laporan praktek lapangan "pengolahan tbs menjadi cpo" hendra riau
DESCRIPTION
praktek lapangan mahasiswa teknik pengolahan sawit kelompok 6.TRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Teknik pengolahan sawit merupakan program studi yang ada di perguruan
tinggi politeknik Kampar. Di dalam program study teknik pengolahan sawit ini
memiliki salah satu mata kuliah Mesin Pengolahan Sawit (MPS), yang mana
mahasiswa di wajibkan untuk praktek kerja lapangan ke pabrik pengolahan TBS
menjadi CPO sehingga dapat menambah wawasan para mahasiswa agar dapat
mengerti dan memahami tentang pratek lapangan yang sesungguhnya sekaligus
sebagai materi yang dapat menunjang mata kuliah Mesin Pengolahan Sawit.
Melalui praktek lapangan ini , mahasiswa diharapkan dapat menjelaskan dan
mengetahui perbedaan yang ada antara teori yang diperoleh di bangku kuliah
dengan yang ada di lapangan,, dan mampu menjelaskan tentang peralatan-
peralatan yang digunakan beserta prinsip kerja peralatan tersebut.
Dalam praktek lapangan, mahasiswa/I dituntut mengetahui cara kerja setiap
mesin dan fungsi dari mesin tersebut. bagaimana Proses pengolahan TBS menjadi
CPO pada setiap pabrik tersebut, tentu akan terdapat perbeda-bedaan yang akan
menambah wawasan para mahasiswa yang telah dibagi tiap-tiap kelompok,
sehingga wawasan mahasiswa/I menjadi lebih luas.
1.2 Tujuan
Tujuan pelaksanaan praktek lapangan adalah untuk mempelajari proses mesin
pengolahan kelapa sawit dari TBS menjadi CPO secara langsung.
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Sejarah kelapa sawit
Kelapa sawit merupakan tanaman plasma nutfah yang berasal dari
Afrika. Masuk ke Indonesia pada tahun 1848, di tanam di kebun raya Bogor.
Percobaan pengembangan Kelapa sawit, di Muara Enim (1869), di Musi Ulu
(1878), di Belitung (1890). Kebun Kelapa sawit pertama sekali di buka pada tahun
1911 di Tanah Itam Ulu (Sumatera Utara) oleh maskapai Olie Palm Culture dan di
Pulau Raja oleh maskapai Huilleries de Sumatera-RCMA.
Kelapa sawit memiliki banyak jenis, berdasarkan ketebalan cangkangnya
kelapa sawit dibagi menjadi Dura, Pisifera, dan Tenera. Dura merupakan sawit
yang buahnya memiliki cangkang tebal sehingga dianggap memperpendek umur
mesin pengolah namun biasanya tandan buahnya besar-besar dan kandungan
minyak pertandannya berkisar 18%. Pisifera buahnya tidak memiliki cangkang
namun bunga betinanya steril sehingga sangat jarang menghasilkan buah. Tenera
adalah persilangan antara induk Dura dan Pisifera. Jenis ini dianggap bibit unggul
sebab melengkapi kekurangan masing-masing induk dengan sifat cangkang buah
tipis namun bunga betinanya tetap fertil. Beberapa tenera unggul persentase
daging perbuahnya dapat mencapai 90% dan kandungan minyak pertandannya
dapat mencapai 28%.
Pengembangan tanaman kelapa sawit selalu disertai dengan
pembangunan pabrik. Hal ini disebabkan minyak sawit mudah mengalami
perubahan kimia dan fisika selama minyak dalam tandan dan pengolahan. Oleh
sebab itu, pengembangan tanpa disertai dengan pengembangan pabrik merupakan
hal yang sia-sia. Pengolahan kelapa sawit merupakan salah satu faktor yang
menentukan keberhasilan usaha perkebunan kelapa sawit. Hasil utama yang dapat
diperoleh ialah minyak sawit, inti sawit, serabut, cangkang, dan tandan kosong .
Pabrik kelapa sawit terdiri dari unit-unit proses yang memanfaatkan
tindakan-tindakan bentuk mekanis, fisikan dan kimia. Hal-hal yang perlu
diperhatikan dalam pengolahan ialah efisiensi ekstraksi minyak dan inti sawit dan
kualitas produksi atau rendement yang diperoleh, sedangkan kualitas produksi
2
berpengaruh terhadap daya saing pasar. Tandan buah segar (TBS) terdiri dari
komponen kimia yang sebagian besar mudah mengalami perubahan-perubahan
kimia akibat pengaruh dari dalam atau dari luar. Keadaan ini memerlukan cara-
cara pengolahan yang cermat dan teliti sehingga Minyak sawit dan inti sawit yang
diproduksi oleh pabrik minyak kelapa sawit masih mendapat perlakuan lanjutan
pada industri hilir. Kualitas bahan baku tersebut mempengaruhi keberhasilan
dalam pengolahan lanjutan.
2.2 Diagram alir pengolahan
2.3 Standar mutu CPO
CPO yang di hasilkan dari ekstraksi kelapa sawit mempunyai No SNI 01-
2901-2006, dengan syarat mutu sebagai berikut :
Table 1 : syarat mutu CPO
No Kriteria uji Satuan Persyaratan mutu
1
2
3
4
Warna
Kadar air dan kotoran
Asam lemak bebas
(sebagai asam palmitat)
Bilangan yodium
-
%, fraksi masa
%, fraksi masa
g Yodium/100 g
Jingga kemerah
merahan
0,5 maks
0,5 maks
50 - 55
Sumber : Badan Standarisasi Nasional (BSN)
3
BAB III
METODOLOGI
3.1 Alat dan Bahan
Pada praktek ini menggunakan peralatan yang ada di pabrik kelapa sawit
yang di antaranya sebagai berikut :
a. Jembatan timbang
b. Batang sortasi
c. Lori
d. Sterilizer
e. Tippler
f. Threser
g. Digester
h. Sand trap tank
i. Vibrating screen
j. Crude oil tank
k. Slude separator
l. Boiler
m. Turbin
n. Vacuum dryer
Sedangakan bahan yang di gunakan untuk pelaksanaan proses tersebut adalah
Tandan Buah Segar (TBS) kelapa sawit .
3.2 Waktu dan Tempat
Mahasiswa melaksanakan praktek lapangan pada tanggal 02 desember
hingga 12 desember 2013, yang bertempat di PT. TUNGGAL YUNUS ESTATE,
ASIAN AGRI Topas kecamatan Tapung.
3.3 Cara Kerja
Praktek lapangan yang dilakukan mahasiswa di PT. TUNGGAL YUNUS
ESTATE yaitu mengobservasi semua kegiatan yang dimulai dari stasiun
penerimaan buah , stasiun perebusan , stasiun penebahan , stasiun pengepresan ,
stasiun klarifikasi , stasiun kernel , boiler , water treatment serta stasiun
pengolahan limbah. adapun untuk mendapatkan data data tersebut, mahasiswa
menggunakan beberapa teknik yang di antaranya sebagai berikut :
a. Dokumentasi , teknik ini di gunakan untuk mendapatkan data berupa
spesifikasi yang telah ada pada buku perusahaan.
4
b. Wawancara , teknik ini di gunakan untuk mendapatkan data yang
berupa proses, daya tahan, dan kendala pada peralatan peralatan yang
ada di pabrik. Wawancara ini di lakukan kepada operator, mandor
proses, mandor bengkel, asisten serta manager.
c. Observasi, teknik yang di lakukan secara langsung oleh mahasiswa
berdasarkan penglihatan dan pehamanya yang ada di pabrik.
5
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Stasiun Pengolahan
Pada pengolahan kelapa sawit menjadi cpo terdapat beberapa stasiun yang
terdapat peralatan peralatan, diantaranya sebagai berikut :
4.1.1 Stasiun Penerimaan Buah
A. JEMBATAN TIMBANG ( WEIGHTBRIDGE )
Jembatan timbang adalah tempat untuk menimbang berat yang masuk dan
keluar dari pabrik.Fungsi dari jembatan timbang ( weightbridge ) adalah untuk
mengetahui berat TBS masuk,produksi CPO dan kernel yang keluar dari PMKS
serta untuk berat yang masuk dan keluar yang berhubungan dengan pabrik dan
kebun.
No Uraian Keterangan
1 Kapasitas ( maks ) 50 ton
2Rata-rata TBS masuk per mobil 4 – 6 ton
3Rata-rata potongan untuk TBS
luar per mobil
± 4 %
4
Akurasi
0 – 5 kg
Dibulatkan jadi 0 kg
6 – 10 kg
Dibulatkan jadi 10 kg
10 kg
Table 2 ; spesifikasi jembatan timbangSumber : data spesifikasi PT.Tunggal Yunus Estate, Asian Agri
6
Gambar 1 ; jembatan timbang
Sistem kerja dari jembatan timbang ( weight bridge ) :
1. Mobil yang masuk kedalam pabrik harus mengantri diluar area pabrik
sampai terdapat pemberitahuan.
2. Setelah adanya pemberitahuan,mobil masuk dan menunggu tanda bel
sebanyak 2 kali hal ini bertujuan menandakan selesai nya penimbangan
pada mobil yang sebelumnya.
3. Mobil memasuki jembatan timbang dengan para sopir dan kernet wajib
turun dari mobil hal ini karena untuk menghindari kecurangan pada
timbangan dan
B. LOADING RAMP
Loading ramp berfungsi untuk menyortir TBS yang masuk ke perusahaan,
dengan tujuan untuk mendapatkan hasil produksi yang maksimal, dan
menghindari kerugian dalam perekoniman bisnis. Pada PT TUNGGAL YUNUS
ESTATE, ASIAN AGRI yang terletak di daerahTopaz mempunyai posisi loading
ramp dua tempat, yaitu sebagai berikut :
7
Table 3 ; spesifikasi loading ramp I
No Uraian Keterangan
1 Jenis penggunaan Di gunakan untuk TBS luar
2 Jumlah pintu 12 pintu
3 Kapasitas 125 ton
4 Derajat kemiringan 27o
6 Bahan permukaan Mild steel
8 Bentuk Datar dan tidak berkisi-kisi
9 Waktu penerimaan Jam 07.00 WIB s/d 18.00 WIB
11 Jumlah meja sortasi 3unit
13 Jarak antar kisi 1.5 cm
14 Tinggi meja 60 cm
16 Jenis pintu Hidrolik
Sumber : data PT.Tunggal Yunus, Asian Agri
8
Gambar 2 ; loading ramp 2
Keterangan :
Pada permukaan loading ramp berbentuk rapat atau tidak berkisi-kisi, di
rancang seperti ini di karenakan menghindari losses, karena pada saat TBS jatuh
ke permukaan sekat maka akan mengalami pecah kulit, sehingga dapat terjadi
losses dan kenaikan ALB. Pratikan menganalisis ALB terbentuk karena terjadi
reaksi antara enzim lipase dan oksidase, yang di sebab kan karena mesoscarp
pecah. Pada keadaan pecah, membrane pecah dan minyak akan tercampur ke sel-
sel sehingga minyak akan keluar dan menyebabkan losses pada loading ramp
tinggi.Oleh sebab itu,pada area loading ramp dibuat licin dengan tidak
bersekat.Namun,untuk sisi sesudah pintu hidrolik dibuat dinding yang bersekat
hal ini bertujuan agar sampah pada TBS dapat dikurangi dengan tidak
meyebabkan losses yang besar karena TBS langsung masuk kedalam lori tanpa
menunggu sampai proses sterilizer dimulai.Selanjutnya loading ramp terdiri dari 3
meja sortasi, yang mana meja ini bertujuan untuk penurunan buah untuk di sortasi
berdasarkan kriteria pabrik.Meja ini berukuran 3 X 2 meter. Dengan ketinggian 60
cm. dan di permukaan meja sortasi berbentuk skat, dengan lebar skat 2,5 cm dan
jarak antar sekatnya 1 cm. meja ini terbuat dari plat baja dengan ketebalan 0.5 cm.
Tujuan adanya kisi-kisi adalah untuk membuang kotoran yang berupa pasir,
sampah dan lainya dari TBS.
Cara kerja sortasi :
TBS yang berada di dalam truck di turunkan berlahan lahan di atas
meja sortasi, kemudian pekerja melakukan sortasi.
TBS yang tidak sesuai kriteria di turunkan ke bawah meja sortasi
yang nantinya akan dikembalikan lagi pada truk tersebut.
Sedangkan TBS yang sesuai dengan kriteria di masukan ke dalam
loading ramp.
Setiap truk yang mengangkut TBS akan dikenai potongan dengan
rata-rata 4 % hal ini sebagai potongan untuk kotoran,pasir dll.
9
Table 4; Loading ramp II
No Uraian Keterangan
1 Jenis penggunaan TBS Inti,
2 Jumlah pintu 10 pintu
3 Kapasitas 100 ton
4 Derajat kemiringan 270
6 Bahan permukaan Mild steel
8 Bentuk Datar dan tidak berkisi-kisi
9 Waktu penerimaan Jam 07.00 WIB s/d 24.00 WIB
11 Jumlah meja sortasi 1 unit
12 Bentuk permukaan
meja sortasi
Datar dan berkisi
13 Jarak antar kisi 1.5 cm
14 Tinggi meja 60 cm
16 Jenis pintu Hidrolik
Sumber; data PT. Tunggal Yunus, Asian Agri
Keterangan :
loading ramp II di gunakan hanya untuk TBS inti dan untuk stok pada
produksi malam. Di loading ramp II ini, perlakuan sortasi tidak sedetail TBS dari
masyarakat, karena TBS yang mempunyai kualitas relative tinggi di bandingkan
10
dengan TBS masyarakat. sehingga perlakuan sortasi di lakukan jika ada TBS yang
benar – benar tidak layak ( buah mentah dan tandan kosong). Hal ini di lakukan
untuk evaluasi pekerja yang ada di perkebunanya.
Pada loading ramp I setelah TBS keluar dari pintu langsung masuk lori,
sedangkan pada loading ramp II TBS masuk keadalam conveyor yang akan
membawa buah langsung menuju ke lori.
Pada perusahaan ini, mempunyai target produksi yaitu 45 ton per jam.
Dari kapasitas olah tersebut ada syarat TBS yang di terima agar proses
pengolahan dapat berjalan dengan baik jumlah CPO sesuai yang di harapkan dan
berkualitas tinggi. Pada buah inti target OER = 22.45 % sedangkan TBS luar,
target OER = 18.90 %. Untuk pencapai tersebut di perlakukan kriteria-kriteria
untuk TBS luar sebagai berikut :
1. TBS > 5 kg
Berat TBS yang di harapkan dari perusahan ini yaitu > 5 kg.artinya, di
atas buah pasir. Alasan yang diberikan dari salah satu karyawan
mengatakan bahwa buah yang < 5 kg memiliki sedikit kandungan
minyakdan memiliki nut yang kecil hal ini tentu akan merugikan
perusahaan dimana cangkang dalam nut tersebut kurang membantu untuk
proses pembakaran pada boiler karna boiler membutuhkan cangkang untuk
bahan bakarnya.TBS < 5 kg memiliki kadar air yang cukup besar hal ini
tentu menyebabkan kadar ALB atau FFA dalam buah besar.
2. TBS berwarna jingga ( matang )
Sudah jelas secara kasat mata, bahwa kandungan minyak yang tinggi
terdapat pada TBS yang sudah matang.Kematangannya di tandai dengan
warna jingga ke merah-merahan, dan sudah ada buah yang terlepas dari
tandanya. Jika buah mentah di olah, maka akan mengalami kerugian
terhadap waktu. Karena buah mentah mempunyai kandungan minyak yang
sedikit. Sedangkan kapasitas olah adalah 45 ton per jam , dan setidaknya
mendapatkan minyak 18 sampai 22 %. Dengan adanya buah mentah maka
dengan kapasitas olah yang sama tetapi hasil produksi yang lebih rendah.
11
C. Lori
Lori adalah tempat mengangkut TBS menuju perebusan.Lori terbuat dari
plate yang dilubangi dan materialnya dari mild steel dan digerakkan oleh
Capstand yang menariknya dengan tali..Isi lori yang melebihi kapasitas akan
membuat sterilizer cepat rusak dan buah jatuh dalam sterilizer namun pengisian
yang tidak penuh akan menurunkan kapasitas olah pabrik dan kurangnya bahan
bakar boiler. Pada lori,dibuat lubang di dinding hal ini bertujuan agar uap yang
masuk dapat secara merata menyebar keseluruh bagian lori sehingga sistem
perebusan berjalan sempurna selain itu tujuan nya untuk tempat keluarnya air
condensate.
Table 5; spesifikasi lori
No Uraian Keterangan
1. Panjang 4000 mm
2. Diameter 2500 mm
3. Kapasitas ( maks ) 7,5 ton
4. Tinggi 2000 mm
5. Diameter lubang 10 mm
6. Jarak per lubang 90 mm
7. Diameter roda 510 mm
8. Lebar rel 75 mm
9. Jarak antar rel 830 mm
10. Tebal lori 8 mm
Sumber; data PT.Tunggal Yunus, Asian Agri
Kendala yang sering terjadi pada lori
1. Roda keluar dari jalur rel
2. Roda lepas dari lori
3. Roda mengalami kehausan dan balling karena kurang nya
pengecekan pada lori dan karena pada proses tippler lori
12
mengalami hentakan sehingga roda terkena gesekan yang cukup
kuat.
D. Capstand
Capstand adalah alat untuk menarik lori yang dilengkapi roll untuk
menggulung tali dan memiliki kecepatan +/- 20 meter / menit. Capstan terdapat
4unit.
E. Transfer Carriage
Transfer carriage yaitu alat untuk memindahkan lori dari loading ramp
kearah rel yang menuju ke sterilizer atau memindahkan lori yang keluar dari
sterilizer menuju ke rel tippler.Transfer carriage bersifat semi automatic yang
digerakkan oleh seorang operator.Tranfer carriage memiliki kemampuan
mengangkut lori sebanyak 2 unit dan jumlah transfer carriage terdapat 2 unit.
F. Troli
Troli adalah jembatan untuk keluar atau masuk lory ke dalam sterilizer.
4.1.1 Stasiun Perebusan
Pada stasiun ini TBS yang telah masuk di dalam lori segera di masukan ke
dalam sterilizer, karena jika terlalu lama buah berada di lori maka akan dapat
meenaikan ALB, yang di sebabkan oleh terjadinya reaksi hidrolisis karena buah
pecah. Adapun tujuan perebusan TBS di sterilizer sebagai berikut :
Gambar 3 ; sterilizer terbuka
13
Menghentikan aktifitas enzim.
Enzim lipase dan enzim oksidase yang terdapat pada buah sawit
dapat meningkatkan kadar asam pada buah, maka enzim-enzim tersebut
harus di non-aktifkan dengan menggunakan proses fisika. Proses fisika
dengan cara pemanasan di atas 50 0C .Enzim lipase berperan sebagai
katalisator dalam pembentukan trigliserida dan kemudian memecahkan
kembali menjadi asam lemak bebas.
Melepaskan buah dari spiklet.
Minyak dan inti sawit terdapat dalam buah, maka untuk
mempermudah ekstraksi pengutipan minyak dan inti sawit, buah perlu di
lepas dari spikletnya.
Menurunkan kadar air.
Dengan perlakuan perebusan pada buah, kadar air buah dapat
menurun yang di sebabkan karena adanya uap dan panas. karena adanya
tekanan steam maka steam tersebut dapat mendorong cairan pada buah,
sehingga terjadilah kondensat. Penurunan kadar air ini menyebabkan
penyusutan buah sehingga terbentuk rongga – rongga kosong pada
mesocarp yang mempermudah proses mengempaan.
Pemecahan emulsi.
Minyak pada buah berbentuk emulsi – emulsi, dan dengan adanya
suhu tinggi maka emulsi tersebut dapat pecah dan menjadi minyak,
sehingga mempermudah proses selanjutnya.
Mempermudah pelepasan serat dan biji.
14
Penetrasian uap yang cukup baik akan membantu proses pemisahan
serat perikarp dan biji. Apabila serat tidak lepas, maka lignin yang terdapat
di antara serat akan menahan minyak. jika biji di pukul dalam alat
pemecah biji maka yang terjadi adalah pecahan besar yang melekat pada
inti.
Membantu proses pelepasan inti dari cangkang.
Proses perebusan yang sempurna akan menurunkan kadar air biji
hingga 15 % .kadar air biji yang turun hingga 15 % akan menyebabkan inti
susut sedangkan tempurung biji tetap,maka terjadi inti yang lekang dari
cangkang,Hal ini akan membantu proses fermentasi didalam nut
silo,sehingga pemecahan biji dapat berlangsung dengan baik.Selain itu
juga proses pemisahan inti dan cangkang pada proses pemisahan kering
dan basah dapat mengahasilkan inti yang mengandung kotoran lebih kecil.
1. Mekanisme perebusan
Sistem perebusan yang digunakan pada pabrik yaitu triple peak dimana
penetrasi uap yang dilakukan dijlaskan pada table 6.
Table 6; system perebusan
Step Inlet Condensate Exhaust Time Time
Conv
Keterangan
1. 0 0 S 2 2 Dearation
2. 0 S S 7 9 Peak 1
3. S 0 S 2 11 Condensate
4. S 0 0 2 13 Blow of
5. 0 0 S 2 15 2nd peak 2 rise
6. 0 S S 8 23 Peak 2
7. S 0 S 2 25 Condensate
8. S 0 0 2 27 Blow of
9. 0 S S 9 36 Peak 3
15
10. S 0 S 1 37 Consensat
11. 0 S S 18 55 Peak 3
12. S 0 S 1 56 Condensate
13. 0 S S 18 74 Peak 3
14. S 0 S 5 77 Blow of
15. S 0 0 6 85 Alarm
Ket :
O : valve dibuka
S : valve ditutup
Proses perebusan dilakukan selama 85 menit dengan kapasitas olah pada sterilizer
yaitu :
Untuk waktu cyclus rebusan selama :
16
2. Bagian-bagian sterilizer
a. Pintu
Type pintu sterilizer yang digunakan adalah quick close door
type.penguncian pinti sterilizer dilakukan dengan memutar lock ring
yang ditumpu oleh 22 buah roller bearing.Untuk mencegah terjadinya
kebocoran steam,pada pintu dipasangkan seal yang terbuat dari karet
sintetis dan sebagai standar pengamanan pada pintu dipasangkan
pengunci lock ring serta interlock switch.
b. Safety valve
Safety valve dipasangkan pada sterilizer untuk mencegah terjadinya
kelebihan tekanan.Tekanan setting pada safety valve adalah 3,1 bar
hal ini memungkinkan tekanan maksimum dalam sterilizer dapat
terjaga sebesar 3 bar.
c. Inlet dan Exhaust
Inlet ( pipa steam masuk dalam sterilizer ) dan exhaust ( pipa steam
keluar dalam sterilizer ) terletak diatas sterilizer hal ini karena prinsip
perbedaan berat jenis antara uap dengan udara.berat jenis uap pada
suhu 100 0C sebesar 0,598 kg/m3 sedangkan udara yang bercampur
uap air pada suhu 50 0C sebesar 1,043 kg/m3.Diameter inlet dan
exhoust sebesar 8 inch.
d. Air compressor
Air compressor berfungsi untuk mensuplai udara yang dipakai untuk
mengaktifkan pneumatic valve
e. Alat-alat ukur (gauge)
17
Alat ukur ( gauge ) berfungsi untuk memonitor pengoperasian alat
misalnya pressure gauge.
f. Rotorthem (Control Grafik dan Kenaikan Tekanan Steam)
Rotorthem (Control Grafik dan Kenaikan Tekanan Steam)berfungsi
untuk mengontrol tekanan yang ada di alam sterilizer.
g. Liner
Liner berfungsi untuk melapisi body bagian dalam sehingga jika aus
hanya linernya saja sedang body tetap terlindung dari steam dan
condensate.
h. Filter kondensat
Filter kondensat berfungsi sebagai menyaring kotoran agar tidak
terjadi penyumbatan di pipa.
Factor-faktor yang mempengaruhi prosesperebusan :
1. Pembuangan udara
Udara merupakan pengahantar panas yang lambat dan
berpengaruh negative terhadap proses perebusan.Udara yang terdapat
dalam rebusan akan menurunkan tekanan. Upaya yang dilakukan
untuk memperkecil jumlah udara dalam sterilizer yaitu dengan
mengatur isi lori agar buah disusun penuh sesuia dengan kapasitas
sterilizer selain itu melakukan deareasi atau pembuangan udara dari
bejana dengan cara pengusiran oleh uap.Dearasi dilakukan dengan
memasukkan uap dari bagian atas bejana rebusan dan mengeluarkan
nya dari bagian dasar bejana.
2. Pembuangan air kondensat
18
Uap air yang terkondensasi berada didasar bejana rebusan
yang merupakan penghambat dalam proses perebusan,air yang
terdapat dalam rebusan akan mengabsorbsi panas yang diberikan
sehingga jumlah air semakin bertambah.pertambahan yang tidak
diimbangi dengan pengeluaran air kondensat akan memperlambat
usaha untuk mencapai tekanan puncak.
3. Lamanya perebusan
Perebusan membutuhkan penetrasi uap hingga kebagian
tandan yang dalam membutuhkan waktu 25 – 35 menit.Hubungan
waktu perebusan dengan efisiensi ekstraksi minyak sbb :
a. Semakin lama perebusan buah maka jumlah buah yang terpipil
semakin tinggi.
b. Semakin lama perebusan buah maka biji semakin masak dan
menghasilkan biji yang lebih mudah pecah.
c. Semakin lama perebusan buah maka kandungan minyak dalam
tandan kosong semakin tinggi karena terjadinya penyerapan
minyak oleh tandan kosong akibat terdapatnya rongga-
rongga .kosong.
4. Pembuangan uap
Uap dibuang melalui cerobong atas yang pipanya
berukuran besar diameter 8 inch.Pembuangan pipa umumnya lebih
besar dari pipa uap masuk sehingga pembuangan uap dapat terlaksana
dengan cepat sehingga buah lebih mudah lepas dari tangkai nya,
5. Pengangkutan buah rebus
Buah rebus yang keluar dari sterilizer akan langsung
dibawa menuju ke tippler ( alat untuk menuangkan buah rebusan dari
lori menuju ke conveyer yang akan membawa ke thresher )
Table 7; spesifikasi sterilizer
19
No Uraian Keterangan
1. Panjang 22.000 mm
2. Diameter 2.600 mm
3. Diameter pintu 2.73 m
4. Tekanan 3 bar
5. Jumlah lori dalam setiap
sterilizer
5 unit
Sumber; PT. tunggal Yunus, Asian Agri
Rincian pipa pada sterilizer :
Pipa Inlet : 8"/schedule 40
Pipa Condensate : Diameter 6" schedule 40
Pipa Exhaust : Diameter8" schedule 40
Safety Valve : Diameter 3"
Blow down : Diameter 10”
Pipa yang di gunakan untuk steam masuk,menggunakan pelapis rockwool
dan di bungkus dengan aluminium agar rock wool yang terpasang tidak
terlepas.Tujuan pelapisan dengan rock wool ini untuk meredam panas yang di
hantarkan oleh steam, sehingga dapat mengurangi resiko bahaya.Begitu juga
pelapisan ini di gunakan pada body sterilizer. Pipa exhaust dan pipa kondensat
sebelum di alirkan ke penampungan terlebih dahulu di lewatkan ke blowdown,
agar uap tidak menyebar ke tempat-tempat pekerja. Selain itu blow down juga
berfungsi sebagai pemisah antara uap dengan cairanya. Uap yang mempunyai
massa jenis lebih ringan akan ke atas dan keluar dari blow down, sedangkan
cairan yang mempunyai massa jenis lebih besar akan tetap di bawah dan mengalir
ke recovery tank. Di recovery tank ini air dilusion atau dari kondensat di
endapatkan terlebih dahulu sebelum diproses lebih lanjut.
3. Dampak bahaya yang di perkirakan
20
Semua peralatan yang ada diproses kemungkinan besar akan
mengakibatkan bahaya jika perawatan atau kontrolisasinya kurang. Salah satu
akibat baya terjadi di sebabkan karena pecahnya packing yang ada di pintu.
Packing pintu ini terbuat dari karet sintesis sehingga sering terjadi pemanasan
akan mengalami perubahan kualitas, dan ini perlu perhatian khusus agar tidak
terjadi ledakan yang di sebabkan oleh packing pecah.
Berdasarkan pengalaman mekanik instrument sterilizer yang kami
introgasi mengatakan bahwa kerusakan yang paling banyak di temui pada PKS
selain controller juga pada packingnya.Selanjutnya bocor yang terjadi pada body
sterilizer dapat mengakibatkan ledakan.Kebocoran ini biasanya terjadi pada liner
yang ada di permukaan sterilizer.Untuk mengamati kebocoran, pada sterilizer
telah terpasang pipa kecil yang melekat pada luar plat dinding. Jadi, jika ada
kebocoran maka pipa tersebut akan mengeluarkan steam dan mekanik dapat
segera memperbaiaki.
3.1.3 Stasiun Penebahan
Stasiun penebahan adalah tempat memisahkan buah dengan tandannya
dengan menggunakan alat rotary drum stripper.alat tersebut digerakkan oleh
electromotor dengan kecepatan putaran sebesar rpm.terdapat 2 unit rotary drum
stripper dengan spesifikasi atau cirri-ciri sbb :
Table 8; Spesifikasi Threser I
No Uraian keterangan
1. Panjang 4.600 mm
2. Diameter 2.500 mm
3. Rpm electromotor 1460 rpm
4. Rpm drum stripper 23 rpm
Table 9; Spesifikasi Thereser II
No Uraian Keterangan
21
1. Panjang 4.600 mm
2. Diameter 2.500 mm
3. Rpm electromotor 1460 rpm
4. Drum strippler 23 rpm
Gambar 4; threser
Mekanisme thresher
Pemipilan buah dilakukan dengan threshing machine dengan membanting
buah dalam drum berputar.tandan bergerak keatas searah dengan putaran
tromol,pisau yang terdapat dalam mesin thresher akan mengangkat buah dan
membanting buah tersebut maka secara otomatis buah yang sudah lepas akan
jatuh dan masuk kedalam conveyor under thresher yang akan membawa buah
terebut kedalam fruit elevator menuju ke digester untuk proses pelumatan.
Kecepatan mesin thresher tidak boleh terlalu cepat hal ini karena proses pemipilan
tidak akan berjalan sempurna dimana buah akan susah untuk lepas dari tandannya.
Factor-faktor yang perlu diperhatikan pada proses thresher :
1. Diameter drum berputar
Semakin besar diameter drum maka peluang untuk buah terbanting dengan
ketinggian yang lebih jauh menyebabkan gaya jatuh yang lebih besar dan buah
22
akan mudah terpipil.namun,semakin besar diameter drum akan mengakibatkan
kebutuhan tenaga pemutar akan lebih besar.
2. Panjang drum
Semakin panjang drum,maka massa banting akan semakin lama namun
semakin panjang drum,tentu akan memerlukan tenaga putar yang lebih besar.
3. Putaran drum berputar
Gaya yang dipakai pada thresher adalah gaya gravitasi dan gaya
dorong.untuk mengangkat buah dalam drum dipasang strip pada dinding drum.
4.1.4 Stasiun Pelumatan Buah
Stasiun pelumatan buah menggunakan alat yang disebut dengan
digester.Digester dilengkapi dengan ketel pengaduk yang berfungsi sebagai
perajang buah sehingga terjadi pemisahan antara mesocarp dan nut ( biji ) samil
sebagai pemecah kantong-kantong minyak dalam mesocarp ( daging
buah ).Volume digester yang penuh akan memperlama proses pengadukan namun
dengan tekanaan lawan yang kuat akan membuat proses perajangan berjalan
sempurna karena ketinggian buah dalam digester akan menimbulkan tekanan pada
di dasar digester semakin tinggi dan ketahanan lawan terhadap pisau perajang juga
semakin tinggi.Hal ini tentu akan membuat pemecahan kantong minyak dan
pemisahan serat dengan serat lain akan berjalan dengan sempurna.
Fungsi alat pengaduk pada digester
1. Untuk melumatkan buah sehingga buah akan lebih mudah untuk
dikempa pada screw press sehingga kehilangan minyak yang terjadi
semakin kecil.
2. Mencegah terjadi penumpukan dalam digester sehingga lebih
mudah bergerak terutama kedalam alat kempa ( screwwpress ).
Hal-hal yang harus diperhatikan pada proses pengadukan sbb :
23
1. Kecepatan pengadukan yang tinggi akan menyebabkan terjadinya
pembuangan energy selain itu,genangan minyak yang keluar dalam
digester akan semakin banyak hal ini tentu akan menyebabkan
proses pengadukan berjalan tidak sempurna.
2. Jumlah pisau pengaduk yang lebih bnanyak akna menyebabkan
pelumatan yang berlebihan sehingga akan menyebabkan terjadi
genangan minyak didasar screwwpress hal ini tentu akan
memperkecil gaya gesekan buah dengan pisau.
3. Pisau pengaduk harus dibuat dari bahan mangansilikon hal ini
karena pisau tersebut mudah mengalami korosi oleh asam yang ada
pada kandungan minyak buah kelapa sawit.
Table 10; Spesifikasi Digester
No Uraian Keterangan
1. Diameter 1200 mm
2. Tinggi 3.550 mm
3. Kapasitas 3.500 ltr
4. Tekanan
5. Jumlah pisau5 set stering arm dan 1 set
expeller arm
24
Gtambar 5 ; digester
Gambar 6 : motor digester
4.1.4 Stasiun Press
Stasiun press adalah stasiun dimana buah yang telah dilumat pada digester
akan dipress untuk mengeluarkan minyak yang ada di serabut-serabut
( fiber ).Alat yang digunakan pada stasiun press adalah screw press.Screw press
terdiri dari AS dan screw.Masa pakai untuk alat untuk AS hanya 5000 jam
sedangkan untuk screw hanya 1500 jam.Jika pemakaian lebih dari masa pakai alat
yang telah ditentukan,makaakan terjadi aus ( kerusakan terhadap alat ) dan dapat
menyebabkan hasil kerja kurang maksimal sehingga mengalami losses.
25
Table 11; Spesifikasi Screw Press
No Uraian Keterangan
1. Tekanan 40 kg/m2
2. Kecepatan 12 rpm
Gambar 7 ; worm screw gambar 8 ; press cage
Mekanisme kerja pada screw press
Buah yang telah dilumat pada digester akan langsung menuju ke screw
press tanpa menggunakan conveyor hal ini karena letak screw press yang berada
tepat dibawah digester.Buah yang masuk kedalam screw press akan terhimpit oleh
kedua screw press yang berputar dengan berlawanan arah sehingga minyak yang
yang ada pada serabut ( fiber ) akan keluar dan langsung menuju ke oil
gutter.Sedangkan Serabut ( fiber ) yang telah di press akan keluar dan menuju ke
CBC ( Cake Braker Conveyer ) untuk selanjutanya ke stasiun kernel.Pada oil
gutter,minyak akan dicampur dengan delution atau air condensate dari sterilizer.
Hal- hal yang diperhatikan waktu pressing
26
Tekanan press harus sesuai dengan standar yang ditetapkan ( 40
kg/cm2 ) agar losses yang terjadi tidak tinggi.Selain itu,menjaga
tekanan agar stabil dapat mengurangi persentase nut yang pecah.
Penambahan air panas dilakaukan apabila fiber sulit keluar dari
screw, suhu air yang dipakai 90oC.
Factor-faktor yang mempengaruhi
Type screw press
Pada pabrik digunakan screw press cage yang berfungsi
untuk menyaring minyak yang keluar.Pada bagian dalam terdapat
alat double worm screw yang berfungsi untuk pendorong dan
mengeluarkan minyak dari ampas ( fiber ).jika pada double worm
screw terjadi keausan maka akan menimbulkan losses yang tinggi
hal ini karena tekanan yang ada pada screw press mengalami
penurunan.
Tekanan kerja screw press
Jika tekanan pada screw press lebih besar dari 40 bar hal ini
tentu akan mengakibatkn persentase nut ( biji ) yang pecah akan
meningkat selain itu,juga akan mempercepat kerusakan
alat.Namun,jika tekanan pada screw press rendah persentase nut
yang pecah akan kecil dan masa pakai alat juga akan lebih lama
tapi hal tersebut tentu akan memperlambat proses pengepressan
dan akan mengalami losses yang tinggi.
4.1.5 Stasiun Klarifikasi
Stasiun klarifikasi ini berfungsi untuk pemurnian minyak terhadap
kotoran, air dan pasir, agar CPO yang di produksi berkualitas tinggi. Pada stasiun
ini menggunakan gaya sentrifugal dan gaya gravitasi. Hasil minyak yang telah di
27
press, di alirkan melalui oli gutter yang berbentuk talang.pada oil gutter ini
minyak di tambahkan dengan dilusion yang berasal dari kondensat perebusan. Di
dalam oil gutter di alirkan ke sand trap tank. Adapun proses lebih lanjutnya
sebagai berikut :
A. Sand trap tank
Di sand trap tank berkapasitas 25 m3 terjadi gaya gravitasi, yang mana
berat jenis lebih besar( pasir ) berlahan lahan turun kebawah dan minyak naik ke
atas. Pasir yang turun ke bawah di keluarkan dengan cara membuka kran ,
sehingga pasir akan keluar. Setelah pasir keluar dan dalam ke adaan tidak
tergenang air, pasir di pindahkan ke limbah padat. Tinggi rendahnya kadarpasir di
pengaruhi dengan keadaan TBS yang masuk. Pada saat TBS di panen, jatuh ke
tanah dan pasir ataupun tanah terbawa di bagian sela sela buah.Di dalam sand trap
tank tadi, minyak yang berada di atas mengalir ke vibrating screen oil secara over
flow.
B. Vibrating screen
Gambar 9 ; vibrating screen
Di vibrating screen ini minyak di pisahkan dengan kotoran – kotoran yang
sangat kecil. Vibratin screen ini bekerja dengan cara menggetarkan saringannya
agar minyak dapat turun. Di vibrating ini terdapat motor penggerak, tetapi
gerakannya tidak berputar. Melainkan bergetar yang di sebabkan adanya bandul
pemberat yang berada di pinggir. Sehingga motor mengalami keseimbangan dan
terjadilah getar .pada proses ini tidak ada perlakuan penambahan air, karena
konsentrasi minyak yang masuk sudah tidak pekat lagi. Ketidak pekatan di
sebabkan karena adanya penambahan air dilusion. Setelah selang waktu beberapa
28
menit, ampas atau kotoran yang bearada di atas keluar menuju screw
konveyoryang menuju fruit elevator untuk di proses kembali. Sedangkan minyak
mengalir ke cruid oil tank.
C. Crude oil tank
Pada proses di crude oil tank ini terjadi gaya gravitasi sama hal nya
dengan di sand trap tank yang sebelumnya. Tetapi di crude oil tank ini yang di
pisahkan pasir pasir halus yang tidak sempat mengendap di sand trap tank dan
juga lolos ketika di vibrating screen.Di dalam crude oil tank ini terjadi pemanasan
dengan menginjeksikan steam ke dalam.Steam ini di injeksikan dengan tujuan
untuk mencapai suhu 90 – 95oC. Karena jika di dalam tank tersebut tidak di
lakukan pemanasan, maka minyak akan membeku dan pemurnian dalam bentuk
gravitasi akan terhambat. Di dalam tank ini terdapat sekatan yang berfungsi untuk
memisahkan kotoran dengan minyak.Di crude oil tank terdapat dua pompa yang
di gunakan untuk mentransfer minyak ke CST.
D. Continuous settling tank ( CST )
CSTmerupakan tank berbentuk tabung dengan bentuk kerucut di
bawahnya, di CST ini berfungsi untuk memisahkan minyak dengan sludge
dengan gaya gravitasi. Sebelum minyak Dari crude oil tank di transfer ke CST,
terlebih dahulu di masukan ke dalam buffer tank agar pada saat minyak masuk ke
dalam CST tidak terjadi gejolak yang dapat mengganggu proses mengendapan
minyak yang sebelumnya. Di dalam CST ini di lakukan proses pemanasan yang di
injeksi dengan steam, pemanasannya dengan suhu 90-95oC. Dan proses
pengadukan di lakukan dengan lambat dengan panjang mata pengaduk sebesar 1
meter dan ke dalam sepanjang setengah isi CST dengan kecepatan 3 – 5
rpm .tujuan pengadukan ini untuk memecahkan dan memisahkan molekul
molekul antara minyak dengan sludgenya. Di bagian dalam kerucut di lapisi
dengan aluminium, untuk memperkecil gaya gesek antara dinding tangki dan
kotoran. Hasil dari pengadukan dan pengendapan sludge akan turun ke bawah dan
minyak akan berada di atas. Minyak yang berada dia atas di alirkan secara over
29
flow ke clean oil tank. sedangkan kotoran yang paling bawah di alirkan ke kolam
limbah sementara. Dan sludge di alirkan secara under flow ke dalam sludge tank.
E. Clean oil tank
Clean oil tank berfungsi untuk memisahkan minyak dengan pasir. Clean
oil tank ini berkapasitas 30 m3 dan berbentuk tabung dengan kerucut di bawahnya.
Minyak yang berasal dari CST belum benar benar sempurna, sehingga perlu di
endapkan di clean oil tank ini. Pada clean oil tank di butuhkan pemanasan, agar
minyak tidak membeku dan mudah untuk di alirkan, pemanasan ini di
menggunakan injeksi steam dengan pencapaian suhu 80 – 85oC. Suhu di clean oil
tank ini lebih rendah dari suhu pada CST, karena pada clean oil yang masuk
berupa minyak .jadi kalau suhu yang di gunakan terlalu tinggi maka akan merusak
struktur minyak, bahkan dapat mengakibatkan kehangusan. Dari clean oil tank ini,
minyak di transfer menuju clean oil tank 2. Pada clean oil tank sama seperti clean
oil tank 1, dengan tujuan minyak benar – benar bersih dari pasir walaupun tidak
100%. Minyak di transfer secara over flow, kemudian di pompa kan ke float tank
untuk diproses ke vacuum dryer.
F. Vacuum dryer
Vacuum dryer merupakan bejana yang berfungsi untuk mengurangi kadar
air di dalam minyak. System kerja dari vacum dryer ini dengan cara pengabutan.
Tujuan vacuum untuk mempercepat titik didih air, karena suhu minyak yang di
gunakan di bawah 95oC, sedangkan pada suhu tersebut air belum dapatmendidih.
Pengabutan yang di lakukan dengan menggunakan nozzle yang berukuran 3 -4
mm. minyak dari float tank di masukan ke dalam vacum dryer dengan cara di
pompa. Setelah pengabutan selesai, minyak yang murni di transefer dengan
pompa menuju storage.Dari bagian bawah tangki storage terdapat pipa yang di
alirkan menuju cruid oil tank, yang bertujuan untuk pembuangan endapan pada
storage.
30
Gambar 10; vacuum dryer
G. Sludge tank
Sludge tank berbentuk tabuk dan kerucut di bawahnya dengan kapasitas 30
m3. Sludge yang berasal dari CST di di transfer secara under flow, di sludge tank
ini bertujuan untuk memisahkan kandungan CPO yang terikut. Sludge yang
mengandung minyak di alirkan ke vibrating 2 untuk di pisahkan dengan kotoran
kotoran yang lebih halus. Dari vibrating minyak di alirkan ke recovery
sludge.Pada recovery sludge ini terjadi pengendapan antara minyak dengan
kotoran. Pada saat minyak ke permukaan, minyak mengalir ke kolom lain. Dan
dari kolom tersebut minyak yang masih bercampur sludge di pompakan ke sludge
buffer tank untuk pemasok pada centrifuge.Pada sludge buffer tank ini di gunakan
suhu 90-95oC agar minyak tidak membeku.
H. Sludge separator
Setelah minyak di pompakan ke sludge buffer tank, maka minyak tersebut
di transfer secara over flow ke centrifuge. Centrifuge ini adalah mesin yang dapat
memisahkan minyak dengan kotoran berdasarkan massa jenis. System kerja ini
menggunakan gaya sentrifugal dan gravitasi. Sendtrifuge ini berputar dengan
kecepatan 3000 rpm hingga 4000 rpm. Sludge yang masuk ke dalam centrifuge
terdiri dari bahan mudah menguap 80 – 85%, bahan padatan bukan minyak (NOS)
8-12% dan minyak 5-10%. Pengolahhan sludge di lakukan karena mengurangi
losses yang terjadi.Pada perlakuan ini suhu harus di jaga 90 – 95oC dengan
31
pemberian steam. Selain steam, sentrifuge juga di lengkapi aliran air panas dan air
dingin. Air panas di gunakan pada saat pencucian, karena larutan minyak (non
polar) yang masih melengket di dinding dalam centrifuge hanya dapat di larutkan
dengan larutan non polar dan polar dengan suhu panas. Pada larutan polar (air)
dengan suhu panas maka dapat mengikat larutan minyak (non polar) tersebut,
sehingga pencucian dapat lebih bersih.Dan air dingin di gunakan untuk menyiram
as pada saat centrifuge bekerja.Dengan tujuan menghindari terjadinya hambatan
yang di sebabkan oleh kotoran.
Gambar 11; sludge sparator
Pada Centrifuge ini di lengkapi nozzle yang berperan penting.Ukuran
lobang nozzle mempengaruhi pemisahan fraksi ringan dan berat. Semakin kecil
ukuran nozzle maka daya pisah semakin baik yaitu kadar minyak pada buangan
relative kecil, akan tetapi nozzle sangat cepat rusak. Yang di akibatkan gesekan
pasir halus (jumlah pasir halus lebih banyak di bandingkan dengan pasir
kasar).nozle yang berukuran besar menyebabkan kehilangan minyak yang relative
tinggi pada air buangan.Umumnya umur nozzle yang berlobbang kecil lebih
pendek di bandingkan dengan yang berukuran besar.Minyak hasil pisahan di
alirkan ke crude oil tank untuk diproses lebih langsung.
32
4.1.6 Limbah
limbah yang di hasil dari sisa - sisa pengolahan TBS menjadi CPO
meliputi :
Limbah padat
Limbah cair
Limbah gas
Dari ketiga macam jenis limbah dapat di manfaatkan untuk pupuk pada
tanaman sawit yang ada di Perkebunan Asian Agri. Limbah padat yang berupa
tandan kosong langsung di angkut ke perkebunan.Tidak seperti dahulu,
penggunaan pupuk tandan kosong di bakar terlebih dahulu agar lebih cepat
penyerapanya ke tanah.Namun, hal ini di larang oleh pemerintah karena dapat
mengakibatkan pencemaran udara. Sehingga sekarang penggunaanya masih
berupa tandan kosong walaupun proses penyerapannya lebih lama. Dan cangkang
di gunakan untuk bahan bakar boiler. Sedangkan limbah cair yang berada di
kolam limbah, di alirkan ke berbagai kolam untuk proses pemisahan. Di kolam
limabah terdapat 7 penampungan yang berfungsi berbeda beda.
Cooling pond
Cooling pond mempunyai kapasitas 9500 m3.Pada tahap ini
bertujuan untuk penampungan limbah dan mendinginkan air
limbah agar mencapai suhu 40oC.Karena limbah yang masuk dari
pengolahan masih bersuhu tinggi, sehingga jika langsung ke kolam
pengurai akan mengakibatkan bakteri mati
Acidification pond
Acidification pond ini berfungsi untuk terjadinya proses
pengasaman dan pengembangbiakan bakteri anaerob. pH air
limbah yang keluar adalah berkisar 6 – 8 sehingga proses
selanjutnya dapat berjalan dengan baik.
33
Primary anaerob
Primary anaerob bertujuan untuk menguraikan senyawa senyawa
kompleks menjadi senyawa senyawa sederhana. Proses ini di
tandai dengan terbentuknya gelembung – gelembung gas dan CO2
sebagai hasil proses dari fermentasi secara anaerob.Terbentuknya
gas metan karena adanya Baktteri yang ada di kolam limbah
berupa menthanogenesis.
Secondary anaerob pond
Berfungsi kolam cadangan jika terjadi luapan pada kolam kolam
sebelumnya, pada kolam mini kadar limbah relative sedikit, air
yang menggenang tidak terlalu bau.
Dari kolam limbah primary, limbah di alirkan ke perkebunan Perkebunan Asian
Agri di sekitar kolam.Limbah di alirkan menggunakan pompa. Pada setiap kolam
di lengkapi dengan pompa untuk sirkulasi ,tetapi pada kolam cooling pond tidak
terdapat pompa, karena pada kolam tersebut masih bersifat bahaya.
Beberapa kendala yang sering timbul di dalam pengolahan limbah di antaranya di
sebabkan oleh
kelebihan umpan.
Kapasitas berkurang karena solid menumpuk / mengendap.
Kadar minyak tinggi.
Pencampuran / sirkulasi tidak baik karena pompa rusak.
4.1.7 Stasiun Kernel
Stasiun kernel adalah tempat untuk mengolah nut ( biji ) menjadi kernel
yang siap untuk dijadikan minyak ( PKO ).
1. Mekanisme stasiun kernel
Ampas ( fiber ) yang keluar dari mesin screw press selanjutnya akan
diproses untuk pengolahan kernel dengan menggunakan alat sbb :
34
a. CBC ( Cake Braker Conveyer )
Ampas yang keluar dari stasiun press akan berbentuk gumpalan
antara fiber dan nut. sehingga pada CBC gumpalan tersebut akan
dipecah sehingga pada kolom fiber cyclone hanya fiber yang akan
dihisap.Nut dan fiber pada CBC akan diputar oleh pisau menuju ke
kolom fober cyclone namun pada CBC,fiber yang masih mempunyai
kandungan air akan menguap dan uap tersebut akan keluar hal ini lah
yang menyebabkan CBC dilakukan pada ruang terbuka.Pemisahan
gumpalan antara nut dan fiber akan mempermudah pada proses di
kolom fiber cyclone hal ini karena fungsi dari kolom fiber cyclone
adalah untuk memisahkan fraksi ringan dan fraksi berat.Massa fiber
tentu lebih ringan dibanding dengan nut atau inti yang pecah.oleh
sebab itu,ketika adanya hisapan angin pada kolom fiber cyclone,serat
atau fiber akan terbawa oleh hisapan tersebut menuju ke boiler sebagai
bahan bakar.Hisapan angin dalam fibre cyclone menggunakan gaya
sentrifugal sehingga terjadi aliran pusaran akibatnya fiber yang
terhisap juga akan turut berputar disekeliling dinding cyclon.Karena
berat jenis fiber lebih berat dari udara maka fiber akan jatuh didasar
silinder dan dikeluarkan melalui air lock.Sedangkan nut dan inti pecah,
akan jatuh dan masuk ke dalam nut polishing drum untuk selanjutnya
diproses menjadi kernel.
b. Nut polishing drum
Kernel yang jatuh dari kolom fiber cyclone akan jatuh dan masuk
kedalam nut polishing drum.Fungsi dari nut polishing drum tersebut
adalah untuk membersihkan nut dari serabut yang masih ikut
terikut.Besar putaran yang digunakan pada nut polishing drum tersebut
adalah 15 rpm karena jika putaran terlalu tinggi dapat mempengaruhi
gaya gesekan antara drum dan biji selain itu,putaran yang diinginkan
adalah biji bisa terguling-guling pada bagian dinding drum dan tidak
melebihi tinggi as poros drum.Pada sisi drum dibuat lubang dengan
diameter sebesar 2 cm.Nut polishing drum memiliki panjang 5,1 meter
35
dengan diameter 1,2 meter.biji yang telah diproses akan masuk jatuh
melalui lubang-lubang ke nut auger conveyer untuk menuju ke kolom
destoner dimana nut akan terhisap oleh blower dan naik keatas dan
masuk ke nut silo sedangkan batu akan jatuh ke bawah.
c. Nut Silo
Nut silo berfungsi untuk menampung nut dari destoner
sebelum diolah ke ripple mill.Pada bagian dalam silo,dibuat sekat-
sekat segitiga horizontal.Penyekatan bertujuan agar nut didalam silo
mempunyai permukaan yang dapat kontak langsung dengan udara
lebih luas sehingga udara dapat dengan mudah melalui semua
permukaan dari nut.Nut silo berbentuk segi empat dengan tinggi 4,5
meter dan lebar 3,2 X 2,5 meter dan mempunyai kapasitas sebesar 35
ton.
d. Ripple Mill
Ripple mill berfungsi untuk memecahkan nut agar
kernelnya terlepas dari cangkangnya sehingga mudah untuk dipisahkan
pada proses pemisahan di separator.Ripple mill terdapat 2 unit dengan
kapasitas masing-masing sebesar 8 ton / hari.Mekanisme pemecahan
nut dengan ripple mill yaitu dengan penekanan nut yang masuk oleh
rotor pada dinding bergerigi sehingga menyebabkan pecahnya
nut.Kecepatan rotor pemecah biji yaitu 800 rpm karena putaran yang
rendah akan menurunkan efisiensi nut yang pecah sedangkan jika
kecepatan rotor tinggi akan menaikkan efisiensi kernel pecah.Hasil
pemecahan atau Cracked micture ( CM ) akan dibawa oleh CM
Conveyer menuju ke CM Elevator dan selanjutnya ke CM Conveyer to
hydro cyclone dan masuk ke LTDS .
e. LTDS ( Light tenera dry separator )
LTDS terdapat 2 unit yaitu LTDS 1 dan LTDS 2.Pada
LTDS 1 , aka nada hisapan udara yang bertujuan untuk menghisap
cangkang ringan dan membawa cangkang tersebut ke sheel cyclone
dan diteruskan ke shell bin sedangkan kernel akan masuk kedalam
kernel grading drum.Untuk fraksi berat ( misalnya batu atau material
36
lainnya ) akan jatuh kebawah.Pada kernel grading drum,inti yang
begrbentuk bulat akan dipisahkan dengan kernel yang pecah.Untuk
kernel yang bulat akan masuk kedalam LTDS II sedangkan untuk
kernel yang pecah akan dibawa conveyer menuju ke hyddrocyclone.
f. Hydrocyclone
Hydrocyclone berfungsi untuk memisahkan kernel dari
cangkang dengan menggunakan prinsip perbedaan berat jenis yang
pemisahannya dengan menggunakan gaya sentrifugalMekanisme dari
hydrocyclone adalah campuran cangkang dan kernel akan dimasukkan
kedalam bak yang telah diisi air dan dipompa ke cyclone kemudian
dengan adanya gaya sentrifugal fraksi cangkang akan terlempar
didinding cyclone dan akan turun keluar ke bagian bawah menuju ke
tempat penampungan cangkang.Sedangkan kernel yang bercampur air
akan keluar melalui vortex bagian atasyang selanjutnya akan ditiriskan
dengan ayakan getar sebelum dikeringkan di kernel silo.kernel yang
keluar akan dibawa oleh wet kwernwl conveyer menuju ke wet kernel
elevator yang akhirnya akan dibawa ke oleh conveyor untuk membagi
kernel yang masuk ke 3 unit kernel silo.
g. Kernel Silo
Kernel silo memiliki tinggi 6,6 meter dengan diameter 2,5
meter dan memiliki kapasitas tiap unit sebesar 22 ton dan terdapat 3
unit kernel silo.Kernel yang masuk kedalam kernel silo akan
dipanaskan dengan suhu antara 80 – 90 0C.Pemanasan ini berfungsi
untuk mengurangi kadar air yang terdapat dalam kernel hingga
mancapai 7 % hal ini karena untuk menghindari tumbuhnya jamur
yang dapat menurunkan kualitas kernel .Udara panas dihembuskan
melalui pipa ditengan silinder yang kemudian akan disebarkan
keseluruh dinding silo.Suhu yang dipakai dalam pemanasan tidak
boleh terlalu tinggi agar tidak terjadi discoloring dan minyal tidakakan
meleleh dari permukaan kernel sehingga mutu kernel akan tetap
terjaga.kernel yang sudah dikeringkan akan keluar dari kernel silo dan
37
dibawa oleh kernel conveyor melalui sistem pneumatic ( kernel
elevator ) yang akan dikirim ke bunker kernel.
h. Bunker Kernel
Kernel yang telah dikeringkan akan masuk ke bunker
kernel untuk disimpan sementara sebelum dikirim.Pada bunker
kernel,blower silo fan tetap dihidupkan agar mencegah terjadinya
kondensasi uap yang dapat menyebabkan terjadinya korosi didinding
silo.Kernel produksi harus memiliki kadar air <7 % , kadar kotoran < 7
% dan kernel yang pecah ( broken kernel ) < 15 %.Jumlah bunker
kernel yang terdapat di pabrik ada 3 unit dengan spesifikasi atau ciri-
ciri bunker memiliki panjang 18 meter dan tinggi 8 meter serta lebar 8
meter kapasitas tiap masing-masing bunker sebesar 100 ton.
Table 12; Standard Losses
Keterangan Fibre Cyclone Dry Shell Wet Shell
Mass Balance 12 – 15 % 3 – 4 % 2 – 3 %
Kernel Losses on
sample ( maks )
1,8 % 2,0 % 2,5 %
Kernel Losses on
FFB ( maks )
0,20 % 0,04 % 0,08 %
4.2 Unit Pendukung
Untuk memperlancar proses, maka di butuhkan beberapa unit pendukung.di
antaranya :
4.2.1 Persediaan air bersih ( water treatmen)
Air yang digunakan pada proses pengolahan diperoleh dari air sungai yang
diendapkan kedalam kolam dan dipompa ke waduk.Pada kolam dan waduk,air
dari sungai yang karuh dan berlumpur akan diendapkan terlebih
dahulu.Selanjutnya air akan dipompa menuju ke clarifier tank yang memiliki
38
kapasitas sebesar 150 m3,sebelum ke clarifier tank,pipa yang berisi air dari waduk
akan dicampur sengan bahan kimia yaitu hiphochloride , aluminium sulphat dan
profloc.Pencampuran bahan kimia digunakan dengan tujuan untuk mengikat
lumpur yang ada pada air sehingga pada clarifier tank lumpur akan diikat dan
berada ditengah-tengah tank sedangkan air yang bersih berada dipinggir tank dan
akan dialirkan oleh pipa menuju ke kolam penampungan atau water basin.Air
yang ditampung akan dipompa kembali menuju ke sand filter.Didalam sand filter
tank terdapat 3 jenis lapisan pasir yaitu pasir halus ( diatas ),pasir sedang
( ditengah ) dan pasir kasar ( dibawah ) fungsi dari sand filter adalah untuk
menyaring kotoran yang masih terikut agar air menjadi bersih.Setelah sand filter
air akan dipompa kan kembali menuju ke tower tank ( terdapat 2 unit tank1 yang
memiliki kapasitas 40 m3 digunakan untuk keperluan perumahan sedangkan pada
tower tank 2 memilki kapasitas 90 m3 digunakan untuk proses pengolahan,jika
tower tank melebihi kapasitas air akan ditampung oleh pipa yang akan membawa
menuju ke water basin ) air dari tower tank akan dipompa kembali menuju ke
multi media filter yang fungsinya untuk menyaring air. Isi dari multi media filter
tersebut memiliki 4 lapisan dimana lapisan atas yaitu membran ( berupa butiran
batu hitam kecil yang berfungsi untuk menangkap butiran-butiran floc yang tidak
tertangkap pada sand filter tank ) lapisan kedua pasir halus, lapisan ketiga pasir
sedang dan lapisan keempat pasir kasar. Sebelum menuju ke multi media filter,
Pipa yang berisi air dari water tank akan ditambah dengan zat kimia yaitu prox
220 dan prosperse 511 RO. Fungsi dari prox 220 adalah untuk anti scale
sedangkan fungsi prosperse 511 RO berfungsi untuk anti karat sehingga akan
meminimalisir korosi pada pipa-pipa. Air yang telah disaring akan masuk melalui
pipa kedalam post filter disni, pasir yang terikut akan disaring kembali sehingga
air yang akan digunakan benar-benar air yang murni dan bebas dari kotoran. Pada
post filter jika pengukuran pH menunjukkan kurang dari 7 maka aka nada
penambahan zat kimia berupa caustic soda yang akan menaikkan pH sampai 7
( netral ).Selanjutnya air siap untuk dipompa menuju ke boiler.
4.2.2 BOILER
39
Boiler merupakan tempat steam atau uap panas dihasilkan. Pertama kali
Boiler dihidupkan dengan menyiramkan solar ke cangkang namun jika boiler
sudah menyala dan menghasilkan uap, maka blower akan di hidupkan untuk
membantu atau memperbesar nyala api. Uap panas pada boiler diambil dari air di
stasiun water treatment menuju ke feed water tank yang mempunyai kapasitas
sebesar 150 m3. Pada feed water tank, tank akan dipanaskan dengan suhu 60 – 80 0C. Air dari feed water tank akan dipompa kan menuju ke boiler yang selanjutnya
akan direbus sehingga terjadi uap panas yang keluar. Uap tersebut akan dihisap
oleh pipa menuju ke staiun engineering room dimana uap dari boiler mempunyai
tekanan sebesar 20 kg / cm3. Steam atau uap panas yang keluar langsung menuju
turbin sebagai pembangkit listrik pabrik. Steam akan dipompa menuju ke BPV
( Bauge Pressure Velsell ). Pada BPV akan ada pembagian uap yang akan dikirim
ke semua staiun yang membutuhkan steam atau uap panas. Pada BPV terdapat
safety velve automatic dan manual. Safety valve automatic akan berfungsi secara
automatis jika ada tekanan yang berlebihan. Sedangkan pada safety valve manual
akan mengeluarkan tekanan melalui pipa-pipa keluar.
4.2.3 Pembangkit listrik
Untuk proses elektrik permesianan dan kebutuhan penerangan baik pabrik
maupun perumahan, pabrik ini terdapat pembangkit listrik tenaga uap (PLTU).
Hal ini memanfaatkan hasil kerja boiler. Selain pembangkit listrik tenaga uap,
juga terdapat dua mesin ganset yang bertujun untuk antisipasi jika pembangkit
listriknya mengalami kendala. Tetapi pada pembangkit listrik sangat minim
perkiraan kendala yang fatal, sehingga kendala yang sering terjadi ialah
kurangnya asupan uap yang masuk ke dalam turbin dan turbin tidak dapat
berputar sesuai dengan generator butuhkan. Untuk memenuhi putaran generator
agar dapat menghasilkan listrik, di perlukan kecepatan turbin 1500 rpm dan di
butuhkan asupan steam sebanyak 17 – 20 kg/cm2. Type generator yang di
gunakan pada pembangkit ini LSA 50 1VL10-4P .generator ini dapat
menghasilkan listrik sebesar 1264 KW. Dengan syarat asupan steam tercukupi.
Jika asupan steam tercukupi maka lampu on pada danger panel akan hidup dan
40
listrik dapat di alirkan ke luarnya. dan jika lampu off maka steam kurang dan ada
perlakuan untuk penambahan bahan bakar baka boiler. Pemakaian rata rata yang
di gunakan sebesar 750 kw dan pemakaian puncak pada malam hari hingga
mencapai 900 KW.
Steam dari turbin di alirkan ke BPV untuk penampungan steam
sementara.Dari BPV ini steam di bagi ke bagian bagian proses yang
membutuhkan. Tekanan pada BPV ini 3 Bar. Jika tekanan berlebih maka akan di
buang dan jika di biarkan akan mengakibatkan turbin mati berhenti..
41
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari hasil praktek lapangan selama di PT Tunggal Yunus Estate ,Asian
Agri dapat di simpulkan sebagai berikut :
A. Pengolahan TBS menjadi CPO memerlukan peralatan peralatan
khusus di setiap stasiunya.
B. Peralatan selalu di periksa secara efektif, agar tidak menimbulkan
bahaya serta masa pakai yang pendek.
C. Peralatan yang terjadi kerusakan dapat mengakibatkan losses minyak.
42