laporan praktek lapangan "pengolahan tbs menjadi cpo" hendra riau

61
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teknik pengolahan sawit merupakan program studi yang ada di perguruan tinggi politeknik Kampar. Di dalam program study teknik pengolahan sawit ini memiliki salah satu mata kuliah Mesin Pengolahan Sawit (MPS), yang mana mahasiswa di wajibkan untuk praktek kerja lapangan ke pabrik pengolahan TBS menjadi CPO sehingga dapat menambah wawasan para mahasiswa agar dapat mengerti dan memahami tentang pratek lapangan yang sesungguhnya sekaligus sebagai materi yang dapat menunjang mata kuliah Mesin Pengolahan Sawit. Melalui praktek lapangan ini , mahasiswa diharapkan dapat menjelaskan dan mengetahui perbedaan yang ada antara teori yang diperoleh di bangku kuliah dengan yang ada di lapangan,, dan mampu menjelaskan tentang peralatan-peralatan yang digunakan beserta prinsip kerja peralatan tersebut. Dalam praktek lapangan, mahasiswa/I dituntut mengetahui cara kerja setiap mesin dan fungsi dari mesin tersebut. bagaimana Proses pengolahan TBS menjadi CPO pada setiap pabrik tersebut, tentu akan terdapat perbeda-bedaan yang akan menambah wawasan para 1

Upload: hendra-riau

Post on 31-Dec-2015

123 views

Category:

Documents


10 download

DESCRIPTION

praktek lapangan mahasiswa teknik pengolahan sawit kelompok 6.

TRANSCRIPT

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Teknik pengolahan sawit merupakan program studi yang ada di perguruan

tinggi politeknik Kampar. Di dalam program study teknik pengolahan sawit ini

memiliki salah satu mata kuliah Mesin Pengolahan Sawit (MPS), yang mana

mahasiswa di wajibkan untuk praktek kerja lapangan ke pabrik pengolahan TBS

menjadi CPO sehingga dapat menambah wawasan para mahasiswa agar dapat

mengerti dan memahami tentang pratek lapangan yang sesungguhnya sekaligus

sebagai materi yang dapat menunjang mata kuliah Mesin Pengolahan Sawit.

Melalui praktek lapangan ini , mahasiswa diharapkan dapat menjelaskan dan

mengetahui perbedaan yang ada antara teori yang diperoleh di bangku kuliah

dengan yang ada di lapangan,, dan mampu menjelaskan tentang peralatan-

peralatan yang digunakan beserta prinsip kerja peralatan tersebut.

Dalam praktek lapangan, mahasiswa/I dituntut mengetahui cara kerja setiap

mesin dan fungsi dari mesin tersebut. bagaimana Proses pengolahan TBS menjadi

CPO pada setiap pabrik tersebut, tentu akan terdapat perbeda-bedaan yang akan

menambah wawasan para mahasiswa yang telah dibagi tiap-tiap kelompok,

sehingga wawasan mahasiswa/I menjadi lebih luas.

1.2 Tujuan

Tujuan pelaksanaan praktek lapangan adalah untuk mempelajari proses mesin

pengolahan kelapa sawit dari TBS menjadi CPO secara langsung.

1

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Sejarah kelapa sawit

Kelapa sawit merupakan tanaman plasma nutfah yang berasal dari

Afrika. Masuk ke Indonesia pada tahun 1848, di tanam di kebun raya Bogor.

Percobaan pengembangan Kelapa sawit, di Muara Enim (1869), di Musi Ulu

(1878), di Belitung (1890). Kebun Kelapa sawit pertama sekali di buka pada tahun

1911 di Tanah Itam Ulu (Sumatera Utara) oleh maskapai Olie Palm Culture dan di

Pulau Raja oleh maskapai Huilleries de Sumatera-RCMA.

Kelapa sawit memiliki banyak jenis, berdasarkan ketebalan cangkangnya

kelapa sawit dibagi menjadi Dura, Pisifera, dan Tenera. Dura merupakan sawit

yang buahnya memiliki cangkang tebal sehingga dianggap memperpendek umur

mesin pengolah namun biasanya tandan buahnya besar-besar dan kandungan

minyak pertandannya berkisar 18%. Pisifera buahnya tidak memiliki cangkang

namun bunga betinanya steril sehingga sangat jarang menghasilkan buah. Tenera

adalah persilangan antara induk Dura dan Pisifera. Jenis ini dianggap bibit unggul

sebab melengkapi kekurangan masing-masing induk dengan sifat cangkang buah

tipis namun bunga betinanya tetap fertil. Beberapa tenera unggul persentase

daging perbuahnya dapat mencapai 90% dan kandungan minyak pertandannya

dapat mencapai 28%.

Pengembangan tanaman kelapa sawit selalu disertai dengan

pembangunan pabrik. Hal ini disebabkan minyak sawit mudah mengalami

perubahan kimia dan fisika selama minyak dalam tandan dan pengolahan. Oleh

sebab itu, pengembangan tanpa disertai dengan pengembangan pabrik merupakan

hal yang sia-sia. Pengolahan  kelapa sawit merupakan salah satu faktor yang

menentukan keberhasilan usaha perkebunan kelapa sawit. Hasil utama yang dapat

diperoleh ialah minyak sawit, inti sawit, serabut, cangkang, dan tandan kosong .

Pabrik kelapa sawit terdiri dari unit-unit proses yang  memanfaatkan

tindakan-tindakan bentuk mekanis, fisikan dan kimia. Hal-hal yang perlu 

diperhatikan dalam pengolahan ialah efisiensi ekstraksi minyak dan inti sawit dan

kualitas produksi atau rendement yang diperoleh, sedangkan kualitas produksi

2

berpengaruh terhadap daya saing pasar. Tandan buah segar (TBS) terdiri dari

komponen kimia yang sebagian besar mudah mengalami perubahan-perubahan

kimia akibat pengaruh dari dalam atau dari luar. Keadaan ini memerlukan cara-

cara pengolahan yang cermat dan teliti sehingga Minyak sawit dan inti sawit yang

diproduksi oleh pabrik minyak kelapa sawit masih  mendapat perlakuan lanjutan

pada industri hilir. Kualitas bahan baku tersebut mempengaruhi keberhasilan

dalam pengolahan lanjutan.

2.2 Diagram alir pengolahan

2.3 Standar mutu CPO

CPO yang di hasilkan dari ekstraksi kelapa sawit mempunyai No SNI 01-

2901-2006, dengan syarat mutu sebagai berikut :

Table 1 : syarat mutu CPO

No Kriteria uji Satuan Persyaratan mutu

1

2

3

4

Warna

Kadar air dan kotoran

Asam lemak bebas

(sebagai asam palmitat)

Bilangan yodium

-

%, fraksi masa

%, fraksi masa

g Yodium/100 g

Jingga kemerah

merahan

0,5 maks

0,5 maks

50 - 55

Sumber : Badan Standarisasi Nasional (BSN)

3

BAB III

METODOLOGI

3.1 Alat dan Bahan

Pada praktek ini menggunakan peralatan yang ada di pabrik kelapa sawit

yang di antaranya sebagai berikut :

a. Jembatan timbang

b. Batang sortasi

c. Lori

d. Sterilizer

e. Tippler

f. Threser

g. Digester

h. Sand trap tank

i. Vibrating screen

j. Crude oil tank

k. Slude separator

l. Boiler

m. Turbin

n. Vacuum dryer

Sedangakan bahan yang di gunakan untuk pelaksanaan proses tersebut adalah

Tandan Buah Segar (TBS) kelapa sawit .

3.2 Waktu dan Tempat

Mahasiswa melaksanakan praktek lapangan pada tanggal 02 desember

hingga 12 desember 2013, yang bertempat di PT. TUNGGAL YUNUS ESTATE,

ASIAN AGRI Topas kecamatan Tapung.

3.3 Cara Kerja

Praktek lapangan yang dilakukan mahasiswa di PT. TUNGGAL YUNUS

ESTATE yaitu mengobservasi semua kegiatan yang dimulai dari stasiun

penerimaan buah , stasiun perebusan , stasiun penebahan , stasiun pengepresan ,

stasiun klarifikasi , stasiun kernel , boiler , water treatment serta stasiun

pengolahan limbah. adapun untuk mendapatkan data data tersebut, mahasiswa

menggunakan beberapa teknik yang di antaranya sebagai berikut :

a. Dokumentasi , teknik ini di gunakan untuk mendapatkan data berupa

spesifikasi yang telah ada pada buku perusahaan.

4

b. Wawancara , teknik ini di gunakan untuk mendapatkan data yang

berupa proses, daya tahan, dan kendala pada peralatan peralatan yang

ada di pabrik. Wawancara ini di lakukan kepada operator, mandor

proses, mandor bengkel, asisten serta manager.

c. Observasi, teknik yang di lakukan secara langsung oleh mahasiswa

berdasarkan penglihatan dan pehamanya yang ada di pabrik.

5

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Stasiun Pengolahan

Pada pengolahan kelapa sawit menjadi cpo terdapat beberapa stasiun yang

terdapat peralatan peralatan, diantaranya sebagai berikut :

4.1.1 Stasiun Penerimaan Buah

A. JEMBATAN TIMBANG ( WEIGHTBRIDGE )

Jembatan timbang adalah tempat untuk menimbang berat yang masuk dan

keluar dari pabrik.Fungsi dari jembatan timbang ( weightbridge ) adalah untuk

mengetahui berat TBS masuk,produksi CPO dan kernel yang keluar dari PMKS

serta untuk berat yang masuk dan keluar yang berhubungan dengan pabrik dan

kebun.

No Uraian Keterangan

1 Kapasitas ( maks ) 50 ton

2Rata-rata TBS masuk per mobil 4 – 6 ton

3Rata-rata potongan untuk TBS

luar per mobil

± 4 %

4

Akurasi

0 – 5 kg

Dibulatkan jadi 0 kg

6 – 10 kg

Dibulatkan jadi 10 kg

10 kg

Table 2 ; spesifikasi jembatan timbangSumber : data spesifikasi PT.Tunggal Yunus Estate, Asian Agri

6

Gambar 1 ; jembatan timbang

Sistem kerja dari jembatan timbang ( weight bridge ) :

1. Mobil yang masuk kedalam pabrik harus mengantri diluar area pabrik

sampai terdapat pemberitahuan.

2. Setelah adanya pemberitahuan,mobil masuk dan menunggu tanda bel

sebanyak 2 kali hal ini bertujuan menandakan selesai nya penimbangan

pada mobil yang sebelumnya.

3. Mobil memasuki jembatan timbang dengan para sopir dan kernet wajib

turun dari mobil hal ini karena untuk menghindari kecurangan pada

timbangan dan

B. LOADING RAMP

Loading ramp berfungsi untuk menyortir TBS yang masuk ke perusahaan,

dengan tujuan untuk mendapatkan hasil produksi yang maksimal, dan

menghindari kerugian dalam perekoniman bisnis. Pada PT TUNGGAL YUNUS

ESTATE, ASIAN AGRI yang terletak di daerahTopaz mempunyai posisi loading

ramp dua tempat, yaitu sebagai berikut :

7

Table 3 ; spesifikasi loading ramp I

No Uraian Keterangan

1 Jenis penggunaan Di gunakan untuk TBS luar

2 Jumlah pintu 12 pintu

3 Kapasitas 125 ton

4 Derajat kemiringan 27o

6 Bahan permukaan Mild steel

8 Bentuk Datar dan tidak berkisi-kisi

9 Waktu penerimaan Jam 07.00 WIB s/d 18.00 WIB

11 Jumlah meja sortasi 3unit

13 Jarak antar kisi 1.5 cm

14 Tinggi meja 60 cm

16 Jenis pintu Hidrolik

Sumber : data PT.Tunggal Yunus, Asian Agri

8

Gambar 2 ; loading ramp 2

Keterangan :

Pada permukaan loading ramp berbentuk rapat atau tidak berkisi-kisi, di

rancang seperti ini di karenakan menghindari losses, karena pada saat TBS jatuh

ke permukaan sekat maka akan mengalami pecah kulit, sehingga dapat terjadi

losses dan kenaikan ALB. Pratikan menganalisis ALB terbentuk karena terjadi

reaksi antara enzim lipase dan oksidase, yang di sebab kan karena mesoscarp

pecah. Pada keadaan pecah, membrane pecah dan minyak akan tercampur ke sel-

sel sehingga minyak akan keluar dan menyebabkan losses pada loading ramp

tinggi.Oleh sebab itu,pada area loading ramp dibuat licin dengan tidak

bersekat.Namun,untuk sisi sesudah pintu hidrolik dibuat dinding yang bersekat

hal ini bertujuan agar sampah pada TBS dapat dikurangi dengan tidak

meyebabkan losses yang besar karena TBS langsung masuk kedalam lori tanpa

menunggu sampai proses sterilizer dimulai.Selanjutnya loading ramp terdiri dari 3

meja sortasi, yang mana meja ini bertujuan untuk penurunan buah untuk di sortasi

berdasarkan kriteria pabrik.Meja ini berukuran 3 X 2 meter. Dengan ketinggian 60

cm. dan di permukaan meja sortasi berbentuk skat, dengan lebar skat 2,5 cm dan

jarak antar sekatnya 1 cm. meja ini terbuat dari plat baja dengan ketebalan 0.5 cm.

Tujuan adanya kisi-kisi adalah untuk membuang kotoran yang berupa pasir,

sampah dan lainya dari TBS.

Cara kerja sortasi :

TBS yang berada di dalam truck di turunkan berlahan lahan di atas

meja sortasi, kemudian pekerja melakukan sortasi.

TBS yang tidak sesuai kriteria di turunkan ke bawah meja sortasi

yang nantinya akan dikembalikan lagi pada truk tersebut.

Sedangkan TBS yang sesuai dengan kriteria di masukan ke dalam

loading ramp.

Setiap truk yang mengangkut TBS akan dikenai potongan dengan

rata-rata 4 % hal ini sebagai potongan untuk kotoran,pasir dll.

9

Table 4; Loading ramp II

No Uraian Keterangan

1 Jenis penggunaan TBS Inti,

2 Jumlah pintu 10 pintu

3 Kapasitas 100 ton

4 Derajat kemiringan 270

6 Bahan permukaan Mild steel

8 Bentuk Datar dan tidak berkisi-kisi

9 Waktu penerimaan Jam 07.00 WIB s/d 24.00 WIB

11 Jumlah meja sortasi 1 unit

12 Bentuk permukaan

meja sortasi

Datar dan berkisi

13 Jarak antar kisi 1.5 cm

14 Tinggi meja 60 cm

16 Jenis pintu Hidrolik

Sumber; data PT. Tunggal Yunus, Asian Agri

Keterangan :

loading ramp II di gunakan hanya untuk TBS inti dan untuk stok pada

produksi malam. Di loading ramp II ini, perlakuan sortasi tidak sedetail TBS dari

masyarakat, karena TBS yang mempunyai kualitas relative tinggi di bandingkan

10

dengan TBS masyarakat. sehingga perlakuan sortasi di lakukan jika ada TBS yang

benar – benar tidak layak ( buah mentah dan tandan kosong). Hal ini di lakukan

untuk evaluasi pekerja yang ada di perkebunanya.

Pada loading ramp I setelah TBS keluar dari pintu langsung masuk lori,

sedangkan pada loading ramp II TBS masuk keadalam conveyor yang akan

membawa buah langsung menuju ke lori.

Pada perusahaan ini, mempunyai target produksi yaitu 45 ton per jam.

Dari kapasitas olah tersebut ada syarat TBS yang di terima agar proses

pengolahan dapat berjalan dengan baik jumlah CPO sesuai yang di harapkan dan

berkualitas tinggi. Pada buah inti target OER = 22.45 % sedangkan TBS luar,

target OER = 18.90 %. Untuk pencapai tersebut di perlakukan kriteria-kriteria

untuk TBS luar sebagai berikut :

1. TBS > 5 kg

Berat TBS yang di harapkan dari perusahan ini yaitu > 5 kg.artinya, di

atas buah pasir. Alasan yang diberikan dari salah satu karyawan

mengatakan bahwa buah yang < 5 kg memiliki sedikit kandungan

minyakdan memiliki nut yang kecil hal ini tentu akan merugikan

perusahaan dimana cangkang dalam nut tersebut kurang membantu untuk

proses pembakaran pada boiler karna boiler membutuhkan cangkang untuk

bahan bakarnya.TBS < 5 kg memiliki kadar air yang cukup besar hal ini

tentu menyebabkan kadar ALB atau FFA dalam buah besar.

2. TBS berwarna jingga ( matang )

Sudah jelas secara kasat mata, bahwa kandungan minyak yang tinggi

terdapat pada TBS yang sudah matang.Kematangannya di tandai dengan

warna jingga ke merah-merahan, dan sudah ada buah yang terlepas dari

tandanya. Jika buah mentah di olah, maka akan mengalami kerugian

terhadap waktu. Karena buah mentah mempunyai kandungan minyak yang

sedikit. Sedangkan kapasitas olah adalah 45 ton per jam , dan setidaknya

mendapatkan minyak 18 sampai 22 %. Dengan adanya buah mentah maka

dengan kapasitas olah yang sama tetapi hasil produksi yang lebih rendah.

11

C. Lori

Lori adalah tempat mengangkut TBS menuju perebusan.Lori terbuat dari

plate yang dilubangi dan materialnya dari mild steel dan digerakkan oleh

Capstand yang menariknya dengan tali..Isi lori yang melebihi kapasitas akan

membuat sterilizer cepat rusak dan buah jatuh dalam sterilizer namun pengisian

yang tidak penuh akan menurunkan kapasitas olah pabrik dan kurangnya bahan

bakar boiler. Pada lori,dibuat lubang di dinding hal ini bertujuan agar uap yang

masuk dapat secara merata menyebar keseluruh bagian lori sehingga sistem

perebusan berjalan sempurna selain itu tujuan nya untuk tempat keluarnya air

condensate.

Table 5; spesifikasi lori

No Uraian Keterangan

1. Panjang 4000 mm

2. Diameter 2500 mm

3. Kapasitas ( maks ) 7,5 ton

4. Tinggi 2000 mm

5. Diameter lubang 10 mm

6. Jarak per lubang 90 mm

7. Diameter roda 510 mm

8. Lebar rel 75 mm

9. Jarak antar rel 830 mm

10. Tebal lori 8 mm

Sumber; data PT.Tunggal Yunus, Asian Agri

Kendala yang sering terjadi pada lori

1. Roda keluar dari jalur rel

2. Roda lepas dari lori

3. Roda mengalami kehausan dan balling karena kurang nya

pengecekan pada lori dan karena pada proses tippler lori

12

mengalami hentakan sehingga roda terkena gesekan yang cukup

kuat.

D. Capstand

Capstand adalah alat untuk menarik lori yang dilengkapi roll untuk

menggulung tali dan memiliki kecepatan +/- 20 meter / menit. Capstan terdapat

4unit.

E. Transfer Carriage

Transfer carriage yaitu alat untuk memindahkan lori dari loading ramp

kearah rel yang menuju ke sterilizer atau memindahkan lori yang keluar dari

sterilizer menuju ke rel tippler.Transfer carriage bersifat semi automatic yang

digerakkan oleh seorang operator.Tranfer carriage memiliki kemampuan

mengangkut lori sebanyak 2 unit dan jumlah transfer carriage terdapat 2 unit.

F. Troli

Troli adalah jembatan untuk keluar atau masuk lory ke dalam sterilizer.

4.1.1 Stasiun Perebusan

Pada stasiun ini TBS yang telah masuk di dalam lori segera di masukan ke

dalam sterilizer, karena jika terlalu lama buah berada di lori maka akan dapat

meenaikan ALB, yang di sebabkan oleh terjadinya reaksi hidrolisis karena buah

pecah. Adapun tujuan perebusan TBS di sterilizer sebagai berikut :

Gambar 3 ; sterilizer terbuka

13

Menghentikan aktifitas enzim.

Enzim lipase dan enzim oksidase yang terdapat pada buah sawit

dapat meningkatkan kadar asam pada buah, maka enzim-enzim tersebut

harus di non-aktifkan dengan menggunakan proses fisika. Proses fisika

dengan cara pemanasan di atas 50 0C .Enzim lipase berperan sebagai

katalisator dalam pembentukan trigliserida dan kemudian memecahkan

kembali menjadi asam lemak bebas.

Melepaskan buah dari spiklet.

Minyak dan inti sawit terdapat dalam buah, maka untuk

mempermudah ekstraksi pengutipan minyak dan inti sawit, buah perlu di

lepas dari spikletnya.

Menurunkan kadar air.

Dengan perlakuan perebusan pada buah, kadar air buah dapat

menurun yang di sebabkan karena adanya uap dan panas. karena adanya

tekanan steam maka steam tersebut dapat mendorong cairan pada buah,

sehingga terjadilah kondensat. Penurunan kadar air ini menyebabkan

penyusutan buah sehingga terbentuk rongga – rongga kosong pada

mesocarp yang mempermudah proses mengempaan.

Pemecahan emulsi.

Minyak pada buah berbentuk emulsi – emulsi, dan dengan adanya

suhu tinggi maka emulsi tersebut dapat pecah dan menjadi minyak,

sehingga mempermudah proses selanjutnya.

Mempermudah pelepasan serat dan biji.

14

Penetrasian uap yang cukup baik akan membantu proses pemisahan

serat perikarp dan biji. Apabila serat tidak lepas, maka lignin yang terdapat

di antara serat akan menahan minyak. jika biji di pukul dalam alat

pemecah biji maka yang terjadi adalah pecahan besar yang melekat pada

inti.

Membantu proses pelepasan inti dari cangkang.

Proses perebusan yang sempurna akan menurunkan kadar air biji

hingga 15 % .kadar air biji yang turun hingga 15 % akan menyebabkan inti

susut sedangkan tempurung biji tetap,maka terjadi inti yang lekang dari

cangkang,Hal ini akan membantu proses fermentasi didalam nut

silo,sehingga pemecahan biji dapat berlangsung dengan baik.Selain itu

juga proses pemisahan inti dan cangkang pada proses pemisahan kering

dan basah dapat mengahasilkan inti yang mengandung kotoran lebih kecil.

1. Mekanisme perebusan

Sistem perebusan yang digunakan pada pabrik yaitu triple peak dimana

penetrasi uap yang dilakukan dijlaskan pada table 6.

Table 6; system perebusan

Step Inlet Condensate Exhaust Time Time

Conv

Keterangan

1. 0 0 S 2 2 Dearation

2. 0 S S 7 9 Peak 1

3. S 0 S 2 11 Condensate

4. S 0 0 2 13 Blow of

5. 0 0 S 2 15 2nd peak 2 rise

6. 0 S S 8 23 Peak 2

7. S 0 S 2 25 Condensate

8. S 0 0 2 27 Blow of

9. 0 S S 9 36 Peak 3

15

10. S 0 S 1 37 Consensat

11. 0 S S 18 55 Peak 3

12. S 0 S 1 56 Condensate

13. 0 S S 18 74 Peak 3

14. S 0 S 5 77 Blow of

15. S 0 0 6 85 Alarm

Ket :

O : valve dibuka

S : valve ditutup

Proses perebusan dilakukan selama 85 menit dengan kapasitas olah pada sterilizer

yaitu :

Untuk waktu cyclus rebusan selama :

16

2. Bagian-bagian sterilizer

a. Pintu

Type pintu sterilizer yang digunakan adalah quick close door

type.penguncian pinti sterilizer dilakukan dengan memutar lock ring

yang ditumpu oleh 22 buah roller bearing.Untuk mencegah terjadinya

kebocoran steam,pada pintu dipasangkan seal yang terbuat dari karet

sintetis dan sebagai standar pengamanan pada pintu dipasangkan

pengunci lock ring serta interlock switch.

b. Safety valve

Safety valve dipasangkan pada sterilizer untuk mencegah terjadinya

kelebihan tekanan.Tekanan setting pada safety valve adalah 3,1 bar

hal ini memungkinkan tekanan maksimum dalam sterilizer dapat

terjaga sebesar 3 bar.

c. Inlet dan Exhaust

Inlet ( pipa steam masuk dalam sterilizer ) dan exhaust ( pipa steam

keluar dalam sterilizer ) terletak diatas sterilizer hal ini karena prinsip

perbedaan berat jenis antara uap dengan udara.berat jenis uap pada

suhu 100 0C sebesar 0,598 kg/m3 sedangkan udara yang bercampur

uap air pada suhu 50 0C sebesar 1,043 kg/m3.Diameter inlet dan

exhoust sebesar 8 inch.

d. Air compressor 

Air compressor berfungsi untuk mensuplai udara yang dipakai untuk

mengaktifkan pneumatic valve

e. Alat-alat ukur (gauge) 

17

Alat ukur ( gauge )  berfungsi untuk memonitor pengoperasian alat

misalnya pressure gauge.

f. Rotorthem (Control Grafik dan Kenaikan Tekanan Steam)

Rotorthem (Control Grafik dan Kenaikan Tekanan Steam)berfungsi

untuk mengontrol tekanan yang ada di alam sterilizer.

g. Liner

Liner berfungsi untuk melapisi body bagian dalam sehingga jika aus

hanya linernya saja sedang body tetap terlindung dari steam dan

condensate.

h. Filter kondensat

Filter kondensat berfungsi sebagai menyaring kotoran agar tidak

terjadi penyumbatan di pipa.

Factor-faktor yang mempengaruhi prosesperebusan :

1. Pembuangan udara

Udara merupakan pengahantar panas yang lambat dan

berpengaruh negative terhadap proses perebusan.Udara yang terdapat

dalam rebusan akan menurunkan tekanan. Upaya yang dilakukan

untuk memperkecil jumlah udara dalam sterilizer yaitu dengan

mengatur isi lori agar buah disusun penuh sesuia dengan kapasitas

sterilizer selain itu melakukan deareasi atau pembuangan udara dari

bejana dengan cara pengusiran oleh uap.Dearasi dilakukan dengan

memasukkan uap dari bagian atas bejana rebusan dan mengeluarkan

nya dari bagian dasar bejana.

2. Pembuangan air kondensat

18

Uap air yang terkondensasi berada didasar bejana rebusan

yang merupakan penghambat dalam proses perebusan,air yang

terdapat dalam rebusan akan mengabsorbsi panas yang diberikan

sehingga jumlah air semakin bertambah.pertambahan yang tidak

diimbangi dengan pengeluaran air kondensat akan memperlambat

usaha untuk mencapai tekanan puncak.

3. Lamanya perebusan

Perebusan membutuhkan penetrasi uap hingga kebagian

tandan yang dalam membutuhkan waktu 25 – 35 menit.Hubungan

waktu perebusan dengan efisiensi ekstraksi minyak sbb :

a. Semakin lama perebusan buah maka jumlah buah yang terpipil

semakin tinggi.

b. Semakin lama perebusan buah maka biji semakin masak dan

menghasilkan biji yang lebih mudah pecah.

c. Semakin lama perebusan buah maka kandungan minyak dalam

tandan kosong semakin tinggi karena terjadinya penyerapan

minyak oleh tandan kosong akibat terdapatnya rongga-

rongga .kosong.

4. Pembuangan uap

Uap dibuang melalui cerobong atas yang pipanya

berukuran besar diameter 8 inch.Pembuangan pipa umumnya lebih

besar dari pipa uap masuk sehingga pembuangan uap dapat terlaksana

dengan cepat sehingga buah lebih mudah lepas dari tangkai nya,

5. Pengangkutan buah rebus

Buah rebus yang keluar dari sterilizer akan langsung

dibawa menuju ke tippler ( alat untuk menuangkan buah rebusan dari

lori menuju ke conveyer yang akan membawa ke thresher )

Table 7; spesifikasi sterilizer

19

No Uraian Keterangan

1. Panjang 22.000 mm

2. Diameter 2.600 mm

3. Diameter pintu 2.73 m

4. Tekanan 3 bar

5. Jumlah lori dalam setiap

sterilizer

5 unit

Sumber; PT. tunggal Yunus, Asian Agri

Rincian pipa pada sterilizer :

Pipa Inlet : 8"/schedule 40

Pipa Condensate : Diameter 6" schedule 40

Pipa Exhaust : Diameter8" schedule 40

Safety Valve : Diameter 3"

Blow down : Diameter 10”

Pipa yang di gunakan untuk steam masuk,menggunakan pelapis rockwool

dan di bungkus dengan aluminium agar rock wool yang terpasang tidak

terlepas.Tujuan pelapisan dengan rock wool ini untuk meredam panas yang di

hantarkan oleh steam, sehingga dapat mengurangi resiko bahaya.Begitu juga

pelapisan ini di gunakan pada body sterilizer. Pipa exhaust dan pipa kondensat

sebelum di alirkan ke penampungan terlebih dahulu di lewatkan ke blowdown,

agar uap tidak menyebar ke tempat-tempat pekerja. Selain itu blow down juga

berfungsi sebagai pemisah antara uap dengan cairanya. Uap yang mempunyai

massa jenis lebih ringan akan ke atas dan keluar dari blow down, sedangkan

cairan yang mempunyai massa jenis lebih besar akan tetap di bawah dan mengalir

ke recovery tank. Di recovery tank ini air dilusion atau dari kondensat di

endapatkan terlebih dahulu sebelum diproses lebih lanjut.

3. Dampak bahaya yang di perkirakan

20

Semua peralatan yang ada diproses kemungkinan besar akan

mengakibatkan bahaya jika perawatan atau kontrolisasinya kurang. Salah satu

akibat baya terjadi di sebabkan karena pecahnya packing yang ada di pintu.

Packing pintu ini terbuat dari karet sintesis sehingga sering terjadi pemanasan

akan mengalami perubahan kualitas, dan ini perlu perhatian khusus agar tidak

terjadi ledakan yang di sebabkan oleh packing pecah.

Berdasarkan pengalaman mekanik instrument sterilizer yang kami

introgasi mengatakan bahwa kerusakan yang paling banyak di temui pada PKS

selain controller juga pada packingnya.Selanjutnya bocor yang terjadi pada body

sterilizer dapat mengakibatkan ledakan.Kebocoran ini biasanya terjadi pada liner

yang ada di permukaan sterilizer.Untuk mengamati kebocoran, pada sterilizer

telah terpasang pipa kecil yang melekat pada luar plat dinding. Jadi, jika ada

kebocoran maka pipa tersebut akan mengeluarkan steam dan mekanik dapat

segera memperbaiaki.

3.1.3 Stasiun Penebahan

Stasiun penebahan adalah tempat memisahkan buah dengan tandannya

dengan menggunakan alat rotary drum stripper.alat tersebut digerakkan oleh

electromotor dengan kecepatan putaran sebesar rpm.terdapat 2 unit rotary drum

stripper dengan spesifikasi atau cirri-ciri sbb :

Table 8; Spesifikasi Threser I

No Uraian keterangan

1. Panjang 4.600 mm

2. Diameter 2.500 mm

3. Rpm electromotor 1460 rpm

4. Rpm drum stripper 23 rpm

Table 9; Spesifikasi Thereser II

No Uraian Keterangan

21

1. Panjang 4.600 mm

2. Diameter 2.500 mm

3. Rpm electromotor 1460 rpm

4. Drum strippler 23 rpm

Gambar 4; threser

Mekanisme thresher

Pemipilan buah dilakukan dengan threshing machine dengan membanting

buah dalam drum berputar.tandan bergerak keatas searah dengan putaran

tromol,pisau yang terdapat dalam mesin thresher akan mengangkat buah dan

membanting buah tersebut maka secara otomatis buah yang sudah lepas akan

jatuh dan masuk kedalam conveyor under thresher yang akan membawa buah

terebut kedalam fruit elevator menuju ke digester untuk proses pelumatan.

Kecepatan mesin thresher tidak boleh terlalu cepat hal ini karena proses pemipilan

tidak akan berjalan sempurna dimana buah akan susah untuk lepas dari tandannya.

Factor-faktor yang perlu diperhatikan pada proses thresher :

1. Diameter drum berputar

Semakin besar diameter drum maka peluang untuk buah terbanting dengan

ketinggian yang lebih jauh menyebabkan gaya jatuh yang lebih besar dan buah

22

akan mudah terpipil.namun,semakin besar diameter drum akan mengakibatkan

kebutuhan tenaga pemutar akan lebih besar.

2. Panjang drum

Semakin panjang drum,maka massa banting akan semakin lama namun

semakin panjang drum,tentu akan memerlukan tenaga putar yang lebih besar.

3. Putaran drum berputar

Gaya yang dipakai pada thresher adalah gaya gravitasi dan gaya

dorong.untuk mengangkat buah dalam drum dipasang strip pada dinding drum.

4.1.4 Stasiun Pelumatan Buah

Stasiun pelumatan buah menggunakan alat yang disebut dengan

digester.Digester dilengkapi dengan ketel pengaduk yang berfungsi sebagai

perajang buah sehingga terjadi pemisahan antara mesocarp dan nut ( biji ) samil

sebagai pemecah kantong-kantong minyak dalam mesocarp ( daging

buah ).Volume digester yang penuh akan memperlama proses pengadukan namun

dengan tekanaan lawan yang kuat akan membuat proses perajangan berjalan

sempurna karena ketinggian buah dalam digester akan menimbulkan tekanan pada

di dasar digester semakin tinggi dan ketahanan lawan terhadap pisau perajang juga

semakin tinggi.Hal ini tentu akan membuat pemecahan kantong minyak dan

pemisahan serat dengan serat lain akan berjalan dengan sempurna.

Fungsi alat pengaduk pada digester

1. Untuk melumatkan buah sehingga buah akan lebih mudah untuk

dikempa pada screw press sehingga kehilangan minyak yang terjadi

semakin kecil.

2. Mencegah terjadi penumpukan dalam digester sehingga lebih

mudah bergerak terutama kedalam alat kempa ( screwwpress ).

Hal-hal yang harus diperhatikan pada proses pengadukan sbb :

23

1. Kecepatan pengadukan yang tinggi akan menyebabkan terjadinya

pembuangan energy selain itu,genangan minyak yang keluar dalam

digester akan semakin banyak hal ini tentu akan menyebabkan

proses pengadukan berjalan tidak sempurna.

2. Jumlah pisau pengaduk yang lebih bnanyak akna menyebabkan

pelumatan yang berlebihan sehingga akan menyebabkan terjadi

genangan minyak didasar screwwpress hal ini tentu akan

memperkecil gaya gesekan buah dengan pisau.

3. Pisau pengaduk harus dibuat dari bahan mangansilikon hal ini

karena pisau tersebut mudah mengalami korosi oleh asam yang ada

pada kandungan minyak buah kelapa sawit.

Table 10; Spesifikasi Digester

No Uraian Keterangan

1. Diameter 1200 mm

2. Tinggi 3.550 mm

3. Kapasitas 3.500 ltr

4. Tekanan

5. Jumlah pisau5 set stering arm dan 1 set

expeller arm

24

Gtambar 5 ; digester

Gambar 6 : motor digester

4.1.4 Stasiun Press

Stasiun press adalah stasiun dimana buah yang telah dilumat pada digester

akan dipress untuk mengeluarkan minyak yang ada di serabut-serabut

( fiber ).Alat yang digunakan pada stasiun press adalah screw press.Screw press

terdiri dari AS dan screw.Masa pakai untuk alat untuk AS hanya 5000 jam

sedangkan untuk screw hanya 1500 jam.Jika pemakaian lebih dari masa pakai alat

yang telah ditentukan,makaakan terjadi aus ( kerusakan terhadap alat ) dan dapat

menyebabkan hasil kerja kurang maksimal sehingga mengalami losses.

25

Table 11; Spesifikasi Screw Press

No Uraian Keterangan

1. Tekanan 40 kg/m2

2. Kecepatan 12 rpm

Gambar 7 ; worm screw gambar 8 ; press cage

Mekanisme kerja pada screw press

Buah yang telah dilumat pada digester akan langsung menuju ke screw

press tanpa menggunakan conveyor hal ini karena letak screw press yang berada

tepat dibawah digester.Buah yang masuk kedalam screw press akan terhimpit oleh

kedua screw press yang berputar dengan berlawanan arah sehingga minyak yang

yang ada pada serabut ( fiber ) akan keluar dan langsung menuju ke oil

gutter.Sedangkan Serabut ( fiber ) yang telah di press akan keluar dan menuju ke

CBC ( Cake Braker Conveyer ) untuk selanjutanya ke stasiun kernel.Pada oil

gutter,minyak akan dicampur dengan delution atau air condensate dari sterilizer.

Hal- hal yang diperhatikan waktu pressing

26

Tekanan press harus sesuai dengan standar yang ditetapkan ( 40

kg/cm2 ) agar losses yang terjadi tidak tinggi.Selain itu,menjaga

tekanan agar stabil dapat mengurangi persentase nut yang pecah.

Penambahan air panas dilakaukan apabila fiber sulit keluar dari

screw, suhu air yang dipakai 90oC.

Factor-faktor yang mempengaruhi

Type screw press

Pada pabrik digunakan screw press cage yang berfungsi

untuk menyaring minyak yang keluar.Pada bagian dalam terdapat

alat double worm screw yang berfungsi untuk pendorong dan

mengeluarkan minyak dari ampas ( fiber ).jika pada double worm

screw terjadi keausan maka akan menimbulkan losses yang tinggi

hal ini karena tekanan yang ada pada screw press mengalami

penurunan.

Tekanan kerja screw press

Jika tekanan pada screw press lebih besar dari 40 bar hal ini

tentu akan mengakibatkn persentase nut ( biji ) yang pecah akan

meningkat selain itu,juga akan mempercepat kerusakan

alat.Namun,jika tekanan pada screw press rendah persentase nut

yang pecah akan kecil dan masa pakai alat juga akan lebih lama

tapi hal tersebut tentu akan memperlambat proses pengepressan

dan akan mengalami losses yang tinggi.

4.1.5 Stasiun Klarifikasi

Stasiun klarifikasi ini berfungsi untuk pemurnian minyak terhadap

kotoran, air dan pasir, agar CPO yang di produksi berkualitas tinggi. Pada stasiun

ini menggunakan gaya sentrifugal dan gaya gravitasi. Hasil minyak yang telah di

27

press, di alirkan melalui oli gutter yang berbentuk talang.pada oil gutter ini

minyak di tambahkan dengan dilusion yang berasal dari kondensat perebusan. Di

dalam oil gutter di alirkan ke sand trap tank. Adapun proses lebih lanjutnya

sebagai berikut :

A. Sand trap tank

Di sand trap tank berkapasitas 25 m3 terjadi gaya gravitasi, yang mana

berat jenis lebih besar( pasir ) berlahan lahan turun kebawah dan minyak naik ke

atas. Pasir yang turun ke bawah di keluarkan dengan cara membuka kran ,

sehingga pasir akan keluar. Setelah pasir keluar dan dalam ke adaan tidak

tergenang air, pasir di pindahkan ke limbah padat. Tinggi rendahnya kadarpasir di

pengaruhi dengan keadaan TBS yang masuk. Pada saat TBS di panen, jatuh ke

tanah dan pasir ataupun tanah terbawa di bagian sela sela buah.Di dalam sand trap

tank tadi, minyak yang berada di atas mengalir ke vibrating screen oil secara over

flow.

B. Vibrating screen

Gambar 9 ; vibrating screen

Di vibrating screen ini minyak di pisahkan dengan kotoran – kotoran yang

sangat kecil. Vibratin screen ini bekerja dengan cara menggetarkan saringannya

agar minyak dapat turun. Di vibrating ini terdapat motor penggerak, tetapi

gerakannya tidak berputar. Melainkan bergetar yang di sebabkan adanya bandul

pemberat yang berada di pinggir. Sehingga motor mengalami keseimbangan dan

terjadilah getar .pada proses ini tidak ada perlakuan penambahan air, karena

konsentrasi minyak yang masuk sudah tidak pekat lagi. Ketidak pekatan di

sebabkan karena adanya penambahan air dilusion. Setelah selang waktu beberapa

28

menit, ampas atau kotoran yang bearada di atas keluar menuju screw

konveyoryang menuju fruit elevator untuk di proses kembali. Sedangkan minyak

mengalir ke cruid oil tank.

C. Crude oil tank

Pada proses di crude oil tank ini terjadi gaya gravitasi sama hal nya

dengan di sand trap tank yang sebelumnya. Tetapi di crude oil tank ini yang di

pisahkan pasir pasir halus yang tidak sempat mengendap di sand trap tank dan

juga lolos ketika di vibrating screen.Di dalam crude oil tank ini terjadi pemanasan

dengan menginjeksikan steam ke dalam.Steam ini di injeksikan dengan tujuan

untuk mencapai suhu 90 – 95oC. Karena jika di dalam tank tersebut tidak di

lakukan pemanasan, maka minyak akan membeku dan pemurnian dalam bentuk

gravitasi akan terhambat. Di dalam tank ini terdapat sekatan yang berfungsi untuk

memisahkan kotoran dengan minyak.Di crude oil tank terdapat dua pompa yang

di gunakan untuk mentransfer minyak ke CST.

D. Continuous settling tank ( CST )

CSTmerupakan tank berbentuk tabung dengan bentuk kerucut di

bawahnya, di CST ini berfungsi untuk memisahkan minyak dengan sludge

dengan gaya gravitasi. Sebelum minyak Dari crude oil tank di transfer ke CST,

terlebih dahulu di masukan ke dalam buffer tank agar pada saat minyak masuk ke

dalam CST tidak terjadi gejolak yang dapat mengganggu proses mengendapan

minyak yang sebelumnya. Di dalam CST ini di lakukan proses pemanasan yang di

injeksi dengan steam, pemanasannya dengan suhu 90-95oC. Dan proses

pengadukan di lakukan dengan lambat dengan panjang mata pengaduk sebesar 1

meter dan ke dalam sepanjang setengah isi CST dengan kecepatan 3 – 5

rpm .tujuan pengadukan ini untuk memecahkan dan memisahkan molekul

molekul antara minyak dengan sludgenya. Di bagian dalam kerucut di lapisi

dengan aluminium, untuk memperkecil gaya gesek antara dinding tangki dan

kotoran. Hasil dari pengadukan dan pengendapan sludge akan turun ke bawah dan

minyak akan berada di atas. Minyak yang berada dia atas di alirkan secara over

29

flow ke clean oil tank. sedangkan kotoran yang paling bawah di alirkan ke kolam

limbah sementara. Dan sludge di alirkan secara under flow ke dalam sludge tank.

E. Clean oil tank

Clean oil tank berfungsi untuk memisahkan minyak dengan pasir. Clean

oil tank ini berkapasitas 30 m3 dan berbentuk tabung dengan kerucut di bawahnya.

Minyak yang berasal dari CST belum benar benar sempurna, sehingga perlu di

endapkan di clean oil tank ini. Pada clean oil tank di butuhkan pemanasan, agar

minyak tidak membeku dan mudah untuk di alirkan, pemanasan ini di

menggunakan injeksi steam dengan pencapaian suhu 80 – 85oC. Suhu di clean oil

tank ini lebih rendah dari suhu pada CST, karena pada clean oil yang masuk

berupa minyak .jadi kalau suhu yang di gunakan terlalu tinggi maka akan merusak

struktur minyak, bahkan dapat mengakibatkan kehangusan. Dari clean oil tank ini,

minyak di transfer menuju clean oil tank 2. Pada clean oil tank sama seperti clean

oil tank 1, dengan tujuan minyak benar – benar bersih dari pasir walaupun tidak

100%. Minyak di transfer secara over flow, kemudian di pompa kan ke float tank

untuk diproses ke vacuum dryer.

F. Vacuum dryer

Vacuum dryer merupakan bejana yang berfungsi untuk mengurangi kadar

air di dalam minyak. System kerja dari vacum dryer ini dengan cara pengabutan.

Tujuan vacuum untuk mempercepat titik didih air, karena suhu minyak yang di

gunakan di bawah 95oC, sedangkan pada suhu tersebut air belum dapatmendidih.

Pengabutan yang di lakukan dengan menggunakan nozzle yang berukuran 3 -4

mm. minyak dari float tank di masukan ke dalam vacum dryer dengan cara di

pompa. Setelah pengabutan selesai, minyak yang murni di transefer dengan

pompa menuju storage.Dari bagian bawah tangki storage terdapat pipa yang di

alirkan menuju cruid oil tank, yang bertujuan untuk pembuangan endapan pada

storage.

30

Gambar 10; vacuum dryer

G. Sludge tank

Sludge tank berbentuk tabuk dan kerucut di bawahnya dengan kapasitas 30

m3. Sludge yang berasal dari CST di di transfer secara under flow, di sludge tank

ini bertujuan untuk memisahkan kandungan CPO yang terikut. Sludge yang

mengandung minyak di alirkan ke vibrating 2 untuk di pisahkan dengan kotoran

kotoran yang lebih halus. Dari vibrating minyak di alirkan ke recovery

sludge.Pada recovery sludge ini terjadi pengendapan antara minyak dengan

kotoran. Pada saat minyak ke permukaan, minyak mengalir ke kolom lain. Dan

dari kolom tersebut minyak yang masih bercampur sludge di pompakan ke sludge

buffer tank untuk pemasok pada centrifuge.Pada sludge buffer tank ini di gunakan

suhu 90-95oC agar minyak tidak membeku.

H. Sludge separator

Setelah minyak di pompakan ke sludge buffer tank, maka minyak tersebut

di transfer secara over flow ke centrifuge. Centrifuge ini adalah mesin yang dapat

memisahkan minyak dengan kotoran berdasarkan massa jenis. System kerja ini

menggunakan gaya sentrifugal dan gravitasi. Sendtrifuge ini berputar dengan

kecepatan 3000 rpm hingga 4000 rpm. Sludge yang masuk ke dalam centrifuge

terdiri dari bahan mudah menguap 80 – 85%, bahan padatan bukan minyak (NOS)

8-12% dan minyak 5-10%. Pengolahhan sludge di lakukan karena mengurangi

losses yang terjadi.Pada perlakuan ini suhu harus di jaga 90 – 95oC dengan

31

pemberian steam. Selain steam, sentrifuge juga di lengkapi aliran air panas dan air

dingin. Air panas di gunakan pada saat pencucian, karena larutan minyak (non

polar) yang masih melengket di dinding dalam centrifuge hanya dapat di larutkan

dengan larutan non polar dan polar dengan suhu panas. Pada larutan polar (air)

dengan suhu panas maka dapat mengikat larutan minyak (non polar) tersebut,

sehingga pencucian dapat lebih bersih.Dan air dingin di gunakan untuk menyiram

as pada saat centrifuge bekerja.Dengan tujuan menghindari terjadinya hambatan

yang di sebabkan oleh kotoran.

Gambar 11; sludge sparator

Pada Centrifuge ini di lengkapi nozzle yang berperan penting.Ukuran

lobang nozzle mempengaruhi pemisahan fraksi ringan dan berat. Semakin kecil

ukuran nozzle maka daya pisah semakin baik yaitu kadar minyak pada buangan

relative kecil, akan tetapi nozzle sangat cepat rusak. Yang di akibatkan gesekan

pasir halus (jumlah pasir halus lebih banyak di bandingkan dengan pasir

kasar).nozle yang berukuran besar menyebabkan kehilangan minyak yang relative

tinggi pada air buangan.Umumnya umur nozzle yang berlobbang kecil lebih

pendek di bandingkan dengan yang berukuran besar.Minyak hasil pisahan di

alirkan ke crude oil tank untuk diproses lebih langsung.

32

4.1.6 Limbah

limbah yang di hasil dari sisa - sisa pengolahan TBS menjadi CPO

meliputi :

Limbah padat

Limbah cair

Limbah gas

Dari ketiga macam jenis limbah dapat di manfaatkan untuk pupuk pada

tanaman sawit yang ada di Perkebunan Asian Agri. Limbah padat yang berupa

tandan kosong langsung di angkut ke perkebunan.Tidak seperti dahulu,

penggunaan pupuk tandan kosong di bakar terlebih dahulu agar lebih cepat

penyerapanya ke tanah.Namun, hal ini di larang oleh pemerintah karena dapat

mengakibatkan pencemaran udara. Sehingga sekarang penggunaanya masih

berupa tandan kosong walaupun proses penyerapannya lebih lama. Dan cangkang

di gunakan untuk bahan bakar boiler. Sedangkan limbah cair yang berada di

kolam limbah, di alirkan ke berbagai kolam untuk proses pemisahan. Di kolam

limabah terdapat 7 penampungan yang berfungsi berbeda beda.

Cooling pond

Cooling pond mempunyai kapasitas 9500 m3.Pada tahap ini

bertujuan untuk penampungan limbah dan mendinginkan air

limbah agar mencapai suhu 40oC.Karena limbah yang masuk dari

pengolahan masih bersuhu tinggi, sehingga jika langsung ke kolam

pengurai akan mengakibatkan bakteri mati

Acidification pond

Acidification pond ini berfungsi untuk terjadinya proses

pengasaman dan pengembangbiakan bakteri anaerob. pH air

limbah yang keluar adalah berkisar 6 – 8 sehingga proses

selanjutnya dapat berjalan dengan baik.

33

Primary anaerob

Primary anaerob bertujuan untuk menguraikan senyawa senyawa

kompleks menjadi senyawa senyawa sederhana. Proses ini di

tandai dengan terbentuknya gelembung – gelembung gas dan CO2

sebagai hasil proses dari fermentasi secara anaerob.Terbentuknya

gas metan karena adanya Baktteri yang ada di kolam limbah

berupa menthanogenesis.

Secondary anaerob pond

Berfungsi kolam cadangan jika terjadi luapan pada kolam kolam

sebelumnya, pada kolam mini kadar limbah relative sedikit, air

yang menggenang tidak terlalu bau.

Dari kolam limbah primary, limbah di alirkan ke perkebunan Perkebunan Asian

Agri di sekitar kolam.Limbah di alirkan menggunakan pompa. Pada setiap kolam

di lengkapi dengan pompa untuk sirkulasi ,tetapi pada kolam cooling pond tidak

terdapat pompa, karena pada kolam tersebut masih bersifat bahaya.

Beberapa kendala yang sering timbul di dalam pengolahan limbah di antaranya di

sebabkan oleh

kelebihan umpan.

Kapasitas berkurang karena solid menumpuk / mengendap.

Kadar minyak tinggi.

Pencampuran / sirkulasi tidak baik karena pompa rusak.

4.1.7 Stasiun Kernel

Stasiun kernel adalah tempat untuk mengolah nut ( biji ) menjadi kernel

yang siap untuk dijadikan minyak ( PKO ).

1. Mekanisme stasiun kernel

Ampas ( fiber ) yang keluar dari mesin screw press selanjutnya akan

diproses untuk pengolahan kernel dengan menggunakan alat sbb :

34

a. CBC ( Cake Braker Conveyer )

Ampas yang keluar dari stasiun press akan berbentuk gumpalan

antara fiber dan nut. sehingga pada CBC gumpalan tersebut akan

dipecah sehingga pada kolom fiber cyclone hanya fiber yang akan

dihisap.Nut dan fiber pada CBC akan diputar oleh pisau menuju ke

kolom fober cyclone namun pada CBC,fiber yang masih mempunyai

kandungan air akan menguap dan uap tersebut akan keluar hal ini lah

yang menyebabkan CBC dilakukan pada ruang terbuka.Pemisahan

gumpalan antara nut dan fiber akan mempermudah pada proses di

kolom fiber cyclone hal ini karena fungsi dari kolom fiber cyclone

adalah untuk memisahkan fraksi ringan dan fraksi berat.Massa fiber

tentu lebih ringan dibanding dengan nut atau inti yang pecah.oleh

sebab itu,ketika adanya hisapan angin pada kolom fiber cyclone,serat

atau fiber akan terbawa oleh hisapan tersebut menuju ke boiler sebagai

bahan bakar.Hisapan angin dalam fibre cyclone menggunakan gaya

sentrifugal sehingga terjadi aliran pusaran akibatnya fiber yang

terhisap juga akan turut berputar disekeliling dinding cyclon.Karena

berat jenis fiber lebih berat dari udara maka fiber akan jatuh didasar

silinder dan dikeluarkan melalui air lock.Sedangkan nut dan inti pecah,

akan jatuh dan masuk ke dalam nut polishing drum untuk selanjutnya

diproses menjadi kernel.

b. Nut polishing drum

Kernel yang jatuh dari kolom fiber cyclone akan jatuh dan masuk

kedalam nut polishing drum.Fungsi dari nut polishing drum tersebut

adalah untuk membersihkan nut dari serabut yang masih ikut

terikut.Besar putaran yang digunakan pada nut polishing drum tersebut

adalah 15 rpm karena jika putaran terlalu tinggi dapat mempengaruhi

gaya gesekan antara drum dan biji selain itu,putaran yang diinginkan

adalah biji bisa terguling-guling pada bagian dinding drum dan tidak

melebihi tinggi as poros drum.Pada sisi drum dibuat lubang dengan

diameter sebesar 2 cm.Nut polishing drum memiliki panjang 5,1 meter

35

dengan diameter 1,2 meter.biji yang telah diproses akan masuk jatuh

melalui lubang-lubang ke nut auger conveyer untuk menuju ke kolom

destoner dimana nut akan terhisap oleh blower dan naik keatas dan

masuk ke nut silo sedangkan batu akan jatuh ke bawah.

c. Nut Silo

Nut silo berfungsi untuk menampung nut dari destoner

sebelum diolah ke ripple mill.Pada bagian dalam silo,dibuat sekat-

sekat segitiga horizontal.Penyekatan bertujuan agar nut didalam silo

mempunyai permukaan yang dapat kontak langsung dengan udara

lebih luas sehingga udara dapat dengan mudah melalui semua

permukaan dari nut.Nut silo berbentuk segi empat dengan tinggi 4,5

meter dan lebar 3,2 X 2,5 meter dan mempunyai kapasitas sebesar 35

ton.

d. Ripple Mill

Ripple mill berfungsi untuk memecahkan nut agar

kernelnya terlepas dari cangkangnya sehingga mudah untuk dipisahkan

pada proses pemisahan di separator.Ripple mill terdapat 2 unit dengan

kapasitas masing-masing sebesar 8 ton / hari.Mekanisme pemecahan

nut dengan ripple mill yaitu dengan penekanan nut yang masuk oleh

rotor pada dinding bergerigi sehingga menyebabkan pecahnya

nut.Kecepatan rotor pemecah biji yaitu 800 rpm karena putaran yang

rendah akan menurunkan efisiensi nut yang pecah sedangkan jika

kecepatan rotor tinggi akan menaikkan efisiensi kernel pecah.Hasil

pemecahan atau Cracked micture ( CM ) akan dibawa oleh CM

Conveyer menuju ke CM Elevator dan selanjutnya ke CM Conveyer to

hydro cyclone dan masuk ke LTDS .

e. LTDS ( Light tenera dry separator )

LTDS terdapat 2 unit yaitu LTDS 1 dan LTDS 2.Pada

LTDS 1 , aka nada hisapan udara yang bertujuan untuk menghisap

cangkang ringan dan membawa cangkang tersebut ke sheel cyclone

dan diteruskan ke shell bin sedangkan kernel akan masuk kedalam

kernel grading drum.Untuk fraksi berat ( misalnya batu atau material

36

lainnya ) akan jatuh kebawah.Pada kernel grading drum,inti yang

begrbentuk bulat akan dipisahkan dengan kernel yang pecah.Untuk

kernel yang bulat akan masuk kedalam LTDS II sedangkan untuk

kernel yang pecah akan dibawa conveyer menuju ke hyddrocyclone.

f. Hydrocyclone

Hydrocyclone berfungsi untuk memisahkan kernel dari

cangkang dengan menggunakan prinsip perbedaan berat jenis yang

pemisahannya dengan menggunakan gaya sentrifugalMekanisme dari

hydrocyclone adalah campuran cangkang dan kernel akan dimasukkan

kedalam bak yang telah diisi air dan dipompa ke cyclone kemudian

dengan adanya gaya sentrifugal fraksi cangkang akan terlempar

didinding cyclone dan akan turun keluar ke bagian bawah menuju ke

tempat penampungan cangkang.Sedangkan kernel yang bercampur air

akan keluar melalui vortex bagian atasyang selanjutnya akan ditiriskan

dengan ayakan getar sebelum dikeringkan di kernel silo.kernel yang

keluar akan dibawa oleh wet kwernwl conveyer menuju ke wet kernel

elevator yang akhirnya akan dibawa ke oleh conveyor untuk membagi

kernel yang masuk ke 3 unit kernel silo.

g. Kernel Silo

Kernel silo memiliki tinggi 6,6 meter dengan diameter 2,5

meter dan memiliki kapasitas tiap unit sebesar 22 ton dan terdapat 3

unit kernel silo.Kernel yang masuk kedalam kernel silo akan

dipanaskan dengan suhu antara 80 – 90 0C.Pemanasan ini berfungsi

untuk mengurangi kadar air yang terdapat dalam kernel hingga

mancapai 7 % hal ini karena untuk menghindari tumbuhnya jamur

yang dapat menurunkan kualitas kernel .Udara panas dihembuskan

melalui pipa ditengan silinder yang kemudian akan disebarkan

keseluruh dinding silo.Suhu yang dipakai dalam pemanasan tidak

boleh terlalu tinggi agar tidak terjadi discoloring dan minyal tidakakan

meleleh dari permukaan kernel sehingga mutu kernel akan tetap

terjaga.kernel yang sudah dikeringkan akan keluar dari kernel silo dan

37

dibawa oleh kernel conveyor melalui sistem pneumatic ( kernel

elevator ) yang akan dikirim ke bunker kernel.

h. Bunker Kernel

Kernel yang telah dikeringkan akan masuk ke bunker

kernel untuk disimpan sementara sebelum dikirim.Pada bunker

kernel,blower silo fan tetap dihidupkan agar mencegah terjadinya

kondensasi uap yang dapat menyebabkan terjadinya korosi didinding

silo.Kernel produksi harus memiliki kadar air <7 % , kadar kotoran < 7

% dan kernel yang pecah ( broken kernel ) < 15 %.Jumlah bunker

kernel yang terdapat di pabrik ada 3 unit dengan spesifikasi atau ciri-

ciri bunker memiliki panjang 18 meter dan tinggi 8 meter serta lebar 8

meter kapasitas tiap masing-masing bunker sebesar 100 ton.

Table 12; Standard Losses

Keterangan Fibre Cyclone Dry Shell Wet Shell

Mass Balance 12 – 15 % 3 – 4 % 2 – 3 %

Kernel Losses on

sample ( maks )

1,8 % 2,0 % 2,5 %

Kernel Losses on

FFB ( maks )

0,20 % 0,04 % 0,08 %

4.2 Unit Pendukung

Untuk memperlancar proses, maka di butuhkan beberapa unit pendukung.di

antaranya :

4.2.1 Persediaan air bersih ( water treatmen)

Air yang digunakan pada proses pengolahan diperoleh dari air sungai yang

diendapkan kedalam kolam dan dipompa ke waduk.Pada kolam dan waduk,air

dari sungai yang karuh dan berlumpur akan diendapkan terlebih

dahulu.Selanjutnya air akan dipompa menuju ke clarifier tank yang memiliki

38

kapasitas sebesar 150 m3,sebelum ke clarifier tank,pipa yang berisi air dari waduk

akan dicampur sengan bahan kimia yaitu hiphochloride , aluminium sulphat dan

profloc.Pencampuran bahan kimia digunakan dengan tujuan untuk mengikat

lumpur yang ada pada air sehingga pada clarifier tank lumpur akan diikat dan

berada ditengah-tengah tank sedangkan air yang bersih berada dipinggir tank dan

akan dialirkan oleh pipa menuju ke kolam penampungan atau water basin.Air

yang ditampung akan dipompa kembali menuju ke sand filter.Didalam sand filter

tank terdapat 3 jenis lapisan pasir yaitu pasir halus ( diatas ),pasir sedang

( ditengah ) dan pasir kasar ( dibawah ) fungsi dari sand filter adalah untuk

menyaring kotoran yang masih terikut agar air menjadi bersih.Setelah sand filter

air akan dipompa kan kembali menuju ke tower tank ( terdapat 2 unit tank1 yang

memiliki kapasitas 40 m3 digunakan untuk keperluan perumahan sedangkan pada

tower tank 2 memilki kapasitas 90 m3 digunakan untuk proses pengolahan,jika

tower tank melebihi kapasitas air akan ditampung oleh pipa yang akan membawa

menuju ke water basin ) air dari tower tank akan dipompa kembali menuju ke

multi media filter yang fungsinya untuk menyaring air. Isi dari multi media filter

tersebut memiliki 4 lapisan dimana lapisan atas yaitu membran ( berupa butiran

batu hitam kecil yang berfungsi untuk menangkap butiran-butiran floc yang tidak

tertangkap pada sand filter tank ) lapisan kedua pasir halus, lapisan ketiga pasir

sedang dan lapisan keempat pasir kasar. Sebelum menuju ke multi media filter,

Pipa yang berisi air dari water tank akan ditambah dengan zat kimia yaitu prox

220 dan prosperse 511 RO. Fungsi dari prox 220 adalah untuk anti scale

sedangkan fungsi prosperse 511 RO berfungsi untuk anti karat sehingga akan

meminimalisir korosi pada pipa-pipa. Air yang telah disaring akan masuk melalui

pipa kedalam post filter disni, pasir yang terikut akan disaring kembali sehingga

air yang akan digunakan benar-benar air yang murni dan bebas dari kotoran. Pada

post filter jika pengukuran pH menunjukkan kurang dari 7 maka aka nada

penambahan zat kimia berupa caustic soda yang akan menaikkan pH sampai 7

( netral ).Selanjutnya air siap untuk dipompa menuju ke boiler.

4.2.2 BOILER

39

Boiler merupakan tempat steam atau uap panas dihasilkan. Pertama kali

Boiler dihidupkan dengan menyiramkan solar ke cangkang namun jika boiler

sudah menyala dan menghasilkan uap, maka blower akan di hidupkan untuk

membantu atau memperbesar nyala api. Uap panas pada boiler diambil dari air di

stasiun water treatment menuju ke feed water tank yang mempunyai kapasitas

sebesar 150 m3. Pada feed water tank, tank akan dipanaskan dengan suhu 60 – 80 0C. Air dari feed water tank akan dipompa kan menuju ke boiler yang selanjutnya

akan direbus sehingga terjadi uap panas yang keluar. Uap tersebut akan dihisap

oleh pipa menuju ke staiun engineering room dimana uap dari boiler mempunyai

tekanan sebesar 20 kg / cm3. Steam atau uap panas yang keluar langsung menuju

turbin sebagai pembangkit listrik pabrik. Steam akan dipompa menuju ke BPV

( Bauge Pressure Velsell ). Pada BPV akan ada pembagian uap yang akan dikirim

ke semua staiun yang membutuhkan steam atau uap panas. Pada BPV terdapat

safety velve automatic dan manual. Safety valve automatic akan berfungsi secara

automatis jika ada tekanan yang berlebihan. Sedangkan pada safety valve manual

akan mengeluarkan tekanan melalui pipa-pipa keluar.

4.2.3 Pembangkit listrik

Untuk proses elektrik permesianan dan kebutuhan penerangan baik pabrik

maupun perumahan, pabrik ini terdapat pembangkit listrik tenaga uap (PLTU).

Hal ini memanfaatkan hasil kerja boiler. Selain pembangkit listrik tenaga uap,

juga terdapat dua mesin ganset yang bertujun untuk antisipasi jika pembangkit

listriknya mengalami kendala. Tetapi pada pembangkit listrik sangat minim

perkiraan kendala yang fatal, sehingga kendala yang sering terjadi ialah

kurangnya asupan uap yang masuk ke dalam turbin dan turbin tidak dapat

berputar sesuai dengan generator butuhkan. Untuk memenuhi putaran generator

agar dapat menghasilkan listrik, di perlukan kecepatan turbin 1500 rpm dan di

butuhkan asupan steam sebanyak 17 – 20 kg/cm2. Type generator yang di

gunakan pada pembangkit ini LSA 50 1VL10-4P .generator ini dapat

menghasilkan listrik sebesar 1264 KW. Dengan syarat asupan steam tercukupi.

Jika asupan steam tercukupi maka lampu on pada danger panel akan hidup dan

40

listrik dapat di alirkan ke luarnya. dan jika lampu off maka steam kurang dan ada

perlakuan untuk penambahan bahan bakar baka boiler. Pemakaian rata rata yang

di gunakan sebesar 750 kw dan pemakaian puncak pada malam hari hingga

mencapai 900 KW.

Steam dari turbin di alirkan ke BPV untuk penampungan steam

sementara.Dari BPV ini steam di bagi ke bagian bagian proses yang

membutuhkan. Tekanan pada BPV ini 3 Bar. Jika tekanan berlebih maka akan di

buang dan jika di biarkan akan mengakibatkan turbin mati berhenti..

41

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Dari hasil praktek lapangan selama di PT Tunggal Yunus Estate ,Asian

Agri dapat di simpulkan sebagai berikut :

A. Pengolahan TBS menjadi CPO memerlukan peralatan peralatan

khusus di setiap stasiunya.

B. Peralatan selalu di periksa secara efektif, agar tidak menimbulkan

bahaya serta masa pakai yang pendek.

C. Peralatan yang terjadi kerusakan dapat mengakibatkan losses minyak.

42

DAFTAR PUSTAKA

1. Naibaho, ponten. 1998. Teknologi Pengolahan Kelapa Sawit.

Pusat Penelitian Sawit. Medan

2. Standar Nasional Indonesia 01-2901-2006

43