laporan praktikum
TRANSCRIPT
LAPORAN PRAKTIKUM
SATUAN OPERASI INDUSTRI
(Viskositas 2)
Oleh :
Nama : Valentina Purba
NPM : 240110110102
Kelompok : 2
Hari, tanggal praktikum : Rabu, 15 Mei 2013
Shift : 10.00-12.00
Co. Ass : Novina Sagita
LABORATORIUM PASCA PANEN DAN TEKNOLOGI PROSES
JURUSAN TEKNIK DAN MANAJEMEN INDUSTRI PERTANIAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
2013
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Setiap zat cair mempunyai karakteristik yang khas, berbeda satu zat cair
dengan zat cair yang lain. Salah satunya adalah viskositas. Viskositas merupakan
tahanan yang dilakukan oleh suatu lapisan fluida terhadap suatu lapisan lainnya.
Sifat viskositas ini dimiliki oleh setiap fluida, gas, atau cairan. Penanganan hasil
pertanian memerlukan penanganan untuk pengawetan atau penyimpanan. Dalam
proses penanganan hasil pertanian ini tentunya disesuaikan dangan karakteristik
dari bahan tersebut. Berdasarkan karakteristik ini diharapkan agar tidak terjadi
kerusakan fisik atau formula dari bahan tersebut. Salah satu karakteristik dari
bahan tersebut yaitu viskositas. Besarnya viskositas dipengaruhi oleh beberapa
faktor seperti temperatur, gaya tarik antar molekul dan ukuran serta jumlah
molekul terlarut.
Melihat pentingnya pengetahuan untuk menentukan viskositas dari suatu
bahan dan pengaruh dari adanya pengaturan suhu maka dilakukanlah analisis
untuk menentukan nilai dari viskositas suatu cairan. Adapun cairan yang
digunakan ini yaitu, cairan kecap dan cairan saus.
1.2 Tujuan Praktikum
1.2.1 Tujuan Instruksional Umum
Mahasiswa dapat mempelajari viskositas dalam unit operasi industri
hasil pertanian secara umum.
1.2.2 Tujuan Instruksional Khusus
Mahasiswa dapat mengukur viskositas beberapa bahan pertanian.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Viskositas
Viskositas dapat dinyatakan sebagai tahanan aliaran fluida yang
merupakan gesekan antara molekul – molekul cairan satu dengan yang lain. Suatu
jenis cairan yang mudah mengalir dapat dikatakan memiliki viskositas yang
rendah, dan sebaliknya bahan – bahan yang sulit mengalir dikatakan memiliki
viskositas yang tinggi. Pada hukum aliran viskos, Newton menyatakan hubungan
antara gaya – gaya mekanika dari suatu aliran viskos sebagai : Geseran dalam
( viskositas ) fluida adalah konstan sehubungan dengan gesekannya. Hubungan
tersebut berlaku untuk fluida Newtonian, dimana perbandingan antara tegangan
geser (s) dengan kecepatan geser (g) nya konstan. Parameter inilah yang disebut
dengan viskositas.
Aliran viskos dapat digambarkan dengan dua buah bidang sejajar yang
dilapisi fluida tipis diantara kedua bidang tersebut. Suatu bidang permukaan
bawah yang tetap dibatasi oleh lapisan fluida setebal h, sejajar dengan suatu
bidang permukaan atas yang bergerak seluas A. Jika bidang bagian atas itu ringan,
yang berarti tidak memberikan beban pada lapisan fluida dibawahnya, maka tidah
ada gaya tekan yang bekerja pada lapisan fluida. Besarnya gesekan ini biasa juga
disebut sebagai derajat kekentalan zat cair. Jadi semakin besar viskositas zat cair,
maka semakin susah benda padat bergerak didalam zat cair tersebut. Viskositas
dalam zat cair, yang berperan adalah gaya kohesi antar partikel zat cair.
Satuan Sistem Internasional (SI) untuk koofisien viskositas adalah Ns/m2
= Pa.s (pascal sekon). Satuan CGS (centimeter gram sekon) untuk si koofisien
viskositas adalah dyn.s/cm2 = poise (P).
2.2 Index Viskositas
Indeks viskositas atau Indeks kekentalan adalah kemampuan suatu fluida
untuk mempertahankan kekentalannya terhadap temperature dengan adanya
pengearuh temperature ini tentunya mempengaruhi dari viskosita dari fluida
tersebut. Perubahan ini timbul akibat adanya perubahan ikatan molekul yang
menyusun fluida tersebut. Akibatnya, apabila sebuah fluida, misalnya minyak
pelumas, dikenakan sebuah temperatur yang berbeda, maka kekentalannya akan
berubah. Perubahan tersebut tergantung dari sifat fisika maupun kimia fluida
tersebut. Ada fluida yang jika terkena temperatur tinggi akan semakin mengental
dan ada pula yang semakin encer. Berdasarkan keadaan demikian, maka terdapat
pembagian kemampuan fluida tersebut dalam mempertahankan viskositasnya
tersebut, yaitu :
Rendah : 0 – 30
Sedang :31 – 85
Tinggi : 86 – 200
2.3 Viskosmeter
Cara menentukan viskositas suatu zat menggunakan alat yang dinamakan
viskometer. Ada beberapa tipe viskometer yang biasa digunakan antara lain :
1. Viskometer kapiler / Ostwald
Viskositas dari cairan yang ditentukan dengan mengukur waktu yang
dibutuhkan bagi cairan tersebut untuk lewat antara 2 tanda ketika mengalir
karena gravitasi melalui viskometer Ostwald. Waktu alir dari cairan yang
diuji dibandingkan dengan waktu yang dibutuhkan bagi suatu zat yang
viskositasnya sudah diketahui (biasanya air) untuk lewat 2 tanda tersebut
2. Viskometer Hoppler
Berdasarkan hukum Stokes pada kecepatan bola maksimum, terjadi
keseimbangan sehingga gaya gesek = gaya berat – gaya archimides.
Prinsip kerjanya adalah menggelindingkan bola ( yang terbuat dari kaca )
melalui tabung gelas yang berisi zat cair yang diselidiki. Kecepatan
jatuhnya bola merupakan fungsi dari harga resiprok sampel .
3. Viskometer Cup dan Bob
4. Prinsip kerjanya sample digeser dalam ruangan antaradinding luar dari bob
dan dinding dalam dari cup dimana bob masuk persis ditengah-tengah.
Kelemahan viscometer ini adalah terjadinya aliran sumbat yang
disebabkan geseran yang tinggi di sepanjangkeliling bagian tube sehingga
menyebabkan penurunan konsentrasi.
Penurunan konsentras ini menyebabkab bagian tengah zat yang ditekan
keluar memadat. Hal ini disebut aliran sumbat .
5. Viskometer Cone dan Plate
Cara pemakaiannya adalah sampel ditempatkan ditengah-tengah papan,
kemudian dinaikkan hingga posisi di bawah kerucut. Kerucut digerakkan
oleh motor dengan bermacam kecepatan dan sampelnya digeser di dalam
ruang semitransparan yang diam dan kemudian kerucut yang berputar .
BAB III
METODOLOGI PENGAMATAN DAN PENGUKURAN
3.1 Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam praktikum ini yaitu :
1. Viskometer
2. Kulkas
3. Thermometer
4. Tisu
5. Oven
6. Gelas plastik
Bahan yang digunakan dalam praktikum yaitu :
1. Kecap ABC
2. Kecap indofood
3. Kecap Sedap
4. Saus sasa
5. Saus ABC
3.2 Prosedur Percobaan
Prosedur yang dilakukan dalam praktikum ini adalah sebagai berikut :
1. Memasang peralatan viscometer
2. Memasukan 5 sampel bahan ke dalam gelas plastik
3. Memasang spindel ke dalam alat dan memasukkan ke dalam bahan
(ukuran spindel disesuaikan dengan kecepatan putar dan faktor x)
4. Mengukur suhu bahan dengan menggunakan termometer
5. Menyalakan alat dan memperhatikan alat ukur
6. Mencatat hasil viskositas yang diperoleh dari pembacaan alat ukur
7. Melakukan percobaan diatas untuk tiga kali perlakuan, yaitu : normal,
dingin, dan panas untuk setiap sampel
8. Membersihkan spindel untuk setiap pergantian jenis sampel
9. Mengolah data hasil dan menampilkan dalam tabel pengamatan
10. Memplotkan pada grafik
11. Menentukan tipe bahan berdasarkan sifat viskositas saus tomat dan
kecap
12. Menentukan bahan tersebut termasuk shear thining atau shear tickning
13. Membandingkan hasil praktikum dengan pustaka
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Percobaan
Tabel 1. Hasil percobaan
No Nama bahan Perlakuan Suhu
(0C)
Viskositas
(Pa.s)
1Saus ABC
Dingin 12,7 217,2
Sedang 26,4 75
Panas 34,0 71
2 Saus sasa Dingin 14,4 252
Sedang 26,1 85
Panas 35,1 115
3
Kecap sedap
Dingin 26,2 27,2
Sedang 26,4 1,7
Panas 36,7 0,86
4
Kecap
indofood
Dingin 15,8 30,8
Sedang 26,1 1,32
Panas 37,8 0,62
5 Kecap ABC Dingin 17,4 3,68
Sedang 26,2 1,45
Panas 37,2 0,73
1. Grafik saus ABC
10 15 20 25 30 35 400
50
100
150
200
250217.2
75 71
f(x) = − 7.28409188431501 x + 298.555705581143R² = 0.89146419744989
viscositas saus ABC
Suhu ( o C)
visc
osit
as (
Pa.
s)
Gambar 1. Grafik perbandingan suhu terhadap viskositas saus ABC
2. Grafik saus sasa
10 15 20 25 30 35 400
50
100
150
200
250
300
252
85115
f(x) = − 6.99248120300752 x + 326.877192982456R² = 0.664548899057012
viscositas saus sasa
Y-ValuesLinear (Y-Values)
Suhu ( o C)
visc
osit
as (
Pa.
s)
Gambar 2. Grafik perbandingan suhu terhadap viskositas saus sasa
3. Grafik kecap sedap
18 22 26 30 34 380
0.5
1
1.5
2
2.5
32.72
1.7
0.86
f(x) = − 0.109568597341523 x + 4.80235471951629R² = 0.961187868103195
viscositas Kecap sedap
Y-ValuesLinear (Y-Values)
Suhu ( o C)
visc
osit
as (
Pa.
s)
Gambar 3. Grafik perbandingan suhu terhadap viskositas kecap sedap
4. Grafik kecap indofood
10 15 20 25 30 35 400
5
10
15
20
25
30
3530.8
1.32 0.62
f(x) = − 1.3422570084459 x + 46.5726278577127R² = 0.735661442407236
viscositas Kecap indofood
Y-ValuesLinear (Y-Values)
Suhu ( o C)
visc
osit
as (
Pa.
s)
Gambar 4. Grafik perbandingan suhu terhadap viskositas kecap indofood
5. Grafik kecap ABC
15 20 25 30 35 400
0.51
1.52
2.53
3.54
3.68
1.45
0.73
f(x) = − 0.145566318926975 x + 5.87391952309985R² = 0.881512165667346
viscositas kecap ABC
Y-ValuesLinear (Y-Values)
Suhu ( o C)
visc
osit
as (
Pa.
s)
Gambar 5. Grafik perbandingan suhu terhadap viskositas kecap ABC
4.2 Pembahasan
Viskositas adalah suatu kekentalan dari suatu fluida yang dimana
kekentalan ini dapat menentukan aliran pada fluida tersebut. Viskositas cairan
memiliki indeks kekentalan yaitu kemampuan suatu fluida untuk mempertahankan
kekentalannya terhadap temperature dengan adanya pengearuh temperature
Perubahan ini timbul akibat adanya perubahan ikatan molekul yang menyusun
fluida tersebut. Akibatnya, apabila sebuah fluida, misalnya minyak saus,
dikenakan sebuah temperatur yang berbeda, maka kekentalannya akan berubah.
Perubahan tersebut tergantung dari sifat fisika maupun kimia fluida tersebut. Ada
fluida yang jika terkena temperatur tinggi akan semakin mengental dan ada pula
yang semakin encer.
Menentukan kekentalan dari saus dan kecap ini dipengaruhi oleh suhu
yang dikenakan pada bahan tersebut. Dalam menentukan suhu dari bahan tersebut
dapat menggunakan bantuan dari alat termometer.
Nilai viskositas yang diperoleh dari alat ukur viscometer menunjukan nilai
dari viskositas bahan pada suhu yang telah diukur. Akan tetapi berdasarkan
praktikum yang dilakukan nilai viskositas yang ditunjukan oleh alat viscometer
tersebut tidak menunjukan pada keadaan suhu tersebut. Hal ini dapat disebabkan
saat mengukur viskositas bahan pada viscometer, terdapat jarak waktu untuk
membaca nilainya. Hal ini dapat membuat suhu bahan berubah terpengaruh oleh
suhu lingkungan.
Berdasarkan pengukuran yang telah dilakukan, hasil menunjukan bahwa
semakin rendah suhu dari kecap dan saus maka semakin besar pula nilai viskositas
dari bahan tersebut. hal ini berlaku pada setiap sampel kecuali pada sampel saus
sasa suhu panas. Nilai viskositasnya mengalami kenaikan pada saat suhu tinggi.
Saat suhu sedang nilai viskositasnya adalah 85, saat suhu tinggi naik menjadi 115.
Berdasarkan percobaan dan pengamatan pada hasil, dengan melihat
kekentalan yang terjadi ketika diberikan perlakuan panas, normal dan dingin ini
dapat disimpulkan bahwa kecap termasuk ke dalam fluida yang berkarakteristik
Newtonian. Sehingga, bahan kecap temasuk kedalam bahan termasuk shear
tickening dan saus termasuk shear thinning.
Data yang dihasilkan, tidak sesuai dengan litelatur yang mengatakan bahwa
perlakuan suhu yang diberikan pada kecap dan saus harusnya menghasilkan nilai
yang berbeda. Hal ini karena karakteristik kedua bahan tersebut berbeda. Namun,
dari data diatas terlihat seolah kedua bahan antara kecap dan saus ini memiliki
sifat yang sama. Selain itu, nilai dari consistency indexnya pula memiliki nilai
yang negative, dan hal ini tentu seharusnya tidak terjadi. Berdasarkan analisis,
keadaan ini disebabkan karena pada saar dikenai alat atau jarum dari viscometer
bahan yang diukur terkena alat pelindung jarum viscometer tadi. Sehingga, bahan
menjadi ancur. Keadaan ini pun diabaikan tanpa adanya pengadukan ulang.
Dengan demikian penggumpalan atau pengenceran yang disebabkan karena
pengaruh suhu seakan terabaikan karena dihancurkan oleh batang pelindung tadi
tanpa adanya pengadukan ulang.