laporan praktikum kimia anorganik ii - kimia tembaga
TRANSCRIPT
Andrio Suwuh
“ Kimia Tembaga “
I. TUJUAN PERCOBAAN
Mempelajari pembuatan pembuatan tembaga (I) oksida.
II. DASAR TEORI
Tembaga adalah logam merah muda yang lunak, dapat ditempa dan liat. Melebur
pada 10380C. Karena potensial elektrode standarnya positif, tidak larut dalam asam
klorida dan asam sulfat encer, meskipun dengan adanya oksigen bisa larut sedikit.
Tembaga yang terdapat di bumi ini tidak melimpah (55 ppm) namun terdistribusi
secara luas sebagai logam dalam sulfida, arsenida, klorida dan karbonat. Mineral
yang paling umum adalah chalcopyrite CuFeS2. Tembaga diekstraksi dengan
pemanggangan dan peleburan oksidatif atau dengan pencucian dengan bantuan
mikroba, yang diikuti oleh elektrodeposisi dari larutan sulfat kimiawi tembaga
ditemukan sebagai Cu+
dan Cu2+ [1]
.
Tembaga (Cu) merupakan salah satu logam yang paling ringan dan paling aktif.
Cu+ mengalami disproporsionasi secara spontan pada keadaan standar (baku). Hal ini
bukan berarti larutan senyawa Cu(I) tidak mungkin terbentuk. Untuk menilai pada
keadaan bagaimana mereka ditemukan, yaitu jika kita mencoba membuat (Cu+)
cukup banyak pada larutan air, Cu2+
akan berada pada jumlah banyak (sebab
konsentrasinya harus sekitar dua juta dikalikan pangkat dua dari Cu+.
Disproporsionasi akan menajdi sempurna. Di lain pihak jika Cu+ dijaga sangat
rendah (seperti pada zat yang sedikit larut atau ion kompleks mantap), Cu2+
sangat
kecil dan tembaga (I) menjadi mantap [4]
.
Tembaga (I) seperti terdapat dalam CuI dan Cu(CN) memiliki bentuk
stereokimia tetrahedral, sedangkan CuII memiliki bentuk yang lebih beragam. Segi
empat untuk CuO(s), CuCO , atau CuCl dan oktahedral terdistorsi dalam ikatan
trans yang lebih panjang sebagai contoh Cu(H2O) dan CuCl2(s) [5]
.
Tembaga dalam jumlah yang kecil esensial bagi kehidupan, tetapi akan bersifat
racun dalam jumlah yang besar, terutama bagi bakteri, alga, dan fungi. Diantara
banyak senyawa tembaga yang digunakan sebagai pestisida adalah asetat basa,
karbonat, klorida, hidroksida, dan sulfat. Secara komersil senyawa tembaga yang
terpenting adalah CuSO4.5H2O. Selain dalam bidang pertanian, CuSO4 juga
digunakan untuk baterai dan penyepuhan, pembuatan garam tembaga yang lain,
perminyakan, keret, dan industri baja [4]
.
Secara umum garam tembaga (I) tidak larut dalam air. Senyawa-senyawa
tembaga (II), yang dapat diturunkan dari tembaga (II) oksida, CuO hitam. Garam-
garam tembaga (II) umumnya berwarna biru, baik dalam bentuk hidrat, padat,
muapun dalam larutan-air. Warna ini benar-benar khas hanya untuk ion
tetraakuokuprat (II) [Cu (H2O)4]2+
saja. Garam-garam tembaga (II) anhidrat, seperti
tembaga (II) sulfat anhidrat CuSO4, berwarna putih (atau sedikit kuning). Senyawa-
senyawa Cu (I) berwarna putih kecuali oksidasinya merah. Sedangkan senyawa Cu
(II) hidratnya biru dan anhidratnya abu-abu. Senyawa-senyawa Cu (II) lebih stabil
dalam larutan. Mereka beracun dan mengion yang berwarna gelap (biru gelap) yang
terbentuk dengan larutan amonia berlebihan. Cu digunakan buat
kabel/kawat/peralatan listrik; dalam logam-logam paduan; monel, perunggu
Andrio Suwuh
kuningan, perak jerman, perak nikel untuk ketel dan lain-lain. Umumnya bijih
tembaga hanya mengandung 0,5% Cu. Pemekatan bijih ini sangat diperlukan. Hal ini
biasanyanya dilakukan dengan pengembangan menghasilkan bijih pekat dengan
kandungan sekitar 20-40%. Untuk mendapatkan tembaga yang lebih murni, Cu2O
direduksi dengan karbon (C).
2Cu2O + C 4Cu + CO2[1]
.
Tembaga merupakan salah satu logam yang terdapat cukup banyak dalam
keadaan bebas. Metalurgi dan kegunaan tembaga. Melalui ekstraksi tembaga dari
bijihnya (biasanya sebagai sulfida) lebih rumit. Kekompleksan ini meningkat sebab
adanya besi sulfida pada bijih tembaga. Prosedur yang biasa digunakan
mengakibatkan besi diproduksi bersama-sama dengan tembaga. Untuk menghindari
hal ini, besi harus dipisahkan sebelum reduksi akhir logam tembaga dilakukan. Lima
langkah yang dilakukan adalah pemekatan, pemanggangan, peleburan, pengubahan
dan pengilangan [3]
.
Potensial pengionan pertama Cu lebih tinggi daripada golongan alkali. Karena
elektron-elektron pada kulit d juga dilibatkan dalam ikatan logam, panas
penyubliman dan titik leleh tembaga juga jauh lebih tinggi daripada alkali. Jika kita
membuat Cu+ cukup banyak pada larutan air, Cu
2+ akan berada pada jumlah banyak.
Disproporsionasi akan menjadi sempurna. Di lain pihak jika Cu+ dijaga sangat
rendah (seperti pada zat yang sedikit larut atau ion kompleks mantap), Cu2+
sangat
kecil dan tembaga (I) menjadi mantap. Cu+
(aq) mengalami disproporsionasi secara
spontan pada keadaan standar (baku) [4]
.
Asam tatrat atau asam sitrat dalam terkandung dalam suatu larutan, maka
tembaga (II) hidroksida tak diendapkan oleh larutan basa alkali, tetapi larutan jadi
berwarna biru. Jika larutan yang basa ini diolah dengan zat-zat pereduksi tertentu,
seperti hidroksilamina, hidrazina, glukosa dan asetaldehida maka tembaga (I)
hidroksida yang kuning mengendap dari larutan yang hangat, yang kemudian diubah
menjadi tembaga (I) oksida merah [5]
.Tembaga kadang-kadang ditemukan secara
alami, seperti yang ditemukan dalam mineral-mineral seperti cuprite, malachite,
azurite, chalcopyrite, dan bornite. Deposit bijih tembaga yang banyak ditemukan di
AS, Chile, Zambia, Zaire, Peru, dan Kanada. Bijih-bijih tembaga yang penting
adalah sulfida, oxida-oxidanya, dan karbonat. Dari mereka, tembaga diambil dengan
cara smelting, leaching dan elektrolisis.
Industri elektrik merupakan konsumen terbesar unsur ini. Campuran logam besi
yang memakai tembaga seperti brass dan perunggu sangat penting. Semua koin-koin
di Amerika dan logam-logam senjata mengandung tembaga. Tembaga memiliki
kegunaan yang luas sebagai racun pertanian dan sebagai algisida dalam pemurnian
air. Senyawa-senyawa tembaga seperti solusi Fehling banyak digunakan di bidang
kimia analitik untuk tes gula.
III. ALAT dan BAHAN
ALAT :
Tabung reaksi
Gelas arloji
Neraca analitik
pipet tetes
Erlenmeyer
Pembakar bunzen
Gelas ukur
Penjepit tabung
Andrio Suwuh
BAHAN :
tembaga (II) sulfat
kalium tartat
larutan NaOH 1 M
glukosa
Aquades
IV. PROSEDUR KERJA
- Pembuatan tembaga (I) oksida
Dicampurkan dalam tabung reaksi
Ditambahkan 5 mL tembaga(II)sulfat
sampaiendapan yang terbentuk melarut
Ditambahkan 1 gram glukosa
Dipanaskan sampai terjadi endapan warna
merah jingga
VI. Hasil Pengamatan
- Tembaga (II) Sulfat berwarna biru muda
- Tembaga (II) Sulfat + NaOH + Kalium Tartat berwarna biru tua dan tidak ada
endapan
- Setelah ditambahkan 1 gr glukosa berubah menjadi biru kehijauan dan terdapat
endapan putih
- Dibakar terdapat endapan orange dan larutan berwarna biru kehijauan
Larutan NaOH + Kalium Tartat
Endapan
5 ml NaOH 1 gr Kalium
Tartat
Andrio Suwuh
VII. Pembahasann
Tembaga (II) Sulfat berwarna biru muda dan setelah ditambahkan NaOH serta
Kalium Tartat, larutan tak ada perubahan. Namun, setelah ditambahkan 1 gram
glukosa larutan berubah menjadi warna biru kehijauan dan terdapat endapan putih.
Setelah dibakaar terdapat endapan orange yang menandakan terdapat tembaga (I)
oksida di dalamnya dan larutan berwarna biru kehijauan.
VIII. KESIMPULAN
Setelah melakukan percobaan ini,dapat disimpulkan bahwa :
- Tembaga (II) sulfat bila dicampurkan kedalam campuran NaOH dan kalium
tartat akan menghasilkan larutan yang berwarna biru
- Larutan warna biru hasil dari pencampuran tembaga(II) sulfat dan campuran
NaOH dan kalium tartat,bila di tambahkan glukosa dan di panaskan akan
menghasilkan endapan merah jingga.
- Endapan merah jingga yang terbentuk adalah tembaga (I) oksida.
- Suatu Tembaga (I) oksida telah terbentuk dengan melarutkan CuSO4 di dalam
campuran NaOH dan Kalium tartrat .
IX. DAFTAR PUSTAKA
- Annisanfushie.2008. http://annisanfushie.wordpress.com/2008/12/16/kimia-
tembaga/
- Jim clark.2007. http://www.chem-is-
try.org/materi_kimia/kimia_anorganik1/logam_transisi/tembaga-anorganik/
- Mechanical blog.2011. http://yefrichan.wordpress.com/2011/02/12/proses-
pembuatan-tembaga/
- Sugiyarto,K.H. 2003. KIMIA ANORGANIK 2,EDISI REVISI. JICA . Jogyakarta
- Suparni Setyowati Rahayu.2009. http://www.chem-is-
try.org/materi_kimia/kimia-industri/bahan-baku-dan-produk-industri/bijih-
tembaga/