laporan praktikum ekum

33
LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI UMUM PERCOBAAN 1 KOLERASI ANTARA PANJANG DAN BERAT NAMA : NUR SAKINAH NIM : H41112293 KELOMPOK : 1 (SATU) HARI/TANGGAL : SELASA/ 19 MARET 2013 ASISTEN : SUWARDI NURUL QALBY

Upload: khina-chyankk-khirah

Post on 14-Aug-2015

48 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: LAPORAN PRAKTIKUM EKUM

LAPORAN PRAKTIKUMEKOLOGI UMUM

PERCOBAAN 1

KOLERASI ANTARA PANJANG DAN BERAT

NAMA : NUR SAKINAH

NIM : H41112293

KELOMPOK : 1 (SATU)

HARI/TANGGAL : SELASA/ 19 MARET 2013

ASISTEN : SUWARDI

NURUL QALBY

LABORATORIUM ILMU LINGKUNGAN DAN KELAUTANJURUSAN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAMUNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR2013

Page 2: LAPORAN PRAKTIKUM EKUM

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Tumbuh dan berkembang merupakan salah satu ciri makluk hidup.

Pertumbuhan dan perkembangan berjalan seiring. Pertumbuhan adalah proses

pertambahan ukuran suatu organisme yang irreversible (tidak dapat kembali ke

keadaan semula) karena adanya pembelahan sel, pembesaran sel, dapat

disebabkan oleh keduanya. Pertumbuhan dapat diukur dan dinyatakan secara

kuantitatif. Perkembangan adalah terspesialisasinya sel-sel menjadi struktur dan

fungsi tertentu. Perkembangan tidak dapat dinyatakan dengan ukuran, tetapi dapat

dinyatakan dengan perubahan bentuk dan tingkat kedewasaan (Pratiwi, 2007).

Pertumbuhan dan perkembangan memiliki arti yang sangat penting bagi

makhluk hidup. Misalnya pada manusia, dengan tumbuh dan berkembang dapat

mempertahankan kelangsungan hidupnya dan melestarikan keturunannya.

Sewaktu masih bayi, balita, dan anak kecil, manusia memiliki daya tahan tubuh

yang masih lemah sehingga mudah terserang penyakit. Tetapi, setelah tumbuh dan

berkembang menjadi dewasa, daya tahan tubuhnya semakin kuat sehingga

kelangsungan hidupnya lebih terjamin (Hamid, 2010).

Setiap organisme dialam akan mengalami pertumbuhan dan

perkembangan. Pada perkembangan meliputi 3 proses yaitu morfogenesis,

diferensiasi, dan pertumbuhan, sedangkan pertumbuhan itu sendiri merupakan

peningkatan ukuran organisme sebagai akibat dari pertambahan (pembelahan)

jumlah sel, volume, ukuran dan banyaknya matriks intraseluler selnya (Umar,

Page 3: LAPORAN PRAKTIKUM EKUM

2013). Oleh karena itu dilakukan percobaan ini untuk melakukan suatu

pengukuran dengan beberapa biji untuk mengetahui kolerasi antara panjang dan

berat biji tersebut.

1.2 Tujuan praktikum

            Tujuan dari percobaan ini antara lain:

1. Untuk mengetahui hubungan korelasi antara panjang dengan pertambahan

berat dari suatu sampel yang diukur.

2. Mengenalkan dan melatih mahasiswa dalam menggunakan peralatan yang

berhubungan dengan parameter fisik dalam lingkungan.

1.3 Waktu dan Tanggal Praktikum

Percobaan kolerasi antara panjang dan berat dilaksanakan pada hari Rabu

tanggal 19 Maret 2012 pukul 14.30-17.00 WITA yang bertempat di Laboratorium

Biologi Dasar, Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Universitas Hasanuddin, Makassar.

Page 4: LAPORAN PRAKTIKUM EKUM

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Pertumbuhan adalah pertambahan massa dan volume yang bersifat

irreversible (tidak dapat kembali ke asal). Pertumbuhan pada organisme sering

kali disertai dengan perubahan bentuk karena adanya perubahan volume.

Perubahan volume ini terjadi karena pertambahan jumlah sel sebagai aktifitas titik

tumbuh dan adanya penambahan substansi didalam setiap sel. Pertumbuhan

dimulai dari pertumbuhan zigot menjadi embrio dan akhirnya menjadi tanaman

yang besar (Handayani, 2010).

Perkembangan adalah proses menuju kedewasaan. Perkembangan pada

tumbuhan biasanya ditandai dengan matangnya serbuk sari atau spora.

Perkembangan biasanya berjalan seiring denagn pertumbuhan yang sedang

berlangsung. Proses perkembangan ini terjadi pada sel-sel gamet yang

dipergunakan untuk bereproduksi. Pada tumbuhan berspora, proses perkembangan

terjadi pada sporangium. Sporangium adalah tempat spora yang sudah matang,

proses pematangan spora yang juga proses perkembangan terjadi pada

sporangium. Pada tumbuhan berbiji, pembentukan gamet jantan terjadi pada

serbuk sari, sedangkan gamet betina terjadi pada kantung lembaga di dalam bakal

biji (Mentari, 2009).

Perkembangan pada tumbuhan diawali dengan fertilisasi. Pada awal

perkembangannya, embrio mendapatkan makanan dari kotiledon. Kotiledon

terdapat pada biji tumbuhan tingkat tinggi. Tumbuhan dikotil memiliki dua

kotiledon, sedangkan monokotil memiliki satu kotiledon. Pertumbuhan awal

tumbuhan dari biji menjadi tanaman baru disebut perkecambahan. Berdasarkan

Page 5: LAPORAN PRAKTIKUM EKUM

letak kotiledonnya, perkecambahan dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu

epigeal dan hipogeal. Pada perkecambahan epigeal, kotiledon terdapat di

permukaan tanah karena terdorong oleh pertumbuhan hipokotil yang memanjang

ke atas (Hamid, 2010).

Pertumbuhan dalam tumbuhan ada 2, yaitu pertumbuhan primer dan

sekunder. Pertumbuhan primer menghasilkan bagian tumbuhan primer yang

terdiri dari 3 sistem jaringan, yaitu akar, batang, dan daun. Pertumbuhan primer

menghasilkan bagian tumbuhan sekunder. Jaringan mengalami pertambahan

dalam diameter. Pertambahan ukuran batang dan akar disebabkan dari produksi

sekunder sel baru melalui kambium vaskular dan kambium gabus. Kambium

vaskular merupakan perwujudan pertumbuhan yang terus-menerus dan sel

meristem silinder yang menghasilkan xylem dan floem dimana floem sebagai

jalan atau jalur zat organik dan hasil fotosintesis, sedangkan xylem sebagai jalan

untuk air dan mineral. Keduanya merupakan saluran pengangkutan pada

tumbuhan (Campbell, dkk., 2008).

Pada dasarnya pertumbuhan ada 3 macam (Umar, 2013) yaitu:

a. Pertumbuhan allometrik yaitu variasi pertumbuhan relatif pada berbagai bagian

tubuh yang membantu memberi bentuk organisme

b. Pertumbuhan determinan yaitu pertumbuhan organisme yang akan berhenti

tumbuh setelah mencapai ukuran tertentu. Ini umumnya merupakan cirri khas

dari hewan

c. Pertumbuhan intermediet yaitu pertumbuhan organisme yang terus bertumbuh

selama masih hidup. Ini umumnya merupakan ciri khas dari tumbuhan.

Page 6: LAPORAN PRAKTIKUM EKUM

Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan

(Asnani, 2009) antara lain:

A. Faktor internal

Adapun yang termasuk dalam faktor internal yaitu:

1) Gen

Ukuran, bentuk, dan kecepatan tumbuh dikendalikan oleh gen gen yang

terdapat di dalam kromosom. Gen-gen tersebut diwariskan dari induk

tumbuhan kepada keturunannya. Gen-gen tersebut akan mengatur pola dan

kecepatan pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan.

2) Hormon

Hormon merupakan senyawa organik yang mengatur pertumbuhan tumbuhan.

Hormon juga dikenal sebagai zat tumbuh, Seperti: Auksin, giberelin, sitokinin,

gas etilen, asam absisat, dan kalin.

B. Faktor eksternal

Yang termasuk dalam faktor eksternal yaitu:

1. Air dan Mineral

Tumbuhan memerlukan air dan mineral untuk pertumbuhan dan

perkembangannya. Air dan mineral diserap dari dalam tanah oleh akar. Air

berfungsi sebagai pelarut dan untuk fotosintesis. Mineral seperti karbon,

nitrogen, fosfat, kalsium, dan magnesium berguna sebagai bahan pembangun

tubuh tumbuhan.

2. Kelembapan

Kelembapan menunjukkan kandungan air di tanah dan udara. Bila kelembapan

rendah, transpirasi akan meningkat sehingga penyerapan air dan mineral

Page 7: LAPORAN PRAKTIKUM EKUM

semakin banyak. Keadaan ini dapat memacu laju pertumbuhan dan

perkembangan tumbuhan.

3. Cahaya

Cahaya matahari sangat diperlukan dalam proses fotosintesis. Proses ini

menghasilkan makanan yang dapat digunakan untuk mendapatkan energi dan

membangun tubuh.

4. Metagenesis

Siklus hidup tumbuhan memperlihatkan suatu pergiliran keturunan

(metagenesis). Pergiliran keturunan meliputi fase gametofit dan sporofit. Fase

gametofit atau fase generatif merupakan tahap menghasilkan gamet haploid.

Fase sporofit atau fase vegetatif merupakan tahap menghasilkan spora.

Gametofit menghasilkan gamet haploid yang menyatu membentuk zigot.

Cahaya mempunyai pengaruh penting terhadap tanaman yaitu proses

fotosintesis dan pembungaan. Cahaya merupakan salah satu kunci penentu dalam

proses metabolisme dan fotosintesis tanaman. Cahaya dibutuhkan oleh tanaman

mulai dari proses perkecambahan biji sampai tanaman dewasa. Respon tanaman

terhadap cahaya berbeda-beda antara jenis satu dengan jenis lainnya. Ada tanaman

yang tahan (mampu tumbuh) dalam kondisi cahaya yang terbatas atau sering

disebut tanaman toleran dan ada tanaman yang tidak mampu tumbuh dalam

kondisi cahaya terbatas atau tanaman intoleran (Mentari, 2009).

Teknik korelasi merupakan teknik analisis yang melihat kecenderungan

pola dalam satu variabel berdasarkan kecenderungan pola dalam variabel yang

lain. Maksudnya, ketika satu variabel memiliki kecenderungan untuk naik maka

kita melihat kecenderungan dalam variabel yang lain apakah juga naik atau turun

atau tidak menentu. Jika kecenderungan dalam satu variabel selalu diikuti oleh

Page 8: LAPORAN PRAKTIKUM EKUM

kecenderungan dalam variabel lain, kita dapat mengatakan bahwa kedua variabel

ini memiliki hubungan atau korelasi (Ayu, 2011).

Pengukuran merupakan suatu aktifitas dan atau tindakan membandingkan

suatu besaran yang belum diketahui nilainya atau harganya terhadap besaran lain

yang sudah diketahui nilainya, misalnya dengan besaran standart, sedangkan

pembandingnya yang disebut sebagai alat ukur. Pengukuran banyak sekali

dilakukan dalam bidang teknik atau industri sedangkan alat ukurnya sendiri

banyak sekali jenisnya, tergantung dari banyak faktor, misalnya objek yang diukur

serta hasil yang di inginkan (Hamid, 2010).

Untuk mengetahui pertumbuhan pada hewan maupun tumbuhan dilakukan

pengukuran panjang maupun berat sebelum dan sesudah pertumbuhan. Untuk

mengukur perubahan panjang atau tinggi maupun berat dapat dikerjakan langsung

pada objek yang hendak diukur dengan alat pengukur, misalnya penggaris,

meteran, jangka sorong maupun neraca (Soedarjatmo, 2001).

Everhart dan Youngs (1981), menyatakan bahwa bahwa analisa hubungan

panjang–berat yaitu dapat mengestimasi faktor kondisi atau sering disebut dengan

index of plumpness, yang merupakan salah satu derivat penting dari pertumbuhan

untuk membandingkan kondisi (fitness, well-being) atau keadaan kesehatan relatif

populasi atau individu tertentu. Menurut Vakily, 1986 Hubungan panjang -berat

dan faktor kondisi secara sistematis mempunyain ilai praktis karena dapat

digunakan untuk mengkonversi panjang ke berat atau berat ke panjang (Manik,

2009).

Page 9: LAPORAN PRAKTIKUM EKUM

BAB III

METODE PERCOBAAN

III.1 Alat

Alat yang digunakan pada percobaan ini antara lain : Neraca saku (0,01

gram), Jangka sorong (0,05 mm), Spidol, Mistar, dan Kalkulator.

III. 2 Bahan

Bahan yang digunakan pada percobaan ini yaitu 15 buah biji Jarak

Ricinus comunis dan 15 biji Flamboyan Delonix regia dan kertas HVS.

III.3 Cara Kerja

Cara kerja pada percobaan ini adalah sebagai berikut :

1. Kertas HVS diambil lalu bagi menjadi 15 bagian berbentuk kotak dengan

spidol. Diberi nomor pada setiap kotak mulai dari nomor 1 hingga 15 dan

diberi tanda P (panjang biji) dan B(berat biji) pada bawah tiap kotak untuk

datanya.

2. 15 biji yang tersedia diambil secara acak dan diletakkannya pada kotak

bernomor yang sudah dibuat.

3. Untuk diukur panjangnya, diambil satu biji dari salah satu kotak kemudian

ukur panjangnya dengan jangka sorong, setelah selesai catat hasil pengukuran

pada simbol P di kotak yang bijinya sedang diukur dan dikembalikan biji ke

kotak semula. Ulangi hingga semua biji diukur.

4. Untuk diukur beratnya, diambil satu biji dari salah satu kotak lalu ukur

beratnya dengan timbang di Neraca saku, setelah selesai catat hasil pengukuran

Page 10: LAPORAN PRAKTIKUM EKUM

pada simbol B di kotak yang bijinya diambil dan dikembalikan biji ke kotak

semula. Ulangi hingga semua biji sudah diukur.

5. Hasil pengukuran di hitung dengan rumus dan analisis data tersebut. Gunakan

2 data dari 2 kelompok yang dilakukan pengukuran.

Page 11: LAPORAN PRAKTIKUM EKUM

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

IV.1. Hasil

A. Tabel Pengukuran Panjang dan Berat biji Jarak Ricinus communis

No.Jarak Ricinus communis

Panjang (cm) Berat (gr)

1 1,135 0,302 1,115 0,343 1,130 0,264 1,130 0,305 1,050 0,306 1,010 0,347 1,030 0,328 1,080 0,309 1,110 0,3410 1,150 0,3211 1,115 0,2812 1,150 0,3013 1,100 0,2814 1,160 0,3415 0,915 0,30

Jumlah 16,380 4,62

B.     Tabel Pengukuran Panjang dan Berat biji Flamboyan Delonix regia

No.Flamboyan Delonix regia

Panjang (cm) Berat (gr)1 1.85 0.42 1.95 0.53 1.88 0.44 2.06 0.55 1.84 0.46 1.86 0.37 1.69 0.38 2.08 0.39 2.09 0.410 2.13 0.311 1.96 0.312 2.14 0.3

Page 12: LAPORAN PRAKTIKUM EKUM

13 2.12 0.414 2.04 0.315 1.84 0.3

Jumlah 39.57 7.67

IV.2. Analisis Data

IV.2.1 Analisis Data Hasil Pengukuran Panjang dan Berat biji Jarak Ricinus

communis

No. Xi Xi² (Xi-X) (Xi-X)² Yi Yi² (Yi-Y) (Yi-Y)² Xi.Yi1 1,135 1,288 0,043 0,002 0,30 0,09 -0,01 0.0001 0,3402 1,115 1,243 0,023 0,0005 0,34 0,11 0,032 0,0010 0,3793 1,130 1,277 0,038 0,0014 0,26 0,07 -0,238 0,0566 0,2944 1,130 1,277 0,038 0,0014 0,30 0,09 -0,01 0.0001 0,3395 1,050 1,102 -0,042 0,0017 0,30 0,09 -0,01 0.0001 0,3396 1,010 1,020 -0,082 0.0067 0,34 0,11 0,032 0,0010 0,3797 1,030 1,277 0,038 0,0014 0,32 0,10 -0,208 0,0432 0,3298 1,080 1,166 -0,012 0,0001 0,30 0,09 -0,01 0.0001 0,3399 1,110 1,232 0,018 0,0003 0,34 0,11 0,032 0,0010 0,37910 1,150 1,322 0,058 0,0033 0,32 0,10 -0,208 0,0432 0,32911 1,115 1,243 0,023 0,0005 0,28 0,08 -0,028 0,0008 0,31212 1,150 1,322 0,058 0,0033 0,30 0,09 -0,01 0.0001 0,34513 1,100 1,210 0,008 0.00006 0,28 0,08 -0,028 0,0008 0,31214 1,160 2,560 0,068 0,0046 0,34 0,11 0,032 0,0010 0,37915 0,915 0,837 -0,177 0,0313 0,30 0,09 -0,01 0.0001 0,345∑ 16,38 17,948 0,10 0,061 4,54 1,393 -0,005 0,020 4,956

rata-rata 1,092 1,291 0,006 0,0038 0,31 0,094 -0,642 0,149 0,342x max 1,160  - - y max 0,34 -  -  -  -x min 0,915  -  - y min 0,26  -  -  -  -

a. Panjang biji Jarak Ricinus communis

- Panjang rata-rata (X) = 1,092 cm

- Panjang maksimum (X max) = 1,160 cm

- Panjang minimum (X min) = 0,915 cm

b. Berat biji Jarak Ricinus communis

- Berat rata-rata (Y) = 0,303 gr

Page 13: LAPORAN PRAKTIKUM EKUM

- Berat maksimum (Y max) = 0,34 gr

- Berat minimum (Y min) = 0,26 gr

c. Simpangan Baku untuk panjang biji Jarak Ricinus communis

SDx = 0,064

d. Simpangan Baku untuk berat biji Jarak Ricinus communis

SDy = 0,103

e. Banyaknya Kelas

Banyak Kelas = 1 + 3,3 log n

= 1 + 3,3 log 15

= 4,88 = 5

f. Interval panjang

xmaks−xminn kelas =

1,160−0,9155 =

0,2455 = 0,049 cm

g. Interval berat

ymaks− y minn kelas =

0,34−0,265 =

0,085 = 0,016 gram

Tabel Ditribusi Frekuensi Panjang biji Jarak Ricinus communis

Kelas Interval FrekuensiA 0,915 - 0,964 1B 0,965 - 1,014 1C 1,015 - 1,064 2D 1,065 – 1,114 4E 1,115 – 1,164 7

Jumlah 15

h. Tabel Distribusi Frekuensi Berat Biji jarak Ricinus communis

Page 14: LAPORAN PRAKTIKUM EKUM

Kelas Intervalfrekuensi

A 0,26 – 0,276 1

B0,277 – 0,293 2

C 0,294 – 0,31 6D 0,32 – 0,336 2

E0,337 – 0,353 4

Jumlah 15

i. Grafik perbandingan

0,915 - 0,964

0,965 - 1,014

1,015 - 1,064

1,065 – 1,114

1,115 – 1,164

0

2

4

6

8

10

12

Frekuensi

Frekuensi

0,26 – 0,276

0,277 – 0,293

0,294 – 0,31

0,32 – 0,336

0,337 – 0,353

0

1

2

3

4

5

6

frekuensi

frekuensi

Page 15: LAPORAN PRAKTIKUM EKUM

j. Analisis Korelasi

rxy = n . ( Σxiyi )− (Σxi ) . ( Σyi )

√{(n .Σ xi2 )−¿¿¿

=15. (4,956 )−(16,38 ) . ( 4,54 )

√{ (15.17,948 )−(268,30)}{(15.1,393 )−(20,6)}

= 15. ( 4,956−74,36 )

√(0,92 ) .(0,30)

= 0,02

0,525

= 0,038

k. Uji t (t test)

t = r √n−2(1−r2 )

= 0,038√15−2(1−0,0014 )

= 0,1368

(1−0,0014 )

= 0,1368

(0,9986 )

= 0,136

IV.2.2 Analisis Data Hasil Pengukuran Panjang dan Berat Biji Flamboyan

Delonix regia

No. Xi Xi² (Xi-X) (Xi-X)² Yi Yi² (Yi-Y) (Yi-Y)² Xi.Yi1 1.86 3.44 -0.12 0.015 0.4 0.18 0.04 0.0013 0.782 1.95 3.80 -0.03 0.001 0.5 0.22 0.09 0.0075 0.923 1.88 3.53 -0.10 0.010 0.4 0.16 0.02 0.0003 0.754 2.06 4.24 0.08 0.007 0.5 0.26 0.13 0.0160 1.055 1.84 3.39 -0.14 0.019 0.4 0.16 0.02 0.0003 0.74

Page 16: LAPORAN PRAKTIKUM EKUM

6 1.86 3.46 -0.12 0.014 0.3 0.12 -0.04 0.0019 0.637 1.70 2.87 -0.28 0.080 0.3 0.10 -0.06 0.0040 0.548 2.09 4.35 0.11 0.011 0.3 0.11 -0.05 0.0029 0.699 2.09 4.37 0.11 0.012 0.4 0.14 -0.01 0.0002 0.7710 2.14 4.56 0.16 0.025 0.3 0.10 -0.06 0.0040 0.6811 1.96 3.84 -0.02 0.000 0.4 0.12 -0.03 0.0011 0.6912 2.15 4.60 0.17 0.028 0.3 0.10 -0.06 0.0040 0.6913 2.12 4.49 0.14 0.020 0.4 0.19 0.06 0.0032 0.9314 2.04 4.16 0.06 0.004 0.3 0.12 -0.04 0.0019 0.6915 1.85 3.40 -0.13 0.018 0.3 0.10 -0.07 0.0054 0.5716 2.11 4.43 0.13 0.016 0.3 0.12 -0.04 0.0019 0.7217 1.97 3.88 -0.01 0.000 0.5 0.22 0.09 0.0075 0.9318 1.96 3.84 -0.02 0.000 0.4 0.15 0.01 0.0001 0.7619 2.15 4.60 0.17 0.028 0.4 0.18 0.05 0.0022 0.9220 1.83 3.35 -0.15 0.022 0.4 0.16 0.02 0.0003 0.73

39.5778.62

4 0.00 0.330 7.7 3.0073 0.00 0.0659 15.18RATA 1.98  -  -  - 0.4  -  - - -X max 2.14  - - Y max 0.5  -  -  -  -X min 1.70  -  - Y min 0.3  - - - -

a. Panjang biji flamboyan Delonix regia

- Panjang rata-rata (X) = 1,98 cm

- Panjang maksimum (X maks) = 2,14 cm

- Panjang minimum (X min) = 1,70 cm

b. Berat biji flamboyan Delonix Regia

- Berat rata-rata (Y) = 0,4 gr

- Berat maksimum (Y max) = 0,5 gr

- Berat minimum (Y min) = 0,3 gr

c. Simpangan Baku untuk panjang biji biji flamboyan Delonix Regia

SDx = = = 0,017

d. Simpangan Baku untuk berat biji flamboyan Delonix Regia

Page 17: LAPORAN PRAKTIKUM EKUM

SDy = 0,0035

e.       Banyaknya Kelas (Rumus Sturges)

Banyak Kelas = 1 + 3,3 log n

= 1 + 3,3 log 20

= 5.29

f. Interval Panjang

Interval X = 0,088

g. Interval Berat

Interval Y = 0,04

h. Tabel Ditribusi Frekuensi Panjang biji flamboyan Delonix regia

Kelas Interval FrekuensiA 1,70 – 1,78 1B 1,79 – 1,87 5C 1,88– 1,96 4D 1,97 – 2,05 2E 2,06 – 2,14 8

Jumlah 20

i. Tabel Distribusi Frekuensi Berat Biji flamboyan Delonix regia

Kelas Interval FrekuensiA 0,3 – 0,340 8B O,341 – 0,381 4C 0,381 – 0, 421 3D 0,421 – 0,461 1E 0,461– 0,50 2

Jumlah 20

j. Analisis Korelasi

r = n . ( Σxiyi )− (Σxi ) . ( Σyi )

√{(n .Σ xi2 )−¿¿¿

Page 18: LAPORAN PRAKTIKUM EKUM

=20(15.18) – (39.57)(7.7)

√ {20(78.6)– (39.57)2 }{20(3,0)– (7.7)2 }

= 303.50 –303.69

√{(1572 –1566)}{(60.15 – 58.83)}

= 0.18983

√ (6.609)(1.317)

= 0.18983√ 8.705

= 0,06

k. Uji t (t test)

t = r √n−2(1−r2 )

= 0,06 √ 20−2(1−0,0014 )

= 0,1368

√ 1−(0,06)2

= 0.34

IV.3 Pembahasan

Pada percobaan kolerasi antara Panjang dan Berat bertujuan untuk melihat

hubungan korelasi antara panjang dan berat dari sampel yang diukur. Telah kita

ketahui, bahwa pertumbuhan adalah peningkatan ukuran suatu organisme sebagai

akibat dari pertambahan sel, pembelahan sel, volume, ukuran, dan banyaknya

matriks intraselulrnya. Akibat dari pertumbuhan ini adalah terjadinya

pertambahan panjang, lebar, diameter, dan dengan secara pasti akan diikuti

pertambahan berat organisme.

Page 19: LAPORAN PRAKTIKUM EKUM

Pada  kelompok 1 bertugas mengukur panjang dan berat dari biji jarak

Ricinus communis. Dari 15 biji yang diukur, masing-masing biji memiliki ukuran

yang bervariasi baik dari segi panjang maupun massanya. Dari data yang di

peroleh, untuk biji jarak di kotak 1 memiliki panjang 1,135 cm dan berat 0,30

gram. Pada biji jarak di kotak 2 memiliki ukuran panjang 1,115 cm dan berat

0,34 gram. Pada biji di kotak nomor 3 memiliki panjang 1,130 cm dengan berat

0,26 gram, sedangkan pada kotak nomor 4 memiliki panjang 1,130 cm dengan

berat 0,30 gram. Pada kotak 5 memiliki ukuran panjang sebesar 1,050 cm dan

berat biji 0,30 gram, data selanjutnya dapat dilihat dalam tabel hasil.

            Setelah diukur semua, data-data yang telah diperoleh diolah dalam

beberapa rumus yakni  panjang rata-rata (X) = 1,092 cm, berat rata-rata

(Y)  =  0,303 gram, simpangan baku untuk panjang biji jarak yaitu SDx= 0,064,

dan simpangan baku untuk berat biji jarak ialah SDy= 0,103

            Dari data-data tersebut, kemudian diolah dalam rumus Sturgess untuk

menentukan banyaknya kelas dalam pengukuran biji jarak, dan terdapat 5 kelas

yang masing-masing kelas memiliki interval 0,049 untuk panjang biji jarak

sedangkan interval 0,016 untuk berat biji jarak. Kemudian kelas-kelas tersebut

memiliki frekuensi seberapa sering munculnya suatu ukuran dengan rentang yang

telah ditentukan tadi, misalnya pada kelas A untuk panjang biji jarak memiliki

interval 0,049 yaitu dimulai dari 0,915 hingga 0,964, sepanjang rentang tersebut

hanya terdapat 1 kali muncul yaitu biji yang berukuran 0,915 cm.

            Pada tabel hasil kelas dari biji jarak, menunjukkan bahwa terjadi adanya

fluktuasi pada grafik frekuensi panjang biji begitupun yang terjadi pada grafik

frekuensi berat biji. Dari grafik inilah kita bisa melihat bahwa, tidak selamanya

Page 20: LAPORAN PRAKTIKUM EKUM

panjang dan berat biji selalu berkorelasi. Ada juga biji yang berukuran pendek tapi

memiliki  massa yang lebih besar, begitupun sebaliknya.

            Pada kelompok II, bertugas untuk mengukur dan mengolah data mengenai

hasil pengukuran dari panjang dan berat biji Flamboyan Delonix regia. Sama

seperti data di kelompok satu, masing-masing ukuran biji durian memiliki panjang

dan massa biji yang berbeda-beda yang diukur menggunakan neraca saku dan

jangka sorong. Data-data yang diperoleh dimasukkan ke dalam tabel untuk diolah.

            Pada biji flamboyan, memiliki ukuran yang lebih panjang dibandingkan

biji jarak. Panjang rata-rata yang dimiliki panjang durian mencapai 1,98 cm

dengan berat 0,4 gram. Data- data yang diperoleh pun diolah dalam rumus untuk

menentukan simpangan baku, untuk panjang biji flamboyan mencapai 0,017 dan

berat biji flamboyan 0,0035

            Sama seperti kelompok 1, untuk biji flamboyan juga memiliki 5 kelas

berbeda dengan interval panjang mencapai 0,088 dan interval berat mencapai

0,04. Data-data dari kelas-kelas ini kemudian dimasukkan ke dalam grafik dengan

mengandalkan seberapa sering muncul kelas-kelas tersebut.

Variasi antara panjang dan berat pada biji jarak Ricinus communis dan

biji flamboyan Delonix regia disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu kepadatan

sel, struktur dari biji tersebut, kerapuhan, dan adanya masa dormansi atau masa

istirahat pada tumbuhan. Apabila suatu biji, sel-selnya padat tentu diameter dari

sel tersebut besar dan akan menambah berat dari biji tersebut. Begitupun dengan

struktur dari biji, apabila strukturnya baik akan mempengaruhi pertumbuhan biji

tersebut. Suatu sel apabila selnya terlalu rapuh tentu akan mempengaruhi

Page 21: LAPORAN PRAKTIKUM EKUM

pertambahan ukuran dari sel tersebut. Dan dengan adanya masa dormansi atau

masa istirahat pun akan berpengaruh terhadap panjang dan berat suatu sel.

BAB V

PENUTUP

V.1 Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diambil dari percobaan ini adalah:

1.      Terdapat korelasi antara panjang dan berat dari sampel yang diukur, karena

pertumbuhan adalah proses pertambahan volume, ukuran yang mengakibatkan

terjadinya pertambahan panjang, lebar dan diameter yang secara pasti akan diikuti

oleh pertambahan berat.

2.      Dalam mengukur korelasi antara panjang dan berat digunakan alat yang

berhubungan dengan parameter fisik dalam lingkungan yaiu jangka sorong yang

digunakan untuk mengukur panjang biji dan neraca saku digunakan untuk

mengukur berat biji.

V.2 Saran

Saran saya agar peralatan yang digunakan jumlahnya sesuai dengan

jumlah kelompok agar kita tidak mengantri untuk menggunakannya dan

menyediakan alat yang layak pakai bukan alat yang rusak.

Page 22: LAPORAN PRAKTIKUM EKUM

DAFTAR PUSTAKA

Asnani, 2009. Pertumbuhan dan Perkembangan. http://asnani-biology. blogspot.com/2009/05/pertumbuhan-dan-perkembangan.html. Diakses pada tanggal 20 Maret 2013, pukul 21:15 WITA.

Ayu, R. D., 2011. Hubungan Korelasi antar Panjang dan Berat.http//www.blogspot.com/. Diakses pada tanggal 21 Maret 2013, pukul 18.20 WITA.

Campbell, N. A., J. B. Reece, and L. A. Urry., 2008. BIOLOGI Edisi kedelapan jilid 3. Erlangga, Jakarta.

Hamid, Huzaifah, 2010. Pertumbuhan dan Perkembangan. http://zaifbio. Wordpress.com/2010/02/12/ pertumbuhan-dan-perkembangan / . Diakses pada tanggal 21 Maret 2013, pukul 20:25 WITA.

Handayani, Komariyah, 2010. BIOLOGI. Sekawan, Klaten.

Manik, Nurdin, 2009. HUBUNGAN PANJANG – BERAT DAN FAKTOR KONDISIIKAN LAYANG ( Decapterus russelli ) DARI PERAIRAN SEKITAR TELUK LIKUPANG SULAWESI UTARA. Oseanologi dan Limnologi di Indonesia 35(1). 65-74. Lipi, Jakarta.

Mentari, 2009. Perkembangan. http///www.wikipedia.com. Diakses pada tanggal 21Maret 2012, pukul 20.00 WITA.

Pratiwi, R. A., 2007. Biologi Pertumbuhan dan Perkembangan. Erlangga, Jakarta.

Soedarjatmo, 2001. BIOLOGI. PT Intan Pariwara, Klaten.

Umar, M. R., 2013. Penuntun Praktikum Ekologi Umum. Universitas Hasanuddin, Makassar.