laporan praktikum biosistematik mvsp

Upload: cattleya-adi-putri-virani

Post on 10-Jul-2015

1.228 views

Category:

Documents


97 download

TRANSCRIPT

LAPORAN PRAKTIKUM BIOSISTEMATIK (BI-2104) PEMBUATAN DENDOGRAM DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAM MVSP

Tanggal Praktikum Tanggal Pengumpulan

: 13 September 2011 : 27 September 2011

Disusun oleh : Cattleya Adi Putri Virani (10609041) Aditya Mirzapahlevi Saptadjaja (10610001) Wisya Aulia Prayudi (10610011) Nanda Akmalia (10610015) William Theoputra (10610019) Ursula Nungky (10610024) Dyah Nadira Zarra (10610031) Andra Satria (10610065) Kelompok 2

Asisten : Ochi dan Isna

PROGRAM STUDI BIOLOGI SEKOLAH ILMU DAN TEKNOLOGI HAYATI INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 2011

BAB I PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang Dewasa ini, tentu perkembangan ilmu pengetahuan di bidang biologi semakin baik. Begitu

pula pada penemuan-penemuan spesies baru yang terdapat di bumi ini. Berbagai macam makhluk hidup tentu memiliki kekerabatan satu sama lain yang dapat dilihat dari

pengelompokan spesiesnya berdasarkan ciri-ciri tertentu dan dipelajari dalam ilmu taksonomi. Kita juga dapat mengetahui kekerabatan antarspesies dilihat dari persamaan ciri morfologis yang terdapat pada suatu tumbuhan. Seiring dengan perkembangan teknologi komputer, terdapat pula program yang dapat menentukan kekerabatan berbagai spesies dengan menggunakan program MVSP. MVSP (Multivariate Statistical Package) merupakan suatu program pada komputer yang digunakan untuk melakukan koordinasi dan analisis berbagai cluster. Kita dapat memasukkan berbagai data yang ingin dianalisis dengan menggunakan MVSP, setelah data dimasukkan, dapat dibuat hasil dendogram secara otomatis yang dapat menyatakan kekerabatan dari suatu spesies (Anonim 1, 2005). Dengan menggunakan MVSP kita dapat mengelompokkan berbagai spesies dengan mencocokkan berbagai ciri-ciri morfologi tumbuhan dilihat dari daun, batang, akar, bunga dan buah. Dengan mengetahui persamaan ciri-ciri dari bagian tumbuhan tersebut, maka akan diketahui pula seberapa dekat kekerabatan antarspesies yang diamati.

1.2

Tujuan 1. Menentukan kekerabatan antarspesies berdasarkan analisis dengan program MVSP. 2. Menentukan dendogram berdasarkan analisis bray curtis. 3. Menentukan dendogram berdasarkan analisis jaccard-coefficient.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1

Spesimen-spesimen Yang Diamati

2.1.1 Caesalpinia sp Tumbuhan genus ini tidak memiliki duri, batang mempunyai lentisel putih. Memiliki daun majemuk bipinnatus. Petiololusnya pendek. Daun biasanya berwarna kemerahan atau keunguan. Perbungaannya rasemus atau tandan. Memiliki lima kaliks dan lima petal. Stamen ada sepuluh (Poole et al., 2007). 2.1.2 Leucaena sp Leucaena merupakan tumbuhan yang kecil dan memiliki cabang yang banyak. Kulit kayu pada cabangnya halus. Akar leucaena panjang. Daunnya sedikit tidak simetris, agak elips, tajam diujung, dan membulat pada dasarnya. Daunnya menutup bila lingkungan menjadi panas, dingin, atau kekurangan air. Bunganya berwarna putih (Anonim 2, 2011). 2.1.3 Mimosa sp Tumbuhannya ini memiliki daun majemuk bipinatus. Batang dan rakisnya berduri. Daunnya tersusun secara digitatif. Bunganya berwarna pink. (Anonim 2, 2011) 2.1.4 Allium sp Menurut Brewster (2008), para anggota dari genus Allium ini mempunyai beberapa karakteristik dalam pengidentifikasian tumbuhan: - Tempat penyimpanan cadangan makanan dalam tanah, umbi lapis, rizoma, atau akar yang membengkak. - Spata, braktea yang membesar, yang menutupi perbungaan yang sedang berkembang. - Bunga tumbuh dalam jumlah banyak sampai beberapa ratus dalam perbungaan yang lebat. - Setiap bunga memiliki tangkai yang pendek. Karpel berkembang diatas bagian bunga yang lain.

- Tepal dan stamen pada setiap bunga ada dalam satu, dua atau tiga buah. Warna bunga

biasanya putih, merah mawar, atau violet.

2.1.5 Heliconia sp Heliconia tumbuh tegak lurus dan termasuk jenis herba. Daun tersusun secara distikha. Memiliki petiolus yang panjang. Daunnya berbentuk elips atau lonjong. Mempunyai perbungaan simosa. Memiliki enam tepal. Buahnya shizokarp (Watson dan Dallwitz, 1992). 2.1.6 Hedychium sp Tumbuhan ini temasuk dalam herba. Daun tersusun secara distikha. Dalam perbungaannya tumbuhan ini termasuk rasemus dan memiliki braktea. Androeciumnya terdiri dari satu stamen fertil. Dalam gynoecium terdiri dari satu kumpulan dari tiga karpel (Carr, 2011). 2.1.7 Oryza sativa Tumbuhan ini memiliki akar yang berambut. Daunnya terdiri dari pembungkus dan helaian. Bunga pada tumbuhan ini merupakan modifikasi dari tunas. Padi memiliki perbungaan majemuk panikula. Bunga pada padi disebut spikelet. Bunganya memiliki enam stamen dan satu putik (Chang dan Bardenas, 1965). 2.1.8 Acacia sp Kebanyakan dari tumbuhan ini berkayu. Daun ada yang tersusun secara spiral atau distikha. Macam daun dari familinya beragam, ada yang tunggal dan majemuk. Daun majemuk ada yang bifoliolatus, pinnatus, dan bipinatus. Laminanya memiliki satu urat daun. Tumbuhan ini memiliki perbungaan rasemosa jenis raseme atau spika. Buah biasanya legume (Watson dan Dallwitz, 1992). 2.1.9 Orchidaceae Anggrek memiliki kebiasaan tumbuh sebagai epifit. Batangnya terlihat membengkak dan kadang disebut umbi lapis semu. Daunnya tersusun secara spiral. Saat muda daunnya terlipat. Perbungaannya rasemosa dengan jenis raseme atau panikula. Memiliki tiga sepal, tiga atau dua petal dan terlihat sama dengan sepal, benang sari dan putik berkumpul membentuk columna. Buahnya berbentuk kapsul (Cullen, 1992).

2.1.10 Passiflora sp Passiflora merupakan tumbuhan herba dan termasuk tumbuhan yang merambat. Batangnya bisa berbentuk silindris, bersudut, maupun bersayap. Rata-rata daunnya tunggal, jarang ada yang majemuk. Bunganya memiliki lima petal dan lima sepal. Buahnya kecil seperti beri berwarna ungu atau hitam dengan satu atau dua biji didalamnya (Kole, 2011). 2.2 Multi Variate Statistical Package (MVSP) MVSP (Multi-Variate Statistical Package) adalah pake multivarian analisis populer berupa program yang memungkinkan perhitungan dari berbagai indeks keanekaragaman atau dalam bidang limu hayati, kebiodiversitasan. Dengan menggunakan MVSP, dapat dilakukan analisis data biodiversitas untuk menunjukkan tingkat kekerabatan antara organisme berdasarkan ciri-ciri yang dimilikinya. MVSP merupakan program statistik untuk analisis statistic yang terbaik, bukan hanya dari kemampuan analisisnya, tetapi juga untuk mempermudah penggunaan untuk menyajikan data dan memeriksa asumsi-asumsi kekerabatan dalam sebuah biodiversitas (Hill, 2005). Dalam penggunaan MVSP, terdapat berbagai metode analisis data. Salah satunya adalah dengan menggunakan metode Bray Curtis. Bray Curtis distance, atau biasa disebut Sorensen distance adalah suatu metode normalisasi yang banyak digunakan di ilmu botani, ekologi, dan lingkungan untuk mengukur perbedaan. Dalam metode Bray Curtis, angka 0 menunjukkan kesamaan yang identik dan angka 1 menunjukkan perbedaan yang sangat mutlak diantara spesies yang dibandingkan (Tsang, 2008). Berlawanan dengan Bray Curtis, metode Jaccard digunakan untuk melakukan analisis kekerabatan antar spesies berdasarkan persamaannya. Penemu metode ini adalah Paul Jaccard. Skor tertinggi dalam analisis Jaccard adalah 1 yang berarti specimen yang dibandingkan adalah identik dan yang paling rendah adalah 0 yang berarti spesimen tersebut tidak memiliki kesamaan (OECD, 1993).

BAB III HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

3.1

Hasil Pengamatan

No. Spesimen

Nama Spesies dan Foto Literatur

Data Literatur

Data PengamatanMempunyai daun majemuk, jumlah anak letak daun bipinatus, filotaksis dan letak daun tersebar. tipe tepi daun rata, bentuk umum daun bulat telur lonjong, jenis tulang daun menyirip, perbungaan tipe rasemosa, simetri corolla bilateral, mempunyai 5 petal, stamen > corolla, panjang stamen tidak sama, panjang relatif stamen tetradinamus, posisi relatif pelekatan ovarium terhadap perianthium inferus. daun majemuk, letak daun triofilatus filotaksis diktisha, tepi daun rata, bentuk daun jorong tulang daun menyirip, perbungaan rasemosa simetri corolla simetri bilateral. punya 4 petal, stamen>corolla, panjang stamen tidak sama, posisi relatif terhadap pelekatan ovarium terhadap perianthium superus

Gambar 3.1.1 Caesalpinia sp (Sumber: http://www.flickr.com/)

1.

Tumbuhan genus ini tidak memiliki duri, batang mempunyai lentisel putih. Memiliki daun majemuk bipinnatus. Petiololusnya pendek. Daun biasanya berwarna kemerahan atau keunguan. Perbungaannya rasemus atau tandan. Memiliki lima kaliks dan lima petal. Stamen ada sepuluh (Poole et al., 2007).

2.Gambar 3.1.2 Leucaena sp (Sumber: http://www.flickr.com)

Leucaena merupakan tumbuhan yang kecil dan memiliki cabang yang banyak. Kulit kayu pada cabangnya halus. Akar leucaena panjang Daunnya sedikit tidak simetris, agak elips, tajam diujung, dan membulat pada dasarnya. Daunnya menutup bila lingkungan menjadi panas, dingin, atau kekurangan air. Bunganya berwarna putih (Anonim 2, 2011).

Gambar 3.1.3 Mimosa sp (Sumber: http://www.visual photos.com)

3.

Tumbuhannya ini memiliki daun majemuk bipinatus. Batang dan rakisnya berduri. Daunnya tersusun secara digitatif. Bunganya berwarna pink (Anonim 2, 2011).

daun majemuk, letak daun diktisha, filotaksis bipinatus, tipe tepi daun rata, bentuk jenis daun lonjong, tipe tulang daun menyirip. perbungaan tipe rasemosa jenis kapitulum, simetri corolla multilateral, punya 5 petal, panjang stamen sama

4.Gambar 3.1.4 Allium sp (Sumber: www.atlasbotani.eu)

Menurut Brewster (2008), para anggota dari genus Allium ini mempunyai beberapa karakteristik dalam pengidentifikasian tumbuhan: - Tempat penyimpanan cadangan makanan dalam tanah, umbi lapis, rizoma, atau akar yang membengkak. - Spata, braktea yang membesar, yang menutupi perbungaan yang sedang berkembang. - Bunga tumbuh dalam jumlah banyak sampai beberapa ratus dalam perbungaan yang lebat. - Setiap bunga memiliki tangkai yang pendek. Karpel berkembang diatas bagian bunga yang lain. - Tepal dan stamen pada setiap bunga ada dalam satu, dua atau tiga buah. Warna bunga biasanya putih, merah mawar, atau violet. Heliconia tumbuh tegak lurus termasuk jenis herba. Daun tersusun secara distikha. Memiliki petiolus yang panjang. Daunnya berbentuk elips atau lonjong. Mempunyai perbungaan simosa. Memiliki enam tepal. Buahnya shizokarp (Watson dan Dallwitz, 1992).

daun tunggal, bentuk daun equitant, tepi daun rata, bentuk jenis daun pita, tulang daun sejajar, perbungaan simosa, simetri corolla multilateral, punya 6 petal, stamen