swietenia macrophylla).

3. Berlapis lilin (pruinosus) misalnya permukaan bawah daun pisng (Musa

paradisca).

b. Gundul (glaber) contoh sisi atas daun kupu kupu (Bauhinia purpurea)

c. Kasar (scaber ) contoh Petrea volubilis.

d. Berkerut (rugosus) misalnya pada jarong (Stachytarpheta jamaicensis).

e. Berbenjol benjol ( bullatus) bagian bagian mesofil menonjol keatas. Conoth air mata

pengantin (Antigonon leptopus)

f. Dengan rambut (pilus). Ada bermacam macam rambut.

1. Berambut (pilosus) jika rambut pendek dan tersebar.

2. Berambut panjang (villosus) rambut panjang lunak.

3. Berambut beludru (velutinus) rambut pendek dan rapat.

4. Berambut kasar (hirsutus) rambut kaku

5. Berambut bintang (stellato-pillosus) rambut bercabang seperti bintang misalnya

daun waru (Hibiscus similis)

6. Berambut duri (setosus) rambut amat kaku dan tegar.

7. Berambut bulu (plumosus) rambut seperti bulu yakni rambut yang masing-masing

berambut lagi.

8. Berambut empuk (pubescens) rambut pendek, lunak merapat pada permukaan.

9. Berambut sutera (sericeus) rambut tegak, rapat, lurus, lunak dan mengkilap.

10. Berambut wol (lanatus) panjang, berkeriting tak teratur.

11. Berambut seperti vilt (tomentosus) jika rambut yang kacau tersusun tak teratur

namun padat membentuk suatu lapisan rapat.

12. Berambut seperti sikat dan merapat (strigosus) jika rambut kaku dan merapat ke

permukaan.

Page 16: Laporan Praktikum Objek Fenomena dan Persoalan Biologi.docx

Dari penjabaran diatas dapat diketahui bahwa daun pada pohon sawo bludru adalah Licin

(laevis) serta mengkilap pada kaca piring dengan rambut (pilus) beludru (velutinus) rambut

berbentuk pendek dan rapat.

4. Daun cemara Norfolk (tumbuhan)

Cemara Norfolk atau dalam bahasa latin dikenal dengan nama Araucaria heteropylla

(salisb.) Franco, termasuk famili Araucariaceae, berasal dari kepulauan Norfolk, New

Zealand. Di Indonesia tanaman ini dikenal dengan nama cemara norfolk. Salah satu organ dari

tumbuhan ini sangat unik, yakni bagian daunnya yang memanjang dan berbentuk seperti

jarum-jarum yang tumpul sepanjang 1 – 1,5 cm sehingga dikenal dengan tumbuhan jarum.

Selain itu keunikan yang lain adalah daunnya selalu hijau dan tidak pernah gugur (evergreen).

Sebenarnya daun pada cemara norfolk adalah ranting yang berdaun rata seperti jarum.dari

observasi yang telah kami lakukan, kami mengamati daun cemara norfolk. Daun merupakan

salah satu organ tumbuhan yang tumbuh dari batang umumnya berwarna hijau (mengandung

klorofil) dan terutama berfungsi sebagai penangkap energi dari cahaya matahari untuk

fotosintesis. Daun merupakan organ terpenting pagi tumbuhan dalam melangsungkan

kehidupannya. Daun juga mempunyai bagian-bagian yang berperan penting untuk membantu

proses pertumbuhan.

Organ tumbuhan tersusun atas sekelompok sel yang mempunyai keaktifan yang sama yang

disebut jaringan. Secara morfologi dan anatomi daun merupakan organ tumbuhan yang paling

beragam. Ini dapat dilihat dari daun yang unik dari cemara norfolk. Bentuk daun yang elegan

dan unik juga merupakan karakteristik dari tumbuhan tersebut. Didalam observasi, daun

cemara norfolk berbentuk seperti jarum-jarum yang tumpul (obtusus), bentuk daun seperti

silinder, ujung tumpul, seluruh bagian kaku. Inilah karakteristik dari daun cemara norfolk.

Bentuk daun yang unik tersebut berfungsi sebagai bentuk adaptasi terhadap habitat hampir

semua anggotanya banyak dijumpai diwilayah bersuhu relatif sejuk, seperti sekeliling kutub

atau didataran tinggi. Daun yang berbentuk jarum pada cemara norfolk, sehingga ada sela

diantara daun tersebut.

Selain itu fenomena dari cemara norfolk adalah daunnya yang berwarna hijau, meskipun

dalam satu daun ada perbedaan warna daun, yaitu dipucuk daun berwarna hijau muda. Daun

yang berwarna hijau dikarenkan ada kloroplas sebagai tempat fotosintesis dengan mengubah

energi surya menjadi energi kimia dengan cara menyerap dan menggunakan energi matahari

untuk menggerakkan sintesis senyawa-senyawa organik seperti gula dari karbondioksida dan

Page 17: Laporan Praktikum Objek Fenomena dan Persoalan Biologi.docx

air. Kloroplas mengandung pigmen hijau yang berwarna klorofil, serta berbagai enzim dan

molekul lain yang berfungsi dalam produksi gula secara fotosintesis.

Perbedaan warna daun antara dipucuk dan badan daun dikarenakan perbedaan tingkat

kedewasaan atau kematangan. Hal ini berhubungan dengan umur daun tersebut. Daun yang

dewasa atau tua memiliki warna daun hijau tua. Sedangkan daun yang masih muda yang

berada di pucuk cemara norfolk bewarna hijau muda. Selain faktor umur, faktor lingkungan

yang berperan penting seperti intensitas cahaya yang didapat dan kelembaban.

5. Seekor kupu-kupu (hewan)

Kupu-kupu merupakan salah satu jenis satwa liar bangsa serangga yang memiliki

keindahan warna dan bentuk sayap. Di alam, kupu-kupu memiliki nilai penting, yaitu sebagai

penyerbuk pada proses pembuahan bunga. Hal ini secara ekologis turut memberi andil dalam

mempertahankan keseimbangan ekosistem dan memperkaya keanekaragaman hayati.

Biasanya hidup pada habitat teresterial dan komposisi jenisnya bervariasi menurut kondisi

habitatnya. Keanekaragaman jenis kupu-kupu dan habitatnya sangat luas dari dataran rendah

sampai hutan pegunungan tinggi, 0 - 2000 mdpl (Sihombing, 1999).

Pekarangan rumah merupakan salah satu habitat kupu-kupu. Keberadaan kupu-kupu

dipengaruhi oleh komposisi vegetasi dan kondisi lingkungan sekitar serta besarnya gangguan

manusia. (Tikupadang dan Gunawan, 1977).

Kelangsungan hidup kupu-kupu sangat ditunjang dengan tersedianya tumbuhan sebagai

sumber pakan, baik pada tahap larva (ulat), maupun pada tahap imago (kupu-kupu dewasa),

dan tersedianya tumbuhan yang dapat berfungsi sebagai pelindung. Disamping itu, juga

diperlukan factor cahaya yang cukup, udara yang bersih, dan air sebagai materi yang

dibutuhkan untuk menjaga kelembaban linkungan dimana kupu-kupu tersebut hidup. Kupu-

kupu dewasa rata-rata berumur satu bulan. Di alam liar umurnya lebih pendek karena

predator, penyakit, maupun faktor lain. yang ekstrem seperti kupu-kupu monarch, mourning

cloak, dan tropical heliconian yang bisa hidup hingga sembilan bulan, kupu-kupu terkecil

hanya berumur satu minggu (North American Butterfly Association ).

Kupu-kupu hidup dari nektar bunga, beberapa menyukai cairan yang dihisap dari buah-

buahan yang jatuh di tanah dan membusuk, daging bangkai, kotoran burung dan tanah basah.

Kupu-kupu termasuk jenis serangga dalam pengkelasannya di kelompokan sebagai order

Lepidoptera, yakni serangga yang sayapnya ditutupi oleh sisik. Jumlah jenis kupu-kupu yang

telah diketahui di seluruh dunia diperkirakan ada sekitar 13.000, dan mungkin beberapa ribu

jenis lagi yang belum di determinasi (Stokoe, W.J., 1982).

Page 18: Laporan Praktikum Objek Fenomena dan Persoalan Biologi.docx

Kupu kupu termasuk hewan yang membantu penyerbukan tumbuh-tumbuhan yang di sebut

dengan polinator. Kupu-kupu hidup hampir di seluruh penjuru dunia. Sama seperti serangga

lainnya, kupu-kupu memiliki tiga bagian tubuh dan sepasang antena. Dan uniknya seluruh

tubuh kupu kupu di liputi dengan sesor berupa bulu-bulu halus.

Dari hasil pengamatan diketahui bahwa kupu-kupu pada awalnya akan mendatangi

tanaman atau daerah yang sama, dimana biasanya kupu-kupu menemukan sumber

makanannya. Setelah itu kupu-kupu mulai hinggap pada tanaman dan mendekati sumber

makanan yaitu bunga. Kupu-kupu mulai sampai pada tangkai bunga, dan proses ini terjadi

kurang lebih selama 15-25 detik, sebelum kupu-kupu hinggap lagi pada bunga yang lain.

Setelah hinggap pada tangkai bunga, pelan-pelan kupu-kupu sampai pada sumber, dan

menghisap sari bunga kurang lebih membutuhkan waktu 2-10 detik, dan kemudian mencari

bunga lain, tidak menutup kemungkinan kalau nanti kupu-kupu akan kembali pada bunga

yang sama. Perilaku yang sama akan terjadi terus-menerus dalam proses kupu-kupu mencari

makan. Jika pada saat kupu-kupu menghisap sari bunga, dan kemudian ada gangguan dari

lingkungan, maka kupu-kupu dengan segera meninggalkan sumber makanan. Spesies kupu-

kupu yang berbeda maka berbeda pula perilaku kupu-kupu dalam mencari makan. Dari hasil

pengamatan, dapat diketahui kupu-kupu yang diamati merupakan salah satu spesies dari

family papilionidae.

Dalam pengamatan yang kami lakukan, kami melihat kupu kupu. Kupu kupu itu begitu

indah terbang berpindah tempat dari satu pohon ke pohon yang lain. Berdasarkan persoalan

biologi menurut struktur keilmuan BSCS seekor kupu kupu dapat di golongkan kedalam

perilaku. Sewaktu berpindah dari bunga ke bunga , kupu kupu menjadi penyerbuk sehingga

terjadi penyerbukan silang.

6. Sekelompok ikan nila (hewan)

Ikan nila adalah sejenis ikan konsumsi air tawar. Ikan ini diintroduksi dari Afrika pada

tahun 1969 dan kini menjadi ikan peliharaan yang populer di kolam-kolam air tawar dan

dibeberapa waduk di Indonesia. Nama ilmiah pada ikan Nila adalah Oreochromis niliticus,

dan di dalam Bahasa Inggris ikan ini dikenal dengan sebutan Nile Tilapia. Ikan Nila termasuk

kelompok ikan tilapial (Trewavas, 1982).

Ikan nila banyak dibudidayakan di berbagai daerah, selain itu mempunyai kemampuan

beradaptasi yang baik diberbagai jenis air, contohnya hidup di air tawar, air payau, dan air

laut. Ikan ini juga tahan terhadap perubahan lingkungan, bersifat omnivora dan mampu

mencerna makanan secara efisien. Pertumbuhannya cepat dan tahan terhadap serangan

Page 19: Laporan Praktikum Objek Fenomena dan Persoalan Biologi.docx

penyakit. Ikan yang menjadi peliharaan, biasanya yang berukuran sedang, yaitu dengan

panjang total (moncong hingga ujung ekor) mencapai sekitar 30 cm. Sirip punggung (dorsal)

dengan 16-17 (tajam) dan 11-15 jari-jari (duri lunak); dan sirip dubur (anal) dengan 3 duri dan

berjari-jari antara 8-11 cm. Klasifikasi ikan nila adalah sebagai berikut:

Kingdom : Animalia

Filum : Chordata

Sub Filum : Vertebrata

Kelas : Pisces

Sub Kelas : Teleosin

Ordo : Percormorphii

Sub Ordo : Percoidae

Famili : Cichlidae

Genus : Oreochromis

Spesies : Oreochromis Niloticus

Common Name : Nile Tilapia

Local Name : Nila

Morfologi keanekaragaman ikan nila yaitu:

Memiliki bentuk tubuh yang pipih ke arah bertikal (kompres) dengan profil empat

persegi panjang ke arah antero posterior.

Posisi mulut terletak di ujung hidung (terminal) dan dapat disembuhkan.

Pada sirip ekor tampak jelas garis-garis vertikal dan pada sirip punggungnya garis

tersebut letaknya kelihatan condong.

Ciri khas ikan nila adalah garis-garis vertikal berwarna hitam pada sirip ekor, punggung

dan dubur.

Pada bagian sirip caudal (ekor) dengan bentuk membuat terdapat warna kemerahan dan

bisa digunakan sebagai indikasi kematangan gonad.

Pada rahang terdapat bercak kehitaman.

Sisik ikan nila adalah tipe ctenoid.

Ikan nila juga ditandai dengan jari-jari dorsal yang keras, begitu pun bagian analnya.

Dengan posisi sirip anal di belakang sirip dada (abdorminal).

Ikan nila memiliki tulang kartilago kranium sempurna, organ pembau dan kapsul otik

tergabung menjadi satu.

Eksoskleton Ostracodermi mempunyai kesamaan dengan dentin pada kulit.

Page 20: Laporan Praktikum Objek Fenomena dan Persoalan Biologi.docx

Elasmobrachii yang merupakan mantel keras seperti email pada gigi vertebrata. Di

bawah lapisan tersebut terdapat beberapa lapisan tulang sponge dan di bawahnya lagi

terdapat tulang padat.

Tulang palato-quadrat dan kartilago Meckel adalah tulang rawan yang akan membentuk

rahang atas dan rahang bawah.

Kolam air yang kami amati terdapat beberapa ikan nila didalamnya. Ada yang berwarna

kuning dan orange, orange, hitam dan putih, dan orange putih. Sekelompok ikan itu kami

amati semua ikan nila, akan tetapi mereka mempunyai warna corak warna yang berbeda beda

.Kami mengklasifikasikanya kedalam populasi menurut tingkat organisme kehidupan. Dan

termasuk keberagaman dan keanekaragaman dalam persoalan biologi menurut struktur

keilmuan BSCS.

7. Pelepah sawit (tumbuhan)

Kelapa sawit tergolong tanaman yang memiliki biji keping satu (monokotil) oleh

karenanya batang kelapa sawit tidak berkambium dan pada umumnya tidak tumbuh

bercabang, kecuali pada tanaman yang tumbuh abnormal. Batang kelapa sawit tumbuh tegak

lurus (phototropi) dan dibungkus oleh pelepah daun. Bagian bawah batang umumnya lebih

besar dibanding bagian atasnya. Hingga umur tanaman tiga tahun, batang kelapa sawit masih

belum dapat terlihat karena masih terbungkus oleh pelepah daun.

Setiap tahun, tinggi batang kelapa sawit bertambah pada kisaran 45 cm tergantung umur

tanaman, ketersediaan hara, keadaan tanah, iklim, dan genetik tanaman.  Tinggi tanaman

kelapa sawit yang dibudidayakan maksimum mencapai 15--18 m, sedangkan kelapa sawit liar

tingginya dapat mencapai 30 m.

Daun kelapa sawit tersusun majemuk menyirip membentuk satu pelepah yang panjangnya

antara 7,0--9,0 m, dimana jumlah anak daun setiap pelepah berkisar antara 250--400 helai.  

Pada pohon kelapa sawit yang dipelihara, dalam satu batangnya terdapat 40--50 pelepah daun,

sedangkan untuk kelapa sawit liar jumlahnya bisa mencapai 60 pelepah.  Daun muda yang

masih kuncup berwarna kuning pucat, sedangkan daun tua berwarna hijau tua dan segar. 

Tanaman kelapa sawit tua membentuk 2--3 pelepah daun setiap bulannya, sedangkan tanaman

muda menghasilkan 4--5 daun setiap bulannya.  Produksi daun per-bulan dipengaruhi oleh

faktor umur, lingkungan genetik, dan iklim.

Luas permukaan daun sangat berpengaruh terhadap produktivitas hasil tanaman.  Semakin

luas permukaan daun maka produktivitas hasil tanaman akan semakin tinggi. Hal ini terjadi

karena proses fotosintesis akan berjalan dengan baik pada jumlah daun yang banyak, namun

Page 21: Laporan Praktikum Objek Fenomena dan Persoalan Biologi.docx

luas permukaan daun yang melebihi titik optimal justru dapat menyebabkan laju transpirasi

tanaman tinggi, pemborosan fotosintat untuk pertumbuhan vegetatif daun, dan penurunan

produktivitas hasil tanaman.  Proses fotosintesis akan optimal jika luas permukaan daun

mencapai 11 m2.

Pada pelepah sawit yang kami amati, warna pada bagian pelepah bawah berwarna kuning

semakin keatas berwarna hijau . Dan dipinggir pelah sawit terdapat duri duri. Hal tersebut

kami golongkan sebagai fenomena objek karena dapat berupa gambar tanpa harus adanya

rekaman. Kami menggolongkan pula ke dalam jenis plantae karena daun merupakan bagian

dari tumbuhan. Berdasarkan persoalan biologi menurut struktur keilmuan BSCS maka kami

masukkanke dalam struktur dan fungsi.

8. Batang euphorbia (tumbuhan)

Euphorbia adalah tanaman dengan batang berduri dan bergetah, dengan bunga yang

menyembul dari ketiak daun berupa gerombol bunga. Sebagian dari jenis euphorbia tumbuh

menyemak, tetapi ada juga jenis-jenis yang tumbuh tinggi dan besar. Bunga euphorbia yang

sempurna selalu berkelipatan 8. Euphorbia dikenal juga sebagai bunga delapan dewa.

Batang euphorbia tidak berkayu, tetapi jika tumbuh membesar akan mengeras. Bentuk

batangnya ada yang bulat, ada pula yang bersudut. Batang ini ditumbuhi duri, ada yang

berduri tunggal, ganda, dan duri yang berkelompok. Daun yang sehat agak tebal, dengan

permukaan halus, dan tulang daun yang menonjol. Bentuk daun ada yang berujung lancip,

oval, ada juga yang membulat, dan ada pula yang berbentuk hati.

Euphorbia juga ada yang berupa species, ada juga yang varietas (biasa disebut jenis hibrida

atau hasil persilangan). Euphorbia berkerabat dekat dengan kastuba, sehingga euphorbia juga

adalah jenis tanaman yang peka terhadap cahaya pada malam hari. Adanya cahaya malam hari

menjadikan tanaman ini tidak mau berbunga, tetapi akan mempercepat atau memacu

tumbuhnya tunas samping.

Pada batang euphorbia yang kami amati, batangnya batangnya berduri dan berbentuk oval.

Saat batang euphorbia yang kecil jarak antar durinya berimpitan sedang pada batang

tumbuhan euforbia yang besar jarak antar durinya lebih renggang. Tingkat organisasi

kehidupan pada pengamatan ini populasi.

Setelah kami mencoba membahas hasil pengamatan kami, kami ingin mengutarakan

kesulitan , kendala , maupun kesalahan-kesalahan yang telah kelompok kami lakukan dalam

pengamatan sehingga membuat hasil atau data pengamatan kurang akurat,antara lain :

Page 22: Laporan Praktikum Objek Fenomena dan Persoalan Biologi.docx

1. Kurangnya persiapan penguasaan materi sebelum melakukan observasi.

2. Kurang ketelitian kami dalam mengamati objek.

3. Kurang pahamnya kami dalam mengklasifikasi atau mengelompokkan objek

kedalam persoalan biologi menurut BSCS.

G. Kesimpulan dan Saran

a. Kesimpulan

Dari observasi yang telah dilakukan dan diperoleh hasil observasi, praktikan dapat

menyampaikan kesimpulan bahwa:

1. Di lingkungan alam sekitar kita terdapat berbagai macam objek kajian biologi. Adapun

objek kajian biologi yang dapat teramati oleh praktikan adalah:

a. Tumbuhan: daun pohon sawo bludru, daun cemara norfolk, pelepah sawit, dan

batang euforbia.

b. Hewan: sekelompok semut hitam, seekor burung berwarna hijau kuning, seekor

kupu-kupu, dan sekelompok ikan nila.

2. Dari objek hasil observasi dapat diidentifikasi tingkat organisasi kehidupannya, yaitu:

a. Tingkat populasi: sekelompok semut hitam dan sekelompok ikan nila.

b. Tingkat individu: seekor burung berwarna hijau kuning dan seekor kupu-kupu.

c. Tingkat organ: daun pohon sawo bludru, daun cemara norfolk, pelepah sawit, dan

batang euforbia.

3. Persoalan biologi meneurut BSCS yang dapat teramati dari fenomena-fenomena hasil

observasi yang telah dilakukan, yaitu:

a. Tema persoalan perilaku: sekelompok semut hitam, seekor burung berwarna hijau

kuning dan seekor kupu-kupu.

b. Tema persoalan struktur dan fungsi (structure and function): daun pohon sawo

bludru, daun cemara norfolk, pelepah sawit, dan batang euforbia.

c. Tema persoalan keanekaragaman: sekelompok ikan nila.

b. Saran

Dalam praktikum mengobservasi tentang objek, fenomena, dan persoalan biologi, kami

memberikan saran beberapa hal, antara lain:

1. Sebelum melakukan observasi, praktikan harus mempelajari dan memahami

mengenai objek, fenomena dan persoalan biologi yang ada di lingkungan alam

Page 23: Laporan Praktikum Objek Fenomena dan Persoalan Biologi.docx

sekitar dan berkaitan dengan kehidupan sehari-hari menurut badan keilmuan BSCS

(Biological Science Curriculum Study).

2. Saat melakukan observasi pada objek kajian biologi, observasi harus dilakukan

dengan menggunakan panca indera, baik penglihatan, pendengaran, penciuman,

peraba, dan perasa. Selain itu untuk membantu mempermudah melihat benda-benda

kecil dapat menggunakan lup (kaca pembesar).

3. Pada proses penulisan laporan, praktikan harus menggunakan referensi buku-buku,

serta menggunakan jurnal yang tepat dan sesuai dengan objek, fenomena, dan

persoalan biologi yang telah diamati pada saat melakukan observasi.

H. Daftar Pustaka

Campbell, Neil A, dkk. 2010. Biologi. Jakarta: Erlangga.

Gembong Tjitrosoepomo. 1985. Morfologi Tumbuhan. Yogyakarta: Gajah Mada Press.

Repository.ipb.ac.id/bitsstream/handle/123456789/3466/Bo8tw1.pdf. Diunduh pada

tanggal 17 September 2013 pukul 15.41 WIB.

Biologi Dasar I. Yogyakarta: FMIPA

Sri Mulyani. 2006. Anatomi Tumbuhan. Yogyakarta: Kanisinus.

Widowati, Asri dan Ekosari R. 2012. Petunjuk Praktikum

Harun Yahya. 2002. Keajaiban Pada Semut. Bandung: Dzikra.

http://blog.ub.ac.id/abdullahelg10/2011/09/16/anatomi-dan-fisiologi-ikan-nila/

http://hendronoprin.blogspot.com/2010/01/kupu-kupu.html

I. Lampiran

1. Pengamatan 1

Sekelompok semut hitam yang berhenti ketika berpapasan dengan semut lainnya.

Page 24: Laporan Praktikum Objek Fenomena dan Persoalan Biologi.docx

2. Pengamatan 2

Seekor burung berwarna hijau kuning, suaranya “cuit...cuitt” dan hinggap dipohon.

3. Pengamatan 3

Pohon sawo bludru, daun berbentuk meruncing. Pada bagian permukaan atas daun

berwarna hijau tua dan bagian bawah daun berwarna merah bata. Permukaan atas daun

licin dan permukaan bawah daun berbulu lembut. Tulang dauunya berwarna coklat.

Tampak bagian permukaan atas daun.

Page 25: Laporan Praktikum Objek Fenomena dan Persoalan Biologi.docx

Tampak bagian permukaan bawah daun.

4. Pengamatan 4

Daun cemara norfolk, daunnya berbentuk jarum dan terdapat sela antar dauunnya.

Daunnya majemuk dan berbentuk seperti jarum

Page 26: Laporan Praktikum Objek Fenomena dan Persoalan Biologi.docx

5. Pengamatan 5

Seekor kupu-kupu, terbang berpindah dari satu pohon kepohon lain.

6. Pengamatan 6

Sekelompok ikan nila, ada yang berwarna kuning dan orange, orange, hitam dan putih, dan

putih bercak orange.

Page 27: Laporan Praktikum Objek Fenomena dan Persoalan Biologi.docx

7. Pengamatan 7

Pelepah sawit, warna pelepah bagian bawah berwarna kuning semakin keatas berwarna

hijau. Dipinggir pelepah terdapat duri-duri

8. Pengamatan 8

Page 28: Laporan Praktikum Objek Fenomena dan Persoalan Biologi.docx

Batang tumbuhan euforbia, batangnya berduri daunnya berbentuk oval.