laporan praktik kerja lapangan (pkl ... - pasberita.com · menyelesaikan mata kuliah praktik kerja...
TRANSCRIPT
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN (PKL)
IMPLEMENTASI AKAD MURABAHAH DALAM PEMBIAYAAN MIKRO
PADA BRISYARIAH KCP GEDONGKUNING YOGYAKARTA
Oleh:
NOFRIANI
NIM: 13820176
Dosen Pembimbing
Drs. AKHMAD YUSUF KHOIRUDDIN, SE., M.Si.
NIP. 19661119 199203 1 002
PROGRAM STUDI PERBANKAN SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA
2016
HALAMAN PERSETUJUAN
LAPORAN AKHIR PRAKTIK KERJA LAPANGAN
Bismillahirrahmanirrahim
Setelah memberikan pengarahan, koreksi dan perbaikan seperlunya atas
laporan akhir Praktek Kuliah Lapangan (PKL) Program Studi strata 1 Perbankan
Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
2016 dari Mahasiswi :
Nama : Nofriani
Nim : 13820176
Lokasi : BRISyariah Kantor Cabang Pembantu Gedongkuning
Waktu PKL : 13 Juni s/d 24 Juni 2016
Laporan Praktik Kerja Lapangan (PKL) ini dianggap telah memenuhi
persyaratan sebagaimana telah dijelaskan dalam buku pedoman praktik kuliah
lapangan prodi Perbankan Syariah UIN Sunan Kalijaga dan diterima serta
disahkan sebagai salah satu syarat program studi. Sehingga dapat diajukan sebagai
tugas akhir PKL.
Demikian persetujuan ini dibuat untuk dapat dipergunakan sebagaimana
mestinya.
Yogyakarta, 26 September 2016
Mengetahui,
Dosen pembimbing lapangan
Drs. AKHMAD YUSUF KHOIRUDDIN, SE., M.Si.
NIP. 19661119 199203 1 002
HALAMAN PENGESAHAN
LAPORAN AKHIR PRAKTIK KERJA LAPANGAN (PKL)
Bismillahirrahmanirrahiim
Laporan akhir PKL berjudul
IMPLEMENTASI AKAD MURABAHAH DALAM PEMBIAYAAN MIKRO
PADA BRISYARIAH KCP GEDONGKUNING YOGYAKARTA
Di susun oleh :
Nofriani
13820176
Telah diujikan di depan sidang ujian PKL Prodi Perbankan Syariah pada
tanggal 16 November 2016 dan dinyatakan telah memenuhi syarat untuk diterima
sebagai laporan akhir Praktek Kuliah Lapangan Program Studi Perbankan Syariah
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.
Yogyakarta, 16 November 2016
Panitia Ujian PKL Perbankan Syariah 2016
Dosen Pembimbing lapangan Dosen Penguji
Drs. Akhmad Yusuf K., SE., M.Si. Dian Nuriyah Solissa, SHI, M.Si
NIP. 19661119 199203 1 002 NIP. 19840216 200912 2 004
Mengetahui,
Prodi Perbankan Syariah
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
Joko Setyono, SE., M.Si.
NIP. 19730702 200212 1 003
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, atas puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat, taufiq dan hidayah-Nya sehingga pada kesempatan ini
penulis dapat menyelesaikan laporan Praktik Kerja Lapangan (PKL) ini dengan
lancar. Shalawat serta salam tidak lupa penulis panjatkan kepada junjungan Nabi
kita Muhammad SAW. Semoga kita termasuk golongan umatnya dan
mendapatkan syafaatnya di yaumul kiyamah, amin.
Penyusunan laporan Praktik Kerja Lapangan (PKL) merupakan rangkaian
akhir dari kegiatan PKL mahasiswa yang bertempat di BRISyariah KCP
Gedongkuning Yogyakarta. Laporan tersebut dibuat guna memenuhi syarat untuk
menyelesaikan mata kuliah Praktik Kerja Lapangan (PKL) pada program studi
Perbankan Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam di UIN Sunan Kalijaga
Yogyakarta. Meskipun tidak dapat saya pungkiri ternyata bahwa dalam
penyusunan laporan PKL ini penulis masih banyak mengalami kendala dan
kekurangan, itu semata-mata karena dari keterbatasan penulis.
Dalam penyusunan laporan PKL ini penulis sangat berterima kasih kepada
berbagai pihak yang telah memberikan bimbingan dan dukungan baik berupa
moral, materiil maupun spiritual sehingga penyusunan laporan ini dapat
terselesaikan. Untuk itu perkenankan penulis menyampaikan terima kasih kepada
yang terhormat:
1. Bapak Drs. Akhmad Yusuf Khoiruddin, SE., M. Si., selaku Dosen
Pembimbing Lapangan dari Pihak Universitas
2. Bapak Agus Wawan Setiawan selaku Pimpinan Kepala Cabang BRISyariah
Gedongkuning Yogyakarta
3. Ibu Yunaena Zoraya selaku Pembimbing Lapangan Bank Rakyat Indonesia
Syariah Kantor Cabang Pembantu Gedongkuning Yogyakarta
4. Seluruh Staf Pegawai Bank Rakyat Indonesia Syariah Kantor Cabang
Pembantu Gedongkuning Yogyakarta yang senantiasa merelakan waktunya
ntuk membimbing dan bekerja sama
5. Bapak Joko Setyono SE., M.Si selaku Ketua Prodi Perbankan Syariah
6. Segenap panitia PKL Program Studi Perbankan Syariah Fakultas Ekonomi
dan Bisnis Islam Yogyakarta
7. Dan Darayani Hanifah Asry sebagai teman satu kelompok dalam PKL yang
senantiasa membantu dalam pelaksaan PKL di Bank Rakyat Indonesia
Syariah Kantor Cabang Pembantu Gedongkuning Yogyakarta.
Disamping itu penulis menyadari bahwa dalam penyusunan ini masih
banyak kekurangan, sehingga kritik saran yang membangun dari pembaca akan
sangat penulis hargai. Akhir kata, penulis berharap semoga laporan ini dapat
bermanfaat.
Yogyakarta, 26 September 2016
Hormat Saya
Nofriani
NIM: 13820176
DAFTAR ISI
HALAMAN PERSETUJUAN
HALAMAN PENGESAHAN
KATA PENGANTAR
BAB I: PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang
I.2. Tujuan
I.3. Manfaat
I.4. Waktu dan Tempat Pelaksanaan PKL
BAB II: TINJAUAN UMUM
II.1. Sejarah BRISyariah
II.2. Visi dan Misi BRISyariah
II.3. Struktur Organisasi
II.4. Akad-akad yang digunakan di BRISyariah KCP Gedongkuning
II.5. Produk-produk yang terdapat di BRISyariah KCP Gedongkuning
II.6. Jadwal Kegiatan PKL
BAB III: HASIL PELAKSANAAN
III.1. Konsep Pembiayaan Murabahah
III.2. Penerapan Bagi Hasil
III.3. Unit Mikro Syariah pada BRISyariah KCP Gedongkuning
III.4. Jenis Pembiayaan Mikro
III.5. Syarat dan Prosedur Pengajuan Pembiayaan Mikro dengan Akad
Murhabahah di BRISyariah KCP Gedongkuning
III.6. Alur Proses Pembiayaan Mikro
III.7. Permasalahan dan Solusi dalam Pembiayaan Mikro
BAB IV: PENUTUP
IV.1. Kesimpulan
IV.4. Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
CURRICULUM VITAE
BAB I
PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang
Seperti bank syariah lainnya, Bank Rakyat Indonesia Syariah (selanjutnya
disebut BRISyariah) merupakan salah satu perusahaan yang bergerak di bidang
jasa perbankan. BRISyariah selalu berusaha untuk menawarkan produk-produk
perbankan yang akan memberikan manfaat bagi nasabahnya serta berusaha untuk
memberikan pelayanan yang baik kepada nasabah maupun calon nasabah.
Bank syariah juga berfungsi sebagai lembaga perantara keuangan atau
Financial intermediary Institution. Sebagai lembaga perantara keuangan, bank
syariah menjembatani kebutuhan dua pihak yang berbeda. Satu pihak merupakan
nasabah yang memiliki dana dan pihak lainnya merupakan nasabah yang
membutuhkan dana. Bank syariah menghimpun dana dari masyarakat dalam
bentuk simpanan dan investasi, serta menyalurkannya dalam bentuk pembiayaan
atau bentuk lainnya yang diperbolehkan dalam syariah. Penghimpunan dana yang
dilakukan oleh bank syariah pada umumnya dapat dilakukan dengan
menggunakan akad wadiah dan mudharabah. (Ismail, 2011: 46).
Salah satu produk yang ditawarkan oleh BRISyariah adalah pembiayaan
mikro melalui Unit Mikro BRISyariah iB. Menurut Undang-Undang Perbankan
No. 10 Tahun 1998, pembiayaan adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat
dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara bank
dan pihak lain yang dibiayai untuk mengembalikan uang atau tagihan tersebut
setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan atau bagi hasil. (2011: 106).
Pembiayaan memiliki banyak manfaat yang dapat dirasakan oleh Bank,
debitur, pemerintah, dan masyarakat luas pada umumnya. Manfaat bagi Bank
sendiri adalah Bank dapat balas jasa berupa bagi hasil dari akad pembiayaan yang
telah disepakati pada saat akad antara Bank syariah dan mitra usaha (nasabah).
Manfaat bagi Debitur adalah dapat meningkatkan usaha yang dilakukan oleh
nasabah. Bagi pemerintah manfaat pembiayaan yang dilakukan bank syariah
adalah sebagai alat untuk mendorong pertumbuhan sektor riil karena uang
disalurkan kepada pihak yang melakukan kegiatan usaha. Sedangkan manfaat
yang dapat dirasakan oleh masyarakat luas adalah mengurangi jumlah
pengangguran yang ada di masyarakat.
Untuk memulai usaha yang akan dilakukan diperlukan modal. Ada yang
mendapat modal dari simpanannya sendiri atau dari keluarga dekat. Adapula yang
mendapat modal dari pinjaman rekan-rekan. Jika tidak tersedia maka disini peran
lembaga keuangan seperti bank syariah menjadi sangat diperlukan karena dapat
menyediakan modal bagi masyarakat yang ingin memulai melakukan kegiatan
usaha.
Bank syariah dapat membantu memenuhi kebutuhan modal yag diperlukan
untuk modal kerja tersebut bukan dengan meminjamkan uang tetapi dengan
menjalin hubungan partnership dengan nasabah dimana bank bertindak sebagai
penyandang dana (shahibul maal) dan nasabah bertindak sebagai (mudharib).
Diberikan waktu dalam jangka waktu tertentu bagi hasil dibagi secara periodik
sesuai nisbah yang telah disepakati. Saat jatuh tempo, nasabah mengembalikan
jumlah dana beserta porsi bagi hasil yang belum dibagikan yang menjadi bagian
bank.
BRISyariah sebagai sebuah lembaga keuangan syariah memiliki sistem
operasioanl yang sudah tersusun secara sistematis. Dalam pembiayaan mikro
melalui Unit Mikro BRISyariah iB memiliki prosedur yang harus dilakukan oleh
pegawai maupun calon nasabah, maka dalam Laporan Akhir Praktek Kerja
Lapangan ini penulis tertarik untuk mengambil judul “IMPLEMENTASI AKAD
MURABAHAH DALAM PEMBIAYAAN MIKRO PADA BRISYARIAH KCP
GEDONGKUNING YOGYAKARTA”
I.2. Tujuan
Tujuan dari penulisan ini adalah untuk mengetahui implementasi akad
murabahah dalam pembiayaan mikro yang ada di tempat Praktik Kerja Lapangan
yaitu di BRISyariah KCP Gedongkuning Yogyakarta. Karya tulis ini juga
bertujuan menyampaikan rekomendasi atau masukan/saran sebagai solusi atas
permasalahan yang ditemukan oleh penulis.
I.3. Manfaat
Manfaat dari penulisan ini diharapkan dapat dijadikan acuan untuk
perbaikan terkait implementasi penerapan akad murabahah dalam pembiayaan
mikro yang dilakukan di BRISyariah KCP Gedongkuning Yogyakarta.
I.4. Waktu dan Tempat Pelaksanaan PKL
Praktik Kerja Lapangan ini dilaksanakan mulai tanggal 13 Juni 2016 s/d
24 Juni 2016 pada jam kerja yaitu hari senin s/d jumat pukul 07.30-16.00 WIB.
Bertempat di BRISyariah KCP Gedongkuning Yogyakarta yang beralamat di Jl.
Gedongkuning No. 94C, Kelurahan Rejowinangun, Kecamatan Kotagede, Kota
Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta.
BAB II
TINJAUAN UMUM
II.1. Sejarah BRISyariah
Berawal dari akuisisi PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk., terhadap
Bank Jasa Arta pada 19 Desember 2007 dan setelah mendapatkan izin dari Bank
Indonesia pada 16 Oktober 2008 melalui suratnya o.10/67/KEP.GBI/DpG/2008,
maka pada tanggal 17 November 2008 PT. Bank BRISyariah secara resmi
beroperasi. Kemudian PT. Bank BRISyariah merubah kegiatan usaha yang semula
beroperasional secara konvensional, kemudian diubah menjadi kegiatan
perbankan berdasarkan prinsip syariah Islam.
Dua tahun lebih PT. Bank BRISyariah hadir mempersembahkan sebuah
bank ritel modern terkemuka dengan layanan finansial sesuai kebutuhan nasabah
dengan jangkauan termudah untuk kehidupan lebih bermakna. Melayani nasabah
dengan pelayanan prima (service excellence) dan menawarkan beragam produk
yang sesuai harapan nasabah dengan prinsip syariah.
Kehadiran PT. Bank BRISyariah di tengah-tengah industri perbankan
nasional dipertegas oleh makna pendar cahaya yang mengikuti logo perusahaan.
Logo ini menggambarkan keinginan dan tuntutan masyarakat terhadap sebuah
bank modern sekelas PT. Bank BRISyariah yang mampu melayani masyarakat
dalam kehidupan modern. Kombinasi warna yang digunakan merupakan turunan
dari warna biru dan putih sebagai benang merah dengan brand PT. Bank Rakyat
Indonesia (Persero), Tbk.,
Aktivitas PT. Bank BRISyariah semakin kokoh setelah pada 19 Desember
2008 ditandatangani akta pemisahan Unit Usaha Syariah PT. Bank Rakyat
Indonesia (Persero), Tbk., untuk melebur ke dalam PT. Bank BRISyariah (proses
spin off-) yang berlaku efektif pada tanggal 1 Januari 2009. Penandatanganan
dilakukan oleh Bapak Sofyan Basir selaku Direktur Utama PT. Bank Rakyat
Indonesia (Persero), Tbk., dan Bapak Ventje Rahardjo selaku Direktur Utama PT.
Bank BRISyariah.
Saat ini PT. Bank BRISyariah menjadi bank syariah ketiga terbesar
berdasarkan aset. PT. Bank BRISyariah tumbuh dengan pesat baik dari sisi aset,
jumlah pembiayaan dan perolehan dana pihak ketiga. Dengan berfokus pada
segmen menengah bawah, PT. Bank BRISyariah menargetkan menjadi bank ritel
modern terkemuka dengan berbagai ragam produk dan layanan perbankan.
Sesuai dengan visinya, saat ini PT. Bank BRISyariah merintis sinergi
dengan PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk., dengan memanfaatkan
jaringan kerja PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk., sebagai Kantor
Layanan Syariah dalam mengembangkan bisnis yang berfokus kepada kegiatan
penghimpunan dana masyarakat dan kegiatan konsumer berdasarkan prinsip
Syariah (http://www.brisyariah.co.id/?q=sejarah diakses pada 20 September 2016
pukul 11.30 WIB).
II.2. Visi dan Misi BRISyariah
Visi BRISyariah
Menjadi bank ritel modern terkemuka dengan ragam layanan finansial sesuai
kebutuhan nasabah dengan jangkauan termudah untuk kehidupan lebih
bermakna.
Misi BRISyariah
1. Memahami keragaman individu dan mengakomodasi beragam
kebutuhan finansial nasabah.
2. Menyediakan produk dan layanan yang mengedepankan etika sesuai
dengan prinsip-prinsip syariah.
3. Menyediakan akses ternyaman melalui berbagai sarana kapan pun dan
dimana pun.
4. Memungkinkan setiap individu untuk meningkatkan kualitas hidup
dan menghadirkan ketentraman pikiran.
II.3. Struktur Organisasi dan Bidang kerja BRISyariah KCP Gedongkuning
Yogyakarta
1) Struktur Organisasi BRISyariah KCP Gedongkuning Yogyakarta
2) Bidang kerja BRISyariah KCP Gedongkuning Yogyakarta
a. Pimpinan Cabang
Adalah struktur tertinggi di kantor cabang yang bertanggung jawab
atas keseluruhan berjalannya sistem operasional perbankan di level
kantor cabang dan membawahi keseluruhan manager, baik bisnis
maupun operasional.
b. Teller
Melayani nasabah untuk transaksi setor dan penarikan tunai dan
non tunai serta transaksi lainnya sesuai aturan dan SLA yang
ditetapkan untuk mencapai service excellent.
Pimpinan Cabang
Kantor Cabang
Pembantu
(Agus Wawan Setiawan)
Branch
Operation
Supervisor
(Yunaena
Zoraya)
Account
Officer
(Adityas Budi
Utomo)
Unit Head
(Afnan
Bastian)
User
Approval
User
Maker
Teller
(Elok Faila Sufah)
Customer Service
(Nur Fajaruddin)
Account Officer
Micro
1. Dede Nuryadin
2. Andriyas Wahyu
3. Ika Purnamasari
4. Erik Irawan
5. Hindro Kusumo
c. Customer Service
Melayani nasabah, memberikan informasi produk dan layanan serta
melaksanakan transaksi operasional sesuai dengan kewenangannya,
berdasarkan instruksi nasabah dan kebijakan serta aturan yang telah
ditetapkan.
Memahami produk layanan yang diberikan terkait dengan operasi
layanan Customer Service.
Sebagai bagian dari tim operasi yang harus dapat bekerjasama dan
mengikuti pelatihan dalam mewujudkan team work yang solid dan
komunikasi yang efektif di operasional kantor cabang.
d. Mikro Marketing Manager (MMM)
Bertanggung jawab atas program-program marketing untuk segmen
bisnis mikro dan sekaligus bertanggung jawab terhadap SDM yang
menjadi sub ordinatnya baik dari segi bisnis maupun administrasi.
e. Supervisor layanan
Mengkoordinir kegiatan pelayanan dan transaksi operasional teller
dan customer service sehingga kebutuhan nasabah dapat terpenuhi
dan tidak ada transaksi yang tertunda penyelesaiannya untuk
mencapai service excellent.
Membina dan melatih teller dan customer service agar dapat
melaksanakan tugasnya dengan baik dan benar.
Melakukan koordinasi internal dan eksternal perusahaan khususnya
yang terkait dengan operasional front office kantor cabang.
Melakukan sosialisasi kepada teller dan customer service serta
pihak terkait lainnya dalam rangka impslementasi kebijakan dan
aturan yang berlaku untuk setiap layanan operasi front office di
kantor cabang.
II.4. Akad-akad yang digunakan di BRISyariah Gedongkuning
1. Wadiah Yad-Dhamanah
Wadiah yad-dhamanah adalah akad antara dua pihak, satu pihak
sebagai pihak yang menitipkan (nasabah) dan pihak lain sebagai pihak
yang menerima titipan. Pihak penerima titipan dapat memanfaatkan
barang yang dititipkan. Penerima titipan wajib mengembalikan barang
yang dititipkan dalam keadaan utuh. Penerima titipan diperbolehkan
memberikan imbalan dalam bentuk bonus yang tidak diperjanjikan
sebelumnya (2011: 63).
Pada BRISyariah akad wadiah yad-dhamanah digunakan pada produk
Tabungan Faedah BRISyariah iB, Tabunganku dan Giro BRISyariah
iB.
2. Mudarahah Mutlaqah
Mudarahah mutlaqah merupakan akad perjanjian antara dua pihak
yaitu shahibul maal dan mudharib, yang mana shahibul maal
menyerahkan sepenuhnya atas dana yang diinvestasikan kepada
mudharib untuk mengelola usahanya sesuai dengan prinsip syariah.
Shahibul maal tidak memberikan batasan jenis usaha, waktu yang
diperlukan, strategi pemasarannya, serta wilayah bisnis yang
dilakukan. Shahibul maal memberikan kewenangan yang sangat besar
kepada mudharib untuk menjalankan aktivitas usahanya, asalkan
sesuai dengan prinsip syariah Islam. (2011: 86).
Pada BRISyariah akad mudarahah mutlaqah digunakan pada produk
Tabungan Haji BRISyariah iB dan Deposito BRISyariah iB.
3. Murabahah
Murabahah adalah akad jual beli atas barang tertentu, dimana penjual
menyebutkan harga pembelian barang kepada pembeli kemudian
menjual kepada pihak pembeli dengan mensyaratkan keuntungan yang
diharapkan sesuai jumlah tertentu. Dalam akad murabahah, penjual
menjual barangnya dengan meminta kelebihan atas harga beli dengan
harga jual. Perbedaan antara harga beli dan harga jual barang disebut
dengan margin keuntungan (2011: 138).
Pada BRISyariah akad murabahah digunakan pada produk KPR
BRISyariah iB, Kepemilikan Kendaraan Bermotor (KKB) BRISyariah
iB dan Unit Mikro Syariah.
II.5. Produk-produk yang terdapat di BRISyariah Gedongkuning
1. Produk Dana Pihak Ketiga
a. Tabungan Faedah BRISyariah iB
Merupakan produk simpanan dari BRISyariah untuk nasabah
perorangan yang menginginkan kemudahan transaksi keuangan sehari-
hari. Akad yang digunakan dalam tabungan ini adalah wadiah yad
dhamanah.
b. Tabunganku
Merupakan tabungan untuk perorangan dengan persyaratan mudah dan
ringan yang diterbitkan secara bersama oleh bank-bank di Indonesia
guna menumbuhkan budaya menabung serta meningkatkan
kesejahteraan masyarakat. Akad yang digunakan dalam tabungan ini
adalah wadiah yad dhamanah.
c. Tabungan Impian BRISyariah iB
Merupakan produk simpanan berjangka dari BRISyariah untuk
nasabah perorangan yang dirancang untuk mewujudkan impian
nasabahnya (kurban, pendidikan, liburan, belanja) dengan terencana
memekai mekanisme autodebet setoran rutin bulanan. Akad yang
digunakan dalam tabungan ini adalah mudharabah mutlaqah.
d. Tabungan Haji BRISyariah iB
Merupakan produk simpanan dari BRISyariah bagi calon jemaah Haji
Reguler yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan Biaya Perjalanan
Ibadah Haji (BPIH). Akad yang digunakan dalam tabungan ini adalah
mudharabah mutlaqah.
e. Deposito BRISyariah iB
Merupakan produk investasi berjangka dari BRISyariah bagi nasabah
perorangan maupun perusahaan yang memberikan keuntungan
optimal. Akad yang digunakan dalam tabungan ini adalah mudharabah
mutlaqah.
f. Giro BRISyariah iB
Merupakan produk simpanan dari BRISyariah bagi nasabah
perorangan maupun perusahaan untuk kemudahan transaksi bisnis
sehari-hari dimana penarikan dana menggunakan cek & bilyet giro.
Akad yang digunakan dalam tabungan ini adalah wadiah yad
dhamanah.
2. Produk Pembiayaan
a. KPR BRISyariah iB
Merupakan Pembiayaan Kepemilikan Rumah kepada perorangan
untuk memenuhi sebagian atau keseluruhan kebutuhan akan hunian
dengan menggunakan prinsip jual beli (Murabahah) dimana
pembayarannya secara angsuran dengan jumlah angsuran yang telah
ditetapkan di muka dan dibayar setiap bulan.
b. Kepemilikan Kendaraan Bermotor (KKB) BRISyariah iB
Merupakan pembiayaan berdasarkan prinsip murabahah dimana
BRISyariah membiayai pembelian kendaraan bermotor yang
diperlukan nasabah sebesar harga pokok ditambah dengan margin
keuntungan bank yang disepakati.
c. Unit Mikro Syariah
Merupakan pembiayaan syariah untuk segment mikro/ kecil dari
plafond Rp. 2,5 juta s/d 500 juta yang diperuntukkan kepada pedagang,
pengusaha di pasar atau lingkungan pasar yang jarak tempat usahanya
masuk dalam radius 5 km dari kantor UMS. Akad yang digunakan
dalam pembiayaan ini adalah murabahah.
II.6. Jadwal Kegiatan PKL
Kegiatan PKL di BRISyariah KCP Gedongkuning Yogyakarta adalah
berupa kegiatan pembekalan/pemberian materi yang disampaiakan oleh para
pegawai BRISyariah KCP Gedongkuning Yogyakarta secara klasikal, kegiatan
pengarsipan, kegiatan analisis laporan, dan kagiatan keagamaan dalam bentuk doa
bersama.
Adapun rincian kegiatan selama Praktik Kerja Lapangan di BRISyariah
KCP Gedongkuning Yogyakarta disajikan dalam tabel berikut:
Tabel 1. Rincian Kegiatan Praktik Kerja Lapangan
NO Tanggal Kegiatan
1. 13 Juni 2016 Adaptasi dan pengenalan lingkungan kerja di
BRISyariah KCP Gedongkuning
2. 14 Juni 2016 Izin pembekalan KKN
3. 15 Juni 2016 Pengenalan Pedoman Pelaksanaan Operasi
4. 16 Juni 2016 Izin tes kesehatan dan foto KKN
5. 17 Juni 2016 Pengenalan Pedoman Pelaksanaan Operasi
Pemberian materi tentang Kebijakan Umum
Operasi oleh Nur Fajaruddin (customer service)
6. 20 Juni 2016 Memvalidasi data nasabah BRISyariah KCP
Gedongkuning
7. 21 Juni 2016 Pemberian materi mengenai pembiayaan oleh Adityas
Budi Utomo
8. 22 Juni 2016 Pemberian materi terkait tabungan haji oleh Nur
Fajaruddin (customer service)
9. 23 Juni 2016 Pemberian materi secara umum oleh pak Wawan
10. 24 Juni 2016 Pemberian materi terkait resiko pembiayaan oleh
pak Dede
Perpisahan dengan pimpinan dan karyawan
BRISyariah KCP Gedongkuning Yogyakarta
BAB III
HASIL PELAKSANAAN
III.1. Konsep Pembiayaan Murabahah
Murabahah adalah akad jual beli atas barang tertentu, dimana penjual
menyebutkan harga pembelian barang kepada pembeli kemudian menjual kepada
pihak pembeli dengan mensyaratkan keuntungan yang diharapkan sesuai jumlah
tertentu. Dalam akad murabahah, penjual menjual barangnya dengan meminta
kelebihan atas harga beli dengan harga jual. Perbedaan antara harga beli dan harga
jual barang disebut dengan margin keuntungan (2011: 138).
Berikut ini adalah skema pembiayaan murabahah pada produk bank
BRISyariah KPR BRISyariah iB dan Kepemilikan Kendaraan Bermotor (KKB)
BRISyariah iB.
1) Skema Pembiayaan Murabahah tanpa wakalah
1.Pengajuan &pemenuhan persyaratan
3.a.Bank jual asset ke nasabah/akad jual beli
3.b.Bank serah terima asset dengan nasabah
4.nasabah bayar cicil ke bank
2.a.bank beli asset
2.b.supplier serah terima
Nasabah
Supplier
Menurut buku Pedoman Pemberian Pembiayaan Skema pembiayaan
murabahah tanpa wakalah ini digunakan pada saat bank dapat secara
langsung melakukan pembelian terhadap barang-barang yang dibutuhkan
oleh nasabah.
Penjelasan Skema:
1. Nasabah mengajukan pembiayaan untuk tambahan modal atau
investasi dan melengkapi dokumen pembiayaan yang dibutuhkan
untuk proses pembiayaan.
2. Pembiayaan yang disetujui oleh pihak bank dan antara nasabah dengan
bank telah sepakat atas jumlah pembiayaan yang akan diberikan
kepada nasabah maka:
2.1 bank akan memesan/membeli Aset pembiayaan murabahah yang
dikehendaki oleh Nasabah kepada supplier secara langsung tanpa
perantara nasabah
2.2 Supplier akan melakukan serah terima asset dengan Bank
3. Atas asset yang telah diterima Bank maka selanjutnya adalah proses:
3.1 bank melakukan akad murabahah/menjual asset kepada nasabah
secara tangguh
3.2 bank melakukan serah terima asset dengan nasabah
4. Sesuai dengan akad murabahah atas asset yang diperjualbelikan dan
sesuai tenor pembiayaan yang telah disepakati maka nasabah
membayar cicilan ke Bank.
2) Skema Pembiayaan Murabahah dengan Wakalah
1.pengajuan & pemenuhan persyaratan
2.akad wakalah
5.nasabah memberikan bukti kuitansi jual beli
6.akad murabahah &serah terima barang
7.nasabah bayar cicil ke bank
4.kirim barang
3.beli barang/asset
Sebagai wakil bank
Menurut buku Pedoman Pemberian Pembiayaan Skema pembiayaan
murabahah dengan wakalah ini digunakan pada saat bank dapat secara
langsung melakukan pembelian terhadap barang-barang yang dibutuhkan
oleh nasabah.
Penjelasan Skema:
1. Nasabah mengajukan pembiayaan untuk tambahan modal atau
investasi dan melengkapi dokumen pembiayaan yang dibutuhkan
untuk proses pembiayaan
2. Atas asset sebagai objek Murabahah, jika bank tidak dapat melakukan
pembelian secara langsung kepada supplier, maka dilakukan akad
wakalah kepada nasabah
Nasabah
Supplier
3. Nasabah sebagai wakil bank membeli barang yang dibutuhkan sebagai
modal atau investasi kepada supplier sesuai tujuan pembiayaan
4. Supplier mengirimkan/menyerahkan asset
5. Atas asset yang telah dibeli oleh nasabah sebagai wakil bank maka
nasabah memberikan bukti kuitansi jual beli dari supplier kepada bank
6. Antara bank dan nasabah melakukan akad murabahah yang disertai
serah terima obyek murabahah
7. Pembayaran asset dapat dilakukan secara bulanan
III.2. Penerapan Bagi Hasil
Ilustrasi pembiayaan mikro untuk pengembangan usaha:
Misalnya, Bapak X akan merenovasi restoran yang dikelolanya dengan
harga Rp. 300.000.000,-tapi dana yang dimiliki Bapak X terbatas. Maka Bapak X
tadi mengajukan pembiayaan murabahah ke bank syariah sebesar Rp.
210.000.000,- dengan jangka waktu 5 tahun. Dalam pembiayaan ini, Bapak X
membayar uang muka sebesar Rp. 90.000.000,-. Margin keuntungan Rp.
63.000.000,- selama jangka waktu 5 tahun.
Maka dapat dihitung sebagai berikut:
Harga beli bank Rp. 300.000.000,-
Margin keuntungan Rp. 63.000.000,-
Harga jual bank Rp. 363.000.000,-
Urbun (uang muka) Rp. 90.000.000,-
Piutang murabahah Rp. 273.000.000,-
Dari perhitungan diatas maka Bapak X melakukan pembayaran angsuran
setiap bulan sebesar Rp. 4.550.000,- ( Rp. 273.000.000 dibagi 60 kali angsuran).
Margin keuntungan didapat dari selisih antara harga jual dan harga beli bank
syariah. Dari ilustrasi diatas maka margin keuntungan setiap bulan adalah sebesar
Rp. 1.050.000,- (Rp. 63.000.000,-/60 bulan).
Potongan piutang murabahah
Bank syariah dapat memberikan potongan atas pelunasan sebelum jatuh
tempo. Potongan pelunasan dapat diberikan dengan cara memberikan potongan
atas piutang murabahah dan potongan margin keuntungan yang belum diakui.
Pemberian potongan dapat diberikan secara langsung dengan mengurangi
sejumlah tertentu dari total piutang murabahah dan sejumlah tertentu dari total
margin keuntungan (2011: 145).
Dari contoh sebelumnya, nasabah telah membayar angsuran selama 10 kali,
kemudian pelunasan dipercepat. Atas dipercepatnya pelunasan ini, bank
memberikan potongan sebesar Rp. 52.500.000,- maka nasabah hanya membayar
sisa piutang murabahah sebesar Rp. 175.000.000,- dengan rincian:
Piutang murabahah (saat kontrak) Rp. 273.000.000,-
Piutang murabahah yang telah dibayar Rp. 45.500.000,-
Sisa piutang murabahah Rp. 227.500.000,-
Potongan atas pelunasan dipercepat Rp. 52.500.000,-
Pelunasan yang dilakukan oleh nasabah Rp. 175.000.000,-
Jumlah potongan atas piutang murabahah dan margin keuntungan diberikan
sesuai dengan kebijakan masing-masing bank.
III.3. Unit Mikro Syariah pada BRISyariah KCP Gedongkuning
Menurut buku Pedoman Pemberian Pembiayaan (P3) BRISyariah, Mikro
sebagai salah satu segmen bisnis di BRISyariah harus memiliki pilihan variasi
produk yang dapat membantu nasabah untuk memenuhi kebutuhannya, sehingga
Mikro BRISyariah dapat menyelesaikan masalah nasabah dalam hal permodalan
dan dapat menjadi bank syariah pilihan calon nasabah dalam usaha
mengembangkan usahanya.
Pengembangan produk pembiayaan tidak terlepas dari skema pembiayaan
atau akad pembiayaan yang sesuai dengan prinsip Syariah. Dalam pengembangan
produk tersebut harus memenuhi 2 (dua) aspek kepatuhan yaitu kepatuhan
regulasi internal dan eksternal serta kepatuhan dari sisi Syariah. Teknis
pelaksanaan dari pengembangan produk pembiayaan mikro wajib masuk dalam 2
(dua) koridor kepatuhan tersebut.
Dalam pengembangan produk pembiayaan mikro tersebut juga harus dapat
disesuaikan dengan dengan karateristik nasabah mikro, sehingga produk tersebut
dapat berdaya guna dan berdaya beli di masyarakat serta memberikan
kemaslahatan bagi umat.
Karateristik produk yang dibangun agar sesuai dengan prinsip Syariah dan
karateristik nasabah mikro diantaranya:
1. Syar’i, produk yang dijual harus sesuai dengan prinsip syariah dan tidak boleh
menyimpang dari koridor Syariah.
2. Speed artinya produk yang dijual harus dapat dimanfaatkan dengan cepat oleh
nasabah.
3. Simplicity artinya produk yang dijual tidak boleh berbelit-belit, diupayakan
untuk seringkas mungkin dalam penjualannya juga dokumentasi dalam proses
pembiayaannya.
4. Sustainable, produk yang dijual harus dapat menjadikan nasabah memiliki
keberlangsungan terhadap usahanya serta memberikan kemaslahatan bagi
umat, bahwa tidak menutup kemungkinan nasabah yang mendapatkan
pembiayaan mikro dapat naik kelas ke segmen pembiayaan yang lebih besar.
5. Convenience, produk yang dijual harus dapat dinikmati dengan nyaman oleh
nasabah sehingga kemungkinan terjadinya nasabah default/gagal bayar dapat
ditekan.
III.4. Jenis Pembiayaan Mikro
Menurut buku Pedoman Pemberian Pembiayaan (P3) BRISyariah Jenis
produk pembiayaan Mikro adalah:
1. Produk Mikro 25 iB
Adalah produk pembiayaan khusus untuk pengusaha baik perorangan maupun
badan usaha non badan hukum dengan total ekposure seluruh pembiayaan
produk Mikro 25 iB maksimal Rp. 25 juta per nasabah dengan tujuan
pembiayaan untuk usaha produktifnya maupun untuk konsumtif, produk ini
tidak memerlukan agunan.
Dipasarkan dengan prinsip kehati-hatian dan lebih ditekankan pada sisi
karakter calon Nasabah, seperti tidak adanya issue negatif terhadap calon
Nasabah mengingat produk Mikro 25 iB merupakan produk tanpa agunan.
Produk ini menggunakan penjamin sebagai langkah mitigasi risiko jika
nasabah default atau wanprestasi yang diatur dalam ketentuan tersendiri.
2. Produk Mikro 75 iB
Adalah produk pembiayaan khusus untuk pengusaha baik perorangan maupun
badan usaha non badan hukum dengan total ekposure seluruh pembiayaan
produk Mikro 75 iB maksimal Rp. 75 juta per nasabah dengan tujuan
pembiayaan untuk usaha produktifnya maupun untuk konsumtif, produk ini
memerlukan agunan.
Produk ini menggunakan penjamin sebagai langkah mitigasi risiko jika
nasabah default atau wanprestasi yang diatur dalam ketentuan tersendiri.
3. Mikro 500 iB
Adalah produk pembiayaan khusus untuk pengusaha baik perorangan maupun
badan usaha non badan hukum dengan plafon pembiayaan produk Mikro 500
iB dari Rp. 75 juta dan maksimal Rp. 500 juta dengan tujuan pembiayaan
untuk usaha produktifnya maupun konsumtifnya, produk ini menggunakan
agunan.
III.5. Syarat dan Prosedur Pengajuan Pembiayaan Mikro dengan Akad
Murhabahah di BRISyariah KCP Gedongkuning
Menurut buku Pedoman Pemberian Pembiayaan (P3) BRISyariah, Syarat
dan Prosedur Pengajuan Pembiayaan Mikro dengan Akad Murabahah adalah
sebagai berikut:
1. Syarat umum dokumen pengajuan pembiayaan mikro adalah
a. Surat keterangan usaha nasabah dari dinas terkait seperti kelurahan
/kecamatan atau dinas pasar, atau dinas terkait lainnya.
b. Copy identitas nasabah dan pasangan
c. Copy Kartu Keluarga dan Akta Nikah atau surat keterangan belum
menikah dari kelurahan atau surat keterangan meninggal dunia (jika
pasangan telah meninggal).
d. Copy NPWP untuk pembiayaan > Rp. 50.000.000
e. Copy bukti dokumen agunan
Tabel 2. dokumen aplikasi pengajuan proses pembiayaan
Mikro 500 iB Aplikasi Pengajuan Pembiayaan:
1. Formulir aplikasi pembiayaan wajib diisi
lengkap dan ditanda-tangani oleh nasabah baik
untuk setiap pengajuan baru maupun untuk
penambahan fasilitas pembiayaan, dan wajib
diparaf oleh AOM yang melakukan proses
pembiayaan
2. SPPT PBB dan bukti lunas PBB tahun terakhir
(wajib untuk jaminan Tanah kosong atau Tanah
& Bangunan)
3. Asuransi Kendaraan wajib untuk pembiayaan >
Rp. 100 juta dengan jaminan kendaraan
Mikro 75 iB Aplikasi Pengajuan Pembiayaan:
1. Formulir aplikasi pembiayaan wajib diisi
lengkap dan ditanda-tangani oleh nasabah baik
untuk setiap pengajuan baru maupun untuk
penambahan fasilitas pembiayaan, dan wajib
diparaf oleh AOM yang melakukan proses
pembiayaan
2. SPPT PBB dan bukti lunas PBB tahun terakhir
(wajib untuk jaminan Tanah kosong atau Tanah
& Bangunan)
Mikro 25 iB Aplikasi Pengajuan Pembiayaan:
1. Formulir aplikasi pembiayaan wajib diisi
lengkap dan ditanda-tangani oleh nasabah baik
untuk setiap pengajuan baru maupun untuk
penambahan fasilitas pembiayaan, dan wajib
diparaf oleh AOM yang melakukan proses
pembiayaan
2. Bukti Riwayat pembiayaan di bank lain 6
(enam) bulan terakhir (mikro 25 iB) jika tidak
memiliki historical payment di bank/ lembaga
keuangan lain syaratnya telah tabungan di BRI
atau BRIS minimal 6 bulan
2. Persyaratan umum nasabah mikro
Tabel 3. Persyaratan umum nasabah mikro
Warga Negara Pemilik usaha/individu dengan status Warga
Negara Indonesia yang berdomisili di Indonesia
Umur Minimal 21 tahun atau telah menikah untuk usia
lebih besar atau sama dengan 18 tahun.
Maksimum 65 tahun pada saat akhir jangka waktu
pembiayaan
Karakter Tidak ada informasi negatif mengenai Nasabah
dari komunitas setempat seperti: penjudi,
pemabuk, berkarakter atau reputasi buruk lainnya
Usaha a. Usaha yang akan dibiayai adalah merupakan
usaha yang halal (tidak bertentangan dengan
prinsip syariah) dan tidak termasuk dalam
negative list usaha yang dapat dibiayai.
b. Calon nasabah bukan sebagai pemula di
bidang usaha yang akan dibiayai.
c. Usaha baru dapat dibiayai sepanjang usaha
tersebut terdapat keterkaitan dengan usaha
yang lama dan perhitungan RPC dianalisa dari
usaha yang lama
d. Nasabah wajib memiliki ijin usaha atau sejenis
dari pihak berwenang
Lama usaha mengikuti ketentuan yang
terdapat pada fitur produk pembiayaan
Informasi aktivitas
perbankan calon
Nasabah
a. Tidak terdaftar dalam DHN-BI
b. BI Checking wajib dilakukan untuk semua
jenis produk dan plafon pembiayaan.
Ketentuan BI Checking mengikuti aturan
tersendiri yang berlaku di Bank BRISyariah
c. Bagi nasabah/Calon Nasabah yang memiliki
catatan keuangan di Koperasi atau Lembaga
Keuangan non Bank lain melalui temuan
formal atau informal, maka dilakukan analisa
pembayaran terhadap angsuran pada lembaga
keuangan non Bank tersebut sesuai dengan
kriteria kolektibilitas pada ketentuan SID
untuk mengetahui watak Nasabah/Calon
Nasabah tersebut
d. Ketentuan persetujuan kolektibilitas calon
nasabah yang sedang/ pernah mengalami
status tidak lancar mengacu pada ketentuan
tersendiri
Aktivitas keuangan
calon nasabah
Bersedia menjadi nasabah pendanaan BRISyariah
Tujuan Pembiayaan a. Produktif untuk modal kerja
b. Produktif untuk investasi
c. Non produktif lainnya yaitu tujuan konsumsi
Status tempat usaha dan
jaminan
Akan diatur dalam ketentuan tersendiri
Pembelian objek barang
murabahah
Objek Murabahah yang dibeli:
a. Bukan barang yang telah dimiki oleh Nasabah
(refinancing)
b. Barang harus sama dengan yang tertera pada
akad Murabahah, tidak boleh berbeda agar
tidak terjadi slide streaming
c. Untuk pembiayaan dengan skema wakalah dan
murabahah (wakalah wal murabahah), apabila
objek pembiayaan/ bukti pembelian tidak bisa
diserahkan kepada Bank sebelum tanda tangan
akad Murabahah dilakukan, maka penundaan
penyerahan objek pembiayaan/ bukti
pembelian tersebut wajib mendapat
persetujuan TBO dengan batas penyerahan 10
hari kalender.
Jenis Usaha atau Jenis
Nasabah yang tidak
dapat dibiayai
a. Pengadaan atau pengolahan tanah untuk
pengembangan (Developer) kecuali untuk
Rumah Sangat Sederhana sesuai Peraturan
Pemerintah
b. Pembiayaan Konstruksi tanpa dilengkapi IMB
c. Pembiayaan terhadap pihak asing
d. Pembiayaan nasabah bermasalah atau macet
III.6. Alur Proses Pembiayaan Mikro
1. Petugas Sales Officer (SO)
Dalam tahap ini Sales Officer atau SO dilakukan pengisian aplikasi
pembiaan mikro oleh calon nasabah serta dibuat daftar barang yang akan
dibiayai. Jika dokumen-dokumen telah lengkap akan diberikan kepada UFO
(Unit Financing Officer).
2. Pemeriksaan Dokumen dan Penyelidikan Informasi Negatif oleh UFO (Unit
Financing Officer) atau AFO (Area Financing Officer)
Dalam tahap kedua ini dilakukan pemeriksaan dokumen, jika dokumen yang
diterima tidak lengkap maka status aplikasi permohonan tidak bisa diproses
lebih lanjut.
Pemeriksaan informasi negatif dilakukan oleh AFO atau UFO melalui
pemeriksaan BI Checking.
3. Pelaksanaan Analisa Calon Nasabah oleh UMS Head
Dalam tahap ketiga UH/Unit Head wajib melakukan kunjungan ke nasabah
untuk melakukan cek karakter dan tujuan pembiayaan kepada calon
nasabah. Dan jika saat dilakukannya kunjungan terdapat informasi negatif
maka aplikasi pembiayaan yang diajukan dapat ditolak. Contoh dari
informasi negatif salah satunya terlibat pelanggaran hukum, sering
menunggak pembayaran barang kepada supplier barang, dll.
4. Pelaksanaan Analisa Pembiayaan oleh MMM atau Pincapem dan Pinca
Proses pelaksanaan survey dan analisa yang dilakukan MMM atau
Pincapem, sama seperti proses yang dilakukan UH.
5. Persetujuan Pembiayaan Oleh Komite Pembiayaan
Pembiayaan wajib disetujui oleh komite pembiayaan apabila telah sesuai
dengan limitnya dan disetujui oleh pihak Risk dan pihak Bisnis
Sebelum meneruskan proses persetujuan pembiayaan maka AFO/UFO
wajib melakukan pemeriksaan dokumen berupa identitas nasabah, jaminan
yang diberikan dan dokumen lain yang terkait.
6. Proses Pencairan Pembiayaan oleh Petugas
Setelah dilakukan analisa dan persetujuan pembiayaan maka UFO membuat
Surat Persetujuan Prinsip Pembiayaan (SP3) untuk disampaikan kepada
nasabah melalui SO.
III.7. Permasalahan dan solusi dalam Pembiayaan Mikro
1) Calon debitur tidak menyampaikan data yang sebenarnya
Permasalahan yang biasa terjadi adalah nasabah yang datang ke BRISyariah
untuk mengajukan pembiayaan mikro mengaku peminjaman uang tersebut
dilakukan untuk kegiatan pengembangan usaha. Setelah dilakukan survey
lapangan ternyata uang tersebut akan digunakan untuk keperluan lain seperti
renovasi rumah yang bukan merupakan tempat usaha dan biaya sekolah atau
kuliah anak.
Solusi untuk masalah ini adalah dengan benar-benar melakukan analisis
5C. Penerapan prinsip dasar dalam pemberian pembiayaan serta analisis yang
mendalam terhadap calon nasabah, perlu dilakukan oleh bank syariah agar bank
tidak salah memilih dalam menyalurkan dananya sehingga dana yang disalurkan
kepada nasabah dapat terbayar kembali sesuai jangka waktu yang diperjanjikan.
(2011: 120).
Analisis 5C adalah sebagai berikut:
a. Character
Bank perlu menganalisis karakter calon nasabah dengan tujuan untuk
mengetahui bahwa calon nasabah mempunyai keinginan untuk memenuhi
kewajibannya untuk membayar kembali pembiayaan yang diterima sampai
lunas. Cara yang dapat dilakukan oleh bank untuk mengetahui character
calon nasabah antara lain:
BI Checking, yaitu dengan melihat data nasabah di Bank Indonesia
secara online. Disini bank dapat mengetahui character calon nasabah
dilihat dari pembiayaan yang telah dilakukan di bank lain.
Informasi dari pihak lain, misalnya informasi tentang character calon
nasabah di dapat dari tetangga, teman kerja atau teman usahanya.
b. Capacity
Analisis ini dilakukan untuk mengetahui kemampuan keuangan calon nasabah
dalam memenuhi kewajibannya sesuai jangka waktu pembiayaan. Beberapa
cara yang dapat ditempuh antara lain:
Melihat laporan keuangan, disini dapat diketahui kondisi keuangan
secara tunai dari calon nasabah.
Memeriksa slip gaji dan rekening tabungan. Dilakukan jika calon
nasabah bekerja sebagai pegawai. Bank dapat meminta fotokopi slip
gaji tiga bulan terakhir. Dari slip tersebut dapat dianalisis sumber dana
dan penggunaan dana calon nasabah.
Survei ke lokasi usaha calon nasabah
c. Capital
Keseriusan calon nasabah dapat terlihat dari semakin besar modal yang
dimiliki dan disertakan oleh calon nasabah dalam objek pembiayaan. Beberapa
cara yang dapat ditempuh antara lain:
Laporan keuangan calon nasabah. Jika calon nasabah adalah
perusahaan. Perusahaan dianggap kuat dalam menghadapi resiko jika
jumlah modal sendiri yang dimiliki cukup besar.
Uang muka. Dilakukan oleh nasabah perorangan dengan tujuan
penggunaan dana yang jelas. Semakin besar uang muka yang
dibayarkan oleh calon nasabah bank semakin yakin bahwa pembiayaan
yang disalurkan kemungkinan akan lancar.
d. Collateral
Merupakan agunan yang diberikan calon nasabah untuk pembiayaan yang
diajukan. Jika nasabah tidak membayar angsuran maka bank syariah dapat
melakukan penjualan terhadap agunan tadi.
e. Condition of Economy
Merupakan analisis terhadap kondisi perekonomian. Bank perlu
mempertimbangkan sektor usaha calon nasabah dikaitkan dengan kondisi
ekonomi.
2) Tidak membayar angsuran sesuai dengan apa yang telah disepakati saat
akad
Dalam hal ini setelah pembiayaan diberikan oleh bank, beberapa nasabah
tidak membayar sesuai dengan apa yang disepakati pada saat akad. Ketidak
lancaran nasabah membayar angsuran pokok maupun bagi hasil/ profit margin
pembiayaan menyebabkan adanya kolektabilitas pembiayaan. Secara umum
kolektabilitas pembiayaan dikategorikan menjadi lima macam, yaitu: (1) Lancar
atau kolektabilitas 1, (2) Kurang lancar atau kolektabilitas 2, (3) Diragukan atau
kolektabilitas 3, (4) Perhatian khusus atau kolektabilitas 4, (5) Macet atau
kolektabilitas 5 (Muhammad, 2002: 312).
Kolektabilitas 2 atau kurang lancar adalah jika terdapat tunggakan angsuran
pokok dan tunggakan bagi hasil. Kolektabilitas 3 atau diragukan jika
pembiayaan tidak memenuhi kriteria lancar dan tidak lancar. Kolektabilitas 4
atau perhatian khusus dimana terdapat pembayaran kurang lancar biasanya
keterlambatan 60 hari atau 2 bulan. Sedangkan kolektabilitas 5 atau macet
adalah pembiayaan yang tidak tergolong lancar, kurang lancar dan diragukan.
Solusi untuk permasalahan ini adalah:
1. Kolektabilitas 3 atau diragukan
a. Dilakukan rescheduling. Restrukturisasi dilakukan dengan
memperpanjang jangka waktu jatuh tempo pembiayaan tanpa
mengubah sisa kewajiban nasabah yang harus dibayarkan kepada
BUS atau UUS (Wangsawidjaja, 2012: 454).
b. Dilakukan reconditioning. Restrukturisasi dilakukan dengan
menetapkan kembali syarat-syarat pembiayaan, antara lain
perubahan jadwal pembayaran, jumlah angsuran, jangka waktu dan
atau pemberian potongan sepanjang tidak menambah sisa kewajiban
nasabah yang harus dibayarka kepada BUS atau UUS (2012: 454).
2. Kolektabilitas 4 atau perhatian khusus
Dilakukan dengan cara:
a. Pembinaan anggota.
b. Pemberitahuan dengan surat teguran.
c. Kunjungan lapangan atau silaturahmi oleh bagian pembiayaan
kepada nasabah.
d. Upaya preventif dengan penanganan rescheduling, yaitu
penjadwalan kembali jangka waktu angsuran serta memperkecil
jumlah angsuran. Juga dilakukan dengan reconditioning, yaitu
memperkecil margin keuntungan atau bagi hasil (Muhammad, 2002:
315).
3. Kolektabilitas 5 atau macet
Berdasarkan pengalaman praktik, lazimnya strategi penyelesaian
pembiayaan macet yang dapat ditempuh oleh bank adalah berupa
langkah—angkah sebagai berikut:
a. Penyelesaian oleh bank sendiri.
b. Penyelesaian melalui debt collector.
c. Penyelesaian melaluin Kantor Lelang.
d. Penyelesaian melalui badan peradilan.
(Wangsawidjaja, 2012: 466).
Penanganan pembiayaan bermasalah juga diatur dalam Fatwa Dewan
Syariah Nasional Nomor 49/DSN-MUI/II/20015 tentang Konversi Akad
Murabahah yang memutuskan: (1) Ketentuan konversi akad dan (2) Ketentuan
penutup yang berisi:
1. Ketentuan Konversi Akad
Lembaga Keuangan Syariah (LKS) boleh melakukan konversi dengan
membuat akad (membuat akad baru) bagi nasabah yang tidak bisa
menyelesaikan/melunasi pembiayaan murabahahnya sesuai jumlah dan
waktu yang telah disepakati, tetapi ia masih prospektif, dengan
ketentuan:
Akad murabahah dihentikan dengan cara:
a. Obyek murabahah dijual oleh nasabah kepada LKS dengan harga
pasar
b. Nasabah melunasi sisa utangnya kepada LKS dari hasil penjualan
c. Apabila hasil penjualan melebihi sisa hutang maka kelebihan itu
dapat dijadikan uang muka untuk adak ijarah atau bagian modal dari
mudharabah dan musyarakah
d. Apabila hasil penjualan lebih kecil dari sisa utang maka sisa utang
tetap menjadi utang nasabah yang cara pelunasannya disepakati
antara LKS dan nasabah.
LKS dan nasabah ex-murabahah tersebut dapat membuat akad baru
dengan akad:
a. Ijarah Muntahiyah Bit Tamlik atas barang tersebut di atas dengan
merujuk fatwa DSN No. 27/DSN-MUI/III/2002 tentang Al Ijarah Al-
Muntahiyah Bi Al-Tamlik
b. Mudharabah dengan merujuk kepada fatwa DSN No. 07/DSN-
MUI/IV//2000 tentang Pembiayaan Mudharabah (Qiradh)
c. Musyarakah dengan merujuk kepada fatwa DSN No. 08/DSN-
MUI/IV/2000 tentang Pembiayaan Musyarakah.
2. Ketentuan Penutup
Jika salah satu pihak tidak menunaikan kewajibannya atau jika terjadi
perselisihan di antara pihak-pihak terkait, maka penyelesaiannya
dilakukan melalui Badan Arbitrase Syariah Nasional setelah tidak
tercapai kesepakatan melalui musyawarah (http://www.dsnmui.or.id
diakses pada 17 November 2016 pukul 20.25 WIB).
BAB IV
PENUTUP
IV.1. Kesimpulan
Pembiayaan mikro yang menggunakan akad murabahah seharusnya dapat
menjadi solusi bagi masyarakat yang membutuhkan tambahan modal untuk
mengembangkan usahanya. Prosedur yang masih sulit untuk dipenuhi oleh calon
debitur menjadi pertimbangan calon debitur untuk melakukan pembiyaan mikro.
Masyarakat juga menganggap bahwa kredit di bank konvensional dan pembiayaan
di bank syariah tidak memiliki perbedaan. Masyarakat juga belum mengerti
mengenai manfaat dan keunggulan pembiayaan di bank syariah dibandingkan
kredit di bank konvensional.
IV.2. Saran
Bank Syariah khususnya BRISyariah harus lebih bisa memberikan edukasi
kepada masyarakat mengenai keunggulan dan perbedaan antara kredit di bank
konvensional dengan pembiyaan di bank syariah. Salah satu cara yang paling
mudah dan efektif untuk memberikan penjelasan mengenai perbedaan bank
syariah dan bank konvensional ialah mengirimkan para marketing bank syariah
untuk melakukan sosialisi untuk mengenalkan pembiayaan bank syariah ke
masyarakat luas. Prosedur untuk mengajukan pembiayaan di bank syariah juga
harus lebih fleksible agar tidak memberatkan masyarakat yang akan mengajukan
pinjaman untuk tambahan modal usahanya.
DAFTAR PUSTAKA
Buku
Antonio, Muhammad Syafi’I. 2001. Bank Syariah: Dari Teori ke Praktik. Jakarta:
Gema Insani Press.
Ismail. 2011. Perbankan Syariah. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Muhammad. 2002. Manajemen Bank Syariah. Yogyakarta: Unit Penerbit dan
Percetakan Sekolah Tinggi lmu Manajemen YKPN.
Operation Group. 2009. KEBIJAKAN UMUM OPERASI BRIS. Jakarta.
Operation Group. 2010. PEDOMAN PELAKSANAAN OPERASI BRIS. Jakarta.
Z, A. Wangsawidjaja. 2012. Pembiayaan Bank Syariah. Jakarta: Penerbit PT
Gramedia Pustaka Utama.
Website
http://www.brisyariah.co.id/?q=sejarah
http://www.dsnmui.or.id
LAMPIRAN-LAMPIRAN
a. Lampiran foto kegiatan
Pemberian materi tentang Kebijakan Umum Operasi oleh Nur Fajaruddin
selaku customer service di BRISyariah KCP Gedongkuning
Pemberian materi mengenai pembiayaan oleh Adityas Budi Utomo
Foto kegiatan memvalidasi data nasabah BRISyariah KCP Gedongkuning
Foto bersama Bapak Agus Wawan Setiawan selaku Pimpinan Cabang BRISyariah
KCP gedongkuning
Foto bersama pimpinan dan karyawan BRISyariah KCP Gedongkuning
Yogyakarta
b. Lampiran dokumen pendukung
Brosur Unit Mikro BRISyariah iB berisi keterangan produk, persyaratan produk
dan persyaratan dokumen.
Brosur daftar simulasi angsuran pembiayaan mikro BRISyariah
CURRICULUM VITAE
A. Biodata Umum
Nama : Nofriani
NIM : 13820176
Jurusan : Perbankan Syariah
Fakultas : Ekonomi dan Bisnis Islam
Universitas : Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga
Tempat, tanggal lahir : Bukittinggi, 30 November 1994
No. KTP : 1375027011940002
Golongan Darah : B
Jenis Kelamin : Perempuan
Anak Ke : 3
Nomor HP : 085669100898
Email : [email protected]
Alamat : Jl. By Pass Koto Dalam, Bukittinggi, Sumatera Barat
Nama Ayah : Suroto
Nama Ibu : Sri Chudsiyati
B. Riwayat Pendidikan
1. TK Jamiyyatul Hujjaj (1999-2001)
2. SD Jamiyyatul Hujjaj (2001-2007)
3. MTsN 1 Model Bukittinggi (2007-2010)
4. SMAN 3 Teladan Bukittinggi (2010-2013)
5. S1 Perbankan Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (2013-sekarang)