laporan praktik kerja nyata joe

63
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dunia internasional pada masa sekarang tidak bisa dilepaskan d adanya kerjasama ataupun cooperation baik itu bagaimana hubungan ant negara dengan negara dan juga negara dengan aktor non negara. Baik hubungan antar negara maupun hubungan negara dengan aktor non negara dapatmempengaruhiberbagai aspek baik internal maupun eksternal negara yakni, aspek politik, ekonomi, sosial dan budaya. Salah satu non negara dalam hubungan internasional antara lainadalah Non Governmental Organization (NGO). Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) atau Non Govermental Organization (N!), adalahsebuah organisasi yang didirikan oleh perorangan atau pun sekelompokorang yang se"ara sukarela yang memberikan pelayanan kepada masyarakat umum tanpa bertujuan untuk memperoleh keuntungan dari kegiatannya # . Di era re$ormasi, LSM sudah bukan hal yang baru.LSM menjadi bagian yang penting dalam pembangunan masyarakat %ndonesia melalui program&programnya. L juga mempunyai tujuan&tujuan tertentu yang mana dapat pula mempengaruhi kebijakan pemerintah. 'tau dalam kata lain, LSM berperan dalam stabilitas politik nasional. Dalam melaksanakan isi dan misi nya , LSM mendapat sumber pendanaan ataupun dari sektor swasta yang disebut Corporate social 1 eter *%llets. "What is a Non-Governmental Organization?" . UNESCO Encclopae!ia o #i e S$pport Sstems. +ity ni ersity London. Diakses #- uni /0#1. 1

Upload: joe

Post on 05-Nov-2015

12 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dunia internasional pada masa sekarang tidak bisa dilepaskan dari adanya kerjasama ataupun cooperation baik itu bagaimana hubungan antar negara dengan negara dan juga negara dengan aktor non negara. Baik hubungan antar negara maupun hubungan negara dengan aktor non negara dapat mempengaruhi berbagai aspek baik internal maupun eksternal negara yakni, aspek politik, ekonomi, sosial dan budaya. Salah satu aktor non negara dalam hubungan internasional antara lain adalah Non Governmental Organization (NGO).

Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) atau Non Govermental Organization (NGO), adalah sebuah organisasi yang didirikan oleh perorangan atau pun sekelompok orang yang secara sukarela yang memberikan pelayanan kepada masyarakat umum tanpa bertujuan untuk memperoleh keuntungan dari kegiatannya[footnoteRef:2]. Di era reformasi, LSM sudah bukan hal yang baru. LSM menjadi bagian yang penting dalam pembangunan masyarakat Indonesia melalui program-programnya. LSM juga mempunyai tujuan-tujuan tertentu yang mana dapat pula mempengaruhi kebijakan pemerintah. Atau dalam kata lain, LSM juga berperan dalam stabilitas politik nasional. [2: Peter WIllets."What is a Non-Governmental Organization?".UNESCO Encyclopaedia of Life Support Systems. City University London. Diakses 18 Juni 2014.]

Dalam melaksanakan visi dan misi nya , LSM mendapat sumber pendanaan ataupun dari sektor swasta yang disebut Corporate social Responsibility atau CSR, bantuan luar negeri, para suntikan dana dari para dermawan yang disebut filantropik, dan sumber pendanaan dari pemerintah daerah sebagai bagian dari negara yang bertanggung jawab atas pemenuhan hak asasi manusia warganya[footnoteRef:3]. Lembaga Pengkajian Kemasyarakatan dan Pembangunan (LPKP) Jawa Timur sebagai salah satu LSM atau Non Govermental Organization di Jawa Timur yang turut serta sebagai penyalur dana bantuan luar negeri untuk pembangunan di masyarakat Indonesia khususnya khusus di wilayah Jawa Timur. [3: Anonim. Hubungan LSM Lokal dan LSM Asing Terkait Aliran Dana. Kompasiana, 5 Maret 2012 http://politik.kompasiana.com/2012/03/05/hubungan-lsm-lokal-dengan-lsm-asing-terkait-aliran-dana/ (diakses 6 Agustus 2012)]

Negara yang berkepentingan atau instansi donor yang memberi bantuan dana tidak memungkinkan untuk terjun langsung ke lapangan guna menjangkau masyarakat yang paling bawah atau istilahnya termarginalkan. Dalam rangka untuk mengatasi permasalahan tersebut maka dibentuklah berbagai lembaga untuk menyalurkan dana dari luar negeri tersebut dan kemudian diperlukan peran serta lembaga swadaya masyarakat di lingkup lokal untuk menyalurkan dana bantuan tersebut. Salah satu LSM di Indonesia yang bertindak sebagai penyalur bantuan luar negeri adalah Lembaga Pengkajian Kemasyarakatan dan Pembangunan (LPKP) Jawa Timur.Masyarakat di Indonesia, seperti di banyak negara berkembang lainnya, memiliki permasalahan yang hampir sama yaitu akses terbatas ke sumber-sumber energi yang ekonomis dan nyaman digunakan. Untuk berbagai alasan, layanan energi yang disediakan oleh pemerintah atau sektor swasta sulit diakses oleh masyarakat terutama masyarakat kalangan bawah yang tinggal di daerah terpencil. Kalaupun seandainya sumber energy ini dapat diakses, masyarakat terutama kaum miskin dibebani oleh harga layanan yang mahal, hal ini membuat kondisi mereka bahkan semakin rentan secara ekonomi. Meskipun layanan energi berkelanjutan tidak akan mengatasi penyebab utama kemiskinan, ketersediaan energi terbatas akan menghalangi jalan mereka menuju kemakmuran.Dengan permasalahan di atas maka Negara Negara di dunia terutama yang banyak memakai energi tersebut mulai berfikir untuk membuat dan mencari energi alternatif untuk mengurangi kebutuhan akan sumber energi yang utama. Berbagai cara dan uji coba dilakukan untuk bisa menghasilkan energi alternatif baik itu di dalam negeri sendiri ataupun mencari sumber energi alternatif lain dengan proses dan cara yang lebih mudah dan lebih efektif dan efisien.Untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat miskin di seluruh dunia, dan sebagai tindak lanjut KTT Dunia tentang Pembangunan Berkelanjutan, pemerintah Belanda membuat program pembangunan berkelanjutan yang menekankan hubungan antara kemiskinan dan energi. Salah satu tujuan utama dari program ini adalah menyediakan akses ke layanan energi untuk 10 juta orang (2 juta keluarga) melalui sarana energi terbarukan berkelanjutan, termasuk biogas.Biogas sukses menjadi energi alternatif pengganti kayu bakar di beberapa Negara Asia, dimana lebih dari 240.000 digester biogas telah dibangun dengan dukungan dari Pemerintah Belanda dan SNV dalam kurun waktu satu setengah dekade terakhir ini[footnoteRef:4]. Dengan berdasarkan keberhasilan program ini di berbagai negara maka Indonesia mencoba menerapkan pengalaman dari berbagai program Biogas Asia yang di-adaptasi sesuai untuk Indonesia, melalui Indonesia Domestic Biogas Programme (Program Biogas Domestik Indonesia) untuk rumah tangga yang dikenal dengan istilah Biogas Rumah (BIRU) dimulai dengan empat provinsi pada 2009 hingga 2014 ini dan diperluas ke dua provinsi lagi diluar Jawa mulai 2010. Sasaran dari program ini adalah pemilik peternakan berskala kecil di daerah di mana persediaan kayu bakar sudah terancam. Usaha Pemerintah Indonesia untuk menawarkan alternative bagi penggunaan minyak tanah sebagai bahan bakar untuk memasak adalah pendorong utama dari program ini pula. [4: Biogas Rumah. Latar Belakang < http://www.biru.or.id/index.php/why-domestic-biogas/ > diakses 9 Juni 2014]

Berdasarkan pada permasalahan tersebut maka Pada tahun 2008, Direktorat Jenderal Listrik dan Pemanfaatan Energi Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral, Pemerintah Indonesia, meminta Kedutaan Besar Belanda untuk mempelajari potensi biogas di Indonesia dalam rangka untuk meneliti dan melakukan survey kelayakan sumber energy alternatif yang terdapat di Indonesia[footnoteRef:5]. Hal ini kemudian menjadi awal terjadinya kesepakatan antara HIVOS (Humanistisch Instituut voor Ontwikkelingssamenwerking) dengan bantuan teknis dari SNV (Stichting Nederlandse Vrijwilligers) atau lembaga pembangunan Belanda dengan Direktorat Jendral Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi dari Kementrian Energi Sumber Daya Mineral Republik Indonesia. Dengan adanya kesepakatan dan kerjasama antara keduabelah pihak tersebut maka program Biogas Rumah ini bisa dilaksanakan. [5: Loc. Cit.]

1.2. Fokus PKNKerjasama Internasional sangat penting dan bukan menjadi hal yang tabu di dunia pada saat ini. Tidak hanya antar Negara tetapi juga antar NGO atau Lembaga Swadaya Masyarakat dan juga pihak pihak lain yang terkait. Para pemberi donor dihadapkan dengan system kerja yang sangat berbeda antar Negara dan pada akhirnya dituntut untuk perlunya melakukan beberapa pertemuan atau workshop dengan target penerima dana. Pertemuan ini digunakan untuk saling meyakinkan antara pihak donor, pihak yang menjalankan program dan juga pihak yang menerima bantuan subsidi. Pertemuan ini juga digunakan untuk membahas beberapa aspek yang perlu ditentukan secara jelas baik berupa kontrak kerja, rencana program, dan rincian tujuan serta target program. Dengan adanya Program Biogas Rumah menarik menulis untuk mengetahui bagaimana proses kerjasama antara LPKP sebagai Lembaga Swadaya Masyarakat yang ikut melaksanakan program tersebut ke masyarakat dengan pihak donor ataupun pihak yang membiayai program tersebut yaitu HIVOS. Program Biogas Rumah ini sudah berlangsung cukup lama sejak tahun 2009, namun pada perjalanannya setiap tahun akan diadakan pembaharuan kontrak kerja dan membahas mengenai hasil dari tahun sebelumnya. Dengan berdasarkan hal ini, penulis dilibatkan langsung dalam perjanjian dan kesepakatan ini untuk fokus kepada beberapa aspek yang akan dibahas antara LPKP dan juga Hivos yaitu mengenai kesepakatan dan perjanjian perjanjian baru dengan berdasarkan atas perjanjian perjanjian yang telah disepakati sebelumnya.Isi dari kesepakatan dan perjanjian perjanjian antara keduabelah pihak antara lain:a) Pembaharuhan kontrak kerja pada tahun 2014 (Maret-Desember dan Januari- Maret 2015)b) Membahas mengenai perjanjian perjanjian baru yang disepakati kedua belah pihak selama pertemuan berlangsung dengan berdasarkan pada perjanjian perjanjian sebelumnya.c) Pembahasan mengenai aplikasi dana lanjutan dan Subsidi Investasi baik terhadap pihak LPKP sebagai CPO (Construction Partner Organization) dan juga terhadap pihak yang baru mengajukan atau sudah mengajukan pembuatan biogas (Rumah Tangga Biogas)d) Perincian kembali mengenai ketentuan kelalaian dan juga perselisihan kedua belah pihak yang bekerja sama dan juga penyelesaiannya.Diharapkan dengan beberapa fokus diatas, penulis bisa mendapatkan pengetahuan mengenai bagaimana bentuk kerjasama antara kedua belah pihak dan juga pihak lain yang terkait. 1.3. Tujuan 1.3.1. Tujuan Umum:Secara umum, program PKN ini bertujuan untuk:Kegiatan PKN yang dilakukan di Lembaga Pengkajian Kemasyarakatan dan Pembangunan (LPKP) ini mempunyai tujuan, yaitu : Tujuan Umum :1. Melaksanakan Kurikulum Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Brawijaya untuk mata kuliah Praktik Kerja Nyata yang dalam hal ini diberi nama Program Kerja Nyata (PKN).2. Untuk menjalin hubungan kelembagaan antara pihak Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Brawijaya dengan instansi yang dipilih oleh mahasiswa pelamar magang dalam rangka meningkatkan graduate employability.3. Memberikan sarana dan prasarana untuk membantu dalam menyelenggarakan kegiatan yang wajib ditempuh oleh Mahasiswa Ilmu Hubungan Internasional sebagai rangkaian kegiatan akademik dalam meraih gelar sarjana.4. Dalam rangka memperoleh pengalaman praktik dalam dunia kerja sesuai dengan standar professional dan penerapan ilmu yang telah didapat di bangku kuliah.1.3.2. Tujuan Khusus: Secara khusus bagi mahasiswa, program PKN ini bertujuan untuk:1. Menambah wawasan pengetahuan, pengalaman dan kepekaan bagi mahasiswa dalam menghadapi permasalahan kerja, menganalisis permasalahan, dan menyelesaikannya sesuai kondisi dan realitas yang ada. 2. Melihat langsung aplikasi dan kebenaran teori yang telah dipelajari sehingga dapat membandingkan teori dan pengetahuan yang telah diperoleh di Universitas Brawijaya dengan kenyataan di lapangan.3. Mendapatkan data-data yang dibutuhkan dari instansi terkait melalui proses penelitian untuk dapat menyusun laporan PKN.4. Meningkatkan kemandirian dan kedisiplinan mahasiswa melalui pemahaman akan budaya kerja profesional yang menuntut kerjasama, kualitas kerja, ketepatan waktu dan bertanggung jawab dalam menyelesaikan tugas.5. Memahami proses perencanaan, perumusan dan pelaksanaan berbagai program keamanan yang selama ini telah dilakukan oleh International Mission Bureau di Indonesia.6. Mengetahui proses kerja sama atau kemitraan dengan instansi pemerintah maupun instansi non-pemerintah di tingkat lokal, nasional maupun internasional dalam mencapai tujuan Program Studi Hubungan Internasional.

1.4. ManfaatAdapun manfaat dari kegiatan PKN ini adalah:1.4.1. Bagi Mahasiswa 1. Memberikan pengetahuan dan pengalaman baru tentang dunia kerja untuk mempersiapkan diri dalam menghadapi situasi pekerjaan yang akan dijalani.2. Mengetahui proses perencanaan, perumusan dan pelaksanaan berbagai program perwujudan keamanan yang kreatif dan inovatif guna mengatasi permasalahan yang dihadapi di Indonesia.3. Memperoleh keterampilan dalam menjalin kerjasama dengan instansi pemerintah maupun non-pemerintah dalam mencapai suatu tujuan.1.4.2. Bagi Perguruan Tinggi1. Sebagai masukan untuk mengevaluasi sejauh mana kesesuaian kurikulum pendidikan yang telah diterapkan dengan kebutuhan tenaga kerja yang terampil di bidangnya.2. Menjalin hubungan kerjasama dengan perusahaan terkait sebagai upaya meningkatkan serapan pekerjaan bagi lulusan mahasiswa.1.4.3. Bagi Program Studi Hubungan Internasional1. Sarana observasi Instansi terkait terhadap kompetensi mahasiswa khususnya Program Studi Hubungan Internasional, Universitas Brawijaya.2. Mahasiswa dapat membantu hal-hal teknis terkait pemecahan masalah-masalah realitas sosial dan kegiatan kelembagaan.3. Sebagai sarana untuk menjembatani hubungan kerjasama antara Perusahaan atau instansi terkait dengan Universitas Brawijaya di masa yang akan datang, khususnya mengenai rekruitment tenaga kerja. 1.5. Sistematika PenulisanPenulisan laporan kegiatan magang dibagi menjadi tiga bab, yang membicarakan mengenai bahasan sebagai berikut:a. BAB I: PENDAHULUANBab ini berisi tentang latar belakang pelaksanaan PKN dan pengangkatan alasan memilih tempat PKN, tujuan pelaksanaan PKN, manfaat pelaksanaan PKN, serta sistematika penulisan laporan.b. BAB II : PELAKSANAAN KEGIATANBab ini berisi tentang gambaran umum ,profil, deskripsi kegiatan PKN, dan penjelasan kegiatan penulis PKNc. BAB III : ANALISA KEGIATANBab ini berisi tentang bagaimana hasil dan kontribusi penulis selama melakukan kegiatan Praktek Kerja Nyata dan juga analisa berdasarkan dari hasil apa saja yang didapat penulis selama PKN.d. BAB IV : PENUTUPBab ini berisi tentang kesimpulan penulis dalam seluruh hasil pelaksanaan kegiatan PKN yang dilakukan penulis selama menjalani program PKN dan rekomendasi yang penulis tawarkan setelah melakukan PKN

BAB II PELAKSANAAN KEGIATAN

2.1 Gambaran Umum2.1.1 Lokasi dan Waktu PKNKegiatan praktik kerja nyata ( PKN ) ini dilaksanakan penulis di Lembaga Pengkajian Kemasyarakatan dan Pembangunan (LPKP) Jawa Timur yang berlokasi di Perum. Karanglo Indah Blok I-4 Singosari, Malang. Waktu kegiatan PKN yang dilakukan oleh penulis dimulai sejak tanggal 14 Februari sampai 28 Maret dengan mengikuti hari aktif kegiatan sebanyak 27 hari. 2.1.2 Profil Instansi2.1.2.1. HIVOS (Humanistisch Instituut voor Ontwikkelingssamenwerking)Hivos adalah organisasi pembangunan internasional yang dibuat dengan menjunjung tinggi oleh nilai-nilai humanis[footnoteRef:6]. Bersama dengan organisasi masyarakat sipil dan kelompok kepentingan (LSM) di negara berkembang , Hivos ingin berkontribusi untuk dunia yang bebas , adil dan berkelanjutan. Sebuah dunia di mana semua warga negara - baik wanita maupun pria - memiliki akses yang sama terhadap kesempatan dan sumber daya untuk pengembangan dan dapat berpartisipasi aktif dan sama-sama dalam proses pengambilan keputusan yang menentukan kehidupan mereka , masyarakat mereka dan masa depan mereka . [6: Hivos. Hivos In Brief. Diakses dari http://www.hivos.org/hivos-brief. 11 Juni 2014]

Hivos percaya pada kreativitas dan kapasitas masyarakat di Negara berkembang . Kualitas , kerjasama dan inovasi adalah nilai-nilai inti dalam pengembangan program Hivos dan filosofi bisnis yang coba untuk Hivos tanamkan pada program - programnya. Hivos berkomitmen untuk masyarakat di Afrika , Asia dan Amerika Latin yang secara sistematis terbelakang dan tidak maksimal mendapatkan pendapatkan hak hak nya ,serta mengenai kesempatan kerja dan sumber daya yang juga tidak maksimal pemanfaatannya. Sebuah perbaikan yang berlangsung dalam situasi mereka ini kemudian dijadikan sebagai ukuran utama untuk pekerjaan yang diprogramkan oleh Hivos. Nilai-nilai inti Hivos adalah : martabat dan penentuan nasib manusia pluralisme dan demokrasi fokus pada aspek material dan non-material saling solidaritas dan penghormatan kewarganegaraan yang bertanggung jawab atas identitas budaya dan sosial manajemen yang bertanggung jawab masyarakat terhadap alam dan sumber daya alam.2.1.2.2. Lembaga Pengkajian Kemasyarakatan dan Pembangunan (LPKP) Jawa TimurAlamat : Wisma LPKP Jawa Timur, Perumahan Karanglo Indah Blok I no.4Kota: Malang. 65126Profinsi: Jawa TimurTelepon:+62 341 472557Fax:+62 341 414450E-Mail: [email protected] Pengkajian Kemasyarakatan dan Pembangunan (LPKP) Jawa Timur merupakan lembaga kader yang lahir dari kelompok studi Kembang Rakyat, dimana anggota dari kelompok ini adalah mahasiswa Jurusan Luar Sekolah, Fakultas Ilmu Pendidikan IKIP Malang atau yang sekarang telah berganti nama menjadi Universitas Negeri Malang. Kelompok ini pada awalnya hanya memiliki fungsi untuk membahas dan mendiskusikan tugas-tugas perkuliahan yang berkaitan dengan situasi kemasyarakatan.Pada tahun 1988, atas dasar kesepakatan anggota inti, kelompok studi ini secara formal menjadi sebuah organisasi sosial yang memiliki akses lebih luas dalam ikut serta memikirkan permasalahan masyarakat. Organisasi inilah yang kemudian disahkan secara resmi oleh notaris Komalasari S.H pada tahun 1989 dengan nomor: YYS/133/1989. 73/PP/YSS/X/1989.Prinsip dasar yang dianut oleh LPKP dalam melaksanakan setiap program berdasar pada pendukung pembangunan, menyediakan tempat tinggal dan membantu realisasikan masyarakat bebas dari ketidaksetaraan gender, kemiskinan, penindasan dan diskriminasi, bekerja dalam perspektif untuk meningkatkan hak asasi manusia (hak-hak anak) gender dan lingkungan serta ekonomi usaha mikro melalui penyediaan bantuan, penelitian dan pendidikan yang berbasis pada nilai-nilai tradisional[footnoteRef:7]. Prinsip dasar ini kemudian dapat dilihat dalam visi-misi LPKP sendiri dalam menjalankan setiap program. [7: Biogas Rumah. Profil Mitra Biru : Lembaga Pengkajian Kemasyarakatan dan Pembangunan (LPKP) Jatim. < http://www.biru.or.id/index.php/partners/15/lembaga-pengkajian-kemasyarakatan-dan-pembangunan-lpkp-jatim.html > diakses 8 Juni 2014]

2.1.3 Struktur Organisasi LPKP Jawa Timur[footnoteRef:8] [8: Perkumpulan LPKP Jawa Timur. Program Kerja dan Struktur Organisasi Perkumpulan LPKP Jawa Timur. 12 Juni 2014]

Legislatif (Legislative)

Direktur (Director)

Keuangan (Finance)Administrasi/ Akuntan (Administration/ Accountant)Bagian Kasir (Cashier)Umum (General)Personalia, Publikasi dan Dokumentasi (Personal, Publication, and Documentation)Perpustakaan dan kerumahtanggan (Library and Secretary)

Divisi Pengembangan Program (Program Development Division) Advokasi Pertanian, Ekonomi, Advokasi, Sanitasi, Pekerja Anak, Pemberdayaan Perempuan, Pendidikan Politik Usaha Kecil, dll. (Agriculture, Economy, Advocation, Gender Empowerment, Voter Education, Small, Small Bussiness, etc)Divisi Pengkajian dan Diklat (Research & Training Division)Konsultasi (concultacy)Evaluasi & Perencanaan (Evaluation)Fasilitasi (facilitory)Pelatihan (training)Penelitian (research)Teknikal Asistensi (technical assistance)

LSM, Instansi lain (Government, NGO, Others)Masyarakat Miskin & Marjinal, Anak- Anak Terlantar & Terkesploitasi (Poor & Marginalized Community, Unsaved Children)

Gambar 2. Struktur Organisasi LPKP Jawa TimurKeterangan :: Hubungan secara langsung: Hubungan secara tidak langsung. Tanggung Jawab langsung ke Kepala Divisi dan Direktur

Pengurus Legislatif memiliki tugas untuk membuat kebijakan-kebijakan tentang kelembagaan, pelaksanaan, dan perencanaan program yang kemudian akan dijalankan oleh pengurus eksekutif[footnoteRef:9]. Dengan demikian tugas dari pengurus eksekutif adalah untuk menerapkan atau menjalankan kebijakan-kebijakan yang telah disusun oleh pengurus legislatif. [9: Ibid., Hlm. 3.]

Pengurus eksekutif terdiri dari direktur, kepala setiap divisi, yakni: Divisi Keuangan, Divisi Umum, Divisi Pengkajian dan Diklat, Divisi Pengembangan Prorgam[footnoteRef:10]. Dalam Divisi Pengkajian dan Diklat dan Divisi Pengembangan Program terdapat staf program, dimana staf program bisa digambarkan dengan peran sebagai koordinator lapangan, pendamping lapangan, administrasi lapangan, dan biasanya juga disertai dengan tenaga spesialis di bidang tertentu yang disesuaikan dengan isu dan program yang dijalankan oleh lembaga. [10: Ibid., Hlm. 4.]

Dari bagan struktur organisasi LPKP di atas, terdapat empat divisi dimana masing-masing divisi memiliki fungsi yang berbeda-beda[footnoteRef:11]. Berikut ini adalah fungsi dari masing-masing divisi: [11: LPKP Jawa Timur. Lima Belas Tahun Menembus Waktu Mengurai Zaman. Brosur LPKP Jawa Timur. 12 Juni 2014 .]

1. Divisi Pengkajian dan Diklat berfungsi untuk memberikan pelayanan konsultasi, fasilitasi, pelatihan, penelitian, monitoring dan evaluasi, teknikal asistensi pada LSM lokal dan stakeholder lain seperti pemerintah dan institusi swasta.2. Divisi Pengembangan Program berfungsi untuk mengembangkan program, dimana program yang sudah dijalankan selama ini adalah pengembangan pertanian berkelanjutan, pengembangan infrastruktur lingkungan, pemberdayaan perekonomian bagi masyarakat miskin di perkotaan dan pedesaan, program pengembangan masyarakat sipil yang bertumpu pada strategi penguatan lembaga dan institusi lokal, pemberdayaan dan perlindungan anak.3. Divisi Umum memiliki fungsi untuk memberikan pelayanan internal kepada Pengurus dan Eksekutif LPKP Jawa Timur guna memperlancar operasionalisasi organisasi.4. Divisi Keuangan berfungsi untuk mengelola keuangan lembaga maupun program dengan sistem satu pintu.2.1.4 Pencapaian LPKP Jawa TimurSejak LPKP didirikan pada tahun 1991 hingga saat ini, lembaga ini telah melaksanakan program-program yang membantu perkembangan masyarakat[footnoteRef:12]. Program ini diantaranya adalah: [12: Perkumpulan LPKP Jawa Timur. Loc. Cit. Hlm. 6.]

a. Program pelayanan kesehatan dan pendidikan bagi anak-anak keluarga miskin di Kecamatan Singosari Kab. Malang, tahun 1991-1994 dengan dukungan dari Terre Des Homes Netherlandsb. Program Pendidikan Non Formal bagi Pekerja Anak di Sektor Pertanian dan Industri di Kabupaten Malang dan Kediri, tahun 1994-1996 dengan dukungan dari IPEC-ILO.c. Program peningkatan pendapatan masyarakat melalui pengolahan lahan kritis di desa Pagak kecamatan Pagak Kabupaten Malang, tahun 1993-1998 dengan dukungan dari FADO Belgia.d. Program Peningkatan Partisipasi Masyarakat dalam Pembangunan Infrastruktur Perkotaan (CLEAN URBAN) di Kota Pasuruan, tahun 1998-1999 yang didukung oleh Care International.e. Program Pelayanan Pendidikan dan Kesehatan bagi anak jalanan di Kota Malang, tahun 1998 dengan dukungan dari Bank Indonesia Malang.f. Program Pemberdayaan Masyarakat Menuju Demokratisasi, tahun 1999 yang didukung oleh USAID-OTI-DAI.g. Program Penguatan Lembaga Lokal Dalam Rangka Meningkatkan Kesejahteraan Anak, tahun 1999-2000 dengan dukungan dari Plan International Surabaya.h. Program Pemberdayaan BPD se- Kabupaten Malang tahun 2002 dengan kerjasama antara LPKP-CSSP-USAID.i. Program rehabilitasi dan reintegrasi anak korban perdagangan orang untuk tujuan ESKA tahun 2009-2010 kerjasama antara IPEC-ILO.2.2. Kegiatan PKN2.2.1. Deskripsi UmumPenulis melakukan berbagai kegiatan selama melakukan kegiatan PKN atau magang di Lembaga Pengkajian Kemasyarakat dan Pembangunan (LPKP) Jawa Timur. Kegiatan yang dilakukan oleh penulis merupakan kegiatan yang telah diberikan ataupun berbagai tugas yang dilakukan sesuai dengan apa yang dibutuhkan dan diperlukan oleh lembaga terkait sehingga mencakup kegiatan yang berbeda selama penulis magang. Kegiatan penulis berbeda-beda selama magang. Ada beberapa kegiatan yang kemudian berfokus pada program tertentu yang sedang dilaksanakan ataupun sedang diimplementasikan oleh Lembaga selama penulis magang. Berdasarkan hal tersebut penulis akan menjelaskan bagaimana kegiatan tersebut secara umum.Berikut ini pemaparan kegiatan dan tugas yang dilakukan penulis selama di Lembaga Pengkajian Kemasyarakatan dan Pembangunan (LPKP) Jawa Timur berdasarkan kategori program. Kegiatan InternalKegiatan Internal yang dilakukan penulis pada saat magang di instansi terkait ini mencakup beberapa kegiatan yang berhubungan program kerja instansi yang dilakukan penulis selama berada di kantor. Kegiatan ini antara lain menyusun laporan kerja hasil proyek dan juga menyusun notulensi atau hasil dari rapat serta hasil dari beberapa workshop ketika penulis dilibatkan secara langsung. Kegiatan LapanganKegiatan Lapangan ini merupakan segala macam kegiatan yang dilakukan penulis diluar aktifitas kantor. Kegiatan yang mencakup inspeksi ke tempat program itu dilaksanakan ataupun monitoring terhadap yang terlibat dalam proses program tersebut dan juga termasuk mengikuti beberapa rapat dan workshop dalam suatu program kerja yang akan atau sedang dilakukan oleh instansi.Dalam program Biogas Rumah misalnya, penulis didampingi oleh staff yang bertugas pada program tersebut ke tempat dibuatnya reaktor biogas. Ketika sampai ditempat dibuatnya reaktor biogas tersebut kemudian penulis melakukan beberapa kegiatan yaitu meneliti bagaimana standar pembuatan unit reaktor biogas tersebut termasuk bagaimana proses dan juga bahan yang digunakan oleh pengguna.Tidak hanya sebatas itu saja, penulis juga dilibatkan langsung dalam pembuatan ataupun proses yang sedang berlangsung pada saat penulis melakukan praktek kerja nyata di instansi. Keterlibatan penulis pada program ini adalah mengenai pembuatan kembali persetujuan dan segala bentuk kerjasama baru yang sedang dilakukan oleh pihak Hivos sebagai pemberi subsidi dan instansi LPKP sebagai CPO. Berdasarkan penjelasan diatas, penulis membagi kegiatan kegiatan yang dilakukan penulis pada saat melakukan praktek kerja nyata di LPKP Jawa Timur sesuai dengan program kerja instansi yaitu ; Kegiatan UtamaKegiatan utama merupakan kegiatan yang sesuai dengan fokus penulis selama penulis melakukan praktek kerja nyata di instansi. Berdasarkan hal tersebut yang termasuk kegiatan utama bagi penulis adalah segala kegiatan yang berhubungan dengan Program Biogas Rumah Indonesia. Program Biogas Rumah ini sedang dalam pembaharuan kontrak kerja untuk tahun 2014-2015 meskipun sebenarnya program ini masih tetap berjalan dan sedang berjalan. Oleh karena itu, ketika penulis Praktek Kerja Nyata di LPKP Jawa Timur, penulis seringkali diikutsertakan dan berpartisipasi dalam beberapa kegiatan yang berhubungan dengan Program ini, Misalnya; Rapat atau Pertemuan Pembahasan Perjanjian dan KerjasamaKerjasama antara LPKP dan Hivos memang sudah memasuki tahun ke 5, tetapi adanya pembahasan mengenai ketentuan ketentuan baru maupun ketentuan lama yang diperbaiki kembali merupakan hal yang penting untuk mengetahui progress dari program itu sendiri tiap tahunnya, untuk mengetahui berjalan atau tidaknya kesepakatan yang lama maupun untuk mengetahui apa saja kendala dari program tersebut setahun sebelumnya.Rapat atau pertemuan ini berlangsung tiap minggu dan biasanya hari senin ataupun selasa. Dalam pertemuan ini selain sebagai peserta, penulis juga menjadi notulen pada setiap pembahasan atau hasil pembahasan dari pihak pihak yang ikut berpartisipasi. Hasil dari notulensi tersebut juga akan disusun kembali oleh penulis pada hari hari berikutnya untuk kemudian diserahkan kepada Ketua Divisi Program yang diikuti oleh penulis yang dalam hal ini Divisi Program Biogas Rumah untuk diklasifikasikan menjadi susunan perjanjian kerjasama. Susunan tersebut pada akhirnya digunakan untuk pembuatan dan merupakan sebagian besar dari isi MoU antara LPKP, Hivos dan Rumah Tangga Biogas yang akan ditandatangani oleh pihak pihak tersebut. Inspeksi Lapangan Program Biogas RumahSelain adanya rapat untuk menyusun perjanjian dan kesepakatan baru penulis juga dilibatkan langsung untuk terjun ke lapangan pada Program Biogas Rumah ini. Setidaknya penulis melakukan inspeksi ke tempat pembuatan Reaktor biogas ini seminggu sekali dan tidak tentu juga hari nya. Dalam proses inspeksi ini biasanya penulis ditugaskan untuk mencatat progress dan hasil dari pembuatan reaktor biogas. Untuk progress yang dimaksudkan penulis adalah pada saat inspeksi tersebut reaktor biogas sedang dalam pembuatan jadi penulis melaporkan perkembangan tiap minggunya. Mengenai hasil dari pembuatan reaktor biogas sendiri adalah mengenai reaktor biogas yang telah jadi dan sudah dipakai sebelumnya baik lama maupun masih beberapa bulan. Penulis kemudian mencatat beberapa hal mengenai baik tidaknya komponen reaktor bangunan biogas dan juga kuantitas bahan baku biogas yaitu kotoran sapi tiap minggu nya untuk mengetahui kurang atau tidaknya yang kemudian akan mempengaruhi hasil reaktor biogas tersebut Penulisan Laporan dan Pengelompokan Hasil Reaktor BiogasSetelah adanya rapat dan pertemuan yang membahas mengenai pembaruan kontrak ataupun setelah melakukan inspeksi, penulis kemudian diberi tugas untuk membuat laporan ataupun menyusun data yang telah didapatkan ketika kegiatan tersebut dilakukan.Tidak hanya itu, terkadang ketua Divisi juga meminta penulis untuk mengedit kembali data data hasil progress biogas pada tahun sebelumnya pada bulan tertentu untuk dijadikan sebagai catatan dokumentasi. Kegiatan UmumKetika melakukan praktek kerja nyata di LPKP Jawa Timur penulis juga diwajibkan untuk mengikuti atau ikut berpartisipasi pada program lain yang sedang dijalankan oleh LPKP Jawa Timur. Program program ini tentunya memiliki fokus dan konsentrasi yang berbeda dibandingkan dengan lainnya. Program lain yang diikuti oleh penulis selama melakukan praktek kerja nyata di LPKP Jawa Timur antara lain; Program Pemberdayaan PSKProgram ini merupakan kerjasama antara LPKP Jawa Timur dengan DINSOS. Program ini adalah program yang bertujuan untuk memberdayakan para mantan PSK untuk bisa memiliki usaha sendiri dan tidak kembali pada pekerjaan lama mereka. DINSOS sendiri memberikan sejumlah dana tunai yang kemudian untuk digunakan oleh mantan PSK untuk membuka usaha sendiri.Dana yang diberikan oleh DINSOS ini tidak diberikan tanpa syarat. Tetapi pihak DINSOS sendiri kemudian melakukan inspeksi berkala terhadap PSK yang diberi aliran dana tersebut untuk dapat mengetahui bagaimana dana yang diberikan oleh mereka itu digunakan dengan benar dan dengan semestinya. DINSOS juga menginspeksi bentuk usaha apa saja yang dilakukan oleh penerima aliran dana dan juga hasil dari usaha mereka setelah usaha mereka berjalan.DINSOS bekerjasama dengan LPKP Jawa Timur kemudian menjalin kerjasama dalam rangka melaksanakan penyuluhan dan pengarahan terhadap para PSK yang diberi dana tersebut. Tidak hanya itu, DINSOS dan LPKP Jawa Timur juga melakukan sesi sharing kepada para PSK tersebut untuk dapat mengetahui lebih lanjut perkembangan usaha mereka dan kendala apa saja yang mereka hadapi pada saat mereka mulai merintis usaha. Penulis kemudian ikut dalam proses penyuluhan ini baik sebagai notulen hasil sharing ataupun dokumentasi. Program Kejar Paket B Program ini bertempat di kecamatan Poncokusumo tepatnya di desa Pandansari. LPKP Jawa Timur bekerjasama dengan Dinas Pendidikan menjadi fasilitator maupun koordinator program ini yang bertujuan untuk mewujudkan keinginan anak anak sekolah yang tidak lulus ujian Nasional sampai mereka mendapatkan ijasah yang kemudian diusahakan dengan program kejar paket B ini.Dalam program ini penulis diikutsertakan dalam penanganan program ini sebagai petugas inspeksi dari LPKP Jawa Timur yang kemudian ikut memberikan pengarahan pada anak anak ketika diajak mengunjungi tempat dilaksanakannya bimbingan kejar paket B di Pandansari, Poncokusumo.

Program PNPM-PeduliProgram ini merupakan kerjasama antara LPKP Jawa Timur dengan PNPM. Program ini sebenarnya sudah pernah direalisasikan, namun diperlukan adanya evaluasi lanjutan atas program selanjutnya untuk digunakan sebagai patokan pada Program PNPM-Peduli pada tahap ke II.Tim LPKP Jawa Timur dengan PNPM kemudian mengadakan workshop yang dilaksanakan di kecamatan Pujon. Workshop ini diikuti oleh beberapa perwakilan dari Kecamatan Poncokusumo, Kecamatan Singosari, Kecamatan Kromengan, dan Kecamatan Pujon sebagai tempat tujuan diadakannya proyek dan program PNPM-Peduli.Dalam program ini, penulis ikut dalam lokakarya dalam rangka untuk evaluasi PNPM-Peduli Tahap pertama untuk penanganan Pekerja Rumah Tangga Anak (PRTA) dan Orang tua nya. Pada rangkaian acara yang berlangsung selama 2 hari tersebut, penulis melakukan pekerjaan notulen hasil evaluasi dan juga dokumentasi. Penulis juga ikut memberikan beberapa saran untuk beberapa masalah yang dihadapi oleh para peserta workshop. Program PRT AnakProgram ini sebenarnya merupakan lanjutan dari program PNPM-Peduli. Program ini dicanangkan berdasarkan prinsip bahwa anak anak yang masih usia sekolah sudah melakukan pekerjaan yang harusnya dilakukan oleh orang dewasa misalnya menjadi Pembantu Rumah Tangga.Program ini merupakan upaya advokasi dan juga pelatihan yang dilakukan oleh tim LPKP Jawa Timur untuk untuk perlindungan pekerja rumah tangga anak (PRTA) dan Pemenuhan hak-hak anak dengan cara menarik anak-anak agar tidak menjadi PRTA dan memberdayakan keluarganya sehingga dapat mengembangkan usaha yang dapat meningkatkan pendapatannya tanpa harus memaksakan anaknya untuk menjadi pekerja anak. Tujuan daripada dilaksanakan Program ini adalah untuk ikut serta dalam penurunan angka kemiskinan di Indonesia melalui Penarikan Pekerja.Dalam program ini penulis dilibatkan langsung dalam kegiatan-kegiatan mulai dari memberi pemahaman kepada berbagai pihak untuk membangun kesadaran terkait permasalahan pekerja anak ini, melalui: Lokakarya tentang persoalan-persoalan PRT dan PRT Anak sehingga mereka mengerti. Pengertian dan pemahaman ini dibuat agar mereka tidak terus menerus memaksakan anak mereka dan kemudian memiliki motivasi lain untuk mendapatkan lapangan pekerjaan. Program Kinerja USAIDKinerja merupakan program yang bertujuan untuk meningkatkan tata kelola dalam penyediaan layanan publik di Indonesia dalam rangka mencapai perubahan dalam penyediaan layanan publik yang berkelanjutan, kerja sama dengan pemerintah daerah dibutuhkan untuk membuat penyediaan layanan publik lebih responsive seraya tetap meningkatkan kapasitas masyarakat sipil dan masyarakt untuk menuntut kualitas pelayanan yang lebih baik dari pemerintah.Dengan berdasarkan pada hal ini, Tim Program Kinerja kemudian bekerjasama dengan LPKP Jawa Timur dalam mengatasi kesenjangan penyediaan pelayanan di daerah. LPKP Jawa Timur ditunjuk oleh Kinerja USAID ini sebagai mitra daerah sesuai dengan track record dari LPKP sendiri dalam menjalankan suatu program selama bertahun tahun.LPKP Jawa Timur sebagai mitra kerja dari program Kinerja ini mengirimkan beberapa perwakilan. Perwakilan ini kemudian mengikuti berbagai macam workshop ataupun pertemuan di beberapa daerah di Jawa Timur untuk meyukseskan beberapa program yang telah dicanangkan. Penulis mengikuti beberapa workshop yang dilaksanakan oleh Kinerja sebagai perwakilan dari LPKP Jawa Timur dan ditugaskan sebagai notulen dari hasil pertemuan tersebut. Pertemuan pertemuan ini membahas mengenai system kerja maupun beberapa pelatihan untuk menciptakan kualitas pelayanan publik yang lebih baik di daerah tertentu Kegiatan TambahanKegiatan tambahan ini merupakan kegiatan lain yang bersifat administratif atau dilakukan ketika penulis di kantor. Kegiatan ini antara lain membuat rekapitulasi keuangan dari suatu program, menyalin data hasil program ataupun menyusun laporan hasil notulensi setelah adanya workshop atau pertemuan. Tidak hanya itu, penulis juga ikut membatu mempersiapkan pertemuan ataupun rapat yang akan berlangsung. Baik itu membeli perlengkapan untuk pertemuan atau mendekorasi ruangan tempat dilaksanakannya workshop atau pertemuan tersebut.Berikut ini pemaparan kegiatan dan tugas yang dilakukan penulis selama di Lembaga Pengkajian Kemasyarakatan dan Pembangunan (LPKP) Jawa Timur:Tabel 1. Daftar Kegiatan PKNNo.WaktuKegiatan PKN

1.Jumat, 14 Februari 2014 Orientasi Lembaga Rapat Koordinasi Internal LPKP mengenai Program Pemberdayaan PSK Diskusi dengan staf untuk persiapan pertemuan antara Hivos dan LPKP

2.Senin, 17 Februari 2014 Rapat besar seluruh staf LPKP dengan Hivos Penutupan Program dan Pembukaan program kembali oleh Ketua Lembaga

3.Selasa, 18 Februari 2014 Persiapan program penyuluhan mengenai program Pemberdayaan PSK di Tumpang

4.Rabu, 19 Februari 2014 Menuju ke tempat penyuluhan di Tumpang, Malang Persiapan penyuluhan oleh Ketua Lembaga dan Peserta penyuluhan Membantu jalannya rangkaian acara penyuluhan sebagai notulen dan dokumentasi

5.Kamis, 20 Februari 2014 Menyusun laporan hasil penyuluhan dan sharing-sharing dengan para peserta penyuluhan Evaluasi akhir program penyuluhan dan membantu persiapan akhir penyuluhan.

6.Jumat, 21 Februarin 2014 Menyusun laporan hasil pertemuan dan perjanjian antara Hivos dan LPKP minggu pertama.

7.Senin , 24 Februari 2014 Rapat/pertemuan minggu ke 2 antara pihak LPKP dan Hivos membahas perjanjian perjanjian antara keduabelah pihak.

8.Selasa, 25 Februari 2014 Menyusun laporan hasil rapat/pertemuan LPKP dengan Hivos minggu ke 2 Menyusun laporan magang

9.Rabu, 26 Februari 2014 Inspeksi lapangan : ke Poncokusumo mendatangi tempat koordinator untuk mengambil berkas untuk didaftarkan kejar paket Mendatangi tempat diadakannya program kejar paket B di Desa Pandansari untuk ikut member arahan pada anak anak peserta kejar paket

10.Kamis, 27 Februari 2014 Mengikuti lokakarya dan Penyuluhan PNPM-Peduli oleh LPKP di Pujon

11.Jumat, 28 Februari 2014 Menyusun laporan hasil dari penyuluhan PNPM-Peduli Pemilihan foto dokumentasi hasil dari penyuluhan PNPM-Peduli

12.Senin, 3 Maret 2014 Rapat/pertemuan antara Hivos dengan LPKP Minggu ke 3

13.Selasa, 4 Maret 2014 Inspeksi lapangan: Dampingan ke rumah PRTA di Desa Putuk, Poncokusumo (Program PRT-Anak) Mengikuti Pertemuan antara Perwakilan dari UNICEF dengan beberapa PRT Anak di desa Ngadiresa, kecamatan Poncokusumo

14.Rabu, 5 Maret 2014 Inspeksi Lapangan Program Biogas Rumah ke Desa Bocek Kecamatan Karangploso, Malang Menyusun laporan progress reaktor Biogas Desa Bocek Kecamatan Karangploso, Malang

15.Kamis, 6 Maret 2014 Menyusun Laporan hasil pertemuan Hivos dan LPKP Minggu ke 3 Membuat laporan mengenai inspeksi lapangan terakhir program Biogas Rumah.

16.Jumat, 7 Maret 2014 Menyusun laporan magang Membantu editing Data biogas mulai Januari 2014-Februari 2014

17.Selasa, 11 Maret 2014 Pertemuan dan pembahasan antara pihak LPKP dan Hivos tahap terakhir Penutupan workshop dan pertemuan antara pihak LPKP dan Hivos untuk Program Biogas Rumah 2014

18.Rabu,12 Maret 2014 Merekapitulasi data program Biogas Rumah pada bulan Juni 2013 sd 31 Mei 2013

19.Kamis, 13 Maret 2014 Menyusun laporan akhir hasil workshop dan pertemuan antara Hivos dan LPKP untuk program Biogas Rumah

20.Jumat, 14 Maret 2014 Menyusun laporan magang Persiapan program Kinerja oleh USAID Rapat internal Program Kinerja USAID oleh LPKP Jawa Timur

21.Senin, 17 Maret 2014 Menyalin laporan hasil Biogas Rumah September-Desember 2013

22.Selasa, 18 Maret 2014 Inspeksi lapangan ke Pakisaji Malang untuk mempromosikan program biogas

23. Rabu, 19 Maret 2014 Inspeksi lapangan Ke Desa Bocek Kecamatan Karangploso ( mengecek progress pembuatan reactor biogas )

24.Kamis, 20 Maret 2014 Membantu staf ahli mempersiapkan Kegiatan Kinerja USAID tahap awal Merevisi laporan kegiatan Program Biogas Rumah untuk bulan Juni Desember 2013

25.Jumat, 21 Maret 2014 Menyusun Laporan magang Menyalin data laporan perjanjian program Biogas Rumah Oleh Hivos dan LPKP

26.Senin, 24 Maret 2014 Pembukaan realisasi program Kinerja USAID oleh LPKP di Kabupaten Probolinggo Pelatihan pertama oleh pihak LPKP dengan pihak USAID kepada para peserta yang terdaftar

27.

Selasa, 25 Maret 2014 Menyusun laporan awal hasil pelatihan awal program Kinerja USAID di Kabupaten Probolinggo

28.Rabu, 26 Maret 2014 Menyalin data hasil Program Hasil Peternak Kambing dan Sapi oleh Pertamina dan LPKP Bulan Januari April 2013

29.Kamis, 27 Maret 2014 Mengikuti rapat atau pertemuan Program Kinerja di Probolinggo

30.Jumat, 28 Maret 2014 Menyusun laporan hasil rapat Program Kinerja USAID Menyusun Laporan Program Hasil Peternak Sapi dan Kambing oleh Pertamina dan LPKP bulan Mei-September 2013

2.2.2. Deskripsi Kegiatan PKNDalam melaksanakan Praktik kerja Nyata selama satu bulan di LPKP Jawa Timur penulis melakukan berbagai kegiatan tiap harinya baik itu kegiatan di kantor maupun kegiatan lapangan. Dengan banyaknya kegiatan, penulis mendeskripsikan kegiatan kegiatan yang dirasa perlu dijalaskan lebih lanjut berdasarkan hari dimana penulis melakukan kegiatan praktek kerja nyata tertentu dengan tidak mengesampingkan kegiatan kegiatan lain yang juga dilakukan oleh penulis termasuk berbagai hal yang dilakukan ketika di kantor.

Jumat, 14 Februari 2014Pada hari ini, LPKP Jawa Timur sedang mempersiapkan program lokakarya dalam program pemberdayaan PSK. Penulis mengikuti rapat panitia dengan staf LPKP Jawa Timur yang bertugas dan beberapa orang dari DINSOS. Rapat ini berisi diskusi dengan staf yang ikut menjalankan lokakarya ini dan juga persiapan koordinasi dengan pihak yang terkait untuk menyukseskan acara tersebut. Senin, 17 Februari 2014 Senin, 24 Februari 2014 Senin, 3 Maret 2014 dan Selasa, 11 Maret 2014Pada tanggal tersebut, penulis mengikuti workshop antara LPKP Jawa Timur dengan Hivos untuk membahas mengenai perjanjian dan kesepakatan dalam rangka untuk pembaruan kontrak kerja tahun 2014-2015. Kegiatannya selama tanggal tanggal tersebut hampir sama yaitu dalam workshop tersebut penulis menjadi peserta dan menjadi notulen hasil dari pembahasan beberapa perjanjian dan pembahasan kontrak kerja. Selasa, 18 Februari Kamis 20 Februari 2014Mulai pada hari selasa ini penulis mengikuti berbagai kegiatan yang berkenaan dengan lokakarya pemberdayaan PSK.Pada hari selasa, penulis melakukan persiapan program penyuluhan pemberdayaan PSK dengan membantu mempersiapkan ruangan, alat presentasi dll.Pada hari Rabu, penulis menuju ke tempat dilaksanakannya penyuluhan tepatnya di kantor Kelurahan Kecamatan Tumpang, Kabupaten Malang. Setelah sampai di tempat tujuan, penulis membantu mempersiapkan jalannya acara pada. Setelah itu, penulis dan tim dari LPKP Jawa Timur melaksanakan kegiatan lokakarya tersebut. Penulis sendiri bertugas untuk menjadi notulen hasil sharing dari peserta penyuluhan dengan penyelenggara acara dan juga sebagai seksi dokumentasi. Setelah rangkaian acara selesai, acara ditutup oleh penyelenggara dan peserta maupun panitia dipersilakan untuk kembali ke rumah masing masing.Pada hari Kamis penulis kembali ke kantor untuk menyusun laporan hasil penyuluhan tersebut. Setelah laporan tersebut selesai, penulis diikutsertakan dalam evaluasi tim LPKP Jawa Timur yang menangani program pemberdayaan PSK ini dan kemudian rangkaian program ditutup oleh ketua LPKP Jawa Timur. Jumat, 21 Februari 2014 Selasa, 25 Februari 2014 Kamis, 6 Maret 2014 - Kamis, 13 Maret 2014 Jumat, 21 Meret 2014Pada tanggal tanggal tersebut, penulis mengisi kegiatan praktek kerja nyata dengan menyusun laporan hasil workshop yang membahas mengenai pembaruan kontrak kerja antara LPKP Jawa Timur dan Hivos. Setelah laporan ini selesai dikerjakan, kemudian penulis menyerahkan kepada ketua Divisi Biogas Rumah di LPKP Jawa Timur untuk kemudian direkapitulasi sebagai laporan mingguan. Rabu, 26 Februari 2014Pada hari ini penulis ikut dalam inspeksi lapangan oleh LPKP Jawa Timur terkait dengan program kejar paket B oleh anak anak yang tidak lulus ujian nasional. Penulis menuju tempat anak anak ini disekolahkan kembali di desa Pandansari, Kecamatan Poncokusumo, Kabupaten Malang. Setelah sampai di tempat tujuan, penulis ikut serta dalam member motivasi belajar bagi anak anak yang terdaftar di kejar paket B tersebut. Kamis, 27 Februari 2014Pada hari ini penulis mengikuti lokakarya dan penyuluhan program PNPM-Peduli yang bekerjasama dengan LPKP Jawa Timur. Lokakarya ini diikuti oleh beberapa perwakilan dari Singosari, Kromengan, Poncokusumo, dan Pujon. Penulis menuju tempat diadakannya penyuluhan di Cottage Alam Sari, Ngroto, Pujon. Setelah para rombongan peserta lokakarya datang, kemudian peserta langsung menempati tempat yang disediakan yang kemudian acara dibuka oleh pimpinan LPKP Jawa Timur. Pada saat lokakarya berlangsung, penulis ditugaskan sebagai notulen dan dokumentasi. Tidak hanya itu, penulis juga ikut menyumbangkan solusi untuk beberapa permasalahan yang dialami oleh para peserta lokakarya. Jumat, 28 Februari 2014Setelah rangkaian acara lokakarya penyuluhan PNPM-Peduli selesai, penulis kemudian diberi tugas untuk menyusun hasilnya yang kemudian diserahkan pada ketua LPKP Jawa Timur. Penulis juga memilih hasil hasil dokumentasi yang nantinya disimpan sebagai dokumen kegiatan bagi LPKP Jawa Timur. Selasa, 4 Maret 2014Penulis mengikuti inspeksi ke tempat dampingan Pekerja Rumah Tangga Anak di desa Putuk, kecamatan Poncokusumo. Pada pagi hari nya penulis menemui beberapa Pekerja Rumah Tangga Anak di rumahnya masing masing. Sebenarny PRT Anak ini cukup banyak, namun karena ada keperluan lain yaitu pertemuan dengan perwakilan dari UNICEF maka dicari lah PRT Anak yang terdaftar dan tinggal berdekatan dengan tempat pertemuan. Tempat pertemuan sendiri berada di Desa Ngadiresa yang dekat dengan Desa Putuk.Setelah menemui beberapa PRT Anak tadi dan menyuruh mereka bersiap siap, perwakilan dari LPKP Jawa Timur dan juga penulis kemudian menuju tempat pertemuan. Tim dari LPKP sendiri dibagi menjadi 2 tim, karena perwakilan dari UNICEF tersebut memerlukan guide karena belum begitu tau jalan menuju tempat pertemuan tersebut.Pada saat pertemuan berlangsung, penulis bertindak sebagai translator karena perwakilan dari UNICEF semuanya berasal dari luar negri. Mereka mempertanyakan banyak hal mengenai bagaimana anak anak usia sangat muda di Indonesia sudah bekerja, bagaimana pemerintah daerah menanggapi nya dan lain lain. Setelah pertemuan ini diakhiri , masing masing tim dari LPKP maupun PRTA dan juga dari pihak UNICEF kembali ke tempat masing masing. Rabu, 5 Maret 2014 Selasa, 18 Maret 2014 Rabu, 19 Maret 2014Pada hari ini penulis melakukan inspeksi bersama Ketua Divisi Program Biogas Rumah ke desa Bocek, Karangploso. Pada saat inspeksi ini penulis menanyakan beberapa hal kepada pembuat reaktor biogas baik yang sudah jadi maupun sedang proses pembuatan. Jawaban jawaban dari para Rumah Tangga Biogas ini kemudian dicatat dan ditulis kembali sebagai laporan inspeksi mingguan yang kemudian diserahkan kepada Divisi Program Biogas Rumah yang bertanggung jawab atas berjalannya program ini. Jumat, 7 Maret 2014 Rabu, 12 Maret 2014 Kamis, 13 Maret 2014Pada tanggal tersebut penulis melakukan kegiatan yang bersifat administratif yaitu antara lain menyusun laporan program, editing data, dan juga merekapitulasi data program biogas Kamis, 20 Maret 2014 Senin, 24 Maret 2014 Selasa, 25 Maret 2014 Kamis, 27 Maret 2014 dan Jumat, 28 Maret 2014Pada tanggal tersebut penulis mengikuti program Kinerja oleh USAID bekerjasama dengan LPKP Jawa Timur. Dari mulai tahap awal yaitu mengikuti berbagai persiapan program, mengikuti workshop, dan juga penyusunan laporan haril workshop.Program ini diadakan di beberapa daerah di Jawa Timur dan ketika penulis mengikuti berbagai kegiatan yang berhubungan dengan penyelenggaraan acara program bertempat di Kabupaten Probolinggo. Pada saat mengikuti pelatihan Kinerja di Kabupaten Probolinggo ini, penulis ikut dalam rangkaian acara nya yaitu mulai dari pembukaan realisasi program kemudian pelatihan yang dilakukan oleh penyelenggara program kepada para peserta.Setelah pelatihan tersebut diakhiri, penulis yang pada saat itu juga bertindak sebagai Notulen kemudian menyusun laporan atas hasil dari pelatihan yang telah berlangsung.

Rabu, 26 Maret 2014 Jumat, 28 Maret 2014Pada tanggal tersebut, penulis dimintai bantuan oleh Divisi Program Hasil Peternak Kambing dan Sapi dari LPKP Jawa Timur untuk menyalin data bulanan dari hasil inspeksi ke tempat diadakannya program tersebutPada kegiatan ini, penulis hanya bertugas untuk menyalin data dari kertas laporan yang ditulis tangan oleh pihak yang menangani program ini ke bentuk soft file yang kemudian dikelompokkan menjadi satu untuk data tambahan.2.2.3. Pembahasan HasilProgram Biogas Rumah Indonesia ini dibiayai oleh Kedutaan Kerajaan Belanda dan diimplementasikan oleh dua organisasi masyarakat sipil yaitu Hivos dan SNV[footnoteRef:13]. Aspek manajemen program termasuk asistensi teknis ditangani oleh Hivos, sedangkan SNV akan menyediakan transfer pengetahuan dan dukungan teknis dan program ini akan diimplementasikan oleh Kantor Program Biogas di beberapa daerah, yang terseleksi atas pertimbangan pihak terkait yang relevan. Kepemilikan lokal atas proyek ini adalah jaminan dalam hal ini. Jika di suatu provinsi tidak ada organisasi lokal yang memenuhi syarat berdasarkan pertimbangan Kantor Program Biogas Provinsi, maka program akan dilaksanakan langsung oleh kantor biogas provinsi tersebut. [13: Biogas Rumah. Loc. Cit]

Program Biogas Rumah atau disingkat (BIRU) memang telah berjalan cukup lama. Namun, adanya kesepakatan dan kontrak kerja antara pihak donor yaitu HIVOS dan SNV dengan pihak LPKP dilakukan kembali setiap tahun. Ini dilakukan untuk sharing dan juga membahas hasil dari program tahun sebelumnya serta membahas apa rencana lanjutan untuk keberlangsungan program ini di tahun selanjutnya. Hal ini kemudian menarik minat penulis untuk ikut serta dalam pertemuan tahunan antara HIVOS dan LPKP tahun 2014. Disini penulis dilibatkan langsung dalam acara rapat pembahasan program tersebut sebagai peserta dan notulen.2.2.3.1. Pembaruan kontrak kerja pada tahun 2014 (Maret-Desember dan Januari- Maret 2015)Pembahasan dari pertemuan tersebut adalah yang pertama membahas kembali mengenai perjanjian antara HIVOS dan LPKP mengenai kerjasama yang telah berlangsung dan akan kembali diperbaharui mengingat HIVOS memilih LPKP sebagai CPO (Construction Partner Organization) yaitu sebagai Lembaga Mitra Pembangunan untuk melaksanakan sebagian dari Proyek dan akan melakukan aktifitas proyek yang akan dilaksanakan di Wilayah Proyek (Jawa Timur). LPKP sendiri sebagai CPO telah meminta langsung Subsidi Investasi kepada HIVOS untuk mengurangi biaya Reaktor Biogas yang dibangun oleh LPKP di Wilayah Proyek, dan HIVOS telah sepakat untuk memberikan Subsidi Investasi berdasarkan penyelesaian dan sesuai dengan syarat syarat dan ketentuan dalam perjanjian partisipasi ini.Dalam pembahasan pada pertemuan tersebut, Kedua belah pihak telah menyepakati beberapa hal yaitu[footnoteRef:14] : [14: LPKP Jawa Timur. Participation Agreement Lembaga Pengkajian Kemasyarakatan dan Pembangunan (LPKP) & Hivos. Number of Project: ID074H38/PA-003/218. 2014 (Hlm 1-3).]

1. Rancangan BiogasPeralatan dan Material yang disetujui oleh HIVOS terhadap apa yang telah diminta oleh pihak LPKP sebagai CPO2. Perwakilan yang Berwenang Berarti ditunjuknya seorang secara tertulis oleh CPO atau HIVOS sebagai masing masing perwakilannya3. Periode KetersediaanIni mebahas mengenai ketersediaan dan kesanggupan oleh CPO untuk melaksanakan kegiatan ataupun program konstruksi mulai tanggal 1 Maret sampai dengan 31 Desember 2014.4. Kontrak Pembangunan /Konstruksi Reaktor BiogasPoin ini membahas mengenai perjanjian yang akan ditandatangani antara CPO (LPKP) dengan Rumah Tangga Biogas dengan berbagai bentuk sesuai dengan perjanjian tahun sebelumnya.5. Reaktor BiogasMembahas mengenai ukuran reaktor biogas yang akan dibuat sebagaimana telah disetujui oleh HIVOS.

6. Biaya Modal Reaktor BiogasMembahas mengenai keseluruhan biaya konstruksi Reaktor Biogas yang disetujui, termasuk Peralatan dan Material Biogas7. PembayaranMembahas mengenai jumlah dana yang merupakan bagian dari bentuk Subsidi Investasi yang dibayarkan oleh pihak HIVOS kepada CPO.8. Peristiwa KelalaianMembahas beberapa peristiwa yang merujuk pada kelalaian kerja. Beberapa pasal mengenai kelalaian kerja kemudian akan dibahas kembali pada pertemuan berikutnya antara pihat HIVOS dan CPO yaitu LPKP9. Rumah Tangga BiogasMembahas mengenai pemilik dan Pembuat Reaktor Biogas yang dibangun sesuai dengan standar Indonesia Domestic Biogas Programme (IDBP)10. Subsidi Investasi Membahas mengenai besarnya uang yang asalnya dari Hibah ataupun sumber lain yang harus dibayar HIVOS kepada CPO LPKP11. Jaminan KerjaMembahas mengenai jaminan kerja dari kerjasama ini. Jaminan kerja ini berupa uang tunai Rp. 100.000,- per reaktor yang akan ditahan oleh HIVOS sebagai Jaminan Kerja CPO. Jumlah ini akan diserahkan kepada CPO setelah CPO mengirimkan tagihan atas pemeliharaan reactor kepada Indonesia Domestic Biogas Programme (IDBP), yang mana dilaksanakan dalam dua kali angsuran setara masing masing sebesar Rp. 50.000,-. Jika CPO gagal dalam penyediaan layanan pemeliharaan yang dibutuhkan, maka HIVOS akan menggunakan Jaminan Kinerja untuk membayar jasa tersebut pada pihak ketiga.12. Kegiatan ProyekMembahas rincian rencana proyek yang akan dilakukan. Meliputi konstruksi dan pemeliharaan reactor Biogas dalam Wilayah Proyek.13. Periode Proyek Merujuk pada pembahasan mengenai periode dimulainya program sejak 1 Maret 31 Desember 2014 kecuali ditetapkan lain secara tertulis oleh Hivos.14. Pemberitahuan Penundaan atau PembatalanYaitu mengenai pemberitahuan oleh Hivos kepada CPO secara tertulis dalam waktu 15 hari setelah diketahui bahwa CPO telah membuat permintaan pencairan dana palsu tanpa membangun Reaktor Biogas. Jika terjadi penundaan dalam jangka waktu 15 hari setelah menerima Pemberitahuan Penundaan Hivos mengijinkan CPO untuk memperbaiki peristiwa yang berkaitan dengan kelalaian/ketidakberesan yang memicu timbulnya penundaan seperti yang tersebut pada Pemberitahuan Penundaan. Apabila CPO mampu memperbaiki kelalaian/ketidakberesan selama periode tersebut diatas sehingga dapat memuaskan Hivos, maka Hivos akan melanjutkan pencairan dana Subsidi Investasi yang belum dibayarkan.15. Pengurangan Emisi KarbonMembahas mengenai mekanisme global yang intinya memberikan insentif pada perusahaan yang berhasil mengurangi emisi carbon dibawah batas maksimum-nya. Dengan sistem ini, semua perusahaan akan diberi batas maksimum emisi. Bagi perusahan yang kadar emisi nya melebihi batas maksimum, maka perusahaan tersebut mesti membeli kredit dari perusahaan lain yang menghasilkan emisi dibawah batas maksimum-nya. Jadi program ini secara langsung akan member insentif pada mereka yang aktif mengurangi emisi-nya.2.2.3.2. Perjanjian perjanjian yang disepakati kedua belah pihak selama pertemuan berlangsung.Setelah menetapkan dan memperbarui beberapa kesepakatan dan perjandian diantara kedua belah pihak, para peserta pertemuan kemudian membahas mengenai ketentuan ketentuan mengenai Konstruksi dan Pemeliharaan Reaktor Biogas. Pembahasan ini dilakukan untuk menetapkan dan menentukan beberapa hal yang kurang jelas mengenai Konstruksi dan Pemeliharaan Reaktor Biogas ini. Beberapa poin dari hasil kesepakatan ini antara lain yaitu[footnoteRef:15] : [15: Ibid., Hlm 3-5]

1. CPO tidak akan memulai kegiatan proyeknya di setiap wilayah proyek kecuali jika telah memiliki kantor lengkap dengan pegawai yang berkualitas dan berdedikasi untuk pembangunanReaktor Biogas termasuk pemberian layanan pemeliharaan setelah konstruksi.2. Sebelum memulai konstruksi dari setiap Reaktor Biogas, CPO akan meminta persetujuan tertulis terlebih dahulu dari Hivos. Hivos dapat menerima permintaan yang disampaikan melalui pos, kurir, fax atau email/surat elektronik. Jika memungkinkan, Hivos akan memberikan jawabannya dalam dua hari kerja.3. Setelah menerima persetujuan tertulis terlebih dahulu dari Hivos, CPO akan membangun Reaktor Biogas dalam Wilayah Proyek sesuai dengan rancangan dan metode konstruksi serta hanya akan menggunakan peralatan dan material yang telah disetujui dalam perjanjian. Tidak diperkenankan adanya perubahan pada rancangan tanpa persetujuan tertulis terlebih dahulu dari Hivos.4. CPO harus membuat reaktor dengan tingkat pemasukan kotor rata rata 100%. Jika rata rata tingkat pemasukan reaktor yang dilakukan dibawah 90% dari muatan reaktor, Hivos dapat memberlakukan pembatasan ukuran reaktor kepada CPO. CPO tidak akan menerima subsidi untuk pembangunan reaktor dengan tingkat pemasukan dibawah 70%.5. CPO akan selalu menjaga kualitas yang tinggi dalam praktek pembangunan reaktor dengan mengikuti petunjuk yang telah tertera pada perjanjian awal. CPO diwajibkan untuk menyediakan layanan pemeliharaan purna-konstruksi juga sesuai dengan perjanjian yang telah di bahas di awal. Pemeliharan reaktor akan dilaksanakan dua kali; 9 dan 15 bulan setelah tangga penyelesaian reaktor; dan pemeliharan yang kedua dilaksanakan antara bulan ke 21 dan 27 setelah tanggal penyelesaian reaktor. Perjanjian Kontrak Konstruksi Reaktor Biogas yang ditandatangani antara CPO dan Rumah Tangga Biogas menetapkan ketentuan ketentuan yang jelas mengenai hal ini. Berkenaan dengan maksud tersebut, CPO akan membuat sistem pengawasan mutu internal untuk pembangunan Reaktor Biogas.6. Untuk menjamin kualitas konstruksi, pemeliharaan dan layanan purna-konstruksi Reaktor Biogas, Hivos berhak untuk ; a. Mengawasi pembangunan reaktor biogasb. Memastikan bahwa hanya Peralatan dan Material Biogas yang telah disetujui yang digunakan untuk konstruksi/pembangunan Reaktor Biogas; danc. Menjadwalkan ataupun melakukan kunjungan pengawasan mutumendadak, sebagaimana diatur dan dibangun berdasarkan Perjanjian dan menilai kualitas Reaktor Biogas serta kepuasan Rumah Tangga Biogas mengenai kinerja Reaktor.2.2.3.3. Pembahasan terkait aplikasi dana lanjutan dan Subsidi Investasi baik terhadap pihak LPKP sebagai CPO (Construction Partner Organization)Setelah membahas mengenai berbagai ketentuan dan kesepakatan mengenai Konstruksi dan Pemeliharaan Reaktor Biogas, pembicaraan dilanjutkan untu membahas mengenai beberapa aspek penting mengenai Subsidi Investasi yang diberikan oleh Hivos kepada LPKP sebagai CPO dari program ini. Rincian dari Subsidi Investasi ini tidak jauh beda dari perjanjian yang lama, namun ada beberapa hal yang perlu untuk dibahas kembali mengingat ada kekurangan pada praktek dan ketentuan di pertemuan sebelumnya. Ketentuan Subsidi Investasi yang dibahas pada pertemuan ini mengenai dana yang diberikan oleh IDBP atau Hivos kepada CPO LPKP dengan jumlah sebesar Rp. 2.000.000,- per reaktor biogas untuk setiap Rumah Tangga Biogas (hingga akhir periode ketersediaan) sesuai dengan ketentuan yang berlaku, dan memenuhi ketentuan ketentuan yang disepakati bersama yaitu[footnoteRef:16]: [16: Ibid., Hlm. 5]

1. Rumah Tangga Biogas harus dapat menyediakan sedikitnya 30 kg kotoran sapi (tiga ekor ternak sapi yang dikandangkan) stiap harinya. 2. Rumah Tangga Biogas telah setuju untuk menggunakan gas yang dihasilkan guna keperluan memasak dan/ penerangan.3. Reaktor Biogas dibuat pada lokasi yang bebas banjir dan CPO akan berupaya untuk menghindari daerah rawan longsor.4. Pengguna atau para pembuat Reaktor Biogas yang sudah menerima subsidi sebelumnya tidak menerima subsidi lanjutan (subsidi hanya diberikan pada saat pembuatan Reaktor Biogas sebelum perjanjian yang baru ini dilakukan)5. Reaktor Biogas telah dikerjakan dan dibangun sesuai dengan ketentuan ketentuan yang telah disepakati di awal perjanjian.Setelah membahas ketentuan diatas, para pertemuan tersebut membahas mengenai Subsidi Investasi IDBP. Bahasan ini memiliki tujuan khusus untuk mengurangi Biaya Modal Reaktor Biogas seperti disebutkan dibawah ini[footnoteRef:17]: [17: Ibid., Hlm. 6]

Supply and Construction Mode (Pola Persediaan dan Konstruksi) : Dalam pola ini , CPO akan memasok peralatan dan material Biogas yang diperlukan untuk konstruksi Reaktor Biogas dan membuat reaktor tersebut untuk harga yang disepakati bersama dengan Rumah Tangga Biogas. Rumah Tangga Biogas akan membayar harga yang disepakati setelah dikurangi dengan Subsidi Investasi sebesar Rp.2.000.000.

Construction Model ( Pola Konstruksi )Dalam pola ini, Rumah Tangga Biogas akan memasok material konstruksi yang disetujui dan CPO akan melaksanakan pekerjaan konstruksi. CPO akan mengenakan imbalan yang disepakati bersama dengan Rumah Tangga Biogas, yang akan dikurangi dari Subsidi Investasi sebesar Rp 2.000.000,- yang diterima dari Hivos. Setelah penyesuaian imbalan CPO, sisa bagian dari Subsidi Investasi diserahkan kembali oleh CPO kepada Rumah Tangga Biogas secara tunai.Ada hal lain yang kemudian menjadi pengecualian ketika hal di atas disepakati lain oleh Hivos, kesediaannya memberikan Subsidi Investasi akan otomatis gugur dan tidak berlaku ketika berakhirnya masa ketersediaan atau berakhirnya kontrak kesepakatan tertulis mengenai subsidi tersebut. Hivos juga akan menghentikan pemberian subsidi jika CPO gagal membuat Permintaan Pencairan pertama dalam 60 hari setelah penandatanganan perjanjian.Target 50 unit ditetapkan oleh CPO saat memulai kesepakatan kerjasama. Hivos akan memberikan kepada CPO Rp. 50.000,- per reaktor untuk setiap reactor yang telah dibangun sebagai bonus target produksi dengan syarat[footnoteRef:18]: [18: Ibid.,]

a) CPO memenuhi target pembangunannyab) CPO telah memasukkan laporan penyelesaian pembangunan atas keseluruhan 50 reaktor sebelum 31 Januari 2014, dan laporan mengenai hal ini telah disetujui oleh Hivos.Jika mitra membangun reaktor lebih banyak dari yang telah ditargetkan, maka CPO hanya akan menerima sesuai jumlah yang telah ditargetkan, tidak lebih dari itu. Jika mitra kerjasama proyek tidak berhasil mencapai target pembangunannya, maka CPO tidak akan mendapat bonus sama sekali. Pengaturan ini berlaku hanya berlaku pada saat periode ketersediaan pada perjanjian ini hingga akhir batas kontrak kerja.Sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati di awal kontrak kerja, CPO akan membangun reaktor biogas sesuai dengan standar yang telah ditentukan oleh IDBP. CPO akan dikenakan sanksi untuk konstruksi yang berkualitas rendah. Disisi lain, CPO akan menerima upah untuk konstruksi dengan kualitas yang tinggi. Sanksi dan upah akan dihitung berdasarkan nilai rata rata kualitas atas jumlah keseluruhan reactor yang telah dibangun. Upah dan sanksi akan diterapkan sesuai dengan perjanjian sebelumnya.Dengan kriteria diatas maka CPO hanya akan membangun reaktor pada wilayah kerja proyek berdasarkan rencana kerja yang diajukan CPO atau sudah disepakati secara tertulis oleh pihak pihak yang terlibat dalam program ini. Prosedur Pencairan Dana SubsidiSetelah pertemuan pertama yang membahas mengenai kesepakatan awal yang lebih umum, pertemuan kedua ini membahas yang lebih specific mengenai beberapa hal yang masih belum cukup jelas pada saat perjanjian awal pada pertemuan pertama. Pada pertemuan kali ini, para pihak yang terlibat terutama pihak donor Hivos dan CPO LPKP membahas mengenai beberapa prosedur Pencairan Dana Subsidi. Hasil dari pembahasan tersebut antara lain[footnoteRef:19] : [19: Ibid., Hlm.7.]

1. Permintaan Pencairan Dana dalam Perjanjian akan diajukan dengan menggunakan formulir permintaan pencairan dana Subsidi.2. Untuk setiap permintaan pencairan dana yang memenuhi syarat, Hivos akan menahan Rp. 100.000 per reaktor Biogas sebagai Jaminan Kinerja.3. Jaminan kerja akan ditransfer ke rekening CPO setelah CPO mengirimkan tagihan atas pemeliharaan reaktor kepada IDBP, yang mana dilaksanakan dalam dua kali angsuran setara masing masing sebesar Rp 50.000. Jika CPO gagal dalam penyediaan layanan pemeliharaan yang dibutuhkan, makan Hivos akan menggunakan Jaminan Kinerja untuk membayar jasa tersebut kepada pihak ketiga.4. Sebelum mengajukan permintaan sejumlah pencairan dana, CPO akan membuka rekening di bank yang dapat diterima oleh Hivos, untuk menerima Subsidi Investasi sesuai dengan Perjanjian. Penundaan atau Pembatalan Subsidi InvestasiHivos setiap saat dapat menunda ataupun membatalkan sejumlah pencairan dana Subsidi Investasi yang belum dibayarkan sesuai perjanjian, jika[footnoteRef:20]. [20: Ibid., Hlm. 8.]

a) Perjanjian Program, sebagaimana dimaksud pada perjanjian awal. Perjanjian ini antara Hivos dan EKN ditunda ataupun dibatalkandengan alasan apapunb) Hivos menilai kinerja CPO tidak memuaskanBerdasarkan hal ini, Hivos akan memberikan pemberitahuan kepada CPO (Pemberitahuan Penundaan atau Pembatalan) secara tertulis dalam waktu 15 hari setelah terjadinya peristiwa apapun. Jika terjadi penundaan, dalam jangka waktu 15 hari setelah menerima pemberitahuan penundaan Hivos mengizinkan CPO untuk memperbaiki peristiwa yang berkaitan dengan kelalaian/ketidakberesan ysang memicu timbulnya penundaan seperti yang tersebut pada Pemberitahuan Penundaan. Apabila CPO mampu memperbaiki kelalaian/ketidakberesan selama periode tersebut diatas sehingga dapat memuaskan Hivos, maka Hivos akan melanjutkan pencairan dana Subsidi Investasi yang belum dibayarkan. Ketentuan Yang Ditetapkan Untuk Pencairan DanaLanjutan dari beberapa hal yang dibahas diatas adalah mengenai beberpaa ketentuan mengenai pencairan dana. Hasil dari pembahasan ini diperoleh bahwa Hivos berkewajiban untuk membuat pencairan dana Subsidi Investasi yang tertera didalam perjanjian ini agar memenuhi beberapa syarat yang telah disepakati yaitu[footnoteRef:21]: [21: Ibid., Hlm. 9.]

a) Laporan Penyelesaian Reaktor Biogas diisi sewajarnya dan ditandatangani (termasuk diantaranya hasil dari pengujian tahan bocor dan Perjanjian RUmah Tangga Biogas mengenai kinerja reactor yang memuaskan) telah disertakan dengan permintaan pencairan dana;b) Salinan perjanjian Konstruksi Reaktor Biogas yang telah disepakati di awal telah diserahkan oleh CPO kepada Hivos.c) Berkaitan dengan berakhirnya periode proyek IDBP pada tanggal 31 Desember 2014, maka laporan penyelesaian pembangunan reaktor harus diterima oleh Hivos paling lambat tanggal 31 Januari 2015. Setelah tanggal tersebut, maka semua permintaan untuk pencairan dana tidak dapat dilakukan.2.2.3.4. Ketentuan Mengenai Kelalaian dan juga Perselisihan Kedua Belah Pihak Yang Bekerja Sama dan juga Penyelesaiannya.Berbagai kesepakatan atau persetujuan mengenai banyak hal tentang berlangsungnya kerjasama dan keberlangsungan program ini telah disetujui. Namun beberapa hal mengenai kelalaian terhadap jalannya program ini masih harus dibahas. Hasil bahasan tersebut terutama membahas mengenai ketentuan atau suatu keadaan dimana CPO melakukan kelalaian dalam menjalankan tugasnya, yaitu[footnoteRef:22]. [22: Ibid., Hlm. 10.]

a) Kelalaian pertama adalah ketika diketahui CPO telah membuat permintaan pencairan dana palsu tanpa membangun Reaktor Biogasb) Melakukan tindakan pelanggaran yang bertentangan dengan standar mutu Hivos atau menyebabkan dampak negatif dan/atau efek yang merugikan program ataupu penerima program.c) Yang ketiga adalah ketika pemerintah secara sepihak mengambil tindakan apapun untuk menasionalisasikan, mengambil alih atau menyita CPO dan/atau asetnya dalam artian pemerintah menganggap bahwa CPO tidak lagi capable untuk menjalankan programnya.d) Berikutnya adalah ketika CPO telah menggunakan Subsidi Investasi yang diterima untuk tujuan lain yang bertentangan dengan berbagai hal yang sudah disepakati mengenai Subsidi Investasi.e) CPO dinyatakan pailit oleh pengadilan, atau ketidakmampuan membayar, mengalami kebangkrutan ataupun sedang dalam proses reorganisasi yang selama dalam waktu 30 hari belum diberhentikan sebagai lembaga. Tindakan pailit ini juga dikenakan pada CPO oleh kreditor yang juga selama jangka waktu 30 hari belum diberhentikan dari lembaga. Perbaikan atas Sebuah Peristiwa KelalaianPeristiwa kelalaian tidak semata berupa kelalaian yang disengaja ataupun diduga oleh CPO, karena itu ada ketentuan mengenai perbaikan atas sebuah peristiwa kelalaian oleh Hivos. Jika Hivos mengetahui ataupun diberitahukan oleh CPO, kejadian atau kemungkinan Peristiwa Kelalaian, Hivos dapat melakukan tindakan yaitu[footnoteRef:23]: [23: Ibid., Hlm. 11.]

a) Hivos akan melakukan penundaan atau pembatalan komitmen untukmemberikan Subsidi Investasi yang belum dibayarkan dan/atau hibah pengembangan kelembagaan sesuai Perjanjian;b) Menyatakan sejumlah dana yang belum dibayarkan telah jatuh tempo dan harus segara dibayar antara CPO dan IDBP.Pada pertemuan terakhir, para peserta program membahas mengenai ketentuan ketentuan lain mengenai program Biogas ini. Pertemuan ini juga membahas kesimpulan dari beberapa pertemuan sebelumnya. Pada pertemuan ini juga, penulis dilibatkan langsung sebagai peserta dan ikut dalam membahas hal hal yang berkenaan dengan program ini. Hasil dari pertemuan yang terakhir antara pihak donor Hivos dan CPO yaitu LPKP dituangkan dalam beberapa poin berikut, yaitu[footnoteRef:24]: [24: Ibid., Hlm. 11-13.]

1) Setelah rangkaian perjainjian dan pembahasan megenai program ini, Hivos sebagai pihak donor akan membantu melakukan kampanye kesadaran mengenai Reaktor Biogas dan akan meluncurkan kegiatan penyuluhan dan pelatihan mengenai slurry (sisa hasil proses pembuatan biogas)2) Hivos akan membantu da;lam penyusunan pelatihan bagiperwakilan CPO, tukang batu dan Rumah Tangga Biogas serta pelatih. Setelah menerima pelatihan dari Hivos, CPO akan mengatur pelatihan untuk setiap Rumah Tangga Biogas.3) Hivos akan memantau kegiatan CPO dan membuat verifikasi pernyataan kinerja Biogas secara acak dan mengunjungi Rumah Tangga Biogas untuk memastikan bahwa; CPO menggunakan Subsidi Investasi Hivos untuk keperluan konstruksi reaktor. CPO menyediakan layanan setelah konstruksi Reaktor Biogas sesuai dengan kartu garansi Rumah Tangga Biogas puas dengan kinerjaReaktor Biogas4) Kemudian yang berikutnya membahas mengenai perselisihan yang mungkin muncul antara CPO dan Hivos dalam hubungannya dengan atau berdasarkan Perjanjian dicoba diselesaikan secara musyawarah untuk mufakat melalui perundingan kedua belah pihak.5) Jika perselisihan tidak dapat diseselesaikan lewat perundingan dalam waktu 45 hari, maka akan dirujuk ke penengah pihak ke 3 yang dipilih oleh kedua belah pihak untuk menengahi pemecahan dan biaya mediasi tersebut akan dibagi bersama oleh kedua belah pihak.6) Dalam hal perselisihan tidak diselesaikan melalui metode yang dijelaskan diatas dalam waktu 180 hari , maka akan dirujuk ke arbitrase di bawah Undang Undang Arbitrase Indonesia Nomor 30 Tahun 1999 sebagai jalan keluar terakhir. Putusan arbitrase bersifat final dan mengikat. Biaya arbitrase tersebut akan dibagi bersama oleh berbagai pihak atau mungkin dapat ditentukan sesuai dengan Undang Undang.7) Perjanjian diatur oleh dan harus ditafsirkan dengan hokum Republik Indonesia8) Setiap ketentuan dalam Perjanjian dapat diubah atau diamandemen oleh pihak pihak yang saling menyetujui secara tertulis. Setiap perubahan atau amandemen akan secara otomatis diadopsi sebagai bagian dari Kesepakatan.9) Perjanjian akan tetap berlaku sesuai dengan syarat dan ketentuan dalam Perjanjian sampai berakhirnya masa Periode Proyek atau penghentian yang lebih cepat sesuai dengan persyaratan Perjanjian.10) Hivos, sebagai penyelenggara program IDBP akan secara kolektif mengumpulkan manfaat dari pengurangan emisi karbon, yang mana akan digunakan untuk perpanjangan program di masa yang akan datang.11) Perjanjian mengenai hal tersebut dibuat dalam dua salinan asli, keduanya merupakan sebuah dokumen tunggal.12) Dalam hal terjadi perbedaan interpretasi, perjanjian dalam bahasa Indonesia dijadikan sebagai acuan.2.2.3.5. Analisa Hasil Perjanjian Perjanjian dan Kesepakatan Antara LPKP Jawa Timur Dengan Hivos Dalam Program Biogas Rumah Indonesia.Setelah menyelesaikan beberapa hal terkait pengesahan perjanjian, pertemuan ini kemudian diakhiri dan program tersebut mulai dijalankan berdasarkan kesepakatan baru tersebut.Dalam menjalankan program tersebut, penulis juga dilibatkan langsung dalam bentuk inspeksi mingguan untuk mengetahui bagaimana kerja dan hasil dari program tersebut sehingga bisa melakukan analisa dari apa hasil dari kesepakatan dan perjanjian perjanjian ini. Kesepakatan dan perjanjian yang disepakati oleh keduabelah pihak dan juga para Rumah Tangga Biogas dilaksanakan dan dipatuhi sebagai standar untuk kelanjutan dari program sebelumnya untuk kemajuan pencapaian target di program selanjutnya. Hasil dari inspeksi ini menurut penulis program Biogas Rumah ini mengalami keberhasilan secara garis besar, tetapi ada beberapa hal yang harus segera ditangani agar tidak menghambat jalannya program ini yang kemudian mengurangi hasil yang diperoleh dari pembuatan reaktor biogas ini. Beberapa hal yang sudah berjalan semestinya maupun hal hal yang menjadi kendala pada program ini menurut analisa penulis antara lain;1. Mengenai Pembaruan Kontrak KerjaPada poin ini menurut penulis tidak mengalami kendala ataupun permasalahan yang berarti. Kesepakatan ini berjalan lancar karena sudah beberapa kali dilaksanakan berdasarkan dari program yang lama. Namun ketika penulis menanyakan kepada para rumah tangga biogas, mereka ternyata ada yang belum mengerti mengenai beberapa poin yang disepakati meski telah beberapa kali mengikuti workshop pembaruan kontrak ini. Mereka mengaku penjelasan dari moderator atau pihak yang melakukan presentasi tidak bisa dicerna dan kurang jelas menurut mereka. Berdasarkan hal tersebut, ketua divisi biogas rumah indonesia atau yang bertugas inspeksi menjelaskan kepada rumah tangga biogas tersebut dan pada akhirnya mereka dapat mengerti mengenai hal tersebut 2. Mengenai Perjanjian Perjanjian Baru Yang Disepakati Keduabelah Pihak Hivos sebagai pihak donor memiliki standar yang tinggi terhadap hasil pembuatan ataupun konstruksi pembuatan. Dalam membuat reaktor biogas sendiri, Hivos memiliki beberapa tukang yang dilatih khusus untuk bagaimana membuat dan mengkonstruksi reaktor biogas dengan standar tinggi tersebut.Hasil dari perjanjian dan kesepakatan ini sudah bisa diterima dan dilaksanakan oleh pihak yang terlibat karena telah beberapa kali diadakan pembicaraan dan pembahasan mengenai perjanjian - perjanjian berdasarkan kesepakatan atas program program yang telah dilakukan sebelumnya. Semua dijelaskan secara rinci yang kemudian bisa dijadikan patokan agar program selanjutnya minim permasalahan.Belajar dari pembuatan reaktor biogas di tahun tahun sebelumnya, para pekerja konstruksi ini sudah sangat terampil dan efisien dalam mengerjakan konstruksinya. Permasalahan lama seperti adanya lubang pada kubah reaktor ataupun bocornya pipa slurry dan lain lain kini hampir tidak ada permasalahan. Para Rumah Tangga Biogas sendiri mengaku puas dengan kinerja para tukang konstruksi yang lebih bisa diandalkan. Tetapi masih ada beberapa permasalahan yang terjadi baik itu permasalahan yang terjadi karena miskomunikasi ataupun permasalahan yang diluar dugaan. Beberapa permasalahan tersebut menurut penulis adalah ; Perawatan dan Pemeliharaan Reaktor BiogasPada saat reaktor biogas ini jadi dan digunakan, memang ada beberapa tata cara untuk merawat dan memelihara reaktor ini agar bisa bertahan lama dan membuahkan hasil yang memuaskan bagi pembuatnya. Hivos sendiri sebagai pihak donor melakukan kampanye dan pelatihan untuk menciptakan kesadaran bagi pengguna reaktor biogas dalam memelihara reaktor berikut juga bagaimana memanfaatkan hasil slurry hingga mencapai batas maksimalBerdasarkan hasil inspeksi, para pengguna mengatakan bahwa perawatan reaktor biogas ini sebenarnya tidak terlalu sulit dan hanya butuh kebiasaan dan harus teliti. Namun, beberapa rumah tangga biogas reaktor merasa pemeliharaannya sangat sulit. Dari sini penulis mengambil kesimpulan bahwa para pembuat reaktor yang merasakan sulitnya merawat reaktor ini pada awalnya belum paham ataupun kurang memahami bagaimana perawatan reaktor ini sebelumnya pada saat adanya pelatihan ataupun penyuluhan. Mereka mengaku bahwa penjelasan pada saat penyuluhan oleh Hivos kurang lengkap dan susah dimengerti. Ketersediaan Bahan BakuUntuk memperoleh hasil reaktor biogas yang maksimal, para rumah tangga biogas harus mendapatkan bahan baku berupa kotoran sapi yang sesuai dengan ketentuan per hari. Dalam perjanjian awal memang sudah ada kesepakatan atau kesanggupan dari rumah tangga biogas mengenai jumlah kotoran hewan yang tersedia dan harus dimasukkan ke dalam reaktor per hari. Namun, para rumah tangga biogas ini juga mengalami beberapa kendala yang mungkin bisa membuat hasil reaktor kurang maksimal.Para rumah tangga biogas seringkali mengatakan bahwa ketersediaan kotoran sapi itu naik turun. Kondisi sapi yang mungkin sakit juga mengurangi kuantitas kotoran sapi dan jika mungkin masih mencukupi, maka kualitas gas hasil reaktor juga kurang bagus. Berdasarkan hal ini , para rumah tangga biogas menyiasatinya dengan mencari kotoran sapi tersebut ke tetangga satu desa yang memiliki sapi namun tidak membuat reaktor biogas dan ketika satu desa sudah tidak ada, mereka rela untuk mencari kotoran sapi ke desa lain. Pengolahan Limbah Hasil Reaktor BiogasHasil dari reaktor biogas ini sangat bermanfaat. Tidak hanya gas sebagai hasil utama, tetapi juga limbah dari sisa kotoran yang sudah diambil gas nya pun memiliki manfaat yang besar dan memiliki sisi ekonomis jika dimanfatkan dengan teliti.Limbah hasil biogas ini sangat baik untuk tanaman. Para rumah tangga biogas biasanya menggunakannya sebagai pupuk untuk tanaman yang mereka tanam di kebun mereka dan juga sawah. Dan haslinya cukup bagus, mereka mengatakan bahwa tanaman menjadi subur dan buah nya besar besar sehingga panen mereka bisa mendapatkan keuntungan yang lebih.Nilai ekonomis dari limbah ini juga bisa didapat dari berternak cacing. Memang memerlukan modal untuk membuat kolam cacing dan juga membeli bibit cacing, tetapi ini hanya di awal saja karena menurut rumah tangga biogas cacing ini bisa berkembang biak dengan sendirinya meski dipanen beberapa kali dan tentunya makanan cacing ini adalah hasil limbah tadi. Para rumah tangga biogas bisa menikmati penghasilan lain dari pembuatan reaktor biogas ini yang tentunya sangat menguntungkan.3. Mengenai Aplikasi Dana Lanjutan Dari SubsidiSebagai pembuat reaktor biogas, para Rumah Tangga Biogas ini memiliki kekhawatiran mengenai menggelembungnya dana dan biaya untuk pembuatan reaktor biogas ini. Mereka khawatir jika kurangnya biaya akan membuat mereka memikirkan cara untuk memperoleh dana tersebut. Namun, kekhawatiran mereka tidak terbukti. Sesuai dengan perjanjian awal pembuatan biogas, biaya pembuatan reaktor itu merupakan biaya bersih dan tidak ada lagi biaya tambahan.Untuk permasalahan subsidi sendiri rumah tangga biogas juga dibuat was was karena terkadang dana pemberian subsidi datangnya tidak sesuai jadwal atau terlambat. Namun pada akhirnya semua bisa teratasi dengan pengertian dari pihak LPKP Jawa Timur.4. Mengenai Ketentuan dan Kelalaian Serta Perselisihan Yang Mungkin Terjadi.Sebagai pihak yang ahli dan memiliki standar yang tinggi mengenai program program mereka, Hivos sendiri sangat tidak menginginkan maksud baik mereka pada program ini tidak dilaksanakan dengan semestinya dan disalahgunakan. Hal ini membuat mereka juga sangat perduli dengan permasalahan yang berhubungan dengan kelalaian dari beberapa pihak. Pada program - program yang telah berjalan sebelumnya ada beberapa permasalahan yang terjadi. Permasalahan ini berujung pada perselisisihan antara pihak yang terkait dan biasanya terjadi antara para rumah tangga biogas yang kurang puas dengan hasil reaktor ataupun mengenai dana subsidi yang tidak pada waktu yang tepat. Ada juga permasalahan tentang CPO lain yang kemudian menyalahgunakan subsidi tersebut untuk hal lain. Beberapa hal ini dapat diselesaikan dengan baik meski ad beberapa yang diajukan ke ranah hukum.Untuk program biogas tahun sebelumya yaitu tahun 2013 sudah tidak ada lagi bentuk perselisihan dan kelalaian tersebut. CPO LPKP Jawa Timur dan juga rumah tangga biogas sudah sangat berkomitmen untuk menjalankan program ini dengan semestinya dan mendapatkan keuntungan dari program ini secara maksimal untuk tahun tahun berikutnya.

BAB IIIPENUTUP

3.1 KesimpulanBerdasarkan hasil PKN di LPKP Jawa Timur , penulis memiliki beberapa kesimpulan yaitu; Ketentuan mengenai pembaharuan kontrak kerja pada setiap periode kerjasama yang memiliki kesepakatan dan perjanjian yang berbeda. Hal ini disebabkan karena jumlah pembuat Reaktor Biogas mengalami naik turun dan juga dikarenakan oleh berbagai hasil progress dari program tersebut pada tahun sebelumnya yang tentunya berbeda tiap tahunnya.

Penulis dapat terjun langsung dan ikut dalam pembuatan berbagai kesepakatan yang diperbaharui maupun kesepakatan baru yang disepakati dari tiap adanya pembaharuan kontrak juga merupakan bentuk dari kerjasama yang fleksibel antara pihak yang terkait karena berbagai kesepakatan dan perjanjian ini dibuat atas dasar permintaan dari semua pihak.

Penulis mengetahui berbagai proses pelaksanaan program yang mengalami tarik menarik antara pihak donor dan BIRU dan yang kena efeknya adalah lembaga terkait yaitu LPKP karena sudah menandatangani MOU akan tetapi ketika mau melakukan pembangunan masih belum mendapatkan rekomendasi dari BIRU terkait prasyarat yang diminta. Hal ini menyebabkan beberapa proses yang harusnya sudah berlangsung menjadi terhambat.

Penulis menganggap bahwa diperlukan adanya solusi terbaik terhadap mekanisme pengajuan, realisasi dan pengadministrasian keuangan program biogas untuk dapat diketahui progresnya setiap seminggu sekali. Penting untuk diingat bahwa ketika progres itu disampaikan secara berkala, baik pengguna maupun penyalur dana dapat secara lebih sistematis untuk memperkirakan dan memaksimalkan hasil dari program biogas tersebut.

LPKP sebagai CPO program telah berusaha semaksimal mungkin sebagai salah satu pelaksana program tersebut. LPKP juga berperan penting dalam berbagai proses yang terlaksana dari program sesuai dengan kesepakatan dan perjanjian yang telah disepakati antara pihak HIVOS maupun pihak pihak lain yang ikut dalam program.

Pembuatan reaktor biogas menimbulkan berbagai hasil positif bagi masyarakat meskipun juga masih ada beberapa kendala yang harus diperbaiki. Tetapi dalam kenyataannya, program ini merupakan program yang bagus untuk kemajuan ekonomi masyarakat.

3.2 RekomendasiBerdasarkan pada pengalaman penulis selama melakukan kegiatan Praktik Kerja Nyata di LPKP Jawa Timur, penulis mengusulkan beberapa rekomendasi untuk Lembaga Pengkajian Kemasyarakatan dan Pembangunan (LPKP) Jawa Timur sebagai berikut.3.2.1 Bagi Mahasiswa Selama menjalani proses magang, penulis harus mempersiapkan diri baik mulai dari proposal, kebutuhan material dan kesiapan mental untuk ikut langsung dalam pelaksanaan program yang dilaksanakan oleh lembaga. Selain itu sebelum melakukan proses magang, mahasiswa perlu memepelajari mengenai instansi terkait dan juga bagaimana sistem kerja yang diterapkan oleh instansi terhadap mitra kerja nya. Mahasiswa harus berinisiatif. Ini dapat diartikan bahwa lembaga atau instansi itu memiliki banyak job desk yang dilakukan karena memiliki banyak sekali program yang harus dilaksanakan. Mahasiswa harus berinisiatif untuk mempertanyakan apa saja pekerjaan yang membutuhkan bantuan ataupun mempertanyakan apa saja yang mungkin akan melibatkan mahasiswa secara langsung. Mahasiswa harus menerapkan etos kerja ketika sedang berada di kantor ataupun mengikuti suatu program. Etos ini penting karena satu pengalaman yang didapatkan pada saat magang atau melakukan PKN adalah bagaimana bertindak sesuai dengan peraturan kantor pada saat bekerja.3.2.2 Bagi Perguruan Tinggi dan Program Studi Hubungan Internasional Bagi Program Studi Hubungan Internasional, terkait dengan pelaksanaan PKN ini maka diperlukan adanya sosialisasi yang lebih menyeluruh kepada seluruh mahasiswa Hubungan Internasional. Sosialisasi ini mencakup bagaimana proses yang akan dilakukan untuk bisa melakukan PKN atau magang dan konsultasi mengenai instansi yang paling baik untuk mahasiswa dalam rangka memperoleh banyak pengalaman selama proses magang. Kurangnya praktek di prodi Hubungan Internasional ini menjadikan mahasiswa sering keteteran ketika harus terjun langsung ke lapangan sehingga perlu adanya beberapa prktek untuk menunjang pengalaman mahasiswa untuk terjun langsung kelapangan. Diharapkan dengan pelaksanaan magang ini memunculkan kerjasama antara Prodi Hubungan Internasional, Fakultas, dan juga Universitas Brawijaya terhadap instansi terkait3.2.3 Bagi Lembaga Pengkajian Kemasyarakatan dan Pembangunan (LPKP) Jawa Timur Instansi hendaknya melakukan sosialisasi terlebih dahulu mengenai berbagai program yang sedang di laksanakan. Terlebih lagi kebanyakan mahasiswa kurang begitu tahu bagaimana proses yang akan dilakukan dan juga bagaimana mahasiswa tersebut berperan dalam program. Dalam melaksanakan program, instansi disarankan untuk memprioritaskan program mana yang sifatnya urgent tanpa harus meninggalkan program yang lain. Instansi harus bisa memaksimalkan potensi dari mahasiswa PKN untuk membantu dan berpartisipasi dalam program yang sedang dilakukan agar mahasiswa juga mendapatkan pengalaman. Dalam menjalankan program, instansi harus bisa mempertahankan mitra kerjasama yang sudah terbangun dan membidik calon mitra baru baik pemerintah maupun swasta yang respon terhadap program dengan menawarkan sistem kerja yang baik dan juga pengelolaan yang baik dari lembaga Lembaga harus sering melakukan koordinasi secara berkala dengan pihak pihak yang terkait dalam program. Koordinasi ini nantinya akan menghasilkan kesepakatan agar masing-masing lembaga dapat berperan sesuai dengan tanggungjawabnya masing-masing. Lembaga harus lebi proaktif dalam transparansi dan kelangsungan program agar pelaksanaan dan hasil dari program menjadi benar benar sukses dan dapat dirasakan hasilnya dan tidak cenderung hanya untuk sekedar melaksanakan program seadanya.

DAFTAR PUSTAKA

Willetts, Peter."What is a Non-Governmental Organization?".UNESCO Encyclopedia of Life Support Systems. City University London. diakses pada tanggal 18 Juli 2012PSF Secretariat. PNPM-Peduli Promoting Inclusive Development: What is PNPM-Peduli. Brosur PNPM-PeduliTherein, Jean Philippe. Debating Foreign Aid: Right versus Left. Third World Quartely. Vol. 3 no.3. Juni, 2002, pp. 449-463LPKP Jawa Timur (2014). Participation Agreement Lembaga Pengkajian Kemasyarakatan dan Pembangunan (LPKP) & Hivos. Number of Project: ID074H38/PA-003/218. William S. Murphy. Audit of USAID/Indonesias Kinerja Program (Report No. 5- 497-14-001-P). Diakses 5 November 2013 Hivos (2014). About Hivos 2014. < http://www.hivos.org/about-hivos> diakses pada tanggal 6 Juni 2014Sunjoyo. Nugroho (2013) . Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Peduli yang dilaksanakan secara nasional: Peduli terhadap Mereka yang Tidak Nampak. Diunduh dari < http://www.worldbank.org/in/results/2013/04/04/indonesia-a-nationwide-community-program-pnpm-peduli-caring-for-the-invisible > diakses 3 April 2013.1

67