laporan praktikum

53
BAB I PENGGUNAAN ALAT UKUR LISTRIK A. TUJUAN PERCOBAAN 1.Membaca kode warna dan mengukur hambatan serta mambandingkan harga terukur terdapat kode warna. 2.Menguji Dioda Silikon, Led, dan Dioda jembatan. 3.Menguji transistor NPN dan PNP B. LANDASAN TEORI 1. Meter kumparan putar magnet permanen ( MCPM ) atau De’ Arsonal. 2. Hambatan seri dan batas ukur voltmeter, hambatan shunt dan batas ukur amperemeter, Airton-shunt. 3. Koreksi hasil pengukuran tegangan dan arus. 4. Kode warna penghambat ( Resistor ) 5. Pengujian diode, Led, Dioda Jembatan dan transistor. C. METODELOGI PERCOBAAN 1.Prosedur percobaan a. Pengukuran hambatan ( resistor ) 1.Gunakan tabel pengamatan untuk mencatat hasil pengamatan. 1

Upload: arif-wibowo

Post on 02-Dec-2015

216 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: LAPORAN PRAKTIKUM

BAB I

PENGGUNAAN ALAT UKUR LISTRIK

A. TUJUAN PERCOBAAN

1. Membaca kode warna dan mengukur hambatan serta mambandingkan

harga terukur terdapat kode warna.

2. Menguji Dioda Silikon, Led, dan Dioda jembatan.

3. Menguji transistor NPN dan PNP

B. LANDASAN TEORI

1. Meter kumparan putar magnet permanen ( MCPM ) atau De’ Arsonal.

2. Hambatan seri dan batas ukur voltmeter, hambatan shunt dan batas ukur

amperemeter, Airton-shunt.

3. Koreksi hasil pengukuran tegangan dan arus.

4. Kode warna penghambat ( Resistor )

5. Pengujian diode, Led, Dioda Jembatan dan transistor.

C. METODELOGI PERCOBAAN

1. Prosedur percobaan

a. Pengukuran hambatan ( resistor )

1. Gunakan tabel pengamatan untuk mencatat hasil pengamatan.

2. Tuliskan warna cincin-cincin pada penghambat dengan urutan

paling benar ( cincin untuk toleransi adalah yang paling kanan

biasanya berwarna perak atau emas ).

3. Tulis harga hambatan termasuk besar toleransinya menurut kode

warna.

4. Pilih kedudukan batas ukur yang tepat untuk mengukur setiap

hambatan, catat batas ukur yang dipakai dan hasil pengukurannya,

jangan memegang kedua ujung penghambat pada waktu

pengukuran.

1

Page 2: LAPORAN PRAKTIKUM

b. Pengujian diode

1. Gunakan tabel pengamatan untuk mencatat hasil.

2. Pilih batas ukur Ohm x 10 atau x 1 untuk mengukur hambatan maju

hambatan mundur sebuah diode kecil, diode besar dan sebuah Led.

3. Alat dan Bahan yang digunakan

Multimeter

Resistor, diode, LED, diode jembatan, transistor.

Gambar 1.a

Gambar 1.a Hambatan mundur hampir

tidak menyimpang, berarti kaki 1

katoda dan kaki 2 adalah anode.

Gambar 1.b

Gambar 1.b Hambatan maju jarum

menyimpang kekanan, berarti kaki 2

adalah anoda dan kaki 1 adalah katode.

c. Pengujian diode jembatan

Dasar pengujian diode jembatan disini adalah pengukuran hambatan

maju dan hambatan mundur keempat diode yang membentuk diode

jembatan.

Terminal atau kaki-kaki diode jembatan :

Terminal ( t ) = terminal ac = gabungan A-K

Terminal ( + ) = terminal plus = gabungan K-K

Terminal ( - ) = terminal minus = gabungan A-A

1. Gunakan daftar pengamatan I.2b

2. Ujilah hambatan maju D1 dan D2 ( gambar I.3a )

2

Page 3: LAPORAN PRAKTIKUM

3. Ujilah hambatan mundur D1 dan D2 ( gambar 1.3b )

4. Ujilah hambatan maju D3 dan D4 ( gambar 1.3c )

5. Ujilah hambatan mundur D3 dan D4 ( gambar 1.3d )

Gambar 1.3. pengujian diode jembatan ( kedudukan Ohm x 10 x1 ).

d. Pengujian Transistor

Dasar dari pengujian transistor di sini adalah pengukuran hambatan

maju dan hambatan mundur sambungan p – n Emitor – Base ( “Emitor

junction” = sambungan emiter ) dan kolektor – base ( “Collector

junction” = sambungan kolektor ). Dan hambatan bocor atau arus

bocor kolektor- Emiter ( = IcBo ).

Dalam hal pengukuran hambatan maju dan hambatan mundur

sambungan emiter dan sambungan kolektor ini seolah-olah transistor

dianggap sebagai dua diode yang tersambung seperti tampak pada

gambar I.4.a dan I.4.b.

Gambar 1.4. Pada pengukuran hambatan maju dan hambatan mundur

sambungan emitor dan sambungan kolektor transistor

dianggap sebagai dua diode.

Hubungan pena merah pada base pena hitam pada emiter untuk

mengatur diode DE, catat besar simpangan yang terjadi.

Pindahkan pena hitam pada kolektor untuk menghitung

hambatan diode DC, kemudian catat nilai simpangan jarum

penunjuk yang terjadi.

3

Page 4: LAPORAN PRAKTIKUM

Ulangi langkah diatas dengan pena hitam pada base.

Simpulkan hambatan tersebut merupakan hambatan maju atau

hambatan mundur, dalam kondisi baik atau tidak dan tentukan

type transistornya.

Ukurlah hambatan bocor dan arus bocor ICBO antara kolektor

dan emiter ( IC dalam keadaan basenya terbuka).

Ulangi ke-5 langkah diatas untuk beberapa transistor lainnya.

D. DATA DAN ANALISA PERCOBAAN

1. Data percobaan

Dari data yang diperoleh kita dapat menghitung harga dari hambatan :

Data Percobaan.

Dari data yang diperoleh kita dapat menghitung harga dari hambatan:

R1 = warna

Hijau : 5

Biru : 6

Merah : 2

Emas : ±5%

Maka harga dari R1 adalah:

5600Ω ±5%

Angka terendah: Angka tertinggi:

5600- (5600 ×5%) = 5320Ω 5600 +(5600 ×5%) = 5880Ω

a. R2 = warna

Biru : 6

Kelabu : 8

Coklat : 1

Emas : ±5%

Maka harga dari R5 adalah:

680Ω ± 5%

4

Page 5: LAPORAN PRAKTIKUM

Angka terendah: Angka teringgi:

680- (680 × 5%) = 646 Ω 680 + (680 × 5%) =714 Ω

b. R3 = warna

Orange : 3

Orange : 3

Coklat : 1

Emas : ±5%

Maka harga dari R3 adalah:

330 Ω ± 5%

Angka terendah: Angka tertinggi:

330 – (330 × 5%) = 313,5Ω 330 + ( 330 × 5%) = 346,5 Ω

c. R4 = warna

Merah : 2

Merah : 2

Coklat : 1

Emas : ± 5%

Maka harga dari R4 adalah:

220 Ω ± 5%

Angka terendah: Angka tertinggi:

220 – (220 × 5%) = 209 Ω 220 + (220 × 5%) = 231 Ω

d. R5 = warna

Coklat : 1

Hijau : 5

Coklat : 1

Emas : ± 5%

Maka harga dari R5 adalah:

150 Ω ± 5%

Angka terendah: Angka tertinggi:

150 – (150 × 5%) = 142,5Ω 150 +(150 × 5%) = 157,5 Ω

5

Page 6: LAPORAN PRAKTIKUM

Pengujian Diode.

Dari ketentuan teori, dapat disimpulkan bahwa apabila pena merah

terhubung kebasis nilai hambatan yang terukur kecil maka hambatan

tersebut adalah hambatan maju dan merupakan transistor bertipe PNP.

Tetapi jika nilai hambatan yang terukur besar atau (∞), maka hambatan

transistor tersebut adalah hambatan mundur dan mempunyai tipe NPN.

Jadi diode masih dalam baik dan bertipe NPN.

6

Page 7: LAPORAN PRAKTIKUM

BAB II

RANGKAIAN DASAR LISTRIK

A. TUJUAN PERCOBAAN

1. Mahasiswa dapat mengukur besarnya resistor, arus, dan tegangan.

2. Mahasiswa dapat membandingkan hasil pengukuran dengan teori.

B. LANDASAN TEORI

1. Rangkaian Seri

Rt = R1 + R2 + R3

Vt = V1 + V2 + V3

It = II + I2 + I3

2. Rangkaian Paralel

1R t

= 1R1

+ 1R2

+ 1R3

It = I1 + I2 + I3

V1 = V1 = V2 = V3

3. Rangkaian Seri Paralel

7

Rt=R1

R2

R3

¿ Rt+R2 .R3

R2+R3

Page 8: LAPORAN PRAKTIKUM

It = I1 + I3

Vt = VAB + VBC

Bila semua resistor

mempunyai nilai yang

sama yaitu Rt, maka RAC

dapat dicari sebagai berikut

Cara 1 : dengan hubungan

Δ – Y

Cara 2: dengan memandang

tegangan titik,

sebagai

berikut :

VAB = VAD, IBD = o maka

titik B dengan

D dapat

dihubungkan

singkat.

Dengan demikian :

RAC = (R1 // R4 ) + (R2 // R3)

atau

RAC = R1 . R4

R1+R4

+R2 .R3

R2+R3

Bukti cara 1 diatas :

Untuk mencari resistan

total seperti gambar

samping dapat digunakan

dua cara pula yaitu Δ – Y

dan tegangan titik.

Dengan cara memandang

tegangan titik sebagai

berikut :

8

Page 9: LAPORAN PRAKTIKUM

VAH = VAB

VAC = VAF = VAG dan VAF =

VAD

Titik yang bertegangan

sama dihubungkan

sehingga diperoleh :

Rt = RAE =12R+ 1

2R+ 1

2R

Rt = 1 12R

Bila semua resistor

harganya sama maka,

besarnya Rt = RAG dapat

dicari dengan metode

tegangan titik sebagai

berikut :

VAB = VAE = VAD

VAF = VAH = VAC

Titik yang tegangannya

sama dihubungkan dan

diperoleh :

Rt=13R+ 1

6R+ 1

3R

Rt=56R

C. METODELOGI PERCOBAAN

1. Prosedur percobaan

a. Rangkaian Seri

Membuat rangkaian seperti gambar 1 dengan Rt = 100 Ohm,

R2 = 120 Ohm, R3 = 150 Ohm.

Mengukur masing-masing R dan Rt

9

Page 10: LAPORAN PRAKTIKUM

Menghubungkan rangkaian ke sumber tegangan DC 6 Volt,

mengukur V1, V2, V3.

Mengganti Rt dengan NTC dan R3 dengan lampu , melakukan

percobaan seperti diatas.

Membandingkan hasil pengukuran dengan teori.

b. Rangkaian Paralel

Membuat rangkaian seperti gambar 2 dengan harga masing-

masing R sama seperti diatas.

Mengukur Rt

Menghubungkan rangkaian ke sumber tegangan DC 6 Volt,

mengukur I1, I2, I3, VAB dan VBC

Membandingkan hasil pengukuran dengan teori.

c. Rangkaian Seri Paralel

1. Rangkaian pertama

Membuat rangkaian seperti digambar 3 dengan harga masing-

masing R sama seperti diatas.

Mengukur Rt

Menghubungkan rangkaian ke sumber tegangan DC 6 Volt,

mengukur I1, I2, I3, VAB dan VBC

Bandingkan pengukuran tersebut dengan teori.

2. Rangkaian kedua

Membuat rangkaian seperti gambar 4. Harga semua R

adalah 120 ohm, ukurlah Rt.

Hubungkan rangkaian ke sumber DC 6 Volt dan ukurlah

VAB, VAD, It

Bandingkan hasil pengukuran dengan teori.

3. Rangkaian ketiga

Membuat rangkaian seperti gambar no 5, harga semua R

adalah 120 Ohm, ukurlah RT.

10

Page 11: LAPORAN PRAKTIKUM

Hubungkan rangkaian ke sumber DC 6 volt dan ukurlah

VAB, VAH, VAC, VAF, VAG, VAD, dan VAE, serta It ( I total ).

Bandingkan hasil pengukuran dengan teori.

4. Rangkaian keempat

Membuat rangkaian seperti gambar no 6, harga R semua

sama yaitu 120 Ohm, ukurlah Rt.

Hubungkan rangkaian ke sumber DC 6 Volt, ukurlah VAB,

VAE, VAD, VAC, VAF, VAH, dan It.

Bandingkan hasil pengukuran dengan teori.

2. Alat dan bahan yang digunakan

Resistor

NTC ( Negatif Temperatur Coefisien )

Lampu pilot

PSU ( Power Supply Unit ) / Batray

Papan rangkai dan kabel penghubung

D. DATA DAN ANALISA PERCOBAAN

1. Data percobaan.

a. Rangkaian Seri.

Diketahui bahwa rangkaian dihubungkan kesumber 6 Volt I total = 10 A pada

rangkaian seri It = I1 + I2 + I3

12

Rt = R1 + R2 + R3

= 99 + 120,1 + 147,4

= 366,5 Ω

11

Keterangan R1 R2 R3 Rt

Pengukuran 99Ω 120,1Ω 147,4Ω 364Ω

Teori 100Ω 120Ω 150Ω 370Ω

Page 12: LAPORAN PRAKTIKUM

Et = It x Rt

= 10/1000 x 366,5

= 3,665V

b. Rangkaian parallel.

Diketahui :

Rt = 39 Ω

It = 130 mA

= 130/1000 A

= 0,130 A

V = 6 Volt

I untuk rangkaian parallel adalah I = I1 + I2 + I3

c. Rangkaian seri – parallel.

2. Analisa data Percobaan.

a. Rangkaian seri.

% Factor Kesalahan

12

Keterangan Rt I1 I2 I3 It

Pengukuran 39Ω 50mA 40mA 30mA 130mA

Teori

Keterangan Rt I1 I2 It VAB VBC

Pengukuran 165Ω 20mA 10mA 30mA 3,53 2,39

Teori

Keterangan Rt VAB VAD VBD It

Pengukuran 118 2,94 5,91 2,96 40mA

Teori

Keterangan Rt VAB VAC VAD VA F VAG VAH It

Pengukuran 157Ω 1,84 2,79 3,66 3,88 2,89 1,91 30mA

Teori

Keterangan Rt VAB VAE VAD VA C VAF VAH I1

Pengukuran 93Ω 1,08 1,07 2,15 0,53 3,75 0,55 50mA

Teori

Page 13: LAPORAN PRAKTIKUM

FK = Teori x Praktek / Teori x 100 %

R1. FK = 100 - 99 / 100 x 100 %

= 10%

R2 FK = 120 - 120,1 / 120 x 100%

=1%

R3 Fk = 150 - 147,4 / 150 x 100%

= 1,73%

Rt FK = 370 – 364 / 370 x 100%

= 1,62%

13

Page 14: LAPORAN PRAKTIKUM

BAB III

RANGKAIAN PENYEARAH

A. TUJUAN PERCOBAAN.

1. Mahasiswa dapat menbuat rangkaian penyearah setengah gelombang

maupun gelombang penuh.

2. Mahasiswa dapat meneliti pengaruh filter terhadap pengeluaran

penyearah.

3. Mahasiswa dapat menggunakan diode zener sebagai stabilator

tegangan.

B. LANDASAN TEORI.

1. Transfomator.

Adalah suatu alat listrik yang berfungsi memindahkan ( transfer )

daya listrik dari suatu rangkaian listrik ke rangkaian lain secara elektro

magnetik. Transformasi dianggap ideal bila tidak ada rugu–rugi pad

transfomator tersebut, sehingga berlaku : daya masuk primer = daya keluar

sekunder. Namun sebenarnya tidak ada transfomator ideal, yaitu selalu ad

ruggi-rugi, rugi besi, rugi inti, dan rygi fluks bocor.

14

Page 15: LAPORAN PRAKTIKUM

Perbandingan transfomator

(a) Adalah A = V1 / V2 = n1 /

n2

Keterangan ;

V1 = Tegangan primer

V2=Tegangan sekunder

n1 = lilitan primer

n2 = lilitan sekunder

karena adanya rugi-rugi tersebut, maka tegangan sekunder tanpa

beban ( V2 ) tidak sama dengan beban ( V2I ) sehingga akan terjadi

regulasi tegangan yang besarnya sebagai berikut :

Regulasi tegangan = V2 = V2I / V2 x 100%

Transfomator dikatakan baik apabila regulasi tegangannya kecil

2. Diode penyearah dan Diode Zener.

a. Diode penyearah.

Dikatakan penyearah karena diode hanya dapat melewatkan arus

listrik dari satu arah saja. Keluaran penyearah/diode dapat dilihat

gambar ini :

It = Im / π

Vt = Vm / π

Keterangan :

Im : Arus maksimun

15

Page 16: LAPORAN PRAKTIKUM

Vm : Tegangan maksimun

It : Arus rata-rata

Vt : Tegangan rata-rata.

b. Diode zener.

Diode zener berfungsi sebagai stabilator, karena akan selalu

menjaga teganga tidak melebihi rated tegangan diode zener, dengan

melewatkan sebagai arus.

c. Filter atau penyaring.

Filter ini utuk menperhalus pengeluaran dari suatu

rangkaian penyearah, pada dasarnya filter ini terdiri dari kapasistor

atau rangkaian kapasitor dengan indicator, type penyaring

bermacam-macam di antaranya type T, L dan type π, keluaran

penyearah dengan penyaring kapasitor dapat di lihat digambar :

Penyearah gelombang penuh Penyearah setengah gelombang

16

Page 17: LAPORAN PRAKTIKUM

Dengan filter C Dengan filter C

Keterangan :

Vr = Tegangan riak = ripple Voltge

f = frekuensi

T = Periode = V1 / f

Jenis kapasitor yang digunakan adalah jenis polar. Pada kapasitor

akan dapat dibaca kutupnya, tegangan dan kapasitasnya.

C. METODELOGI PERCOBAAN.

1. Prosedur percobaan.

a. Penyearah setengah gelombang ( Halp Wave )

Membuat rangkaian di bawa ini :

Memberi tegangan V1 = 6 Volt.

S1, S2, dan S3 off mengukur V3 dan menggambar gelombangnya.

S1 dan S2 off, S3 on mengukur V1 menghitung regulasi transformasi

S2 dan S3 off, S1 on mengukur V2 dan menggambar gelombangnya.

S1 dan S3 off, S2 on mengukur V3 dan menggambar gelombangnya.

S1 dan S2 on, S3 off mengukur V3 dan menggambar gelombangnya

b. Penyearah gelombang penuh ( full wave ).

Menbuat rangkaian di bawah ini

C = 470 uF, Dz = 6,2 Volt, dan R1 = 200 Ohm.

D = Diode, Dz = diode zener, C = Capasitor polar, S = Saklar.

17

Page 18: LAPORAN PRAKTIKUM

Gunakan Osciloscope ( CRO ) dengan benar.

Arus yang dilewatkan pada diode zener ( Dz ) adalah :

Iz = Vz/Rz

Pz = Iz/Vz

Melakukan pengamatan yang sama seperti pada setengah gelombang diatas.

2. Alat dan bahan yang digunakana. Transformator step-down.b. Diode dan diode zener.c. Resistor, Condensator, Induktor.d. Multimeter.e. CRO ( Osciloscope ).f. Papan rangkaian dan kabel penghubung.

D. DATA DAN ANALISA PERCOBAAN.

1. Data percobaan.

a. Penyearah setengah gelombang.

V1

S1, S2, S3, off S1 on S2 on S3 on S1, S2 on

V3 gambar V2 gambar V3 V1 gambar V3 gambar

6V 2,86 7,91 3,06 2,68 9,63

9V 4,13 15,28 4,16 4,07 1

2,96

12V 5,67 17,40 5,87 5,50 11,3

7

b. Penyearah gelombang penuh.

S1, S2, S3, off S1 on S2 on S3 on S1, S2 on

18

Page 19: LAPORAN PRAKTIKUM

V1 V3 gambar V2 gambar V3 V1 gambar V3 gambar

6V 3,72 12,60 3,89 4,08 8,96

9V 3,81 13,07 4,01 4,13 8,32

12V 5,46 11,97 4,25 4,30 8,04

2. Analisa data percobaan.

a. Penyearah setengah gelombang.

Apabila setengah gelombang pertama ( V1 ) semakin tinggi

ternyata tegangan yang masuk kedalam komponen dalam hal

ini V1, V2, V3 juga semakin besar pula.

Pada saat S1 on, sedangkan yang lain off apabila kita mengukur

dan melihah gambar pada Oscilocope, gambar yang terjadi

adalah garis lurus.

Pada no. 2 juga terjadi pada saat kita mematikan saklar 3, S3

kemudian menghidupkan saklar pertama S1 dan saklar ke 2, S2

on.

b. Penyerah gelombang penuh.

Apabila kita memperhatikan hasil dari penyearah setengah

point no.2 dan 3 berlaku juga pada penyearah gelombang

penuh.

Dalam keadaan yang sama tegangan dari V, V, V adalah lebih

besar dari pada penyearah setengah gelombang.

19

Page 20: LAPORAN PRAKTIKUM

BAB IV

DATA DAN PERBAIKAN FAKTOR DAYA

A. TUJUAN PERCOBAAN.

a. Mahasiswa dapat mengukur daya listrik dengan menggunakan Watt

meter yang merupakan daya nyata.

b. Mahasiswa dapat mengukur besar daya semu.

c. Mahasiswa dapat menperbaiki factor daya ( Cos ø ).

B. LANDASAN TEORI.

Daya pada arus bolak-balik dari tiga jenis daya yaitu : Daya nyata ( p ),

daya semu ( S ), daya buta / relative ( Q ).

Hubungan ketiga daya tersebut, ditunjukan pada gambar dibawah ini :

P = V. I. Cos Q

S = V. I Volt Amper ( VA )

Q = V. I Sin Q Volt Amper reaktif (VAR )

Cos Q = Faktor Daya (pf0

= P/S = ( V. I. Cos / V. I )

S2 = P2+ Q2

= ( V I. Cos Q )2 + ( V I . Sin Q )2

S = √¿¿

= V I

20

Page 21: LAPORAN PRAKTIKUM

W

Bila rangkaian seri RLC di pasang pada tegangan AC, maka besar

daya semu = jumlah vektoris dari dari masing – masing komponen

S = I2 R + I2 XL + I2XC

= I2 R + 12 ( XL – XC )

atau

S= I2 √R2+(XL−XC)2

S = I2 . Z

P = I2 . R dan

Q = I2 ( XL – XC )

Perbaikan Faktor daya ( Cos Q )

Bila suata listrik menyerap daya sangat tergantung faktor dayanya

( pf ), sedangkan besarnya pf sangat dipengaruhi oleh daya

reaktifnya, besar daya semu menpunyai nilai yang mendekati daya

nyata, maka perlu adanya perbaikan daya.

Beban listrik bersifat induktif, maka untuk perbaikan pf dipasang C

sebagai beban kapasitif yang sifatnya mengurangi beban

induktifnya. C ini dapat ipasang seri dengan beban maka C tersebut

akan dipengaruhi oleh beban, bila arus beban naik cukup besar

sehinngga melampaui kapasitas C, maka C akan rusak, untuk

menghindari arus beban terhadap C, maka C dipsang parallel

terhadap bebannya.

C. METODELOGI PERCOBAAN.

1. Prosedur Percobaan.

a. Mengukur daya.

Membuat rangkaian seperti gambar dibawah :

A B C D

21

Page 22: LAPORAN PRAKTIKUM

W

W

E

A

Menghubungkan rangkaian ke jala – jal PLN dan menghubungkan

AB< DC seperti pada laporan laporan sementara.

Mengukur daya ( P ), arus VAB, VCD, VAE, dan Cos Q dan cari

daya semu serta day reaktifnya.

Menbandingkan hasil pengukuran dengan teori.

b. Perbaikan Factor Daya.

Membuat rangkaian seperti gambar ini :

A B C D

A

C dipasang seri

A C

B D

A

C dipasang paralel

Menghubungkan Ab dan CD seperti pada laporan sementara.

Untuk C seri dengan beban diukur It, VAB, VBC, dan mencari Cos

Qdan Q1 ( sebelum dipasang C )dan Cos Q2 sesudah dipasang C

daya nyata, daya semu, dan daya reaktif.

22

Page 23: LAPORAN PRAKTIKUM

Untuk C dipasang parallel dengan beban, mengukur daya nyata It,

V1, IAB, ICD serta memcari Cos Q1 dan Q2, daya semu dan

dayanyata.

Membandingkan pengukuran dengan teori.

2. Alat dan bahan yang digunakan

Lampu pijar 15 watt, 25 watt dan 40 watt

Lampu TL 10 watt, 20 watt dan 40 watt

Kapasitor

Watt Meter

Multimeter

Ampere meter AC

Papan rangkai dan kabel penghubung

D. DATA DAN ANALISA PERCOBAAN

a. Mengukur Daya

No

Hubungkan P

(W)

It

(A) VAB VCD VAE

AB CD AE

1 Lp 1 HS - 44 0,20 224 0 227

2 Lp 2 HS - 102 0,48 220 0 221

3 Lp 1 Lp 2 - 42 0,20 191 28 223

4 Lp 1 HS Lp2 142 0,66 221 0 217

5 L1 HS - 22 0,23 224 0 224

6 L2 HS - 46 0,42 225 0 221

7 L1 L2 - 6 0,03 10 214 227

23

Page 24: LAPORAN PRAKTIKUM

8 L1 HS L2 62 0,42 222 0 222

9 C1 HS - 6 0,26 224 0 223

10 C2 HS - 6 0,17 224 0 223

11 C1 C2 - 6 0,11 82 139 224

12 C1 HS C2 6 0,41 224 0 224

b. Perbaikan Faktor Daya ( C seri)

NoHubungkan

P (W) It (A) VAB VCDAB CD

1 L1 C1 24 0,22 222 0

2 L1 C2 130 0,67 295 409

3 L2 C1 0,32

4 L2 C2 120 0,74 279 428

c. Perbaikan Faktor Daya ( C Paralel )

NoHubungkan

P (W) It (A) VAB VCDAB CD

1 L1 C1

2 L1 C2 24 0,25 223 223

3 L2 C1

4 L2 C2 10 0,43 0 223

24

Page 25: LAPORAN PRAKTIKUM

BAB V

RANGKAIAN PENGENDALI MOTOR LISTRIK

3 FASE

A. TUJUAN PERCOBAAN.

a. Mahasiswa dapat merangkai pengendali motor 3 fase.

b. Melatih mengerjakan pemasangan instalasi sebuah motor listrik 3 fase

dengan system pengendali jarak jauh.

B. LANDASAN TEORI.

Menjalankan motor 3 fase dengan putaran tertentu dapat menggunakan

kontaktor 3 fase, bagan pengendali, dan rangkaian dasar.

Cara kerjanya sebagai berikut :

1. Kontaktor disambung dengan jala – jala.

2. Tombol start ditekan, arus akan mengalir dari jala R – tombol start –

tmbol stop – kumparan magnet HC – OL – kembali ke jala T.

3. HC bekerja menarikkontok – kontaknya.

4. Bila tombol start dilepas HC tetap menarik kontak – kontaknya

sebab sebab arus dari jala R mengalir melalui : kontak MC – tombol

stop – HC – OL kembali ke jala T.

25

Page 26: LAPORAN PRAKTIKUM

5. Kontak – kontak lainnya menghubungkan arus jala –jala ke pesawat

listrik .

6. Bila tombol stop ditekan arus hc terputus sehingga kontak – kontak

terlepas dengan demikian pesawat listrik terputus hubungannya,

sehingga motor berhenti. Kontaktor 3 fase juga dapat digunakan

untuk melayani motor – motor listrik 1 fase atau 2 fase aslkan

tegangan MK sesuai tegangan yang tersedia.

C. METODELOGI PERCOBAAN.

1. Prosedur Percobaan.

a. Menbuat rangkaian seperti dibawah :

b. Mengukur tahana isolasinya, Mengukur besarnya tegangan jala –

jala PLN, mengukur putaran motor, dan mengukur besarnya arus.

2. Alat dan komponen yang digunakan .

a. Sekring 3 fase 1 buah.

b. Kontaktor magnetic 1 buah.

26

Page 27: LAPORAN PRAKTIKUM

c. Saklar thermos 1 buah.

d. Motor listrik 3 fase 1 buah.

e. Kabel.

f. Multimeter, Amperemeter, Tachometer, dan Megger.

D. DATA DAN ANALISA PERCOBAAN.

Hasil – hasil percobaan :

a) Tahanan isolasi :

R – S = 7 M Ohm R – N = 7 M Ohm

R – T = 6 M Ohm S – N = 5 M Ohm

S – T = 5 M Ohm T – N = 3 M Ohm

b) Tahanan tegangan jala –jala PLN :

R – S = 396 Volt R – N = 226 Volt

R – T = 387 Volt S – N = 222 Volt

S – T = 387 Volt T – N = 224 Volt

Terminal motor Terminal motor

U –V = 394 Volt U = 2,8 Amp

U – W = 385 Volt V = 3 Amp

V – W = 386 Volt W = 2,4 Amp

Putaran motor =1005 rpm

c) Besarnya arus PLN :

R = 2,8 amper

S = 3 amper

T = 2,4 amper

d) Data – data motor yang disilidiki :

27

Page 28: LAPORAN PRAKTIKUM

BAB VI

RANGKAIAN PUTAR BALIK

MOTOR LISTRIK 3 FASE

A. TUJUAN PERCOBAAN.

Mahasiswa dapat menbuat rangkaian motor 3 fase dengan system

pengendali jarak jauh yang berfungsi sebagai saklar pembalik putaran.

B. LANDASAN TEORI.

Membalik motor 3 fase haruslah merubah merubah kedudukan 2 kawat

( fase ) yang ke motor untuk membalikan arah putaran motor dari mundur ke

maju haruslah dihentikan dulu sehinngga tidak berputar sama sekali supaya

tidak terjadi penekanan tombol yang keliru, maka digunakan kontaktor yang

dilengkapi dengan pengunci kontak.

Bagian rangkaian dasar sebagai berikut :

28

TYPE 112 M – 6 NO L11843

2 – 2 KW 3 HP 940 rpm

220 – 380 Volt 9,72 / 5,61 A LW 67Db ( A )

CONNA / Y ( SI ) P 44 50 Hz ( 44 kg )

INS CLB STANDART 1980

Page 29: LAPORAN PRAKTIKUM

C. METODELOGI PERCOBAAN.

1. Prosedur percobaan.

a. Hubungan kontaktor dengan sumber jala – jala

b. Tombol reserce ditekan, arus mengalir dari jala – jala R ke T

melalui : tombol stop – tombol reserce – NC2 – No – 1

c. Tombol reserce dilepas arus mengalir dari jala – jala R – T melalui

tombol stop – E1 – NC2 – No – 1

d. Kontak – kontak lainnya menghubungkan arus ke motor

e. Bila tombol fowart ditekan, arus tidak dapat mengalir ka no sebab

NC1 terbuka

f. Untuk menghentikan putaran, tombol stop ditekan arus ke No 1

terputus, sehingga kontak terlepas kecuali NC1 yang terhubung

g. Untuk membalik arah putaran motor, tekan fowart 2, maka No2

dilalui arus listrik dan NC2 terbuka setelah tombal fowart dilepas,

arus R – t melalui : tombol stop-E2-No-II. Sedangkan kontak lainya

telah mengubah fasenya ke motor, sehingga motor berbalik arah

putaran.

2. Alat dan bahan yang digunakan

a. Sekring 3 fase 2 buah

b. Saklar thermis, saklar on – off 2 buah

c. Kontaktor 2 buah

d. Motor listrik 3 fase 1 buah

e. Multi, Amperemeter, tachometer, Megger.

29

Page 30: LAPORAN PRAKTIKUM

D. Data dan analisa percobaan

Hasil – hasil percobaan

a). Tahanan isolasi :

R – S = 8 M Ohm R – N = 8 M Ohm

R – T = 7 M Ohm S – N = 7 M Ohm

S – T = 6 M Ohm T – N = 3 M Ohm

b). Tahanan tegangan sumber jala –jala PLN :

R – S = 397 Volt R – N = 228 Volt

R – T = 385 Volt S – N = 224 Volt

S – T = 390 Volt T – N = 222 Volt

Motor putar kiri Motor putar kanan

U –V = 396 Volt U –V = 385 Volt

U – W = 388 Volt U – W = 392 Volt

V – W = 389 Volt V – W = 394 Volt

Putaran = 1440 rpm Putaran = 1510 rpm

c). Besarnya arus PLN :

R = 2 amper

S = 2,2 amper

T = 2 amper

Motor putar kiri Motor putar kanan

U = 2,2 Amp U = 2 Amp

V = 2,2 Amp V = 2,2 Amp

W = 2 Amp W = 2,2 Amp

30

Page 31: LAPORAN PRAKTIKUM

d). Data – data motor yang disilidiki :

Motor 1

Moteur Asynchorne Retor Ctct C 5 m 1

Motor 2

3 phase induksion motor

FUZHOU GENERATING EQUIPMENT FACTORY

THE PEOPLES REPLIBLIK OF CHINA

31

TYPE ( LS100 LI ) N2 ( 587105 ) ( 1 P44 )

KW ( 2,2 ) Cos ø ( 0,75 ) ∆V ( 220 ) A ( 9,8 )

Ch ( 3 ) rd±% ( 79 ) ^V ( 380 ) A ( 5,7)

Tr/ mn ( 1430 ) isol classe ( B ) ambCC oC ( 40 )

H2 ( 50 ) ph ( 3 ) service ( s 1 77 )

TYPE ( YCH 90 – 6 ) Tech. CONN. NO JB 3074 - B

( 1 HP ) ( 4.0 / 2.3 ) A ( 220 / 380 ) V

Pros class 1` p44 ( 910 ) 1 / min / w ( 56 ) dB / A

CONN ( ∆ / y ) RATED DuTY SI INS.CLASS B ( 23 ) Kg

Seri NO ( 295 ). 50 Hz Manuf. Date ( 87 . 10 )

Page 32: LAPORAN PRAKTIKUM

BAB VII

RANGKAIAN DUA BUAH MOTOR LISTRIK 3

FASE

A. TUJUAN PERCOBAAN.

Mahasiswa dapat mengerjakan pemasangan motor listrik 3 fase dengan

pengendali jarak jauh dan mengunakan saklar tunda atau timer relay untuk

mengatur bekerjanya 2 bbuah motor secara berurutan.

B. LANDASAN TEORI.

32

Page 33: LAPORAN PRAKTIKUM

Disebut saklar tunda sebab terjadinya pemyambungan / pemutusan kontak

diperlukan waktu, waktu yang diperlukan tersebut dapat diatur oleh pesawat

elektronik, untuk pembuatan saklar tunda diperlukan bahan sebagai :

1. Printed / teak wood.

2. Satu buah transistor 2SB 471.

3. Satu bahan kapasistor 2000 MF / 25 V.

4. Satu tahanan 22 K ¼.

5. Satu buah relay 12 V.

6. Satu adptor 220 AC/12 V DC.

Cara kerja saklar tunda elektrik tersebut :

1. Adaptor dihubungkan dengan sumber tegangan tukar 120 V.

2. Rangkaian elektronik mendapat sumber tegangan searah 12 V.

3. Base transistor mendapat tegangan negative dari sumber tegangan dan

kapasitor terisi muatan hingga tegangan kapasitor meningkat.

4. Setelah kapasitor tegangannya naik maka tegangan biasa lebih

negative terhadap emitor sehingga arus base bertambah besar

menyebabkan arus mengalir melalui emitor ke kolektor.

5. Dengan adanya arus kolektor yang cukup besar dan mengalir dalam

lilitan relay, maka kontak relay tertarik dan dapat memutus /

menyambung aliran listrik.

6. Bila tegangan sumber memutus, maka terputuslah arus kolektor dan

kontak relay terlepas.

C. METODELOGI PERCOBAAN.

1. Prosedur percobaan.

a. Kontaktor dihubungkan dengan arus searah.

b. Tombol start 1 ditekan, arus mengalir dan dan kontak – kontak

tersambung menyebabkan arus jala – jala mengalir ke kumparan

magnet shunt dan arus jangkar melalui tahanan.

33

Page 34: LAPORAN PRAKTIKUM

c. Tombol start 2 ditekan, arus mengalir tombol start kontak – kontak

tersambung arus jangkar melalui tahanan .

2. Alat bahan yang digunakan

Sekring kast 3 fase.

Kontaktor magnetic 2 buah.

Saklar thermis 1 buah.

Saklar on – off 2 buah.

Timer relay 1 buah.

Moto listrik 3 fase 2 buah.

Kabel-kabel.

Multimeter digital, Ampermeter, Tachometer, dan Megger.

D. DATA DAN ANALISA PERCOBAAN.

Hasil- hasil percobaan :

a). Tahanan isolasi :

R – S = 3 M Ohm R – N = 4 M Ohm

R – T = 4 M Ohm S – N = 1,5M Ohm

S – T = 3 M Ohm T – N = 3 M Ohm

b). Tahanan tegangan sumber jala –jala PLN :

R – S = 382 Volt R – N = 383 Volt

R – T = 383 Volt S – N = 217 Volt

S – T = 360 Volt T – N = 219 Volt

Tegangan motor 1 Tegangan motor 2

U –V = 389 Volt U –V = 388 Volt

U – W = 379 Volt U – W = 380 Volt

V – W = 380 Volt V – W = 382 Volt

Putaran = 1003 rpm Putaran = 1462 rpm

34

Page 35: LAPORAN PRAKTIKUM

c). Data – data motor yang disilidiki :

Motor 1.

Moteur Asynchorne Retor Ctct C 5 m 1.

Motor 2.

3 phase induksion motor.

FUZHOU GENERATING EQUIPMENT FACTORY

THE PEOPLES REPUBLIK OF CHINA.

35

KW ( 2,2 ) Cos ø ( 0,75 ) ∆V ( 220 ) A ( 9,8 )

Ch ( 3 ) rd±% ( 79 ) ^V ( 380 ) A ( 5,7)

Tr/ mn ( 1430 ) isol classe ( B ) ambCC oC ( 40 )

H2 ( 50 ) ph ( 3 ) service ( s 1 77 )

TYPE ( YCH 90 – 6 ) Tech. CONN. NO JB 3074 – B

( 1 HP ) ( 4.0 / 2.3 ) A ( 220 / 380 ) V

Pros class 1` p44 ( 910 ) 1 / min / w ( 56 ) dB / A

CONN ( ∆ / y ) RATED DuTY SI INS.CLASS B ( 23 ) Kg

Seri NO ( 295 ). 50 Hz Manuf. Date ( 87 . 10 )

Page 36: LAPORAN PRAKTIKUM

BAB VIII

MERENCANA

A. PERENCANAAN GAMBAR.

1. Tujuan perencanaan.

Agar mahasiswa dapat merangkai pengendali motor listrik 3 fase

Dapat mengerjakan pemasangan instalasi sebuah motor listrik 3

fase dengan system three push botton( 3 saklar ).

2. Landasan teori.

Mengerjakan perencanaan dan pemasangan suatu instalasi 2 buah

motor listrik, masing-masing 3 fase yang dapat dioperasikan dari tiga

tempat control dalam suatu papan kerja, dimana motor-motor tersebut dapat

berputar/bekerja secara bersama-sama atau sendiri-sendiri.

3. Metodelogi percobaan.

a. Membuat rangkaian seperti gambar di bawah :

b. Bahan atau alat yang digunakan :

Tachometer.

Mager.

Multimeter.

Kabel.

Kontaktor.

Push botton.

Tang ampere.

36

Page 37: LAPORAN PRAKTIKUM

BAB IX

PENUTUP

A. KESIMPULAN.

Kesimpulan yang dapat diperoleh dalam praktikum Listrik dan

Elektronika Dasar adalah mahasiswa dapat meningkatkan kedisiplinan dalam

bekerja karena dalam menyusun suatu rangkaian listrik dibutuhkan

konsentrasi penuh dan membutuhkan waktu yang tepat dalam menyelesaikan

setiap unitnya.

B. SARAN.

1. Untuk asisten harap bertanggung jawab apa yang sudah menjadi tugasnya.

2. Lebih ditingkatkan lagi mutu dan kualitas Lab Listrik dan Elektronikanya.

3. Sebaiknya Dosen pembimbing yang berada dilab ditambahkan,karena

yang melakukan praktek terlalu banyak.jadi memakan waktu saat

memberikan bimbingan.

37

Page 38: LAPORAN PRAKTIKUM

DAFTAR PUSTAKA

Buku panduan praktikum listrik dan elektronika dasar.

38