laporan praktikum agrogeologi

11
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Planet bumi sebagai tempat kehidupan manusia, binatang, hewan dan makhluk lainnya mempunyai peranan yang strategis dalam menata kehidupan. Bumi dengan segala perilakunya dapat memberikan pengaruh nyata terhadap pola kehidupan. Oleh karena itu pemahaman tentang planet bumi mulai dari bagaimana teori pembentukannya, komposisi, bahan penyusunnya serta peristiwa-peristiwa yang dapat terjadi di permukaan maupun di dalam bumi sangat penting untuk diketahui agar manusia dalam memanfaatkan potensi yang ada di dalam maupun di luar bumi sesuai dengan kaidah-kaidah pelestarian alam. Agrogeologi sebagai prinsip yang sederhana. Agrogeologi awalnya merupakan studi tentang proses terjadinya pupuk alami dari proses pembusukan atau kerusakan dari batuan karang vulkanis atau sejenis batu basal sebagai akibat tekanan iklim yang menghasilkan unsur penting seperti karbon, hidrogen, oksigen, fosfor, kalium, kapur, belerang, besi, seng, dan tembaga. Agrogeologi adalah kajian terhadap produk material mineral dari proses alami yang bermanfaat dan dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan produktivitas pertanian, peternakan, dan perikanan.

Upload: fendy-prabowo

Post on 30-Jun-2015

684 views

Category:

Documents


20 download

TRANSCRIPT

Page 1: laporan praktikum agrogeologi

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Planet bumi sebagai tempat kehidupan manusia, binatang, hewan dan makhluk

lainnya mempunyai peranan yang strategis dalam menata kehidupan. Bumi dengan segala

perilakunya dapat memberikan pengaruh nyata terhadap pola kehidupan. Oleh karena itu

pemahaman tentang planet bumi mulai dari bagaimana teori pembentukannya, komposisi,

bahan penyusunnya serta peristiwa-peristiwa yang dapat terjadi di permukaan maupun

di dalam bumi sangat penting untuk diketahui agar manusia dalam memanfaatkan

potensi yang ada di dalam maupun di luar bumi sesuai dengan kaidah-kaidah pelestarian

alam.

Agrogeologi sebagai prinsip yang sederhana. Agrogeologi awalnya merupakan studi

tentang proses terjadinya pupuk alami dari proses pembusukan atau kerusakan dari batuan

karang vulkanis atau sejenis batu basal sebagai akibat tekanan iklim yang menghasilkan

unsur penting seperti karbon, hidrogen, oksigen, fosfor, kalium, kapur, belerang, besi, seng,

dan tembaga. Agrogeologi adalah kajian terhadap produk material mineral dari proses

alami yang bermanfaat dan dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan produktivitas

pertanian, peternakan, dan perikanan.

Agrogeolgi merupakan ilmu hasil dari penerapan ilmu geologi pada ilmu tanah.

Geologi yang secara garis besar mempelajari tentang batuan dimulai dari unsur–unsur yang

terkandung didalam batuan, proses–proses pembentukannya hingga manfaat-manfaat dari

batuan tersebut yang dapat diaplikasikan dalam berbagai bidang, salah satunya adalah

bidang pertanian.

Batuan dan mineral dapat berperan cukup potensial di bidang pertanian, karena di

dalam beberapa mineral dan batuan terkandung nutrisi-nutrisi penting yang dapat

digunakan untuk mempertahankan dan menambah produktivitas lahan maupun hasil

pertanian, yang disebut sebagai agromineral. Tanaman memerlukan nutrien untuk tumbuh,

Page 2: laporan praktikum agrogeologi

diantaranya nitrogen, fosfat, potassium, kalsium, magnesium, sulfur dan mikroelemen lain,

yang tidak dipunyai oleh tanah yang kurang subur.

Eksploitasi mineral telah dimulai ribuan tahun yang lalu, awalnya untuk zat

pewarna, dan batuan untuk penghalusan dan pemotong. Saat ini di banyak tempat tanah

mengalami pemiskinan unsur hara, sehingga menjadi tidak subur untuk tanaman. Sehingga

dibutuhkan suatu teknik untuk mengembalikan kesuburan tanah, seperti teknik pemineralan

kembali pada tanah (soil remineralization, SR). SR menciptakan tanah-tanah subur dengan

cara mengembalikan mineral-mineral ke dalam tanah secara alami.

Agromineral adalah mineral-mineral yang bermanfaat bagi perkembangbiakan

tumbuhan, seperti mineral-mineral yang mengandung nitrogen, karbon, fosfor, potasium,

belerang, kalsium, magnesium, boron, zeolit, dan perlit (Van Straaten, 1999).

Mineral merupakan komponen penyusun batuan, yang merupakan bahan induk dari

tanah. Dengan demikian, secara tidak langsung mineral merupakan komponen dari tanah.

Dalam pertanian, tanah merupakan bahan vital sebagai tempat berkembangbiak tanaman

atau tumbuhan.

Agrogeologi secara singkat berarti ilmu yang mempelajari batuan dan mineral

dibumi yang kaitannya dengan pembudidayan tanaman dalam pertanian. Pertanian

merupakan suatu kegiatan yang berkaitan dengan upaya penangkapan energi matahari,

yang kemudian disimpan dalam karbohidrat sebagai fotosintesis dan proses-proses lainnya.

Secara alami budidaya pertanian merupakan suatu upaya yang tergantung kepada kondisi

dan keadaan spesifik dari bumi. Interaksi pertanian dengan bumi sejak lama telah di

mengerti orang, misalnya dalam bidang ekologi telah dipelajari interaksi antara mahluk

dengan alam sekitarnya, termasuk di dalamnya hubungan antara tanaman dengan

habitatnya.

Batuan adalah semua bahan yang menyusun kerak bumi dan merupakan suatu

agregat (kumpulan) mineral-mineral yang telah menglebur. Tanah dan bahan lepas lainnya

yang merupakan hasil pelapukan kimia maupun mekanis serta proses erosi tidak termasuk

Page 3: laporan praktikum agrogeologi

batuan, tetapi disebut dengan “Aluvial deposit”. Secara umum batuan dibedakan menjadi 3

(tiga), yaitu :

1. Batuan Beku

Magma dapat mendingin dan membeku di bawah atau di atas permukaan bumi. Bila

membeku di bawah permukaan bumi, terbentuklah batuan yang dinamakan batuan beku

dalam atau disebut juga batuan beku intrusive (sering juga dikatakan sebagai batuan

beku plutonik). Sedangkan, bila magma dapat mencapai permukaan bumi kemudian

membeku, terbentuklah batuan beku luar atau batuan beku ekstrusif. Contoh-contoh

batuan beku, antara lain : granit, riolit, andesit, dan sebagainya.

2. Batuan Sedimen

Batuan sedimen adalah batuan yang terbentuk dari pecahan atau hasil abrasi dari

sedimen, batuan beku, metamorf yang tertransport dan terendapkan kemudian

terlithifikasi. Contoh-contoh batuan sedimen, antara lain : konglomerat, pasir, gypsum,

dan sebagainya.

3. Batuan Metamorf

Batuan metamorf adalah jenis batuan yang secara genetis terebntuk oleh perubahan

secara fisik dari komposisi mineralnya serta perubahan tekstru dan strukturnya akibat

pengaruh tekanan (P) dan temperature (T) yang cukup tinggi. Contoh-contoh batuan

metamorf, antara lain : marmer, kuarsa, dan sebagainya.

1.2. Tujuan Praktikum

Adapun tujuan dari praktikum ini adalah untuk memperkenalkan contoh-contoh dari

masing-masing jenis batuan dan mengetahui cara-cara mengklasifikasi/mengidentifikasi

jenis-jenis batuan.

Page 4: laporan praktikum agrogeologi

II. BAHAN DAN METODE

2.1 Waktu dan Tempat

Praktikum Agrogeologi ini dilaksanakan pada hari jum’at, tanggal 03 Desember

2010, pukul 07.00-08.40 WIB. Di ruangan Ibu Gusti Irya Ichriani, Sp.,Mp, Jurusan

Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Palangka Raya.

2.2 Bahan dan Alat

Bahan dan alat yang digunakan adalah contoh jenis-jenis batuan (beku, sedimen,

dan metamorf), serta alat-alat tulis.

2.3 Cara Kerja

Mengamati bahan yang telah disediakan (contoh batuan beku, batuan sedimen, dan

batuan metamorf), pengamatan dilakukan dengan cara perasaan dengan mengikuti

kriteria-kriteria yang terdapat dalam lampiran langkah-langkah mengidentifikasinya.

Setelah mengikuti petunjuk dalam langkah-langkah cara mengidentifikasi jenis batuan,

maka selanjutnya mencatat hasil yang didapat.

Page 5: laporan praktikum agrogeologi

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

III.1. Hasil Pengamatan

Tabel 1. Hasil Pengamatan susunan kimia dan tekstur jenis batuan beku.

No. JENIS BATUAN BEKU SUSUNAN

KIMIA

TESTUR

1 Andesit Mafik Afanitik

2 Basalt Mafik Afanitik

3 Dasit Felsik Faneritik

4 Diabas Felsik Afanitik

5 Gabro Mafik Faneritik

6 Granit Felsik Faneritik

Tabel 2. Hasil Pengamatan tekstur jenis batuan sedimen.

No. JENIS BATUAN SEDIMEN TEKSTUR

1 Batu Pasir Klastik

2 Gamping Merah Nonklastik (Anorganik)

3 Gamping Numulites Nonklastik (Organik)

4 Kalkarenit Klastik

5 Konglomerat Klastik

6 Rijang Nonklastik (Organik)

Page 6: laporan praktikum agrogeologi

Tabel 3. Hasil Pengamatan tekstur jenis batuan metamorfik.

No. JENIS BATUAN METAMORF TEKSTUR

1 Filit Foliated

2 Gneiss Foliated

3 Kuarsit Non-Foliated

4 Marmer Non-Foliated

5 Sekis Mika Foliated

6 Serpentinit Non-Foliated

III.2. Pembahasan

Berdasarkan hasil pengamatan diketahui bahwa, pada tabel 1, jenis batuan

andesit, basalt, dan gabro memiliki susunan kimia kimia mafik dan tekstur

faneritik ini terlihat karena wujud batuan tersebut nampak gelap atau kelam dan

individu-individu Kristal yang cukup besar untuk dilihat dengan mata telanjang,

sedangkan jenis batuan dasit, diabas, dan granit memiliki susunan kimia felsik

dan tekstur afanitik, hal ini dapat diketahui karena batuan tersebut Nampak

berwarna pucat atau cerah dan individu-individu Kristal kecil, sehingga tidak

dapat dideteksi tanpa mikroskop atau batuan terlihat massif.

Pada tabel 2, diketahui bahwa jenis batuan batu pasir, kalkarenit, dan

konglomerat memiliki tekstur klastik, sedangkan jenis batuan gamping merah,

gamping numulites, dan rijang memiliki tekstur non-klastik ini terlihat dari

kenampakannya yang terdapat fosil.

Sedangkan, berdasarkan pada tabel 3, diketahui bahwa jenis batuan filit,

gneiss, dan sekis mika mempunyai tekstur foliated ini diketahui karena mineral

butirnya ada yang berselang-seling maupun tidak, sedangkan jenis batuan

kuarsit, marmer, dan serpentit memiliki tekstur non-foliated ini terlihat karena

butiran ada yang halus sampai kasar.

Page 7: laporan praktikum agrogeologi

IV. PENUTUP

IV.1. Kesimpulan

Batuan adalah semua bahan yang menyusun kerak bumi dan merupakan

suatu agregat (kumpulan) mineral-mineral yang telah menglebur. Tanah dan bahan

lepas lainnya yang merupakan hasil pelapukan kimia maupun mekanis serta proses

erosi tidak termasuk batuan, tetapi disebut dengan “Aluvial deposit”. Secara umum

batuan dibedakan menjadi 3 (tiga), yaitu : batuan beku, batuan sedimen, dan

batuan metamorfik.

Berdasarkan hasil pengamatan diketahui bahwa, jenis batuan andesit, basalt,

dan gabro memiliki susunan kimia kimia mafik dan tekstur faneritik, sedangkan

jenis batuan dasit, diabas, dan granit memiliki susunan kimia felsik dan tekstur

afanitik, untuk jenis batuan batu pasir, kalkarenit, dan konglomerat memiliki

tekstur klastik, sedangkan jenis batuan gamping merah, gamping numulites, dan

rijang memiliki tekstur non-klastik, serta diketahui bahwa jenis batuan filit, gneiss,

dan sekis mika mempunyai tekstur foliated, sedangkan jenis batuan kuarsit,

marmer, dan serpentit memiliki tekstur non-foliated.

IV.2. Saran

Agar pada praktek kedepannya bisa dilakukan di lapangan supaya dapat

mengetahui bagaimana kondisi jenis batuan yang seutuhnya.

Page 8: laporan praktikum agrogeologi

DAFTAR PUSTAKA

Agus, C. 2007. Mineralogi untuk Ilmu Pertanian. Fakultas Kehutanan UGM:Yogyakarta.

Anonim. 1995. Badan pengembangan exspor nasional. Prosiding Temu Tugas

Lawani, M. 1995. Panili dan Pengembangan Pasca Panen. Kanisius:Yogyakarta.

Poerwowidodo. 1992. Telaah Kesuburan Tanah.Bandung:Angkasa.

T.H.Fairhurst, at all. 2007. Panduan Praktis Pengelolaan Hara. Bandung:Angkasa.