laporan praktikum kimia dasar ii pembuatan tawas

29
Laporan Praktikum Kimia Dasar II Pembuatan Tawas KAl(SO4)2.12H2O Pembuatan Tawas KAl(SO4)2.12H2O Dasar Teori Tawas atau alum merupakan persenyawaan garam kompleks yaitu yang mempunyai rumusan kimia K 2 SO 4 Al 2 (SO 4 ) 3 24H 2 O dan Na 2 SO 4 Al 2 (SO 4 ) 3 24H 2 O. Bahan galian ini banyak kegunaannya yaitu sebagai bahan untuk membersihkan air, bahan cat, bahan penyamak kulit, bahan persenyawaan kimia, sumber natrium dan kalium pada bahan-bahan antiseptik, pengawet minuman dan obat-obatan. Persenyawaan kedua zat kimia ini membutuhkan media. Media atau medium berasal dari kata latin “medius” yang berarti ‘tengah’ atau ‘antara’. Secara umum pengertian media simulasi adalah semua bentuk perantara yang dipakai orang menyebar ide, sehingga ide atau gagasan itu sampai pada penerima. Di lain pihak media simulasi pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan (message) , merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemauan siswa sehingga dapat mendorong proses belajar. embentukan stalaktit merupakan suatu model yang biasa digunakan sebagai media simulasi. Pembuatannya memerlukan bahan yang sederhana yaitu air, tepung boraks dan tepung tawas. Agar reaksi antara boraks dan tawas bisa menjadi tiruan stalaktit yang sempurna, maka harus mengkuti langkah-langkah seperti ini: Menyediakan alat dan bahan yang diperlukan. Alat dan bahan tersebut berupa air suling, sendok, bejana (volume 1 liter), serbet kertas, tepung boraks, dan tepung tawas; menuangkan (menambahkan) tepung boraks ke dalam bejana lalu mengaduk hingga rata; Melipat selembar serbet kertas dua kali di tengah-tengahnya; Memasukkan sudut serbet kertas yang terlipat ke dalam bejana sampai ujungnya tercelup; Membuka satu helai lipatan ke pinggir-pinggir sehingga membentuk corong; Menuangkan tawas ke dalam corong. Tawas harus sampai ke dasar corong sehingga menyentuh cairan. Stalaktit tiruan yang muncul adalah bangun ramping yang panjang dan halus bergantung pada kertas. Hal ini dapat terjadi diakibatkan di dalam corong kertas, tawas dan boraks bersatu membentuk bahan padat yang disebut alumunium boraks. Gravitasi menarik butir-butir kecil zat padat itu melewati lubang- lubang pada serbet kertas. Gaya tarik gravitasi ke bawah terhadap partikel renik memindahkan zat padat melalui cairan ke dasar bejana. Sebagian partikel terlalu besar sehingga tidak dapat ditarik melalui lubang diantara serat-serat kertas. Media simulasi tersebut menggantung ke dalam cairan. Dalam keadaan sesungguhnya bahan padat yang berupa butir-butir kecil jatuh melalui lubang

Upload: adwisa-top

Post on 13-Aug-2015

697 views

Category:

Documents


16 download

DESCRIPTION

Laporan Praktikum Kimia Dasar II Pembuatan Tawas

TRANSCRIPT

Laporan Praktikum Kimia Dasar II Pembuatan Tawas KAl(SO4)2.12H2O Pembuatan Tawas KAl(SO4)2.12H2ODasar TeoriTawas atau alum merupakan persenyawaan garam kompleks yaitu yang mempunyai rumusan kimia K 2 SO 4 Al 2 (SO 4 ) 3 24H 2 O dan Na 2 SO 4 Al 2 (SO 4 ) 3 24H 2 O. Bahan galian ini banyak kegunaannya yaitu sebagai bahan untuk membersihkan air, bahan cat, bahan penyamak kulit, bahan persenyawaan kimia, sumber natrium dan kalium pada bahan-bahan antiseptik, pengawet minuman dan obat-obatan.Persenyawaan kedua zat kimia ini membutuhkan media. Media atau medium berasal dari kata latin “medius” yang berarti ‘tengah’ atau ‘antara’. Secara umum pengertian media simulasi adalah semua bentuk perantara yang dipakai orang menyebar ide, sehingga ide atau gagasan itu sampai pada penerima. Di lain pihak media simulasi pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan (message) , merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemauan siswa sehingga dapat mendorong proses belajar.

embentukan stalaktit merupakan suatu model yang biasa digunakan sebagai media simulasi. Pembuatannya memerlukan bahan yang sederhana yaitu air, tepung boraks dan tepung tawas. Agar reaksi antara boraks dan tawas bisa menjadi tiruan stalaktit yang sempurna, maka harus mengkuti langkah-langkah seperti ini:Menyediakan alat dan bahan yang diperlukan. Alat dan bahan tersebut berupa air suling, sendok, bejana (volume 1 liter), serbet kertas, tepung boraks, dan tepung tawas; menuangkan (menambahkan) tepung boraks ke dalam bejana lalu mengaduk hingga rata;Melipat selembar serbet kertas dua kali di tengah-tengahnya;Memasukkan sudut serbet kertas yang terlipat ke dalam bejana sampai ujungnya tercelup;Membuka satu helai lipatan ke pinggir-pinggir sehingga membentuk corong;Menuangkan tawas ke dalam corong. Tawas harus sampai ke dasar corong sehingga menyentuh cairan.Stalaktit tiruan yang muncul adalah bangun ramping yang panjang dan halus bergantung pada kertas. Hal ini dapat terjadi diakibatkan di dalam corong kertas, tawas dan boraks bersatu membentuk bahan padat yang disebut alumunium boraks. Gravitasi menarik butir-butir kecil zat padat itu melewati lubang-lubang pada serbet kertas. Gaya tarik gravitasi ke bawah terhadap partikel renik memindahkan zat padat melalui cairan ke dasar bejana. Sebagian partikel terlalu besar sehingga tidak dapat ditarik melalui lubang diantara serat-serat kertas.Media simulasi tersebut menggantung ke dalam cairan. Dalam keadaan sesungguhnya bahan padat yang berupa butir-butir kecil jatuh melalui lubang pada atap gua dan menempel pada kalsit (CaCO 3 ) yang disebut stalaktit. Pada awal pengendapannya, butir-butir tersebut bergerak lambat dan mudah menempel pada bentukan stalaktit yang sudah ada. Hal ini menyebabkan bagian atas struktur stalaktit menjadi lebih kecil daripada dasarnya sehingga daerah yang menempel pada atap gua lebih lebar dengan paku-paku panjang dan ramping menggantung ke bawah.Percobaan dilakukan dalam 2 macam simulasi. Perlakuan yang sama hanya dibedakan pada jumlah tawas dan boraks yang direaksikan. Pada simulasi pertama, massa tawas tetap (10 gram), massa boraks bervariasi (10 gr dan 70 gr). Pada simulasi kedua massa tawas bervariasi (10 gr dan 30 gr), sedang massa boraks tetap (10 gr). Kesemua zat ini direaksikan dalam perhitungan waktu yang sama, 10 menit.Berdasarkan data percobaan pengembangan hasil simulasi maka dapat dikatakan bahwa faktor konsentrasi boraks berpengaruh pada kecepatan pembentukan stalaktit tiruan, sedangkan konsentrasi tawas hanya mempengaruhi pada jumlah (banyaknya) stalaktit tiruan yang terbentuk. Hal ini menunjukkan bahwa faktor ion boraks yang tersedia di dalam larutan lebih berperanan besar dalam pembentukan alumunium borat dibanding ketersediaan kation Al 3+ (dari tawas)Alat Dan BahanBeker gelas 1000 ml Bahan: gelas borosilikat. Volume : 1000 ml. Berskala teratur dan permanen warna putih, tingkatan untuk percobaan siswa. Kegunaan Tempat untuk percobaan, proses difusi osmosis.Cawan : terbuat dari porselen dan biasa digunakan untuk menguapkan larutan

Kaki tiga Satu ring diamater 80 mm dengan tiga kaki panjang 8 cm. Diameter luar : 8 mm. Kegunaan Untuk penyangga pembakar spirtus

Pembakar spirtus Kapasitas 100 ml, bertutup untuk mencegah penguapan, bahan kaca. Kegunaan Untuk membakar zat atau memanasi larutan.

Batang pengaduk Batang gelas, dengan ujung bulat dan ujung yang lain pipih. Panjang 15 cm. Kegunaan Pengocok larutan

PembahasanTawas sudah digunakan dibidang obat-obatan dan pencelupan tekstil selama kurang lebih 4000 tahun. Aluminium adalah logam yang ringan, stabil diudara, mudah dibuat, kuat dan tahan terhadap korosi.Aluminium adalah logam terpenting. Berdasarkan massa, aluminium menempati urutan ketiga unsur-unsur yang terbesar kelimpahannya dikerak bumi. Biji aluminium yang terpenting adalah bauksit yang mengandung Al2O3. Untuk ekstraksi aluminium, bauksit perlu dimurnikan berdasarkan sifat amfoter dari aluminium dan senyawanya. Mula-mula bauksit ditambahkan larutan NaOH pekat, yang akan melarutkan Al2O3, kemudian zat pengotor yang tidak melarut dapat dipisahkan dengan cara penyaringan.Al2O3 + 2 OH - 2 AlO2- + H2OPada percobaan ini dilakukan dengan menimbang 33,4 gram Al2(SO4)3. 12 H2O dalam 25 ml air 80 0C. Tujuan adalah untuk mengetahui berat Al2(SO4)3. 12 H2O sebelum dicampurkan. Dimana terjadi persamaan reaksiAl2(SO4)3. 12 H2O H2O Al2(SO4)3 + 13 H2O80 CKemudian menimbang 8,7 gram K2SO4 dilarutkan dalam 50 ml air. Dimana larutan tersebut menghasilkan persamaan reaksiK2SO4 + H2O KOH + H2SO4Kemudian kedua larutan dicampurkan. Dan dipindahkan kedalam cawan penguapan,

selanjutnya didinginkan pada suhu kamar sehingga terbentuk kristal. Dicuci dengan sedikit air dan keringkan kristal dengan kertas saring.

Kesimpulan

Reaksi – reaksi ion Al3+ dalam air, dimana bila garam aluminium dilarutkan dalam air, ion Al3+ mengalami hidrasiAl3+ + 6 H2O Al(H2O)63+Atau disingkat Al3+ (aq)Sesuai dengan harga potensial elektrodanya dapat diramalkan bahwa aluminium lebih reaktif dari seng dan logam ini lebih mudah bereaksi dengan oksigen, melarut dalam asam encer dan membebaskan hidrogen. Sebenarnya aluminium bereaksi dengan oksigen. Namun setiap permukaan aluminium yang baru segera dilapisi oleh aluminium bereaksi dengan oksigen. Namun setiap permukaan aluminium yang baru segera dilapisi oleh aluminium oksida yang sangat tipis.Cara pembuatan tawas membuat larutan 33,4 Al2(SO4)3. 12 H2O + 25 ml H2O 80 0C dan melarutkan 8,7 gram K2SO4 dalam 50 ml air kemudian larutan tersebut dicampurkan dan didinginkan pada cawan penguapan.

Daftar Pustaka

Team Teaching Prakt. Kimia anorganik. 2008. Modul praktikum kimia anorganik. Gorontalo: UNG.http:\\boraks dan tawas jadi salatit. htm

SUMBER : http://rasshinee.blogspot.ch/2011/05/laporan-praktikum-kimia-dasar-ii.html

Bab I Pendahuluan

 

 

 

1.          Latar Belakang

 

               Pencemaran air saat ini sudah sangat memprihatinkan. Banyak dari kita yang tidak menyadari bahwa, limbah dari rumah tangga, pabrik, dan industri telah menyumbangkan pencemaran air. Limbah yang berasal dari rumah tangga antara lain bersumber dari detergent, sampah sisa makanan dll. Yang paling parah adalah limbah dari pabrik dan industri. Jika tidak diolah terlebih dahulu, dampaknya sangat buruk terhadap air. Banyak kasus pencemaran air yang bisa berakibat keracunan hingga kematian.

               Secara umum bahan pencemar air dapat dikelompokkan dalam 3 jenis yaitu biologis, kimia dan fisik. Pencemaran ini sangat besar pengaruhnya terhadap kesehatan. Kita sering mendengar berita adanya keracunan dan kematian karena air yang tercemar ini. Efek yang paling ringan adalah penyakit kulit. Gejala yang lain adalah gangguan pada ginjal, kanker, saraf pusat dll. Berikut adalah berbagai bahan pencemar air dan efeknya terhadap kesehatan :

 

Biologis: bakteri dan virus.

Efek kesehatan: mual, muntaber,pusing dan gangguan pencernaan.

Kimiawi: limbah pabrik, racun pestisida, racun herbisida, getah, detergentEfek kesehatan: penyakit ginjal, gangguan sistem saraf pusat, kanker, hepatitis, rusaknya sel darah merah, gangguan pembuangan air seni, terganggunya sistem penceranaan dan metabolisme.

Fisik: asbestos, plastik, kaleng, sampah organik, besi.

Efek kesehatan: kanker, penyakit kulit (panu, kadas, gatal, bisul dll), keracunan, gangguan sistem saraf pusat, ginjal dan sistem.

 

               Sangat berbahaya jika kita tidak menyadari bahaya dari bahan pencemar air tersebut. Sudah saatnya kita memperhatikan bahan pencemar air dengan pengolahan air sebaik mungkin agar air disekitar kita tetap terjaga.

 

 

2.          Rumusan Masalah

       Dalam Uji Coba inisebelum membahas tentang pencemaran air kita bicarakan terlebih dahulu apakah pencemaran lingkungan itu? Menurut UU Republik Indonesia No 23 tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup, yang dimaksud dengan pencemaran lingkungan hidup yaitu; masuknya atau dimasukkannya mahluk hidup, zat, energi dan atau komponen lain ke dalam lingkungan hidup, oleh kegiatan manusia sehingga kualitasnya turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan hidup tidak dapat berfungsi sesuai dengan peruntukkannya. Demikian pula dengan lingkungan air yang dapat pula tercemar karena masuknya atau dimasukannya mahluk hidup atau zat yang membahayakan bagi kesehatan. Air dikatakan tercemar apabila kualitasnya turun sampai ke tingkat yang membahayakan sehingga air tidak bisa digunakan sesuai peruntukannya.  

 

3.          Kegunaan Uji Coba

       Banyak manfaat yang kita rasakan pada uji coba ini yaitu :

Mengubah air keruh menjadi jernih. Mengetahui pengaruh tawas terhadap air.

Mengurangi pencemaran air dilingkungan sekitar dengan mengelolahnya   menjadi air yang jernih.

Mengetahui tingkat keasaman pada air limbah rumah tangga & air keruh.

 

4.          Hipotesis

              Limbah merupakan buangan/bekas yang berbentuk cair, gas dan padat. Dalam air limbah terdapat bahan kimia sukar untuk dihilangkan dan berbahaya. Bahan kimia tersebut dapat memberi kehidupan bagi kuman-kuman penyebab penyakit disentri, tipus, kolera dsb. Air limbah tersebut harus diolah agar tidak mencemari dan tidak membahayakan kesehatan lingkungan.

Air limbah harus dikelola untuk mengurangi pencemaran. Pengelolaan air limbah dapat dilakukan dengan membuat saluran air kotor dan bak peresapan dengan memperhatikan ketentuan sebagai berikut ;

1. Tidak mencemari sumber air minum yang ada di daerah sekitarnya baik air dipermukaan tanah maupun air di bawah permukaan tanah.

2. Tidak mengotori permukaan tanah.

3. Menghindari tersebarnya cacing tambang pada permukaan tanah.

4. Mencegah berkembang biaknya lalat dan serangga lain.

5. Tidak menimbulkan bau yang mengganggu.

6. Konstruksi agar dibuat secara sederhana dengan bahan yang mudah didapat dan murah.

7. Jarak minimal antara sumber air dengan bak resapan 10 m.

Pengelolaan yang paling sederhana ialah pengelolaan dengan menggunakan pasir dan benda-benda terapung melalui bak penangkap pasir dan saringan. Benda yang melayang dapat dihilangkan oleh bak pengendap yang dibuat khusus untuk menghilangkan minyak dan lemak. Lumpur dari bak pengendap pertama dibuat stabil dalam bak pembusukan lumpur, di mana lumpur menjadi semakin pekat dan stabil, kemudian dikeringkan dan dibuang.

Pengelolaan sekunder dibuat untuk menghilangkan zat organik melalui oksidasi dengan menggunakan saringan khusus.

Pengelolaan secara tersier hanya untuk membersihkan saja. Cara pengelolaan yang digunakan tergantung keadaan setempat, seperti sinar matahari, suhu yang tinggi di daerah tropis yang dapat dimanfaatkan.

Berikut ini adalah pengelolaan limbah rumah tangga untuk limbah cair, padat dan gas.

1. Pengelolaan air limbah kakus I.2. Pengelolaan air limbah kakus II.

3. Pengelolaan air limbah cucian.

4. Pembuatan saluran bekas mandi dan cuci.

5. Pengelolaan sampah.

6. Pengelolaan limbah industri rumah tangga.

7. Pengelolaan air limbah rumah tangga I

8. Pengelolaan air limbah rumah tangga II

9. Pengelolaan air limbah

Bab II Kajian Teori

 

            Tawas/Alum adalah sejenis koagulan dengan rumus kimia Al2S04 11 H2O atau 14 H2O atau 18 H2O umumnya yang digunakan adalah 18 H2O. Semakin banyak ikatan molekul hidrat maka semakin banyak ion lawan yang nantinya akan ditangkap akan tetapi umumnya tidak stabil. Pada pH 7 terbentuk Al ( OH )-4. Flok –flok Al ( OH )3 mengendap berwarna putih. TAWAS adalah senyawa kimia berupa garam sulfat yang memiliki banyak sekali ragamnya salah satunya yang paling populer adalah Aluminum Sulfat yang banyak digunakan oleh PDAM untuk memproses air sungai menjadi ari bersih (oleh karena itu disebut juga dengan nama populer Alum). istilah Kaporit digunakan untuk mematikan bakteri pada air.

Jenis tawas lainnya adalah seperti Tawas Natrium untuk bahan pengembang roti, Tawas Kalium untuk pengolah limbah, Tawas Besi untuk penyamakan kulit dan bahan pewarna.

Kembali kepada kebutuhan sehari-hari, anda dapat temui bongkahan tawas dicemplungkan ke sumur pompa untuk membuat air jadi jernih. Ibu kamu yang gemar memasak juga kadang

menggunakan Tawas pada air rebusan untuk membuat mie dan baso. dan juga untuk penghilang bau pada masakan rebung (kuncup bambu).

Tawas juga digunakan untuk bahan dasar deodorant atau juga dioleskan langsung pada ketiak untuk menghindari bau badan. Dan masih banyak lagi kegunaan tawas lainnya.

 

Air (H2O) merupakan bahan esensial dan sangat penting bagi semua makhluk hidup terutama bagi kehidupan manusia. Beragam aktifitas manusia senantiasa berhubungan dengan air. Sebut saja seperti mencuci, mandi, minum, dan sebagainya. Semua membutuhkan keberadaan air. Dengan air ini (sebagai pelarut campuran semen dan pasir) juga bangunan dapat berdiri kokoh. Apa jadinya kalau campuran semen dan pasir ini tanpa kehadiran air. Tentu semen dan pasir itu tidak bisa bersenyawa dengan baik. Dengan air ini pulalah tumbuh-tumbuhan dapat mengambil manfaatnya sehingga menghasilkan buah yang enak dan pemandangan hijau yang menyejukkan mata. Dengan air, hewan-hewan dapat mengambil manfaatnya dan keluarlah air susu yang berguna bagi kesehatan manusia. Hewan laut (seperti ikan) tidak akan bisa hidup tanpa keberadaan air.

Dalam sebuah molekul air, dua atom hidrogen terikat secara kovalen pada satu atom  oksigen. Tapi karena atom oksigen lebih besar daripada atom hidrogen, maka tarikannya pada elektron-elektron hidrogen jauh lebih besar. Dengan begitu elektron-elektron tertarik mendekati kerangka atom oksigen yang lebih besar dan menjauhi kerangka hidrogen. Ini berarti meski molekul air secara keseluruhan bersifat stabil, tapi massa inti oksigen yang lebih besar cenderung menarik semua elektron dalam molekul (termasuk juga elektron-elektron hidrogen yang dipakai bersama) sekaligus memberikan sedikit muatan elektronegatif kepada bagian beroksigen disebuah molekul.             Karena elektron di atom hidrogen lebih dekat dengan atom oksigen maka atom hidrogen membawa muatan elektropositif dalam jumlah yang kecil. Ini berarti molekul air punya kecenderungan membentuk ikatan yang lemah dengan molekul air yang lain sebab ujung oksigennya molekul bersifat negatif dan ujung hidrogen bersifat positif. Sebuah atom hidrogen yang masih terikat secara kovalen dengan oksigen di molekulnya sendiri mampu membentuk ikatan yang lemah dengan oksigen di molekul lainnya. Hal yang sama juga berlaku bagi ujung oksigen sebuah molekul yang mampu membentuk ikatan yang lemah dengan ujung-ujung hidrogennya molekul yang lain. Karena molekul air memiliki polaritas ini, air merupakan sebuah entitas kimiawi yang berkesinambungan. Ikatan-ikatan yang lemah ini memainkan perana.

 

Pembuatan Tawas dari Limbah Alumunium Foil dan Kaleng

Pembuatan Tawas dari Limbah Alumunium Foil dan Kaleng

Selasa, 16 Oktober 2012

I. Tujuan

1. Mengetahui cara pembuatan tawas2. Dapat memanfaatkan limbah kaleng bekas minuman

II. Dasar Teori

Aluminium sulfat padat dengan nama lain: alum, alum padat, aluminium alum, cake alum, atau aluminium salt adalah produk buatan berbentuk bubuk, butiran, atau bongkahan, dengan rumus kimia Al 2(SO4)3. xH2O. Kekeruhan dalam air dapat dihilangkan melalui penambahan sejenis bahan kimia yang disebut koagulan. Pada umumnya bahan seperti Aluminium sulfat [Al2(SO4)3.18H2O] atau sering disebut alum atau tawas, fero sulfat, Poly Aluminium Chlorida (PAC) dan poli elektrolit organik dapat digunakan sebagai koagulan. Untuk menentukan dosis yang optimal, koagulan yang sesuai dan pH yang akan digunakan dalam proses penjernihan air, secara sederhana dapat dilakukan dalam laboratorium dengan menggunakan tes yang sederhana (Alearts &Santika, 1984).

Tawas kalium aluminium sulfat dihasilkan dengan mereaksikan logam aluminium (Al) dalam larutan basa kuat (kalium hidroksida) akan larut membentuk aluminat menurut persamaan reaksi 1)

2Al (s) + 2KOH (aq) + 2H2O(l) 2KAlO2 (aq) + 3H2 (g) ---------- (1)

Kadang–kadang ditulis dalam bentuk ion sebagai kompleks aluminat yang persamaan reaksinya 2)

2Al (s) + 2OH– (aq) + 6H2O (l) 2 Al(OH)4- (g) + 3H2 (g) ---- (2)

Larutan aluminat dinetralkan dengan asam sulfat mula-mula terbentuk endapan berwarna putih dari aluminium hidroksida [Al(OH)3], yang dengan penambahan asam sulfat enadapan putih semakin banyak dan jika asam sulfat berlebihan endapan akan larut membentuk kation K+, Al3+, dan SO4

2-, yang jika didiamkan akan terbentuk krital seperti kaca dari tawas kalium aluminium sulfat atau sering disebut alum. Secara singkat reaksi yang terjadi dapat dituliskan sebagai berikut.

2KAlO2(aq) + 2 H2O(l)+ H2SO4(aq) K2SO4(aq) + 2Al(OH)3(s) ........... (3)

H2SO4(aq) + K2SO4 (aq) + 2 Al(OH)3 (s) 2 KAl(SO4)2 (aq) + 6H2O ............(4)

24 H2O (l) + 2 KAl(SO4)2 2 KAl(SO4)2.12 H2O (s) ..................(5)

Reaksi keseluruhan

2Al(s) + 2KOH(aq) + 10H2O(l) + 4H2SO4(aq) 2KAl(SO4)2.12H2O(s) + 3H2(g). ................... (6)

Larutan di persamaan (2) dipanaskan pada suhu 60-800C untuk menguapkan airnya dan suhu pemanasan tidak boleh lebih dari 800C karena tawas akan larut dalam air mendidih. Pada proses penguapan selama 10 menit dan didinginkan akan terbentuk kristal dari KAl(SO4)2.12H2O.

Senyawa aluminium khususnya senyawa sulfat banyak digunakan pada industri kertas Selain itu, tawas digunakan sebagai koagulan dalam pengolahan air dan air buangan maupun penyamakan kulit dan bahan pewarna di industri tekstil. Namun tawas natrium yang kita buat kali ini juga dapat digunakan sebagai bahan pengembang roti. Selain itu tawas pun dapat digunakan untuk mengentalkan lateks (getah karet yang cair) sehingga menjadi membeku.

Beberapa contoh tawas, cara membuat dan kegunaannya:

1. Natrium aluminium sulfat dodekahidrat (tawas natrium) dengan formula NaAl(SO4)2.12H2O digunakan sebagai serbuk pengembang roti.

2. Kalium aluminium sulfat dodekahidrat (tawas kalium) dengan rumus KAl(SO4)2.12H2O digunakan dalam pemurnian air, pengolahan limbah, dan bahan pemadam api. Tawas kalium dibuat dari logam aluminium dankalium hidroksida. Logam

aluminium bereaksi secara cepat dengan KOH panas menghasilkan larutan garam kalium aluminat.

3. Amonium aluminium sulfat dodekahidrat (tawas amonium) dengan formula NH4Al(SO4)2.12H2O digunakan sebagai acar ketimun.

4. Kalium kromium (III) sulfat dodekahidrat (tawas kromium) dengan formula KCr(SO4)2.12H2O digunakan sebagai penyamak kulit dan bahan pembuat kain tahan api

5. Amonium besi (III) sulfat dodekahidrat (tawas besi(II)) dengan formula NH4F e ( S O 4)2.12H2O digunakan untuk mordan pada pewarnaan tekstil. Tawas ini dibuat dengan mengoksidasi ion besi (II) menjadi ion besi (III) dengan asam nitrat dalam larutan amonium sulfat.

Untuk setiap kali pembuatan tawas, sebagian pelarut mungkin perlu dikurangi dengan cara penguapan untuk menghasilkan larutan jenuh yang kemudian menghasilkan kristal tawas pada waktu didinginkan. Untuk mendapatkan kristal yang berukuran besar, pendinginan larutan jenuh harus dilakukan secara pelan-pelan.

III.AlatdanBahan

Alat

- Erlenmeyer

- Gelas Ukur

- Cawan Petri

- Gelas beaker

- Corong

- Kertas saring

- Gunting

- Pipet

Bahan

- Alumunium foil

- KOH

- Accu

- Etanol

- Es batu

IV. Cara Kerja

1.    Disiapkan beberapa kaleng bekas kemudian dibersihkan dengan menggunakan amplas untuk menghilangkan warna dan lapisan plastiknya.2.    Kaleng bekas yang sudah dibersihkan kemudian digunting menjadi bagian yang kecil.3.    Potongan-potongan kaleng bekas ditimbang sebanyak 1 g dan dimasukkan ke dalam erlenmeyer 100 mL ditambahkan KOH 20% sebanyak 50 mL dan dipanaskan dengan api kecil.4.    Proses pemanasan dihentikan sampai gelembung-gelembung gas hilang.5.    Larutan tersebut disaring lalu didinginkan kemudian ditambahkan dengan hati-hati 30 mL H2SO4 6 M (air aki) sambil diaduk.6.    Setelah itu dilakukan penyaringan. Larutan didinginkan di dalam es.7.    Kristal tawas yang terbentuk dipisahkan dengan corong Buchner dan dicuci dengan 20 mL etanol 95 %.8.    Endapan dikeringkan, setelah kering kemudian ditimbang sampai beratnya konstan.•    Pembuatan Tawas dengan NaOH (soda api)    Ditimbang sebanyak 20, 30, 40 gram kristal soda api.    Kemudian dilakukan pelarutan dengan memasukan kristal soda api tersebut kedalam 3 gelas beker masing-masing beratnya.    Kemudian ditambahkan aquadest kira-kira sebanyak 10 ml.    Kemudian larutan dimasukkan kedalam 3 labu ukur 50 ml yang berbeda, kemudian ditambahkan aquadest sampai tanda batas, dan ditutup rapat kemudian dilakukan pengocokan.    Diulangi prosedur 3-7 diatas untuk pembuatan tawas dengan menggunakan soda api.

V. Hasil pengamatan

No Ditambahkan dengan Hasil Berat Tawas (gr)

1 Alumnium+KOH 20% Terbentuk tawas 13,06 gram

2 Alumnium + NaoH 10% - -

VI. Reaksi

2Al + 2KOH + 6H2O 2K[Al(OH)4] + 3H2

2K[Al(OH)4]+H2SO4 2Al(OH)3+K2SO4+2H2O

2Al(OH)3 + 3 H2SO4 Al2(SO4)3 + 6H2O

K2SO4+Al2(SO4)3+12H2O 2KAl(SO4)2.12H2O

VII. Pembahasan

Praktikum kali ini adalah pembuatan tawas dengan menggunakan kaleng bekas minuman yang ada dipasaran. Pembuatan tawas ini praktikan menggunakan kaleng minuman dengan merk cap kaki tiga .Pembuatan Tawas ini dilakukan dengan dua perlakuan berbeda yaitu dengan menambahkan kaleng yang telah dipotong kecil-kecil dengan KOH 20% dan NaOh 10 %. Pada percobaan pertama yaitu dengan menggunakan KOH 20 %. Percobaan ini berlangsung reasksi sebagai berikut: 2K[Al(OH)4] + 3H22Al + 2KOH + 6H2O reaksi ini terbentuk gas H2 yang ditandai dengan munculnya gelembung-gelembung gas. Pada tahap ini, dilakukan pemanasan untuk mempercepat reaksi sehingga gelembung-gelembung gas hilang setelah semua aluminium bereaksi dan larutannya berubah menjadi warna hitam. Setelah itu disaring dan filtrat yang diperoleh ditambahkan Accu zur sebanyak 30 ml sambil diaduk, kemudian disaring untuk menghilangkan pengotor-pengotornya.  Reaksi yang terjadi adalah : 2Al(OH)3+K2SO4+2H2O2K[Al(OH)4]+H2SO4

Penambahan H2SO4 membentuk Al(OH)3 bersama-sama dengan K[Al(OH)4], namun setelah berlebih H2SO4 melarutkan Al(OH)3 menjadi Al2(SO4)3 berupa larutan bening tak berwarna. Penambahan larutan H2SO4 dilakukan agar seluruh senyawa K[Al(OH)4] dapat bereaksi sempurna. Al(OH)3 yang terbentuk langsung bereaksi dengan H2SO4. Reaksi yang terjadi adalah: Al2(SO4)3 + 6H2O2Al(OH)3 + 3 H2SO4 Senyawa Al2(SO4)3 yang terbentuk bereaksi kembali dengan K2SO4 membentuk kristal yang diperkirakan adalah KAl(SO4)2.12H2O berwarna putih. Reaksinya adalah : 2KAl(SO4)2.12H2OK2SO4+Al2(SO4)3+12H2O Untuk mempercepat terbentuknya Kristal, larutan didinginkan dalam es. Setelah kristal alum (tawas) sudah terbentuk maka dicuci dengan 20 ml larutan etanol 50% yang bertujuan untuk menyerap kelebihan air dan mempercepat pengeringan. Setelah itu, dikeringkan dalam oven, kemudian ditimbang berat tawas yang diperoleh. Berat tawas yang diperoleh sebesar 13,06 gram.Percobaan yang kedua yaitu kaleng bekas ditambahkan Naoh atau soda api 10% sebanyak 50 ml. Pada percobaan ini tidak terbentuk tawas sama sekali. Kemungkinan tidak terjadinya tawas akibat soda api yang digunakan, diperoleh dari pasaran bukan dari toko kimia yang menyediakan soda api murni. Konsentrasi dari soda api juga mempengaruhi pembentukan tawas.

VIII. Kesimpulan

1. Berat tawas yang diperoleh sebesar 13,06 gr

2. Larutan KOH 20% lebih banyak menghasilkan tawas dibanding menggunakan NaOH

IX. Daftar Pustaka

http://dwioktavia.wordpress.com/2011/04/14/pembuatan-tawas-aluminium/http://tutorialkuliah.blogspot.com/2009/05/proses-pembuatan-alum-tawas.htmlhttp://ejournal.unud.ac.id/abstrak/j-kim-4-2-10.pdf

SUMBER ; http://7thpracticalanorchem.blogspot.ch/2012/12/pembuatan-tawas-dari-limbah-alumunium.html#!/2012/12/pembuatan-tawas-dari-limbah-alumunium.html

pemanfaatan kaleng bekas

BAB IPENDAHULUAN

I. 1 Latar Belakang Masalah

Dalam penyusunan karya ilmiah ini saya mengangkat masalah pemanfaatan kaleng bekas, karena banyak orang yang belum menyadari manfaat dari kaleng bekas apabila diolah dengan baik. Banyak orang beranggapan kalau kaleng bekas hanyalah sampah yang menggangu dan tidak berguna, tapi jika kaleng bekas berada di tangan yang tepat akan menjadi barang yang bernilai tinggi.

I. 2 Perumusan MasalahMasalah yang dibahas dalam karya ilmiah ini adalah utamanya mengenai cara memanfaatkan limbah kaleng menjadi barang yang berguna. Tidak lupa juga cara pembuatan suatu benda dengan bahan utama kaleng bekas.

I. 3 TujuanTujuan saya dalam menyusun makalah ini adalah untuk melengkapi tugas mata pelajaran Bahasa Indonesia semester 2. Selain itu juga untuk memberikan informasi kepada pembaca sekalian mengenai berbagai manfaat dari benda yang dipandang tidak bermanfaat.

I. 4 HipotesaKaleng adalah salah satu jenis sampah anorganik yang dihasilkan dari kegiatan rumah tangga, perdagangan, industri dan kegiatan manusia yang lainnya. Sampah anorganik merupakan sampah yang tidak mudah membusuk. Selain kaleng yang termasuk sampah anorganik adalah plastik, kertas, botol, kaca, dan masih banyak lagi.

I. 5 Metode Perolehan DataInformasi mengenai pemanfaatan kaleng bekas ini saya dapatkan dengan metode browsing internet, saya membuka beberapa situs yang memberikan informasi mengenai masalah pemanfaatan kaleng bekas.

I. 6 Sistematika PenulisanSistematika penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN I. 1 Latar Belakang MasalahI. 2 Perumusan Masalah I. 3 Tujuan I. 4 Hipotesa

I. 5 Metode Perolehan Data I. 6 Sistimatika Penulisan BAB II PEMANFAATAN KALENG BEKAS A. Limbah dan Pengaruhnya terhadap LingkunganB. Cara Pengolahan SampahC. Manfaat dari Kaleng BekasD. Cara Pembuatan Mainan Anak-anak E. Cara Pembuatan Antena WirelessBAB III PENUTUP III.1 KesimpulanIII.2 Saran III.3 Daftar Pustaka III.4 Lampiran

BAB IIPEMANFAATAN KALENG BEKAS

A. Limbah dan Pengaruhnya terhadap LingkunganKata limbah sering dikaitkan dengan sesuatu yang kotor dan menjijikan. Keberadaannya dalam lingkungan dapat mengganggu dalam hal keindahan, kenyamanan, maupun kesehatan kita. Limbah menjadi sumber pencemaran lingkungan. Oleh karena itu, limbah perlu mendapat penanganan semaksimal mungkin sebelum menimbulkan kerugian-kerugian bagi lingkungan dan makhluk hidup.Dampak negatif yang ditimbulkan dari limbah/sampah yang tidak dikelola dengan baik adalah sebagai berikut:a. Gangguan Kesehatan- Timbulan sampah dapat menjadi tempat pembiakan lalat yang dapat mendorong penularan infeksi;- Timbulan sampah dapat menimbulkan penyakit yang terkait dengan tikus;b. Menurunnya kualitas lingkungan- Tempat yang seharusnya merupakan habitat makhluk hidup penuh dengan sampah sehingga banyak makhluk hidup yang mati.

c. Menurunnya estetika lingkungan- Timbulan sampah yang bau, kotor dan berserakan akan menjadikan lingkungan tidak indah untuk dipandang mata;d. Terhambatnya pembangunan negara- Dengan menurunnya kualitas dan estetika lingkungan,

mengakibatkan pengunjung atau wisatawan enggan untuk mengunjungi daerah wisata tersebut karena merasa tidak nyaman, dan daerah wisata tersebut menjadi tidak menarik untuk dikunjungi. Akibatnya jumlah kunjungan wisatawan menurun, yang berarti devisa negara juga menurun. e. salah satu penyebab terjadinya bencana alam- sampah yang menumpuk di sungai merupakan penyebab utama timbulnya banjir karena aliran air menjadi terhambat oleh sampah sehingga air meluap.

Banyak sekali dampak negatif dari sampah sehingga pengolahannya pun sangat diperlukan agar dampak negatif yang ditimbulkan tidak begitu besar.

B. Cara Pengolahan SampahBarang-barang bekas yang sudah tidak digunakan lagi sering kita buang dengan cuma-cuma dan tak jarang kita membuangnya disembarang tempat. Hal itu sangat berdampak buruk bagi kebersihan lingkungan. Oleh karena itu pengolahan sampah sangat diperlukan untuk menjaga agar lingkungan tetap bersih.

Tahahapan Pengelolaan sampah yang dapat dilakukan adalah:a. Pencegahan dan Pengurangan Sampah dari SumbernyaKegiatan ini dimulai dengan kegiatan pemilahan atau pemisahan sampah organik dan anorganik dengan menyediakan tempat sampah organik dan anorganik.b. Pemanfaatan KembaliKegiatan pemanfaatan sampah kembali, terdiri atas:1). Pemanfaatan sampah organik, seperti composting (pengomposan). Sampah yang mudah membusuk dapat diubah menjadi pupuk kompos yang ramah lingkungan untuk melestarikan fungsi kawasan wisata. Berdasarkan hasil, penelitian diketahui bahwa dengan melakukan kegiatan composting sampah organik yang komposisinya mencapai 70%, dapat direduksi hingga mencapai 25%.2). Pemanfaatan sampah anorganik, baik secara langsung maupun tidak langsung. Pemanfaatan kembali secara langsung, misalnya pembuatan kerajinan yang berbahan baku dari barang bekas, atau kertas daur ulang. Sedangkan pemanfaatan kembali secara tidak langsung, misalnya menjual barang bekas seperti kertas, plastik, kaleng, koran bekas, botol, gelas dan botol air minum dalam kemasan.

c. Tempat Pembuangan Sampah AkhirSisa sampah yang tidak dapat dimanfaatkan secara ekonomis baik dari kegiatan composting maupun pemanfaatan sampah anorganik, jumlahnya mencapai ± 10%, harus dibuang ke Tempat Pembuangan Sampah Akhir (TPA). Di Indonesia, pengelolaan TPA menjadi tanggung jawab masing-masing Pemda.

Dengan pengelolaan sampah yang baik, sisa sampah akhir yang benar-benar tidak dapat dimanfaatkan lagi hanya sebesar ± 10%. Kegiatan ini tentu saja akan mengurangi jumlah sampah dan mengurangi berbagai dampak negatif yang ditimbulkan oleh sampah tersebut.C. Manfaat dari Kaleng BekasSebenarnya banyak sekali manfaat yang tersimpan dari setiap barang bekas. Contohnya kaleng bekas, akan mempunyai segudang manfaat jika kita mengolahnya dengan sungguh-sungguh. Misalnya : Dapat dibuat ‘tawas’ yang berguna untuk menjernihkan air.Beberapa cara untuk menjernihkan air salah satunya dengan menambahkan tawas [kalium aluminium sulfat dodekahidrat (KAl(SO4)2.12H2O)] untuk mengatasi kekeruhan air. Tawas, di laboratorium atau dalam skala besar di pabrik, dapat dibuat dengan bahan dasar logam aluminium. Logam alumunium dapat kita temukan pada kaleng bekas. Pembuatan tawas tersebut pernah dicoba dan dilakukan oleh salah satu mahasiswa Jurusan Kimia FMIPA Universitas Udayana. Selain untuk menjernihkan air tawas juga berguna untuk penyamak kulit, baking powder, dan alat pemadam api. Dapat digunakan sebagi bahan pembuatan alat-alat rumah tangga.Kita bisa membuat kaleng bekas menjadi alat-alat rumah tangga misalnya tempat sampah, tempat bumbu-bumbu dapur, dan lain-lain dari pada membuangnya begitu saja. Dapat dibuat barang kerajinan dan hiasanDi Desa Pasir Kidul, Kecamatan Karanglewas, Banyumas, Jawa Tengah, kaleng bekas selalu berguna. Warga di sana memang sebagian besar berprofesi sebagai pembuat berbagai jenis kerajinan dari kaleng bekas. Tak tanggung-tanggung, kerajinan buatan mereka menembus pasar ekspor ke sejumlah negara.wargamendapatkan kaleng dan besi bekas dari pemulung seharga Rp 3.500 per kilogram.Besi dan kaleng bekas yang sudah dibeli itu kemudian disortir. Selanjutnya dipotong menjadi berbagai ukuran sesuai

kebutuhan. Kemudian, potongan kaleng bekas dirangkai menjadi berbagai macam bentuk barang kerajinan dan hiasan, seperti pohon, mainan, hingga lampu goyang. Barang kerajinan itu dijual seharga antara Rp 15 ribu hingga Rp 20 ribu per buah. Dimanfaatkan menjadi pot tanaman.Kita bisa memanfaatkan kaleng bekas menjadi pot tanaman, seperti yang dilakukan oleh ibu-ibu PKK di daerah Jakarta Utara. Mereka menyulap kaleng-kaleng bekas, menghiasnya dan membuatnya menjadi pot bunga yang cantik. Selain dapat mengurangi pencemaran lingkungan jika kita sudah mengumpulkan 30 kaleng, itu berarti kita sudah menanam 30 tanaman-tanaman cantik yang nantinya akan mempercantik taman rumah.

Dapat dibuat menjadi antena kaleng.Dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi kita bisa membuat kaleng bekas menjadi antena Wireless LAN. Cara pembuatannya memang cukup rumit dan biaya yang lumayan. Tapi manfaat yang dihasilkan juga tidak sedikit. Dapat dibuat mainan anak-anak.Tak selamanya mainan yang harganya mahal itu merupakan mainan yang bagus. Mainan yang harganya murah dan terbuat dari kaleng ternyata mempunyai kualitas yang sama dengan mainan yang dijual di toko dan berharga mahal. Tak hanya anak-anak ternyata ada suatu komunitas yang beranggotakan bapak-bapak yang gemar mengkoleksi mainan yang terbuat dari kaleng. Menurut mereka mainan yang terbuat dari kaleng buakanlah mainan kuno/jaman dulu melainkan suatu seni dan kreativitas yang indah. Untuk tempat pensil dan tempat menyimpan uang.Dengan kreativitas kita bisa membuat sesuatu yang tak berharga menjadi sangat berharga. Misalnya membuat kaleng bekas menjadi tempat pensil dan tempat menyimpan uang yang sangat lucu dan indah. Kita bisa menghias tepi kaleng dengan menggunakan cat dan menempelinya dengan berbagai pernak-pernik hingga terbentuklah kaleng yang kita inginkan. Meningkatkan pendapatanBisnis sampah kaleng yang ditekuni Dedi Yusuf (36) yang menjadi pemasok kaleng bekas, ternyata mendatangkan keuntungan yang tidak sedikit. Ia bisa mempekerjakan 30 orang dan omset usahanya sekitar Rp 14 juta per hari. Dedi membeli sampah kaleng dari para pemulung sekitar Rp. 1000 per kilogram, lalu oleh para pekerjanya

kaleng tersebut dipotong kecil-kecil kemudian di jualnya ke tujuh pabrik daur ulang kaleng di Indonesia dengan harga Rp. 2000 per kilogram. Dan dalam sehari Dedi bisa mengirimkan 7 ton limbah kaleng jika dikalikan maka akan ketemu angka penjualan Rp. 14 juta per hari. Sungguh luar biasa.

D. Cara Pembuatan Mainan Anak-anakMembuat kaleng menjadi mainan anak-anak bukanlah hal yang sulit tapi membutuhkan ketelitian dan keuletan. Disini saya akan menjelaskan bagaimana cara membuat mainan anak-anak contohnya mobil-mobilan dari kaleng bekas.Bahan-bahan yang diperlukan antara lain : Bambu belah sandal bekas, dibuat menjadi 4 buah roda 2 unit bambu bulat (diameter 1 cm; panjang 2 cm), bisa pula menggunakan bekas spidol gambar kayu/banbu panjang (kira-kira 1 meter) 1 kaleng bekas susu utuh (kaleng besar : susu kental manis) 1/4 bagian kaleng susu kecil merk Bearbrand 2 lembaran kaleng tebal (bisa dari kaleng susu kental manis) berukuran 1 cm x 2 cm, dan dibengkokkan/ditekuk 90 derajat. karet gelang secukupnya

Cara Membuat :

1. Bambu belah di potong-potong menjadi gambar berikut

Potongan bambu belah2. Sedangkan bahan yang disiapkan menjadi seperti ini

Bahan lain yang disiapkan

3. Ambil 2 potong bambu no. 1, dan 1 potong bambu no. 2, rangkai seperti gambar, dan diikat dengan karet.

Bambu no. 1 & 2

4. Tambahkan bambu no. 3 pada sisi rangkaian di atas

Tambah bambu no.3

5. Ikat bambu no.4 pada kira-kira sepertiga bagian paling atas rangkaian. dan ikatkan dua bambu bulat seperti pada gambar di bawah ini

Tambah bambu no. 4 dan bambu bulat pendek6. Tusuk potongan kaleng kecil dengan bambu no. 2 lainnya dan diikatkan dengan karet di belakang bambu no 4 di atas, hingga hasilnya seperti ini

kaleng susu kecil ditempatkan pada rangkaian7. Ambil bambu no. 7 dan belah/iris sedikit bagian tengahnya, kemudian masukkan kaleng bengkok bertolak belakang. bambu no. 7 ini kemudian dimasukkan dalam bambu bulat.

membuat as roda8. Pasang roda pada as (no. 7). Pasang karet diantara roda dan kaleng kecil, kemudian pasang tongkat pemukul kaleng (dipilin pada karet ke arah belakang). Bila benar memilinnya, saat roda dijalankan ke depan maka tongkat memukul pantat kaleng.

rangkaian bawah

9. Buat rangkaian atas dengan memanfaatkan sisa potongan bambu yang ada, kemudian digabungkan dengan rangkaian bawah. Kaleng susu utuh diikat di atasnya sebagai aksesories tangki minyak.

rangkaian atas dan bawah setelah digabungkan

rangkaian utuh

10. Buat roda depan dengan menggunakan sisa bulatan sandal bekas, dan tongkat panjang, seperti gbr. Berikut

roda depan11. Gabungkan keduanya sehingga menjadi mainan mobil-mobilan.

E. Cara Pembuatan Antena WirelessBanyak sekali produk makanan yang menggunakan kaleng sebagai kemasanya. Namun selalu saja timbul masalah ketika makanan tersebut telah habis namun kemasanya justru tidak dapat digunakan lagi dan dibuang begitu saja atau ditimbun dalam tanah, padahal sampah nonorganik seperti kaleng kemasan sangat sulit terurai dan dapat merusak stabilitas dan struktur tanah. Oleh karena itu diperlukan penerapan prinsip recycle untuk menanggulangi masalah tersebut. Salah satunya dengan memanfaatan kaleng kemasan bekas menjadi antenna wireless LAN. Adapun cara pembuatanya antara lain :1. Pertama, siapkan peralatan dan bahan-bahan. Mulai dari bor, penggaris, hingga kaleng bekas dengan profil dimensi yang sesuai. Dalam contoh yang digunakan kaleng bekas Quaker Outmeal. Kaleng ini setara dengan kaleng susu instan ukuran 400 gr, Twister Stick Snack, atau kaleng buah produk Cina. Kemudian, kaleng dibersihkan dan diratakan mulutnya agar tidak melukai tangan. Pastikan kaleng sudah bersih dan kering sebelum masuk ke tahap berikutnya.2. Dilanjutkan dengan pengukuran diameter dan tinggi kaleng. Masukkan ukurannya dalam rumus untuk menentukan titik wave guide dan penguatannya. Rumus bisa dilihat di situs pada akhir artikel ini.Siapkan konektor N Female Panel Mount dan membuat wave guide sesuai hasil kalkulasi dimensi kaleng dan frekuensi yang telah diperoleh sebelumnya dari rumus.3. Ukur lokasi dari dasar kaleng dan bor titik wave guide. Kemudian buat lubang baut dudukan konektor N Female Panel Mount. Tahap berikutnya adalah perkabelan. Kupas inner tembaga kabel CNT/LMR-200 yang memiliki nilai resistansi 50 Ohm untuk wave guide. Lanjutkan dengan menyambung kabel inner Wave Guide ke konektor N Female Panel Mount. Panjang kabel jumper adalah kelipatannya hasil yang diperolehdari rumus: berdasarkan rumus (3 x 108 (rambatan sinyal di udara)/frekuensi dalam khz) x 0,92 (koefisien kabel). Sedangkan loss akibat kabel dihitung berdasar situs www.swisswireless.org/wlan_calc_en.html.4. Pasang wave guide yang sudah tersolder di ke lubang di kaleng.

Eratkan baut konektor ke kaleng. Jangan lupa untuk segera menutup dengan rubber silicon sebagai pelindung dari kebocoran air dan mencegah terjadinya karat pada konektor. Bor dasar kaleng untuk memasang clamp mounting ke tower atau dudukan antena. Solusi lain, bisa juga menggunakan besi plat untuk stang kaleng. Intinya, kaleng bisa ditempelkan kuat ke tower atau tiang tanpa kesulitan. Tentu saja, wave guide tidak boleh bergeser atau bergerak ke titik yang lain.5. Potong kabel RG-8 9913/CNT/LMR-400 yang memiliki nilai resistansi 50 Ohm untuk jumper dengan panjang kelipatan 11,5 cm. Perhatikan situs referensi untuk melihat rumus perhitungan cable balancing. Pasangkan konektor N Male atau N Female ke jumper. Lalu lindungi sambungan konektor dengan rubber silicon.Setelah terpasang kuat, baru masuk tahap finishing, yakni pemasangan tutup depan kaleng. Tutup depan ini perlu diperhatikan bahannya, tidak dari bahan metal. Jadi bisa plastik atau PVC. Kemudian semua celah diberi silicon gel, untuk penahan air. Lalu dimulailah pengecatan bodi kaleng sesuai selera.6. Setelah terangkai semua dengan kuat dan enak dilihat, maka antena kaleng siap dipasang. Ada dua cara pemasangan antena kaleng ini. Keduanya tidak jauh berbeda dengan pemasangan antena wave LAN biasa. Kedua cara ini tergantung pada jenis perangkat radio yang digunakan. Ada perangkat yang langsung ke komputer, ada juga yang membutuhkan router. Setelah terpasang, uji coba antena dengan teknik War Driving. Teknik ini menggunakan software Site Survey seperti Netstumbler.

Antenna Wireless yang sudah jadi.

BAB IIIPENUTUP

III. 1 KESIMPULANDari uraian di atas, dapat kita ketahui bagaimana pengaruh negatif sampah bagi kehidupan, cara pengolahan sampah dan juga cara pemanfaatan sampah yaitu kaleng-kaleng bekas yang sudah tidak

berguna menjadi barang yang sangat berguna dan bermanfaat bagi kehidupan sehari-hari. Sebenarnya masih banyak lagi barang yang bisa dibuat dari kaleng-kaleng bekas apabila kita mau berkreasi untuk mengolahnya. Oleh karena itu kita jangan menilai sampah dari sisi kotor dan menjijikannya tapi dari segi manfaat dan keuntungan yang bisa kita peroleh.

III. 2 SARANBagi seluruh pembaca, tanamkanlah pada diri anda, bahwa dengan kemauan dan tekad yang kuat kita bisa mengubah sesuatu yang tak berharga menjadi sangat bermakna. Dan mulailah mengelola sampah dengan baik, karena jika sampah dibiarkan begitu saja lama kelamaan sampah tersebut memberikan segudang bencana bagi kita, tapi apabila dimanfaatkan dengan baik akan memberika segudang keuntungan bagi diri sendiri dan orang lain.

DAFTAR PUSTAKA

www.swisswireless.org/wlan_calc_en.html. www.kuasajaib.comwww.liputan6.comwww.koranjakarta.comwww.volstate.edu/CHEM/1110/Labs/Recycling_Aluminium_Cans.htm

http://mabesarmanlbriny-priyantikha.blogspot.ch/2010/02/pemanfaatan-kaleng-bekas.html