laporan praktikum hidah

36
Laporan Tetap Praktikum Pengetahuan Lingkungan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pengling merupakan pengetahuan yang mengkaji hubungan makhluk hidup dengan lingkungannya dalam hubungannya dengan dampak kehidupan manusia serta berupaya untuk menjaga kelestarian lingkungan hidup. Sementara ada ahli yang memasukkan pengetahuan lingkungan ini ke dalam lingkup ilmu pengetahuan (science) namun ada pula yang memasukkan ke dalam lingkup pengetahuan (knowledge), masing-masing memiliki alasan tersendiri. Sebagaimana diketahui, ilmu pengetahuan adalah suatu kegiatan mencari kebenaran dengan objek tertentu yang konkret dengan bidang kajian yang khas yang memiliki metod ilmiah yang sistematis, obyektif, konsisten dan berlaku umum/universal. Sedangkan pengetahuan adalah pencarian kebenaran berdasarkan pengalaman dan bidang kajian yang belum jelas serta belum 1

Upload: amir-lombok-tulen

Post on 25-Jul-2015

276 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: laporan praktikum hidah

Laporan Tetap Praktikum Pengetahuan Lingkungan

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

    Pengling merupakan pengetahuan yang mengkaji hubungan makhluk

hidup dengan lingkungannya dalam hubungannya dengan dampak kehidupan

manusia serta berupaya untuk menjaga kelestarian lingkungan hidup.

Sementara ada ahli yang memasukkan pengetahuan lingkungan ini ke

dalam lingkup ilmu pengetahuan (science) namun ada pula yang

memasukkan ke dalam lingkup pengetahuan (knowledge), masing-masing

memiliki alasan tersendiri.

     Sebagaimana diketahui, ilmu pengetahuan adalah suatu kegiatan

mencari kebenaran dengan objek tertentu yang konkret dengan bidang kajian

yang khas yang memiliki metod ilmiah yang sistematis, obyektif, konsisten

dan berlaku umum/universal. Sedangkan pengetahuan adalah pencarian

kebenaran berdasarkan pengalaman dan bidang kajian yang belum jelas serta

belum menggunakan metode yang sistematis, cenderung subyektif dan

kurang konsisten. Pengetahuan juga dapat melalui intuisi, prasangka dan trial

and error. Pada kegiatan yang semula digolongkan pengetahuan dimasukkan

ke dalam kegiatan ilmiah. 

     Ruang lingkup pengling meliputi segala permasalahan yang

melingkupi umat manusia yang terdiri dari lingkungan biotik, abiotik, sosial,

budaya, ekonomi dan sebagainya. Menurut St. Munajat Danu Saputra dalam

Darsono, lingkungan adalah semua benda dan kondisi termasuk di dalamnya

manusia dan tingkat perbuatannya, yang terdapat dalam ruang dimana

1

Page 2: laporan praktikum hidah

Laporan Tetap Praktikum Pengetahuan Lingkungan

manusia berada dan mempengaruhi kelangsungan hidup serta kesejahteraan

manusia dan jasad hidup lainnya.

Ilmu pengetahuan (science) adalah suatu kegiatan mencari kebenaran

dengan obyek tertentu yang konkret dengan kajian bidang yang khas dan

memiliki metode yang sistematis, obyektif, konsiten dan berlaku umum atau

universal. Sedangkan pengetahuan adalah pencarian kebenaran berdasarkan

pengalaman (experience) dan bidang kajian yang belum jelas serta belum

mengunakan metode yang sistematis, cendrung subyektif dan kurang

kosisten. Pengetahuan juga didapatkan juga melalui penafsiran atau

prasangka. Pada perjalanan waktu, setelah persyaratan-persyaratan dipenuhi,

kegiatan semula yang digolongkan pengetahuan bisa dimsukkan ke dalam

kegiatan ilmiah.

Permasalahan lingkungan bukan merupakan permasalahan yang baru,

melainkan muncul sejak lahirnya bumi, hanya saja karena berbagai sebab

maka permasalahan ini tidak mencuat ke atas. Ada anggapan bahwa masalah

lingkungan hidup menjadi besar karena kemajuan teknologi. Sebenarnya

anggapan ini tidak seluruhnya benar karena pada dasarnya teknologi bukan

hanya dapat merusak lingkungan, tetapi teknologi juga dapat di gunakan

untuk mengatasi pencemaran lingkungan yang menghawatirkan saat ini,

sebenarnya diakibatkan oleh kepadatan penduduk, terutama pada abad 20

ini. Dengan semaki besarnya populasi manusia, kebutuhan makin meningkat,

dan untuk memenuhi kebutuhan itu umat manusia mengeksploitasi

lingkungannya. Dampak yang bisa ditimbulkan adalah terjadinya

pencemaran dan kerusakan lingkungan, sebagai akibat adanya hubungan

timbale balik antara komponen biotik dan abiotik di dalam lingkungan,

adanya pencemaran dan kerusakan lingkungan itu kemudian menjadi sebab

lain baik dalam skala regional maupun global.

2

Page 3: laporan praktikum hidah

Laporan Tetap Praktikum Pengetahuan Lingkungan

B. Tujuan Umum

Tujuan dilaksanakan praktikum ini adalah untuk kepentingan kita

sebagai mahasiswa sendiri dalam mempelajari ilmu pengetahuan lingkungan.

Tujuan ini juga dilaksanakan sebagai latihan untuk memperdalam ilmu,

melatih, membina kita sebagai mahasiswa atau para praktikan agar mampu

bekerja dengan baik dan bertanggungjawab sehingga nanti, memperoleh

gambaran tentang masalah yang akan datang sesuai dengan tuntutan tugas

yang diberikan kepada kita dan sesuai dengan disiplin ilmu yang kita miliki.

C. Pelaksana

1.3.1   Hari/Tanggal

       Pelaksanaan praktikum pada hari Minggu, 24 Juni 2012

1.3.2   Tempat

       Pantai Induk Desa Kebun Ayu Kecamatan Gerung.

1.3.3 Waktu

Dari pukul 09.00 – Selesai

3

Page 4: laporan praktikum hidah

Laporan Tetap Praktikum Pengetahuan Lingkungan

BAB II

ACARA – ACARA

A. Rantai Makanan dan Jaring - jaring makanan

2.1.1 Tujuan

Mengenal dan memehami proses terjadinya rantai makanan sederhana

yang terdapat di ekosistem buatan

2.1.2 Kajian teori

Rantai makanan

Peristiwa makan dan di makan antar ank era dalam suatu

ekosistem membentuk struktur trofik. Setiap tingkat trofik merupakan

kumpulan berbagai ank era dengan sumber makanan tertentu. Dalam

struktur trofik yang autotrof disebut produsen. Tingkat trofik II ditempati

oleh berbagai yank tidak dapat membuat bahan yank sendiri (heterotrof

adalah konsumen). Konsumen terdiri dari konsumen (Yang keras) pada

tingkat trofik kedua, konsumen sekunder (karnivora) pada tingkat trofik

ketiga, dan konsumen tersier (karnivora besar) pada tingkat trofik

keempat. Rantai makanan adalah jalur makan dan dimakan dari suatu

tingkat trofik ke tingkat trofik berikutnya membentuk urutan dan arah

tertentu.

Rantai makanan perumput adalah rantai makanan yang dimulai dari

produsen.

contoh : Padi → Tikus → Ular → Elang

Rantai makanan detritus adalah rantai makanan yang dimulai dari

detritus (hancuran daun-cacing-tanah-ayam-manusia).

4

Page 5: laporan praktikum hidah

Laporan Tetap Praktikum Pengetahuan Lingkungan

Jaring-jaring makanan

Jaring – jaring makanan adalah sekumpulan rantai makanan yang

saling berhubungan satu sama lain. Di dalam ekosistem, rantai makanan

tidak dapat berdiri sendiri tetapi saling berkaitan antara satu dengan yang

lain sehingga membentuk jaring –jaring makanan.

Secara umum dalam suatu ekosistem produsen lebih banyak dari

pada konsumen tingkat pertama (primer), konsumen tingkat pertama lebih

banyak dari pada konsumen tingkat kedua (sekunder), dan seterusnya.

Apabila keadaan ini digambarkan akan membentuk suatu piramida

makanan.

Di dalam suatu ekosistem, setiap kelompok organisme menempati

tingkat tertentu dari sumber makanan atau sumber energi. Tingkat -

tingkat itu disebut sebagai tingkat trofik. Produsen sebagai tingkat trofik

pertama, konsumen pertama sebagai tingkat trofik kedua, konsumen kedua

sebagai tingkat trofik ketiga, dan seterusnya. Makin rendah tingkat

trofiknya, makin besar kandungan energi atau biomasanya.

Rantai makanan merupakan perpindahan maetri dan energi dari

mahluk hidup yang satu ke mahluk hidup yang lain dengan peristiwa

makan memakan dengan urutan tertentu.

Rantai makan ada dua, yaitu rantai makan perumput dan rantai

makanan detritus. Rantai makanan perumput dimulai dari produsen →

herbivora → karnivora I → karnivora II, dan seterusnya. Rantai makanan

detritus dimulai dari organisme yang sudah mati (bahan organik) →

cacing → belut dan seterusntya.

Di ekosistem terdapat lebih dari satu rantai makana. Antara rantai

makanan yang satu dengan rantai makanan yang lainnya saling

terkait.Artinya, jika salah satu mata rantai rusak (tidak berfungsi), akan

5

Page 6: laporan praktikum hidah

Laporan Tetap Praktikum Pengetahuan Lingkungan

berpenaruh terhadap mata rantai yang lain. Untuk itu, Eksistensi tiap mata

rantai dalam rantai makanan harus selalu di perhatikan agar ekosistem

dapat berperan secara optimal. Di Ekosistem alami, rantai makanan

biasanya lebih banyak dan lebih kompleks dibandingkan dengan rantai

makanan yang terdapat di ekosistem buatan, sehingga jarang terjadi

ledakan populasi, terutama populasi organisme pengangkut tanaman

(OPT).

Sebaliknya, di ekosistem buatan, misalnya ekosistenm pertanian

(agroekosistem), terutama untuk tanaman-tanaman semusim, rantai

makanannya relatif sederhana sehngga mudah terjadi guncangan

ekosistem, di tandai oleh seringnya terjadi serangan OPT.

2.1.3 Alat dan Bahan

2.1.3.1 Alat

Alat tulis menulis

Kantung plastic dan stoples plastic untuk koleksi tumbuhan dan

hewan

Petunjuk untuk pengenalan taksonomi tumbuhan dan hewan

Alat tulis menulis

2.1.3.2 Bahan

Lokasi pengamatan (daratan)

2.1.4 Hasil pengamatan

6

Page 7: laporan praktikum hidah

Laporan Tetap Praktikum Pengetahuan Lingkungan

2.1.3.3 Tabel 1.1 hasil pengamatan

No. Nama Spesies

Tumbuhan Hewan

Singkong (Manihot

utillisima) Belalang (Valanga Sp)

Jagung (Zeamays)Cacing Tanah

(Lumbricus Terrestris)

Padi (Oriza Sativa) Sapi (Bos Taurus)

Putri Malu (Mimosa Pudica) Rana Sp

Pisang (Musa Paradisciaca)

Anjing (Kanis

Pamirialis)

Capsikum Anum Kupu-kupu (Appilion

Sp)

Bawang (Alliumsepa) Linnea

Petei cina (Leokaena

Leosapala) Javanica

Pepaya (Carica Papaya) Biawak

Kangkung Cainis pami aris

Kacang panjang Ayam (Gallus-Gallus)

Rumput Teki (Chyperus

rotundus)

Lalat (Gosopilla)

Kacang panjang Ulat

Rantai makanan

7

Page 8: laporan praktikum hidah

Laporan Tetap Praktikum Pengetahuan Lingkungan

a). perumput

Oriza Sativa → Valanga Sp → Gallus → Manusia → Dekomposer

Rumput teki → Boss Taurus → Manusia → Dekomposer

kangkung → ulat → Gallus → manusia → Dekomposer

kangkung → ikan → manusia → Dekomposer

Oriza Sativa → ulat → Gallus → manusia → decomposer

kacang panjan → kambing → manusia → decomposer

Mimassa Pudica → kupu-kupu → laba-laba

b). destritus

sampah → cacing tanah → Gallus → manusia

kotoran sapi → Rang-rang

8

Page 9: laporan praktikum hidah

Laporan Tetap Praktikum Pengetahuan Lingkungan

Jarring- jarring makanan

a). perumput

decomposer

manusia

sapi

kambing ayam laba-laba

kupu-kupu

ulat belalang

rumput

padi kangkung singkong putri malu

kacang panjang

b). destritus

decomposer

manusia

ayam ikan burung

cacing semut

sampah organic

2.1.5 Pembahasan

9

Page 10: laporan praktikum hidah

Laporan Tetap Praktikum Pengetahuan Lingkungan

Rantai makanan merupakan perpindahan materi dan energy dari

mahkluk hidup yang satu ke mahkluk hidup yang lain melalui peristiwa

makan memakan dengan urutan tertentu, rantai makanan ada dua, yaitu rantai

makanan perumput (mahkluk hidup yang bersifat auotrop “dapat

menghasilkan makanan sendiri” ), seperti pada data hasil pengamatan rantai

makanan perumput, disana ada padi, rumput teki, kangkung, kacang panjang,

singkong, putrid malu, pisang. Dimana padi dimakan oleh belalang

(konsumen I), belalang dimakan oleh ayam (konsumen II), ayam dimakan

oleh manusia (konsumen III), kemudian sisa manusia “hasil BAB” diuraikan

lagi oleh Dekomposer. Begitu juga dengan rantai makanan perumput lainnya,

dimana terjadinya peristiwa makan dan dimakan.

Rantai makanan yang kedua adalah rantai makanan destritus (Rantai makanan

yang dimulai dari bahan organic yang sudah mati dan diuraikan oleh

Dekomposer “jamur, bakteri”). Seperti yang terlihat pada hasil pengamatan

kelompok kami, di peroleh data seperti “ sampah diuraikan oleh cacing tanah,

cicing tanah di makan oleh ayam kemudian ayam di konsumsi oleh manusia

dan hasil pembuangan dari manusia diuraikan lagi oleh decomposer”.

Selain rantai makanan yang akan kami bahas di acara I, kita juga akan

membahas tentang jarring-jaring makanan. Dimana jarring-jaring makanan itu

merupakan kumpulan dari rantai makanan. Pada pembahasan jarring-jaring

makanan ini kita dapat melihat bahwapada jarring-jaring makanan perumput

manusia dan dekomposer mendominasi dari mahkluk hidup lainnya. Dimana

semua mahkluk hidup (hewan dan tumbuh-tumbuhan) dikonsumsi oleh

manusia. Mengapa demikian?

Karena manusia merupakan mahkluk hidup pemakan segala ( omnivora).

B. Populasi Dekomposer

2.2.1 Tujuan

10

Page 11: laporan praktikum hidah

Laporan Tetap Praktikum Pengetahuan Lingkungan

Mengatahui populasi decomposer ( cacing tanah ) yang membantu

proses pelapukan didalam tanah.

2.2.2 Kajian Teori

Decomposer adalah makhluk hidup yang berfungsi untuk menguraikan

makhluk hidup yang telah mati, sehingga materi yang diuraikan dapat

diserap oleh tumbuhan yang hidup disekitar daerah tersebut. Beberapa jenis

cacing tanah antara lain: Pheretima, Periony dan Lumbricus. Ketiga jenis

cacing tanah ini menyukai bahan yang berasal dari pupuk kandang dan sisa-

sisa tumbuhan. Cacing memiliki banyak kegunaan antara lain: membantu

menghancurkan bahan organic yang dapat mempengaruhi kesuburan suatu

tanah, Bahan Pakan Ternak, Bahan Baku Obat dan bahan ramuan untuk

penyembuhan penyakit, Bahan Baku Kosmetik dan bahan baku makanan

untuk beberapa jenis cacing yang dapat dikonsumsi dan bermanfaat bagi

manusia

Cacing tanah merupakan hewan verteberata yang hidup di tempat yang

lembab dan tidak terkena matahari langsung. Kelembaban ini penting untuk

mempertahankan cadangan air dalam tubuhnya. Kelembaban yang

dikehendaki sekitar 60 – 90%. Selain tempat yang lembab, kondisi tanah

juga mempengaruhi kehidupan cacing seperti pH tanah, ank erase, aerasi,

CO2, bahan ank er, jenis tanah, dan suplai makanan. Diantara ke tujuh ank e

tersebut, pH dan bahan ank er merupakan dua ank e yang sangat ank era.

Kisaran pH yang optimal sekitar 6,5 – 8,5. Adapun suhu ideal menurut

beberapa hasil penelitian berkisar antara 21-30 derajat celcius. Cacing tanah

ini merupakan ank eras utama pada ekosistem tanah. Berdasarkan tempat

hidupnya, cacing tanah dibedakan menjadi:

(1) Tipe Epigeik: hidup di permukaan tanah,

(2) Tipe Endogeik: hidup di dalam tanah

11

Page 12: laporan praktikum hidah

Laporan Tetap Praktikum Pengetahuan Lingkungan

(3) Tipe Anecigeik: hidup di dalam tanah dan sekresi di permukaan

tanah.

Apabila dikaitkan dengan kedalaman perakaran tanaman, tipe epigeik

dan anecigeik berperan pada kesuburan tanaman semusim atau berakar

dangkal. Sedangkan tipe endogeik berperan pada produktifitas tanaman

keras dan tanaman kehutanan yang berakar dalam.

Secara stuktural cacing tanah mempunyai rongga basar coelomoc yang

mengandung coelomicytes (pembuluh-pembuluh micro) yang merupakan

system vaskuler atau bejana tertutup, saluran makanan berupa tabung

anterior dan posterior, eksresi atau kotoran da keluarkan melalui anus, atau

peranti khusus yang disebut nephridia.

Kulit cacing tanah (lumbricus terrestris) terdiri dari:

Ktikula luar

Epidermis

Lapisan jaringan syaraf

Kecepatan decomposer dipengaruhi oleh banyak factor, antaranya

temperature dan kelembaban. Di kawasan tropic misalnya, karena

temperature dan kelembabannya yang relative tinggi sehingga serasah yang

digugurkan oleh tumbuhan itu tidak tertimbun terlalu lama dilantai hutan,

tetapi sgera mengalami dekomposisi. Hal sebaliknya terjadi dihutan-hutan

beriklim sedang dan dingin.

Proses penguraian organism mati (sisa-sisa tumbuhan maupun hewan)

disebut dekomposisi. Proses penguraian tersebut dilakukan oleh decomposer.

Dekomposer merupakan organism heterotrof, artinya tidak dapat membuat

makanan sendiri sehingga harus mendapatkan makanan dari orang lain.

Dekomposer utama di alam adalah jamur dan bakteri, namun ada juga

organism lain yang ikut berperan dalam proses tersebut, diantaranya

serangga tanah dan larvanya, semut, rayap, dan cacing tanah.

12

Page 13: laporan praktikum hidah

Laporan Tetap Praktikum Pengetahuan Lingkungan

Dekomposisi merupakan akibat dari proses dekomposisi memperoleh

energy untuk keperluan hidupnya. Peran proses ini sangat vital, sebab jika

tidak ada proses dekomposisi, dipermukaan bumi ini akan tertimbun.

Serasah, kayu mati dan bangkai hewan sehingga tidak ada tempat

kehidupan baru. Decomposer, terutama jamur dan bakteri, mengeluarkan

berbagai Enzim yang di perlukan untuk proses kimia spesifik. Berbagai

enzim ini di masukan kedalam organism mati dan sebagai, hasil dekomposisi

diserap oleh decomposer sendiri sebagai makanannya, sebagian lagi

tertinggal di dalam tanah.

Sebanarnya tidak ada satu jenis decomposer yang mampu

melaksanakan dekomposisi secara total. Namun, populasi decomposer yang

beranekaragam jenisnya dialam mempunyai kemampuan yang

beranekaragam pula sehingga dapat menyelesaikan proses dekomposisi

secara tuntas. Antara berbagai decomposer, tampaknya terdpat pembagian

tugas dalam melakukan proses dekomposisi. Serangga tanah, semut dan

rayap, berfungsi pada proses awal, yaitu menghancurkan hbahan-bahan yang

ukurannya besar menjadi bagian-bagian yang ukurannya lebih kecil untuk

diuraikan lebih lanjut. Cacing beperan dalam percampuran lapisan tanah dan

penyediaan udara untuk pernapasan jasad renik (mikrobia) melalui lubang-

lubang yang dibuatnya didalam tanah. Bakteri berperan lebih banyak dalam

dekomposisi dagig hewan, sedangkan jamur lebih banyak berperan dalam

penguraian kayu. Tidak semua sebagai organism mati dapat diuraikan

dengan kecepatan yang sama. Lemak, gula dan protein mudah diuraikan,

sedangkan selulosa, lignin, dalam kayu serta rambut dan tulang hewan

2.2.3 Alat dan Bahan

2.2.3.1Alat

Pinset

Penggaris

13

Page 14: laporan praktikum hidah

Laporan Tetap Praktikum Pengetahuan Lingkungan

Alat tulis menulis

Botol koleksi

Kayu

2.2.3.1.1 Bahan

Komunitas tumbuhan yang kaya dengan pegetasipenutup tanah

Air

Sabun (deterjen) dan Air pelarut

2.2.4.1 Tabel 1.2 hasil pengamatan

No

.Plot Jumlah

Warna cacingKet

Coklat Hitam Merah Putih

1. I 1 1 - - -

2. II 1 1 - - -

3. III 3 3 - - -

4. IV 4 2 1 1 -

5. V 8 6 2 - -

6. VI 3 1 2 - -

7. VII 2 2 - - -

8. VIII 2 1 - 1 -

9. IX - - - - -

10. X - - - - -

Jumlah 17 5 2

14

Page 15: laporan praktikum hidah

Laporan Tetap Praktikum Pengetahuan Lingkungan

2.2.3 Analisa data

Luas area = 30×30 cm

= 900 cm2 = 0.09 m2

= 0.09 m (luas plot) → jumlah seluruh plot = 10

∑Luas plot = 0.09 m2×10

= 0.9 m2

Densitas atau kerapatan

Dcoklat = ∑ x∑ y

= 170.9

= 18,89 m2

Dhitam = ∑ x∑ y

= 5

0.9 = 5.56 m2

Dmerah = ∑ x∑ y

= 2

0.9 = 2.22 m2

Dputih = ∑ x∑ y

= 0

0.9 = 0 m2

Mencari Densitas relative

15

Page 16: laporan praktikum hidah

Laporan Tetap Praktikum Pengetahuan Lingkungan

Dr coklat = D

∑ D ×100 %

= 18,89

18,89+5,56+2,22+0× 100 %

= 18,8926,67

× 100 %

= 18,8926,67

%

= 70,82 %

Dr hitam = D

∑ D ×100 %

= 5,56

18,89+5,56+2,22+0× 100 %

= 5,56

26,67× 100 %

= 556

26,67 %

= 20,84 %

Dr merah = D

∑ D ×100 %

= 2,22

18,89+5,56+2,22+0× 100 %

= 2,22

26,67× 100 %

= 222

26,67 %

= 8,32 %

2.2.4 Pembahasan

16

Page 17: laporan praktikum hidah

Laporan Tetap Praktikum Pengetahuan Lingkungan

Pada praktikum acara II (populasi decomposer), disini kita

menghitung jumlah cacing tanah (Lumbricus Terrestris) dalam

masing-masing plot, dimana setiap plot berukuran 30×30 cm, dengan

jumlah plot sama dengan 10. Dalam paraktikum ini, ada empat

macam warna cacing yang telah di cari, yaitu cacing merah, coklat,

putih dan hitam.

Pada plot pertama, hanya ditemukan (1)cacing coklat,

sedangkan cacing hitam, merah dan putih tidak ada (0). Pada plot

kedua, ditemukan (1) cacing coklat, sedangkan cacing hitam, merah,

dan putih tidak ada (0) yang kita temukan. Plot ketiga, terdapat (3)

cacing coklat, sedangkan cacing hitam, merah, dan putih tidak

ditemukan. Plot keempat, terdapat (2) cacing colat, (1) cacing hitam,

(1) cacing merah dan (0) cacing putih. Plot kelima, terdapat (6)cacing

coklat, (2)cacing hitam, sedangkan cacing merah dan putih. Plot

keenam terdapat (1) cacing coklat, (2) cacing hitam, sedangkan

cacing merah dan putih tidak ada (0). Plot ketujuh, terdapat (2)

cacing coklat, sedangkan cacing hitam, merah dan putih tidak ada

(0), Plot kedelapan ditemukan hanya 1 cacing coklat dan 1cacing

merah saja. Plot kesembilan, tidak terdapat satu cacingpun yang

ditemukan. Dan begitupun pada plot kesepuluh, tidak ditemukan satu

cacingpun.

Dari hasil yang kita dapat, ternyata jumlah keseluruhan cacing

yang kita dapat sangat sedikit,itu disebabkan karena tekstur tanah

yang sangat padat sehingga susah untuk digemburkan dan

mempersulit kita untuk mendapatkan cacing dalam jumlah banyak

yang walaupun tanahnya sudah di siram dengan air diterjen.

C. Ekosistem kolam/sawah

2.3.1 Tujuan

17

Page 18: laporan praktikum hidah

Laporan Tetap Praktikum Pengetahuan Lingkungan

Mengenal komponen-komponen yang terdapat didalam ekosistem

kolam/sawah dan kedudukannya dalam ekosistem tersebut.

2.3.2 Kajian Teori

Ekosistem merupakan suatu system dialam, yang di dalamnya terjadi

hubungan timbal balik antara komponen penyusunnya dan factor lingkungan.

Berdasarkan habitatnya, ekosistem di bagi menjadi dua, yaitu ekosistem

daratan dan ekosistem perairan. Ekosistem perairan perairan di bagi lagi

menjadi perairan air tawar dan perairan air asin. Perairan air tawar contohnya

danau, sungai, kolam dan lain-lain.

Kolam merupakan salah satu contoh ekosistem perairan air tawar. Di dalam

kolam dapat di temukan berbagai komponen ekosistem sebagai berikut:

a Komponen Biotik

1. Produsen, yaitu organism yang mampu menghasilkan makanan sendiri karena

mempunyai klorofil. Glongan produsen dikolam yang akan dijumpai mulai

dari Macrophyta seperti Phytoplankton sampai Macrophyta. Phytoplankton

terdiri atas, Clorophyceae, Myxophyceae, Diatomae dan sebagainya.

Macrophyta yang terdapat didalam kolam digolongkan didalam tumbuhan

Hydrophytes:

a. Hidrofit yang mengapung ipermukaan air. Contoh: Marsilea Sp, Salvinia

ranales, Eicchornia crassipes

b. Hidrofit yang melayang di air. Contoh: Phytoplankton

c. Hidrofit yang bagian daun mengapung dan muncul di permukaan tetapi

akarnya tertanam didasar perairan (kolam). Contoh: Nymphae Sp,

Hanguaa malayana, Sagitaria Sp.

18

Page 19: laporan praktikum hidah

Laporan Tetap Praktikum Pengetahuan Lingkungan

2. Konsumen, yaitu organism yang tidak dapat menghasilkan makanan sendiri

sehingga harus mengambil makanan dari produsen. Golongan konsumen

terdiri atas:

Zooplankton (Mikroorganisme yang bebas mengapung/mengambang

atau bias bergerak sesuai dengan arus air).

Perifiton (organism yang hidup pada batang, daun atau akar tanaman

yang hidup di air).

Bonthos (organisms yang hidup di dasar kolam). Contoh: Chironomus

Sp, Diagoniostoma Sp.

Nekton (organism yang dapat berenang da melawan arus air). Contoh:

Ikan (Pisces)

Neuston (organism yang istiahat, atau berenan dipermukaan air).

Contoh: jentik nyamuk (Larva)

Nemotoda. Contohnya: Cacing pipih (Plathyhelminthes).

b. Komponen Abiotik

Komponen abiotik yang dapat dijumpai dikolam diantaranya air,

lumpur (tanah), batu-batuan, sampah organism yang mati dan unsure-unsur

abiotik lainnya

1.3.3 Hasil pengamatan

Tabel 1.3 hasil pengamatan

N

o

Komponen

yang

diamati

Nama

Komponen

Jumlah Satuan Peranan dalam Ekosistem Ke

tPopulasi Individ Produsen Konsumen Dekomposer

19

Page 20: laporan praktikum hidah

Laporan Tetap Praktikum Pengetahuan Lingkungan

u II

I

I

I

1 BIOTIK

Padi   √   √          

Rumput   √   √          

Kangkung   √   √          

Eceng

Gondok3

√   √          

Keong   √     √     √  

Lalat 2 √              

Laba-laba 3 √     √ √      

Capung 3 √              

Terong                  

Putri Malu                  

Belalang     √   √        

Kupu-kupu     √   √        

Cacing 3 √           √  

Semut   √              

2 ABIOTIK

Tanah ˜                

Air ˜                

Udara/Angin ˜                

Batu ˜                

Cahaya

Matahari˜

               

2.3.4 Pembahasan

20

Page 21: laporan praktikum hidah

Laporan Tetap Praktikum Pengetahuan Lingkungan

Dari praktikum acara III (ekosistem kolam/sawah) dapat si jelaskan

bahwa ekosistem merupakan suatu system alam yang di dalamnya terjadi

hubungan timbal-balik antara komponen penyusunnya dengan faktor

lingkungan.

Disini pada praktikum ini, kami telah meneliti komponen ekosistem

perairan air tawar (kolam). Disana kita telah meneliti dua macam komponen,

yaitu komponen biotik (hidup) dan komponen abiotik (tak hidup/mati).

Pertama, kami mengamati komponen biotic (hidup) dan hasil yang kami

dapat diantaranya adalah padi, rumput teki,eceng gondok, keong, lalat, laba-

laba, capung, terung, putri malu, belalang, kupu-kupu dan semut. Satuan dati

komponen yang kami dapat adalah populasi (padi, rumput teki, kangkung,

eceng gondok, keong, lalat, laba-laba, capung, cacing dan semut). Sedangkan

untuk satuan individu (belalang dan kupu-kupu). Kemudian peranannya dalam

ekosistem yang berperan sebagai produsen (penghasil) adalah padi, rumput

teki, kangkung dan eceng gondok, yang berperan sebagai konsumen (I) adalah

keong, capung, belalang, dan kupu-kupu, konsumen (II) hanya laba-laba saja,

sedangkan yang berperan sebagai decomposer (pengurai) adalah lalat, cacing

dan semut.

Kedua, kami mengamati komponen Abiotik (tak hidup/mati)

Hasil yang kami dapat adalah tanah (~), air (~), udara/angin (~), batu (~) dan

cahaya matahari (~).

21

Page 22: laporan praktikum hidah

Laporan Tetap Praktikum Pengetahuan Lingkungan

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari hasil praktikum yang telah kita lakukan, dapat disimpulkan bahwa:

a. Rantai makanan ada dua macam, yaitu rantai makanan prumput (mahkluk

hidup yang bersifat autotrop dapat membuat makanan sendiri se[erti

tumbuhan dengan cara Fotosintesis) dan rantai makanan detritus (dimulai

dari bahan organic yang sudah mati). Dan dari hasil pengamatan kami

yang mendominasi yaitu rantai makanan perumput, karena dalam

mengidentifikasi jenis hewan dan tumbuhan dimana tumbuhan lebih

banyak di temukan sebagai produsen dibandingkan dengan rantai

makanan detritus dimana bahan organic yang telah mati berpran sebagai

produsen dan bersifat heterotrof (tidak dapat membuat makanan sendiri).

Jaring-jaring makanan merupakan kumpulan dari rantai makanan yang

bersinambungan.

b. Pada setiap plot menghasilkan cacing tanah (Lumbricus Terrestris) dalam

jumlah yang sedikit dengan ukuran yang kcil pula. Cacing yang banyak

kita temukan adalah cacing berwarna merah. Hal yang menyebabkan

jumlah cacing yang di dapat sedikit adalah karena kondisi tanah yang

terlalu kering ank eras sehingga tanah sulit untuk digemburkan meskipun

sudah di siram dengan air diterjen.

c. Dalam ekosistem terdapat beberapa komponen yaitu komponen biotic

(hidup) dan komponen Abiotik (tak hidup). Dimana komponen biotic

terdiri dari padi, rumput, kangkung, dan eceng gondok (produsen), lalat,

semut dan cacing tanah (decomposer) dan belalang, kupu-kupu

(konsumen). Dan komponen Abiotik seperti tanah, air, udar, batu, yang

jumlahnya tak terhingga.

22

Page 23: laporan praktikum hidah

Laporan Tetap Praktikum Pengetahuan Lingkungan

B. Saran-saran

Dalam melaksanakan praktikum Pengetahuan Lingkungan saya hanya

ingin menyarankan sedikit kepada kakak-kakak Co. Ass, bahwa

kakak-kakak kurang memberikan penjelasan lebih detail terhadap

masing-masing acara pada praktikum, terutama pada acar dua. Semoga

praktikum berikutnya akan labih baik. Dan saya minta maaf apabila saran saya

ini kurang berkenan di hati kakak-kakak Co.Ass semua. Hidup Biologi.

DAFTAR PUSTAKA

23

Page 24: laporan praktikum hidah

Laporan Tetap Praktikum Pengetahuan Lingkungan

Budiarti, Asni. 1990 . Cacing Tanah. Jakarta : Swadaya.

Drs. Sumarjan, M.Si, dkk. 2008 . Panduan Praktikum. Mataram: IKIP

Mataram.

Drs. Sunarto, dkk. 2000 . Terampil Menerapkan Konsep dan Prinsip IPI

BIOLOGI. Solo: PT Tiga Serangkai Pustaka Mandiri.

Kimball, Jhon W. 1990 . Biologi Jilid 1,2,3. Edisi

24