laporan praktikum acara 3

32
LAPORAN PRAKTIKUM SATUAN OPERASI INDUSTRI MINYAK ATSIRI Oleh : Rizki Hardi NIM A1H011010

Upload: rizki-hardi

Post on 24-Oct-2015

225 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

laporan praktikum satuan operasi industri

TRANSCRIPT

Page 1: LAPORAN PRAKTIKUM acara 3

LAPORAN PRAKTIKUMSATUAN OPERASI INDUSTRI

MINYAK ATSIRI

Oleh :

Rizki HardiNIM A1H011010

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAANUNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN

FAKULTAS PERTANIANPURWOKERTO

2012

Page 2: LAPORAN PRAKTIKUM acara 3

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Secara garis besar arti minyak atsiri mengandung 3 hal kunci, yaitu

merupakan senyawa organik, bersifat mudah menguap, dan berasal dari

tumbuhan. Tidak semua tumbuhan bisa menghasilkan minyak atsiri. Hanya

tumbuhan yang mempunyai sel glandula saja yang mampu menghasilkan minyak

atsiri. Famili tumbuhan Lauraceae, Myrtaceae, Rutaceae, Myristicaceae,

Astereaceae, Apocynaceae, Umbeliferae, Pinaceae, Rosaceae, dan Labiateae

dikenal sebagai kelompok tumbuhan penghasil minyak atsiri.

Minyak atsiri merupakan suatu minyak yang mudah menguap (volatile oil)

biasanya terdiri dari senyawa organik yang bergugus alkohol, aldehid, keton dan

berantai pendek. Minyak atsiri dapat diperoleh dari penyulingan akar, batang,

daun, bunga, maupun biji tumbuhan, selain itu diperoleh juga terpen yang

merupakan senyawa hidrokarbon yang bersifat tidak larut dalam air dan tidak

dapat disabunkan. Beberapa contoh minyak atsiri yaitu minyak cengkeh dan

minyak nilam.

B. Tujuan

Praktikum minyak atsiri bertujuan:

1. Mahasiswa dapat mengetahui proses pengolahan minyak atsiri

2. Mahasiswa dapat mengetahui alat-alat apa saja yang digunakan dalam

pengolahan minyak atsiri

3. Mahasiswa dapat mengetahui satuan operasi yang digunakan dalam proses

pengolahan minyak atsiri

Page 3: LAPORAN PRAKTIKUM acara 3

II. TINJAUAN PUSTAKA

Minyak atsiri diperoleh dengan cara penyulingan menggunakan uap

(hidrodestilasi) yang bertujuan memisahkan minyak atsiri dari tanaman aromatik

dengan jalan memasukkannya ke dalam ketel penyuling kemudian ditambahkan

sejumlah air dan dididihkan, atau uap panas dialirkan ke dalam alat penyuling

tersebut. Campuran uap yang terdiri dari uap air dan uap minyak selanjutnya akan

mengalir menuju kondensor untuk dicairkan kembali dengan sistem pendinginan

dari luar. Kondensat yang keluar dari kondensor ditampung dalam tabung

pemisah (dekanter) agar terjadi pemisahan (dekantasi) antara minyak atsiri dan air

suling (Sastrohamidjojo, 2004).

Sebagian besar alat pemisah minyak dirancang menurut rancangan botol

Florentine yang bekerja berdasarkan perbedaan densitas antara minyak yang

ringan akan berada di atas dan air yang memiliki berat jenis lebih berat berada di

bawah. Minyak dan air kadang-kadang tidak segera terpisah di dalam alat ini

terutama jika perbedaan berat jenis relatif kecil, dan kecepatan aliran kondensat

yang besar sehingga air suling yang terbuang masih mengandung minyak

(Guenther, 2006).

Nilam (Pogostemon cablin, Benth) termasuk tanaman dari famili Labiatae.

Famili ini memiliki sekitar 200 genus, yang satu diantaranya adalah Pogostemon.

Genus ini diperkirakan memiliki sekitar 40 spesies, yang salah satunya adalah

Pogostemon cablin,Benth. Secara geografis, tanaman yang termasuk semak

dengan tinggi mencapai 1 meter ini tersebar luas di Asia Tenggara. Meskipun

kualitas nilam terbaik ada di Indonesia, tetapi asal nilam diduga dari Filipina.

Nilam dari Filipina tersebut lantas ditanam dan berkembang di berbagai negara,

diawali dari Singapura, kemudian berkembang di Indonesia (Pulau Sumatera),

Madagakar, hingga Brasil.

Minyak nilam dihasilkan melalui proses penyulingan, sebelum proses

penyulingan biasanya dilakukan perlakuan pendahuluan terhadap bahan yang

akan disuling. Perlakuan tersebut dapat dengan beberapa cara yaitu dengan

Page 4: LAPORAN PRAKTIKUM acara 3

pengecilan ukuran, pengeringan atau pelayuan dan fermentasi (Ketaren, 1985).

Proses tersebut perlu dilakukan karena minyak atsiri di dalam tanaman dikelilingi

oleh kelenjar minyak, pembuluh-pembuluh, kantong minyak atau rambut gladular.

Apabila bahan dibiarkan utuh, kecepatan pengeluaran minyak hanya tergantung

dari proses difusi yang berlangsung sangat lambat (Guenther, 1948).

Pengecilan ukuran bahan biasanya dilakukan dengan pemotongan atau

perajangan. Perlakuan ini bertujuan agar kelenjar minyak dapat terbuka sebanyak

mungkin sehingga memudahkan pengeluaran minyak dari bahan dan mengurangi

sifat kamba bahan tersebut. Namun demikian bahan berupa bunga seperti melati

dan daun seperti kayu putih dapat langsung disuling tanpa pengecilan bahan

terlebih dahulu karena sifatnya bahannya lebih mudah pengeluaran minyak dari

jaringan (Ketaren, 1985).

Pengolahan minyak nilam dilakukan dengan proses destilasi. Proses

destilasi adalah suatu proses perobahan minyak yang terikat di dalam jaringan

parenchym cortex daun, batang dan cabang tanaman nilam menjadi uap ke-

mudian didinginkan sehingga berubah kembali menjadi zat cair yaitu minyak

nilam. Penyulingan minyak nilam dapat dilakukan dengan menggunakan pipa

pendingin yang model belalai gajah atau model bak diam. Pemilihan sistem pipa

pendingin ini tergantung di lokasi mana alat akan ditempatkan. Pada daerah-

daerah yang airnya sulit atau permukaan air tanahnya rendah, maka model bak

diam adalah yang terbaik. Ketel alat suling yang banyak digunakan di tingkat

petani adalah dari drum bekas dan pipa pendinginnya dari besi yang dimasukkan

kedalam bak atau saluran air.

Perkembangan teknologi pengolahan minyak nilam di negara-negara maju

sudah demikian pesatnya, namun Indonesia belum mampu mengikuti

perkembangan tersebut. Pemacuan industri minyak nilam sangat diperlukan.

Desain peralatan yang memenuhi standar yang lebih baik akan meningkatkan

rendemen dan kualitas produk, meskipun harga peralatan relatif lebih mahal, akan

tetapi untuk jangka panjang akan lebih murah dan menguntungkan (Harfizal,

2002).

Page 5: LAPORAN PRAKTIKUM acara 3

Dalam industri pengolahan minyak atsiri dikenal tiga macam sistem

penyulingan, yaitu penyulingan air, penyulingan dengan uap dan air, serta

penyulingan uap. Cara penyulingan yang paling sederhana untuk memperoleh

minyak nilam adalah dengan penyulingan air dan uap atau dikukus. Cara ini biasa

dilakukan untuk skala kecil, sedangkan untuk skala industri menggunakan cara

penyulingan uap. Penyulingan terna daun nilam untuk mendapatkan minyak atsiri

dilakukan antara 6-8 jam (Hayani,2005).

Komponen utama yang menentukan mutu minyak nilam adalah patchouli

alcohol (Walker 1968). Minyak nilam merupakan bahan utama untuk mengikat

bahan pewangi pada industri parfum dan kosmetik. Selain itu, minyak nilam dapat

digunakan untuk mengendalikan hama (Yusron dan Wiratno, 2001).

Cengkeh dikenal dengan nama latin Syzygium aromaticum atau Eugenia

aromaticum. Tanaman asli Indonesia ini tergolong ke dalam keluarga tanaman

Myrtaceae pada ordo Myrtales. Sampai saat ini, sebagian besar kebutuhan

cengkeh dunia (80%) masih dipasok oleh Indonesia, disusul oleh Madagaskar dan

Tanzania (Anonim, 2004).

Cengkeh digunakan sebagai bahan campuran rokok kretek, dan juga

penyedap masakan. Aroma cengkeh yang khas dihasilkan oleh senyawa eugenol,

yang merupakan senyawa utama (72-90%) penyusun minyak atsiri cengkeh.

Eugenol memiliki sifat antiseptik dan anestetik (bius).

Minyak cengkeh telah sejak lama digunakan untuk tujuan pengobatan dan

gigi dan telah diketahui dengan baik di negara-negara Barat sebagai bahan

anestesi gigi. Minyak cengkeh (di Indonesia) adalah produk alami yang tidak

mahal dan dapat diperoleh dengan mudah di Asia Tenggara. Minyak cengkeh di

Indonesia secara tradisional diproduksi melalui proses destilasi bunga, tangkai

bunga, dan daun-daun pohon cengkeh Euginia aromatica. Komponen yang paling

dominan (70-90%) dan merupakan bahan aktif adalah fenol eugenol (Tamaru et

al., 1998). Di Amerika Serikat eugenol, isoeugenol dan vanili dibuat dari minyak

cengkeh yang berasal dari gagang atau daun cengkeh karena lebih mudah

dilakukan (Guenther, 1990).

Page 6: LAPORAN PRAKTIKUM acara 3

Penyulingan cengkeh dapat dilakukan dengan cara penyulingan air dan

penyulingan dengan uap. Menurut Guenther (1990), penyulingan dengan air dapat

menghasilkan minyak cengkeh dengan kandungan eugenol 80-85% dan cukup

baik sebagai bahan baku parfum atau flavor sedangkan penyulingan dengan uap

dapat menghasilkan minyak cengkeh strong oil dengan kandungan eugenol yang

tinggi yaitu 91-95% volume. Lama penyulingan berkisar antara 8-24 jam

tergantung ukuran, sistem isolasi, vulume uap dari alat penyulingan, sifat alami

dan kondisi cengkeh dan sebagainya.

Kualitas minyak cengkeh dievaluasi berdasarkan kandungan fenolnya

terutama eugenol. Karena minyak cengkeh mengandung beberapa aseteugenol,

maka sering dilakukan penyabunan zat tersebut terlebih dahulu untuk

mendapatkan kandungan eugenol yang lebih tinggi. Kandungan fenol cengkeh

tergantung pada kondisi dan jenis bahan baku cengkeh dan metode penyulingan.

Pada waktu penyulingan minyak cengkeh terdapat dua fraksi yaitu fraksi

yang lebih ringan dari air dan fraksi yang lebih berat dari air. Dengan

menggabungkan kedua fraksi tersebut dihasilkan minyak cengkeh yang lengkap.

Hasil minyak dari penyulingan bunga cengkeh sekitar 17-18%, penyulingan dari

gagang cengkeh sekitar 6% dan dari daun sekitar 2-3% (Guenther, 1990).

Salah satu cara pemisahan atau pemurnian komponen minyak adalah

dengan destilasi fraksional. Destilasi fraksinasi minyak atsiri adalah pemisahan

komponen berdasarkan titik didih dan berat molekulnya (Vogel 1958). Sedangkan

menurut Guenther (1990), Fraksinasi minyak atsiri adalah pemisahan minyak

atsiri menjadi beberapa fraksi berdasarkan perbedaan titik didihnya. Sebaiknya

minyak atsiri tidak difrakasinasi pada tekanan atmosfir, tetapi dalam keadaan

vakum karena tekanan tinggi dan suhu tinggi dapat mengakibatkan dekomposisi

dan resinifikasi, sehingga destilat mempunyai bau dan sifat fisiko kimia yang

berbeda dengan minyak murni.

Page 7: LAPORAN PRAKTIKUM acara 3

III. METODOLOGI

A. Alat dan Bahan

a. Alat

Alat yang digunakan dalam praktikum adalah :

1. ketel suling (retor)

2. pendingin (condensor)

3. penampung hasil kondensasi (receiver)

4. ketel uap

5. Tungku pembakaran

b. Bahan

Bahan yang diperlukan dalam praktikum adalah :

1. daun nilam

2. daun cengkeh

3. air

B. Prosedur Kerja

Langkah – langkah yang dilakukan dalam praktikum adalah :

1. Mengamati seperangkat alat penyulingan minyak atsiri.

2. Mengamati cara kerja alat penyulingan minyak atsiri.

3. Menggambar seperangkat alat penyulingan minyak atsiri.

4. Mencatat proses pembuatan minyak atsiri.

Page 8: LAPORAN PRAKTIKUM acara 3

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

a. Proses Pembuatan Minyak Atsiri

1. Daun nilam yang berumur dijemur selama

kurang lebih 3 hari.

2. Daun nilam yang sudah kering dipotong-potong lalu dikukus/direbus

dengan proses destilasi selama 10 jam.

3. Minyak nilam yang sudah jadi kemudian dikemas.

Untuk minyak cengkeh proses pengukusan dilakukan selama 24 jam

Gambar

Bahan baku pembuatan minyak atsiri

Tungku

Page 9: LAPORAN PRAKTIKUM acara 3

Bak pendingin

Tempat penyaringan akhir minyak Minyak Atsiri

Ketel

Page 10: LAPORAN PRAKTIKUM acara 3

B. Pembahasan

Minyak atsiri, atau dikenal juga sebagai minyak eterik (aetheric

oil), minyak esensial (essential oil), minyak terbang (volatile oil), serta minyak

aromatik (aromatic oil), adalah kelompok besar minyak nabati yang berwujud

cairan kental pada suhu ruang namun mudah menguap sehingga memberikan

aroma yang khas. Minyak atsiri merupakan bahan dasar dari wangi-wangian atau

minyak gosok (untuk pengobatan) alami. Di dalam perdagangan,

hasil sulingan (destilasi) minyak atsiri dikenal sebagai bibit minyak wangi.

Minyak atsiri bersifat mudah menguap karena titik uapnya rendah. Selain

itu, susunan senyawa komponennya kuat memengaruhi saraf manusia (terutama

di hidung) sehingga seringkali memberikan efek psikologis tertentu. Setiap

senyawa penyusun memiliki efek tersendiri, dan campurannya dapat

menghasilkan rasa yang berbeda. Karena pengaruh psikologis ini, minyak atsiri

merupakan komponen penting dalam aromaterapi atau kegiatan-

kegiatan liturgi dan olah pikiran/jiwa, seperti yoga atau ayurveda.

Sebagaimana minyak lainnya, sebagian besar minyak atsiri tidak larut

dalam air dan pelarut polar lainnya. Dalam parfum, pelarut yang digunakan

biasanya alkohol. Dalam tradisi timur, pelarut yang digunakan biasanya minyak

yang mudah diperoleh, seperti minyak kelapa.

Secara kimiawi, minyak atsiri tersusun dari campuran yang rumit berbagai

senyawa, namun suatu senyawa tertentu biasanya bertanggung jawab atas suatu

aroma tertentu. Sebagian besar minyak atsiri termasuk dalam golongan senyawa

organik terpena dan terpenoid yang bersifat larut dalam minyak (lipofil).

Kegunaan minyak atsiri sangat banyak, tergantung dari jenis tumbuhan

yang diambil hasil sulingnya. Minyak atsiri ini digunakan sebagai bahan baku

minyak wangi, komestik dan obat-obatan. Minyak atsiri juga digunakan sebagai

kandungan dalam bumbu maupun pewangi (flavour and fragrance ingredients).

Industri komestik dan minyak wangi menggunakan minyak atsiri sebagai bahan

pembuatan sabun, pasta gigi, samphoo, lotion dan parfum. Industri makanan

Page 11: LAPORAN PRAKTIKUM acara 3

menggunakan minyak atsiri sebagai penyedap atau penambah cita rasa. Industri

farmasi menggunakannya sebagai obat anti nyeri, anti infeksi, pembunuh bakteri.

Fungsi minyak atsiri sebagai wewangian juga digunakan untuk menutupi bau tak

sedap bahan-bahan lain seperti obat pembasmi serangga yang diperlukan oleh

industri bahan pengawet dan bahan insektisida.

Minyak nilam dapat berfungsi sebagai zat pengikat yang baik jadi sangat

penting sebagai bahan pembuatan parfum. Zat pengikat adalah suatu senyawa

yang mempunyai daya menguap lebih rendah atau titik uapnya lebih tinggi dari

zat pewangi, sehingga kecepatan penguapan zat pewangi dapat dikurangi atau

dihambat. Penambahan zat pengikat ini di dalam parfum bertujuan untuk

mengikat bau wangi dengan mencegah laju penguapan zat pewangi yang terlalu

cepat, sehingga bau wangi tidak cepat hilang. Komposisi minyak nilam yang

digunakan dalam suatu parfum dapat mencapai 50%.

Fungsi minyak nilam dalam industri sabun dan kosmetik tidak berbeda

dengan pada industri parfum yaitu sebagai zat pengikat agar wewangian tidak

cepat hilang pada saat pemakaian. Banyaknya industri sabun dan kosmetik

menggunakan minyak nilam sebagai pengikat karena sampai saat ini minyak

nilam masih yang terbaik sebagai pengikat bahan. Disamping itu juga dapat

bermanfaat sebagai antiseptik untuk mengobati gatal-gatal pada kulit.

Selain sebagai pengikat wangi pada parfum, kosmetika dan sabun serta

sebagai pestisida, minyak nilam juga berkhasiat sebagai antibiotik dan anti radang

karena dapat menghambat pertumbuahan jamur dan mikroba. Minyak ini dapat

digunakan untuk deodoran, obat batuk, asma, sakit kepala, sakit perut, bisul dan

herpes. Minyak nilam merupakan minyak eksotik yang dapat meningkatkan

gairah dan semangat. Biasanya digunakan untuk mengharumkan kamar tidur

untuk memberi efek menenangkan dan membuat tidur lebih nyenyak (anti

insomia).

Dalam hal psikoemosional, minyak nilam termasuk dalam aroma terapi

dan sebagai salah satu aspek pengobatan alternatif, karena minyak nilam

mempunyai efek sedatif (menenangkan) yang dapat digunakan untuk

Page 12: LAPORAN PRAKTIKUM acara 3

menanggulangi gangguan depresi, kebingungan, stres, gelisah, tegang karena

kelelahan, lesu dan tidak bergairah serta meredakan kemarahan.

Tahap-tahap pembuatan minyak atsiri berbahan daun cengkeh adalah

sebagai berikut :

a. Daun kering dimasukkan dalam ketel suling dan dikukus selama 24 jam.

b. Proses pemanasan menggunakan bahan bakar berupa tempurung kelapa.

c. Uap air dan minyak daun cengkeh akan mengalir melalui pipa masuk ke

dalam kondensor. Semakin lama uap minyak daun cengkeh dan uap air berada

dalam kolam pendingin, semakin baik proses kondensasi yang terjadi.

Kondensasi mengubah uap air dan uap minyak daun cengkeh menjadi bentuk

cair berupa minyak daun cengkeh dan air yang ditampung dalam drum.

d. Hasil sulingan minyak daun cengkeh dan air dialirkan ke dalam tempat berupa

drum yang sudah disediakan. Hasil proses penyulingan didiamkan beberapa

saat sehingga air dan minyak daun cengkeh terpisah. Minyak daun cengkeh

berada di bawah air karena memiliki berat jenis yang lebih besar.

e. Minyak daun cengkeh siap dikemas dan dipasarkan.

Tahap-tahap pembuatan minyak atsiri berbahan dasar daun nilam adalah

sebagai berikut :

a. Daun nilam yang berumur 4-6 bulan dijemur selama 1-2 hari.

Proses pengeringan perlu dilakukan karena minyak atsiri di dalam

tanaman dikelilingi oleh kelenjar minyak, pembuluh-pembuluh, kantong minyak

atau rambut gladular. Apabila daun nilam dibiarkankan utuh, kecepatan

pengeluaran minyak hanya tergantung dari proses difusi yang berlangsung sangat

lambat. Pelayuan dan pengeringan juga bertujuan untuk menguapkan sebagian air

dalam daun nilam sehingga penyulingan berlangsung lebih mudah dan lebih

singkat. Selain itu juga untuk menguraikan zat yang tidak berbau wangi menjadi

berbau wangi.

b. Memotong-motong daun nilam yang telah kering.

Pengecilan ukuran daun nilam bertujuan agar kelenjar minyak dapat terbuka

sebanyak mungkin sehingga memudahkan pengeluaran minyak dari bahan dan

mengurangi sifat kamba bahan tersebut.

Page 13: LAPORAN PRAKTIKUM acara 3

c. Mengukus daun nilam kering yang sudah dipotong-potong ke dalam

ketel suling selama 10 jam.

Ketel suling diisi air sampai permukaan air berada tidak jauh dari saringan.

Proses penyulingan ini menggunakan bahan bakar dari tempurung kelapa. Ciri

khas cara ini adalah uap selalu dalam keadaan basah, jenuh dan tidak terlalu panas

dan daun nilam yang akan disuling hanya berhubungan dengan uap dan tidak

dengan air panas. Uap kemudian didinginkan sehingga berubah kembali menjadi

zat cair yaitu minyak nilam.

Penyulingan minyak nilam dilakukan dengan menggunakan pipa

pendingin model bak diam. Pemilihan sistem pipa pendingin ini tergantung di

lokasi mana alat akan ditempatkan. Pada daerah-daerah yang airnya sulit atau

permukaan air tanahnya rendah, maka model bak diam adalah yang terbaik.

d. Menampung hasil kondensasi.

Penampung hasil kondensasi (receiver) berupa alat pemisah minyak

(decanter) yang berfungsi untuk memisahkan minyak dari air suling (condesed

water), dimana air suling tersebut akan terpisah secara otomatis dari minyak atsiri.

Setelah terpisah dengan air sulingnya, minyak nilam berwarna kuning.

e. Mengemas minyak nilam.

Minyak nilam yang dihasilkan disimpan dalam wujud cairan, dikemas

dalam drum bersih, kering, dan dalam keadaan baik. Drum penyimpanan minyak

nilam harus terbuat dari alumunium atau plat timah putih atau plat besi yang berlapis

timah putih, plat besi yang galvanis atau yang didalamnya dilapisi dengan lapisan

yang tahan minyak nilam.

Untuk bahan baku pembuatan minyak atsiri selain cengkeh dan daun nilam

adalah:

1. Minyak Adas

Tanaman Adas (Foeniculum vul-gare Mill.) adalah tanaman herba tahunan

dari familii Umbelliferae dan genus Foeniculum. Tanaman ini berasal dari Eropa

Selatan dan daerah Mediterania, yang ke-mudian menyebar cukup luas di berbagai

negara seperti Cina, Meksiko, India, Itali, Indian, dan termasuk negara Indonesia.

Genus Foeniculum mempunyai tiga spesies yaitu F. vulgare (adas), F. azoricum

Page 14: LAPORAN PRAKTIKUM acara 3

(adas bunga di-gunakan sebagai sayuran) dan F. dulce (adas manis digunakan

juga sebagai sayuran). F. vulgare mempunyai sub spesies yaitu F. fulgare var.

dulce dan F. vulgare var. vulgare. 

Di Indonesia dikenal dua jenis adas yang termasuk ke dalam famili

Umbelliferae, yaitu adas (F. vulgare Mill.) dan adas sowa (Anetum graveolens

Linn.) Kedua jenis ini telah banyak dibudidayakan di Indonesia, ter-utama adas

(F. vulgare Mill.) Sedangkan A. graveolens Linn lebih banyak dibudidayakan di

daerah dataran rendah dan daunnya dimakan sebagai lalap.selain sebagai bumbu

masak, tanaman adas mempunyai banyak kegunaan mulai dari akar, daun, batang

dan bijinya. Daun adas digunakan sebagai di-uretik (pelancar air seni) dan me-

macu pengeluaran keringat. Akar-nya berkhasiat sebagai obat batuk, pencuci perut

dan sakit perut se-habis melahirkan. Tanaman muda digunakan juga sebagai obat

gang-guan saluran pernapasan dan dari ekstrak buah adas dapat digunakan untuk

mengobati mulas.

Mengingat kegunaannya sebagai tanaman obat, maka tanaman adas

merupakan salah satu tanaman yang mempunyai peranan penting dalam industri

obat tradisional di Indonesia. Hal ini dapat dilihat dari laju permintaan dalam

negeri terhadap simplisia adas yang terus mening-kat. Pada tahun 1984 pemakai-

an adas sebesar 10.498 ton/tahun, pada tahun 1993 meningkat menjadi 321.520

ton/tahun. Laju permintaan yang tinggi ini tidak diimbangi dengan budidaya

secara intensif se-hingga negara Indonesia mengimpor adas pada tahun 2000

sebesar 3.000 ton dari negara India, Mesir dan Iran, karena produksi lokal hanya

berkisar 300 ton/tahun.

Kandungan atsiri adas bervariasi antara 0,6 - 6%. Buah yang terletak di tengah-

tengah payung umumnya mengandung minyak atsiri yang lebih tinggi dan baunya

lebih tajam dibandingkan dengan buah yang terletak di bagian lain.

2. Minyak Cendana

Cendana merupakan tumbuhan asli Indonesia yang tumbuh di Provinsi

Nusa Tenggara Timur (NTT). Penyebarannya yaitu di Pulau Timor, Sumba, Alor,

Solor, Pantar, Flores, Roti, dan pulau-pulau lainnya. Selain di NTT, cendana juga

Page 15: LAPORAN PRAKTIKUM acara 3

bisa ditemui di daerah Gunung Kidul, Imogiri, Kulon Progo (DIY), Bondowoso

(Jawa Timur), dan Sulawesi.

Kondisi ideal untuk tumbuhnya cendana adalah pada ketinggian 50 - 1200

m dpl, curah hujan 625 -1625 mm/tahun dengan bulan kering antara 9 - 10 bulan.

Saat ini keberadaan populasi cendana di Indonesia, dikhawatirkan mengalami

kepunahan. Dalam kurun waktu 10 tahun, dari tahun 1987-1997, jumlah pohon

cendana di propinsi NTT turun drastis hingga 53,96%.

Tanaman cendana merupakan komoditi yang potensial bagi perekonomian.

Nilai ekonomi yang tinggi dari cendana dihasilkan dari kandungan minyak

(santalo) dalam kayu yang beraroma wangi yang khas. Minyak cendana dihasilkan

dari hasil penyulingan kayu, dan digunakan sebagai bahan obat-obatan dan bahan

minyak wangi (parfum). Kayunya dipergunakan sebagai bahan industri kerajinan

seperti ukir-ukiran, patung, kipas, tasbih, dan lain-lain.

Minyak cendana banyak diekspor ke Eropa, Amerika, China, Hongkong,

Korea, Taiwan dan Jepang. Sedangkan produk kerajinan dari kayu cendana

banyak untuk konsumsi dalam negeri. Kebutuhan minyak cendana dunia sekitar

200 ton per tahun.

Cendana, atau cendana wangi, merupakan pohon penghasil kayu cendana

dan minyak cendana. Kayunya digunakan sebagai rempah-rempah, bahan dupa,

aromaterapi, campuran parfum, serta sangkur keris (warangka). Kayu yang baik

bisa menyimpan aroma cendana selama berabad-abad. Menurut kisah setempat, di

Sri Lanka kayu ini digunakan untuk membalsam jenazah putri-putri raja sejak

abad ke-9.

Kayu cendana wangi (Santalum album ) kini sangat langka dan harganya

sangat mahal. Sebagai gantinya sejumlah pakar aromaterapi dan parfum

menggunakan kayu cendana jenggi (Sandalum spicatum ). Kedua jenis kayu ini

berbeda konsentrasi bahan kimia yang dikandungnya, dan oleh karena itu kadar

harumnya pun berbeda.

3. Minyak Kayu Putih

Minyak kayu putih merupakan salah satu produk kehutanan yang telah

dikenal luas oleh masyarakat. Minyak atsiri hasil destilasi atau penyulingan daun

Page 16: LAPORAN PRAKTIKUM acara 3

kayu putih (Melaleuca leucadendron Linn.) ini memiliki bau dan khasiat yang

khas, sehingga banyak dipakai sebagai kelengkapan kasih sayang ibu terhadap

anaknya, terutama ketika masih bayi. Minyak kayu putih digosokkan hampir di

seluruh badan untuk memberikan kesegaran dan kehangatan pada si jabang bayi.

Karena penggunaannya yang luas tersebut, mutu minyak kayu putih yang

dijual di pasaran perlu mendapat perhatian. Untuk memenuhi tuntutan mutu

tersebut, lahirlah standar nasional kayu putih yang diusulkan oleh PT. Perhutani

(persero) melalui Pantek 55S Kayu, bukan kayu dan produk kehutanan, yaitu SNI

06-3954-2001. Standar tersebut menetapkan istilah dan definisi, syarat mutu, cara

uji, pengemasan dan penandaan minyak kayu putih yang digunakan sebagai

pedoman pengujian minyak kayu putih yang diproduksi di Indonesia.

Mutu minyak kayu putih diklasifikasikan menjadi dua, yaitu mutu Utama

(U) dan mutu Pertama (P). Keduanya dibedakan oleh kadar cineol, yaitu senyawa

kimia golongan ester turunan terpen alkohol yang terdapat dalam minyak atsiri

seperti kayu putih. Minyak kayu putih mutu U mempunyai kadar cineol ≥ 55%,

sedang mutu P kadar cineolnya kurang dari 55%.

Secara umum, kayu putih dikatakan bermutu apabila mempunyai bau khas

minyak kayu putih, memiliki berat jenis yang diukur pada suhu 15oC sebesar 0,90

– 0,93, memiliki indeks bias pada suhu 20oC berkisar antara 1,46 – 1,47 dan

putaran optiknya pada suhu 27,5oC sebesar (-4)o – 0o.

4. Minyak Kenanga

Kenanga (Cananga odorata) adalah nama bagi sejenis bunga dan pohon

yang menghasilkannya. Ada dua forma kenanga, yaitu macrophylla, yang dikenal

sebagai kenanga biasa, dan genuina, dikenal sebagai kenanga filipina atau ylang-

ylang. Selain itu, masih dikenal pula kenanga perdu (Cananga odorata fruticosa),

yang banyak ditanam sebagai hiasan di halaman rumah.

Kenanga biasa merupakan tumbuhan asli di Indonesia dan ylang-ylang

tumbuhan asli Filipina. Kenanga lazim pula ditanam di Polinesia, Melanesia, dan

Mikronesia. Di Indonesia, bunga kenanga banyak menempati peran di dalam

upacara-upacara khusus misalnya dalam upacara perkawinan.

Kenanga adalah flora identitas Provinsi Sumatera Utara.

Page 17: LAPORAN PRAKTIKUM acara 3

Minyak dari bunga kenanga sangat baik untuk terapiaroma

(aromatheraphy). Ia akan mengatur alirankelenjar andrenalin dalamsistem saraf

sehingga menimbulkan rasa senang, tenang, menghilangkan gelisah, marah, dan

panik. Untuk kosmetik, bagian bunga kenanga yang banyak digunakan adalah

ekstrak dari bunga yang berwarna kuning kecokelatan. Bila digunakan dalam

sabun, akan menjadi penyeimbang untuk kulit berminyak atau kulit kering.

Minyak ini dapat memperkuat dan merangsang pertumbuhan rambut. Minyak

kenanga juga cocok dipakai dalam campuran masker dan lulur.

5. Minyak Lawang

Minyak Lawang adalah minyak yang dikenal dengan minyak yang sangat

panas, digosokkan pada bagian yang sakit akan mendatangkan pemulihan dari

sakit yang diderita. Diolah melalui proses penyulingan yang diambil dari kulit

batang pohon, Minyak Lawang sangat berkhasiat untuk meredakan nyeri yang

ditimbulkan oleh Rematik baik Rematik karena udara dingin maupun oleh karena

Asam Urat yang berlebih. Minyak Lawang cocok digunakan untuk wilayah

dengan udara yang sejuk / dingin sebagai penghangat badan.

6. Minyak Mawar

Mawar adalah tanaman semak dari genus Rosa sekaligus nama bunga yang

dihasilkan tanaman ini. Mawar liar yang terdiri lebih dari 100 spesies kebanyakan

tumbuh di belahan bumi utara yang berudara sejuk. Spesies mawar umumnya

merupakan tanaman semak yang berduri atau tanaman memanjat yang tingginya

bisa mencapai 2 sampai 5 meter. Walaupun jarang ditemui, tinggi tanaman mawar

yang merambat di tanaman lain bisa mencapai 20 meter.

Parfum (minyak wangi) dibuat dari minyak mawar yang merupakan salah satu

jenis minyak atsiri yang diperoleh dari proses penyulingan dan penguapan

lumatan daun-daun mahkota. Teknik penyulingan mawar berasal dari Persia yang

menyebar ke Arab dan India.

Pada saat ini, kebutuhan minyak mawar dunia sebanyak 70%-80% dipenuhi oleh

pusat penyulingan mawar di Bulgaria sedangkan sisanya dipenuhi oleh Iran dan

Jerman. Penyulingan minyak mawar di Bulgaria, Iran, dan Jerman menggunakan

Page 18: LAPORAN PRAKTIKUM acara 3

mawar damaskus Rosa damascena 'Trigintipetala,' sedangkan penyulingan di

Perancis menggunakan jenis Rosa centifolia.

7. Minyak Serai

Indonesia kaya akan keanekaragaman hayati tumbuhannya. Berbagai

macam potensi yang dihasilkannya termasuk tanaman penghasil minyak atsiri.

Upaya pengembangan minyak atsiri Indonesia salah satunya melalui diversifikasi

tanaman. Salah satu tanaman penghasil minyak atsiri dikenal dengan nama

Cymbopogon citratus. Tanaman ini dikenal juga dengan istilah Lemongrass,

karena memiliki bau yang kuat seperti lemon. Minyak yang dihasilkan serai dapur

dikenal juga sebagai minyak sitratus atau juga West Indian Lemongrass Oil

(minyak serai dapur India Barat). Senyawa kimia yang dihasilkan adalah sitral.

Minyak serai dapur digunakan untuk komposisi bahan pada industri kosmetik

seperti parfum, shampoo atau sabun mandi. Selain itu, minyak serai dapur juga

dapat digunakan untuk pijat relaksasi dan rematik.

Alat-alat yang diperlukan dalam penyulingan tergantung pada banyaknya

bahan dan metode penyulingan yang dilakukan. Ada tiga bagian alat yang

merupakan peralatan dasar, yaitu ketel suling (retor), pendingin (kondensor), dan

penampung hasil kondensasi (receiver), sedangkan untuk penyulingan uap

diperlukan bagian tambahan yaitu ketel uap.

Ketel Suling (retor) berfungsi sebagai wadah air dan atau uap untuk

mengadakan kontak dengan bahan serta untuk menguapkan minyak atsiri.

Pendingin (kondensor) berfungsi untuk mengubah seluruh uap air dan uap minyak

menjadi fase cair. Penampung hasil kondensasi (receiver) yang berupa alat

pemisah minyak (decanter) yang berfungsi untuk memisahkan minyak dari air

suling (condesed water), dimana air suling tersebut akan terpisah secara otomatis

dari minyak atsiri. Ketel uap berfungsi sebagai sumber penghasil uap.

Bahan baku utama yang digunakan pada minyak daun cengkeh adalah

daun cengkeh kering yang sudah gugur. Ini menyebabkan usaha minyak daun

cengkeh bersifat musiman karena sangat tergantung pada ketersediaan bahan

Page 19: LAPORAN PRAKTIKUM acara 3

baku. Pada musim kemarau ketersediaan bahan baku melimpah dan sebaliknya

pada musim penghujan terjadi kekurangan suplai bahan baku.

Perbedaan minyak atsiri berbahan dasar cengkeh dan daun nilam adalah

untuk minyak atsiri berbahan dasar cengkeh ketika direndam dengan air maka

minyak atsiri yang berbahan dasar cengkeh akan berada di dasar air dikarenakan

massa jenis minyak cengkeh lebih berat dibandingkan dengan massa air,

sedangkan minyak daun nilam berada di permukaan air karena massa jenisnya

lebih ringan dibandingkan dengan massa air.

Page 20: LAPORAN PRAKTIKUM acara 3

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Kesimpulan untuk praktikum kali ini adalah :

1. Proses pembuatan minyak atsiri mempunyai beberapa tahapan proses yaitu

pengeringan bahan, pemotongan bahan, penyulingan, pemisahan minyak,

pengemasan dan pemasaran.

2. Perbedaan minyak atsiri berbahan dasar daun nilam dengan minyak atsiri

berbahan dasar cengkeh adalah dari massa jenis

3. Antara minyak atsiri berbahan dasar cengkeh dengan minyak atsiri

berbahan dasar daun nilam keduanya sama-sama mempunyai aromaterapi

yang berguna dalam kehidupan sehari-hari

Saran

Pada praktikum kali ini sangat disayangkan karena tidak bisa melihat secara

langsung proses pembuatan minyak atsiri, semoga untuk kedepannya para

praktikan dapat mengetahui bagaimana proses pembuatan minyak atsiri.

Page 21: LAPORAN PRAKTIKUM acara 3

DAFTAR PUSTAKA

Anonym.2011.http://www.dephut.go.id/Halaman/

STANDARDISASI_&_LINGKUNGAN_KEHUTANAN/

info_5_1_0604/isi_6.htm diakses pada 21 November 2012

Anonim.2011. http://id.wikipedia.org/wiki/Mawar diakses pada 21 November

2012

Anonim.2011. http://id.wikipedia.org/wiki/Minyak_atsiri diakses pada 21

November 2012

Kardinan, A. 2004. Nilam : Tanaman Beraroma Wangi untuk Industri Parfum dan

Kosmetik. 2004. Agromedia Pustaka : Jakarta.

Ketaren, S. 1985. Pengantar Teknologi Minyak Atsiri. Balai Pustaka : Jakarta.

Sastrohamidjojo, H. 2004. Kimia Minyak Atsiri. Gadjah Mada University Press :

Yogyakarta.

Sumangat, D. dan Risfaheri. 1998. Standar dan Masalah Mutu Minyak Nilam

Indonesia. Monograf Nilam . Balai Penelitian Tanaman Rempah dan

Obat : Bogor.