laporan praktikum

44
Ode Ramadhani Teknik mesin DIV- Ototronik Politeknik Negeri Malang KATA PENGANTAR Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas limpahan rahmatnya , kami dapat menyelesaikan Laporan Diesel ini dengan baik. Laporan ini di buat untuk memenuhi tugas dari praktikum mata kuliah Diesel. Kami menyadari bahwa dalam pembuatan laporan ini masih jauh dari kesempurnaan, maka dengan segala kerendahan hati kami menerima kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan laporan tersebut dan supaya dapat memberikan manfaat dikemudian hari.. Demikian laporan ini kami buat, semoga dapat menjadi pedoman tentang motor bakar diesel. Kami mohon maaf apabila dalam penyusunan laporan ini terdapat kesalahan dan kata-kata yang kurang berkenan dihati.. Malang, Januari 2012 Jurusan Teknik Mesin- Program studi Teknik Otomotif Elektronik Politeknik Negeri Malang 1

Upload: alfiatuz

Post on 24-Jul-2015

686 views

Category:

Documents


6 download

TRANSCRIPT

Page 1: LAPORAN PRAKTIKUM

Ode RamadhaniTeknik mesin DIV- Ototronik

Politeknik Negeri Malang

KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas limpahan rahmatnya , kami dapat menyelesaikan Laporan Diesel ini dengan baik. Laporan ini di buat untuk memenuhi tugas dari praktikum mata kuliah Diesel.

Kami menyadari bahwa dalam pembuatan laporan ini masih jauh dari kesempurnaan,

maka dengan segala kerendahan hati kami menerima kritik dan saran yang bersifat

membangun demi kesempurnaan laporan tersebut dan supaya dapat memberikan manfaat

dikemudian hari..

Demikian laporan ini kami buat, semoga dapat menjadi pedoman tentang motor bakar

diesel. Kami mohon maaf apabila dalam penyusunan laporan ini terdapat kesalahan dan kata-

kata yang kurang berkenan dihati..

Malang, Januari 2012

penyusun

Jurusan Teknik Mesin- Program studi Teknik Otomotif ElektronikPoliteknik Negeri Malang 1

Page 2: LAPORAN PRAKTIKUM

Ode RamadhaniTeknik mesin DIV- Ototronik

Politeknik Negeri Malang

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR 1

BAB l PENDAHULUAN 2

1.1 LATAR BELAKANG 3

1.2 RUMUSAN MASALAH 4

1.3 TUJUAN 5

1.4 MANFAAT 6

BAB ll DASAR TEORI 2

2.1 WATER SEDIMENTER 3

2.2 GLOW PLUG 4

2.3 INJEKTOR 5

2.4 POMPA INJEKSI 3

BAB lll ISI 2

3.1 MEMBLEEDING UDARA 3

3.1.1 KESELAMATAN KERJA 4

3.1.2 LANGKAH KERJA5

3.1.3 DATA PRAKTIKUM 3

3.1.4 TROUBLESHOOTING DAN IDENTIFIKASI 4

3.1.5 PENYELESAIAN 5

3.2 PENGECEKAN GLOW PLUG 3

3.2.1 KESELAMATAN KERJA 4

3.2.2 LANGKAH KERJA5

3.2.3 DATA PRAKTIKUM 3

3.2.4 TROUBLESHOOTING DAN IDENTIFIKASI 4

Jurusan Teknik Mesin- Program studi Teknik Otomotif ElektronikPoliteknik Negeri Malang 2

Page 3: LAPORAN PRAKTIKUM

Ode RamadhaniTeknik mesin DIV- Ototronik

Politeknik Negeri Malang

3.2.5 PENYELESAIAN 5

3.3 PENGECEKAN TEKANAN SERTA PEMBONGKARAN INJEKTOR 3

3.3.1 KESELAMATAN KERJA 4

3.3.2 LANGKAH KERJA5

3.3.3 DATA PRAKTIKUM 3

3.3.4 TROUBLESHOOTING DAN IDENTIFIKASI 4

3.3.5 PENYELESAIAN 5

3.4 PENYETELAN TIMING INJEKSI 3

3.4.1 KESELAMATAN KERJA 4

3.4.2 LANGKAH KERJA5

3.4.3 DATA PRAKTIKUM 3

3.4.4 TROUBLESHOOTING DAN IDENTIFIKASI 4

3.4.5 PENYELESAIAN 5

3.5 PENYETELAN RPM IDLE MESIN DIESEL 3

3.5.1 KESELAMATAN KERJA 4

3.5.2 LANGKAH KERJA5

3.5.3 DATA PRAKTIKUM 3

3.5.4 TROUBLESHOOTING DAN IDENTIFIKASI 4

3.5.5 PENYELESAIAN 5

BAB IV PENUTUP 3

4.1 KESIMPULAN 4

4.2 SARAN 5

DAFTAR PUSTAKA 3

Jurusan Teknik Mesin- Program studi Teknik Otomotif ElektronikPoliteknik Negeri Malang 3

Page 4: LAPORAN PRAKTIKUM

Ode RamadhaniTeknik mesin DIV- Ototronik

Politeknik Negeri Malang

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Di zaman era globalisasi seperti saat ini , perkembangan tekhnologi terus berkembang seiring berjalanya waktu. Mobil maupun sepeda motor kini telah banyak sekali perubahan, hampir semua di atur oleh mekanisme elektronik.dengan seiringnya kemajuan zaman mekanisme mobil konvensional pun banyak dilupakan sehingga mekanik yang sekarang hanya berkerja dengan menggunakan laptop atau sebagainya.

Pada semester 3 ini,kami mahasiswa di ajari tentang motor bakar diesel dan dilaksanakan pula praktek tentang motor diesel dengan engine stand.sehubungan praktek yang selalu berlangsung,kami menganalisa pula problem apakah yang biasanya terjadi bila motor diesel tidak dapat hidup

Kami para mahasiswa membuat laporan ini bertujuan untuk member informasi tentang apa itu motor diesel secara umum dan khusus pula.semoga dengan tersusunnya laporan tentang motor bakar diesel ini,dapat berguna bagi masyarakat luas bila terjadi masalah pada motor diesel

Jurusan Teknik Mesin- Program studi Teknik Otomotif ElektronikPoliteknik Negeri Malang 4

Page 5: LAPORAN PRAKTIKUM

Ode RamadhaniTeknik mesin DIV- Ototronik

Politeknik Negeri Malang

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, dalam praktek Motor bakar diesel.Rumusan

masalah dapat disusun sebagai berikut :

1. Apa saja bagian – bagian dari system bahan bakar motor bakar diesel?

2. Bagaimana cara kerjanya?

3. Problem yang sering terjadi pada system bahan bakar diesel motor bakar diesel?

1.3 Tujuan

Tujuan pembuatan laporan ini adalah

1. Mengetahui apa saja bagian – bagian dari system bahan bakar diesel.

2. Mengetahui dan mengerti cara kerja dari system bahan bakar motor diesel.

3. Mengetahui permasalahan yang ada pada system bahan bakar motor diesel.

4. Dapat menemukan solusi dari problem yang timbul tersebut.

BAB II

DASAR TEORI

2.1 BUSI PIJAR

Pada waktu start , kerugian tekanan kompresi diatas torak sangat besar.saat start dingin keaddan tersebut tidak menguntungkan karena temperatur pembakaran tidak tercapai. Hal ini disebabkan torak,blok motor dan bagian motor lainnya yang masih dingin menyerap panas hasil

Jurusan Teknik Mesin- Program studi Teknik Otomotif ElektronikPoliteknik Negeri Malang 5

Page 6: LAPORAN PRAKTIKUM

Ode RamadhaniTeknik mesin DIV- Ototronik

Politeknik Negeri Malang

kompresi yang belum sempurna itu. Agar temperatur pembakaran bisa tercapai maka diperlukan panas tambahan, yaitu dengan menggunakan pemanas mula/ glow plug.

Pada motor diesel injeksi tidak langsung ( kamar depan dan kamar pusat )digunakan busi pijar , sedangkan pada motor diesel injeksi langsung digunakan kawat pemanas atau penyala yang dipasang pada saluran isap. Sistem pemanas mula 1 hanya membahas sistem pemanas mula pada motor diesel njeksi tidak langsung.

Motor diesel dengan kamar muka.

Tanpa pemanas mula motor dapa distart pada temperatur 50C Temperatur yang tinggi ini disebabkan bidang permukaan kamar depan luas

motor diesel dengan kamar pusat.

Tanpa pemanas mula motor dapat distart pada temperatur 20C Hal ini mungkin , karena bidang permukaan kamar pusat tidak begitu luas

Busi pijar batang

Jurusan Teknik Mesin- Program studi Teknik Otomotif ElektronikPoliteknik Negeri Malang 6

Page 7: LAPORAN PRAKTIKUM

Ode RamadhaniTeknik mesin DIV- Ototronik

Politeknik Negeri Malang

Dipasang dalam rangkaian paralel Tegangan kerja yang seiring digunakan 9,5V,10,5V,18V dan 22,5V dengan daya antara

110W – 12W. Permukaan batang pemanas luas, memungkinka waktu untuk memanaskan udara dalam

ruang bakar menjadi lebih cepat. Untuk busi pijar tipe super RSK waktu pemanasan hanya 4-10 detik dan temperatur yang

tercapai 750C – 1000C Tahan terhadap goncangan dan tekanan yang tinggi (beban mekanis). Apabila salah satu busi putus, motor masih bisa distater dan dihidupkan.

Busi pijar kawat

Dipasang dalam rangkaian seri Tegangan kerja tergantung dari jumalah silinder biasanya 0,9V,1,2V, atau 1,7V dengan

daya 60 -70 W Waktu pemanasan 15 – 20 detik dan temperatur yang dapat dicapai 800C – 900C Kurang tahan terhadap goncangan dan tekanan yang tinggi sehingga jenis busi ini jarang

digunakan Apabila salah satu busi pijar putus , sistem pemanas ini tidak berfungsi

Contoh – contoh rangkaian pemanas pemula

Jurusan Teknik Mesin- Program studi Teknik Otomotif ElektronikPoliteknik Negeri Malang 7

Page 8: LAPORAN PRAKTIKUM

Ode RamadhaniTeknik mesin DIV- Ototronik

Politeknik Negeri Malang

Kunci kontak posisi glow, arus pengendai mengalir dari baterai – kunci kotak – terminal 8 – terminal G – busi kontrol – busi pijar – massa .

Kumparan (8 –E) menaraik kontak, arus utama mengalir dari baterai – baterai B – terminal G –busi kontrol – busi pijar – masa.

Kunci kontak posisi start , arus pengendali mengalir dari :

Baterai –kunci kontak – terminal ST – terminal E –massa kumparan menarik torak , arus utama langsung megalir dari baterai terminal B – terminal S – busi pijar – masa

Baterai – kunci kontak – terminal 50 – kumparan solenoid – massa solenoid menghubung, motor stater mendapat arus utama langsung dari baterai.

Selama start berlangsung arus utama tidak melalui busi kontrol. Tegangan pada busi pijar tetap, karena tegangan bataerai akan turun waktu motor starter bekerja.

Pemeriksaan di dalam kendaraan.

Putar kunci kontak pada posisi “ GLOW “ bila tidak ada , hidupkan system pemanas dengan sakelarnya yang tersendiri. Kalau lampu kontrol mulai menyala sesudah 6 – 15 detik ( lihat spesifik) berarti pemanas mulai bekerja dengan baik.

Bila lampu kontrol mulai menyala lebih lambat dari waktu spesifikasi, maka kemungkinan salah satu atau lebih busi pijar tidak berfungsi.

Lampu menyala lebih cepat dari waktu yang ditentukan menunjukan hubungan singkat ke massa setelah lampu kontrol.

Pemeriksaan di dalam ruang mesin .

Dengan lampu kontrol

Putar kunci kontak pada posisi “ GLOW” dan kontrol apakah setiap terminal busi pijar menerima tegangan listrik.

Dengan amperemeter

Jurusan Teknik Mesin- Program studi Teknik Otomotif ElektronikPoliteknik Negeri Malang 8

Page 9: LAPORAN PRAKTIKUM

Ode RamadhaniTeknik mesin DIV- Ototronik

Politeknik Negeri Malang

Pertama – tama, ukurlah arus total yang mengalir ( A tot ) dan bandingkan dengan spesifikasi.

Jika tidak sesuai, periksa benar arus pada setiap busi pijar satu per satu. Busi pijar dengan besar arus yang tidak sesuai harus diganti. Besar arus harus 5 – 10 A pada setiap busi.

Pemeriksaan visual melalui lubang injector.

Hidupkan system pemanas dan lihat pada lubang injector apakah kesemua busi pijar mulai menyala sama cepat.

Lakukan tes ini setiap kali injector dilepas ,missal, pada pengetesan tekanan kompresi.

Pemeriksaan busi pijar pada saat pada saat terlepas.

Periksa apakah ujung batang pemanas terbakar Hubungkan busi pijar pada baterai 12V. busi pijar harus menyala merah setelah 6 – 15

detik.

Setiap pemanas mula perlu diperiksa setiap 40,000 KM atau pada waktu motor agak sulit diidupkan berhubungan dengan asap hiam dan putaran tersendat – sendat waktu pertam setelah motor hidup.

Bentuk penyemprotan nosel yang tidak baik akan merusak busi pijar dengan cepat. Oleh karena itu : kalau busi pijar rusak selalu periksa bentuk penyemprotan nosel.

Busi pijar model batang biasanya drangkai parallel. Ada 2 macam :o Biasa ( waktu sampai nyala 15s )o Cepat ( waktu sampai nyala 6s )

Busi pijar tipe filamen ( kawat ) biasanya dalam rangkaian seri dan dipakai pada motor yang agak lama.

Jurusan Teknik Mesin- Program studi Teknik Otomotif ElektronikPoliteknik Negeri Malang 9

Page 10: LAPORAN PRAKTIKUM

Ode RamadhaniTeknik mesin DIV- Ototronik

Politeknik Negeri Malang

BAB III

ISI PRAKTIKUM

3.1 Mengatasi Masuk Angin Pada Saluran BB Mesin Diesel

3.2 Pemeriksaan Sistem Pemanas Mula

Keselamatan Kerja

Jurusan Teknik Mesin- Program studi Teknik Otomotif ElektronikPoliteknik Negeri Malang 10

Page 11: LAPORAN PRAKTIKUM

Ode RamadhaniTeknik mesin DIV- Ototronik

Politeknik Negeri Malang

ALAT BAHAN

Voltmeter

Ampereter

Kotak alat

Lampu kerja

Kabel-kabel

mobil/motor stand

Persyaratan pemeriksaan

Baterai kendaraan yang akan diperiksa harus dalam keadaan kondisi baik ! Jika baterai kosong /

lemah / sambungan kabelnya jelek, terjadi hasil pemeriksaan yang salah.

Pemeriksaan di dalam kendaraan

Putar kunci kontak pada posisi “GLOW”. Bila tidak ada, hidupkan sistem pemanas dengan

sakelarnya yang tersendiri. Kalau lampu komtrol mulai menyala sesudah 6-15 detik ( lihat

spesifikasi ! ) berarti pemanas mula bekerja dengan baik.

Jurusan Teknik Mesin- Program studi Teknik Otomotif ElektronikPoliteknik Negeri Malang 11

Page 12: LAPORAN PRAKTIKUM

Ode RamadhaniTeknik mesin DIV- Ototronik

Politeknik Negeri Malang

Bila lampu kontrol mulai menyala lebih

lambat dari waktu spesifikasi, maka

kemungkinan salah satu atau lebih busi

pijar tidak berfungsi.

Lampu menyala lebih cepat dari waktu

yang ditentukan menunjukkan

hubungan singkat ke massa setelah

lampu kontrol

Pemeriksaan di ruang mesin

Jurusan Teknik Mesin- Program studi Teknik Otomotif ElektronikPoliteknik Negeri Malang 12

Page 13: LAPORAN PRAKTIKUM

Ode RamadhaniTeknik mesin DIV- Ototronik

Politeknik Negeri Malang

Dengan lampu kontrol

Putar kunci kontak pada posisi “GLOW” dan kontrol apakah setiap terminal busi pijar

menerima tegangan listrik.

Dengan ampermeter

Pertama-tama, ukurlah arus total yang mengalir (Atot) dan bandingkan dengan spesifikasi.

Jika tidak sesuai, periksa besar arus pada setiap busi pijar satu per satu. Busi pijar dengan

besar arus yang tidak sesuai harus diganti. Besar arus harus 5-10 A pada setiap busi.

c) Pemeriksaan visual melalui lubang injektor

Hidupkan sistem pemanas dan lihat

pada lubang injektor apakah kesemua

busi pijar mulai menyala sama cepat

Lakukan tes ini setiap kali injektor

dilepas, misal, pada pengetesan

tekanan kompresi.

Jurusan Teknik Mesin- Program studi Teknik Otomotif ElektronikPoliteknik Negeri Malang 13

Page 14: LAPORAN PRAKTIKUM

Ode RamadhaniTeknik mesin DIV- Ototronik

Politeknik Negeri Malang

d) Pemeriksaan busi pijar pada saat terlepas

periksa apakah ujung batang pemanas

terbakar

Hubungkan busi pijar pada baterai 12v. Busi

harus menyala merah setelah 6 - 15 detik.

Lihat spesifikasi !

Petunjuk

Sistem pemanas mula perlu diperiksa setiap 40’000 km, atau pada waktu motor agak sulit

dihidupkan berhubungan dengan asap hitam dan putaran tersendat-sendat waktu pertama

setelah motor hidup.

Bentuk penyemprotan nosel yang tidak

baik akan merusakkan busi pijar dengan

cepat. Oleh karena itu :

Kalau busi pijar rusak selalu periksa bentuk

penyemprotan nosel.

Busi pijar model batang biasanya dirangkai

Jurusan Teknik Mesin- Program studi Teknik Otomotif ElektronikPoliteknik Negeri Malang 14

Page 15: LAPORAN PRAKTIKUM

Ode RamadhaniTeknik mesin DIV- Ototronik

Politeknik Negeri Malang

pararel. Ada dua macam :

biasa ( waktu sampai nyala 15s )

cepat ( waktu sampai nyala 6s )

busi pijar tipe filamen ( kawat )

biasanya dalam rangkaian seri dan

dipakai pada motor yang agak lama.

Jurusan Teknik Mesin- Program studi Teknik Otomotif ElektronikPoliteknik Negeri Malang 15

Page 16: LAPORAN PRAKTIKUM

Ode RamadhaniTeknik mesin DIV- Ototronik

Politeknik Negeri Malang

Rangkaian seri

Rangkaian seri digunakan pada kendaraan yang lama. Perhatikan : Jika rangkaian terputus pada

salah satu tempat, keseluruhan sistem pemanas tidak bekerja !

Cara mengontrol :

Hidupkan sistem dan ukurlah besar tegangan yang mengalir. Bila tidak sesuai dengan

spesifikasi, periksa rugi tegangan pada tiap komponen sistem.

Rangkaian pemanas akan terputus jika salah satu busi pijar terbakar !

Jurusan Teknik Mesin- Program studi Teknik Otomotif ElektronikPoliteknik Negeri Malang 16

Page 17: LAPORAN PRAKTIKUM

Ode RamadhaniTeknik mesin DIV- Ototronik

Politeknik Negeri Malang

Perhatikan : Busi pijar untuk rangkaian seri tidak boleh dites dengan cara menghubungkan ke baterai 12V

3.4 Melepas dan Memasang Pompa Injeksi Diesel serta Penyetelan saat Penyemprotan

ALAT

Kotak alat

Kunci sok

Pipa kapiler

Pipa lengkung

Dial indikator

BAHAN

Motor Diesel

KESELAMATAN KERJA :

Jangan lupa melepas kembali kunci

sok dari puli setelah pekerjaan

penyetelan saat penyemprotan

selesai !

A. Melepas dan memasang kembali pompa injeksi

Sebelum melepas pompa njeksi, putar poros engkol pada posisi saat penyemprotan silinder

1. Perhatikan tanda pada puli atau roda gila.

Jurusan Teknik Mesin- Program studi Teknik Otomotif ElektronikPoliteknik Negeri Malang 17

Page 18: LAPORAN PRAKTIKUM

Ode RamadhaniTeknik mesin DIV- Ototronik

Politeknik Negeri Malang

Lepaskan saluran bahan bakar dan pipa

tekanan tinggi

Tutup lubang-lubang saluran bahan bakar pada

pompa injeksi dan pada nozel

Lepaskan saluran vakum pada pompa injeksi

apabila menggunakan governor vakum

Lepaskan hubungan pedal gas dengan tuas

penyetel pada pompa injeksi

Lepaskan baut - baut pengikat pompa injeksi

Lepaskan pompa injeksi dari dudukannya

Bersihkan bagian luar dari pompa injeksi dan

ganti minyak pelumas pompa

Setel pompa injeksi pada saat penyemprotan

silinder 1

Pasang kembali pompa injeksi pada mesin

Lakukan pembuangan udara sesuai dengan

jobsheet no. 60 45 10 90

Jurusan Teknik Mesin- Program studi Teknik Otomotif ElektronikPoliteknik Negeri Malang 18

Page 19: LAPORAN PRAKTIKUM

Ode RamadhaniTeknik mesin DIV- Ototronik

Politeknik Negeri Malang

B. Penyetelan saat penyemprotan dengan popa kapiler

Lepaskan pipa tekanan tinggi pada pemegang

katup penyalur silinder 1

Pasang pipa kapiler pada pemegang katup

penyalur silinder 1

Tutup kran !

Jurusan Teknik Mesin- Program studi Teknik Otomotif ElektronikPoliteknik Negeri Malang 19

Page 20: LAPORAN PRAKTIKUM

Ode RamadhaniTeknik mesin DIV- Ototronik

Politeknik Negeri Malang

Isi pipa kapiler sampai penuh dengan jalan menstarter

mesin tanpa pemanas mula, sambil menekan tuas penyetel

ke maksimum.

Turunkan permukaan bahan bakar pada pipa dengan

membuka kran supaya permukaan bahan bakar mudah

dilihat.

Tutup kran

Putar poros engkol sesuai dengan putaran mesin sampai

mendekati saat penyemprotan silinder 1, kemudian putar

lagi dengan pelan-pelan (pukul-pukul) sampai permukaan

bahan bakar dalam pipa mulai naik

Saat penyemprotan benar-benar tepat apabila

permukaan bahan bakar mulai bergerak ke atas dan

tanda penunjuk segaris dengan derajat saat

penyemprotan pada puli atau roda gila (contoh : 22o

sebelum TMA)

Apabila saat penyemprotan tidak tepat, longgarkan

baut-baut pengikat pompa

Putar pompa berlawanan dengan putaran poros nok

pompa apabila saat penyemprotan terlambat atau putar

Jurusan Teknik Mesin- Program studi Teknik Otomotif ElektronikPoliteknik Negeri Malang 20

Baut pengikat

Kran

Pipa Kapiler

Page 21: LAPORAN PRAKTIKUM

Ode RamadhaniTeknik mesin DIV- Ototronik

Politeknik Negeri Malang

pompa searah dengan putaran poros nok pompa

apabila saat penyemprotan terlalu awal

Lakukan penyetelan sekali lagi

Jurusan Teknik Mesin- Program studi Teknik Otomotif ElektronikPoliteknik Negeri Malang 21

Page 22: LAPORAN PRAKTIKUM

Ode RamadhaniTeknik mesin DIV- Ototronik

Politeknik Negeri Malang

C. Penyetelan saat penyemprotan dengan metode pipa lengkung

Keluarkan katup penyalur beserta pegasnya

pada elemen injeksi silinder 1

Pasang kembali pemegang katup penyalur

momen putar pengencangan 30 – 35 Nm

Pasang pipa tes lengkung pada pemegang

katup penyalur silinder 1

Tekan tuas penyetel pada posisi maksimum

Jurusan Teknik Mesin- Program studi Teknik Otomotif ElektronikPoliteknik Negeri Malang 22

Page 23: LAPORAN PRAKTIKUM

Ode RamadhaniTeknik mesin DIV- Ototronik

Politeknik Negeri Malang

Jurusan Teknik Mesin- Program studi Teknik Otomotif ElektronikPoliteknik Negeri Malang 23

Page 24: LAPORAN PRAKTIKUM

Ode RamadhaniTeknik mesin DIV- Ototronik

Politeknik Negeri Malang

Pompakan bahan bakar dengan

bantuan pompa bensin listrik

sampai bahan bakar mengalir

melalui pipa lengkung

Putar poros engkol sesuai

dengan putaran mesin sampai

mendekati saat penyemprotan.

Bila tidak ada pompa listrik

gunakan pompa tangan dengan

mengoperasikan secara cepat.

Saat penyemprotan akan tepat apabila aliran

solar yang melalui pipa lengkung mulai

berhenti dan tanda petunjuk segaris dengan

tanda derajat saat penyemprotan

Jurusan Teknik Mesin- Program studi Teknik Otomotif ElektronikPoliteknik Negeri Malang 24

Page 25: LAPORAN PRAKTIKUM

Ode RamadhaniTeknik mesin DIV- Ototronik

Politeknik Negeri Malang

D. Menyetel saat penyemprotan pada pompa distributor

Buka baut penutup pada kepala

distributor

Pasang dial indikator pada kepala silinder

pompa

Perhatian :

Batang pengukur dial indikator harus keluar

minimum 10 mm

Putaran poros engkol dalam arah putaran

sampai 30o sebelum TMA silinder 1

Jurusan Teknik Mesin- Program studi Teknik Otomotif ElektronikPoliteknik Negeri Malang 25

Page 26: LAPORAN PRAKTIKUM

Ode RamadhaniTeknik mesin DIV- Ototronik

Politeknik Negeri Malang

Setel dial indikator pada skala 0

Putar kembali poros engkol sampai tanda pada

puli menunjukkan 7o sesudah TMA silinder 1

Saat penyemprotan akan tepat apabila

pembacaan pada dial indikator harus

menunjukkan 1 0,03 mm (contoh :

Mitsubishi 4 D 55)

Jurusan Teknik Mesin- Program studi Teknik Otomotif ElektronikPoliteknik Negeri Malang 26

Page 27: LAPORAN PRAKTIKUM

Ode RamadhaniTeknik mesin DIV- Ototronik

Politeknik Negeri Malang

3.5 Penyetelan Putaran Idle Motor Diesel

ALAT BAHAN

Kotak alat

Lampu kerja

Takhometer Diesel

Mobil/motor

Solar

Persyaratan penyetelan

Motor harus pada temperatur kerja

Perhatikan data-data penyetelan dari pabrik, khususnya pada kendaraan dengan sistem-

sistem tambahan seperti AC, kemudi servo dsb.

Jika mobil dilengkapi dengan kabel gas tangan, tombol kabel tersebut distel supaya putaran

motor paling rendah/kabel kendor.

Langkah penyetelan

Pasang takhometer, bandingkan putaran idle dengan data pabrik

Tentukan sekrup penyetel idle (lihat petunjuk).

Jurusan Teknik Mesin- Program studi Teknik Otomotif ElektronikPoliteknik Negeri Malang 27

Page 28: LAPORAN PRAKTIKUM

Ode RamadhaniTeknik mesin DIV- Ototronik

Politeknik Negeri Malang

Perhatikan : Putaran idle selalu distel di luar regulator, pada tuas pengatur putaran atau

pada mekanisme penggeraknya. Sekrup-sekrup penyetel yang disegel jangan dirubah,

sekrup itu bukan sekrup penyetel idle

Stel putaran idle sesuai dengan spesifikasi

Jurusan Teknik Mesin- Program studi Teknik Otomotif ElektronikPoliteknik Negeri Malang 28

Page 29: LAPORAN PRAKTIKUM

Ode RamadhaniTeknik mesin DIV- Ototronik

Politeknik Negeri Malang

Petunjuk : Sekrup penyetel idle pada macam jenis pompa injeksi

Pompa Distributor

Pompa sebaris dengan governor pneumatis

Idle distel pada katup gas. Jangan merubah penyetelan pada governor !

Jurusan Teknik Mesin- Program studi Teknik Otomotif ElektronikPoliteknik Negeri Malang 29

Page 30: LAPORAN PRAKTIKUM

Ode RamadhaniTeknik mesin DIV- Ototronik

Politeknik Negeri Malang

Pompa sebaris dengan governor mekanis, dengan tuas stop terpisah dari mekanisme pengatur putaran

Idle distel pada pembatas tuas pengatur putaran

Pompa sebaris dengan governor mekanis, tanpa tuas stop khusus

Jika baut pembatas tuas pengatur

berpegas, stel disini

Jurusan Teknik Mesin- Program studi Teknik Otomotif ElektronikPoliteknik Negeri Malang 30

Page 31: LAPORAN PRAKTIKUM

Ode RamadhaniTeknik mesin DIV- Ototronik

Politeknik Negeri Malang

Apabila baut pembatas kaku, stel pada mekanisme penggerak tuas

pengatur putaran.

Pengecekan Tekanan Nozzle Injector

Pada motor diesel injeksi langsung, jenis injektor yang digunakan adalah model injektor orifice dengan multiple hole.

Fuel injection nozzle (injektor) adalah komponen yang berperan dalam keberhasilan penyaluran dan pembakaran bahan bakar. Pada dasarnya injektor adalah dalam keadaan tertutup oleh valve dan akan terbuka oleh tekanan bahan bakar yang tinggi dari injection pump (pompa injeksi).

Injektor terdiri atas 2 komponen utama : nozzle holder (pemegang nozzel) dan nozzel. Nozzle holder terdiri dari valve spring (pegas katup), spindle dan spring seat untuk meneruskan penekanan pegas ke nozzle valve, dimana penyetelannya tegangan pegas dengan sim atau dengan pengaturan baut penyetelan (adjusting screw), dan saluran masuk (fuel inlet) dan saluran balik (backleak conenection), serta nozzle capnut yang mengikat nozzle.

Jurusan Teknik Mesin- Program studi Teknik Otomotif ElektronikPoliteknik Negeri Malang 31

Page 32: LAPORAN PRAKTIKUM

Ode RamadhaniTeknik mesin DIV- Ototronik

Politeknik Negeri Malang

Sebelum pompa injeksi mulai menyalurkan bahan bakar, nozzle valve masih dalam keadaan tertutup dan masih tertekan oleh spring. Saat pompa injeksi mulai menekan bahan bakar, bahan bakar akan diinjeksikan ke injektor melalui saluran masuk. Tekanan bahan bakar akan mendorong needle valve ke atas melawan tegangan pegas, hingga jarum terangkat membuka lobang injektor dan bahan bakar masuk ke dalam silinder. Saat penekanan pompa berakhir, valve spring akan menutup needle valve dan penginjeksian bahan bakar berakhir.

Jurusan Teknik Mesin- Program studi Teknik Otomotif ElektronikPoliteknik Negeri Malang 32

Page 33: LAPORAN PRAKTIKUM

Ode RamadhaniTeknik mesin DIV- Ototronik

Politeknik Negeri Malang

Injektor pada motor diesel terdapat dua model yaitu injektor model orifice dan model pintle. Sedangkan model orifice terdiri atas injektor berlubang satu (single hole) dan injektor berlubang banyak (multiple hole). Model ini digunakan pada motor diesel injeksi langsung (direct injection).

Cara kerjanya sebagai berikut.

Sebelum Penginjeksian : Bahan bakar yang bertekanan tinggi mengalir dari pompa injeksi melalui saluran minyak (oil passage) pada nozzle holder menuju ke oil pool pada bagian bawah nozzle body.

Penginjeksian Bahan Bakar : Bila tekanan bahan bakar pada oil pool naik, ini akan menekan permukaan ujung needle. Bila tekanan ini melebihi kekuatan pegas, maka nozzle needle akan terdorong ke atas dan menyebabkan nozzle menyemprotkan bahan bakar.

Jurusan Teknik Mesin- Program studi Teknik Otomotif ElektronikPoliteknik Negeri Malang 33

Page 34: LAPORAN PRAKTIKUM

Ode RamadhaniTeknik mesin DIV- Ototronik

Politeknik Negeri Malang

Akhir Penginjeksian : Bila pompa injeksi berhenti mengalirkan bahan bakar, tekanan bahan bakar turun, dan pressure spring mengembalikan nozzle needle ke posisi semula (menutup saluran bahan bakar). Sebagian bahan bakar yang tersisa antara nozzle needle dan nozzle body, melumasi semua komponen dan kembali ke over flow pipe.

Pemeliharaan injektor dilakukan setiap 2400 jam atau setiap 2 tahun.

Adapun beberapa hal yang dilakukan pemeriksaan nozzle diantaranya :

• Tekanan penginjeksian nozzle

• Pola semprotan nozzle

• Kebocoran pada ujung nozzle

Permasalahan pada injektor biasanya terindikasi dari beberapa hal sebagai berikut :

• asap hitam di exhaust manifold

• performa mesin yang buruk dan kekurangan tenaga

• starting mesin sulit

• putaran idle yang kasar dan missfire

• meningkatnya konsumsi bahan bakar

• terjadinya knocking

• mesin yang terlalu panas (engine overheating)

Langkah-langkah penyetelan injektor motor diesel:

1. Bersihkan Injector sebelum dilakukan pemeriksaan dan pembongkaran.2. Periksa injector pada Nozzle tester untuk mengetahui tekanan dan kebocorannya untuk

mengidentifikasi kerusakannya. Berikan tekanan antara 150 – 400 kg/Cm² dan tunggu selama 5 detik. Bila terjadi kebocoran maka kebocoran itu akan terdeteksi dalam waktu kurang dari 5 detik.

Jurusan Teknik Mesin- Program studi Teknik Otomotif ElektronikPoliteknik Negeri Malang 34

Page 35: LAPORAN PRAKTIKUM

Ode RamadhaniTeknik mesin DIV- Ototronik

Politeknik Negeri Malang

3. Lakukan pembongkaran secara sistematis dengan menggunakan Nozzle Jig.4. Bersihkan semua komponen Injector dengan tangan dan menggunakan alat Nozzle

clearing diatas meja kerja, dimana pada box ini terdapat sikat baja yang halus dan kawat-kawat baja (Jarum) dengan ukuran yang sesuai dengan lubang injector.

5. Periksa Nozzle dan needle dengan menggunakan Nozzle Viewer untuk mengetahui keausan dan kerataannya. Gunakan V block dengan sudut letak 90° dan tempatkan 90° menghadap sumbu lensa dan tempatkan needle pada V block tersebut.

6. Gerakanlah tabung kaca keatas dan ke bawah serta periksa kekasaran needle tersebut dengan melakukan pembesaran.

7. Lakukan pengelapan pada bagian body injector ini dengan menggunakan Rapidlap Nozzle yang memiliki kecepatan spindle di bawah 1425 rpm. Needle dengan ukuran 3 mm dilakukan pengelapan di atas dan spindle dengan diameter 10, 11 dan 16 mm dilap di bawah.

8. Bersihkan sisa-sisa karbon dan solar pada nozzle body dengan udara yang bertekanan 80 psi.

9. Susun kembali kompoonen-komponen injector pada Nozzle jig dan dipasang sesuai dengan saat pembongkaran.

10. Lakukan pengetesan dengan menggunakan Nozzle Tester.

Jurusan Teknik Mesin- Program studi Teknik Otomotif ElektronikPoliteknik Negeri Malang 35

Page 36: LAPORAN PRAKTIKUM

Ode RamadhaniTeknik mesin DIV- Ototronik

Politeknik Negeri Malang

Hasil Test

Nozzle Test

Nossle 1 Nossle 2 Nossle 3 Nossle 4Tekanan 170 bar 180 bar 150 barBentuk Bagus Bagus Bagus

Glow Plug

No 1 No 2 No 3 No 4Tegangan (V) 9,23 VArus (I) 9,58 A 7,97 A 8,36 A 5,87 AHambatan (R) 1,7 Ω 2,3 Ω 1,5 Ω 1,8 ΩWaktu nyala (t) 2,77 s 3,01 s 2,59 s 2,32 s

Performance

Waktu Volume Waktu Tekanan2 s 2 ml 2 s 0,8 bar

Jurusan Teknik Mesin- Program studi Teknik Otomotif ElektronikPoliteknik Negeri Malang 36

Page 37: LAPORAN PRAKTIKUM

Ode RamadhaniTeknik mesin DIV- Ototronik

Politeknik Negeri Malang

4 s 2 ml 4 s 1,1 bar6 s 3 ml 6 s 1,9 bar8 s 3 ml 8 s 2,7 bar10 s 4 ml 10 s 4,0 bar12 s 4 ml 12 s 4,6 bar14 s 4 ml 14 s 5,1 bar16 s 5 ml18 s 5 ml20 s 5 ml

Jurusan Teknik Mesin- Program studi Teknik Otomotif ElektronikPoliteknik Negeri Malang 37