laporan praktikum anodasi aluminium

30
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK PERCOBAAN IV ANODASI ALUMINIUM NAMA : RACHMA SURYA M NIM : H311 12 267 KELOMPOK/REGU : III (TIGA)/VII (TUJUH) HARI/TANGGAL PERCOBAAN : RABU/23 OKTOBER 2013 ASISTEN : HASMINISARI JUFRI

Upload: yenniocta

Post on 24-Dec-2015

159 views

Category:

Documents


30 download

DESCRIPTION

kimia anorganik

TRANSCRIPT

Page 1: LAPORAN PRAKTIKUM Anodasi Aluminium

LAPORAN PRAKTIKUMKIMIA ANORGANIK

PERCOBAAN IVANODASI ALUMINIUM

NAMA : RACHMA SURYA MNIM : H311 12 267KELOMPOK/REGU : III (TIGA)/VII (TUJUH)HARI/TANGGAL PERCOBAAN : RABU/23 OKTOBER 2013ASISTEN : HASMINISARI JUFRI

LABORATORIUM KIMIA ANORGANIKJURUSAN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAMUNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR2013

Page 2: LAPORAN PRAKTIKUM Anodasi Aluminium

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Banyak barang logam yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Banyak

cara dilakukan agar barang-barang dari logam misalnya cincin yang terbuat dari

perak atau aluminium dapat dilapisi oleh emas. Salah satu proses yang dilakukan

untuk melapisi cincin tersebut yaitu dengan teknik anodasi atau teknik penyepuhan

logam.

Salah satu logam yang sering dianodasi adalah aluminium. Aluminium adalah

unsur logam yang biasa dijumpai di kerak bumi dan terdapat dalam batuan seperti

mika. Logam ini bersifat sangat reaktif terhadap oksigen. Logam aluminium bereaksi

untuk membentuk selaput tipis oksida yaitu Al2O3 di seluruh permukaannya. Lapisan

oksida ini memiliki kerapatan molekul yang tinggi atau dapat dikatakan tidak

memiliki pori sehingga dapat menghentikan reaksi oksidasi dan melindungi logam

bagian bawahnya.

Telah diketahui bahwa logam aluminium yang dilapisi dengan oksidanya

dapat mencegah pengkaratan. Ketahanan maksimum pada pengkaratan berada pada

selang pH 4,5 sampai 8,5. Kebanyakan aluminium yang digunakan secara komersial

diberi perlakuan sedemikian rupa agar dapat terlapisi dengan oksidanya. Salah satu

metode yang dinamakan anodizing dilaksanakan sebagai berikut : obyek aluminium

dibuat sebagai anode dan batang grafit sebagai katode, dan larutan elektrolit berupa

H2SO4(aq). Pelarutan Al2O3 dengan bermacam-macam porositas dan ketebalan dapat

dilakukan.

Penebalan lapisan oksida dari aluminium akan menyebabkan berat logam

Page 3: LAPORAN PRAKTIKUM Anodasi Aluminium

bertambah. Struktur oksida hasil anodasi akan lebih tebal dibandingkan struktur

oksida biasa dan mempunyai pori-pori yang jaraknya teratur sehingga dapat

menyerap partikel warna. Berdasarkan teori diatas, maka dilakukan percobaan

anodasi aluminium ini untuk mengetahui peningkatan ketebalan lapisan oksida

logam.

1.2 Maksud dan Tujuan Percobaan

1.2.1 Maksud Percobaan

Maksud dari percobaan ini adalah untuk mengetahui peningkatan ketebalan

lapisan oksida logam aluminium setelah proses anodasi dan pewarnaan.

1.2.2 Tujuan Percobaan

Tujuan dari percobaan ini adalah :

1. Menghitung berat logam aluminium sebelum dan setelah anodasi.

2. Menghitung rendemen logam aluminium setelah proses anodasi.

1.3 Prinsip Percobaan

Prinsip dari percobaan ini adalah logam aluminium dianodasi melalui proses

elektrokimia dengan asam sulfat sebagai larutan elektrolit. Selanjutnya logam

aluminium yang telah dianodasi diwarnai dengan mencelupkan logam ke dalam

larutan campuran besi (III) klorida dan amonium oksalat.

Page 4: LAPORAN PRAKTIKUM Anodasi Aluminium

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Anodisasi adalah proses pembentukan lapisan oksida pada logam dengan cara

mereaksikan logam, misalnya aluminium dengan oksigen (O2) dari larutan elektrolit

yang digunakan sebagai media, sehingga terbentuk lapisan oksida. Proses ini juga

disebut sebagai anodic oxidation yang prinsipnya hampir sama dengan proses

pelapisan dengan cara listrik (elektroplatting). Tetapi, perbedaannya logam yang

akan dioksidasi ditempatkan sebagai anoda didalam larutan elektrolit. Perbedaan lain

yaitu larutan elektrolit yang digunakan bersifat asam dengan sumber arus bertipe dan

ampere tinggi. Proses utama dalam oksidasi anoda alumunium memerlukan larutan

asam sulfat, asam kromat atau campuran asam sulfat dan asam oksalat (Santhiarsa,

2010).

Selama proses oksidasi, anoda permukaan alumunium diubah menjadi oksida

aluminium, dimana reaksi kimia yang terjadi adalah:

2Al + 3 H2SO4 Al2O3 + 3 H2O + 3 SO2

Asam yang digunakan harus asam pekat, serta asam tersebut menjadi oksidator.

Ketebalan oksida kurang lebih dua kali aluminium yang hilang (Santhiarsa, 2010).

Kekerasan permukaan hasil anodasi ini jauh lebih tinggi bila dibandingkan

dengan aluminium tanpa proses anodasi. Hasil ini, diperoleh karena terbentuknya

lapisan oksida pada permukaan aluminium selama proses anodasi. Untuk

mendapatkan hasil yang terbaik itu, proses ini dilakukan pada waktu tertentu. Pada

permukaan lapisan oksida yang terbentuk dalam proses anodasi ini terdapat jutaan sel

per cm2, dimana ukurannya merupakan fungsi dari tegangan proses anodasi. Ukuran

pori dipengaruhi oleh banyak faktor seperti jenis elektrolit, temperatur serta

Page 5: LAPORAN PRAKTIKUM Anodasi Aluminium

hubungan antara tegangan dan arus yang digunakan (Sidharta, 2012).

Proses anodasi adalah sebuah proses elektrokimia. Proses elektrokimia adalah

reaksi redoks (reduksi-oksidasi) dimana dalam reaksi ini energi yang dilepaskan oleh

reaksi spontan diubah menjadi energi listrik atau energi listrik digunakan agar reaksi

yang nonspontan bisa terjadi. Dalam reaksi redoks, elektron-elektron ditransfer dari

satu zat ke zat lain (Chang, 2004).

Reaksi redoks perlu dipisahkan menjadi reaksi setengah-reaksi oksidasi dan

setengah reaksi reduksi. Hal ini dapat dijelaskan melalui reaksi berikut

(Petrucci, 1999):

Oksidasi : Cu(p) Cu2+(aq) + 2e-

Reduksi : Ag+(aq) + e- Ag(p)

Reaksi Keseluruhan Cu(p) + 2 Ag+(aq) Cu2+

(aq) + 2 Ag(p)

Oksidasi merupakan suatu proses dimana bilangan oksidasi unsur bertambah

dan elektron di sisi kanan dari setengah-persamaan oksidasi. Reduksi merupakan

suatu proses dimana bilangan oksidasi unsur menurun dan elektron di sisi kiri dari

setengah-persamaan reduksi. Selanjutnya, jumlah keseluruhan elektron yang

menyangkut reaksi oksidasi harus sama dengan jumlah keseluruhan elektron yang

menyangkut proses reduksi (Petrucci, 1999).

Beberapa istilah yang digunakan dalam proses elektrokimia antara lain

(Jeffery dkk, 1989):

a. Volta (galvanik) dan elektrolit sel.

Sebuah sel yang terdiri dari dua elektroda dan satu atau lebih larutan dalam

wadah yang sesuai. Jika sel dapat memberikan energi listrik ke sistem eksternal

itu disebut sel volta (galvanik. Energi kimia akan menjadi energi listrik, tetapi

beberapa energi dapat hilang sebagai panas. Jika energi listrik disuplai dari

Page 6: LAPORAN PRAKTIKUM Anodasi Aluminium

sumber luar sel yang dilalui arus disebut sel elektrolit dan menjelaskan Hukum

Faraday untuk perubahan material pada elektroda. Sebuah sel yang diberikan

dapat berfungsi pada satu waktu sebagai sel galvanik dan di lain waktu sebagai

sel elektrolit.

b. Katoda.

Katoda adalah elektroda tempat reduksi terjadi. Dalam sebuah sel elektrolit itu

adalah elektroda terpasang ke sumber terminal negatif sumber, karena elektron

meninggalkan sumber dan masuk ke dalam sel elektrolisis di terminal. Katoda

adalah terminal positif dari sel galvanik, karena sel tersebut menerima elektron

di terminal.

c. Anoda.

Anoda adalah elektroda tempat oksidasi terjadi. Ini adalah terminal positif dari

sel elektrolisis atau terminal negatif dari sel volta.

Tegangan yang diperlukan untuk menjalankan reaksi elektrode tertentu dapat

melampaui hitungan secara teori dalam beberapa hal. Interaksi yang disebut polarisasi

antara permukaan elektrode di bagian yang terdapat dalam reaksi elektroda.

Akibatnya, diperlukan suatu energi potensial yang berlebih agar reaksi elektroda itu

terjadi. Suatu potensial berlebih adalah perbedaan potensial yang berlebih yang

dihitung secara teoritis untuk menghasilkan elektrolisis. Potensial berlebih ini

umumnya terjadi bila reaksinya melibatkan gas. Misalnya, potensial berlebih dalam

penggunaan sel dengan H2(g) pada katode raksa kira-kira 1,5 V, sedangkan pada

katode platina adalah nol. Faktor kedua yang sulit adalah bila zat yang dielektrolisis

mengandung beberapa spesies yang mampu menjalani oksidasi dan reduksi, maka

mungkin terjadi persaingan reaksi elektroda (Petrucci, 1999).

Hubungan antara jumlah energi listrik yang digunakan dan perubahan kimia

Page 7: LAPORAN PRAKTIKUM Anodasi Aluminium

yang dihasilkan dalam elektrolisis merupakan salah satu persoalan penting yang

dicarik jawabannya oleh Michael Faraday (1791 – 1867). Hukum Faraday pertama

tentang elektrolisis menyatakan bahwa jumlah perubahan kimia yang dihasilkan

sebanding dengan besarnya muatan listrik yang melewati suatu sel elektrolisis. Hukum

kedua tentang elektrolisis menyatakan bahwa sejumlah tertentu arus listrik

menghasilkan jumlah ekivalen yang sama dari benda apa saja dalam suatu elektrolisis

(Petrucci, 1999).

Page 8: LAPORAN PRAKTIKUM Anodasi Aluminium

BAB III

METODE PERCOBAAN

3.1 Bahan Percobaan

Bahan-bahan yang digunakan pada percobaan ini antara lain asam sulfat 6 M,

besi(III) klorida, amonium oksalat, lempeng aluminium, akuades, sabun cair, amplas

dan tissue roll.

3.2 Alat

Alat-alat yang digunakan pada percobaan ini antara lain neraca analitik,

gelas kimia 50 mL, gelas kimia 200 mL, I, adaptor, penjepit buaya (alligator clips),

hotplate, labu ukur 100 mL, pinset, batang pengaduk, sikat tabung dan gunting.

3.3 Prosedur Percobaan

Lempeng aluminium digunting dan dilekukkan menyerupai silinder sesuai

ukuran gelas kimia 50 mL diamplas kemudian dicuci. Lempeng aluminium ini

bertindak sebagai katoda. Diambil kepingan aluminium lain dengan ukuran 1,5 x 3

cm diamplas dan dibersihkan menggunakan sabun cair kemudian dibilas dengan

akuades lalu ditimbang menggunakan neraca analitik. Keping aluminium ini

bertindak sebagai anoda Digunakan pinset untuk menjepit keping aluminium.

Kemudian, keping aluminium dan silinder aluminium dijepit dengan penjepit aligator

yang dihubungkan ke adaptor dengan arus 6 Volt. Keping Aluminium diletakkan

persis ditengah silinder aluminium di dalam gelas kimia, sedemikian rupa agar tidak

bersentuhan dengan silinder. Dituang Asam sulfat 6 M ke dalam gelas kimia

sebanyak 15 mL. Adaptor dinyalakan dan diamati perubahan yang terjadi setelah

5 menit lalu arus dinaikkan menjadi 12 Volt. Anodasi dilakukan pada 2 keping

Page 9: LAPORAN PRAKTIKUM Anodasi Aluminium

aluminium dengan waktu anodasi masing-masing 5 menit dan 10 menit.

Larutan pewarna disiapkan dengan melarutkan 2 gram besi(III) klorida dan

2 gram amonium oksalat ke dalam 200 mL akuades. Dipanaskan larutan hingga

mendidih dan keping aluminium hasil anodasi dicelupkan ke dalam larutan selama 10

menit. Setelah itu dimasukkan lagi ke dalam air panas selama 10 menit. Diamati

perubahan yang terjadi. Kemudian kepingan diangkat dari air mendidih lalu

ditimbang kembali dengan neraca analitik.

Page 10: LAPORAN PRAKTIKUM Anodasi Aluminium

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengamatan

Dalam percobaan ini kita akan mengamati peningkatan penebalan lapisan

oksida logam aluminium dengan yang telah melalui proses anodasi (anodizing).

Anodasi dilakukan dengan menggunakan sebuah sel elektrokimia dengan

menggunakan asam sulfat sebagai larutan elektrolit. Percobaan anodasi dilakukan

dengan dua tahap yaitu teknik anodasi pada keping aluminium dan pewarnaan pada

logam yang telah dianodasi.

Tabel 1. Hasil anodasi dengan variasi waktu

Waktu anodasi Hasil anodasi, +++, ++, +,-

5

10

15

+

++

+++

Tabel 2. Hasil penimbangan

NO.

Berat sebelum anodasi (g)

Berat setelah anodasi (g)

Berat lapisan oksida (g)

Berat rendemen (%)

1 0,3509 0,3712 0,0203 78,08

2 0,3561 0,3603 0,0042 7,95

Page 11: LAPORAN PRAKTIKUM Anodasi Aluminium

4.2 Reaksi

Setengah reaksi :

Anoda : Al → Al3+ + 3e- x2

Katoda : 2H+ + 2e- → H2 x3

Anoda : 2Al → 2Al3+ + 6e-

Katoda : 6H+ + 6e- → 3H2

2Al + 6H+ → 2Al3+ + 3H2 ↑

2Al + 3H2SO4 → Al2(SO4)3 + 3H2 ↑

Ion aluminium sangat tidak larut dalam air, sehingga akan membentuk oksida di

permukaan logam:

2Al3+ + 3H2O → Al2O3 + 6H+

Al2(SO4)3 + 3H2O → Al2O3 + 3H2SO4

Sehingga reaksi totalnya :

2Al + 3H2SO4 → Al2(SO4)3 + 3H2 ↑

Al2(SO4)3 + 3H2O → Al2O3 + 3H2SO4

2Al + 3H2O → Al2O3 + H2 ↑

4.3. Pembahasan

Percobaan dimulai dengan menggunting lempeng aluminium lalu dilekukkan

menyerupai silinder sesuai ukuran gelas kimia 50 mL. Lempeng aluminium tersebut

akan bertindak sebagai katoda dalam proses elektrolisis yang akan terjadi nanti.

Selanjutnya, disiapkan kepingan aluminium dengan ukuran 1,5 x 3 cm sebanyak 2

keping. Kedua keping aluminium tersebut kemudian diamplas dan dibersihkan

dengan sabun cair lalu dibilas dengan akuades. Hal ini dilakukan untuk

menghilangkan lemak-lemak dan kotoran yang melekat pada logam tersebut yang

dapat menghambat proses anodasi. Setelah dibersihkan, sebaiknya keping logam

Page 12: LAPORAN PRAKTIKUM Anodasi Aluminium

dijepit dengan pinset agar logam tersebut tetap bersih dan tidak terkontaminasi lagi.

Kedua keping yang telah dibersihkan harus ditimbang terlebih dahulu untuk

mengetahui berat keping sebelum proses anodasi. Diperoleh berat sebelum anodasi

untuk keping I = 0,3509 gram dan keping II = 0,3561 gram. Kepingan aluminium ini

akan bertindak sebagai anoda pada proses elektrolisis. Setelah itu, keping aluminium

dihubungkan dengan kutub postif dari sumber arus sedangkan silinder aluminium

dihubungkan dengan kutub negatif pada adaptor dengan menggunakan penjepit

aligator. Keping anoda diletakkan ditengah silinder aluminium di dalam gelas kimia,

diatur agar keping tidak mengenai silinder, hal ini dapat menyebabkan terjadinya

perpindahan elektron sehingga dapat menghasilkan data yang menyimpang dari yang

diharapkan. Keping yang tidak bersentuhan, maka proses elektolisis dapat berjalan

dengan baik dan tidak akan menghambat perpindahan elektron.

Selanjutnya, dituangkan asam sulfat 6 M secukupnya ke dalam gelas kimia.

Asam sulfat ini berfungsi sebagai larutan elektrolit yang merupakan media

bergeraknya elektron dimana asam sulfat akan mengalami reaksi reduksi.

Diusahakan agar keping aluminium tercelup setengahnya agar dapat juga diamati

mana yang mengalami dan yang tidak mengalami proses korosi akibat perendaman

dengan asam sulfat dan diusahakan penjepit tidak terkena asam sulfat agar penjepit

tidak mengalami korosi. Kemudian adaptor dinyalakan lalu diamati perubahan yang

terjadi. Setelah dialiri arus listrik, pada anoda logam Al akan mengalami oksidasi

dari Al menjadi Al3+, sedangkan pada katoda terjadi reduksi ion H+ dari asam sulfat

yang menyebabkan timbulnya gelembung-gelembung gas H2 pada larutan asam

sulfat disekeliling keping aluminium. Awalnya arus adaptor ini 6 volt setelah 5 menit

arus adaptor dinaikkan menjadi 12 volt. Apabila terjadi gelembung-gelembung di

luar silinder aluminium, maka hal tersebut menunjukkan bahwa proses elektrolisis

Page 13: LAPORAN PRAKTIKUM Anodasi Aluminium

berjalan dengan baik. Percobaan dilakukan terhadap 2 kepingan logam aluminium

dengan lama anodasi masing-masing 5 menit dan 10 menit. Dari hasil pengamatan,

dapat dilihat bahwa semakin lama proses anodasi, maka semakin banyak gelembung

yang dihasilkan. Setelah proses anodasi, keping aluminium akan memiliki pori-pori

yang dapat menyerap zat warna, sehingga keping aluminium tersebut dapat diwarnai.

Percobaan dilanjutkan dengan proses pewarnaan. Fungsi dari pewarnaan ini

adalah untuk mengetahui tingkat ketebalan lapisan oksida logam, dimana larutan

pewarna disiapkan dengan melarutkan 2 gram amonium oksalat dan 2 gram besi(III)

klorida ke dalam 200 mL akuades. Larutan tersebut kemudian dipanaskan hingga

mendidih. Selanjutnya, kepingan logam hasil anodasi dicelupkan ke dalam larutan

warna selama 10 menit. Hal ini dilakukan karena struktur oksida hasil anodasi

mempunyai pori-pori yang teratur sehingga masih dapat menyerap partikel warna

sehingga kepingan logam tersebut dapat diwarnai dengan berbagai warna. Kemudian

kepingan logam dimasukkan ke dalam air mendidih selama 10 menit. Untuk

mencegah terjadinya pengotoran setelah pewarnaan, pori-pori tersebut harus ditutup

melalui proses pemanasan, sehingga lapisan oksida akan mengembang dan menutup

pori-pori tersebut. Semakin lama proses anodasi, semakin baik pula hasil pewarnaan

yang ditunjukkan oleh logam aluminium. Dari percobaan ini dapat dihasilkan logam

aluminium yang lebih tahan karat karena lapisan oksidanya telah mengalami

penebalan melalui proses anodasi. Hal ini dapat dilihat dari perubahan berat

aluminium sebelum dan setelah anodasi, dimana berat sesudah anodasi lebih besar

daripada berat sebelum anodasi. Diperoleh berat sesudah anodasi untuk keping I =

0,3712 gram dan keping II = 0,3603 gram.

Dari hasil perhitungan diperoleh berat rendemen untuk keping I setelah

anodasi sebesar 78,08 % dan keping II adalah 7,95%. Adapun faktor yang dapat

menyebabkan terjadinya kesalahan disebabkan karena kesalahan dalam penimbangan

Page 14: LAPORAN PRAKTIKUM Anodasi Aluminium

atau terkontaminasinya logam dengan kotoran pada saat penimbangan dan juga saat

melakukan anodasi yang kurang teliti dan tepat.

Page 15: LAPORAN PRAKTIKUM Anodasi Aluminium

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan percobaan anodasi aluminium yang telah dilakukan dapat

disimpulkan bahwa :

1. Bobot sebelum anodasi keping I adalah 0,3509 gram dan keping II 0,3561 gram.

Berat aluminium setelah dianodasi dengan waktu masing-masing 5 menit dan

10 menit adalah 0,3712 gram dan 0,3603 gram.

2. Rendemen dari keping I adalah 78,08 % dan keping II adalah 7,95 %.

5.2 Saran

Diharapkan alat-alat dilaboratorium dapat ditambah agar praktikum dapat

berjalan lebih cepat dan lancar serta praktikan dapat melaksanakan praktikum

perorang agar praktikan keahlian dalam penggunaan alat-alat laboratorium lebih

baik.

Page 16: LAPORAN PRAKTIKUM Anodasi Aluminium

DAFTAR PUSTAKA

Chang, R., 2005, Kimia Dasar Konsep-Konsep Inti Edisi Ketiga, Erlangga, Jakarta.

Jeffery, G.H., Bassett, J., Mendham, J., dan Denney, R. C., 1989, Quantitative Chemical Analysis, John Willey and Sons, New York.

Petrucci, R.H., 1999, Kimia Dasar Prinsip dan Terapan Modern Edisi Keempat, Erlangga, Jakarta.

Santhiarsa, I. G. N. N., 2010, Pengaruh Kuat Arus Listrik Dan Waktu Proses Anodizing Dekoratif Pada Aluminium Terhadap Kecerahan Dan Ketebalan Lapisan, Jurnal Ilmiah Teknik Mesin CakraM, (Online), 4(1), 75-82 (https://www.ojs.unud.ac.id, diakses pada tanggal 22 Oktober 2013 pukul 19.45 WITA) .

Sidharta, B.W, Soekrisno, R., dan Iswanto, P. T., 2012, Pengaruh Konsentrasi Elektrolit Dan Waktu Anodisasi Terhadap Ketahanan Aus Dan Kekerasan Pada Lapisan Oksida Paduan Aluminium ADC12, Prosiding SNAST, (Online), (4), 1-6 (https://www.repository.akprind.ac.id, diakses pada tanggal 26 Oktober 2013 pukul 07.55 WITA).

Page 17: LAPORAN PRAKTIKUM Anodasi Aluminium

LEMBAR PENGESAHAN

Makassar, 23 Oktober 2013

Asisten, Praktikan,

(HASMINI SARI JUFRI) (RACHMA SURYA M)

Page 18: LAPORAN PRAKTIKUM Anodasi Aluminium

Lampiran 1

BAGAN PROSEDUR KERJA

A. Anodasi Aluminium

Hasil anodasi

- Dituangkan Asam sulfat 6 M

sampai sebagian keping

aluminium tercelup.

- Diberi arus 6 volt

- Diamati perubahan yang terjadi.

- Setelah 5 menit, arus dinaikkan

menjadi 12 volt.

- Anodasi dilakukan pada 2

keping aluminium dengan waktu

anodasi selama 5 menit dan

10 menit.

Gelas kimia

- Diamplas- Dibersihkan, dibilas

dengan akuades- Ditimbang.- Dihubungkan ke

adaptor dengan penjepit aligator.

- Diletakkan di tengah silinder aluminium ke dalam gelas kimia.

- Diatur menjadi anoda.

- Digunting.- diamplas- Dilekukkan

menyerupai silinder sesuai ukuran gelas kimia 50 mL.

- dicuci- Dihubungkan ke

adaptor dengan penjepit aligator.

- Diatur menjadi

Lempeng Aluminium

Keping Aluminium

Page 19: LAPORAN PRAKTIKUM Anodasi Aluminium

B. Pewarnaan Keping Al

Data

- Didihkan

- Dicelupkan keping aluminium hasil

anodasi ke dalam larutan pewarna

selama 10 menit.

- Diangkat lalu dimasukkan ke dalam

air mendidih selama 10 menit.

- Ditimbang beratnya menggunakan

neraca analitik

Larutan campuran 2 gram amonium oksalat dan 2 gram besi(III) klorida dalm 200 mL akuades

Page 20: LAPORAN PRAKTIKUM Anodasi Aluminium

Lampiran 2

Perhitungan

Berat teoritis = BE x I xT

F

I = 0,5 ampere

BE Al2O3 = Mrn

= 1026

= 17 g/mol ekuivalen

a. Keping I, t = 5 menit = 300 detik

Berat teoritis = BE x I xT

F

= 17 g /molekuivalen x 0,5 ampere x 300 detik

96500Coloumb

= 0,026 gram

Berat praktek = berat setelah anodasi - berat sebelum anodasi

= 0,3712 gram – 0,3509 gram

= 0,0203 gram

Berat rendamen = berat praktek

berat teori x 100%

= 0,02030,026

x 100%

= 78,08 %

b. Keping II, T = 10 menit = 600 detik

Berat teoritis = BE x I xT

F

= 17 g /molekuivalen x 0,5 ampere x 600 detik

96500Coloumb

= 0,0528 gram

Page 21: LAPORAN PRAKTIKUM Anodasi Aluminium

Berat praktek = berat setelah anodasi - berat sebelum anodasi

= 0,3603 gram – 0,3561 gram

= 0,0042 gram

Berat rendamen = berat praktek

berat teori 100%

= 0,00420,0528

x 100%

= 7,95%

Page 22: LAPORAN PRAKTIKUM Anodasi Aluminium

PENGAMATAN

Rangkaian anodasi aluminium

Proses anodasi keping

aluminium I. selama 5 menit

pada 6 volt

Proses anodasi keping

aluminium I. selama 10 menit

pada 6 volt

Proses anodasi keping

aluminium I. selama 5 menit

pada 12 volt

Proses pewarnaan

keeping aluminium I.

Selama 15 menit

Page 23: LAPORAN PRAKTIKUM Anodasi Aluminium

Proses anodasi keping

aluminium II. selama 10 menit

pada 6 volt

Proses anodasi keping

aluminium II. selama 10 menit

pada 12 volt

Proses pewarnaan keping Al II selama 20 menit dan proses pemanasan keping Al I dalam air panas

Hasil proses anodasi dan pewarnaan kepingan Al