laporan praktikum kimia anorganik ii - kimia tembaga

4
Andrio Suwuh Kimia Tembaga I. TUJUAN PERCOBAAN Mempelajari pembuatan pembuatan tembaga (I) oksida. II. DASAR TEORI Tembaga adalah logam merah muda yang lunak, dapat ditempa dan liat. Melebur pada 1038 0 C. Karena potensial elektrode standarnya positif, tidak larut dalam asam klorida dan asam sulfat encer, meskipun dengan adanya oksigen bisa larut sedikit. Tembaga yang terdapat di bumi ini tidak melimpah (55 ppm) namun terdistribusi secara luas sebagai logam dalam sulfida, arsenida, klorida dan karbonat. Mineral yang paling umum adalah chalcopyrite CuFeS 2 . Tembaga diekstraksi dengan pemanggangan dan peleburan oksidatif atau dengan pencucian dengan bantuan mikroba, yang diikuti oleh elektrodeposisi dari larutan sulfat kimiawi tembaga ditemukan sebagai Cu + dan Cu 2+ [1] . Tembaga (Cu) merupakan salah satu logam yang paling ringan dan paling aktif. Cu + mengalami disproporsionasi secara spontan pada keadaan standar (baku). Hal ini bukan berarti larutan senyawa Cu(I) tidak mungkin terbentuk. Untuk menilai pada keadaan bagaimana mereka ditemukan, yaitu jika kita mencoba membuat (Cu + ) cukup banyak pada larutan air, Cu 2+ akan berada pada jumlah banyak (sebab konsentrasinya harus sekitar dua juta dikalikan pangkat dua dari Cu + . Disproporsionasi akan menajdi sempurna. Di lain pihak jika Cu + dijaga sangat rendah (seperti pada zat yang sedikit larut atau ion kompleks mantap), Cu 2+ sangat kecil dan tembaga (I) menjadi mantap [4] . Tembaga (I) seperti terdapat dalam CuI dan Cu(CN) memiliki bentuk stereokimia tetrahedral, sedangkan Cu II memiliki bentuk yang lebih beragam. Segi empat untuk CuO(s), CuCO , atau CuCl dan oktahedral terdistorsi dalam ikatan trans yang lebih panjang sebagai contoh Cu(H 2 O) dan CuCl 2 (s) [5] . Tembaga dalam jumlah yang kecil esensial bagi kehidupan, tetapi akan bersifat racun dalam jumlah yang besar, terutama bagi bakteri, alga, dan fungi. Diantara banyak senyawa tembaga yang digunakan sebagai pestisida adalah asetat basa, karbonat, klorida, hidroksida, dan sulfat. Secara komersil senyawa tembaga yang terpenting adalah CuSO 4 .5H 2 O. Selain dalam bidang pertanian, CuSO 4 juga digunakan untuk baterai dan penyepuhan, pembuatan garam tembaga yang lain, perminyakan, keret, dan industri baja [4] . Secara umum garam tembaga (I) tidak larut dalam air. Senyawa-senyawa tembaga (II), yang dapat diturunkan dari tembaga (II) oksida, CuO hitam. Garam- garam tembaga (II) umumnya berwarna biru, baik dalam bentuk hidrat, padat, muapun dalam larutan-air. Warna ini benar-benar khas hanya untuk ion tetraakuokuprat (II) [Cu (H 2 O) 4 ] 2+ saja. Garam-garam tembaga (II) anhidrat, seperti tembaga (II) sulfat anhidrat CuSO 4 , berwarna putih (atau sedikit kuning). Senyawa- senyawa Cu (I) berwarna putih kecuali oksidasinya merah. Sedangkan senyawa Cu (II) hidratnya biru dan anhidratnya abu-abu. Senyawa-senyawa Cu (II) lebih stabil dalam larutan. Mereka beracun dan mengion yang berwarna gelap (biru gelap) yang terbentuk dengan larutan amonia berlebihan. Cu digunakan buat kabel/kawat/peralatan listrik; dalam logam-logam paduan; monel, perunggu

Upload: andrio-suwuh

Post on 04-Jul-2015

10.666 views

Category:

Education


14 download

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan Praktikum Kimia Anorganik II - Kimia Tembaga

Andrio Suwuh

“ Kimia Tembaga “

I. TUJUAN PERCOBAAN

Mempelajari pembuatan pembuatan tembaga (I) oksida.

II. DASAR TEORI

Tembaga adalah logam merah muda yang lunak, dapat ditempa dan liat. Melebur

pada 10380C. Karena potensial elektrode standarnya positif, tidak larut dalam asam

klorida dan asam sulfat encer, meskipun dengan adanya oksigen bisa larut sedikit.

Tembaga yang terdapat di bumi ini tidak melimpah (55 ppm) namun terdistribusi

secara luas sebagai logam dalam sulfida, arsenida, klorida dan karbonat. Mineral

yang paling umum adalah chalcopyrite CuFeS2. Tembaga diekstraksi dengan

pemanggangan dan peleburan oksidatif atau dengan pencucian dengan bantuan

mikroba, yang diikuti oleh elektrodeposisi dari larutan sulfat kimiawi tembaga

ditemukan sebagai Cu+

dan Cu2+ [1]

.

Tembaga (Cu) merupakan salah satu logam yang paling ringan dan paling aktif.

Cu+ mengalami disproporsionasi secara spontan pada keadaan standar (baku). Hal ini

bukan berarti larutan senyawa Cu(I) tidak mungkin terbentuk. Untuk menilai pada

keadaan bagaimana mereka ditemukan, yaitu jika kita mencoba membuat (Cu+)

cukup banyak pada larutan air, Cu2+

akan berada pada jumlah banyak (sebab

konsentrasinya harus sekitar dua juta dikalikan pangkat dua dari Cu+.

Disproporsionasi akan menajdi sempurna. Di lain pihak jika Cu+ dijaga sangat

rendah (seperti pada zat yang sedikit larut atau ion kompleks mantap), Cu2+

sangat

kecil dan tembaga (I) menjadi mantap [4]

.

Tembaga (I) seperti terdapat dalam CuI dan Cu(CN) memiliki bentuk

stereokimia tetrahedral, sedangkan CuII memiliki bentuk yang lebih beragam. Segi

empat untuk CuO(s), CuCO , atau CuCl dan oktahedral terdistorsi dalam ikatan

trans yang lebih panjang sebagai contoh Cu(H2O) dan CuCl2(s) [5]

.

Tembaga dalam jumlah yang kecil esensial bagi kehidupan, tetapi akan bersifat

racun dalam jumlah yang besar, terutama bagi bakteri, alga, dan fungi. Diantara

banyak senyawa tembaga yang digunakan sebagai pestisida adalah asetat basa,

karbonat, klorida, hidroksida, dan sulfat. Secara komersil senyawa tembaga yang

terpenting adalah CuSO4.5H2O. Selain dalam bidang pertanian, CuSO4 juga

digunakan untuk baterai dan penyepuhan, pembuatan garam tembaga yang lain,

perminyakan, keret, dan industri baja [4]

.

Secara umum garam tembaga (I) tidak larut dalam air. Senyawa-senyawa

tembaga (II), yang dapat diturunkan dari tembaga (II) oksida, CuO hitam. Garam-

garam tembaga (II) umumnya berwarna biru, baik dalam bentuk hidrat, padat,

muapun dalam larutan-air. Warna ini benar-benar khas hanya untuk ion

tetraakuokuprat (II) [Cu (H2O)4]2+

saja. Garam-garam tembaga (II) anhidrat, seperti

tembaga (II) sulfat anhidrat CuSO4, berwarna putih (atau sedikit kuning). Senyawa-

senyawa Cu (I) berwarna putih kecuali oksidasinya merah. Sedangkan senyawa Cu

(II) hidratnya biru dan anhidratnya abu-abu. Senyawa-senyawa Cu (II) lebih stabil

dalam larutan. Mereka beracun dan mengion yang berwarna gelap (biru gelap) yang

terbentuk dengan larutan amonia berlebihan. Cu digunakan buat

kabel/kawat/peralatan listrik; dalam logam-logam paduan; monel, perunggu

Page 2: Laporan Praktikum Kimia Anorganik II - Kimia Tembaga

Andrio Suwuh

kuningan, perak jerman, perak nikel untuk ketel dan lain-lain. Umumnya bijih

tembaga hanya mengandung 0,5% Cu. Pemekatan bijih ini sangat diperlukan. Hal ini

biasanyanya dilakukan dengan pengembangan menghasilkan bijih pekat dengan

kandungan sekitar 20-40%. Untuk mendapatkan tembaga yang lebih murni, Cu2O

direduksi dengan karbon (C).

2Cu2O + C 4Cu + CO2[1]

.

Tembaga merupakan salah satu logam yang terdapat cukup banyak dalam

keadaan bebas. Metalurgi dan kegunaan tembaga. Melalui ekstraksi tembaga dari

bijihnya (biasanya sebagai sulfida) lebih rumit. Kekompleksan ini meningkat sebab

adanya besi sulfida pada bijih tembaga. Prosedur yang biasa digunakan

mengakibatkan besi diproduksi bersama-sama dengan tembaga. Untuk menghindari

hal ini, besi harus dipisahkan sebelum reduksi akhir logam tembaga dilakukan. Lima

langkah yang dilakukan adalah pemekatan, pemanggangan, peleburan, pengubahan

dan pengilangan [3]

.

Potensial pengionan pertama Cu lebih tinggi daripada golongan alkali. Karena

elektron-elektron pada kulit d juga dilibatkan dalam ikatan logam, panas

penyubliman dan titik leleh tembaga juga jauh lebih tinggi daripada alkali. Jika kita

membuat Cu+ cukup banyak pada larutan air, Cu

2+ akan berada pada jumlah banyak.

Disproporsionasi akan menjadi sempurna. Di lain pihak jika Cu+ dijaga sangat

rendah (seperti pada zat yang sedikit larut atau ion kompleks mantap), Cu2+

sangat

kecil dan tembaga (I) menjadi mantap. Cu+

(aq) mengalami disproporsionasi secara

spontan pada keadaan standar (baku) [4]

.

Asam tatrat atau asam sitrat dalam terkandung dalam suatu larutan, maka

tembaga (II) hidroksida tak diendapkan oleh larutan basa alkali, tetapi larutan jadi

berwarna biru. Jika larutan yang basa ini diolah dengan zat-zat pereduksi tertentu,

seperti hidroksilamina, hidrazina, glukosa dan asetaldehida maka tembaga (I)

hidroksida yang kuning mengendap dari larutan yang hangat, yang kemudian diubah

menjadi tembaga (I) oksida merah [5]

.Tembaga kadang-kadang ditemukan secara

alami, seperti yang ditemukan dalam mineral-mineral seperti cuprite, malachite,

azurite, chalcopyrite, dan bornite. Deposit bijih tembaga yang banyak ditemukan di

AS, Chile, Zambia, Zaire, Peru, dan Kanada. Bijih-bijih tembaga yang penting

adalah sulfida, oxida-oxidanya, dan karbonat. Dari mereka, tembaga diambil dengan

cara smelting, leaching dan elektrolisis.

Industri elektrik merupakan konsumen terbesar unsur ini. Campuran logam besi

yang memakai tembaga seperti brass dan perunggu sangat penting. Semua koin-koin

di Amerika dan logam-logam senjata mengandung tembaga. Tembaga memiliki

kegunaan yang luas sebagai racun pertanian dan sebagai algisida dalam pemurnian

air. Senyawa-senyawa tembaga seperti solusi Fehling banyak digunakan di bidang

kimia analitik untuk tes gula.

III. ALAT dan BAHAN

ALAT :

Tabung reaksi

Gelas arloji

Neraca analitik

pipet tetes

Erlenmeyer

Pembakar bunzen

Gelas ukur

Penjepit tabung

Page 3: Laporan Praktikum Kimia Anorganik II - Kimia Tembaga

Andrio Suwuh

BAHAN :

tembaga (II) sulfat

kalium tartat

larutan NaOH 1 M

glukosa

Aquades

IV. PROSEDUR KERJA

- Pembuatan tembaga (I) oksida

Dicampurkan dalam tabung reaksi

Ditambahkan 5 mL tembaga(II)sulfat

sampaiendapan yang terbentuk melarut

Ditambahkan 1 gram glukosa

Dipanaskan sampai terjadi endapan warna

merah jingga

VI. Hasil Pengamatan

- Tembaga (II) Sulfat berwarna biru muda

- Tembaga (II) Sulfat + NaOH + Kalium Tartat berwarna biru tua dan tidak ada

endapan

- Setelah ditambahkan 1 gr glukosa berubah menjadi biru kehijauan dan terdapat

endapan putih

- Dibakar terdapat endapan orange dan larutan berwarna biru kehijauan

Larutan NaOH + Kalium Tartat

Endapan

5 ml NaOH 1 gr Kalium

Tartat

Page 4: Laporan Praktikum Kimia Anorganik II - Kimia Tembaga

Andrio Suwuh

VII. Pembahasann

Tembaga (II) Sulfat berwarna biru muda dan setelah ditambahkan NaOH serta

Kalium Tartat, larutan tak ada perubahan. Namun, setelah ditambahkan 1 gram

glukosa larutan berubah menjadi warna biru kehijauan dan terdapat endapan putih.

Setelah dibakaar terdapat endapan orange yang menandakan terdapat tembaga (I)

oksida di dalamnya dan larutan berwarna biru kehijauan.

VIII. KESIMPULAN

Setelah melakukan percobaan ini,dapat disimpulkan bahwa :

- Tembaga (II) sulfat bila dicampurkan kedalam campuran NaOH dan kalium

tartat akan menghasilkan larutan yang berwarna biru

- Larutan warna biru hasil dari pencampuran tembaga(II) sulfat dan campuran

NaOH dan kalium tartat,bila di tambahkan glukosa dan di panaskan akan

menghasilkan endapan merah jingga.

- Endapan merah jingga yang terbentuk adalah tembaga (I) oksida.

- Suatu Tembaga (I) oksida telah terbentuk dengan melarutkan CuSO4 di dalam

campuran NaOH dan Kalium tartrat .

IX. DAFTAR PUSTAKA

- Annisanfushie.2008. http://annisanfushie.wordpress.com/2008/12/16/kimia-

tembaga/

- Jim clark.2007. http://www.chem-is-

try.org/materi_kimia/kimia_anorganik1/logam_transisi/tembaga-anorganik/

- Mechanical blog.2011. http://yefrichan.wordpress.com/2011/02/12/proses-

pembuatan-tembaga/

- Sugiyarto,K.H. 2003. KIMIA ANORGANIK 2,EDISI REVISI. JICA . Jogyakarta

- Suparni Setyowati Rahayu.2009. http://www.chem-is-

try.org/materi_kimia/kimia-industri/bahan-baku-dan-produk-industri/bijih-

tembaga/