laporan praktikum faal sss

7
BAB I PENDAHULUAN Pendengaran adalah suatu organ yang menakjubkan,sebab reseptornya dapat melakukan transduksi getaran suara dengan amplitudo yang sangat kecil (sekecil diameter atom emas (0,3nm)) menjadi signal listrik dengan kecepatan 1000 kalilebih cepat dari fotoreseptor merespons cahaya. Organ pendengaran dapat membedakan berbagai nada,intensitas suara dengan kisaran yang lebar,serta mengenali warna suara. Selain reseptor pendengaran, pada telinga juga terdapat reseptor keseimbangan (vestibuler). Ada dua macam keseimbangan, yaitu : 1. Keseimbangan statis (orientasi tubuh relatif terhadap gravitasi) dengan reseptor macula dan sacula. Contoh gerakan tubuh yang menstimulasi reseptor tersebut adalah memiriringkan kepala, akselerasi linier atau deselerasi linier 2. Keseimbangan dinamis (pemeliharaan posisi tubuh sebagai respons akselerasi deselerasi rotasi, dengan reseptor berada pada kanalis semisirkularis. Impuls dari vestibuler akan dihantarkan ke batang otak, pons dan sampai ke cerebelum. A. Tujuan Praktikum 1. Mengukur ketajaman pendengaran dengan menggunakan audiometer, 2. Melakukan pemeriksaan fungsi pendengaran menurut cara : Rinne, Webber,dan Swabach, 3. Mengukur tingkat kebisingan sumber suara. 4. Mendemonstrasikan kepentingan kedudukan kepala dan mata dalam mempertahankan keseimbangan badan pada manusia. 5. Mendemonstrasikan dan menerangkan pengarugh percepatan sudut : a. Dengan kursi barany 1. Gerakan bola mata (nistagmus) 2. Tes penyimpangan penunjukan 3. Tes jatuh 4. Kesan (sensasi) b. Dengan berjalan mengelilingi statif B. Alat dan Bahan 1. Audiometer, 2. Garputala berfrekuensi 256 Hz, 3. Sound level meter

Upload: luthfan-dio-satria-bachri

Post on 14-Apr-2016

25 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

bbb

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan Praktikum Faal Sss

BAB IPENDAHULUAN

Pendengaran adalah suatu organ yang menakjubkan,sebab reseptornya dapat melakukan transduksi getaran suara dengan amplitudo yang sangat kecil (sekecil diameter atom emas (0,3nm)) menjadi signal listrik dengan kecepatan 1000 kalilebih cepat dari fotoreseptor merespons cahaya. Organ pendengaran dapat membedakan berbagai nada,intensitas suara dengan kisaran yang lebar,serta mengenali warna suara.

Selain reseptor pendengaran, pada telinga juga terdapat reseptor keseimbangan (vestibuler). Ada dua macam keseimbangan, yaitu :

1. Keseimbangan statis (orientasi tubuh relatif terhadap gravitasi) dengan reseptor macula dan sacula. Contoh gerakan tubuh yang menstimulasi reseptor tersebut adalah memiriringkan kepala, akselerasi linier atau deselerasi linier

2. Keseimbangan dinamis (pemeliharaan posisi tubuh sebagai respons akselerasi deselerasi rotasi, dengan reseptor berada pada kanalis semisirkularis. Impuls dari vestibuler akan dihantarkan ke batang otak, pons dan sampai ke cerebelum.

A. Tujuan Praktikum

1. Mengukur ketajaman pendengaran dengan menggunakan audiometer,2. Melakukan pemeriksaan fungsi pendengaran menurut cara : Rinne,

Webber,dan Swabach,3. Mengukur tingkat kebisingan sumber suara.4. Mendemonstrasikan kepentingan kedudukan kepala dan mata dalam

mempertahankan keseimbangan badan pada manusia.5. Mendemonstrasikan dan menerangkan pengarugh percepatan sudut :

a. Dengan kursi barany 1. Gerakan bola mata (nistagmus)2. Tes penyimpangan penunjukan3. Tes jatuh4. Kesan (sensasi)

b. Dengan berjalan mengelilingi statif

B. Alat dan Bahan

1. Audiometer,2. Garputala berfrekuensi 256 Hz,3. Sound level meter 4. Kursi putar barny5. Tongkat atau statif yang panjang6. Model kanalis semisirkularis

Page 2: Laporan Praktikum Faal Sss

BAB II

PERSIAPAN DAN KEGIATAN PRAKTIKUM

1. Audiometri

a. Minta op membelakangi audiometri dan beritahukan bahwa jika ia mendengar bunyi,segeralah menekan tombol audiometer,

b. Pasanglah headset pada op,

c. Aturlah audiometer untuk pemeriksaan ketajaman pendengaran telinga kiri

d. Pilihlah frekuensi audiometer terendah,kemudian mulailah membunyikan audiometer dengan tingkat kekerasan suara (amplitudo) yang terendah,

e. Jika op tidak merespon,tambahlah tingkat kekerasan suara hingga ia dapat merespons . tandailah pada kertas audiogram yang disediakan,

f. Lanjutkan pemeriksaan untuk semua frequensi yang ada di audiometer,seperti posedur butir d dan e,

g. Periksa pula ketajaman telinga kanan

h. Buatlah kesimpulan hasil pemeriksaan

2. Pemeriksaan Pendengaran Dengan Garputala

- Cara Rinnie :

a. Getarkanlah penala dengan cara memukul salah satu ujung jarinya ke telapak tangan. Jangan sekali-kali memukulnya dengan benda keras!

b. Tekanlah ujung tangkai penala pada processus mastoideus salah satu telinga op

c. Tanyakanlah kepada op apakah ia mendengar bunyi penala mendengung ditelinga yang diperiksa,bila demikian op harus segera memberi tanda bila dengungan bunyi itu menghilang

d. Pada saat itu pemeriksa mengangkat penala dari proc mastoideus op dan kemudian ujung jari penala di tempatkan sedekat-dekatnya di depan liang telinga yang sedang diperiksa itu

e. Catatlah hasil pemeriksaan rinne sebagai berikut :

Positif : bila op masih mendengar dengungan secara hantaran aerotimpal.

Negatif : bila op tidak lagi mendengar dengungan secara hantaran aerotimpal,

- Cara Webber :

a. Getarkanlah penala ( freq 256 Hz) seperti cara rinne

b. Tekanlah ujung tangkai penala pada dahi op di garis medium

Page 3: Laporan Praktikum Faal Sss

c. Tanyakan kepada op apakah ia mendengar dengungan bunyi penala sama kuat dikedua telinganya ataukah terjadi lateralisasi

d. Bila op tidak terdapat lateralisasi maka untuk menimbulkan lateralisasi secara buatan,tutuplah salah satu telinganya dengan kapas dan ulangilah pemeriksaannya

e. Kesimpulan

- Cara Swabach :

a. Getarkanlah penala ( freq 256 Hz ) seperti pada tes weber dan rinne

b. Tekanlah ujung tangkai penala pada processus mastoideus salah satu telinga op

c. Suruhlah op mengacungkan tangannya pada saat dengungan bunyi menghilang

d. Pada saat itu dengan segera pemeriksa memindahkan penala dari processus mastoideus op ke proc. Mastoideus sendiri. Pada pemeriksaan ini telinga pemeriksa dianggap normal. bila dengungan penala setelah dinyatakan berhenti oleh op masih didengar oleh pemeriksa,maka hasil pemeriksa ialah swabach memendek

e. Bila dengungan penala setelah dinyatakan berhenti oleh op juga tidak dapat didengar oleh pemeriksa,maka hasil pemeriksaan mungkin swabach nomal atau swabach memanjang. Untuk memastikan hal ini maka dilakukan pemeriksaan sebagai berikut : penala digetarkan,ujung tangkai penala mula-mula ditekankan ke processus mastoideus pemeriksa sampai tidak terdengar lagi,kemudian ujung tungkai penala segera ditekankan ke proc. Mastoideus op. Bila dengungan (setelah dinyatakan berhenti oleh pemeriksa) masih dapat didengar oleh op,hasil pemeriksaan ialah swabach memanjang. Bila dengungan setelah dinyatakan berhenti oleh pemeriksa juga tidak dapat didengar oleh op maka hasil pemeriksaan ialah swabach normal.

3. Mengukur Tingkat Kebisingan Suara

a. Nyalakan sound level meter,

b. Arahkan kesumber suara,misalnya kerumunan orang yang sedang bercakap-cakap dan knalpot sepeda motor,

c. Lihatlah jarum petunjuk pada sound level meter,catatlah angkanya !

4. Nistagmus

a. Suruhlah op duduk tegak di kursi barany dengan kedua tangannya memegang erat tangan kursi

b. Tutup kedua mata dengan saputangan dan tundukan kepala 30º ke depan Q : apa maksud tindakan penundukan kepala 30º kedepan ?

c. Putarlah kursi ke kanan 10 kali dalam 20 detik secara teratur dan tanpa sentakan

d. Hentikan pemutaran kursi dengan tiba tiba

Page 4: Laporan Praktikum Faal Sss

e. Bukalah saputangan dan suruhlah op melihat jauh kedepan

f. Perhatikan adanya nistagmus. Tetapkan arah komponen lambat dan cepat nistagmus tersebut

Q: apa yang dimaksud dengan rotatory nystagmus dan postrotatory nystagmus?

5. Tes penyimpangan penunjukan (past pointing test of barany)

a. Surulah op duduk tegak di kursi barany dan tutuplah kedua matanya dengan sapu tangan.

b. Pemeriksa berdiri tepat di muka kursi barany sambil mengulurkan tangan kirinya ke arah op.

c. Suruhlah op meluruskan lengan kanannya kedepan sehingga dapat menyentuh jari tangan pemeriksa yang telah diulurkan sebelumnya

d. Suruhlah op mengangkat lengan kanannya keatas dan kemudian dengan cepat menurunkannya kembali sehingga dapat menyentuh jari pemeriksa lagi. Tindakan a s/d d merupakan persiapan untuk tes yang sesunggunya sebagai berikut :

e. Suruhlah sekarang ip dengan kedua tangannya memegang erat tangan kursi, menundukan kepala 30º kedepan

f. Putarlah kursi kekana 10 kali dalam 20 detik secara teratur tanpa sentakan.

g. Segera setelah pemutaran, kursi dihentikan dengan tiba-tiba, suruhlah op menegakan kepalanya dan melakukan tes penyimpangan penunjukan seperti diatas.

h. Perhatikan apakah terjadi penyimpangan penunjukan oleh op. Bila terjadi penyimpangan , tetapkanlah arah penyimpangannya. Teruskanlah tes tersebut sampai op tidak salah lagi menyentuh jari tangan pemeriksa. Q : bagaimana penjelasan terjadinya post pointing?

6. Tes Jatuh

a. Suruhlah op duduk dikursi barany dengan kedua tangannya memegang erat tangan kursi. Tutuplah kedua matanya dengan saputangan dan bungkukan kepala dan badannya sehingga posisi kepala membentuk sudut 120 º dari posisi normal

Q : apa maksud penundukan kepala op 120º dari posisi normal ?

b. Putarlah kursi kekanan 10 kali dalam 10 detik secara teratur tanpa sentakan

c. Segera setelah pemutaran kursi dihentikan dengan tiba-tiba , suruhlah menegakan kembali kepala dan badannya.

d. Perhatikan kemana dia akan jatuh dan tanyakan kepada op kemana rasanya ia akan jatuh.

e. Ulangi tes jatuh ini, tiap kali pada op lain dengan :

1) Memiringkan kepala kearah bahu kanan sehingga kepala miring 90 º terhadap posisi normal

Page 5: Laporan Praktikum Faal Sss

2) Menengadahkan kepala kebelakang sehingga membuat susut 60 º

Q : apa maksud tindakan butir e tersebut terhadap posisi kanalis semisirkularis tertentu?

f. Hubungkan arah jatuh pada setiap percobaan dengan arah aliran endolimfe pada kanalis semisirkularis yang terangsang.

7. Kesan (Sensasi)

a. Gunakan op yang lain, suruhlah op duduk dikursi barany dan tutuplah kedua matanya dengan saputangan.

b. Putarlah kursi tersebut kekanandengan kecepatan yang berangsur angsur bertambah dan kemudian kurangilah kecepatan putarannya secar berangsur angsur pula sampai berhenti.

c. Tanyakan kepada op arah perasaan berputar:

- sewaktu kecepatan putar masih bertambah

- sewaktu kecepatan putar menetap

- sewaktu kecepatan putar dikurangi

- segera setelah kursi dihentikan

d. Berikan keterangan tentang mekanisme terjadinya arah perasaan berputar yang dirasakan oleh op.

Page 6: Laporan Praktikum Faal Sss

BAB III

HASIL PERCOBAAN