laporan praktikum kimia dasar (redoks)

26
A. Judul Praktikum : Reaksi Oksidasi dan Reduksi B. Hari/Tanggal Percobaan : Senin, 16 Maret 2012 jam 10.00-12.30 C. Tujuan Percobaan : 1.Mengetahui reaksi redoks berdasarkan perubahan warna 2. Menentukan DGL listrik D. Tinjauan Pustaka : Pengertian Oksidasi dan Reduksi (Redoks) Pengertian oksidasi dan reduksi disini lebih melihat dari segi transfer oksigen, hidrogen dan elektron. Disini akan juga dijelaskan mengenai zat pengoksidasi (oksidator) dan zat pereduksi (reduktor). Oksidasi dan reduksi dalam hal transfer oksigen Dalam hal transfer oksigen, Oksidasi berarti mendapat oksigen, sedang Reduksi adalah kehilangan oksigen. Sebagai contoh, reaksi dalam ekstraksi besi dari biji besi:

Upload: yiyinsetiaranta

Post on 12-Aug-2015

2.538 views

Category:

Documents


32 download

DESCRIPTION

laporan praktikum kimia dasar (reaksi Oksidasi Reduksi) beerisi tentang dasar teori, alat dan bahan, alur kerja, hasil pengamatan, analisis dan pembahasan, kesimpulan, jawaban pertanyaan dan daftar pustaka serta lampiran.semoga bermanfaat

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan praktikum kimia dasar (Redoks)

A. Judul Praktikum : Reaksi Oksidasi dan Reduksi

B. Hari/Tanggal Percobaan : Senin, 16 Maret 2012 jam 10.00-12.30

C. Tujuan Percobaan :

1.Mengetahui reaksi redoks berdasarkan

perubahan warna

2. Menentukan DGL listrik

D. Tinjauan Pustaka :

Pengertian Oksidasi dan Reduksi (Redoks)

Pengertian oksidasi dan reduksi disini lebih melihat dari segi transfer oksigen,

hidrogen dan elektron. Disini akan juga dijelaskan mengenai zat pengoksidasi

(oksidator) dan zat pereduksi (reduktor).

Oksidasi dan reduksi dalam hal transfer oksigen

Dalam hal transfer oksigen, Oksidasi berarti mendapat oksigen, sedang

Reduksi adalah kehilangan oksigen.

Sebagai contoh, reaksi dalam ekstraksi besi dari biji besi:

Karena reduksi dan oksidasi terjadi pada saat yang bersamaan, reaksi

diatas disebut reaksi REDOKS.

Page 2: Laporan praktikum kimia dasar (Redoks)

Zat pengoksidasi dan zat pereduksi

Oksidator atau zat pengoksidasi adalah zat yang mengoksidasi zat lain.

Pada contoh reaksi diatas, besi(III)oksida merupakan oksidator.

Reduktor atau zat pereduksi adalah zat yang mereduksi zat lain. Dari

reaksi di atas, yang merupakan reduktor adalah karbon monooksida.

Jadi dapat disimpulkan:

oksidator adalah yang memberi oksigen kepada zat lain,

reduktor adalah yang mengambil oksigen dari zat lain

Oksidasi dan reduksi dalam hal transfer hydrogen

Definisi oksidasi dan reduksi dalam hal transfer hidrogen ini sudah lama

dan kini tidak banyak digunakan.

Oksidasi berarti kehilangan hidrogen, reduksi berarti mendapat hidrogen.

Perhatikan bahwa yang terjadi adalah kebalikan dari definisi pada transfer

oksigen.

Sebagai contoh, etanol dapat dioksidasi menjadi etanal:

Untuk memindahkan atau mengeluarkan hidrogen dari etanol diperlukan

zat pengoksidasi (oksidator). Oksidator yang umum digunakan adalah larutan

kalium dikromat(IV) yang diasamkan dengan asam sulfat encer.

Page 3: Laporan praktikum kimia dasar (Redoks)

Etanal juga dapat direduksi menjadi etanol kembali dengan menambahkan

hidrogen. Reduktor yang bisa digunakan untuk reaksi reduksi ini adalah natrium

tetrahidroborat, NaBH4. Secara sederhana, reaksi tersebut dapat digambarkan

sebagai berikut:

Zat pengoksidasi (oksidator) dan zat pereduksi (reduktor)

Zat pengoksidasi (oksidator) memberi oksigen kepada zat lain, atau

memindahkan hidrogen dari zat lain.

Zat pereduksi (reduktor) memindahkan oksigen dari zat lain, atau memberi

hidrogen kepada zat lain.

Oksidasi dan reduksi dalam hal transfer elektron

Oksidasi berarti kehilangan elektron, dan reduksi berarti mendapat elektron.

Definisi ini sangat penting untuk diingat. Ada cara yang mudah untuk membantu

anda mengingat definisi ini. Dalam hal transfer elektron:

Contoh sederhana

Reaksi redoks dalam hal transfer elektron:

Page 4: Laporan praktikum kimia dasar (Redoks)

Tembaga(II)oksida dan magnesium oksida keduanya bersifat ion. Sedang

dalam bentuk logamnya tidak bersifat ion. Jika reaksi ini ditulis ulang sebagai

persamaan reaksi ion, ternyata ion oksida merupakan ion spektator (ion

penonton).

Jika anda perhatikan persamaan reaksi di atas, magnesium mereduksi iom

tembaga(II) dengan memberi elektron untuk menetralkan muatan tembaga(II).

Dapat dikatakan: magnesium adalah zat pereduksi (reduktor).

Sebaliknya, ion tembaga(II) memindahkan elektron dari magnesium untuk

menghasilkan ion magnesium. Jadi, ion tembaga(II) beraksi sebagai zat

pengoksidasi (oksidator).

Memang agak membingungkan untuk mempelajari oksidasi dan reduksi

dalam hal transfer elektron, sekaligus mempelajari definisi zat pengoksidasi dan

pereduksi dalam hal transfer elektron.

Dapat disimpulkan sebagai berikut, apa peran pengoksidasi dalam transfer

elektron:

Zat pengoksidasi mengoksidasi zat lain.

Oksidasi berarti kehilangan elektron (OIL RIG).

Itu berarti zat pengoksidasi mengambil elektron dari zat lain.

Jadi suatu zat pengoksidasi harus mendapat elektron

Atau dapat disimpulkan sebagai berikut:

Page 5: Laporan praktikum kimia dasar (Redoks)

Suatu zat pengoksidasi mengoksidasi zat lain.

Itu berarti zat pengoksidasi harus direduksi.

Reduksi berarti mendapat elektron (OIL RIG).

Jadi suatu zat pengoksidasi harus mendapat elektron.

Polarisasi Ikatan Kovalen

Ikatan Kovalen Polar dan Ikatan Kovalen Nonpolar

Berdasarkan  pengetahuan  keelektronegatifan  yang  telah diketahui maka

salah satu akibat adanya perbedaan keelektronega-tifan antar dua atom unsur

berbeda adalah terjadinya polarisasi ikatan kovalen. Adanya polarisasi

menyebabkan ikatan kovalen dapat dibagi menjaadi ikatan kovalen polar dan

ikatan kovalen nonpolar. Ikatan kovalen polar dapat dijumpai pada molekul

hidrogen klorida sedangkan ikatan kovalen nonpolar dapat dilihat pada molekul

hidrogen.

Orbital H2 dan HCl, polarisasi ikatan kovalen

Pada hidrogen klorida terlihat bahwa pasangan elektron bersama lebih

tertarik ke arah atom klorin karena elektronegatifitas atom klorin lebih besar dari

pada elektronegatifitas atom hidrogen. Akibat hal ini adalah terjadinya polarisasi

pada hidrogen klorida menuju atom klorin. Ikatan jenis ini disebut ikatan kovalen

polar. Hal yang berbeda terlihat pada molekul hidrogen. Pada molekul hidrogen,

Page 6: Laporan praktikum kimia dasar (Redoks)

pasangan elektron bersama berada ditempat yang berjarak sama diantara dua inti

atom hidrogen (simetris). Ikatan yang demikian ini dikenal sebagai ikatan kovalen

nonpolar.

Molekul Polar dan Molekul Nonpolar

Molekul yang berikatan secara kovalen nonpolar seperti H2, Cl2 dan

N2 sudah tentu bersifat nonpolar. Akan tetapi molekul dengan ikatan  kovalen

polar  dapat  bersifat  polar  dan  nonpolar  yang bergantung pada bentuk geometri

molekulnya. Molekul dapat bersifat nonpolar apabila molekul tersebut simetris

walaupun ikatan yang digunakan adalah ikatan kovalen polar.

Susunan ruang (VSEPR) BF3, H2O, NH3 dan BeCl2

Molekul H2O dan NH3 bersifat polar karena ikatan O-H dan N-H bersifat

polar. Sifat polar ini disebabkan adanya perbedaan keelektronegatifan dan bentuk

molekul yang tidak simetris atau elektron tidak tersebar merata.

Dalam H2O, pusat muatan negatif terletak pada atom oksigen

sedangkan pusat muatan positif pada kedua atom hidrogen. Dalam molekul NH3,

pusat muatan negatif pada atom nitogen dan pusat muatan positif pada ketiga

atom hidrogen. Molekul BeCl2 dan BF3 bersifat polar karena molekul berbentuk

simetris dan elektron tersebar merata walupun juga terdapat perbedaan

keelektronegatifan.

Kepolaran suatu molekul dapat diduga dengan menggambarkan ikatan

menggunakan suatu vektor dengan arah anak panah dari atom yang bermuatan

positif menuju ke arah atom yang bermuatan negatif. Molekul dikatakan bersifat

nonpolar apabila resultan vektor sama dengan nol. Sedangkan molekul bersifat

polar apabila hal yang sebaliknya terjadi, resultan tidak sama dengan nol.

Page 7: Laporan praktikum kimia dasar (Redoks)

E. Rancangan Percobaan :

1. Beberapa reaksi redoksa. tabung 1

Pembanding

0.5 ml larutan KI + 5 tetes larutan kanji

Tidak berwarna

Coklat kehitaman

Ditambah 0.5 ml H2SO4

2 M & 5 tetes H2O2 30%

Tabung 2

1 ml larutan KI 0.1 M & 5 tets larutan kanji

Tidak berwarna

Coklat kehitaman

Ditambahkan 1 ml H2SO4 1 M & 0.5 ml FeCl3 0.1 M

Tabung 3

1 ml larutan KI 0.1 M + 5 tetes larutan kanji

Tidak berwarna

Coklat kehitaman

Ditambahkan tetes demi tetes HNO3 pekat

5 tetes I2

Coklat kehitaman

Diencerkan

Ditambahkan 2 tetes larutan kanji

2tetes I2

ungu

Diencerkan

Ditambahkan 5 tetes larutan kanji

Page 8: Laporan praktikum kimia dasar (Redoks)

1b.

Pembanding

2. penentuan gaya gerak listrik darisel kimia

3. elektrolisis

H2SO4 2 M

jingga

Jingga kekuningan

Kuning - orange

Merah darah

Dimasukkan kedalam tabung “U” sampai ± 3 cm dari mulut tabung

Ditambah 2ml Fe(SO4)2 jenuh

Ditambahkan 5 tetes KSCN 0.1 M pada tabung kanan

Ditambahkan 2ml K2Cr2O7 0,1 M tabung kiri

Dicelupkan elektroda karbon sampai terendam setinggi ±2 cm

Dicelupkan elektroda karbon sampai terendam setinggi ±2 cm

2 ml FeCl3

Coklat kemerahan

Ditambahkan tetesan larutan KSCN 0,1 M

Gelas kimia I 100 ml Gelas kimia II 100 ml

Dicelupkan batang/ lempeng seng

15 ml CuSO4 1 M 25 ml ZnSO4 0,1 M

Eo sel = 1,1

Dicelupkan batang /kawat lempeng tembaga

Dihubungkan kedua lempeng tersebut dengan voltmete

Dibuat jembatan garam dari kertas tissue yang digulung & dicelupkan/ ditetesi NaCl

Diceelupkan elektroda karbon pada mulut tabung terendam ± 2cm

Dihubungkan elektroda karbon dengan adaptor 6 V

Larutan KI 0,25 M

Gas I2 Gas H2

Terdapat sedikit warna kuning

Endapan warna pink tidak bercampur dengan I2

Tidak ada perubahan warna

Perubahan warna pink

Coklat tua

Dicelupkan elektroda karbon pada mulut tabung terendam ± 2cm

Dihubungka elektroda karbon dengan adaptor 6 V

Dimasukkan pada tabung “U” ± 2cm dari mulut tabung

Putuskan aliran listrik setelah 5 menit

Ditambahkan 2ml larutan FeCl3 0,1 M

Page 9: Laporan praktikum kimia dasar (Redoks)

F.G.

H.I.

J. Hasil Pengamatan

NO PERCOBAANHASIL PERCOBAAN

KESIMPULANSEBELUM SESUDAH

1. Macam-macam Reaksi Redoks

a. Tabung 1 KI tidak berwarna

Larutan kanji tidak

berwarna

Tabung 1Warna coklat

kehitamanDan terdapat

endapan karbon

Ketiga tabung menunjukkan

adanya oksidasi I2 yang ditandai dengan adanya

Diambil 2ml larrutan hasil elektrolisis dari ruang katoda

Ditambahkan PP

Diambil 2ml larutan hasil elektrolisis dari ruang anoda

Ditambahkan 1ml larutan CHCl3

Dikocok & diamati

Page 10: Laporan praktikum kimia dasar (Redoks)

H2SO4 tidak berwarna

H2O2 30 % tidak

berwarna FeCl3 tidak

berwarna HNO3 pekat

tidak berwarna

I2 berwarna kuning

Larutan CH3COOH

tidak berwarna

Larutan Asam borat tidak berwarna

warna coklat kehitaman (I2

lebih banyak daripada

amilumnya)

Tabung 2 Tabung 2Warna coklat

kehitaman

Tabung 3 Tabung 3Warna coklaat

kehitaman

Tabung 4 Tabung 4 (Pembanding)Warna coklat

kehitaman

Tabung 5 Tabung 5 (Pembanding)

Ungu

b. H2SO4

tidak berwarna

K2Cr2O7 kuning

Fe(SO4)2 hijau

kekuningan

KSCN tidak

berwarna

H2SO4 + K2Cr2O7

berwarna jingga setelah

dicelupkan elektroda karbon berwarna jingga

kekuningan H2SO4 +

Fe (SO4)2 jenuh + KSCN

berwarna kuning-orange

setelah dicelupkan elektroda karbon

berwarna merah darah

Warna merah darah

menunjukkan adanya oksidasi Fe2+ menjadi

Fe3+ dan warna jingga

kekuningan menunjukkan

adanya reduksi dari Cr2O72- →

2 Cr3+

2 Penentuan DGL dari sel kimiaGelas Kimia 1 CuSO4

berwarna biruE sel menunjukkan angka 4 ,maka E sel = 1 VE sel =

= 1 V

Dari peercobaan ini didapatkan E sel sebesar 1 V dengan selisih 0,1 V dari hipotesis yang ada

Gelas Kimia 2 Zn SO4 tidak berwarna

3. Elektrolisis

Page 11: Laporan praktikum kimia dasar (Redoks)

Katoda KI tidak berwarna

KI + elektroda karbon terbentuk gas H2 tidak berwarna

Ketika hasil elektrolisis dari katoda ditambah pp terdapat perubahan warna pink + FeCl3 berubah warna menjadi coklat tua

Pada katoda tebentuk gas H2 yang menunjukkan adanya reduksi sari H2O sehigga larutan menjadi tidak berwarna. Namun pada anoda terjadi oksidasi daari 2I → I2 dan terbantuk gelembung gas I2

Pada anoda hasil elektrolisis setelah ditambah CHCl3 terbentuk warna pink yang tidak bercampur dengan I2

Pada katoda hasil elektrolisis setelah ditambah pp terbentuk warna pink yang menunjukkan larutan tersebut bersifat basa

CH3COOH berwarna merah

Anoda KI + elektroda karbon terbentuk gas I2 berwarna kuning

Ketika hasil elektrolisis dari anoda ditambah CHCl3 terdapat warna lembayung yang tidak bercampur dengan I2

G. Analisis Data

1. A.

Pertama, yaitu dimasukkan larutan KI 0,25 M yang tidak berwarna

pada tabung U ± 2 cm dari mulut tabung. Kemudian, pada tabung

U sebelah kanan dicelupkan elektroda karbon pada mulut tabung ±

2 cm dan dihubungkan dengan elektroda karbon dengan adaptor 6

V . Pada tabung U sebelah kiri juga dicelupkan elektroda karbon

Page 12: Laporan praktikum kimia dasar (Redoks)

pada mulut tabung ± 2 cm dan dihubungkan dengan elektroda

karbon dengan adaptor 6 V. Pada pengamatan, didapatkan bahwa

di katoda terdapat gelembung-gelembung gas (++) H2 yang tidak

berwarna. Hal ini dikarenakan adanya reduksi dari 2H2O + 2 e →

H2 + 2 OH-. Oleh karena K+ merupakan golongan IA, maka yang

akan direduksi pada elektrolisis ini adalah H2O. Sedangkan di

anoda didapatkan gelembung-gelembung gas (+) I2 dan larutan di

anoda berubah menjadi kuning. Hal ini menandakan bahwa adanya

oksidasi dari 2I- →I2 + 2e . Larutan yang berwarna kuning tersebut

menandakan adanya I2 yang dihasilkan dari elektrolisis. Setelah

mencapai waktu 5 menit, aliran listrik tersebut diputuskan dan

diambil masing-masing 2 ml larutan hasil elektrolisis di katoda

maupun di anoda. Pada katoda, 2 ml larutan hasil elektrolisis

tersebut ditambahkan indicator pp. pada penambahan indicator pp

warna larutan berubah menjadi pink. Hal ini menandakan bahwa

adanya pembentukan OH- dari reduksi H2O ( sesuai dengan reaksi

diatas ) sehingga indicator pp akan merubah warna larutan menjadi

pink karena indicator pp termasuk indicator basa. Setelah terjadi

perubahan warna menjadi pink, kemudian ditambahkan 2 ml FeCl3

0,1 M dan terjadi perubahan warna menjadi coklat tua dan

terbentuk endapan Fe(OH)3. Sesuai dengan reaksi OH- + FeCl3 →

Fe(OH)3↓ + Cl3- . Sedangkan pada anoda, 2 ml larutan hasil

elektrolisis ditambahkan 1 ml larutan CHCl3 kemudian dikocok

dan diamati. Pada anoda, setelah adanya penambahan CHCl3

terbentuk endapan pink dan tidak bercampur dengan larutan I2.

Karena CHCl3 merupakan larutan yang bersifat polar sedangkan

larutan I2 merupakan larutan yang bersifat non polar. Sesuai

dengan konsep ‘like dissolve like’ bahwa larutan yang bersifat

polar tidak akan larut pada larutan yang bersifat non polar.

H. Pembahasan

Page 13: Laporan praktikum kimia dasar (Redoks)

Pada tabung pertama, 0,5 ml KI ditambah 5 tetes larutan kanji.

Larutan kanji ditambahkan sebagai indikator adanya oksidasi I- menjadi I2.

Penambahan tersebut tidak menghasilkan perubahan warna. kemudian

ditambah 0,5 ml H2SO4 2M dan 5 tetes H2O2 30% . Penambahan H2SO4

berfungsi sebagai pemberi suasana asam pada larutan karena reaksi redoks

dapat terjadi pada larutan asam atau basa. H2O2 diteteskan karena H2O2

sebagai oksidator agar terjadi reduksi H2O2 menjadi H2O dan terdapat

perubahan warna menjadi coklat kehitaman pada larutan yang

menunjukkan bahwa larutan I2 sudah teroksidasi. Pada percobaan ini

dihasilkan endapan karbon yang berasal dari amilum (kanji).

Reaksinya adalah sebagai berikut :

2 I- + H2O2 + 2H → I2 + H2O

Pada tabung kedua, 1 ml KI 0,5 M ditambah 5 tetes larutan kanji.

Penambaha larutan kanji pada larutan KI berfungsi sebagai indikator

adanya oksidasi I- menjadi I2. setelah 0,5 KI ditambah 5 tetes larutan kanji,

tidak didapatkan adanya perubahan warna. kemudian ditambah 1 ml

H2SO4 1M dan 0,5 ml FeCl3 0,1 M . Penambahan H2SO4 dilakukan sebagai

pemberi suasana asam pada larutan karena reaksi redoks dapat terjadi peda

larutan asam atau basa sehingga memudahkan terjadinya reaksi redoks.

FeCl3 ditambahkan agar terjadi reduksi Fe3+ menjadi Fe2+ sehingga FeCl3

sebagai oksidator dan didapatkan perubahan warna menjadi coklat

kehitaman pada larutan yang menunjukkan bahwa larutan I2 sudah

teroksidasi.

Reaksinya adalah sebagai berikut :

2 I- + 2 FeCl3 + 3 H+ → Fe2+ + I2 + 3 HCl

Oksidasi

reduksi

Coklat Kehitaman

Coklat Kehitaman

Page 14: Laporan praktikum kimia dasar (Redoks)

Pada tabung ketiga, 1 ml KI ditambah 5 tetes larutan kanji. setelah

1 ml KI ditambah 5 tetes larutan kanji, tidak didapatkan adanya perubahan

warna. Penambahan larutan kanji pada larutan KI berfungsi sebagai

indikator adanya oksidasi I- menjadi I2. Pada tabung 3 untuk mendeteksi

terbentuknya I2, ditambahkan HNO3 pekat tetes demi tetes sampai terjadi

perubahan warna. HNO3 pekat ditambahkan untuk memberikan suasana

asam dan agar terjadi terjadi reduksi HNO3 menjadi NO dan H2O. Setelah

20 tetes warna larutan tidak berubah karena HNO3 yang kami lakukan

sudah teroksidasi sebelumnya. Kemudian ditambahkan H2SO4 pekat dan

terjadi perubahan warna menjadi coklat kehitaman seperti pada tabung

pembanding ( tabung 4 ).

Reaksinya adalah sebagai berikut :

6 KI + 8 HNO3 → 6 KNO3 + 2 NO + 3 I2 + 4 H2O

Pada tabung keempat, 5 tetes I2 diencerkan dan ditambahkan 2

tetes larutan kanji menghasilkan warna coklat kehitaman. Karena

banyaknya tetesan I2 daripada larutan kanji, maka warnanya akan berubah

menjadi coklat kehitaman. Tabung ini disimpan untuk digunakan sebagai

pembanding.

Pada tabung kelima, 2 tetes I2 diencerkan dan ditambah 5 tetes

larutan kanji menghasilkan perubahan warna ungu. Karena banyaknya

tetesan larutan kanji daripada I2, maka warnanya akan berubah menjadi

ungu. Tabung ini disimpan untuk digunakan sebagai pembanding.

B.

Oksidasi

reduksi

Oksidasi

reduksi

Coklat Kehitaman

Page 15: Laporan praktikum kimia dasar (Redoks)

Pada percobaan ini H2SO4 tidak berwarna dimasukkan ke dalam

tabung “U” sampai ± 3 cm dari mulut tabung. Pada tabung sisi kanan

ditambah 2 ml Fe(SO4)2 jenuh yang berwarna hijau kekuningan dan 5

tetes KSCN 0,1 M yang tidak berwarna dan setelah penambahan terdapat

perubahan warna menjadi kuning-orange. Warna kuning tersebut berasal

dari Fe2+ yang tereduksi oleh 2SCN- kemudian setelah dicelupkan

elektroda karbon terjadi perubahan warna menjadi merah darah. Warna

merah darah menunjukkan adanya oksidasi Fe2+ menjadi Fe3+ sesuai

dengan reaksi :

FeSO4 + 2 H+ → Fe3+ + H2SO4`

Fe3+ + 3SCN- → Fe(SCN)3

Fe2+ + 2 SCN - → Fe(SCN)2

Sementara pada tabung sisi kiri larutan H2SO4 ditambahkan 2 ml

K2Cr2O7 0,1 M yang berwarna jingga. Kemudian dicelupkan elektroda

karbon terjadi perubahan warna menjadi jingga kekuningan. Hal ini

menunjukkan adanya reduksi dari Cr2O72- menjadi 2Cr3+ sesuai reaksi

berikut ini:

Cr2O72- + 6H+ + 6e + SO42- → 2Cr3+ + 7H2O + SO24-

Pada tabung reaksi lainnya dibuat larutan pembanding yaitu 2 ml FeCl3

ditambah tetesan larutan KSCN 0,1 M berwarna merah darah yang

menandakan adanya ion Fe3+. Tabung ini disimpan untuk digunakan

sebagai pembanding.

2. Pada percobaan kedua yaitu penentuan DGL dari sel kimia.

15 ml CuSO4 1M yang berwarna biru dimasukkan

ke dalam gelas kimia pertama sedangkan 25 ml ZnSO4 0,1

M yang tidak berwarna dimasukkan kedalam gelas kimia

OksidasiMerah darah

Reduksi

Jingga Kekuningan

Merah darah

Kuning

Page 16: Laporan praktikum kimia dasar (Redoks)

yang kedua. Setelah itu, pada gelas kimia pertama

dicelupkan lempeng Cu, sedangkan pada gelas kimia kedua

dicelupkan lempeng Zn. Kemudian kedua lempeng tersebut

dihubungkan dengan voltmeter dan dibuat jembatan garam

dari kertas tisu yang digulung dan dicelupkan pada larutan

NaCl. Fungsi dari jembatan garam ini adalah untuk

menyeimbangkan ion-ion dalam larutan. Elektron akan

mengalir dari elektroda Zn ( elektroda negatif ) ke elektroda

Cu ( elektroda positif ). Sehingga reaksinya adalah :

Anoda : Zn(s) → Zn2+ (aq) + 2e E0 Zn = 0,763 V

Katoda : Cu2+ + 2e → Cu(s) E0 Cu = 0,337 V

Zn + Cu2+ → Zn2+ + Cu E0 sel = 1,10 V

Seng melarut menghasilkan ion seng

Tembaga mengendap

Dari hasil percobaan jarum dari voltmeter menunjukkan

angka 4 dengan tegangan yang digunakan sebesar 2,5 V.

setelah dilakukan perhitungan, didapatkan bahwa E sel

sebesar 1 V.

Page 17: Laporan praktikum kimia dasar (Redoks)

I. Diskusi

Pada percobaan pertama, yaitu pada tabung ke 1, didapatkan

adanya endapan karbon. Hal ini tidak sesuai hipotesis bahwa pada tabung

pertama, seharusnya tidak terdapat endapan karbon yang berwarna hitam.

Endapan ini terbentuk karena H2O2 yang dipakai sebesar 30%. Ini tidak

sesuai dengan panduan buku praktikum yang seharusnya memakai H2O2

hanya 3% saja. Oleh karena H2O2 yang dipakai sebesar 30% maka H2O2

tersebut bersifat oksidator kuat sehingga bisa memutuskan ikatan karbon

yang terdapat pada amilum. Oleh sebab itulah terbentuk endapan karbon

yang berwarna hitam.

J. Kesimpulan

K. Pertanyaan dan Jawaban

1. Bagaimana cara pemilihan indikator yang benar? Jelaskan!

2. Apa yang dimaksud dengan indikator universal?

3. Apa yang dimaksud dengan indikator tunggal dan indikator campuran?

Jelaskan perbedaan fungsinya dan berikan contohnya!

Jawaban :

1. Cara pemilihan indicator yang benar adalah dengan menyesuaikan

indicator yang dipilih dengan jenis larutan yang dideteksi pH-nya.

Misalnya, dengan menggunakan indicator PP, maka larutan yang

hanya bersifat basa saja yang bisa dideteksi pH-nya yang ditandai

dengan berubahnya warna menjadi ungu, sementara pada larutan

asam tidak terjadi perubahan warna.

2. Indikator Universal adalah suatu pH indikator untuk menandai

kadar keasaman atau kadar kebasaan suatu larutan. Indikator

universal adalah gabungan dari beberapa indicator

Page 18: Laporan praktikum kimia dasar (Redoks)

3. Indikator tunggal adalah indikator yang berdiri sendiri tanpa perlu

indikator lain dan berfungsi untuk mendeteksi larutan bersifat asam

atau basa tetapi tidak dapat mengetahui harga pH dan pOH.

Contoh : indicator phenoptalein yang digunakan untuk mendeteksi

larutan yang bersifat basa

Indikator ganda adalah indikator yang tidak dapat berdiri sendiri

atau memerlukan indikator lain

L. Daftar Pustaka

Tim kimia dasar.2011.Penuntun Praktikum Kimia Dasar Lanjut.Surabaya :

Unipres

Tim Kimia Dasar.2010.Kimia Dasar II.Surabaya:Unipres

2010_anita. file:///E:/materi/praktikum%20indikator/trayek%20pH.htm. diakses pada 28 Maret 2012RinoSafrizal,May23,2011.http://jejaringkimia.blogspot.com/2009/12/indikator-asam-basa.html. diakses pada 28 Maret 2012

Page 19: Laporan praktikum kimia dasar (Redoks)

Lampiran

Gambar percobaan