laporan praktikum gel pyroksikam

42
I. TUJUAN PRAKTIKUM 1. Mahasiswa dapat menyusun rancangan formula, pembuatan, evaluasi dan kemasan gel serta mendiskusikan berdasarkan karakteristik fisika kimianya. 2. Mahasiswa dapat membuat sediaan gel yang telah dirancang dan mengevaluasi sediaan yang telah dibuat. II. DASAR TEORI II.1. Anatomi dan Fisiologi Kulit Kulit merupakan lapisan pelindung tubuh yang sempurna terhadap pengaruh luar, baik pengaruh fisik maupun pengaruh kima. Dimana kulit berfungsi sebagai sistem epitel pada tubuh untuk menjaga kelurnya substansi-substansi penting dalam tubuh. Meskipun kulit relatif permeabel terhadap senyawa kimia namun dalam keadaan tertentu kulit dapat ditembus oleh senyawa senyawa kimia namun dalam keadaan tertentu kulit dapat ditembus oleh senyawa senyawa obat/bahan yang berbahaya yang dapat menimbulkan efek terapetik / efek toksik baik yang bersifat setempat/.sistemik. (Aiache.1993)Dari suatu penelitian diketahui bahwa pergerakan air melalui lapisan kulit yang tebal tergantung pada pertahanan stratum corneum yang berfungsi sebagai ratelimiting barier pada kulit (Swarbick dan Boylan. 1995) Secara mikroskopis kulit tersusun dari berbagai lapisan yang berbeda beda dari luar dalam epidermis, lapisan dermis, subkutan (Aiache.1993) Laporan Pratikum Farmasetika Sedian Semi Solida – Gel Piroksikam Page 1

Upload: siti-zulaikhah

Post on 19-Jun-2015

8.380 views

Category:

Education


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan praktikum gel pyroksikam

I. TUJUAN PRAKTIKUM

1. Mahasiswa dapat menyusun rancangan formula, pembuatan, evaluasi dan kemasan gel

serta mendiskusikan berdasarkan karakteristik fisika kimianya.

2. Mahasiswa dapat membuat sediaan gel yang telah dirancang dan mengevaluasi sediaan

yang telah dibuat.

II. DASAR TEORI

II.1. Anatomi dan Fisiologi Kulit

Kulit merupakan lapisan pelindung tubuh yang sempurna terhadap pengaruh luar, baik

pengaruh fisik maupun pengaruh kima. Dimana kulit berfungsi sebagai sistem epitel pada

tubuh untuk menjaga kelurnya substansi-substansi penting dalam tubuh. Meskipun kulit

relatif permeabel terhadap senyawa kimia namun dalam keadaan tertentu kulit dapat ditembus

oleh senyawa senyawa kimia namun dalam keadaan tertentu kulit dapat ditembus oleh

senyawa senyawa obat/bahan yang berbahaya yang dapat menimbulkan efek terapetik / efek

toksik baik yang bersifat setempat/.sistemik. (Aiache.1993)Dari suatu penelitian diketahui

bahwa pergerakan air melalui lapisan kulit yang tebal tergantung pada pertahanan stratum

corneum yang berfungsi sebagai ratelimiting barier pada kulit (Swarbick dan Boylan. 1995)

Secara mikroskopis kulit tersusun dari berbagai lapisan yang berbeda beda dari luar dalam

epidermis, lapisan dermis, subkutan (Aiache.1993)

Gambar 1. Struktur kulit. Terdiri dari lapisan epidermis (1), dermis (2), subkutis(3), folikel

rambut (4), kelenjar sebaseus(5) dan kelenjar keringat (6). (Aiache.1993)

Laporan Pratikum Farmasetika Sedian Semi Solida – Gel Piroksikam Page 1

Page 2: Laporan praktikum gel pyroksikam

II.2. Absorbsi perkutan

Absorbsi perkutan adalah masuknya molekul obat dari kulit ke dalam jaringan

dibawah kulit kemudian masuk ke dalam sirkulasi darah dengan mekanisme difusi pasif.

Istilah perkutan menunjukan bahwa penembusan terjadi pada lapisan epidermis dan

penyerapan dapat terjadi pada lapisan epidermis yang berbeda beda.(Aiache, 1993).

Penentuan molekul dari bagian luar ke bagian dalam kulit secara nyata dapat terjadi baik

melalui penetrasi transpidermal dan transpendegeal(Swarbick dan Boylan. 1995). Untuk

memasuki sistem sistemik, tahapan pada absorpsi perkutan dapat melalui penetrasi pada

permukaan stratum corneum di bawah gradien konsentrasi, difusi melalui stratum

corneum, epidermis dan dermis, kemudian masuknya molekul ke dalam mikrosirkulasi

(Aiache.1993) (Ansel. 2008) Tahapan ini dapat digambarkan pada gambar 2.

Gambar 2. Mekanisme penghantaran obat melalui rute transdermal mulai dari

pelepasan obat sampai menuju jaringan target (Aiache.1993)

a. Penetrasi Transepidermal

Sebagian obat berpenetrasi melintasi stratum korneum melalui ruang intraseluler dan

ekstraseluler. Pada kulit normal, jalur penetrasi umumnya melalui transepidermal

dibandingkan transapendegeal. Pada prinsipnya masuknya penetran ke dalam stratum

korneum adalah adanya koefisien partisi dari penetran obat – obatan yang bersifat

hidrofilik akan berpartisi melalui jalur transseluler sedangkan obat – obat yang

bersifat lipofilik akan masuk kedalam stratum korneum melalui intraseluler (Swarbick

dan Boylan. 1995).

b. Penetrasi Transapendegeal

Penetrasi melalui rute transapendegeal adalah penetrasi melalui kelenjar folikel yang

ada pada kulit. Dimana penetrasi transapendegeal akan membawa senyawa obat

melalui kelenjar keringat dan kelenjar rambut yang berhubungan dengan kelenjar

sabapeus. Pada rute ini, dapat menghasilkan difusi yang cepat dan segera setelah

penggunaan obat karena dapat menghilangkan waktu yang diperlukan obat untuk

melewati stratum korneum (Swarbrick et al, 1995).

Laporan Pratikum Farmasetika Sedian Semi Solida – Gel Piroksikam Page 2

Page 3: Laporan praktikum gel pyroksikam

II.3. Definisi Gel

Sediaan semi padat meliputi salep, pasta, krim dan gel. Sifat umum sediaan ini

adalah mampu melekat pada permukaan tempat pemakaian dalam waktu yang cukup lama

sebelum sediaan ini dicuci atau dihilangkan.

Gel merupakan system semi padat yang terdiri dari suspense yang dibuat dari

partikel anorganik yang kecil atau molekul organic yang besar, terpenetrasi oleh suatu

cairan (Ansel. 2008). Gel pada umumnya memilki karakteristik yaitu strukturnya yang

kaku. Gel dapat berupa sediaan yang jernih atau buram, polar atau non polar dan

hidroalkoholik tergantung konstituennya. Gel biasanya terdiri dari gom alami (tragacanth,

guar atau xanthan), bahan semi sintesis ( methylcellulose, carboxymethylcellulose atau

hydroxyethylcellulose ), bahan sintesis ( carbomer ). Viskositas gel pada umumnya

sebanding dengan jumlah dan berat molekul bahan pengental yang ditambahkan.

Gel dapat dikelompokkan menjadi : lipophilic gels dan hydrophilic gels.

Lipophilic gel (oleogel) merupakan gel dengan basis yang terdiri dari parafin cair.

Polletilen atau minyak lemak yang ditambah dengan silica koloid sabun – sabun

alumunium atau seng. Sedangkan hydrophilic gels, basisnya terbuat dari air, gliserol atau

propilen glikol yang ditambah dengan gelling agent seperti amilum, turunan selulosa,

carbomer dan magnesium, aluminium silikat (Ansel. 2008)

Keuntungan sediaan gel meliputi elastic, kemampuan penyebarannya pada kulit

baik ; daya lekat tinggi yang tidak menyumbat pori ; mudah dicuci dengan air ; pelepasan

obatnya baik.

II.4. Definisi Piroksikam

Piroksikam merupakan salah satu AINS dengan struktur baru yaitu oksikam,

derivate enolat (Clarke, 2004). AINS mampu mengahmbat sintesis mediator nyeri

prostaglandin dan sangat bermanfaat sebagai anti nyeri. Khasiat AINS sangat ditentykan

kemampuan menghambat sintesis prostaglandin melalui hambatan aktifitas COX (Lelo,

Azna et al, 2004). Dari berbagai uji klinik pada penderita osteoarthritis ditunjukkan

bahwa AINS baik yang non selektif maupun yang selektif menghambat aktifitas COX-2

berkhasiat dalam mengurangi nyeri rematik (Kumar, 2011)

Makin lebih selektif suatu AINS menghambat COX-1 makin berkurang khasiatnya

sebagai antiinflamasi dan sebaliknya dengan sediaan yang makin lebih selektif

menghambat COX-2. Penggunaan COX-2 sebagai obat analgetika tunggal akan

menunjukkan efek mengatap. Waktu paruh dalam plasma lebih dari 45 jam sehingga

dapat diberikan hanya sekali sehari. Absorbs berlangsung cepat dilambung, terikat 99%

pada protein plasma. Kira – kira sama dengan kadar cairan sinovia. Efek samping

tersering adalah gangguan saluran cerna, antara lain yang berat adalah tukak lambung.

Efek samping tersering adalah pusing, tinnitus, nyeri kepala dan eritema kulit. Piroksikam

tidak dianjurkan diberikan pada wanita hamil, pasien tokak lambung dan pasien yang

Laporan Pratikum Farmasetika Sedian Semi Solida – Gel Piroksikam Page 3

Page 4: Laporan praktikum gel pyroksikam

sedang minum antikoagulan indikasi piroksikam hanya untuk penyakit inflamasi sendi

misalnya arthritis momatoid, osteoarthritis, sponditis ankilosa. Dosis 10-20 mg sehari

(Syarif. 2007)

Piroksikam merupakan antiinflamasi non steroid (AINS) emmpunyai sifat tidak

larut dalam air, asam-asam encer dan sebagian besar pelarut organic, sehingga perlu

diupayakan untuk menaikkan kelarutannya dengan penambahan surfaktan (Kumar, 2011).

Prinsip kelarutan piroksikam adalah stabilitas yang sangat baik pada pH 7,5

dengan pKa 6,3. Factor yang mempengaruhi laju degradasi antara lain pH, dapar, suhu,

media reaksi dan adanya bahan tambahan seperti surfaktan (Kumar, 2011)

Pada penelitian ini bentuk sediaan terpilih adalah gel mempunyai kadar air yang

tinggi sehingga dapat mengurangi kondisi panas dan tegang yang sifatnya setempat dan

timbulnya kulit meradang. Gel diaplikasikan langsung pada kulit yang mengalami

gangguan dan setelah kering akan meninggalkan lapisan tipis tembus pandang, elastic

dengan daya lekat tinggi, yang tidak menyumbat pori sehingga tidak mempengaruhi

pernafasan kulit. Pelepasan obat pada sediaan gel sangat bagus. Bahan obat dilepaskan

dalam waktu yang singkat dan hmapir sempurna (voight, 1971). Sediaan dalam bentuk gel

lbih banyak digunakan karena rasa dingin dikulit, mudah mongering membentuk lapisan

film sehingga mudah dicuci dengan air (Massey. 2010)

III.EVALUASI PRODUK REFEREN

III.1. Feldene Gel

Komposisi : Piroksikam

Indikasi : Kondisi yang ditandai oleh nyeri/rasa sakit dan meradang seperti

osteoartritis (artrosis, penyakit sendi degeneratif), setelah trauma

(terpukul, terbentur, dll) atau kelainan muskuloskeletal akut,

termasuk tendinitis, tenosinovitis, periartritis, keseleo, ketegangan

otot, dan sakit pinggang.

Kontra Indikasi : Hipersensitifitas. Pasien yang bila mengkonsumsi Aspirin atau

obat-obat anti radang non steroid lainnya bisa mengalami gejala-

gejala asma, rhinitis, angioedema, atau biduran/kaligata.

Perhatian : Jangan digunakan pada mata, mukosa, luka terbuka pada kulit.

Efek Samping : Iritasi lokal, eritema (kemerahan pada kulit karena pelebaran

pembuluh-pembuluh darah), ruam kulit, desquamasi pitiroid pada

bagian yang diberi gel. Perubahan warna kulit yang bersifat ringan

dan sementara.

Indeks keamanan pada wanita hamil : Penelitian pada hewan menunjukkan efek samping

pada janin ( teratogenik atau embriosidal atau lainnya) dan belum

ada penelitian yang terkendali pada wanita atau penelitian pada

wanita dan hewan belum tersedia. Obat seharusnya diberikan bila

Laporan Pratikum Farmasetika Sedian Semi Solida – Gel Piroksikam Page 4

Page 5: Laporan praktikum gel pyroksikam

hanya keuntungan potensial memberikan alasan terhadap bahaya

potensial pada janin.

Kemasan : Gel 0,5 % x 25 gram.

Dosis : Gunakan 1 gram pada bagian yang sakit 3-4 kali sehari.

Pabrik : Pfizer

III.2. Scandene Gel

Komposisi : Piroxicam / Piroksikam.

Indikasi : Kondisi yang memerlukan obat dengan aktifitas anti peradangan,

seperti osteoartritis, artrosis, penyakit sendi degeneratif, kelainan

muskuloskeletal akut, dan kaku otot karena traumatik (terkilir, dll).

Perhatian : Hindari kontak dengan mata, mukosa, dan luka kulit terbuka.

Hamil, menyusui, dan anak-anak.

Efek Samping : Iritasi lokal, gatal-gatal, ruam kulit, eritema (kemerahan kulit

karena pelebaran pembuluh-pembuluh darah), kulit bersisik dan

mengelupas. Perubahan warna kulit yang bersifat ringan dan

sementara.

Indeks keamanan pada wanita hamil : Penelitian pada hewan menunjukkan efek samping

pada janin ( teratogenik atau embriosidal atau lainnya) dan belum

ada penelitian yang terkendali pada wanita atau penelitian pada

wanita dan hewan belum tersedia. Obat seharusnya diberikan bila

hanya keuntungan potensial memberikan alasan terhadap bahaya

potensial pada janin.

Kemasan : Gel 0,5 % x 20 gram.

Dosis : Gosokkan sebanyak 1 gram pada dareah yang sakit 3 atau 4 kali

sehari.

Penyajian : Tak ada pilihan

Pabrik : Tempo Scan Pacific

III.3. Pirofel Gel

Komposisi : Piroksikam

Indikasi : Osteoartritis, kelainan muskuloskeletal akut atau setelah traumatik

(terpukul, terbentur, teriris, dll) termasuk tendinitis (radang urat),

tenosinovitis, periartritis, otot tegang, keseleo, dan nyeri pinggang.

Kontra Indikasi : Pasien yang bila mengkonsumsi Aspirin atau obat-obat anti

radang non steroid lainnya dapat mengalami gejala-gejala asma,

rinitis, angioedema, dan urtikaria (biduran/kaligata).

Laporan Pratikum Farmasetika Sedian Semi Solida – Gel Piroksikam Page 5

Page 6: Laporan praktikum gel pyroksikam

Perhatian : Hindari kontak dengan mata, permukaan mukosa, luka kulit

terbuka, dermatosis atau infeksi ; Hamil dan menyusui ; Anak-

anak.

Efek samping : Iritasi lokal ringan sampai sedang, eritema, gatal-gatal, dermatitis,

perubahan warna kulit (ringan tetapi bersifat sementara).

Kemasan : Gel 0,5 % x 20 gram.

Dosis : Oleskan 1 gram pada bagian yang sakit 3-4 kali sehari.

(Anonim. 2009)

Laporan Pratikum Farmasetika Sedian Semi Solida – Gel Piroksikam Page 6

Page 7: Laporan praktikum gel pyroksikam

IV. PEMILIHAN BAHAN AKTIF

NoBahan

Aktif

Efek

UtamaEfek Samping

Karakteristik

Fisika

Karakteristik

KimiaSifat lain

1 PiroksikamAnti inflamasi

((Farmakolog

i dan Terapi,

hal 240), anti

radang akut,

analgetis,

antipiretis,

serangan

encok (obat –

obat penting).

Eritema kulit

(Farmakologi

dan Terapi hal

240), iritasi

lokal, reaksi

kulit yang

serius termasuk

nekrolisis toksik

epidermal,

sterens jhonson

sindrom (obat-

obat

penting,Ed.36

hal 117-118)

Serbuk,

hampir putih

atau coklat

terang atau

kuning terang,

tidak berbau,

bentuk

monohidrat

berwarna

kuning,

kelarutan :

sangat sukar

larut dalam

air, dalam

asam encer

dan sebagian

besar pelarut

organik; sukar

larut dalam

etanol dan

dalam larutan

alkali yang

mengandung

air

(Farmakope

Indonesia IV,

hal 683).

- Piroksika

m hanya

dianjurka

n oleh

spesialis

rematolog

is, dan ini

pun

sebagai

terapi

kedua

bila obat

lain tidak

berhasil.

2 Diklorofen

ak

Menurunka

n panas dan

menghilang

kan nyeri.

Mual gastritis,

eritema kulit,

dan sakit

kepala.

Organoleptis

putih, agak

kuning,

higroskopis,

dan serbuk

kristal.

Larut dalam

alkohol,

sangat mudah

larut dalam

aseton, dan

praktis tidak

larut dalam

eter, air serta

mudah larut

Stabilitas

pada

cahaya:

mudah

teroksidas

i,

stabilitas

pada

udara:

Laporan Pratikum Farmasetika Sedian Semi Solida – Gel Piroksikam Page 7

Page 8: Laporan praktikum gel pyroksikam

dalam

metanol.

higroskop

is pH 1 %

b/v dalam

air 7-8,5

3. Ibu profen Analgesik

dan anti

inflamasi

yang tidak

terlalu kuat

(Farmakolo

gi dan

Terapi, )

Eritema kulit Serbuk,

hablur putih

hingga hampir

putih, berkilau

khas lemah.

Kelarutan :

praktis tidak

larut dalam

air, sangat

mudah larut

dalam

etanol,dalam

metanol,

aseton,dan

dalam

kloroform,

serta sukar

larut dalam

etil asetat.

Pemberia

n ibu

profen

dengan

aspirin

dapat

menganta

gonis

efek

aspirin

terhadap

trombosit

sehingga

meniadak

an sifat

kardiopro

tektif

aspirin.

4. Na-

diklofenak

Aktivitas

sebagai

antiinflama

si,analgetik

&

antipiretik.

Metabolis

me

terutama

melalui

hati.

- Pencernaan :

gangguan pada

saluran cerna

bagian atas

(20% pasien)

tukak lambung,

perdarahan

saluran.

-Saraf : sakit

kepala (3-9%

pasien), depresi,

insomnia,

cemas.

-Ginjal :

(kurang dari 1%

pasien)

terganggu

Laporan Pratikum Farmasetika Sedian Semi Solida – Gel Piroksikam Page 8

Page 9: Laporan praktikum gel pyroksikam

fungsi

ginjal(azotemia,

proteinuria,nefr

otik sindrom

dll),

-Kardiovaskular

: retensi cairan,

hipertensi, (3-

9% pasien),

-Pernapasan :

asma (kurang

dari 1% pasien),

-

Darah:lekopenia,

trombositopenia,

hemolitik anemia

(kurang dari 1%

pasien).

-Hati : hepatitis,

sakit kuning

(jarang),

peningkatan

SGOT terjadi

pada 2 %

pasien,

Lain-lain :

ruam, pruritus,

tinnitus, reaksi

sensitivitas (1-

3% pasien).

5. Asam

salisilat

(Farmakolo

gi dan

Terapi, )

Analgesik,

anti piretik,

dan

antiinflams

i

(Farmakolo

gi dan

Terapi, )

Sangat iritatif,

memberikan

efek piretik

sehungga pada

keracunan berat

terjadi demam

dan

hiperhidrolisis,

hepatotoksik,

Hablur ringan,

tidak

berwarna atau

serbuk

berwarna

putih; hampir

tidak berbau;

rasa agak

manis dan

Kelarutan :

larut dalam

550 bagian air

dan dalam 4

bagian etanol

(95%) p:

mudah larut

dalam

kloroform p

Menyeba

kan

iritatif

pada

lambung..

(Farmako

logi dan

Terapi, )

Laporan Pratikum Farmasetika Sedian Semi Solida – Gel Piroksikam Page 9

Page 10: Laporan praktikum gel pyroksikam

mengganggu

pernafasan,

memperpanjang

masa

pendarahan,

iritasi saluran

cerna..

(Farmakologi

dan Terapi, )

baerbau tajam

(Farmakope

Indonesia

Edisi III).

dan dalam

eter p; larut

dalam larutan

amonium

asetat p,

dinatrium

hidrogen

fosfat p,

kalium sitrat p

dan natrium

sitrat p.

(Farmakope

Indonesia

Edisi III).

Alasan Pemilihan Bahan Aktif (Piroksikam)

1. Digunakan bahan aktif piroksikam karena memiliki BM lebih kecil dan sifatnya yang lebih

nonpolar daripada turunan oksikam lainnya, sehingga piroksikam memiliki kemampuan

menembus kulit lebih besar dibandingkan turunan oksikam lainnya (Soebagio, Boesro dkk,

2011)

2. Efek yang ditimbulkan piroksikam lebih cepat dari golongan anti inflamasi lain (FI IV,

1995)

3. Dibandingkan dengan plasebo NSAId lain (Massey et al, 2010)

- Piroksikam memiliki proporsi dari partisipan diamati telah sukses terobati sebesar 68%

dengan plasebo 47%

- Ibuprofen proporsi dari partisipan diamati telah sukses terobati sebesar 55% dengan

plasebo 33%

- Indometasin proporsi dari partisipan diamati telah sukses terobati sebesar 68% dengan

plasebo 47%

- Diklofenak proporsi dari partisipan diamati telah sukses terobati sebesar 68% dengan

plasebo 47%

Target organ yang dituju : Dermis

Tujuan terapi : Lokal

Bentuk sediaan yang dipilih : Gel

Alasannya:

1. Pada penggunaan oral piroksikam dapat memberikan efek samping sperti gangguan GI,

sakit kepala. Maka dari itu, untuk mengatasi efek samping tersebut piroksikam dapat

digunakan secara transdermal (Soebagio, Boesro dkk, 2011)

Laporan Pratikum Farmasetika Sedian Semi Solida – Gel Piroksikam Page 10

Page 11: Laporan praktikum gel pyroksikam

2. Tingkat difusi piroksikam ke dalam membran, absorbsinya lebih besar jika dalam bentuk

gel (mudah berpenetrasi kedalam membran atau sel target) (FI IV, 1995)

3. Bentuk sediaan gel lebih acceptable karena mempunyai efek dingin ketika digunakan

(Massey et al, 2010)

4. Baik digunakan pada kondisi meuskuletal otot (nyeri otot, reumatik, nyeri sendi) (Massey

et al, 2010)

5. Eficacy dapat dikontrol (Massey et al, 2010)

6. Turunan piroksikam yang lain, biasanya digunakan secara oral, misalnya tenoksikam yang

Kemungkinan efek samping: neuralgia, anoreksia, efek ultserogennoe, insomnia, depresi

atau kecemasan tinggi, edema perifer, visual, reaksi alergi pada kulit. Obat ini tidak cocok

untuk radang perut dan kanker pencernaan, diabetes, pelanggaran hati dan gagal ginjal,

gagal jantung, hipertensi arteri, kehamilan dan menyusui

(http://lekarstwo.ru/en/preparati/tenoxicam.html)

Dosis dan Perhitungan

Kandungan piroksikam 0,5% (Martindale, 1982)

Pemberian : 3 x 4/hari, oleskan tipis-tipis pada bagian yang nyeri

Sediaan yang akan dibuat 10 gram mengandung piroksikam 0,5%

= 0,5% x 10 gram

= 0,05 gram

= 0,5 mg

Laporan Pratikum Farmasetika Sedian Semi Solida – Gel Piroksikam Page 11

Page 12: Laporan praktikum gel pyroksikam

V. PEMILIHAN

5.1 Piroksikam (Martindale)

BM : 331,35

Struktur : C15H13N3O4S

Pemerian : Serbuk putih kuning, atau coklat terang atau kuning terang, tidak berabau

bentuk monohidrat berwarna kuning.

Kelarutan : Sangat sukar larut dalam air, asam encer dan pelarut organic

Sedikit larut dalam alcohol dan larutan alkali berair.

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup, tidak tembus cahaya

Fungsi : Analgesik, antiinflamasi non steroid (AINS), antiradang kuat, antipiretis,

serangan encok

Konsentrasi : 0,5

5.2 TEA (HPE, 754) (FI IV, 1203)

BM : 101,19

Struktur : C6H15NO3 149.19

Pemerian : Serbuk halus, putih, sedikit berbau khas, higroskopis

Kelarutan : Sukar larut dalam air, dapat bercampur dengan etanoldengan eter dan

dengan air dingin

Inkompabilitas : Trietanolamina akan bereaksi dengan asam mineral untuk membentuk

kristal garam dan ester. Dengan asam lemak lebih tinggi, trietanolamina

membentuk garam yang larut dalam air dan memiliki karakteristik sabun.

Trietanolamina juga akan bereaksi dengan tembaga untuk membentuk

garam kompleks. Trietanolamina dapat bereaksi dengan reagen seperti

Laporan Pratikum Farmasetika Sedian Semi Solida – Gel Piroksikam Page 12

Page 13: Laporan praktikum gel pyroksikam

tionil klorida untuk menggantikan gugus hidroksi dengan halogen. Produk

dari reaksi-reaksi ini sangat beracun, menyerupai mustard nitrogen lainnya.

Titik didih : 335°C

Titik lebur : 208°C

Fungsi : Alkalizing Agent

Konsentrasi : 2-4%

Alasan : TEA merupakan alkalizing agent, diaman dapat membantu kelarutan dari

bahan aktif (Piroksikam) dan meningkatkan pH dari Gelling agent

(Carbopol). Tidak dapat digunakan untuk bahan-bahan yang mudah

mengalami hidrolisis dan oksidasi (Piroksikam mudah mengalami

oksidasi)

5.3 Propilen Glikol (HPE, 592)

Struktur : C3H8O2 76.09

Pemerian : Cairan kental jernih tidak berwarna, rasa khas, praktis tidak berbau,

menyerap air pada udara lembab.

Kelarutan : Dapat bercampur dengan air, dengan aseton dan dengan kloroform, larut

dlam eter, dan dalam eter dan dalam beberapa minyak esensial, tetapitidak

bercampur dengan minyak lemak.

Inkompabilits : Dengan reagen oksidadi (contoh : potassium permanganat)

Titik didih : 1880C

Titik lebur : 990C

Fungsi : Pelarut Nipagin dan Nipasol

Konsentrasi : 5-20%

Alasan : Propilen Glikol merupakan pelarut yang digunakan untuk melarutkan

nipagin dan nipasol. Karena, nipagin dan nipasol mudah larut dalam

propilen glikol yaitu Propilen Glikol : Nipagin (5 :1), Propilen Glikol :

Nipasol (3,9 : 1)

Laporan Pratikum Farmasetika Sedian Semi Solida – Gel Piroksikam Page 13

Page 14: Laporan praktikum gel pyroksikam

5.4 Karbopol (HPE, 111)

Pemerian : Serbuk halus, putih, sedikit berbau khas, higroskopis

Kelarutan : Setelah netralisasi dengan alkali hidroksida, atau amina larut dalam air,

dalam etanol, dan dalam gliserol

Fungsi : Gelling Base

Konsentrasi : 0,5- 2%

pH : 2,5 – 4,0 untuk 0,2% w/v system disperse

5.5 Alkohol 95% (Farmakope IV, hal 65)

Struktur : C2H6O 46.07

Pemerian : Cairan tidak berwarna, jernih, mudah menguap dan mudak bergerak, bau

khas, rasa panas.

Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air, dalam Kloroform P dan dalam Eter P.

Titik Didih : 78.15°C

Titik Lebur : 14°C

Fungsi : Pelarut, Skin Penetran, Antimikroba

Konsentrasi : 10-90%

Laporan Pratikum Farmasetika Sedian Semi Solida – Gel Piroksikam Page 14

Page 15: Laporan praktikum gel pyroksikam

5.6 Nipagin (Metil Paraben) (HPE, 443)

BM : 152, 15

Struktur : C8H8O3 152.15

Pemerian : Kristal tak berwarna atau bubuk kristal putih, tidak berbau, rasa sedikit

terbakar.

Kelarutan : etanol 1 dalam 2, eter 1 dalam 10, gliserin 1 dalam 60, pencahar praktis

tidak larut, air 1 dalam 400

Fungsi : Pengawet

Konsentrasi : untuk topical 0,02 – 0,3 %

pKa : 8.4 at 22°C

Alasan : Untuk mencegah tumbuhnya kapang dan kamir, dank arena kelarutannya

lebih baik dibanding nipasol

5.7 Nipasol (Propil Paraben) (HPE, 596)

BM : 180,21

Struktur : C10H12O3 180.20

Pemerian : bubuk putih, Kristal, tidak berbau dan tawar

Kelarutan : mudah larut dalam aseton, dan eter. Air 1 dalam 4350 pada suhu 50oC,

etanol (95%) 1 dalam 1,1, gliserin 1 dalam 250

Titik didih : 295oC

Fungsi : Pengawet

Konsentrasi untuk pemakain topical 0,01 – 0,6%

Laporan Pratikum Farmasetika Sedian Semi Solida – Gel Piroksikam Page 15

HO

O

CH3

O

Page 16: Laporan praktikum gel pyroksikam

pKa : 8.4 at 22°C

Alasan :Untuk mencegah pertumbuhan mikroorganisme dan dalam pemakaiannya

bersamaan dengan metal paraben untuk hasil lebih optimal

5.8 Aquadest

Pemerian : Cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau, tidak mempunyai rasa, sisa

penguapan tidak lebih dari 0,001% b/v pemanasan dilakukan diatas air

hingga kering.

6 FORMULA

R/ Piroksikam 0,5146%

TEA 1,457%

Propilen Glikol 5%

Karbopol 0,82%

Alkohol 95% 44,36%

Nipagin 0,15%

Nipasol 0,075%

Aquadest 47,592%

Bahan Fungsi Skala 1kemasan

(20gram)

Skala 1Batch

(100gram)

Piroksikam Bahan Aktif 0,10292 0,5146

TEA Alkalizing Agent 0,2914 1,097

Propilen Glikol Solvent 1 5

Karbopol Gelling Base 0,164 0,82

Alkohol 95% Solvent 8,872 44,36

Nipagin Pengawet 0,03 0,15

Nipasol Pengawet 0,015 0,075

Aquadest Solvent 9,5184 47,592

Laporan Pratikum Farmasetika Sedian Semi Solida – Gel Piroksikam Page 16

Page 17: Laporan praktikum gel pyroksikam

Prosedur Kerja

1. Pembuatan Skala Kecil (20 gram)

2. Pembuatan Skala Besar (100 gram)

Laporan Pratikum Farmasetika Sedian Semi Solida – Gel Piroksikam Page 17

(1) Siapkan mortir, masukkan air 4,5mL tambahkan alkohol 95% sebanyak 8,8ml , timbang carbopol (0.164 gram)taburkan Carbopol diatas air, tunggu hingga terbasahi semua

(3) Larutkan keduanya dalam 1 ml propilenglikol, aduk ad larut, campurkan ke no. (2)

Timbang Nipasol 0,015 gram

Timbang Nipagin 0,03 gram

(2) Timbang piroksikm (0.103 gram) , larutkan dalam TEA (0.3 gram) dan air (4ml )

(4) Campur 1&2 sampai terbentuk massa gel yang sempurna

(6) Masukkan Gel dalam tube 20 gram, beri etiket dan masukkan ke kemasan sekunder

(3) Larutkan keduanya dalam 5 ml propilenglikol, aduk ad larut, campurkan ke no. (2)

Timbang Nipasol 0,075 gram

Timbang Nipagin 0,15 gram

(2) Siapkan mortir, masukkan air 22,6 mL tambahkan alkohol 95% sebanyak 44,36 ml , timbang carbopol (0.41 gram)

(2) ) Timbang piroksikam (0.26 gram), larutkan dalam TEA (1,097ml) dan air (20 ml )

Page 18: Laporan praktikum gel pyroksikam

7 EVALUASI SEDIAAN

1. Uji organoleptis

Uji ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui apakah suatu sediaan sudah seseuai

dengan spesifikasi yang telah ditentukan dan uji ini merupakan uji awal sediaan yang

telah dibuat. Uji organoleptis meliputi bentuk sediaan, warna dan bau.

(Muharni.2008).

2. Uji viskositas

uji viskositas dilakukan untuk mengetahui besarnya tahanan suatu cairan untuk

mengalir. Jika semakin tinggi viskositas, maka semakin besar tahanannya.

Alat: Viskotester VT-04

Prosedur pengujian:

1) Sejumlah sediaan ditempatkan dalam wadah tertentu

2) Alat dirangkai dengan memasang rotor dengan ukuran tertentu

3) Celupkan rotor pada sediaan hingga bagian bawah rotor tertutup rata oleh

sediaan

4) Alat dinyalakan, biarkan rotor berputar

5) Amati angka yang tertera pada jarum penunjuk angka hingga harum penunjuk

konstan

6) Angka tersebut menunjukkan nilai viskositas sediaan.

(Muharni.2008).

3. Uji pH

Uji pH dilakukan untuk mengukur pH (derajat keasaman) sediaan dan untuk menguji

apakah sediaan sudah memenuhi syarat pH yang sesuai dengan kondisi pH kulit.

Alat: kertas indikator pH

Prosedur:

Laporan Pratikum Farmasetika Sedian Semi Solida – Gel Piroksikam Page 18

(4) Campur 1&2 sampai terbentuk massa gel yang sempurna

(6) Lakukan pengujian pH, Viskositas dan Daya Sebar sediaan, bandingkan dengan spesifikasi yang diinginkan.

Page 19: Laporan praktikum gel pyroksikam

1) Timbang 1 gram sediaan, larutkan dalam 10 ml akuades

2) Celupkan kertas indikator pH kedalam larutan

3) Keluarkan kertas, cocokkan perubahan warna kertas dengan standar ukuran

beberapa pH pada kemasan indikator pH

(Muharni.2008).

4. Uji Daya Sebar

Uji ini dilakukan untuk mengetahui luas permukaan daya sebar sediaan pada kulit.

Prosedur:

1) Timbang 1 gram sediaan, letakkan pada pusat diameter lempeng kaca, tutup

dengan lempeng kaca selanjutnya

2) Diamkan selama 1 menit, ukur diameter persebaran sediaan

3) Tambahkan beban 5 gram diatas permukaan kaca

4) Diamkan selama 1 menit, ukur diameter persebaran sediaan

5) Ulangi perlakuan (4-5) dengan penambahan beban 5 gram tiap menit sampai

diameter sudah tidak bertambah lagi.

(Muharni.2008).

5. Uji homogenitas

Uji ini bertujuan untuk mengetahui homogenitas bahan aktif dan bahan tambahan

lainnya dalam sediaan.

Prosedur:

1) Sejumlah sampel sediaan dioleskan pada lempeng kaca sampai merata

2) Amati secara visual homogenitasnya (semua bahan tercampur merata dalam

sediaan)

(Muharni.2008).

6. Uji daya lekat

Uji ini bertujuan untuk mengetahui lama perlekatan sediaan pada kulit.

Prosedur:

1) Timbang 0,25 gram sediaan

2) Letakkan pada kaca obyek, tutup dengan kaca obyek lain

3) Beri beban 1 kg selama 5 menit

4) Pasang gelas obyek pada alat uji

5) Tambahkan beban 80 gram pada alat uji

6) Catat waktu pelepasan sediaan dari gelas obyek

(Muharni.2008).

Laporan Pratikum Farmasetika Sedian Semi Solida – Gel Piroksikam Page 19

Page 20: Laporan praktikum gel pyroksikam

7. Uji iritasi kulit

-Tujuan : dapat mengidentifikasi kemungkinan adanya alergi pada kulit.

-Prosedur : Menggunakan metode micotine test and erythema dengan penambahan

sodium lauril sulfat. Metode ini dilakukan dengan methyl nicotine yang merupakan

vasodilator poten ditambahkan ke kulit lengan pada konsentrasi 1,4-13,7%. Efek dari

vasodilator ini di\apat diamati dengan memperhatikan erythema dan menggunakan

Laser Droplet Velocimetry (LDV). Analisis yang sama dapat dilakukan dengan

menmabahkan sodium lauril sulfat pada kulit lengan (Paye et al).

8. Uji stabilitas sediaan

-Tujuan : mengukur kestabilan sediaan dalam kondisi lingkungan.

-Posedur : uji stabilitas sediaan dapat dilihat berdasarkan ada atau tidaknya flokulasi,

creaming dan coalescent. Pengujian proses ini dilakukan selama 1 minggu dengan

menyimpan sediaan krim pada wadahnya, lalu amati setelah 1 minggu apakah terdapat

perubahan pada sediaan, misalnya terpisahnya fase minyak dengan air, mengendapnya

bahan-bahan pada bagian bawah (Paye et al).

9. Uji penetapan kadar

Uji ini dilakukan untuk menetapkan kadar bhan aktif dalam sediaan.

Alat: spektrofotmeter uv-vis

Prosedur:

1) Larutkan sebanyak 100 gram sediaan dalam 100ml buffer fosfat (pH 6,8)

2) Kocok labu yang telah berisikan larutan sediaan diatas tersebut selama 2 jam

menggunakan alat mechanical shaker.

3) Saring larutan, hitung kadar dengan alat spektrofotmetri pada panjang

gelombang 276nm menggunakan blanko buffer fosfat (pH 6,8)

10. Uji difusi membran

1) Siapkan Membran (lebar fiat:35mm, diameter:21mm, panjang: 30mm)

2) Buat larutan Bufer fosfat pH 7.4

3) Membran direndam dlm bufer fosfat (6-8jam) diapit ke sel dialisis

4) 100ml bufer fosfat dlm beakeràkompartemen reseptor

5) 1mg sediaan dioleskan merata pd membran

6) Kompartemen donor & reseptor dibiarkan kontak

7) Pd interval waktu tertentu, pipet 5ml lar komp.reseptor, ganti dg lar bufer

fosfat yg baru.

8) Lakukan Penetapan konsentrasi obat dg spektrofotometri pd λ =276nm (uji

penetapan kadar no.9 diatas)

Laporan Pratikum Farmasetika Sedian Semi Solida – Gel Piroksikam Page 20

Page 21: Laporan praktikum gel pyroksikam

11. Uji mikrobiologi

-Tujuan : Mengetahu jumlah cemaran pada sediaan yang disebabkan oleh mikroba,

misalnya pada bakteri dan jamur.

-Prosedur 1: sampel dengan berat 100 mg masukan ke dalam sumuran petri yang

berisi agar multer hilter yang telah ditumbuh bakteri laalu diinkubasi pada suhu 370C

selama 24 jam. Selanjutnya diukur diameter daerah penghambatan bakteri. Dengan

cara yang sama dilakukan penanaman basis tanpa obat sebagai blanko.untuk

pembandingan dilakukan penanaman sediaan baku yaitu larutah hidrokortison 2%

dalam larutan dapar phosphat. atau dapat ditambahkan dengan tryptic soy agar (TSA)

untuk menganalisa bakteri dan sabouraund chloramphenicol agar untuk yeast dan

jamur. Untuk bakteri diinkubasi pada suhu 30C – 35C selama 5 hari, dan untuk yeast

dan jamur diinkubasi pada suhu 20C -25C selama 5-7 hari, biasanya digunakan untuk

mengetahui adanya Candida albicans. (Paye et al).

Laporan Pratikum Farmasetika Sedian Semi Solida – Gel Piroksikam Page 21

Page 22: Laporan praktikum gel pyroksikam

Laporan Pratikum Farmasetika Sedian Semi Solida – Gel Piroksikam Page 22

Page 23: Laporan praktikum gel pyroksikam

Laporan Pratikum Farmasetika Sedian Semi Solida – Gel Piroksikam Page 23

Page 24: Laporan praktikum gel pyroksikam

HASIL PRATIKUM

1. Pengamatan Organoleptis

Bau : Tidak ada bau

Warna : Kuning Bening

Bentuk : Gel yang homogen

2. Salep hidrofilik ointment (20gram)

pH indicator : 7

Visikositas : 160 dPa0S

Uji daya sebar :

Waktu (menit) Diameter (cm)

Menit 1 4cm

Menit 2 + Beban 5gram 4,2cm

Menit 3 + Beban 10gram 4,3cm

Menit 4 + Beban 15gram 4,3cm

3. Salep hidrofilik ointment (100gram)

pH indicator : 7

Visikositas : 160 dPa0S

Uji daya sebar :

Waktu (menit) Diameter (cm)

Menit 1 4cm

Menit 2 + Beban 5gram 4,2cm

Menit 3 + Beban 10gram 4,3cm

Menit 4 + Beban 15gram 4,3cm

Laporan Pratikum Farmasetika Sedian Semi Solida – Gel Piroksikam Page 24

Page 25: Laporan praktikum gel pyroksikam

IX . PEMBAHASAN

PEMBAHASAN

Pada praktikum kali ini kami melakukan pembuatan dan evaluasi sediaan gel dengan

menggunakan bahan aktif piroksikam yang merupakan salah satu AINS dengan struktur baru

yaitu oksikam, derivat enolat. AINS mampu menghambat sintesis mediator nyeri prostaglandin

dan sangat bermanfaat sebagain anti nyeri. Adapun alasan dibuat dalam bentuk sediaan gel

adalah untuk memberikan suasana dingin pada saat pemakaian secara topikal. Gel, kadang-

kadang disebut jeli dan merupakan sistem semi padat yang terdiri dari suspensi yang dibuat dari

partikel organik yang kecil atau molekul organik yang besar, yang terpenetrasi oleh suatu cairan.

Jika massa gel terdiri dari jaringan partikel kecil yang terpisah, gel digolongkan sebagai sistem

dua fase.

Pada pembuatan sedian gel ini digunakan bahan aktif piroksikam yang berupa serbuk,

hampir putih atau coklat terang atau kuning terang , tidak berbau dan berbentuk monohidrat

berwarna kuning. Kelarutan piroksikam sangat sukar larut dalam air, dalam asam encer dan

sebagian besar pelarut organik; sukar larut dalam etanol dan dalam larutan alkali yang

mengandung air. Natrium Diklofenak juga berfungsi sebagai analgesik antiinflamasi karena

mengandung gugus fenil amino asetat yang dapat menghambat jalur siklooksigenase.

Dalam hal ini kami menyiapkan 2 formulasi sediaan gel untuk mengantisipasi kegagalan

dalam pembuatan sediaan. Adapun formulanya sebagai berikut :

Formula I :

R/ Piroksikam 0,5146 %

TEA 1,457 %

Nipagin 0,15 %

Nipasol 0,075 %

Propilen glikol 5 %

Karbopol 0,82 %

Alkohol 95% 44,36 %

Aquadest 47,592 %

Formula II :

R/ Piroksikam 0,5 %

CMC Na 4%

Alkohol 95% 44,5%

Aquadest 50%

Laporan Pratikum Farmasetika Sedian Semi Solida – Gel Piroksikam Page 25

Page 26: Laporan praktikum gel pyroksikam

Kami menggunakan formula I dalam proses pembuatan sediaan gel piroksikam karena pada

formula ini dapat membentuk sediaan gel seperti yang diharapkan. Adanya karbopol pada

formula tersebut dapat memberikan bentuk sediaan gel yang transparan dan zat aktifnya

homogen. Selain itu penggunaan carbopol lebih efisien dalam hal pembuatan dan waktunya

singkat.. Sebenarnya pada formula ini telah dimodifikasi dengan adanya penambahan propilen

glikol, nipagin dan nipasol, dimana nipagin dan nipasol ini digunakan sebagai pengawet dan

pelarutnya adalah propilen glikol. Pada formula 1 sebelum mengalami perbaikan kami tidak

menggunakan pengawet karena dalam formula telah terdapat alkohol 95% dimana alkohol

dengan persentase melebihi 20% dapat dijadikan sebagai pengawet, namun karena alkohol

mudah menguap maka kami menambahnya dengan nipagin dan nipasol.

Pada sediaan ini juga digunakan karbopol sebagai gelling agent karena karbopol dalam

konsentrasi sedikit sudah dapat memberikan viskositas yang baik untuk sediaan gel ini.

Penambahan alkohol dilakukan karena karbopol yang didispersikan dalam air membentuk

dispersi koloid yang bersifat asam dengan viskositas rendah harus dinetralisasi dengan alkohol

untuk menghasilkan gel dengan viskositas tinggi. Sedangkan untuk menjaga stabilitas sediaan

gel, ditambahkan nipagin dan nipasol sebagai pengawet untuk mencegah kontaminasi mikroba

serta digunakan aquadest sebagai fase kontinu dari gel.

Prosedur pertama dalam pembuatan gel piroksikam adalah menimbang bahan-bahan yang

diperlukan yaitu piroksikam, karbopol, nipagin, nipasol, alkohol 95%, propilen glikol dan

aquadest . Kemudian masukkan sebagian air dan alkohol ke dalam mortir lalu taburkan karbopol

merata di atas permukaan air. Tutup permukaan mortir karena mengandung alkohol yang mudah

menguap, biarkan hingga mengembang. Setelah karbopol mengembang lalu gerus karbopol

sampai terbentuk gel dan tidak terdapat gelembung udaranya. Sedangkan pada cawan porselen ,

masukkan bahan-bahan lain seperti piroksikam, TEA dan aquadest lalu panaskan pada

pemanasan lemah (600C). Setelah itu masukan campuran nipagin dan nipasol yang telah

dilarutkan dengan propilen glikol sebelumnya, aduk hingga homogen. Lalu campuran tersebut

masukkan ke dalam gel karbopol perlahan-lahan sambil terus diaduk. Gerus campuran tersebut

hingga bening kuning pucat.

Setelah pembuatan gel selesai, kemudian dilakukan pengujian terhadap sedíaan tersebut.

Evaluasi sediaan dimaksudkan untuk menguji apakah sediaan yang dibuat telah sesuai dengan

kriteria atau persyaratan yang berlaku untuk sediaan gel serta untuk menjaga kestabilan sedíaan.

Diantaranya adalah tes organoleptis, uji pH, uji viskositas dan uji daya sebar. Data Organoleptis

dari sedían yang kami buat yaitu :

Bentuk : gel

Warna : bening kuning pucat

Homogenitas : sediaan homogen

Uji selanjutnya adalah uji pH. Uji ini dilakukan karena sediaan gel piroksikam ini untuk

penggunaan topikal, maka sediaan harus mempunyai tingkat keasaman atau pH dalam rentang pH

Laporan Pratikum Farmasetika Sedian Semi Solida – Gel Piroksikam Page 26

Page 27: Laporan praktikum gel pyroksikam

dari permukaan kulit. Hal ini dikarenakan sediaan yang terlalu asam akan menyebabkan iritasi

pada kulit, sedangkan sediaan yang terlalu basa akan membuat kulit menjadi keringpada uji pH

dengan menggunakan kertas indikatot pH didapatkan pH sedíaan sebesar 7. pH ini masuk dalam

rentang persyaratan dalam pembuatan gel piroksikam ini, yaitu pH nya antara 6.2-7.1. sediaan

kami cocok dan tidak iritatif jika digunakan secara topikal pada kulit.

Selanjutnya uji viskositas, dilakukan dengan menggunakan viskotester VT-04 dimana

spindel yang digunakan adalah spindel nomor 2, yang disesuaikan dengan jumlah dan tingkat

kekentalannya. Pada uji viskositas ini, diperoleh nilai 160 dPas. Nilai viskositas ini sesuai untuk

sediaan gel karena viskositas yang baik untuk sediaan gel adalah dalam rentang 150-250 dPa0s.

Yang terakhir uji daya sebar, uji ini dilakukan untuk mengetahui kecepatan penyebaran

salep pada kulit dan mengetahui kelunakan dari salep untuk menyebar pada kulit. Uji ini

dilakukan dengan meletakkan 1 gram sediaan di tengah cakram berskala dan kemudian ditutup

dengan cakram penutup dan diberi beban. Beban yang diberi adalah sebesar 50 gram dan

didiamkan 1 menit kemudian diukur penyebarannya. Hal ini dilakukan berkali kali dengan setiap

penambahan 5 gram hingga diperoleh diameter penyebaran yang konstan. Hasil uji daya sebar

yang dilakukan adalah diameter penyebarannya sebesar 4,2 cm dengan berat beban 30 gram.

Berdasarkan Garg, et.al, rentang daya sebar yang disyaratkan untuk sediaan topikal adalah

sebesar 5-7 cm. Untuk itu dapat disimpulkan jika daya sebar dari gel yang dibuat tidak sesuai

dengan persyaratan yang diinginkan.

Pada uji daya sebar, diperoleh data daya sebar gel yang dihasilkan adalah sebagai berikut:

No Beban (gram)Daya sebar

(cm)

1 - 4

2 5 4.2

3 10 4,3

4 15 4,3

Kesimpulan: daya sebar = 4,2

Pada proses pembutan sediaan gel piroksikam dengan menggunakan formula 1 awalnya

kami mengalami kegagalan karena sediaan gel yang didapatkan bergelembung, zat aktif tidak

homogen dan sediaan tidak bening. Kemungkinan penyebab terjadinya hal ini adalah pemanasan

piroksikam yang terlalu lama dengan suhu yang terlalu tinggi sehingga menyebabkan piroksikam

rusak. Selain itu penyebab piroksikam tidak larut adalah terlalu kecilnya jumlah alkohol yang

ditambahkan untuk melarutkan piroksikam sehingga piroksikam tetap menggumpal dan sediaan

menjadi tidak bening. Penyebab yang lain adalah kesalahan pada gel yang dibuat, karena gel

yang digunakan masih mengandung banyak gelembung udara sehingga sediaan juga mengandung

Laporan Pratikum Farmasetika Sedian Semi Solida – Gel Piroksikam Page 27

Page 28: Laporan praktikum gel pyroksikam

gelembung udara serta kurang tepatnya jumlah karbopol yang digunakan sehingga gel yang

dibentuk kurang sempurna.

KESIMPULAN

1. Gel merupakan sistem semi padat yang terdiri dari suspensi yang dibuat dari partikel

organik yang kecil atau molekul organik yang besar, yang terpenetrasi oleh suatu cairan

2. Pada praktikum ini digunakan piroksikam sebagai bahan aktif karena piroksikam berfungsi

sebagai analgesik antiinflamasi untuk sedian topikal

3. Uji yang dilakukan adalah uji organoleptis, uji pH, uji viskositas dan uji daya sebar.

4. Pada uji organoleptis didapatkan hasil yng sesuai dengan spesifikasi yang diinginkan.

5. Pada uji pH diperoleh pH sediaan yaitu 7 yang sesuai dengan rentang yang dipersyaratkan

yaitu 6.2-7.1

6. Hasil dari uji viskositas diperoleh viskositas salep yang dibuat sebesar 150 dPa.s. Adapun

persyaratan viskositas untuk sediaan semisolida topikal adalah sebesar 170-250 dPa.s.

7. Hasil uji daya sebar yang dilakukan adalah diameter penyebarannya sebesar 5,3 cm dengan

berat beban 550 gram. Berdasarkan Garg, et.al, rentang daya sebar yang disyaratkan untuk

sediaan topikal adalah sebesar 5-7 cm. Untuk itu dapat disimpulkan jika daya sebar dari gel

yang dibuat sesuai dengan persyaratan yang diinginkan.

Laporan Pratikum Farmasetika Sedian Semi Solida – Gel Piroksikam Page 28

Page 29: Laporan praktikum gel pyroksikam

Daftar Pustaka

Anonim. 2009. Informasi Spesialite Obat. Jakarta

Aiache. 1993. Biofarmasetika, diterjemahkan oleh Widji Soerartri Edisi II. Jakarta :

Airlangga Press

Ardhie Muhandari Ari. 2004. Dermatitis dan Peran Steroid Dalam Penyimpanan.

Jakarta : Dexa Media

Ansel C, Howard. 2008 Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi, diterjemahkan oleh

Farida Ibrahim, Edisi IV Jakarta : UI-Press

Clarke, E. G. C., Moffat, A. C., Osselton, M. D., Widdop, B. 2004. Clarke’s Analysis of

Drugs and Poisons. London : Pharmaceutical Press.

Departemen Kesehatan. 1979. Farmakope Indonesia Edisi ketiga. Jakarta : Departemen

Kesehatan RI

Departemen Kesehatan. 1995. Farmakoe Indonesia Edisi keempat. Jakarta : Departemen

Kesehatan RI

Kumar, Vivek R. dan Satish Kumar. 2011. Formulation and evaluation of Mimosa pudica

gel. Int. J. Pharm Pharm. Scie. 3(1): 55-57.

Massey et. al. 2010. Topical NSAIDs for Acut Pain in

Adults.Http://www.thecochranelibrary.com

Paye Marc. Barel O, Andre. Maibach I. Howard (Editor). Handbook of Cosmetic Science

and Technology, Second Edition. New York : Lomdon

Rowe J, Raymond. Sheskey J, Paul. Quinin E, Marian. 1986. Handbook of

Pharmaceutical Excipients. London.

Saputri, Muharni. 2008. Evaluasi mutu betametason 0,1% produksi PT. Kimia Farma

(Persero) Tbk. Medan : Universitas Sumatra Utara

Sweetman, C sean. 2009. The Complete Drug Prefence, Martindale Ed

36.London.Chicago:Pharmaceutical Press.

Laporan Pratikum Farmasetika Sedian Semi Solida – Gel Piroksikam Page 29

Page 30: Laporan praktikum gel pyroksikam

Syarif Amir, Estuningtyas A, Setiawati A, Muchtar A, Arif A, Bahry B, Suyatna D.Frans.

2007. Farmakologi dan terapi edisi 5. Jakarta : Fakultas kedokteran Universitas

Indonesia.

Voigt, R., 1971, Buku Pelajaran Teknologi Farmasi diterjemahkan oleh Soedani

Noeroen, Edisi kelima, Ypgyakarta : Gadjah Mada University Press

Laporan Pratikum Farmasetika Sedian Semi Solida – Gel Piroksikam Page 30